pengembangan budaya religius siswa melalui …repository.iainpurwokerto.ac.id/3475/1/cover_bab i_bab...
Post on 02-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUDAYA RELIGIUS SISWA
MELALUI PROGRAM PESANTREN DI SMK KOMPUTAMA
MAJENANG KABUPATEN CILACAP
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh :
SELVIA ANA ROSANA
NIM. 1323301209
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Selvia Ana Rosana
Nim : 1323301209
Jenjang : S-1
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa Naskah Skripsi berjudul “PENGEMBANGAN BUDAYA
RELIGIUS SISWA MELALUI PROGRAM PESANTREN DI SMK
KOMPUTAMA MAJENANG KABUPATEN CILACAP” ini secara keseluruhan
adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya dalam
skripsi ini diberi tanda citasi dan di tunjukan dalam daftar pustaka.
Purwokerto, 27 Desember 2017
Yang menyatakan,
Selvia Ana Rosana
NIM. 1323301209
v
PENGEMBANGAN BUDAYA RELIGIUS SISWA MELALUI PROGRAM
PESANTREN DI SMK KOMPUTAMA MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
SELVIA ANA ROSANA
1323301209
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
ABSTRAK
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari
kehidupan. Dengan pendidikan bisa memajukan kebudayaan dan mengangkat derajat
bangsa di mata internasional. Pendidikan akan sangat terasa gersang apabila tidak
berhasil mencetak sumber daya manusia yang berkualitas (baik segi spiritual, intelegensi,
dan skill). Sehingga diperlukan peningkatan mutu pendidikan supaya bangsa ini tidak
tergantung pada status bangsa yang sedang berkembang tetapi bisa menyandang predikat
bangsa maju. Untuk memperbaiki kehidupan bangsa harus dimulai dari penataan dalam
segala aspek dalam pendidikan, mulai dari aspek tujuan, sarana, pembelajaran, manajerial
dan aspek lain yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kualitas pembelajaran.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Program-program
Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui Program Pesantren di SMK Komputama
Majenang Kabupaten Cilacap? Pokok persoalannya adalah program-program
pengembangan budaya religius siswa, dan manfaatnya ialah siswa dapat membentuk
karakter pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dengan adanya pembiasaan-pembiasaan
kegiatan religius yang ada di sekolah.
Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan pengambilan latar di SMK Komputama
Majenang Kabupaten Cilacap. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara
mengumpulkan seluruh data kemudian menganalisis data, menyajikan data dan penarikan
kesimpulan. Objek penelitiannya adalah pada program-program pengembangan kultul
religius melalui program pesantren, sedangkan subjeknya ialah siswa kelas X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan budaya religius siswa
melalui pesantrenisasi, terdapat program-program yang dapat mengembangkan kultur
religius siswa, baik program yang ada di pesantren maupun di program keagamaan di
sekolah. Adanya program apel bahasa asing setiap pagi, yasinan setiap jumat pagi, pidato
bahasa asing setiap sabtu pagi, penggunaan seragam koko dan muslim pada hari jumat,
pembiasaan menyapa guru ketika berpapasan, dan lain sebagainya.
Kata kunci : Budaya Religius, Program Pesantren.
vi
MOTTO
ل على ا هلل و كفى با هلل و كيلا وتوك
“Dan Bertaqwalah kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai
Pemelihara”
(QS. AL-Ahzab: 03)
vii
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan skripi ini kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sayat dan Ibu Tarminah yang telah
membesarkan, mendidik, dan selalu mendo‟akan penulis dengan penuh
ketulusan dan kasih sayang.
2. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu mendo‟akan dengan tulus.
3. Guru-guru selama TK, SD, SMPN, dan MAN atas semua ilmu yang telah
diberikan selama ini.
4. Dosen-dosen IAIN Purwokerto yang telah membimbing dan memberikan
ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
5. Para sahabat penulis yang turut membantu dan menemani penulis dalam
mengerjakan skripsi.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan segala puja dan puji syukur Allah yang
sudah memberi banyak sekali kenikmatan dan rahmat serta karunia-Nya yang atas izin-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga
curahan salam itu juga sampai pada keluarga, sahabat, dan selaku ummatnya.
Atas hidayah dan inayah-Nya, serta bantuan dari berbagai pihak, maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN BUDAYA
RELIGIUS SISWA MELALUI PROGRAM PESANTREN DI SMK
KOMPUTAMA MAJENANG KABUPATEN CILACAP”
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana S-1 Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Selama penyusunan ini penulis
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Dr. Kholid Mawardi, S.Ag.,M. Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
2. Dr. Fauzi, M. Ag., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
3. Dr. Suparjo, S. Ag.,M.A Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
4. Dr. Kholid mawardi, S.Ag.,M. Hum., sebagai Penasehat Akademik PAI F
Angkatan tahun 2013.
5. Dr. Rohmat, M.Ag.,M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran.
ix
6. Segenap dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap Staf Administrasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto.
8. Kusnana, S.Kom., selaku Kepala Sekolah SMK Komputama Majenang
yang telah memberikan izin untuk penelitian.
9. Mashuri Bekti, S.Pd.I selaku Waka Bahasa dan ketua pengelola pesantren.
10. Keluarga besar kawan seperjuangan kelas PAI F angkatan 2013 yang
selalu mendukung penulis
11. Keluarga besar Pramuka IAIN Purwokerto, Racana Sunan Kalijaga dan
Cut Nyak Dien yang selalu mendukung dengan tulus.
12. Semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT memberikan
balasan yang lebih baik.
