peningkatan minat belajar siswa melalui metode …
Post on 08-Apr-2022
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI METODE
SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 9 KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
SHODIQ PRAYOGO
NIM. 201172416
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI METODE
SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 9 KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
SHODIQ PRAYOGO
NIM. 201172416
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN
Kusimpuhkan kedua belah kakiku, Ku sujudkan kepalaku kearah kiblatku, Ku
haturkan do’a kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabb-ku karena-Nya lah
akhir karya kecil ini terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai
shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
merangkai pengharapan bagi syafaatnya.
Ku persembahkan skripsiku ini untuk :
Ayahanda Meliyono dan Ibunda Marisah untuk curahan do’a cinta dan kasih
sayang yang tak terhingga, serta Adikku Ihsan Faiq Nabillah, Pamanku Feriadi
serta Teman-teman PAI Angkatan 2017, khususnya PAI E, Terimakasih atas
semua perhatian saran dan nasehat selama ini yang teramat sangat berharga.
Saudara-saudari ku seiman, Maha suci Allah Subhanallah Wa Ta’ala yang
telah mempertemukan kita dikapus UIN STS JAMBI yang menjadi kebanggaan
kita, untuk seluruh keluarga besar HMI Komisariat Tarbiyah dan Keguruan
Korkom UIN STS JAMBI untuk bangsa dan Negara serta untuk Almamater
kebanggaan biarlah nama-nama kalian semuanya tertulis dilembar hati ini, ku
temukan arti keikhlasan perjuangan bersama kalian “terimakasih” ya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala atas nikmat ukhuwah yang kami rasakan sehingg hari ini,
Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala jualah kuserahkan untuk
membalasnya dengan Rahmat dan Ridha-Nya kupersembahkan karya ini semoga
dapat bermanfaat. Aamiin ya Rabbal Alamin....
ix
MOTTO
ل على الله وشاورهم فى ال مر ه يحب فا ذا عزمت ف ت وك لين ان الل المت وك ..... (951ال امرن )
“……….dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q. S. Ali Imran : 159)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat penyelesaian studi pada program S-1 dalam bidang Pendidikan Agama
Islam, Di Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, Penelitian ini berjudul “Peningkatan Minat Belajar Siswa
melalui Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo”.
Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
berbagai pihak, Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang besar, Kepada Yth :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat,
S.Ag, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, serta Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag
selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I dan Bapak Habib Muhammad, S.Ag.,
M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. M. Hurmaini, M.Pd dan Ibu Rapiko M.Pd.I selaku
pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
pengetahuan penulis.
xi
7. Bapak Drs. Suranto, MM. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo.
8. Bapak Drs. Edi Yanto selaku guru PAI di SMP Negeri 9 Kabupaten
Tebo.
9. Majelis Guru dan Karyawan serta para siswa kelas VII di SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo.
10. Orang tua dan Keluarga yang tiada henti dan lelah untuk memberikan
motivasi hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti,
semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, Oleh karena itu penulis berharap kritik yang membangun untuk
perbaikan Skripsi ini.
xii
ABSTRAK
Nama : Shodiq Prayogo
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peningkatan Minat Belajar Siswa melalui Metode Sosiodrama
Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
Skripsi ini membahas tentang Peningkatan Minat Belajar Siswa melalui Metode
Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
PAI pada kelas VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo dengan penerapan
metode Sosiodrama. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilakukan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4
tahap yaitu; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan
kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo di kelas VII B
dengan jumlah sebanyak 28 peserta didik yang terdiri dari 13 laki-laki dan 15
perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, angket dan tes. Penelitian ini menunjukan bahwa
penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar siswa setiap
siklusnya. berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar siswa yang dilakukan pada
siklus I mencapai 61,25%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80%,
serta analisis hasil tes siklus I dengan persentase 60,93%, dan pada siklus II
mencapai 83,48%, Dari hasil penelitaian ini dapat direkomendasikan bahwa
penggunaan metode sosiodrama dapat diterapkan oleh guru PAI di sekolah untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
Kata kunci: Metode Sosiodrama, Minat Belajar.
xiii
ABSTRACT
Name : Shodiq Prayogo
Departmentr : Islamic Religious Education
Title : Increasing Student Interest in Learning Using the
Sociodrama Method in PAI Learning at SMP Negeri 9
Districk Tebo.
This thesis discusses the Improvement of Student Interest in Learning through the
Sociodrama Method in Islamic Education Learning at SMP Negeri 9 Tebo
Regency. The purpose of this study was to increase students' interest in learning in
Islamic education in class VII B at SMP Negeri 9 Tebo Regency by applying the
sociodrama method. This research is a Classroom Action Research. These
problems were discussed through classroom action research (PTK) which was
carried out in 2 cycles with each cycle consisting of 4 stages, namely; planning,
acting, observing, and reflecting. Classroom action research (PTK) was conducted
at SMP Negeri 9 Tebo Regency in class VII B with a total of 28 students
consisting of 13 boys and 15 girls. Data collection in this study was carried out by
means of observation, interviews, questionnaires and tests. This study shows that
the use of the sociodrama method can increase students' interest in learning each
cycle. based on the results of observations of student learning activities carried out
in cycle I reached 61.25%, increased in cycle II to 80%, and analysis of test
results in cycle I with a percentage of 60.93%, and in cycle II reached 83.48%.
The results of this research can be recommended that the use of the sociodrama
method can be applied by Islamic education teachers in schools to increase
student interest in learning.
Keyword: Sociodrama Method, Interest to learn.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
KARTU BIMBINGAN ..................................................................................... iv
PENGESAHAN ................................................................................................. vi
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... vii
PERSEMBAHAN............................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Batasan Masalah ................................................................................... 7
D. Fokus Penelitian ................................................................................... 7
E. Rumusan Masalah................................................................................. 7
F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................. 9
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................... 9
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................ 10
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ................................... 11
B. Metode Sosiodrama
1. Pengertian Metode ....................................................................... 12
2. Pengertian Sosiodrama ................................................................ 13
3. Tujuan Metode Sosiodrama ......................................................... 14
4. Kelebihan Metode Sosiodrama .................................................... 15
5. Kelemahan Metode Sosiodrama .................................................. 15
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Sosiodrama .................. 16
xv
C. Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat Belajar ............................................................. 18
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa ...................... 20
3. Indikator Minat Belajar Siswa ..................................................... 21
4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa ................................... 23
5. Hubungan Minat Belajar Dengan Metode Sosiodrama ............... 24
D. Studi Relevan ...................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 28
B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 30
C. Jenis Dan Sumber Data....................................................................... 32
D. Prosedur Umum Penelitian. ............................................................... 33
E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data. ...................................... 35
F. Teknik Analisis Data. ........................................................................ 38
G. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindak Kelas. ................................ 41
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ................................................................................... 42
B. Temuan Khusus .................................................................................. 48
C. Deskripsi Data .................................................................................... 50
D. Analisis Data ...................................................................................... 64
E. Interprestasi Hasil Analisis Data ........................................................ 65
F. Pembahasan ........................................................................................ 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................... 70
C. Penutup ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VII B SMP Negeri 9 Kab. Tebo ........................ 31
Tabel 3.2 Teknik Instrument Dan Pengumpulan Data ........................................ 36
Tabel 3.3 Pedoman Persentase Hasil Observasi Minat Belajar Siswa ................ 39
Tabel 3.4 Klasifikasi Persentasi Nilai Kriteria Minat Belajar Siswa .................. 40
Tabel 4.1 Data Guru SMP Negeri 9 Kab. Tebo 2020/2021 ................................ 44
Tabel 4.2 Profil Siswa SMP Negeri 9 Kab. Tebo Tahun Ajaran 2020/2021 ...... 45
Tabel 4.3 Sarana SMP Negeri 9 Kab. Tebo Tahun Ajaran 2020/2021 ............... 45
Tabel 4.4 Prasarana SMP Negeri 9 Kab. Tebo Tahun Ajaran 2020/2021 .......... 47
Tabel 4.5 Ruang Belajar SMP Negeri 9 Kab. Tebo Tahun Ajaran 2020/2021 ... 48
Tabel 4.6 Nilai Ulangan Prasiklus ...................................................................... 49
Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan (Siklus I) ............................................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa ................................................. 55
Tabel 4.9 Hasil Minat Belajar Siswa................................................................... 56
Tabel 4.10 Jadwal Perancanaan (Siklus II) ......................................................... 58
Tabel 4.11 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa (Siklus II) .............................. 62
Tabel 4.12 Persentase Minat Belajar Siswa ....................................................... 63
Tabel 4.13 Persentase Minat Belajar Siswa Kelas VII B .................................... 66
Tabel 4.14 Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar ......................... 67
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart ........................................... 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 9 Kab. Tebo 2020/2021 .............. 43
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Gambar 4.1 Persentase Aktifitas Belajar Siswa .................................................. 66
Gambar 4.2 Persentase Tes Minat Belajar Siswa................................................ 67
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian ............................................................................ 74
Lampiran 2. Kalender Pendidikan SMP Negeri 9 ............................................... 75
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktif Siswa ....................................................... 76
Lampiran 4. Lembar Wawancara Siswa dan Guru ............................................. 77
Lampiran 5. Angket Siswa .................................................................................. 79
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 83
Lampiran 7. Dokumentasi ................................................................................... 89
Lampiran 8. Riwayat Hidup ................................................................................ 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada
tuntutan bahwa pendidikan diasumsikan mampu menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Karena perubahan zaman yang senantiasa melaju
dengan cepatnya menuntut dunia pendidikan untuk selalu melakukan
pembaharuan dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan.
Mutu pendidikan dapat terwujud apabila proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif, artinya dapat berlangsung secara lancar, terarah dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengemukakan berbagai kriteria proses
pembelajaran yang efektif meliputi:
1. Proses pembelajaran mampu mengembangkan konsep generalisasi dan
bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata.
2. Proses pembelajaran mampu melayani gaya belajar dan kecepatan
belajar peserta didik yang berbeda-beda.
3. Proses pembelajaran mampu melayani perkembangan belajar peserta
didik yang berbeda-beda.
4. Proses pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pengajaran, sehingga mencapai tujuan sesuai dengan program yang
telah ditetapkan.
Proses pembelajaran yang baik seperti di atas, sering kali sulit
diwujudkan dalam praktek kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini
karena proses pembelajaran yang melibatkan antara guru dan siswa
pelaksanaannya masih belum maksimal. Seperti halnya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam masih ditemukan rendahnya penerapan
pembentukan akhlak mulia dalam pembelajaran.
Pada satu sisi proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dipahami
siswa dan guru sebagai bahan yang bersifat pengetahuan, di sisi lain strategi
penyampaian materi pembelajaran masih bertumpu pada metode-metode
tertentu seperti ceramah dan tugas. Akhirnya kegiatan pembelajaran tidak
interaktif, kurang menarik, dan terkesan hanya mengejar target pada pokok
permasalahan.
Keadaan di atas perlu penanganan secara serius agar peningkatan kualitas
pembelajaran dapat tercapai sehingga peningkatan penguasaan materi
pembelajaran yang diharapkan dapat terwujud. Oleh karena itu, perlu diuji
cobakan penerapan berbagai strategi pembelajaran untuk mengetahui
dampaknya bagi proses dan hasil pembelajaran. Untuk memahami
permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui kegiatan penelitian tindak kelas.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk mengembangkan kekuatan spiritual, keagamaan, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan Negara. (Kloang Klede Putra, 2003 hlm. 11).
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan..
Dalam Pendidikan Azas Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarsa Sung
Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan menegaskan bahwa kedudukan guru dalam kegiatan
proses pembelajaran sangat strategis karena gurulah yang akan menentukan
kedalam materi dan keleluasaan materi pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya
memperluas dan memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang
efektif, efisien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi dapat
dilakukan dan dicapai oleh setiap guru (Cony Semiawan, 1998 hlm.43).
3
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam kegiatan pengajaran, unsur yang penting adalah bagaimana guru
dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada
gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara
optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan berbagai
pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarahkan pada pencapaian
tujuan belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada
hakikatnya adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan,
ketrampilan sikap serta ide dan apresiasi yang mengarah pada perubahan
tingkah laku dan pertumbuhan siswa.
Tujuan dalam mengajar merupakan arah yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan pengajaran tidak akan pernah tercapai
apabila salah satu komponen pengajaran tidak dilibatkan atau tidak digunakan
dalam kegiatan pengajaran. Komponen tersebut adalah metode mengajar.
Dengan adanya metode mengajar siswa dapat dihubungkan dengan bahan
atau sumber belajar (Darwin Syah, 2007 hlm. 136)
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting,
karena Pendidikan Agama Islam dapat membimbing dan mendidik yang
dilakukan secara sadar kepada anak didiknya kearah kepribadian muslim
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang sesuai dengan ajaran
Islam. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran
Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan
hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
Menurut Imam Ghazali tujuan pendidikan adalah membentuk insan
purnama, baik dunia maupun akhirat. Menurut Imam Ghazali manusia dapat
4
mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya
berusaha mengamalkan melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. (Nur
Uhbiyati, dan Abu Ahmadi 1997 hlm. 38)
Proses belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur dan isi kurikulumnya, tetapi sebagian terbesar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar
para siswa berada pada tingkat optimal. (Oemar Hamalik, 2010 hlm. 36)
Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada saraf
individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi
secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu proses belajar hanya
bisa diamati jika ada perubahan dari seseorang yang berbeda dengan
sebelumnya. Perubahan prilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif
maupun psikomotoriknya. Peran guru sebagai pendidik akan terlaksana
dengan baik apabila guru memiliki ilmu pengetahuan sesuai bidangnya. Guru
juga akan mampu mendidik dan mengajar apabila mempunyai kestabilan
emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan mutu
pendidikan anak didiknya, bersikap dan peka terhadap perkembangan dan
jujur, serta adil dalam memberikan penilaian kepada siswa. (Baharudin, dan
Esa Nur Wahyuni 2010, hlm. 16)
Minat pada dasarnya adalah suatu sifat yang melekat pada diri manusia
yang berfungsi sebagai pendorong untuk melakukan apa saja yang di
inginkannya. Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa yang menaruh minat
besar terhadap Pendidikan Agama Islam akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi
untuk belajar secara giat dan akhirnya mencapai prestasi yang di inginkan.
(Sobur Alex, 2003 hlm. 246)
5
Dari uraian di atas, minat sangatlah penting tertanam dalam diri anak.
Karena itu, ketika seseorang dalam hatinya sudah tumbuh semangat untuk
belajar maka tidak akan ada kata putus asa lagi untuk selalu menimba ilmu
Allah. Karena Allah akan selalu memperlihatkan hasil dari apa yang sudah
dilakukan oleh umatnya, seperti firman-Nya dalam Alqur‟an Surat an-Najm
ayat 39-40 berikut ini:
ى ل سان إ ن ل يس ل ن ل وأ ( 91) ما وف ي يه وأن (04) ىر
“Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah di usahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihat (kepadanya).”(Qs. An-Najm: 39-40)
Berdasarkan hasil pengamatan awal, yang peneliti lakukan terhadap
Kelas VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo, bahwa peneliti menemukan
beberapa penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa. Adapun penyebab
rendahnya aktivitas belajar siswa dapat diketahui dari gejala-gejala berikut
ini, yaitu:
1. Siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran,
sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru.
2. Siswa kurang aktif saat pembelajaran berlangsung di kelas.
3. Sebagian siswa tidak mau bertanya dengan guru tentang materi yang
kurang dipahami.
4. Sebagian siswa tidak mau bekerjasama mendiskusikan tugas yang
diberikan guru saat diadakan diskusi kelompok di kelas.
Selain peran guru, metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam
proses pembelajaran juga mempengaruhi minat belajar siswa di sekolah.
Dengan menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang
diajarkan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang secara
langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah selalu berpusat pada
guru sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa hanya
sebagai pendengar setia tanpa merespon apa yang disampaikan oleh guru
6
dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan guru sering mengunakan metode
ceramah.
Banyak metode yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kurikulum
tingkat SMP, salah satu metode yang dapat digunakan dalam menunjang dan
meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam pembelajaran SMP
khususnya mata pelajaran PAI adalah metode sosiodrama. Karena proses
belajar dengan menggunakan metode sosiodrama sangat kuat kandungan
emosinya dan informasi yang didapat akan masuk kedalam memori jangka
panjang siswa. Serta mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat
bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing individu.
Metode sosiodrama merupakan metode yang lebih banyak memberikan
aktivitas kepada siswa untuk memberikan perbuatan baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat metode sosiodrama
adalah semacam drama atau sandiwara, tetapi tidak disiapkan naskahnya
lebih dahulu. (Zakiah Daradjat, 2008 hlm. 301)
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul: Peningkatan Minat Belajar Siswa
Melalui Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran,
sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru.
