pengaruh pelatihan, kompetensi, disiplin kerja terhadap ...repository.umrah.ac.id/3093/1/e jurnal...
Post on 20-Jul-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PELATIHAN, KOMPETENSI, DISIPLIN KERJA TERHADAP
PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT. X
Dinda Adesya Triandini¹, Lia Suprihartini², Akhirman³
dindaadesyatriandini@gmail.com
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Raja Ali Haji
ABSTRAK
Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan, kompetensi, dan
disiplin kerja terhadap promosi jabatan karyawan di PT. Cast laboratories Indonesia
cabang Batam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang
digunakan di dalam penelitian ini sebanyak 80 karyawan. Hasil pengujian secara simultan
untuk variabel pelatihan, kompetensi, dan disiplin kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap promosi jabatan dengan nilai signikansi sebesar 0,000 < 0,050 hasil
pengujian secara parsial untuk variabel pelatihan terhadap promosi jabatan berdasarkan
perbandingan thitung > ttabel (5,093 > 1,66515) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga variabel pelatihan secara parsial berpengaruh terhadap promosi jabatan. Untuk
variabel kompetensi hasil signifikasinya 0,049 < 0,050 dan berdasarkan perbandingan
thitung > ttabel (2,001 > 1,66515) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga variabel
kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap promosi jabatan. Dan untuk Variabel
disiplin kerja diperoleh nilai thitung untuk variabel disiplin kerja adalah 2,009 dengan
hasil signifikasinya 0,048 < 0,050 dan berdasarkan perbandingan thitung > ttabel (2,009 >
1,66515) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga variabel disiplin kerja secara parsial
berpengaruh terhadap promosi jabatan.
Kata kunci: Pelatihan, Kompetensi, Disiplin Kerja, Promosi Jabatan
1 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji,
dindaadesyatriandini@gmail.com 2Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, lia.arai@gmail.com
3Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, 4akhirman@gmail.com
2
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor yang paling menentukan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, Pengembangan sumber daya manusia
(SDM) perlu diberikan perhatian peningkatan kompetensi karyawan di suatu perusahaan.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sejauh mana perhatian perusahaan terhadap SDM.
Topik mengenai pentingnya kompetensi karyawan didunia kerja saat ini memang sedang
hangat dibicarakan, kompetensi seseorang karyawan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan kerja karyawan tersebut. Hal ini menjadi acuan bagi perusahaan untuk
mengetahui kemampuan kerja calon karyawan.
Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai
status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih
tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah dan hak-hak lainnya (Priyono dan Bina, 2016)
Sejalan dari penelitian yang dilakukan Listiyo Dwi Wardi Hana (2016) pendidikan
dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap promosi jabatan. sejalan
penelitian yang dilakukan Ida Ayu Gita Dwi Sasmita dan Ni Wayan Mujiati (2016)
diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap promosi jabatan
karyawan. Kemudian dari penelitian yang dilakukan Zubaidah Ira Yuliana (2017) yang
menyatakan ada hubungan antara penilaian prestasi kerja, kedisiplinan dengan promosi
jabatan PT. Batamec Shipyard .
BAHAN DAN METODE
Identifikasi Variabel
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, penelitian ini menggunakan 3
variable sebagai independent variable dan 1 dependent variable. Independent variable
(variabel bebas) dalam penelitian ini meliputi Pelatihan (X1), Kompetensi (X2) dan
Disiplin Kerja (X3) sedangkan dependent variable (variabel terikat) dalam penelitian ini
3
adalah Promosi Jabatan yang disimbolkan (Y).
