pengukuran ranah afektif

Post on 18-Nov-2015

4 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

makalah pengukuran ranah afektif

TRANSCRIPT

Pengukuran Ranah AfektifPengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembnagan minat dan penghargaan serta nilai-nilai.Di dalam Petunjuk Pelaksanaan penilaian Pendidikan Sejarah Bangsa (PSPB) disebutkan bahwa penilaian ranah kognitif bertujuan mengukur pengembangan penalaran sedangkan tujuan penilaian afektif adalah sebagai berikut:a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback), baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan mengadakan program perbaikan (remidial program) bagi anak didiknya.b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai, antara lain diperlukan sebagai bahan untuk perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua dan penentuan lulus tidakny anak didik.c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983;2)????Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik bukan pengetahuannya. Sebagai contoh, siswa bukan dituntut untuk mengetahui sebab-sebab dibentuknya BPUPKI tetapi bagaimana sikapnya terhadap pembentukan BPUPKI tesebut.Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai oleh cronbach dibedakan maximum performance dengan typical performance attitude) 9cronbach, 1970).????Sebelum melakukan penilaian terhadap aspek afektif, sama halnya dengan mengukur aspek kognitif, guru diharapkan mendaftar materi yang dicakup dihubungkan dengan TIU dan TIK-nya. Sebagai pengganti TIU adalah yang disebut sebagai nilai dasar. Di dalam PSPB nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah hasil jabaran dari konsep dasar yang tercantum dalam GBHN 1983 yang kemudian dituangkan menjadi dasar yang kebijaksaan pokok tentang PSPB (Depdikbud, 1983). Selanjutnya nilai dasar tersebut diuraikan ke dalam nilai dan indikator. Untuk PSPB ada 4 (empat) nilai dasar yang akan dicapai, yaitu:1. Kesadaran Nasional sebagai suatu bangsa2. Sikap patriot3. Kreatif dan inovatif4. Kepribadian yang berdasarkan nilai, jiwa, dan semangat 19545 dan PancasilaSebagai contoh penguraian menjadi nulai dan indikator adalah sebagai berikut:Nilai dasar: sikap patriotNilai: tahan uji/ulet/tahan menderitaIndikatornya antara lain: tidak mau berhenti bekerja sebelum pekerjaan selesai tidak mudah putus asa menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya

Jenis-jenis skala sikapAda beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, antara lain:1. Skala LikertSkala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. Misalnya, seperti yang telah dikutip yaitu:SS = sangat setujuS = setujuTB = tidak berpendapatTS = tidak setujuSTS = sangat tidak setuju2. Skala Pilihan GandaSkala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda, yaitu suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.Contoh:Dalam suatu upacara bendera:a. Setiap peserta harus dengan khidmat mengikuti jalannya upacara tanpa kecuali.b. Peserta diperbolehkan berbicara asal dalam batas-batas tertentu dan tidak mengganggu jalannya upacara. c. Dalam keadaan terpaksa peserta boleh berbicara tetapi hanya dengan berbisikd. Peserta boleh (merdeka) berbicara asal tertibSkala seperti ini dikembangkan oleh Inkels , seorang ahli penilaian di Stanford University.3. Skala ThurstoneSkala Thurstone merupakan skalla mirip skala buatan Likert karenna merupakan suatu instrumen yang jawabannya menunjukkan tingkatan.1234567891011

ABCDEFGHIJK

Very favourableNeutralVery unfavourable

Pernyataan yang diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone kira-kira 10 butir, tetapi tidak kurang dari 5 butir. 4. Skala GuttmanSkala ini sama dengan yang disusun oleh Bogardus yaitu berupa 3 atau 4 buah pernyataan yang masing-masing harus dijawab ya atau tidak. Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan tingkatan yang berurutan sehingga bila responden setuju pernyataan nomer 2, diasumsikan setuju nomer 1. Selanjutnya jika responden setuju dengan pernyataan nomor 3, berarti setuju pernyataan nomor 1 dan 2. Contoh:1. Saya mengijinkan anak saya bermain ke tetangga2. Saya mengijinkan anak saya pergi kemana saja ia mau3. Saya mengijinkan anak saya pergi kapan saja dan kemana saja4. Anak saya bebas pergi kemana saja tanpa minta ijin terlebih dahulu.5. Semantic differentialInstrumen yang disusun oleh Osgood dan kawan-kawan ini mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensi-dimensi yang ada diukur dalam kategori: baik-tidak baik, kuat-lemah, dan cepat-lambat atau aktif-pasif, atau dapat juga berguna-tidak berguna. Dalam buku Osgood dikemukakan adanya 3 (tiga) faktor untuk menganalisis skalanya:a. Evaluation (baik-buruk)b. Potency (kuat-lemah)c. Activity (cepat-lambat)d. Familiarity (tambahan Nunnally)Contoh:Main Musik

Baik1234567Tidak baik

Berguna1234567Tidak berguna

Aktif1234567Pasif

Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui minat atau pendapat siswa mengenai suatu kegiatan atau topik dari suatu mata pelajaran. 6. Pengukuran minatDi samping menggunakan skala seperti dicontohkan diatas, minat juga dapat diukur dengan cara seperti di bawah ini:A. Mengunjungi perpustakaan:

SSSBASTSSTS

B. Sandiwara SSSBASTSSTS

Pilihan: senang sampai dengan sangat tidak senang dapat ditentukan sendiri. Boleh juga diteruskan sampai 11 skala.

top related