Ungkapan terimakasih dan do‟a yang dapat penulis sampaikan untuk
membalas dukungan dan bimbingan yang telah diberikan, semoga amal
baiknya diridhoi Allah SWT. Penulis mohon maaf jika dalam penyusunan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Purwokerto, 27 Desember 2017
Penulis,
Selvia Ana Rosana
NIM. 1323301209
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
MOTTO .................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Definisi Operasional ............................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 21
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 21
E. Kajian Pustaka ..................................................................................... 22
F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 25
BAB II PENGEMBANGAN BUDAYA RELIGIUS SISWA
A. Pengembangan Kultur Religius Siswa................................................. 27
1. Pengertian Budaya Religius .................................................. 27
2. Pengembangan Budaya Religius Siswa ................................ 28
3. Indikator Budaya Religius .................................................... 29
B. Pengertian dan Tujuan Program Pesantren .......................................... 34
1. Pengertian Program Pesantren .............................................. 37
xi
2. Tujuan Program Pesantren .................................................... 37
C. Sekolah Asrama (Boarding School) ...................................................
1. Pengertian Sekolah Asrama (Boarding School) ...........................
2. Keunggulan Sekolah Asrama (Boarding School) .........................
D. Strategi Pengembangan Budaya Religius Siswa .................................. 48
1. Tataran nilai yang dianut ...................................................... 48
2. Tataran praktik keseharian .................................................... 48
3. Tataran simbol-simbol budaya .............................................. 49
E. Program-program Pengembangan Budaya Religius Siswa .................. 50
1. Dilaksanakan Sholat berjamaah dengan tertib dan disiplin
di masjid madrasah atau sekolah .......................................... 50
2. Tidak terlibat dalam perkelahian antar peserta didik ............ 51
3. Sopan santun berbicara antara peserta didik, peserta didik
dengan guru dan tenaga kependidikan, antara guru dengan
guru, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya ........ 51
4. Cara berpakaian peserta didik dan guru yang Islami ............ 52
5. Cara pergaulan peserta didik dan guru sesuai dengan norma
Islam, seperti saling hormat dan toleran ............................... 52
6. Pergaulan peserta didik dengan guru dan tenaga
kependidikan lainnya sesuai dengan norma Islam ................ 53
7. Peserta didik, guru dan tenaga kependidikan lainnya datang
ke sekolah tepat waktu .......................................................... 54
8. Tercipta budaya senyum, salam dan sapa ............................. 54
9. Saling menghormati, membantu dan berbagi antara
warga sekolah ....................................................................... 55
xii
10. Warga sekolah menjaga keindahan diri, ruangan
dan lingkungan sekolah ........................................................ 55
11. Warga sekolah lemah lembut dalam bertutur kata ................ 56
12. Warga sekolah didiplin dalam belajar .................................. 56
13. Peserta didik disiplin dalam bermain .................................... 57
14. Warga sekolah disiplin dalam beribadah .............................. 57
15. Warga sekolah disiplin dalam berolahraga ........................... 58
16. Warga sekolah tidak terlibat miras dan narkoba ................... 58
17. Warga sekolah berperilaku jujur ........................................... 58
18. Tercipta budaya mengucapkan selamat atas prestasi yang
diraih warga sekolah ............................................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 60
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................... 61
C. Data dan Sumber Data .......................................................... 62
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 64
1. Observasi ........................................................................ 64
2. Wawancara ..................................................................... 65
3. Dokumentasi ................................................................... 65
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 66
1. Reduksi Data................................................................... 67
2. Penyajian Data ................................................................ 67
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi ..................................... 67
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data ............................................................................
1. Gambaran Umum SMK Komputama Majenang
Kabupaten Cilacap .......................................................... 69
a. Letak Geografis .......................................................... 69
b. Sejarah Berdiri ........................................................... 69
c. Visi dan Misi .............................................................. 71
d. Struktur Organisasi .................................................... 73
e. Keadaan Peserta Didik ............................................... 77
f. Sarana Prasarana ........................................................ 78
2. Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui
Program Pesantren di SMK Komputama Majenang
Kabupaten Cilacap ...............................................................
B. Analisis Data......................................................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 118
B. Saran ............................................................................................... 119
C. Penutup............................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pedoman Penelitian
Lampiran 2 Hasil Observasi di SMP Komputama Majenang
Lampiran 3 Hasil wawancara dengan Kepala SMK Komputama Majenang
Lampiran 4 Hasil wawancara dengan Pengelola Pusat Pesantren dan WAKA
Bahasa SMK Komputama Majenang
Lampiran 5 Hasil wawancara dengan siswa kelas IX TKJ I SMK Komputama
Majenang
Lampiran 6 Foto kegiatan Pengembangan Kultur Religius Siswa SMK
Komputama Majenang
Lampiran 7 Surat Izin Observasi Pendahuluan
Lampiran 8 Surat Keterangan Riset Individual
Lampiran 9 Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Riset Individual
Lampiran 10 Surat Keterangan Persetujuan Judul Skripsi
Lampiran 11 Surat Keterangan Permohonan Persetujuan Judul Skripsi
Lampiran 12 Surat Keterangan Mengikuti Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 13 Blangko Pengajuan Judul Proposal Skripsi
Lampiran 14 Blangko Pengajuan Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 15 Rekomendasi Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 16 Daftar Hadir Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 17 Surat Keterangan Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 18 Berita Acara Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 19 Berita Acara Mengikuti Sidang Munaqosyah
Lampiran 20 Blangko Bimbingan Skripsi
Lampiran 21 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 22 Surat Waqaf Buku Perpustakaan
Lampiran 23 Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif
Lampiran 24 Surat Rekomendasi Munaqosyah
xv
Lampiran 25 Sertifikat PPL
Lampiran 26 Sertifikat KKN
Lampiran 27 Sertifikat Pengembangan Bahasa Inggris
Lampiran 28 Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab
Lampiran 29 Sertifikat Ujian BTA dan PPI
Lampiran 30 Sertifikat Ujian Aplikom
Lampiran 31 Sertifikat Opak
Lampiran 32 Sertifikat Peserta Makrab
Lampiran 33 Sertifikat Peserta Pelatihan Menulis di Media Masa Beersama Suara
Merdeka Biro Banyumas
Lampiran 34 Sertifikat Peserta Workshop Takhrij Hadits
Lampiran 35 Sertifikat Panitia Launching dan Seminar Buku Antologi Puisi
“Cahaya Tarbiyah”
Lampiran 36 Ijazah KMD (Kursus Mahir Dasar)
Lampiran 37 Piagam Penghargaan Sebagai Peserta PWN (Perkemahan
Wirakarya Nasional) XIII Tahun 2016
Lampiran 38 Piagam Penghargaan Panitia KMD (Kursus Mahir Dasar) Kwartir
Daerah Jawa Tengah
Lampiran 39 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, masyarakat mengenal atau memandang bahwa
pendidikan adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang secara resmi atau secera
formal dilakukan di sebuah lembaga tertentu yang biasa digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar secara tertib, rapi, terprogram dan terjadwal.1
Karena itu dikenallah istilah pendidikan sekolah dan atau pendidikan
madrasah baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta atau masyarakat.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas
dari kehidupan. Dengan pendidikan bisa memajukan kebudayaan dan
mengangkat derajat bangsa di mata internasional. Pendidikan akan sangat
terasa gersang apabila tidak berhasil mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas (baik segi spiritual, intelegensi, dan skill).2 Sehingga diperlukan
peningkatan mutu pendidikan supaya bangsa ini tidak tergantung pada status
bangsa yang sedang berkembang tetapi bisa menyandang predikat bangsa
maju. Untuk memperbaiki kehidupan bangsa harus dimulai dari penataan
dalam segala aspek dalam pendidikan, mulai dari aspek tujuan, sarana,
pembelajaran, manajerial dan aspek lain yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.3
