pengaruh kecerdasan emosional …...kejarlah apa yang ada dalam pikiran besar anda, namun hargai apa...
Post on 15-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA
(SURVEY TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
HANINDYA PUTRA NIM. F0308118
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN MOTTO
Puncak diri adalah kemenangan atas rasa takut
(Spencer Johnson)
Sometimes when you innovate, you make mistakes. It is best to admit them quickly, and get on with
improving your other innovations
(Steve Jobs)
Kejarlah apa yang ada dalam Pikiran besar Anda, namun hargai apa yg ada dlm genggaman kecil Anda
(Bong Chandra)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayah dan Ibu-ku tercinta yang selalu memberikan nasihat, semangat, dan doa
Ratih Kusumadewi yang selalu memotivasi dan mendukungku
Semua sahabat-sahabatku yang selama ini selalu bersama, baik suka maupun duka
Serta Almamaterku tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY TERHADAP MAHASISWA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI).
Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
selesai tanoa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan
dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santosa Tri Hananto, MSi, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Doddy Setyawan, SE, MSi., Ak selaku pembimbing akademik yang telah
berkenan untuk memberikan pengarahan selama penulis menempuh perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
4. Sri Murni, SE, M.Si., Ak selaku pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Halim Dedy Perdana, SE., MSM., M.Rech., Ak dan Sutaryo, SE, M.Si.,
Ak selaku penguji skripsi.
6. Seluruh dosen pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
7. Segenap keluarga yang selalu
memberi dukungan, semangat,dan doa.
8. Seluruh teman-teman formasi, kelas G (Yosi, Ari, Padang), anak-anak
perantauan (Wistu, Bembeng, Wibi, Riki, Ana, Ani, Lyli), sahabat galau (wis-wis
”si perfect”, Venddy ”si heboh”, Adit ”si bose”, Isnan “si galau”, Abi “si
tenar”, Agung ”si labil”), teman-teman tenis di kentingan, Mas Dito, especially
Ratih Kusumadewi. Kalian takkan pernah terlupakan. Terima kasih.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsin ini bermanfaat
bagi pembaca.
Surakarta, 1 November 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………............... i
ABSTRAK ……………………………………………….............................. ii
ABSTRACK ………………………………………………........................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI …………………………………… v
MOTTO ……………………………………………………………………... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………..………………… vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………...……………… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………… 9
C. Tujuan Penelitian …………………………………...……. 9
D. Manfaat Penelitian …………………………….…………. 9
E. Sistematika Skripsi ……………………………………..... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional …………………………………… 12
B. Prestasi Belajar …………………………………………… 18
1. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ………… 20
2. Fungsi Prestasi Belajar ………………………...……... 23
C. Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………...……… 24
D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ……… 25
BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ……………………...………………….... 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian ..……………………..…... 29
C. Definisi Operasional Variabel …………............................ 30
D. Instrumen Penelitian .. …………………………………….. 32
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 33
F. Teknik Analisis Data …………………………………….... 34
1. Statistik Deskriptif ……………………………............. 34
2. Pengujian Kualitas Data ……………………………..... 34
a. Uji Validitas ……………………………………….. 34
b. Uji Reliabilitas …………………………………….. 35
c. Uji Asumsi Klasik ……………………………....... 36
1) Uji Normalitas ……………………………....... 36
2) Uji Multikolinieritas …………………………… 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
3) Uji Heteroskedastisitas …………………….. 37
4) Uji Autokorelasi ……………………………. 38
3. Pengujian Hipotesis ……………………………............. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ………………….......... 42
Statistik Deskriptif ……………………………..................... 44
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas …………………………............................. 47
2. Uji Reliabilitas …………………………......................... 53
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas …………………………......................... 54
2. Uji Multikolonieritas …………………………............... 56
3. Uji Heteroskedastisitas …………………………............ 57
4. Uji Autokorelasi …………………………...................... 59
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Model 1 …………………………….............. 60
2. Pengujian Model 2 …………………………….............. 62
E. Pembahasan
1. Pengujian Model 1 …………………………….............. 66
2. Pengujian Model 2 …………………………….............. 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………....................................................... 75
B. Keterbatasan ……………..................................................... 76
C. Saran ……………................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA …………….................................................................... 77
LAMPIRAN …………….................................................................................. 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional ………………….. 32
TABEL 2 Deskripsi Kuesioner ……………………….………………….. 43
TABEL 3 Statistik Deskriptif ………………..………………………….. 44
TABEL 4 Hasil Uji Validitas Variabel Mengenali Emosi Diri (X1) ..….. 48
