pengaruh penurunan tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak badan berbentuk perseroan terbuka
Post on 29-Dec-2015
58 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN BERBENTUK PERSEROAN TERBUKA
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Seminar Pajak
Oleh
Fazaul Afandi 115030401111022
PROGRAM STUDI PERPAJAKAN
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan penyumbang kas Negara terbesar yang digunakan untuk
membiayai seluruh pengeluaran Negara demi kepentingan pemerintah guna untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimana itu merupakan fungsi utama perpajakan
sebagai fungsi budgetair, selain itu pajak juga sebagai salah satu pengatur dalam ekonomi
secara makro suatu Negara.
Salah satunya untuk meningkatkan peranan pasar modal sebagai sumber
pembiayaan dunia usaha. Pasar modal saat ini menjadi salah satu langkah yang harus
dijalani oleh perusahaan-perusahaan tertutup untuk mendapatkan dana lebih bagi
perusahaannya untuk melebarkan usahanya serta untuk mendorong peningkatan jumlah
perseroan terbuka. Semakin banyaknya perusahaan yang go public maka semakin
banyak perusahaan yang membuka perusahaannya bagi masyrakat maka pemerintah
akan menyesuaikan tarif pajak guna untuk menyesuaikan agar tujuan tersebut dapat
tercapai.
Saat ini telah banyak dilakukan perubahan terhadap undang undang perpajakan
untuk menyesuaikan dengan kepentingan masayarakat agar kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai salah satunya dengan memberikan insentif kepada wajib pajak badan
perseroan terbuka. Untuk itu sebagai fokus akan dijelaskan mengenai PENURUNAN
TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN BERBENTUK
PERSEROAN TERBUKA
B. Rumusan Masalah
1. Apa syarat untuk mendapatkan insentif pajak perseroan terbuka?
2. Mengapa insentif pajak diberikan pada perseroan terbuka?
3. Bagaimana cara mendapatkan insentif pajak tersebut?
4. Apa kelebihan dan kekurangan diberikannya insentif pajak pada perseroan terbuka?
5. Apa manfaat kebijakan insentif pajak pada perseroan terbatas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui syarat untuk mendapatkan insentif pajak perseroan terbuka?
2. Untuk mengetahui insentif pajak diberikan pada perseroan terbuka?
3. Untuk mengetahui cara mendapatkan insentif pajak tersebut?
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diberikannya insentif pajak pada perseroan
terbuka?
5. Untuk mengetahui manfaat kebijakan insentif pajak pada perseroan terbatas?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dasar hukum
1. Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN
2013 TENTANG PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB
PAJAK BADAN DALAM NEGERI YANG BERBENTUK PERSEROAN
TERBUKA
3. PP No 81 Tahun 2007 dan diatur kembali di Peraturan Menteri Keuangan
No.238/PMK.03/2008
2. Yang menjadi subjek pajak adalah:
a. orang pribadi;
b. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;
c. badan; dan
d. bentuk usaha tetap.
Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan
dengan subjek pajak badan.
Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.
1. Subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang
dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal diIndonesia;
2. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan diIndonesia, kecuali unit tertentu
dari badanpemerintah yang memenuhi kriteria:
a.pembentukannya berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan;
b. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c.penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
d. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara; dan
3. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
3.Badan Perseroan Terbuka
Menurut Pasal 1 ayat 7 UU PT No. 40/2007
1. Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan
penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
2. Ps. 1 no. 22 UU Pasar Modal No. 8/1995 Perusahaan Publik adalah Perseroan yang
sahamnya telah dimiliki sekurang kurangnya oleh 300 ( tiga ratus ) pemegang saham
dan memiliki modal disetor sekurang–kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modaldisetor yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
3. Pasal 24 (1) UU PT No. 40/2007 Perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya telah memenuhi criteria sebagai Perseroan Publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang pasar modal, wajib mengubah anggaran
dasarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf f dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut.
4. Pasal 21 UU PT No. 40/2007:
a. Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan Menteri.
b. Perubahan anggaran dasar tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a.nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c.jangka waktu berdirinya Perseroan;
d. besarnya modal dasar;
e.pengurangan modal ditempatkan dan disetor; dan/atau
f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka atau
sebaliknya.
5. Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dimuat
atau dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
6. Pasal 25 UU PT No. 40/2007:
Perubahan anggaran dasar mengenai status Perseroan yang tertutup menjadi
PerseroanTerbuka mulai berlaku sejak tanggal efektif pernyataan pendaftaran yang
diajukan kepada lembaga pengawas di bidang pasar modal bagi Perseroan Publik;
Unsur unsur Perseroan Terbuka Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk dpt disebut
sbg perusahaan PT menurut UUPT harus memenuhi unsur-unsur:
a. Berbentuk badan hukum, yg merupakan persekutuan modal;
b. Didirikan atas dasar perjanjian;
c. Melakukan kegiatan usaha;
d. Modalnya terbagi saham-saham;
e. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta perat. Pelaksanaannya.
Adapun syarat-syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 (i-
company-law-law-40.pdf) adalah sebagai berikut:
a. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (ps. 7(1))
b. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
c. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalamrangka
peleburan (ps. 7 ayat 2 & ayat 3)
d. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam
BNRI (ps. 7 ayat 4)
e. Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar
(ps. 32, ps 33)
f. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (ps. 92 ayat 3 &ps. 108 ayat 3)
g. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikanmenurut hukum
Indonesia
4. Tarif pengenaan pajak pada perseroan terbuka
Tahun Tarif pasal 17 ayat 2a Tarif pasal 17 ayat 2b
2008 Maksimal 30% Maksimal 25%
2009 28% 23%
2010 25% 20%
Untuk tahun pajak 2008, PPh masih menggunakan tarif progresif yaitu sebagai
Penghasilan Kena Pajak Tarif berikut :
a.S.d. Rp 50.000.000 sebesar 10%
b. Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp100.000.000 sebesar 15%
c.Di atas Rp 100.000.000 sebesar 30%
Dengan adanya insentif pajak sebesar 5% maka tarif yang di gunakan oleh
pengguna insentif pajak adalah sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak Tarif
a. S.d. Rp 50.000.000 sebesar 10%
b. Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp100.000.000 sebesar 15%
c. Di atas Rp 100.000.000 sebesar 25%
Mulai tahun seluruh wajib pajak badan dikenakan 1 tarif yaitu 25% dari laba
bersih perusahaan.
5. Syarat untuk mendapatkan fasilitas
Penurunan tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka setelah memenuhi
persyaratan:
a. Paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang
disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan masuk dalam
penitipan kolektif di lembagapenyimpanan dan penyelesaian;
b. Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus dimiliki oleh paling sedikit
300 Pihak;
c. masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf b hanya boleh
memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang
ditempatkan dan disetor penuh; dan
d. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c harus
dipenuhi dalam waktu paling singkat 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
kalender dalam jangka waktu 1 (satu) TahunPajak.
BAB III
PEMBAHASAN
Peraturan dan Syarat yang Berlaku
Pemberian insentif sebesar 5% kepada perusahaan go public diatur dalam PP No 77
Tahun 2014 dan tetap menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.238/PMK.03/2008 yang
mengatur tata cara pelaksanaan dan pengawasan pemberian insentif pajak tersebut. Peraturan ini
mulai diimplementasikan pada tahun 2008. Sehingga WP Badan yang merupakan perusahan
terbuka bisa mendapatkan kesempatan untuk menerima insentif pajak untuk tahun pajak 2008.
Dalam PP No 77 Tahun 2014 ditetapkan syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan go
public yang ingin mendapatkan insentif pajak tersebut, yaitu :
a. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dapat memperoleh
penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif
tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam
Pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang.
b. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka apabila
jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari
keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga
ratus) Pihak
c. Masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya boleh memiliki saham
kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor.
d. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) harus dipenuhi oleh Wajib
Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dalam waktu paling
singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Pada Peraturan Menteri
Keuangan No.238/PMK.03/2008 di tambahkan 1 peraturan yang menjelaskan bahwa 6
bulan yang dimaksud pada syarat tersebut adalah seratus delapan puluh tiga (183) hari
kalender.
