pepaya
Post on 11-Apr-2016
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perhitungan IG pepaya dilakukan kepada praktikan yang telah berpuasa
selama 24 jam, kemudian mengkonsumsi pepaya. Hasil IG sampel kemudian di
hitung dengan IG standart berupa roti tawar. Nilai IG dihitung berdasarkan
perbandingan antara luaskurva kenaikan glukosa darah setelah mengonsumsi
pangan yang diuji dengan kenaikan glukosa darah setelah mengonsumsi pangan
rujukan terstandar, seperti roti tawar (Brouns et al. 2005).
Dari hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa IG untuk pepaya adalah
13,8181%. Hasil ini berbeda dengan hasil IG literatur pada pepaya yaitu sebesar
55% atau tergolong IG sedang (Atkinson et al. 2008). Perbedaan dari hasil yang
di dapatkan dapat di sebabkan oleh perbadaan metode pengukuran yang di
gunakan. Variasi nilai IG dari jenis buah yang sama tersebut dapat disebabkan
oleh banyak faktor, diantaranya perbedaan sifat intrinsik buah, kebiasaan/kondisi
fsiologis subyek, dan metodologi yang digunakan. Diantara sifat intrinsik pangan
yang dapat mempengaruhi respon glikemik yaitu kandungan dan jenis
karbohidrat, integritas dinding sel, struktur mikro, kandungan asam organik dan
polifenol (Arvidsson-Lenner, et. al. 2004). Hasil penelitian lainnya
mengindikasikan bahwa perbedaan kebiasaan dalam mengunyah pangan dapat
menyebabkan variasi respon glikemik (Ranawana et. al. 2010). Sedangkan
secara metodologi, variasi hasil IG diantaranya dapat terjadi karena perbedaan
dosis karbohidrat yang digunakan dalam contoh uji, jumlah subyek, metode,
waktu, dan lama pengambilan contoh darah, dan metode penghitungan kurva
respon glikemik (Brouns, et. al. 2005).
Keberadaan serat pangan dapat memengaruhi kadar glukosa darah
(Fernandes et al. 2005). Secara umum, kandungan serat pangan yang tinggi
berkontribusi pada nilai IG yang rendah (Trinidad et al. 2010). Dalam bentuk
utuh, serat dapat bertindak sebagai penghambat fisik pada pencernaan. Serat
dapat memperlambat laju makanan pada saluran pencernaan dan menghambat
aktivitas enzim sehingga proses pencernaan khususnya pati menjadi lambat dan
respons glukosa darah pun akan lebih rendah. Dengan demikian IG-nya
cenderung lebih rendah. Kandugan serat pada buah pepaya dalam 100 gram
sebesar 0,7% atau 0,7 gram (Vilages, 1997 dalam Suketi, dkk. 2010) sehingga
membuat pepaya memiliki nilai IG rendah.
Atkinson FS, Foster-Powell K, Brand Miller JC. 2008. International tables of
glycemic index and glycemic load values. Diabetes Care. 31:2281-2283.
Arvidsson-Lenner, R., N.-G. Asp, M. Axelsen, S. Bryngelsson, E. Haapa, A. Järvi,
B. Karlström, A. Raben, A. Sohlström, I. Thorsdottir, and B. Vessby. 2004.
Glycemic index. Scandinavian Journal of Nutrition. 48(2):84-89
Brouns, F., I. Bjorck, K.N. Frayn, A.L. Gibbs, V. Lang, G. Slama, and T.M.S.
Wolever. 2005. Glycaemic index methodology. Nutrition Research Reviews.
18(1):145-171.
Ranawana, V., J.A. Monro, S. Mishra, and C.J.K. Henry. 2010. Degree of particle size breakdown during mastication may be a possible cause of interindividual glycemic variability. Nutrition Research. 30:246-254
Fernandes, G.A. Velangi, and T.M.S. Wolever. 2005. Glycemic index of potatoes
commonly consumed in North America. J. Am. Diet. Assoc. 105: 557-562
Trinidad, T.P., A.C. Mallillin, R.S. Sagum, and R.R. Encabo. 2010. Glycemic
index of commonly consumed carbohydrate foods in the Philippines. J.
Functional Foods 2: 271-274.
Suketi, K,. R. Poerwanto, S. Sujiprihati, W. D. Widodo. 2010. Karakteristik Fisik
dan Kimia Buah Pepaya pada Stadia Kematangan Berbeda. Jurnal Agronomi
Indonesia 38 (1): 60-66.
top related