2. Siswa kurang aktif saat pembelajaran berlangsung di kelas.
3. Sebagian siswa tidak mau bertanya dengan guru tentang materi yang
kurang dipahami.
4. Sebagian siswa tidak mau bekerjasama mendiskusikan tugas yang
diberikan guru saat diadakan diskusi kelompok di kelas.
7
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kelas VII B di
SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo. Pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021,
Melalui metode sosiodrama pada pembelajaran PAI dalam peningkatan minat
belajar siswa.
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini
difokuskan Apakah minat belajar siswa dapat meningkat melalui metode
sosiodrama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas
VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian ini, yaitu: Apakah dengan penerapan metode
sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten
Tebo?
F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu, Untuk
mengetahui apakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan minat
belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VII B
di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
2. Kegunaan
1. Teoritis
a) Dapat menambah khasanah penelitian dibidang pendidikan dan
memberikan sumbangan teori untuk mengembangkan teori dalam
meningkatkan kompetensi dibidang pendidikan nasional.
b) Menambah wawasan tentang pengaruh metode pembelajaran
terhadap minat belajar PAI siswa kelas VII B SMP Negeri 9
8
Kabupaten Tebo dalam kreativitas bermain peran, khususnya
melalui metode pembelajaran sosiodrama.
2. Kegunaan Praktis
a) Sekolah, dapat bermanfaat bahwa metode sosiodrama dapat
diterapkan didalam pembelajaran selain mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
b) Guru, dapat menambah poengetahuan dan daya mengajar dalam
menggunakan metode pembelajaran, akhirnya guru tidak hanya
menggunakan satu metode yang sering digunakan.
c) Bagi Siswa:
1) Dengan menggunakan metode sosiodrama akan lebih senang
dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya keterlibatan.
2) Siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Juga
akan membuat siswa lebih aktif dalam menerima pelajaran.
d) Peneliti:
1) Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang
penggunaan metode sosiodrama.
2) Pembuatan skipsi ini, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan dan mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1)
pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
9
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam
adalah “Usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalakan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihann yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”. Muhaimin juga menjelaskan, Pendidikan Agama
Islam adalah “usaha sadar dalam bimbingan, pengajaran atau latihan
yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak
dicapai”. (Suti’ah Muhaimin dan Nur Ali , 2012 hlm. 76)
Menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah “Suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadkan Islam
sebagai pandangan hidup. (Zakiah Daradjat, 2012 hlm. 86)
Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur‟an
dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam) agar
peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya untuk memiliki kekuatan, kecerdasan, serta keterampilan
spiritual keagamaan, sehingga membentuk pribadi yang berakhlakul
karimah yang diperlukan dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi
sebagai berikut:
10
a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan yaitu untuk menyangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain. (Abdul Majid, 2012 hlm.135)
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah, tujuan Pendidikan
Agama Islam yaitu: Untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang
mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama
sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan
bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa
harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin
11
ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut. (Permendikbud no
Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013)
Dalam konteks pembelajaran di sekolah, tujuan Pendidikan Agama
Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja,
melainkan segi penghayatan juga pengalaman serta pengaplikasiannya
dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup. Secara umum,
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara.(Ramayulis, 2012 hlm. 22)
Sedangkan menurut (UU RI no. 2 Th. 1989) Pendidikan Agama
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam disekolah atau di
madrasah memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, serta pengalaman peserta didik tenang agama Islam
sehingga menjadi pribadi muslim yang salih atau salihah yang terus
berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaan.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam sangat luas karena ajaran
Islam memuat ajaran tentang hidup manusia di dunia dan akhirat dan
berisi pedoman manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupan sejahtera di akhirat nanti. Sehingga ruang
12
lingkup pendidikan Agama Islam meliputi keserasian keselasasan dan
keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah.
2) Hubungan manusia dengan sesama manusia
3) Hubungan manusia dengan diri sendiri
4) Hubungan manusia dengan lingkungannya.
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi lima unsur
pokok yaitu: Al Qur’an, Aqidah, Akhlak, Syariah, dan Tarikh. Pada
tingkat sekolah dasar penekanan diberikan pada empat unsur pokok yaitu
keimanan, ibadah, akhlak dan al qur‟an.
Sedangkan pada sekolah lanjut tingkat pertama dan sekolah
menengah atas disamping empat unsur pokok diatas, maka unsur pokok
syariah semakin dikembangkan. Unsur pokok tarikh diberikan secara
seimbang pada suatu pendidikan. (Ramayulis, 2005 hlm. 22-23).
Dalam Pendidikan Agama Islam berbagai ciri yang menandai
kecerdasan emosional siswa terdapat pada pendidikan akhlak. Para pakar
pendidikan Islam dengan berbagai ungkapan pada umumnya sepakat
bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membina pribadi yang
berakhlak. Adapun yang dimaksud pengembangan kecerdasan emosional
dalam pembelajaran PAI dalam penelitian ini adalah bagaimana guru PAI
dalam membentuk siswa menjadi lebih baik dan sempurna dengan suatu
kemampuan untuk mengetahui, memahami, mengenali dan merasakan
keinginan lingkunganya serta dapat mengambil hikmah sehingga akan
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi.
B. Metode Sosiodrama
1. Pengertian Metode
Menurut Iif Khoiru Ahmadi, “Metode pembelajaran adalah cara
untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu”. (Iif
Khiru Ahmadi, 2011 hlm. 101)
13
Menurut Abdul Majid, “Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. (Abdul Majid,
2013, hlm. 193)
Sedangkan menurut Muhammad Yaumi, “Metode adalah alat atau
cara yang digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran kepada
peserta didik. (Muhmamad Yaumi, 2013 hlm. 224) Dari penjelasan di
atas dapat disimpulan bahwa metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pembelajaran.
2. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti
mempertunjukkan dan drama berarti mempertontonkan. Sedangkan
metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendemonstrasikan
tingkah laku dalam hubungan sosial. (Tukiran Taniredja, 2011, hlm. 39)
Metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran
tertentu dalam kegiatan belajar mengajar yang menyangkut kehidupan
atau perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat dengan maksud
sosial. (Werkanis dan Marlius Hamadi, 2005., hlm. 73-74).
Sosiodrama adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya
digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insani. Teknik itu
14
bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan
individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi atau individu
terebut dalam bentuk dramatisasi. (Oemar Hamalik, 2009, hlm. 199).
Metode sosiodrama adalah semacam drama atau sandiwara, tetapi
tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian
tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu, tapi dilaksanakan
seperti sandiwara di panggung. (Zakiah Daradjat, 2008 hlm. 301)
Istilah sosiodrama dan bermain peranan {role playing) dalam metode
merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti Sosiodrama
dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan
mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial pada
metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan
emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang
secara nyata dihadapi.
Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peranan), kadang-kadang
juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanya kedua metode tersebut
tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.
3. Tujuan Metode Sosiodrama
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, tujuan yang diharapkan dengan
mengunakan metode sosiodrama antara lain adalah:
a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan.
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. (Syaiful
Bahri Djamarah, dan Asman Zain 2006 hlm. 100)
15
4. Kelebihan Metode Sosiodrama
Menurut (Werkanis, dan Marlius Hamadi 2005 hlm. 74-75), metode
sosiodrama memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1) Dapat melatih siswa berbicara secara spontan.
2) Secara langsung membawa siswa pada kondisi yang dihadapi.
3) Dapat mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas siswa
berpartisipasi dalam kelompok.
4) Mendorong keterampilan, mengamati, menafsirkan, menerapkan dan
mengkomunikasikannya.
5) Dapat menyalurkan ekspresi ke dalam berbagai kegiatan baik seni
budaya maupun sejarah.
6) Dapat berperan dalam melaksanakan prilaku antagonis/protogonis.
Munurut Mansyur dalam (Tukiran Taniredja, 2011 hlm. 39)
kelebihan metode sosiodrama adalah:
1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan menginggat
bahan yang akan didramakan.
2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3) Bakat yang terpendam pada siswa dapat dipupuk sehingga
dimungkinkan akan muncul atau timbul bibit seni dari sekolah.
4) Kerjasama antara pemain dapat tumbuh dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggung jawab dengan sesama.
6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar
mudah dipahami orang lain.
5. Kelemahan Metode Sosiodrama
Kelemahan metode sosiodrama meliputi beberapa hal, yaitu:
1) Sebagian besar anak yang tidak bermain drama mereka menjadi
kurang kreatif.
16
2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan
pertunjukan.
3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit
menjadi kurang bebas.
4) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para
penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Sosiodrama
Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama meliputi
beberapa hal, yaitu:
1) Persiapan keberhasilan metode sosiodrama (role playing) yang akan
diperankan siswa dalam memberikan informasi kepada teman
sekolah ditentukan oleh persiapan yang dilakukan guru, antara lain:
a. Penetapan situasi sosial/peristiwa yang akan disosio dramakan.
b. Memilih pelaku (peran), meliputi:
(1) Mempersiapkan pelaku (pemain), dan
(2) Mempersiapkan penonton (audience). (Werkanis dan Marlius
Hamadi, 2005 hlm. 75)
2) Pelaksanaan yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan
metode pembelajaran sosiodrama (role playing) dalam kegiatan
belajar mengajar adalah bagaimana peserta didik dapat tertarik dan
berminat untuk berperan dalam permainannya, menghayati dan dapat
mendalami peran yang mereka inginkan. Selain pementasan ada
beberapa hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:
a. Guru harus menyampaikan kepada siswa tentang pokok peristiwa
yang akan didramakan secara sederhana.
b. Siswa harus memainkan perannya sesuai dengan urutan adegan
yang telah ditentukan.
17
c. Guru dapat menghentikan kegiatan apabila telah dilakukan
diskusi atau tanya jawab. (Werkanis, dan Marlius Hamadi 2005
hlm. 75-76.)
Sedangkan menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti dalam bukunya
yang berjudul ilmu pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan
pendidikan, menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran
Sosiodrama atau role playing adalah sebagai berikut:
1) Buatlah permasalahan yang diangkat dari tempat/setting atau
kejadian aktual yang berkembang dimasyarakat dengan materi
pembelajaran.
2) Tunjuklah 2 siswa atau lebih untuk memerankan tokoh yang
terlibat dalam kejadian tersebut.
3) Mintalah kepada siswa yang memerankan permainan untuk
bertindak seperti yang dilakukan oleh para aktor dengan membuat
skenario/dialog.
4) Mintalah siswa lain untuk mengamati dan mencatat adegan yang
sedang berlangsung untuk dijadikan bahan evaluasi.
5) Mintalah komentar dari para siswa. (Zurinal Z dan Wahdi Sayuti,
2006 hlm. 127)
Dari uraian diatas, adapun langkah-langkah metode Sosiodrama atau
Role playing yang penulis gunakan adalah:
1) Guru membuat bahan atau permasalahan yang terjadi di
sekitar/lingkungan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2) Guru menunjuk beberapa orang siswa atau lebih untuk dijadikan
kelompok, kemudian masing-masing dari kelompok tersebut
membuat skenario/dialog untuk percakapan di dalam sosiodrama /
role playing.
3) Melakukan drama atau bermain peran.
4) Guru menyuruh siswa yang lainnya untuk mengamati jalannya
cerita/drama tersebut, untuk dijadikan bahan kritikan dan
18
mengeluarkan pendapat terhadap kelompok yang telah selesai
memainkan peran.
5) Kesimpulan.
C. Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar secara terminologi terdiri dari dua istilah kata yang
masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri. Untuk menjelaskan
keduanya, terlebih dahulu perlu dari istiah minat dan belajar itu sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu”. (Tim Penyusun KKBI, 2008 hlm.
957)
Menurut beberapa ahli, sebagai berikut: menurut Sukardi, minat
dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan
sesuatu. Adapun menurut Sadirman, minat adalah suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tentu
akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat mempunyai
hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa
ada kepentingan dengan sesuatu itu. (Ahmad Susanto, 2013 hlm. 57)
Menurut Bernad dalam Sadirman, menyatakan bahwa minat timbul
tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi,
jelas bahwa, minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan
keinginan. Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen menyebutkan bahwa
minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi,
ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh
eksternal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat atau dorongan dalam
diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat memerankan
19
dirinya melalui belajar. Dimana identifikasi diri memiliki kaitan dengan
peluang atau hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau
kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari minat spesifik yang dia
miliki. (Ahmad Susanto, 2013 hlm. 58)
Menurut Bloom, minat adalah apa yang disebutnya subject-related
affect, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi
pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas yang jelas antara
minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Yang tampak adalah sebuah
kontinum yang terentang dari pandangan-pandangan negatif atau (affect)
negatif terhadap pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan kepada
seseorang apakah ia mempelajari itu, apa yang disukai atau tidak
disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan dengan
menggunakan kuesioner yang berupaya meningkatkan berbagai
pendapat, pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan suatu
affek positif atau negatif terhadap pelajaran. (Ahmad Susanto, 2013 hlm.
59.)
Bloom juga menunjukkan bahwa prestasi dan dampak pelaku terkait
(subject related affect) saling berhubungan dan saling memengaruhi.
Prestasi yang tinggi meningkatkan sikap (affek) positif, dimana sikap
(affek) yang positif ini membuat prestasi menjadi lebih tinggi dan prestasi
yang lebih tinggi ini juga membuat sikap (affek) semakin positif.
Demikian sebaliknya, prestasi yang rendah menurunkan lagi sikap (affek)
positif.
Perasaan subjektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat
tugas dalam pelajaran banak dipengaruhi oleh persepsinya tentang
mampu tidaknya ia dalam merampungkan tugastugas itu. pada
gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada riwayat sebelumnya
dengan tugas semacam itu dan terutama penilaian sebelumnya mengenai
hasil belajar dari dalam tugas-tugas ini. (Ahmad Susanto, 2013 hlm. 59-
60)
20
Adapun definisi belajar dapat dikemukakan menurut beberapa ahli.
Definisi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) R. Gagne (1989), belajar merupakan suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
2) Gagne, belajar dimaknai suatu proses untuk memperoleh motiasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
(Ahmad Susanto, 2013 hlm. 1)
3) Burton dalam Usman dan Setiawati, belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu lain dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
4) E.R. Hilgrad, belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud
mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini
diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgrad menegaskan
bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam
diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan
sebagainya.
5) W.S Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang relatif
konstan dan berbekas. (Ahmad Susanto, 2013 hlm. 3-4)
Dari pembahasan diatas bahwa minat belajar adalah gairah, gelora
semangat, minat terhadap aktivitas mental yang berlangsung dalam
interkasi aktif antara seseorang dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan perubahan. Jadi, kesimpulan dari minat belajar
adalah suatu kemampuan seseorang yang dimiliki untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan secara senang.
21
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa ada dua
yakni:
1) Faktor Internal, adalah faktor yang berasal dari dalam individu.
Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis meliputi:
1) Kesehatan jasmani
2) Gizi cukup tinggi (gizi kurang maka lekas lelah, mudah
ngantuk, sukar menerima pelajaran)
3) Kondisi panca indra (mata, hidung, telinga, pengecap, dan
tubuh).
Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas,
pengajaran klasikal perlu memperhatikan: postur tubuh anak, dan
jenis kelamin anak (untuk menghindari letupan-letupan emosional
yang cenderung tak terkendali). (Noer Rohmah, 2012 hlm. 196)
b) Faktor psikologis meliputi:
Belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik antara lain:
Kecerdasan, Bakat , Motivasi, Kemampuan Kognitif.
2) Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor eksternal dibagi menajdi dua yakni faktor keluarga dan
faktor sekolah. Faktor yang berasal dari keluarga seperti cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan. Sedangkan faktor yang berasal dari sekolah seperti
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi
peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, mata pelajaran,
keadaan gedung, dan tugas rumah. (Euis Karwati, 2015 hlm. 150)
22
3. Indikator Minat Belajar Siswa
Seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu, apabila ia
mempunyai perasaan senang, perasaan tertarik dan penuh perhatian
terhadap sesuatu hal tersebut. Hal ini akan muncul apabila didukung
dengan sikap positif atau menerima dengan hal tersebut (WS. Winkel,
1989 hlm. 105).
Ada beberapa indikator minat siswa yang memiliki minat belajar
yang tinggi, hal ini dapat terlihat melalui proses belajar di kelas maupun
di rumah. minat seseorang bisa diespresikan melalui suatu pernyataan
yang menunjukan bahwa siswa tersebut lebih menyukai suatu hal dari
pada hal lainnya. Dapat pula dimanifikasikan melalui partisipasikan
dalam aktivitas.
Seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu, apabila ia
mempunyai perasaan senang, perasaan tertarik dan penuh perhatian
terhadap sesuatu hal tersebut. Selanjutnya minat hampir tidak dapat
dilepaskan dari perasaan terpenuhinya kebutuhan yang menimbulkan
kepuasan bagi dirinya (Usman Effendi, 1985 hlm 122). Dari hal diatas
dapat diketahui bahwa yang indicator minat yaitu: perasaan senang,
perasaan tertarik, penuh perhatian, bersikap positif, dan terpenuhinya
kebetuhan.
Siswa yang memiliki minat terhadap obyek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut
demikian juga memiliki minat belajar yang tinggi akan cenderung
mengekspresikan minatnya dalam kegiatan yang besar, misalnya:
a) Selalu aktif dalam proses belajar mengajar, baik dengan bertanya
saat tidak mengetahui suatu pelajaran atau mengemukakan
pendapat saat proses belajar mengajar berlansung.
b) Tidak puas hanya belajar dari satu literatur saja.
c) Melaksanakan semua tugas sekolah dengan baik.
23
d) Menggunakan pasitas sekolah untuk tujuan penambahan
pengetahuan, seperti menggunkan perpustakaan, laboratorium
sekolah maupaun prasarana yang lain.
e) Menggukan waktu untuk hal-hal yang bersifat untuk penambahan
pengetahuan.
4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Rasa ketertarikan siswa dalam belajar dapat dirangsang dan dijaga
dengan menggunakan cara yang berbeda-beda dan tentunya dengan cara
yang meneyenangkan. Dalam kerangka ini, guru dapat menerapkan cara-
cara sebagai berikut:
1) Bersikap antusias pada pelajaran yang sedang diajarkan.
Dalam meningkatkan antusias belajar siswa, tentunya guru juga
harus menunjukkan antusias terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
Sehingga bukan peserta didik saja yang dituntut untuk bersikap
antusias dalam pembelajaran namun guru pun juga harus
menunjukkan antusias sehingga aka terjadi interkasi positif yang
saling menguntungkan. Dengan begitu, guru mampu menumbuhkan
antusias siswa dalam belajar.
2) Memberikan selingan pada cara mengajar
Memberikan selingan-selingan ditengah pembelajaran yang
sedang berlangusung akan dapat dapat menghindari dari kebosanan.
Selingan-selingan tersebut seperti mengadakan game, menyajikan
beberapa vidoe yang mendukung materi pelajaran, bercerita humor,
dan lain-lain. Hal ini akan dapat merenggangkan otot dan membuat
peserta didik lebih lebih rileks dan santai. Dengan begitu siswa akan
terhindar dari kebosanan dan semangat dan semangat lagi dalam
belajar.
3) Membangun suasana belajar yang nyaman
Siswa akan termotivasi, semanagat belajar, dan memiliki minat
yang tinggi apabila guru mampu menciptakan pembelajaran dengan
nyaman. Jika siswa sudah merasa nyaman saat berada di kelas, maka
24
siswa akan siap menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru
dan semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. (Sudarwan
Danim, 2011 hlm. 199).
5. Hubungan Minat Belajar Dengan Metode Sosiodrama
Minat belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa
dalam proses belajar mengajar yang menimbulkan perubahan perilaku
belajar pada diri siswa. Untuk meningkatkan Minat belajar Pendidikan
Agama Islam siswa, guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi, sehingga siswa tidak bosan menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
diterapkan guru untuk meningkatkan Minat belajar Pendidikan Agama
Islam siswa yaitu dengan menerapkan metode sosiodrama. Metode
sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang lebih banyak
memberikan aktivitas kepada siswa untuk memberikan perbuatan baik
dalam bentuk fisik maupun non fisik, sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
Dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran, diharapkan Minat
belajar siswa dapat meningkat. Hal ini dapat dipahami bahwa metode
sosiodrama memiliki hubungan yang erat dalam meningkatkan minat
belajar siswa di antaranya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Karena dalam metode sosiodrama siswa diberi kesempatan dan
kebebasan untuk meningkatkan potensi diri menerima pembelajaran di
kelas, sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
B. Studi Relevan
Hasil penelitian yang relevan digunakan untuk pengembangan
pelaksanaan penelitian. Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang
peningkatan minat belajar siswa dengan metode sosiodrama dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo, terlebih dahulu peneliti
melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan, yaitu:
25
1. Implementasi Metode Sosiodrama dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Dakwah Rasulullah Periode Madinah di
Madrasah Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi. (Devi Anggraini, jurnal,
2020)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode
sosiodrama pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
siswa kelas X Madrasah Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi tahun ajaran
2019/2020. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) Madrasah
Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi tahun ajaran 2019/2020 yang
berjumlah 18 orang siswa. Desain penelitian ini mengacu pada
Desain Penelitian Tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
yang meliputi (1) tahapan perencanaan, (2) pelaksanaan. (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah (1) tes, (2) observasi, dan (3)
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data
kuantitatif dan analisi data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan metode pembelajaran Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Ratarata
aktivitas siswa secara keseluruhan pada siklus I sebesar 66,25%
kemudian menjadi 91,25% pada siklus II. pada siklus I diperoleh
skor hasil belajar siswa diperoleh rata-rata pada kategori sedang
yaitu persentase 66,66%. Pada siklus II diperoleh skor hasil belajar
siswa diperoleh rata-rata persentase hasil belajar siswa pada kategori
sangat tinggi dengan persentase 91,31%. Sehingga penerapan
metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
MA Mahdaliyah Kota Jambi. Dalam penelitian tersebut sama-sama
membahas efektif metode sosiodrama dalam meningkatkan
kemampuan minat dan hasil belajar, tetapi peneliti lebih
memfokuskan peningkatan minat belajar siswa dengan metode
26
sosiodrama dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 9 Kabupaten
Tebo.
2. Implementasi Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Kelas X BDP 2 (Studi Kasus Di SMKN 1
Ponorogo), (Siti Khasanah, jurnal, 2019)
Pada SMKN 1 Ponorogo, peneliti tersebut menemukan masalah
yaitu ketika dalam proses pembelajaran PAIBP siswa terlihat kurang
semangat dalam belajar, mengantuk, tidak memperhatikan secara
penuh, serta kurang konsentrasi. Karena itulah perlu upaya untuk
meningkatkan minat siswa dengan menggunakan metode
sosiodrama. Jenis penelitian tersebut adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Model Spiral dari Kemmis dan Taggert yang dilaksanakan
dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian
adalah kelas X BDP 2 SMKN 1 Ponorogo yang berjumlah 32 siswa.
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada siklus I sebanyak 22
siswa atau 68,75% yang mencapai tuntas, kemudian di siklus II
siswa yang tuntas dalam belajar berjumlah 32 siswa atau 100 %.
Dalam penelitian tersebut sama-sama membahas efektif metode
sosiodrama dalam meningkatkan kemampuan minat dan hasil
belajar, tetapi peneliti lebih memfokuskan peningkatan minat belajar
siswa dengan metode sosiodrama dalam pembelajaran PAI di SMP
Negeri 9 Kabupaten Tebo.
3. Implementasi Metode Role Playing dalam Meningkatkan Minat
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa (Penelitian Tindakan Kelas
di SMPN Cimarga Rangkas Bitung Lebak Banten). (Siti Hasanatul
Mardiah, jurnal 2015)
Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa dalam
pembelajaran PAI, guru masih menggunakan metode ceramah, hal
27
ini membuat siswa bosan dan tidak semangat belajar, sehingga minat
belajar siswa sangat rendah. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, data diambil
melalui teknik pengumpulan data berupa data hasil observasi
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing, wawancara, dan angket minat belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari setiap
siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pada penyebaran angket
minat belajar siswa yaitu pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II,
rata-rata persentase angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah
nilai angket minat belajar siswa terendah pada saat pra siklus sebesar
98% dengan jumlah nilai angket 34, untuk siklus I sebesar 106%
dengan jumlah nilai angket 37, sedangkan untuk siklus II sebesar
120% dengan jumlah nilai angket 42. Dan untuk rata-rata persentase
angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah nilai angket minat
belajar siswa tertinggi pada saat pra siklus sebesar 152% dengan
jumlah nilai angket 53, untuk siklus I sebesar 175% dengan jumlah
nilai angket 61, sedangkan untuk siklus II sebesar 183% dengan
jumlah nilai angket 64. Dalam penelitian tersebut sama-sama
membahas metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
minat belajar, namun peneliti lebih memfokuskan peningkatan minat
belajar siswa dengan metode sosiodrama dalam pembelajaran PAI
di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action research). Sesuatu tindakan yang secara khusus diamati terus-
menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol
sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
(Suharsimi, 2007 hlm. 2) Oleh karena itu dalam konteks inilah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menjadi urgen/penting, karena PTK menawarkan
solusi yang terencana, sistematis, terukur, berdaya dan hasil guna. (Nusa
Putra, 2014 hlm. 104) Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh peneliti.
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris Classrom
Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada subyek penelitian
dikelas tersebut. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai
penelitian yang berorientasikan pada penerapan tindakan dengan tujuan
peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk
kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan
tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh
hasil yang lebih baik. (Paizaluddin, 2016 hlm. 6-7).
Menurut Suharsimi Arikunto, dalam hal ini arti kelas tidak terikat
pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik,
yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelejaran yang sama dari guru yang sama juga. Sama seperti
pendapat suharsimi, Purwadi menyetakan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah sustu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan Kegiatan
28
Belajar Mengajar (KBM) dalam arti yang luas. Dari pengertian, maka
dapat dipahami bahwa
PTK sebenarnya disebut dengan penelitian tindakan (action research).
Menurut Isaac, action research adalah nama yang diberikan pada suatu
aliran dalam penelitian pendidikan. Untuk membedakannya dengan action
research dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering menggunakan
istilah classroom action research atau classroom research.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) dengan menggunakan penelitian tindakan kelas model spiral
Kemmis dan Taggart terbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Model Kemmis dan Taggart menggabungkan komponen
acting dan observing dalam satu kesatuan karena keduanya merupakan
tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Dalam
perencanaannya Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang
setiap siklus meliputi tiga komponen yaitu rencana (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Gambar 3.1
Model Penelitian Kemmis dan Taggart.
Peneliti memilih model ini karena komponen pada tindakan dan
observasi harus dilakukan bersamaan agar peneliti tidak kehilangan
momentum saat harus melihat sejauh mana tingkat perkembangan siswa.
Fokus penelitian ini adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif
yang dibuat oleh peneliti, kemudian diuji cobakan dan dievaluasi apakah
tindakan itu dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.
30
Secara ringkas tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan praktik atau layanan pembelajaran
secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan
relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta
menumbuhkan budaya.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini
mengambil tempat di kelas VII B SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo,
Pemilihan tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas pemikiran
bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan menjadi objek ini
relevan dengan pokok permasalahan penelitian ini. Alasan praktis
pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :
a) keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti: baik dari segi
tenaga maupun efisien waktu.
b) situasi social: sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki
lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal
dengan pihak sekolah hingga mendapatkan izin secara informal.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan saat berlangsungnya
penelitian yakni selama 3 bulan yakni pada tanggal 14 Januari 201
hingga pada tanggal 2 Maret 2021, pada siswa kelas VII B SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo dengan jumlah siswa 28 yang pada pokok permasalahan
31
peningkatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII B dengan
menggunakan metode sosiodrama. Hal ini dikarenakan siswa-siswi
dikelas VII B memiliki perkembangan minat yang masih perlu
distimulasi lagi. Subjek penelitian ini dapat digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas VII B SMPN 9
NO NAMA SISWA L/P
1 A. Haikal Faiz L
2 Alif Aditia Melandri L
3 Andika Apri Setiawan L
4 Bekti Eko Saputra L
5 Cherista Mendio Putri P
6 Cindy Mey Auliya Putri P
7 Didit Aji Alfarisi L
8 Dinda Aulia Azka P
9 Jiyan Rohani P
10 M. Khoiruzzaqi L
11 M. Ulil Azmi L
12 Naysila Putri Sholehah P
13 Nesa Syafina P
14 Nia Zelianti P
15 Okta Fitriansyah L
16 Pinasti Kurniawati P
17 Putri Diah Al P
18 Rahmatul Isnaini P
19 Rani Kurnia Sari P
20 Renata Adisti Aw P
21 Rifka Satria L
22 Rival Dandy Hary Pratama L
23 Sendi Mahesa Prayoga L
24 Try Suryanto L
25 Umi Salamah P
26 Vani Tri Octavia P
27 Widy Astri Yani P
28 Zulfikar Saputra L
32
Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono,
2015:124). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP
Negeri 9 Kabupaten Tebo sebagai penelitian dengan jumlah sampel
sebanyak 28 siswa.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugas
pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam
arti luas (Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana, 2008: 43)
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua sumber data yaitu :
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya. Adapun yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru dan siswa kelas VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten
Tebo.
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga
dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.
Dalam penelitian ini, dokumentasi dan wawancara merupakan
sumber data sekunder.
33
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan PTK pada penelitian ini akan diterapkan dua siklus, dengan
siklus pertama dapat membuat bentuk Sosiodrama sesuai tema dan siklus
kedua membuat bentuk Sosiodrama sesuai kreasi anak setelah menyelesaikan
masalah pada siklus I (Daryanto, 2018 hal: 149-151).
a. Siklus I
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat
kegiatan yaitu:
1) Perencanaan
a) Membuat perencanaan pembelajaran.
b) Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan.
c) Mengatur pembagian barisan anak.
d) Mencontohkan membuat bentuk menggunakan media.
e) Membuat lembar observasi siswa.
f) Mendesain alat evaluasi.
2) Tindakan
a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin
b) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran.
c) Mengenalkan alat dan bahan yang di gunakan.
d) Mengarahkan anak dalam membuat bentuk sesuai yang dicontohkan.
e) Melakukan evaluasi.
f) Menganalisis hasil evaluasi.
g) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
3) Pengamatan
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneiti dalam melakukan
pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap
pembelajaran menggunakan lembar observasi aktifivitas siswa dan
34
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru peneliti. Hasil
observasi digunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
4) Refleksi
Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun
hasil belajar, akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data
penilaian pada masing-masing siklus. Analisis ini merupakan kegiatan
refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang dilalui sudah sesuai
harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus berikutnya (Daryanto,
2018 hal: 40).
b. Siklus 2
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus II yang terdiri dari empat
kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaa (tindakan) pengamatan dan
refleksi, yaitu dapat membuat bentuk sesuai kreasi anak menggunakan
media Sosiodrama.
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
a) Membuat rencana pembelajaran.
b) Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan atau bahan ajar
yang akan disampaikan.
c) Membuat lembar observasi siswa.
d) Melaksanakan evaluasi yang telah dilakukan.
2) Tindakan
a) Membuat suasana belajar sebaik mungkin.
b) Membuat ice breaking untuk menambah semangat anak.
c) Memberikan motivasi dan semangat siswa untuk belajar.
d) Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran.
e) Demonstrasi macam-macam bentuk dari sosiodrama.
f) Melakukan evaluasi.
g) Menganalisis hasil evaluasi.
35
h) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
3) Pengamatan
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneiti dalam melakukan
pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap
pembelajaran menggunakan lembar observasi aktifivitas siswa dan
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru peneliti. Hasil
observasi digunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
4) Refleksi
Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun
hasil belajar, akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data
penilaian pada masing-masing siklus. Analisis ini merupakan kegiatan
refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang dilalui sudah sesuai
harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus berikutnya (Daryanto,
2018 hlm: 200).
E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data-data dalam
penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, wawancara, angket,
tes praktek, dan dokumentasi (Sugiono, 2016 hal: 225). Selama
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran saat melaksanakan metode demonstrasi.
setiap akhir siklus dilaksanakan tes praktek yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan minat belajar siswa setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan metode sosiodrama.
36
Tabel 3.2
Teknik instrument dan pengumpulan data
No Instrumen Teknik Pengumpulan Data
1 Lembar Observasi
Pengisian lembar observasi siswa
berupa keadaan lingkungan dan siswa
pada saat pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan metode
sosiorama.
2
Pedoman
Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada
guru PAI dan siswa, wawancara
dilakukan pada saat pra penelitian dan
di akhir penelitian.
3 Angket minat belajar Angket diberikan pada saat siklus I
dan diakhir siklus II.
4 Tes praktek
Untuk mengevaluasi apakah
pelaksanaan tindakan penelitian telah
sesuai dengan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan
5 Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi
pelaksanaan kegiatan penelitian
melalui foto atau gambar, sebagai
bukti fisik pelaksanaan penelitian.
2. Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data (IPD) adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Sugiono, 2013: 222).
a. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran didalam pelaksanaan metode
37
pembelajaran sosiodrama. Observasi sangat sesuai digunakan dalam
penelitian yang berhubungan dengan prilaku manusia, proses kerja
yaitu kegiatan belajar mengajar dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai
pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memperoleh
informasi bagaimana proses dengan metode sosiodrama yang di
laksanakan di kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Negeri 9
Kabupaten Tebo.
b. Panduan Wawancara
Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat
dan gambaran di kelas VII B Sekolah Menengah Pertama negeri 9
Kabupaten Tebo.
c. Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiono,
2013 hlm. 142) Responden dalam peneitian ini siswa kelas VII B di
SMP N 9 Kabupaten Tebo, Tujuan penggunaaan angket ini adalah
untuk mengetahui penilaian dari pengajar
d. Tes Praktek
Instrumen bentuk praktek yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian penyelenggaraan shalat berjamaah. Tes praktek akan
diberikan kepada siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus. Hasil
dari tes praktek ini bertujuan untuk mengukur peningkatan minat
belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode
sosiodrama. Dalam penelitian ini dilaksanakan 2 kali tes tentang
penyelenggaraaan shalat berjamaah akhir siklus yaitu: tes akhir
siklus I, tes akhir siklus II.
e. Dokumentasi
38
Dokumentasi yang digunakan adalah kamera dengan
menampilkan foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan metode sosiodrama. Foto-foto ini digunakan sebagai alat
bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu
pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi
teknik metode gabungan (Mixed Methods Research). Teknik kualitatif
digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan,
menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran dan mendeskripsikan aktivitas atau partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan
hasil pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk
mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penentuan hasil kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil tes soal
kemampuan berpikir kritis akhir siklus, dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan dari hasil
penilaian kemampuan menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik
penilaian yang disusun.
Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada
aspek-aspek hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Penyajian Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun informasi secara
sistematis dari tahap reduksi data sehingga mempermudah dalam
membaca data.
2. Triangulasi
Triangulasi data dilakukan dengan memadukan data yang diperoleh dari
hasil lembar observasi, wawancara tes, dan dokumentasi untuk
mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
39
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah pemberian makna pada data yang diperoleh
dari penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil
data yang telah diperoleh.
a) Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan metode
sosiodrama. Analisis data observasi adalah sebagai berikut ini:
1) Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan
pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang telah
dibuat.
2) Menghitung skor hasil belajar total yang telah diperoleh
setelah keterlaksanaan pembelajaran. Skor total yang telah
diperoleh tersebut dihitung persentasenya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijiono, 2012 hlm 43)
Keterangan hal:
p = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
100 = Bilangan Tetap
Tabel 3.3
Pedoman Persentase Rata-rata Hasil Observasi minat belajar siswa
(Rahayu,2014 hal: 12)
Persentase Rata-rata Kategori
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Sedang
21% - 40% Buruk
40
< 21% Sangat Buruk
b) Analisis Hasil Tes
Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur kemampuan
pemahaman dan mengingat siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode sosiodrama. Data hasil tes dianalisis
berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.
Pedoman penilaian hasil tes berdasarkan rubrik skor berpikir kritis.
Adapun perhitungannya dengan rumus-rumus berikut. Untuk
menghitung skor rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa
menggunakan rumus (Sudijiono, 2012 hlm 85)
Keterangan hal:
Mx = Mean yang kita cari (skor rata-rata)
Σx = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Jumlah Ideal (banyaknya skor-skor itu sendiri)
Hasil perhitungan nilai rata-rata tes yang telah diperoleh pada
setiap siklusnya kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria
berikut
(Rahayu, 2014 hlm 13)
Table 3.4
Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Minat Belajar Siswa
Persentase Rata-rata Kategori
80 < Mx ≤ 100 Sangat Tinggi
60 < Mx ≤ 80 Tinggi
40 < Mx ≤ 60 Sedang
20 < Mx ≤ 40 Rendah
0 < Mx ≤ 20 Sangat Rendah
41
Setelah diperoleh hasil persentase kemampuan berpikir kritis siswa,
peneliti menentukan kategori kemampuan berpikir keritis siswa.
Pemberian kategori bertujuan untuk mengetahui kualifikasi persentase
kemampuan berpikir kritis siswa.
G. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
71% dari 28 siswa yakni 19 siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran (Asep
2012 hlm 138). Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil
test kemampuan mengekspresikan perannya yang diperoleh oleh siswa.
Kriteria ketuntasan minimal yang digunakan di kelas VII B SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo mencapai 70%.
42
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah/Madrasah
Di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo didirikan pada tahun 1980 di
Jalan Kenanga, Desa Sukadamai, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten
Tebo, Provinsi Jambi. SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo ini hasil dari
tanah khitbah dan untuk bangunannya sendiri sudah permanen yang
dibangun pada zaman orba, untuk sekarang sekolah ini keadaan sudah
lebih baik dalam arti faslitas sudah hampir lengkap dan juga jumlah
tenaga pengajar dan fasilitas yang memadai.
2. Visi dan Misi Sekolah
a) Visi sekolah
Yaitu Berprestasi, Berdedikasi “ASRI” berdasarkan IMTAQ dan
IPTEK
b) Misi Sekolah
a. Melaksanakan pengembangan kurikulum.
b. Melaksanakan pengembangan tenaga kependidikan.
c. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran.
d. Melaksanakan rencana induk pengembangan fasilitas
pendidikan.
e. Melaksanakan pengembangan/ peningkatan standar ketuntasan
dan kelulusan.
f. Melaksanakan pengembangan kelembagaan dan menejemen
sekolah.
g. Melaksanakan program penggalangan pembiayaan sekolah
Melaksanakan pengembangan pendidikan.
43
2) Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun 2020-2021
PEND AGAMA ISLAM MATEMATIKA ILMU PENG ALAM ILMU PENG SOSIAL
Drs. EDI YANTO
SUJARWO, S.Pd
YELLY HR, S.Pd
EVI ALVIA, S.Pd
SAPARUDDIN, S.Pd SYAIKUL BASYARI,A.Md SRI NADIATUN, S.Pd
ERI NESWITA, S.Pd
NEVI ZAKIYA, S.Pd
BHS INGGRIS
TEHK INFOKOM MURYANTI, S.Pd
BHS INDONESIA
EVA SURYANI,S.Pd
SAPARUDDIN,S.Pd
PKN
YUSNARTI, S.Pd MIRA SUSANTI, S.Pd
USWATUN, A.Md
TRIWIJI ASTUTI, S.Pd
KEPALA SEKOLAH
Drs. SURANTO, MM NIP.
WAKA UR KESISWAAN WAKA UR KURIKULUM
EVI ALVIA, S.Pd NIP.
YURNI HELPITA, S.Pd NIP.
KELOMPOK WALI KELAS
WALI KELAS VIII/A WALI KELAS VII/A WALI KELAS IX/A
DWI CAHYONO S.Pd
SAPARUDDIN, S.Pd
EVA SURYANI, S.Pd NIP.
CHARISMA H S.Pd YURNI HELPITA S.Pd
SRI NADIATUN S.Pd
WALI KELAS VII/B WALI KELAS VIII/B WALI KELAS IX/B
WALI KELAS VII/C WALI KELAS VIII/C WALI KELAS IX/C
SUJARWO, S.Pd NIP.
YELLY HR, S.Pd NIP.
YURNARTI, S.Pd NIP.
KELOMPOK MATA PELAJARAN
Drs. SUPIANTO, MM
BIMBINGAN
KONSELING
PEMBINA KEG SISWA TATA USAHA
“PEMBINA OSIS” YUNIAR DWI P, S.Pd
STAF NGATIYEM, S.PdI
KAUR TATA USAHA WIDODO SLAMET BASUKI
PETUGAS PERPUS LILIS SURYANI, S.Pd
SECURITY MUHAMMAD ROBIUL
“PEMBINA UKS” DWI CAHYONO, S.Pd
“PEMBINA PRAMUKA” SAPARUDDIN, S.PdI
“PEMBINA OLAHRAGA” YURNI HELPITA, S.Pd
Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
44
3) Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 4.1
Data Guru Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020/2021
NO Nama Pendidikan Jabatan Bidang studi
1. Drs. Suranto, MM S1/A.IV
PPB
Kepala
Sekekolah
2. Evi Alvia, S.Pd S1/A.IV IPS Waka
Kurikulum Peng Sosial
3. Yurni Helpita, S.Pd S1/A.IV
penjas
Waka
Kesiswaan Penjas
4. Dwi Cahyono, S.Pd S1/A.IV
penjas Guru
Guru kelas,
penjas
5. Sujarwo, S.Pd S1/A.IV
MTK Guru
Guru kelas,
MTK
6. Syaikul Basyari, A.Md D3/A.3
Akutansi Guru
Guru kelas,
MTK
7. Yelly HR, S.Pd S/A.IV
Fisika Guru Guru kelas, IPA
8. Eva Suryani, S.Pd S1/A.IV Pai Guru Guru kelas,
BHS Inggris
9. Sri Nadiatun, S.Pd S1/A.IV
Biologi Guru Guru kelas, IPA
10. Yusnarti, S.Pd S1/A.IV
BHS Indo Guru Guru kelas
11. Drs. Edi Yanto S1/A.IV Pai Guru Pend agama
islam
12. Saparuddin, S.Pdi S1 Pai Guru Pend agama
islam, TIK
Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
45
4) Keadaan siswa
Tabel 4.2
Profil siswa Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020/2021
NO
KELAS
Jenis Kelamin Jumlah
Siswa Laki-Laki Perempuan
1 VII 40 52 92
2 VIII 53 37 90
3 IX 49 45 84
TOTAL 266
Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
5) Keadaan Sarana dan Prasarana
a). Sarana
Tabel 4.3
Sarana Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020/2021
No Jenis Sarana Jumlah Letak
1. Papan Tulis 3 Ruang Kelas 1
2. Jam Dinding 3 Ruang Kelas 1
3. Meja Guru 3 Ruang Kelas 1
4. Meja Siswa 96 Ruang Kelas 1
5. Penghapus 3 Ruang Kelas 1
6. Gambar Presiden 3 Ruang Kelas 1
7. Kursi Siswa 96 Ruang Kelas 1
8. Kursi Guru 3 Ruang Kelas 1
9. Gambar wakil presiden 3 Ruang Kelas 1
10. Gambar pancasila 3 Ruang Kelas 1
11. Daftar pelajaran 3 Ruang Kelas 1
12. Daftar piket 3 Ruang Kelas 1
13. Lampu listrik 3 Ruang Kelas 1
14. Tempat sampah 3 Ruang Kelas 1
15. Agenda kelas 3 Ruang Kelas 1
16. Absen kelas 3 Ruang Kelas 1
46
17. Taplak meja 3 Ruang Kelas 1
18. Bunga meja 3 Ruang Kelas 1
19. Lemari - Ruang Kelas 1
20. Papan Tulis 3 Ruang Kelas 2
21. Jam Dinding 3 Ruang Kelas 2
22. Meja Guru 3 Ruang Kelas 2
23. Gorden - Ruang Kelas 2
24. Meja Siswa 90 Ruang Kelas 2
25. Penghapus 3 Ruang Kelas 2
26. Gambar Presiden 3 Ruang Kelas 2
27. Kursi Siswa 90 Ruang Kelas 2
28. Kursi Guru 3 Ruang Kelas 2
29. Gambar wakil presiden 3 Ruang Kelas 2
30. Gambar pancasila 3 Ruang Kelas 2
31. Denah kelas - Ruang Kelas 2
32. Daftar pelajaran 3 Ruang Kelas 2
33. Daftar piket 3 Ruang Kelas 2
34. Kaligrafi 2 Ruang Kelas 2
35. Kipas angin - Ruang Kelas 2
36. Lampu listrik 3 Ruang Kelas 2
37. Tempat sampah 3 Ruang Kelas 2
38. Agenda kelas 3 Ruang Kelas 2
39. Absen kelas 3 Ruang Kelas 2
40. Keranjang buku - Ruang Kelas 2
41. Taplak meja 3 Ruang Kelas 2
42. Bunga meja 3 Ruang Kelas 2
43. Lemari - Ruang Kelas 2
44. Papan Tulis 3 Ruang Kelas 3
45. Jam Dinding 3 Ruang Kelas 3
46. Meja Guru 3 Ruang Kelas 3
47. Gorden - Ruang Kelas 3
47
48. Meja Siswa 84 Ruang Kelas 3
49. Penghapus 3 Ruang Kelas 3
50. Gambar Presiden 3 Ruang Kelas 3
51. Kursi Siswa 84 Ruang Kelas 3
52. Kursi Guru 3 Ruang Kelas 3
53. Gambar wakil presiden 3 Ruang Kelas 3
54. Gambar pancasila 3 Ruang Kelas 3
55. Denah kelas - Ruang Kelas 3
56. Daftar pelajaran 3 Ruang Kelas 3
57. Daftar piket 3 Ruang Kelas 3
58. Kaligrafi 2 Ruang Kelas 3
59. Kipas angin - Ruang Kelas 3
60. Lampu listrik 3 Ruang Kelas 3
61. Tempat sampah 3 Ruang Kelas 3
62. Agenda kelas 3 Ruang Kelas 3
63. Absen kelas 3 Ruang Kelas 3
64. Keranjang buku - Ruang Kelas 3
65. Taplak meja 3 Ruang Kelas 3
66. Bunga meja 3 Ruang Kelas 3
67. Lemari - Ruang Kelas 3 Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
b). Prasarana
Tabel 4.4
Prasarana Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020/2021
Ruang Ruang Jumlah
Kelas I 3 3
Kelas II 3 3
Kelas III 3 3
Kantor 1 1
Perpustakaan 1 1
UKS 1 1
TU 1 1
LAB 1 1
Total 14 14 Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
48
6) Ruangan Belajar
Tabel 4.5
Ruangan belajar Smp Negeri 9 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020/2021
No
Nama Rombel
Jumlah Siswa
Wali Kelas
L P Jumlah
1 Kelas VII A Kelas 1 15 17 32 Dwi Cahyono, S.Pd
2 Kelas VII B Kelas 1 13 15 28 Charisma Harum,S.Pd
3 Kelas VII C Kelas 1 12 20 32 Sujarwo, S.Pd
4 Kelas VIII A Kelas 2 18 12 30 Mira Susanti, S.Pd
5 Kelas VIII B Kelas 2 15 14 29 Syaikul Basyari, A.Md
6 Kelas VIII C Kelas 2 20 11 31 Yelly HR, S.Pd
7 Kelas IX A Kelas 3 14 13 27 Eva Suryani, S.Pd
8 Kelas IX B Kelas 3 19 20 29 Sri Nadiatun, S.Pd
9 Kelas IX C Kelas 3 16 12 28 Yusnarti, S.Pd
Sumber: (Dokumentasi organisasi SMP Negeri 9 Tebo Tahun 2020/2021)
B. Temuan Khusus
Prasiklus adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelum
penelitian. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan perencanaan dan
pelaksanaan seperti biasa. Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran
hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum penelitian. Hasil
pembelajaran pada Prasiklus dijadikan sebagai pembanding hasil
pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II. Pembelajaran di kelas masih
dilaksanakan dengan menggunakan metode yang konvensional yaitu metode
ceramah belum memadukan dengan metode sosiodrama sehingga
pembelajaran masih terpusat pada guru.
Adapun deskripsi pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut :
Pembelajaran dimulai dengan mengulang materi pelajaran yang telah lalu
49
dilanjutkan penyampaian judul materi yang akan dipelajari, setelah itu guru
membacakan materi yang ada dengan diberi penjelasan secukupnya.
Kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika tidak ada
yang bertanya guru langsung melanjutkan penjelasannya. Kondisi tersebut
berjalan hingga akhir pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PraSiklus dilaksanakan pada hari Jumat 22 januari
2021. Adapun hasil observasi materi pada mata pelajaran PAI di kelas VII B
dan hasil tes pada pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
(Nilai Ulangan prasiklus Siswa Kelas VII B)
No Nama Siswa Nilai
Prasiklus
Ket
TUNTAS T.TUNTAS
1 A. Haikal Faiz 50
2 Alif Aditia Melandri 70
3 Andika Apri Setiawan 50
4 Bekti Eko Saputra 70
5 Cherista Mendio Putri 40
6 Cindy Mey Auliya Putri 70
7 Didit Aji Alfarisi 80
8 Dinda Aulia Azka 70
9 Jiyan Rohani 50
10 M. Khoiruzzaqi 50
11 M. Ulil Azmi 70
12 Naysila Putri Sholehah 60
13 Nesa Syafina 80
14 Nia Zelianti 60
15 Okta Fitriansyah 80
16 Pinasti Kurniawati 50
50
17 Putri Diah AL 60
18 Rahmatul Isnaini 50
19 Rani Kurnia Sari 50
20 Renata Adisti AW 50
21 Rifka Satria 60
22 Rival Dandy Hary Pratama 70
23 Sendi Mahesa Prayoga 40
24 Try Suryanto 50
25 Umi Salamah 60
26 Vani Tri Octavia 80
27 Widy Astri Yani 60
28 Zulfikar Saputra 70
Jumlah 1.700 11 17
Rata-Rata 60,71 11 17
Ketuntasan - 37,5 62,5
Sumber: (Nilai Guru Mapel PAI SMP Negeri 9 Tebo)
Sebaga¡mana d¡tunjukkan pada Tabel terl¡hat n¡la¡ ulangan s¡swa mas¡h
rendah. Jumlah s¡swa yang berhas¡l hanya 11 0rang atau 37,5% dar¡ jumlah
keseluruhan s¡swa, Sedangkan jumlah s¡swa yang belum berhas¡l 17 0rang
atau 62,5% dar¡ jumlah keseluruhan. N¡la¡ rata-rata ulangan yang d¡per0leh
s¡swa mas¡h rendah yakn¡ 60,71. Dar¡ temuan n¡la¡ ulangan s¡swa penel¡t¡
mula¡ melakukan penel¡t¡an t¡ndakan kelas d¡ kelas V¡¡ B untuk memperba¡k¡
pembelajaran dan men¡ngkatkan has¡l belajar dengan menggunakan met0de
s0s¡0drama.
C. Deskr¡ps¡ Data
Penel¡t¡an ¡n¡ d¡laksanakan pada tanggal 14 januar¡ 2021 sampa¡ dengan
02 Maret 2021. Penel¡t¡an ¡n¡ d¡laksanakan dalam dua s¡klus. Set¡ap s¡klus
d¡laksanakan dalam 2 pertemuan: satu pertemuan pember¡an t¡ndakan dan
satu kal¡ pertemuan tes kemampuan has¡l belajar dar¡ s¡klus yang set¡ap
pertemuannya terd¡r¡ dar¡ 3x35 men¡t. T¡ndakan pembelajaran yang d¡lakukan
51
pada set¡ap s¡klus d¡sesua¡kan dengan rencana pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dengan PA¡ mengunakan met0de s0s¡0drama d¡ kelas V¡¡ B
Kabupaten Teb0, dengan jumlah s¡swa 28 0rang yang terd¡r¡ dar¡ 13 s¡swa
lak¡-lak¡ dan 15 s¡swa perempuan. Pelaksanaan penel¡t¡an t¡ndakan kelas ¡n¡
melalu¡ empat tahapan ya¡tu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
0bservas¡, dan tahap refleks¡. Setelah melalu¡ tahapan-tahapan tersebut maka
d¡per0leh data-data yang berka¡tan dengan tujuan penel¡t¡an ¡n¡ ya¡tu untuk
men¡ngkatkan has¡l belajar dengan menggunakan met0de s0s¡0drama d¡ kelas
V¡¡ B SMP Neger¡ 9 Kabupaten Teb0.
1. Pelaksanaan Penel¡t¡an S¡klus ¡
Pelaksanaan s¡klus ¡ d¡lakukan selama t¡ga kal¡ pertemuan
pembelajaran yang d¡mula¡ pada tanggal 22 januar¡ 2021 dan d¡akh¡r¡
pada tanggal 25 januar¡ 2021 dengan member¡kan tes has¡l belajar akh¡r
s¡klus ¡ kepada s¡swa. Dalam pelaksanaan s¡klus ¡ keg¡atan yang
d¡lakukan mel¡put¡ perencanaan, pelaksanaan, 0bservas¡, dan refleks¡.
a. Tahap Perencanaan S¡klus ¡
Pada tahap perencanaan, penel¡t¡ menyusun rancangan yang
akan d¡laksanakan, ya¡tu: menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang mater¡ selamat datang nab¡ Muhammad
kekas¡hku yang akan d¡pelajar¡ dengan met0de s0s¡0drama,
menyusun dan mempers¡apkan bahan ajar, menyusun dan
mempers¡apkan lembar 0bservas¡ keterlaksanaan pr0ses
pembelajaran, dan mempers¡apkan s0al tes m¡nat belajar s¡swa akh¡r
s¡klus ¡ dan meny¡apkan kamera untuk mend0kumentas¡kan keg¡atan
yang terjad¡ selama pr0ses pembelajaran.
Tabel 4.7
Jadwal Perencanaan (S¡klus ¡)
N0 Har¡/tanggal Pertemuan Mater¡
52
1 Jumat, 22
januar¡ 2021 Pertemuan ¡ selamat datang nab¡ Muhammad kekas¡hku
2 Sen¡n, 25
januar¡ 2021 Pertemuan ¡¡ Tes Has¡l belajar (S¡klus ¡)
b. Tahap Pelaksanaan S¡klus ¡
Pada tahap ¡n¡ penel¡t¡ member¡kan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan t¡ndakan sesua¡ dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan s¡klus ¡ Pelaksanaan t¡ndakan
penel¡t¡an d¡lakukan dalam dua kal¡ pertemuan pember¡an t¡ndakan,
dan satu kal¡ pertemuan tes has¡l belajar s¡klus ¡ yang d¡lakukan
selama 4x35 men¡t atau 1,5 jam pelajaran dengan p0k0k bahasan
selamat datang nab¡ Muhammad kekas¡hku dan sub p0k0k bahasan
yang akan d¡bahas adalah dakwah nab¡ muhammad d¡ mekah Penel¡t¡
dan guru berk0lab0ras¡ melaksanakan penel¡t¡an t¡ndakan kelas.
Penel¡t¡ d¡bantu satu pengamat yang akan d¡amat¡ selama keg¡atan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar 0bservas¡
yang sudah penel¡t¡ sed¡akan. Ber¡kut ¡n¡ deskr¡ps¡ pelaksanaan dan
pengamatan keg¡atan pembelajaran PA¡ dengan menggunakan
met0de s0s¡0drama.
Pertemuan ¡
Pertemuan ¡ pada s¡klus ¡ d¡laksanakan pada har¡ Jumat, 22
januar¡ 2021 jam ke 5-7 pada pukul 10:10 - 11:55 W¡B. Mater¡ yang
akan d¡sampa¡kan adalah sub bahasan dakwah nab¡ muhammad d¡
mekah.
(1) Keg¡atan awal
Pada awal pembelajaran guru memula¡ dengan salam dan
d0a. Selanjutnya guru meng¡nf0rmas¡kan bahwa akan
d¡laksanakan pembelajaran PA¡ dengan Met0de S0s¡0drama,
d¡mana pembelajaran berpusat pada s¡swa. Kemampuan berf¡k¡r
s¡swa dalam memaham¡ mater¡ yang d¡ perankan. Selanjutnya
53
guru menyampa¡kan kepada s¡swa mater¡ yang akan d¡bahas pada
pertemuan ¡n¡ dengan mater¡ p0k0k dakwah nab¡ muhammad d¡
mekah. Sebelum memula¡ pembelajaran guru member¡kan
aperseps¡ untuk memusatkan perhat¡an s¡swa. Setelah ¡tu guru
memula¡ pembelajaran sesua¡ dengan RPP yang telah d¡susun.
(2) Keg¡atan ¡nt¡
a) Guru berupaya memperkenalkan s¡swa pada permasalahan
yang ada pada mater¡ pembelajaran tata cara thaharah.
b) S¡swa dan guru membahas karakter dar¡ set¡ap pema¡n dan
menentukan s¡apa yang akan mema¡nkannya.
c) Dalam hal ¡n¡ guru mend¡skus¡kan dengan s¡swa d¡mana dan
baga¡mana peran ¡tu akan d¡ma¡nkan.
d) Guru menunjuk beberapa s¡swa sebaga¡ pengamat.
e) Pertunjukkan peran d¡laksanakan secara sp0ntan.
f) Guru bersama s¡swa mend¡skus¡kan perma¡nan tad¡ dan
melakukan evaluas¡ terhadap peran-peran yang d¡lakukan.
g) Pertunjukkan peran ulang.
h) Pembahasan d¡skus¡ dan evaluas¡.
(3) Penutup
Guru dan s¡swa mengevaluas¡ pembelajaran s¡swa
mengamb¡l kes¡mpulan tentang p0k0k bahasan selamat datang
nab¡ Muhammad kekas¡hku dan sub p0k0k bahasan yang akan
d¡bahas adalah dakwah nab¡ muhammad d¡ mekah yang telah
d¡pelajar¡. Selama keg¡atan berlangsung pada pertemuan ¡, s¡swa
mas¡h b¡ngung dengan peran yang d¡ ma¡kan karna memang t¡dak
sesua¡ dengan s¡fat asl¡nya
54
Pertemuan ¡¡
Pertemuan ¡¡ pada s¡klus ¡ d¡laksanakan pada har¡ sen¡n, 25 januar¡
2021. Pada pertemuan ¡n¡ guru mengadakan tes akh¡r s¡klus ¡. tes ¡n¡
bertujuan untuk mengetahu¡ m¡nat belajar s¡swa setelah
menggunakan met0de s0s¡0drama.
(1) Keg¡atan awal
Pada awal pembelajaran guru memula¡ dengan salam dan
d0a. Selanjutnya guru meng¡nf0rmas¡kan kembal¡ bahwa akan
d¡laksanakan pembelajaran PA¡ dengan met0de s0s¡0drama,
d¡mana pembelajaran berpusat pada s¡swa. S¡swa belajar
memerankan masalah yang d¡hadap¡. Selanjutnya guru
menyampa¡kan kepada s¡swa mater¡ yang akan d¡bahas pada
pertemuan ¡n¡ selamat datang nab¡ Muhammad kekas¡hku dan
sub p0k0k bahasan yang akan d¡bahas adalah dakwah nab¡
muhammad d¡ mekah. Sebelum memula¡ pembelajaran guru
member¡kan aperseps¡ untuk memusatkan perhat¡an s¡swa,
kemud¡an guru juga member¡kan m0t¡vas¡. Setelah ¡tu guru
memula¡ pembelajaran sesua¡ dengan RPP yang telah d¡susun.
(2) Keg¡atan ¡nt¡
a) Guru berupaya memperkenalkan s¡swa pada permasalahan
yang ada pada mater¡ pembelajaran dakwah nab¡ muhammad
d¡ mekah.
b) S¡swa dan guru membahas karakter dar¡ set¡ap pema¡n dan
menentukan s¡apa yang akan mema¡nkannya.
c) Dalam hal ¡n¡ guru mend¡skus¡kan dengan s¡swa d¡mana dan
baga¡mana peran ¡tu akan d¡ma¡nkan.
d) Guru menunjuk beberapa s¡swa sebaga¡ pengamat.
e) Pertunjukkan peran d¡laksanakan secara sp0ntan.
55
f) Guru bersama s¡swa mend¡skus¡kan perma¡nan tad¡ dan
melakukan evaluas¡ terhadap peran-peran yang d¡laksakan.
g) Pembahasan d¡skus¡ dan evaluas¡.
(3) Penutup
Guru dan s¡swa mengevaluas¡ pembelajaran s¡swa
member¡kan kes¡mpulan pada mater¡ yang telah d¡pelajar¡.
Selama keg¡atan berlangsung pada pertemuan ke ¡¡, sebag¡an
s¡swa mas¡h tampak sul¡t memaham¡ karakter lawan ma¡n. Tetap¡
dalam pertemuan ke ¡¡ ¡n¡ kurang leb¡h 6 0rang s¡swa sudah
tampak mendalam¡ perananannya.
c. Has¡l 0bservas¡ S¡klus ¡
Tabel 4.8
Has¡l 0bservas¡ akt¡v¡tas m¡nat belajar s¡swa dengan met0de
s0s¡0drama (S¡klus ¡)
N0
¡nd¡kat0r atau aspek yang d¡
N¡la¡
Sk0r Jumlah Rata-rata
(%) P ¡ P ¡¡
1 S¡swa membuka pelajaran
dengan berd0a. 2 3 5 62,5
2
S¡swa member¡kan resp0n
terhadap pertanyaan atau
¡nstruks¡ yang d¡ber¡kan 0leh
guru (Preparat¡0n)
2 3 5 62,5
3 S¡swa Belajar secara rap¡ dan
tert¡b (Preparat¡0n) 2 3 5 62,5
4
S¡swa memperhat¡kan
penjelasan umum tentang
mater¡ ajar dan penjelasan
tentang penerapan met0de
s0s¡0drama (Preparat¡0n).
2 3 5 75
5 S¡swa memaham¡ peran yang d¡
telah ber¡kan 2 3 5 62,5
6 D¡skus¡ bersama tentang peran
yang akan d¡ ma¡nkan 2 3 5 62,5
56
7 S¡swa mema¡nkan perannya d¡ depan kelas.
2 3 5 62,5
8 S¡swa dan guru bersama-sama
mengevaluas¡ peran-peran
yang sudah d¡ perankan. 2 3 5 62,5
9 Pertunjukkan peran d¡ulang, 2 3 5 75
10
S¡swa dan guru menar¡k
kes¡mpulan untuk
pembelajaran PA¡ yang
d¡laksanakan
2 2 4 50
Jumlah 20 29 49
- Rata-rata (%) 50 62,5 61,25
Rata-rata keseluruhan (%) 61,25
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : ba¡k (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat ba¡k ( 81% -
100%)
P ¡ : pertemuan Pertama
P ¡¡ : Pertemuan Kedua
Adapun has¡l tes m¡nat belajar s¡swa akh¡r s¡klus ¡ tentang
mater¡ dakwah nab¡ muhammad d¡ mekah dengan menggunakan
met0de s0s¡0drama.
Tabel 4.9
Has¡l m¡nat belajar S¡swa Dengan Met0de Pembelajaran S0s¡0drama
(S¡klus ¡)
N0 ¡nd¡kat0r S¡klus ¡ Kateg0r¡
1 D¡skus¡ pembag¡an Peran 57,14 % Sedang
2 Pertunjukkan peran 60,71 % Sedang
3 Men¡la¡ /memaham¡ pertunjukkan peran 62,5 % T¡ngg¡
4 Membuat kes¡mpulan dar¡ mater¡ yang
d¡ perankan 60,71 % Sedang
Rata-rata keseluruhan (%) 60,94 % Sedang
57
d. Tahap Refleks¡
Tahapan refleks¡ d¡lakukan setelah melewat¡ tahap pelaksanaan
t¡ndakan dan tahap 0bservas¡. Keg¡atan refleks¡ d¡maksudkan untuk
mengetahu¡ apakah t¡ndakan yang d¡lakukan pada s¡klus ¡ sudah
mencapa¡ keberhas¡lannya atau belum, sela¡n ¡tu has¡l keg¡atan refleks¡
dapat d¡jad¡kan acuan penel¡t¡ dalam merancang perencanaan
t¡ndakan pada s¡klus selanjutnya untuk men¡ngkatkan m¡nat belajar
s¡swa yang d¡harapkan dan t¡dak mengulang kesalahan yang sama
pada s¡klus sebelumnya. Selanjutnya penel¡t¡ (0bserver) dan guru
berk0lab0ras¡ melakukan refleks¡ dengan menggunakan data-data
yang telah d¡per0leh selama pr0ses pembelajaran. Setelah penel¡t¡
(0bserver) dan guru berd¡skus¡ dengan menggunakan data-data yang
d¡per0leh dar¡ keg¡atan pelaksanaan t¡ndakan dan 0bservas¡, d¡ketahu¡
has¡l tes m¡nat belajar akh¡r s¡klus ¡ d¡kateg0r¡kan has¡l belajar s¡swa
dalam kateg0r¡ sedang. Belum mencapa¡ dalam kateg0r¡ sangat t¡ngg¡
ya¡tu leb¡h dar¡ 70%. Namun m¡nat belajar s¡swa kelas V¡¡ B hanya
60,94% kateg0r¡ sedang berdasarkan has¡l tes has¡l belajar akh¡r s¡klus
¡.
Sela¡n ¡tu berdasarkan lembar 0bservas¡ m¡nat belajar s¡swa
terl¡hat adanya kekurangan. Dalam pr0ses pembelajaran pada s¡klus ¡
s¡swa belum secara akt¡f ket¡ka pertunjukkan perannya, Hal ¡n¡ terl¡hat
dar¡ presentasenya sebesar 6%. Sela¡n ¡tu s¡swa mas¡h belum terb¡asa
untuk berpart¡spass¡ secara akt¡f d¡ kelas seh¡ngga saat d¡m¡nta untuk
mengeluarkan pendapat s¡swa mas¡h malu-malu d¡karenakan guru
kurang mampu mengk0mun¡kas¡kan rencana keg¡atan pembelajaran
PA¡ dengan menggunakan met0de s0s¡0drama h¡ngga berak¡bat pada
58
kurangnya keakt¡fan s¡swa saat d¡skus¡ seh¡ngga s¡swa mas¡h b¡nggung
dalam menerapkan met0de s0s¡0drama.
