penginderaan jauh & sistem informasi geografis kehutanan
Post on 10-Apr-2022
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penginderaan Jauh &Sistem Informasi Geografis Kehutanan (BW 3102)
Dosen Pengampu :
Dr Ir H Hikmat Ramdan, S.Hut, M.Si, IPU
Dr Ir Asep Suheri,. S.Hut., MT., IPM
Topik : Penginderaan Jauh - Satelit
Sekolah Ilmu dan Teknologi HayatiInstitut Teknologi Bandung
Penginderaan Jauh [remote sensing]
Penginderaan Jauh [remote sensing]
• Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jermanfernerkundung, bahasa Portugis sensoriamentoremota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.
• Upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan menggunakan peralatan tertentu
• Pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objekatau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secarafisik melakukan kontak dengan objek tersebut ataupengukuran atau akuisisi data dari sebuah objekatau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh
Various platforms and sensors used for remote sensing (Yamazaki & Liu, 2016)
Drone dan Satelit
Setiap “warna” cahaya memiliki panjang gelombang
yang berbeda-beda, misalnya, kita menerima cahaya
dengan panjang gelombang antara 0,4 dan 0,5
mikrometer
• Biru, dari sekitar 0,4 hingga 0,5 mikrometer
• Hijau dari 0,5 hingga 0,6 mikrometer dan
• Merah dari 0,6 hingga 0,7 mikrometer
Kurva reflektansi spektrum untuk beberapa zat umum. Proporsi radiasi yang masuk
yang dipantulkan bervariasi di sepanjang gelombang (diadaptasi dari Lillesand
dan Kiefer, 1999).
Jalur energi dari sumber ke sensor. Cahaya dan energi elektromagnetik lainnya dapat diserap, dikirim, atau
dipantulkan oleh atmosfer. Cahaya yang dipantulkan dari permukaan dan diteruskan ke sensor digunakan
untuk membuat gambar. Gambar mungkin rusak oleh hamburan atmosfer karena uap air, debu, asap, dan
unsur lainnya. Energi yang masuk atau dipantulkan mungkin tersebar.
Inderaja Pasif dan Aktif• Kebanyakan sistem penginderaan jauh adalah pasif, karena mereka menggunakan energi yang
dihasilkan oleh matahari dan dipantulkan dari objek sasaran. Citra udara dan sebagian besar data satelit dikumpulkan menggunakan sistem pasif. Gambar dari sistem pasif ini dapat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dengan berbagai cara.
• Sistem aktif adalah alternatif untuk mengumpulkan data penginderaan jauh dalam kondisi mendung atau malam hari. Sistem aktif menghasilkan sinyal energi dan mendeteksi energi yang dikembalikan. Perbedaan kuantitasdan arah energi yang dikembalikan digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan sifat fitur dalam gambar. Radar (deteksi dan dering radio) adalah sistem penginderaan jauh aktif yang paling umum, sementara penggunaan sistem LiDAR (deteksi dan jangkauan cahaya), semakin meningkat. Radar memfokuskan berkas energi melalui antena, dan kemudian merekam energi yang dipantulkan.
• Sinyal-sinyal ini disapu ke seluruh lanskap, dan hasilnya dikumpulkan menghasilkan citra radar. Karena sistem radar tertentu biasanya dibatasi pada satu panjang gelombang, gambar radar biasanya monokromatik (dalam bayangan abu-abu). Gambar-gambar ini mungkin dikumpulkan siang atau malam, dan kebanyakan sistem radar menembus awan karena uap air tidak menyerap panjang gelombang radar yang relatif panjang
Remote sensing platforms of satellite, manned aviation and low-altitude UAV (Xiang et.al, 2018)
Characteristics of common multispectral remotely sensed imagery (Thompson, 2015)
Citra Satelit :
▪ Resolusi Rendah : resolusi spasial > 30 m
▪ Resolusi Tinggi : resolusi spasial < 4 m
▪ Resolusi Menengah : diantara keduanya
Pemilihan Citra Satelit tergantung dari Skala Peta yang akan dibuat
Skala Peta 1: 5.000 ➔ [5.000 : 1.000] = 2,5 meter2
Resolusi Citra Satelit
Tobler, Waldo. 1987. “Measuring Spatial Resolution”, Proceedings, Land Resources Information Systems Conference, Beijing, pp. 12-16
Hubungan Skala Peta dan Resolusi Spasial Untuk Berbagai Citra Satelit
Sulistiyo (2016)
http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/
Contoh Wahana yang Menghasilkan CSRT
No Pengolahan Citra Penjelasan
1 Koreksi Radiometrik,
Penghilangan Awan dan
Penajaman
Tahap ini berupaya untuk memperbaiki kualitas citra sedemikian rupa sehingga citra lebih tajam dan lebih mudah untuk
dilakukan interpretasi
2Penyusunan Mosaik. • Proses ini bertujuan untuk menggabungkan beberapa kawasan citra agar dapat mencangkup semua area yang akan
digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang.
