pengaruh perayaan vaisakhi terhadap keberagamaan...
Post on 24-Jan-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PERAYAAN VAISAKHI TERHADAP KEBERAGAMAAN
KAUM SIKH (Studi Kasus Gurdwara Pasar Baru Jakarta)
Skripsi
Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Wahid Muhammad
NIM: 1113032100068
PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PERAYAAN VAISAKHI TERHADAP KEBERAGAMAAN
KAUM SIKH (STUDI KASUS: GURDWARA PASAR BARU JAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
Wahid Muhammad
NIM: 1113032100068
PRODI STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “PENGARUH PERAYAAN VAISAKHI TERHADAP
KEBERAGAMAAN KAUM SIKH (Studi Kasus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta)”. Telah diujikan dalam sidang munaqashah Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Juli 2020.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Agama (S. Ag) Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Studi Agama-agama.
Jakarta, 29 Juli 2020
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Syaiful Azmi, MA
NIP. 19710310 199703 1 005
Lisfa Sentosa Aisyah, MA
NIP. 1975050506 200501 2 003
Anggota,
Penguji I Penguji II
Siti Nadroh, MA
NUPN. 9920112687 Zaenal Muttaqin, MA
NUPN. 9920112756
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahid Muhammad
Fakultas : Ushuluddin
Jurasan/Prodi : Studi Agama-agama
Judul Skripsi : Pengaruh Perayaan Vaisakhi terhdap Keberagamaan
Kaum Sikh (Studi Kasus Gurdwara Pasar Baru Jakarta)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain maka, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Juli 2020
Wahid Muhammad
v
ABSTRAKSI
Wahid Muhammad
Pengaruh Perayaan Vaisakhi terhadap Keberagamaan Kaum Sikh.
Perayaan Vaisakhi merupakan salah satu hari besar dalam keyakinan
Agama Sikh, perayaan musim panen yang pada awalnya tidak ada sangkut
pautnya dengan agama Sikh, namun sejak tahun 1699, bertepatan dengan
perayaan tersebut, Guru Gobind Singh, mendirikan sebuah ikatan persaudaraan
abadi dalam keyakinan Sikh yang kemudian dikenal dengan nama Khalsa, karena
inisiasi ke dalam Khalsa merupakan puncak evolusi spiritual dalam agama Sikh,
hal itu membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh seputar Khalsa tersebut.
Di dalam penelitian ini penulis akan memaparkan mengenai sejarah dan makna
dari perayaan Vaisakhi terhadap keberagamaan Kaum Sikh khususnya para jemaat
di Gurdwara Pasar Baru Jakarta.
Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif dengan menggunakan
teori grounded, dimana metode yang berdasarkan fakta dan data yang ada di
lapangan. Penelitian kualitatif dengan menggunakan teori grounded bersifat
konseptual yang menghasilkan teori hasil pemikiran induktif dari data penelitian
mengenai suatu fenomena. Dengan kata lain, teori dibentuk dari data atau
informasi suatu fenomena lalu dianalisis dengan cara induktif, bukan merupakan
hasil pengembangan teori yang telah ada. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan pendekatan Historis dan Fenomenologis, karena dinilai paling
relevan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Perayaan Vaisakhi bukan hanya
sebatas perayaan musim panen biasa, karena perayaan ini juga sekaligus
bermakna sebagai hari lahirnya Khalsa, karena lahirnya Khalsa menandai akan
sebuah era baru bagi kaum Sikh, karena Khalsa membuat keimanan seorang
jemaat Sikh menjadi sempurna, karena Khalsa membuat agama Sikh memiliki
sebuah aturan yang khas dan membuat kaum Sikh memiliki identitas sendiri,
karena Khalsa agama Sikh memiliki sebuah visi agama baru, dan karena Khalsa
Pula yang membuat hidup para kaum Sikh menjadi lebih baik lagi.
Kata Kunci : Sikh, Vaisakhi, Kualitatif, Khalsa.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil al-a‟lamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat Iman, Islam, dan melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas
akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.
Shalawat serta salam ditujukan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, sebagai suri tauladan yang baik serta manusia paling sempurna yang
ditunjuk oleh Allah SWT untuk memberikan jalan yang lurus kepada umatnya.
Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat terselesaikan denga baik,
meskipun banyak kendala dan rintangan yang dihadapi dalam proses penyelesaian
penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama masa penyelesaian skripsi
banyak mendapat bimbingan, bantuan serta motivasi berbagai pihak baik moril
maupun materil.
Dengan demikian sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ahmad Ridho DESA., selaku dosen pembimbing penulis yang
telah memberikan arahan, saran serta perhatiannya kepada penulis dan
dengan sangat membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi
ini.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Endang Sutisna dan Ibu Siti
Mulyani, atas segala kasih sayang, perhatian dan dorongannya.
3. Bapak Syaiful Azmi, MA ketua Jurusan Studi Agama-agama Fakultas
Ushuluddin dan Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, MA selaku sekretaris
vii
Jurusan Studi Agama-agama. Serta seluruh dosen dan staf akademik
Fakultas Ushuluddin, khususnya Jurusan Studi Agama-agama yang
telah membagikan waktu, tenaga dan ilmu pengetahuan juga
pengalaman berharga kepada penulis.
4. Bapak Ghoul Raj, selaku pengurus Gurdwara Pasar Baru Jakarta,
Bapak Ram Singh, selaku rohaniawan di Gurdwara Pasar Baru Jakarta,
dan terima kasih juga kepada Prem Singh, selaku Tokoh pemuda
agama Sikh di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Serta seluruh Keluarga
Besar Gurdwara Pasar Baru Jakarta yang telah memberikan banyak
sumber utama dalam skripsi ini serta meluangkan waktunya kepada
penulis untuk dapat berdiskusi secara langsung sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Kakakku Neng Rani serta saudaraku Wulan Maulida dan Muhammad
Ariffudin Wahid.
6. Kepada semua teman-teman SAA angkatan 2013 khususnya HIMTI
(Himpunan Mahasiswa Tholol Indonesia), Imam Wahyudi, M
Najibbudin, M Abudzar, Irfan Santoso, Muhammad Firmanullah, Nur
Fitri Barliana, Qaffa Tahqiq dan Shahwin Bugi Pangestu. Sehat dan
Bahagia selalu Guys...
7. Keluarga besar PEPELING ZISKOM. Tetap semangat menebar
kebaikan
8. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses
penyelesaian skripsi ini, namun luput untuk penulis sebutkan, tanpa
mengurangi rasa terima kasih penulis.
viii
Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kekurangan, baik
dalam penulisan maupun penyusunanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan demi perbaikan penulisan.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. Penulis berserah diri, mudah-
mudahan bentuk perhatian, bantuan dan partisipasi yang sudah diberikan
mendapat pahala yang setimpal dari-Nya. Harapan penulis semoga skripsi ini
sedikit banyak dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang Studi Agama-agama.
Jakarta, 11 Juli 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................... .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 9
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 9
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 15
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 15
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 16
E. Metode Penelitian...................................................................................... 17
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 23
BAB II. GURDWARA PASAR BARU JAKARTA ........................................ 25
A. Pengertian dan Fungsi Gurdwara .............................................................. 25
B. Sejarah Berdirinya Gurdwara Pasar Baru Jakarta ..................................... 34
C. Gambaran Umum Gurdwara Pasar Baru Jakarta ...................................... 36
BAB III. PERAYAAN VAISAKHI DI GURDWARA PASAR BARU
JAKARTA ........................................................................................................... 38
A. Asal-Usul Perayaan Vaisakhi ................................................................... 38
B. Waktu Pelaksanaan Perayaan Vaisakhi ................................................... 44
C. Apa itu Khalsa?.........................................................................................45
D. Sikh Amrithdari dan Sikh Sahajdari.........................................................53
BAB IV. SIGNIFIKANSI PERAYAAN VAISAKHI TERHADAP
KEBERAGAMAAN KAUM SIKH .................................................................. 60
A. Definisi Keberagamaan.............................................................................60
x
B. Gambaran Umum Perayaan Vaisakhi ....................................................... 62
C. Pengaruh Khalsa terhadap keberagamaan Kaum Sikh ............................. 65
BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 70
A. Kesimpulan .............................................................................................. 70
B. Saran ......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. ............................
LAMPIRAN.........................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak benua Indo-Pakistan tercatat sebagai tempat kelahiran berbagai
agama besar. Salah satu diantaranya ialah agama Sikh, yang dalam literatur Barat
disebut The Sikh Religion atau The Religion of Sikh atau Sikhism yang bisa
diterjemahkan menjadi Sikhisme. Agama-agama lainnya adalah Hinduisme,
Jainisme, Buddhisme dan sejumlah besar aliran atau sekte keagamaan yang
namanya tidak dapat disertakan satu persatu disini.
Agama Sikh sendiri berasal dari wilayah Punjab (Daerah yang dilalui oleh
lima sungai), yang menurut catatan berjumlah sekitar 16 juta jiwa atau sekitar 1%
dari penduduk India saat itu.1 Namun sejak pemisahan India pada tahun 1947,
lebih dari 2 juta orang Sikh harus meninggalkan rumah, kampung halaman,
beserta kekayaan mereka lalu menyerahkannya kepada Pemerintah Pakistan,
mayoritas orang Sikh sekarang ada di Punjab timur yang menjadi bagian dari
negara India.2 Dan berdasarkan sensus penduduk tahun 2011 jumlah pengikut
agama Sikh mencapai 20,8 juta jiwa atau 1,5% dari total penduduk India, mereka
hidup damai di negara bagian Punjab sampai hari ini.3
Agama Sikh didirikan oleh Guru Nanak Dev Ji (1469-1539). Guru Nanak
yang dilahirkan di keluarga Hindu, mendapat wahyu setelah mandi pagi di tahun
1 Romdhon dkk, “Agama Sikh” dalam Mukti Ali, Ed., Agama-Agama Di Dunia
(Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988), h.183-185. 2 Joesoef Sou‟yb, Agama-Agama Besar Di Dunia ( Jakarta: Al-Husna, 1966), h. 144.
3 Peter Smith, An introduction to the Baha'i faith (Cambridge, Cambridge University,
2005), h. 94.
2
1499. Pria yang saat itu berusia 30 tahun, lalu menyerahkan semua harta yang
dimilikinya. Kemudian ia melakukan perjalanan keliling negeri sebagai
pengkhotbah Sikhisme, untuk menyebarkan kepercayaaannya akan satu Tuhan.4
Guru Nanak mewartakan pesan tentang cinta dan persaudaraan universal,
memberikan terang kehidupan kepada umat manusia yang menderita,
menanamkan cinta dan ketaatan, menanamkan nama Tuhan agar manusia selalu
mengingatnya, dan yang terpenting adalah tidak mengakui perbedaan kasta.
Maka dengan demikian menjadinya agamanya menarik bagi anggota kasta
rendah. Dan perkataannya yang terkenal adalah “Tidak ada Hindu dan tidak ada
Islam karena semua dilahirkan sama tanpa ada perbedaan apapun, meskipun ada
perbedaan tidak perlu dan salah bila sebagai tujuan perbedaan, kebencian dan
permusuhan agama”. Inilah kemudian yang dikatakan sebagai dasar agama Sikh. 5
Guru Nanak adalah seorang yang sangat menjunjung tinggi ketauhidan. Ia
percaya kepada Tuhan Yang Esa, abadi dan tidak berbentuk, Tuhan yang
dipercayai Nanak bukanlah suatu ide abstrak, ia adalah dzat yang disayangi dan
dihormati. Nanak menolak adanya Tuhan-Tuhan lain, dan berkata bahwa Tuhan
itu Esa dan suci, sehingga harus disembah. Ia juga menolak setiap kompromi
terhadap konsepsi Keesaan Tuhan. Hal ini menyebabkan Nanak juga menolak
ajaran Trinitas dan menyatakan pembagian ketuhanan dalam tiga pribadi
bertentangan dengan kesatuan ilahi.
4 Agus Hakim, Perbandingan Agama: Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan Majusi,
Shabiah, Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, Sikh (Bandung: CV. Diponegoro, 1993), h. 182. 5 Hakim Choor Singh, Agama Sikh (Jakarta: Yayasan Sikh Gurdwara Mission, 2001), h.
22.
3
Dalam tradisi kepercayaannya, Nanak mengadakan doa dan makan
bersama untuk pria dan wanita, suatu kegiatan yang bertentangan dengan
pembatasan kasta Hindu dan kebiasaan Muslim (seperti yang sudah diketahui
bahwa agama Hindu terkenal dengan sistem kastanya, sedangkan dalam agama
Islam, keberadaan laki-laki dan perempuan selalu dipisah untuk menghindari
fitnah) ia berpegang pada prinsip bahwa semua orang setara, baik dalam arti
duniawi maupun di mata Tuhan.6
Seperti yang dipaparkan oleh Ghoul Raj, agama Sikh itu sebenarnya bisa
disebut sebagai antitesis dari keyakinan yang sudah ada pada saat itu, karena pada
saat itu di Punjab, penganut agama Islam dan agama Hindu sering bertikai dengan
mengatasnamakan agama, hal itulah yang mendorong Guru Nanak untuk
membuat sebuah ajaran baru sebagai antitesis dari kedua agama tersebut, sesuai
dengan ungkapan Sang Guru yang kemudian menjadi dasar ajaran agama Sikh
adalah “tidak ada islam maupun tidak ada hindu” karena kita semua sama
dihadapan Tuhan hanya cara penyebutan dan cara mengabdikan diri saja yang
berbeda. Apa yang dilakukan oleh Guru Nanak dengan ajaran Sikh kurang lebih
sama dengan apa yang dilakukan Martin Luther King di Eropa dengan ajaran
Protestannya.7
Lalu Setelah Guru Nanak, ada Sembilan Guru yang melanjutkan tugasnya.
Guru Nanak menanamkan suatu benih agama baru dan benih itu disirami dan
dihidupkan oleh Sembilan penggantinya dengan mengajarkan ketaatan,
pelayanan, pengorbanan diri, dan kebajikan lainnya kepada para pengikutnya.
6 Micheal Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 57-58.
7 Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj (Salah satu pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta), Pasar Baru, 17 Januari 2018 Pukul 11.20.
4
Ajaran itu kemudian sedikit disempurnakan oleh guru terakhir, seorang pejuang
yang gagah berani atau bagi jemaat Sikh dikenal sebagai Sosok Revolusioner
yaitu Guru Gobind Singh.8
Dia merupakan seorang prajurit, penyair, filsuf, dan juga penulis, karyanya
yang paling terkenal merupakan Dasam Granth.9 Dia meneruskan perjuangan
ayahnya yaitu Guru Tegh Bahadur10
yang pada saat itu harus gugur karena konflik
dengan kekaisaran Mughal, Guru Gobind Singh secara resmi menjadi pemimpin
orang Sikh pada umur kesembilan tahun. Ajarannya berbeda dari para Guru
pendahulunya, dia percaya bahwa tidak ada kekuatan yang dapat mengeksploitasi
agama Sikh.
Menurut Sejarah Agama Sikh, dia tercatat sebagai seorang reformer besar,
ajaran-ajarannya mampu membuka mata bagi para kaum Sikh akan pentingnya
sebuah keberanian dan pentingnya sebuah sikap berani berkorban. Beliau
menyusun suatu patokan moral yang ideal bagi kaum Sikh untuk mempraktikan
kebenaran dan saling menasehati dalam kebaikan, hidup berdasarkan hasil yang
halal, menghindari hubungan immoral dengan wanita, bertindak sesuai dengan
ajaran kitab Granth Sahib yang suci, membiasakan mengunjungi gurdwara dan
tolong menolong diantara sesama dalam kesusahan.11
8 Guru Gobind Singh merupakan Guru Kesepuluh dalam keyakinan Agama Sikh. Lihat,
Hardip Singh Syan, Sikh Militancy in the Seventeeth Century: Religious Violence in Mughal and
Early Modern India (I. B. Tauris, 2013), h. 218 9 Dasam Granth merupakan Kitab Sekunder dalam Agama Sikh. Lihat, Max Arthur
Macauliffe, Agama Sikh, Gurunya, Tulisan, dan Penulis Suci Volume I (Oxford University Press,
1909), h.131. 10
Guru Tegh Bahadur merupakan Guru Kesembilan dalam Agama Sikh. Lihat, Kartar
Singh, Kisah Hidup Nanak (New Delhi: Hamkunt Press, 1984), h.18. 11
Nyoman S Pendit, Guru Nanak dan Agama Sikh (Jakarta: Yayasan Sikh Gurdwara
Mission, 1988), h. 35-37.
5
Menurut Ghoul Raj, jika kita mempertimbangkan pekerjaan yang Guru
telah capai, baik dalam mereformasi agamanya dan menciptakan sebuah aturan
hukum baru untuk para pengikutnya, keberanian pribadinya dalam segala
keadaan, ketekunannya yang gigih di tengah-tengah kesulitan, yang pasti akan
membuat orang lain berkecil hati dan membuat mereka kewalahan, dengan sederet
fakta tadi maka kita tidak perlu terkejut bahwa orang-orang Sikh diseluruh dunia
akan sangat memuliakannya dan tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah seorang
pria yang hebat.12
Otoritas para guru berakhir pada tahun 1708 ketika guru kesepuluh
meninggal dunia. Sebelum dia menghadap Tuhan, dia mendeklarasikan kitab suci
Sikh sebagai penggantinya dan bukan manusia, Sebuah Kitab suci yang disusun
selama hampir 150 tahun, yaitu Guru Granth Sahib, kitab tersebut sebagai sumber
atau pedoman dalam doa, menduduki tempat yang sentral dalam Sikhisme atau
dianggap oleh kaum Sikh sebagai perwujudan yang hidup dari ke-Sepuluh Guru.
Maka dengan demikian Guru Granth Sahib akan menjadi pemandu kaum Sikh
selamanya atau sekarang lebih dikenal sebagai Guru abadi kaum Sikh.13
Setelah mengalami masa kekacauan dan peperangan yang panjang selama
kurang lebih dua abad lamanya, kaum Sikh mulai menjalani hidup baru, teratur,
dan damai. Hingga dewasa ini, meski jumlah orang Sikh hanya sebagian kecil saja
dari penduduk India, namun mereka tetap mampu memberikan kontribusi besar
dalam kemajuan, stabilitas, dan pertahanan negara India sampai hari ini.14
12
Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj, (Salah satu pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta), Pasar Baru, 19 Desember 2017 Pukul 11.30. 13
Romdhon , Agama-Agama Besar di Dunia, h. 196. 14
Eleanor Nesbitt, A Guide to Sikhism (Oxford University Press, 2005), h. 8-11.
6
Menurut Prem Singh, Di Indonesia sendiri Agama Sikh masuk pada abad
ke-19 berbarengan dengan era kolonial di Indonesia, sampai hari ini pun populasi
jemaat Sikh di Indonesia sekitar 50.000 jemaat tersebar di beberapa daerah seperti
Medan, Jakarta, Tangerang, dan beberapa wilayah lainnya.15
Sama Seperti agama-agama besar lainnya agama Sikh juga memiliki
beberapa hari besar yang dirayakan setiap tahunnya seperti Vaisakhi, Diwali, dan
Hola Mohala.16
Tetapi yang menarik adalah setiap perayaan keagamaan kaum
Sikh ternyata tidak hanya diperuntukan bagi kaum Sikh sendiri, karena sesuai
dengan tujuan dari agama Sikh sendiri yang merupakan sebuah agama yang
universal, agama yang bisa di miliki oleh semua manusia yang ada dimuka bumi
ini tanpa terkecuali. Maka bukan hal yang aneh jika setiap perayaan keagamaan
yang dirayakan kaum Sikh sifatnya selalu terbuka terhadap semua orang
meskipun dia bukan penganut agama Sikh.
Namun, di antara ketiga hari besar umat Sikh, hanya hari Vaisakhi saja
yang dianggap paling spesial, karena Dalam hari Vaisakhi terdapat perayaan
Vaisakhi yang di dalamnya terdapat sebuah upacara inisiasi ke dalam sebuah
tatanan baru yang menandakan sebuah era baru bagi Kaum Sikh di seluruh dunia,
beda halnya dengan Diwali sebuah festival cahaya yang dirayakan juga oleh umat
Hindu, perayaan Diwali bagi Kaum Sikh bermakna sebagai hari dibebaskannya
Guru Hargobind dari hukuman penjara oleh Kekaisaran Mughal pada saat itu,
begitu pula dengan Hola Mohala yang merupakan sebuah perayaan yang diisi
dengan kegiatan parade militer kaum Sikh, pagelaran seni bela diri khas umat
15
Wawancara Pribadi dengan Prem Singh, Jakarta, 21 April 2018 Pukul 13.21. 16
Siti Nadroh, Agama-agama Minor (Ciputat: Uin JakartaPress: 2013), h. 186.
