peningkatan hasil belajar akidah akhlak materi akhlak...
Post on 04-Nov-2020
38 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERPUJI KEPADA SESAMA MELALUI
MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE
ROLE PLAYING PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B
DI MTS NEGERI 12 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IKA TRIYANTI
NIM. 23010-15-0052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
2
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERPUJI KEPADA SESAMA MELALUI
MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE
ROLE PLAYING PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B
DI MTS NEGERI 12 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IKA TRIYANTI
NIM. 23010-15-0052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
4
Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudara : Ika Triyanti
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Ika Triyanti
Nim : 23010-15-0052
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH
AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI KEPADA
SESAMA MELALUI MODEL COOPERATIVE
LEARNING DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA
PESERTA DIDIK KELAS VIII B DI MTS NEGERI 12
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 11 April 2019
Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si
NIP. 19670307 199403 1002
5
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
NIM:23010-15-0052
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skrpsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada hari Selasa, tanggal 30 April 2019 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd
Skretaris : Sutrisna, M.Pd
Penguji I : Dr. Peni Susapti, M.Si
Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd :
Salatiga, 30 April 2019
Dekan,
Suwardi, M. Pd
NIP. 19670121 199903 1002
6
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ika Triyanti
Nim : 23010-15-0052
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau rujukan berdasarkan kode etik
ilmiyah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN
Salatiga.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 11 April 2019
Yang menyatakan,
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
7
MOTTO
هل جزاء الإحسان إلا الإحسان Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(Q.S Ar-Rahman: 60)
فإن مع العسر يسرا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S Al-Insyirah: 6)
8
PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
karuniaNya, skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tercinta, bapak Nardi yang selalu tanpa henti mendidik
dan menyemangati saya untuk terus berjuang dalam mencari ilmu, serta
ibu saya Tri Hariyanti yang selalu menyayangi, mendoakan dan
memberikan kasih sayang yang tulus dan adek saya Bagas Satrio yang
saya sayangi.
2. Kepada seluruh keluarga besar Bapak Harno dan Bapak Jumar yang selalu
memberi dukungan pada saya.
3. Kepada mas Syukron Maulana Huda, dan seluruh sahabat-sahabat saya,
Listiarini, Efendi Stiawan, Riska Dahliana, Nurul Ahfidah, Sumiyati, Lina
Widiyati, Riski Amalia, Sri Mulyani, Mamnuha kholik dan dek Laela
yang selalu ada saat bahagia maupun duka, menemani saya ketika sedang
terpuruk, memberikan semangat ketika sedang terjatuh dan tidak
meninggalkan saya ketika gagal serta memberikan semangat sehingga
dapat terselesaikanya skripsi ini.
4. Kepada seluruh guru MTs Negeri 12 Boyolali khususnya Ibu Endang
Ratna dan Bapak Slamet yang selalu mengarahkan dan memberi motivasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Kepada kak Alfani, Asna Roehana, Susi Juariyah, kak Sulistiyo Pambudi,
Mas Galih, Mas Muhlisin, Mas Rohman dan Mas Bima yang sudah
memberi dorongan sehingga dapat terselesaikanya sekripsi ini.
9
6. Kepada seluruh teman-teman kususnya teman BOV, AMIKA, RGR, LDK,
FKMB, teman-teman PPL, KKN, teman-teman MAHAD IAIN Salatiga
2015 dan teman seperjuangan saya angkatan 2015 kususnya jurusan PAI
yang selalu membuat hari-hari saya bermakna.
7. Kepada bapak Drs, Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing skripsi yang
telah memberikan pengarahan sampai terselesainya skripsi ini.
8. Kepada calon imam yang masih dijaga Allah Swt, semoga kita
dipertemukan pada saat yang tepat dan pertemuan yang indah sesuai
sekenario Allah.
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Kepada
Sesama Melalui Model Cooperative Learning Dengan Metode Role Playing pada
Peserta Didik Kelas VIIIB di MTs Negeri 12 Boyolali Tahun Pelajaran
2018/2019”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing Skripsi .
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
6. Bapak H. Syammuji, S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah MTs Negeri 12
Boyolali.
7. Bapak dan Ibu guru MTs Negeri 12 Boyolali yang telah membimbing dan
membantu dalam penelitian ini.
11
8. Kedua orang tua dan adek saya yang telah memberikan dukungan beserta
doa sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan.
9. Semua pihak yang telah iklas memberikan bantuan dalam terselesaikanya
skripsi ini.
Demikian ucapan trimakasih penulis sampaikan. Penulis
sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Salatiga, 11 April 2019
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
12
ABSTRAK
Triyanti, Ika. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak
Terpuji Kepada Sesama Melalui Model Cooperative Learning dengan
Metode Role Playing pada Peserta Didik Kelas VIIIB di MTs Negeri 12
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur,
M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Akidah Akhlak, Cooperative Learning, Role Playing.
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
akidah akhlak pada peserta didik kelas VIII B tahun 2018/2019. Hal ini
dilatarbelakangi karena masih terdapat peserta didik yang nilainya masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah.
hal ini memungkinkan karena kurangnya penerapan metode yang tepat dalam
pembelajaran akidah akhlak. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah: Apakah Penerapan Model Cooperative Learning Dengan
Metode Role Playing dapat Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi
Akhlak Terpuji Terhadap Sesama pada Peserta Didik Kelas VIII B di MTs Negeri
12 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019?
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan dua siklus. Subjek dari penelitian ini adalah kelas VIII B yang
berjumlah 27 siswa. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, test dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian melalui model cooperative learning dengan
metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut
dapat diketahui dari hasil setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada pra
siklus peserta didik yang tuntas sebanyak 40,74 % atau sebanyak 11 siswa dari 27
peserta didik dengan nilai rata-rata kelas 61,85. Pada siklus I persentase peserta
didik yang tuntas adalah 81,48% atau sebanyak 22 siswa dengan nilai rata-rata
kelas 73,70. Adapun pada siklus II terdapat 26 siswa atau 96,30% telah mencapai
KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 88,88. Jadi pada pra siklus ke siklus I
ketuntasan meningkat sebesar 40,70% dan dari siklus I ke siklus II ketuntasan
meningkat sebesar 14.48%.
13
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ....................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................ vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian............................................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................................... 7
F. Metode Penelitian................................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ....................................................................................... 8
14
2. Subjek Penelitian ............................................................................................ 14
3. Langkah-langkah Penelitian ............................................................................. 9
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 12
5. Instrumen Penelitian....................................................................................... 13
6. Analisis Data .................................................................................................. 18
G. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 20
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar .......................................................................................... 21
2. Tujuan Belajar ................................................................................................ 22
3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................................... 23
4. Pengertian Hasil Belajar ................................................................................. 24
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................................... 26
B. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah Akhlak ...................................................................... 29
C. Materi Akhlak Terpuji Terhadap Sesama
1. Pengertian Perilaku Terpuji Terhadap Sesama ........................................ 34
2. Macam-macam Akhlak Terpuji Terhadap Sesama .................................. 35
a. Husnudzan .......................................................................................... 35
b. Tawadhu‟ ........................................................................................... 36
c. Tasamuh ............................................................................................. 38
d. Ta‟awun ............................................................................................ 40
15
D. Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning ............................................................ 41
2. Tujuan Cooperative Learning .................................................................. 43
3. Karakteristik Model Cooperative Learning ............................................. 43
4. Langkah-langkah Model Cooperative Learning ...................................... 44
E. Metode Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing .............................................................. 45
2. Tahapan-tahapan Pembelajaran Metode Role Playing ............................ 46
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing ................................... 47
F. Kajian Pustaka ................................................................................................ 48
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri 12 Boyolali
1. Profil Sekolah ........................................................................................ 51
2. Visi dan Misi.......................................................................................... 52
3. Keadaan Guru dan Karyawan ................................................................ 53
4. Kegaiatan Ektrakurikuler ....................................................................... 55
5. Waktu Penelitian .................................................................................... 55
6. Mata Pelajaran ....................................................................................... 56
7. Keadaan Siswa ....................................................................................... 58
B. Deskripsi Penelitian Siklus I ........................................................................ 59
C. Deskripsi Penelitian Siklus II ...................................................................... 62
16
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ............................................................................. 65
1. Pra Siklus ............................................................................................... 65
2. Siklus I ................................................................................................... 68
3. Siklus II .................................................................................................. 76
B. Pembahasan ................................................................................................. 83
1. Siklus I ................................................................................................... 85
2. Siklus II .................................................................................................. 86
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 88
B. Saran ........................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman Pengamatan Guru ............................................................................. 14
Tabel 1.2 Pengamatan Peserta Didik .............................................................................. 17
Tabel 1.3 Rentang Nilai Ketuntasan ................................................................................ 19
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Kooperatif ................................................................... 44
Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 12 Boyolali ................................................................. 53
Tabel 3.2 Data Karyawan MTs Negeri 12 Boyolali ........................................................ 54
Tabel 3.3 Jenis Ekstrakurikuler MTs Negeri 12 Boyolali................................................ 55
Tabel 3.4 Daftar Peserta Didik Kelas VIII B ................................................................... 54
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ............................................................... 61
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus ............................................................ 67
Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ................................................................... 72
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ............................................................... 70
Tabel 4.5 Data Pengamatan Guru Sklus I ........................................................................ 72
Tabel 4.6 Pengamatan Peserta Didik Siklus I .................................................................. 74
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siklus II ............................................................................. 76
Tabel 4.8 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ............................................................... 78
Tabel 4.9 Data Pengamatan Guru Sklus II ....................................................................... 79
Tabel 4.10 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus II ...................................................... 82
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ...................... 83
Tabel 4.12 Hasil Belajar yang Mencapai KKM ............................................................... 84
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus PTK ....................................................................................... 10
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus........................................................... 67
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I............................................................... 71
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ............................................................. 78
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ........................................... 84
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3. Lembar Latihan Soal Siklus I
Lampiran 4. Lembar Latihan Soal Siklus II
Lampiran 5. Naskah Drama Siklus I
Lampiran 6. Naskah Drama Siklus II
Lampiran 7. Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 8. Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 11. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 12. Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 13. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 14. Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 15. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 16. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
Lampiran 18. Daftar Riwayat Hidup
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto,
2015: 3).
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
tercantum bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(Suwarno, 2006: 21).
Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep
belajar. Penekananya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni pada
penumbuhan aktivitas subjek didik. Dalam sistem belajar terdapat komponen-
komponen peserta didik, tujuan, materi, untuk mencapai tujuan, fasilitas dan
prosedur serta alat atau media harus dipersiapkan (Daryanto dan Rahardjo, 2012:
21
19). Salah satu aspek dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Kesalahan dalam memilih
metode pembelajaran akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman peserta
didik sehingga tujuan pendidikan tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Dalam perkembangan dunia pendidikan formal pemerintah sudah
menentukan kurikulum, dan saat ini kurikulum yang sedang di terapkan adalah
kurikulum 2013, dimana peserta didik harus lebih aktif dalam pembelajaran dan
guru sebagai fasilitator. Namun masih terdapat sebagian guru yang menerapkan
model pembelajaran konvensional, dalam model tersebut guru masih banyak
menjelaskan materi dengan ceramah dan untuk mengetahui pemahaman peserta
didik dilakukan tanya jawab. Dalam menerapkan model pembelajaran
konvensional memang mudah, tetapi dapat membuat peserta didik merasa bosan
bahkan merasa malas ketika pelajaran berlangsung karena hanya sekedar
mendengarkan atau mencatat saja, peserta didik menjadi pasif dan hanya
menerima apa yang disampaikan guru dan peserta didik tidak memiliki keberanian
untuk berpendapat, sehingga hasil belajar yang diperoleh hanya pada segi kognitif
sedangkan afektifnya kurang terlihat.
Salah satu alternatif pengembangan model pembelajaran adalah
menerapkan pembelajaran kooperatif. Cooperative learning merupakan suatu
sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau
lebih, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sediri (Sholihatin dan Raharjo, 2012: 4). Dengan
22
penerapan model pembelajaran cooperative dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman dan sikapnya dengan kehidupan di masyarakat,
sehingga dengan bekerja sama dalam kelompok akan meningkatkan motivasi,
produktivitas dan perolehan belajar.
Agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dapat di terapkan model
cooperative learning dengan menggunakan metode role playing. Metode role
playing adalah suatu cara penugasan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankan diri sebagai tokoh
atau benda mati (Huda, 2016: 209). Dalam metode ini peserta didik dapat
mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memeragakan dan
mendiskusikanya, sehingga secara bersama-sama peserta didik dapat
mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan strategi dalam
memecahkan masalah.
Mata pelajaran keagamaan di MTs Negeri 12 Boyolali terdiri dari
beberapa komponen dan salah satunya adalah akidah akhlak. Akidah adalah ikatan
dan perjanjian yang kokoh, manusia dalam kehidupanya berpola kepada ikatan
dan perjanjian baik dengan Allah, sesama manusia maupun dengan alam lainya.
Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perilaku
seseorang dengan mudah sehingga menjadi perilaku kebiasaan (Makbuloh, 2013:
85).
Mata pelajaran akidah akhlak diharapkan dapat mencetak peserta didik
yang beriman dan bertakwa yang memilik akahlak mulia. Salah satu tantangan
23
dalam pembelajaran akidah akhlak adalah bagaimana peserta didik dapat
menerapkanya dalam kehidupan nyata, jadi bukan hanya sekedar menyampaikan
pengetahuanya saja. Sering dijumpai pada peserta didik Madrasah Tsanawiyah
yang memiliki akhlak kurang terpuji, hal ini memungkinkan karena kurangnya
penerapan metode yang tepat dalam pembelajaran akidah akhlak.