Adapun defenisi variabel pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian keahlian, pengetahuan, tetapi meningkatkan, pengetahuan,
pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang Poltak Sinambela (2016:169). kompetensi
adalah peta kapasitas pegawai atau atribut pekerjaan yang di embannya, yang merupakan
kumpulan dan kemampuan, keterampilan, kematangan, pengalaman, keefektifan,
keefesienan dan kesuksesan dalam mengemban tanggung jawab pekerjaan Priansia
(2016:254). Displin kerja adalah kepatuhan pada aturan atau perintah ditetapkan oleh
organisasi. Selanjutnya disiplin adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi
permasalahan Lijan Poltak. (2016.:334). Suatu promosi berarti perpindahan dari suatu
jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah
dan hak-hak lainnya (Priyono dan Bina, 2016).
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, data
yang berupa angka-angka yang dapat dianalisis dan menghasilkan jawaban-jawaban atas
pertanyaan dari permasalahan.Sumber data yang digunakan adalah data primer, data yang
diperoleh dan diolah sendiri oleh peneliti yang belum pernah diolah oleh pihak lain melalui
hasil kuesioner dan observasi tentang lingkungan kerja fisik dan datayang di berikan oleh
manajemen perusahaan.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan datapenelitian yaitu: a). Kuesioner (Angket), merupakan
kuisioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tertuli kepada
responden mengenai konflik dan stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Cast
Laboratories Indonesia Cabang Batam yang diukur dengan skala likert (Sugiyono, 2017).
4
b). Observasi tentang lingkungan kerja fisik dan data yang diperoleh dari manajemen
perusahaan. Data diolah dengan alat bantu olah data, yaitu SPSS versi 25.
Teknik Analisis Data
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah
menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Ghozali (2016), uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk signifikan 5% dari degree of freedom
(df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan
atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila rhitung< rtabel maka
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampelyang diteliti terbebas dari
gangguan normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016).
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Dasar pengembalian keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05atau 5 persen maka data
terdistribusi secara normal.
b. Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen maka data tidak
terdistribusi normal.
Uji Multikoloniearitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
5
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antara variabel indepen. Untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah tolerance ≥
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2016).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat
dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
veriabelindependen manakah yang dijelaskan oelh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
nilai cut-off yang umum adalah:
a. Jika nilai tolerance > 0.10 persen dan nilai VIF < 10, Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance <0.10 persen dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Hipotesa multikolinearitas:
Ho = Tidak ada multikolinearitas
Ha = ada multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi terjadi ketidakpastian
variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskeditisitas.
Pada penelitian ini menguji ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
scatter plot. Jika pada catter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk
pola tertentu maka tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika menbentuk
pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas.
6
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan menurut (Ghozali, 2016)
adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur,
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan
secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun variabel independen yang
signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Keputusan pengujian ini adalah:
a) Jika signifikan, < 0,05, maka Ho ditolak (ada heteroskedastisitas).
b) Jika signifikan, <0,05 maka F Ho diterima (ada heteroskedastisitas)
Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalah
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena obsevasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series). Run test merupakan sebagian dari statistic no parametric yang
dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau
tidak (Ghozali, 2016).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
keobservasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) Untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Waston, dimana dalam
7
pengambilan keputusan dengan melihat beberapa jumlah sampel yang diteliti yang
kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin-Waston.
Terdapat beberapa cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dan pada
penelitian ini akan digunakan uji Durbin–Waston (DW Test).
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho: Tidak ada Autokorelasi
Ha : Ada Autokorelasi
Syarat Uji Autokorelasi
Sumber: Ghozali (2016)
Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016), reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Untuk mengukur relibilitas pengamatan, maka digunakan teknik Cronbach Alpha
dengan membandingkan nilai alpha dengan standarnya menggunakan alat bantu SPSS
dengan ketentuan:
