pengembangan pembelajaran shalat berbasis media …
Post on 15-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SHALAT BERBASIS
MEDIA SCHOOLOGY PADA MATA KULIAH AL-ISLAM
KEMUHAMMADIYAHAN BAGI MAHASISWA PROGRAM S1
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Rini Elvri
Universitas Muhammadiyah Pontianak |iburinielvry@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menghasilkan pembelajaran shalat dan
mengujicobakan pembelajaran shalat berbasis media schoology pada mata kuliah
al-Islam Kemuhammadiyahan yang valid, dan bermanfaat sebagai pembelajaran
shalat berbasis media schoology dalam mata kuliah al-Islam
Kemuhammadiyahan, bagi mahasiswa keperawatan. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode pengembangan ADDIE. Langkah-langkah
pengembangannya adalah sebagai berikut: analisys, desain, development,
implementation, dan evaluation. Tapi pada penelitian ini peneliti melakukan
langkah pengembangan sampai pada tahap pengembangan saja. Validasi produk
pengembangan mencakup: uji ahli materi, uji ahli bahasa, uji ahli media, uji coba
kelompok kecil, uji coba kelompok besar. pembelajaran shalat berbasis media
schoology ini telah di uji cobakan pada mahasiswa semester II program studi s1
STIK Muhammadiyah Pontianak tahun 2015/2016 yang berjumlah 28 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, qusioner,
wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
pembelajaran shalat berbasis schoology valid. Valid berdasarkan ahli validasi dan
(2) teruji hasil keterpakaiannya sebagai pembelajaran shalat berbasis media
schoology layak keterpakaiannya berdasarkan uji coba kelompok kecil dan
kelompok besar mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak.
Kata kunci: Bahan ajar shalat, Schoology, Al-Islam Kemuhammadiyahan
2
A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat
ini tidak dapat dihindarkan lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan
global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan, terutama
penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Kecenderungan perubahan dan
inovasi dalam dunia pendidikan akan terus terjadi dan berkembang dalam
memasuki abad ke-21 sekarang ini.
Terlaksananya strategi pembelajaran yang baik, meliputi pengajaran, diskusi,
membaca, menulis, berbicara, Tanya jawab, penugasan, presentasi dan evaluasi
tergantung satu atau lebih tiga mode dasar dialog sebagai berikut (Boettcher,1999).
Dialog antara dosen dengan mahasiswa, dialog antara mahasiswa dengan sumber
belajar, dialog diantara mahasiswa.
Pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan optimal apabila ketiga aspek
tersebut diselenggarakan dengan komposisi yang serasi.
Adapun tujuan pembelajaran al-islam kemuhammadiyahan khusus materi ajar
shalat Membentuk sarjana muslim yang taat dan benar dalam beribadah, unggul
dalam bermuamalah, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Demikian
juga Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an tentang pentingnya menuntut ilmu
dan berilmu, al-Qur’an surah Muhammad ayat 19, yaitu:
3
Artinya: “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut di sembah)
selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat
tinggalmu”
KAJIAN TEORI
1. Konsep Pembelajaran
Gagne (dalam Pribadi, 2011:6) mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai
“a set of events which affect leaners in such a way that learning is facilitated”.
Pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang mempengaruhi pebelajar
sedemikian rupa sehingga perubahan perilaku yang di sebut hasil belajar
terfasilitasi. Menurut Suparman (2012:10) bahwa pembelajaran mengandung
makna bahwa serangkaian kegiatan belajar itu di rancang lebih dahulu agar terarah
pada tercapainya perubahan perilaku yang diharapkan.
2. E-Learning, Learning Management System dan Schoology
Menurut Munir (2012: 170), “e-learning adalah program aplikasi berbasis
internet yang memuat semua informasi tentang seputar pendidikan yang jelas,
dinamis, dan akurat serta up to date memberikan kemudahan bagi para
pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online”. Proses belajar
mengajar yang biasanya dilakukan di kelas, dapat dilakukan melalui internet
secara jauh tanpa harus tatap muka.