7
Sikh atau biasa disebut dengan Gatka, yang biasanya dirayakan secara meriah
hanya di Punjab saja. Hola Mohala biasanya dirayakan pada pertengahan bulan
Maret atau bertepatan pada hari pertama bulan Chet, yang merupakan awal tahun
baru Sikh menurut kalender tradisional agama Sikh. Oleh karenanya di setiap
tahun, hari Vaisakhi merupakan hari yang dinantikan oleh para umat Sikh di
seluruh penjuru dunia, dan karena itu pula yang membuat penulis tertarik untuk
mengangkat tema mengenai perayaan Vaisakhi.
Vaisakhi merupakan salah satu perayaan yang utama dalam kalendar Sikh,
yang pada awalnya perayaan Vaisakhi merupakan sebuah perayaan musim panen
di wilayah Punjab sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya
hasil panen pada waktu itu, akan tetapi perayaan musim panen itu kemudian
dimodifikasi oleh Guru Gobind Singh, karena tepat pada tanggal 14 April 1699,
Sang Guru menciptakan sebuah tatanan baru yang menandakan sebuah era baru
bagi agama Sikh, tatanan baru itu kemudian dikenal dengan istilah Khalsa.17
Di dalam perayaan Vaisakhi biasanya diisi oleh beragam acara seperti,
Upacara inisiasi ke dalam Khalsa, melantukan Kirtan, pembacaan kitab suci Guru
Granth Sahib, mendengarkan Khotbah dan pagelaran tarian tradisional khas Kaum
Sikh. Dari situ jugalah bermulanya sejarah penggunaan aturan 5K dan nama Singh
(yang berarti Singa) bagi para jemaat Sikh lelaki dan Kaur (Yang berarti Putri)
bagi para wanita jemaat Sikh, yang menandakan bahwa mereka merupakan bagian
Khalsa.18
17
Merupakan persaudaraan abadi didalam Agama Sikh. Lihat Gurdev Singh, Respective
On Sikh Tradition (New Delhi: Patiala, 1996),h. 43. 18
Kristina Myrvold, Inside The Guru’s Gate (Lund: Lund University, 2008), h.56.
8
Vaisakhi dirayakan secara meriah setiap tahunnya, Gurdwara di dekorasi
dengan indah. Selain itu, di samping sebagai perayaan keagamaan ternyata
perayaan Vaisakhi telah memperkenalkan kegiatan baru seperti camp kesehatan
(donor darah dan pengobatan gratis) dan bakti sosial dengan warga disekitar
lingkungan Gurdwara, hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap
sesama manusia dan sebagai salah satu ungkapan rasa syukur atas lahirnya
Khalsa.19
Menurut Raam Singh, sebagai salah satu perayaan keagamaan dalam
agama Sikh, perayaan Vaisakhi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi,
karena sesuai dengan tujuan dari agama Sikh, perayaan Vaisakhi saat ini telah
bertransformasi menjadi sebuah perayaan menyenangkan yang dapat dinikmati
oleh semua kalangan, tidak peduli dia pemeluk agama sikh atau pun bukan. Tidak
lupa juga bahwa perayaan Vaisakhi juga dapat memperkaya khazanah budaya
yang ada di ibu kota Jakarta khususnya di bidang pariwisata, karena dapat
mengundang wisatawan dari berbagai daerah, dan belajar mengenai keragaman
karena seperti yang diketahui bahwa kota Jakarta merupakan kota yang
multikultural yang terdiri dari berbagai macam etnis dan kepercayaan. Harapan
saya kedepannya mengenai perayaan Vaisakhi ini adalah bahwa perayaan ini tidak
hanya sebatas perayaan keagamaan saja tetapi sebagai alat perekat persaudaraan
19
Tan Sri Dato seri darshan singh gill, Sikh community in Malaysia (Malaysia:
Geraksikh, 2009), h. 141.
9
diantara sesama warga Jakarta dan akan memberikan kesan positif dalam konteks
keragaman yang ada di Indonesia.20
Perayaan Vaisakhi yang pada awalnya hanya hanya sebatas perayaan
musim panen di Punjab, namun sekarang telah bertransformasi menjadi salah satu
hari besar bagi kaum Sikh, membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih
banyak mengenai sejarah dan makna dari perayaan Vaisakhi. Oleh karena itu,
penulis mencoba untuk membahas pelaksanaan perayaan Vaisakhi di Gurdwara
Pasar Baru Jakarta, dengan Judul “PENGARUH PERAYAAN VAISAKHI
TERHADAP KEBERAGAMAAN KAUM SIKH (Studi Kasus Gurdwara
Pasar Baru Jakarta)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh dari perayaan Vaisakhi di Gurdwara Pasar Baru
Jakarta terhadap keberagamaan kaum Sikh?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dari pada penulisan
ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perayaan Vaisakhi Gurdwara
Pasar Baru Jakarta kebaragamaan kaum Sikh?
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari tiga aspek sebagai berikut:
20
Wawancara pribadi dengan Bapak Raam Singh (Salah Tokoh Agama Sikh di Gurdwara
Pasar Baru Jakarta) pada tanggal 22 Desember 2017 Pukul 12.45.
10
1. Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran mengenai apa itu
dan apa makna dari perayaan Vaisakhi yang dirayakan di Gurdwara Pasar
Baru Jakarta.
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan kerukunan dan
keharmonisan, dan rasa kepedulian antar sesama, melalui perayaan
keagamaan.
3. Akademik
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir
perkuliahan untuk meraih gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam Jurusan Studi
Agama-Agama Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayattullah Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Tujuan adanya tinjauan pustaka, yaitu untuk membuktikan originalitas
penelitian dan menguraikan penelitian sebelumnya yang memiliki objek penelitian
dan kajian yang relevan dengan penelitian ini. Dari hasil penelusuran penulis,
penulis menemukan beberapa karya ilmiah dalam bentuk Skripsi yang
mengangkat objek kajian agama Sikh. Yang pertama, skripsi dengan judul
“Ajaran Ketuhanan dalam Agama Sikh”. Skripsi ini ditulis oleh Thari Mayaratu
dari UIN Syarif Hidayatullah tahun 2011. Dalam penelitian tersebut dibahas
tentang konsep kedudukan Tuhan di dalam Agama Sikh dengan menggunakan
pendekatan teologis. Perbedaan dengan judul skripsi yang penulis terletak pada
11
judul dan studi kasusnya yang berbeda, sedangkan persamaannya adalah sama-
sama mengangkat tema Agama Sikh.
Yang kedua, Skripsi dengan judul “Perkembangan agama Sikh di Kota
Medan”. Skripsi ini ditulis oleh Yasir Maulana Rambe, seorang mahasiswa dari
Universitas Sumatera Utara tahun 2011. Dalam skripsi tersebut dibahas tentang
perkembangan kaum Sikh dari sejak sebelum kemerdekaan sampai hari ini dengan
menggunakan pendekatan historis-sosiologis. Perbedaannya dengan judul yang
penulis angkat hanya terletak pada judul dan pokok permasalahan yang diangkat,
sedangkan persamaannya adalah sama-sama mengangkat tema Agama Sikh.
Yang ketiga, Skripsi dengan judul “Kirtan Pada Ibadah Mingguan
Masyarakat Sikh Di Gurdwara Tegh Bahadar Polonia Medan: Kajian Struktur
Tekstual Dan Melodi”. Skripsi ini ditulis oleh Nehemia Herwinka Silaban,
seorang mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Dalam skripsi ini
dibahas mengenai kegiatan kirtan pada setiap ibadah yang dilakukan oleh kaum
Sikh di Gurdwara Tegh Bahadar Polonia Medan, dengan menggunakan
pendekatan historis, teologis dan fenomenologis. Perbedaan dengan judul yang
diangkat penulis terletak pada judul dan pokok permasalahannya saja, sedangkan
persamaannya dengan Skripsi tersebut adalah sama-sama membahas agama Sikh
secara garis besar, akan tetapi disini penulis lebih menonjolkan tentang bagaimana
pelaksanaan dan makna dari perayaan Vaisakhi sebagaimana judul yang penulis
angkat. Selain itu, metode pendekatan yang digunakan juga sama yaitu
menggunakan metode historis dan fenomenologis.
12
E. Metode Penelitian (Jenis Penelitian, Sumber Data, Pendekatan Penelitian,
dan Analisa Data).
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.21
Untuk memperoleh data dalam
membangun dan memperkaya tulisan ilmiah ini, penulis menggunakan studi
kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian untuk memperoleh data,
baik untuk data primer dan data sekunder, yang bersumber dari buku, majalah,
artikel, jurnal, dan lain-lain, berdasarkan hasil bacaan, catatan, dan bahan-bahan
lainnya yang diolah untuk dikumpulkan.22
Kemudian penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
dilakukan secara langsung di medan terjadinya gejala atau fenomena melalui
pengamatan/observasi maupun wawancara mendalam.23
Penelitian ini
menggunakan informasi yang diperoleh dari para responden melalui wawancara,
abstraksi, atau lainnya. Penelitian ini dilakukan di Gurdwara Pasar Baru Jakarta
karena gurdwara ini merupakan tempat dilaksanakannya perayaan Vaisakhi dan
penulis melakukan pengamatan lapangan serta wawancara, apa saja yang
21
Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007),h. 4. 22
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
cetakan pertama, 2004), h. 3. 23
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi (Jakarta: PT. Indeks, cetakan
kedua, 2012), h. 43.
13
dilakukan oleh jemaat Sikh maupun yang bukan jemaat Sikh dalam merayakan
Vaisakhi.
2. Sumber
Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian ini yang akan penulis
jadikan sebagai pusat informasi bagi data yang dibutuhkan dalam hal penelitian.
Sumber data tersebut terbagi atas dua kelompok, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder.
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah buku, artikel, jurnal, ceramah, arsip,
dokumen, majalah, dan surat kabar yang terkait langsung dengan topik
penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data yang diperlukan
dengan melakukan wawancara terhadap mereka yang bersangkutan, di
antaranya; Ghoul Raj (Merupakan salah satu pengurus Gurdwara Pasar
Baru Jakarta), Ranjit Singh (salah satu jemaat di Gurdwara Pasar Baru
Jakarta), Raam Singh (salah satu pemuka pemuka agama Sikh Gurdwara
Jakarta), Balwant Singh (salah satu Giani Gurdwara Pasar Baru Jakarta),
dan Prem Singh (ketua organisasi pemuda-pemudi di Gurdwara Jakarta).
Selain itu didukung oleh buku/dokumen yang ditulis langsung oleh
kalangan kaum Sikh, di antaranya sebagai berikut: Pertama, Nyoman S.
Pendit, Guru Nanak dan Agama Sikh (Jakarta: Yayasan Gurdwara
Mission, 1988) Kedua, Hakim Choor Singh, Agama Sikh, (Jakarta: Yayasan
Sikh Gurdwara Mission: 2001) Ketiga, Khustwant Singh, A History Of The
Sikh (Oxford University Press, 2004) Keempat, Gobind Singh Mansukhani,
14
Aspect of Sihkism (Punjabi Writers Cooperative Society, 1982) Kelima,
Trilochan Singh, The Sacred Writing Of The Sikhs (Ruskin House, 1960)
Keenam, Tan Sri Dato seri darshan singh gill, Sikh community in Malaysia
(Malaysia: Geraksikh, 2009) Ketujuh, Gurdev Singh, Respective On Sikh
Tradition (New Delhi: Patiala, 1996) Kedelapan, Kristina Myrvold, Inside
The Guru’s Gate (Lund: Lund University, 2008) Kesembilan, Harjeet Sardar
Singh, Faith and Philosophy of Sikhism (Kalpaz Publications, 2009).
b. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder ialah yang biasanya tersusun dalam bentuk
dokumen. Jenis data ini adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai
pendukung data primer atau dapat diartikan sumber ini dapat memberikan
informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data primer. Data
sekunder dapat penulis peroleh dari dokumentasi atau buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian, misalnya seperti buku-buku yang terkait
langsung dengan Perayaan Vaisakhi maupun agama Sikh. Sumber data
sekunder: Pertama, Joesoef Sou‟yb, Asal Mula Agama Besar di Dunia (Jakarta:
Penerbit Pustaka Alhusna, 1996) Kedua, Siti Nadroh, Agama-Agama Minor
(Ciputat: UIN JAKARTAPRESS: 2013) Ketiga, Mukti Ali, Ed. Romdhon dkk,
Agama-Agama Di Dunia (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988)
Keempat, Agus Hakim, Perbandingan Agama: Pandangan Islam Mengenai
Kepercayaan Majusi, Shabiah, Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, Sikh (Bandung:
CV. Diponegoro, 1993) Kelima, Kustini, Baha’i, Sikh dan Tao: Penguatan
Identitas dan Perjuangan Hak Sipil (Jakarta: Puslitbang Kehidupan
15
Keagamaan Kementrian Agama RI, 2015) Keenam, Eleanor Nesbitt, A
Guide to Sikhism (Oxford University Press, 2005).
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Kajian Kepustakaan
Studi kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian untuk
memperoleh data, baik untuk data primer dan data sekunder, yang bersumber dari
buku, majalah, artikel, jurnal, dan lain-lain, berdasarkan hasil bacaan, catatan, dan
bahan-bahan lainnya yang diolah untuk dikumpulkan. 24
Penulis menggunakan buku-buku pustaka yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas. Buku-buku tersebut merupakan buku-buku yang
mayoritas ditulis langsung oleh kaum Sikh sebagai sumber primer, dan juga buku-
buku yang dapat membantu dalam penyelesaian permasalahan yang dibahas,
adapun sebagai sumber penulis mengumpulkan data baik dari perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun dari perpustakaan lainnya.
b. Wawancara (Indepth Interview)
Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.25
Hal ini
dilakukan untuk memperoleh data langsung dari sumber-sumber yang dianggap
kompeten dan memiliki informasi serta data-data yang dibutuhkan penulis dalam
penelitian ini. Penulis mewawancarai pengurus gurdwara, rohaniawan, tokoh
pemuda dan beberapa jemaat Sikh untuk melengkapi data yang telah ada dan
memperoleh informasi secara langsung dan komprehensif.
24
Zed, Metode Penelitian, h. 3. 25
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 52.
16
Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara terstruktur dimana
sebelum melakukan wawancara dengan para narasumber, penulis telah menetukan
beberapa pertanyaan terlebih dahulu.
c. Observasi
Observasi adalah salah satu metode utama yang terpenting dalam
penelitian sosial keagamaan terutama pada penelitian kualitatif. Observasi
merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak
digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan tetapi juga didalam berbagai
aktifitas kehidupan.26
Observasi bermakna umum yaitu pengamatan atau penglihatan sedangkan
secara khusus, dalam dunia penelitian ilmiah, observasi adalah mengamati dan
mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap
fenomena sosial keagamaan baik itu berupa kejadian-kejadian, benda maupun
simbol-simbol tertentu selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena
yang di observasi, dengan melakukan kegiatan pencatatan, perekaman pemotretan
sebagai hasil temuan data analisis.27
Pola observasi pada penelitian ini
menggunakan pola non-partisipan karena penulis berkunjung ke gurdwara Pasar
Baru sebanyak 6 kali.
d. Dokumentasi
26
U. Maman KH, metodologi Penelitian Agama : Teori dan Praktik (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006), h. 94. 27
Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h, 162.
17
Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan doumentasi yang
didapat dari dokumen, catatan, video-video, atau foto-foto yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini.28
4. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan historis dan
fenomenologis. Pendekatan historis adalah pendekatan yang paling tua dan
dipakai pertama kalinya untuk mempelajari, menyelidiki, dan meneliti agama-
agama baik sebelum agama menjadi disiplin yang berdiri sendiri (otonom) atau
sesudahnya.29
Penelitian ini mencoba merekonstruksi sesuatu yang pernah terjadi di
masa lalu dengan objektif dan terstruktur, dan menjelaskan mengapa peristiwa itu
dapat terjadi. Sebelum penulis menguraikan tata cara dan makna perayan
Vaisakhi, penulis menguraikan terlebih dahulu perayaan Vaisakhi dari sudut
pandang historis.
Lalu selanjutnya adalah pendekatan fenomenologis, pendekatan yang
bermula dari cara berfilsafat yang didirikan oleh Edmund Husserl kemudian hari
dipergunakan pula dalam berbagai bidang disiplin lain, termasuk Perbandungan
Agama. Joachim Wach mengatakan bahwa fenomenologi agama bertujuan untuk
memahami ide-ide, kegiatan-kegiatan, tingkah laku, dan pranata-pranata
keagamaan dengan menagkap maksudnya tanpa mendasarkan diri pada teori-teori
28
Iran Suhartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),
h.70. 29
Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.
15.
18
yang sudah dipergunakan sebelumnya entah itu teori teologis, filosofis, metafisis,
atau psikologis.30
Dalam konteks memahami agama orang lain, pendekatan fenomenologis
adalah sebuah usaha melihat secara utuh dan menyeluruh pelbagai gejala-gejala
keagamaan yang dimanifestasikan dalam bentuk ide, pengalaman dan ritual-ritual
para pemeluknya, untuk kemudian di data, diklasifikasi dan dikelompokan dengan
teknik ilmiah tertentu, sehingga diperoleh pandangan yang menyeluruh dan utuh
dari isi dan bentuk ritual-ritual yang dilakukan, kemudian ditangkap dengan
sangat benar makna agamis (religious meaning) yang dikandungnya (tentu dalam
perspektif pemeluknya).
Dalam menyelidiki fakta keagamaan dengan pendekatan fenomenologis,
orang tidak lagi bertitik tolak dari rumusan-rumusan atau teori-teori tertentu
melainkan dari fakta, data, dan gejala-gejala. Apa yang mesti digarap adalah
onggokan perbuatan, kepercayaan, dan sistem-sistem yang secara bersama-sama
membentuk gejala keagamaan. Pendekatan fenomenologis membiarkan gejala
keagamaan “berbicara untuk dirinya sendiri” (speak for them selves) dengan
melemparkan jauh-jauh segala yang subjektif, prasangka, teori dan hal-hal yang
kebetulan, dan membatasi diri pada pengamatan gejala-gejala.
Selanjutnya, fenomenologi dalam proses kerjanya bersinergi dengan
pendekatan historis, karena keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Apa yang disebut fenomenologi agama atau metode
fenomenologis, inheren di dalamnya dengan sisi historis suatu agama. Tanpa
30
M. Dawam Raharjo, Metodologi Penelitian Agama (Sebuah Pengantar) (Yogyakarta:
Tiarawacana, 1989), h. 18-19
19
sejarah fenomenologis tidak akan bekerja sempurna dan makna agamis yang
menjadi target yang hendak dicapai tak akan tertangkap secara utuh. Oleh
karenanya, model ini sering disebut dengan fenomenologi historis agama. Kerja
sama, analogi dan hubungan timbale balik keduanya, secara gamblang ditegaskan
oleh Raffaelle Pettazzoni (1883-1939), sejarawan agama italia, dalam kutipan
tersebut:
“Fenomenologi dan sejarah saling melengkapi satu sama lain. fenomenologi
tak dapat bekerja tanpa etnologi, filologi, dan disiplin sejarah lainnya.
Fenomenologi, di lain pihak memberikan kepada ilmu sejarah, pengertian
keagamaan yang tak dapat dicapai olehnya. Bila kita mengerti demikian, maka
fenomenologi adalah pemahaman religious mengenai sejarah; adalah sejarah
dalam dimensi religiusnya. Fenomenologis dan sejarah bukanlah dua ilmu
melainkan dua aspek yang saling melengkapi dari suatu ilmu yang menyeluruh
mengenai agama, dan ilmu agama yang demikian ini mempunyai suatu ciri yang
pas yang ditentukan baginya oleh objek penelitian yang khas.”31
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan historis dan
pendekatan fenomenologis karena menurut penulis kedua metode pendekatan
inilah yang paling relevan dengan judul penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis, dari sudut pandang historis, perayaan Vaisakhi akan diteliti lebih jauh
bagaimana caranya sebuah perayaan kebudayaan di Punjab menjadi sebuah
perayaan keagamaan. Sedangkan dari sudut fenomenologis, penulis akan
31
Media, Wajah Studi, h. 23-26.
20
memaparkan fakta keagamaan yang terjadi dari perayaan Vaisakhi tanpa ada
teori-teori tertentu.
