pengaruh variasitopografimikro terhadap … · 2020. 8. 10. · kedalaman gambut dan genangan air...
Post on 05-Dec-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
PENGARUH VARIASITOPOGRAFIMIKRO TERHADAPVEGETASIHUTAN GAMBUT DI BENGKALIS, RIAU
[Influences of Micro-topography Variation on Peat Forest Vegetation in Bengkalis, Riau]
Mustaid Siregar
Kebun Raya "Eka Karya" Bali LIPICandikuning, Baturiti, Tabanan - Bali 82191
ABSTRACTPeat forest vegetation in Bengkalis, Riau Province was studied using plot method. Two plots of 60 m x 40 m were placed at two locationswhich were different in peat physical condition (Plot 1: hemofibric, > 4 m deep, inundated; and Plot 2: hemosapric, 3 m deep, rarelyinundated). The results showed that there were 79 species (diameter > 2 cm) included 49 species of trees (dbh > 10 cm) and 52 species ofsaplings (diameter 2-9,9 cm). Total number of species in plot 1 was higher (55 species; index diversity- H'=3.048) than that of plot 2 (39species; H'=2.606), but, density and total basal area in plot 1 was lower than that of plot 2. Species similarity index in both plots was 19%.The most dominant tree species in plot 1 were Baccaurea macrocarpa, Ficus sp. and Palaquium hexandrum, whereas in plot 2 wereCalophyllum soulattri, Ganua motleyana and Palaquium burckii. The influence of physical and peat soil nutrient on structure and speciescomposition will be discussed in this paper.
kata kunci/ Key words: Topografi mikro/ micro-topography, vegetasi/ vegetation, hutan gambut/ peat forest, Riau.
PENDAHULUANHutan rawa gambut yang terdapat di wilayah
administratif Kecamatan Bukit Batu dan KecamatanMandau, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riaumerupakan sisa hutan rawa gambut yang masihtergolong baik di Propinsi Riau. Sebagianbesar hutandi kawasan ini telah banyak mengalami kerusakanakibat penebangan atau dikonversi menjadi lahanpertanian atau perkebunan. Berdasarkan Peta RupaBumi dan Peta Satuan Lahan dan Tanah lembarDumai, menunjukkan kawasan ini berada di bagianhulu sejumlah sungai rawa, yang berarti kawasan iniberfungsi sebagai penyangga hidrologi bagi kawasandi bawahnya. Selain itu berdasarkan laporan TimPengkaj ian Departemen Kehutanan (1996), ketebalangambut di daerah ini mencapai 3 meter lebih, iniberarti berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990memenuhi kriterian sebagai kawasan lindung.
Sebagai hutan primer yang tergolong masihbaik, di dalamnya terdapat beranekaragam jenistumbuhan dan hewan yang sebagian di antaranyatergolong endemik. Selain itu, kawasan ini jugadikenal sebagai habitat berbagai jenis burung yangdilindungi seperti Anthracoceros malayanus,
Acriditeres javanicus, Bubo sumatranus, Buceros
rhinoceros dan Bustatur indicus. Bahkan beberapamamalia yang dilindungi seperti Felis bengalensis,
Felis marmorata, Helarctos malayanus dan Neofelis
nebulosa yang tergolong langka dilaporkan masihmenghuni kawasan hutan ini.
Keistimewaan lain dari hutan rawa gambut didaerah ini adalah variasi komunitas yang cukup besar.Pada satu kawasan terlihat Calophyllum soulattri
sangat dominan, tetapi pada tempat lainnya yangtampak dominan adalah Palaquium hexandrum
ataupun Shorea teysmanniana. Besarnya variasitersebut diduga antara lain disebabkan oleh variasitopografi mikro, tingkat pelapukan gambut,kedalaman gambut dan genangan air yang secaravisual tampak sangat bervariasi antara satu tempatdengan tempat lainnya. Untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tipe hutan dikawasan ini, maka telah dilakukan pencacahan hutandi dua lokasi hutan gambut yang memiliki karakteristikberbeda, baik dari segi lingkungan fisik gambutmaupun floranya.
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIANPenelitian dilakukan dalam kawasan lindung
hutan gambut di Kecamatan Bukit Batu, KabupatenBengkalis, Riau. Dua lokasi hutan gambut yang masihtermasuk dalam kawasan hulu Daerah Aliran SungaiBukit Batu, tetapi berbeda karakteristiknya (Gambar1), ditetapkan sebagai lokasi petak. Secara visual
441
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
daerah penelitian adalah berupa dataran yang sedikitberombak dengan pola aliran mengarah ke SungaiBukitbatu yang bermuara ke Selat Bengkalis.
Berdasarkan klassifikasi Schmidt dan Fergusoniklim di daerah penelitian termasuk dalam tipe iklimA yang bercirikan basah sepanjang tahun tanpa adabulan kering. Dari data tahun 1982-199 lyang ada padastasiun iklim terdekat yaitu di Sei Pakning, rata ratacurah hujan tahunan mencapai 2.018 mm. Rata-ratacurah hujan harian berkisar antara 12,4 mm sampai21,1 mm, dengan jumlah hari hujan per bulan berkisarantara 5 13 hari. Temper-atur udara rata rata antara25,5° 26,7° C dengan kisaran mini-mum 22,06° Cyang terjadi pada bulan Agustus dan maksimum 32,9°
C yang terjadi pada bulan Juni. Rata rata kelembabanudara sebesar 82,9% dan rata rata penyinaran mataharisebesar 51,3% (P.T. Mapala Rabda, 1994).