4
Learning management system adalah program perangkat lunak berbasis
server yang menghubungkan database yang memuat informasi mengenai
pengguna, bagian dari materi pelajaran, dan substansi materi (pina ,2010 :1)
dalam Pina, Anthoby A.2010.An Overview of learning Management Systems.
Dalam Kats, Yevin (Ed), Learning Management System Technologies and
software Solutions for Online Teaching: Tools and Applications (hlm. 1-19).
New York: IGI Global. Dengan media pendukung ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. kegiatan belajar mengajar online
(terhubung ke internet).
Salah satu LMS yang dirasa cocok digunakan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran adalah schoology.
Pengertian schoology menurut Aminoto dan Pathoni (2014: 21) adalah
website yang memadukan e-learning dan jejaring sosial. Konsepnya sama seperti
edmodo, namun e-learning dengan schoology mempunyai banyak kelebihan.
Fiturnya tidak selengkap moodle, namun untuk pembelajaran elearning di
sekolah sudah sangat memadai. Fitur-fitur yang dimiliki schoology adalah
Courses, Group, Discussion, Resources, Quiz, Attendance, dan Analytics.
Schoology merupakan sistem pembelajaran (LMS) yang dirancang dengan baik
berbasis web (web-based tool).
B. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (Development Research). Akker (1999) mendiskripsikan
penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yakni, 1) Pengembangan
prototipe produk, 2) perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan
evaluasi prototype produk tersebut.
5
2. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan
mengadopsi penelitian pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) yang dikemukakan oleh Walter Dick, Lou Carey,
dan James O. Carey. Model ini muncul pada tahun 1990 yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda.
Gambar 1. Penelitian Pengembangan ADDIE
3. Prosedur Penelitian Pengembangan
a. Analisis (Analysis)
b. Desain (Design)
c. Pengembangan (Development)
d. Implementasi.
e. Evaluasi (Evaluation)
• analisis kurikulum , analisis sumber belajar (ketersediaan, kesesuaian, kemudahan)
Analysis
• Merancang bahan ajar, memilih atau menentukan bahan ajar
Design
• Merancang kerangka konseptual
• Mendesain produk
• Validasi
• Revisi
Development
• Penerapan di kelas / ujicoba
Implementation
• Evaluasi formatif
• Evaluasi summatif
Evaluation
6
1. Uji Coba Produk
Tahapan uji coba tersebut di mulai dari adanya produk awal, kemudian produk
awal tersebut di uji coba dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Uji ahli atau validasi,
1. Analisis Konseptual
2. Revisi I
3. Uji coba kelompok kecil, atau uji coba dilakukan terhadap kelompok kecil
sebagai pengguna produk.
4. Revisi II
5. Uji coba lapangan (field testing)/kelompok besar
6. Revisi III
7. Produk akhir
B. Subyek Uji Coba
Subyek Uji coba atau sampel untuk uji coba dilihat dari jumlah dan cara
memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. beberpa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih sampel.
a. Penentuan sampel yang digunakan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup
dan tahapan penelitian pengembangan
b. Sampel hendaknya representative, terkait dengan jenis produk yang akan
dikembangkan, terdiri dari tenaga ahli dalam bidang studi, ahli
perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal
(preliminary field test).
7
2. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan,
efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan
dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Untuk memepermudah peneliti di dalam pengumpulan data digunakan
berbagai teknik pengumpulan data aatu pengukuran yang disesuaikan dengan
karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian.
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
observasi, wawancara dan dokumentasi.
4. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Gambar 2. Pengolahan data interaktif menurut Miles dan Huberman
Data Collection
Data
Reduction
Data Display
Conclutions:
Drawing/verifyi
ng
8
Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase dari masing-
masing subjek adalah sebagai berikut:
Persentase = ( Jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggix 100% (Tegeh dan Kirna,
2010:101)
Keterangan:
∑= Jumlah
n= Jumlah seluruh item angket.