1 Usman, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2010).hlm.101.
2 M. Joko Susilo, Pembodohan siswa tersistematis, (Yogyakarta: PINUS Book Publiser,
2007), hlm. 4 3 Saekhan Muchits, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008),
hlm.3.
2
Pada dasarnya pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta
didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu
mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri serta
memberikan konstribusi yang bermakna dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan bangsanya.4 Pendidikan
merupakan tindakan antisipatoris, karena apa yang dilaksanakan pada
pendidikan sekarag akan diterapkan dalam kehidupan pada masa yang akan
datang. Maka pendidikan saat ini harus mampu menjawab persoalan-persoalan
dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi saat ini juga. Berdasar atas
tanggung jawab itu, maka para pendidik, terutama pengembang dan pelaksana
kurikulum harus berfikir ke depan dan menerapkannya dalam pelaksanaan
fungsi dan tugasnya.
Rumusan tujuan dalam pendidikan nasional yang menjadikan
pencapaian dalam bidang iman dan takwa sebagai prioritas disebabkan karena
bangsa Indonesia dibangun berdasarkan sendi-sendi agama. Pendidikan
terbukti mampu mengembangkan sumber daya manusia serta memiliki
kemampuan untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan sehingga
kehidupan manusia semakin beradab merupakan karunia Allah SWT.
Pengembangan nilai-nilai kemanusiaan pada dasarnya bermula dari
usia dini sampai usia dewasa dengan ilmu pendidikan dan pengetahuan
keagamaan yang didapatnya dengan adanya pengaplikasian dalam kehidupan
sehari yang terus dikembangkan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
4 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, (Malang: UIN Maliki Press,
2010).hlm.1.
3
Budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh siswa di sekolah dapat berdampak
pada proses pengembangan diri siswa yang disertai dengan pendalaman
Agama Islam yaitu (PAI) Pendidikan Agama Islam.
Upaya pengembangan PAI dalam mewujudkan budaya religius
sekolah tentu tidak mudah, karena perlu usaha yang sungguh-sungguh dan
dukungan semua pihak, khususnya pimpinan sekolah. Pengembanagn PAI
dalam mewujudkan budaya religius sekolah menarik untuk dikaji lebih
mendalam agar dihasilkan strategi pengembangan PAI dalam mewujudkan
budaya religius di sekolah.
Dengan terbentuknya budaya religius di sekolah, lingkungan sekolah
akan memberi aura positif bagi keberlangsungan aktifitas yang asri di sekolah.
Yang dapat membawa dampak intern maupun ekstern bagi sekolah yang
pastinya positif dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilakukan. Dengan
demikian pembiasaan kultur (budaya) religius di sekolah diharapkan mampu
meningkatkan dan memperkokoh nilai ketauhidan seseorang, pengetahuan
agama dan pratik keagamaan. Sehingga pengetahuan agama yang diperoleh di
sekolah tidak hanya dipahami saja sebagai sebuah pengetahuan akan tetapi
bagaimana pengetahuan itu mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Pengembangan budaya agama dalam komunitas madrasah atau
sekolah berarti bagaimana mengembangkan agama islam di madrasah sebagai
pijakan nilai, semangat, sikap, dan perilaku bagi para actor madrasah, guru
dan tenaga kependidikan lainnya, orang tua murid, dan peserta didik itu
4
sendiri.5 Pelaksanaan budaya religius di sekolah mempunyai landasan kokoh
yang normatif religius maupun konstitusional sehingga tidak ada alasan bagi
sekolah untuk mengelak dari usaha tersebut.6 Oleh karena itu,
penyelenggaraan pendidikan agama yang diwujudkan dalam membangun
budaya religius di berbagai jenjang pendidikan, patut untuk dilaksanakan.
Karena dengan tertanamnya nilai-nilai budaya religius pada diri siswa akan
memperkokoh imannya dan aplikasinya nilai-nilai keislaman tersebut dapat
tercipta dari lingkungan di sekolah.7 Untuk itu membangun budaya religius
sangat penting dan akan mempengaruhi sikap, sifat dan tindakan siswa secara
tidak langsung
Pendidikan agama di sekolah, tidak saja di madrasah atau di sekolah
yang bernuansa islami tetapi juga di sekolah-sekolah umum sangatlah penting
untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik,
karena pendidikan agama amelatih anak didik untuk melakukan ibadah yang
diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek agama yang menghubungkan
manusia dengan Tuhannya. Karena praktek-praktek ibadah itulah yang akan
membawa jiwa anak kepada Tuhannya. Semakin sering dilakukan ibadah,
semakin tertanam kepercayaan dan semakin dekat pula jiwa sang anak
terhadap Tuhannya. Disamping praktek ibadah, anak didik harus dibiasakan
mengatur tingkah laku dan sopan santun baik terhadap orang tua yang lebih
5 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Rajawali Press, 2008).,hlm.133. 6 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam Pemberdayaan,
Pengembangan Kurikulum Hingga Redifinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Remaja Rosda,
2003).,hlm.23. 7 Saeful Bakri, Strategi Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Religius di Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Ngawi, (Malang: Tesis UIN Malang,2010).,hlm.46.
5
tua maupun terhadap sesama teman sebayannya. Kepercayaan kepada Tuhan
tidak akan sempurna bila isi ajaran-ajaran dari Tuhan tidak diketahui betul-
betul. Anak didik harus ditunjukkan mana yang disuruh dan mana yang
dilarang oleh Tuhannya.
Sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah yang memilliki pesantren
memiliki nilai kelebihan tersendiri, dimana siswa tidak hanya di bekali oleh
ilmu pengetauan dan keterampilan saja, akan tetapi ilmu agama Islampun di
perolehnya.8 Pendidikan pesantren merupakan pusat pengembangan Sumber
Daya Manusia (Human Resources) agar memiliki kehidupan yang lebih baik
dan memiliki sikap memanusiakan manusia (humanis).
Secara umum dalam berbagai literatur tujuan pendidikan pesantren,
menurut Sahal Mahfud, adalah membentuk atau mempersiapkan manusia yang
akram (lebih bertaqwa kepada Allah SWT) dan shalih (yang mampu mewarisi
bumi ini dalam arti luas, mengelola, memanfaatkan, menyeimbangkan dan
melestarikan) dengan tujuan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
(sa’adah fi darain). Sementara itu, perpu 55/2007 pasal 26 menyebutkan,
bahwa: pendidikan pesantren ditujukan untuk menanamkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk
mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
untuk menjadi ilmu agama (mutafakih) dan atau menjadi muslim yang
8 Fathul Aminudin Aziz, Manajeman Pesantren, (Purwokerto: STAIN Press,
Purwokerto,2010),hlm.12.
6
memiliki keterampilan/keahlian untuk membangun kehidupan yang islami di
masyarakat.9
Sekolah menengah kejuruan (SMK) yang notabene adalah sekolah
umum di bawah naungan menteri pendidikan dan olahraga yang memiliki
suatu kelebihan diantara sekolah menengah atas (SMA) yaitu lebih
menonjolkan keterampilan atau psikomotorik. Dengan sekolah di SMK, siswa
tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan umum tetapi juga keterampilan sesuai
dengan jurusan yang dipilihnya. Nilai tambahan lainnya adalah adanya SMK
yang memiliki program pesantren di sekolah yang mewajibkan siswanya
untuk mengikuti program tersebut. Jadi siswa tidak hanya memiliki ilmu
pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi juga ilmu agama Islam yang dapat
menjadi suatu kebiasaan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan atau budaya
religius yang di ikuti baik di pesantren maupun di sekolah untuk dapat
dikembangkan lebih baik lagi.
Di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap, sudah
menerapkan program pesantren di sekolah yang memiliki visi “Membentuk
Pribadi Mandiri dan berkeadaban”. Dimana di sekolah ini sudah menerapkan
budaya religius yang di tanamkan kepada siswa agar dapat membentuk pribadi
yang berkeadaban sesuai dengan ajaran agama Islam untuk menuju generasi
yang gemilang. Dengan memiliki 12 kelas siswa X, 13 kelas siswa kelas XI
dan 13 kelas siswa kelas XII, SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap
mampu bersaing dengan sekolah lain dengan kelebihan yang dimiliki dengan
9 Suryadharma Ali, Reformasi Paradigma Pendidikan Islam, (Malang: UIN Maliki Press,
2013).,hlm.100-101.
7
hasil siswa yang cukup banyak dan dapat menarik minat para orang tua siswa
untuk dapat menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
B. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dalam memahami judul skripsi serta terhindar
dari kesalahpahaman maka terlebih dahulu perlu dijelaskan istilah-istilah yang
ada pada judul proposal skripsi yang penulis susun. Adapun istilah yang
dimaksud ialah:
1. Pengembangan Budaya Religius Siswa
a. Pengertian Budaya Religius
Menurut Siswanto, budaya religius adalah suatu keyakinan
yang memberikan identitas atau karakteristik suatu organisasi yang
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai pegangan dalam
berperilaku, berpikir, dan rasa saling memiliki, serta rasa kebersamaan
di antara mereka.10
Suatu keyakinan yang menjadi pedoman atau pegangan dalam
berperilaku sehari-hari, tentulah kita berpedoman sesuai dengan
syariat Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadits. Maka tidak
hanya perilaku kita saja yang akan terarah dengan baik, tetapi juga
cara berpikir kita, rasa persaudaraan kita sebagai sesama muslim, dan
rasa toleransi kita kepada pemeluk agama lain.
10
Siswanto, Apa dan Bagaimana Mengembangkan Kultur Sekolah, (Klaten: Bossscript,
2017).,hlm.14.
8
Menurut Chusnul Chotimah budaya religius adalah upaya
terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku
dan budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh masyarakat di
dalamnya. Dimana tradisi tersebut sudah tertanam kedalam lubuk hati
setiap individu yang sebenarnya individu tersebut sudah melakukan
ajaran agama.11
Budaya religius atau budaya keagamaan yang sudah
dilaksanakan oleh warga sekolah di lingkungan sekolah yang memiliki
program program atau kegiatan-kegiatan yang dapat memberi dampak
positif kepada siswa maupun guru dan staf karyawan sekolah dengan
terbentuknya sifat atau karakter yang bercirikhas sesuai dengan visi
dan misi sekolah tersebut.
Menurut Muhammad Fathurrohman, budaya religius adalah
upaya terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam
berperilaku dan budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga di
lembaga pendidikan tersebut.12
Lembaga pendidikan yang dimaksud
adalah sekolah, dengan menjadikan agama sebagai tradisi dalam
lingkungan sekolah maka secara sadar maupun tidak ketika warga
sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut sebenarnya
warga sekolah sudah melakukan ajaran agama.
Budaya keagamaan (religi) adalah menanamkan perilaku atau
tatakrama yang tersistematis dalam pengamalan agamanya masing-
masing sehingga terbentuk kepribadian dan sikap yang baik (akhlaqul
11
Chusnul Chotimah, Komplemen Manajemen Pendidikan Islam,...hlm.341. 12
Muhammad Fathurrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Yogyakarta: Kalimedia,2015).,hlm.51.
9
karimah).13
Bentuk kegiatan: budaya salam, doa sebelum/sesudah
belajar, doa bersama menyambut UN/US tadarus dan kebaktian, sholat
dzuhur berjamaah, lima hari belajar, LOKETA (lomba keterampilan
agama), studi amaliah ramadhan, hafalan juz amma, budaya bersih,
kegiatan praktek ibadah, buka puasa bersama, dan PHBI (peringatan
hari besar Islam).