Pada kelas VIII B di MTs Negeri 12 Boyolali masih terdapat beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan pada hasil belajar
yang kurang memuaskan dalam mengejakan tes. Dari satu kelas yang terdiri dari
27 siswa, hanya 11 (40,74%) siswa yang tuntas mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Sedangkan 16 siswa (59,26%) nilainya dibawah
KKM. Adapun nilai KKM yang diterapkan di MTs Negeri 12 Boyolalu pada mata
pelajaran akidah akhlak adalah 70.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melaksanakan penelitian tindakan
kelas yaitu penerapan model cooperative learning dengan metode role playing
dalam pembelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji kepada sesama untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI
KEPADA SESAMA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING
DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA PESERTA DIDIK KELAS
VIII B DI MTS NEGERI 12 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2018/2019”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan diatas, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Penerapan Model
24
Cooperative Learning dengan Metode Role Playing Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Kepada Sesama pada Peserta Didik
Kelas VIII B MTs Negeri 12 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII B melalui model cooperative
learning dengan metode role playing mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak
terpuji terhadap sesama di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang lakukan ini, diharapkan dapat bermanfaat
bagi peneliti dan pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Dapat menambah wawasan dalam bidang pembelajaran akidah akhlak,
kususnya penerapan model cooperative learning dengan metode role
playing dalam meningkatkan hasil belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti-
peneliti berikutnya.
2. Secara praktis
a. Manfaat Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangsih kepada guru, antara lain:
25
1) Guru diharapkan dapat lebih mengetahui secara tepat, bertambah
wawasan dan lebih menghayati strategi pembelajaran kususnya
penerapan model cooperative learning dengan metode role playing pada
mata pelajaran akidah akhlak.
2) Guru dapat termotivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam metode
pembelajaran agar lebih bervariasi sehingga dapat memperbaiki sistem
pembelajaran.
3) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran.
4) Meningkatkan profesionalisme guru.
b. Bagi Peserta Didik
Peserta didik sebagai subyek langsung dari penelitian ini
diharapkan dapat:
1) Meningkatkan hasil belajar peserta didik
2) Menjadikan peserta didik lebih dapat berperan aktif dalam pembelajaran
3) Lebih tertarik terhadap materi pelajaran akidah akhlak.
4) Memperoleh pembelajaran yang lebih menarik dan dapat mencapai
sasaran.
c. Bagi Madrasah
Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga
pengelola pendidikan, antara lain:
1) Dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran akidah
akhlak pada kususnya dan pelajaran lain pada umumnya.
26
2) Madrasah dapat menerapkan dan mengembangkan model cooperative
learning dengan metode role playing pada mata pelajaran lainya di MTs
Negeri 12 Boyolali.
d. Bagi peneliti
Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti
antara lain:
1) Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar
2) Memberikan pengalaman bagaimana menerapkan metode yang tepat
dalam pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Menurut John W Best hipotesis merupakan prediksi yang baik atau
kesimpulan yang dirumuskan dan bersifat sementara. Hipotesis dapat
didefenisikan sebagai jawaban sementara yang kebenaranya masih harus diuji,
atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka
(Martono, 2011: 63-64). Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis yaitu
“Penerapan model cooperative learning dengan metode role playing dapat
meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi akhlak terpuji terhadap
sesama pada peserta didik kelas VIII B MTs Negeri 12 Boyolali tahun
pelajaran 2018/2019”
27
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini mengacu pada
ketuntasan klasikal, menurut Depdikbud suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85%
siswa yang telah tuntas belajarnya (Trianto, 2012: 241). Ketuntasan individu
berdasarkan KKM mata pelajaran akidah akhlak yang sudah ditentukan oleh
madrasah yaitu ≥ 70.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru,
memperbaiki mutu dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil belajar. Tahapan-tahapan dalam rancangan
tindakan kelas sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas terdapat tiga kaitan dasar,
yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah dan pemecahan masalah.
b. Tahap pelaksanaan (Acting)
Tahap pelaksanaan adalah menerapkan apa yang sudah direncanakan pada
tahap sebelumnya. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan rencana.
c. Tahap pengamatan (Observation)
28
Pada tahap ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan,
cara mengumpulkan, alat dan instrument pengumpulan data.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis seberapa jauh tingkat
perubahan pelilaku peserta didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
(Somadayo, 2013: 20)
2. Subjek Penelitian
Subjek yang akan dikenai tindakan adalah peserta didik kelas VIII
B yang berjumlah 27 orang di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran
2018/2019 dalam pembelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji kepada
sesama. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu oleh guru yang
mengampu mata pelajaran akidah akhlak.
3. Langkah-langkah Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis dan
Taggart berupa siklus sepiral. Pengertian siklus disini adalah suatu putaran
kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap putaranya, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. (Sam’s, 2010: 72).
Adapun model penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut (Sam’s, 2010: 73).
29
Gambar 1.1 Skema Siklus PTK
a. Tahap perencanaan (Planning)
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
2) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama, mengecek kesiapan siswa, melakukan apersepsi dan
memberikan cerita singkat yang berkaitan dengan bahan ajar.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memaparkan kegiatan pembelajran yang akan berlangsung, guru
membagi peserta didik menjadi empat kelompok kemudian
30
menjelaskan metode role playing yang akan dilaksanakan dalam
pembelajran.
b) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dicapai.
c) Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk menampilkan
skenario yang sudah dipersiapkan.
d) Peserta didik berada di kelompoknya masing-masing serta mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
e) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan dari materi
yang sudah diperankan.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan.
b) Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
c) Guru membagikan lembar evaluasi.
c. Pengamatan
1) Peneliti mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model
cooperative learning dengan metode role playing pada mata pelajaran
akidah akhlak.
2) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapkan model cooperative learning dengan metode role playing
pada mata pelajaran akidah akhlak.
31
d. Refleksi
1) Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi
tentang naskah pembelajaran dan lembar kerja siswa.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus II apabila belum mencapai indikator 85% dari
KKM sebesar 70.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi, dokumentasi dan tes.
a. Observasi
Observasi merupakan bagian yang paling penting dalam tindakan.
Observasi di lakukan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi
dapat diharapkam menuju sasaran yang diharapkan (Basrowi dan Suwandi,
2008:127).
Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah observasi
terhadap subjek yaitu guru, siswa dan hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat menjadi data tambahan. Data yang diperoleh merupakan
bukti terlaksananya rencana-rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
32
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010:193).
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini
diberikan tes yang dilaksanakan setiap selesai siklus pembelajaran,
kemudian dikoreksi dan dianalisa serta dibandingkan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah di terapkan
pembelajaran menggunakan model cooperative learning dengan metode
role playing pada peserta didik kelas VIII B MTs Negeri 12 Boyolali
tahun pelajaran 2018/2019.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201).
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh baik
dalam catatan atau berupa foto yang dilakukan peneliti. Peneliti
menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui data terkait dengan
profil MTs Negeri 12 Boyolali, jumlah guru, absensi kelas untuk
mengetahui data siswa kelas VIII B, daftar nilai peserta didik kelas VIII B
serta data terkait lainya.
33
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah progam perencanaan yang
disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
pertemuan.
b. Lembar observasi guru selama KBM.
Lembar observasi guru digunakan untuk melakukan pengamatan
terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran. Pedoman
pengamatan guru sebagai berikut:
Tabel 1.1 Pedoman Pengamatan Guru
No
Kegiatan
Sekor
1 2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan presensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Menyiapkan perlengkapan
mengajar
2 Kemampuan guru dalam membuka
dan melakukan apersepsi:
a. Salam pembuka
b. Mengkondisikan kelas
34
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Memberikan motivasi untuk
belajar
3 Ketepatan guru menggunakan
strategi:
a. Guru faham mengenai metode role
playing
b. Guru menguasai materi pelajaran
dengan baik
c. Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok
d. Guru berperan sebagai fasilitator
e. Guru menilai hasil penampilan
peserta didik
f. Guru mengevaluasi hasil
penampilan peserta didik
4 Kemampuan guru dalam
menguasai kelas
a. Mampu membuat peserta didik
lebih aktif bertanya
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
35
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
c. Observasi terhadap peserta didik selama proses pembelajaran.
Kegiatan obsevasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkah laku peserta
didik ketika mengikuti pembelajaran akidah akhlak dengan metode role
playing. Pedoman penilaian pada peserta didik sebagai berikut:
c. Memberikan bimbingan pada
kegiatan pembelajaran.
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan
b. Melakukan evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut
d. Salam penutup
36
Tabel 1.2 Pengamatan Peserta Didik
No
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu bekerja sama
dengan teman yang lain
2 Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan kepada guru
3 Peserta didik memerankan naskah
yang sudah disiapkan
4 Peserta didik memperhatikan
pelajaran
5 Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
37
d. Tes tertulis
Instrument tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar akidah
akhlak setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
role playing. Bentuk tes berupa soal uraian yang harus dikerjakan siswa
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengurai atau memecah sesuatu
kedalam bagian-bagianya. Analisis dilakukan dengan menggunakan hasil
pengumpulan informatif yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan
data (Basrowi dan Suwandi, 2008: 131-132). Analisis data hasil tes belajar
peserta didik akan dilakukan dengan cara deskriptif kuantitatif yaitu dengan
membandingkan hasil belajar awal dengan nilai-nilai hasil belajar pada siklus
I dan siklus II. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
dalam mata pelajaran akidah akhlak. Nilai maksimal yang dapat diperoleh
peserta didik adalah nilai 100.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individu) dapat
dihitung dengan menggunakan presamaan sebagai berikut (Trianto, 2012:
241).
KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
38
Untuk mengetahui nilai rata-rata pada tiap siklusnya digunakan
rumus (Aqib, 2017: 323):
X = Ʃ X
Ʃ N
Kelas dikatakan tuntas dalam belajar bila di kelas tersebut
mencapai ketuntasan klasikal sebesar 85%. Untuk mencari persentase
ketuntasan hasil belajar siswa menggunakan rumus (Aqib, 2017: 324):
Peserta didik dikatakan tuntas apabila mencapai nilai pada rentang
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 1.3 Rentang Nilai Ketuntasan
No Nilai Ketuntasan
1 70-100 Tuntas
2 0-69 Tidak Tuntas
39
7. Sitematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini untuk mempermudah memahami
penelitian ini maka laporan penelitian ini disusun dengan sistematika, sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan, indikator keberhasilan, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori berisi tentang, kajian teori dan kajian pustaka.
Bab III Pelaksanaan penelitian, yang berisi deskripsi pelaksanaan siklus I
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dan
deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi gambaran diskripsi
per siklus (data hasil penelitian dan refleksi) dan pembahasan.
Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini berisi tentang daftar
pustaka dan lampiran-lampiran.
40
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam bukunya (Agus, 2011: 2) belajar adalah
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas,
perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiyah.
Belajar merupakan suatu upaya untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman (Idris, 2015: 3). Belajar adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang
berkesinambung yang dimulai sejak lahir dan terus menerus berlangsung
seumur hidup. Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 16).
Dalam bukunya Kompri (2015: 219) belajar merupakan komponen
ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi), untuk menangkap isi
dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut menggunakan kemampuan pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Kongitif yaitu kemampuan yang
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori
41
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Afektif
yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi
sedangkan psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan
jasmani, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks
penyusunan pola gerakan dan kreatifitas.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui
berbagai pengalaman, belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan
memahami sesuatu (Hosnan, 2014: 7).
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu upaya untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu, dengan menggunakan kemampuan pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik agar terjadi perubahan tingkah laku
yang bersifat relatif permanen yang didapatkan dari pengalaman
2. Tujuan Belajar
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan
formal mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan belajar adalah
untuk mencapai tindakan instruksional (instructional effects) yang berbentuk
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects
bentuknya berupa mencapai kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka
dan demokratis, menerima pendapat orang dan sebagainya. Secara umum
tujuan belajar adalah:
42
a. Untuk mendapat pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir.
Kemampuan pengembangan berfikir membutuhkan adanya bahan
pengetahuan dan kemampuan berfikir dapat memperluas pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan
suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan
dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau
penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang berjalan, atau
keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan
dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku
dan pribadi siswa. Ia harus cakap mengarahkan motivasi dan berfikir
bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai teladan (Kastolani, 2014: 66-
67).
Jadi tujuan belajar adalah untuk merubah seluruh aspek, baik
berupa tingkah laku, pengetahuan, keterampilan seseorang untuk menjadi lebih
baik dan bisa menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
43
3. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Sukmadinata diantaranya:
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
b. Belajar berlangsung seumur hidup
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan,
kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.
d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan, oleh karena itu belajar harus
mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan keterampilan
hidup.
e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu, seperti di
sekolah, rumah, masyarakat, tempat rekreasi dan sebagainya.
f. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.
g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan
yang amat kompleks.
i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
j. Dalam hal tertentu belajar membutuhkan bantuan dan bimbingan dari
orang lain (Suyono dan Hariyanto, 2015: 128-129).
4. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Harward Kingsley membagi tiga
macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebisaan, pengetahuan dan
pengertian, sikap dan cita-cita (Agus, 2017: 14).
44
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan
tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Sam’s, 2010: 37).
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Bloom hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut
Lindgren hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap
(Thobroni, 2017: 21-22). Menurut pemikiran Gagne hasil belajar diantaranya:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan.
b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep, dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas koknitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.