Geologi daerah penelitian terdiri atas batuanalluvial yang tergolong masih muda (resen) dengantipe tanah terdiri atas jenis organosol atau tanahgambut dan glei humus yang berasal dari batuanaluvial (P.T. Mapala Rabda, 1994). Dibawah endapangambut terdapat lapisan tanah alas yang padaumumnya berupa lempung pasiran dengan fraksi pasirhalus, berwarna abu-abu sampai coklat. Peralihanantara lapisan gambut dengan tanah alas terdapatlempung pasiran berwarna abu-abu kehitaman denganbutiran sangat halus.
level air
Tingkat pelapukan gambut
Kandungan bah an kasar
Ketebalan lapisan gambut
Tekstur
Kelas drmnasc
Petakl
Hemofibrik
30%
>4m
Lempung organik
Tergenang
FEtak2
Hemosaprik
15%
3m
Lempung organik
Terhambat
Gambar 1. Profil karakteristik gambut di daerah penelitian.
Gambar 2. Peta daerah penelitian di Kabupaten Bengkalis, Riau
442
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
METODA PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan metodapetak. Pada kedua lokasi dibuat petak bemkuran 60 mx 40 m. Masing masing petak kemudian dibagi lagimenjadi 24 anak petak berukuran 10 m x 10 m untukpencacahan pohon yang berdiameter > 10 cm. Padasetiap seling satu anak petak, dibuat petak berukuran5 m x 5 m sebanyak 12 petak untuk pencacahan anakpohon (belta) yang memil-iki diameter batang 2-9,9 cm.
Data yang dikumpulkan meliputi: nama jenis,jumlah individu, tinggi tajuk, tinggi bebas cabang,diameter batang setinggi dada (dbh) untuk pohon, dandiameter batang pada ketinggian 50 cm di atas tanahuntuk belta. Pengukuran diameter batang pohonberbanir dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas banir.Untuk pengenalan jenis, spesimen bukti diambil untukdiidentifikasi di Herbarium Bogoriense, PuslitbangBiologi LIPI, Bogor. Data yang terkumpul dianalisismenurut cara Cox (1967) dan Greigh Smith (1964).Untuk mengetahui tingkat kekayaan jenis {species
richness) masing masing lokasi dihitung denganmenggunakan Indeks diversitas Shannon (Mueller-Dombois & Ellenberg, 1974; Magurran, 1988):
H ' = -£;>, tap, P=nMyakni H' adalah indeks diversitas Shanon, p.
merupakan proporsi individu dalam jenis ke i yang
diestimasikan sebagai hasil bagi jumlah individu jeniske i («.) dan jumlah total individu tercatat (N). Darinilai indeks diversitas Shanon dihitung indekkemerataannya (Equitability index) berdasarkan rumus:
E = H' / hi Syakni E adalah indek kemerataan jenis, H' indekdiversitas Shanon dan S jumlah jenis.
Untuk mengetahui besarnya kesamaan jenisdi kedua petak penelitian, dihitung berdasarkan indekskesamaan jenis Jaccard (Mueller-Dombois &Ellenberg, 1974):
IS = C / (A+B+C)yakni A jumlah jenis yang hanya terdapat di petakpertama, B jumlah jenis yang hanya terdapat di petakkedua yang dibandingkan, dan C adalah jumlah jenisyang sama-sama terdapat di kedua petak.
HASIL
Vegetasi
Hasil pencacahan di dua petak pengamatantercatat 79 jenis pohon dan belta (diameter batang >2 cm). Individu yang mencapai tingkat pohon (dbh >10 cm) tercatat sebanyak 49 jenis, sedangkan padatingkat belta (diameter 2 9,9 cm) sebanyak 52 jenis.Ringkasan data kuantitatif flora di kedua petakpenelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan data kuantitatif flora (diameter > 2 cm) di petak penelitian.
Pohon (dbh >_10 cm)Jumlah jenisJumlah individuKerapatan pohon / haLuas bidang dasar (m2/ha)Luas bidang dasar (nfVpohon)Indeks diversitas ShannonIndeks kemerataan jenis (Shannon)
Belta (diameter 2 9,9 cm)Jumlah jenisJumlah individuKerapatan individu / haLuas bidang dasar (cm2/ha)Luas bidang dasar (cm2/individu)Indeks diversitas ShannonIndeks kemerataan jenis (Shannon)
Jumlah seluruh jenis (diameter > 2 cm)
Petak 1
33140583,8
24,5000,0423,0482,606
3976
2530,83,98900,00163,2882,463
55
Petak 2
28192800,643,095
0,0540,8720,782
1976
2530,84,28310,00170,8970,836
39
443
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
Jumlah jenis pohon di petak 1 tercatat lebihtinggi, sebaliknya kerapatan pohon dan luas bidangdasarnya lebih kecil dibandingkan petak 2. Padatingkat belta kekayaan jenis di petak 1 juga lebih tinggibahkan dua kali lipat dibandingkan petak 2. Jumlahindividu belta sama di kedua petak, tetapi luas bidangdasarnya lebih tinggi di petak 2 (Tabel 1).
Umumnya jenis-jenis penyusun formasi hutandi kedua petak sangat berbeda (Tabel 2 s.d. 5). Halini tercermin dari rendahnya nilai indek kesamaanjenis kedua petak yaitu 19 %. Pada tingkatan suku,juga terdapat perbedaan pada suku yang dominan dikedua petak penelitian (Tabel 6 dan 7). Berdasarkannilai penting jenis tertinggi, lima jenis utama di petak1 adalah Baccaurea macrocarpa, Ficus sp.,Palaquium hexandrum, Shorea rugosa danDacryodes rugosa, sedangkan di petak 2 adalahCalophyllum soulattri, Ganua motleyana, Palaquium
burckii, P. hexandrum dan Stemonurus malaccensis.
