pengupas kacang meta

Post on 09-Nov-2015

10 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Pengupas Kacang Meta

TRANSCRIPT

Galih Nur Fahmadi/11503244022PERANCANGAN ALAT PENGUPAS BIJI METEA. Identifikasi KebutuhanIndonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan memiliki potensi alam yang besar tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga dalam pengolahan pertanian. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan wilayah indonesia yang memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan ini dilewati barisan pengunungan dunia. Hal ini menyebabkan wilayah daratan Indonesia sangat subur. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Itulah mengapa selain disebut sebagai sebagai negara maritim, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris. Pertanian di indonesia sangatlah melimpah, salah satunya yaitu jambu monyet atau jambu monyet. ambu monyetataujambu mede(Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman darisukuAnacardiaceaeyang berasal dariBrasildan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalahkacang mede,kacang meteataukacang mente;bijinyayang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secarabotani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya denganmangga(sukuAnacardiaceae).Selain sebagai tanaman yang produktif jambu mete ini bermanfaat juga sebagai tanaman penghijauan, dan tanaman konservasi dalam rehabilitasi lahan kritis. Hasil utamanya adalah biji (kacang) mete; minyak loka (Cashew Nut Shell Liquid = CNSL) atau Cairan Kulit Biji Mete (CKBM) serta daging buah jambu mete. Kedua hasil yang disebutkan terdahulu diperoleh dari gelondong mete yang merupakan buah aslinya. Biji mete (Cashew kernel) dapat dikonsumsi sebagai makanan kecil (snack) serta bahan baku pada industri makanan. Selain itu merupakan salah satu komoditi export yang persyaratan mutu-nya telah ada pada standard perdagangan Indonesia.Faktor utama dalam pengembangan produk adalah mutu, yaitu menentukan nilai jual dari produk tsb. Pada jambu mete dengan tingkat mutu dengan tingkat mutu yang tinggi diharapkan akan diperoleh harga yang relatif lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, penerimaan devisa dan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.Untuk mendapatkan tingkat mutu tsb, maka peran teknologi pasca panen dengan aspek-aspeknya seperti pemanenan; penanganan bahan segar; pengawetan; pengolahan dan pembinaan mutu sangat ditentukan. Bahasan kita kali ini akan lebih difokuskan pada aspek pengolahan biji metenya saja.Untuk proses pengolahan biji mete sendiri ada empat tahap, yaitu pengeringan bije mete. Kemudian biji mete dikupas untuk mendapatkan isi dari biji mete tersebut dan yang terakhir adalah pengeringan isi dari biji mete tersebut.Salah satu hambatan dalam pengolahan biji mete adalah cara mengupas untuk memperoleh bijinya secara utuh. Hal ini mengingat adanya bentuk; sifat-sifat kulit serta adanya CKBM tadi yang bersifat racun dan berkarat.Alternatif yang diberikan penulis untuk mengatasi masalah diatas yaitu menciptakan sebuah alat pengupas yang tetap menjaga tekstuk bentuk dari biji mete tersebut. Kemudian alat yang digunanak mudah dioperasikan serta ramah lingkungan, mengingat pengolahan biji mete tersebut dilakukan di usaha kecil menengah.Prinsip kerja dari pengupas kulit biji mete, sangat sederhana, Pada dasarnya, ketika kulit luar dipecah, isi dari biji tersebut tidak hancur. maka dari itu bagian yang bersentuhan langsung dengan biji harus mengikuti bentuk dari biji tersebut. Sehingga, isi dari biji tersebut tidak ikut rusak.METODA PERANCANGANMetoda perancangan yang dipakai dalam perancangan alat ini adalah metoda yang di susun oleh Gerhardt Pahl dan Wolfgang Beitz yang dipaparkan dalam buku Engineering Design. Dalam buku ini metoda perancangan terbagi dalam tahapan : Penjabaran Tugas (Clarification of The Task), yang meliputi pengumpulan informasi permasalahan dan kendala yang dihadapi. Disusul dengan persyaratan mengenai sifat dan performa yang harus dimiliki untuk mendapatkan solusi. Penentuan Konsep Perancangan (Conceptual Design), diawali dengan menganalisis spesifikasi yang telah ada, hal ini sebagai dasar pembuatan abstraksi dari permasalahan. Dilanjutkan dengan membuat struktur fungsi yang mengambarkan hubungan antara input, proses dan output. Sehingga untuk menggabungkan antara prinsip pemecahan masalah dengan yang lainnya untuk mendapat beberapa varian solusi. Perancanan Wujud (Embodiment Design), Tahapan ini menguraikan rancangan kedalam struktur modul-modul yang diikuti dengan pembentukan layout awal dan dilanjutkan dengan layout jadi. Dalam pembuatan layout ada beberapa teknis yang harus diikuti baik yang bersifat teknis maupun ekonomis, contohnya:a. Petunjuk teknis yang jelasb. Sesuai dengan ukuran dan kemampuan operatorc. Prinsip kerja yang jelasd. Mudah dalam penggunaane. Mudah dan murah dalam perawatanf. Harga yang relatif murahg. Menggunakan komponen yang sederhana dan mudah didapat dipasaranSetelah seluruh kriteria tertuang dalam layout, maka dimulai perancangan awal beserta elemen-elemennya. Dimulai dengan pemilihan bahan, prosedur pembuatan rancangan dan membuat fungsi tambahan dari fungsi. Langkah terakhir adalah mengevaluasi terhadap hasil dari langkah ini dan perlunya prototip dari rancang bangun untuk melihat kemampuan alat, mutu alat, keandalan dan kriteria dari perancangan. Perancangan Rinci (Detail Design), Pada tahap ini adalah proses perancangan dalam bentuk gambar dala artian gambar tersusun dan gambar jadi termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan dokumen dalam pembuatan mesin atau produk. Tahap ini masih diikuti tahap evaluasi untuk melihat kembali apakah alat, mesin, atau system tersebut telah memenuhi spesifikasi, dapat dibuat secara ekonomis, dan semua dokumen telah lengkap.