45
d. Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono,
2011: 5-6).
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan nilai atau
apresiasi yang di peroleh siswa melalui kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar yang mencakup ranah kognitif,
afktif dan psikomotorik, hasil akhir yang didapat berupa perubahan sikap
maupun perubahan yang lainya.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar di sebabkan beberap
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada di dalam diri
siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor
internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu:
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
46
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang
meliputi:
1) Faktor intelektual yang terdiri dari:
a) Faktor potensial, yaitu inteligensi dan bakat.
Inteligensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar, seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ
nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik.
Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, sehingga
prestasi belajarnya rendah. Apabila seseorang memiliki inteligensi
tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan orang yang
memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah (Daryanto dan
Rahardjo, 2012: 28).
b) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
1) Faktor non intelektual
Faktor non intelektual yaitu, komponen-komponen
kepribadian tertentu sepetri sikap, minat, kebiasaan, motivasi,
kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan
sebagainya.
2) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Faktor ini berkaitan dengan kematangan atau tingkat
pertumbuhan organ tubuh manusia.
47
Faktor eksternal yang mempengaru hasil belajar meliputi:
a. Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta family yang menjadi
penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua,
besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan
orang tua, rukun atau tidaknya orang tua, akrab atau tidaknya orang tua
dengan anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut
mempengaruhi keberhasilan belajar.
b. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah,
keadaan ruang, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah
dan sebagainya. Semua ini mempengaruhi keberhasilan anak. Jika suatu
sekolah kurang memperhatikan tata tertib sekolah, maka murid-muridnya
kurang mematuhi perintah guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar
sungguh-sungguh di sekolah maupun dirumah, hal ini mengakibatkan
prestasi belajar anak menjadi rendah.
c. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar
tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
48
moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal,
tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat
belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar
berkurang.
d. Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengarui prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah,
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sekitarnya. Misalnya bila
bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan menggagu belajar.
Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara pabrik, polusi udara, iklim
yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.
Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan
menunjang proses belajar (Dalyono, 2002: 59-60).
B. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah Akhlak
Akidah berasal dari kata aqada artinya, ikatan dua utas tali dalam
satu bahul sehingga tersambung. Aqada berati pula janji, karena janji
merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian.
Akidah menurut terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan hati
membenarkanya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang
bersih dari kebimbangan dan keraguan. Akidah Islam di dalam Al-Qur’an
disebut iman, ia bukan hanya berati percaya, melainkan keyakinan yang
49
mendorong seorang muslim untuk berbuat (Luthfiah dan Mujahidin 2011:15-
18).
Akidah merupakan kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan dimana hati membenarkanya sehingga timbulah ketenangan jiwa.
Akidah secara umum merupakan kepercayaan, keimanan, keyakinan secara
mendalam dan benar lalu merealisasikannya dalam perbuatan. Sedangkan
akidah dalam agama Islam berati percaya sepenuhnya kepada ke Esaan Allah,
dimana Allah pemegang kekuasaan tertinggi dan pengatur atas segala apa yang
ada di jagad raya (Wahyudi, 2017: 1-2).
Sedangkan akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaqun, jamak dari
khalaqo, yahluqu, kholaqon, yang secara etimologi berasal dari budi pekerti,
tabiat, perangai, adat kebiasaan, perilaku dan sopan santun. Sedangkan secara
terminologi Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melalu pertimbangan dahulu. Akhlak merupakan sifat yang tertanam kuat
dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebasaan
(Umiarso dan Haris, 2010: 105-107).
Al-Ghazali menjelaskan akhlak adalah kondisi kejiwaan yang
mantap, yang atas dasarnya lahir aneka kegiatan yang dilakukan dengan
mudah, tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. Secara umum pakar-pakar
muslim menekankan bahwa akhlak adalah sifat dasar yang telah terpendam di
50
dalam diri dan tampak ke permukaan melalui kehendak atau kelakuan dan
terlaksana tanpa keterpaksaan oleh satu dan lain sebab (Shihab, 2016: 5-6).
Ciri-ciri akhlak yaitu: Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi
kepribadianya. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
dengan mudah dan tanpa dipikirkan. Ketiga, perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakanya, tanpa ada
paksaan dan tekanan dari luar, perbuatan akhlak dilakukan atas dasar kemauan,
pilihan dan keputusan. Keempat, perbuatan akhlak dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, perbuatan
akhlak dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang
atau karena mendapatkan suatu pujian (Aminuddin, 2014: 153).
Secara garis besar akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Akhlak terpuji (Akhlak karimah/mahmudah)
Akhlak terpuji merupakan akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol
ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif yang kondusif bagi
keselamatan umat, seperti sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, tawadu‟,
husnudzan, optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan
lain-lain. Akhlak terpuji di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah merupakan pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian
51
agung sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun tidak akan
menjangkau hakekatnya.
2) Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai,
menghormati, menyayangi diri sendiri, karena sadar bahwa dirinya
adalah ciptaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan
sebaik-baiknya.
3) Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara
fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu
perlu kerja sama dan tolong menolong dengan orang lain.
b. Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)
Akhlak tercela yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol ilahiyah atau berasal
dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitaniyah dan dapat
membawa suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan umat manusia,
seperti takabur, su‟udzan, tamak, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas
dan lain sebagainya.
Belajar akidah akhlak adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar
atas tujuan yang hendak dicapai. Akidah dan akhlak sangat erat kaitanya,
akidah yang kuat dan benar tercermin dari akhlak terpuji yang dimiliki, dan
sebaliknya. Dalam konsep Islam, akidah akhlak tidak hanya sebagia media
52
yang mencakup hubungan manusia dengan Allah Swt, tetapi juga mencakup
hubungan manusia dengan sesama ataupun dengan alam sekitarnya.
Fungsi dan Peranan Akidah dalam diantaranya:
a. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia.
Manusia sejak lahir telah memiliki keberagaman (fitrah) sehingga
sepanjang hidupnya manusia membutuhkan agama dalam rangka mencari
keyakinan terhadap Tuhan. Akidah Islam berperan memenuhi kebutuhan
fitrah manusia tersebut, menuntut dan mengarahkan manusia kepada
keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-
ngira, melainkan menunjukan Tuhan yang sebenarnya.
b. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Akidah memberikan
jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi
sehingga memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukan.
c. Memberi pedoman hidup yang pasti. Akidah memberikan pengetahuan
dari mana manusia datang, untuk apa hidup dan kemana manusia akan
pergi sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan bermakna (Taufik
dan Rohmadi, 2011: 17-18)
Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk menumbuhkan
pembentukan pembiasaan kebiasaan berakhlak mulia dan beradap kebiasaan
yang baik. Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri untuk
berpegang pada akhlak mulia. Membiasakan siswa untuk bersikap rela,
optimis, percaya diri, dan sabar. Membimbing siswa kearah sikap yang sehat
dan dapat membantu mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintai kebaikan
53
untuk orang lain, suka menolong, dan menghargai orang lain. Membiasakan
siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah atau di luar
sekolah. Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan
bermuamalah yang baik (Tim Dosen PAI, 2016: 10-11).
C. Materi Akhlak Terpuji Terhadap Sesama
1. Pengertian Perilaku Terpuji Terhadap Sesama
Perilaku terpuji terhadap sesama adalah setiap perilaku yang sesuai
dengan norma yang berlaku norma agama, hukum dan adat yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain, untuk menjamin berlangsungnya kehidupan
yang baik diantara mereka. Sebagai seorang muslim dalam bersikap kita harus
selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist.
Mengenai takdir hidup manusia yang diciptakan dalam berbagai
jenis dan keadaan, sehingga mengharuskannya untuk berperilaku terpuji,
disebutkan Allah Swt dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 berikut:
ر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا إن يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذك أكرمكم عند الله أت قاكم إن الله عليم خبي
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal (QS.Al-Hujurat ayat 13).
Imam Ghozali dalam kitabnya “Ihya „Ulumuddin” berpendapat bahwa
akhlak adalah ungkapan sikap yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Ini berati
54
akhlak seseorang akan tampak lewat kebiasaan hidupnya. Jika seseorang sudah
terbiasa bersikap baik maka akhlaknya akan menjadi baik juga. Sebaliknya,
jika seseorang bersikap buruk, maka akhlak yang dia miliki adalah akhlak yang
tidak terpuji (Tim Guru PAI MTs : 37).
Akhlak terpuji atau yang biasa disebut juga dengan akhlakul karimah
adalah sikap baik yang timbul dari seseorang lewat upaya pembiasaan diri
dalam setiap hal. Kebiasaan seseorang untuk mengontrol setiap sikap dan hawa
nafsunya kearah yang baik akan menimbulkan ketentraman bagi dirinya sendiri
dan orang lain.
2. Macam-macam Akhlak Terpuji Terhadap Sesama
a. Husnudzan
Secara bahasa husnudzan terdiri dari dua kata yaitu husnu dan dzan
berati dugaan, sangkaan dan perkiraan. Sedangkan menurut istilah yaitu
sikap mental dan cara pandang seseorang yang membuat seseorang
melihat sesuatu secara positif (Shodiq: 29)
Hukum berhusnudzan terhadap sesama adalah mubah atau jaiz atau
diperbolehkan. Ketika kita berhusnudzan pada orang lain, berati kita
telah menganggap orang tersebut baik. Sementara jika kita berprasangka
buruk terhadap orang lain, artinya kita menganggap orang tersebut
bersalah, hal ini tentu dilarang dalam agama.
Islam secara tegas telah melarang umatnya berperilaku buruk,
namun sebaliknya memerintahkan agar berperilaku baik. Beberapa hal
yang dapat dijadikan pedoman seseorang yang berhusnudzan
55
diantaranya. Senantiasa memberi kesempatan bagi orang lain untuk
melakukan sesuatu, selama tetap dalam koridor Islam (tidak
memonopoli), terbiasa bersikap baik pada keluarga dan orang lain pada
umumnya, membiasakan diri menghindari prasangka buruk terhadap
orang lain dan menerima dengan lapang dada masukan dari orang lain
dan bertakwa kepada Allah Swt.
Beberapa dampak positif berhusnudzan antara lain, membuat jiwa
tenang dan menentramkan hati, mempererat tali persaudaraan, disenangi
banyak orang, memotivasi untuk terus berbuat baik dalam segala hal,
terjalin ikatan batin antara orang yang berprasangka baik dengan orang
lain yang diduga baik, adanya sikap saling mempercayai antara yang
menduga dan yang diduga berbuat baik (Yustiani, 2008: 83).
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam rangka
pembiasaanya diri bersikap husnudzan, yaitu, meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah, meningkatkan kualitas dan kuantitas amal
shaleh, meningkatkan hubungan silaturahmi dan meningkatkan kualitas
ilmu (Dimyati dan Habibie, 2007: 52).
b. Tawadhu’
Ditinjau dari segi bahasa tawadhu‟ artinya rendah hati atau
merendahkan diri, sedangkan menurut istilah Tawadhu‟ adalah sikap
seseorang yang senantiasa merendahkan diri dan hatinya dihadapan Allah
Swt. Orang yang tawadhu‟ adalah orang yang merendahkan diri dalam
56
pergaulan, tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki (Ibrahim dan
Darsono, 2009: 105).
Selain tawadhu‟ kepada Allah Swt dan orang lain, kita juga
diperintahkan untuk tawadhu‟ kepada kedua orang tua, sikap ini harus kita
lakukan dengan didasari rasa cinta kasih dan harapan atas ridha yang
diberikan keduanya, sebagai jalan terbukanya ridha dari Allah Swt. Dalam
Al-Qur’an Allah telah menerangkan perintah memiliki sikap tawadhu‟
yaitu dalam Asy-Syu’ara ayat 215.
واخفض جناحك لمن ات ب عك من المؤمني Artinya:” dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. (Q.S Asy Syu’ara : 215).
Sifat tawadhu‟ kepada sesama dapat diwujudkan lewat perilaku
sehari-hari. Terdapat beberapa bentuk tawadhu‟ diantaranya, menyebarkan
senyum, sapa dan salam kepada sesame, menyayangi pihak yang lebih
muda dan menghormati pihak yang lebih tua, senantiasa memberi contoh
yang baik bagi keluarga dan masyarakat, menyantuni orang-orang lemah,
mengembangkan sikap tolong menolong dan toleransi, selalu berendah
hati dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
oleh orang lain (Shodiq: 31).
Sikap yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula, demikian
pula tawadhu‟ juga akan membuahkan banyak kebaikan, diantaranya,
adanya rasa hormat yang dimiliki orang lain terhadap diri kita, mempererat
hubungan silaturahmi antara dirinya dengan orang lain, memperkuat
57
ukuwah islamiyah dan menimbulkan simpati dari orang lain dan
mengangkat drajad diri kita dihadapan Allah Swt.
Setelah mengetahui kebaikan yang dapat diperoleh dari sikap
tawadhu‟, tentu timbul keinginan untuk dapat bersikap demikian, cara
yang dapat dilakukan untuk mengembangkanya yaitu mengharapkan ridha
Allah Swt, dalam setiap amalan yang dilakukan senantiasa bersabar
menghadapi setiap cobaan dan berusaha untuk tidak menunjukan
kelebihan yang dimiliki di depan orang lain.
c. Tasamuh
Tasamuh disebut juga dengan toleransi yakni suatu sikap saling
menghargai, memahami dan bertenggangrasa terhadap sesama manusia.
