peranan guru sekolah minggu dalam pertumbuhan …
Post on 16-Oct-2021
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERANAN GURU SEKOLAH MINGGU DALAM PERTUMBUHAN IMAN
ANAK PONDOK DOMBA PI RAWA INDAH JAKARTA
Aldon laia
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta
Abstrak
Masalah penelitian anak mulai malas beribadah serta kurangnya niat mereka untuk
beribadah kepada Tuhan. Ketika guru menjemput anak sekolah minggu untuk
beribadah yang mereka tanyakan apakah ada jajan yang dibawa, serta motivasi
hanya karena hadiah. Mereka kurang semangat untuk datang ke sekolah minggu,
juga mereka lebih mementingkan bermain dan menonon TV dari pada datang ke
sekolah minggu. Tujuan penelitian yaitu guru sekolah minggu memiliki peranan
sebagai guru sekolah minggu dalam pertumbuhan iman anak, dengan melakukan
kreativitas dalam meningkatkan kerohanian anak, mengajar pengenalan akan Yesus
Kristus terhadap anak sekolah minggu, memimpin anak kepada Kristus. Sebagai
seorang Pembina rohani anak maka, guru juga memiliki keteladanan rohani yakni
guru memiliki hubungan dengan Tuhan, serta guru lahir baru. Metode penelitian,
diharapkan agar mendapatkan gambaran yang benar tentang persepsi guru sekolah
minggu tentang peranannya dalam petumbuhan iman anak. Dalam pengumpulan
data penulis menggunakan metode angket, karena dengan angket memungkinkan
untuk mendapatkan informasi yang benar dengan melibatkan narasumber yaitu
anak sekolah minggu. Metode dokumentasi ini diharapkan agar mendapatkan
gambaran yang benar tentang perspektif guru sekolah minggu tentang peranannya
dalam pertumbuhan iman anak. Hipotesis penelitian, jika guru sekolah minggu
mengajar dan membina anak, maka iman anak sekolah minggu di Pondok Domba
bisa bertumbuh dengan baik dan benar. Hasil penelitian, dengan jawabab responden
semuanya dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal melakukan peranannya
sebagai guru sekolah minggu sehingga anak belum bertumbuh secara baik dan
benar dengan hal ini hendaklah seorang guru melayani lebih baik lagi dengan
berbagai cara supaya anak dapat bertumbuh di dalam Tuhan. Kesimpulan, guru
sekolah minggu ialah “panggilan Tuhan yang begitu tinggi dan kudus bahkan
kedudukannya setara dengan para rasul, para nabi, para penginjil, dan para
pendeta, yang telah dipersiapkan dan diperlengkapi Allah untuk melalukan
pekerjaan-Nya yaitu secara khusus dalam pembinaan anak. Saran sebagai guru
hendaklah menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab membina rohani anak
adalah suatu panggilan dan juga meresponnya dengan baik.
Ronaully Marbun, M.Th.
Oren Siregar, M.Th
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN LEMABAGA PENDIDIKAN .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................................. v
HALAMAN MKOTTO ........................................................................................................ vi
ABSTRAK
..............................................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah Penelitian ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
F. Hipotesis ............................................................................................................... 6
G. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
H. Metodologi ........................................................................................................... 8
I. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 9
Bab II Landasan Teoritis tentang Peranan Guru Sekolah Minggu
Dalam Pertumbuhan Iman Anak ........................................................................... 10
A. Pengertian Guru Sekolah Minggu............................................................................ 10
B. Pengertian Anak Sekolah Minggu ........................................................................... 10
C. Peranan Guru Sekolah Minggu ................................................................................ 12
D. Tanggung Jawab Sekolah Minggu ........................................................................... 13
E. Kualifikasi Guru Sekolah Minggu ........................................................................... 21
Bab III Metode Penelitian ................................................................................................... 30
A. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 31
B. Metode dan Alasan Pemilihan Metode ................................................................... 31
C. Latar Belakang Penelitian ......................................................................................... 32
D. Data dan Sumber Data .............................................................................................. 34
E. Prosedur Pengumpulan Data dan Perekaman Data............................................... 35
F. Analisis Data .............................................................................................................. 37
