pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas yang
Post on 16-Oct-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
YANG DIMODERASI SIZE PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2011-2014
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh:
MOCH NOER FAHAD DERY LAZUARDY
125020407111017
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas yang Dimoderasi Size Perusahaan pada Perusahaan
Perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014
Moch Noer Fahad Dery Lazuardy
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Email: derylazuardy@gmail.com
ABSTRAK
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal
tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan. Sistem
perbankan di Indonesia mulai kuat dan memiliki modal serta kinerja bagus yang tercipta karena membaiknya
sistem pengawasan perbankan. Dapat dilihat dari data di Bursa Efek Indonesia kinerja perekonomian Indonesia
secara umum sangat baik dalam 3 tahun terakhir dengan memperbaiki makro ekonomi dan stabilitas sistem
keuangan terutama di sektor fiskal dan kebijakan moneter. Melihat tren positif perusahaan perbankan di Indonesia,
membuat sektor ini kedepannya dapat dijadikan sektor yang diperhitungkan dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Hal ini membuat sektor perbankan mempunyai daya tarik tersendiri untuk diteliti.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel likuiditas terhadap profitabilitas yang
dimoderasi oleh size perusahaan pada perusahaan sub sektor perbankan pada periode pengamatan 2011 sampai
dengan 2014. Dimana variabel likuiditasnya diukur menggunakan quick ratio sedangkan variabel profitabilitasnya
diukur menggunakan retrun on asset. Sementara untuk mengukur size perusahaan dilihat melalui total aset pada
laporan keuangannya. Maka dari itu variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on asset, variabel
independennya yaitu quick ratio, sedangkan variabel moderasinya yaitu total aset. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah regresi data panel untuk melihat seberapa besar konsistensi pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Kemudian dilakukan Uji F untuk menguji hipotesis secara simultan, dan Uji T
dilakukan pengujian secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diukur menggunakan variabel quick ratio
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap rasio profitabilitas yang diukur menggunakan return on asset
perusahaan sub sektor perbankan. Begitu juga dengan size perusahaan yang diuukur menggunakan variabel total
asset juga berhasil menjadi variabel moderator, artinya variabel total asset berhasil memperkuat hubungan antara
variabel quick ratio terhadap variabel return on asset.
Kata kunci: Likuiditas, Profitabilitas, Size Perusahaan, Perbankan
A. PENDAHULUAN
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa.
Hal tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan.
Sistem perbankan di Indonesia mulai kuat dan memiliki modal serta kinerja bagus yang tercipta karena
membaiknya sistem pengawasan perbankan. Dapat dilihat dari data di Bursa Efek Indonesia kinerja perekonomian
Indonesia secara umum sangat baik dalam 3 tahun terakhir dengan memperbaiki makro ekonomi dan stabilitas
sistem keuangan terutama di sektor fiskal dan kebijakan moneter. Pertumbuhan perbankan di Indonesia ini dapat
dilihat dari perkembangan laba bersih perbankan yang dapat dilihat pada grafik berikut.
1.8
75
1.89
2 1.8
99
1.90
4
Grafik 1.1 Perkembangan Laba Bersih Perusahaan Perbankan
LABA BERSIH
90,000,000
80,000,000
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2012 2013 2014
LABA BERSIH
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2015 data diolah
Setiap perusahaan perbankan berusaha untuk memaksimalkan profitabilitas. Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva atau modal sendiri
(Sartono, 2010). Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Rasio profitabilitas dapat
diukur dengan menggunakan di antaranya yaitu, ROE (Return on Equity), ROA (Return on Asset) dan Profit
Margin (Sudana, 2011). Dalam hal ini, peneliti menggunakan ROA karena rasio ini mampu menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba operasi
perusahaan (Irawati, 2006).
Berikut perkembangan ROA perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai tahun 2014:
Gambar 1.2 : Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2015 data diolah
Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap
kewajiban lancarnya (Weston & Brigham, 2010), demikian juga menurut Malkiel & Xu (2004) yang menyatakan
bahwa likuiditas memainkan peranan penting terhadap harga suatu aset. Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil
maka akan menimbulkan illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar akan berakibat timbulnya
dana yang menganggur (iddle cash), semua ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan. Profitabilitas
yang tinggi menunjukkan perusahaan tempat berinvetasi dapat menghasilkan laba yang tinggi bagi para investor.
