penyebab perubahan warna pada gigi
Post on 09-Aug-2015
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENYEBAB PERUBAHAN WARNA PADA GIGI
KARYA TULIS
OLEH
drg.Young Ferry
2006
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------1BAB IPENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------------------------21.1 latar belakang------------------------------------------------------------------------------------2BAB IIPEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------------------32.1 Penyebab Intrinsic Perubahan Warna Gigi---------------------------------------------------32.1.1 Tetrasiklin------------------------------------------------------------------------------------32.1.2 Amelogenesis imperfekta------------------------------------------------------------------42.1.3 Fluorosis--------------------------------------------------------------------------------------62.1.4 Dentinogenesis imperfekta-----------------------------------------------------------------6BAB IIIPENUTUP------------------------------------------------------------------------------------------11DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------------12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai orang yang memiliki senyum
cemerlang. Kecemerlangan senyum seseorng banyak ditunjang oleh warna gigi yang baik
pula.warna gigi yang putih,bersih, berkilau bagaikan mutiara tentu akan memberikan
senyum yang cmerlang bagi pemiliknya. Namun sayangnya tidak semua orang memilikii
ewarnan gigi yang baik, karena sebab intrinsic(endogen) maupun ekstrinsik (eksogen).
Penyebab intrinsic perubahan warna gigi dapat berasal dari penggunaan obat tetraseklin
pada saat pertumbuhan gigi geligi, amelogenesis imperfekta, dentinogennesis imperfekta
dan fluorosis. Sedangkan penyebab ektrinsiknya dapat berupa penggunaan tembakau dan
makanan atau minuman berwarna.
Perubahan warna gigi sering kali dikeluhkan oleh penderita , terutama mereka yang
sangat memperhatikan faktor estetik. Warna gigi yang baik sangat menunjang
penampilan, terutama bagi mereka yang sering tampil di muka umum. Dengan
mengetahui berbagai penyebab terjadinya suatu perubahan warna gigi, diharapkan dokter
gigi dapt memberikan penjelasan serata perawatan sebaik-baiknya kepada pasie mereka.
Pengetahuan tentang penyebab terjadinya perubahan warna gigi dapat digunakan sebagai
dasar untuk merencanakan tindakan selanjutnya guna mengatasi keluhan penderita
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENYEBAB INTRINSIK PERUBAHAN WARNA GIGI
Regezzi dan Sciubba (1989) menyebutkan bahwa noda intrinsic(endogen) yang
menyebabkan perubahan warna gigi berasal dari timbunan substansi yang beredar secara
sistemik selama pertumbuhan gigi berlangsung. Sedangkan noda ekstrinsik yang terdapat
pada permukaan gigi dapat menyebabkan perubahan warna namun masih dapat
dibersihkan dengan mengunakan peralatan abrasive ( sikat,pumice). Berbagai factor
intrinsic yang menimbulkan perubahan warna gigi adalah
2.1.1 TETRASIKLIN
Pengunaan tetrasiklin selama perubahan gigi dapat menyebabkan
perubahan warna gigi yang bervariasi dalamintensitas maupun kualitasnya, dari
kuning muda hingga coklat keabu-abuan, tergantung pada besarnya dosis obat
yang digunakan, lamanya pengobatan serat lamanya gigi terkena sinar matahari
(Miller,1977; Roth dan Calmes,1981). Gigi yang mengalami perubahan warna
akan berpendar bila dilihat dibaeah sinar ultraviolet. Gigi yang mengalami
pigmentasi warna kuning secara bertahap akan berubah menjadi coklat atau coklat
keabu-abuan dan kehilangan kemampuannya untuk berpendar. Hal ini disebabkan
oleh degradasi tetrasiklin yang dipercapat oleh pengaruh sinar matahari
Mekanisme perubaha warna yang terjadi pada penggunaan tetrasiklin,
kemungkinan disebabkan oleh molekul tetrasiklin yang bersifat sebagai kelator.