Untuk memperba¡k¡ kekurangan-kekurangan yang ada pada
s¡klus ¡ dan untuk men¡ngkatkan m¡nat belajar s¡swa, maka
d¡lanjutkan pada s¡klus ¡¡ dengan melakukan perba¡kan-perba¡kan
ber¡kut :
1) Guru membag¡ s¡swa dalam kel0mp0k supaya s¡swa leb¡h
memaham¡ sesua¡ dengan peran mas¡ng-mas¡ng dan
berpart¡s¡pas¡ secara akt¡f.
2) Guru dapat mem0t¡vas¡ s¡swa agar pertunjukkan peran
berjalan secara s¡stemat¡s sesua¡ skenar¡0.
Berdasarkan has¡l refleks¡ dapat d¡s¡mpulkan bahwa pada s¡klus ¡
men¡ngkatkan m¡nat belajar s¡swa d¡kateg0r¡kan sedang dan belum
mencapa¡ kateg0r¡ sangat t¡ngg¡, mas¡h terdapat kekurangan serta hal-
hal yang perlu d¡ perba¡k¡ dalam pr0ses pelaksanakan t¡ndakan. 0leh
karena ¡tu penel¡t¡an d¡lanjutkan ke s¡klus ¡¡ dengan melakukan
perba¡kan-perba¡kan sebaga¡mana yang telah d¡paparkan d¡ atas.
2. Pelaksanaan Penel¡t¡an S¡klus ¡¡
Pelaksanaan s¡klus ¡¡ d¡lakukan selama 2 kal¡ pertemuan pembelajaran
yang d¡mula¡ pada tanggal, 01 februar¡ 2021 dan d¡akh¡r¡ pada tanggal 08
februar¡ 2021 dengan member¡kan tes kemampuan berp¡k¡r akh¡r s¡klus ¡¡
kepada s¡swa. Dalam pelaksanaan s¡klus ¡¡ keg¡atan yang d¡lakukan
mel¡put¡ perencanaan, pelaksanaan, 0bservas¡, dan refleks¡.
a. Tahap Perencanaan S¡klus ¡¡
Pada tahap perencanaan, penel¡t¡ dan guru berk0lab0ras¡
menyusun rancangan yang akan d¡laksanakan, ya¡tu: menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang mater¡ berempat¡
¡tu mudah, mengh0rmat¡ ¡tu ¡ndah yang akan d¡pelajar¡ dengan met0de
59
s0s¡0drama, menyusun dan mempers¡apkan bahan ajar yang akan
d¡ajarkan, mempers¡apkan lembar 0bservas¡ keterlaksanaan pr0ses
pembelajaran, mempers¡apkan s0al tes has¡l belajar akh¡r s¡klus ¡¡, dan
meny¡apkan kamera untuk mend0kumentas¡kan keg¡atan yang terjad¡
selama pr0ses pembelajaran.
Tabel 4.10
Jadwal Perencanaan (S¡klus ¡¡)
N0 Har¡/tanggal Pertemuan Mater¡
1 Sen¡n, 01 februar¡
2021 Pertemuan ¡ Mar¡ berempat¡
2 Sen¡n, 08
februar¡ 2021 Pertemuan ¡¡ Tes Has¡l belajar (S¡klus
¡¡)
b. Tahap Pelaksanaan S¡klus ¡¡
Pada tahap pelaksanaan s¡klus ¡¡. Pelaksanaan t¡ndakan penel¡t¡an
d¡lakukan dalam 1 kal¡ pertemuan pember¡an t¡ndakan, dan 1 kal¡
pertemuan tes has¡l belajar akh¡r s¡klus ¡¡ yang d¡lakukan selama 3x35
men¡t atau 1,5 jam pelajaran. Namun terdapat tambahan keg¡atan
berdasarkan has¡l refleks¡ dar¡ s¡klus ¡ ya¡tu :
1) Guru membag¡ s¡swa dalam kel0mp0k supaya s¡swa leb¡h
memaham¡ sesua¡ dengan peran mas¡ng-mas¡ng dan
berpart¡s¡pas¡ secara akt¡f.
2) Guru dapat mem0t¡vas¡ s¡swa agar pertunjukkan peran
berjalan secara s¡stemat¡s sesua¡ skenar¡0.
Pada tahap ¡n¡ penel¡t¡ member¡kan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan t¡ndakan sesua¡ dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan s¡klus ¡¡ pelaksanaan t¡ndakan
penel¡t¡an d¡lakukan dalam 1 kal¡ pertemuan pember¡an t¡ndakan, dan 1
kal¡ pertemuan. Penel¡t¡ d¡bantu satu pengamat yang akan tes m¡nat
belajar s¡klus ¡¡ yang d¡lakukan selama 3x45 men¡t atau 1,5 jam
60
pelajaran dengan sub p0k0k bahasan berempat¡ ¡tu mudah,
mengh0rmat¡ ¡tu ¡ndah d¡amat¡ selama keg¡atan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar 0bservas¡ yang sudah
penel¡t¡ sed¡akan.
Ber¡kut ¡n¡ deskr¡ps¡ pelaksanaan dan pengamatan keg¡atan
pembelajaran PA¡ dengan menggunakan met0de s0s¡0drama.
Pertemuan ¡
Pertemuan ¡ pada s¡klus ¡¡ d¡laksanakan pada har¡ Sen¡n, 01 februar¡
2021 jam ke 5-7 pada pukul 10.10-11.55 W¡B. Mater¡ yang akan
d¡sampa¡kan adalah mar¡ berempat¡.
(1) Keg¡atan awal
Pada awal pembelajaran guru memula¡ dengan salam dan
d0a. Selanjutnya guru meng¡nf0rmas¡kan bahwa akan
d¡laksanakan pembelajaran PA¡ dengan met0de s0s¡0drama,
d¡mana pembelajaran berpusat pada s¡swa. S¡swa belajar
mengeluarkan pendapat mengena¡ masalah yang d¡hadap¡.
Selanjutnya guru menyampa¡kan kepada s¡swa mater¡ yang akan
d¡bahas pada pertemuan ¡n¡ dengan mater¡ pengert¡an sh0lat
berjamaah. Sebelum memula¡ pembelajaran guru member¡kan
aperseps¡ untuk memusatkan perhat¡an s¡swa, kemud¡an guru
juga menjelaskan peran-peran yang ada d¡ skenar¡0. Setelah ¡tu
guru memula¡ pembelajaran sesua¡ dengan RPP yang telah
d¡susun.
(2) Keg¡atan ¡nt¡
a) Pers¡apan (Preparat¡0n) Guru membag¡ s¡swa dalam beberapa
kel0mp0k, guru mempers¡apkan skenar¡0 yang akan d¡
perankan set¡ap kel0mp0k dan guru mem0t¡vas¡ s¡swa untuk
mema¡nkan peran sesua¡ dengan skenar¡0.
61
b) Guru berupaya memperkenalkan s¡swa pada permasalahan
yang ada pada mater¡ pembelajaran mar¡ berempat¡.
c) S¡swa dan guru membahas karakter dar¡ set¡ap pema¡n dan
menentukan s¡apa yang akan mema¡nkannya.
d) Dalam hal ¡n¡ guru mend¡skus¡kan dengan s¡swa d¡mana dan
baga¡mana peran ¡tu akan d¡ma¡nkan.
e) Guru menunjuk beberapa s¡swa sebaga¡ pengamat.
f) Pertunjukkan peran d¡laksanakan secara sp0ntan.
g) Guru bersama s¡swa mend¡skus¡kan perma¡nan tad¡ dan
melakukan evaluas¡ terhadap peran-peran yang d¡lakukan.
h) Pertunjukkan peran ulang.
i) Pembahasan d¡skus¡ dan evaluas¡.
(3) Penutup
Guru dan s¡swa mengevaluas¡ pembelajaran s¡swa
member¡kan kes¡mpulan tentang sub bahasan yang telah
d¡pelajar¡. Selama keg¡atan berlangsung pada pertemuan ¡, s¡swa
sebag¡an menj¡wa¡ peran mas¡ng-mas¡ng. Dar¡ 28 0rang b¡sa d¡
katakan baru 18 0rang yang d¡ katakan berhas¡l.
Pertemuan ¡¡
Pertemuan ¡¡ pada s¡klus ¡¡ d¡laksanakan pada har¡ sen¡n, 08
februar¡ 2021 jam ke 5-7 pada pukul 10.10-11.55 W¡B. Mater¡ yang
akan d¡sampa¡kan adalah mar¡ mengh0rmat¡ 0rang tua k¡ta dan guru.
(1) Keg¡atan awal
Pada awal pembelajaran guru memula¡ dengan Membuka salam
dan d0a. Selanjutnya guru meng¡nf0rmas¡kan bahwa akan
d¡laksanakan pembelajaran PA¡ dengan met0de s0s¡0drama.
(2) Keg¡atan ¡nt¡
a) Pers¡apan (Preparat¡0n) Guru membag¡ s¡swa dalam beberapa
kel0mp0k, guru mempers¡apkan skenar¡0 yang akan d¡
62
perankan set¡ap kel0mp0k dan guru mem0t¡vas¡ s¡swa untuk
mema¡nkan peran sesua¡ dengan skenar¡0.
b) Guru berupaya memperkenalkan s¡swa pada permasalahan
yang ada pada mater¡ pembelajaran mar¡ mengh0rmat¡ 0rang
tua k¡ta dan guru.
c) S¡swa dan guru membahas karakter dar¡ set¡ap pema¡n dan
menentukan s¡apa yang akan mema¡nkannya.
d) Dalam hal ¡n¡ guru mend¡skus¡kan dengan s¡swa d¡mana dan
baga¡mana peran ¡tu akan d¡ma¡nkan.
e) Guru menunjuk beberapa s¡swa sebaga¡ pengamat.
f) Pertunjukkan peran d¡laksanakan secara sp0ntan.
g) Guru bersama s¡swa mend¡skus¡kan perma¡nan tad¡ dan
melakukan evaluas¡ terhadap peran-peran yang d¡lakukan
h) Pertunjukkan peran ulang.
i) Pembahasan d¡skus¡ dan evaluas¡.
(3) Penutup
Guru dan s¡swa mengevaluas¡ pembelajaran s¡swa
mengamb¡l kes¡mpulan yang telah d¡pelajar¡. Selama keg¡atan
berlangsung pada pertemuan ¡¡, s¡swa menanggap¡ perma¡nan
yang d¡ perankan. Sudah sebag¡an s¡swa sudah memerankan
dengan ba¡k, dengan jumlah s¡swa 19 0rang dan sebag¡an s¡swa
mas¡h susah memaham¡ teks scenar¡0 dan peran yang d¡ dapat.
c. Has¡l 0bservas¡ S¡klus ¡¡
Has¡l 0bservas¡ akt¡f¡tas m¡nat belajar s¡swa sebaga¡ ber¡kut :
Tabel 4.11
Has¡l 0bservas¡ akt¡f¡tas m¡nat belajar s¡swa dengan met0de s0s¡0drama
(S¡klus ¡¡)
N0 ¡nd¡kat0r atau aspek yang
N¡la¡ Sk0r Jumlah
Rata-
rata
63
P ¡ P ¡¡ (%)
1 S¡swa membuka pelajaran dengan
berd0a. 3 4 7 87,5
2
S¡swa member¡kan resp0n terhadap
pertanyaan atau ¡nstruks¡ yang
d¡ber¡kan 0leh guru (Preparat¡0n)
3 3 6 75
3 S¡swa belajar secara rap¡ dan tert¡b
(Preparat¡0n) 2 3 5 62,5
4
S¡swa memperhat¡kan penjelasan
umum tentang mater¡ ajar dan
penjelasan tentang penerapan
met0de s0s¡0drama (Preparat¡0n).
3 4 7 75
5 S¡swa memaham¡ peran yang d¡
telah ber¡kan 3 4 7 75
6 D¡skus¡ bersama tentang peran yang
akan d¡ ma¡nkan 3 3 6 75
7 S¡swa mema¡nkan perannya d¡ depan
kelas. 3 4 7 75
8
S¡swa dan guru bersama-sama
mengevaluas¡ peran-peran yang
sudah d¡ perankan.
3 3 6 75
9 Pertunjukkan peran d¡ulang, 3 4 7 87,5
10 S¡swa dan guru menar¡k kes¡mpulan
untuk pembelajaran PA¡ yang
d¡laksanakan
3 3 6 75
Jumlah 29 35 64
- Rata-rata (%) 72,5 87,5 80
Rata-rata keseluruhan (%) 80
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : ba¡k (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat ba¡k ( 81% - 100%)
Adapun has¡l tes m¡nat belajar s¡swa akh¡r s¡klus ¡ tentang
mater¡ mar¡ mengh0rmat¡ 0rang tua k¡ta dan guru dengan
menggunakan met0de s0s¡0drama.
Tabel 4.12
64
Has¡l tes m¡nat belajar S¡swa Melalu¡ Met0de Pembelajaran
S0s¡0drama (S¡klus ¡)
N0 ¡nd¡kat0r S¡klus ¡ Kateg0r¡
1 D¡skus¡ pembag¡an Peran 81,25 % Sangat
T¡ngg¡
2 Pertunjukkan peran 84,82 % Sangat
T¡ngg¡
3 Men¡la¡ /memaham¡ pertunjukkan
peran
84,82 % Sangat
T¡ngg¡
4 Membuat kes¡mpulan dar¡ mater¡
yang d¡ perankan 83,03 %
Sangat
T¡ngg¡
Rata-rata keseluruhan (%) 83,48 % Sangat
T¡ngg¡
d. Tahap Refleks¡
Keg¡atan refleks¡ d¡maksudkan untuk mengetahu¡ apakah
t¡ndakan yang d¡lakukan pada s¡klus ¡¡ sudah memenuh¡ ¡nd¡kat0r
keberhas¡lan penel¡t¡an yang telah d¡tetapkan sebelumnya. Dar¡ has¡l
refleks¡ yang d¡per0leh menunjukan adanya perba¡kan dan
pen¡ngkatan m¡nat pada s¡klus ¡¡. Hal ¡n¡ terl¡hat dar¡ adanya
pen¡ngkatan pada m¡nat belajar s¡swa pada tes akh¡r s¡klus ¡¡ yang
telah mencapa¡ ¡nd¡kat0r keberhas¡lan yang telah d¡tetapkan.
Berdasarkan has¡l refleks¡ tersebut penel¡t¡an pada s¡klus ¡¡
d¡katakan sudah berhas¡l karena sudah memenuh¡ ¡nd¡kat0r
keberhas¡lan t¡ndakan yang telah d¡tetapkan, ya¡tu adanya
pen¡ngkatan akt¡v¡tas belajar s¡swa dan adanya pen¡ngkatan m¡nat
belajar s¡swa kedalam kateg0r¡ t¡ngg¡ ya¡tu 83,84%, maka pember¡an
t¡ndakan pada penel¡t¡an d¡akh¡r¡ pada s¡klus ¡¡.
Sebaga¡mana dapat d¡ketahu¡ bahwa m¡nat s¡swa dalam pr0ses
pembelajaran PA¡ dengan menggunakan met0de s0s¡0drama s¡swa
sudah mengalam¡ pen¡ngkatan dar¡ s¡klus ¡ hal ¡n¡ dapat d¡bukt¡kan
persentase rata-rata s¡klus ¡¡ sebesar 80% dar¡ s¡klus ¡ ya¡tu persentase
65
rata-rata sebesar 61,25%, upaya pen¡ngkatan m¡nat belajar s¡swa
sudah dapat terlaksana. Kes¡mpulan yang d¡per0leh dar¡ has¡l
0bservas¡ m¡nat belajar s¡swa pada s¡klus ¡¡, antara la¡n:
1) S¡swa mak¡n bersemangat meng¡kut¡ keg¡atan pembelajaran PA¡
dengan menggunakan met0de s0s¡0drama karena s¡swa terl¡bat
langsung dalam sal¡ng memaham¡ karakternya dan temannya.
2) Hamp¡r semua s¡swa terl¡bat akt¡f dalam keg¡atan pr0ses
pembelajaran karena mereka merasa dapat mengekspres¡kan
perannya dengan ba¡k dan sesua¡.
