penyakit viral fakultas kedokteran hewan...
Post on 17-Dec-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENYAKIT VIRAL
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tempat terjadinya px ini pertama kali di Sungai NIPAH, MALAYSIA
Mewabah pertama kali pada tahun 1998-1999 , Pada manusia terdapat 300 kasus, 100 meninggal
Untuk mencegah penularan lebih luas lagi, 1,1 juta babi dimusnahkan
Gejala penyakit ini adalah ENSEFALITIS = RADANG OTAK
Disebabkan oleh Nipah Virus (NiV), yang merupakan virus RNA, Family Paramyxoviridae,
Memiliki amplop dengan diameter 160-300 nm
Tidak tahan terhadap pelarut organik ; detergent, alkohol, formalin
Tidak tahan terhadap pH ekstrem dan mati pada pemanasan yang cukup tinggi hingga 60˚C selama 1 jam
Virus Nipah dapat menginfeksi ternak babi, kuda, kucing, anjing, kelelawar, kambing, burung dan tikus.
Namun gejala klinis terlihat jelas pada hewan babi
Kelelawar (terutama kelelawar buah) dan babi memiliki peran penting dalam penularan penyakit Nipah.
Wabah NIPAH terjadi pada tahun September 1998 – April 1999 pada wilayah Malaysia, yang berbatasan dengan Sumatra Indonesia
Pernah juga terjadi kasus di Singapura dan Bangladesh India
Dengan kontak langsung dari penderita Nipah, kelelawar yang terinfeksi, babi yang terinfeksi
Di Malaysia dan Singapore, manusia yang terinfeksi hanya melalui kontak dengan babi yang terinfeksi
Kelelawar dianggap sebagai hewan reservoir yang membawa virus Nipah, lalu mengigit babi
Pada kasus di Bangladesh, kasus Nipah banyak ditularkan melalui kontaminasi getah kelapa mentah yang terdapat cairan ekskresi kelelawar
Dibagi menjadi 2 bentuk :
1. Ensefalitis (lebih dominan pada manusia)
2. Bentuk Pernapasan (dominan pada hewan)
Masa inkubasi 5-14 hari
Demam dapat muncul setelah 3-14 hari, diikuti dengan sakit kepala, mengantuk, disorientasi dan kebingungan mental. Gejala penyakit ini dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam, pasien kejang-kejang dan mati
Beberapa pasien memiliki px pernapasan pada awal infeksi.
Terkadang asimtomatis GK yang sering adalah :
demam hingga 40˚C disertai gangguan pernapasan : batuk yang keras, sesak napas, babi tampak membuka mulutnya terus menerus, dan keluar leleran dari hidung, yang terkadang bercampur dengan darah
GK syaraf : tremor, inkoordinasi, kejang-kejang, nampak mengigit benda disekitarnya.
Pada babi bunting dapat menyebabkan keguguran
Pada manusia dapat didasarkan pada riwayat klinis, selama pada fase akut dan proses pemulihan dengan berbagai kombinasi tes
Isolasi virus : sampel swab tenggorakan, hidung, urin, cairan serebrospinal dan darah dilakukan pada tahap awal penyakit
Menggunakan RT PCR
Uji ELISA
Imunohistokimia pada jaringan terinfeksi
Penyakit Nipah sering dikelirukan dengan penyakit lain yang juga menimbulkan gejala klinis ensephalitis, seperti Japanese-B-encephalitis (JE), Murray Valley Encephalitis (MVE), Aujesky's disease (Pseudo rabies), Equine encephalitis, Rabies, Hendra, Lyssa virus (Rabies-like virus) .
Pada manusia lebih ke terapi suportif, penggunaan antiviral RIBAVIRIN, pemberian imunisasi pasif menggunakan antibodi monoklonal manusia yang menargetkan glikoprotein G
Pada hewan babi, lebih baik di stamping out
Infeksi virus nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan babi dan kelelawar yang sakit di daerah endemik dan tidak minum getah sawit mentah.
Upaya tambahan yang difokuskan pada surveilans dan kesadaran akan membantu mencegah wabah di masa depan.