Senyawa yang terbentuk sebagai hasil kerja kelat tersebut adalah senyawa
senyawa tetrasiklin-ortofosfat. Masa-masa kritis bagi pembentukan senyawa ini
adalah saat email dan dentin mahkota gigi sedang berada dalam proses
pembentukan.
Tetrasiklin dapat menembus plasenta. Bila diberikan saat kehamilan, maka
tetrasiklin akan menyatu dengan gigi pada saat janin. Berusia 3 bulan , tetrasiklin
akan menyatu dengan gigi pada saat berusia 4 bulan dalam kandungan. Bila
diberikan saat bayi lahir sampai berusia 3 bulan , tetrasiklin akan menyebabkan
3
perubahan warna pada gigi sulung: kaninus dan molar. Bila diberikan saat anak
berusia 10 bulan hingga a7 tahun, perubahan warna akan terjadi pada gigi
insisivus tetap pertama, kedia dan kaninus.
Pemberian tetrasiklin jug adapt berpengaruh pada klasifikasi gigi.
Bebberapa kasus menunjuk adanya hambatan pembentukan email dan dentin
setelah pemberian tetrasiklin berdosis tinggi selama pertumbuhan gigi. Selain itu
juga telah dilaporkan terjadinya hipoplasia ringan pada gigi sulung akibat
pemberian tetrasiklin dan beberapa penelitian yang mengunakan binatang
percobaan juga mendukung penemuan pada manusia tersebut.
Tetrasiklin ditimbun dalam gigi dan tulang pada semua region yang
mengalami tahap kalsifikasi aktif. Bila sampai ditimbun dalam gigi dan tulang
anak, tetrasiklin dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang dan
perubahan warna gigi (Roth dan Calmes,1981)
2.1.2 AMELOGENESIS IMPERFEKTA
Amelogenesis imperfekta dikenal juga dengan nama hereditary enamel dysplasia,
hereditary brown enamel, hereditary brown opalescent teeth. Kelainan ini bersifat
herediter dan gangguan fungsi email(jaringan ektodermal). Pertumbuhan email terbagi
dalam dua tahap: tahap pembentukan(formatif), saat terjadi penimbunan matriks organic
dan tahap pematangan (maturasi) saat matriks mengalami mineralisasi. Dengan demikian
ada dua bentuk dasar amelogenesisi imperfekta:
Hipokalsifikasi email (hipomineralisasi), terjadi gangguan
mineralisasi pada matriks yang sudah terbentuk dan
Hipoplasia enamel, terjadi kelainan pembentukan matrik (Shafer
dkk,1974)
a. HIPOKALSIFIKASI EMAIL
Hipokalsifikasi email merupakan kelainan herediter yang ganbaran
klinis oleh Darling (cit. Shafer dkk,1974) dibagi dalam 3 bentuk :
1) Perubahan warna gigi: kuning hingga coklat muda , email
terlihat rapuh dan email muda patah di beberapa tempat, di
4
permukaan email dan sambungan dentin-email ada daerah
kalsifikasi yang jelas
2) Gigi berwarna coklat gelap, email rapuh, mudah retak, ada
selapis tipis email yang menutupi dentin
3) Email mengalami hipokalsikasi pada daerah tertentu,
mudah patah dan berwarna gelap
Pada kelainan ini, gigi berbentuk normal bila erupsi, namun
ada perubahan warna. Warna tersebut bertambah gelap
dengan semakin meningkatnya usia, dapat terjadi pada
beberapa gigi pada pasien yang sama. Email lunak, mudah
terkena abrasi sehingga dentin mudah aus dan rata dengan
permukaan gusi
b. Hipoplasia enamel
Hipoplasia email merupakan suatu kelainan yang terjadi akibat
ketidaksempurnaan pembentukan matriks organic email, yang
disebabkan oleh factor herediter atau lingkungan. Hipoplasia email
yang disebabkan oleh factor herediter terjadi baik pada gigi sulug
maupun gigi tetap hanya mengenai email. Berdasarkan klasifikasi
Darling (cit Shafer dkk,1974). Hipoplasia mail dibagi dalam tiga
bentuk :
1) Email disertai cekungan kecil yang menyeluruh
2) Email disertai cekungan berupa cekungan berupa garis dalam
vertical, disertai permukaan email yang berkeriput
3) Email menjadi tipis ( mendekati aplasia)
Gambaran klinis hipoplasia email berupa : mahkota gigi
dengan atau tanpa perubahan warna. Bila ada perubahan
warna. Bila ada perubahan warna, dapat berupa warna
kuning sampai coklat gelap. Permukaan mahkota halus, ada
disertai cekungan (1mm) atau keriput dalam arah vertical.