TABEL 5 Hasil Uji Validitas Variabel Mengelola Emosi Diri (X2) ……. 49
TABEL 6 Hasil Uji Validitas Variabel Memotivasi Diri Sendiri (X3) ….. 50
TABEL 7 Hasil Uji Validitas Variabel Mengenali Emosi Orang Lain (X4).. 52
TABEL 8 Hasil Uji Validitas Variabel Membina Hubungan (X5) ……….. 53
TABEL 9 Hasil Uji Reliabilitas ………………………….………………… 54
TABEL 10 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov ………………………….…… 55
TABEL 11 Hasil Uji Multikolinieritas …………………………..………….. 57
TABEL 12 Hasil Uji Run Test ………………………………………………. 59
TABEL 13 Hasil Analisis Regresi Model 1 …………………………………. 60
TABEL 14 Hasil Analisis Regresi Model 2 …………………………………. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Prestasi Belajar ……………………………………… 24
GAMBAR 2 Kurva Normal P-Plot Of Regression Standarized Residual
(Model 1) …………………………………………………….. 55
GAMBAR 3 Kurva Normal P-Plot Of Regression Standarized Residual
(Model 2) …………………………………………………… 56
GAMBAR 4 Grafik Scatterplot (Model 1) …….…….…………………... 58
GAMBAR 5 Grafik Scatterplot (Model 2) ….………………………….... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Untuk S1 …………………………………………….. 81
Lampiran 2 Kuesioner Untuk D3 ……………………………………………. 86
Lampiran 3 Data Penelitian …………………………………………………. 91
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ……………………………………………… 101
Lampiran 5 Uji Validitas …………………………………………………… 103
Lampiran 6 Uji Reliabilitas …………………………………………………. 108
Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik ……………………………………………… 111
Lampiran 8 Analisis Regresi ……………………………………………….. 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA PROGRAM AKUNTANSI
(SURVEY TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI)
Hanindya Putra F0308118
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti terkait pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi dengan menggunakan metode survei. Untuk tujuan tersebut penelitian ini memperoleh sampel sebanyak 218 mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terdiri dari mahasiswa S1 Akuntansi angkatan 2008, S1 Transfer Akuntansi angkatan 2010, D3 Akuntansi angkatan 2009, dan D3 Pajak angkatan 2009 dan telah menempuh mata kuliah magang. Untuk pengujian data, penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan software komputer statistik SPSS versi 17.0 untuk mengolah data. Pengujian data dilakukan meliputi uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi sebagai syarat pengujian regresi. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data telah bebas dari asumsi klasik. Dalam pengujian regresi, hasil pengujian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan yang dimungkinkan berpengaruh terhadap hasil penelitian, yaitu penelitian ini hanya menggunakan sampel mahasiswa program studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan metode yang digunakan hanya menggunakan metode survei. Kata kunci: Kecerdasan emosional, dan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE ON ACADEMIC PERFORMANCE STUDENTS PROGRAM ACCOUNTING
(SURVEY OF ACCOUNTING STUDENTS PROGRAM)
Hanindya Putra F0308118
The study aims to obtain evidence relating the influence of emotional intelligence to academic performance of accounting courses by using the survey method. For the purpose of this study is to obtain a sample of 218 students of Accountancy Studies Program Faculty of Economics, Sebelas Maret University Surakarta consist of S1 Accounting class of 2008, S1 Accounting Transfer class of 2010, D3 Accounting class of 2009, and D3 Tax class of 2009 has taken an internship course. In test data, this study used multiple linier regression model with using software statistical SPSS version 17.0 to test data. The test data include the classical assumption test which consist of normality, multikolonier, heteroskedasticity, and autocorrelation. As a regression test. The result showed the classical assumption that the data has been free from classical assumption. In regression testing, test results show that emotional intelligence significantly affect academic performance of accounting courses of the Faculty of Economics, Sebelas Maret University Surakarta. The research was conducted with various limitations that may affect the results of the research, this research only use a sample accounting student of the Faculty of Economics, Sebelas Maret University Surakarta and only use the survey method. Keywords: emotional intelligence, academic performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari perkembangan zaman, orang-orang dituntut untuk
bersaing dan berkompetisi di segala aspek kehidupan. Agar seseorang dapat
mengatasi persaingan dan dapat bertahan dalam kompetisi tersebut maka
diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka
meningkatkan sumber daya manusia berkualitas, pendidikan merupakan
sektor yang sangat penting.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia lebih dititikberatkan pada
pengembangan kecerdasan masing-masing individu. Suatu kualitas
pendidikan biasanya diidentikan dengan keunggulan intelektual sehingga,
secara tidak sadar, muncul sikap untuk berkompetisi antar individu. Jika
seseorang telah terobsesi oleh kompetensi, mereka akan melihat alur
kehidupan sebagai sesuatu yang harus dimenangkan. Sebaliknya, bagi
seseorang yang tidak suka dalam berkompetisi, mereka akan cenderung akan
lebih bersifat pasrah dan hanya mengandalkan keberuntungan. Mereka juga
melihat kehidupan ini sebagai ramalan nasib sehingga, sulit untuk memilki
semangat dan motivasi untuk bersaing dalam kompetisi (Pramudita, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kecerdasan emosi penting bagi lulusan pendidikan tinggi akuntansi.
