peningkatan mutu pendidikan melalui sekolah berbasis standar
Post on 12-Jan-2017
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan
dan Jejaring Mutu Pendidikan
Pusat Penjaminan Mutu PendidikanBadan PSDMPK dan PMPKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
B
A
C
MATERI ARAHANEVALUASI PEMENUHAN SNP
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Sekolah Berbasis SNP & Jejaring Mutu Pendidikan
Pemenuhan SNP
Kesiapan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
URGENSI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP & Target Pembangunan ke Depan
A. EVALUASI PEMENUHAN SNP
Pemenuhan SNP
CAPAIAN PEMENUHAN SNP
STANDAR NILAI STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 5.05STANDAR ISI 5.81STANDAR PROSES 5.49STANDAR PENILAIAN 6.65STANDAR PTK 6.44STANDAR PENGELOLAAN 6.67
SNP 5.94
SD SMP
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PTK
STANDAR PENGELOLAAN
0.002.004.006.008.0010.00
STANDAR NILAI STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4.95STANDAR ISI 7.21STANDAR PROSES 5.50STANDAR PENILAIAN 6.76STANDAR PTK 6.49STANDAR PENGELOLAAN 6.75RATA-RATA 6.22
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PTK
STANDAR PENGELOLAAN
0.002.004.006.008.0010.00
5 STD
SKL
10
10
5
5
SKL : > 6,55 STD : < 6,5
SKL : < 6,55 STD : < 6,5
SKL : < 6,55 STD : > 6,5
SKL : > 6,55 STD : > 6,5
MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 1 MENUJU SNP 3
SNP> SNP SKL : > 9
5 STD : > 9
STANDAR BOBOT
Y SKL
X1 ISI 20%
X2 PROSES 30%
X3 PENILAIAN 15%
X4 PTK 25%
X5 PENGELOLAAN 10%
merupakan dua komponen terbesar yang berkontribusi terhadap capaian SKL
PENDEKATAN PENGELOMPOKAN
KELOMPOK Y X
MENUJU SNP 1 Y<65% ∑n.X/n<65%MENUJU SNP 2 Y>65% ∑n.X/n<65%MENUJU SNP 3 Y<65% ∑n.X/n>65%SNP Y>65% ∑n.X/n>65%DI ATAS SNP Y>85% ∑n.X/n>85%
KELOMPOK CAPAIAN PEMENUHAN SNP
SD SMP
MENUJU SNP 1
MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 3
SNP DI ATAS SNP0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000 74624
2547
37845
17020
334
56.4%
1.9%
28.6%
12.9% 0.3%
MENUJU SNP 1MENUJU SNP 2MENUJU SNP 3SNPDI ATAS SNP
MENUJU SNP 1
MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 3
SNP DI ATAS SNP0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000 13255
220
9800
2491
54
51.3%
0.9%
38.0%
9.6% 0.2%
MENUJU SNP 1MENUJU SNP 2MENUJU SNP 3SNPDI ATAS SNP
Sebagian besar Sekolah di Indonesia masih memiliki capaian “Menuju SNP 1” hanya kurang dari 15% SD dan SMP yang memiliki capaian SNP atau di atas SNP
CAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN
SD
SMP
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif
7.46
Lulusan menunjukkan karakter 6.26
Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis 5.16
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun
4.76
Prestasi siswa/lulusan 1.60
- 2 4 6 8 10
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif 6.57
Lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain) 5.61
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun 4.96
Lulusan memiliki pengetahuan faktual dan konseptual 4.95
Prestasi siswa/lulusan 2.67
0 2 4 6 8 10
BAIK BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran di Sekolah belum menjamin capaian kompetensi lulusan/siswa sesuai dengan SNP
CAPAIAN 5 PROSES DAN PENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN
SD SMP
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur
Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa
Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan
Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah
Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM
RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas
Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya
Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator
Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah
Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan
- 2 4 6 8 10
3.09 3.11
3.95 4.39 4.70 5.09
5.60 5.64 5.78 5.99 5.99 6.14 6.41 6.42 6.44 6.73 6.83 7.05 7.10 7.12 7.23 7.27
7.84 7.97 8.02 8.07
BAIK BAIK SEKALI