Struktur penyebaran pohon secara vertikalmenunjukkan adanya perbedaan dalam komposisijenis dan kepadatan tajuk di kedua petak penelitian.Penutupan kanopi pohon pada lapisan atas (tinggi >30 m) di petak 1 relatif tidak sepadat penutupan kanopilapisan atas di petak 2. Kanopi pohon di petak 1tampak lebih padat pada lapisan bawah (tinggi < 20
Tabel 2. Dafar jenis pohon (dbh >10cm) di petak 1
m). Pohon pohon menonjol di lapisan I dengan tinggi> 30 m ditempati oleh 10 jenis (30,3 %) atau 17,1 %dari total individu. Jenis yang paling penting di lapisanatas adalah Shorea rugosa, S. bracteolate danPalaquium hexandrum dan Baccaurea macro-carpa.
Pada lapisan II (tinggi 20 30 m) antara lain disusunoleh Spondias mombin, Tristania whiteanum danKnema cinerea dengan total jumlah individu pengisilapisan II sebesar 20,7 %. Pada lapisan bawah (tinggi< 20 m) antara lain disusun oleh Dios-pyros
pilosanthera, Eugenia claviflora, E. lineata danMangifera foetida dengan total jumlah individupengisi lapisan bawah sebesar 62,2 %.
Di petak 2, pohon pohon menonjol di lapisan Idengan tinggi > 30 m dihuni oleh 17 jenis (60,7 %)atau 47,9 % dari total individu. Jenis pohon yangpaling penting di lapisan ini adalah Calophyllum
soulattri, Palaquium hexandrum, Shorea rugosa,
Shorea bracteolata, dan Ardisia hosei. Pada lapisanII (tinggi 20 30 m) antara lain disusun oleh Stemonurus
malaccensis, Knema cinerea dan Dacryodes rugosa
dengan jumlah individu pengisi lapisan II sebesar26 %. Pada lapisan bawah (tinggi < 20 m) antara lainterdapat Mangifera foetida, Eugenia claviflora,
Garcinia dioica dan Myristica iners dengan jumlahindividu pengisi lapisan bawah sebesar 26,1%.
Suku /Jenis(1)
Frekuensi% Luas BD (cm2) Kerapatan / ha Nilai Penting(2) (3) (4) (5)
AnacardiaceaeMangifera foetida Lour.Spondias mombin L.AnnonaceaePolyalthia lateriflora (Bl.) King.BombacaceaeDurio graveolens Becc.BurseraceaeDacryodes rugosa (Bl.) H.J.L.ClusiaceaeGarcinia dioica Bl.DipterocarpaceaeShorea rugosa Hiern.EbenaceaeDiospyrospilosanthera BlancoEuphorbiaceaeBaccaurea macrocarpa M.A.Croton erythostachys Hook.f.Macaranga caladifolia Becc.
12,5025,00
4,17
4,17
33,33
8,33
20,83
16,67
66,674,174,17
513,391270,13
200,96
2289,06
2335,38
523,01
9215,12
673,53
7882,1978,5078,50
12,5125,02
4,17
4,17
37,53
8,34
20,85
16,68
83,404,174,17
5,58111,576
1,911
5,465
17,241
4,028
23,529
7,422
41,3771,7031,703
444
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
Lanjutan Tabel 2. ...
(1)
FabaceaeKoompasia malaccensis Maing.ex Benth.IcacinaceaeStemonurus malaccensis (Mast.) Sleum.LauraceaeActinodaphne multiflora Bth.Alseodaphne coriaceaMoraceaeArtocarpus elasticus Reinw. ex Bl.Ficus sp.MyristicaceaeKnetna cinerea (Poir.) Warb.Myristica iners Bl.MyrsinaceaeArdisia hosei Merr.MyrtaceaeSyzygium claviflora Roxb.Syzygium lineatum (DC.) Merrill & PerrySyzygium sp. 1Syzygium sp. 2Tristaniopsis whiteana Griff.RosaceaeParastemon urophyllus DC.SapindaceaePometia pinnata J.R.& G. Forst.SapotaceaePalaquium hexandrum Bail].Palaquium sp.SimaroubaceaeperupukSterculiaceaeSterculia oblongata RBr.1 jenis tidaV. teridentiiikasi
(2)
4,17
25,00
4,178,33
4,1754,17
16,674,17
16,67
8,3320,834,174,178,334,17
12,50
33,334,17
20,83
16,6712,50
(3)
854,87
2157,97
94,99189,97
530,667825,86
2492,381589,63
2526,13
208,03912,17113,0494,99
1322,73176,63
1911,48
6259,591602,19
1668,91
840,74321,07
(4)
4,17
37,53
4,178,34
4,1766,72
20,854,17
16,68
8,3425,02
4,174,178,344,17
12,51
54,218,34
29,19
25,0212,51
(5)
3,024
15,230
1,7313,461
2,47235,859
11,2324,275
10,575
3,49210,112
1,7611,7315,389
7,960
26,7775,010
12,114
9,1355,253
Tabel 3. Daftar jenis potion (dbh >10cm) di petak 2
Suku /Jenis
(1)Anacardiaceae
Camnosperma coriaceum (Jack) Hall, exMangifera foetida Lour.