G. Pemeriksaan Data dan Pengecekan Keabsahan Data ............................................. 37
Bab IV Hasil Penelitian ....................................................................................................... 39
A. Deskripsi Data ............................................................................................................ 39
B. Temuan Penelitian .................................................................................................... 40
C. Pembahasan Temuan dan Dikaitkan Dengan Justifikasi ....................................... 53
Bab V Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 58
B. Saran ........................................................................................................................... 59
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 60
Biodata ................................................................................................................................... 64
Lampiran ............................................................................................................................... 65
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak sebagian besar belum bertumbuh imannya di dalam Tuhan, mereka
belum mengenal kebenaran Firman Tuhan secara baik dan benar, maka sebagai
guru Sekolah Minggu adalah mengajar, membimbing, dan membina kerohanian
anak. “Pembinaan yang dimaksud adalah hal yang menyangkut moral dan
karakternya. Tujuan dari pembinaan itu ialah; pertama agar anak mengenal Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, kedua agar anak menjadi berkat dan
saksi Kristus baik di keluarga, sekolah, gereja, dan masyarakat. Sejak kecil sampai
remaja pembinaan rohani itu sangat penting diterapkan pada anak-anak tetap teguh
kepada imannya kepada Yesus Kristus apa pun yang terjadi dalam hidupnya, anak
tersebut tetap berserah kepada Tuhan dan tidak akan mudah terpengaruh oleh
situasi zaman yang berubah-ubah, namun sebaliknya rohani mereka bertumbuh dan
berbuah sehingga menjadi dasar pertumbuhan gereja.”1
Anak sekolah minggu membutuhkan pengajaran Firman Tuhan, maka guru
sekolah minggu adalah seorang yang mempunyai tanggung jawab dalam
pertumbuhan iman anak serta memahami setiap masalah mereka. Anak bagian dari
anggota jemaat merupakan individu yang perlu diperhatikan untuk dibina,
dibimbing dalam kedewasaan iman. Penanaman nilai rohani pada anak sangat
penting karena itu sebagai penentu suatu kepribadian yang baik di masa
dewasanya.
Tuhan Yesus berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku jangan
menghalangi-halangi, sebab orang-orang seperti itulah yang mempunyai kerajaan
sorga” (Mrk. 19:4; Luk. 18:16), ayat ini seringkali dipakai sebagai dasar alkitabiah
dalam persekutuan di sekolah minggu. Tuhan Yesus menghargai dan menerima
mereka melalui sekolah minggu.”2
Guru sekolah minggu sangat berperan untuk “membimbing, mengajar,
mendidik anak untuk dapat bertumbuh dalam iman dan mempunyai keyakinan
dasar yang kuat dalam dirinya. Sekolah minggu dikatakan sebagai “tabungan masa
depan.”3
Penulis melayani dan mengamati bulan Januari tahun 2017 sampai bulan Mei
tahun 2018 juga mendapatkan surat rekomendasi dari gembala Anggiat Manullang
PI Pondok Domba Rawa Indah Jakarta: Dengan latar belakang non-Kristen atau
anak-anak jalanan dan peneliti mewawancarai pak Anggiat Manullang, sebagai
gembala tanggal 02-06-2018, pak Anggiat Manullang sendiri yang membaptis
1Yuliana Lia, Peranan Kristen Bagi Pertumbuhan Gereja, di GGPPI Bogor (Jakarta: Setia, 2000), 51.
2Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),127
3Ayub Yahya, Menjadi Guru yang Efektif (Yogyakarta: Foot-Printis, 2011), 19
mereka serta menjadi Kristen.4 Peneliti mengamati anak Sekolah Minggu di Pondok
Domba, anak mulai malas beribadah serta kurangnya niat mereka untuk beribadah
yang mereka tanyakan apakah ada jajan yang dibawa, serta motivasi hanya karena
hadiah. Mereka kurang semangat untuk datang ke sekolah minggu. Hal lain yang
menjadi alasan adalah kondisi fisik anak yang sudah lelah, capek dan mengantuk
sebagai tidak mau datang ke sekolah minggu. Mereka lebih mementingkan bermain
dan menonton TV dari pada datang ke sekolah minggu. Karena sekolah minggu
begitu penting sehingga, “hal ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan anak.
Tujuan yang diharapkan adalah agar anak dapat menengenal Tuhan Yesus secara
baik dan benar, serta memuliakan Kristus di sepanjang hidupnya.”5 Menyingkapi
permasalahan di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membahas
bagaimana peranan guru sekolah minggu dalam pertumbuhan anak sekolah
minggu adalah bagian penting dari generasi penerus gereja. Karena anak-anak
sekolah minggu akan bertumbuh dewasa dan sebagai generasi penerus dalam
gereja.
BAB II
LANDASAN TEORITIS TENTANG PERANAN GURU SEKOLAH MINGGU
DALAM PERTUMBUHAN IMAN ANAK
4Pak Anggiat Manullang, Wawancara dari Pendiri Pondok Domba. (Jakarta 02-062018).
