pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp ...repository.uir.ac.id/1357/1/widya.pdfberbasis...
Post on 15-Jun-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur Tumbuhan
dan Pemanfaatannya dalam Teknologi untuk Siswa Kelas VIII
SMP/MTs Pekanbaru
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau Pekanbaru
OLEH :
Widya NPM. 136510787
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2018
i
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berbasis
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Struktur Tumbuhan Dan Pemanfaatannya
Dalam Teknologi Untuk Siswa Kelas VIII SMP Pekanbaru
Widya
136510787
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Islam Riau
Pembimbing Utama : Ibnu Hajar, S.Pd,. M.Pd
Pembimbing Pedamping : Laili Rahmi, S.Pd,. M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur Tumbuhan dan pemanfaatannya
dalam Teknologi untuk Siswa Kelas VIII SMP Pekanbaru. Pengambilan data
dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai dengan bulan November 2018. Pada saat
proses penelitian, di dapatkan bahwa siswa masih mebutuhkan bimbingan dalam proses
pembelajaran di akibatkan kurangnya daya nalar siswa dan rasa ingin tahu siswa pada
saat proses belajar mengajar di mulai. Proses Pengembangan Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) Berbasis Inkuiri Terbimbing ini mengguna kan desain ADDIE yang
meliputi tahap: Analisis (Analyze), Desain (Design), dan Pengembangan (Development)
di karenakan keterbatasan waktu dan biaya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur Tumbuhan dan pemanfaatannya dalam
Teknologi yang di kembangkan sangat layak berdasarkan kriteria kelayakan menurut
penilaian validator. Berdasarkan hasil validasi ahli pembelajaran 85,71 % (sangat layak),
ahli materi90,27 % (sangat layak), dan guru 90,38% (sangat layak). Dari hasil penilaian
yang diberikan oleh setiap validator dapat di simpulkan bahwa Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur
Tumbuhan dan pemanfaatannya dalam Teknologi untuk Siswa Kelas VIII SMP
Pekanbaru layak diuji cobakan dilapangan dan telah berhasil disusun.
Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Inkuiri Terbimbing
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah Puji syukur Penulis bermunajat kehadirat Allah Subhanahu
wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Esa sembari mengangkat tangan, bermohon kiranya
memberikan Taufiq, Hidayah, Rahmat dan Karunia-Nya serta kelapangan berpikir
dan waktu, sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul “Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Inkuiri Terbimbing Materi struktur tumbuhan dan pemanfaatannya dalam
teknologi Siswa Kelas VIII SMP/MTs”.
Adapun tujuan dari Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Penulis
dengan setulus hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Ibnu Hajar, M.P selaku
pembimbing I dan Ibu Laili Rahmi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan Penulis masukan dan bimbingan selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
Selama menyelesaikan skripsi ini Penulis memperoleh berbagai bantuan dan
dukungan yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin
menyampaikan penghargaan, rasa hormat, terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, Sh, M,cl selaku Rektor Universitas Islam
Riau, Bapak Drs. Alzaber, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru, Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau Pekanbaru, Bapak Dr. Sudirman Shomary, M.A selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru, dan Bapak H. Muslim, S.Kar,
M.Sn selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu
iv
Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru yang telah memberikan izin kepada
penulis sehingga terlaksananya penelitian ini. Dan tidak lupa pula kepada seluruh
pegawai Tata Usaha atas kerjasama yang telah membantu penulis dalam
pengurusan administrasi dan surat menyurat selama proses penelitian ini
berlangsung.
Kemudian kepada Dosen Program Studi Biologi Ibu Laili Rahmi, S.Pd,
M.Pd sebagai Ketua Program Studi Biologi, kepada Ibu Mellisa, S,Pd., M.P
selaku sekretaris Program Studi Biologi, kepada Ibu Dra. Siti Robiah, M.Si,
sebagai Penasehat Akademis (PA), serta Bapak dan Ibu dosen FKIP khususnya
program studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
selama mengikuti perkuliahan.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada Bapak Apri Nandes, S.Pd,
sebagai Kepala Sekolah SMP Islam As-shofa Pekanbaru, Ibu Erliawati, S.Pd
selaku kepala sekolah SMPN 16 pekanbaru, bapak Kurtubi, S,Ag selaku kepala
sekolah Al-Azhar Syifa Budi, beserta guru-guru yang telah mengizinkan dan
membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Kepada bapak Satria Wadi,S.Si selaku guru bidang studi
Biologi SMP Islam As-shofa Pekanbaru, ibu Widyawati S,Pd., MM selaku guru
bidang studi SMPN 16 pekanbaru dan ibu Kiki Mandala, S.Pd selaku guru bidang
studi SMP Al-Ashar Syifa Budi yang telah membantu penulis dalam
pengumpulan data, bersedia memberikan waktu dan tempat demi kelancaran
pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini serta jajaran Tata
Usaha yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus administrasi selama
proses penelitian ini.
Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk keluarga tercinta Ayah tercinta
Amad Rusli dan Ibunda tercinta Siti Jamaiyah S.Pd. yang selalu memberikan
perhatian dan pengorbanan yang sangat berharga, rangkaian do’a yang tidak
pernah putus serta perjuangan dalam membesarkan dan mendidik dengan penuh
kasih sayang. Terimakasih untuk Windy Wahyuni (adik), Mellisa Zahara (adik),
yang selama ini mendukung saya dengan segala motivasi dan do’anya. Tiada
upaya apapun yang dapat membalas apa yang telah diberikan oleh seluruh
v
keluarga besar kepada penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan
motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.
Buat sahabat-sahabat penulis yaitu Mohd Azuar, Muhammad Arbain SH,
Junari A.md, dr. Adlin Firdaus, drh. Alfin Oktavian, Amelina Gustiani
A.Md.Fam, dan terutama teman-teman angkatan 2013 Biologi khususnya kelas C,
terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas
semangat, dukungan dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Untuk kakak
tingkat yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi
ini. Serta seluruh adik tingkat terima kasih atas do’a kalian. Dan juga ucapan
terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
skripsi ini. Apabila ada kata-kata maupun sikap penulis yang kurang baik,
sekiranya harapan penulis semoga Allah SWT memberikan balasan serta bantuan
kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis dengan segala kerendahan hatinya menyadari bahwa skripsi ini jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan atau kelemahan, baik dari segi isi
maupun dari pandangan pengetahuan yang Penulis miliki. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan dan kelanjutan skripsi ini dimasa yang akan datang serta semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama Penulis sendiri,
Amin ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatuallahi wabarakatuh
Pekanbaru, November 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.7 Definisi Istilah ................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Paradigma Pembelajaran Biologi ....................................................... 7
2.2 Paradigma Pembelajaran Inkuiri ....................................................... 8
2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...................................................... 12
2.3 Pendekatan Saintifik ......................................................................... 14
2.4 Perangkat Pembelajaran .................................................................... 18
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................. 18
1) Hakikat RPP ................................................................................ 19
2) Fungsi RPP .................................................................................... 19
3) Ciri-Ciri RPP ................................................................................ 19
4) Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP ............................................ 20
5) Komponen dan Sistematika RPP .................................................. 21
6) Langkah-Langkah Mengembangkan RPP .................................... 21
2.5 Model Perancangan Pengembangan ................................................. 22
2.6 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 23
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 26
3.2 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian ................................ 26
3.2.1 Model Pengembangan .............................................................. 26
3.2.2 Prosedur Penelitia ................................................................... 27
3.2.1.1 Analisis .............................................................................. 28
3.2.2.2 Perancangan ....................................................................... 31
3.2.3.3 Pengembangan ................................................................... 31
3.3 Jenis Data .......................................................................................... 32
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 32
3.4.1 Lembar Validasi ....................................................................... 32
xi
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 35
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Hasil Penelitian ................................................................. 38
4.2 Analisis Hasil Penelitian .................................................................... 42
4.2.1 Hasil Validasi (RPP) oleh Para Ahli ....................................... 42
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 52
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 57
5.2 Saran ................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 58
LAMPIRAN RPP
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia sebagai mahkluk yang
dapat di didik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan
proses pendidikan yang dialaminya. setiap anak akan mengalami proses
pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dalam situasi pergaulan dengan
orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang tuanya pada
khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. pendidikan inilah
yang menjadikan anak sebagai manusia dalam arti sesungguhnya (Hasbullah,
2013: 194). Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak
pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi
pendidikan.reformasi pendidikan tidak cukup dengan hanya perubahan dalam
sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya.pembaharuan
kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran
didalam maupun di dalam kelas (Majid, 2011: 3).
Menurut Sitepu (2012: 29) Tujuan pendidikan nasional merupakan arah
tujuan semua kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat,
dan orang tua. Apabila tujuan pendidikan nasional tercapai diharapkan bangsa
indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang cerdas dan bermatabat untuk
membawa bangsa ini menuju yang adil dan makmur. Oleh karena dirumuskan
masih bersifat umum dan sarat dengan nilai yang belum terukur, tujuan
pendidikan nasional dijabarkan lebih lanjut secara bertingkat sampai pada tujuan
operasional dalam pembelajaran. Bahan pembelajaran serta metode
penyampaiannya harus mengandung unsur-unsur yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional secara tersirat atau tersurat.
Menurut Wena (2013: 67), mata pelajaran biologi sebagai bagian dari
bidang sains, menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi
yang komperehensif. Namun dalam kenyataan saat ini siswa cenderung
2
menghapal daripada memahami, padahal pemahaman merupakan modal dasar
bagi penguasaan selanjutnya. Dengan demikian pemahaman merupaan faktor
yang sangat penting dalam belajar biologi.
Menurut Slameto (2010: 97), dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar
bagi siswa untuk mencapai tujuan. Perangkat pembelajaran yang ada tentunya
mesti disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah saat ini. Pada kuikulum 2013, kompetensi lulusan ditetapkan oleh
pemerintah, akan tetapi bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang digunakan
sepenuhnya diserahkan kepada para pendidik sebagai tenaga profesional untuk
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dengan mengaju pada pedoman
yang telah ditetapkan. Perangkat pembelajaran yang diberikan oleh guru haruslah
bervariatif. Kondisi dimana kurang bervariatifnya perangkat pembelajaran
mengakibatkan lemahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran sehingga
rendahnya prestasi akademik yang dicapai oleh siswa.
Menurut Amri & Ahmadi (2010: 159), Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis. Guru harus memiliki atau menggunakan
bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan
pemecahan masalah belajar.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya yang lebih baik dari guru
maupun siswa. Sardiman (2012: 2), menyatakan dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan tersebut perlu diciptakannya suatu sistem lingkungan (kondisi) belajar
yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan proses mengajar seorang guru.
