pengetahuan dasar tentang sel
Post on 04-Jul-2015
1.594 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SEL DAN JEJAS II
dr. Haris Darmawan
Sel sebagai unit terkecil organisme ~ sel mampu memenuhi fungsi dasar organisme seperti metabolisme, bergerak, reproduksi, PEMBELAHAN SEL dan pewarisan sifat
PEMBELAHAN SEL
Langsung Tidak Langsung
AmitosisAmitosis
Contoh: Bakteri Protozoa (Amoeba)Ganggang bersel satu
Mitosis Meiosis
Mitosis
Profase : dediferensiasi sel (mikrovili dan aparatus golgi hilang, spiralisasi kromosom)
Metafase : selubung inti menghilang, kromosom berada di ekuator
Anafase : pembelahan kromosom dan migrasi ke kutub
Telofase : pembentukan selubung intiSitokinesis : dimulai pada akhir anafase
dengan pembentukan alur pembelahan di membran sel
Setiap sel yang bermitosis kemudian menjalani siklus sel
Satu mitosis terpisah dengan mitosis berikutnya
Setelah telofase, sel labil (sel yang terus membelah) akan memasuki fase G1, dalam fase ini terjadi pertumbuhan sel hingga mencapai ukuran maksimal, berdeferensiasi kembali, dan memenuhi fungsi spesifik jaringannya (fase sintesis RNA dan protein)
Diikuti oleh fase S, terjadi penggandaan kromosom (sintesis DNA)
Fase G2 terjadi penyimpanan energi untuk mitosis berikutnya, pembelahan sentriol dengan pembentukan spindel
Mitosis lagi
Sel labil : sel dengan masa hidup singkat, sehingga harus secara terus menerus menjalani siklus sel untuk menggantikan sel yang rusak dan menjaga agar jumlah sel tetap konstan Contoh : epitel permukaan kulit,
mukosa mulut, vagina, dan serviks, epitel kelenjar liur, saluran cerna, saluran empedu, uterus,saluran kemih bag bawah, sel sumsum tulang
Sel stabil atau sel istirahat : sel yang tidak berproliferasi Memasuki fase G0 setelah mitosis Contoh : sel parenkim hati, ginjal, dan
pankreas, serta sel jaringan ikat dan sel mesenkim (fibroblas, sel endotel, kondrosit, dan osteosit, dan sel otot polos)
Masuk kembali ke siklus sel karena rangsangan tertentu
Pengaturan Proliferasi, Motilitas, dan Diferensiasi Sel
Perubahan fase G0 ke G1 (pemicu proliferasi sel) dibutuhkan ikatan antara faktor pertumbuhan (Growth factors) dan hormon yang meningkatkan pertumbuhan (misalnya insulin) dengan reseptor spesifik, yang biasanya berada di permukaan sel
Sedangkan steroid, reseptornya berada di inti selAktivasi reseptor akan menimbulkan fosforilasi
menimbulkan rangkaian sinyal yang mencapai inti sehingga timbul rangsangan untuk sintesis DNA dan pembelahan sel
Jenis faktor pertumbuhan
Spesifik : hepatic growth factor (HGF)Spektrum luas :
Epidermal growth factor (EGF) Transforming growth factor (TGF) Platelet-derived growth factor (PDGF) Fibroblast growth factor (FGF) Sitokin : IL-1 dan tumor necrosis factor
(TNF)
ADAPTASI SEL TERHADAP JEJAS
Atrofi
Pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel
Penyebab : Berkurangnya beban kerja (misal : imobilisasi
angg. Gerak yang memungkinkan proses penyembuhan fraktur)
Hilangnya persarafan Berkurangnya suplai darah Nutrisi inadekuat Hilangnya rangsangan endokrin penuaan
Mekanisme?Terganggunya keseimbangan sintesis –
degradasiSintesis ~ hormonDegradasi :
Lisosom Jalur ubiquitin – protease : percepatan
proteolisis pada keadaan hiperkatabolik (tms : pada kaheksia kanker)
Hipertrofi
Penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ
Tidak ada sel baruPembesaran terjadi karena peningkatan
sintesis organel dan protein strukturalBisa terjadi bersamaan dengan hiperplasia
Hipertrofi patologis : Pembesaran jantung akibat hipertensi
Hipertrofi fisiologis : Hipertrofi otot polos (disertai hiperplasi)
uterus selama masa kehamilan Hipertrofi otot polos karena aktivitas
Mekanisme?Sinyal :
Pemicu mekanis Pemicu trofik