BombacaceaeDurio graveolens Becc.
BurseraceaeDacryodes rugosa (Bl.) H.J. Lam.
ClusiaceaeCalophyllum soulattri Burm.f.Calophyllum sp.Garcinia dioica Bl.
DipterocarpaceaeShorea bracteolata Dyer.Shorea rugosa Hiern.Shorea sp.Vatica sp.
Frekuensi (%)(2)
4,178,33
8,33
8,33
79,174,17
29,17
33,334,178,334,17
Luas BD (cm2)
(3)
803,84189,97
3391,99
484,35
40113,50132,67
2956,51
4017,241319,59726,13153,86
Kerapatan/ha(4)
4,178,34
8,34
8,34
191,824,17
50,04
37,534,178,344,17
Nilai Penting(5)
2,0182,664
5,763
2,949
76,4431,369
14,147
14,3302,5173,1831,389
445
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
Lanjutan Tabel 3. ...
(1)Icacinaceae
Stemonurus malaccensis (Mast.) Sleum.Myristicaceae
Knema cinerea (Poir.) Warb.Myristica elliptica H.k.f. et Th.Myristica iners Bl.
MyrsinaceaeArdisia hosei Merr.
MyrtaceaeEugenia claviflora Roxb.
OchnaceaeGomphia serrata (Gaertn.) Kanis
RhizophoraceaeGynotroches axillaris Bl.
SapotaceaeGanua motleyana (De Vriese) PierrePalaquium burckii H.J.L.Palaquium hexandrum Baill.
Simaroubaceaeperupuk
5 jenis tidak teridentifikasi
(2)
54,17
20,834,17
29,17
41,67
16,67
8,33
8,33
79,1737,5062,50
4,1720,85
(3)
5713,23
2103,02132,67968,69
8575,54
1907,55
580,31
271,61
4866,8014163,767680,64
314,001777,26
(4)
75,06
20,854,17
29,19
54,21
16,68
8,34
8,34
108,4254,2166,72
4,1720,85
(5)
24,256
8,2361,3699,619
22,263
6,807
3,042
2,743
31,92026,95126,557
1,5447,921
Tabel 4. Jenis-jenis belta (diameter 2 10cm) di petak 1
Suku/ Jenis
(1)
Frekuensi (%) Luas BD (cm2) Kerapatan / ha Nilai Penting(2) P) (4) (5)
AnacardiaceaeSemecarpus velutinus King.
AnnonaceaeXylopia fusca Maing.
ArecaceaeEleiodaxa confertaLicuala sp.
DipterocarpaceaeShorea rugosa Hiern.
EbenaceaeDiospyros pilosanthera Blanco.Diospyros sp.
EuphorbiaceaeAntidesma spAntidesma montanum Bl.Baccaurea macrocarpa M.A.Croton erythostachis Hook. F.
IcacinaceaeStemonurus sp.
LauraceaeCryptocarya coloneura (Scheff) KostermDehaasia polyneuraLitsea noronhae Bl.
MeliaceaeAglaia odoratissima BlumeDysoxylum exelsum Bl.Dysoxylum sericeum
MoraceaeArtocarpus elasticusArtocarpus kemando Miq.
8,33
8,33
8,338,33
19,625
38,465
3,14012,560
33,3
33,3
33,333,3
4,493
6,065
3,1163,903
8,33
25,00
3,140
101,265
33,3
100,0
3,116
16,678,33
16,6716,678,33
58,33
37,8764,906
88,7056,280
12,756157,196
100,033,3
66,766,766,7
333,0
10,1863,264
13,1136,2335,235
37,050
17,016
8,338,338,33
8,3316,678,33
8,338,33
19,6253,140
23,746
19,62517,27023,746
3,14012,560
33,333,333,3
33,3100,033,3
33,333,3
4,4933,1164,837
4,4938,4664,837
3,1163,903
446
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
Lanjutan Tabel 4. ...
(1) (2) (3) (4) (5)MyristicaceaeKnema cinerea (Poir.) Warb.Myristica iners Bl.
MyrsinaceaeArdisia hosei Merr.
MyrtaceaeEugenia claviflora Roxb.Eugenia sp.Trisiania whiteanum Grifft.
RosaceaeParastemon urophyllus DC.
RubiaceaeIxora elliptica R, Br.
Ixora sp.SapindaceaePometia pinnata
SapotaceaePalaquium burckii H.J.LPalaquium hexandrum Baill.Palaquium sp.Palaquium sp.
SimaroubaceaePrupuk
SterculiaceaeSterculia oblongata RBr.3 jenis tidak teridentifikasi
16,678,33
8,33
25,0016,678,33
16,67
8,338,33
8,33
8,3350,00
8,338,33
16,67
16,6741,66
19,6257,065
9,906
117,16171,0433,140
26,690
3,1409,616
3,140
38,465115,591
7,0653,140
32,185
19,625107,545
66,733,3
33,3
133,3100,033,3
66,7
33,333,3
33,3
33,3299,7
33,333,3
66,7
66,7166,6
7,3473,444
3,264
19,65912,9553,116
7,937
3,1163,657
3,116
6,06530,722
3,4443,116
8,395
7,34723,248
Tabel 5. Jenis-jenis belta (Diameter 2 10cm) di petak 2
Suku /Jenis
(DAnacardiaceae
Mangifera foetida Lour.Burseraceae
Dacryodes rugosa Hiern.Ebenaceae
Diospyros pilosanthera BlancoDiospyros sp.