Oleh sebab itu, tingkat likuiditas, dan profitabilitas suatu perusahaan dapat mempengaruhi keputusan para investor
dalam berinvestasi.
Pada penelitian ini penulis lebih memilih quick ratio sebagai rasio likuiditas karena Quick Ratio
digunakan mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan (pemilik giro,
tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid. Quick Ratio berkonsentrasi terutama hanya pada aktiva
lancar yang lebih likuid yaitu kas, giro, dan valuta asing. Maka dari itu dengan mengguakan quick ratio kita dapat
melihat kemampuan bank dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Cara untuk menghitung quick ratio pada
perusahaan dan bank memiliki rumus yang berbeda. Rumus untuk menghitung quick ratio perusahaan yaitu
dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan dibanding dengan utang lancar. Sedangkan rumus untuk
menghitung quick ratio bank yaitu dengan cara aset kas dibanding dengan total deposit dikali seratus persen.
Sedangkan penulis memilih ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dikarenakan perusahaan yang
memiliki ukuran yang lebih besar mempunyai pengaruh terhadap peningkatan profitabilitas karena perusahaan
yang besar memiliki keuntungan kompetitif yaitu lebih mampu mencapai economic of scale yang berdampak pada
penghematan biaya. Dengan adanya keuntungan tersebut maka hal ini akan berdampak pada peningkatan
profitabilitas perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva semakin besar
total aktiva maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan.
B. KERANGKA PIKIR
Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return on Asset (ROA)
Quick Ratio berkonsentrasi terutama hanya pada aktiva lancar yang lebih likuid (kas, sekuritas yang
dapat diperjualbelikan) dan piutang, yang hubungannya dengan obligasi jangka pendek. Menurut Hanafi (2003),
rasio yang rendah menunjukkan likuiditas jangka pendek yang rendah, sebaliknya rasio yang tinggi menunjukkan
kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah). Tingkat likuiditas yang semakin tinggi maka
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya semakin besar. Hal ini dapat
meningkatkan kredibilitas perusahaan yang akan menimbulkan reaksi positif dari investor dan menyebabkan
bertambahnya permintaan terhadap saham. Quick Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan,
terkecuali persediaan). Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid
sehingga persediaan merupakan aset, dimana kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh
karena itu rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar jangka pendek tanpa
mengandalkan penjualan persediaan sangat penting (Brigham & Houston, 2014). Quick ratio yang cepat
menandakan bahwa perusahaan sangat baik dalam memenuhi kewajibannya dan dapat menghasilkan laba (Daisy,
2014). Sejalan dengan hasil penelitian oleh Afrinda (2013) dan Julita (2011) yang menemukan bahwa Quick Ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan.
Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return on Asset yang Dimoderasi oleh Ukuran Perusahaan
Semakin besar quick rasio ini maka tingkat likuiditas perusahaan akan semakin tinggi. Quick ratio yang
cepat menandakan bahwa perusahaan sangat baik dalam memenuhi kewajibannya dan dapat menghasilkan laba
(Daisy, 2014). Besar kecilnya pengaruh tersebut diduga akan dimoderasi oleh ukuran perusahaan karena ukuran
perusahaan mampu menunjang tingkat profitabilitas. Ukuran perusahaan yang besar menyajikan tingkat quick
ratio yang berbeda dengan ukuran perusahaan yang kecil karena aktivitas operasional perusahaan besar dan kecil
jelas berbeda. Perusahaan lebih besar memiliki total aktiva yang lebih besar daripada perusahaan kecil hal ini akan
menarik para investor dipasar modal karena perusahaan besar cenderung dapat dipercaya para investor untuk lebih
mudah melunasi hutang jangka pendeknya.
Menurut Sawir (2009) mengatakan bahwa quick ratio yang dianggap baik adalah semakin besar rasio ini
maka semakin baik kondisi perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Nugroho (2011) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan atau size perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Di sisi lain
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas hal ini diperkuat oleh penelitian Setiawan (2009)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Pengaruh Size Perusahaan Terhadap Return on Asset
Rajan dan Zingales (2001) dalam Hadri kusuma (2005) menyebutkan bahwa menurut teori critical,
semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu
ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical menekankan pada
pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan
intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan.