Apapun mekanisme, akan tercapai suatu batas yang pembesaran massa ototnya tidak lagi dapat melakukan kompensasi untuk peningkatan beban
Physiologic hypertrophy of the uterus during pregnancy
Hiperplasia
Merupakan peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan
Dibagi menjadi : Fisiologik :
Hiperplasia hormonalHiperplasia kompensatoris
Patologik Stimulasi faktor pertumbuhan dan hormonal
berlebih
Metaplasia
Perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa (epitelial atau mesenkimal) digantikan oleh jenis sel dewasa lain
Terjadi “pemrograman kembali” genetik sel stem epitelial atau mesenkimal jaringan ikat yang tidak berdeferensiasi
Misal Pada sal. Nafas :
Sel epitel silindris bersilia sel gepeng Pada sal cerna :
Sel epitel skuamosa sel epitel silindris
Barrett metaplasia of the esofagus
RESPONS SUBSELULER TERHADAP JEJAS
1. Katabolisme Lisosomal
Lisosom : Primer : organel intrasel yang dilapisi
membran yang mengandung enzim hidrolitik
Sekunder : lisosom + vakuola pencerna (fagolisosom)
Pemecahan materi dengan dua cara Heterofagi Autofagi
Heterofagi Material dari lingkungan eksterna diambil melalui
proses endositosis Vakuola hasil proses endositosis akan mengalami
fusi dengan lisosom degradasi material Autofagi
Vakuola terbentuk dari regio bebas ribosom RER, berisi organel dan sebagian sitosol fusi dengan lisosom autofagolisosom
Merupakan proses yang terlibat dalam penyingkiran organel rusak atau mati
A. Autophagi & heterophagi
B. Autophagolisosome containing degenerating mitochondria
2. Induksi (hipertrofi) retikulum endoplasmik halus
Retikulum endoplasmik halus di hepar terdapat sistem oksidasi fungsi campuran P450 yang berfungsi melarutkan obat.
Pada penggunaan phenobarbital induksi REH peningkatan daya larut obat efek phenobarbital menurun
3. Perubahan Mitokondrial
Jejas sel akut disfungsi mitokondrialPerubahan jumlah, ukuran, bentuk, dan
fungsi
4. Abnormalitas sitoskeletal
Sitoskeleton mengandung filamen aktin dan miosin, mikrotubulus, dan filamen intermedia
Fungsi : Transpor intraselular organel dan molekul Mempertahankan arsitektur sel dasar Membawa sinyal sel menuju nukleus Kekuatan mekanis untuk keutuhan jaringan Mobilitas sel fagositosis
5. Protein syok panas
Heat shock protein (HSP) atau chaperoneBerperan penting dalam pemeliharaan
protein intrasel normal (protein folding dan transfer protein ke dalam organel)
Pada jejas sel HSP meningkat untuk melakukan protein folding pada protein yang terdenaturasi akibat jejas
Diagram of the roles played by chaperones (HSP) in normal protein folding & translocation into organelles (protein kinesis)
AKUMULASI INTRASEL
Pada beberapa kondisi,sel dapat mengakumulasi berbagai zat abnormal yang dapat menimbulkan cedera sel
Terdapat tiga jalur umum : Zat normal diproduksi dengan kecepatan normal
atau meningkat tetapi kecepatan metabolik tidak adekuat
Zat endogen normal atau abnormal menumpuk karena defek genetik atau didapat pada metabolisme,pengemasan, transpor, atau sekresi
Zat eksogen abnormal disimpan dan menumpuk karena sel tidak memiliki mesin enzimatik untuk menguraikannya
General mechanisms of intracelluler accumulation
1. Perlemakan (steatosis)
Akumulasi abnormal trigliserida dalam sel parenkim
Merupakan indikator jejas reversibelSering terjadi di hepar, jantung, otot
rangka, ginjal dan organ lainPenyebab : toksin, malnutirisi protein, DM,
obesitas, dan anoksia, serta alcohol abuse
Possible mechanisms leading to the accumulation of triglycerides in fatty liver
2. Kolesterol dan ester kolestril
Metabolisme kolesterol seluler diatur ketat untuk memastikan sintesis membran sel normal tanpa akumulasi intrasel yang berarti
Patologi debris lipid sel nekrotik/lipid teroksidasi kontak dengan makrofag membentuk struktur busa pada sitoplasma (sel busa)