• Penyusunan mosaik hanya dilakukan apabila kawasan yang akan dikaji dicakup oleh lebih dari satu citra. Jika kualitas
citra antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya kurang seimbang, maka perlu dilakukan lagi koreksi radiometrik,
khususnya color balancing.
3 Koreksi Geometrik dan
Pengecekan Hasilnya
• Proses Koreksi geometrik pada citra dilakukan dengan merelasikan koordinat pada obyek yang terekam pada citra
dengan koordinat obyek yang sama yang sesungguhnya di bumi / lapangan (GCP / Ground Control Point). Termasuk
dalam koreksi geometrik yaitu rektifikasi untuk memperbaiki kondisi piksel citra akibat dilakukan registrasi (piksel citra
tertarik karena memposisikan citra sesuai acuan yang digunakan berdasarkan GCP). Sebagai nilai ambang dalam
melakukan koreksi geometrik yaitu jika memenuhi syarat nilai ketelitiannya (RMS Error) ≤ 1 piksel.
• Citra satelit yang sudah dilakukan koreksi geometris kemudian ditumpansusunkan (overlay) dengan Peta Garis skala
1:5000 pada lokasi yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran linearnya. Apabila pergeserannya lebih
besar daripada nilai ambang yang ditentukan, maka koreksi geometris perlu diulang lagi.
4 Analisis / Interpretasi /
Klasifikasi
• Pada tahap ini dilakukan analisis / interpretasi / pengklasifikasian merupakan kegiatan mengkaji citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra dan menilai arti penting obyek tersebut.
• Pada umumnya, dan yang lebih mudah, tahap ini dilakukan dengan menggunakan teknik on-screen digitizing, yaitu
melakukan digitasi (pengubahan data raster digital menjadi data vektor digital) menggunakan citra satelit yang
ditayangkan pada layar monitor.
• Dalam digitasi tersebut analis memanfaatkan kunci-kunci interpretasi dalam menentukan obyek.
5 Pengecekan Lapangan
(Ground Check) dan
Penambahan Informasi
Lapangan
• Pengecekan terhadap hasil analisis / interpretasi / klasifikasi yang diperoleh sehingga diperoleh informasi ketelitian atas
analisis yang sudah dilakukan.
• Pada tahap ini juga dikumpulkan kelengkapan informasi tambahan, seperti nama jalan, nama bangunan, nama sungai,
nama fasilitas ibadah / pendidikan / sosial / ekonomi / budaya, serta informasi lain yang diperlukan.
TAHAPAN PENTING PEMETAAN
Akuisisi Data Pengolahan Data DisseminasiInterpretasi/Analisis
• Langsung
(teresterial)
• Penginderaan Jauh
(Remote Sensing)
• Hardware
• Software
• Metode Analisis
• Kemampuan
Personil
• Data menjadi
Informasi Spasial
sesuai yang
dibutuhkan
• Interpretation/
Analytical Skills dari
analisis sesuai
dengan tujuan
• Deliverable dalam
bentuk hardcopy
dan softcopy. Saat
ini juga
berkembang dalam
bentuk digital map.
• Dilengkapi dengan
penjelasan tertulis
dan lisan (jika
dalam presentasi
langsung)
top related