Selanjutnya, untuk menghitung prosentase keseluruhan subjek digunakan
rumus:
Persentase= F
Nx 100% (Tegeh dan Kirna, 2010:101)
5. Pengecekkan Keabsahan Data
Ketekunan, triangulasi, pemeriksaan melalui diskusi, pengecekan melalui
diskusi,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendesain pembelajaran shalat berbasis schoology.
2. Mengembangkan flow chart
9
Gambar 3. Flow chart pembelajaran shalat berbasis schoology
Uji Coba
1). Uji Ahli
Uji ahli mencakup validasi ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan
dosen pengampu mata kuliah.
a. Uji ahli pengampu mata kuliah
Berdasarkan hasil penilaian dosen pengampu mata kuliah al-Islam
Kemuhammadiyahan terhadap pembelajaran shalat berbasis media Schoology
Media
Schoology
Petunjuk
penggunaan
SK-KD
Indikator
ketercapaian
hasil belajar
Materi
Pokok
Pengalaman
belajar
Evaluasi
10
sebagaimana yang dicantumkan pada tabel diatas, maka dapat dihitung
persentase tingkat pencapaian pembelajaran shalat berbasis media Schoology
sebagai berikut:
Persentase = ( Jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggix 100%
Persentase = 136 𝑥 1
29 𝑥 5x 100%
Persentase = 136
145x 100%
Persentase = 0,937 x 100 %
Persentase = 93,7 %
Karena bobot setiap pilihan adalah 1, maka persentasenya adalah 93,7 %.
Setelah dikonversi skala 5, persentase tingkat pencapaian 93,7 % berada pada
kualifikasi sangat baik sehingga pembelajaran shalat berbasis media Schoology
beserta bacaannya tidak perlu revisi.
b. Uji ahli materi
Berdasarkan hasil penilaian ahli materi terhadap pembelajaran shalat
berbasis medis Schoology sebagaimana yang dicantumkan pada tabel diatas,
maka dapat dihitung persentase tingkat pencapaian bahan ajar berbasis media
Schoology sebagai berikut:
Persentase = ( Jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggix 100%
Persentase = 133 𝑥 1
29 𝑥 5x 100%
Persentase = 133
145x 100%
Persentase = 91,7%
Karena bobot setiap pilihan adalah 1, maka persentasenya adalah 91,7
%. Setelah dikonversi skala 5, persentase tingkat pencapaian 91,7 % berada
pada kualifikasi sangat baik sehingga bahan ajar berbasis media Schoology
beserta bacaannya tidak perlu revisi.
11
c. Uji ahli Media
Berdasarkan hasil penilaian ahli media terhadap bahan ajar berbasis media
Schoology sebagaimana yang dicantumkan pada tabel diatas, maka dapat
dihitung persentase tingkat pencapaian bahan ajar berbasis media Schoology
sebagai berikut:
Persentase = ( Jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggix 100%
Persentase = 96 𝑥 1
23 𝑥 5x 100%
Persentase = 96
115x 100%
Persentase = 0,834 x 100 %
Persentase = 83,4%
Karena bobot setiap pilihan adalah 1, maka persentasenya adalah 83,4 %.
Setelah dikonversi skala 5, persentase tingkat pencapaian 83,47 % berada
pada kualifikasi baik sehingga pembelajaran shalat berbasis media Schoology
beserta bacaannya tidak perlu revisi.
d. Uji Ahli bahasa
Berdasarkan hasil penilaian ahli bahasa terhadap pembelajaran shalat berbasis
media Schoology sebagaimana yang dicantumkan pada tabel diatas, maka dapat
dihitung persentase tingkat pencapaian pembelajaran berbasis media Schoology
sebagai berikut:
Persentase = ( Jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggix 100%
Persentase = 19 𝑥 1
5 𝑥 5x 100%
12
Persentase = 19
25x 100%
Persentase = 0,76 x 100 %
Persentase = 76 %
Karena bobot setiap pilihan adalah 1, maka persentasenya adalah 76 %. Setelah
dikonversi skala 5, persentase tingkat pencapaian 76 % berada pada kualifikasi
baik sehingga bahan ajar berbasis media Schoology beserta bacaannya tidak
perlu revisi.
Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sehingga pengguna
produk. Kelompok kecil ini berjumlah 3 orang. Uji coba ini dilakukan dengan
meminta mahasiswa-mahasiswa tersebut membuka aplikasi schoology dan
mempelajari materi yang ada didalam schoology yang sudah divalidasi oleh ahli
materi, media, dosen pengampu dan uji coba perorangan, serta diperbaiki lagi
(prototype 1).
Revisi II
Revisi ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
masih ada pada schoology tersebut. Berikut perubahan sebelum dan sesudah
revisi yang berdasarkan hasil saran-saran dari small group.
Hasil revisi Prototype berikut ini dianggaap baaik karena sudah memenuhi
kriteria valid dan praktis yang siap diujicobakan.
Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
Setelah diperoleh pembelajaran shalat berbasis schoology yang valid, praktis,
kemudian dilakukan uji lapangan (field test) pada subjek penelitian yang telah
ditentukan, yaitu mahasiswa Sekolah Tinggi Keperawatan Muhammadiyah
semester 2
13
Revisi III
Berdasarkan hasil penilaian uji coba kelompok besar, maka pada dasarnya
pembelajaran shalat erbasis Schoology tidak perlu direvisi atau perbaikan-
perbaikan. Pada uji coba kelompok besar tidak ada saran atau masukan yang
diberikan.
Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi evaluation) yang meliputi tes
formatif. Berikut hasil-hasil rekapitulasi angket tentang aktivitas belajar
menggunakan bahan ajar berbasis media schoology. Dengan menggunakan
rumus Presentase ketuntasan (p).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan sebelumnya, secara umum dapat
disimpulkan bahwa:
1. Prosedur pengembangan pembelajaran shalat berbasis schoology pada mata
kuliah al-Islam Kemuhammadiyahan mengacu pada model ADDIE yang
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda dengan langkah-langkah sebagai
berikut : (1) Analysis (Analisis), pada tahap ini yang dilakukan ada dua hal
pertama analisis kinerja, mengidentifikasi masalah dengan mencari kekurangan
pada metode pembelajaran di sekolah Tinggi Ilmu Keperwatan Muhammadiyah
Pontianak kedua, analisis kebutuhan pembelajaran shalat (2) Design (rancangan)
tahap desain merumuskan tujuan pembelajaran dan menyusun tes, kemudian
menentukan dan memilih pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, (3)
Development (pengembangan) pada tahap ini peneliti melakukan peta program,
mengumpulkan materi yang relevan dengan tujuan pembeljaran, menyusun
petunjuk penggunaan untuk mahasiswa dan dosen, selanjutnya menyusun
14
instrumenpengumpulan data yang akan dikembangkan bertujuan untuk
mengumpulkan data disaat tahap uji validasidan uji coba lapangan , mengecek
kelayakan produk berupa bahan ajar shalat berbasis media schoology validasi
produk mencakup: uji ahli materi, media bahasa dan dosen pengampu mata
kuliah dan ujicoba kelompok kecil dan besar yang terakhir adlah hasil produk ,
penelitian yang mengacu pada model ADDIE ini cukup sampai pada tahap
pengembangan, sementara tahap implementasi dan evaluasi belum peneliti
lakukan.