Ukuran atau size perusahaan merupakan suatu penetapan besar kecilnya perusahaan. Semakin tinggi total
aset yang menunjukkan harta yang dimiliki perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tergolong
perusahaan besar. Dan sebaliknya, semakin rendah total aset mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
tergolong perusahaan kecil. Semakin besar total aset menunjukkan bahwa semakin besar pula harta yang dimiliki
perusahaan sehingga investor akan semakin aman dalam berinvestasi.
Ukuran perusahaan adalah seluruh total asset perusahaan yang dapat digunakan untuk menilai aktivitas
operasi dan investasi perusahaan Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik mempunyai aktivitas
operasional yang lebih luas sehingga perusahaan besar mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan
lebih besar yang dapat meningkatkan profitabilitas, sehingga antara ukuran perusahaan dan return on
asset memiliki hubungan yang positif. Jadi semakin besar ROA mengindikasikan keadaan keuangan perusahaan
yang baik. Nugroho (2011) meneliti tentang kemampuan rasio rasio keuangan dalam memprediksi ROA dimana
size Perusahaan berhubungan positif dengan ROA. Hal ini didukung oleh penelitian Priharyanto (2009) dan
Afriyanti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Dengan adanya penjualan yang semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses
produksi. Dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat.
Penelitian Terdahulu
Nindya Afrinda (2013) dalam “Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia“.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh rasio Likuditas (Current Ratio, Cash Ratio, dan
Quick Ratio) dan Solvabilitas (Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Equity
Ratio) terhadap Profitabilitas (Return on Assets) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (return on asset), quick ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (return on asset).
Meilinda Afrianti (2011) dalam “Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To
Equity Ratio, Sales Dan Size Terhadap Roa (Return On Asset). (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2006-2009)“. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor
Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Sales dan Size terhadap Return
on Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa Current ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (return on asset),
size perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (return on asset).
Anis Sutriani (2012) dalam “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas Terhadap Return
Saham Dengan Nilai Tukar Sebagai Variabel Moderasi Pada Saham LQ-45”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengkaji lebih detail apakah nilai tukar dapat memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage, dan
likuiditas terhadap return saham pada saham LQ-45 pada 2008-2011. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
Return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham dan Nilai tukar memoderasi return on asset
terhadap return saham.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan dugaan
sementara dalam menguji suatu penilaian, yaitu :
H1 : Diduga Terdapat pengaruh signifikan antara Likuiditas terhadap Profitabilitas.
H2 : Diduga size perusahaan memoderasi pengaruh Likuidias terhadap Profitabilitas.
H3 : Diduga terdapat pengaruh signifikan antara Size perusahaan terhadap Profitabilitas.
C. METODE PENELITIAN
Sampel
Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai sampel mengunakan metode Teknik metode Purposive
Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria pertimbangan tertentu tersebut
adalah :
1. Perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
2. Tersedia laporan keuangan lengkap dan publikasi tahun 2011-2014 yang terdiri dari : neraca, laporan
laba/rugi dan saldo laba, laporan perubahan ekuitas, laporan kewajiban penyediaan modal minimum,
laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
2 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk
3 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk
4 BMRI PT. Bank Mandiri (persero) Tbk
5 MEGA PT. Bank Mega Tbk
6 BBKP PT. Bank Bukopin Tbk
7 BBTN PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk
8 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
9 BJTM PT. BPD Jawa Timur Tbk
10 BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk
11 BNLI PT. Bank Permata Tbk
12 BJBR PT. BPD Jawa Barat dan Banten Tbk
13 NISP PT. Bank OSBC NISP Tbk
14 BNII PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2016 Data Diolah
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan alat analisis regersi dengan data panel. Data
panel merupakan gabungan dari data time series dan data cross section. beberapa keuntungan dari regresi
dengan data panel ini adalah data yang diolah menjadi lebih banyak, penggunaan data panel juga mengurangi
kemungkinan terjadinya hubungan antar variabel, mengurangi error dalam estimasi, selain itu data panel
pengungkap perubahan yang bersifat dinamis. Dalam regresi data panel terdapat beberapa penentuan
pendekatan, yaitu:
a. Common/Pooled : Teknik yang digunakan dalam metode ini hanya dengan mengkombinasikan data time
series dan cross section sehingga dapat digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.
b. Fixed Effect : Metode ini menggunakan variable dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.
c. Random Effect : Teknik yang digunakan dalam Metode Random Effect adalah dengan menambahkan
variable gangguan (error terms) yang mungkin saja muncul.