1. Jika Cronbach Alpha .>0.6, maka instrument pengamatan dinyatakan realibel.
2. Jika Cronbach Alpha ,< 0.6, maka instrument pengamatan tidak realibel.
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dI
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dI ≤d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – di < d < 4
Tidak ada korelasi negative Tidak ada keputusan 4- du ≤ d ≤ 4-dI
Tidak ada autokorelasi positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4- du
8
Regresi Linear Berganda
Model analisis ini dipilih karena penelitian inidirancang untuk meneliti variabel bebas
yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Menurut (Sugiono, 2013) analisis regresi
ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, jika dua atau lebi variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya).Persamaan regresi linear berganda dapat di rumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
Y = Promosi Jabatann
X1 = Kompetensi
X2 = Pelatihan
X3 = Disiplin Kerja
b = Koefisien Regresi
a = Konstanta
e = Standar Error
Uji Regresi Parsial (Uji statistik t)
Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel Kompetensi, Pelatihan, Disiplin
Kerja terhadap Promosi Jabatan menggunakan uji regresi parsial (uji t). menurut Ghozali
(2016), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu veriabel
penjelas /independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan t dari masing-masing variabel yang diperoleh dar pengujian lebih
kecil dari nilai signifikan yang dipergunaakan yaitu sebesar 5 persen maka secara
parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
9
2. Jika nilai signifikan t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih
besar dari nilai signifikasi yang dipergunakan yaitu sebesar 5 persen maka secara
parsial variabel independen
Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen/terikat. Perlu diketahui untuk menguji hipotesis menggunakan statistik F
yakni dengan membandingkan nilai F hasil peritungan dengan nilai F menurut tabel. Bila
nilai F hitung lebih dari pada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha (Ghozali,
2016)
Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprekdisi variabel dependen. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat
signifikasnsi (a) sebesar 5 persen atau 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probbabilitas signifikasi <
0,05, maka hipotesis di terima. Hal ini berarti dapat digunakan untuk memprediksi variabel
independen. Jika nilai profabilitas signifikansi > 0,05 , maka hipotesis ditolak. Hal ini
berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Y.
2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Uji Koefisien Determinasi.
Uji Koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
10
independen dalam menjelaskan variasi varian dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol daan satu. Nilai R-Square kecil berarti kemampuan variabel dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2016).
HASIL
Item pernyataan dikatakan valid apabila mempunyai nilai signifikan < 0,05 dan rhitung >
rtabel. Nilai rtabel adalah 0,2199. Untuk nilai rhitung validasi variabel promosi jabatan
(Y)
Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelatihan
Pelatihan rtabel rhitung Sig. Keterangan
Pertanyaan 1 0,2199 0,735 0,000 Valid
Pertanyaan 2 0,2199 0,747 0,000 Valid
Pertanyaan 3 0,2199 0,734 0,000 Valid
Pertanyaan 4 0,2199 0,647 0,000 Valid
Pertanyaan 5 0,2199 0,748 0,000 Valid
Pertanyaan 6 0,2199 0,557 0,000 Valid
Pertanyaan 7 0,2199 0,642 0,000 Valid
Pertanyaan 8 0,2199 0,520 0,000 Valid
Pertanyaan 9 0,2199 0,554 0,000 Valid
Pertanyaan 10 0,2199 0,354 0,001 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi
Kompetensi rtabel rhitung Sig. Keterangan
Pertanyaan 1 0,2199 0,572 0,000 Valid
Pertanyaan 2 0,2199 0,646 0,000 Valid
Pertanyaan 3 0,2199 0,759 0,000 Valid
Pertanyaan 4 0,2199 0,732 0,000 Valid
Pertanyaan 5 0,2199 0,629 0,000 Valid
Pertanyaan 6 0,2199 0,776 0,000 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Variabel Disiplin Kerja (X3)
Disiplin Kerja Rtabel rhitung Sig. Keterangan