2. Berdasarkan analisis keterpakaian produk pembelajaran shalat berbasis
media schoology dalam mata kuliah al-Islam Kemuhammadiyahan di Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak. Maka hasil yang diperoleh
adalah 91,7% yang tergolong sangat baik, dari sudut pandang ahli materi. Media
pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan kurikulum dan tujuan
pembelajaran dan tidak perlu revisi. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh
ahli media dengan menggunakan instrument angket, dengan kriteria penilaian
empat aspek yaitu: tampilan, tipografi, pemograman dan kelengkapan media,
hasil yang diperoleh adalah 83,47% yang tergolong baik. Sesuai dengan syarat
keterpakaian media dari sudut pandang ahli media, media schoology memenuhi
kriteria keterpakaian yaitu media yang memiliki tampilan baik pada layar dan
system navigasi yang jelas dan lengkap. Berdasarkan analisis dari ahli bahasa
dengan menggunakan instrument angket dengan kriteria yaitu: kesesuaian
bahasa, kelugasan bahasa, kemampuan membangkitkan keingin tahuan
mahasiswa. Hasil yang dieproleh 76% tergolong baik. Berdasarkan validasi
dosen pengampu mata kuliah al-Islam Kemuhammadiyahan dengan
menggunakan instrument angket, dengan 4 kriteria penilaian, dengan hasil yang
diperoleh 93,7%, yang tergolong sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis schoology sudah cukup baik dan
15
praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran dilihat dari hasil angket
mahasiswa skor rata-rata yang diperoleh 5,14 menunjukkan mahasiswa tergolong
sangat aktif. Hasil dari uji coba kelompok besar hampir semua mahasiswa tidak
mangalami masalah, mereka malah semakin senang mengunjungi schoology
terlihat dari kehadirannya. Hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa,
mereka merasakan bahwa bahan ajar berbasis scchoology sangat bermanfaat
untuk pembelajaran. Hasil evaluasi dengan skor 3,57 menunjukkan
kebermanfaatan dan keterpakaian pembelajaran shalat berbasis media schoology
secara menyeluruh tergolong baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aminoto, Tugiyo dan Pathoni, Hairul. 2014. Penerapan Media E-Learning Berbasis
Schoology untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil BelajarMateri Usaha
dan Energi di Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Fisika.
Jambi: Universitas Jambi.
Arifin M. 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta; Bumi Aksara. hlm. 14
Asep Herry Hernawan, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Sumber:
www.academia.edu/diunduh pada tanggal 2/11/2016
Association for Educational Communications and Technology. 1986. Definisi
Teknologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Fakultas Sains dan Teknologi, Modul Pelatihan Pemanfaatan e-learning schoology.
Universitas Darussalam Gontor.
Hendrastomo, Grendi. 2007. Pengembangan E-Learning sebagai Alternatif Model
Pembelajaran. (Online). (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/
16
Grendi%20Hendrastomo,%20MM,%20MA./artikel%20e-learning%
20for%20journal%20ok.pdf), diunduh pada tanggal 25 agustus 2016
Hefni Harjani. 2008. The 7 Islamic Daily Habits. Jakarta: Pustaka IKADI.
I Made Tegeh, I Made Kirna. 2013. “Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian
Pendidikan Dengan ADDIE Model”: e-journal.undiksha.ac.id. Vol.11(1)
Kade Ferry Apriyana dan Nyoman Wirya 2015.Pengembangan Portal E-Learning
Berbasis Schoology Pada Mata Pelajaran Ips Kelas VIII Di SMP Negeri 1
Desak Putu Parmiti, Banjarangkan. Tesis.
Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas
RI.
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Padang: Akademia Permata.
Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah. 2013. Pedoman pendidikan Tinggi AIK,
al-Islam Kemuhammadiyahan, Yogyakarta: Majelis Pendiddikan Tinggi PP
Muhamamadiyah.
Maryani, Sri. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Mata
Kuliah Komputerisasi Akuntansi (Studi Kasus: Myob Accounting 17 Pada
Modul Banking). (Online), (http://www.gunadarma.ac.id/
library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_21205188.pdf), diunduh
pada tanggal 10 september 2016
Mujib Abdul dan Mudzakkir Jusuf. 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media,
Mulyatiningsih, 2015. Pengembangan Model Pembelajaran. Sumber: staff.uny.ac.id
/diunduh pada tanggal 23/11/206
17
Mukhlishin Hamdil. 2013: Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Menghasilkan Perolehan Belajar Konsep Kimia. Tesis.
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medik
Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal. (Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret
2015: 64-81 ISSN 2088-205X)
Nana. 2009 Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensindo
top related