Pada proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan
(Slameto, 2010: 97). Guru Biologi bertanggung jawab untuk membuat siswa
tertarik dan merubah persepsi siswa terhadap Biologi, sehingga tujuan
pembelajaran Biologi tercapai sebagaimana mestinya. Salah satu fasilitas atau
cara yang dapat dilakukan guru yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran
3
berbasis inkuiri terbimbing untuk menunjang pembelajaran yang lebih baik
dikarenakan di beberapa sekolah yang saya teliti sudah mengunakan RPP berbasis
inkuiri tetapi belum dilakukan secara maksimal karena kertebatasan siswa dalam
menguasai materi dan tidak bisa memecahkan masalah.
Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Menurut Kunanadar (2014: 263) rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapa kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Silabus memuat hal-hal yang
perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi yang berjalan akan
disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang
akan dilakukan.
Berdasarkan dari hasil penelitian pertama yang telah dilakukan di SMP
Islam As-Shofa Pekanbaru, SMP Negeri 16 Pekanbaru, dan SMP Al-Azhar Syifa
Buddy Pekanbaru, bahwa guru sudah sering menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing tetapi belum memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis inkuiri, kemudian ada beberapa kesulitan yang sering di hadapi oleh guru
dalam menerapkan model inkuiri terbimbing antara lain, sulitnya lebih kepada
memberikan pemahaman siswa untuk menemukan sendiri permasalahannya,
sehingga siswa tidak dapat memecahkan permasalahan dari pembelajaran yang
akan dipelajari dan terkadang butuh beberapa kali untuk memberikan pemahaman
tersebut, dan permasalahan lainnya sulitnya untuk memotivasi siswa untuk
bertanya jika ada pertanyaan yang tidak bisa dicerna dan dimengerti oleh siswa
yang bersangkutan. Adapun kesulitan yang dihadapi oleh siswa ketika guru
menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah, sulitnya siswa dalam
pemahaman bahasa atau petunjuk yang digunakan kurang di mengerti dan sulit
untuk dicerna oleh siswa, dan terkadang sebagian siswa kurang berminat dalam
belajar (membaca).
4
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur
Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi Untuk Siswa Kelas VIII
SMP/MTs Pekanbaru”.
1.2 Identifikasi Masalah
Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Sulitnya pemahaman anak-anak untuk menemukan sendiri permasalahan
sehingga butuh beberapa kali untuk memberikan pemahaman tersebut.
2. Dalam proses pembelajaran guru masih memanfaatkan perangkat pembelajaran
yang ada dari MGMP yang sudah direvisi sesuai dengan kebutuhan siswa.
1.3 Pembatasan Masalah.
Upaya menghindari kesalah pahaman makna serta upaya untuk lebih efisien
dalam pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:
1. RPP yang dikembangkan berupa RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing.
2. Materi pokok yang dikembangkan adalah sub materi pokok Struktur
Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi.
3. Kompetensi dasar yang dikembangkan pada materi Struktur Tumbuhan dan
Pemanfaatannya dalam Teknologi adalah:
1) KD 3.4 Menganalisis keterkaitan strukur jaringan tumbuhan dan
fungsinya serta teknologi yang terinspirasi oleh struktur
tumbuhan
2) KD 4.4 Menyajikan karya dari hasil penelusuran berbagai sumber
informasi tentang teknologi yang terinspirasi dari hasil
pengamatan struktur tumbuhan
4. Penelitian pengembangan dilakukan sampai tahap develovmen, karena
keterbatasan waktu dan biaya
5
5. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis inkuiri terbimbing kelas VIII
SMP/MTs pekanbaru.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimanakah Kelayakan dari RPP Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi
Pokok Struktur Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi. untuk Kelas
VIII SMP/MTs” yang Dikembangkan?
1.5 . Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1.5.1 Tujuan Penelitian.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Merancang dan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing sebagai RPP
Biologi SMP/MTs pekanbaru.
2. Menguji kelayakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis
inkuiri terbimbing sebagai pedoman pembelajaran biologi.
1.5.2 Manfaat Penelitian.
Upaya untuk tercapainya tujuan penelitian seperti yang tercantum diatas,
maka manfaat yang diharapkan akan didapatkan yaitu:
1. Tersedianya RPP berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur tumbuhan
dan pemanfaatannya dalam teknologi. dalam pembelajaran Biologi.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi RPP alternatif yang membantu guru
dalam proses penyampaian materi sekaligus menjadi bahan informasi untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengunaan RPP berbasis inkuiri
terbimbing dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
6
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka
perbaikan RPP pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
4. Bagi Penulis, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi diri dan dapat
menambah wawasan mengenai pelaksanaan pembelajaran.
1.6 Defnisi istilah.
Agar tidak terjadinya kesalah pahaman tentang penelitian ini, Peneliti perlu
menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
1. Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. (Sukmadinata, 2015: 164).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang mengambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. (RPP)
merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar (Kunandar,
2014: 263).
3. Pembelajaran inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan
– kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,
mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah
diketahui melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan mengunakan alat
untuk memperoleh data menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat
prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Susanto, 2013: 173).
7
BAB 11
TINJAUAN TEORI
2.1 Paradigma Pembelajaran IPA Biologi.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris „science‟. Kata „science‟
sendiri berasal dari bahasa latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. „scientce‟ terdiri
dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam). Namun, dalam perkembangannya science sering
diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja
(jujun suriasumantri, 1998: 299) dalam (Trianto, 2012: 136).
Wahyana dalam (Trianto, 2012: 136-137) mengatakan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaan
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah. Dan diperjelas oleh (Trianto, 2012: 136-137) bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan
sebagainya.
Menurut Kardi dan Nur dalam (Trianto, 2012: 136) bahwa hakikat IPA
mesti tercermin dalam tujuan pendidikan dan metode mengajar yang digunakan.
Dengan demikian, pembelajaran IPA pada tingkat pendidikan maupun harus
dikembangkan dengan memahami berbagai pandangan tentang makna IPA, yang
dalam konteks pandangan hidup dipandang sebagai suatu instrumen untuk
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan sosial manusia.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam. Lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya, (Trianto, 2012: 136).
8
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah. Selain itu IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan
sebagai prosedur. Sementara itu Laksmi Prihantoro dkk dalam Trianto (2012:
137) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan
aplikas. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan
sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan
proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi. Menemukan dan
mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan
melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan
kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan ilmu yang merupakan
ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen,
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa
hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah yang hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal, (Trianto, 2012: 137).
2.2 Paradigma Pembelajaran Inkuiri
Menurut Trianto (2014: 78), Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry,
berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses
umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo
dalam Trianto (2014: 78) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Staregi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masala yang dipertanyakan. Proses
9
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal
dari baasa Yunani, yaitu heuriskin yang berarti saya menemukan (Sanjaya 2011:
196). Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah ilmiah (Dimyati dan
Mujiono, 2013: 173).
Proses pembelajaran dengan menitikberatkan pada penelitian siswa secara
langsung harus diajak untuk praktik dalam segala hal. Tujuannya adalah untuk
melatih siswa untuk berfikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu
bukan merupakan tujuan pendidikan yang baru. Demikian pula halnya dengan
strategi pembelajaran inkuiri pada tingkat dasar dipandang sebagai proses
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah berdasarkan fakta dan
pengamatan (Amri dan Ahmadi, 2010: 92).
Tujuan pembelajaran inkuiri pada prinsipnya membantu siswa bagaimana
merumuskan pertanyaan, mencari jawaban, atau memecahkan masalah untuk
memuaskan keingintahuannya dan membantu teori dan gagasannya tentang dunia.
Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing bertujuan
untuk mengembangkan tingkat berfikir dan juga keterampilan berfikir kritis.
Proses inkuiri terbimbing selama pengajaran berdampak konstruktif yang
memberikan banyak peluang dan tenaga untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
keefektifan pengajaran dan pembelajaran (Amri dan Ahmadi, 2010: 93).
Sanjaya (2011: 196 - 197), menyatakan ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama model pembelajaran inkuiri, yaitu:
1. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, model
pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas siswa yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya, dalam model
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebabagai sumber belajar, akan
10
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat
utama dalam melakukan inkuiri.
3. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibat dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaiman mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Dalam buku (Fathurrohman, 2016: 106 - 108) ada beberapa macam model
pembelajaran inkuiri yaitu:
1. Guide Inquiry.
Pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang
dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas
kepada peserta didik. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, peserta didik
tidak merumuskan problem atau masala. Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing, guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh peserta didik.
2. Modifed Inquiry.
Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri guru hanya memberikan
permasalaan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian
untuk memperoleh jawaban.
3. Free Inquiry.
Pada model ini peserta didik harus mengidentifikasikan dan merumuskan
macam problem yang dipelajari dan dipecahkan.
4. Inquiry Role Approach.
Pendekatan model pembelajaran inkuiri ini melibatkan peranan peserta didik
dalam tim-timnya masing-masing terdiri atas 4 orang untuk memecahkan
masalah yang diberikan.
5. Intitation Inquiry.
Jenis model inkuiri ini melibatkan peserta didik dalam proses pemecahan
masalah dengan cara-cara lain yang ditempuh para ilmuan.
11
8. Fictorial Riddle.
Model ini merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan
motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil atau besar yang
dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif cara
peserta didik.
2. Synectics Lesson
Pada jenis ini guru hendaknya memusatkan keterlibatab peserta didik untuk
membuat berbagai macam bentuk hiasan supaya dapat membuka
intelegensinya dan mengembangkan kreatifitasnya.
3. Value Clarifications.
Pada model pembelajaran inquiry jenis ini peserta didik lebih difokuskan pada
pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran.
Sanjaya (2011: 208), menyatakan sistem pembelajaran inkuiri memiliki
keunggulan, yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4. Keuntunga lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Disamping keunggulan model pembelajaran inkuiri juga memiliki
kelemahan, yaitu:
1. Jika digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
12
2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan-kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh tiap guru.
Menurut Mulyatiningsing (2011: 235) Metode inkuiri adalah metode yang
melibatkan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis.
Guru membimbing peserta didik untuk menemukan pengertian baru, mengamati
perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan
pengelaman belajar mereka sendiri. Dalam metode inkuiri, peserta didik belajar
secara aktif dan kreatif untuk mencari pengetahuan.
2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Sasaran utama dalam pembelajaran inkuiri yaitu, (1) keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterlibatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Pembelajaran inkuiri
dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah kedalam
waktu yang relatif singkat (Trianto, 2014: 78).
Sanjaya (2010: 196) pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Sanjaya (2010: 306), pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsife. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian guru merangsang
13
dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan siswa tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas mengunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin
proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki itu dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
inkuiri, oleh sebab melalui proses mencari jawaban itulah yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui masalah dalam berfikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuannya atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan
setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu
permasalahan.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
penembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan mengunakan potensi berfikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang diangap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
14
data. Menguji hipotesis juga bearti mengembangkan kemampuan berfikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertangung jawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
2.4 Pendekatan Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito dalam Kemendikbud 2014: 7).
Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil dalam Kemendikbud 2014: 7), bukan
saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu
diperoleh peserta didik (Zamroni & Semiawan dalam Kemendikbud 2014: 8).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu (Beyer dalam Kemendikbud 2014: 8). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan,
peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk
15
melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran
melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan
(scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur dalam Kemendikbud 2014:
8), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan
dalam Kemendikbud 2014: 8).