Jadi menurut penulis, budaya religius adalah upaya
terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam
berperilaku, berpikir, dan membentuk rasa saling memiliki, serta rasa
kebersamaan di antara mereka. Dimana tradisi tersebut sudah tertanam
kedalam setiap individu masing-masing dan dapat
mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengembangan Budaya Religius Siswa
Menurut Muhaimin Pengembangan budaya religius adalah
bagian dari pembiasaan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan
di sekolah dan di masyarakat. Pembiasaan ini memiliki tujuan untuk
menanamkan nilai-nilai agama Islam yang diperoleh siswa dari hasil
pembelajaran disekolah untuk diterapkan dalam perilaku siswa sehari-
hari.14
Banyak hal bentuk pengamalan nilai-nilai religius yang bisa
dilakukan di sekolah seperti: saling mengucapkan salam, pembisaan
menjaga hijab antara laki-laki dan perempuan (misal: laki-laki hanya
13 https://wijayalabs.wordpress.com/2009/01/31/school-culture-2/. Diakses pada tanggal
20 januari pada pukul 16.00 WIB. 14 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,...hlm.139.
10
bisa berjabat tangan siswa laki-laki dan guru laki-laki, begitu juga
sebaliknya), pembisaan berdoa, sholat dhuha, dzuhur secara
berjamaah, mewajibkan siswa dan siswi menutup aurat, hafalan surat-
surat pendek dan pilihan dan lain sebagainya.
Pengembangan budaya religius siswa adalah suatu proses kerja
cermat dalam merubah “suatu keadaan” yang terstruktur sesuai
dengan tujuan di sekolah dengan segala kebiasaan aktifitas yang sudah
dijalankan dengan segala keberagamaan disertai dengan sikap
toleransi yang dilaksanakan oleh setiap individu (siswa) yang
mengikuti suatu proses pembelajaran.
Jadi menurut penulis, pengembangan budaya religius siswa
adalah segala bentuk pembiasaan penerapan nilai-nilai agama dalam
kehidupan di sekolah yang dilakukan dengan tujuan jelas sesuai
dengan visi dan misi yang telah disepakati bersama demi terwujudnya
nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku yang diikuti
oleh seluruh warga sekolah khususnya siswa dengan adanya suatu
perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
c. Indikator Budaya Religius
1) Wujud Ideal (gagasan)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di alam
11
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-
buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2) Wujud Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
3) Wujud Artefak (Benda)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara
ketiga wujud kebudayaan. Contoh kebudayaan Islam yang
berbentuk hasil karya di antaranya: seni ukiran kaligrafi yang
12
terdapat di masjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid dan lain
sebagainya.15
2. Pengertian dan Tujuan Program Pesantren
a. Pengertian Program Pesantren
Secara etimologi perkataan pesantren berasal dari akar kata
santri dengan awalan “pe” dan akhiran “an” berarti “tempat tinggal
santri”. Selain itu, asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan
dari kata “sant” (manusia baik) dengan suku kata “ira” (suka
menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan
manusia baik-baik.16
Demikian juga Ziemek menyebutkan bahwa asal
etimologi dari pesantren adalah pe-santri-an, “tempat santri”.17
KH.Abdurrahman Wahid mendefinisikan pesantren sebagai
place where (santri) live. Pesantren menurut Muzayin Arifin
mendefinisikan pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama
yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem
asrama (kampus). Santri-santri menerima pendidikan agama melalui
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah
kedaulatan dari leadership seorang atau nenerapa Kiai dengan ciri-ciri
khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.18
15 https://syafroafni.wordpress.com/2012/11/11/kebudayaan-islam/. Diakses pada tanggal
21 Januari 2018 pada pukul 11.00 WIB. 16
Samsul Nizar, “Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
Nusantara”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013).,hlm.87. 17
Hariadi, Evolusi Pesantren, (Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang,2015).,hlm.9. 18
Fathul Aminudin Aziz, Manajemen Pesantren....hlm.7.
13
Menurut penulis, program pesantren adalah sebuah lembaga
pendidikan yang mengajarkan berbagai keilmuan untuk memberikan
keseimbangan dalam berbagai disiplin ilmu, sehingga memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menciptakan rasa sosial
kemasyarakatan yang tinggi.
b. Tujuan Program Pesantren
Secara umum tujuan pendidikan pesantren, menurut Sahal
Mahfud19
, adalah membentuk atau mempersiapkan manusia yang
akram (lebih bertaqwa kepada Allah SWT) dah shahih (yang mampu
mewarisi bumi ini dalam arti luas, mengelola, memanfaatkan,
menyeimbangkan dan melestarikan) dengan tujuan mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (sa’adah fi darain). Sementara itu,
Perpu 55/2007 pasa 26 menyebutkan, bahwa: pendidikan pesantren
ditujukan untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT., akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik untuk
menjadi muslim yang memiliki keterampilan/keahlian untuk
membangun kehidupan yang islami di masyarakat.
Menurut M.Arifin, tujuan didirikannya pesantren pada
dasarnya terbagi kepada kedua hal yaitu tujuan khusus dan tujuan
umum. 20
Tujuan khusus yaitu mempersiapkan para santri untuk
menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang
19
Suryadharma Ali, Reformasi Paradigma Keilmuan Islam,...hlm.100-101. 20
Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
Nusantara,...hlm.90-91.
14
bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat. Sedangkan
tujuan umum yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia
yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamnya
menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar memalui ilmu dan
amalnya.