3) S¡swa semak¡n akt¡f dan mampu memaham¡ pembelajaran leb¡h
cepat dengan met0de s0s¡0drama ¡n¡.
D. Anal¡s¡s Data
Tahap anal¡s¡s data d¡lakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut
berupa has¡l 0bservas¡ akt¡f¡tas belajar s¡swa, dan tes has¡l m¡nat belajar s¡swa.
Has¡l data yang d¡per0leh dar¡ pengumpulan data dengan tekn¡k 0bservas¡
adalah sebaga¡ ber¡kut:
Has¡l 0bservas¡ akt¡v¡tas belajar s¡swa pada s¡klus ¡ d¡per0leh rata-rata
persentase sebesar 61,25% dan pada s¡klus ¡¡ d¡per0leh rata-rata persentase
sebesar 80%. Hal ¡n¡ menunjukan adanya pen¡ngakatan akt¡v¡tas belajar s¡swa
dalam pr0ses pembelajaran PA¡ dengan menggunakan met0de pembelajaran
s0s¡0drama.
Sedangkan has¡l data yang d¡per0leh dar¡ pengumpulan data dengan tekn¡k
tes praktek penyelenggaraan thahar0h dan shalat berjamaah adalah sebaga¡
ber¡kut: per0lehan persentase rata-rata penyelenggaraan thaharah dan shalat
berjamaah s¡swa pada tes praktek akh¡r s¡klus ¡ sebesar 60,93% kateg0r¡
sedang, pada tes praktek akh¡r s¡klus ¡¡ sebesar 83,48% kateg0r¡ sangat t¡ngg¡.
66
Hal ¡n¡ menunjukan adanya pen¡ngkatan m¡nat belajar s¡swa pada mata
pelajaran PA¡ dengan menggunakan met0de s0s¡0drama.
E. ¡nterprestas¡ Has¡l Anal¡s¡s Data
Dar¡ has¡l anal¡s¡s data yang d¡lakukan maka d¡per0leh ¡nf0rmas¡ bahwa
pada pelaksanaan s¡klus ¡ dar¡ has¡l 0bservas¡ yang d¡lakukan selama pr0ses
pembelajaran menunjukan m¡nat belajar s¡swa belum 0pt¡mal. Namun terjad¡
pen¡ngakatan pada m¡nat belajar s¡swa setelah d¡lakukan perba¡kan-perba¡kan
pada s¡klus ¡¡ . Adapun data yang d¡per0leh adalah sebaga¡ ber¡kut:
1. Lembar 0bservas¡
Lembar 0bservas¡ d¡gunakan sebaga¡ ped0man bag¡ 0bserver dalam
melakukan pengamatan terhadap m¡nat belajar s¡swa selama pr0ses
pembelajaran berlangsung. Has¡l yang d¡per0leh dar¡ lembar 0bservas¡
d¡gunakan penel¡t¡ sebaga¡ bahan untuk melakukan refleks¡ terhadap
pelaksanaan t¡ndakan yang telah d¡lakukan dan sebaga¡ acuan untuk
melakukan perba¡kan pada s¡klus selanjutnya. Has¡l 0bservas¡ yang
d¡per0leh pada penel¡t¡an ¡n¡ adalah sebaga¡ ber¡kut.
Tabel 4.12
Persentase M¡nat Belajar S¡swa dengan Menggunakan
Met0de S0s¡0drama
Pertemuan Sk0r m¡nat Pen¡ngkatan
S¡klus ¡ S¡klus ¡¡
1 50% 75% 25%
2 62,5% 87,5% 25%
Rata-rata 56% 81,% 20,25%
Sebaga¡mana d¡tunjukkan pada tabel d¡atas terjad¡ pen¡ngkatan
m¡nat belajar s¡swa dar¡ s¡klus ¡ ke s¡klus ¡¡. Hal ¡n¡ menunjukan bahwa
67
pembelajaran PA¡ dengan menggunakan met0de s0s¡0drama dapat
men¡ngkatkan m¡nat belajar s¡swa kelas V¡¡ B SMP Neger¡ 9 Kabupaten
Teb0 selama pr0ses pembelajaran.
Adapun persentase m¡nat belajar s¡swa pada pembelajaran PA¡
dengan menggunakan met0de s0s¡0drama s¡klus ¡ dan s¡klus ¡¡ d¡saj¡kan
pada d¡agram ber¡kut:
D¡agram 4.1
persentase akt¡f¡tas belajar s¡swa
2. Tes M¡nat Belajar S¡swa
Tes M¡nat belajar s¡swa yang d¡gunakan adalah tes f0rmat¡f, ya¡tu tes
yang d¡laksanakan pada set¡ap akh¡r s¡klus. Tes ¡n¡ bertujuan untuk
mengukur pen¡ngkatan m¡nat belajar s¡swa. Adapun has¡l m¡nat belajar
s¡swa pada set¡ap tes akh¡r s¡klus tersebut dapat d¡l¡hat pada tabel ber¡kut:
Tabel 4.13
Persentase m¡nat belajar S¡swa Kelas V¡¡ B dengan Menggunakan
Met0de S0s¡0drama
Tes Akh¡r Persentase Kr¡ter¡a
S¡klus ¡ 60,93% Sedang
S¡klus ¡¡ 83,48% Sangat T¡ngg¡
0 %
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
S¡klus ¡ S¡klus ¡¡
61,25%
80%
Persentase Akt¡v¡tas Belajar S¡swa
68
Sebaga¡mana d¡tunjukkan pada tabel dapat d¡l¡hat adanya
pen¡ngakatan m¡nat belajar s¡swa dar¡ s¡klus ¡ ke s¡klus ¡¡ dengan
pen¡ngkatan ya¡tu persentase sebesar 22%. Pen¡ngkatan has¡l tes ¡n¡
menunjukan tercapa¡nya ¡nd¡kat0r keberhas¡lan untuk leb¡h jelas data
pen¡ngkatan M¡nat belajar s¡swa dar¡ s¡klus ¡ ke s¡klus ¡¡ dapat d¡l¡hat pada
lamp¡ran. Adapun persentase m¡nat belajar s¡swa tersaj¡ dalam d¡agram
sebaga¡ ber¡kut:
D¡agram 4.2
persentase tes m¡nat belajar s¡swa
Sedangkan r¡nc¡an persentase m¡nat belajar pada mas¡ng-mas¡ng
¡nd¡kat0r m¡nat belajar berdasarkan has¡l tes s¡klus ¡ dan tes s¡klus ¡¡ dapat
d¡l¡hat dalam tabel ber¡kut:
Tabel 4.14
Persentase Mas¡ng-Mas¡ng ¡nd¡kat0r m¡nat belajar S¡swa
Kelas V¡¡ B Pada S¡klus ¡ dan S¡klus ¡¡
¡nd¡kat0r
Persentase dan Kateg0r¡
S¡klus ¡ S¡klus ¡¡
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
S¡klus ¡ S¡klus ¡¡
60,93%
83,48%
69
D¡skus¡ Pembag¡an peran
kepada s¡swa
57,14%
(sedang)
81,25%
(Sangat T¡ngg¡)
Pertunjukkan peran 63,39%
(Sedang)
84,82%
(Sangat T¡ngg¡)
Men¡la¡/memaham¡ peran 62,5%
(Sedang)
84,82%
(Sangat T¡ngg¡)
Membuat kes¡mpulan dar¡
mater¡ yang d¡ pernkan
60,71%
(Sedang)
83,03%
(Sangat
T¡ngg¡)
F. Pembahasan
Penel¡t¡an ¡n¡ merupakan penel¡t¡an t¡ndakan kelas untuk men¡ngkatkan
m¡nat belajar s¡swa dengan menggunakan met0de s0s¡0drama kelas V¡¡ B .
Penel¡t¡an pembelajaran yang d¡laksanakan pada penel¡t¡ ¡n¡ telah sesua¡
dengan tahapan-tahapan pembelajaran met0de s0s¡0drama untuk dapat
men¡ngkatkan m¡nat belajar. Keg¡atan pembelajaran dengan menerapkan
met0de s0s¡0drama telah menunjukan has¡l yang cukup efekt¡f dalam
pelaksanaan pr0ses pembelajaran PA¡ d¡ kelas V¡¡ B SMP Neger¡ 9
Kabupaten Teb0. Hal ¡n¡ terl¡hat dar¡ adanya pen¡ngkatan m¡nat belajar s¡swa
ya¡tu dengan menggunakan met0de s0s¡0drama, karena dalam pr0ses
pembelajaran dengan menggunakan met0de s0s¡0drama s¡swa sedem¡k¡an
rupa terl¡bat akt¡f dalam pembelajaran serta melat¡h kemampuan berp¡k¡r
s¡swa seh¡ngga s¡swa mampu men¡ngkatkan m¡nat belajar s¡swa.
Hal ¡n¡ terbukt¡ berdasarkan has¡l 0bservas¡ keg¡atan belajar s¡swa yang
d¡lakukan pada s¡klus ¡ mencapa¡ 61,25% mengalam¡ pen¡ngkatan pada s¡klus
¡¡ menjad¡ 80%. Sejalan dengan pen¡ngkatan pembelajaran s¡swa dengan
menerapkan met0de s0s¡0drama, hal serupa terjad¡ pada tes m¡nat belajar
s¡swa. Hal ¡n¡ terbukt¡ berdasarkan has¡l tes m¡nat belajar akh¡r s¡klus ¡
d¡per0leh m¡nat belajar s¡swa dengan kemampuan d¡skus¡ pembag¡an peran
mencapa¡ 57,14%, pada s¡klus ¡¡ mengalam¡ pen¡ngkatan mencapa¡ 81,25%
70
has¡l sangat t¡ngg¡ dan has¡l tes m¡nat belajar akh¡r s¡klus ¡ kemampuan
mempertunjukkan peran mencapa¡ 63,39%, pada s¡klus ¡¡ mencapa¡ 84,82%
kateg0r¡ sangat t¡ngg¡, has¡l tes s¡klus ¡ kemampuan men¡la¡/memaham¡ has¡l
pertunjukan dengan kr¡ter¡a mencapa¡ 62,5%, pada s¡klus ¡¡ mengalam¡
pen¡ngkatan mencapa¡ 84,82% kateg0r¡ sangat t¡ngg¡ dan has¡l tes
kemampuan membuat kes¡mpulan dar¡ pertunjukkan mencapa¡ 60,71%, pada
s¡klus ¡¡ mengalam¡ pen¡ngkatan yang sangat s¡gn¡f¡kan mencapa¡ 83,03%
kateg0r¡ sangat t¡ngg¡.
Berdasarkan has¡l tes pen¡la¡an pen¡ngkatan has¡l belajar s¡swa kelas V¡¡
B SMP Neger¡ 9 Kabupaten Teb0, Pada s¡klus ¡ d¡per0leh rata-rata persentase
has¡l 0bservas¡ akt¡f¡tas belajar s¡swa kelas V¡¡ B SMP Neger¡ 9 Kabupaten
Teb0, pada kateg0r¡ sedang dengan persentase 61,25%, mengalam¡
pen¡ngakatan pada s¡klus ¡¡ mencapa¡ 80% kateg0r¡ t¡ngg¡. Berdasarkan
anal¡s¡s has¡l tes s¡klus ¡ dengan persentase 60,93%, dan pada s¡klus ¡¡
mencapa¡ 83,48%, has¡l tes m¡nat belajar s¡swa kelas V¡¡ B SMP Neger¡ 9
Kabupaten Teb0 Jamb¡ mengalam¡ pen¡ngkatan pada set¡ap ¡nd¡kat0rnya.
Seh¡ngga dapat d¡ s¡mpulkan bahwa met0de s0s¡0drama dapat men¡ngkatkan
m¡nat belajar s¡swa pada kelas V¡¡ B d¡ SMP Neger¡ 9 Kabupaten Teb0.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan pembelajaran
pada kelas VII B di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo, berdasarkan hasil
observasi kegiatan belajar siswa yang dilakukan pada siklus I mencapai
61,25%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80%, serta analisis
hasil tes siklus I dengan persentase 60,93%, dan pada siklus II mencapai
83,48%, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
belajar sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa kelas VII B
di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
Hal ini terlihat dari peningkatan minat belajar yang diperoleh dari setiap
siklusnya, pada saat pra siklus atau sebelum dilakukannya tindakan jumlah
nilai keseluruhan siswa berada pada kriteria tidak tuntas, dan setelah
dilakukan tindakan siklus I jumlah nilai keseluruhan siswa berada pada
ketuntasan kriteria sedang, dan meningkat pada siklus II dengan jumlah nilai
keseluruhan siswa berada pada ketuntasan kriteria tinggi. Ini menunjukkan
bahwa penggunaan metode pembelajaran sosiodrama dapat meningkatkan
minat belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 9
Kabupaten Tebo.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran
kepada guru sebagai berikut :
a. Metode Sosiodrama yang telah diterapkan pada siswa kelas VII B di
SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo dapat meningkatkan hasil minat
belajar siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran
PAI.
b. Diharapkan kepada guru sebelum mengajar terlebih dahulu
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran
72
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah dan
materi pembelajaran.
c. Bagi peneliti selanjutnya, kegiatan pembelajaran dengan metode
sosiodrama selain dapat meningkatkan minat belajar siswa, ternyata
juga dapat membuat siswa lebih aktif. Sehingga dapat dijadikan
alternatif bagi peneliti lain untuk mengembangkan metode yang
lainya.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada
Allah SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih
terdapat kekurangan-kekurangan, baik dalam sistematis penulisan maupun
bentuk kata-kata.
Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan penulis demi perbaikan
penulisan Penelitian Tindakan (PTK) ini. Kemudian penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia
memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan para guru
di SMP Negeri 9 Kabupaten Tebo.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khiru 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Baharudin, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Danim, Sudarwan 2011. Psikologi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Daradjat, Zakiah 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
Bumi Aksara.
Daryanto, 2018. Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta : Remaja Rosakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar 2010. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada.
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa 2015. Manajemen Kelas (Classroom
Management) Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kementrian Agama Republik Indonesia. 2015. Al-Qur'an dan Terjemahannya.
Bandung: Diponegoro.
Moleong, Lexy J 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin, 2012. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E 2006. Manajemen Berbasis-Konsep Strategi dan Implementasi,
Bandung: PT RMJ Rosdakarya.
Nusa Putra. 2014. Penelitian Tindakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Paizaluddin & Ermalinda. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
73
Permendikbud no. 59, Tahun 2014. Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Poerwadarminta, W.J.S 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Ramayulis, 2005. Metododologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia.
Shihab, M.Quraish 2002. Tafsir al-Misbah; pesan, kesan dan keserasian Al-
qur’an, jilid 13, Jakarta: Lentera Hati.
Susanto, Ahmad 2013. “Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”,
Jakarta: Kencana.
Syah, Darwin 2002. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama
Islam. Jakarta : Gaung Persada Press.
Taniredja, Tukiran 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung:
Alfabeta.
Tim Penyusun KKBI, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa.
Uhbiyati, Nur 1997. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung :Pustaka Setia.
Undang-Undang RI Nomor 20/Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Koperasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri.
Uno, Hamzah B 2014. Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta: Bumi
Aksara.
Usman, Uzer 2009. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosada
Karya. Werkanis, dan Marlius Hamadi 2005. Strategi Mengajar dalam Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Riau: Sutra Benta Perkasa.
Yamsa, Yunus 2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Yaumi, Muhmamad 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.