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
Komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah
PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur
PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa
PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan
Evaluasi dilakukan berdasarkan penjaminan mutu
Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah
Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional
RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas
PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain
Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator
Guru menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM
Materi ajar sesuai dengan SKL (membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar)
Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya
Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM
Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah
Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan
Penilaian dilakukan dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas
Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten
Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa
2.87 2.88 3.13
4.43 5.39 5.56 5.74 5.88 6.05 6.19 6.21 6.37 6.60 6.89 7.05 7.21 7.21 7.31 7.33 7.43 7.75 7.96 8.10 8.12 8.43 8.74
BAIK BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran dan Penilaiaan Pendidikan oleh sekolah masih memiliki kinerja rendah dan merupakan faktor yang mempengaruhi capaian kompetensi lulusan/siswa
s
CAPAIAN 5 PROSES DAN PENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN
SD SMP
Kalimantan TengahSulawesi Barat
PapuaPapua Barat
Sumatera SelatanKalimantan Selatan
LampungKalimantan Barat
BengkuluSulawesi TenggaraKalimantan Timur
JambiSulawesi Selatan
Maluku UtaraSulawesi Tengah
AcehSumatera UtaraKepulauan Riau
MalukuRiau
Jawa TimurBanten
Sulawesi UtaraNusa Tenggara Barat
Sumatera BaratJawa Tengah
Kepulauan Bangka BelitungJawa BaratDki JakartaGorontalo
BaliDi Yogyakarta
0 2 4 6 8 10
5.265.395.425.485.535.545.575.575.625.645.655.665.695.725.735.745.795.915.925.966.026.046.056.056.056.076.126.166.176.206.346.52
Nasional (5,94)
Kalimantan TengahPapua
BengkuluPapua Barat
AcehSumatera Selatan
Sulawesi BaratLampung
Kalimantan BaratKalimantan Selatan
JambiKepulauan Riau
Sulawesi TengahKalimantan Timur
Maluku UtaraSulawesi Tenggara
BantenMaluku
Sulawesi SelatanSumatera UtaraSulawesi Utara
GorontaloKep. Bangka Belitung
RiauNusa Tenggara Barat
Sumatera BaratJawa Barat
Jawa TengahJawa TimurDKI Jakarta
BaliDI Yogyakarta
#N/A#N/A#N/A#N/A#N/A
0 2 4 6 8 10
5.575.645.715.795.835.845.865.875.905.925.945.945.965.975.996.066.096.116.116.146.156.176.196.226.316.346.396.416.446.586.696.76
Nasional (6,22)
BAIK BAIK SEKALI BAIK BAIK SEKALI
Tidak terlalu signifikan rata-rata kualitas pemenuhan SNP di setiap provinsi
11
Rata-rata capain mutu pendidikan di Indonesia
masih “sangat bervariasi dan berada dibawah
Standar Nasional Pendidikan”. Perlu dilakukan
“inovasi” dalam meningkatkan mutu yang
“komprehensif” dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan
Kesiapan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Sumber: Badan PSDMPK dan PMP, Diolah oleh Bappenas
• Nilai uji kompetensi guru berpendidikan S1 dan S2/S3 tidak terlalu jauh bedanya dengan yang berpendidikan lebih rendah.
• Rata-rata nilai yang berpendidikan S2/S3 juga masih di kisaran angka 50.
0
10
20
30
40
50
Rata-
rata
perk
iraan
nila
i
SD SLB SMA SMK SMP TK<D3 D3 S1S2/S3 <D3 D3 S1S2/S3 <D3 D3 S1S2/S3 <D3 D3 S1S2/S3 <D3 D3 S1S2/S3 <D3 D3 S1S2/S3
0
20
40
60
80
100
Nila
i UK
G
SD SLB SMA SMK SMP TK
SM D1 D2D3 S1 S2/ S3
• Guru yang sudah S1 dan S2/S3 sekalipun masih banyak yang nilainya sangat rendah isu komputerisasi menjadi tidak relevan
0
10
20
30
40
50
Nila
i Rata
-rata
UKG
SMA SMK2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tidak tampak peningkatan nilai UKG pada guru yang baru disertifikasi dibanding guru-guru yang disertifikasi tahun-tahun sebelumnya
0 .2 .4 .6 .8 1
PapuaPabarMalut