Jadi menurut penulis, tujuan pesantren adalah menanamkan
keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT., dapat
membentuk akhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai
pelayan masyarakat, mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, dan
menyebarkan agama atau menegakkan agama Islam dan kejayaan umat
di tengah-tengah masyarakat („izzul Islam wal muslimin), serta
mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
3. Strategi Pengembangan Kultur Religius Siswa
Muhaimin dalam bukunya Rekonstruksi Pendidikan Islam
menjelaskan bahwa: Strategi pengembangan budaya agama di Sekolah
meminjam teori Koentjaraningrat tentang wujud kebudayaan,
meniscayakan adanya upaya pengembangan dalam tiga tataran, yaitu
tataran nilai yang dianut, tataran praktik keseharian, dan symbol-simbol
budaya:
a. Dalam tataran nilai yang dianut perlu dirumuskan secara bersama nilai-
nilai agama yang disepakati dan perlu di kembangkan di sekolah, untuk
selanjutnya dibangun komitmen dan loyalitas bersama diantara semua
warga sekolah terhadap nilai-nilai yang disepakati. Seperti hubungan
15
manusia atau warga sekolah dengan Allah (hubungan vertikal) dan
yang horizontal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah
dengan sesamanya, dan hubungan mereka dengan lingkungan dan alam
sekitarnya.
b. Dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai keagamaan yang
disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan prilaku
keseharian oleh warga sekolah. Proses pengembangan tersebut dapat
dilakukan dengan tiga cara, Pertama, sosialisasi nilai-nilai agama yang
disepakati sebagai sikap dan prilaku ideal yang ingin dicapai pada masa
mendatang di sekolah. Kedua, penetapan action plan mingguan atau
bulanan sebagai tahanan dan langkah sistematis yang akan dilakukan
oleh semua warga disekolah dalam melaksanakan nilai-nialai agama
yang telah disepakati tersebut. Ketiga, Pemberian penghargaan terhadap
prestasi warga sekolah, seperti guru, tenaga kependidikan, dan peserta
didik sebagai usaha pembiasaan (habit formation) yang menjunjung
sikap dan prilaku komitmen dan loyal terhadap ajaran dan nilai-nilai
agama yang disepakati.
c. Dalam tataran simbol-simbol budaya, Pengembangan yang perlu
dilakukan adalah mengganti simbol-simbol budaya yang kurang sejalan
dengan ajaran dan nilai-nilai agama dengan simbol budaya yang
agamis. Perubahan simbol dapat dilakukan dengan mengubah model
berpakaian dengan prinsip menutup aurat, pemasangan hasil karya
16
peserta didik, foto-foto dan moto yang mengandung pesan-pesan nilai-
nilai keagamaan dan lain-lain.21
4. Program-program Pengembangan Budaya Religius Siswa
Menurut Muhaimin, untuk mengembangkan budaya agama atau kultur
religius dalam madrasah atau sekolah diperlukan standar yang jelas, yang
dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat diukur
dan dievakuasi keberhasilannya. Program-program budaya religius siswa
yang dilaksanakan di lingkungan sekolah, adalah:22
a. Dilaksanakan sholat berjamaah dengan tertib dan disiplin di masjid
madrasah atau sekolah.
b. Tidak terlibat dalam perkelahian antar-peserta didik.
c. Sopan santun berbicara antara peserta didik, peserta didik dengan guru
dan tenaga kependidikan, antara guru dengan guru, antara guru dan
tenaga kependidikan dan lainnya.
d. Cara berpakaian peserta didik dan guru yang islami.
e. Cara pergaulan peserta didik dan guru sesuai dengan norma islam,
seperti saling hormat dan toleran.
f. Pergaulan peserta didik dengan guru dan tenaga kependidikan lainnya
sesuai dengan norma Islam.
g. Peserta didik, guru dan tenaga kependidikan lainnya datang ke sekolah
tepat waktu.
h. Tercipta budaya senyum, salam dan sapa.
21 Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam dari Paradigma Pengembangan,
Manajeman Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009).,hlm.182. 22 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,...hlm.138.
17
i. Saling menghormati, membantu dan berbagi antara warga sekolah.
j. Warga sekolah menjaga keindahan diri, ruangan dan lingkungan
sekolah.
k. Warga sekolah lemah lembut dalam bertutur kata.
l. Warga sekolah disiplin dalam belajar.
m. Peserta didik disiplin dalam bermain.
n. Warga sekolah disiplin dalam beribadah.
o. Warga sekolah disiplin dalam berolahraga.
p. Warga sekolah tidak terlibat miras dan narkoba.
q. Warga sekolah berperilaku jujur.
r. Tercipta budaya mengucapkan selamat atas prestasi yang di raih warga
sekolah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Program-program
Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui Program Pesantren di SMK
Komputama Majenang Kabupaten Cilacap?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
program-program Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui Program
Pesantren di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap.
18
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini penulis harapkan dapat memberikan manfaat.
Diantaranya:
a. Bagi sekolah, terutama untuk pengelola pusat pesantren sekolah
sekaligus pembina guru agama Islam di sekolah, Skripsi ini dapat
menjadi bahan evaluasi dalam mengajarkan materi maupun kebiasaan-
kebiasaan budaya perilaku siswa yang sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
b. Bagi peneliti, menambahkan pengetahuan dan menambah pengalaman
tentang bagaimana program-program pengembangan budaya religius
siswa melalui program pesantren di SMK Komputama Majenang
kabupaten Cilacap.
c. Bagi para pembaca, sebagai informasi tambahan khususnya dalam
mengetahui program-program pengembangan budaya religius siswa
melalui program pesantren.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini dimaksudkan untuk mengemukakan teori-teori yang
relevan dengan masalah yang diteliti serta sebagai landasan teoritis dalam
penyusunan dan penelitian ini. Landasan ini perlu ditegaskan agar suatu
penelitian mempunyai dasar yang kuat. Maka penulis menggunakan
referensi/keputusan yang ada relefansinya dengan judul skripsi yang penulis
buat.
19
Skripsi Gladi Guna Pambuni yang berjudul “Pembentukan Karakter
Religius Melalui Pesantren Siswa Ummul Quro di MAN Purbalingga
Kabupaten Purbalingga”. Hasil penelitian yang penulis lakukan,
pembentukan karakter religius melalui pesantren siswa di MAN Purbalingga
yaitu: 1) dengan melakukan langkah-langkah seperti adanya kegiatan rutin,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, 2) adanya faktor pendorong
seperti fasilitas yang terpenuhi, pimpinan madrasah yang welcome, kemudian
ada juga faktor penghambat seperti SDM yang kurang berjalan, belum adanya
asrama putri. Persamaan pada skripsi ini adalah sama-sama adanya program-
program sekolah yang dapat membentuk karakter religius siswa dan adanya
pesantren sisiwa. Perbedaannya adalah pada skripsi ini hanya membentuk
siswa, tidak ada pengembangannya.