Sedangkan menurut istilah berati sama-sama berperilaku baik, lemah lembut
dan saling memaafkan (Kementrian Agama, 2015: 103). Sikap ini muncul
dari hasil interaksi yang baik antara manusia. Bertasamuh dapat kita
lakukan terhadap siapa saja, baik sesama muslim maupun orang yang
beragama lain, selama mereka tidak menggusik dan mendzolimi Islam.
Tujuan utama tasamuh atau toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat adalah terciptanya suatu hubungan yang baik, rukun dan
harmonis diantara masyarakatnya. Namun perlu kita ingat kembali bahwa
tasamuh memiliki batas-batas yang jelas, yakni dengan tidak meninggalkan
kepentingan dan aturan agama. Ayat Allah Swt mengenai batas tasamuh
dalam Q.S Al- Kafirun ayat 6:
لكم دينكم ول دين
58
Artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku,” (Q.S Al-Kafirun:6).
Ayat di atas telah memberi setiap manusia kebebasan untuk
memilih dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Ini berati tidak
ada alasan bagi kita untuk saling menyakiti antar umat beragama. Tidak
dibenarkan adanya perpecahan dan permusuhan antar golongan, semua bisa
hidup berdampingan dengan baik selama tidak ada sikap saling mendzolimi
diantaranya. Beberapa contoh tasamuh atau toleransi yang dapat dierapkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu, bertenggangrasa, tidak menggagu
ketenangan tetangga, senantiasa mengontrol diri untuk berperilaku baik,
menghargai pendapat bagi orang lain, meski kadang berbeda dengan
pendapat kita, berusaha untuk menjaga kesabaran diri dan menjaga
ketentraman dan keamanan orang lain
Banyak hal positif yang diperoleh karena mengamalkan sikap
tasamuh, diantaranya sebagai berikut, pintu rizqi terbuka lebih lebar karena
meliliki banyak koneksi, memantapkan tali silaturahmi, hubungan antar
masyarakat menjadi lebih baik, memberikan hak untuk hidup tentram dan
damai kepada orang lain.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar terbiasa bersikap tasamuh
diantaranya, berusaha menghormati orang lain sebagaimana dirinya ingin
dihormati, selalu menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain walaupun
diri kita mempunyai kelebihan dan tidak selalu melihat kekurangan orang
lain tanpa mengingat kekurangan dirinya (Ibrahim dan Darsono, 2009: 110).
59
d. Ta’awun
Ta‟awun adalah sikap saling menolong dan membantu antar
sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam
memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama (Kementrian
Agama, 2015: 103). Islam memerintahkan umatnya untuk berta‟awun atau
saling tolong menolong dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah berikut:
وت عاونوا على الب والت قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان
Artinya: ” … Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan…”(Q.S. Al-Maidah: 2).
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan sikap
ta‟awun kepada sesama diantaranya adalah berkunjung kepada seseorang
yang tertimpa musibah atau sakit, tidak ada seorang manusiapun yang
sempurna Allah Swt telah menggariskan takdir hidup yang berbeda bagi tiap
manusia. Tidak ada seorangpun yang selama hidupnya senantiasa sehat dan
bahagia, tentu ada saatnya Allah Swt mengujinya dengan penyakit atau
musibah. Meringankan kesulitan hidup, menutupi kekurangan dan memberi
pertolongan bagi orang lain. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk
saling tolong-menolong, melapangkan kesulitan dan menutupi aib
saudaranya (Ibrahim dan Darsono, 2009: 111-112).
Dampak positif ta‟awun diantaranya, tambah rasa cinta untuk
senantiasa memberi pertolongan dan meringankan beban orang lain,
menumbuhkan sikap percaya diri dan patriotis, tercukupinya hajat hidup
lebih banyak orang, dapat lebih mudah memahami dan merasakan perasaan
60
orang lain (empati) dan menimbulkan rasa persatuan dan kebersamaan antar
sesama.
D. Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja
sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dua orang atau lebih, dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri (Hosnan, 2014: 235).
Sedangkan menurut Lie pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja
sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda, dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Mifzal, 2012: 33).
Pembelajaran kooperatif meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya
menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55).
61
Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil dengan latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen).
Pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain (Suyadi, 2013: 62).
Dalam cooperative learning peserta didik diberi kesempatan untuk
belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan melatih peserta didik
untuk bertanggung jawab pada kelompok disamping dirinya sendiri, selain itu
juga memberi kesempatan peserta didik untuk saling membantu menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan dalam pelajaran, sehingga memungkinkan setiap
anggta kelompok mencapai kesuksesan dalam belajar (Kastolani, 2014: 173-
174).
Dalam pembelajaran kooperatif peran guru selama kegiatan lebih
memusatkan pada pengawasan dan pemberian umpan balik, dalam hal ini guru
tidak boleh terlalu fokus pada pemberian informasi. Dengan kata lain guru
tidak banyak terlibat dalam pembentukan konten pembelajaran, tetapi
senantiasa mengawasi dan siap menjadi penolong ketika muridnya mengalami
kesulitan (Setyono, 2017: 97).
Dengan Demikian cooperative learning merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil
yang heterogen, dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
62
materi pelajaran atau tugas-tugas yang terstruktur dimana guru tidak boleh
terlalu fokus pada pemberian informasi.
2. Tujuan Cooperative Learning
Pembelajaran cooperative dikembangkan untuk mencapai
setidaknya tiga tujuan pembelajaran.
a. Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik, bebrapa ahli berpendapat bahwa cooperative learning
unggul dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, kelas, sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan, karena
memberikan peluang pada siswa yang berbeda latar belakang untuk
bekerja sama.
c. Mengajarkan siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
3. Karakteristik Model Cooperative Learning
Karakteristik cooperative learning antara lain:
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif dilakukan secara tim, tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus mampu membentuk
setiap siswa belajar, setiap anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan, organisasi dan
sebagai kontrol.
63
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian siswa perlu didorong
untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota
lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
(Rusman, 2014: 207-208).
4. Langkah-langkah Model Cooperative Learning
Dalam bukunya Rusman (2014: 211) terdapat enam langkah atau
tahapan dalam pembelajaran kooperatif diantaranya:
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Kooperatif
TAHAP PERILAKU GURU
Tahap 1
Menyampaikan tujaun dan
memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
yang akan dicapai pada kegiatan
pelajaran dan menekankan pentingnya
topik yang ajan dipelajaru dan
memitivasi siswa belajar.
Tahap 2
Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi atau
materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau melaluo bahan
64
bacaan.
Tahab 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar.
Guru menjelaskan pada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok-kelompok belajar dan
membimbing setiap kelompok.
Tahap 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajra disaat mereka
mengerjakan tugas.
Tahap 5
Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari.
Tahap 6
Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
E. Metode Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing
Metode Role playing adalah suatu cara penugasan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan
memerankan diri sebagai tokoh atau benda mati. Role playing juga
diorganisasikan berdasarkan kelompok-kelompok siswa yang heterogen.
Masing-masing kelompok memperagakan atau menampilkan skenario yang
telah disiapkan (Huda, 2016: 209).
65
Role Playing adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada
tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Pengalaman belajar
yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerja sama, komunikatif,
dan menginterprestasikan suatu kejadian melalui bermain peran, peserta didik
mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara
memeragakan dan mendiskusikanya, sehingga secara bersama-sama para
peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai,
dan berbagai strategi pemecahan masalah (Hamdayana, 2014: 189-190).
Dengan metode ini, peserta didik lebih tertarik perhatianya pada
pelajaran, masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka, karena mereka
bermain peranya sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah itu. Bagi
siswa dengan berperan seperti orang lain, maka ia dapat menempatkan diri
seperti watak orang lain. Ia dapat merasakan perasaan orang lain, dapat
mengakui pendapat orang lain, sehingga menumbuhkan sikap saling
pengertian, tegang rasa, toleransi dan cinta kasih terhadap terhadap sesama
makhluk, akhirnya siswa dapat berperan dan dapat menimbulkan diskusi yang
hidup, karena merasa menghayati sendiri permasalahanya, juga penonton tidak
pasif tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.
2. Tahapan-tahapan Pembelajaran Metode Role Playing
Tahapan-tahapan pembelajaran dengan metode role playing
diantaranya:
a. Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang ditampilkan.
b. Guru membentuk kelompok siswa
66
c. Guru menunjuk kelompok untuk mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
d. Guru menjelaskan kompetensi yang dicapai.
e. Guru menunjuk kelompok satu persatu untuk melakukan skenario yang
sudah dipersiapkan.
f. Masing-masing siswa yang berada dalam kelompoknya mengamati
skenario yang diperagakan.
g. Setelah selesai ditampilkan, setiap kelompok diberikan lembar kerja untuk
menyimpulkan materi.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya.
i. Guru menyimpulkan secara umum.
j. Evaluasi.
k. Penutup (Shoimin, 2017: 162).
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing
Kelebihan metode role playing adalah sebagai berikut:
a. Melibatkan seluruh siswa untuk dapat berpartisipasi mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuan dalam bekerja sama.
b. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
d. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
67
e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan yang sulit
dilupakan bagi siswa.
f. Membuat suasana kelas menjadi dinamis dan antusiastis.
g. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan
penghayatan siswa sendiri.
h. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif, kreatif dan memperoleh kebiasaan
untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesama
(Hamdayana, 2014: 191).
Kelemahan metode role playing adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan persiapan dan penyiapan yang matang serta membutuhkan
banyak waktu.
b. Jika skenario pembelajaran tidak dirancang dengan cermat dan tidak
dilaksanakan dengan serius justru akan menjadi kegiatan yang sia-sia.
c. Bisa terjadi demotivasi dalam diri siswa yang kurang berperan dalam
kegiatan tersebut atau memainkan peran yang kurang disukainya.
d. Terdapat kemungkinan siswa tidak serius dalam memainkan perannya
sehingga kegiatan simulasi menjadi ajang saling mencemooh diantara
mereka (Gintings, 2014: 57).
F. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji skripsi atau penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan, sebagai bahan pertimbangan dan
perbandingaan terhadap penelitian yang peneliti lakukan, antara lain:
68
1. Skripsi Rafidah (2016), jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Alaudin Makassar dengan judul “Pengaruh Metode Role
Playing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Akidah Ahklak Peserta Didik
MTs DDI Kulo Kabupaten Sidrap”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
metode role playing berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar akidah
akhlak pada kelas VIII di MTs DDI Kulon Kabupaten Sidrap. Dengan rata-rata
hasil belajar kelas kontrol dengan metode Konvensional adalah 81,18.
Sedangkan hasil belajar aqidah ahklak pada kelas eksperimen dengan metode
role playing adalah 84,41.
2. Skripsi Eka Wulandari (2018), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS Kelas V SDN 2 Kampung Baru”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran
kooperatif tipe role playing terhadap hasil belajar IPS siswa. Nilai rata-rata
post test kelas eksperimen adalah 73,56 sedangkan pada kelas kontrol adalah
66,88.
3. Skripsi Rara Yuniar Fadilah, jurusan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Yang berjudul “Penerapan Metode
Role Playing Pada Mata Pelajaran Akidah Ahklak Materi Akhlak Terpuji
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Yaspuri Kota Malang 2014/2015 ” hasil dari penerapan metode Role Playing
pada mata pembelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam
69
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yaspuri
Kota Malang adalah prosentase siswa yang dinyatakan tuntas pada pelaksanaan
pre-tes adalah 71,42% tidak tuntas dan 28,54% siswa dinyatakan tuntas. Pada
siklus pertama prsentase siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 42,85% dan
57,14% dinyatakan tidak tuntas. Selanjutnya pada siklus ke II prosentase siswa
yang dinyatakan tntas adalah 90,47% dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas
9,52%. Berdasarkan hasil tersebut maka penerapan metode role playing pada
mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam meningkatkann
motivasi belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yaspuri kota Malang.
Persamaan dari penelitian penulis dengan penelitian Rafidah, Eka
Wulandari dan Rara Yuniar Fadilah adalah sama-sama meneliti menggunakan
penelitia tindakan kelas dengan metode Role Playing, subyek penelitiannya
adalah peserta didik. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
yang di lakukan Rara Yuniar Fadilah yang hanya terfokus pada motivasi
belajar siswa. Selain itu dari ketiga peneliti yang terdahulu terdapat perbedaan
pada jumlah peserta didik, tahun, tempat penelitian, mata pelajaran dan materi
yang diajarkan. Penelitian yang peneliti sekarang lakukan terkait bagaimana
model cooperative learning dengan metode role playing digunakan untuk
peningkatan hasil belajar pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji kepada
sesama di MTs Negeri 12 Boyolali tahun ajaran 2018/2019. Jadi peneliti
tertarik untuk meneliti kembali penelitian yang sejenis guna membuktikan teori
yang sudah ada.
70
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri 12 Boyolali
1. Profil Sekolah
Terkait dengan profil MTs Negeri 12 Boyolali digambarkan sebagai
berikut:
a. Nama Madrasah : MTs Negeri 12 Boyolali
b. Status : Negeri
c. No. Statistik Madrasah : 121133090012
d. Akreditasi : A
e. NPSN : 20363725
f. NPWP Madrasah : 00.258.374.8-527.000
g. Jenjang Pendidikan : MTs
h. Tahun Berdiri : 1963
i. Alamat : Klumpit, Karanggede, Boyolali
j. Desa : Klumpit
k. Kecamatan : Karanggede
l. Kabupaten : Boyolali
m. Provinsi : Jawa Tengah
n. Kode Pos : 57381
o. Luas Tanah : 3945 m2
p. Luas Bangunan : 1015 m2
q. E-mail : mk91814@gmail.com
71
r. Nomor Telepon : 081329567673
s. Pelaksanaan KBM : Pagi (Wawancara dengan Bapak Imam Hanafi,
tanggal 6 Februari 2019 pukul 10.30 di MTs Negeri 12 Boyolali).