MalukuSulbar
GorontaloSultraSulsel
SultengSulut
KaltimKalsel
KaltengKalbarNTTNTBBali
BantenJatim
YogyakartaJatengJabarDKI
KepriBabel
LampungBengkulu
SumselJambiRiau
SumbarSumutAceh
SMA
Nilai >=40 Nilai >=60 Nilai>=80
0 .2 .4 .6 .8 1
PapuaPabarMalut
MalukuSulbar
GorontaloSultraSulsel
SultengSulut
KaltimKalsel
KaltengKalbarNTTNTBBali
BantenJatim
YogyakartaJatengJabarDKI
KepriBabel
LampungBengkulu
SumselJambiRiau
SumbarSumutAceh
SMK
Nilai >=40 Nilai >=60 Nilai >=80
Nilai UKG guru-guru SMA dan SMK masih sangat rendah. Proporsi guru yang memperoleh nilai >=60 hanya sedikit, terlebih lagi yang memperoleh nilai >=80
Sumber: diolah dari data UKG 2012
17
Kemampuan guru saat ini masih
membutuhkan dukungan langsung dari
“tenaga-tenaga profesional, berkomitmen,
dan peduli” untuk meningkatkan mutu
pendidikan di setiap sekolah
B. URGENSI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
19Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
....Indonesia’s economy has enormous promise....... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan social engineering
Perlu peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan
20
Perkembangan PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,2004-2014
Sumber : Menata Perubahan: Mewujudkan Indonesia yg sejahtera, demokratis dan berkeadilan, (Bappenas, 2013), dan Menko Perekonomian
PDB
(US$
Mili
ar)
Pert
umbu
han
Ekon
omi (
%)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 -
200.0
400.0
600.0
800.0
1,000.0
1,200.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
257.0 285.8
364.4 432.2
510.8 538.8
709.5
846.2 878.2
946.4
1,063.1
5.0
5.7
5.5
6.36.0
4.6
6.26.5
6.25.8
6.0
PDB (US$ Miliar) Pertumbuhan Ekonomi (%) *) 2014 : angka sasaran
21
Bonus Demografi:Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
1950
1955
1960
1965
1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
0
50 000
100 000
150 000
200 000
250 000
300 000
350 000
0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Penduduk Dependency Ratio
Window of opportunity
Indonesian median age < 30 years (2012)
Indonesia has the demographic window of opportunity while Asia is aging ....
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA 2013), dan United Nations (2013)
Jumlah Penduduk (000)
Depe
nden
cy ra
tio
Catatan: Dependency ratio: Jumlah penduduk usia 65 thn ke atas + usia 0-14 thn / Jumlah penduduk usia 15-64 tahun
22
Generasi Emas 100 Tahun Indonesia MerdekaKe
lom
pok
umur
Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045)
Strukutur Penduduk Indonesia Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahun
Periode Bonus Demografi2010-2035
PaudisasiPendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakterMemastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Pendidikan Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merataPendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-74
75 +
45,972
43,724
41,529
38,501
30,730
20,026
10,808
3,376
3,853
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA 2013))
Jumlah Penduduk: 238,5 Juta orang
RPPNJPVISI 2025 INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
PERIODE 2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2025
TEMA Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi
Penguatan Layanan Daya Saing Regional Daya Saing Internasional
Tahapan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
Back
grou
ndSt
udy
SDA
SDM
IPTE
K
*Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025
EVALUASI RPJMN 2
MASUKAN STAKEHOLDERS
1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
2. Ekonomi3. Iptek4. Sarana dan
Prasarana5. Politik6. Hankam7. Hukum dan
Aparatur8. Wilayah dan
Tata Ruang9. SDA dan LH
9 Bidang:
DAYA SAING EKONOMI
Inclusive Development
Pengarusutamaan
Tantangan &Kendala
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
25
Peningkatan mutu pendidikan “sangat
mendesak” dalam menciptakan generasi
emas dalam mendukung peningkatan daya
saing masyarakat menuju bangsa Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur
C. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Sekolah Berbasis SNP & Jejaring Mutu Pendidikan
KONDISI SATUAN
PENDIDIKAN SAAT INI
SATUAN PENDIDIKAN
DENGAN MUTU LAYANAN
PENDIDIKAN YANG UNGGUL, BERSTANDAR ,
DAN BERBUDAYA MUTU SERTA MENJAMIN
LULUSAN YANG BERKUALITAS
UPAYA PENINGKATAN & PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KOMPETENSI LULUSANSikap Pengetahua
n
ISI PROSES PENILAIAN
PTK SARPRAS PEMBIAYAAN
PENGELOLAAN
Ketrampilan
PENERAPAN KURIKULUM 2013
SEKOLAH BERBASIS SNP & JEJARING MUTU PENDIDIKAN
PENINGKATAN KOMPETENSI PTK
UPAYA-UPAYA LAINNYA
SEKOLAH BERBASIS SNP
Tujuan: Mempercepat peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan sistem manajemen mutu yang dapat menjamin pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
BUDAYA MUTU
SPMP-SEKOLAH
MASALAH MUTU
AUDIT MUTU
INTERNAL
PERBAIKAN MUTU
DAMPAK MUTU
PERGURUAN TINGGI LPMP PEMDA
(Pengawas)
TERUS MENERUS
PPMP
BADAN PSDMPK-PMPKerjasama akan mendorong upaya peningkatan dan penjaminan mutu yang:• Komprehensif • Inovatif• Berkomitmen• Spesifik• Didukung dengan tenaga
profesional
TAHAPAN PENGEMBANGAN BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH BERBASIS SNP
PHASE I PHASE II PHASE III
B U D A Y A M U T U
30% 50% 100%
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN
TAHUN I:KONSOLIDASI
TAHUN II :IMPLEMENTASI
TAHUN III:PENGUATAN
FOKUS:
1. Desain Sekolah Model
2. Penetapan Sekolah3. Pengembangan
Program Kerja4. Pengembangan Unit
dan Dokumen Mutu
1. Pemenuhan mutu2. Pendampingan pemenuhan
mutu3. Evaluasi Eksternal
1. Peningkatan Standar Mutu
2. Pemenuhan mutu3. Pendampingan
pemenuhan mutu4. Evaluasi Eksternal
1. Sosialisasi Implementasi Sekolah model
2. Pengimbasan pada sekolah di sekitarnya
TAHUN IV:PENGIMBASAN
JEJARING MUTU PENDIDIKAN (JMP)
KOLABORASI PENGUATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN YANG DIKEMBANGKAN DIANTARA SEKOLAH/ WILAYAH SASARAN DENGAN CARA
BELAJAR BERSAMA MELALUI BERBAGI PENGALAMAN, PEMECAHAN MASALAH BERSAMA, PENYUSUNAN RENCANA MUTU BERSAMA, DAN
PENGUATAN KEMAMPUAN SDM SEKOLAH
FILOSOFI JMP: MUTU MILIK KITA BERSAMA
ANTAR WILAYAH SEKOLAH SASARAN
ANTAR SATUAN
PENDIDIKAN
SATUAN PENDID
IKAN
BADAN
LPMP
PEMDA
LPTK PROV 2
PROV 3
PROV N
JEJARING MUTU PENDIDIKAN
SPSP
SP
SP
SP
koneksi pusat & daerah
koneksi antar wilayah
koneksi LPMP,LPTK,PEMDA dan Sekolah
koneksi antar sekolah
LPMP
PEMDA
LPTK
PROV 1SP
SP
SP
SP
SP
JEJARING MUTU BERBASIS TIK
LPMP
PEMDA
LPTK
LPMP
PEMDA
LPTK
PROV 1
PROV 2
PROV 3
PROV N
VIRTUAL KNOWLEDGE CENTER
SPSP
SP
SP
SP
SPSP
SP
SP
SP
TIK sangat berperan dalam menjembatani komukasi antar pemangku
kepentingan tanpa dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat
Pergeseran Peran PPMP dan LPMPDan Target Pembangunan ke Depan
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP
REGULASI PMP
PEMETAAN PEMENUHAN SNP
(EDS)
AUDIT MUTU
SEKOLAH BERBASIS SNP
JEJARING MUTU
PENERAPAN KURIKULUM 2013
STANDARISASI PROSES PEMBELAJARAN &
PENILAIAN PENDIDIKANSistem penjaminan mutu,
peta capaian, permasalahan pendidikan & rekomendasi perbaikan mutu pendidikan
PENYUSUNAN REGULASI & PEMETAAN
MUTU PENDIDIKAN
FASILITASI PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
Sekolah SNP & berbudaya mutu
TAHAPAN PENGEMBANGAN BUDAYA MUTU PADA SATUAN PENDIDIKAN
PHASE I2011-2015
PHASE II2016-2020
PHASE III2021-2025
B U D A Y A M U T U
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN30% 50% 100%
2013 2014 2015 2016
Terbentuknya sekolah berbasis
SNP
Terbentuknya jejaring mutu di Seluruh provinsi
Terbentuknya jejaring mutu di
Seluruh kab/kota
Terbentuknya jejaring mutu di
Setiap Kecamatan untuk SD & SMP
40 SD/SMP di 9 Kab/kota dan 17 SMA/SMK di 17 kab/kota = 57 sekolah
1 provinsi memiliki di 3 kab/kota (@ 4
sekolah/kab) = 57 sekolah + 396 sekolah
@ 4 sekolah/kab = 2.000 sekolah
12.000 SD/SMP di 6000 kecamatan dan 1000 SMA/SMK di seluruh
kab/kota
TARGET JANGKA MENENGAH SEKOLAH BERBASIS SNP
PHASE I PHASE II PHASE III
B U D A Y A M U T U
30% 50% 100%
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN
TERIMA KASIH
top related