Model ini juga mencakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman
belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih
memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi (Houston dalam Kemendikbud 2014: 8). Dengan demikian peserta didik
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
menggali informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai
organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi dasar peserta didik melalui pengembangan keterampilan
proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap.
Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk
landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans
dalam Kemendikbud 2014: 9).
Sesuai dengan karakteristik Biologi sebagai bagian dari natural science,
pembelajaran biologi harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir
ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
16
melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran Biologi berkaitan erat
dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Proses mengamati mencakup kegiatan yang memaksimalkan penggunaan
seluruh indera untuk mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
atau menyimak. Objek yang diamati adalah materi faktual (yang berbentuk
fakta), yaitu fenomena atau peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau
dalam bentuk gambar, film, video, dan sebagainya.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan peserta didik berupa konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori,
hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical thinking skill), logis,
dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja
kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk
dengan menggunakan bahasa daerah.
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingin tahuan peserta
didik untuk memperkuat pemahaman konsep, prinsip, dan prosedur dengan
mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja
ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melakukan
eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan
sumber belajar termasuk mesin komputasi dan automasi sangat disarankan
dalam kegiatan ini.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Data yang diperoleh diklasifikasikan, diolah, dan ditemukan
hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui
situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik
melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat
kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan
17
mengasosiasi memungkinkan peserta didik memiliki keterampilan berpikir
kritis tingkat tinggi (higher order critical thinking skills) hingga berpikir
metakognitif.
5. Kegiatan mengkomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengkomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta berkreasi melalui
presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada
peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi
biologi.
Model-model tersebut antara lain, Inquiry Based Learning, Discovery Based
Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning.
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus.
Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan
konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk
pengetahuan prosedural Project Based Learning dan Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari
KI-4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan
Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan
Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2).
18
2.5 Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan pembelajaran. Menurut (KBBI dalam Prasetyo, dkk 2011:
16) perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah
proses atau cara menjadikan orang belajar. Menurut Prasetyo, dkk (2011: 16)
perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses
yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran baik dikelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan
pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian, dan skenario pembelajaran.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Trianto (2012: 108), Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan manajemen dan pembelajaran
untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapka dalam standar isi yang
dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri dapat
menjadi panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun untuk stiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana
pembelajaran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit
dan 135 menit. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan
tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar
sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK, 2004). Jadi secara sederhana RPP
merupakan pencabaran silabus dan dijadikan pedoman/ skenario pembelajaran.
19
1) Hakikat RPP
Menurut Trianto (2012: 108) mengemukakan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai sattu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan
pembelajaran sendiri dapat menjadi panduan langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario
kegiatan.
Setiap pendidik pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dangan bakat, minat, dan pengembangan fisik serta psikologis siswa. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema dan dilaksanakan dalam satu pertemuan
atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal
tahun pembelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam
setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh
guru secara individu maupun kelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di
gugus sekolah, dibawah koordinasi dan supervisi oleh Pengawas atau dinas
pendidikan.
2) Fungsi RPP
Setiap RPP Memiliki 2 (dua) fungsi, yaitu pertama, fungsi perencanaan,
yaitu mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran; kedua, fungsi
pelaksanaan, dimana pelaksanaannya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
lingkungan, sekolah dan daerah (Trianto, 2012: 108)
3) Ciri-Ciri RPP
Menurut Daryanto & Dwicahyono (2014: 89) secara umum, ciri-ciri
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik adalah sebagai berikut:
1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru
yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa.
20
2. Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
3. Langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila
RPP digunakan oleh guru lain (misalnya, ketika guru mata pelajaran tidak
hadir), mudah dipahami dan tidak menafsiran ganda.
4) Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam menembangkan prinsip atau menyusun RPP sebagai
berikut (Kemendikbud, 2013e dalam Widyastono, 2014: 200)
1. RPP disusun guru sebagai terkjemahan dari ide kuriklum dan berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancanga
proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
2. RPP dikembangkan sesuai dengan yang dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
yang mandiri dan tak berhenti belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dengan RPP dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan dan berekspresi dalam
bentuk tulisan.
7. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
8. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, remedi, dan umpan balik.
9. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan perpaduan antara KI dan
KD, materi pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam keutuhan
pengalaman belajar.
10. Menerapkan teknologi informasi dan komunkasi dalam pembelajaran
terutama bagi sekolah yang mampu.
21
11. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
5) Komponen dan Sistematika RPP
Menurut Daryanto & Dwicahyono (2014: 89) acuan alur pikir yang dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menyusun RPP adalah:
(1) Kompetensi apa yang akan dicapai.
(2) Indikator-indikator yang dapat menunjukkan hasil belajar dalam bentuk
perilaku yang menggambarkan pencapaian kompetensi dasar.
(3) Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk perilaku terukur dari setiap
indikator.
(4) Materi dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar
ianya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
(5) Metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran.
(6) Langkah-langkah penerapan metode-metode yang dipilih dalam satu kemasan
pengalaman belajar.
(7) Sumber dan media belajar yang terkait dengan aktivitas pengalaman belajar
siswa.
(8) Penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
5) Langkah-Langkah Mengembangkan RPP
Menurut Trianto (2012: 109) adapun langkah-langkah atau cara
pengembangan RPP pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas.
2. Menentukan alokasi waktu pembelajaran.
3. Menentukan SK/KD serta indikator.
4. Merumuskan tujuan sesuai SK/KD dan indikator.
5. Mengidentifikasi materi standar.
6. Menentukan pendekatan, model dan metode pembelajaran.
22
7. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,
inti dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar.
9. Menyusun kriteria penilaian.
2.6 Model Perancangan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu
berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran dikelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak
(software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di
kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dan lain-lain
(Sukmadinata, 2015: 164-165).
Menurut Sanjaya (2013: 131-132), produk-produk sebagai hasil R&D
dalam bidang pendidikan di antaranya:
1. Berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media
cetak seperti buku dan bahan ajar tercetak lainnya, maupun media non cetak
seperti pembelajaran melalui audio, video dan audiovisual, termasuk media
CD.
2. Berbagai macam strategi pembelajaran dalam berbagai bidang studi bersama
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk perbaikan proses dan hasil
belajar.
3. Paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri, seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram.
4. Desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kurikulum.
5. Berbagai jenis metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dan isi/materi pembelajaran.
23
6. Sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
atau pun sesuai dengan tuntutan kurikulum.
7. Sistem evaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan penentuan kualitas pembelajaran atau
pencapaian target kurikulum.
8. Prosedur penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti laboratorium,
microteaching termasuk prosedur penyelenggaraan praktik mengajar, dan lain
sebagainya.
Penelitian R&D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai
aspek pembelajaran dan pendidikan, yang biasanya produk tersebut diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Merancang suatu pembelajaran yang baik
tidak lepas dari pendekatan yang akan digunakan tersebut diharapkan mampu
menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih fokus akan
pelajaran. Hal tersebut dapat mempermudah bagi peserta didik dan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai model rancangan pelajaran
dengan berbagai pendekatan yang bisa digunakan dalam penelitian
pengembangan.
2.7 Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trisoni dkk (2014)
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika dengan performance strategi
berbasis karakter pada materi bangun ruang kelas VIII”Berdasarkan hasil analisis
data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata perkembangan
karakter percaya diri siswa 69,41, karakter teliti 75,43 dan karakter tekun 75,44
artinya karakter percaya diri, teliti dan tekun siswa sudah berkembang. Rata-rata
kemampuan psikomotor siswa dalam membuat jaring-jaring limas 78,6 artinya
sudah baik dan dalam menggambar limas 61,3 artinya cukup. Hal tersebut
menunjukkan pembelajaran dengan RPP yang dikembangkan dapat membantu
siswa mencapai kemampuan psikomotor yang diharapkan dan berkembangnya
nilai-nilai karakter dalam diri siswa.
24
Berdasarkan jurnal penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Jaya, dkk
(2014) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi
Bermuatan Pendidikan Karakter dengan Setting Guided Inquiry untuk
Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar Siswa SMP”, dapat disimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran ini telah sangat valid dan layak digunakan dengan
persantase 3,57% .
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan Hariyanto (2014)
“Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Mengembangkan RPP
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Bloom’s Taxonomy
Cognitive Domain Learning Stages” bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa hampir seluruh subjek (87%) berhasil memperoleh nilai yang memenuhi
kriteria keberhasilan dengan nilai minimum 80. Hanya terdapat 3 orang
mahasiswa yang mendapatkan nilai dibawah standar. Bukti lain dari kemajuan
adalah kenaikan signifikan pada rata-rata kelas. Sebelum model Bloom’s
Taxonomy Cognitive Domain Learning Stages diterapkan di kelas, nilai rata-rata
mahasiswa adalah 73, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 53. Setelah
model Bloom’s Taxonomy Cognitive Domain Learning Stages diterapkan nilai
rata-rata mahasiswa menjadi 93, dengan nilai tertinggi 110 dan nilai terendah 75.
Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kenaikan yang signifikan terhadap
kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan RPP berdasarkan Kurikulum
2013.
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R&D). Penelitian dan Pengembangan atau Reseach
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji kelayakan produk tersebut. R&D bertujuan untuk
menghasilkan produk dalam berbagai aspek pembelajaran dan pendidikan, yang
biasanya produk tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
(Sugiyono, 2013: 407). Menurut (Sanjaya, 2013: 129) penelitian dan
pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan.
Dalam dunia pendidikan menurut (Sukmadinata, 2015: 168) strategi penelitian
dan pengembangan ini banyak digunakan untuk mengembangkan model-model
desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Dalam penelitian
kali ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran berbasis Inkuiri terbimbing.
3.2 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian
3.2.1 Model Pengembangan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis inkuiri terbimbing ini
dikembangkan menurut Grafinger dalam Molenda (2003: 22) yaitu model
ADDIE. Model ini terdiri atas 5 tahap pengembangan yaitu tahap Analyze
(analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation
(pelaksanaan) and Evaluation (pengujian). Tahap Implementation (pelaksanaan)
and Evaluation (pengujian) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya.