2. Visi dan Misi
a. Visi MTs Negeri 12 Boyolali
Terwujudnya generasi Islam yang cerdas, cakap, terampil, terdidik dan
berakhlak mulia (Wawancara dengan Bapak Imam Hanafi, tanggal 6
Februari 2019 pukul 10.30 di MTs Negeri 12 Boyolali).
b. Misi MTs Negeri 12 Boyolali
1) Menyelenggarakan pendidikan dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara kecerdasan intelektual, sosial dan emosional
sebagai pondasi dalam meraih kesuksesan.
2) Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup
siswa sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman.
3) Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan kesempatan bagi
pengembangan nilai-nilai Islam dan memberikan berbagai kegiatan
yang bernuansa ibadah.
4) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembiasaan tata pergaulan yang
Islami.
5) Meningkatkan kerja yang profesional pada kepala madrasah, guru,
karyawan dan meningkatkan kualitas pelayanan prima pada peserta
didik sesuai kondisi Madrasah (Wawancara dengan Bapak Imam
72
Hanafi, tanggal 6 Februari 2019 pukul 10.30 di MTs Negeri 12
Boyolali).
3. Keadaan Guru dan Karyawan
a. Data guru
Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 12 Boyolali
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 H. Syammuji, S.Pd, M.Pd Bahasa Indonesia
2 Slamet. S.Pd IPA
3 Sulistiyono, S. Ag Akidah Akhlak dan Prakarya
4 Kholid Mawardi, S. Ag Fikh dan Prakarya
5 Nuryasin, S. Ag Quran Hadits dan Penjasorkes
6 Suramto, S.Pd, M.Pd Matematika
7 Maryono, S. Pd IPA
8 Yanuar Ismunanto, S. Pd Bahasa Inggris
9 Evi Susiati, M.Pd IPS
10 Titi Asih Wijayanti, S.Pd.I Bahasa Inggris
11 Adib, S.Ag Bahasa Arab
12 Imam Hanafi, S.Pd.I BK TIK
13 Sri Hartuti, S. Ag Quran Hadits, SKI dan Prakarya
14 Imam Sopingi, S. Pd. I SKI dan PKN
15 Endang Sri Sumarni Bahasa Indonesia
16 Rohmat, S.Pd Bahasa Indonesia
73
(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2018/2019)
b. Data Karyawan
Tabel 3.2 Data Karyawan MTs Negeri 12 Boyolali
No Nama No Nama
1 Noor Fuad Zen 4 Ngadenan
2 Agung Widiarto 5 Sigit Waharsono
3 Ihwan Rahmadi 6 Sumardi
(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2018/2019)
17 Endang Ratna Ayu Akidah Akhlak dan PKN
18 Siti Solichah, S. Pd Seni Budaya
19 Sugiyanti, S. Ag PKN
20 Arfiyanto, S. Pd.I Fikih, SKI dan Penjasorkes
21 Dwi Adus Prastyia, S. Pd Bahasa Jawa dan Prakarya
22 Eny Kurniawati, SS Bahasa Arab dan IPS
23 Anang Budi Santoso, S.Pd Penjasorkes
24 Novi Irwanti, S.Pd BP/BK
25 Muh Farid Fahmi, S.Pd.I IPS
26 Rizki Fadilah, S.Pd Matematika
27 Nur Rohim, S.Pd IPA
28 Geta Ratmandani, S.Pd Bahasa Indonesia
29 Anna Latifah, S.Pd Matematika
74
4. Kegaiatan Ektrakurikuler
Tabel 3.3 Jenis Ekstrakurikuler MTs Negeri 12 Boyolali
No Jenis Ekstrakurikuler
1 Bulu Tangkis 9 Drum Band
2 Tenis Meja 10 Pidato Bahasa Arab
3 Volley Ball 11 Pidato Bahasa Inggris
4 Sepak Takrow 12 Rebana
5 Sepak Bola 13 Qiro’ah
6 Paskibra 14 BTA Khusus
7 Pramuka 15 PMR
8 BTL 16 Mading/KIR
(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2018/2019)
5. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Januari
2019 sampai dengan tanggal 23 Februari 2019 dan tempat di MTs Negeri 12
Boyolali tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester gasal, jadwal penelitian ditetapkan dengan rincian sebagai berikut:
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Februari 2019
selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 Februari 2019
selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).
75
6. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diteliti adalah akidah akhlak materi akhlak
terpuji kepada sesama, dengan :
a. Kompetensi Inti:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
3) Memahami dan menerapkan pengertahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4) Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang atau teori (Kementrian Agama,
2015: 98).
b. Kompetensi Dasar
1.4 Menghayati sifat, dampak positif husnudzan, tawadhu‟,
tasamuh dan ta‟awun.
2.4 Terbiasa berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
76
ta‟awun dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Memahami pengertian, contoh dan dampak positifnya sifan
husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
4.4 Mensimulasikan dampak positif dari akhlak terpuji
husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun (Kementrian
Agama, 2015: 98).
c. Indikator
1.4.1. Membiasakan menghayati sifat dampak positif sifat
husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
2.4.1. Membiasakan berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun.
3.4.1. Menjelaskan pengertian husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.2. Menyebutkan contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.3. Mengidentifikasi contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun.
4.4.1. Mempresentasikan dampak positif husnudzan, tawadhu‟,
tasamuh dan ta‟awun (Kementrian Agama, 2015: 99).
77
7. Keadaan Siswa
Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitianya adalah peserta
didik kelas VIII B MTs Negeri 12 Boyolali. Dengan jumlah peserta didik
sebanyak 27 anak yang teridiri dari 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-
laki.
Tabel 3.4 Daftar Peserta Didik Kelas VIII B
Daftar Peserta Didik Kelas VIII B
NO NAMA P/L
1 Adhika Ardiansyah L
2 Adinda Ayu Puspita P
3 Aditya Bagas Rizki Saputra L
4 Ahmad Hasan Nadlif L
5 Alung Kurniawan L
6 Bima Setiawan L
7 Doni Juli Saputra L
8 Eka Fajar Oktaviani P
9 Farda Maulida P
10 Firman Maulana Asir L
11 Handika Maulina Shifa L
12 Hani Titasari P
13 Ida Nurdiana P
14 Ilham Putra Maulana L
78
15 Lilik Nafiyanti P
16 Muhamad Ananda Eka S L
17 Muhammad Samsul Hadi L
18 Nabila Qoirunia P
19 Nova Arista P
20 Qoid Haidar Adila L
21 Rahmad Ivan L
22 Rima Alfiyani P
23 Rizki Wahyu Hidayatullah L
24 Robiatul Adawiyah P
25 Siti Munawaroh P
26 Tasta Nurul Fatimah P
27 Zahira Lista A P
(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2018/2019)
B. Deskripsi Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019, selama
dua jam pelajaran (2 X 40 menit) yaitu pada pukul 10.10 WIB sampai dengan
pukul 11.30 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran akidah akhlak kelas VIII B MTs
Negeri 12 Boyolali. Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam empat tahapan
yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara garis besar
dideskrepsikan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan (Planning)
a. Menyusun tanggal pelaksanaan penelitian.
79
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Menyiapkan materi pembelajaran dan mempersiapkan pembelajaran dengan
model cooperative learning dengan metode role playing.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perubahan dan
perkembangan dalam pembelajaran.
e. Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik.
2. Tahap Pelaksanaan (acting)
a. Kegiatan Awal
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan.
2) Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa
bersama, mengecek kesiapan dan kehadiran peserta didik, melakukan
apersepsi dan memberikan cerita singkat yang berkaitan dengan bahan
ajar.
3) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan menyampaikan
tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
b. Kegiatan Inti
1) Guru memaparkan kegiatan pembelajran yang akan berlangsung, guru
membagi peserta didik menjadi empat kelompok kemudian menjelaskan
metode role playing yang akan dilaksanakan dalam pembelajran.
2) Guru membagikan naskah peran pada setiap kelompok.
80
3) Guru menunjuk peserta didik sesuai kelompok untuk menampilkan
skenario yang sudah dipersiapkan.
4) Masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya, sambil
memperhatikan dan mengamati kelompok lain yang sedang memerankan
skenario.
5) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan dari materi
yang sudah diperankan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan.
2) Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
3) Guru membagikan lembar evaluasi.
4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5) Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa dan salam.
3. Tahap Observasi (Observing)
a. Peneliti bersama guru kolaborator mengamati keaktifan peserta didik pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Mengambil gambar situasi pembelajaran dengan menggunakan kamera foto.
c. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model cooperative
learning dengan metode role playing pada mata pelajaran akidah akhlak.
81
d. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan
model cooperative learning dengan metode role playing pada mata
pelajaran akidah akhlak.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
a. Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
b. Menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan kemampuan
peserta didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus II apabila belum mencapai indikator 85% dari KKM sebesar 70.
C. Deskripsi Penelitian Siklus II
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Februari 2019, selama
dua jam pelajaran (2 X 40 menit) yaitu pada pukul 10.10 WIB sampai dengan
pukul 11.30 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran akidah akhlak kelas VIII B MTs
Negeri 12 Boyolali. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan dalam empat tahapan
yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara garis besar
dideskrepsikan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan (Planning)
a. Menyusun tanggal pelaksanaan penelitian.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
c. Menyiapkan materi pembelajaran dan mempersiapkan pembelajaran dengan
model cooperative learning dengan metode role playing.
82
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perubahan dan
perkembangan dalam pembelajaran.
e. Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
2. Tahap Pelaksanaan (acting)
a. Kegiatan Awal
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan.
2) Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa
bersama, mengecek kesiapan dan kehadiran peserta didik, melakukan
apersepsi dan memberikan cerita singkat yang berkaitan dengan bahan
ajar.
3) Guru menerangkan secara singkat materi atau feed back materi yang
sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
1) Guru memaparkan kegiatan pembelajran yang akan berlangsung.
2) Guru meminta peserta didik untuk duduk sesuai kelompok yang sudah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya.
3) Melanjutkan peran bagi kelompok yang belum maju menampilkan
skenario, dan memanggil peserta didik sesuai kelompok untuk
menampilkan skenario yang sudah dipersiapkan.
4) Peserta didik yang belum mendapat giliran memerankan di depan kelas,
mereka berada di kelompoknya masing-masing serta mengamati skenario
yang sedang diperagakan.
83
5) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan dari materi
yang sudah diperankan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan
2) Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
3) Guru membagikan lembar soal evaluasi.
3. Tahap Observasi (Observing)
a. Peneliti bersama guru kolaborator mengamati keaktifan peserta didik
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Mengambil gambar situasi pembelajaran dengan menggunakan kamera
foto.
c. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model cooperative
learning dengan metode role playing pada mata pelajaran akidah akhlak.
d. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan model cooperative learning dengan metode role playing pada
mata pelajaran aqidah akhlak.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
a. Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
b. Menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan kemampuan
peserta didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penletian Tindakan Kelas
(PTK) dengan dua skilus. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik
mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji pada sesama kelas VIII B di
MTs Negeri 12 Boyolali, peneliti menggunakat tes tertulis yang berbentuk lembar
kerja. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Adhika Ardiansyah 60 Belum Tuntas
2 Adinda Ayu Puspita 55 Belum Tuntas
3 Aditya Bagas Rizki Saputra 40 Belum Tuntas
4 Ahmad Hasan Nadlif 80 Tuntas
5 Alung Kurniawan 50 Belum Tuntas
6 Bima Setiawan 70 Tuntas
7 Doni Juli Saputra 60 Belum Tuntas
8 Eka Fajar Oktaviani 60 Belum Tuntas
9 Farda Maulida 75 Tuntas
10 Firman Maulana Asir 55 Belum Tuntas
11 Handika Maulina Shifa 80 Tuntas
12 Hani Titasari 45 Belum Tuntas
85
13 Ida Nurdiana 60 Belum Tuntas
14 Ilham Putra Maulana 60 Belum Tuntas
15 Lilik Nafiyanti 75 Tuntas
16 Muhamad Ananda Eka S 70 Tuntas
17 Muhammad Samsul Hadi 40 Belum Tuntas
18 Nabila Qoirunia 50 Belum Tuntas
19 Nova Arista 40 Belum Tuntas
20 Qoid Haidar Adila 75 Tuntas
21 Rahmad Ivan 70 Tuntas
22 Rima Alfiyani 70 Tuntas
23 Rizki Wahyu Hidayatullah 70 Tuntas
24 Robiatul Adawiyah 75 Tuntas
25 Siti Munawaroh 65 Belum Tuntas
26 Tasta Nurul Fatimah 60 Belum Tuntas
27 Zahira Lista A 60 Belum Tuntas
Dengan KKM 70 pada mata pelajaran akidah akhlak, perhitungan nilai
rata-rata kelas, persentase peserta didik yang tuntas dan persentase peserta didik
yang tidak tuntas pada pra siklus adalah sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata hasil tes peserta didik pra siklus
86
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas pra siklus
c. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas pra siklus
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
NO Rentang Nilai Jumlah
Peserta Didik
Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 11
2 70 Tidak Tuntas 16 59,26%
Jumlah 27 100%
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
87
Refleksi pra siklus
Dalam pembelajaran pada pra siklus ini, hasil belajar peserta
didik masih dikatakan kurang dan masih banyak peserta didik tidak
tuntas. Perserta didik yang tidak tuntas dalam pra siklus ini terdapat 16
siswa atau 59,26% dan yang tuntas terdapat 11 siswa atau 40,74%
dengan rata-rata nilai . Dari kekurangan tersebut maka peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning dengan metode role playing.
2. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019 di kelas VIII B dengan
jumlah siswa 27 siswa.
88
a. Hasil Belajar
Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Adhika Ardiansyah 60 Belum Tuntas
2 Adinda Ayu Puspita 70 Tuntas
3 Aditya Bagas Rizki Saputra 85 Tuntas
4 Ahmad Hasan Nadlif 75 Tuntas
5 Alung Kurniawan 80 Tuntas
6 Bima Setiawan 75 Tuntas
7 Doni Juli Saputra 65 Belum Tuntas
8 Eka Fajar Oktaviani 55 Belum Tuntas
9 Farda Maulida 80 Tuntas
10 Firman Maulana Asir 70 Tuntas
11 Handika Maulina Shifa 60 Belum Tuntas
12 Hani Titasari 70 Tuntas
13 Ida Nurdiana 70 Tuntas
14 Ilham Putra Maulana 65 Belum Tuntas
15 Lilik Nafiyanti 80 Tuntas
16 Muhamad Ananda Eka S 80 Tuntas
17 Muhammad Samsul Hadi 70 Tuntas
18 Nabila Qoirunia 75 Tuntas
19 Nova Arista 80 Tuntas
89
20 Qoid Haidar Adila 75 Tuntas
21 Rahmad Ivan 80 Tuntas
22 Rima Alfiyani 75 Tuntas
23 Rizki Wahyu Hidayatullah 80 Tuntas
24 Robiatul Adawiyah 75 Tuntas
25 Siti Munawaroh 70 Tuntas
26 Tasta Nurul Fatimah 85 Tuntas
27 Zahira Lista A 85 Tuntas
Perhitungan nilai rata-rata kelas, persentase peserta didik yang tuntas
dan presentase peserta didik yang tidak tuntas pada pra siklus adalah sebagai
berikut:
a. Hasil tes peserta didik siklus I
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I
c. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus I
90
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I
NO Rentang Nilai Jumlah
Peserta Didik
Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥ 70 Tuntas 22
2 70 Tidak Tuntas 5 18,52%
Jumlah 27 100%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
Berdasarkan data tersebut pelaksanaan siklus I dapat diperoleh data
dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 22 siswa atau 81.48%
dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 18.52%.
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
91
Adapun peserta didik yang dinyatakan tuntas yaitu peserta didik yang
mendapat nilai mencapai Krtiteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
b. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
kegiatan peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Pada siklus I ini peneliti
mendapatkan data observasi guru dan peserta didik MTs Negeri 12 Boyolali
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Pengamatan Guru Sklus I
No
Kegiatan
Sekor
1 2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka dan
melakukan apersepsi:
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
a. Guru faham mengenai metode role playing
√
92
b. Guru menguasai materi pelajaran dengan
baik
√
c. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
d. Guru berperan sebagai fasilitator √
e. Guru menilai hasil penampilan peserta
didik
√
f. Guru mengevaluasi hasil penampilan
peserta didik
√
4 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
a. Mampu membuat peserta didik lebih aktif
bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
c. Memberikan bimbingan pada kegiatan
pembelajaran.
√
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
93
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
(Sangat Baik)
Tabel 4.6 Pengamatan Peserta Didik Siklus I
No
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu bekerja sama
dengan teman yang lain
√
2 Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan kepada guru
√
3 Peserta didik memerankan naskah yang
sudah disiapkan
√
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran √
94
5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
(Baik)
e. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran yang dilakukan
belum maksimal, meskipun mengalami peningkatan hasil belajar dari pra
siklus ke siklus I, namun masih terdapat beberapa peserta didik belum
mencapai KKM. Pada siklus I ini masih terdapat 18,52% peserta didik yang
tidak tuntas dan 81,48 % telah tuntas KKM. Adapun refleksi yang didapatkan
pada siklus I ini adalah penggunaan model cooperative learning dengan
metode role playing belum maksimal, terdapat peserta didik yang belum dapat
bekerja sama secara kelompok, beberapa peserta didik ada yang belum berani
95
bertanya dan masih terdapat peserta didik yang tidak memperhatikan ketika
pembelajaran berlangsung.
Pada pembelajaran siklus I perlu adanya perbaikan, diantaranya
guru harus bisa mengendalikan kondisi kelas sehingga peserta didik dapat
fokus dalam pembelajaran dan menjelaskan kembali terkait metode role
playing.
a. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Februari 2019 di kelas VIII B dengan
jumlah siswa 27 siswa.
1. Hasil Belajar
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siklus II
NO Nama Nilai Keterangan
1 Adhika Ardiansyah 95 Tuntas
2 Adinda Ayu Puspita 100 Tuntas
3 Aditya Bagas Rizki Saputra 75 Tuntas
4 Ahmad Hasan Nadlif 95 Tuntas
5 Alung Kurniawan 75 Tuntas
6 Bima Setiawan 95 Tuntas
7 Doni Juli Saputra 65 Tidak Tuntas
8 Eka Fajar Oktaviani 90 Tuntas
9 Farda Maulida 95 Tuntas
10 Firman Maulana Asir 95 Tuntas
96
11 Handika Maulina Shifa 85 Tuntas
12 Hani Titasari 100 Tuntas
13 Ida Nurdiana 95 Tuntas
14 Ilham Putra Maulana 75 Tuntas
15 Lilik Nafiyanti 95 Tuntas
16 Muhamad Ananda Eka S 95 Tuntas
17 Muhammad Samsul Hadi 95 Tuntas
18 Nabila Qoirunia 70 Tuntas
19 Nova Arista 95 Tuntas
20 Qoid Haidar Adila 95 Tuntas
21 Rahmad Ivan 95 Tuntas
22 Rima Alfiyani 85 Tuntas
23 Rizki Wahyu Hidayatullah 85 Tuntas
24 Robiatul Adawiyah 95 Tuntas
25 Siti Munawaroh 95 Tuntas
26 Tasta Nurul Fatimah 85 Tuntas
27 Zahira Lista A 80 Tuntas
Dengan KKM 70 pada mata pelajaran akidah akhlak, perhitungan
nilai rata-rata kelas, presentase peserta didik yang tuntas dan presentase peserta
didik yang tidak tuntas pada siklus II adalah sebagai berikut:
97
a. Hasil tes peserta didik siklus II
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II
c. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus II
Tabel 4.8 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II
NO Rentang Nilai Jumlah
Peserta Didik
Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥ 70 Tuntas 26
2 70 Tidak Tuntas 1 3,70%
Jumlah 27 100%
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
98
Dalam pelaksanaan siklus II ini belum sempurna 100% dikarenakan
terdapat 1 siswa atau 3,70 yang tidak tuntas KKM. Namun Pada siklus ke II
kelulusan sudah mencapai 96,30% dan hal ini sudah memenuhi ketuntasan
klasikal dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 88,88.
2. Observasi
Pada penelitian siklus II ini diperoleh data observasi guru dan
observasi peserta didik sebagai berikut.
Tabel 4.9 Data Pengamatan Guru Sklus II
No
Kegiatan
Sekor
1 2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
99
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka dan
melakukan apersepsi:
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
a. Guru faham mengenai metode role
playing
√
b. Guru menguasai materi pelajaran
dengan baik
√
c. Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok
√
d. Guru berperan sebagai fasilitator √
e. Guru menilai hasil penampilan peserta
didik
√
f. Guru mengevaluasi hasil penampilan
peserta didik
√
4 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
a. Mampu membuat peserta didik lebih
aktif bertanya
√
100
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
(Sangat Baik)
Tabel 4.10 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus I
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
c. Memberikan bimbingan pada kegiatan
pembelajaran.
√
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
101
No
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu bekerja sama
dengan teman yang lain
√
2 Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan kepada guru
√
3 Peserta didik memerankan naskah yang
sudah disiapkan
√
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran √
5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √
Keterangan:
1 = Kurang < 54%
2 = Cukup 55-64%
3 = Baik 65-84%
4 = Sangat Baik 85-100%
(Sangat Baik)
102
c. Refleksi
Pada siklus II ini hampir semua peserta didik antusias mengikuti
kegiatan pembelajaran, lebih fokus dan kondusif memperhatikan kelompok
yang menampilkan skenario serta lebih aktif berani bertanya dan memberi
umpan balik. Pada siklus ke II ketuntasan sudah mencapai 96,30% dan hal
ini sudah memenuhi ketuntasan klasikal dengan rata-rata perolehan nilai
sebesar 88,88 sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II karena hasil
belajar sudah mencapai ketuntasan klasikal.
d. Pembahasan
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Adhika Ardiansyah 60 60 95
2 Adinda Ayu Puspita 55 70 100
3 Aditya Bagas Rizki Saputra 40 85 75
4 Ahmad Hasan Nadlif 80 75 95
5 Alung Kurniawan 50 80 75
6 Bima Setiawan 70 75 95
7 Doni Juli Saputra 60 65 65
8 Eka Fajar Oktaviani 60 55 90
9 Farda Maulida 75 80 95
10 Firman Maulana Asir 55 70 95
11 Handika Maulina Shifa 80 60 85
103
12 Hani Titasari 45 70 100
13 Ida Nurdiana 60 70 95
14 Ilham Putra Maulana 60 65 75
15 Lilik Nafiyanti 75 80 95
16 Muhamad Ananda Eka S 70 80 95
17 Muhammad Samsul Hadi 40 70 95
18 Nabila Qoirunia 50 75 70
19 Nova Arista 40 80 95
20 Qoid Haidar Adila 75 75 95
21 Rahmad Ivan 70 80 95
22 Rima Alfiyani 70 75 85
23 Rizki Wahyu Hidayatullah 70 80 85
24 Robiatul Adawiyah 75 75 95
25 Siti Munawaroh 65 70 95
26 Tasta Nurul Fatimah 60 85 85
27 Zahira Lista A 60 85 80
Dalam menggunakan model cooperative learning dengan metode
role playing pada mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji kepada
sesama di peroleh presentase peserta didik yang mencapai KKM sebagai
berikut.
104
Tabel 4.12 Hasil Belajar yang Mencapai KKM
Uraian
Peserta Didik Yang Tuntas Peserta Didik Yang
Tidak Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Pra Siklus 11 16 59,26%
Siklus I 22 5 18,52%
Siklus II 26 1 3,70%
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
1. Sikus I
Pada siklus I didapatkan hasil yang menunjukan bahwa 22 dari 27
peserta didik kelas VIII B dapat menuntaskan mata pelajaran akidah
Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
105
akhlak materi akhlak terpuji kepada sesama. Hal ini dapat diketahui bahwa
antara pra siklus dan post test siklus I mengalami peningkatan. Pada pra
siklus peserta didik yang tuntas sebanyak 40,74 % dan pada siklus I
presentase peserta didik yang tuntas adalah 81,48%. Peningkatan peserta
didik yang mencapai KKM dari pra siklus ke post test siklus I sebanyak 11
siswa.
Pada siklus I sudah mencapai 81,48% ketuntasan dengan nilai rata-
rata kelas sebanyak 73,70. Hal ini memiliki beberapa faktor seperti
ketepatan metode yang digunakan untuk materi yang di ajarkan dan
adanya minat belajar peserta didik yang tinggi serta suasana pembelajaran
yang menyenangkan. Namun demikian masih terdapat 5 siswa yang belum
dapat mencapai KKM, sehingga peneliti melakukan siklus yang ke II hal
ini bertujuan untuk menyakikan dan memantapkan penggunaan model
cooperative learning dengan metode role playing dalam pembelajaran
akidah akhlak serta memberikan pengarahan terhadap 5 siswa yang belum
mencapai KKM pada siklus I.
2. Siklus II
Berdasarkan hasi yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara
post test siklus I dan post test siklus II mengalami peningkatan. Hasil post
test siklus I peserta didik yang dapat mencapai KKM sebanyak 22 siswa
dari 27 siswa. Sedangakan post test siklus II peserta didik yang mencapai
KKM sebanyak 26 siswa dari 27 siswa. Dari data tersebut menunjukan
106
post test siklus I ke post test siklus II terdapat peningkatan siswa yang
mencapai KKM sebanyak 4 siswa.
Dalam pelaksanaan siklus II ini belum sempurna 100%
dikarenakan terdapat 1 siswa yang tidak tuntas KKM. Namun Pada siklus
ke II kelulusan sudah mencapai 96,30% dan hal ini sudah memenuhi
ketuntasan klasikal dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 88,88. Dengan
menggunakan model cooperative learning dengan metode role playing
dalam pembelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji kepada sesama
yang diterapkan oleh guru mampu meningkatkan hasil belajar akidah
akhlak kelas VIII B. Selain itu penerapan metode tersebut peserta didik
lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, sudah mempunyai
keberanian untuk bertanya dan memberikan tanggapan atau umpan balik
sehingga keaktifan saat mengikuti pembelajaran sudah meningkat
dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs Negeri 12 Boyolali dengan
menggunakan model cooperative learning dengan metode role playing.
Pada pra siklus peserta didik yang tuntas sebanyak 40,74 % dan pada
siklus I presentase peserta didik yang tuntas adalah 81,48% kemudian pada
siklus II presentase peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 96,30%.