Gigi lebih kuning dibandingkan normal, bentuk gigi
berubah karrena tidak ada email. Titik kontak antar gigi
5
hilang. Gigi terlihat halus permukaan oklusalnya karena
tidak adanya email.
2.2.3 FLUOROSIS
Fluorosis merupakan bentuk hipoplasia email yang dipengaruhi oleh factor
lingkungan. Penyebabnya adalah kadar flour yang cukup tinggi dalam air minum (1ppm).
Kelainna tersebut terjadi akibat adanya gangguan pada ameoblas pada tahap
pembentukan gigi, yaitu saat pembentukan matrik. Berat ringannya kelainan, tergantung
pada jumlah air yang diminum, karena air yang diminum tersebut mengandung kadar
flour yang cukup tinggi.
Pada flouris ringan, kelainan yang terjadi berupa fisura pada permukaan email.
Bila berat, dapat terlihat sederetan cekungan yang berjalan dalam arah horizontal pada
permukaan email. Pada kelainan yang sangat berat, kemungkinan email hilang sama
sekali pada bagian tertentu , yang menunjukan bahwa telah terjadi gangguan fungsi
ameoblas cukup lama. Hipoplasia hanya akan terjadi bila gihi barada pada tahap
pembentukan email. Bila email sudah mengalami klasifikasi, kelainan tersebut tidak
akanter bentuk.
Gambaran klinis fluoris dapat berupa bercak putih di permukaan gigi, yang dapat
bertambah luas. Selain itu lesi dapat berbentuk cekungan dan berwarna coklat. Email
terlihat rapuh, tambalan mudah lepas karena berkurangnya retensi.
2.2.4 DENTINNOGENESIS IMPERFEKTA
Dentinogenesis imperfekta disebut juga hereditary opalescent dentin. Kelainan ini
disebabkan oleh factor herediter dan merupakan kelainan gigi akibat adanya gangguan
pembentukan matrik paad jaringan mesodermal. Gangguan tersebut menyebabkan
ketidak normalan sambungan dentin-email tidak ada, dentin cepat mengalami atrisi,
sehingga permukaan oklusal datar.
6
Gambaran klinis kelainan ini berupa warna gigi yang bervariasi dari abu-abu
hingga ungu kecoklatan atau coklat kekuningan dan tembus cahaya. Beberapa factor
ekstrinsik yang dapat menimbulkan perubahan warna pada gigi adalah:
1. Gigi Vital
a. Tembakau
Pada gigi para perokok sering kali ditemukan penumpukan
substansi warna coklat kekuningan hingga hitam, akibat tertumpuknya tar
dan resin tembakau.warna noda tersebut bervariasi . warna coklat muda
terlihat pada perokok ringan, warna hitam terlihat pada perokok berat .
penumpukan tar dan resin tembakau tidak berbahaya untuk gigi, tetapi
perlu dibuang karena mengganggu estetik, memudahkan terbentuknya
kalkulus dan menyebabakan iritasi ringan pada gingival. Pada penderita
yang sudah tua, dentin terbuka Karena terjadi atrisi, sehingga noda
menjadi lebih banyak.
b. makanan dan minuman berwarna
beberapa rempa-rempah yang digunakan dalam berbagai jenis
makanan/masakan dan jenis buah-buahan tertentu dapat menyebabkan
perubahan warna pada gigi yang timbul sementara, karena masih dapat
dibersihkan dengan penyikat gigi. Contohnya adalah kunyit (warna kuning
tua), pandan (warna hijau), jamblang (warna ungu). Pigmen warna yang
terdapat dalam minuman juga dapat menimbulkan perubahan warna.