Vaksin subunit, menggunakan protein Hendra G, menghasilkan antibodi cross-protective terhadap HENV dan NIPV yang baru-baru ini digunakan di Australia untuk melindungi kuda dari virus Hendra. Vaksin ini menawarkan potensi yang besar untuk perlindungan henipavirus pada manusia juga.
Hendra disease disebakan oleh hendra virus (HeV) pertama kali diisolasi pada tahun 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernafasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.
Virus Hendra (HeV) adalah anggota keluarga Paramyxoviridae dan satu dari dua spesies virus di genus Henipavirus (yang lainnya adalah virus Nipah).
HeV adalah virus yang memiliki amplop
Sensitif terhadap pelarut organik
Penularan virus Hendra ke manusia bisa terjadi setelah terpapar cairan tubuh dan jaringan atau ekskresi kuda yang terinfeksi virus Hendra. Kuda mungkin terinfeksi setelah terpapar virus dalam air kencing kelelawar yang terinfeksi.
Sampai saat ini, tidak ada transmisi manusia-ke-manusia yang telah didokumentasikan.
Tanda klinis infeksi virus Hendra pada kuda antara lain, peningkatan suhu tubuh, Depresi, peningkatan laju pernafasan, discharge hidung , kepala miring / berputar-putar, otot berkedut dan inkontinensia urinary.
Virus Hendra (HV) dan virus Nipah (NV) meliputi deteksi antibodi oleh ELISA (IgG dan IgM), RT-PCR), dan upaya isolasi virus.
Diagnosis laboratorium pasien dengan riwayat klinis HV atau NV dapat dilakukan selama fase akut dan pemulihan penyakit dengan menggunakan kombinasi tes termasuk deteksi antibodi dalam serum atau cairan serebrospinal (CSF), deteksi RNA virus (RNA viral) RT-PCR) dalam serum, CSF, atau swab tenggorokan
Kebijakan Asosiasi Dokter Hewan Australia tentang Hendra Vaksin kuda virus (Equivac® HeVii), sangat disarankan agar semua kuda masuk Australia divaksinasi untuk melindungi manusia
Tidak ada vaksin yang bisa diharapkan efektif dalam 100 persen populasi, namun vaksin Equivac HeV akan membantu meminimalkan risiko virus Menyebar ke manusia, dokter hewan dan pemilik kuda harus terus melakukan kebersihan Praktek dan untuk memakai alat pelindung diri yang sesuai (APD) saat menangani kuda yang sakit atau berisiko tinggi.
Yellow fever atau demam kuning
Penyakit ini berasal dari benua Afrika, dan telah menyebar hingga ke Amerika Selatan
Penyakit ini belum masuk ke Indonesia
Human yang akan melakukan perjalanan International sangat direkomendasikan untuk vaksin Yellow Fever
Pada hewan, monkey bertindak sebagai reservoir
Virus Yellow Fever merupakan Flavivirus
Penyakit ini serupa dengan DBD
Perbedaan utamanya terletak pada lebih hepatotrofiknya (lebih merusak hati) virus demam kuning dibanding virus dengue, sehingga gejala klinis yang berkaitan dengan fungsi hepar (hati) lebih menonjol.
Seperti DBD,yellow fever mempunyai sifat bifasik yaitu demam dengan 2 episode yang berbeda, demam pertama dengan durasi 2-3 hari, kemudian turun sampai dengan hari ke-5, kemudian demam lagi bahkan kenaikan suhu bisa lebih tinggi periode pertama.
Tidak ada pengobatan yang spesifik.
Sebagian besar demam akan hilang sendiri pada kasus yang ringan
Lebih kearah terapi suportif
Pencegahan dengan cara sanitasi dan vaksinasi
Pada hewan, monkey hanya sebagai reservoir
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=277795&val=7169&title=Nipah%20and%20its%20Current%20Situation%20in%20Indonesia
https://www.cdc.gov/vhf/nipah/prevention/index.html
https://www.cdc.gov/vhf/hendra/
http://kespel.depkes.go.id/news/news_public/detail/39
top related