Adapun model regresi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Yit = α + β1 X1it + eit
Yit = α + β1 X1it + β2 Z1it + β3 ( X1it*Z1it ) + eit
Dimana:
Y = Return on Asset α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Quick Ratio
Z1 = Size Perusahaan
X1*Z1 = Interaksi antara variable independen (CR dan QR) yang paling signifikan dengan Z (size perusahaan)
e = Error
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Statistik Penelitian
Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah
diolah menggunakan SPSS versi 23.0, adapun hasil olahan data SPSS dalam bentuk deskriptif statistik akan
menampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian antara lain yaitu jumlah sampel (N), rata-
rata sampel (mean), dan standar deviasi (σ) untuk masing-masing variabel, dan varian yang disajikan dalam Tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 : Deskriptif Statistik Harga Return on Assets, Quick Rasio, Size.
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Return on Asset
Quick Ratio
Total Asset
Valid N (listwise)
56
56
56
56
2.91
10.39
830193157.00
.50
7.65
24846516.00
3.41
18.04
855039673.00
1.8366
12.5963
229499713.2679
.77654
2.24095
216987136.83338
Sumber: Output SPSS Versi 23.0, data diolah.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui perhitungan nilai ROA perusahaan perbankan periode 2011-2014,
perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 3.41% yang terjadi pada
tahun 2013. Sedangkan nilai ROA terendah yaitu sebesar 0.50% dimiliki oleh PT. Bank Internasional Indonesia
Tbk. pada tahun 2014. Variabel return on asset diperoleh rata-rata sebesar 1.8366 dan standar deviasi sebesar
0.77654 yang menunjukkan bahwa standar deviasi return on asset lebih kecil dibanding dengan rata rata, hal ini
dapat disimpulkan bahwa data return on asset baik.
Perhitungan nilai Quick Rasio (QR) perusahaan perbankan periode 2011-2014, nilai QR tertinggi yaitu
sebesar 18.04 dimiliki oleh PT. BPD Jawa Timur Tbk. yang terjadi pada tahun 2011. Sedangkan nilai QR terendah
yaitu sebesar 7.65 dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk. yang terjadi pada tahun 2011. Variable quick ratio
mempunyai nilai standar deviasi sebesar 2,24 dimana nilai standar deviasinya lebih kecil dibandingkan dengan
nilai rata-rata (mean), yaitu sebesar 12,59 dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variable
quick ratio baik.
Berdasarkan perhitungan nilai total asset perusahaan perbankan periode 2011-2014, nilai total aset
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk. yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 855039673. Sedangkan
nilai total aset terendah yaitu sebesar 24846516 dimiliki oleh PT. BPD Jawa Timur Tbk. yang terjadi pada tahun
2011. Variabel total asset diperoleh rata-rata sebesar 229499713 dan standar deviasi sebesar 216987137 lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya. Ini menunjukkan bahwa data pada variabel total asset baik.
Uji Spesifikasi Model
1. Uji Chow Uji Chow merupakan uji untuk membandingkan model common effect dengan fixed effect (Widarjono,
2009). Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews.
H0 : Model yang paling efisien adalah Model Common Effect
H1 : Model yang paling efisien adalah Fixed Effect
Hipotesa 1 diterima apabila angka probabilitas chi square lebih dari titik kritis (5%). H0 ditolak apabila
angka probabilitas chi square lebih kecil dari titik kritis (5%). Dengan demikian, model yang efisien adalah
model fixed effect model. Hasil uji chow ini dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F
7.835891
(13,40)
0.0000
Cross-section Chi-square 70.896428 13 0.0000
Sumber: Output Eviews 9, data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat probabilitas Chi-squarenya sebesar 0,00 atau lebih kecil dari
titik kritis sebesar 0,05. Maka dapat dapat disimpulkan model yang cocok untuk penelitian ini adalah Fixed effect
model.
2. Uji Hausman
Uji hausman digunakan untuk menguji model paling efisien diantara fixed effect model dan random
effect model.
Ho : Model paling efisien adalah random effect model
H1 : Model paling efisien adalah fixed effect model
Hipotesis null diterima apabila nilai probabilitas lebih dari titik kritis (5%), sehingga jika hipotesa null
diterima maka model paling efisien adalah random effect model.