Misalnya: teh, kopi ,sirup, temulawak,coca-cola.
c. bakteri kromogenik
pada anak dapat diemukan noda berwarna coklat, hitam, hijau,
jingga yang disebabkan oleh mikroorganis mekrogemik yang
memproduksi pigmen. Noda tersebut mudah diangkat dari permukaan
gigi. Noda berwarna coklat biasanya ditemukan di servikal gigi berupa
garis tebal atau tipis di dekat tepi bebas gusi. Noda seperti ini umumnya
ditemukan pada gigi yang berada dekat dengan muara duktus kelenjar liur.
7
Noda hijau ditemukan berupa garis tebal pada permukaan labial gigi depan
atas. Noda jingga ditemukan gigi bagian servikal
2. Gigi non vital ( Grossman, 1998)
Pada gigi non vital, perubahan warna dapat terjadi akibat
dekomposisi jaringan pulpa, trauma pada gigi, pendarahan berlebihan,
obat-obatan saluran akar dan bahan tumpatan.
1) Dekomposisi jaringan pulpa
Dekomposisi jaringan pulpa merupakan penyebab terbanyaknya
perubahan warna gigi, terutama bila terjadi pulpa nekrotik. Perubahan
warna coklat hinga hitam terjadi beberapa bulan stelah kematian pulpa,
karena perubahan tersebut terjadi secara perlahan.
2) Trauma pada gigi
Trauma yang terjadi pada gigi dapat mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah pulpa sehingga darah masuk ke dalam tubulu dentin.
Warna gigi berubah menjadi kemerahan segera setelah terjadi trauma dan
menjadi kecoklatan beberapa hari kemudian. Bila hydrogen sulfida yang
diproduksi oleh bakteri dikombinasi denagan hemoglobin yang berasal
dari pembuluh darah yang pecah, maka warna gigi akan menjadi
bertambah hitam.
3) Pendarahan berlebihan
Bila dalam saluran akar masih ada bagian pulpa yang vital, dapat
terjadi pendarahan berlebihan saat ekstirpasi pulpa. Darah yang berlebihan
tersebut masuk ke dalam tubuli dentin, sehingga menimbulkan warna pada
mahkota gigi
4) Obat saluran akar
Beberapa obat saluran akar yang langsung menimbulkan
perubahan warna, ada yang memberi warna, ada yang memberi warna
pada jaringan yang mengalami dekomposisi. Dapat juga obat tersebut
bergabung dengan bahan obat yang lain yang digunakan dalam terapi dan
8
menimbulkan perubahan warna. Contohnya : TKF, pasta saluran
akar(putri domor, pasta iodoform)
5) Bahan tumpatan
Beberapa bahan tumpatan dapat menimbulkan perubahan warna
pada gigi. Silver amalgam menimbulkan warna abu-abu muda hingga abu-
abu tua. Copper amalgam menyebabkan warna biru hingga hitam. Emas
yang jarang menimulkan perubahan warna, bila dikombinasikan dengan
produk karies akan menimbulkan warna coklat.