Jadi pada pra siklus ke siklus I ketuntasan meningkat sebesar 40,70% dan
dari siklus I ke siklus II ketuntasan meningkat sebesar 14.48%.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dari
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Akidah
Akhlak Materi Akhlak Terpuji Kepada Sesama Melalui Model
Cooperative Learning Dengan Metode Role Playing pada Peserta Didik
Kelas VIII B di Mts Negeri 12 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019”
dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada pra siklus peserta didik yang tuntas sebanyak 40,74 %
atau sebanyak 11 siswa dari 27 peserta didik dengan nilai rata-rata kelas
61,85. Pada siklus I persentase peserta didik yang tuntas adalah 81,48%
atau sebanyak 22 siswa dengan nilai rata-rata kelas 73,70. Adapun pada
siklus II terdapat 26 siswa atau 96,30% telah mencapai KKM dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 88,88. Jadi pada pra siklus ke siklus I ketuntasan
meningkat sebesar 40,70% dan dari siklus I ke siklus II ketuntasan
meningkat sebesar 14.48%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut.
108
1. Guru
a. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan dapat
mengembangkan metode belajar yang menarik, tepat dan efektif
sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran menggunakan model cooperative learning dengan
metode role playing perlu dikembangkan dan diterapkan pada pokok
bahasan materi yang lain karena sudah teruji dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
c. Dalam seluruh pembelajaran hendanya peserta didik dilibatkan secara
aktif baik secara fisik ataupun secara psikis.
2. Peserta Didik
a. Dalam proses belajar dan mengajar hendaknya peserta didik dapat
terlibat secara aktif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
materi yang dipelajari serta mampu menumbuhkan sikap percaya diri
ketika pembelajaran berlangsung.
b. Peserta didik sebaiknya lebih memperhatikan guru ketika materi
dijelaskan agar lebih paham dan dapat meningkatkan motivasi belajar.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal. 2017. Penelitian Tindakan Kelas TK/RA, SLB/SDLB. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Aminuddin. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Agus, Wasisto Dwi Doso Warso. 2017. Penilaian Sikap Pengetahuan dan
Keterampilan. Yogyakarta: Graha Cendekia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi dan Suwandi. Tt. Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Gava Media.
Dalyono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, Ahmad dan Habibie. 2007. Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Fadilah, Rara Yuniar. Penerapan Metode Role Playing Pada Mata Pelajaran
Akidah Ahklak Materi Akhlak Terpuji dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yaspuri Kota Malang
2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Gintings, Abdurrakhman. 2014. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogoor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak Jilid 2 untuk Kelas
VII Madrasah Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Idris, Meity. 2015. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Luxima
Metro Media.
110
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga: Stain
Salatiga Press.
Kementrian Agama. 2015. Buku siswa Akdah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013. Jakarta.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Prespektif Guru dan Siswa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Luthfiah, Zeni dan Farhan Mujahidin. 2011. Pendidikan Agama Islam. Surakarta:
Yuma Pressindo
Makbuloh, Deden. 2013. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Martono, Nanang. 2011. Model Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Mifzal, Abiyu. 2012. Strategi Pembelajaran untuk Anak Kurang Berprestasi.
Yogyakarta: 2012.
Rafidah. 2016. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Akidah Akhlak Peserta Didik MTs DDI Kulo Kabupaten Sidrap.
Skripsi tidak diterbitkan. Makasar: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Alauddin Makasar.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2005. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras.
Setyono, Ardi. 2017. Interaksi dan Komunikasi Efektif Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Diva Press.
Shihab, Quraish. 2016. Yang Hilang Dari Kita: Akhlak. Tangerang: Lentera Hati.
Shodiq, Ihwan dkk. Tt. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas 8. Sragen:
Akik Pustaka.
Shoimin, Aris. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovarif dalam Kurikulum 3013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2012. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
111
Suwarna, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suyono dan Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif – Progresif. Jakarta:
Kencana.
, 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Taufik. 2011. Ahmad dan Muhammad Rohmadi. Pendidikan Agama Islam.
Surakarta: Yuma Presindo
Thobrani. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Tim Dosen PAI. 2016. Bunga Rampai Penelitian dalam Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: Deepublish.
Umiarso dan Haris Fathoni Makmur. 2010. Pendidikan Islam dan Krisis
Moralisme Masyarakat Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
Wahyudi, dedi. 2017. Pengantar Akudah Akhlak dan Pembelajaranya.
Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books.
Wulandari, Eka. 2018. Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe
Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Kelas V SDN 2 Kampung Baru. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
B. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaanya.
3. Memahami dan menerapkan pengertahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang atau teori.
Nama Sekolah : MTs Negeri 12 Boyolali
Mata Pelajaran : Akhidah Akhlak
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Akhlak Terpuji Kepada Sesama
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
113
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
1.4 Menghayati sifat, dampak positif husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun.
2.4 Terbiasa berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun
dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Memahami pengertian, contoh dan dampak positifnya sifan
husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
4.4 Mensimulasikan dampak positif dari akhlak terpuji (husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun).
2. Indikator
1.4.1. Membiasakan menghayati sifat dampak positif sifat husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
2.4.1. Membiasakan berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.1. Menjelaskan pengertian husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.2. Menyebutkan contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.3. Mengidentifikasi contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
114
4.4.1. Mempresentasikan dampak positif husnudzan, tawadhu‟,
tasamuh dan ta‟awun.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat membiasakan menghayati sifat dampak positif sifat husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
2. Dapat membiasakan berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3. Dapat menyebutkan contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
4. Dapat mengidentifikasi contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
5. Dapat mempresentasikan dampak positif husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun
E. Materi Pembelajaran
1. Husnudzan
Secara bahasa husnudzan terdiri dari dua kata yaitu husnu dan dzan
berati dugaan, sangkaan dan perkiraan. Sedangkan menurut istilah yaitu
sikap mental dan cara pandang seseorang yang membuat seseorang
melihat sesuatu secara positif (Shodiq: 29)
Hukum berhusnudzan terhadap sesama adalah mubah atau jaiz atau
diperbolehkan. Ketika kita berhusnudzan pada orang lain, berati kita telah
menganggap orang tersebut baik. Sementara jika kita berprasangka buruk
115
terhadap orang lain, artinya kita menganggap orang tersebut bersalah, hal
ini tentu dilarang dalam agama.
Islam secara tegas telah melarang umatnya berperilaku buruk,
namun sebaliknya memerintahkan agar berperilaku baik. Beberapa hal
yang dapat dijadikan pedoman seseorang yang berhusnudzan diantaranya.
Senantiasa memberi kesempatan bagi orang lain untuk melakukan sesuatu,
selama tetap dalam koridor Islam (tidak memonopoli), terbiasa bersikap
baik pada keluarga dan orang lain pada umumnya, membiasakan diri
menghindari prasangka buruk terhadap orang lain dan menerima dengan
lapang dada masukan dari orang lain dan bertakwa kepada Allah Swt.
Beberapa dampak positif berhusnudzan antara lain, membuat jiwa
tenang dan menentramkan hati, mempererat tali persaudaraan, disenangi
banyak orang, memotivasi untuk terus berbuat baik dalam segala hal,
terjalin ikatan batin antara orang yang berprasangka baik dengan orang
lain yang diduga baik, adanya sikap saling mempercayai antara yang
menduga dan yang diduga berbuat baik (Yustiani, 2008: 83).
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam rangka
pembiasaanya diri bersikap husnudzan, yaitu, meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah, meningkatkan kualitas dan kuantitas amal
shaleh, meningkatkan hubungan silaturahmi dan meningkatkan kualitas
ilmu (Dimyati dan Habibie, 2007: 52).
2. Tawadhu‟
116
Ditinjau dari segi bahasa tawadhu‟ artinya rendah hati atau
merendahkan diri, sedangkan menurut istilah Tawadhu‟ adalah sikap
seseorang yang senantiasa merendahkan diri dan hatinya dihadapan Allah
Swt. Orang yang tawadhu‟ adalah orang yang merendahkan diri dalam
pergaulan, tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki (Ibrahim dan
Darsono, 2009: 105).
Selain tawadhu‟ kepada Allah Swt dan orang lain, kita juga
diperintahkan untuk tawadhu‟ kepada kedua orang tua, sikap ini harus kita
lakukan dengan didasari rasa cinta kasih dan harapan atas ridha yang
diberikan keduanya, sebagai jalan terbukanya ridha dari Allah Swt. Dalam
Al-Qur’an Allah telah menerangkan perintah memiliki sikap tawadhu‟
yaitu dalam Asy-Syu’ara ayat 215.
واخفض جناحك لمن ات ب عك من المؤمني
Artinya:” dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. (Q.S Asy Syu’ara : 215).
Sifat tawadhu‟ kepada sesama dapat diwujudkan lewat perilaku
sehari-hari. Terdapat beberapa bentuk tawadhu‟ diantaranya, menyebarkan
senyum, sapa dan salam kepada sesama, menyayangi pihak yang lebih
muda dan menghormati pihak yang lebih tua, senantiasa memberi contoh
yang baik bagi keluarga dan masyarakat, menyantuni orang-orang lemah,
mengembangkan sikap tolong menolong dan toleransi, selalu berendah
hati dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
oleh orang lain (Shodiq: 31).
117
Sikap yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula, demikian
pula tawadhu‟ juga akan membuahkan banyak kebaikan, diantaranya,
adanya rasa hormat yang dimiliki orang lain terhadap diri kita, mempererat
hubungan silaturahmi antara dirinya dengan orang lain, memperkuat
ukuwah islamiyah dan menimbulkan simpati dari orang lain dan
mengangkat drajad diri kita dihadapan Allah Swt.
Setelah mengetahui kebaikan yang dapat diperoleh dari sikap
tawadhu‟, tentu timbul keinginan untuk dapat bersikap demikian, cara
yang dapat dilakukan untuk mengembangkanya yaitu mengharapkan ridha
Allah Swt, dalam setiap amalan yang dilakukan senantiasa bersabar
menghadapi setiap cobaan dan berusaha untuk tidak menunjukan
kelebihan yang dimiliki di depan orang lain.
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperarive learning
3. Metode : Role playing. diskusi, ceramah dan tanya jawab
G. Alat Pembelajaran
Media : Naskah drama.
Alat : Whiteboard dan Spidol.
H. Sumber Belajar
1. Kementrian Agama. 2015. Buku siswa Akdah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013. Jakarta.
118
2. Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak Jilid 2 untuk
Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3. Shodiq, Ihwan dkk. Tt. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas 8.
Sragen: Akik Pustaka.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran
Deskripsi Waktu
Alokasi Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru membuka proses
pembelajaran dengan memberi
salam dan berdoa.
b. Guru mengecek kesiapan kelas
(absensi, tempat duduk, kerapian
dan perlengkapan lainnya)
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
d. Guru melakukan appersepsi
e. Guru mengingatkan kembali materi
sebelumnya.
f. Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari
g. Menyampaikan tujuan
10 menit
119
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan Inti
a. Guru memaparkan kegiatan
pembelajran yang akan
berlangsung.
b. Guru membagi peserta didik
menjadi empat kelompok kemudian
menjelaskan metode role playing
yang akan dilaksanakan dalam
pembelajran.
c. Guru membagikan naskah peran
pada setiap kelompok dan
memberikan waktu pada kelompok
untuk mempersiapkan diri.
d. Guru memanggil peserta didik
sesuai kelompok untuk
menampilkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
e. Peserta didik yang belum mendapat
giliran memerankan di depan kelas,
mereka berada di kelompoknya
masing-masing serta mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
60 menit
120
f. Peserta didik melakukan tanya
jawab dan menanggapi hasil
penampilan kelompok.
g. Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulan
dari materi yang sudah diperankan.
h. Guru memberikan penegasan
terhadap hasil pembelajaran.
i. Memberikan soal evaluasi.
Kegiatan
Penutup
a. Melaksanakan penilaian dan refleksi
sebagai bahan masukan untuk
perbaikan langkah selanjutnya.
b. Merencanakan kegiatan tindak
lanjut dengan memberikan tugas
baik cara individu maupun
kelompok.
c. Guru memberikan tugas rumah dan
menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
d. Guru menutup proses
pembelajaran dengan berdoa dan
salam
10 menit
121
J. Penilaian
Penilaian Pengetahuan Jenis Tes: Tertulis
1. Jelaskan pengertian huznudzan secara bahasa dan istilah!
2. Bagaimana dampak positif perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-
hari?
3. Jelaskan yang dimaksud husnudzan kepada Allah dan husnudzan kepada
sesama manusia serta bagaimana hukumnya!
4. Apa yang dimaksud dengan tawadu’ dan bagaimana bentuk-bentuk
perilaku tawadu‟?
5. Tuliskan ayat tentang perintah bersikap tawadu‟!
Jawaban
1. Secara bahasa husnudzan terdiri dari dua kata yaitu husnu dan dzan berati
dugaan, sangkaan dan perkiraan. Sedangkan menurut istilah yaitu sikap
mental dan cara pandang seseorang yang membuat seseornag melihat
sesuatu secara positif.
2. Menentramkan hati, terjalin ikatan batin antara orang yang berprasangka
baik dengan orang lain yang diduga baik, adanya sikap saling
mempercayai antara yang menduga dan yang diduga berbuat baik dan
memperkuat hubungan persaudaraan antara keduanya.
3. a. Husnudzan kepada Allah berati selalu berbaik sangka kepada Allah atas
segala kehendak Allah terhadap hambanya, harus menyakini apa yang
ditakdirkan Allah adalah yang terbaik, hukumnya adalah wajib.