Unstandardized
Residual
N
Normal Mean
Parametersa,b
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
56
.0000000
.50084224
.091
.054
-.091
.091
.200c,d
Tabel 4.4: Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 18.722548 2 0.0001
Sumber: Output Eviews 9, data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dilihat probabilitas Chi-squarenya sebesar 0,0001 atau lebih kecil
dari titik kritis sebesar 0,05. Maka dapat dapat disimpulkan model yang cocok dan efisien untuk penelitian ini
adalah Fixed effect model.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Tabel 4.4 di bawah ini akan mendeskripsikan hasil uji normalitas melalui hasil uji
Kolmoorov-Smirnov :
Tabel 4.5 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov menggambarkan bahwa semua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal. Berdasarkan nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-
Smirnov of ROA menunjukkan nilai sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi uji normalitas atau dengan kata lain data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan
adanya multikolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau
sama dengan nilai VIF di bawah 10.
Tabel 4.6 : Hasil Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Constant)
Quick
Ratio
Total Asset
-.442
.393
-1.124
.266
.145
.032
.419
4.595
.000
.944
1.059
1.959E-9
.000
.548
6.004
.000
.944
1.059
a. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Output SPSS versi 18.0, data sekunder diolah
Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance di bawah 1 dan nilai
VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot. Grafik scatterplot akan
menggambarkan titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak tersebar baik diatas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hasil grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Gambar Scatterplot
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Berdasarkan gambar grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Auokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dilakukan melalui
pengujian terhadap nilai uji run test, dengan ketentuan sebagai berikut:
Unstandardized
Residual
Test Valuea
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-
tailed)
-.00010
27
28
55
22
-1.768
.077
Model
R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .549
a .301 .288 .65520
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Quick Ratio -.558 .504 -1.107 .273
.190 .039 .549 4.823 .000
Tabel 4.7 : Hasil Run Test
Runs Test
a. Median
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Berdasarkan hasil run test di atas α yang ditentukan adalah 5%, maka hasil run test dapat diketahui dari
Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,077 ≥ α (0,05) yang berarti dalam data tidak terdapat autokorelasi.
Uji Hipotesis
1. Hasil Koefisien determinasi
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2001).
Dalam perhitungan statistik ini nilai R2
yang digunakan adalah adjusted R square. Adjusted R square adalah
suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independent ke dalam
suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R2
telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebebasan (degree of freedom)
yang berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Berikut adalah koefisien determinasi dari penelitian ini yang disajikan dalam tabel 4.8 sampai
tabel 4.13.
Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefisien Determinasi X Terhadap Y
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Quick Ratio
b. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Tabel 4.9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi X Terhadap Y
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Dari tabel di atas bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Yang
menunjukkan bahwa variabel quick rasio (independent) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel ROA
Model
R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .789
a .623 .600 .48158
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Quick Ratio
Total Asset
Moderate
-.195 .371 -.524 .603
.124 .030 .367 4.137 .000
1.162E-9 .000 .332 2.186 .033 7.769E-11 .000 .312 2.056 .045
Model
R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .647
a .418 .408 .59770
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Total Asset
1.305 .117 11.175 .000
2.315E-9 .000 .647 6.232 .000
(dependent). Nilai adjusted R square sebesar 0,288 menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu
menjelaskan 28,8% variasi variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 72,2% dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independen.
Tabel 4.10 : Hasil Uji Koefisien Determinasi X Terhadap Y Dimoderasi Z
Model Summary
a. Predictors: (Constant), MODERATELAG, Quick Ratio, Total Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Tabel 4.11 : Hasil Uji Koefisien Determinasi X Terhadap Y Dimoderasi Z
Coefficientsa
a. Dependent Variable: ReturnOnAsset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Nilai R square pada regresi pertama sebesar 0,301 atau 30,1% sedangkan setelah dilakukan persamaan
regresi kedua nilai R square meningkat menjadi 0,623 atau 62,3%. Variable moderate1 memberikan tingkat
signifikansi sebesar 0,045 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Dengan melihat hasil diatas, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya variabel moderating akan dapat memperkuat hubungan quick rasio terhadap
return on asset.
Kesimpulan yang bisa diperoleh dari hasil di atas adalah total asset sebagai variabel moderator terbukti
signifikan dalam mempengaruhi quick ratio terhadap ROA. Signifikannya variable moderasi ini membuktikan
bahwa jenis moderasi dalam penelitian ini yaitu moderasi semu (quasi moderator). Moderasi semu merupakan
variabel yang memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang sekaligus
menjadi variabel independen. Artinya size perusahaan memberi efek memperkuat pengaruh rasio likuiditas
terhadap rasio profitabilitas.