Contoh : Atherosklerosis plak atherosklerotik berwarna
kuning (sel otot polos) Sindrom hiperlipidemia herediter xanthoma
(kulit dan tendo)
3. Protein
Dapat terjadi karena kelebihan protein yang disajikan pada sel atau karena sel menyintesis protein dalam jumlah berlebih
Contoh : Sindrom nefrotik
Tjd kebocoran protein dalam jumlah besar di ginjal proses reabsorpsi di TCP melalui pinositosis fusi dengan lisosom memberikan gambaran histologik merah muda (droplet sitoplasma hialin)
Penyakit hati alkoholikTerbentuk badan mallory atau “hialin
alkoholik” di sel hati
Intracelluler accumulation
A. Protein reabsorption droplets in renal tubular epithelium
B. Alcoholic hyalin (Mallory bodies)
4. Glikogen
Disebabkan oleh abnormalitas metabolisme glukosa atau glikogen
Contoh : Diabetes melitus
Akumulasi glikogen di epitel tubulus ginjal, miosit jantung, sel beta pulau langherhans
Glycogen storage diseaseDefek enzim pada sintesis atau pemecahan
glikogen penimbunan masif
5.Pigmen
Ada dua jenis : Eksogen : karbon Endogen : lipofucsin, melanin, derivat tertentu
hemoglobin Pigmen eksogen (karbon)
Misal : dari debu batu bara Inhalasi fagositosis oleh makrofag alveolar ke
sal. Limfatik KGB trakeobronkial regional agregasi di aliran KGB dan parenkim (antrakosis)
Akumulasi berat pneumokoniosis dan emfisema
Lipofucsin Disebut juga “wear and tear pigment” Merupakan material intrasel granuler kuning
kecoklatan Terakumulasi dalam beberapa jaringan (jantung,
hati, otak) Sebagai fungsi atrofi Menggambarkan kompleks lipid dan protein yang
berasal dari radikal bebas-peroksidasi terkatalis pada lemak polyunsaturated membran subseluler penanda cedera radikal bebas
Melanin Pigmen hitam-cokelat endogen yang dibentuk
oleh melanosit saat enzim tirosinase mengatalis oksidasi tirosin menjadi dihidroksifenilalanin
Disintesis scr eksklusif di melanosit (epidermis) dan berperan sebagai tabir endogen melawan sinar UV
Bisa terakumulasi di keratinosit basal dan makrofag dermal
Hemosiderin Pigmen granuler yang berasal dari hemoglobin,
berwarna kuning keemasan – coklat, terakumulasi dalam jaringan saat terdapat kelebihan zat besi lokal atau sistemik
Zat besi tersimpan dalam sel berikatan dengan apoferitin protein misel feritin
Pigmen hemosiderin akumulasi misel feritin Kelebihan zat besi lokal :
Memar : perdarahan lisis eritrosit fagosit oleh makrofag Hb dipecah oleh lisosom Hb dipecah
Kelebihan zat besi sistemik Hemosiderosis Akumulasi hemosiderin di banyak organ Penyebab :
Peningkatan absorpsi zat besi dalam makananGangguan penggunaan zat besiAnemia hemolitikTransfusi
KALSIFIKASI PATOLOGIK
Secara tak langsung menunjukkan deposisi abnormal garam kalsium, bersama dengan sejumlah kecil zat besi,magnesium, dan mineral lain
Jika terjadi pada jaringan yang akan mati/telah mati, tanpa ada kekacauan metabolisme kalsium kalsifikasi distrofik
Jika terjadi pada jaringan normal, dengan kekacauan metabolisme kalsium kalsifikasi metastatik
Kalsifikasi Distrofik
Menggambarkan jejas terdahulu Juga bisa menjadi penyebab disfungsi organ
Kalsifikasi katup jantung stenosis katup gangguan gerakan katup
Patogenesis : Inisiasi (intrasel : mitokondria ; ekstrasel : vesikel
matriks pada tulang) propagasi (pembentukan kristal kalsium fosfat)
Kalsifikasi Metastatik
Terjadi pada jaringan normal Hiperkalsemia Penyebab hiperkalsemia :
Peningkatan sekresi hormon paratiroid Akibat tumor paratiroid primer atau produksi oleh tumor ganas lain
Destruksi tulang Pengaruh pergantian yang terakselerasi (paget disease), imobilisasi,
tumor (peningkatan katabolisme tulang yang disebabkan MM, leukemia, metastasis skeletal difus
Gangguan yang berhubungan dengan vitamin D Intoksikasi vitamin D
Gagal ginjal
TERIMA KASIH
top related