Pertanyaan 1 0,2199 0,674 0,000 Valid
Pertanyaan 2 0,2199 0,664 0,000 Valid
Pertanyaan 3 0,2199 0,638 0,000 Valid
Pertanyaan 4 0,2199 0,673 0,000 Valid
Pertanyaan 5 0,2199 0,744 0,000 Valid
Pertanyaan 6 0,2199 0,522 0,000 Valid
Pertanyaan 7 0,2199 0,678 0,000 Valid
Pertanyaan 8 0,2199 0,695 0,000 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
11
Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Variabel Promosi Jabatan
Promosi Jabatan rtabel Rhitung Sig. Keterangan
Pertanyaan 1 0,2199 0,546 0,000 Valid
Pertanyaan 2 0,2199 0,710 0,000 Valid
Pertanyaan 3 0,2199 0,726 0,000 Valid
Pertanyaan 4 0,2199 0,658 0,000 Valid
Pertanyaan 5 0,2199 0,735 0,000 Valid
Pertanyaan 6 0,2199 0,731 0,000 Valid
Pertanyaan 7 0,2199 0,744 0,000 Valid
Pertanyaan 8 0,2199 0,773 0,000 Valid
Pertanyaan 9 0,2199 0,546 0,000 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa dari variabel Pelatihan
(X1) dengan 10 butir pernyataan Kompetensi (X2) dengan 6 butir pernyataan, Disiplin
kerja (X3) dengan 8 butir pernytaan dan variabel Promosi jabatan (Y) dengan 9 butir
pernyataan,semuanya dinyatakan valid dan layak untuk dijadikan instrumen dalam
penelitian ini karena semua item pernyataan lebih besar dari nilai rtabel, yaitu 0,2199.
Hasil Pengujian Reabilitas
Tabel 5. Hasil Pengujian Reabilitas
Variabel Cronbach Alpha
yang disarankan Cronbach Alpha Keterangan
Promosi Jabatan 0.60 0,859 Realibel
Pelatihan 0.60 0,827 Realibel
Kompetensi 0.60 0,778 Realibel
Dsisiplin Kerja 0.60 0,812 Realibel
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari tabel di atas diketahui Cronbach Alpha dari empat variabel yang diteliti
berada diatas 0,60. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi tingkat reabilitas yang dipersyaratkan.
12
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Pengujian Normalitas
Uji normalitas mensyaratkan bahwa penyebaran data harus berada disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan gambar diatas
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas
(berdistribusi normal). Artinya dalam penelitian ini berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
13
Tabel 6. Hasil Pengujian Kolmogrov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .39044565
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .097
Negative -.090
Test Statistic .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .059c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Tabel 7. Hasil Pengujian Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pelatihan .694 1.441
Kompetensi .500 1.999
14
Displin Kerja .584 1.714
a. Dependent Variable: Promosi Jabatan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tolerance pada masing-masing
persamaan > dari 0,1 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan pada model regresi tidak
mengandung multikolinieritas. Artinya variabel bebas, yaitu variabel pelatihan, kompetensi
dan disiplin kerja saling mempengaruhi.
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Gambar 3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Dari analisis uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot adalah jika titik
grafik dalam grafik tersebar secara acak (tidak berbentuk pola), dimana titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil Pengujian Autokorelasi
Tabel 8. Hasil Pengujian Durbin-Watson
Model Durbin-Watson
1 1.832
a. Predictors: (Constant), Displin Kerja, Pelatihan, Kompetensi
b. Dependent Variable: Promosi Jabatan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai d adalah 1,832. Nilai n adalah 80 dan nilai
k adalah 3. Maka nilai dL adalah 1,5600 dan nilai dU adalah 1,7153. Setelah
dihitung 4-dU adalah 2,2847. Dari hasil pengujian pada tabel diatas dapat
15
disimpulkan bahwa pada analisis regresi tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 9. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.838 3.235
Pelatihan .399 .078 .469
Kompetensi .287 .143 .217
Displin Kerja .247 .123 .202
a. Dependent Variable: Promosi Jabatan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil Pengujian t (Uji Parsial)
Tabel 10. Hasil Pengujian t (Uji Parsial)
Model t Sig.