Tabel 4.12 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Z terhadap Y
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Total Asset
b. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Tabel 4.13 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Z terhadap Y
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Quick Ratio -.558 .504 -1.107 .273
.190 .039 .549 4.823 .000
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Quick Ratio
Total Asset
Moderate
-.195 .371 -.524 .603
.124 .030 .367 4.137 .000 1.162E-9 .000 .332 2.186 .033
7.769E-11 .000 .312 2.056 .045
Dari tabel di atas bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Yang
menunjukkan bahwa variabel total aset (independent) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel ROA
(dependent). Nilai adjusted R square sebesar 0,408 menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu
menjelaskan 40,8% variasi variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 59,2% dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independen.
Uji Analisis
1. Pengaruh X Terhadap Y
Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, maka rekapitulasi hasil koefisien jalur pengaruh variabel X
terhadap Y adalah sebagai berikut.
Tabel 4.14 : Rekapitulasi Hasil Pengujian Koefisien X terhadap Y
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Return on Asset
R square = 0,301
Adjusted R square = 0,288
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah
Berdasarkan hasil analisis spss pada Tabel 4.12 diatas dapat diperoleh rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Yit = -0,558 + 0,190 X1it + eit
R2
= 0,301
Penjelasan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Alpha 0 (α0) = -0,558 menyatakan bahwa apabila nilai quick ratio = 0 maka nilai return on asset
perusahaan adalah -0,558
b. Beta 1 (β1) = 0,190 artinya apabila quick ratio naik 1% maka return on asset perusahaan akan
mengalami kenaikan sebesar 19%
c. R2
= 0,301 menyatakan bahwa variasi quick ratio memberikan kontribusi terhadap variasi return
on asset perusahaan sebesar 30,1% dan sisanya 69,9% dipengaruhi oleh variabel lain (yang tidak
terdapat pada model)
d. e = Standard Error / distribution term / residual
2. Pengaruh X Terhadap Y Dimoderasi Z
Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, maka rekapitulasi hasil koefisien jalur pengaruh variabel
X terhadap Z adalah sebagai berikut.
Tabel 4.15 : Rekapitulasi Hasil Pengujian Koefisien X terhadap Y dimoderasi Z
Coefficientsa
a. Dependent Variable: ReturnOnAsset
R square = 0,592
Adjusted R square = 0,568
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah.
Berdasarkan hasil analisis spss pada Tabel 4.13 diatas dapat diperoleh rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression
Residual
Total
19.519 3 6.506 28.055 .000b
11.828 51 .232 31.347 54
Yit = -0,195 + 0,124 X1it + 0,00116 Z1it + 0,00776 ( X1it*Z1it ) + eit
R2
= 0,623
Penjelasan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Beta 0 (β0) = -0,195 (konstanta) menyatakan bahwa apabila variabel perputaran quick ratio dan
total asset perusahaan = 0 maka profitabilitas perusahaan adalah -0,195
b. Beta 1 (β1) = 0,124 menyatakan bahwa variable quick ratio memiliki pengaruh terhadap variabel
return on asset dengan ditunjukan dari nilai signifikan sebesar (0,000)
c. Beta 2 (β2) = 0,00116 menyatakan bahwa variable total aset memiliki pengaruh terhadap
variabel return on asset dengan ditunjukan dari nilai signifikan sebesar (0,033)
d. Beta 3 (β3) = 0,00776 menyatakan bahwa variable moderasi memiliki pengaruh terhadap
variabel quick ratio terhadap return on asset dengan ditunjukan dari nilai signifikan sebesar (0,045)
e. R2
= 0,623 menyatakan bahwa variasi quick ratio dan return on asset perusahaan memberikan
kontribusi terhadap variasi profitabilitas sebesar 62,3% dan sisanya 37,7% dipengaruhi oleh
variabel lain (yang tidak terdapat pada model).
Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan terhadapa variabel dependen (Ghozali, 2001). Berikut hasil uji F
yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16 : Hasil Uji F
ANOVAa
a. Dependent Variable: ReturnOnAsset
b. Predictors: (Constant), Moderate, Quick Ratio, Total Asset
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,000 dan nilai F
hitung sebesar 28,055. Dasar pengambilan keputusan adalah tingkat signifikansinya sebesar 5% atau 0,05. Karena
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menunjukkan adanya pengaruh Quick Ratio dan Total Assets secara
simultan terhadap Return on Asset.