Model ADDIE dipilih karena sesuai dengan masalah yang melatar belakangi
penelitian ini. Dengan adanya analisis kurikulum dan analisis kebutuhan dengan
kondisi yang ada maka diharapkan dengan model ini dapat dikembangkan
Rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yang bermanfaat
dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu model ADDIE dipilih oleh
27
peneliti dikarenakan model ADDIE merupakan desain yang runtut, serta adanya
tahap validasi dan uji coba yang menjadikan produk pengembangan menjadi lebih
sempurna. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Biologi berbasis Inkuiri
Terbimbing ini dikembangkan untuk materi struktur tumbuhan dan
pemanfaatannya dalam teknologi yang layak di kelas VIII SMP/MTs.
3.2.2 Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini Peneliti mencoba mengembangkan Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Sistem
Pencernaan Makanan pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII SMPN/MTs. Proses
pengembangan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) ini menggunakan model
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) sebagai
sebuah desain yang dipandang sangat sesuai untuk pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing kelas VIII
tersebut. Pada penelitian pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing ini hanya terbatas pada tiga langkah
pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan ADDIE karena keterbatasan
Peneliti dalam hal biaya dan waktu. Tiga langkah penelitian pengembangan
ADDIE sampai tahap Development (pengembangan) dalam penelitian ini dapat
digambarkan pada Gambar 2 berikut:
28
Analisis
Gambar 2. Langkah-langkah ADDIE (Analysis sampai tahap Development)
Sumber: Modifikasi Peneliti berdasarkan (Grafinger dalam Molenda, 2003: 2)
Untuk menjelaskan diagram alur rancangan pengembangan tersebut, masing
masing tahap secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
3.2.2.1 Analyze (Analisis)
a. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan tahap analisis (Analyze). Tahap ini
bertujuan untuk mengembangkan RPP Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing
pada materi pokok sistem pokok struktur tumbuhan dan pemanfaatannya dalam
teknologi untuk siswa kelas VIII SMPN/MTs.
Analisis
Analisis
Kurikulum
Menyusun Indikator Pembelajaran
Design
Merancang RPP pada Materi Pokok pokok struktur tumbuhan
dan pemanfaatannya dalam teknologi
Validasi Ahli
Revisi Tidak
Layak Development
RPP yang telah direvisi (layak)
Ya
Analisis
Kebutuhan
29
Pada tahap analisis (analyze) terdapat 4 langkah kegiatan yang terdiri dari:
1) Analisis Kurikulum 2013.
Langkah awal pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berbasis Inkuiri Terbimbing adalah analisis kurikulum 2013. Tahap ini bertujuan
untuk menentukan materi-materi yang digunakan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Pada penelitian ini Peneliti memilih tiga sekolah yaitu SMP
Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II, SMP Islam As Shofa dan SMP 16 Pekanbaru
yang menggunakan Kurikulum 2013 dan memiliki akreditasi A. Pada tahap ini
Peneliti melakukan analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) pada kurikulum 2013. Peneliti memilih materi mengenai Sistem pencernaan
makanan. Di kelas VIII materi Sistem pencernaan makanan merupakan materi
yang sangat luas yang meliputi struktur dan fungsi jaringan akar, batang, daun
dan pemanfaatannya struktur jaringan tumbuhan dalam teknologi
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yaitu untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau
kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan hasil
belajar. Analisis kebutuhan ini dapat diambil dari hasil belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik. Analisis kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi
dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan
berbagai kebutuhan yang bersinggungan antara berbagai pemangku kepentingan.
Peneliti mengumpulkan informasi yang mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat (kesenjangan) proses pembelajaran yang seharusnya dimiliki
setiap peserta didik yang menjadi masalah pada peserta didik untuk mencapai
tujuan pengembangan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu
pendidikan.
Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan kajian pustaka,
observasi, wawancara dengan Pendidik di tiga SMP/MTs di Pekanbaru, yaitu
SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II, SMP Islam As Shofa dan SMPN 16
Pekanbaru. Berdasarkan kajian pustaka dan hasil analisis fakta-fakta yang ada dari
berbagai sumber kajian maka penelitian ini difokuskan pada muatan model inkuri
30
terbimbing pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan guru biologi pada ketiga sekolah diketahui
bahwa: (1) Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan sudah mengkaitkan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dengan menggunakan model
inkuiri terbiming, tetapi dalam implementasinya belum dilakukan secara
maksimal. (2) Guru masih memanfaatkan perangkat pembelajaran yang ada dari
MGMP yang sudah di revisi sesuai dengan kebutuhan siswa. (3) Pengintegrasian
materi dengan model inkuiri terbimbing ini belum sepenuhnya dapat dijalankan,
baik pada RPP, LKPD, bahan ajar, dan media pembelajaran.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara terbatas pada guru Biologi
pada tiga sekolah SMP Al-Azhar Syifa Buddy, SMP Negeri 16, SMP Islam As-
Shofa Pekanbaru. Diketahui bahwa Pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilakukan sudah mengkaitkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, tetapi dalam implementasinya
belum dilakukan secara maksimal, Guru masih memanfaatkan perangkat
pembelajaran yang ada dari MGMP yang sudah di revisi sesuai dengan kebutuhan
siswa, Pengintegrasian materi dengan model inkuiri terbimbing ini belum
sepenuhnya dapat dijalankan, baik pada RPP, LKPD, bahan ajar, dan media
pembelajaran.
Sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, bahwa guru sangat
mengharapkan di dalam pembelajaran adanya acuan yang dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik baik hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
Melalui pengintegrasian materi terhadap model inkuiri terbimbing ini, hasil
belajar kognitif, afektif dan psikomotorik dapat ditingkatkan, karena salah satu
tujuan pengintegrasian materi dengan model inkuiri terbimbing ini peserta didik
dapat memahami materi sistem pencernaan pada manusia (kognitif), peserta didik
mampu menunjukkan kekaguman terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Allah SWT (afektif), serta memahami materi struktur tumbuhan dan
pemanfaaatannya dalam teknologi melalui praktikum atau eksperimen
(psikomotorik).
31
3.2.2.2 Design (Perancangan)
Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan RPP berbasis Inkuiri
terbimbing dan sesuai dengan Kurikulum 2013. Pada tahap ini akan ditentukan
bagaimana RPP akan dirancang secara utuh sesuai dengan materi pokok kemudian
menyusun indikator dari materi pokok diturunkan menjadi tujuan pembelajaran
yang akan dirancang menjadi RPP. Isi RPP dibuat sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Inti yang terdapat pada Kurikulum 2013. RPP
berbasis Inkuiri terbimbing yang dibuat menggunakan bahasa indonesia.
3.2.2.3 Development (Pengembangan)
Setelah perancangan RPP, RPP dibuat dan disusun sesuai dengan langkah-
langkah yang dirancang. Tahap development ini bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran berupa RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing dan
sesuai dengan Kurikulum 2013. RPP yang telah tersusun divalidasi oleh validator.
1. Validasi RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri terbimbing yang
dikembangkan, terlebih dahulu akan divalidasi. Tujuan validasi adalah memeriksa
konsep-konsep serta tata bahasa dan kebenaran konsep pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Validator pada
penelitian ini terdiri dari ahli pembelajaran, ahli materi dan guru Biologi kelas
VIII IPA SMP/MTs Pekanbaru. Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah divalidasi oleh lima orang validator akan mendapat saran dan kritik
dari validator, selain itu juga untuk mendapatkan pernyataan tentang kelayakan
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan. Pernyataan
itu diperoleh dari dosen ahli pembelajaran, ahli materi dan guru Biologi kelas VIII
IPA SMP/MTs. Kemudian dilakukan revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Setelah itu dihasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
Inkuiri terbimbing yang layak digunakan dalam proses pembelajaran.
32
Validator adalah pakar pendidikan Biologi dan ahli materi serta kompeten
dalam bidang pengembangan perangkat pembelajaran sebanyak dua orang dosen
ditambah dengan guru Biologi sekolah sebanyak tiga orang yang paham akan
konsep Biologi dan materi seperti yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nama Validator
N
o. Nama Validator Bidang Ahli Keterangan
1. Dr. Andi Murwanti, M.Pd Ahli Pembelajaran Dosen UIN
2. Prof.Dr.Ir.Hasan Basri
Jumin, M.Sc Ahli Materi Dosen Pascasarjan UIR
3. Kiki Mandala, S.Pd Guru Biologi SMP Al-Azhar Syifa Budi
4. Satria Wadi, S.Si Guru Biologi SMP Islam As Shofa
5. Wiedyawati, S.Pd.,MM Guru Biologi SMP Negeri 16 Pekanbaru
Sumber: Data oleh Peneliti
2. Revisi RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing
Data yang diperoleh dari validasi oleh validator digunakan untuk melakukan
revisi RPP Biologi yang dikembangkan.
3. RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing yang telah direvisi
Setelah melakukan revisi pada RPP Biologi berbasis Inkuiri terbimbing
yang dikembangkan oleh Peneliti diperoleh produk akhir yaitu RPP Biologi
berbasis Inkuiri terbimbing yang telah direvisi.
3.3 Jenis Data
Data penelitian ini adalah data primer yang diambil langsung dari lembaran
validasi dari masing-masing validator perangkat pembelajaran, hasil uji kelayakan
dilihat dari hasil validasi (ahli pembelajaran, ahli materi dan guru) terhadap RPP
yang telah dikembangkan.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data penelitian meliputi:
33
3.4.1 Lembar Validasi
Lembar validasi dalam penelitian ini adalah lembaran yang digunakan untuk
memvalidasi produk yang dikembangkan. Tujuan pengisian lembar validasi
adalah untuk menguji kelayakan RPP berbasis Inkuiri terbimbing yang
dikembangkan. Dalam penelitian ini ada dua orang yang bertindak sebagai
validator yang terdiri dari dua dosen yaitu sebagai ahli pembelajaran, ahli materi
dan tiga orang guru Biologi yang paham akan konsep Biologi dan materi. Validasi
RPP oleh para ahli dinilai sesuai dengan aspek yang tersedia. Aspek penilaian dan
butir lembar validasi pengembangan RPP dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Validasi Pengembangan RPP Ahli Pembelajaran
No Aspek Jumlah Butir
Lembar Validasi
Nomor item
1 Perumusan tujuan
pembelajaran
4 1,2,3,4
2 Isi yang disajikan 7 5,6,7,8,9,10,11
3 Bahasa 1 12
4. Waktu 1 13
Sumber: Modifikasi Peneliti dari Rifqia, dkk (2012) dalam Kamilah (2014)
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Validasi Pengembangan RPP Ahli Materi
No Aspek Jumlah Butir
Lembar Validasi
Nomor item
1 Materi 5 1,2,3,4,5
2 Penyajian 1 6
3 Bahasa 1 7
Sumber: Modifikasi Peneliti dari Rifqia, dkk (2012) dalam Kamilah (2014)
Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Validasi Pengembangan RPP Oleh Guru
No Aspek Jumlah Butir
Lembar Validasi
Nomor item
1 Perumusan tujuan
pembelajaran
4 1,2,3,4
2 Isi yang disajikan 7 5,6,7,8,9,10,11
3 Bahasa 1 12
4 Waktu 1 13
5 Keterpaduan 5 14,15,16,17,18
Sumber: Modifikasi Peneliti dari Rifqia, dkk (2012) dalam Kamilah (2014)
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
34
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis
sampel serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek
penelitian. Pada penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2015: 124) purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, sehingga akan memudahkan Peneliti menjelajahi objek atau situasi
sosial yang diteliti.