5. Analisis data
Setelah data penelitian terkumpul, maka langakah selanjutnya penulis
melakukan analisis data.32
Analisis data yang penulis gunakan adalah metode
desktiptif analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan
sekaligus menganalisis data-data yang menjadi hasil pengkajian dan pendalaman
atas bahan-bahan penelitian. Metode deskriptif lebih banyak berkaitan dengan
kata-kata, di mana semua data-data hasil penelitian diterjemahkan ke dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemudian, data-data yang berbentuk
bahasa ini dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan
kesimpulan.33
Dengan mendeskripsikan dan menganalisa, penulis berharap dapat
memberikan gambaran secara maksimal atas objek penelitian yang dikaji dan di
dalami dalam penelitian ini. Hasil kajian dan penelitian dalam skripsi ini disajikan
dalam bentuk narasi.
6. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi mengacu pada standar penulisan skripsi yang
didasarkan pada buku Pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) tahun 2013 yang diterbitkan oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
32
Analisis data adalah proses penyusunan data agar data tersebut dapat ditafsirkan.
Lihat H. Dadang Rahmat, Metode Penelitian Agama (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), h. 102. 33
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.
21
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi dari skrpsi ini, maka penulis
membagi dalam lima bab yang disusun secara sistematis sebagai berikut :
Bab Pertama, mendiskripsikan tentang pendahuluan, latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab Kedua, mendiskripsikan tentang Gurdwara Pasar Baru Jakarta baik dari
Pengertian, fungsi, gambaran, dan kegiatan apa saja yang diselenggarakan di
Gurdwara tersebut.
Bab ketiga, mendiskripsikan tentang sejarah, waktu pelaksanaan perayaan
Vaisakhi, dan asal-usul khalsa.
Bab Keempat, tentang analisis mengenai perayaan Vaisakhi, mengenai
signifikansi perayaan Vaisakhi terhadap keberagamaan kaum Sikh.
Bab Kelima sebagai bab terakhir atau bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan dari pokok permasalahan dalam kajian skripsi ini, dan saran-saran
yang sifatnya membangun untuk penulis.
22
BAB II
GURDWARA PASAR BARU JAKARTA
A. Pengertian dan Fungsi Gurdwara
Gurdwara merupakan sebutan untuk rumah ibadah agama Sikh, gurdwara
sudah ada sejak permulaan para Guru, tempat yang menjadi pusat kegiatan ibadah
agama Sikh disebut Darbar Sahib34
. Darbar Sahib merupakan tempat bagi orang
Sikh untuk berkumpul mendengarkan Guru mengajar atau melantunkan pujian,
karena pertumbuhan populasi Sikh yang bertambah, salah satu seorang guru
agama Sikh yaitu Guru Hargobind35
memperkenalkan kata Gurdwara yang berarti
jalan masuk untuk dapat mencapai Guru, setelah itu semua tempat beribadah Sikh
dikenal sebagai Gurdwara.
Gurdwara ini merupakan balai ibadah terpenting kaum Sikh, kekuatan
bersama kaum Sikh berpusat dan berkisar di sekeliling Gurdwara. Tidak ada
tempat ibadah lain yang menandingi daya atau kepentingan Gurdwara. Hal ini
karena Gurdwara melepaskan, dan memulai dengan kekuatan dan tujuan yang
baru dalam hidup bersama dan hidup perseorangan kaum Sikh. Gurdwara
didirikan, karena keperluan nyata bahwa dalam ajaran agama Sikh setiap
penganutnya diwajibkan untuk beribadah secara bersama-sama atau berjamaah.
Tanpa Gurdwara, penganut Sikh tidak dapat menjalani kehidupan agama dengan
34
Darbar Sahib merupakan sebuah tempat diletakan nya Guru Granth Sahib. Lihat, Pruthi
RK, Sikhisme dan Peradaban India (New Delhi: Ashgate Publishing, 2004), h. 202. 35
Guru Hargobind merupakan Guru Keenam dalam keyakinan Agama Sikh. Lihat, Surjit
Singh Gandhi, History of Guru Retold: 1606-1708 (Atlantic Publishers & Distributors, 2007), h.
506.
23
sempurna dan tidak dapat mempelajari peraturan hidup sebagai seorang jemaat
Sikh.36
Kemanapun kaum Sikh pergi, perhatian utama mereka adalah
pembangunan Gurdwara. Tidak ada pengorbanan yang demikian besar bagi orang
Sikh selain kepentingan untuk Gurdwaranya. Pertemuan harian umat diadakan di
Gurdwara, dan bagian terpenting ibadah bersama di Gurdwara adalah
penyelenggaraan Kirtan (Mengagungkan nama suci Tuhan secara bersama-sama).
Dalam pertemuan itu juga berlangsung ceramah dan khotbah tentang agama,
tema-tema dan pokok-pokok pembicaraan sejarah. Adapun bacaan Gurbani
(Himne-himne Guru) dari Guru Granth Sahib merupakan keharusan pada setiap
prosesi ibadah.
Jemaah Sikh atau biasa disebut Sadh Sangat yang berarti kumpulan orang-
orang suci. Sadh Sangat ini terdiri atas kaum wanita dan pria yang memiliki
persamaan hak mengeluarkan pendapat dalam semua perkara keagamaan. Seorang
wanita boleh memimpin umat dalam doa maupun dalam hal ibadah dan dapat ikut
serta dalam upacara-upacara yang lain. Kebanyakan gurdwara memiliki seorang
Granthi37
yang digaji penuh sekaligus memimpin umat dalam berdoa, tetapi
ketatalaksanaan gurdwara biasanya ada di tangan panitia yang dipilih dari umat
Sikh.
36
Nuhrison M Nuh dkk, “Eksistensi Agama Sikh di Jabodetabek” dalam Kustini, Ed.,
Baha’i, Sikh dan Tao: Penguatan Identitas dan Perjuangan Hak-hak Sipil (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Kementrian Agama RI, 2015), h.278. 37
Granthi merupakan jemaat yang bertugas untuk menjaga, membaca, dan merawat Guru
Granth Sahib. Lihat, Puran Singh, Spirit of The Sikh, Vol 1 (Patiala, India: Punjabi University
Press, 1982), h. 12.
24
Karena gurdwara merupakan satu-satunya pusat keagamaan bagi penganut
Sikh berkumpul dan mempelajari pesan yang termaktub dalam Guru Granth
Sahib. Maka tidak heran jika Di setiap Gurdwara, Guru Granth Sahib diletakan
pada kedudukan yang tinggi serta diberi penghormatan yang paling agung oleh
para penganut Sikh. 38
Di gurdwara umat Sikh duduk bersila di lantai berlampin karpet dan untuk
menegaskan persamaan hak dalam persaudaraan antar umat manusia. Di
Gurdwara pula setiap orang adalah sederajat. Oleh karena itu, setiap orang pantas
mendapat perlakuan yang sama, bebas dari perbedaan kasta, kelas kepercayaan,
warna kulit, kebangsaan, status sosial, ekonomi, maupun pekerjaan. Bahkan para
tamu yang bukan penganut agama Sikh pun mendapat perlakuan dan
penghormatan yang sama.
Selain tempat ibadah bagi orang Sikh, gurdwara juga berfungsi sebagai
tempat dilaksanakannya kegiatan para jemaat Sikh lainnya seperti kegiatan belajar
mengajar, acara pernikahan jemaat Sikh, dan hampir semua perayaan hari
keagamaan Sikh dirayakan di gurdwara seperti perayaan Vaisakhi, Diwali, Hari
lahirnya Guru, dan Mengenang kepergian Guru. Bahkan, aneka pertemuan dan
kegiatan kemasyarakatan yang lain pun dilangsungkan di tempat ini. Gurdwara
menyediakan gedung pusat pertemuan untuk pertemuan-pertemuan sosial baik itu
yang bersifat resmi ataupun tidak resmi. Oleh karena itu, gurdwara memainkan
fungsi sosial yang amat penting bagi masyarakat tanpa memandang lagi tingkatan-
38
I Dewa Putu Sedana , Sikhisme Bukan Perpaduan Agama Hindu dan Islam, (Denpasar:
Universitas Udayana Press, 2013), h.54.
25
tingkatan perseorangan. Gurdwara terbuka untuk semua orang dari semua agama
dan biasanya terbuka dua puluh empat jam sehari. Selain itu salah satu komponen
paling penting di dalam Gurdwara adalah terdapatnya sebuah Langar, yaitu
sebuah dapur umum untuk semua pengunjung yang hadir, Siapa saja, entah orang
Sikh atau bukan, dan dari manapun asalnya dapat ikut makan dengan duduk
berderet. Baik itu orang kaya atau miskin, entah memiliki jabatan dan status sosial
berbeda tapi disini mereka duduk bersama dalam satu deret, dan tanpa alas atau
lesehan yang menandakan semangat persamaan hak, kerendahan hati dan saling
mencinta.39
Hanya saja yang perlu diperhatikan lebih lanjut, sekalipun menu yang
dihadirkan bervariasi. Tetapi dalam dapur umum ini hanya terdapat berbagai jenis
makanan seperti roti chane yang terbuat dari tepung roti dan kacang hijau dan
sayur sayuran terkecuali telur dan daging karena suku Punjabi yang menganut
ajaran Sikh tidak mengkonsumsi daging karena bagi mereka hewan itu adalah
makhluk hidup yang memiliki nyawa sama halnya seperti manusia. Jadi sama
seperti umat Buddhis bahwa para jemaat Sikh pun lebih mengutamakan menjadi
seorang vegetarian.
Seperti tempat ibadah agama lainnya, ketika memasuki Gurdwara pun
memiliki adabnya tersendiri yaitu, seperti sebelum memasuki Gurdwara Para
jemaat harus melepaskan alas kakinya dan ditempatkan pada tempat yang sudah
disediakan lalu membersihkan tangan dan kaki serta menggunakan penutup
39
Jai Singh Yadev, Mengenal Agama Sikh (Jakarta: Yayasan Gudrwara Mission: 2001),
h. 23-24.
26
kepala yang telah disediakan didepan pintu Gurdwara, setelah itu, para jemaat
Sikh menuju ke Darbar Sahib untuk melakukan sujud (metha tekhna) seperti yang
biasa dilakukan oleh umat Islam, sujud tersebut merupakan salah satu
penghormatan terhadap kebesaran dan keagungan Guru Granth Sahib. Selepas
sujud, para jemaat tidak bisa duduk bersama-sama melainkan harus dipisah
melalui sekat yang biasanya terdapat didalam masjid pada umunya, lazimnya para
jemaat perempuan Sikh duduk disebelah kiri, dan para jemaat Sikh pria duduk
disebelah kanan. Akan tetapi mereka masih dalam jarak yang sama dari sang Guru
Abadi Guru Granth Sahib, Mereka duduk dengan khidmat dan sopan menghadap
Guru Granth Sahib dan menumpukan perhatian terhadap kegiatan sembahyang
yang dipimpin oleh seorang Granthi, lalu Pada saat ardas (doa) dibacakan
diharapkan bagi semua jemaat maupun pengunjung untuk berdiri. 40
Sebenarnya di dalam Agama Sikh tidak ada batasan hari dalam
melaksanakan ibadah karena para jemaat Sikh melakukan ibadah setiap hari,
namun ada satu hari yang paling khusus dan diwajibkan untuk beribadah bersama,
karena ibadah secara bersama-sama merupakan anjuran yang diajarkan oleh para
Guru. Namun karena hari yang diwajibkan untuk beribadah bersama ini tidak
sama disemua negara. Di Indonesia, khususnya Jakarta, para jemaat Sikh memilih
hari Minggu karena hari Minggu merupakan hari libur nasional, sehinggu para
jemaat Sikh menggunakan hari ini untuk melakukan ibadah bersama.
40
Charanjit Kaur, Sikh Rehat Mardaya: Satu Kajian Mengenai Kod Tingkah Laku
Penganut Agama Sikh, (Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), h. 97.
27
Pada hari Minggu semua jemaat Sikh pergi ke gurdwara terdekat dan pada
hari itu juga disediakan sebuah kotak sumbangan sebanyak dua buah oleh para
pengurus gurdwara, adanya kotak sumbangan ini berguna menunjang keperluan
dan kegiatan yang berlangsung di gurdwara. Pada hari Minggu acara ibadah akan
dimulai pada pukul sembilan pagi sampai dengan pukul dua belas siang.
Sementara pada hari-hari biasa, semua penganut Sikh beribadah pada pagi hari
dimulai pukul tiga pagi sampai pukul enam sore.
Ibadah yang biasa dilakukan berupa nyanyian himne, pembacaan kitab
suci Guru Granth Sahib dan khotbah, pelayanan terakhir diakhiri dengan doa yang
dibacakan oleh Granthi, untuk berkah universal dan kesejahteraan seluruh umat
manusia. Setelah ibadah, semua diminta untuk berukumpul di langar untuk
menyantap makanan yang telah disiapkan oleh sukarelawan, makan secara
bersama sangat penting karena melambangkan pentingnya kesetaraan dan
pelayanan kepada masyarakat.41
Setiap Gurdwara memiliki ciri khas tersendiri yaitu dengan selalu
mengibarkan bendera berwarna kuning yang biasa disebut dengan Nisham Sahib
tepat didepan Gurdwara. Selain itu, di setiap dinding terdapat juga lukisan para
Guru yang amat begitu dihormati oleh para jemaat Sikh, keberadaan lukisan para
Guru diartikan sebagai media pengetahuan bagi para jemaat Sikh khususnya
41
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ghoul Raj, Jakarta, 21 April 2018 Pukul 09.13.
28
muda-mudi dan bukan sebagai sarana pemujaan karena hal itu tidak dibenarkan
dalam ajaran Agama Sikh.42
Sebetulnya di kawasan Jakarta dan sekitarnya terdapat 4 buah Gurdwara
yang tersebar dibeberapa daerah, pertama di Tanjung Priok, kedua di Pasar Baru,
ketiga di Ciputat, dan Terakhir di wilayah Karang Mulya Kota Tangerang. Dari
keempat Gurdwara yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya, Namun menurut
Raam Singh hanya 2 Gurdwara saja yaitu di daerah Ciputat dan Karang Mulya
yang sering dirundung permasalahan, contohnya Gurdwara di Ciputat, sejak awal
pendirian Gurdwara itu pada tahun 2001, para jemaat sering mendapat perlakuan
yang tidak menyenangkan dari warga sekitar, hal itu karena warga mengira para
jemaat Sikh adalah pengikut aliran sesat, tetapi setelah pendiri Gurdwara
memberikan penjelasan tentang Agama Sikh dan dibantu mediasi oleh pihak
kepolisian, akhirnya kami mendapat persetujuan dari warga sekitar untuk
mendirikan Gurdwara tersebut. Lain halnya dengan yang terjadi di Gurdwara
Karang Mulya, karena sampai hari ini, izin untuk mendirikan bangunan di daerah
tersebut sering dipersoalkan bahkan pernah sampai dibawa ke pengadilan tinggi
negeri.
Gurdwara yang telah ada sejak 2004, telah menjadi sebuah tempat ibadah
bagi umat Sikh yang ada disekitar Tangerang Kota, Serang, dan bahkan Cilegon.
Karena seperti yang diketahui jika ingin pergi ke Gurdwara terdekat, maka kita
harus pergi ke daerah Ciputat atau Pasar Baru, itu terlalu jauh. Sehingga tidak bisa
42
Wawancara Pribadi dengan Balwant Singh, (salah satu Pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta), Jakarta, 11 Agustus 2018.
29
mengakomodir para jemaat Sikh yang ada dikawasan Tangerang Kota dan
sekitarnya.
Mengingat betapa pentingnya Gurdwara bagi Kaum Sikh, maka
tercetuslah ide untuk membuat Gurdwara baru di kawasan Karang Mulya. Namun
impian untuk memiliki sebuah Gurdwara baru harus pupus. Karena pada tahun
2005, puluhan masyarakat yang mengaku dari Koalisi Masyarakat Karang Mulya
mendemo gurdwara itu, mereka keberatan dengan adanya aktivitas ibadah Sikh di
lingkungan mereka, mereka meminta segala aktivitas itu dihentikan dan rumah itu
tak lagi digunakan sebagai gurdwara. Tahun itu, permohonan IMB rumah ibadah
sudah diajukan ke Pemkot Tangerang, pengurus gurdwara bahkan telah membayar
biaya retribusi yang diminta sebesar Rp 34 juta, namun hingga sekarang IMB
belum selesai. Dan sampai hari ini, gurdwara yang berada di Karang Mulya,
masih dilarang keberadaanya karena terkendala masalah perizinan. Sehingga mau
tidak mau bagi para jemaat Sikh yang berdomosili di Tangerang Kota dan
sekitarnya jika ingin beribadah ke Gurdwara mereka harus pergi ke Ciputat atau
pergi ke Pasar Baru. Jadi, sekarang Gurdwara yang masih aktif di wilayah Jakarta
dan sekitarnya hanya tinggal 3 Gurdwara saja, yaitu Gurdwara Tanjung Priok,
Gurdwara Pasar Baru, dan Gurdwara Kampung Sawah, Ciputat.43
Dari banyaknya Gurdwara yang terdapat diseluruh penjuru dunia, tentu
Gurdwara yang paling disucikan oleh Kaum Sikh adalah Kuil Emas Amritsar,
yang diprakarsai oleh Guru Ram Das, Guru keempat dalam kepercayaan agama
Sikh. Kuil yang beralamat di Golden Temple Rd, Atta Mandi, Katra Ahluwalia,
43
Wawancara Pribadi dengan Raam Singh, Jakarta, 27 April 2018 pukul 08.23.
30
Amritsar, Punjab India. Pada Maret 2005 Kuil Emas berganti nama menjadi
Harmandir Sahib (Hari Mandir, Kuil Tuhan), merupakan tujuan utama Kaum
Sikh di seluruh dunia. Selain itu, Pembangunan Harmandir Sahib dimaksudkan
untuk membangun tempat ibadah bagi pria dan wanita dari semua lapisan
masyarakat untuk datang dan menyembah Tuhan tanpa memandang kasta, kelas,
warna, kepercayaan dan yang terpenting Kuil emas merupakan simbol
persaudaraan manusia dan kesetaraan
Harmandir Sahib terbuka bagi semua agama, disimbolkan dengan pintu
yang selalu terbuka di empat sisinya. Menurut Ranjit Singh, maksud dari
keberadaan pintu yang ada di keempat sisinya adalah Pertama, bahwa tempat
ibadah ini terbuka bagi segala agama: Islam, Kristen, Hindu, Buddha
diperkenankan dan welcome untuk masuk ke tempat ini, Sekalipun mereka datang
dari kepercayaan yang berbeda. Kedua, sudah menjadi tradisi bila disetiap
Gurdwara selalu menyediakan dapur umum bagi para jemaat yang beribadah atau
para wisatawan yang berkunjung, nah disini dalam hal makan itu kita selalu
duduk bersila di satu lantai. Bahkan waktu zamannya guru kami yang ketiga yaitu
Guru Amar Das, pada saat itu beliau pernah mengundang Raja Akbar44
untuk
makan bersama dan duduk satu lantai, hal itu menunjukan bahwa tidak peduli dia
punya jabatan apa. Tapi ketika dia makan di sini, maka ia harus duduk satu lantai
hal itu menunjukan bahwa di sini sudah tidak ada tingkatan lagi. Jika dalam
agama Hindu itu kan ada kasta-kastanya, dalam Sikh ini kita tidak memandang
44
Raja Akbar merupakan Sultan Mogul Ke-3. Lihat , Nurul Hasan, Religion, State, and
Society in Medieval India (New Delhi: Oxford University Press, 2007), h.78.
31
kasta-kasta lagi, makan-makanan yang sama, tidak memandang lagi itu dia
profesinya apa.
Karena itu pula yang menyebabkan tempat ini selalu ramai setiap waktu,
selain itu, langar terbesar di dunia pun dapat ditemukan di Kuil Emas, dapur yang
biasanya menyediakan dan memberi makan sekitar 40.000 orang sehari gratis.
Beda lagi jika pada hari libur keagamaan atau akhir pekan, langar dapat
menyediakan dan memberi makan lebih dari 100.000 orang per hari. Itulah salah
satu menariknya tempat ini, karena selain sebagai tempat ibadah, Harmandir
Sahib juga berfungsi sebagai salah satu destinasi wisata bagi para pelancong dari
berbagai negara diseluruh dunia, dan disediakan pula tempat untuk menginap
untuk para pelancong maupun para jemaat atau biasa disebut dengan Niwas.45
Meskipun terbuka untuk umum, tetapi untuk memasukinya ada aturan,
aturannya pun kurang lebih sama dengan aturan masuk ke Gurdwara lainnya yang
terdapat diseluruh penjuru dunia, diantaranya: tidak boleh minum alkohol, makan
daging, dan merokok dalam kuil; meninggalkan sepatu di dekat pintu masuk dan
diharuskan mencuci kaki terlebih dahulu di kolam dangkal sebelum masuk.
