penggunaan minyak bumi dalam industri petro kimia
Post on 02-Jul-2015
2.927 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGGUNAAN MINYAK BUMI DALAM
INDUSTRI PETROKIMIA
Berbagai produk bahan yang dihasilkan dari produk petrokimia dewasa ini
banyak ditemukan. Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan
dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke
dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,
berbagai jenis obat maupun vitamin.
Selain sebagai bahan bakar gas bumi (gas alam) merupakan bahan industri
kimia yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas
bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia telah
dihasilkan. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik
serat sintetik. Karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat
dan vitamin. Dalam bagian ini akan dibahas sedikit tentang industri petrokimia
2
tersebut. Pembahasan terutama mengenai bahan dan proses kimia yang terjadi pada
pembuatan berbagai produk petrokimia.
1. Pengertian Industri Petrokimia
Industri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola
yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia,
dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh produk-produk industri petrokimia hulu antara lain
Methanol, Ethylene, Propylene, Butadine, Benzene, Toluene, Xylenes, Fuel
Coproducts, Pyrolisis Gasoline, Pyrolisis Fuel Oil, Raffinate dan Mixed C4.
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari
minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang
berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak
bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bahan Dasar Petrokimia
Pada umumnya proses industri petrokimia melalui tiga tahapan, yaitu :
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
2. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara
3. Mengubah produk menjadi produk akhir
Hampir semua produk petrokimia berasal dari 3 jenis bahan dasar yaitu :
Olefin, Aromatik, dan Gas-sintesis (syn-gas).
a. Olefin (alkana-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin
diseluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang
3
terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena propilena
(propena), butilena (butena) dan butadiena.
b. Aromatika
Aromatika adalah benzene dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta
melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting
adalah benzene (C6H6), toluena (C6H5CH3) dan xilena (C6H4(CH3)2).
Ketiga jenis senyawa ini, secara kolektif disebut BTX.
c. Gas sintesis
Gas sintesis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hydrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui
proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Reaksinya
berlangsung sebagai berikut :
Steam reforming : campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan
pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalisor (bahan pemercepat
reaksi).
3. Bahan – Produk Petrokimia dan Polimer
1. Bahan – Produk petrokimia adalah segala bahan atau produk kimia yang
dibuat/dihasilkan secara sistetik dari bahan baku migas atau komponen-
komponennya/fraksi-fraksi, seperti:
a. Pakaian, produk kosmetik dan parfum yang kita kenakan sehari-hari.
b. Kantong-kantong plastik, botol-botol plastik dan barang¬-barang plastik
lainnya yang sering kita gunakan sehari-hari.
c. endela pesawat terbang, payung penerjun, interior dan cat dinding,
lapisan teflon pada penggorengan, Sikat rambut, Sikat gigi, katup
4
jantung untuk operasi, “container”, “fiber glass”, clan loin-lain yang
sering kita pakai sehari-hari.
d. Bahan – Produk Polimer adalah segala bahan atau produk kimia baik
yang terbentuk secara proses alamiah di alam (yaitu yang disebut
polimer alamiah atau polimer buatan alam) maupun yang terbentuk
secara sintetik.
2. Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik
atau polimer buatan manusia).
Pengertian polimer dalam arti sempit adalah suatu molekul raksasa
(dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang terbentuk melalui
proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga makromolekul. Maka
berdasarkan proses pemben¬tukannya, bahan/produk polimer dapat dibagi
alas 2 bagian, Yaitu:
a. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:
Polisakarida (pati dan bahan selulosa)
Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)
Karel alam dan asam-asam nukleat
b. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang
mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik
dengan proses polimerisasi dari migas, misalnya:
Plastik-plastik sintetik
Serat-serat sintetik
Karet-karet sintetik, dll.
5
4. Manfaat Produk -Produk Petrokimia
1. Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper mobil
yang terbuat dari logam diganti dengan plastik poliuretan, propeller
pesawat terbang diganti dengan fiber glass.
2. Dalam industri kemasan, bahan logam tinplate dan alumunium diganti
dengan plastik – plastik produk petrokimia.
5. Penggunaan Minyak Bumi dalam Industri Petrokimia
Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang kompleks berupa cairan
berwarna coklat kehitaman dengan komposisi terbesar senyawa hidrokarbon dan
senyawa lain dalam jumlah relatif kecil seperti sulfur, logam-logam nikel,
vanadium, arsenit, serta impuritis lainnya.
Baik senyawa hidrokarbon maupun bukan senyawa hidrokarbon keduanya
akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan dalam
kilang minyak.
Kelompok senyawa hidrokarbon yang ada didalam minyak dan gas bumi,
dibagi dalam 5 kelompok :
a. Paraffin
Paraffin yang merupakan senyawa alkana (CnH2n+2), kelompok senyawa
paraffin dikaarkteristik sebagai senyawa yang sangat stabil dan mempunyai
rantai lurus seperti: methane, ethane, propane, butane, pentane dan lain-lain.
b. Olefin
Olefin terdiri dari gugus alkena (CnH2n) dan siklo parapin,
kelompok senyawa olefin atau juga disebut etilen terdiri dari senyawa rantai
lurus yang tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap menghubungkan dua
6
atom karbon. kelompok senyawa olefin antara lain etena, propena, butena,
pentena dan lain-lain
Olefin tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi terbentuk dalam
distilasi minyak mentah atau dalam proses perengkahan, oleh karena itu
dalam bensin rengkahan banyak mengandung senyawa olefin. Olefin
merupakan bahan dasar utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena
(C2H4) dan propilena (C3H6).
c. Napthena
Nafthena yang terdiri dari hidrokarbon cincin jenuh, mempunyai
rumus umum (CnH2n) karena senyawa hidrokarbon ini mempunyai sifat
kimia seperti senyawa hidrokarbon parafin dan mempunyai struktur molekul
siklis, maka senyawa ini juga disebut sikloparafin. Senyawa hidrokarbon
nafthena yang terdapat dalam minyak bumi ialah siklopentan dan
sikloheksan yang terdapat dalam fraksi naphtha dan fraksi minyak bumi
dengan titik didih yan lebih tinggi.