Pengambilan sampel yang dilakukan oleh Peneliti ini diambil melalui
pertimbangan tertentu. Peneliti akan melakukan penelitian tentang kelayakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, maka sampel sumber datanya adalah ahli
pembelajaran dan ahli materi. Selain itu, Peneliti juga mengambil sampel dari
guru sekolah SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru, SMP Islam As Shofa dan
SMP Negeri 16 Pekanbaru yang menggunakan Kurikulum 2013 dan memiliki
akreditasi A.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan hasil penelitian yang di integrasikan dengan
materi Sistem pencernaan makanan pada Mata Pelajaran Biologi. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran diperoleh dengan menganalisis instruksional meliputi:
KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran. Data penelitian dikumpulkan dengan
mengisi lembar validasi pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Data
diperoleh dari hasil validasi tiap-tiap validator untuk mengetahui hasil dari
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Validasi dilakukan oleh
narasumber yang dianggap ahli dalam bidang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yaitu terdiri atas lima orang validator, yang terdiri dari ahli pembelajaran, ahli
materi dan tiga guru Biologi kelas VIII IPA SMP/MTs.
35
Validator memberikan kesan umum, saran perbaikan dan kritik terhadap
produk yang dikembangkan. Selain itu juga validator memberikan pernyataan
tentang kelayakan dari RPP yang dikembangkan.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
mendeskripsikan kelayakan RPP berbasis Inkuiri terbimbing yang dikembangkan.
RPP yang telah dihasilkan akan divalidasi terlebih dahulu oleh Dosen Pendidikan
Biologi bidang Pendidikan, dosen bidang materi dan guru Biologi SMP/MTs
kelas VIII. Tanggapan responden yang berupa data kuantitatif, dinyatakan dalam
bentuk rentang jawaban mulai dari 1= Jika tidak ada deskriptor yang muncul, 2=
Jika yang muncul hanya 1 deskriptor, 3= Jika yang muncul hanya 2 deskriptor, 4=
Jika semua deskriptor muncul. Skala ini dapat disederhanakan menjadi 4 skala
jawaban saja agar tanggapan responden lebih jelas pada posisi mana.
Apabila semua deskriptor muncul dalam lembar validasi, maka jawaban
responden tersebut akan dinilai 4. Demikian seterusnya hingga pada pilihan
jawaban yang tidak muncul deskriptor, maka jawaban responden tersebut akan
dinilai 1. Setelah seluruh jawaban responden dikumpulkan, maka nilai total
responden dihitung dengan cara mencari skor yang diharapkan untuk masing-
masing aspek penilaian dan secara keseluruhan aspek. Komponen aspek penilaian
yang di amati meliputi aspek perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan,
bahasa, waktu, dan keterpaduan. Selanjutnya dibuat persentase sehingga dapat
ditarik sebuah kesimpulan seberapa layak RPP tersebut digunakan.
Pada penelitian ini, presentase kelayakan RPP pembelajaran akan dihitung
untuk tiga macam evaluator. Pertama, ahli pembelajaran. Kedua, ahli materi dan
ketiga adalah guru mata pelajaran biologi. Penghitungan persentase tingkat
kelayakan RPP pembelajaran menggunakan metode yang dicontohkan oleh Akbar
(2013: 158).
Vma =
36
Vp =
Keterangan:
Vma = Validasi kelayakan dari pembelajaran
Vp = Validasi kelayakan pengguna (guru)
TSh = Total skor maksimal yang diharapkan
TSe = Total skor empiris (hasil uji kelayakan dari validator)
Tabel di atas dijadikan sebagai acuan penghitungan persentase kelayakan
berdasarkan data yang diperoleh dari ahli pembelajaran, ahli materi dan guru.
Setelah seluruh presentase kelayakan dihitung, untuk mengetahui seberapa layak
RPP pembelajaran tersebut digunakan, menggunakan tabel yang dicontohkan oleh
Akbar (2013: 158).
Tabel 5. Kriteria Kelayakan Menurut Penilaian Validator
No. Kriteria Kelayakan Tingkat Kelayakan
1. 85,01 % - 100 % Sangat layak, atau dapat digunakan tanpa revisi
2. 70,01 % - 85 % Cukup layak, atau dapat digunakan namun perlu
revisi kecil
3. 50,01 % -70 % Kurang layak, disarankan tidak dipergunakan
karena perlu revisi besar
4. 01,00 % - 50 % Tidak layak, atau tidak boleh dipergunakan.
Sumber : Akbar (2013: 158)
38
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). Penelitian pengembangan ini menghasilkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing pada materi pokok
Struktur Tumbuhan Dan Pemanfaatannya Dalam Teknologi Untuk kelas VIII.
RPP yang dikembangkan terlebih dahulu kemudian divalidasi oleh validator ahli
pembelajaran, validator ahli materi, dan validator guru pada tiga sekolah berbeda.
Adapun tiga sekolah tersebut adalah SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II,
SMP Islam As-Shofa Pekanbaru dan SMP 16 Pekanbaru.
Penelitian ini menggunakan desain model ADDIE yang terdiri atas lima
tahap yaitu Analisis (analyze), Desain (design), Pengembangan (development),
Implementasi (Implementation) dan Evaluasi (Evaluation). Namun penelitian ini
Peneliti hanya melakukan tahap analisis (analyze) sampai tahap pengembangan
(development), hal ini dilakukan Peneliti untuk menghemat waktu dan biaya.
Penelitian pengembangan ini dilakukan sesuai dengan tiga tahapan yang ada pada
model desain ADDIE. Berikut diuraikan tiga tahapan yang peneliti lakukan:
1. Analisis (Analyze)
Hal pertama yang peneliti lakukan adalah melakukan tahap analisis.
Analisis awal diperlukan untuk mendapatkan gambaran tentang pengembangan
RPP. Analisis tersebut meliputi: 1) Analisis Kurikulum, dan 2) Analisis
Kebutuhan. Adapun uraian dari tahap analisis adalah sebagai berikut:
1) Analisis Kurikulum 2013 revisi
Tahap ini bertujuan untuk menentukan materi-materi yang digunakan dalam
RPP. Pada penelitian ini peneliti memilih tiga sekolah yaitu SMP Al-Azhar Syifa
Budi Pekanbaru II, SMP Islam As-Shofa Pekanbaru dan SMPN 16 Pekanbaru
yang menggunakan Kurikulum 2013 revisi. Pada tahap ini peneliti melakukan
analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
kurikulum 2013 revisi. KI dan KD yang digunakan dalam pengembangan RPP
berbasis inkuiri terbimbing ini adalah KI 3 dan KI 4 sedangkan KD adalah KD 3.4
39
dan KD 4.4 seperti yang dijelaskan pada Tabel 6 menyajikan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dari Materi Struktur Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam
Teknologi
Tabel 6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi sistem pencernaan pada manusia.
Kompetensi Inti ( KI) Kompetensi Dasar ( KD)
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognetif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.4 Menganalisis keterkaitan strukur
jaringan tumbuhan dan fungsinya
serta teknologi yang terinspirasi
oleh struktur tumbuhan
Materi yang akan di integrasikan dengan model inkuiri terbimbing oleh peneliti adalah
mata pelajaran biologi khususnya pada materi struktur jaringan tumbuhan dan
pemanfaatannya dalam teknologi. Ini sesuai dengan KI.3 yang mengacu kepada aspek
kognitif atau pengetshusn peserta didik. Pada KI.3 aspek kognitifnya diturunkan pada
KD 3.4.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai keilmuan.
4.4 Menyajikan karya dari hasil
penelusuran berbagai sumber
informasi tentang teknologi yang
terinspirasi dari hasil pengamatan
struktur tumbuhan
Pemilihan KI 4 yang bertujuan untuk menghasilkna keterampilan peserta didik yang
diharapkan dapat terwujud setelah peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran
disekolah pada materi struktur jaringan tumbuhan dan pemanfaatannya dalam
teknologi sehingga keterampilan yang diharapkan muncul dapat menghasilkan suatu
produk baru. Hal itu sesuai dengan tujuan dari KI 4 yang tertuang pada KD 4.4
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan kajian pustaka,
observasi, wawancara dengan pendidik di tiga SMP/ MTs di Pekanbaru, yaitu
SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II, SMP Islam As-Shofa Pekanbaru dan
SMP 16 Pekanbaru. Berdasarkan kajian pustaka dan hasil analisis fakta-fakta
yang ada dari berbagai sumber kajian maka penelitian ini difokuskan pada
40
pengembangan inkuiri terbimbing pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi pada
ketiga sekolah diketahui bahwa:
1. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini sudah
mengunakan model inkuiri terbimbing. Namun tidak dilakukan secara
maksimal karena sulitnya siswa terhadap pemahaman bahasa dan petunjuk
yang digunakan.
2. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru masih memanfaatkan
perangkat pembelajaran yang ada dari MGMP tanpa merevisi sesuai dengan
kebutuhan siswa.
3. Sebagian siswa kurang minat dalam belajar ( membaca ) sehingga tidak
mampu untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran yang
mengunakan model inkuiri terbimbing.
4. Kurangnya bahan belajar pada model inkuiri terbimbing.
5. Pengintegrasian inkuiri terbimbing pada RPP masih berlaku tetapi tidak
seringkali digunakan karena kesulitan siswa untuk menemukan masalah dalam
materi yang dipelajari. Pengintegrasian inkuiri terbimbing ini juga digunaka di
dalam LKPD.
Berdasarkan analisis tersebut, Peneliti akan mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing pada materi pokok
Struktur Tumbuhan dan Pemanfaatannya dalam Teknologi.
a. Perancangan (Design)
Tujuan dari tahap perancangan (design) menentukan bagaimana RPP akan
dirancang secara utuh sesuai dengan materi pokok kemudian menyusun tujuan
pembelajaran yang akan dirancang menjadi sebuah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Isi RPP dibuat sesuai dengan Kompetensi dasar dan
Kompetensi Inti yang terdapat pada Kurikulum 2013 revisi, buku guru dan buku
peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Inkuiri terbimbing
dibuat menggunakan bahasa Indonesia dan disertai dengan materi lengkap.
41
Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berorientasi pada Kurikulum
2013 revisi dengan mengintegrasikan model inkuiri terbimbing. RPP yang
disusun mencakup:
1. Kompetensi apa yang akan dicapai.
2. Indikator-indikator yang dapat menunjukkan hasil belajar dalam bentuk
perilaku yang menggambarkan pencapaian kompetensi dasar.
3. Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk perilaku terukur dari setiap
indikator.
4. Materi dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar
ianya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
5. Di kegiatan inti guru tidak menyajikan banyak materi, di sini peserta didik
ditunutut untuk membaca dan mencari materi agar mendapatkan permasalahan
dan kemudian dipecahkan didalam pembelajaran
6. Metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran.
7. Langkah-langkah penerapan metode-metode yang dipilih dalam satu kemasan
pengalaman belajar.
8. Sumber dan media belajar yang terkait dengan aktivitas pengalaman belajar
siswa.
9. Penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Mempertimbangkan keluasan materi yang akan disampaikan, maka materi
Struktur Jaringan Tumbuhan Dan Pemanfaatannya Dalam Teknologi ini
memerlukan 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan materi dan 1 kali pertemuan
praktikum dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.
b. Pengembangan (Development)
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang layak setelah revisi berdasarkan masukan
para ahli dan guru. Konteks pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
berbasis Inkuiri terbimbing ini, terdiri dari beberapa langkah yaitu:
1. Validasi RPP oleh validator. Pada tahap validasi ini tim ahli yang terlibat
adalah ahli pembelajaran dan ahli materi. Selain itu dilakukan validasi oleh
42
guru Biologi yang bersangkutan. Adapun nama para validator adalah sebagai
berikut:
1) Dr. Andi Murwanti, M.pd (Ahli pembelajaran)
2) Prof.Dr.Ir.Hasan Basri Jumin,M.Sc (Ahli materi)
3) Guru Biologi dari tiga sekolah yaitu:
a. Kiki Mandala, S.Pd (guru Biologi SMP Al-Azhar Syifa Budi
Pekanbaru II)
b. Satria Wadi, S.Si (guru Biologi SMP Islam As-Shofa Pekanbaru)
c. Wiedyawati, S.Pd., MM (guru Biologi SMPN 16 Pekanbaru).
Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan berdasarkan
masukan dari para validator saat validasi. Pada tahap ini proses revisi dilakukan
karena menurut validator ahli pembelajaran (AM), validator ahli Materi (HBJ)
dan validator guru (KM) guru Biologi SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II,
(SW) guru Biologi SMP Islam As-Shofa Pekanbaru, dan (WW) guru Biologi
SMPN 16 Pekanbaru Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah layak diuji
cobakan dengan revisi. Namun Peneliti hanya memperbaiki sesuai dengan saran
yang diberikan oleh setiap vaidator.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Para
Ahli
Tahap ini merupakan tahap validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing oleh ahli pembelajaran (AN) dan ahli Materi
(HBJ). Hasil analisis terhadap validasi yang dilakukan para ahli digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berbasis Inkuiri terbimbing yang sedang dikembangkan. Apabila Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria
kelayakan (sangat layak), maka layak untuk digunakan. Validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri terbimbing dilakukan oleh
Peneliti pada tanggal 2-7 April 2018 (ahli pembelajaran), tanggal 1-7 November
2018 (ahli materi), tanggal 20-25 April 2018 validator guru oleh Ibu (KM),
43
tanggal 11-18 april 2018 validator guru oleh bapak (SW), tanggal 20-27
September 2018 validator guru oleh ibu (WW). Hasil validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Ahli Pembelajaran
Validator pembelajaran adalah Ibuk (AM). Beliau adalah dosen fakultas
Tarbiah dan keguruan UIN, Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
oleh ahli pembelajaran bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli pembelajaran
sebagai dasar dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) oleh ahli pembelajaran dilihat dari empat aspek yaitu aspek perumusan
tujuan pembelajaran, aspek isi yang disajikan, bahasa dan waktu. Validasi
pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk dinilai kelayakannya. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing oleh ahli pembelajaran disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi Berbasis
Inkuiri Terbimbing Oleh Ahli Pembelajaran (Dr. Andi Murwanti, M.pd )
No. Aspek yang Dinilai Persentasi Kelayakan (%) Tingkat
Kelayakan
1. Perumusan tujuan
pembelajaran 100.00 % Sangat layak
2. Isi yang disajikan 92,85 % Sangat layak
3. Bahasa 100,00 % Sangat layak
4. Waktu 75,00 % Cukup layak
Rata-rata validasi RPP 85,71 % Sangat layak
Sumber: Data oleh peneliti
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing oleh ahli pembelajaran
yaitu Ibuk Andi dilakukan satu tahap penilaian. Pada tahap ini didapatkan hasil
secara keseluruhan bahwa RPP berbasis Inkuiri Terbimbing ini sangat layak
44
dengan persentase kelayakan yaitu 85,71%. Adapun rincian persentase tiap aspek
yaitu aspek perumusan tujuan pembelajaran persentase kelayakan 100,00% dan
tingkat kelayakannya sangat layak, aspek isi yang disajikan persentase kelayakan
92,85% dan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek bahasa persentase
kelayakan 75,00% dan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek waktu persentase
kelayakan 75,00% dan tingkat kelayakannya sangat layak. Secara rinci hasil
analisis kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis
inkuiri terbimbing oleh ahli pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 9.
Menurut ahli pembelajaran yaitu Ibuk Andi Murniati , Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sangat layak untuk diuji cobakan kelapangan tanpa ada revisi
karena RPP sebelum telah dilakukan revisioleh validator. Adapun evaluasi, saran
dan komentar dari ahli pembelajaran terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dilakukan peneliti, antara lain dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Saran dan Komentar dari Ahli Pembelajaran Terhadap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi Berbasis Inkuiri terbimbing
Nama Validator Ahli
Pembelajaran
Saran dan Komentar Ahli Pembelajaran
Dr. Andi Murniati,
M.Pd
1. Gunakana bahasa yang sesuai
2. Perbaiki rumusan masalah
3. Perbaii apersepsi
4. Buang indikator yang tidak dipakai dalam
pembelajaran
Sumber: Data oleh Peneliti
2. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
Terbimbing oleh Ahli Materi.
Validator ahli materi adalah bapak Hasan Basri Jumin, Beliau adalah
dosen Pascasarjana UIR . Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh
ahli materi bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli materi sebagai dasar dalam
memperbaiki dan meningkatkan kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh ahli materi dilihat
45
dari tiga aspek yaitu aspek materi, penyajian dan bahasa dalam RPP. Validasi
pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk dinilai kelayakannya. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing oleh ahli materi disajikan pada
Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
terbimbing Oleh Ahli materi (Prof.Dr.Ir.Hasan Basri Jumin,M.Sc)
No Aspek yang
Dinilai
Prof.Dr.Ir.Hasan Basri Jumin,M.Sc
Persentase Kelayakan
(%) Tingkat Kelayakan
1 Materi 83,33% Sangat layak
2 Penyajian 87,5% Sangat layak
3 bahasa 100,00 % Sangat layak
Rata-rata validasi RPP 90,27 % Sangat layak
Sumber: Data oleh Peneliti
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis Inkuiri terbimbing oleh ahli materi yaitu ibu
Prof.Ir.dr.Hasan Basri dilakukan dua tahap penilaian. Didapatkan hasil secara
keseluruhan bahwa RPP berbasis inkuiri terbimbing ini sangat layak dengan
pesrsentase kelayakan yaitu 90,27%. adapun rincian persentase setiap aspek yaitu
aspek materi pesrsentase kelayakan 83,33% dengan tingkat kelayakan sangat
layak, aspek penyajian persentase kelayakan 87,5% dengan tingkat kelayakan
sangat layak, dan aspek bahasa 100.00% dengan tingkat kelayakan sangan layak.
Secara rinci hasil analisis kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Biologi berbasis inkuiri terbimbing oleh ahli materi dapat dilihat pada lampiran
10.
46
Tabel 10. Saran dan komentar dari ahli materi terhadap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing
Nama Validator Ahli
Materi
Saran Dan Komentar Ahli Materi
Prof.Dr.Ir.Hasan Basri
Jumin,M.Sc
1. Tambahkan lagi materi yang sesuai dengan
konsep ipa terpadu
Sumber: Data oleh Peneliti
3. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
terbimbing oleh Guru
Hasil pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga dinilai
oleh tiga orang guru mata pelajaran Biologi dari tiga sekolah yang berbeda yaitu:
1) SMP islam As Shofa Pekanbaru oleh bapak (SW), 2) SMP Syifa Budi
Pekanbaru II oleh ibu (KM), dan 3) SMP Negeri 16 Pekanbaru oleh Ibu (WW).
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing untuk dilihat, diamati, dan
menyerahkan lembar valiadasi kepada guru. Lembar valiadasi guru terdiri dari 18
pernyataan yang terbagi ke dalam lima aspek yaitu, aspek perumusan tujuan
pembelajaran, aspek isi yang disajikan, aspek bahasa, aspek waktu dan aspek
keterpaduan. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru
disajikan sebagai berikut:
1) Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
Terbimbing Oleh Guru SMP Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru II.
Validator guru SMP Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru II adalah ibu Kiki
Mndala P, S.Pd, Beliau adalah guru biologi di SMP Al Azhar Syifa Budi
Pekanbaru II. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru
bertujuan untuk mengetahui pendapat guru mengenai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing yang dibuat oleh peneliti
sebagai dasar dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian dilakukan dengan cara memberikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dilihat, diamati, dan
47
menyerahkan lembar valiadasi kepada guru. Lembar valiadasi guru terdiri dari 18
pernyataan yang terbagi ke dalam lima aspek yaitu, aspek perumusan tujuan
pembelajaran, aspek isi yang disajikan, aspek bahasa, aspek waktu dan aspek
keterpaduan. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi
berbasis inkuiri terbimbing oleh guru disajikan pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi Berbasis
Inkuiri Terbimbing Oleh Guru SMP Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru II.
No. Aspek yang Dinilai Persentasi Kelayakan (%) Tingkat
Kelayakan
1. Perumusan tujuan
pembelajaran 100,00 % Sangat layak
2. Isi yang disajikan 100,00 % Sangat layak
3. Bahasa 100,00 % Sangat layak
4. Waktu 100,00 % Sangat layak
5 Keterpaduan 100,00 % Sangat layak
Rata-rata validasi RPP 100,00 % Sangat layak
Sumber: Data oleh Peneliti
Pada Tabel 11 penilaian RPP berbasis Inkuiri Terbimbing oleh guru SMP
Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II yaitu Ibu (KM). Beliau adalah guru biologi di
SMP Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru II. Dari hasil validasi yang dilakukan
didapatkan hasil secara keseluruhan bahwa RPP berbasis Inkuiri Terbimbing
sangat layak dengan persentase kelayakan yaitu 100,00%. Adapun rincian
persentase tiap aspek yaitu aspek perumusan tujuan pembelajaran persentase
kelayakan 100,00% dengan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek isi yang
disajikan persentase kelayakan 100,00% dengan tingkat kelayakannya sangat
layak, aspek bahasa persentase kelayakan 100,00% dengan tingkat kelayakannya
sangat layak, aspek waktu persentase kelayakan 100,00% dengan tingkat
kelayakannya cukup layak, dan aspek keterpaduan persentase kelayakan 100,00%
dengan tingkat kelayakannya sangat layak. Secara rinci hasil analisis kelayakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing
guru SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II dapat dilihat pada lampiran 11.