Skripsi Veni Rahayu yang berjudul “Pembinaan Karakter Religius
Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri Majenang Kabupaten Cilacap”.
Pada penelitian ini penulis mendapatkan hasil bahwa bentuk pembinaan
karakter religius peserta didik di MAN Majenang Kabupaten Cilacap
diantaranya yaitu dengan pembiasaan dan pendisiplinan, yaitu pembiasaan 3 S
(Senyum Salam Sapa) setiap pagi untuk menyambut kedatangan siswa,
pembiasaan doa bersama melafalkan Asmaul Husna, pembiasaan dan
pendisiplinan sholat dzuhur berjamaah, anjuran sholat dhuha, kajian an-nisa.
Jum‟at infaq, PHBI dan pesantren ramadhan. Persamaan pada skripsi ini
adalah sama-sama membentuk suatu pembiasaan atau budaya yang dapat
20
membentuk karakter religius siswa. Perbedaannya adalah pada skripsi ini tidak
ada program pesantren dari sekolah.
Skripsi Windra yang berjudul “Pembinaan Aktivitas Religius Siswa
SMK Wiworotomo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwasannya pembinaan aktivitas religius siswa menggunakan
metode memberikan keteladanan dan membiasakan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan religius yang sudah diprogramkan oleh
sekolah. Hal ini dapat dilihat dari respon positif seluruh warga sekolah baik
guru, karyawan maupun siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan religius
yang ada. Persamaan pada skripsi ini adalah adanya program-program yang
membentuk pada sebuah pembiasaan yang menjadi aktifitas religius.
Perbedaannya adalah pada skripsi ini tidak ada program pesantren dari
sekolah.
Skripsi Dewi Ratna Utami yang berjudul “Upaya Mewujudkan Budaya
Religius di SMK Negeri 1 Kalibagor Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian
ini menunjukkan di lakukan upaya-upaya seperti melalui kebijakan kepala
sekolah, kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakulikuler, dan pembiasaan
keagamaan secara konsisten. Persamaan dalam skripsi ini adalah sama-sama
menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam diri peserta didik dengan upaya
melalui perwujudan budaya religius. Perbedaannya adalah pada skripsi ini
tidak ada program pesantren dari sekolah.
Skripsi yang berjudul “ Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui
Program Pesantren di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap”
21
dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang ada.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan merupakan kerangka skripsi yang maksudnya
memberi petunjuk mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam tulisan dari awal hingga akhir. Yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
Pada bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman pernyataan
keaslian, halaman pengesahan, halaman nota pembimbing, halaman moto,
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran-lampiran.
Bagian kedua memuat pokok-pokok permasalahan yang termuat dalam
bab I sampai bab V.
Bab I. Pendahuluan. Pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika pembahasan skripsi.
Bab II. Pengembangan Budaya Religius Siswa Melalui Program
Pesantren. Landasan teori ini berisi pembahasan yaitu membahas tentang
pengembangan budaya religius siswa meliputi pengertian budaya religius,
pengembangan pengembangan budaya religius siswa, indikator budaya
religius, pengertian dan tujuan program pesantren, sekolah asrama (boarding
school) meliputi pengertian sekolah asrama (boarding school), keunggulan
sekolah asrama (boarding school), startegi pengembangan budaya religius
siswa dan program-program pengembangan budaya religius siswa.
22
Bab III. Metode penelitian. Metode penelitian terdiri dari jenis
penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data dan teknik analisis data.
Bab IV. Hasil penelitian. Merupakan pembahasan tentang hasil
penelitian yang terdiri dari yang pertama adalah pengembangan budaya
religius siswa di SMK Komputama Majenang, strategi pengembangan budaya
religius siswa di SMK Komputama Majenang, lalu kegiatan-kegiatan
pengembangan budaya religius siswa di SMK Komputama Majenang.
Kemudian yang kedua yaitu gambaran mengenai tempat penelitian
seperti letak geografis, sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi
meliputi daftar guru dan tenaga non kependidikan, keadaan peserta didik,
sarana dan prasarana di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap.
Bab V adalah Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran,
dan kata penutup.
Kemudian pada bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka,
lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penyajian data yang telah penulis peroleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi sehingga penulis memperoleh data yang
kemudian dianalisis dengan melihat landasan teori yang telah disebutkan pada
bab dua, maka dapat disimpulkan bahwa bagaimana program-program
pengembangan budaya religius siswa melalui program pesantren di SMK
Komputama Majenang Kabupaten Cilacap seperti berikut:
1. Program-program pengembangan budaya religius siswa melalui
program pesantren di SMK Komputama Majenang meliputi:
a. Di adakannya program wajib pesantren dari sekolah bagi siswa kelas
X.
b. Adanya program pemberian sertifikat pesantren sebagai salah satu
syarat kenaikan kelas.
c. Adanya hafalan Asmaul-Husna dan Sholawat sebelum pembelajaran
dimulai.
d. Adanya apel pagi yang dilaksanakan setiap hari senin sampai hari
kamis pada pukul 07.00-07.30 wib.
e. Program yasinan seminggu sekali pada hari jumat pagi pada pukul
07.00-07.30 wib.
f. Program pidato bahasa asing seminggu sekali pada hari sabtu pagi
pada pukul 07.00-07.30 wib.
24
g. Sholat dzuhur berjamaah.
h. Sikap patuh dan menghormati guru.
i. Membudayakan berbusana muslim pada hari jumat.
j. Adanya pembiasaan kepada siswa putra untuk memakai peci di
sekolah.
k. Adanya kebiasaan menyapa kepada guru, karyawan atau tamu di
sekolah.
2. Dampak yang terjadi dari adanya program pesantren di sekolah
Setelah program pesantren dilaksanakan oleh siswa selama 2 bulan,
ada dampak yang dirasakan di sekolah melalui sikap atau perilaku yang
dapat membawa pada pengembangan kultur religius siswa di sekolah,
dampak yang terjadi antaralain:
a. SMK Komputama Majenang semakin lebih ternama ke luar daerah
dengan adanya program pesantren yang sudah diterapkan di SMK
Komputama Majenang. Ditambah juga dengan adanya tim hadroh
yang terus berkelanjutan, setiap angkatan ada. Tim hadroh juga
mengikuti pertunjukkan-pertunjukkan lokal maupun diluar Majenang.