Kuil Emas sering diidentikan dengan tiga kata yaitu besar, megah, dan
mewah. Kuil emas banyak dikenal orang sebagai pusat spiritualisme ajaran Sikh
di dunia, ibarat Kaum Muslim memiliki Mekkah, Kristen memiliki keagungan
Bethlehem maka Sikh memiliki Kuil Emas atau Gurdwara. Kuil yang dibangun
pada periode tahun 1574 hingga 1604, seperti menghubungkan jejak asal muasal
45
Wawancara Pribadi dengan Ranjit Singh (salah satu jemaah Agama Sikh di Jakarta),
Jakarta, 2 Mei 2018 pukul 09.08.
32
ajaran ini, yang konon merupakan perpaduan antara ajaran Hindu dengan Islam
Sufi, maka gaya arsitektur seluruhnya pun nampak menganut dua hal yang sama,
perpaduan aksen kontemporer islami dengan keunikan ukiran khas Hindu nampak
tertuang pada setiap bangunan putih yang mengelilingi kuil di tengah sungai itu,
bahkan yang menarik disini bahwa yang meletakan batu pertama kali dalam
pembangunan Kuil Emas ini adalah seorang muslim bernama Mian Mir.
Bertentangan dengan kuil-kuil khas India yang biasanya dibangun di
tempat yang lebih tinggi, Harmandir Sahib dibangun di tingkat yang lebih rendah
sehingga pengunjung harus mengambil beberapa langkah ke bawah untuk
memasukinya, ini diyakini menandakan egalitarianisme dan kerendahan hati.
Sesuai dengan namanya Kuil Emas, Maka setengah bagian atas kuil ini terbuat
dari serpihan emas murni beserta logam seberat 750 kg, yang merupakan donasi
dari para raja-raja terdahulu. Kubah Kuil Emas menggambarkan kuncup bunga
teratai adalah sebagai simbol pengikut Sikh yang diartikan sebagai hidup penuh
kesucian. 46
Kuil Emas ternyata menyimpan sebuah kisah kelam, hal tersebut terjadi
pada tanggal 1 hingga 8 Juni 1984 yang kemudian dikenal dengan nama Blue Star
Operation. Yakni serangan militer India terhadap Kuil Emas karena menjadi
tempat persembunyian Jarnail Singh Bhindranwale, aktivis dan pejuang Sikh yang
menginginkan persamaan hak dan adanya kesetaraan dari Pemerintah India Pada
saat itu. Tapi respon yang diberikan pemerintah justru menyebabkan jatuhnya
46
Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor (Tangerang selatan: UIN Jakarta
Press, 2015), h. 205-206.
33
korban jiwa, Dibawah komando Perdana menteri saat itu yaitu Ny. Indira Gandhi,
ia memerintahkan pasukan bersenjata India untuk memburu Jarnail Singh
Bhindranwale.
Tank dan artileri dikerahkan untuk menerobos masuk ke dalam Kuil Emas,
tempat ibadah itu pun mendadak berubah menjadi benteng pertahanan. Dan
Akibat operasi militer tersebut, Sebanyak 492 pejuang dan warga sipil tewas
termasuk Jarnail Singh Bhindranwale. Di sisi lain, 83 tentara India pun meninggal
dunia. Kompleks kuil emas yang megah itu mengalami kerusakan cukup parah,
Kaum Sikh menilai penyerangan tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap
tempat suci dan perlakuan diskriminatif negara terhadap golongan minoritas. Bagi
pemerintahan India di New Delhi, Jarnail Singh adalah seorang militan dan
ekstrimis yang mengganggu stabilitas dan keamanan negara, tapi bagi umat Sikh
dia adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan.
Rusaknya Kuil emas dan tewasnya Jarnail Singh, membuat kaum Sikh
bersumpah akan mengadakan aksi balasan yang setimpal terhadap pemerintah
India. Dan hanya berselang empat bulan setelah tragedi berdarah itu, yakni pada
tanggal 31 Oktober 1984, hari rabu pukul 09.40 waktu setempat, Ny. Indira
Gandhi ditembak mati oleh pasukan pengawalnya sendiri yang terdiri dari tiga
orang penganut agama Sikh, yaitu Bianth Singh, Satwant Singh, dan Jasbir
Singh.47
B. Sejarah Berdirinya Gurdwara Pasar Baru Jakarta
47
Barkshish Singh, History of Harmandir Sahib the Golden Temple, (Patiala: Punjab
University Press, 1999), h. 46-48.
34
Gurdwara Pasar Baru ini didirikan pada tahun 1955 oleh Pritam Singh dan
para kerabatnya yang merupakan para pedagang yang datang dari India, pada
awalnya mereka beribadah di gurdwara Tanjung Priok, karena memang Gurdwara
Tanjung Priok merupakan gurdwara pertama yang ada di wilayah Jakarta,
gurdwara itu didirikan pada tahun 1925. Namun, karena mayoritas kaum Sikh
yang ada di Jakarta lebih banyak yang tinggal dan beraktifitas di kawasan Pasar
baru, sehingga tidak memungkinkan untuk pulang pergi antara Tanjung Priok-
Pasar Baru, ditambah pada saat itu belum ada transportasi massal seperti sekarang
dan banyak dari para jemaat Sikh yang belum meimliki kendaraan pribadi,
sehingga mau tidak mau mereka harus berjalan kaki, setiap kali ingin beribadah di
Gurdwara Tanjung Priok. Dan hal itu pulalah yang melatar belakangi Pritam
Singh dan kerabat untuk membeli tanah yang ada di Pasar baru untuk dijadikan
sebuah Gurdwara untuk melengkapi Gurdwara yang telah ada sebelumnya di
Gurdwara Tanjung Priok.
Sebenarnya membeli tanah di Pasar Baru adalah sesuatu yang sulit karena
pada masa itu wilayah Jakarta masih dikuasai oleh para penjajah Belanda dan
mereka tidak akan memberikan izin begitu saja untuk mendirikan rumah ibadah
ditambah mereka juga pasti memasang harga yang sangat tinggi jika ada pihak
yang mau membeli tanah di kawasan tersebut, namun atas izin dari Tuhan
akhirnya mereka mengizinkan Pritam Singh beserta rekan-rekannya untuk
membeli tanah dan mendirikan sebuah rumah ibadah di kawasan Pasar baru,
dengan satu syarat tempat ini hanya diperuntukan untuk ibadah, selain itu tidak
boleh.
35
Sejak pertama kali didirikan gurdwara ini tidak pernah mengalami
perubahan lokasi dan mengalami perubahan hanya dari segi bangunan fisiknya
saja. Gurdwara ini juga sebagai media penghubung antara pihak Gurdwara dengan
kedutaan besar India yang ada di Jakarta. Gurdwara yang memiliki nama lain
yaitu Yayasan Sikh Gurdwara Mission ini beralamat di Jl. Pasar Baru No. 10
Jakarta Pusat. Didirikan oleh para Pedagang dari India yang merantau ke Jakarta,
diantaranya adalah, Avtar Singh, Shiv Singh, Ram Labhaya Seth, Karam Singh,
Pritam Singh, Harchand Singh, Girdhari Lal Vohra, Kulwant Singh, Partap Singh,
Ajit Singh, dan Tarlok Singh Kapoor.
Sejak pertama kali didirikan Gurdwara ini telah beberapa kali mengalami
pemugaran, karena semakin banyaknya jumlah jemaah yang ingin beribadah
disini, karena hal itu pula pernah terbesit ide untuk meluaskan kembali Gurdwara
ini, tetapi hal itu batal direalisasikan karena keterbatasan dana dan mahalnya
harga tanah di kawasan Pasar Baru, ditambah dengan semakin sulitnya keadaan
ekonomi hari ini. Jadi dari pada membeli tanah lagi lebih baik Gurdwara ini
ditingkatkan menjadi 2 lantai untuk menanggulangi membludaknya jemaah Sikh
yang ingin beribadah disini, karena biasanya Gurdwara ini akan sangat ramai pada
waktu akhir pekan dan jika ada perayaan tertentu. 48
Perlu diketahui pula bahwa Gurdwara tidak hanya berfungsi sebagai
rumah ibadah saja, lebih dari itu Gurdwara telah menjadi semacam garda
pengawal kebudayaan Punjabi itu sendiri. Karena Sebagian besar umat Sikh
48
Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj, Jakarta, 13 Mei 2018 Pukul 09.33.
36
merupakan warga keturunan India, tetapi 98% diantaranya sudah lahir di
Indonesia. Dalam agama Sikh tidak ada ajaran untuk menyiarkan agama kepada
orang selain pemeluk Sikh. Tidak ada metode untuk menarik/dakwah dalam
penyebaran agama. Selain karena keturunan, ada juga orang di luar Sikh yang
kemudian beragama Sikh melalui perkawinan.
Kepengurusan dalam mengelola gurdwara dibentuk yayasan yang
melibatkan para sesepuh atau pendiri pada masing-masing Gurdwara, dan yang
terakhir adalah gurdwara juga menyelenggarakan sekolah pada hari minggu bagi
para murid yang masih bersekolah dan mahasiswa, proses belajar mengajar
berlangsung setelah kegiatan ibadah selesai.49
C. Gambaran Umun Gurdwara Pasar Baru Jakarta
Gurdwara yang telah ada sejak tahun 1955 ini bisa menampung hingga
kurang lebih 5000 jemaat ini, secara resmi terdaftar di Kementrian Agama,
Republik Indonesia sebagai salah satu rumah ibadah yang keberadaanya diakui,
dilindungi dan memiliki payung hukum. Gurdwara ini juga telah memenuhi
kriteria yang tercantum dalam peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No. 9 Tahun 2006 dan No. 8 Tahun 2006 tentang pedoman
pelaksanaan tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan
kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan
pendirian rumah ibadah. Sehingga para jemaat Sikh bisa dengan tenang untuk
beribadah disini, gurdwara ini telah menjadi pusat dari berbagai kegiatan para
49
Sewadars, “Seputar Gurdwara Pasar baru” . Diakses pada 23 April 2018 dari www.sikhtemplejakarta.com
37
jemaat Sikh yang ada di Ibu kota selain Gurdwara yang ada di Tanjung Priok.
Selain itu gurdwara yang keberadaannya telah diakui oleh semua komunitas
beragama yang ada di Jakarta.
Seperti yang sudah dijelaskan, gurdwara ini bisa dimasuki oleh siapapun
baik dari jemaah Sikh sendiri ataupun bukan, untuk masuk kedalam pun harus
dengan beberapa catatan seperti melepas sepatu, mencuci tangan di tempat yang
disediakan, memakai penutup kepala yang telah disediakan, dan mengenakan
pakaian yang sopan.
Ketika masuk ke dalam pun, kita hanya disuguhi sebuah ruangan kosong
beralaskan tikar dengan hanya Darbar Sahib (tempat meletakan kitab suci) dan
kitab suci Guru Granth Sahib diatasnya, tidak ada patung atau dupa maupun
sebagainya, memang sepintas gurdwara memiliki banyak kesamaan dengan
Masjidnya orang islam, hanya yang membedakannya adalah di gurdwara terdapat
langar yaitu sebuah dapur umum yang diperuntukan bagi mereka yang telah
selesai beribadah, sebenarnya yang tidak ikut ibadah pun bisa saja ikut makan
bersama di langar ini. Jadi, hanya agama Sikh saja yang khusus menyiapkan
makanan bagi mereka yang telah selesai beribadah.50
Selain itu, hal yang
membuat gurdwara sama dengan Masjid adalah terdapatnya kran untuk bersuci di
teras depan dan arsitekturnya selalu dilengkapi dengan kubah-kubah sehingga
tidak sedikit pula yang mengira bahwa gurdwara adalah Masjid, padahal
kenyataannya berbeda.
50
Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj, Jakarta, 13 Mei 2018 Pukul 10.12.
38
Lalu di Gurdwara ini juga terdapat perpustakaan, ruang pertemuan bagi
para tamu undangan, karena tidak sedikit dari para tokoh penting di negeri ini
pernah berkunjung kesini, seperti Gubernur DKI Jakarta saat ini Bapak Anies
Baswedan dan Presiden RI ke-4 (alm) Bapak KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Khusus untuk kedatangan Presiden Gus Dur pihak pengurus Gurdwara harus
menyediakan lift khusus untuk menunjang kunjungan beliau dan di lantai 2
terdapat semacam ruangan untuk kegiatan belajar mengajar bagi para siswa dan
mahasiswa yang setiap akhir pekan bersekolah disini, selain itu ditempat ini pula
dijadikan tempat berlangsungnya pernikahan bagi para jemaah Sikh.51
Tapi karena tempat ini bukan merupakan objek wisata, dan bila
pengunjung ingin mengunjungi Gurdwara sebaiknya membuat janji terlebih
dahulu dengan pengurus Gurdwara, karena supaya mendapat informasi yang lebih
komprehensif mengenai gurdwara ini maupun sejarah agama Sikh di ibukota
Jakarta ini.
51
Sewadars, “Seputar Gurdwara Pasar baru” . Diakses pada 23 April 2018 dari
www.sikhtemplejakarta.com
39
BAB III
PERAYAAN VAISAKHI DI GURDWARA PASAR BARU JAKARTA
A. Asal Usul Perayaan Vaisakhi
Vaisakhi atau juga dikenal sebagai Baisakhi, perayaan ini adalah pesta panen
musim semi di wilayah negara bagian Punjab. Secara tradisional, perayaan ini
dirayakan sebagai rasa suka cita karena melimpahnya hasil panen, ditambah
sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen yang baik dan
mengharapkan agar hasil panen yang lebih baik lagi di tahun-tahun yang akan
datang, perayaan ini merupakan salah satu peristiwa besar bagi masyarakat
Punjab. Sebenarnya perayaan ini pada awalnya tidak ada sangkut pautya dengan
Agama Sikh karena hanya sebatas perayaan musim panen biasa dimana pada
perayaan itu dirayakan dengan suka cita oleh masyarakat Punjab saat itu.
Namun ternyata pada tahun 1657, Menurut tradisi Agama Sikh, sejak era
Guru Amar Das52
, perayaan Vaisakhi ditambah peranannya jadi tidak sekedar
perayaan musim panen saja tapi pada hari itu juga dijadikan oleh Guru sebagai
sarana bagi para Kaum Sikh untuk berkumpul, mendengarkan khotbah, dan
mengharapkan keberkahan dari Sang Guru.53
Bisa dikatakan pada saat itu, Guru Amar memanfaatkan sebuah momen
dimana pada saat itu para petani yang mayoritasnya adalah pengikut agama Sikh
untuk berkumpul dan beribadah kepada Tuhan atas melimpahnya hasil panen.
52
Guru Amar Das adalah guru ketiga dalam keyakinan Agama Sikh, Lihat. H.S. Singha,
Sikh Studies (Hemkunt Press, 2005, h.101. 53
Owen Cole and Piara Singh Sambhi, The Sikhs: Their Religious Beliefs and practices
(New Delhi: Piatalla Press, 1978), h. 54.
40
Lalu sejak tahun 1699, peran perayaan Vaisakhi dimodifikasi lagi oleh Guru
Gobind Singh, karena bertepatan dengan perayaan musim panen tersebut, Sang
Guru menemukan sebuah kesempatan untuk menciptakan sebuah tatanan yang
menandakan lahirnya sebuah era baru yang di dedikasikan untuk membela mereka
yang selama ini tertindas dan memperjuangkan kesetaraan khususnya bagi para
pengikut ajaran Sikh yang kemudian dikenal dengan Khalsa (orang-orang
suci/persaudaraan abadi di dalam agama Sikh). Karena pada saat itu di wilayah
Punjab, kezaliman sedang merajalela dimana-mana. Ditambah pada saat itu di
dalam ajaran Agama Sikh tidak ada aturan tentang bagaimana cara menghadapi
kezaliman tersebut.54
Selain itu, proses lahirnya Khalsa yang bertepatan dengan perayaan Vaisakhi
itu menandakan akan terjadinya sebuah akulturasi budaya, dimana sebelumnya
perayaan Vaisakhi hanya sebuah kebudayaan masyarakat Punjab mengenai pesta
panen musim semi, lalu oleh Guru Gobind Singh diadopsi menjadi sebuah hari
besar keagamaan dalam agama Sikh.
Menurut Raam Singh, sebenarnya ada banyak perayaan digelar dalam
agama Sikh, baik yang sifatnya insidental maupun rutin. Yang insidental, bila ada
jemaat yang menginginkan untuk memberi sedekah (santunan) atau mengadakan
bakti sosial yang bersifat spontanitas, maka panitia Gurdwara akan menyiapkan
segala kebutuhan acaranya.
Sedangkan, untuk yang perayaan rutin biasanya digelar besar-besaran
karena sudah sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu dan tercantum di dalam
54
Harkirat S. Hansra, Liberty at Stake, Sikhs: the Most Visible (iUniverse, 2007), h. 28.
41
kalender agama Sikh. Sebut saja misalnya, hari kelahiran Guru, hari mengenang
kepergian Guru, hari Diwali, dan tentu saja hari Vaisakhi.
Akan tetapi yang disebut terakhir biasanya dirayakan secara spesial, selain
karena bertepatan dengan perayaan musim panen yang sudah pasti dirayakan
dengan meriah dan diisi dengan berbagai macam kegiatan, baik yang bersifat
ritual maupun sosial budaya. Dan yang terpenting adalah lahirnya Khalsa, karena
pada perayaan Vaisakhi tahun 1699, telah terjadi sebuah peristiwa besar dan
bersejarah, dimana Guru Gobind Singh telah menginisiasi lima orang pengikutnya
yang telah berhasil menempuh ujian berat untuk masuk ke dalam Khalsa. Lima
orang itu kemudian disebut Guru Gobind sebagai orang-orang yang teguh
kepercayaannya, kuat imannya dan siap berkorban demi kebenaran. Kelima orang
itu terdiri dari Daya Rham Khatri, Dharam Ras, Mukham Chand, Shahib Chand,
dan Himmat Rai. Mereka kemudian diberi gelar Panj Piare (lima orang suci
tercinta). Dan sejak saat itu perayaan Vaisakhi menandakan lahirnya Khalsa dan
berdirinya Panj Piare. Dan membuat perayaan musim panen ini masuk ke dalam
salah satu perayaan utama dalam kalender Agama Sikh.55
Seperti yang sudah dipaparkan diatas, bahwa perayaan ini merupakan
salah satu perayaan utama dalam kalender Sikh karena memperingati kelahiran
Khalsa. Sebuah tatanan resmi atau ikatan persaudaraan abadi yang didalamnya
terdapat komitmen dari para penganut agama Sikh untuk menjalani kehidupan
dengan semangat persatuan, kesetaraan dan penuh kasih sayang. Dan yang
terpenting dari tatanan ini adalah sebagai sarana untuk menentang penindasan atas
55
Wawancara Pribadi dengan Raam Singh, (Salah Satu Jemaat Gurdwara Pasar Baru
Jakarta), Pasar Baru 25 Mei 2018.
42
nama agama yang sering terjadi pada para jemaat Sikh waktu itu, menghilangkan
perbedaan antara masyarakat kasta atas dan bawah, karena pada saat itu perbedaan
kasta menjadi sumber permasalahan yang menyebabkan banyak masyarakat
menderita.56
Pada perayaan ini semua jemaat Sikh akan berkumpul di gurdwara untuk
melaksanakan ibadah seperti melantunkan Kirtan, mendengarkan Khotbah,
membaca Guru Granth Sahib dan yang terpenting adalah Upacara Amrit, dimana
pada upacara itu seorang jemaat Sikh akan diinisiasi ke dalam Khalsa. Selain itu,
ada pula yang bertugas di ruang makan kuil untuk menghidangkan makanan
kepada jemaat lain karena sudah menjadi tradisi dalam agama Sikh bila selesai
melakukan sembahyang maka dilanjutkan dengan makan bersama-sama. Disini
para jemaat Sikh tidak hanya disibukan dengan ibadah kepada Tuhan melainkan
juga sebagai ibadah terhadap sesama manusia, ibadah kepada manusia disini
dimaksudkan yaitu dengan menyebarkan kebaikan kepada sesama tanpa pamrih,
oleh karena itu, para relawan berlomba-lomba dalam menyediakan makanan
terbaik kepada para jemaat karena mereka percaya bahwa kebaikan yang selama
ini mereka lakukan akan menghasilkan kebaikan pula di masa yang akan datang
dan akan mendapat keberkahan dari Tuhan.57
Sebetulnya kegiatan bermula dengan pembacaan kitab suci Guru Granth
Sahib selama 48 jam nonstop oleh para Granthi, yaitu pada 12-14 April karena
sudah menjadi tradisi bahwa jika setiap tiba hari besar keagamaan, maka
56
Sushil Mittal And Gene Thursby, Religions of South Asia An Introduction (New York:
First Published, 2006), h. 68. 57
Theodore M. Ludwig, The Sacred Paths of The East (New Delhi: Prentice Hall Press,
2001), h.36.