5 Paulus Lie, Mereformasi, Sekolah Minggu: 8 Kiat Praktis Melakukan Sekolah Minggu Berpusat Pada
Anak (Yogyakarta: Andi,2009), 128.
Pengertian Guru Sekolah Minggu
Seorang guru sekolah minggu menjadi seorang yang bertanggung jawab dan
menjadi teladan di dalam pembinaan rohani anak, ada beberapa pengertian seorang
guru adalah:
1. “Guru adalah teladan. Asal kata teladan cetakan atau model di mana salinan
dibuat: Rasul Paulus berkata, “Jadilah pengikutKu” (1 Korintus 11:1)
2. Guru juga menunjukkan kasih dan perhatian pribadi kepada setiap anak.
3. Sifat menyenangkan dan kasih ilahi dari seorang guru dalam hidupnya
akan memberi pengaruh besar.”6
Guru sekolah minggu adalah orang dewasa yang sudah mengenal dan
memahami Firman Tuhan dengan benar, serta sudah menerapkannya dalam
kehidupannya sehari-hari.
Guru sekolah minggu ialah “Panggilan Tuhan yang begitu tinggi dan kudus
bahkan keududukannya setara dengan para rasul, para nabi, para penginjil, dan
para penedeta, yang telah dipersiapkan dan diperlengkapi Allah untuk melakukan
pekerjaan-Nya yaitu membangun tubuh Kristus seperti yang dikatakan oleh Piliph
M. Riggs menyatakan,
Setiap guru harus merasa bahwa ia bertanggung jawab untuk mengusahakan
keselamatan jiwa setiap murid yang ada di dalam kelasnya. Guru-guru yang mau
memikul tanggung jawab ini akan mendapat penginjilan akan berkembang dan
bertambah maju dalam sekolah minggu mereka. Allah dapat memakai guru sekolah
minggu untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada banyak orang jikalau guru
tidak menyadari hal ini, mungkin mereka akan terhilang dan melepaskan diri dari
pengawasannya.7
Jadi tugas sekolah minggu sangatlah penting, dan juga tanggung jawab berat,
guru sekolah minggu dipanggil untuk membagikan harta abadi. Dalam tangannya
ia memegang kebenaran ilahi, da dalam pekerjaannya ia menghadapi jiwa manusia
yang besar nilainya di hadapan Allah.
B. Pengertian Anak Sekolah Minggu
Pengertian anak sekolah minggu adalah “anak budak belian yang paling
disayangi (disenangi) oleh atasannya (keluarganya, kepalanya, majikannya, tuannya
dan lain-lain). 8 Pengertian anak dapat juga diartikan dari “kamus besar bahasa
6 Childrens Ministries Institute, Mengajar Anak-anak Secara Efektif (Terhemahan dalam Bahasa Indonesia,
2004), 23.
7 Raplh M. Riggs, Sekolah Minggu Yang Berhasil (Malang: Gandum Mas Jatim, 1978), 126
8 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Blai Pustaka,2002)
Indonesia. Mengenai pengertian anak secara etimologis diartikan dengan manusia
yang masih kecil yang belum dewasa.” 9 Juga dianggap sebagai sumber daya
manusia, atau masa depan gereja. Anak harus dididik agar memiliki pengetahuan
dan kepribadian yang baik, juga ilmu yang dimilikinya. Anak-anak menjadi dewasa
dan bertumbuh dengan fisik, yang hak untuk selamat, dan juga membutuhkan ijin.
“hal yang urgensi mengijinjili anak memiliki sifat warisan yang memudahkan dia
untuk diselamatkan sifat-sifat tersebut antara lain:
a. Dia rendah hati dan mudah sabar bahwa dia orang berdosa (Matius 18:18-
34).
b. Dia biasanya paling sedikit diikat oleh dosa dan kebiasaan buruk.
c. Anak bebas dari tekanan-tekanan hidup yang meniadakan Tuhan
misalnya: belajar, kegiatan yang menarik, perlu kerja, dan lain-lain.