122
b. Husnudzan kepada sesama manusia berati berbaik sangka kepada
sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori,
hukum husnudzan kepada sesama manusia hukumnya mubah.
4. Tawadu’ artinya rendah hati atau merendahkan diri, sedangkan menurut
istilah tawadu‟ adalah sikap seseorang yang senantiasa merendahkan diri
dan hatinya dihadapan Allah Swt. Bentuk tawadu‟, menyebarkan senyum,
sapa dan salam kepada sesama, menyayangi pihak yang lebih muda,
menghormati pihak yang lebih tua, senantiasa memberi contoh yang baik
bagi keluarga dan masyarakat, menyantuni orang-orang lemah, selalu
berendah hati dan sebagainya.
واخفض جناحك لمن ات ب عك من المؤمني
Artinya:” Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Q.S Asy-Syu’ara:215).
5.
.
123
Pedoman Pengamatan Peserta Didik Siklus I
No
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu bekerja sama
dengan teman yang lain
√
2 Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan kepada guru
√
3 Peserta didik memerankan naskah yang
sudah disiapkan
√
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran √
5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √
Keterangan skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Karanggede, 13 Februari 2019
Peneliti
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
124
Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
No
Kegiatan
Sekor
1 2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka dan melakukan
apersepsi:
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
h. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
g. Guru faham mengenai metode role playing
√
h. Guru menguasai materi pelajaran dengan baik √
i. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
j. Guru berperan sebagai fasilitator √
k. Guru menilai hasil penampilan peserta didik √
l. Guru mengevaluasi hasil penampilan peserta didik √
125
Keterangan skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Karanggede, 13 Februari 2019
Peneliti
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
d. Mampu membuat peserta didik lebih aktif
bertanya
√
e. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
f. Memberikan bimbingan pada kegiatan
pembelajaran.
√
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
e. Kesimpulan
√
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
K. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaanya.
3. Memahami dan menerapkan pengertahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang atau teori.
L. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Nama Sekolah : MTs Negeri 12 Boyolali
Mata Pelajaran : Akhidah Akhlak
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Akhlak Terpuji Kepada Sesama
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
127
1. Kompetensi Dasar
1.4 Menghayati sifat, dampak positif husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun.
2.4 Terbiasa berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun
dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Memahami pengertian, contoh dan dampak positifnya sifan
husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
4.4 Mensimulasikan dampak positif dari akhlak terpuji (husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun).
2. Indikator
1.4.1. Membiasakan menghayati sifat dampak positif sifat husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
2.4.1. Membiasakan berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.1. Menjelaskan pengertian husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.2. Menyebutkan contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3.4.3. Mengidentifikasi contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
4.4.1. Mempresentasikan dampak positif husnudzan, tawadhu‟,
tasamuh dan ta‟awun.
128
M. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat membiasakan menghayati sifat dampak positif sifat husnudzan,
tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
2. Dapat membiasakan berperilaku husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
3. Dapat menyebutkan contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan ta‟awun.
4. Dapat mengidentifikasi contoh husnudzan, tawadhu‟, tasamuh dan
ta‟awun.
5. Dapat mempresentasikan dampak positif husnudzan, tawadhu‟, tasamuh
dan ta‟awun
N. Materi Pembelajaran
1. Tasamuh
Tasamuh disebut juga dengan toleransi yakni suatu sikap saling
menghargai, memahami dan bertenggangrasa terhadap sesama manusia.
Sedangkan menurut istilah berati sama-sama berperilaku baik, lemah lembut
dan saling memaafkan (Kementrian Agama, 2015: 103). Sikap ini muncul
dari hasil interaksi yang baik antara manusia. Bertasamuh dapat kita
lakukan terhadap siapa saja, baik sesama muslim maupun orang yang
beragama lain, selama mereka tidak menggusik dan mendzolimi Islam.
Tujuan utama tasamuh atau toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat adalah terciptanya suatu hubungan yang baik, rukun dan
harmonis diantara masyarakatnya. Namun perlu kita ingat kembali bahwa
tasamuh memiliki batas-batas yang jelas, yakni dengan tidak meninggalkan
129
kepentingan dan aturan agama. Ayat Allah Swt mengenai batas tasamuh
dalam Q.S Al- Kafirun ayat 6:
لكم دينكم ول دين Artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku,” (Q.S Al-Kafirun:6).
Ayat di atas telah memberi setiap manusia kebebasan untuk
memilih dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Ini berati tidak
ada alasan bagi kita untuk saling menyakiti antar umat beragama. Tidak
dibenarkan adanya perpecahan dan permusuhan antar golongan, semua bisa
hidup berdampingan dengan baik selama tidak ada sikap saling mendzolimi
diantaranya. Beberapa contoh tasamuh atau toleransi yang dapat dierapkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu, bertenggangrasa, tidak menggagu
ketenangan tetangga, senantiasa mengontrol diri untuk berperilaku baik,
menghargai pendapat bagi orang lain, meski kadang berbeda dengan
pendapat kita, berusaha untuk menjaga kesabaran diri dan menjaga
ketentraman dan keamanan orang lain
Banyak hal positif yang diperoleh karena mengamalkan sikap
tasamuh, diantaranya sebagai berikut, pintu rizqi terbuka lebih lebar karena
meliliki banyak koneksi, memantapkan tali silaturahmi, hubungan antar
masyarakat menjadi lebih baik, memberikan hak untuk hidup tentram dan
damai kepada orang lain.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar terbiasa bersikap tasamuh
diantaranya, berusaha menghormati orang lain sebagaimana dirinya ingin
dihormati, selalu menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain walaupun
130
diri kita mempunyai kelebihan dan tidak selalu melihat kekurangan orang
lain tanpa mengingat kekurangan dirinya (Ibrahim dan Darsono, 2009: 110).
2. Ta‟awun
Ta‟awun adalah sikap saling menolong dan membantu antar
sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam
memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama (Kementrian
Agama, 2015: 103). Islam memerintahkan umatnya untuk berta‟awun atau
saling tolong menolong dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah berikut:
وت عاونوا على الب والت قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان
Artinya: ” … Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan…”(Q.S. Al-Maidah: 2).
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan sikap
ta‟awun kepada sesama diantaranya adalah berkunjung kepada seseorang
yang tertimpa musibah atau sakit, tidak ada seorang manusiapun yang
sempurna Allah Swt telah menggariskan takdir hidup yang berbeda bagi tiap
manusia. Tidak ada seorangpun yang selama hidupnya senantiasa sehat dan
bahagia, tentu ada saatnya Allah Swt mengujinya dengan penyakit atau
musibah. Meringankan kesulitan hidup, menutupi kekurangan dan memberi
pertolongan bagi orang lain. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk
saling tolong-menolong, melapangkan kesulitan dan menutupi aib
saudaranya (Ibrahim dan Darsono, 2009: 111-112).
Dampak positif ta‟awun diantaranya, tambah rasa cinta untuk
senantiasa memberi pertolongan dan meringankan beban orang lain,
131
menumbuhkan sikap percaya diri dan patriotis, tercukupinya hajat hidup
lebih banyak orang, dapat lebih mudah memahami dan merasakan perasaan
orang lain (empati) dan menimbulkan rasa persatuan dan kebersamaan antar
sesama.
O. Metode Pembelajaran
4. Pendekatan : Saintifik
5. Model : Cooperarive learning
6. Metode : Role playing. diskusi, ceramah dan tanya jawab
P. Alat Pembelajaran
Media : Naskah drama.
Alat : Whiteboard dan Spidol.
Q. Sumber Belajar
1. Kementrian Agama. 2015. Buku siswa Akdah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013. Jakarta.
2. Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak Jilid 2 untuk
Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3. Shodiq, Ihwan dkk. Tt. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas 8.
Sragen: Akik Pustaka.
132
R. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran
Deskripsi Waktu
Alokasi Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
h. Guru membuka proses pembelajaran
dengan memberi salam dan berdoa.
i. Guru mengecek kesiapan kelas (absensi,
tempat duduk, kerapian dan
perlengkapan lainnya)
j. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran
k. Guru melakukan appersepsi
l. Guru mengingatkan kembali materi
sebelumnya.
m. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari
n. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung
10 menit
j. Guru memaparkan kegiatan pembelajran
yang akan berlangsung.
k. Guru meminta peserta didik untuk duduk
sesuai kelompoknya seperti yang sudah
dibagi pada pertemuan sebelumnya,
133
Kegiatan Inti
kemudian menjelaskan metode Role
Playing yang akan dilaksanakan dalam
pembelajran.
l. Guru memberikan waktu pada kelompok
untuk mempersiapkan diri.
m. Guru memanggil peserta didik sesuai
kelompok untuk menampilkan skenario
yang sudah dipersiapkan.
n. Peserta didik yang belum mendapat
giliran memerankan di depan kelas,
mereka berada di kelompoknya masing-
masing serta mengamati skenario yang
sedang diperagakan.
o. Peserta didik melakukan tanya jawab dan
menanggapi hasil penampilan kelompok.
p. Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulan dari
materi yang sudah diperankan.
q. Guru memberikan penegasan terhadap
hasil pembelajaran.
r. Memberikan soal evaluasi.
60 menit
e. Melaksanakan penilaian dan refleksi
sebagai bahan masukan untuk perbaikan
134
Kegiatan
Penutup
langkah selanjutnya.
f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
dengan memberikan tugas baik cara
individu maupun kelompok.
g. Guru memberikan tugas rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
h. Guru menutup proses pembelajaran
dengan berdoa dan salam
10 menit
S. Penilaian
Jenis Tes: Tertulis
Soal Siklus II
1. Apa yang dimaksud dengan tasamuh dan bagaimana bentuk-bentuk
tasamuh dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana cara membiasakan diri untuk bersikap tasamuh?
3. Jelaskan yang dimaksud taawun!
4. Sebutkan tiga dampak positif taawun dalam kehidupan sehari-hari?
5. Tuliskan Ayat Al-Qur’an tentang perintah ta’awun!
Jawaban Soal siklus II
1. Tasamuh disebut juga dengan toleransi, yakni suatu sikap saling
menghargai, memahami dan bertenggangrasa terhadap orang lain.
Bentuk-bentuk taawun, bertenggangrasa, terbiasa melakukan sesuatu
dengan kelembutan, senantiasa mengontrol diri untuk berperilaku baik,
135
menghargai pendapat bagi orang lain, tidak menggagu ketenangan
tetangga dan sebagainya.
2. Membiasakan diri bersikap tasamuh, memperluas persaudaraan dengan
berta’aruf dan mengenal lebih banyak orang dengan baik, berlatih untuk
mengevaluasi dan mengintropeksi diri sendiri, selalu menghargai
kelebihan yang dimiliki orang lain walaupun dirinya mempunyai
kelebihan dan berusaha menghormati orang lain.
3. Ta‟awun adalah sikap saling menolong dan membantu antar manusia.
orang yang berta’awun gemar melakukan hal yang dapat membantu
meringankan beban orang lain, baik diminta atau tidak.
4. a. Tambah rasa cinta untuk senantiasa memberi pertolongan orang lain.
b. Menumbuhkan sikap percaya diri dan patriotis.
c. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan
d. Menimbulkan rasa persatuan dan kebersamaan antar sesama.
قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان وت عاونوا ع لى الب والت
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran (Q.S Al-Maidah :2)
5.
136
Karanggede, 20 Februari 2019
Peneliti
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
Pedoman Pengamatan Peserta Didik Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu bekerja sama
dengan teman yang lain
√
2 Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan kepada guru
√
3 Peserta didik memerankan naskah yang
sudah disiapkan
√
4 Peserta didik memperhatikan pelajaran √
5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √
Keterangan skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
137
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Karanggede, 20 Februari 2019
Peneliti
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
138
Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
No
Kegiatan
Sekor
1 2 3 4
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka dan melakukan
apersepsi:
i. Salam pembuka
√
j. Mengkondisikan kelas √
k. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
l. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
m. Guru faham mengenai metode role playing
√
n. Guru menguasai materi pelajaran dengan baik √
o. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
p. Guru berperan sebagai fasilitator √
q. Guru menilai hasil penampilan peserta didik √
r. Guru mengevaluasi hasil penampilan peserta didik √
139
Keterangan skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Karanggede, 20 Februari 2019
Peneliti
Ika Triyanti
NIM. 23010150052
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
g. Mampu membuat peserta didik lebih aktif
bertanya
√
h. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
i. Memberikan bimbingan pada kegiatan
pembelajaran.
√
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
i. Kesimpulan
√
j. Melakukan evaluasi √
k. Memberikan tindak lanjut √
l. Salam penutup √
140
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
141
Guru melakukan kegiatan pendahuluan, mengecek kesiapan dan mengkondisikan
kelas (absensi, tempat duduk, kerapian) dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
142
Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok kemudian menjelaskan
model cooperative learning dengan metode role playing yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
143
Peserta didik berdiskusi dan guru sebagai fasilitator mengecek kesiapan
kelompok.
144
145
Peserta didik memerankan contoh akhlak terpuji kepada sesama dengan metode
role playing berdasarkan naskah yang telah dipelajari.
146
Suasana kelas saat berdiskusi dan mengerjakan lembar evaluasi.
147
Foto peneliti bersama peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran akidah
akhlak.
148
Wawancara bersama bapak Imam Khanafi mengenai profil MTs Negeri 12
Boyolali.
Berdiskusi dengan Ibu Endang selaku guru pengampu akidah akhlak kelas VIII B
terkait metode yang diterapkan dalam penelitian ini.
149
150
151
top related