43
sebelumnya akan diadakan pembacaan Guru Granth Sahib selama 48 jam
nonstop, hal itu bertujuan untuk selalu mengingat Gurbani,58
lalu setelahnya para
jemaat datang mengenakan pakaian tradisional sambil membawa bunga dan hadir
ke Gurdwara pada pagi hari sekitar pukul 07.00.
Menurut Prem Singh, fokus dari perayaan ini adalah unuk mendidik atau
memberi pencerahan bagi para jemaat khususnya anak-anak untuk mengingat dan
meneladani atas apa yang telah dilakukan oleh Guru Gobind Singh, karena selama
periode sekitar 1650-an, negara bagian di sekitar Punjab berada dalam kekacauan,
para penguasa hari itu banyak berbuat korup, tidak ada aturan hukum, hak-hak
orang biasa dikerdilkan bahkan dihilangkan sama sekali, keadilan menjadi barang
langka bahkan sulit untuk dapat ditemukan, yang kuat memaksakan kehendak dan
jalan mereka tanpa perundingan terlebih dahulu, yang lemah menderita secara
konstan dan diam-diam, terjadi kesengsaraan di mana-mana.
Dalam keadaan seperti inilah Guru membuat sebuah gebrakan baru dengan
membuat Khalsa. Guru sedang mencari orang-orang terpilih di dalam komunitas
Sikh yang siap akan menerima tantangan dan mengatasi kesewenang-wenangan,
menjadi kuat dan tak kenal takut, bersiap untuk menghadapi tantangan-tantangan
sebesar dan seberat apapun tanpa keberatan, siap untuk menegakkan keadilan,
bahkan rela untuk mengorbankan semua yang ia miliki termasuk nyawanya
sendiri. Oleh karena itu, signifikansi dari perayaan Vaisakhi merupakan lahirnya
Khalsa.59
58
Gurbani merupakan ayat-ayat suci yang terdapat di dalam Guru Granth Sahib. Lihat, Puran Singh, Spirit of The Sikh, Vol 1 (Patiala, India: Punjabi University Press, 1982), h. 13.
59 Wawancara Pribadi dengan Prem Singh, (tokoh pemuda Agama Sikh di Wilayah
Jakarta ), Jakarta, 11 Juli 2018.
44
Puncak dari perayaan Vaisakhi adalah Upacara Amrit atau Amrit Sanchar
yaitu merupakan upacara inisiasi atau pembaptisan dalam keyakinan Agama Sikh.
Praktek ini sebenarnya telah ada sejak era Guru Pertama yaitu Guru Nanak Dev
(1469-1539). Selama periode waktu itu, upacara ini dikenal sebagai Charan
Amrit, kata-kata Charan menandakan kaki guru. Selama periode waktu itu, Guru
akan menyentuhkan kakinya ke dalam wadah di mana sudah berisi dengan air dan
para inisiat (calon anggota bisa juga para peserta upacara) akan minum air itu.
Jadi para inisiat saat itu meminum air basuhan kaki Guru dengan tujuan
mengharapkan keberkahan dan sebagai wujud komitmen untuk mentaati semua
ajaran dari sang Guru.
Prosesi upacara ini terus berlangsung yang dimulai dari era Guru Ke-1
sampai Guru ke-9, lalu sejak era Guru ke-10 yaitu Guru Gobind Singh, Sang Guru
mengubah tata cara pelaksanaan upacara Amrit saat itu, yang pada awalnya para
inisiat harus meminum air basuhan kaki Guru, lalu diubah menjadi meminum air
yang dicipratkan oleh Guru ke kepala meliputi rambut dan mata para inisiat. Dan
jika pada era Guru ke-1 sampai dengan ke-9, upacara Amrit hanya untuk
bertujuan mengharapkan keberkahan dari sang Guru pada saat itu, maka sejak era
Guru ke-10, selain mengharapkan berkah dari sang Guru, dengan dilaksanakannya
upacara Amrit, maka para inisiat juga telah resmi menjadi bagian dari Khalsa
yang membuat mereka menjadi seorang pengikut Sikh sejati.60
Lalu setelah Upacara Amrit dilaksanakan maka dilanjutkan kegiatan
Perarakan atau parade disekitar gurdwara, dalam kegiatan perarakan atau parade
60 Wawancara Pribadi dengan Raam Singh, Jakarta, 19 Juli 2018 pukul 11.23.
45
biasanya para jemaat Sikh mengenakan pakaian tradisional yang berwarna orange
dan kuning, warna khas dari para jemaat Sikh.
Bukan hal yang aneh jika di dalam parade diisi dengan nyanyian dan
tarian, tarian yang biasa dipentaskan pada saat parade perayaan Vaisakhi adalah
Bhangra dan Gidda. Bhangra sendiri merupakan tarian tradisional dari Punjab
yang biasa dilakukan oleh para pria, sedangkan Gidda tarian tradisional yang
biasa dilakukan oleh para wanita dengan iringan musik drum bernama Dhol.
Bhangra sendiri sudah ada sejak abad ke-14, ketika itu para petani di Punjab
menari untuk merayakan hasil panen mereka, kemudian seiring berjalannya
waktu, tarian ini kemudian menjadi salah satu hal yang tidak bisa dilewatkan bila
perayaan Vaisakhi berlangsung. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pagelaran
seni bela diri Sikh yaitu Gatka, perayaan yang dirayakan dengan penuh
kenikmatan dan kebahagiaan ini ditutup dengan kegiatan bakti sosial dengan
warga sekitar yang ada di lingkungan Gurdwara, hal ini dilakukan karena
merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran Khalsa.61
B. Waktu Pelaksanaan Perayaan Vaisakhi
Perayaan Vaisakhi biasanya dirayakan setiap tahun pada bulan April jika
menggunakan kalender Gregorian (Masehi) atau hari pertama pada bulan Vaisakh
jika disesuaikan dengan penanggalan pada kalender Nanaksakhi.62
karena jatuh
61
Jagraj Singh, A Complete Guide to Sikhism (Unistar Books, 2009), h. 311. 62
Merupakan kalender universal umat Sikh yang diambil dari nama Guru Nanak, Pendiri
Sikhisme. Umat Sikh melihat adopsi kalender baru sebagai langkah maju yang besar untuk
identitas Sikh, dan akan membantu menghilangkan kesan bahwa Sikhisme adalah cabang dari
agama lain. Lihat Kristina Myrvold, Inside The Guru’s Gate (Lund: Lund University, 2008), h. 90.
46
pada bulan Vaisakh maka perayaan ini dinamakan Vaisakhi, perayaan Vaisakhi
tahun ini dirayakan pada tanggal 14 April.63
Banyak yang menggangap bahwa perayaan Vaisakhi menandakan sebagai
tahun baru dalam kalender agama Sikh. Namun ternyata hal itu tidak tepat, seperti
yang dipaparkan oleh Balwant Singh, kepercayaan yang selama ini dipegang
secara luas itu tidak benar, karena Tahun Baru Sikh jatuh pada bulan Chet, itu
karena bulan pertama pada kalender Nanakshahi adalah Chet, sementara bulan
Vaisakh merupakan bulan kedua dalam kalender agama Sikh.
Anggapan bahwa tahun baru Sikh jatuh pada bulan Vaisakh bermula
ketika berlangsungnya musim panen bagi para petani di Punjab saat itu, karena
bagi para petani datangnya musim panen berarti tahun baru dimulai atau
menandakan akan ada segera pergantian Tahun, memang betul bahwa mayoritas
petani di Punjab saat itu merupakan para jemaat Sikh tapi biarpun begitu tradisi
para petani saat itu tidak ada sangkut pautnya dengan tahun baru dalam agama
Sikh.64
Sekarang perayaan Vaisakhi dirayakan dengan lebih banyak energi,
semangat kebersamaan dan kemeriahan karena telah menjadi hari suci untuk
menandai kelahiran Khalsa. Hubungan antara Vaisakhi dan Khalsa itu ibarat 2 sisi
mata koin yang saling terkait, karena jika tidak ada perayaan Vaisakhi mungkin
Guru Gobind Singh tidak akan pernah membuat sebuah gebrakan besar dalam
keyakinan Agama Sikh, dan jika seandainya Khalsa tidak ada, mungkin para
Kaum Sikh hanya akan berpegang teguh dengan prinsip mereka selama ini yaitu
63
Ernest Trumpp, The Ādi Granth or the Holy Scriptures of the Sikh (Munshiram
Manoharlal Publishers, 2004), h. 76-77. 64
Wawancara Pribadi dengan Balwant Singh, Jakarta 28 Juli 2018 pukul 08.39
47
menyebar kebenaran dan tidak akan pernah tahu bagaimana cara menghadapi
kezaliman saat itu, atau agama Sikh tidak akan memiliki sebuah visi agama
baru.65
C. Apa itu Khalsa?
Ada dua pendapat tentang asal usul kata Khalsa. Yang pertama
menyebutkan bahwa Khalsa berasal dari bahasa Arab yaitu Khalis yang berarti
bersih, murni, asli dan otentik, dan pendapat kedua Khalsa berasal dari bahasa
Persia karena pada saat itu Guru Gobind Singh menaruh hormat kepada bangsa
Persia ditambah asal kata Punjab, yang dimana merupakan asal dari Agama Sikh
sendiri berasal dari bahasa Persia.66
Tapi terlepas dari perdebatan kedua pendapat
diatas, Menurut Bapak Ghoul Raj, Khalsa sendiri merupakan sebuah ikatan
persaudaraan abadi dalam agama Sikh yang bersifat murni, suci dan bersih.
Terserah orang bila ada yang mengganggap bahwa khalsa berasal dari bahasa arab
atau bahasa persia, karena itu hal yang lumrah bila berbeda pendapat apalagi
dalam dunia akademis, tapi saya lebih condong dengan Khalsa berasal dari bahasa
arab, karena serangkaian makna kata yang dibawanya dan ditambah pada saat itu
Guru ke-10 juga telah bisa berbahasa arab.67
Menurut sejarah Agama Sikh, pembentukan Khalsa adalah salah satu
peristiwa penting terutama pada masa guru terakhir. Peristiwa ini muncul sebagai
65
Pashaura Singh and Louis Fenech, The Oxford handbook of Sikh studies (UK: Oxford
University Press, 2014), h. 236–237. 66
Pashaura Singh, The Oxford Handbook of Sikh Studies (Oxford: Oxford University
Press, 2014), h. 76. 67
Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj (Salah satu pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta) pada tanggal 14 April 2019.
48
respon atas sikap kesewenang-wenangan Kekaisaran Mughal, dibawah pimpinan
Aurangzeb68
. Ditambah pada tahun 1675 guru ke-9 dalam agama Sikh sekaligus
Ayahanda Guru Gobind yaitu Guru Teg Bahadur harus gugur karena konflik yang
terjadi diantara kelompok Sikh dan Kekaisaran Mughal pada saat itu, konflik
antara kekaisaran Mughal dan kaum Sikh disebabkan oleh pihak Mughal yang
meminta upeti kepada kaum non-muslim sebagai bentuk penyerahan diri kepada
pihak kekaisaran, namun, itu semua kemudian mendapat pertetangan dari kaum
non-muslim dan pada akhirnya konflik bersenjata pun tidak bisa dihindarkan.
Peristiwa yang terjadi pada 14 April 1699 atau tepat pada perayaan
Vaisakhi, di sebuah tempat bernama Takht Sri Keshgarh Sahib yang terletak di
kota Anandpur Sahib. Disinilah upacara pembaptisan yang dilakukan oleh Guru
Gobind Singh berlangsung. Pada upacara tersebut, para jemaat Sikh dari seluruh
India diundang untuk hadir.
Menurut tradisi Sikh, ketika ribuan orang telah berkumpul untuk
mendengar khotbah dan berharap keberberkahan dari sang Guru, Guru Gobind
Singh keluar dari tenda dengan membawa pedang yang terhunus, dia memberikan
pidato yang kuat untuk menanamkan akan pentingnya keberanian diantara
sesama. Di akhir pidatonya ia mengatakan bahwa setiap perbuatan besar didahului
dengan pengorbanan yang sama besarnya dan menutupnya dengan sebuah
68
Cath Senker, My Sikh Year ( The Rosen Publishing, 2007), h. 10.
49
permintaan yang menakutkan yaitu menuntut siapa pun yang siap untuk
menyerahkan kepalanya untuk maju.69
Sambil berteriak dia memanggil para jemaat Sikh yang berani untuk
memenuhi panggilannya, tapi tidak ada yang menjawab, lalu Dia mengulangi
panggilan itu, tapi tetap mendapat respon yang sama. Hingga pada panggilan
Ketiga, akhirnya lelaki berusia empat puluh tahun bernama Daya Ram Khatri
berdiri dan mengajukan diri. Sang guru membawa Daya Ram untuk masuk ke
dalam tenda dan tak berselang lama Guru kembali sendirian setelah beberapa
waktu, pedangnya meneteskan darah. Merasa belum puas, lalu dia mengulangi
seruannya untuk mencari sukarelawan lainnya hingga empat kali lagi, hingga pada
akhirnya ada empat jemaat lagi yang telah memenuhi kehendak Sang Guru.
Mereka adalah Dharam Das, seorang Penggembala domba dari Delhi, Mukham
Chand, seorang tukang cuci dari Dwarka, Sahib Chand seorang tukang cukur dari
Bidar, dan Himmat Rai, Seorang pengangkut air dari Jagannatha. Masing-masing
dari mereka pergi secara bergantian bersamanya ke dalam tenda dan setiap keluar
dari tenda Sang Guru keluar selalu sendirian dengan pedangnya yang berlumuran
darah.70
Para jemaat Sikh banyak yang heran dan kaget kenapa Guru mereka bisa
menjadi begitu sadis dengan membunuh pengikutnya sendiri, bahkan ada sebagian
jemaat yang mengganggap Sang Guru telah kehilangan akal sehatnya. Akan
tetapi, nyatanya Bercak Darah yang menempel dan menetes pada pedang sang
69
Arvind Pal Singh, Sikhism: A Guide for the Perplexed (Bloomsburry Acedemic, 2013),
h.53-54. 70
Puran Singh, Spirit of the Sikh, Vol. II (New Delhi: Punjabi University Press, 1982), h.
317.
50
Guru bukan merupakan darah para pengikutnya tadi, itu merupakan darah hewan
sejenis kambing, Guru Gobind Singh sebenarnya tidak membunuh pengikutnya
tetapi menggunakan mereka sebagai contoh keberanian untuk menginspirasi para
jemaat Sikh lainnya, kemudian kelima orang tadi keluar dari tenda dengan
pakaian baru berwarna kunyit yang di atasnya ditutupi sorban yang diikat rapi
dengan warna yang sama tanpa terluka sedikit pun.
Guru Gobind Singh akhirnya memperjelas niatnya, dia memberikan
semacam ujian kepada pengikutnya untuk menguji seberapa jauh kesetiaan,
loyalitas, kepatuhan, dan kerelaan mereka untuk selalu mentaatinya, hal yang
sama juga pernah dilakukan oleh Guru Nanak sewaktu dia menguji para
pengikutnya, hingga pada akhirnya hanya ada satu jemaatnya yang lulus, pria itu
bernama Lehna, yang kemudian dikenal sebagai Guru Angad, Guru kedua dalam
agama Sikh.
Selain itu, ia ingin mendirikan tatanan baru dalam agama Sikh, sebuah
tatanan yang terdiri dari pria dan wanita yang memiliki keberanian, dedikasi dan
moralitas tinggi. Para anggota tatanan baru ini tidak akan pernah gentar dalam
menjalankan tugas mereka sebagai murid dari Guru, sama seperti kelima orang
Sikh tadi yang dengan suka rela menawarkan hidup mereka kepada Sang Guru.
Lalu kemudian, lima orang tadi yang terdiri dari Daya Ram, Dharam Das,
Himmat Rai, Mukham Chand, dan Sahib Chand diberi gelar Panj Piare yang
berarti “lima orang yang dicintai”. Selain diberi gelar mereka juga mengganti
nama mereka atas wejangan dari sang Guru yaitu menjadi Bhai Daya Singh, Bhai
51
Mukham Singh, Bhai Sahib Singh, Bhai Dharam Singh, dan Bhai Himmat
Singh.71
Panj Piare merupakan sekumpulan orang suci yang berdedikasi tinggi,
berani, dan kuat untuk memimpin para jemaat Sikh di masa yang akan datang,
Panj Piare secara resmi merupakan anggota Khalsa pertama yang telah diinisiasi
oleh Guru Gobind Singh. Kemudian Guru berkata: “Di mana ada Panj Piare,
maka disana ada Aku, mereka adalah yang paling suci diantara yang suci”.
Setelah itu, Guru Gobind Singh melanjutkan dengan menyelenggarakan
sebuah upacara, upacara yang sebenarnya telah ada sejak era Guru Pertama yaitu
Upacara Amrit atau Amrit Sanchar. Upacara ini dimulai dengan Guru yang
mencurahkan air ke dalam mangkuk besi, lalu Patasas (sejenis pemanis bisa gula
ataupun Madu) ditambahkan ke dalam air melambangkan simbol cinta dari Sang
Guru, kemudian diaduk menggunakan pedang bermata dua atau biasa disebut
dengan Khanda. Ramuan ini disebut Amrit, Sambil mengaduk air dengan Khanda,
Guru membaca Gurbani yang terdiri dari Lima Banis-Japji, Jaap Sahib, Anand
Sahib, Swayas, dan Chaupai (semuanya merupakan doa-doa yang termaktub di
dalam Guru Granth Sahib).
Lalu kemudian Guru melanjutkan dengan memercikan air suci tadi ke
kepala dan mata para inisiat, setelahnya air tersebut dibagikan ke telapak tangan
para inisiat untuk diminum. Sisa air suci yang terdapat dalam mangkuk besi
kemudian diminum secara bergantian oleh para inisiat, berbagi minuman dari
wadah yang sama merupakan sebuah simbol untuk melepaskan perbedaan kasta
71
Singha H. Singh, The Encyclopedia of Sikhism (New Delhi: Hemkunt Publishers,
2005), h.91-92.
52
dan status di antara mereka. Lalu setelahnya mereka diminta untuk memakan
Karah Parshad, makanan sejenis bubur yang terbuat dari gandum dan rempah-
rempah, kemudian Sang Guru mengatakan “Waheguru Ji Ka Khalsa, Waheguru Ji
Ki Fateh (Yang berarti: Khalsa milik Tuhan dan semua kemenangan bagi Nama-
Nya)” Yang kemudian diikuti oleh para inisiat sebagai tanda bahwa mereka
sekarang telah resmi menjadi bagian dari Khalsa.72
Kemudian Sang Guru berkata, “Bahwa kamu sekalian sekarang telah
menjadi bagian dari suatu tatanan yang baru, sebab itu kamu harus menganggap
saya sebagai bapak kamu dan istri saya (Sahib Devan) sebagai ibumu”. Dan
sebagai penutup dari serangkaian ritual, Panj Piare diwajibkan menggunakan
simbol yang menandakan bahwa ia adalah bagian dari Khalsa dan sebagai Ciri
khas bagi para jemaat Sikh agar tidak disamakan lagi dengan pengikut keyakinan
lainnya. Simbol ini merupakan barang-barang yaitu dimulai dengan huruf Punjabi
K yang kemudian dikenal dengan istilah 5K.
5K ini terdiri atas: Kesh (rambut) sebagai simbol spiritualitas, yang berarti
membiarkan rambutnya tidak dipotong, hal itu karena Rambut seseorang adalah
bagian dari ciptaan Tuhan, menjaga agar rambut tidak dipotong menandakan
bahwa seseorang mau menerima karunia Tuhan sebagaimana yang Tuhan
kehendaki. Namun, rambut itu harus dibungkus dengan menggunakan turban atau
serban (jika di Indonesia mirip seperti penutup kepala Pangeran Diponegoro),
Kangha (sisir) sebagai simbol kebersihan dan pentingnya untuk merawat tubuh
yang telah diciptakan Oleh Tuhan, Kirpan (pedang) sebagai simbol martabat dan
72
Surinder Singh Johar, Handbook on Sikhism (Delhi: Vivek Publishing Co, 1977), h.