KONSEP PERANCANGANPada penjabaran pendaluan yang menjabarkan klasifikasi alat pengupas biji mete yakni pada mesin sederhana yang bisa digunakan dengan praktis dan cara penyimpanan yang tidak terlalu rumit sehingga praktis dan efektif.Dari data diatas, maka didapat gambaran komponen yang akan membentuk/menyusun mesin sederhana khususnya pada pengupas biji mete, maka dapat disusun suatu skema klasifikasi yang disebut dengan matriks morfologi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:MATRIK MORFOLOGISpesifikasi bentuk-bentuk tang (catut):BAGIANVARIAN

ABCD

landasan

pisau

Baut

Tabel 1.matrik morfologi1. Untuk landasan (B)Karena landasan terbuat dari kayu, mempunyai keuntungan harga lebih murah dan pada saat proses pemotongan isi dari biji mete tidak pecah. kemudian juga tidak berkarat.2. Pisau (A)Karena pisau berukuran besar dan mempermudah saat pengupasan mete.3. Baut (B)Karena ulir hanya di ujung baut, sehingga saat proses pemotongan, lubang pisau tidak rusak karena gesekan dengan ulir.

Gambaran Produk

Analisis Perhitungana.FBD batang pisau :

100F Tangan = 30kgF batang

500CBAF Mete

Ma = 0F tangan . (600) - Fmete . (100) = 0Fmete = 30 .600 / 100 =180 kg

V = 0Fbatang + F tangan - Fmete = 0Fbatang = - 30 + 180 = 150 kg

Mb = Ftangan . 500 = 30 . 500 = 15000 kg mm

b. Bahan pisau ST 60 bengkok: ijin / ak : 60 /10 = 6 kg/mm2Wb = Mb/ b = 15000 kg mm / ( 6 kg /mm2 )= 2500 mm3

diambil 8mmJadi H=5t = 5 .8 = 40 mm

Jadi tinggi pisau 40 mm sudah aman karena di ambil dari tegangan bengkok yang dijinkandan bahan yang sesuai digunakan adalah ST 60.

c. Baut

Bahan baut st 40 Di cek terhadap tegangan geser dengan Fb = 150kg

= Fb / A

D = 7,7Diasumsikan menjadi 8 mm

Jadi diameter baut 8 mm sudah aman karena di ambil dari tegangan geser yang dijinkan dari bahan st 40.

Gambar Kerja

top related