Serta adanya syekher mania dan pernah menjadi tuan rumah acara
sholawatan se-Majenang.
b. Tercipta nuansa keIslaman atau nuansa pesantren yang terbawa ke
sekolah dengan adanya program pesantren yaitu yang ditujukan
dengan siswa selalu menyapa guru ketika bertemu atau berpapasan,
siswa lebih menghormati guru.
25
c. Siswa menjadi lebih tanggap, ketika siswa masuk kelas sebelum
pembelajaran dimulai lalu siswa diminta wali kelas atau guru piket
untuk hafalan asmaul husna dan sholawatan, siswa menjadi sudah
hafal dan sudah terbiasa. 23
d. Siswa menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, yang
dapat ditujukan dengan selalu mengikuti kegiatan bakti sosial yang
diprogramkan dari sekolah setiap satu bulan sekali dengan respon
siswa yang semangat dan tanggungjawab terhadap tugasnya.
e. Siswa putra maupun putri menjadi lebih termotivasi setelah
melaksanakan program pesantren yang ditujukan dengan penampilan
pakaiannya yang menutup aurat sesuai dengan syariat agama.
f. Setelah siswa melaksanakan program pesantren, siswa menjadi lebih
takdim kepada guru di sekolah.24
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SMK Komputama
Majenang Kabupaten Cilacap mengenai pengembangan kultur religius siswa
di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah:
23 Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Kusnana S.Kom. selaku Kepala Sekolah
SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap pada tanggal 30 Agustus 2017 pada pukul 09.25
WIB. 24
Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Mashuri Bekti S.Pd.I. selaku Pengelola
Pusat Pesantren di SMK Komputama Majenang Kabupaten Cilacap pada tanggal 22 Agustus 2017
pukul 08.30 WIB.
26
a. Semoga tetap konsisten untuk dapat mempertahankan program wajib
pesantren bagi para siswanya guna membentuk insan kamil yang
berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
b. Selalu memantau dan memberi dukungan terhadap program-program
sekolah mengenai budaya religi siswa yang sudah dilaksanakan agar
warga sekolah dapat termotivasi dengan dukungan yang diberikan.
2. Bagi Pengelola Pusat Pesantren dalam program wajib pesantren dari
sekolah:
a. Selalu memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan di pesantren dan sekolah.
b. Selalu memantau setiap perkembangan siswa setiap harinya.
c. Mampu mempertahankan strategi yang sudah berhasil selama ini.
3. Bagi Siswa:
a. Untuk tetap semangat dalam mengikuti setiap kegiatan di pesantren
maupun di sekolah.
b. Untuk mempertahankan budaya religi yang sudah dibangun dan
dilaksanakan di sekolah.
c. Selalu patuh kepada guru di sekolah.
4. Bagi Pembaca:
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, menambah
referensi, dan wawasan keilmuannya.
27
C. Kata Penutup
Atas segala Rahmat Allah SWT yang telah memberikan segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala
perjuangan yang berakhir indah. Terimakasih atas segala pihak yang sudah
terlibat dalam pembuatan skripsi penulis. Semoga Allah membalas semua
kebaikan bagi seluruh pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan, bahasa, dan sebagainya. Karena itulah
kritik dan saran terhadap skipsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat, dapat menambah pengetahuan penulis
dan pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2010. Perbandingan Madzhab. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ali, Suryadharma. 2013. Reformasi Paradigma Keilmuan Islam. Malang: UIN
Maliki Press.
Amin, Rifqi. 2015. Pengembangan Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: PT
LKIS Printing Cemerlang.
Aziz, Fathul Aminudin. 2010. Manajemen Pesantren. Purwokerto: STAIN Press.
Bakri, Saeful. 2010. Stretegi Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Religius
di Sekolah Menengah atas Negeri (SMAN) 2 Ngawi. Malang: Tesis UIN
Malang.
Chotimah, Chusnul. 2014. Komplemen Manajemen Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Sukses Offset.
Engku, Iskandar. 2014. Sejarah Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hariadi. 2015. Evolusi Pesantren. Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang.
Hartinah, Siti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Hasan Umar, M.Ali. 1979. Khasiat dan Fadhilah Asmaul Husna. Semarang:
Kaifa Toha Putra.
Hikmat, Mahi M.. 2014. Metode Penelitian Dalam Pespektif Ilmu Komunikasi
dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ilyas Yunahar. 2000. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengalaman Islam.
Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: PR Rineka Cipta
Muchits, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail Media
Group.
Muhaimin, 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam Pemberdayaan
Pengembangan Kurikulum hingga Redifinisi Islamisasi Pengetahuan.
Bandung: Remaja Rosda.
29
Muhaimin. 2008. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
Jakarta: Rajawali Press.
Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam dari Paradigma Pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mustajab. 2015. Masa Depan Pesantren. Yogyakarta: PT LKIS Printing
Cemerlang.
Nizar, Samsul. 2013. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam
di Nusantara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nurkholis. 2015. Santri Wajib Belajar. Purwokerto: STAIN Press.
Rasjid, Sulaiman. 2013. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah. Malang: UIN
Maliki Press.
Siswanto. 2017. Apa dan Bagaimana Mengembangkan Kultur Sekolah. Klaten:
Bossscript.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prateknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Susilo, M. Joko. 2007. Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: Pinus Book
Publiser.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yagyakarta: Teras.
Usman. 2010. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Sukses Offset.
http://butuh-buku.blogspot.co.id/2014/01/yasin-tahlil.html.
https://muslim.or.id/29254-dianjurkan-memakai-penutup-kepala-shalat.html.
http://syafroafni.wordpress.com/2012/11/11/kebudayaan-Islam/.
http://wijayalabs5.wordpress.com/2009/01/31/school-culture-2/.
http://version2pt0.wordpress.com/2017/02.07/apa-sih-perpedaan-boarding-school-
dengan-pesantren/.
http://www.kajianmakalah.com/2013/03/boarding-school-pengertian-boarding-
school.html.
30
http://sutris02.wordpress.com/2008/09/08/problem-dan-solusi-pendidiksn-
berasrama-biarding-school/.
top related