105-106.
53
perjuangan Sikh melawan ketidakadilan, yang berarti untuk pertahanan diri dan
sebagai sarana untuk memelihara dan melindungi orang miskin, lemah dan
tertindas. Jangan pernah digunakan dalam kemarahan, Kacca (celana pendek)
yang berarti sebagai pengaman dan sebagai isyarat bahwa manusia tidak boleh
mengumbar aurat, dan Kara (gelang baja) sebagai tanda untuk mengingatkan
tentang perlunya menahan diri dan sebagai pengingat bahwa seorang jemaat Sikh
tidak boleh melakukan apa pun yang tidak disetujui oleh Guru, praktik ini
merupakan persyaratan penting karena melambangkan keyakinan mereka yang
sejati terhadap Sikh.73
Lalu sebagai pelengkap, Sang Guru mewartakan kepada Panj Piare untuk
menambahkan kata „Singh‟ yang berarti singa untuk para pria dan „Kaur‟ yang
berarti putri untuk para wanita, sebagai nama keluarga mereka dan sebagai tanda
bahwa dia telah termasuk ke dalam Khalsa.74
Kata Singh berarti Singa.
Maksudnya, orang yang sudah diinisiasi dan diberi nama belakang Singh adalah
para pemimpin Sikh yang memiliki keberanian layaknya keberanian singa
ditengah hutan.
Setelah ritual Amrit berakhir, Guru Gobind Singh kemudian berlutut di
depan Panj Piare dan meminta agar dirinya juga diinisiasi ke dalam Khalsa,
seperti yang ia lakukan kepada Panj Piare, hal ini membuat Panj Piare
tercengang karena tidak mungkin mereka melakukan ritual yang sama kepada
Guru mereka sendiri, tapi kemudian Sang Guru mengatakan “Bahwa Khalsa
73
Daljeet Singh, The Sikh Identity. Fundamental Issues in Sikh Studies (Chandigarh:
Institute of Sikh Studies, 1992), h. 77. 74
D. Field, The Religion of the Sikhs ( Delhi:Ess Publications, 1976), h. 84.
54
adalah perwujudan dari semua yang terbaik dalam agama Sikh maka perkenankan
saya untuk menjadi bagian dari Khalsa”. Disini sang Guru mengizinkan Panj
Piare untuk melakukan ritual pembaptisan yang sama padanya, hal ini menarik
karena sang Guru tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin
tapi beliau juga memposisikan dirinya sebagai seorang murid atau biasa disebut
dengan Aapey Gurchela, dan kemudian mengganti namanya menjadi Guru
Gobind Singh karena sebelumnya nama Guru adalah Gobind Rai.75
Ritual yang sama oleh diikuti oleh para pengikut lainnya, diperkirakan
lebih dari 20.000 jemaat Sikh dibaptis pada hari yang sama. Kemudian, dalam
beberapa hari, 80.000 orang telah dibaptis dan menjadikan Khalsa sebagai
identitas mereka. Ini dicapai dalam waktu singkat karena kelima Panj Piare
berasal dari berbagai daerah di India sehingga mereka dapat melakukan ritual
dengan cepat. Selain itu ada pula yang pergi ke Keshgarh untuk dibaptis secara
langsung oleh Guru Gobind Singh sendiri.76
Bagi mereka yang telah melewati prosesi upacara Amrit dan telah resmi
menjadi bagian dari Khalsa bisa disebut sebagai Sikh Amrithdari dan yang belum
disebut Sikh Sahajdari.
D. Sikh Amrithdari dan Sikh Sahajdari
a) Sikh Amrithdari
75
Darshan Singh, Sikh Community in Malaysia (Petaling Jaya: MPH Group Publishing,
2009), h.63-64. 76
Gopal Singh, The Religion of The Sikh (India: Asia Publishing House, 1971), h. 47-48.
55
Amrithdari terdiri dari dua kata yaitu Amrit yang secara harfiah berarti
nektar; namun umumnya merujuk pada seorang Sikh yang telah diinisiasi atau
dibaptis sebagai Khalsa dengan mengambil Amrit atau air nektar. Serta Dhari
yang berarti praktisi atau diberkahi atau telah mengambil. Jadi seorang Amritdhari
adalah orang yang telah menerima sumpah pembaptisan Khalsa yang diprakarsai
oleh Guru Gobind Singh (pada 14 April 1699) dan mengikuti Panj Kakari Raht
(aturan mengenakan 5K).77
Selain itu, seorang yang telah diinisiasi ke dalam Khalsa harus mengikuti
aturan dan kode etik yang didasarkan pada pedoman yang telah ditetapkan oleh
Guru Gobind Singh. Dalam Sikhisme, anak-anak tidak diinisiasi sejak lahir karena
inisiasi sejak lahir tidak ada dalam tradisi agama Sikh, bila mereka sudah cukup
mengerti tentang Khalsa, biar mereka sendiri yang menentukan kapan mereka
akan diinisiasi ke dalam Khalsa.
Oleh karena itu, setiap jemaat Sikh yang sehat secara mental dan fisik
(pria atau wanita) dapat menjalankan upacara inisiasi, dengan ketentuan bahwa ia
sendiri telah siap mengikuti proses upacara dan terus mengenakan 5K, yaitu
simbol-simbol suci agama Sikh. Semua anggota Khalsa harus mengikuti kode
disiplin yang sangat ketat selama sisa hidup mereka tanpa ada pelanggaran
(pengecualian diizinkan hanya jika orang itu sakit keras atau tidak sehat sehingga
tidak dapat beribadah ke Gurdwara). Karena inisiasi ke dalam Khalsa merupakan
77
Mewa Singh, Who is a Sikh? Abstracts of Sikh Studies (Chandigarh: Institute of Sikh
Studies, 2005), h.73.
56
langkah serius, hanya orang yang cukup dewasa untuk memahami dan menerima
cara hidup Khalsa yang harus melakukannya.78
Adapun kode etik Khalsa yang biasa disebut Raht Maryada, Merupakan
sebuah aturan atau mandat untuk kehidupan sehari-hari bagi para jemaat Sikh
yang sesuai dengan ajaran 10 Guru Sikh. Beberapa poin utama adalah:
A. Hanya percaya pada satu Tuhan
B. Seorang Sikh harus percaya hanya pada ajaran sepuluh Guru dan
Guru Granth Sahib
C. Doa pagi dan sore harus dibacakan setiap hari
D. setiap jemaat Sikh harus menghadiri ibadah umum di gurdwara
E. Tembakau dan minuman keras dilarang
F. Perzinahan dilarang
G. Memotong atau menghilangkan rambut dari bagian tubuh mana
pun itu merupakan dilarang keras
H. Tidak boleh memakan daging yang cara penyembelihanya yang
tidak sesuai dengan ketentuan
I. Obsesi dengan kekayaan materi juga tidak dianjurkan dalam
Sikhisme, Kehidupan yang tidak berorientasi pada keluarga
(Seorang Sikh didorong untuk tidak hidup sebagai pertapa)
J. mempelajari bahasa Punjab
K. membaca dan memahami Guru Granth Sahib
78
Nikky Sarinder, The Birth of the Khalsa (Washington Avenue: State University of New
York Press, 2005), h. 64.
57
L. Perhiasan atau tanda khusus yang terkait dengan kepercayaan lain
tidak boleh dikenakan
M. Tidak akan percaya pada buku agama lain selain Guru Suci Granth
Sahib, meskipun mereka dapat mempelajari buku-buku agama lain
untuk memperoleh pengetahuan dan untuk studi banding
N. Tidak akan percaya pada kasta, sihir, pertanda, jimat, astrologi,
pemotongan rambut seremonial, puasa, topeng depan, benang suci,
dan ritual kematian tradisional
O. Seorang Sikh harus hidup dengan kerja yang jujur dan memberi
dengan murah hati kepada orang yang membutuhkan sepanjang
waktu
P. Menjalani hidup secara benar
Q. memperlakukan semua manusia secara setara
R. Pembicaraan yang tidak berharga: Menyombongkan diri, bergosip,
berbohong, memfitnah, Tidak diizinkan.79
Dan yang terpenting adalah jika telah diinisiasi ke dalam Khalsa maka diharapkan
ia menjadi suri tauladan bagi mereka yang belum menjadi bagian dari Khalsa.
Itulah sederet ketentuan yang harus dipahami dan dijalankan oleh mereka
yang telah diinisiasi ke dalam Khalsa, karena ketentuan yang begitu rumit dan
luar biasa berat tidak sedikit pula jemaat Sikh yang menunda untuk diinisiasi ke
dalam Khalsa, hal itu disebabkan kebanyakan dari mereka memang belum siap
79
Satwant Kaur Hemkunt, Sikhism, A Complete Introduction (New Delhi: Hemkunt Press,
1994), h.97-98.
58
untuk memenuhi kode disiplin secara penuh. Lagi pula, tidak ada batasan usia
minimum atau maksimum yang ditentukan bagi mereka yang sudah siap untuk
diinisiasi ke dalam Khalsa.
b) Sikh Sahajdari
Istilah Sahajdhari adalah gabungan dari dua kata yaitu Sahaj dan Dhari.
Kata Sahaj (dalam bahasa Punjab) yang berarti lambat, sedangkan kata Dhari
berarti praktisi atau diberkahi atau telah mengambil. Sahajdari adalah seorang
pemeluk agama Sikh akan tetapi belum menerima sumpah atau diinisiasi ke dalam
Khalsa atau belum menjadi Amrithdari. Mereka sebenarnya percaya semua ajaran
Sikhisme dan ajaran para Guru Sikh, akan tetapi mungkin mereka belum siap
untuk mempraktikannya. Alasannya bisa banyak, termasuk tidak cukup disiplin
untuk mempertahankan kode etik Khalsa atau belum memiliki komitmen yang
cukup untuk menjadi bagian dari Khalsa.80
Dalam ajaran agama Sikh alasan ini dianggap sah, karena bila terbukti
mengingkari atau melanggar kode etik setelah menjadi bagian dari Khalsa, itu
dianggap sebagai suatu kesalahan besar dalam ajaran agama Sikh, bahkan bisa
menerima hukuman dari Panj Piare berupa harus diinisiasi ulang, membayar
denda, berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, dan yang lebih berat
adalah dikeluarkan dari Khalsa. Jadi lebih baik tidak melakukan (dengan tidak
diinisiasi untuk menjadi bagian dari Khalsa) dari pada gagal dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, meskipun menjadi bagian dari Khalsa merupakan kewajiban bagi
80
Opinderjit Kaur Takhar, Sikh Identity: An Exploration of Groups Among Sikhs
(Hounslow: Ashgate Publishing, 2005), h.51.
59
setiap pemeluk agama Sikh, akan tetapi bila ia merasa belum sanggup dan belum
cukup berkomitmen, maka hal itu tidak bisa dipaksakan, tergantung kepada kadar
keimanan seorang pemeluk agama Sikh.
Satu lagi hal penting, menurut Balwant Singh, ketika kita sudah diinisiasi
ke dalam Khalsa, seharusnya kita tidak usah takut lagi untuk menjaga kode etik
dan macam sebagainya, karena pada dasarnya Khalsa-lah yang akan menjaga kita
semua. Ingat pada saat kita merelakan kepala kita kepada Guru Gobind, sekarang
terserah kepada kita sebagai murid akan percaya sepenuhya kepada Guru atau
tidak, karena pada dasarnya kita sebagai manusia biasa sudah tidak punya daya
dan upaya lagi agar bisa hidup selamat di dunia ini selain percaya kepada Guru,
ditambah dalam keyakinan kami tidak ada satu pun dari perbuatan ataupun ucapan
Guru yang menyusahkan muridnya.
60
BAB IV
SIGNIFIKANSI PERAYAAN VAISAKHI TERHADAP
KEBERAGAMAAN KAUM SIKH
A. Definisi Keberagamaan
Pengertian Keberagamaan Kata keberagamaan adalah berasal dari kata
beragama, mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Kata beragama sendiri
memiliki arti “memeluk (menjalankan) agama”. Menurut Poerwadarminta, agama
adalah “segenap kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa serta sebagainya) serta ajaran
kebaktian dan kewajiban kewajiban yang bertalian (berhubungan) dengan
kepercayaan itu. Pengertian ini adalah pengertian agama dalam arti umum, yaitu
untuk semua jenis agama. Selanjutnya, imbuhan “ke” dan “an” pada kata
“beragama”, menjadikan kata “keberagamaan” mempunyai arti, cara atau sikap
seseorang dalam memeluk atau menjalankan (melaksanakan) ajaran agama yang
dipeluk atau dianutnya.81
Keberagamaan atau religiusitas adalah aktivitas beragama. Dan aktivitas
beragama disini bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual
(beribadah), tapi juga aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.
Bukan hanya kegiatan yang tampak dan dapat dilihat oleh mata tetapi juga
aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.82
Menurut Zakiah Daradjat, terdapat dua indikator dalam keberagamaan yaitu:
81
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 1414. 82
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islami Solusi Islam atas Problem-
Problem Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 76.
61
a) Kesadaran Agama, (Religious Counciouness) adalah bagian atau segi
agama hadir (terasa) dalam pikirandan dapat diuji melalui instrospeksi
atau dapat dikatakan bahwa ia adalah aspek mental dari aktivitas agama.
b) Pengalaman Agama, (Religious Experience) adalah unsur perasaan dalam
kesadaran agama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang
dihasilkan oleh tindakan (amaliah).83
Menurut Stark dan Glock yang dikutip dalam bukunya Mohammad Mustari,
menyatakan bahwa ada lima unsur atau macam yang termasuk dalam nilai
keberagamaan, yaitu:
a. Keyakinan agama, Merupakan kepercayaan atas doktrin ketuhanan,
seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, akhirat, surga,
neraka, takdir, dan lain-lain. Tanpa keimanan memang tidak akan
tampak keberagamaan. Tidak akan ada ketaatan kepada Tuhan jika
tanpa keimanan kepada-Nya
b. Ibadah, adalah cara melakukan penyembahan kepada Tuhan
dengan segala rangkaiannya. Ibadat dapat menimbulkan rasa cinta
pada keluhuran, gemar mengerjakan akhlak yang mulia dan amal
perbuatan yang baik dan suci. Maka, ibadat disini bukan berarti
ibadat yang bersifat langsung penyembahan kepada Tuhan.
Berakhlak baik dalam segala hal dengan niat yang ikhlas karena
Tuhan juga termasuk ibadah.
83
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama ( Jakarta: Bulan Bintang, 1972), h. 12.
62
c. Pengetahuan agama, Pengetahuan agama merupakan pengetahuan
tentang ajaran agama meliputi berbagai segi dalam suatu agama.
Misalnya pengetahuan tentang shalat, puasa, zakat, dan
sebagainya. Pengetahuan agama pun bisa berupa pengetahuan
tentang riwayat perjuangan nabinya, peninggalannya, dan cita-
citanya yang menjadi panutan dan teladan umatnya.
d. Pengalaman agama, adalah perasaan yang membuat pemeluk
agama menjadi semakin taat atau malah pindah ke agama lainnya.
e. Konsekuensi, Yang terakhir adalah konsekuensi dari keempat
macam tersebut merupakan aktualisasi dari doktrin agama yang
dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan, perilaku
ataupun tindakan. Dengan demikian, hal ini bersifat agresi
(penjumlahan) dari unsur lain.84
Pengaruh agama adalah perasaan yang dialami oleh orang beragama, yaitu
seperti rasa tenang, tentram, bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal,
bertobat, dan lain sebagainya. Pengaruh keagamaan ini terkadang memiliki makna
mendalam dalam pribadi seseorang. Dengan demikian banyak yang kemudian
semakin taat dengan agamanya bisa juga beralih dari satu agama ke agama
lainnya, atau dari satu aliran ke aliran lainnya dalam satu agama.
Berdasar paparan diatas, bahwa perayaan Vaisakhi cocok dengan poin keyakinan
agama karena pada awalnya perayaan tersebut hanya sebatas budaya saja, lalu
dimodifikasi oleh Guru Gobind untuk menjadi sebuah perayaan keagamaan
84
Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: Rajawali
Press, 2014), hlm. 3-4
63
sehingga bisa menjadi sarana atas lahirnya Khalsa karena dengan lahirnya Khalsa
maka kehidupan beragama kaum Sikh menjadi semakin lebih terstruktur, dalam
artian jika sebelumnya keberagamaan kaum Sikh hanya berfokus pada bagaimana
menebar kebaikan dan kebenaran, maka sejak Khalsa lahir, kaum Sikh kini juga
berfokus dalam bagaimana cara menghadapi segala bentuk kezaliman.
B. Gambaran Umum Perayaan Vaisakhi
Karena perayaan Vaisakhi merupakan perayaan yang spesial bagi para
umat Sikh diseluruh penjuru dunia, maka sangat wajar bila perayaan yang
berlangsung tiap tahun ini dirayakan secara besar-besaran, hal itu ditandai dengan
gurdwara yang dihias menjadi lebih cantik dari sebelumnya, gurdwara dihias
dengan berbagai macam bentuk hiasan khusus untuk mendukung berlangsungnya
acara tersebut.
Pada perayaan Vaisakhi tahun ini, penulis berkesempatan untuk hadir
langsung untuk mengikuti jalannya perayaan Vaisakhi di Gurdwara Pasar Baru
Jakarta, seperti yang sudah dijelaskan bahwa perayaan ini berlangsung pada
tanggal 14 April 2019, dibuka dengan Rehras Shahib (pembacaan doa harian bagi
jemaat Sikh) kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah dan pembacaan
Kitab suci Guru Granth Sahib secara bersama-sama yang merupakan salah satu
simbol persatuan bagi para jemaat Sikh, kemudian dilanjutkan dengan lantunan
Nagar Kirtan, pada kesempatan ini dibagi ke dalam 3 sesi, sesi pertama diisi oleh
Veer Manpreet Singh Ji, seorang pemuka Agama Sikh yang berasal dari Inggris
yang sekarang bertugas di Malaysia. Sesi kedua diisi oleh Bhai Kuldeep Singh,
64
seorang pemuka agama Sikh dari Amritsar, India. Dan sesi terakhir diisi oleh para
siswa dan siswi dari Sekolah Khalsa.85
Setelah itu, semua jemaat diminta untuk
hadir di langar dan menyantap makanan yang telah disediakan oleh para relawan.
Pada perayaan Vaisakhi tahun ini tidak dilaksanakan upacara Amrit,
karena memang belum ada dari para jemaat yang siap untuk diinisiasi ke dalam
Khalsa, tetapi biarpun begitu tidak mengurangi esensi dari perayaan Vaisakhi,
karena perayaan Vaisakhi hanya berfokus untuk mengingat kembali tentang
sebuah transformasi besar yang diciptakan oleh Guru Gobind Singh, lagi pula
upacara Amrit tidak terbatas oleh waktu dan bisa dilangsungkan kapan saja
tergantung kesiapan dari jemaat jika memang sudah ada yang siap, jika belum
siap tentu tidak akan berdosa.
Puncak perayaan Vaisakhi tahun ini ditutup dengan mengibarkan bendera
Nishan Sahib (bendera khas umat Sikh) yang dipasang tepat di depan gurdwara
Pasar Baru Jakarta. Pada perayaan Vaisakhi tahun 2019 tidak ada perarakan
maupun parade karena menurut Ghoul Raj, itu semua merupakan bagian dari
Ceremony dan tradisi saja dalam menyambut perayaan Vaisakhi, karena hal itu
tidak dianjurkan, pada di wilayah lain seperti di Medan, Malaysia, Inggris,
Amerika, Kanada dan negara lainnya diadakan perarakan atau parade karena
jumlah jemaat Sikh disana lebih banyak. bahkan di India Perayaan Vaisakhi
menjadi hari libur nasional, tapi tidak dengan disini. Jumlah jemaat Sikh masih
menjadi minoritas dan masih banyak warga ibukota yang tidak mengetahui
85
Sekolah Khalsa merupakan sebuah program yang diadakan oleh para pengurus
Gurdwara untuk memberikan edukasi kepada para anak-anak jemaat Sikh tentang bagaimana
menjadi seorang pemeluk agama Sikh sejati. Wawancara Pribadi dengan Bapak Ghoul Raj (Salah
satu pengurus Gurdwara Pasar Baru Jakarta) pada tanggal 14 April 2019.
65
tentang keberadaan kaum Sikh. Biarpun begitu yang terpenting adalah kami masih
bisa merayakan perayaan Vaisakhi secara aman, damai dan tanpa hambatan.