48
Menurut guru SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II yaitu ibu (KM), RPP
yang dikembangkan sudah sangat bagus, berikut saran dan komentar dari
validator oleh guru SMP Al-Ashar Syifa Budi Pekanbaru II terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan oleh Peneliti yang dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12. Saran dan Komentar Oleh Guru SMP Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II .
Nama validator/ Guru Saran dan Komentar Guru SMA Al-Azhar Syifa Budi
Pekanbaru II .
Kiki Mandala, S.Pd 1. Sesuaikan waktu dengan materi agar tidak kekurangan
waktu dalam pembelajaran dan tercapainya tujuan
dalam belajar
Sumber: Data oleh Peneliti
2) Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
terbimbing Oleh Guru SMP Negeri 16 Pekanbaru.
Validator guru SMP Negeri 16 Pekanbaru adalah Ibu (WW), Beliau adalah
guru biologi di SMP Negeri 16 Pekanbaru. Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) oleh guru bertujuan untuk mengetahui pendapat guru
mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis inkuiri terbimbing
yang dibuat oleh peneliti sebagai dasar dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian dilakukan dengan
cara memberikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dilihat,
diamati, dan menyerahkan lembar valiadasi kepada guru. Lembar valiadasi guru
terdiri dari 18 pernyataan yang terbagi ke dalam lima aspek yaitu, aspek
perumusan tujuan pembelajaran, aspek isi yang disajikan, aspek bahasa, aspek
waktu dan aspek keterpaduan. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) oleh guru SMP Negeri 16 Pekanbaru disajikan pada Tabel 13 di bawah ini.
49
Tabel 13. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis
Inkuiri terbimbing Oleh Guru SMP Negeri 16 Pekanbaru.
No. Aspek yang Dinilai Persentasi
Kelayakan (%) Tingkat Kelayakan
1. Perumusan tujuan
pembelajaran 93,75 % Sangat layak
2. Isi yang disajikan 89,28 % Sangat layak
3. Bahasa 75,00 % Cukup layak
4. Waktu 75.00 % cukup layak
5 Keterpaduan 80,00 % Sangat layak
Rata-rata validasi RPP 88,57 % Sangat layak
Sumber: Data oleh Peneliti
Pada Tabel 13 penilaian RPP berbasis Inkuiri Terbimbing oleh guru SMP
Negri 16 pekanbaru yaitu ibu Widyawti. Beliau adalah guru biologi di SMP
Negeri 16 Pekanbaru. Dari hasil validasi yang dilakukan didapatkan hasil secara
keseluruhan bahwa RPP berbasis Inkuiri terbimbing sangat layak dengan
persentase kelayakan yaitu 88,57%. Adapun rincian persentase tiap aspek yaitu
aspek perumusan tujuan pembelajaran persentase kelayakan 93,75% dengan
tingkat kelayakannya sangat layak, aspek isi yang disajikan persentase kelayakan
89,28% dengan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek bahasa persentase
kelayakan 75,00% dengan tingkat kelayakannya cukup layak, aspek waktu
persentase kelayakan 75,00% dengan tingkat kelayakan cukup layak, aspek
keterpaduan persentase kelayakan 80,00% dengan tingkat kelayakannya sangat
layak. Secara rinci hasil analisis kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing oleh guru SMP Negeri 16 Pekanbaru
dapat dilihat pada lampiran 12.
Menurut guru SMP Negeri 16 Pekanbaru yaitu ibu (WW) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah sangat bagus layak untuk diuji cobakan namun perlu revisi,
berikut saran dan komentar.
50
Tabel 14. Saran dan komentar oleh guru SMPN 16 pekanbaru
Nama validator guru
SMP 16 pekanbaru
Saran dan Komentar Guru SMA As-Shofa Pekanbaru
Wiedyawati, S.Pd., MM
1. Cek kembali proses penulisannya terutama dalam
meletakkan nomor ditujuan pembelajaran
Sumber : Oleh peneliti
3) Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
terbimbing Oleh Guru SMP As-Shofa Pekanbaru
Validator guru SMP As-Shofa Pekanbaru adalah bapak (SW), beliau adalah
guru biologi di SMP As-Shofa Pekanbaru. Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) biologi berbasis Inkuiri terbimbing oleh guru bertujuan untuk
mengetahui pendapat guru mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Biologi berbasis inkuiri terbimbing yang dibuat oleh peneliti sebagai dasar dalam
memperbaiki dan meningkatkan kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing dan juga meningkatkan kualitas cara
belajar siswa. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing untuk dilihat, diamati,
dan menyerahkan lembar valiadasi kepada guru. Lembar valiadasi guru terdiri dari
18 pernyataan yang terbagi ke dalam lima aspek yaitu, aspek perumusan tujuan
pembelajaran, aspek isi yang disajikan, aspek bahasa, aspek waktu dan aspek
keterpaduan. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi
berbasis inkuiri terbimbing SMP As Shofa Pekanbaru disajikan pada Tabel 15 di
bawah ini.
51
Tabel 15. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri
Terbimbing Oleh Guru SMP As Shofa Pekanbaru
No. Aspek yang Dinilai Persentasi Kelayakan
(%) Tingkat Kelayakan
1. Perumusan tujuan
pembelajaran 100,00 % Sangat layak
2. Isi yang disajikan 92,85 % Sangat layak
3. Bahasa 75,00 % Cukup layak
4. Waktu 75,00 % Cukup layak
5 Keterpaduan 100,00 % Sangat layak
Rata-rata validasi RPP 88,57 % Sangat layak
Sumber: Data oleh Peneliti
Pada Tabel 15 penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing oleh guru SMP As Shofa Pekanbaru yaitu
bapak (SW). Beliau adalah guru Biologi di SMP As-Shofa Pekanbaru. Dari hasil
validasi yang dilakukan didapatkan hasil secara keseluruhan bahwa RPP berbasis
Inkuiri Terbimbing sangat layak dengan persentase kelayakan yaitu 88,57%.
Adapun rincian persentase tiap aspek yaitu aspek perumusan tujuan pembelajaran
persentase kelayakan 100,00% dan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek isi
yang disajikan persentase kelayakan 92,85% dan tingkat kelayakannya sangat
layak, aspek bahasa persentase kelayakan 75,00% dan tingkat kelayakannya
sangat layak, aspek waktu persentase kelayakan 75,00% dan tingkat kelayakannya
sangat layak, selanjutnya aspek keterpaduan persentase kelayakan 100,00% dan
tingkat kelayakannya sangat layak. Secara rinci hasil analisis kelayakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing oleh guru
SMP as-shofa pekanbaru dapat dilihat pada lampiran 13.
Menurut bapak (SW), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi
berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan sudah bagus dan layak untuk diuji
cobakan di lapangan, namun harus direvisi, berikut saran dan komentar validator
guru SMP As Shofa Pekanbaru yang dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini.
52
Tabel 16. Saran dan komentar oleh guru SMP As Shofa Pekanbaru
Nama validator guru
SMP as-shofa
Saran dan Komentar Guru SMA As-Shofa Pekanbaru
Satria Wadi, S.Si
1. Sumber belajar sebaiknya diperluas, misalnya berupa
vidio atau internet
Sumber: Data oleh Peneliti
Berdasarkan hasil validasi oleh guru yang dinilai oleh tiga orang guru
mata pelajaran Biologi dari tiga sekolah yang berbeda yaitu: 1) SMP As-Shofa
Pekanbaru oleh bapak (SW), 2) SMP Syifa Budi Pekanbaru II oleh ibu (KM), dan
3) SMP Negeri 16 Pekanbaru oleh Ibu (AW). Maka didapat hasil validasi secara
keseluruhan yang disajikan pada tabel 17 dibawah ini.
Tabel 17. Hasil Validasi RPP Berbasis Inkuiri terbimbing oleh Semua Guru
No Aspek yang
Dinilai
Persentasi Kelayakan (%) Rata-rata
Persentase
Tingkat
Kelayakan KM WW SW
1 Perumusan tujuan
pembelajaran
100,00 93,75 100,00 97,91% Sangat layak
2 Isi yang disajikan 100,00 89,28 92,85 94,04% Sangat layak
3 Bahasa 100.00 75,00 75,00 83,33% Sangat layak
4 Waktu 100.00 75,00 75,00 83,33% Sangat layak
5 Keterpaduan 100,00 80.00 100,00 93,33% Sangat layak
Rata-rata validasi RPP 100.00 98,57 88,57 90,38% Sangat layak
Sumber: Data oleh Peneliti
Keterangan:
Kiki Mandala, S.Pd : Guru SMP Al-ashar syifa Buddy II.
Wiedyawati, S.Pd., MM : SMPN 16 pekanbaru
Satria Wadi, S.Si : SMP Islam as-shofa
Pada Tabel 17. penilaian RPP berbasis inkuiri terbimbing oleh masing-
masing guru didapatkan hasil secara keseluruhan bahwa RPP berbasis Inkuiri
terbimbing sangat layak dengan persentase kelayakan yaitu 90,38%. Adapun
rincian persentase tiap aspek secara yaitu aspek perumusan tujuan pembelajaran
53
persentase kelayakan 97,91% dengan tingkat kelayakannya sangat layak, aspek isi
yang disajikan persentase kelayakan 94,04% dengan tingkat kelayakannya sangat
layak, aspek bahasa persentase kelayakan 83,33% dengan tingkat kelayakannya
sangat layak, aspek waktu persentase kelayakan 83,33% dengan tingkat
kelayakannya sangat layak, dan aspek keterpaduan persentase kelayakan 93,33%
dan tingkat kelayakannya sangat layak. Secara rinci hasil analisis kelayakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing
oleh guru dapat dilihat pada lampiran 14.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan pada hasil prosedur
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil pengembangan
ini menghasilkan satu produk yang dikembangkan yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing. Langkah-langkah
pengembangan ini melalui tiga tahapan yaitu tahap analisis (analyze), tahap
perancangan (design) dan tahap pengembangan (development). Penelitian ini
dilakukan di tiga sekolah yaitu: SMP Islam As-Shofa Pekanbaru, SMP Al-Azhar
Syifa Budi Pekanbaru II, dan SMPN 16 Pekanbaru pada kelas VIII. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang sesuai dengan silabus Kurikulum
2013, buku guru, dan buku siswa, dan langkah-langkah inkuiri terbimbing, dan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diintegrasikan tahap-tahap
inkuiri terbimbing. Peneliti melakukan validasi dengan dua orang ahli yaitu ahli
pembelajaran, dan ahli materi, serta tiga orang guru Biologi SMP/ MTs. Adapun
waktu validasi yang dilakukan Peneliti adalah sebagai berikut: tanggal 12-19
september 2018 (ahli pembelajaran), tanggal 2-9 mei 2018 (ahli materi), tanggal
6-10 april 2018 oleh ibu (KM), tanggal 11-18 april oleh bapak (SW) dan tanggal
20-26 april oleh ibu (WW) Validasi guru. Validasi ini sangat berguna bagi
Peneliti karena dengan validasi Peneliti dapat mengetahui kesalahan-kesalahan
yang ada pada RPP serta mendapat saran-saran sehingga RPP yang dihasilkan
teruji kelayakannya.