Tujuan di Berlakukannya Insentif Pajak
Terdapat beberapa tujuan diterapkannya pemberian insentif pajak ini kepada perusahaan
terbuka, yaitu :
a. meningkatkan peranan pasar modal sebagai sumber pembiayaan dunia usaha. Pasar
modal saat ini menjadi salah satu langkah yang harus dijalani oleh perusahaan-
perusahaan tertutup untuk mendapatkan dana lebih bagi perusahaannya untuk
melebarkan usahanya. Dengan mendaftarkan perusahaannya menjadi perusahaan terbuka
dan melakukan penjualan saham di bursa saham maka perusahaan akan dengan mudah
mendapatkan tambahan modal untuk membangun perusahaannnya. Bagi perusahaan
yang bisa mendapatkan modal untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan tersebut
dapat diharapkan mendapatkan modal untuk membuat lapangan kera lebih besar bagi
masyarakat di Indonesia.
b. untuk mendorong peningkatan jumlah perseroan terbuka. Semakin banyaknya
perusahaan yang go public maka semakin banyak perusahaan yang membuka
perusahaannya bagi masyrakat. Perusahaan terbuka akan mengmumkan laporan
finansialnya kepada publik setiap 3 bulan sekali tanpa harus ada yang di tutup- tutupi.
Bagi Ditjen pajak, hal ini juga sangat membantu dalam pemeriksaan laporan
keuangannya untuk menghitung pelaporan pajaknya.
c. mendorong kepemilikan publik pada perseroaan terbuka. Insentif pajak ini hanya
diberikan kepada perusahaan terbuka yang melempar sahamnya ke publik minimal 40%
dari total keseluruhan sahamnya. Dengan begitu semakin banyak saham yang beredar di
bursa saham sehingga dapat meningkatkan kapitalisasi pasar saham di Indonesia. Serta
menambah keterlibatan masyarakat untuk ikut menanamkan modalnya ke perusahaan-
perusahaan terbuka yang ada di Indonesia dan sebagai timbal baliknya akan
mendapatkan return dari hasil penanaman modal tersebut. Sehingga masyarakat dan
perusahaan terbuka saling membantu dan berkesinambungan.
Prosedur Pengusulan Perusahaan Pengguna Insentif
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui oelh perusahaan go public untuk
mendapatkan izin menggunakan dan melaporkan SPT Tahunannya dengan menggunakan tarif
17 ayat 2b (tarif menggunakan insentif pajak sebesar 5%).
Tahapannya sebagai berikut :
1. Setiap 1 bulan Emiten yang bersangkutan akan membuat laporan kepemilikan saham dan
rekapitulasi yang telah di laporkan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK).
Rekapitulasi yang dimaksud adalah :
a. Laporan Kegiatan Operasional bulanan
b. Laporan Kegiatan Operasional tahunan yang telah di periksa oleh Akuntan
yang terdaftar di Bapepam dan LK
c. Laporan Keuangan tahunan Biro Administrasi Efek
d. Laporan peristiwa, seperti : Laporan perubahan kepemilikan saham dan
Laporan penyelenggaran Rapat Umum Pemegang Saham
e. Laporan bulanan kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik
2. Pada saat melaporkan SPT Tahunan PPh, WP melampirkan formulir X.H.1-6
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.H.1 untuk setiap tahun
pajak terkait serta Surat Keterangan yang menyatakan bahwa dalam waktu paling singkat
6 bulan dalam jangka waktu 1 tahun pajak memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Saham Wajib Pajak dimiliki oleh publik paling sedikit 40% (empat puluh persen)
dari keseluruhan saham yang disetor.
b. Saham Wajib Pajak yang dimiliki oleh publik dimiliki paling sedikit oleh 300
(tiga ratus) pihak dan masing-masing pihak hanya memiliki saham kurang dari
5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor.
c. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menyampaikan
daftar Wajib Pajak yang memenuhi syarat-syarat yang berlaku kepada Direktur
Jenderal Pajak.
d. Daftar Wajib Pajak disampaikan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama setiap akhir
bulan setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan
Kelebihan dan Kekurangan Fasilitas Pajak pasal 17 ayat 2b
Fasilitas pajak yang diterapkan bagi perusahaan terbuka yang ada di Indonesia
membawa banyak manfaat dan kelebihan. Penulis dalam hal ini melihat beberapa
kelebihan dan manfaat yang didapat dari adanya penerapan fasilitas pajak ini :
e. Menjadi stimulus perusahaan swasta untuk menjadi perusahaan terbuka.