Meskipun pada tahun 2019 perayaan hanya berfokus di dalam gurdwara saja, tapi
hal ini tidak menyurutkan semangat dan rasa suka cita para jemaat Sikh atas
berlangsungnya perayaan Vaisakhi.86
C. Pengaruh Khalsa terhadap keberagamaan Kaum Sikh
Menurut Raam Singh, sebenarnya pengaruh Khalsa bagi keberagamaan
kaum Sikh sangat luar biasa untuk dipahami oleh akal manusia yang serba
terbatas, berani melawan kezaliman itu hanya segelintirnya saja. Bisa disebut
Khalsa merupakan puncak evolusi spiritual seorang jemaat Sikh. Oleh karena itu,
semua jemaat Sikh diharapkan menjadi bagian dari Khalsa suatu hari nanti jika
sudah merasa siap, karena menjadi bagian dari Khalsa merupakan sebuah
keharusan akan tetapi tidak harus dipaksakan.87
Menurut Prem Singh, lahirnya Khalsa memiliki tiga arti yaitu:
Mendefinisikan kembali konsep persatuan dalam komunitas Sikh, karena saat
Khalsa belum ada Umat Sikh saat itu jika dianalogikan seperti ada di dalam
persimpangan jalan, karena pasca terlibat konflik dengan kekaisaran Mughal yang
berakhir dengan kekalahan, umat Sikh dalam keadaan bingung harus berbuat apa
untuk kedepannya, ditambah dengan gugurnya Guru kami (Guru Tegh Bahadur),
otomatis itu membuat mental dan daya juang umat Sikh menjadi semakin jatuh,
86
Wawancara Pribadi dengan Ghoul Raj (Salah satu pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta) pada tanggal 14 April 2019 87
Wawancara Pribadi dengan Raam Singh (Salah satu pengurus Gurdwara Pasar Baru
Jakarta) pada tanggal 16 April 2019
66
jadi wajar jika ketika itu umat Sikh terpecah kedalam Pro dan Kontra. Pro disini
adalah lebih baik mengikuti apa yang diminta oleh kekaisaran Mughal (pada saat
itu kekaisaran Mughal menuntut upeti kepada umat Sikh), sedangkan yang kontra
akan tetap memberikan perlawanan terhadap kekaisaran Mughal. Ditambah saat
itu Guru Gobind belum mengambil langkah konkrit untuk menjaga persatuan
umat Sikh, lalu selanjutnya adalah modifikasi upacara Amrit beserta
memperkenalkan kode etik, disini Guru Gobind mengubah tata cara upacara
Amrit dari yang semula para inisiat harus meminum air basuhan kaki guru,
sekarang diubah menjadi hanya memercikan air ke kepala dan mata para inisiat,
dan kode etik disini adalah bahwa Sang Guru menginginkan jika suatu hari nanti
umat Sikh telah mengambil Amrit maka dia harus menuruti semua kode etik dan
menggunakan aturan 5K yang menandakan bahwa ia adalah seseorang yang telah
resmi menjadi bagian dari Khalsa, dan yang paling penting adalah memberikan
umat Sikh sebuah visi agama baru, karena jika dilihat dari ajaran para guru dari
Guru pertama sampai kesembilan, ajaran Sikh hanya dititikberatkan untuk
menebar kebaikan dan kebenaran, maka sejak era Guru kesepuluh, itu semua itu
dimodifikasi, jadi tidak cukup hanya menebar kebaikan dan kebenaran saja tetapi
juga harus bersedia untuk memerangi kezaliman dan kesewenang-wenangan.88
Guru Gobind pernah menulis di Sarbloh Granth89
(Khalsa Akal Purakh ki
Fauj) yang berarti bahwa jika menjadi bagian dari Khalsa artinya dia telah
88
Wawancara Pribadi Dengan Raam Singh, tokoh pemuda gurdwara Pasar Baru Jakarta)
pada tanggal 18 April 2019. 89
Sarbloh Granth adalah salah satu dari karya Guru Gobind Singh, atau bisa juga disebut
sebagai sumber aturan ketiga dalam keyakinan Sikh, setelah Guru Granth Sahib dan Dasam
67
menjadi bagian dari pasukan tuhan yang memiliki tugas untuk melayani dan
melindungi semua orang (bukan hanya kaum Sikh) dan selalu bertindak sesuai
dengan ajaran Guru mereka. Konsep ini mencakup semuanya dan tidak dapat
digunakan dalam arti sempit. Jadi jika ada seseorang yang telah menjadi bagian
dari khalsa lalu dia hanya melayani beberapa orang terlebih hanya mementingkan
diri sendiri, maka dia telah gagal menjadi bagian dari Khalsa, sebagaimana
ditetapkan oleh Guru.
Khalsa adalah cara mengatasi semua keraguan dan kendali dalam
kejahatan; yang mengendalikan dorongan nafsu, murka, keserakahan, keterikatan
materi. Khalsa adalah: yang memiliki kepribadian murni dan tidak ternoda, tanpa
kebohongan, penipuan dan ketidakjujuran.90
Dengan demikian, penulis menemukan bahwa pembentukan Khalsa oleh
Guru Gobind Singh dapat ditinjau dalam beberapa perspektif yaitu yang pertama
adalah perspektif historis, Guru Gobind Singh adalah seorang pria yang
memposisikan dirinya bukan hanya sebagai seorang pemimpin tapi sebagai perisai
dari segala ancaman yang diterima oleh para jemaat Sikh pada saat itu, hal ini
karena tidak terlepas dari upaya beliau dengan berbagai cara untuk tetap menjaga
kehormatan dan melindungi segenap tumpah darah para jemaat Sikh, Beliau tetap
bersikeras dengan pendiriannya yaitu tetap teguh menentang segala bentuk
penindasan yang dialami oleh para jemaat Sikh pada saat itu.
Granth. Lihat, Jain Singh, A Panorama of Sikh Religion & Philosophy (Delhi: Publications
Bahubali, 1985), h. 91. 90
Piara Singh Sambi, The Sikhs: Their Religious Beliefs and Practices (Sussex Acedemic
Press:1995), h.63.
68
Memang pada saat Khalsa belum ada para jemaat Sikh cenderung bersikap
pasif dan mengikuti segala perintah dari pihak manapun yang saat itu sedang
berkuasa di India, hal ini pula yang membuat sang Guru untuk menggelorakan
kembali semangat persatuan dan persaudaraan diantara para jemaat Sikh. Lalu
selanjutnya adalah persepektif fenomenologis, fakta bahwa pada saat itu di Bumi
India khususnya Punjab, sistem kasta adalah biang permasalahan yang memecah
belah dan menimbulkan ketimpangan sosial, ini menjadi dasar bagi Khalsa untuk
masuk dan memperbaiki segala kekacauan yang terjadi akibat sistem kasta
tersebut, dan untuk menciptakan karakteristik sendiri yang berbeda dengan
keyakinan lainnya pada saat itu, dengan keberanian, persaudaraan, kesetaraan, dan
persatuan sebagai simbolnya. Dan yang terakhir yaitu Perspektif teologis, Khalsa
memberikan suatu visi agama baru bagi umat Sikh.
Pengaruh Khalsa bagi keberagamaan kaum Sikh sungguh sangat luar biasa
karena Khalsa tidak hanya menjadi sebuah ikatan persaudaraan abadi dalam
agama Sikh tapi juga telah berkembang menjadi sebuah pedoman dalam
menjalani hidup bagi kaum Sikh, itu tidak terlepas dari sejak awal pendirian
Khalsa itu sendiri, Khalsa yang terlahir bertepatan dengan sebuah perayaan
musim panen di Punjab (Vaisakhi) sejak awal merupakan sebuah sarana dari Guru
Gobind Singh untuk menyatukan kembali semangat persatuan dan persaudaraan
diantara kaum Sikh, sekarang telah menjadi syarat wajib agar membuat keimanan
seorang umat Sikh menjadi sempurna, Khalsa telah memenuhi kehendak dari para
Guru agar setiap umat Sikh menjadi seorang ksatria suci yang memiliki sifat
berani, jujur, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Selain itu Khalsa
69
menghasilkan sebuah stabilitas spiritual, itu dikarenakan Guru telah menentukan
sebuah identitas disiplin yang menjadi ciri khas kaum Sikh dan membuatnya
semakin berbeda dengan keyakinan lain, serta prinsip-prinsip dan kode perilaku
yang membuat hidup kaum Sikh semakin baik dan terarah.
Seorang Sikh yang telah resmi menjadi bagian dari Khalsa adalah orang
yang telah membuat komitmen seumur hidup pada ajaran-ajaran para Guru Sikh,
kewajiban bagi mereka yang telah menjadi bagian dari Khalsa adalah
memperjuangkan keadilan, melawan penindasan, kepalsuan dan tirani dengan
segala tanpa memandang dia berasal dari mana, apa agamanya, dan siapa pun dia
karena Khalsa merupakan bentuk terbaik dari keyakinan Sikh.
Pengaruh keberagamaan memang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan
hanya dirasakan oleh pemeluk agama tersebut, akan tetapi dalam kasus kaum
Sikh, semua itu dapat dilihat yaitu dimana seorang kaum Sikh menggunakan
aturan 5K karena pada dasarnya jika seorang kaum Sikh telah menggunakan
aturan 5K maka ia adalah bagian dari Khalsa. Dan itu artinya ia telah menjadi
seorang Sikh sejati yang hanya tunduk dan patuh pada ajaran Guruji.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perayaan Vaisakhi yang pada awalnya hanya sebatas perayaan musim panen
masyarakat Punjab dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama Sikh, namun
sejak Guru Gobind Singh mendirikan Khalsa yang bertepatan dengan perayaan
Vaisakhi, maka perayaan ini pun menjadi salah satu perayaan yang dinantikan
oleh para pemeluk agama Sikh di seluruh dunia, khususnya jemaat Sikh di Pasar
Baru, dan menandai akan sebuah era baru bagi agama Sikh.
Selain itu pengaruh dari perayaan ini adalah semakin memunculkan rasa
berbagi dengan sesama, karena sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil
panen dan lahirnya Khalsa, karena dengan lahirnya Khalsa, semua permasalahan
yang membelenggu umat Sikh dapat terselesaikan, dimulai dari konflik dengan
Kerajaan Mughal, sistem kasta secara konstan menjadi biang kesengsaraan
masyarakat, dan segala bentuk kezaliman yang terus menerus membuat hidup
masyarakat khususnya kaum Sikh semakin hari semakin menderita, selain itu,
lahirnya Khalsa melahirkan sebuah ciri agama yang khas bagi agama Sikh dan
membuatnya berbeda dengan para pemeluk agama lainnya.
Jadi, Khalsa merupakan puncak evolusi spiritual dalam keyakinan agama
Sikh, ketika seseorang telah diinisiasi ke dalam Khalsa maka keimanan seorang
pemeluk Sikh bisa disebut sempurna, visi keagamaan agama Sikh juga bertambah
yaitu memerangi kezaliman dan tidak hanya sebatas menebar kebenaran saja, dan
terakhir, apabila seseorang telah diinisiasi ke dalam Khalsa maka di ibaratkan ia
71
seperti dilahirkan kembali seperti bayi dan menghapus semua
keburukan/kesalahan yang selama ini diperbuat saat belum masih menjadi bagian
dari Khalsa.
Khalsa merupakan semua bentuk terbaik dalam keyakinan agama Sikh.
Waheguru Ji Ki Khalsa,
Waheguru Ji Ki Fateh.
B. Saran
Dari penjelasan sederhana dan singkat mengenai pengaruh Perayaan Vaisakhi
terhadap keberagamaan Kaum Sikh (Studi Kasus Gurdwara Pasar Baru Jakarta),
Penulis Berharap :
1. Perayaan Vaisakhi tidak hanya sebatas perayaan musim panen,
perayaan Vaisakhi menjadi sebuah awal bagi dimulai sebuah era baru
bagi Agama Sikh, selain itu, lahirnya Khalsa dihararapkan membuat
para Umat Sikh menjadi apa yang dicita-citakan Oleh Para Guru.
2. Penulis berharap bahwasannya tulisan ini masih jauh dari kata
sempurna semoga bisa bermanfaat buat diri penulis sendiri, maupun
orang lain yang membacanya.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima dengan tangan
terbuka segala kritikan maupun saran demi kesempurnaan skripsi ini.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti, ed. Romdhon dkk, Agama-Agama Di Dunia, Yogyakarta: IAIN
SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988.
Alwi, Hasan Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka, 2005
Bahri, Media Zainul, Wajah Studi Agama-agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015.
Cole, Owen and Piara Singh Sambhi, The Sikhs: Their Religious Beliefs and
practices, New Delhi: Piatalla Press, 1978.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008.
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islami Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Darshan singh gill, Tan Sri Dato seri, Sikh community in Malaysia, Malaysia:
Geraksikh, 2009
Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Pengaruh dan Implementasinya Jakarta: Rieneka
Cipta, 2004
Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 2010.
Field, D., The Religion of the Sikhs, Delhi: Ess Publications, 1976.
Gandhi, Surjit Singh, History of Sikh Guru Retold: 1606-1708, Atlantic
Publishers & Distibutors, 2007.
73
Hakim, Agus, Perbandingan Agama: Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan
Majusi, Shabiah, Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, Sikh, Bandung: CV.
Diponegoro, 1993.
Hemkunt, Satwant Kaur, Sikhism, A Complete Introduction, New Delhi: Hemkunt
Press, 1994.
Johar, Surinder Singh, Handbook on Sikhism, Delhi: Vivek Publishing Co, 1977.
Kaur,Charanjit, Sikh Rehat Mardaya: Satu Kajian Mengenai Kod Tingkah Laku
Penganut Agama Sikh, (Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia,
2002.
KH, U. Maman, metodologi Penelitian Agama : Teori dan Praktik Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006.
Keene, Micheal Agama-Agama Dunia Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Ludwig, Theodore M, The Sacred Paths of The East, New Delhi: Prentice Hall
Press, 2001.
Macauliffe, Max Arthur, Agama Sikh, Gurunya, Tulisan, dan Penulis Suci
Volume I,Oxford University Press, 1909.
Meolong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mittal,Sushil And Gene Thursby, Religions of South Asia An Introduction, New
York: First Published, 2006.
Myrvold, Kristina, Inside The Guru’s Gate, Lund: Lund University, 2008.
Nadroh, Siti, Agama-agama Minor (Ciputat: Uin JakartaPress: 2013).
74
Nadroh Siti dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, Tangerang selatan: UIN
Jakarta Press, 2015.
Nesbitt, Eleanor, A Guide to Sikhism, Oxford University Press, 2005.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: PT Balai Pustaka,
2011
Putra, Nusa, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, Jakarta: PT. Indeks,
cetakan kedua, 2012.
Pendit, Nyoman S, Guru Nanak dan Agama Sikh, Jakarta: Yayasan Sikh
Gurdwara Mission: 1988.
Ratna, Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Raharjo, M. Dawam, Metodologi Penelitian Agama (Sebuah Pengantar),
Yogyakarta: Tiarawacana, 1989.
RK, Pruthi, Sikhisme dan Peradaban India, New Delhi: Ashgate Publishing,
2004.
Sarinder, Nikky, The Birth of the Khalsa, Washington Avenue: State University of
New York Press, 2005.
Sambi, Piara Singh, The Sikhs: Their Religious Beliefs and Practices, Sussex
Acedemic Press:1995.
Sedana, I Dewa Putu, Sikhisme Bukan Perpaduan Agama Hindu dan Islam,
Denpasar: Universitas Udayana Press, 2013.
Senker, Cath My Sikh Year, The Rosen Publishing, 2007.
75
Singh, Barkshish, History of Harmandir Sahib the Golden Temple, Patiala: Punjab
University Press, 1999.
Singh, Gurdev, Respective On Sikh Tradition, (New Delhi: Patiala, 1996).
Singha, H.S., Sikh Studies Hemkunt Press, 2005, h.101.
Singh, Hakim Choor, Agama Sikh, Jakarta: Yayasan Sikh Gurdwara Mission:
2001.
Singh, Khustwant, A History Of Sikh, (Oxford University Press: 2001).
Singh, Trilochan, The Sacred Writing Of The Sikhs, (Ruskin House, 1960).
Singh, Pashaura, The Oxford Handbook of Sikh Studies, Oxford: Oxford
University Press, 2014.
Singh, Daljeet, The Sikh Identity. Fundamental Issues in Sikh Studies,
Chandigarh: Institute of Sikh Studies, 1992
Singh, Puran, Spirit of the Sikh, Vol. II, New Delhi: Punjabi University Press,
1982.
Singh, Singha H. The Encyclopedia of Sikhism, New Delhi: Hemkunt Publishers,
2005.
Singh, Gopal, The Religion of The Sikh, India: Asia Publishing House, 1971.
Singh, Darshan, Sikh Community in Malaysia, Petaling Jaya: MPH Group
Publishing, 2009.
Singh, Jain, A Panorama of Sikh Religion & Philosophy, Delhi: Publications
Bahubali, 1985.
Singh, Mewa, Who is a Sikh? Abstracts of Sikh Studies, Chandigarh: Institute of
Sikh Studies, 2005.
76
Singh, Teja, A Short History of the Sikhs: Volume One, Ludiana, Lahore
Bookshop: 2008.
Singh, Puran Spirit of The Sikh, Vol 1, Patiala, India: Punjabi University Press,
1982.
Singh, Jagraj, A Complete Guide to Sikhism, Unistar Books, 2009.
Singh, Kartar, Kisah Hidup Nanak, New Delhi: Hamkunt Press, 1984.
Singh, Arvind Pal, Sikhism: A Guide for the Perplexed, Bloomsburry Acedemic,
2013.
Suhartono, Iran, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996.
Suprayogo, Imam Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Sou‟yb, Joesoef, Agama-Agama Besar Di Dunia, Jakarta: Al-Husna, 1966.
Syan, Hardip Singh, Sikh Militancy in the Seventeenth Century: Religious
Violence in Mughal and Early Modern India, I. B. Tauris 2013.
Takhar, Opinderjit Kaur, Sikh Identity: An Exploration of Groups Among Sikhs
Hounslow: Ashgate Publishing, 2005.
Trumpp, Ernest, The Ādi Granth or the Holy Scriptures of the Sikh, Munshiram
Manoharlal Publishers, 2004.
Yadev, Jai Singh, Mengenal Agama Sikh, Jakarta: Yayasan Gudrwara Mission:
2001.
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
cetakan pertama, 2004.
77
Wawancara
Wawancara Pribadi Bapak Ghoul Raj, pada tanggal 14 April 2018 di Gurdwara
Pasar Baru Jakarta
Wawancara Pribadi Dengan Raam Singh, pada tanggal 14 April 2019 di
Gurdwara Pasar Baru Jakarta
Wawancara Pribadi dengan Balwant Singh, pada tanggal 14 April 2019 di
Gurdwara Pasar Baru Jakarta
Wawancara Pribadi dengan Ranjit Singh, pada tanggal 14 April 2019 di Gurdwara
Pasar Baru Jakarta
Wawancara Pribadi dengan Fran Singh, pada tanggal 14 April 2019 di Gurdwara
Pasar Baru Jakarta
Internet
Sewadars, “Seputar Gurdwara Pasar baru” . Diakses pada 23 April 2018 dari
www.sikhtemplejakarta.com
Sewadars, “Seputar Gurdwara Pasar baru” . Diakses pada 23 April 2018 dari
www.sikhtemplejakarta.com
78
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
P : Penanya
N : Narasumber
Wawancara dengan Prem Singh
N: Pada perayaan ini kita berfokus untuk mendidik atau memberi pencerahan bagi
para jemaat khususnya anak-anak untuk mengingat dan meneladani atas apa yang
telah dilakukan oleh Guru Gobind Singh, Karena selama periode sekitar 1650-an,
Negara bagian di sekitar Punjab berada dalam kekacauan, Para penguasa hari itu
banyak berbuat korup, Tidak ada aturan hukum, Hak-hak orang biasa dikerdilkan
bahkan dihilangkan sama sekali, Keadilan menjadi barang langka bahkan sulit
untuk dapat ditemukan, Yang kuat memaksakan kehendak dan jalan mereka tanpa
perundingan terlebih dahulu, Yang lemah menderita secara konstan dan diam-
diam, Terjadi kesengsaraan di mana-mana. Dalam keadaan seperti inilah Sang
Guru menemukan sebuah kesempatan dan memilih untuk membuat Khalsa. Guru
sedang mencari orang-orang terpilih di dalam komunitas Sikh yang siap akan
menerima tantangan dan mengatasi kesewenang-wenangan, menjadi kuat dan tak
kenal takut, Bersiap untuk menghadapi tantangan-tantangan sebesar dan seberat
apapun tanpa keberatan, Siap untuk menegakkan keadilan, bahkan rela untuk
mengorbankan semua yang ia miliki termasuk nyawanya sendiri. Oleh karena itu
signifikansi dari perayaan Vaisakhi merupakan lahirnya Khalsa.