IcacinaceaeStemonurus malaccensis (Mast.) SleumJenis No.B5Jenis No.B6
LauraceaeActinodaphne glabra Bl.
MeliaceaeDysoxylum densiflorum (Bl.) Miq.
MyristicaceaeHorsfieldia subglobosa (Miq.) Warb.Myristica fatua Houtt.
MyrtaceaeEugenia claviflora Roxb.
PolygalaceaeXanthophyllum laeve Meyden
Frekuensi (%)
(2)
66,67
16,67
8,338,33
41,6725,0016,67
8,33
8,33
16,6716,67
16,67
25,00
Luas BD (cm2)
(3)
131,488
19,625
29,24163,585
185,84963,78128,849
9,616
23,746
84,38838,465
30,811
28,260
Kerapatan / ha
(4)
400,0
66,7
100,033,3
300,0100,0100,0
33,3
33,3
66,766,7
66,7
100,0
Nilai Penting
(5)
42,012
8,157
8,2218,259
36,29114,90610,190
4,063
5,162
13,1929,622
9,027
12,144
447
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
Lanjutan Tabel 5. ...
(1)Rhizophoraceae
Carallia brachiata (Lour.) Merr.Gynotroches axillaris Bl.
SapotaceaeGanua Motleyana (De Vriese) PierePalaquium hexandnim Baill.
SimaroubaceaePrupuk
1 jenis tidak teridentifikasi
(2)
33,3316,67
16,6758,33
8,338,33
(3)
44,15653,773
29,241322,243
35,52163,585
(4)
133,366,7
66,7700,0
66,733,3
(5)
16,69610,812
8,90566,685
7,3938,259
Tabel 6. Daftar sepuluh suku penting di petak 1
No.
1
2
34
5
6
78
9
10
Suku
EuphorbiaceaeMoraceae
Sapotaceae
MyrtaceaeDipterocarpaceae
MyristicaceaeAnacardiaceae
Burseraceae
Icacinaceae
Simaroubaceae
Lain-lain
Kerapatan /ha
91.74
70.89
62.55
45.87
20.8525.02
37.53
37.53
37.53
29.19
124.68
Luas BD m2/ha
3.3523
3.4847
3.27841.0658
3.84271.70220.7437
0.97390.8999
0.6959
4.4608
Jumlah Jenis
3
22412211114
NPS*
38.49
32.44
30.16
24.33
22.2917.3
15.53
13.4413.14
10.87
82
• NPS (Nilai Penting Suku) = Jumlah nilai relatif dan jumlah jenis, jumlah individu dan jumlah luas bidang dasar (Morietal, 1983).
Tabel 7. Daftar sepuluh suku penting di petak 2
No
12
3
4
5
6
7
. 8910
Suku
ClusiaceaeSapotaceaeDipterocarpaceae
Myristicaceae
Myrsinaceae
Icacinaceae
AnacardiaceaeBombacaceae
MyrtaceaeOchnaceae
Lain-lain
Kerapatan /ha
246.04229.3554.21
54.21
54.21
75.06
12.51
8.34
16.68
8.34
41.7
Luas BD m2/ha
18.015511.13862.5924
1.3362
3.576
2.3824
0.4144
1.41450.7954
0.242
1.1873
Jumlah Jenis
33
4
31
1
2
11
18
NPS*
83.2565.21
27.07
20.59
18.64
18.48
9.67
7.89
7.55.1736.53
NPS (Nilai Penting Suku) = Jumlah nilai relatif dari jumlah jenis, jumlah individu dan jumlah luas bidang dasar (Mori etal, 1983).
448
Berita Biologi, Volume 6. Nomor 3, Desember 2002
Tabel 8. Hasil analisis unsur hara tanah gambut di petak penelitian
Petak 1 (n=3) Petak 2 (n=3)
pH:
H20KC1
Bahan Organik:C(%) *N(%) *C/N *
HC1 25% :
P2O5 (mg/100gr)K2O (mg/100gr) *
Bray 1 :
P2O5 (ppm)Nilai Tukar Kation :
Ca (me/lOOgr)Mg(me/100gr) *K (me/lOOgr) *Na (me/lOOgr) *Jumlah (me/lOOgr)KTK (me/lOOgr)KB (%)
Kadarabu (%) *Kadar serat:
Digerus *Tidak digerus
3,7002,667
49,7271,340
37,333
53,00020,333
37,300
1,6634,3200,4370,7437,163
127,1405,3331,500
42,23357,767
+ 0,010+ 0,043
+ 0,497+ 0,037+ 22,333
+ 73,000+ 26,333
+ 115,81
+ 0,833+ 0,840+ 0,004+ 0,023+ 0,139+ 14,981+ 0,333+ 0,250
+ 280,963+ 191,853
3,5672,567
46,0072,180
21,667
48,00031,000
24,600
1,1031,8030,6400,1833,730
102,6173,6674,567
31,10048,900
+ 0,003+ 0,013
+ 1,532+ 0,238+ 24,333
+ 9,000+ 61,000
+ 74,710
+ 0,247+ 0,018+ 0,019+ 0.001+ 0,500+ 9,452+ 0,333+ 1,293
+ 14,520+ 14,520
• Beda nyata (P>0,05)
TanahHasil analisis berbagai parameter kesuburan
tanah gambut di kedua petak penelitian disajikan padaTabel 8. KandunganC, C/N, Mg, Na, jumlahnilaitukarkation dan kadar serat digerus lebih tinggi di petak 1dan berbeda nyata (P>0,05) dengan petak 2. Sebaliknyakandungan N, K2O, K dan kadar abu lebih tinggi dipetak 2 dan berbeda nyata (P>0,05) dengan petak 1.Nilai pH gambut di kedua petak tidak berbeda nyatadan tergolong rendah yang berarti bereaksi masam.Demikian pula terhadap kandungan P2O5, Ca, KTK,KB dan kadar serat tidak digerus di kedua petak, secarastatistik tidak berbeda nyata. Kandungan K2O dan P2O5
di kedua petak sangat bervariasi antara satu tempatdengan tempat lainnya. Hal ini tercermin dari besarnyanilai simpangan baku K2O dan P2O5 di kedua petak.Kandungan C/N di petak 1 relatif sama antara satutempat dan tempat lainnya, tetapi pada petak 2 sangatbervariasi. Sebaliknya kadar serat di petak 1 sangat
bervariasi dibandingkan petak 2 yang relatif tidak
banyak berbeda antara satu tempat dan tempat lainnya.