Perusahaan-perusahaan swasta yang saat ini berada di Indonesia bisa
mengembangkan usahanya dengan mendapatkan modal lebih melalui pasar
modal. Pemberian insentif pajak sebesar 5% bagi perusahaan terbuka bisa
menjadi pendorong persuahaan swasta tersebut untuk masuk ke pasar bursa.
f. Memberikan keringanan pajak bagi perusahaan terbuka. Insentif pajak yang
didapat sebesar 5%. Perusahaan yang menerima insentif pajak tersebut akan lebih
menghemat pengeluaran pajaknya. Dengan begitu perusahaan mendapatkan laba
setelah pajak lebih besar dari pada sebelum menggunakan insentif pajak yang
diterapkan fasilitas pasal 17 ayat 2b tersebut.
g. Menjadi salah satu bukti perhatian pemerintah Indonesia pada perusahaan-
perusahaan terbuka di Indonesia. Dikeluarkannya peraturan pemberian fasilitas
pajak pasal 17 ayat 2b ini memberikan pandangan positif bagi perusahaan-
perusahaan terbuka maupun perusahaan-perusahaan tertutup terhadap pemerintah
Indonesia. Perhatian pemerintah dari segi perpajakan membuat perusahaan –
perusahaan menjadi lebih percaya bahwa pemerintah Indonesia akan selalu
mendukung kemajuan perusahaan-
h. perusahaan terbuka di Indonesia.
i. Fasilitas pajak ini dilaksanakan dengan cara self assesment. Dengan cara ini,
pihak WP dapat dengan sendirinya menghitung terhutang pajaknya dengan tarif
yang sudah dikurangi dengan insentif pajak yang diterima. Perhitungan dengan
cara self assesment WP akan memperoleh waktu yang lebih efisien dalam
memproses perhitungan pajaknya, tanpa harus menunggu pihak fiskus untuk
menghitung kembali pajaK terhutangnya.
Walaupun fasilitas pajak 17 ayat 2b ini memiliki kelebihan dan manfaat yang dapat di
rasakan, namun fasilitas pajak ini masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
a. Perusahaan yang baru menjadi perusahaan terbuka mendapatkan kendala
dalam memenuhi syarat minimal 40% saham yang dimiliki oleh publik. Jika
perusahaan tersebut mengeluarkan sahamnya ke publik sebanyak 40%
namun tidak semuanya laku atau terdapat saham yang berada dalam posisi
idle (tidak dimiliki oleh siapapun), maka perusahaan tersebut akan
melakukan buyback saham yang ada dan akan mengurangi presentase saham
publik yang ada di pasaran. Hal tersebut harus dilakukan karena apabila
saham berada diposisi idle dalam beberapa waktu tertentu, maka jumlah
modal yang disetor bisa terkoreksi dimana lembar saham yang menganggur
tersebut akan dicoret oleh otoritas bursa dan dianggap tidak pernah
diterbitkan.
b. Fasilitas pajak ini tidak mengena pada seluruh perusahaan terbuka di
Indonesia. Penerima fasilitas pajak ini dbatasi pada perusahaan yang bisa
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Pengguna fasilitas pajak ini tidak lebih dari setengah jumlah perusahaan
terbuka yang seharusnya bisa menjadi pengguna fasilitas pajak ini.
Manfaat atas Insentif pajak
1. meningkatkan peranan pasar modal sebagai sumber pembiayaan dunia usaha.
2. Pasar modal saat ini menjadi salah satu langkah yang harus dijalani oleh
perusahaan-perusahaan tertutup untuk mendapatkan dana lebih bagi
perusahaannya untuk melebarkan usahanya.
3. untuk mendorong peningkatan jumlah perseroan terbuka. Semakin banyaknya
perusahaan yang go public maka semakin banyak perusahaan yang membuka
perusahaannya bagi masyrakat.
4. mendorong kepemilikan publik pada perseroaan terbuka.
5. Serta menambah keterlibatan masyarakat untuk ikut menanamkan modalnya
ke perusahaan-perusahaan terbuka yang ada di Indonesia dan sebagai timbal
baliknya akan mendapatkan return dari hasil penanaman modal tersebut.
Sehingga masyarakat dan perusahaan terbuka saling membantu dan
berkesinambungan.