P: Apa makna Khalsa?
N: Dan yang terpenting adalah deklarasi lahirnya Khalsa memiliki tiga arti yaitu:
Mendefinisikan kembali konsep persatuan dalam komunitas Sikh, Karena saat
Khalsa belum ada Umat Sikh saat itu jika dianalogikan seperti ada didalam
persimpangan jalan, karena pasca terlibat konflik dengan kekaisaran Mughal yang
berakhir dengan kekalahan, umat Sikh dalam keadaan bingung harus berbuat apa
untuk kedepannya, ditambah dengan gugurnya Guru kami (Guru Tegh Bahadur),
otomatis itu membuat mental dan daya juang umat Sikh menjadi semakin jatuh,
79
jadi wajar jika ketika itu umat Sikh terpecah kedalam Pro dan Kontra. Pro disini
adalah lebih baik mengikuti apa yang diminta oleh kekaisaran Mughal (pada saat
itu kekaisaran Mughal menuntut upeti kepada umat Sikh), sedangkan yang kontra
akan tetap memberikan perlawanan terhadap kekaisaran Mughal. Ditambah saat
itu Guru Gobind belum mengambil langkah konkrit untuk menjaga persatuan
umat Sikh, Lalu selanjutnya adalah memperkenalkan tata cara upacara inisiasi
baru beserta kode etik, disini Guru Gobind mengubah tata cara upacara Amrit dari
yang semula para inisiat harus meminum air basuhan kaki guru, sekarang diubah
menjadi hanya memercikan air ke kepala dan mata para inisiat, dan kode etik
disini adalah bahwa Sang Guru menginginkan jika suatu hari nanti umat Sikh
telah mengambil inisiat maka dia harus menuruti semua kode etik, yang
menandakan bahwa ia adalah seseorang yang telah resmi menjadi bagian dari
Khalsa, Dan yang paling penting adalah memberikan umat Sikh sebuah visi
agama baru, Karena jika dilihat dari ajaran para guru dari Guru pertama sampai
kesembilan, ajaran Sikh hanya dititikberatkan untuk menebar kebaikan dan
kebenaran, maka sejak era Guru kesepuluh, itu semua itu ditafsir ulang, Jadi tidak
cukup hanya menebar kebaikan dan kebenaran saja tetapi juga harus bersedia
untuk memerangi kezaliman dan kesewenag-wenangan
P: Bagaimana kedudukan Panj Piare dimasa sekarang?
N: Kedudukan Panj Piare dimasa sekarang adalah sebagai penjaga kemurnian
Khalsa.
P: Apakah upacara Amrit bisa dilaksanakan kapan saja apa harus bertepatan
dengan perayaan vaisakhi?
N: Upacara amrit bisa berlangsung kapan saja
P: Seberapa penting Gurdwara bagi para pemeluk agama Sikh?
N: Sangat luar biasa penting, karena Gurdwara merupakan pusat untuk
memperoleh ilmu, melakukan peribadatan, dan membantu mereka yang
membutuhkan
80
P: Apakah betul bahwa Dasam Granth merupakan hasil pemikiran dari Guru
Kesepuluh?
N: Iya tepat sekali
P: Jika dalam perayaan Vaisakhi lalu tidak ada jemaat Sikh yang siap untuk
diinisiasi ke dalam Khalsa, apa itu mengurangi esensi dari perayaan vaisakhi itu
sendiri?
N: Tidak, karena fokus dari perayaan vaisakhi bukan mengenai inisiasi ke dalam
Khalsa atau dalam ajaran Sikh disebut dengan upacara Amrit, fokus utama dari
perayaan vaisakhi adalah untuk mengingat kembali tentang sebuah transformasi
besar yang dilakukan oleh guru ke-10
P: Kapan agama Sikh masuk ke Indonesia dan berapa jumlah populasi agama Sikh
saat ini?
N: Di Indonesia sendiri Agama Sikh masuk pada abad ke 19 berbarengan dengan
era kolonial di Indonesia, sampai hari ini pun populasi jemaat Sikh di Indonesia
sekitar 50.000 jemaat tersebar di beberapa daerah seperti Medan, Jakarta,
Tangerang, dan beberapa wilayah lainnya
81
Wawancara dengan Raam Singh
P: Apa sebutan pemuka agama dalam agama Sikh?
N: ada banyak sebutan dalam bagi pemuka agama Sikh tergantung bidang yang
ditekuni seperti Granthi dia merupakan yang bertugas untuk menjaga, merawat
dan membaca Guru Granth Sahib, sedangkan dia yang bertugas untuk
melantunkan ayat-ayat suci disebut ragi, jika dia yang bertugas untuk berkhotbah
dan ahli filosofi disebut giani, sedangkan Bhai adalah saudara, dan jika dia yang
bertugas untuk merawat dan menjaga gurdwara adalah perbandhak comitee.
P: Apakah hari kematian Guru adalah salah satu hari besar dalam agama Sikh
N: Tidak, jika hari kelahiran Guru memang merupakan salah satu hari besar
dalam agama Sikh, yang biasa dirayakan adalah hari lahir dari Guru pertama dan
Guru kesepuluh.
P: Apa Dasam Granth itu?
N: Dasam Granth merupakan kitab sekunder dalam agama Sikh setelah Guru
Granth Sahib.
P: ada berapa Gurdwara yang terdapat diwilayah Ibukota dan Sekitarnya?
N: Sebetulnya ada 4, Tanjung Priok, Pasar Baru, Ciputat, dan Tangerang. Namun
hanya 2 Gurdwara saja yaitu di daerah Ciputat dan Karang Mulya yang sering
dirundung permasalahan, contohnya Gurdwara di Ciputat, sejak awal pendirian
Gurdwara itu pada tahun 2001, para jemaat sering mendapat perlakuan yang tidak
menyenangkan dari warga sekitar, hal itu karena warga mengira para jemaat Sikh
adalah pengikut aliran sesat, tetapi setelah pendiri Gurdwara memberikan
penjelasan tentang Agama Sikh dan dibantu mediasi oleh pihak kepolisian,
akhirnya kami mendapat persetujuan dari warga sekitar untuk mendirikan
Gurdwara tersebut. Lain halnya dengan yang terjadi di Gurdwara Karang Mulya,
karena sampai hari ini, izin untuk mendirikan bangunan di daerah tersebut sering
dipersoalkan bahkan pernah sampai dibawa ke pengadilan tinggi negeri.
Gurdwara yang telah ada sejak 2004, telah menjadi sebuah tempat ibadah bagi
82
umat Sikh yang ada disekitar Tangerang Kota, Serang, dan bahkan Cilegon.
Karena seperti yang diketahui jika ingin pergi ke Gurdwara terdekat, maka kita
harus pergi ke daerah Ciputat atau Pasar Baru, Itu terlalu jauh. Sehingga tidak bisa
mengakomodir para jemaat Sikh yang ada dikawasan Tangerang Kota dan
sekitarnya. Mengingat betapa pentingnya Gurdwara bagi Kaum Sikh, maka
tercetuslah ide untuk membuat Gurdwara baru di kawasan Karang Mulya. Namun
impian untuk memiliki sebuah Gurdwara baru harus pupus. Karena pada tahun
2005, puluhan masyarakat yang mengaku dari Koalisi Masyarakat Karang Mulya
mendemo gurdwara itu, mereka keberatan dengan adanya aktivitas ibadah Sikh di
lingkungan mereka, mereka meminta segala aktivitas itu dihentikan dan rumah itu
tak lagi digunakan sebagai gurdwara. Tahun itu, permohonan IMB rumah ibadah
sudah diajukan ke Pemkot Tangerang, Pengurus gurdwara bahkan telah
membayar biaya retribusi yang diminta sebesar Rp 34 juta, Namun hingga
sekarang IMB belum selesai. Dan sampai hari ini, Gurdwara yang berada di
Karang Mulya, masih dilarang keberadaanya karena terkendala masalah perizinan.
Sehingga mau tidak mau bagi para jemaat Sikh yang berdomosili di Tangerang
Kota dan sekitarnya jika ingin beribadah ke Gurdwara mereka harus pergi ke
Ciputat atau pergi ke Pasar Baru. Jadi, sekarang Gurdwara yang masih aktif di
wilayah Jakarta dan sekitarnya hanya tinggal 3 Gurdwara saja, yaitu Gurdwara
Tanjung Priok, Gurdwara Pasar Baru, dan Gurdwara Kampung Sawah, Ciputat.
P: Apa itu Gurbani?
N: Gurbani merupakan ayat-ayat suci yang terdapat dalam Guru Granth Sahib
P: Apa fungsi dari upacara Amrit jika pada era Guru pertama?
N: Sebagai perwujudan dari komitmen untuk mentaati Guru
P: Apakah Panj Piare memiliki masa jabatan?
N: Tidak ada, jika dia masih sanggup mengembannya maka ia akan terus menjadi
bagian dari Panj Piare, sekalipun dia sudah tua sekalipun
83
Wawancara dengan Ghoul Raj
P: Apakah agama Sikh itu merupakan agama gabungan dari Islam dan Hindu?
N: Tidak, Agama Sikh itu sebenarnya jika dianalogikan hanya untuk men-
simplekan agama-agama yang sudah ada dan bukannya menggabungkan suatu
ajaran yang telah ada, Karena pada saat itu penganut agama Islam dan agama
Hindu sering bertikai dengan mengatasnamakan agama, Hal itulah yang
mendorong Guru Nanak untuk membuat sebuah ajaran baru sebagai antitesis dari
kedua agama tersebut, Sesuai dengan ungkapan Sang Guru yang kemudian
menjadi dasar ajaran agama Sikh adalah “tidak ada islam maupun tidak ada
hindu” karena kita semua sama dihadapan Tuhan hanya cara penyebutan dan cara
mengabdikan diri saja yang berbeda. Apa yang dilakukan oleh Guru Nanak
dengan ajaran Sikh kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan Martin Luther
King di Eropa dengan ajaran Protestannya
P: Seperti apa sosok Guru Kesepuluh itu bagi agama Sikh?
N: Jika kita mempertimbangkan pekerjaan yang Guru telah capai, baik dalam
mereformasi agamanya dan menciptakan sebuah aturan hukum baru untuk para
pengikutnya, keberanian pribadinya dalam segala keadaan, ketekunannya yang
gigih di tengah-tengah kesulitan, yang pasti akan membuat orang lain berkecil hati
dan membuat mereka kewalahan, dengan sederet fakta tadi maka kita tidak perlu
terkejut bahwa orang-orang Sikh diseluruh dunia akan sangat memuliakannya dan
tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah seorang pria yang hebat.
P: Bagaimana mengenai sejarah dari Gurdwa Pasar Baru?
N: Gurdwara Pasar Baru ini didirikan pada tahun 1955 oleh Pritam Singh dan para
kerabatnya yang merupakan para pedagang yang datang dari India, pada awalnya
mereka beribadah di Gurdwara Tanjung Priok, karena memang Gurdwara
Tanjung Priok merupakan Gurdwara pertama yang ada di wilayah Jakarta,
Gurdwara itu didirikan pada tahun 1925. Namun, karena mayoritas kaum Sikh
yang ada di Jakarta lebih banyak yang tinggal dan beraktifitas di kawasan Pasar
baru, sehingga tidak memungkinkan untuk pulang pergi antara Tanjung Priok-
84
Pasar Baru, ditambah pada saat itu belum ada transportasi massal seperti sekarang
dan banyak dari para jemaat Sikh yang belum meimliki kendaraan pribadi,
sehingga mau tidak mau mereka harus berjalan kaki, Setiap kali ingin beribadah
di Gurdwara Tanjung Priok. Dan hal itu pula lah yang melatar belakangi Pritam
Singh dan kerabat untuk membeli tanah yang ada di Pasar baru untuk dijadikan
sebuah Gurdwara untuk melengkapi Gurdwara yang telah ada sebelumnya di
Gurdwara Tanjung Priok. Sebenarnya membeli tanah di Pasar Baru adalah sesuatu
yang sulit karena pada masa itu wilayah Jakarta masih dikuasai oleh para penjajah
Belanda dan mereka tidak akan memberikan izin begitu saja untuk mendirikan
rumah ibadah ditambah mereka juga pasti memasang harga yang sangat tinggi
jika ada pihak yang mau membeli tanah di kawasan tersebut, namun atas izin dari
Tuhan akhirnya mereka mengizinkan Pritam Singh beserta rekan-rekannya untuk
membeli tanah dan mendirikan sebuah rumah ibadah di kawasan Pasar baru,
dengan satu syarat tempat ini hanya diperuntukan untuk ibadah, selain itu tidak
boleh.
P: Bagaimana efek dari perayaan vaisakhi bagi masyarakat ibukota Jakarta?
N: Sebagai salah satu perayaan keagamaan dalam agama Sikh, Perayaan Vaisakhi
juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi, Karena sesuai dengan tujuan
dari agama Sikh, Perayaan Vaisakhi saat ini telah bertransformasi menjadi sebuah
perayaan menyenangkan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, Tidak peduli
dia pemeluk agama sikh atau pun bukan. Tidak lupa juga bahwa perayaan
Vaisakhi juga dapat memperkaya khasanah budaya yang ada di ibu kota jakarta
khususnya dibidang pariwisata, Karena dapat mengundang wisatawan dari
berbagai daerah, Dan belajar mengenai keragaman karena seperti yang diketahui
bahwa kota Jakarta merupakan kota yang multikultural yang terdiri dari berbagai
macam etnis dan kepercayaan. Harapan saya kedepannya mengenai perayaan
Vaiskahi ini adalah bahwa perayaan ini tidak hanya sebatas perayaan keagamaan
saja tetapi sebagai alat perekat persaudaraan diantara sesama warga Jakarta dan
akan memberikan kesan positif dalam konteks keragaman yang ada di Indonesia.
85
P: Apa itu Khalsa?
N: Khalsa sendiri merupakan sebuah ikatan persaudaraan abadi dalam agama Sikh
yang bersifat murni, suci dan bersih. Terserah orang bila ada yang mengganggap
bahwa khalsa berasal dari bahasa arab atau bahasa persia, karena itu hal yang
lumrah bila berbeda pendapat apalagi dalam dunia akademis, tapi saya lebih
condong dengan Khalsa berasal dari bahasa arab, karena serangkaian makna kata
yang dibawanya dan ditambah pada saat itu Guru ke-10 juga telah bisa berbahasa
arab.
86
Wawancara dengan Ranjit Singh
P: Kuil emas memiliki pintu di keempat sisinya itu artinya apa?
N: Maksud dari keberadaan pintu yang ada di keempat sisinya adalah Pertama,
Bahwa tempat ibadah ini terbuka bagi segala agama: Islam, Kristen, Hindu,
Buddha diperkenankan dan welcome untuk masuk ke tempat ini, Sekalipun
mereka datang dari kepercayaan yang berbeda dengan kami. Kedua, Sudah
menjadi tradisi kami bila disetiap Gurdwara selalu menyediakan dapur umum bagi
para jemaat yang beribadah atau para wisatawan yang berkunjung, Nah disini
dalam hal makan itu kita selalu duduk bersila di satu lantai. Bahkan waktu zamannya
guru kami yang ketiga yaitu Guru Amar Das, Pada saat itu beliau pernah
mengundang Raja Akbar untuk makan bersama dan duduk satu lantai, hal itu
menunjukan bahwa tidak peduli dia punya jabatan apa. Tapi ketika dia makan di
sini, maka ia harus duduk satu lantai hal itu menunjukan bahwa di sini sudah tidak
ada tingkatan lagi. Jika dalam agama Hindu itu kan ada kasta-kastanya, Dalam
Sikh ini kita tidak memandang kasta-kasta lagi, Makan-makanan yang sama, tidak
memandang lagi itu dia profesinya apa. Karena itu pula yang menyebabkan
tempat ini selalu ramai setiap waktu, selain itu, Langar terbesar di dunia pun dapat
ditemukan di Kuil Emas, Dapur yang biasanya menyediakan dan memberi makan
sekitar 40.000 orang sehari gratis. Beda lagi jika pada hari libur keagamaan atau
akhir pekan, Langar dapat menyediakan dan memberi makan lebih dari 100.000
orang per hari. Itulah salah satu menariknya tempat ini, Karena selain sebagai
tempat ibadah, Harmandir Sahib juga berfungsi sebagai salah satu destinasi wisata
bagi para pelancong dari berbagai negara diseluruh dunia, Dan disediakan pula
tempat untuk menginap untuk para pelancong maupun para jemaat atau biasa
disebut dengan Niwas.
P: Apa makna dari perayaan vaisakhi?
P: apakah upacara Amrit telah berlangsung sejak era guru pertama?
N: Iya Peristiwa ini terus berlangsung dimulai dari era Guru Ke-1 sampai Guru
ke-9, akan tetapi semua diubah saat era Guru ke-10 yaitu Guru Gobind Singh,
Sang Guru mengubah tata cara pelaksanaan upacara Amrit saat itu, Yang pada
87
awalnya para inisiat harus meminum air basuhan kaki Guru, Lalu diubah menjadi
meminum air yang dicipratkan oleh Guru ke kepala para inisiat. Dan jika pada era
Guru ke-1 sampai dengan ke-9, Upacara Amrit hanya untuk bertujuan menjadi
seorang Sikh sejati dan mengharapkan keberkahan dari sang Guru pada saat itu,
maka sejak era Guru ke-10, selain menjadi seorang Sikh sejati dan mengharapkan
berkah dari sang Guru, dengan dilaksanakannya upacara Amrit, maka para inisiat
juga telah resmi menjadi bagian dari Khalsa.
P: Apa itu Gurbani?
N: Gurbani merupakan ayat-ayat suci yang terdapat dalam Guru Granth Sahib
P: Seperti apa konsep way of life dalam ajaran agama Sikh?
N: Way of Life atau jalan hidup dalam keyakinan Sikh adalah kebenaran. Bagi
kami ini adalah jalan hidup terbaik, karena kebenaran merupakan inti dari kitab
suci kami, sehingga menyerap kebenaran dalam kehidupan merupakan tujuan
kami pemeluk agama Sikh.
P: Bagaimana kedudukan Panj Piare dimasa sekarang?
N: Kedudukan Panj Piare dimasa sekarang adalah sebagai penjaga kemurnian
Khalsa.
88
Wawancara dengan Bhalwant Singh
P: Apakah benar bahwa tahun baru Sikh bertepatan dengan perayaan Vaisakhi?
N: Tidak, Kepercayaan yang selama ini dipegang secara luas itu tidak benar,
karena Tahun Baru Sikh jatuh pada bulan Chet, Itu karena bulan pertama pada
kalender Nanakshahi adalah Chet, Sementara bulan Vaisakh merupakan bulan
kedua dalam kalender agama Sikh. Anggapan bahwa tahun baru Sikh jatuh pada
bulan Vaiksakh bermula ketika berlangsungnya musim panen bagi para petani di
Punjab saat itu, karena bagi para petani datangnya musim panen berarti tahun baru
dimulai atau menandakan akan ada segera pergantian Tahun, memang betul
bahwa mayoritas petani di Punjab saat itu merupakan para jemaat Sikh tapi
biarpun begitu tradisi para petani saat itu tidak ada sangkut pautnya dengan tahun
baru dalam agama Sikh.
P: Apakah konsep way of life menurut Guru ke-10 itu berbeda dari ajaran para
guru sebelumnya?
N: Tidak, justru konsep way of life menurut Guru ke-10 merupakan sebuah
pelengkap dari apa yang telah diajarkan oleh para Guru sebelumnya.
P: Apakah betul bahwa tahun baru Sikh bertepatan pada perayaan Vaisakhi?
N: Tidak, Tahun baru dalam agama Sikh jatuh pada bulan Chet, sedangkan
Vaisakh adalah bulan kedua dalam kalender agama Sikh.
P: Apakah seseorang yang telah diinisiasi ke dalam Khalsa tidak boleh memakan
daging dan memotong rambutnya?
N: Kalau untuk urusan memakan daging masih diperbolehkan apabila cara
menyembelih hewan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jika
memotong rambut karena alasan kesehatan itu tidak dipermasalahkan tapi jika
untuk alasan pribadi itu merupakan salah satu dosa besar dan bisa mendapat
sanksi keras dari Panj Piare
top related