PEMBAHASAN
Diversitas jenisLieberman et al. (1985) yang mengadakan
penelitian di hutan tropik basah dataran rendah CostaRica, mencatat terjadinya penurunan kekayaan jenispada daerah-daerah yang memiliki drainase kurangbaik. Hal ini disebabkan ketidakmampuan beberapajenis untuk beradaptasi di daerah genangan. Dalampenelitian ini, petak 1 yang selalu tergenang justrumemiliki total jumlah jenis pohon yang lebih tinggi.Demikian pula nilai indeks diversitas jenisnya lebihtinggi (Tabel 1). Akan tetapi, bila dilihat kekayaanjenis per anak petak (100 m2), rata-rata jumlah jenisper anak petak di petak 1 tercatat lebih rendahdibandingkan petak 2. Kekayaan jenis di masing-
449
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
masing anak petak pada petak 1 juga sangat bervariasiseperti tampak dari nilai simpangan bakunya (Tabel-9). Hal ini menunjukkan faktor ekologi di petak 1sangat bervariasi antar masing-masing anak petakdibandingkan petak 2. Dengan demikian, meskipunrata-rata jumlah jenis per anak petak lebih rendah dipetak 1, tetapi jumlah kumulatif jenisnya lebihbanyak.
Dari 55 jenis (pohon dan belta) yang tercacahdi petak 1, terdapat 35 jenis yang hanya ditemukan dipetak 1, tetapi tidak seluruhnya tergolong sebagai jenisspesifik lahan basah. Beberapa di antaranya jugadikenal dapat tumbuh di daerah yang relatif keringseperti Baccaurea macrocarpa, Kompasia
malaccensis dan Pometia pinnata. Melihat besarnyavariasi faktor ekologi di petak 1, diduga jenis-jenistersebut tumbuh pada daerah-daerah yang frekuensigenangannya lebih jarang. Hal ini juga terlihat daribesarnya variasi kadar serat di petak 1 yangmencerminkan tingkat pelapukan gambutnya sangatbervariasi. Variasi tingkat pelapukan di petak 1tampaknya disebabkan oleh variasi genangan sebagaiakibat perbedaan topografi mikro. Dengan demikianmeskipun rata-rata kekayaan jenis per anak petak (100m2) lebih rendah di petak 1, tetapi dengan adanyavariasi ekologi yang cukup besar justru mengakibatkantotal kekayaan jenisnya menjadi lebih tinggi.
Pada petak 1, tiga jenis pohon yang tergolongpaling melimpah jumlah individunya adalahBaccaurea macrocarpa (83 pohon/ha), Ficus sp. (67
pohon/ha) dan Palaquium hexandrum (54 pohon/ha).Pada petak 2, tiga jenis pohon yang tergolong palingmelimpah adalah Calophyllum soulattri (192 pohon/ha), Ganua motleyana (108 pohon/ha) danStemonurus malaccensis (75 pohon/ha). Dari datatersebut menunjukkan bahwa dari 800,6 pohon/hayang dicatat di petak 2, sebanyak 46,8 % di antaranyahanya diwakili jenis Calophyllum soulattri, Ganua
motleyana dan Stemonurus malaccensis. Sedangkanpada petak 1 dominasi individu dari jenis Baccaurea
macrocarpa, Ficus sp. dan Palaquium hexandrum
sedikit lebih kecil yakni 34,9 % dari total individupohon yang dicacah (583,8 pohon/ha). Gambaran inimenunjukkan tingkat kemerataan jenis di petak 1 lebihtinggi seperti tampak dari nilai Indeks KemerataanJenisnya (Tabel 1). Dengan demikian petak 1 memilikidiversitas dan kemerataan yang lebih tinggidibandingkan petak 2.
Selain didasarkan pada indek diversitas dankemerataanjenisnya, untukmengukur diversitas jenisdi kedua petak juga dapat dilakukan dengan melihatmodel kelimpahan jenisnya. Hasil pengujianberdasarkan model kelimpahan logarithmic series
menunjukkan antara nilai pengamatan kelimpahanjenis (observed) dan nilai harapan (expected) dikedua petak tidak berbeda nyata (Gamber 3). Halini menunjukkan di kedua petak sama-sama terdapatsebagian kecil jenis yang tercatat melimpah,sedangkan proporsi terbesar dari jenis yang adarelatif jarang.