Dasar pengambilan keputusan yang lain adalah nilai F hitung harus lebih besar dari F tabel untuk menentukan
adanya pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependen. Dari perhitungan di atas dapat dilihat
bahwa nilai F hitung yang sebesar 28,055 yang lebih besar dari nilai F tabel yang 3,17 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Quick Ratio dan Total Asset mempunyai pengaruh terhadap Return on Asset. Selain itu juga
membuktikan bahwa total asset sebagai variabel moderasi berhasil memoderasi hubungan antara quick ratio
terhadap return on asset.
Uji T Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut hasil uji T yang diolah menggunakan
SPSS yang disajikan dalam Tabel 4.17
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Quick Ratio
Total Asset
Moderate
-.195 .371 -.524 .603
.124 .030 .367 4.137 .000 1.162E-9 .000 .332 2.186 .033 7.769E-11 .000 .312 2.056 .045
Tabel 4.17 : Hasil Uji T
Coefficientsa
a. Dependent Variable: ReturnOnAsset
R square = 0,592
Adjusted R square = 0,568
Sumber: Output SPSS versi 23.0, data sekunder diolah.
Dapat dilihat pada table 4.17 variabel quick ratio memberikan nilai koefisien parameter sebesar 0,124
dengan tingkat signifikansi 0,00 (<0,05). Variabel total asset memberikan nilai koefisien parameter sebesar
0,00116 dengan tingkat signifikansi 0,033 (<0,05). Variabel moderat memberikan koefisien parameter sebesar
0,0076 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045 (<0,05). Variabel moderat yang merupakan interaksi antara quick
ratio dan total asset ternyata signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel total asset merupakan
variabel moderasi.
Interpretasi Hasil Penelitian
1. Analsis Pengaruh Quick Ratio (QR) Terhadap Return On Assets (ROA)
Hipotesis 1 yang diajukan pada penelitian ini adalah “Diduga likuiditas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas”. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa hipotesis 1 terbukti. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan Quick Ratio suatu perusahaan akan meningkatkan Return On Assets (ROA) perusahaan tersebut.
Atau dengan kata lain Rasio Likuditas (quick ratio) berpengaruh terhadap Rasio Profitabilitas (return on asset).
Quick Ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo dengan aktiva lancar yang likuid. Quick Ratio menggambarkan kemampuan bank membayar kembali
penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah
pajak dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan
dalam mengelola seluruh asetnya dalam menghasilkan laba bersih. Semakin besar ROA, berarti semakin efektif
dan efisien penggunaan aset perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aset yang sama bisa dihasilkan laba
yang lebih besar.
2. Analsis Pengaruh Quick Ratio (QR) Terhadap Return On Assets (ROA) yang Dimoderasi Size
Perusahaan
Hipotesis 2 yang diajukan pada penelitian ini adalah “Diduga Size Perusahaan Memoderasi Pengaruh
Likuiditas Terhadap Profitabilitas”. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa hipotesis 2 terbukti. Hal ini
menunjukkan bahwa size perusahaan memoderasi pengaruh rasio likuiditas terhadap rasio profitabilitas. Dengan
kata lain size perusahaan memperkuat pengaruh quick ratio terhadap return on asset.
Quick ratio yang cepat menandakan bahwa perusahaan sangat baik dalam memenuhi kewajibannya dan dapat
menghasilkan laba (Daisy, 2014). Besar kecilnya pengaruh tersebut diduga akan dimoderasi oleh ukuran
perusahaan karena ukuran perusahaan mampu menunjang tingkat profitabilitas. Ukuran perusahaan yang besar
menyajikan tingkat quick ratio yang berbeda dengan ukuran perusahaan yang kecil karena aktivitas operasional
perusahaan besar dan kecil jelas berbeda. Perusahaan lebih besar memiliki total aktiva yang lebih besar daripada
perusahaan kecil hal ini akan menarik para investor dipasar modal karena perusahaan besar cenderung dapat
dipercaya para investor untuk lebih mudah melunasi hutang jangka pendeknya.