d. Anak-anak membutuhkan dasar yang kuat dalam hidup mereka karena di
dalam kehidupan keluarga tidak stabil10
1. Defenisi Iman
Surat Ibrani menulis bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1), “iman
bukanlah agama dan agama bukanlah iman. Terkadang terlalu cepat menjadi
bingung dengan dua hal ini. Agama dan iman bukanlah bagian dari yang lain,
namun iman tidak dapat menjadi objek yang asing atau tamu yang hanya sewaktu-
waktu datang di dalam kehidupan manusia. Iman adalah sebuah pengalaman yang
nyata yang dihidupi, yakni sebuah hubungan dengan Allah melalui Yesus Kristus,
adalah kabar baik yang dapat dibagikan, disaksikan, dan dijalankan namun iman
adalah sebuah pemberian, dan Anugerah Allah. Allah menyentuh dan memanggil
anak-anaknya menjadi hidup dan menjawab bahwa Yesus Kristus sungguh-
sungguh jalan, kebenaran, dan hidup. Iman juga adalah sebuah perbedaan
bagaimana seorang hidup, baik dalam perbuatan,sikap, bertindak, dan bertutur kata
kepada sesama.11
9 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka Amirko,1984),25
10 Institute, Mengajar Anak-anak Secara Efektif, 12
11 Anne Neufeld Rupp, Tumbuh Berkembang Bersama Anak Menuntun Anak Menuju Emosional, Moral & Iman
(Jakarta: Gunung Mulia,2009), 3-5
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif adalah akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
“masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang
dibawa oleh peneliti, tetap sehingga sejak awal sampai akhir peneliti sama. Yang
kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki peneliti berkembang yaitu
memperluas dan memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian
tidak terlalu perubahan, sehingga judul peneliti cukup disempurnakan. Yang ketiga
“masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga
harus “ganti” masalah.
Penelitian kualitatif yang merubah masalah atau diganti judul penelitiannya
setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan penelitian
kualitatif yang lebih baik, karena ia dipandang melepaskan apa yang telah
difikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara luas dan
mendapat sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi social yang
teliti.12 Peneliti menyimpulkan bahwa, metode penelitian ini adalah dengan cara
untuk mendapatkan hasil yang pasti dan juga mengetahui permasalahn-
permasalahan yang benar.
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan untuk mengetahui pertumbuhan iman anak sekolah
minggu di pondok domba Pos PI Rawa Indah Jakarta.
B. Metode dan Alasan Penelitian Metode
1. Metode Analisis Data Kualitatif
Dalam hal ini sebagaimana yang ditulis rancangkan dalam skripsi ini
penulisan menggunakan penelitian kualitatif. “metode penelitian kuantatif sering
disebut metode penelitian naturalistik dan penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting/pengaturan alam); disebut juga sebagai metode
ethnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.13 Jadi dengan metode
penelitian kualitatif diarahkan fokus pada letak keberadaan subjek, beragam
kegiatan untuk mendapatkan informasi yang dilakukan dan bersumber dari subjek
yang akan menjadi intik dari serangkaian kegiatan. Oleh karena itu subjek dapat
dengan bebas mengambil keputusan berdasarkan perspektif mereka.
2. Alasan Pemilihan Metode
Mengenai penggunaan metode ini diharapkan agar mendapat gambaran yang
benar tentang persepsi guru sekolah minggu tentang peranannya dalam
pertumbuhan iman anak di Pondok Domba Pos PI Rawan Indah Jakarta. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode angket, karena dengan angket
12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta,2006), 283-284
13 Surgiyono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods (bandung: Albeta,2016,) 13
memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang benar dengan melibatkan
narasumber yaitu anak sekolah minggu dalam penelitian ini. Karena kegiatan
penelitian tidak mungkin dapat dilakukan dengan sendiri oleh peneliti.
C. Latar Belakang Penelitian
1. Lokasi Penelitian Pondok Domba Pos PI Rawa Indah Jakarta
Sesuai dengan judul skripsi penulis memilih Pondok Domba Pos PI Rawa
Indah Jakarta sebagai tempat penelitian, dimana permasalahan yang ditulis dalam
penyusunan skripsi ini yang ada Pondok Pos PI Rawa Indah Jakarta.
2. Sejarah Singkat Pondok Domba Pos PI Indah Jakarta
Peneliti sendiri telah mewawancarai di rumah Anggiat Manullang tanggal 02-
06-2018 sebagai Gembala Pondok Domba Pos PI Rawa Indah Jakarta memulai
pelayanan senin pertama bulan April tahun 2001 dikhususkan untuk anak yang
berlatar belakang non-Kristen. Dikemudian hari setelah mengikuti pelayanan di
Pondok Domba Pos PI Rawa Indah mereka telah menjadi Kristen dan pada saat
peribadatan menumpang di rumah warga berpindah-pindah. Kemudian dibeli
tanah oleh Anggiat Manullang menjadi tempat persekutuan yaitu Pos RI Rawa
Indah dan sampai saat ini berjalan dengan baik.”14
3. Tujuan Berdirinya Pondok Domba
Tujuan berdirinya Pondok Domba adalah melayani anak-anak dan juga
difokuskan pelayanan ini kepada masyarakat miskin di sekitar daerah Jakarta utara.