Perubahan warna gigi dapat disebabkan oleh factor intrinsic (endogen) maupun
ekstrinsik. Penyebab intrinsic tidak dapat dibersihkan scara mekanis, sedang penyebab
ekstrinsik masih dapat dibersihkan dengan mengunakan peralatan abrasive
(sikat,pumice). Factor ekstrinsik yang berperan menimbulkan perubahan warna gigi
antara lain : tetrasiklin, amelogenesis imperfekta, fluorosis dan dentinogenesis
imperfekta. Factor intrinsic terjadi akibat penambahan bahan lain pada struktur gigi yang
terjadi saat klasifikasi atau akibat pengaruh sistemik pada gigi setelah kalsifikasi. Noda
seperti itu tidak dapat dibersihkan dan terjadi sebelum maupun sesudah erupsi gigi
Perubahan yang terjadi pada penggunaan tetrasiklin adalah kuning muda hingga
coklat keabu-abuan. Tetrasiklin menyatu dengan struktur gigi dengan membentuk
senyawa tetrasiklin-ortofosfat. Perubahan warna yang terjadi pada amelogenesis
imperfekta adalah kuning hingga coklat gelap bila kelainan nya merupakan
hipokalsifikasi email. Pada hipoplasia email, perubahan warna yang terjadi adalah bercak
putih hingga coklat dan dapat berupa cekungan yang sedikit jumlahnya, dapat juga
meluas di beberapa bagian gigi. Pada dentinogenesis imperfekta , peruabahan warna yang
terjadi pada gigi adalah abu-abu hingga ungu kecoklatan atau coklat kekuningan dentin
dan email sangat rapuh. Baik amelogenensis imperfekta maupun dentinogenesis
imperfekta merupakan kelainan gigi-geligi yang bersifat herediter.
Flourosis merupakan bentuk hipoplasia email yang dipengaruhi factor
lingkungan, akibat kadar flour yang tinggi dalam air minum. Perubahan yang terjadi pada
9
struktur gigi dapat berupa cekungan atau fisura. Sedangkan perubahan warna yang terjadi
dapat berupa bercak putih hingga coklat di permukaan gigi.
Beberapa factor ekstrinsik yang dapat menimbulkan perubahan warna pada gigi
vital antara lain : tembakau serta makanan atau minuman berwarna. Perubahan warna
seperti itu masih dapat dibersuhkan dengan sikat dan pumice.
Perubahan warna gigi yang terjadi pada pengguna tembakau adalah coklat muda
hingga hitam. Bahan yang ditimbun pada permukaan gigi adalah tar dan resin tembakau.
Penumpukan baha tersebut tidak berbahaya namun menggangu penampilan,
memudahkan terbentuknya kalkulus dan menyebabkan iritasi gingiva, sehingga perlu
dibersihk
10
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
1. perubahan warna gigi dapat disebabkan oleh factor intrinsic(endogen) dan
ekstrinsik (eksogen)
2. perubahan warna gigi yang disebabkan oleh factor ekstrinsik masih dapat
dibersihkan dengan menggunakan peralatan abrasive (sikat dan pumice)
3. perubahan warna yang disebabkanoleh factor intrinsic tidak dapat dibersihkan
dengan peralatan abrasive. Diperlukan suatu perawatan khusus untuk
menanggulangi kelainan berupa cekungan, fisura, kerutan pada permukaan gigi
yang bertujuan memperbaiki estetik penderita
11
DAFTAR ISI
Grossman,L.I; Lewis, T.M. dan Davis,J.M.1988. Endodontic Practice. Edisi 11. lea &
Febiger, Philadelpia. Hlm 271-277
Law,D.B.;Lewis,T.M.dan Davis,J.M.1969.An Atlas of Pedodontics.W.B.Saunders
Company, Philadelpia,hlm 72-76
Miller,M.F.1977. Odontologic Disease. Dalam Burket’s oral medicine diagnosis and
treatment.(M.A. Lynch Editor) ed. ke 7.J.B Lippincott, Philadelpia.hlm 484-487
Roth, G.I dan Calmes, R.1981.Oral Biologi.C.V.Mosby Company,St.Louis, hlm.241-242.
Shafer,W.G; Hine,M.K dan Levy,B.M.1974.A Textbook of Oral Pathology.Ed. ke 3.
W.B.Saunder Company, Philadelphia, hlm.709-711
12
top related