54
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis
inkuiri terbimbing bertujuan untuk memperoleh tanggapan mengenai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berbasis inkuiri terbimbing yang layak
sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya pada bagian ini akan
diuraikan tentang karakteristik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
kelayakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi validasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (ahli pembelajaran, ahli materi dan
guru).
1. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berikut ini akan di uraian hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berbasis Inkuiri terbimbing oleh para ahli dan guru.
1) Aspek Perumusan Tujuan
Aspek perumusan tujuan pembelajaran terdiri atas empat indikator yaitu
kelengkapan identitas RPP, kesesuaian tujuan pembelajaran dengan KI dan KD,
ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke dalam indikator, kesesuaian indikator
dengan tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan aspek perumusan tujuan oleh
validator ahli pembelajaran dilakukan satu tahap dengan persentase sebesar
100.00% dengan tingkat kelayakan sangat layak. Selanjutnya oleh guru
mendapatkan persentase sebesar 100,00% dan memiliki tingkat kelayakan sangat
layak. Hal ini sesuai dengan kriteria kelayakan yang dicontohkan oleh Akbar
(2013: 158) pada Tabel 5. dan sesuai dengan Permendikbud 81 A tahun 2013
yang menyatakan bahwa tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. tujuan mengaju pada indikator, paling
tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek
kemampuan).
55
2) Aspek isi yang disajikan
Aspek isi yang disajikan terdiri atas tujuh indikator yaitu sistematika
penyusunan RPP, kesesuaian materi ajar dengan tujuan pembelajaran, ketepatan
penggunaan strategi belajar (pendekatan dan metode), kesesuaian uraian kegiatan
siswa dan guru untuk setiap tahap pembelajaran, kejelasan skenario pembelajaran
(tahap-tahap kegiatan pembelajaran; awal, inti, penutup), dan kelengkapan sumber
belajar, petunjuk penilaian yang digunakan mudah dipahami, tepat dan jelas.
Secara keseluruhan aspek isi yang disajikan oleh validator ahli pembelajaran
mendapatkan 92,85% dengan tingkat kelayakan yang sangat layak, dan
selanjutnya oleh guru mendapatkan persentase sebesar 95,53% dan memiliki
tingkat kelayakan sangat layak. Sesuai dengan permendikbud nomor 22 tahun
2016 menyatakan bahwa komponen RPP terdiri atas identitas sekolah, identitas
mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Pada aspek isi yang disajikan Peneliti mendapatkan komentar dan saran dari
validator yaitu dari, kesesuaian materi ajar dengan tujuan pembelajaran, kejelasan
skenario pembelajaran tahap-tahap kegiatan pembelajaran: awal, inti dan penutup,
dan kelengkapan sumber belajar. Kemudian pada kesesuaian materi ajar dengan
tujuan pembelajar tersebut validator ahli memberikan saran agar tujuan sesuai
dengan materi di dalam RPP. Saran tersebut diterima oleh Peneliti dengan
mengece kembali materi dan tujuan pembelajaran. Pada indikator kelengkapan
sumber belajar, validator guru menyarankan sumber belajar harus ditambah dan
tidak hanya buku saja. Saran tersebut diterima oleh Peneliti dengan menambahkan
sumber belajar lain yang relevan selain dari buku.
56
3) Aspek Bahasa
Aspek bahasa terdiri atas satu indikator yaitu penggunaan bahasa sesuai
dengan EYD, komunikatif, dan kesederhanaan struktur kalimat. Secara
keseluruhan aspek bahasa oleh validator ahli pembelajaran mendapatkan
persentase sebesar 100,00% dan memiliki tingkat kelayakan sangat layak,
selanjutnya oleh guru mendapatkan persentase sebesar 100,00% dan memiliki
tingkat kelayakaan sangat layak. Bahasa berperan penting sebagai alat
komunikasi. Oleh karena itu, di dalam RPP perlunya penggunaan bahasa yang
sesuai dengan EYD, komunikatif, dan menggunakan struktur kalimat yang
sederhana dan mudah dipahami, agar maksud dan tujuan yang telah dirumuskan
oleh guru dapat tersampaikan kepada peseerta didiknya. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kunandar (2013: 31) bahwa langkah
penguatan proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah menekankan
kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan
berpikir logis, sistematis, dan kreatif.
4) Aspek Waktu
Aspek waktu terdiri atas satu indikator yaitu ketepatan alokasi waktu yang
digunakan dan rincian waktu untuk setiap tahapan pembelajaran. Secara
keseluruhan aspek waktu oleh validator ahli pembelajaran mendapatkan
persentase sebesar 75,00% dan memiliki tingkat kelayakan cukup layak.
Selanjtnya oleh guru mendapatkan persentase sebesar 83,33% dan memiliki
tingkat kelayakan sangat layak. Pada aspek waktu ini Peneliti mendapatkan
saran/komentar terutama pada bagian identitas awal RPP yang mana alokasi
waktu dan banyaknya pertemuan di dalam RPP harus dibuat lebih jelas. Saran
tersebut diterima oleh Peneliti dengan membuat alokasi waktu dalam identitas
RPP lebih jelas.
Berdasarkan permendikbud nomor 81 A tahun 2013 menyatakan bahwa
langkah-langkah pengembangan RPP salah satunya adalah menentukan alokasi
waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu
57
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
5) Aapek keterpaduan
Aspek keterpaduan terdiri atas lima indikator yaitu kemampuan
menyajikan unsur materi sains dalam RPP Biologi berbasis inkuiri terbimbing,
kebenaran konsep inkuiri terbimbing sesuai dengan yang dikemukakan para ahli
materi, kesesuaian antara model inkuiri terbimbing dan materi dengan konsep
ilmu sains (Biologi), kemampuan menerapkan model inkuiri terbimbing yang
ditanamkan. Secara rinci aspek keterpaduan mendapatkan persentase 100.00 %
dan memiliki tingkat kelayakan sangat layak. Menurut arsyad (2012: 252) dalam
Norlatifah (2014) keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara
ketika elemen-elemen yang diamati akan berfungsi secara bersama-sama, elemen-
elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu kesatuan sehingga dapat
membantu dalam pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
57
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing pada
materi pokok struktur tumbuhan dan pemanfaatannya dalam teknologitelah
berhasil disusun.
2. Penelitian pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi
tahap: Analisis (Analyze), Desain (Design), dan Pengembangan (Development)
ini telah menghasilkan produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Biologi
berbasis inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur tumbuhan dan
pemanfaatannya dalam teknologiuntuk kelas VIII SMP/MTs.
3. Hasil validasi oleh tiga validator yaitu ahli pembelajaran 85,71% (sangat
layak), ahli materi 90.27% (sangat layak ) kemudian 3 validator guru IPA
Biologi sebagai pengguna dengan rata-rata persentase hasil validasi 90,38%
(sangat layak).
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inkuiri Terbimbing pada materi
pokok Materi pokok struktur tumbuhan dan pemanfaatannya dalam
teknologiyang dikembangkan sangat layak berdasarkan hasil validasi dua orang
ahli pembelajaran dan materi kemudian penelitian yang telah dilakukan di tiga
sekolah SMPN/MTs pekanbaru
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan subyek penelitian yang lebih banyak sehingga
hasil yang didapatkan lebih layak dengan melanjutkan penelitian ke tahap
selanjutnya (implementation dan evaluation).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inkuiri Terbimbing yang telah
dikembangkan dapat digunakan sebagai alternative acuan dalam penyusunan
RPP untuk materi Biologi yang lain.
57
3. Perlu adanya kerjasama yang serius antara pihak pengembang dengan sekolah
sehingga penelitian yang dilakukan tidak berlangsung lama dan dihasilkan
produk yang benar-benar berkualitas tinggi.
4. Untuk pengembangan yang lebih sempurna diharapkan validator untuk masing-
masing ahli minimal 2 orang dengan gelar Dr.
63
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa`dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Amri, S & Ahmadi, K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Jakarta. PT. Prestasi Pustaka.
Daryanto & Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
Faturrohman, M. 2016. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta. Ar-Ruzz
Media.
Haryanto, Fitri Anggaraini. (2014). Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam
Mengembangkan RPP Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Menggunakan
Bloom’s Taxonomy Cognitive Domain Learning Stages pada Mahasiswa
Semester VI Fkip Bahasa Inggris. Universitas Kanjuruhan: Malang.
Hasbullah. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. PT. Rajagrafindo
Persada.
Jaya, I.M., Sadia, I.W. & Arnyana, I.B.P. 2014. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Biologi Bermuatan Pendidikan Karakter dengan Setting
Guided Inquiry untuk Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar Siswa
SMP. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA. Vol 4, (2014).
Kamilah, A. 2014. Pengembangan Modul Biologi Berbasis Islam-Sains Sebagai
Bahan Ajar Mandiri Pada Sub Materi Pokok Komponen Ekosistem Untuk
Siswa Kelas X Madrasah Aliyah (MA). Skripsi. FKIP UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun Ajaran 2014/ 2015. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2014. Pembelajaran Biologi Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta:
Kemendikbud.
64
Kunandar. 2014. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sartifikasi Guru. Jakarta. PT.
Rajagrafindo Persada.
Majid, A & Andayani D (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung. PT. Alfabeta.
Norlatifah, A. (2014). Multimedia Pembelajaran dengan Menggunakan Adobe
Flash CS4 pada Materi Kesebangunan di SMP/MTS Kelas IX. Skripsi
diterbitkan. Banjarmasin: Institut Agama Islam Negeri Antasari Fakultas
Tarbiyah.
Pradiwilaga, DS. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta: Kencana.
Prasetwo, A. 2012.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Orientasi Standar Pendidikan. Jakarta.
PT. Kharisma Putra Utama.
Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta. PT. Fajar Interpratama
Mandiri.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
PT. Raja Grafindo Persada.
Sitepu. 2012. Penulis Buku Teks Pelajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto, 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT.
Rineka Cipta.
- Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta.
PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&d). Bandung: Penerbit Alfabeta
- Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Dan Pengembangan (Research And
Development/ R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukmadinata Syaodih, N. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
65
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Fajar
Interpratama Mandiri.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
- Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta. PT. Kharisma Putra Utama.
Wena, M. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
top related