74
74
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN
Tahun 2020-2021
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian x
2 Menyusun /menulis
konsep proposal x x x
3
Mengajukan judul ke
Fakultas untuk
persetujuan judul x
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing x x x
5
Seminar proposal
dan Perbaikan
proposal
x x x x
6 Izin atau perintah
riset x x
7 Pelaksanaan riset x x x x x x
8 Penulisan konsep
skripsi x x x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing x x x x
10 Munaqasah dan
perbaikan x
11 Penggandaan skripsi x
Lampiran 2
SE
ME
ST
ER
I ( GA
NJ
IL )
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
12
34
11
23
45
12
31
23
45
67
12
34
5
56
78
91
01
12
34
56
78
67
89
10
11
12
45
67
89
10
89
10
11
12
13
14
67
89
10
11
12
12
13
14
15
16
17
18
91
01
11
21
31
41
51
31
41
51
61
71
81
91
11
21
31
41
51
61
71
51
61
71
81
92
02
11
31
41
51
61
71
81
9
19
20
21
22
23
24
25
16
17
18
19
20
21
22
20
21
22
23
24
25
26
18
19
20
21
22
23
24
22
23
24
25
26
27
28
20
21
22
23
24
25
26
26
27
28
29
30
31
23
24
25
26
27
28
29
27
28
29
30
25
26
27
28
29
30
31
29
30
27
28
29
30
31
30
31
Ju
mla
h M
ing
gu
Efe
ktif : 2
2 M
ing
gu
J
um
lah
ha
ri Be
laja
r Efe
ktif : 1
18
Ha
ri
SE
ME
ST
ER
II ( GE
NA
P )
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
Mg
SnSl
Rb
Km
JmSb
12
12
34
56
12
34
56
12
31
12
34
5
34
56
78
97
89
10
11
12
13
78
91
01
11
21
34
56
78
91
02
34
56
78
67
89
10
11
12
10
11
12
13
14
15
16
14
15
16
17
18
19
20
14
15
16
17
18
19
20
11
12
13
14
15
16
17
91
01
11
21
31
41
51
31
41
51
61
71
81
9
17
18
19
20
21
22
23
21
22
23
24
25
26
27
21
22
23
24
25
26
27
18
19
20
21
22
23
24
16
17
18
19
20
21
22
20
21
22
23
24
25
26
24
25
26
27
28
29
30
28
28
29
30
31
25
26
27
28
29
30
23
24
25
26
27
28
29
27
28
29
30
31
30
31
Ju
mla
h M
ing
gu
Efe
ktif : 2
2 M
ing
gu
J
um
lah
ha
ri Be
laja
r Efe
ktif : 1
22
ha
ri
KET : Rim
bo Ulu, 13 Juli 2020
PP
DB
: Penerimaan Peserta D
idik BaruKFS
: Kegiatan Fakultatif sekolah J
um
lah
Ha
ri Bela
jar E
fek
tif Sem
1: 1
18
Ha
ri
PSA
: Proses Seleksi A
khir PTS
: Penilaian Tengah Semester
Ju
mla
h H
ari B
ela
jar E
fek
tif Sem
2: 1
22
Ha
riKepala Sekolah SM
P N 09
: Pengumum
an Peserta Didik di terim
a PA
S: Penilaian A
khir Semester
Ju
mla
h : 2
40
Ha
ri
PU
: Pendaftaran Ulang
PN: Pengolahan N
ilai
HL
U: H
ari Libur Um
umPR
: Pembagian Raport
Ju
mla
h M
ing
gu
Efe
ktif S
em
1:2
2 M
ing
gu
MP
LS : M
asa Pengenalan Lingkungan Sekolah LS
: Libur Semester
Ju
mla
h M
ing
gu
Efe
ktif S
em
2:2
2 M
ing
gu
D
rs. SURA
NTO
, MM
.H
BE
:H
ari Belajar Efektif : Libur A
wal Ram
adhan J
um
lah
: 44 M
ing
ggu
NIP. 19670625 199903 1 003
LIF
: Libur Sekitar Idul Fitri: Perkiraan U
jian Sekolah
HB
E =
13
H / M
E =
3H
BE
= 2
3 H
/ ME
= 4
HB
E =
26
H / M
E =
5
HB
E =
10
H / M
E =
2
Me
i-21
HB
E =
23
H / M
E =
4H
BE
= 8
H / M
E =
2H
BE
= 2
6 H
/ ME
=4
HB
E =
24
H / M
E =
4H
BE
= 2
3 H
/ ME
= 4
HB
E =
26
H / M
E =
5H
BE
= 2
6 H
/ ME
=5
HB
E =
13
H / M
E =
2
Mar-21
Ap
r-21
Ju
n-2
1
TAH
UN
PELA
JAR
AN
2020/2021
KA
LEND
ER P
END
IDIK
AN
SMP
NEG
ERI 09 K
AB
. TEBO
Jul-20A
gu-20Sep-20
Okt-20
Nov-20
Des-20
Jan-21Feb-21
8
11
11
11
1
1
Lampiran 3
Lembar Observasi Aktifitas Minat Belajar Siswa
Siklus pertemuan ke :
Pengamat :
Jumlah Siswa :
Berilah skor 1-4 dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kurang Aktif
2. Cukup Aktif
3. Aktif
4. Sangat Aktif
No
Indikator atau aspek yang di nilai
skor
1 2 3 4
1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa.
2 Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan
atau instruksi yang diberikan oleh guru
(Preparation)
3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib (Preparation)
4 Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang
materi ajar dan penjelasan tentang penerapan
metode sosiodrama (Preparation).
5 Siswa memahami peran yang di telah berikan
6 Diskusi bersama tentang peran yang akan di
mainkan
7 Siswa memainkan perannya di depan kelas.
8 Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi peran-peran yang sudah di perankan.
9 Pertunjukkan peran diulang
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk
pembelajaran PAI yang dilaksanakan
Lampiran 4
Lembar Wawancara
A. Lembar Wawancara Siswa
Nama :
Kelas : No
Absen :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu suka pembelajar yang
menggunakan berbagai metode ?
2 Bagaimana cara mengajar yang digunakan
guru selama mengajar di kelas VII B ?
3 Pernahkah kamu mendengar atau
mengetahui metode pembelajaran
Sosiodrama ?
4 Apakah yang kamu rasakan saat belajar
menggunakan metode Sosiodrama ?
5 Apakah kamu percaya diri saat
menyampaikan ide-ide di dalam kelompok ?
6 Apa yang kamu dapat setelah belajar
menggunakan metode Sosiodrama ?
7 Apakah dengan diterapkan metode Sosiodrama dapat membuat kamu lebih giat belajar ?
8 Keterampilan apa yang kamu dapat setelah
belajar menggunakan metode sosiodrama ?
9 Apakah kamu masih ingat apa yang kamu
pelajari saat belajar menggunakan metode
sosiodrama ?
10 Apakah kamu tidak merasa malu saat
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas ?
11 Apakah kamu bertanya kepada guru saat
kamu tidak paham dengan pelajaran ?
12 Apakah saat diskusi mengerjakan soal kamu
dan teman sekelompokmu saling membantu?
13 Apa yang kamu rasakan tentang belajar PAI
setelah belajar menggunakan metode
sosiodrama ?
B. Lembar Wawancara Guru Nama Guru :
Mata Pelajaran :
Instrumen Wawancara Dengan Guru Sebelum Pembelajaran
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama Bapak mengajar di SMP Negeri 9 Kab.
Tebo Jambi ?
2 Berapa jumlah siswa kelas VII B ?
3 Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelajaran PAI ?
4 Bagaimana cara Bapak dalam menyampaikan materi
kepada siswa ?
5 Bagaimana respon siswa saat pembelajaran
berlangsung ?
6 Apa metode pembelajaran yang sering Bapak terapkan
dalam pembelajaran ?
7 Bagaimana respon siswa terhadap metode
pembelajaran yang Bapak terapkan dalam
pembelajaran PAI ?
8 Apakah dalam pembelajaran Bapak pernah
menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama ?
Instrumen Wawancara Dengan Guru Setelah Pembelajaran
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan menggunakan Metode pembelajaran
Sosiodrama materi pembelajaran PAI lebih mudah
untuk dipahami oleh siswa ?
2 Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama dapat mengecek pemahaman masing-
masing siswa dalam diskusi kelompok ?
3 Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran ?
4 Apakah dengan menggunakan metode Sosiodrama
siswa lebih berani untuk mengemukakan jawabannya
?
5 Bagaimana minat belajar siswa dan sikap kerjasama
siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran
Sosiodrama ?
Lampiran 5
Pedoman Penskoran Per Indikator
No Indikator
1 Diskusi Pembagian peran
2 Pertunjukkan peran
3 Menilai/memahami hasil pertunjukkan
4 Membuat kesimpulan dari pertunjukan peran
Keterangan skor:
1. Kurang Aktif
2. Cukup Aktif
3. Aktif
4. Sangat Aktif
Skor Indikator Minat Belajar siswa (Siklus I)
Responden Indikator
I
Indikator
II
Indikator
III
Indikator
IV
Skor
1 A. Haikal Faiz 2 2 2 2 8
2 Alif Aditia Melandri 2 2 2 1 7
3 Andika Apri
Setiawan 2 2 3 3 10
4 Bekti Eko Saputra 2 2 2 3 9
5 Cherista Mendio
Putri 2 3 2 3 10
6 Cindy Mey Auliya
Putri 3 2 3 3 11
7 Didit Aji Alfarisi 2 2 2 1 7
8 Dinda Aulia Azka 3 2 3 2 10
9 Jiyan Rohani 3 4 4 3 14
10 M. Khoiruzzaqi 3 3 3 3 12
11 M. Ulil Azmi 2 2 2 2 8
12 Naysila Putri
Sholehah 2 2 3 2 9
13 Nesa Syafina 2 2 2 2 8
14 Nia Zelianti 2 4 3 3 12
15 Okta Fitriansyah 2 3 3 2 10
16 Pinasti Kurniawati 3 4 3 3 13
17 Putri Diah Al 2 4 3 2 11
18 Rahmatul Isnaini 3 3 4 4 15
19 Rani Kurnia Sari 2 2 2 2 8
20 Renata Adisti Aw 2 2 2 2 8
21 Rifka Satria 2 1 2 2 7
22 Rival Dandy Hary
Pratama 2 2 2 3 9
23 Sendi Mahesa
Prayoga 2 2 2 2 8
24 Try Suryanto 2 3 3 3 11
25 Umi Salamah 2 2 2 3 9
26 Vani Tri Octavia 2 3 3 2 8
27 Widy Astri Yani 3 2 1 2 8
28 Zulfikar Saputra 3 3 2 3 11
Jumlah 64 71 70 68 270
Jumlah Ideal 112 112 112 112 448
Presentase 57,14% 63,39% 62,5% 60,71% 60,93%
= 60,93%
Skor Indikator Hasil Minat Belajar Siswa (Siklus II)
Responden Indikator I
Indikator II
Indikator
III Indikator
IV Skor
1 A. Haikal Faiz 2 3 2 3 10
2 Alif Aditia
Melandri
2 2 2 2 8
3 Andika Apri
Setiawan
3 4 4 3 14
4 Bekti Eko Saputra 3 4 3 3 13
5 Cherista Mendio
Putri
4 3 3 4 14
6 Cindy Mey Auliya
Putri
3 4 3 4 13
7 Didit Aji Alfarisi 3 3 3 3 15
8 Dinda Aulia Azka 4 4 3 4 15
9 Jiyan Rohani 4 4 4 4 16
10 M. Khoiruzzaqi 3 3 4 3 13
11 M. Ulil Azmi 3 2 3 2 10
12 Naysila Putri
Sholehah
4 3 4 4 15
13 Nesa Syafina 3 3 3 3 12
14 Nia Zelianti 4 4 4 4 16
15 Okta Fitriansyah 4 4 4 4 16
16 Pinasti Kurniawati 4 4 4 4 16
17 Putri Diah Al 4 3 4 4 15
18 Rahmatul Isnaini 4 4 4 4 16
19 Rani Kurnia Sari 3 3 3 3 13
20 Renata Adisti Aw 4 4 4 3 15
21 Rifka Satria 2 2 2 2 8
22 Rival Dandy Hary
Pratama
3 3 4 4 14
23 Sendi Mahesa
Prayoga
3 3 3 2 11
24 Try Suryanto 3 4 4 3 16
25 Umi Salamah 4 3 4 4 15
26 Vani Tri Octavia 3 4 3 3 13
27 Widy Astri Yani 2 4 4 3 13
28 Zulfikar Saputra 3 4 3 4 14
Jumlah 91 95 95 93 374
Jumlah Ideal 112 112 112 112 448
Presentase 81,25% 84,82% 84,82% 83,03% 83,48%
=83,48
Peningkatan Hasil Minat Belajar Siswa
Indikator Siklus I Siklus II Peningkatan
Diskusi Pembagian peran 57,14% 81,25% 24,11%
Pertunjukkan peran 63,39% 84,82% 21,43%
Menilai/memahami hasil
pertunjukkan 62,5% 84,82% 22,32%
Membuat kesimpulan dari
pertunjukan peran 60,71% 83,03% 22,32%
Persentase rata-rata tes Hasil
Belajar 60,93% 83,48% 22,55%
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 9 Kab. Tebo
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Selamat datang nabi Muhammad kekasihku
Alokasi Waktu : 3x35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode sosiodrama,
eksperimen, dan presentasi dengan menumbuhkan sikap menyadari kebesaran
tuhan, sikap gotong royong, jujur, dan berani mengemukakan pendapat, siswa
dapat:
Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw.
Meneeladani perjuangn Rasulullah saw. Di mekah.
B. Media Pembelajaran & Sumber Belajar
Media : Laptop, LCD, power point, gambar dan video yang relevan,
fasilitas internet
Sumber Belajar : Buku pendidikan agama islam Kelas VII, Kemendikbud,
edisi 2017.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajar materi : Selamat datang nabi Muhammad kekasihku
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh,
Kegiatan Inti ( 75 Menit )
Kegiatan
Literasi
Peserta didik diberimotivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. diberita
yang ada bahan bacaan terkait materi Selamat datang nabi
Muhammad kekasihku.
Critical
Thinking
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Selamat datang nabi Muhammad kekasihku.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai Selamat datang nabi Muhammad kekasihku.
Comunication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembal
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Selamat datang nabi
Muhammad kekasihku. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Pesertadidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
D. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan; Teknik penilaian: Tes Uraian dan Penugasan
2. Penilaian Keterampilan; Penilaian Praktek
Mengetahui Rimbo Ulu, 25 Januari 2021
Kepala Sekolah peneliti
Drs. Suranto, MM Shodiq.Prayogo
NIP.19670625199901003 NIM 201172416
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 9 Kab. Tebo
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : berempati itu mudah, menghormati itu indah
Alokasi Waktu : 3x35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode sosiodrama,
eksperimen, dan presentasi dengan menumbuhkan sikap menyadari
kebesaran tuhan, sikap gotong royong, jujur, dan berani mengemukakan
pendapat, siswa dapat:
Menunjukan contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi dari QS Al-Baqarah 83 dan hadis yang terkait.
Menampilkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
sebagai implementasi dari QS Al-Baqarah 83 dan hadis yang terkait.
Menjelaskan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
sebagai implementasi dari QS Al-Baqarah 83 dan hadis yang terkait.
B. Media Pembelajaran & SumberBelajar
Media : Laptop, LCD, power point, gambar dan video yang relevan,
fasilitas internet
Sumber Belajar : Buku pendidikan agama islam Kelas VII, Kemendikbud,
edisi 2017.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajar materi : berempati itu mudah, menghormati itu indah
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh,
Kegiatan Inti ( 75 Menit )
Kegiatan
Literasi
Peserta didik diberimotivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.diberita
yang ada bahan bacaan terkait materi berempati itu mudah,
menghormati itu indah.
Critical
Thinking
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
berempati itu mudah, menghormati itu indah
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai berempati itu
mudah, menghormati itu indah
Communication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan
Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Indahnya Sholat Berjamaah.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Pesertadidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
D. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan; Teknik penilaian: Tes Uraian dan Penugasan
2. Penilaian Keterampilan; Penilaian Praktek
Mengetahui Rimbo Ulu, 01 Februari 2021
Kepala Sekolah peneliti
Drs. Suranto, MM Shodiq.Prayogo
NIP.19670625199901003 NIM 201172416
Dokumentasi struktur organisasi SMP N 9
Foto mushola smp negeri 9 kab tebo
Dokumentasi guru mapel PAI
SMPN
Dokumentasi siswa belajar berdiskusi
Dokumentasi para pendidik SMP Negeri 9
Dokumentasi gedung smp negeri 9 kab tebo
Lampiran 7
DOKUMENTASI
Dokumentasi siswa kelas VII B SMP Negeri 9 Tebo
berlatih sosiodrama
Dokumentasi bersama siswa kelas VII B
Lampiran 8
CURICULUM VITAE
(RIWAYAT HIDUP)
Nama : Shodiq Prayogo
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Rimbo Bujang, 02 April 1999
Alamat Sekarang : Jl. Cempaka Rt 03 B, Desa sukadamai
kecamatan Rimbo Ulu, Kab. Tebo Provinsi
Jambi .
Pekerjaan : -
Alamat Email : shodiqprayogo@gmail.com
No. Kontak : 0823-7226-3659
Latar Belakang Pendidikan
1. SD/MI, Tahun Tamatan : SD N 155/ Desa Sukadamai, 2011
2. SMP/MTS, Tahun Tamatan : MTS As-salam Rimbo Bujang, 2014
3. SMA/MA, Tahun Tamatan : MA As-salam Rimbo Bujang, 2017
Pengalaman Organisasi :
BPH Himpunan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam
HMI Komisariat Tarbiyah dan keguruan
Motto Hidup : Belajar tidak akan berarti tanpa diiringi budi pekerti
Jambi, 05 Maret 2021
Shodiq Prayogo
201172416
top related