Tabel 9. Nilai rata-rata beberapa variabel yang diukur di kedua petak penelitian
Pohon (dbh>10cm)Jumlah jenis/100m2 *Jumlah individu /100m2 *Luas bidang dasar (m2/100m2)Tinggi pohonBelta (diameter 2-9,9cm)Jumlah jenis /25m2 *Jumlah individu /25m2 *Luas bidang dasar (m2/25m2) *
Tinggi pohon *
5,085,83
0,040118,74
5,176,08
0,0012
5,35
Petak 1
+ 5,73+ 7,45+ 57,563+ 28,90
+ 3,61+ 4,63+ 0,0043
+ 0,82
6,048,00
0,054427,80
4,086,250,0018
3,22
Petak 2
+ 3,87+ 7,39+ 19,544+ 14,29
+ 2,08+ 2,57+ 0,0036
+ 0,40
Beda nyata (P>0,05)
450
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
20
15 --
10 -
5 --
Ftetakl
Pengamatan
NilaiHarapan
2 4 8 16 32 64
Skala log Batas atas kelimpahan
2 4 8 16 32 64
Skala log batas atas kelimpahan
Gambar 3. Kurva model logarithmic series di kedua petak penelitian.
Rstakl
Petak II
10-19,9 20-29,9 30-39,9 40-49,9 50-59,9 60-69,9 70-79,9
Kelas dbh (cm)
Gambar 4. Persebaran pohon (dbh >10cm) berdasarkan kelas diameter batang di dua petak penelitian
Struktur hutanKerapatan pohon di petak 2 tercatat lebih tinggi
(800,6 pohon/ha) dibandingkan petak 1 (583,8 pohon/ha). Demikian pula luas bidang dasar pada petak 2tampak lebih besar dibandingkan petak 1. Hasil inirelatif sama dengan yang ditemukan Lieberman et al.
(1985) di hutan tropik basah dataran rendah CostaRika. Dilihat dari rata-rata luas bidang dasarnya,tampak jelas bahwa pohon pohon di petak 2 umumnyaberukuran lebih besar dibandingkan petak 1. Padapetak 2 tercatat sebanyak 30,2 % individu yangmemiliki diameter batang di atas 30 cm, sedangkandi petak 1 hanya 20 %. Dari gambaran persebaran
individu pohon berdasarkan kelas diameter batangnyajuga jelas terlihat bentuk kurva yang lebih curampadapetak 1 dibandingkan petak 2 yang memiliki kurvamengarah pada persebaran normal (Gambar 4).
Menurut Veblen (1985), faktor umur komunitasdapat menjadi penyebab bentuk kurva persebaranindividu pohon berdasarkan kelas diameter batangberbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.Kurva yang lebih curam relatif lebih muda umurkomunitasnya dibandingkan dengan bentuk kurvanormal. Akan tetapi, bila melihat komposisi jenisnya,di mana jenis-jenis sekunder relatifjarang ditemukan,argumentasi tersebut kurang kuat. Kontribusi terbesar
451
Siregar - Variasi Topografi Mikro dan Vegetasi Hutan Gambut
yang menyebabkan diameter batang pohon-pohon dipetak 2 lebih besar adalah melimpahnya jenisCallophyllum soulatri dan Palaquium burckii. Keduajenis tersebut banyak memiliki dbh > 30 cm dengandiameter terbesar mencapai 70 cm. Kedua jenis initidak ditemukan dalam tingkatan pohon di petak 1.Di sisi lain, jenis yang melimpah di petak 1 adalahBaccaurea macrocarpa yang memiliki diameterbatang relatif kecil, bahkan diameter batang terbesaryang dicatat dari jenis ini adalah 29 cm.
Kondisi lahan yang tergenang di petak 1 didugasebagai salah satu faktor penghambat pertumbuhandiameter batang. Ini dapatterlihatpadakehadiran jenisPalaquium burckii di petak 1 yang hanya pada tingkatanbelta, sedangkan pada petak 2 diameter batangnya dapatmencapai 70 cm. Selain terhadap pertumbuhan diameterbatang, faktor genangan diduga pula menyebabkankerapatan pohon di petak 1 lebih rendah. Richards(1996) menyebutkan bahwaselain faktor gangguan,keadaan drainase dan tanah diduga paling berpengaruhterhadap kerapatan pohon.
Pada Tabel 8 terlihat bahwa kandungan haraNitrogen (N) tercatat lebih tinggi di petak 2. Unsur Ndiketahui sangat besar peranannya dalam memacupertumbuhan tanaman. Unsur hara makro potasium(K2O) yang sangat berperan dalam pertumbuhanjaringan kayu terutama sebagai aktivator ko-enzim dankeseimbangan ion (Hall, 1976) juga tercatat lebihtinggi di petak 2. Diduga kedua unsur makro inimemegang peranan penting dalam mendukungpertumbuhan pohon-pohon di petak 2.
Persebaran Baccaurea macrocarpa dan Ficus
sp. yang termasuk sebagai jenis penting di petak 1tampak sangat terbatas, kedua jenis tersebut tidakditemui di petak 2. Sebaliknya Calophyllum soulattri,
Ganua motleyana dan Palaquium burckii yangtermasuk sebagai jenis penting di petak 2, tidakditemui dalam tingkatan pohon di petak 1.Tampaknya tingkat heterogenis jenis pohon di daerahini cukup tinggi. Sebagai gambaran dapat dilihat darirendahnya Indek kesamaan jenis di kedua petakpenelitian yang hanya sebesar 19 %, yang berartimeskipun kedua petak terletak pada satu hamparangambut, tetapi relatif berbeda komunitasnya.Komposisi hutan hujan tropik memang dikenal
memiliki keanekaragaman jenis yang sangat tinggi,di mana dalam jarak yang tidak terlalu jauh, dapatdijumpai hutan yang sangat berlainan (Partomihardjoet al. 1999). Kondisi fisik seperti tingkat kematangangambut, frekuensi genangan air dan kedalamangambut yang berbeda di kedua petak diduga menjadisebagian penye-bab rendahnya kesamaan jenis dikedua lokasi.