3. Analsis Pengaruh Size Terhadap Return on Assets (ROA)
Size perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian. Perusahaan besar
(diprediksi) relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, dan
perusahaan kecil pada umumnya mempunyai tingkat efisiensi yang rendah dan leverage finansial yang tinggi.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan nilai signifikansi sebesar 0,00>α (0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa size perusahaan berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas. Hasil perhitungan
tersebut membuktikan bahwa hipotesis 3 yaitu terdapat pengaruh signifikan antara size perusahaan terhadap
profitabilitas terbukti. Hal ini menunjukkan bahwa size perusahaan menjadi tolak ukur besar kecilnya
profitabilitas suatu perusahaan. Maka dari itu hasil dari penelitan ini sesuai dengan penelitian yang pernah
dilakukan yang menyatakan bahwa semakin tinggi total aset (size perusahaan) maka semakin tinggi pula return
on asset (rasio profitabilitas)-nya. Dengan kata lain size perusahaan berpengaruh positif terhadap return on asset
(rasio profitabilitas).
E. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisisa pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rasio Profitabilitas yang dimoderasi size
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas yang diukur menggunakan quick ratio memiliki pengaruh positif terhadap return on asset
(rasio profitabilitas) pada perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2011-2014. Hal tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan quick ratio suatu perusahaan perbankan akan meningkatkan return on
asset perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya semakin besar. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas
perusahaan yang akan menimbulkan reaksi positif dari investor dan menyebabkan bertambahnya permintaan
terhadap saham.
2. Size perusahaan sebagai variabel moderasi berhasil memperkuat pengaruh quick ratio terhadap return on
asset pada perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2011-2014. Hal tersebut menunjukkan bahwa
size perusahaan mampu menunjang tingkat profitabilitas. Perusahaan lebih besar memiliki total aktiva yang
lebih besar daripada perusahaan kecil hal ini akan menarik para investor dipasar modal karena perusahaan
besar cenderung dapat dipercaya para investor untuk lebih mudah melunasi hutang jangka pendeknya.
3. Size perusahaan yang dilihat melalui total asset, memiliki pengaruh positif terhadap return on asset (rasio
profitabilitas) pada perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2011-2014. Hal tersebut menunjukkan
bahwa size perusahaan menjadi tolak ukur besar kecilnya profitabilitas suatu perusahaan. Karena perusahaan
besar lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini, yaitu:
1. Bagi perusahaan perbankan sebaiknya lebih meningkatkan Return On Assets (ROA) dengan cara
meningkatkan laba bersih setelah pajak perusahaan karena Return On Assets (ROA) perusahaan berpengaruh
terhadap peningkatan harga saham perusahaan. Sedangkan bagi investor yang ingin berinvestasi pada pasar
saham sebaiknya memilh perusahaan yang mempunyai nilai Return On Assets (ROA) yang tinggi karena ini
mencerminkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki perusahaan.
2. Dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan perlu mengendalikan beban yang dikeluarkan karena
meskipun penjualan meningkat hal tersebut tidak membuat profitabilitas meningkat apabila beban yang
dikeluarkan terlalu besar. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan kondisi perekonomian yang ada
di Indonesia agar dapat menyesuaikan dengan kondisi perekonomian yang terjadi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel dan data
penelitian. Misalnya dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang serta menambahkan
variabel independen lain yang diduga mempengaruhi profitabilitas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan
Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa
diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rodoni & Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Bhuono, Agung Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Brigham & Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Jakarta: Salemba Empat.
Brealey, Myers & Marcus. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Ghozali I. 2006. Aplikai Analisis Multivarite Dengan SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Dipinegoro.
Gujarati, Danomar N, Porter, Dawn C. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, Mamhud. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi: Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Horne, James C. Van dan John M.Machowicz. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Penerbit PUSTAKA.
Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Priharyanto, Budi. 2009. Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Debt to Equity Ratio, dan Size
terhadap Profitabilitas (studi pada Perusahaan Food and Beverage dan Perusahaan Consumer Goods
yang Listed di BEI Periode 2005- 2007. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tunggal, Wijaya Amin. 1995. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Univesitas Negeri Malang, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Makalah, Laporan
Penelitian. Edisi Keempat Cetakan Kedua. Malang: Biro Administrasi akademik, Perencanaan, dan
Sistem informasi berkerja sama dengan penerbit UM.
Weston, J.F & Copeland. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Jilid II). Jakarta: Erlangga.
Weston, J.Fred. & Eugene F. Brigham, 2010. Dasar-dasar manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
top related