6. Dengan bertambah berkembangnya perseroan terbuka maka lapangan
pekerjaan akan semakin terbuka dan dapat menyerap lebih banyak tenaga
kerja
Contoh 1 :
PT DEF Tbk mempunyai modal dasar Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dengan nilainominal per lembar saham Rp1.000,00 (seribu rupiah) sehingga total saham ditempatkan dan disetorpenuh adalah 1.000.000 (satu juta) lembar saham.PT DEF Tbk memasukkan 45% (empat puluh lima persen) dari saham ditempatkan dan disetor penuh yaitu sejumlah 450.000 (empat ratus lima puluh ribu) lembar saham dalam penitipan kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan mencatatkan seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh tersebut untuk dapat diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia.Saham sejumlah 45% (empat puluh lima persen) tersebut dimiliki oleh 399 (tiga ratus Sembilan puluh sembilan) Pihak dengan persentase kepemilikan para Pihak paling tinggi sebesar 4,99% (empat koma sembilan puluh sembilan persen).Kondisi tersebut terjadi selama 190 (seratus sembilan puluh) hari kalender dalam 1 (satu) Tahun Pajak.Mengingat jumlah saham yang masuk dalam penitipan kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta dicatatkan untuk dapat diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia lebih besar dari 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dimiliki lebih dari 300 (tiga ratus) Pihak dengan kepemilikan masing-masing Pihak kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dan kondisi tersebut terjadi selama lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari, maka PT DEF Tbk memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2), sehingga dapat memperoleh penurunan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).Contoh 2 : PT KLM Tbk mempunyai modal dasar Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dengan nilainominal per lembar saham Rp1.000,00 (seribu rupiah) sehingga total saham ditempatkan dan disetorpenuh adalah 1.000.000 (satu juta) lembar saham.PT KLM Tbk memasukkan 35% (tiga puluh lima persen) dari saham ditempatkan dan disetor penuh yaitu sejumlah 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu) lembar saham dalam penitipan kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan mencatatkan seluruh saham disetor tersebut untuk dapat diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia.Saham sejumlah 35% (tiga puluh lima persen) tersebut dimiliki oleh 399 (tiga ratus sembilan puluh sembilan) Pihak dengan persentase kepemilikan para Pihak paling tinggi sebesar 4,99% (empat koma sembilan puluh sembilan persen).Kondisi tersebut terjadi selama 195 (seratus sembilan puluh lima) hari kalender dalam 1 (satu) Tahun Pajak.Meskipun jumlah saham PT KLM Tbk yang masuk dalam penitipan kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan dicatatkan untuk dapat diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia dimiliki oleh lebih dari 300 (tiga ratus) Pihak dengan persentase kepemilikan masing-
masing Pihak kurang dari 5% (lima persen) selama lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender dalam 1 (satu) Tahun Pajak,namun mengingat jumlah saham tersebut hanya meliputi 35% (tiga puluh lima persen) dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh, maka PT KLM Tbk tidak dapat memperoleh penurunan tariff sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
BAB IV
PENUTUP
Untuk meningkatkan gairah dalam pasar modal dan peranan pasar modal sebagai sumber
pembiayaan dunia usaha. Tentunya perlu dilakukan perubahan dalam pasal pasal untuk
menunjang hal tersebut. Dengan insentif yang diberikan, Pasar modal akan menjadi salah satu
langkah yang harus dijalani oleh perusahaan-perusahaan tertutup untuk mendapatkan dana lebih
bagi perusahaannya untuk melebarkan usahanya. Bagi perusahaan yang bisa mendapatkan
modal untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan tersebut dapat modal untuk membuat
lapangan kera lebih besar bagi masyarakat di Indonesia.
Untuk mendorong peningkatan jumlah perseroan terbuka. Semakin banyaknya perusahaan
yang go public maka semakin banyak perusahaan yang membuka perusahaannya bagi
masyrakat..
Insentif pajak ini hanya diberikan kepada perusahaan terbuka yang melempar sahamnya ke
publik minimal 40% dari total keseluruhan sahamnya. Dengan begitu semakin banyak saham
yang beredar di bursa saham sehingga dapat meningkatkan kapitalisasi pasar saham di
Indonesia. Serta menambah keterlibatan masyarakat untuk ikut menanamkan modalnya ke
perusahaan-perusahaan terbuka yang ada di Indonesia dan sebagai timbal baliknya akan
mendapatkan return dari hasil penanaman modal tersebut. Sehingga masyarakat dan perusahaan
terbuka saling membantu dan berkesinambungan
top related