Regenerasi hutanRegenerasi pohon di petak penelitian umumnya
tergolong baik. Hal ini dapat terlihat pada persebaranindividu berdasarkan kelas diameter batangnya dankehadirannya pada tingkat belta. Secara umum j enis j enispohon utama di kedua petak memiliki persebaran diameteryang menerus, yang berarti regenerasi jenis jenis utamadi kedua petak penelitian relatifbagus. Dalam waktu relatiflama bila tidak ada gangguan, diduga tidak akan terjadipergeseran jenis jenis utama di kedua lokasi.
Pada tingkat belta, beberapa jenis jenis utamatidak menunjukkan regenerasi yang baik. Seperti tampakpada jenis Ficus sp. dzaDacryodes rugosa yang dominanpada tingkat pohon di petak 1, tetapi tidak ditemui padatingkat belta. Demikian pula jenis Palaquium burckii danCalophyllum soulattri yang dominan pada tingkat pohondi petak 2, tidak ditemui pada tingkat belta (Tabel 4 dan5). Peluang terbesar untuk mendominasi petak 1 dikemudian hari dapat juga mengarah pada jenis-jenisCroton erythostachis, Palaquium hexandrum danEugenia clavi-flora yang dominan pada tingkat belta dipetak 1. sedangkan di petak 2 oleh jenis Palaquium
hexan-drum, Mangifera foetida dan Stemonurus
malaccensis yang dominan pada tingkat belta.
KESIMPULANVariasi genangan sebagai akibat perbedaan
topografi mikro di petak 1 menyebabkan tingkatpelapukan gambutnya bervariasi antara satu tempat dantempat lainnya seperti tercermin dari kadar seratgambutnya. Kondisi demikian justrumengakibatkan totalkekayaan jenisnya menjadi lebih tinggi meskipun rata-rata kekayaan jenis per anak petak (100 m2) lebih rendahdibandingkanpetak2 yang jarang mengalami genangan.
Kandungan hara Nitrogen (N) dan potasium(K2O) yang lebih tinggi di petak 2 sebagai hasil dari
452
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 3, Desember 2002
proses pelapukan gambut yang lebih baik tampaknya
memegang peranan penting dalam mendukung
pertumbuhan pohon-pohon di petak 2, sehingga
tingkat kerapatan dan luas bidang dasar pohonnya
lebih tinggi dibandingkan petak 1 yang memiliki
tingkat pelapukan gambut lebih rendah.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr.
Herwint Simbolon yang telah banyak memberikan
bantuan dan masukan kepada penulis. Terimakasih
juga penulis sampaikan kepada Sdr. Deden Girmansah
yang telah banyak membantu penulis dalam
pengumpulan data lapangan serta melakukan
identifikasi terhadap spesimen yang dikoleksi.
Akhirnya ucapan terimakasih yang tulus juga penulis
sampaikan kepada PT. Arara Abadi - Riau yang telah
membiayai penelitian ini.
DAFTARPUSTAKA
Cox GW. 1967. Laboratory manual of general ecology.
M.C. Crown, Iowa.
Greigh Smith P. 1964. Quantitative plant ecology. 2nd ed.
Butterworths, London.
Hall M. 1976. Plant structure, function and adaptation.
The Me Millan Press, Ltd.
Lieberman M, D Lieberman, GS Hartshorn and RPeralta. 1985. Small-scale altitudinal variation inLowland Wet Tropical Forest Vegetation. Journal of
Ecology 73: 505-516.
Magurran AE. 1988. Ecological diversity and itsmeasurement. Croom Helm Limited, London.
Mori S A, AM Boom, AM de Carvalino dan TS dos Santos.1983. Ecological importance of Myrtaceae in anEastern Brazilian wet forest. Biotropica 15(1): 68 78.
Mueller Dombois D dan H Ellenberg. 1974. Aims andMethods of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons,Inc. New York.
Partomihardjo T, Syahirsyah Albertus dan H Soedjito.1999. Flora pohon dan tipe hutan Taman NasionalBentuang Karimun Kalimantan Barat. ProsidingLokakarya Rencana pengelolaan T.N. BentuangKarimun: Usaha mengintegrasikan konservasikeanekaragaman hayati dengan pembangunanPropinsi Kalimantan Barat. WWF Indinesia, PHPA,ITTO. Hal. 261-281.
PT Mapala Rabda. 1994. Laporan Studi EvaluasiLingkungan Hak Pengusahaan Hutan PT. MapalaRabda di Kabupaten Bengkalis, Propinsi Dati I Riau.PT. Mapala Rabda, Jakarta.
TimPengkajian Departemen Kehutanan. 1996. LaporanPengkajian Masalah Pencadangan Areal UntukBudidaya Perkebunan Kelapa Sawit atas nama IntiSalim Group pada Kawasan Lindung Gambut diKabupaten Bengkalis Propinsi Riau. DirektoratJenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan,Departemen Kehutanan.
Richards PW. 1996. The tropical rain forest an ecologicalstudy. Second edition. Cambridge University Press.
Veblen TT. 1985. Stand dynamics in Chilean Nothofagus
Forests. S.T.A. PickettandP.S. White(eds.) TheEcology
of Nat. Disturbance and Patch Dynamics, p. 35-51.
453
top related