1 (Constant) 1.805 .075
Pelatihan 5.093 .000
Kompetensi 2.001 .049
Displin Kerja 2.009 .048
a. Dependent Variable: Promosi Jabatan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Hasil Pengujian F (Uji Simultan)
Tabel 11. Hasil Pengujian F (Uji Simultan)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1209.874 3 403.291 31.419 .000b
Residual 975.513 76 12.836
Total 2185.388 79
a. Dependent Variable: Promosi Jabatan
16
b. Predictors: (Constant), Displin Kerja, Pelatihan, Kompetensi
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 12. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .744a .554 .536 3.583
a. Predictors: (Constant), Displin Kerja, Pelatihan, Kompetensi
b. Dependent Variable: Promosi Jabatan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 25, 2019
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Adjusted R Square adalah sebesar 0,536 atau 53,6%.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu pelatihan, kompetensi
dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu promise jabatan sebesar 53,6% atau variasi
variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 53,6% variabel
independen. Sedangkan sisanya 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan regresi linier berganda maka hasil
penelitian mengenai pengaruh pelatihan, kompetensi dan disiplin kerja terhadap promosi
jabatan, dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:
Analisis Deskriptif
1 Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa promosi jabatan di PT. Cast Laboratories
Indonesia cabang Batam dinilai baik dimana mayoritas responden menyatakan
jawaban Setuju 51,8%.
17
2 Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pelatihan di PT. Cast Laboratories
Indonesia cabang Batam dinilai cukup baik dimana mayoritas responden menyatakan
jawaban Setuju 44,5%.
3 Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kompetensi di PT. Cast Laboratories
Indonesia cabang Batam dinilai cukup baik dimana mayoritas responden menyatakan
jawaban Setuju 41,5%.
4 Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa disiplin kerja di PT. Cast Laboratories
Indonesia cabang Batam dinilai baik dimana mayoritas responden menyatakan
jawaban Setuju 53%.
Uji t Hitung (Uji Parsial)
1 Hasil uji t (parsial) diperoleh dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa variabel pelatihan
diperoleh nilai signifikasi t < 0,050 dan thitung > ttabel atau berarti H0 ditolak dan H1
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
pelatihan terhadap promosi jabatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Pierre Al Khoury (2014) bahwa pelatihan secara signifikan
berpengaruh terhadap promosi jabatan.
2 Hasil uji t (parsial) diperoleh dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa variabel kompetensi
diperoleh nilai signifikasi t < 0,050 dan thitung > ttabel atau berarti H0 ditolak dan H1
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
kompetensi terhadap promosi jabatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Daniel Putro Wicaksono (2015) bahwa kompetensi secara signifikan
berpengaruh terhadap promosi jabatan.
3 Hasil uji t (parsial) diperoleh dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa variabel disiplin kerja
diperoleh nilai signifikasi t < 0,050 dan thitung > ttabel atau berarti H0 ditolak dan H1
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
18
disiplin kerja terhadap promosi jabatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Elfina Okto Posmaida Damanik (2016) bahwa disiplin kerja secara
signifikan berpengaruh terhadap promosi jabatan.
Uji F Hitung (Uji Simultan)
Hasil uji F (siumultan) diperoleh dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa variabel
promosi jabatan diperoleh signifikasi F < 0,05 dan Fhitung > Ftabel atau berarti H0
ditolak dan H5 diterima, hal ini menunjukkan bahwa pelatihan, kompetensi dan
disiplin kerja berpengaruh positif secara simultan dan signifikan terhadap promosi
jabatan.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial
maupun secara simultan Pelatihan (X1), Kompetensi (X2), dan Disiplin Kerja (X3)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Promosi Kerja Karyawan (Y) pada PT. Cast
Laboratories Indonesia cabang Batam.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Pimpinan dan karyawan PT. Cast Laboratories Indonesia Cabang Batam.
2. Dekan dan Ketua Jurusan Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maritim
Raja Ali Haji
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
19
Priyono, P., Bina, U., & Priyono, P. 2016. Buku manajemen sumber daya manusia (2).
Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Suwatno, Donni Juni Priansia. 2016. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
20
top related