6. Klasifikasi Minyak Dalam Industri Petrokimia
Sekitar 85% dari semua minyak mentah (crude oil) didunia diklasifikasikan
menjadi tiga golongan:
a. Minyak dasar aspal (asphaltic base)
Mengandung sedikit lilin paraffin dengan aspal sebagai residu
utama, minyak dasar aspal sangat dominan emngandung aromatic.
Kandungan sulfur, oksigen, dan nitrogen relative lebih tingi disbanding
dengan minyak-minyak dasa lainnya. Minyak mentah dengan dasar aspal
7
sangat cocok unuk memproduksi gasoline yang berkualitas tinggi, minyak
pelumas mesin dan aspal.
b. Minyak dasar paraffin (paraffinic base)
Mengandung sangat sedikit aspal, sehingga sangat baik untuk
memprodksi lilin paraffin, mnyak pelumas motor, dan kerosene yang
berkualitas tinggi.
c. Minyak dasar campuran
Mengandung sejumlah lilin dan aspal secara bersamaan.
Menurut sifat penguapan
1. Minyak ringan (light oil), Mengandung komponen ringan > 50 % berat.
2. Minyak sedang (medium oil), Mengandung komponen ringan 20 – 50 %
berat.
3. Minyak berat (heavy oil), Mengandung komponen ringan < 20 % berat.
Menurut kadar sulfur
1. Minyak bumi kadar sulfur tinggi (high sulfur oil), Mengandung sulfur >
2 % berat.
2. Minyak bumi kadar sulfur sedang (medium sulfur oil), Menagndung
sulfur 0,1 – 2 % berat.
3. Minyak bumi kadar sulfur rendah (low sulfur oil), Mengandung kaad
sulfur < 0,1 % berat
Berdasarkan berat jenis
1. Minyak ringan : berat jenis < 0,835
2. Minyak sedang : berat jenis 0,835 s/d 0,865
3. Minyak berat : berat jenis > 0,865
8
Gambar 1. Proses sederhana destilasi bertingkat
Berdasarkan gaya berat
Ukuran gaya berat oleh ahli kimia telah ditentukan untuk industri
adalah suatu ukuran yang dinamakan gaya berat API.
Melalui proses pengolahan dalam kilang minyak berupa distilasi
minyak bumi pada tekanan atmosfer biasa akan didapat hasil-hasil
pengilangan minyak yang disebut “minyak interniediate”. Produk ini sangat
cocok untuk dipakai sebagai bahan baku petrokimia, akan tetapi
pemamfaatannya lebih diutamakan untuk mernenuhi kebutuhan bahan bakar
minyak, seperti:
1. “Fuel gas” (bahan bakar gas untuk kilang).
2. Gas propane dan Gas butane (dicampurkan sebagai gas penyusun utama
bahan bakar LPG).
3. “Mogas” (sebagai bahan bensin/premiun).
4. Nafta (C6H14-C12H26), bahan baku petrokimia ini baik untuk industri
olefin dan aromatic.
9
5. Kerosin atau minyak tanah, yang kalau diekstrasi akan mengha¬silkan
n-Parafin yaitu bahan baku pembuatan sabun deterjen.
6. “Gas-oil” (untuk bahan bakar minyak solar).
7. “Fuel oil” (minyak bakar).
8. “Short-residue/Waxy-residue” (untuk bahan bakar minyak residu lain
juga untuk bahan baku industri petrokimia “Coke” dan “Carbon black”
ataupun untuk industri olefin).
10
DAFTAR PUSTAKA
1. http://rieko.wordpress.com/2009/11/26/industri-petrokimia-part-1/
2. http://ririkhakha.blogspot.com/2013/01/industri-petrokimia_9070.html
3. http://aboutche-mistry.blogspot.com/2013/09/industri-petrokimia.html
4. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/penggunaan-
residu-dalam-industri-petrokimia/
11
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami telah menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
"Penggunaan Minyak Bumi dalam Industri Petrokimia ”. Melalui kata
pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat,
dan kritikan saran sangat penulis harabkan dari pihak manapun guna untuk
pencapain hasil yang lebih sempurna.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Banda Aceh, 19 Mei 2014
Penulis
i
12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
PENGGUNAAN MINYAK BUMI DALAM INDUSTRI PETROKIMIA .... 1
1. Pengertian Industri Petrokimia ............................................................. 2
2. Bahan Dasar Petrokimia ....................................................................... 2
3. Bahan-bahan Petrokimia dan Polimer .................................................. 3
4. Mamfaat Produk-produk Petrokimia ................................................... 5
5. Penggunaan Minyak Bumi dalam Industri Petrokimia ........................ 5
6. Klasifikasi Minyak dalam Industri Petrokimia .................................... 6
Menurut Sifat Penguapan ............................................................... 7
Menurut kadar Sulfur ..................................................................... 7
Berdasarkan Berat Jenis ................................................................. 7
Berdasarkan gaya Berat .................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
ii
top related