14 Pak Anggiat Manullang. Wawancara dari Pendiri Pondok Domba. (Jakarta 02-06-2018).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Peneliti telah melakukan di Pos PI Pondok Domba Rawa Indah Jakarta pada
tanggal 6 Juni 2018 dengan jumlah responden sebanyak 20 anak, dengan cara
menyebarkan angket tersebut peneliti menghitung melalui perangkat lunak
(kalkulator), dari hasil penyebaran angket maka penulus mendapatkan data sebagai
berikut:
Deskripsi Data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat
dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi
penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel
frekuensi merupakan cara penyajian yang paling umum untuk deskripsi data.
Ukuran-ukuran desripsi digunakan untuk menyatakan ciri lokasi dan penyebaran
pengubah pengukuran. Pada bab ini dijelaskan tentang deskripsi data, tentang cara
dan makna tampil yang dibuat pada deskripsi data.15
Pembahasan Temuan Dikaitkan dengan Justifikasi
Setelah dilakukan pengedaran angket dan mendapat data yang akurat akan
dikemukakan pembahasan temuan yang dikaitkan dengan hipotesa yang sudah
dikemukakan di bab satu yaitu jika guru sekolah minggu melakukan peranannya
dalam pertumbuhan iman anak, maka anak bertumbuh imannya di dalam Tuhan.
Dari jawaban responden yang penulis dapatkan dalam penelitian ini, pada
tabel yang pertama dari 20 responden yang memberikan jawaban tentang didapati
anak sekolah minggu bahwa 8 responden dari 20 anak sekolah minggu mengatakan
selalu 40% responden dari 20 anak mengatakan tidak pernah, 5% selalu, sering,
jarang, tidak pernah. Artinya guru sekolah minggu mengajarkan tentang cerita
Alkitab.
Pada tabel ketiga jawaban 20 responden tentang guru telah melakukan
peranannya pada anak, 8 responden dari 20 anak menjawab selalu 40% dan 2
responden dari 10 anak menjawab selalu guru mengajar pengenalan akan Yesus
Kristus pada anak.
15 Asep Sefuddin, Statistika Dasar (Jakarta: Bogor, 2009) , 11
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Penulis memaparkan kesimpulan karya ilmiah ini yaitu: anak bagian dari
anggota jemaat merupakan individu yang perlu diperhatikan untuk dibina dan
dibimbing dalam kedewasaan iman. Penanaman nilai rohani pada anak sangat
penting karena itu sebagai penentu suatu kepribadian yang baik dimasa dewasanya.
Dalam pembinaan anak, hendaklah seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung
jawab di dalam mengajar, dan membina rohani anak, sehingga mereka bertumbuh
di dalam Tuhan.
Dengan hal ini di dalam pelayanan mau tidak mau terus kerjakan karena guru
telah dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan dan itu menjadi tugas seorang guru.
Bukan hanya namanya saja tetapi menjadi guru untuk mengabarkan kabar
keselamatan bagi orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Guru Sekolah
Minggu ialah “panggilan Tuhan yang begitu tinggi dan kudus bahkan
kedudukannya setara dengan para rasul, para nabi, para penginjil, dan para
pendeta, yang telah dipersiapkan dan diperlengkapi Allah untuk melakukan
pekerjaan-Nya yaitu secara khusus dalam pembinaan anak.
Seorang guru Sekolah Minggu memiliki potensi atau pengalaman pribadi
dalam melayani Tuhan juga bukan hanya ilmu yang ia miliki. Seorang guru sekolah
minggu harus mampu membawa perubahan di tengah masyarakat, lingkungan,
maupun di dalam pelayanan. Secara khusus dalam pelayanan anak sekolah minggu.
Hendaklah seorang guru mengajar dengan baik dengan berbagai cara metode dan
juga konsentrasi dalam pelayanan anak sekolah minggu. Tentu merupakan hal yang
sulit dan tidak mudah menjadi seorang guru atau hamba Tuhan. Tetapi biarlah
seorang guru berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan proses mengajar
anak di dalam kebenaran Firman Tuhan sehinggga anak semakin percaya kepada
Tuhan dan juga bertumbuh imannya di dalam Tuhan.
Seorang guru memiliki kasih dan juga penyayang di dalam melayani anak dan
lebih efektif lagi supaya anak senang dan tidak bosan di dalam mendengar Firman
Tuhan, sehingga tingkat kejenuhan anak berkurang dalam mengikuti proses ibadah.
top related