Kecerdasan emosional memandu kita untuk mengakui dan menghargai
perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk menggapainya dengan tepat,
menerapkan dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya
perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar
tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih
prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar
yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena
melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan disekitarnya (Hidayat, 2011).
Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan
dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu
melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola
perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan
untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan
dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang relatif,
serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan-
kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan
cita-citanya (Rachmi, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dalam penelitian Goleman (2002) menjelaskan bahwa, kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan sisanya
80% yaitu menyumbang faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah
kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan
memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati,
mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
Dalam proses belajar peserta didik, kedua inteligensi itu sangat
diperlukan. IQ tidak bekerja dengan baik tanpa partisipasi penghayatan
emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Namun biasanya kedua
inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan
kunci keberhasilan belajar peserta didik, sehingga disimpulkan bahwa
kecerdasan intelektual bukan faktor dominan dalam keberhasilan seseorang
terutama dalam dunia bisnis maupun sosial (Goleman, 2002).
Perlunya mengkaitkan antara prestasi mahasiswa dengan penilaian
yang berhubungan dengan emosi adalah bahwa kecerdasan emosi ternyata
lebih banyak memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mencari manfaat
dan potensi mereka, serta mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling
dalam, mengubahnya dari apa yang mereka pikirkan menjadi apa yang
mereka jalani dalam aktivitas sehari-hari. Emosi berlaku sebagai sumber
energi, autentisitas dan semangat manusia yang paling kuat, yang bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memberikan sumber kebijakan intuitif bagi mahasiswa (Margasari, dkk;
2010).
Menurut Goleman (2002), khusus pada orang-orang yang murni hanya
memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa
gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri,
terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan
kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan
emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah.
Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf
kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang
yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada
orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa
bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang
memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi.
Goleman (2002) juga menyatakan bahwa kemampuan akademik
bawaan, nilai rapor dan predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak
memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa
tinggi sukses yang dicapai dalam hidup. Sedangkan seperangkat kemampuan
khusus seperti empati, disiplin diri dan inisiatif mampu membedakan orang-
orang sukses dari orang yang berprestasi biasa-biasa saja. Faktor ini dikenal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sebagai kecerdasan emosional (EQ). Goleman berusaha mengubah pandangan
tentang IQ yang menyatakan keberhasilan ditentukan oleh intelektualitas
belaka. Peran IQ dalam dunia kerja ternyata hanya menempati posisi kedua
setelah kecerdasaan emosi dalam menentukan peraihan prestasi puncak.
Goleman tidak mempertentangkan IQ (kecerdasaan kognisi) dan EQ
(kecerdasan emosional), melainkan memperlihatkan adanya kecerdasaan yang
bersifat emosional, ia berusaha menemukan keseimbangan cerdas antara
emosi dan kognisi.
Puncak kecerdasan emosional akan dapat dicapai jika seseorang
mencapai keadaan flow, yaitu sebuah keadaan ketika seseorang sepenuhnya
terserap ke dalam apa yang sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya
terfokus ke pekerjaan itu, dan kesadarannya menyatu dengan tindakan. Flow
merupakan prasyarat penguasaan keahlian tertentu, profesi, atau seni. Proses
belajarpun memprasyaratkannya. Mahasiswa–mahasiswa yang belajar saat
memasuki keadaan flow, maka prestasinya akan lebih baik, terlepas dari
bagaimana potensi mereka diukur oleh tes–tes prestasi, tulis Goleman (dalam
Efendi, 2005: 184). Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan prestasi.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya tentang kecerdasan
emosional antara lain penelitian yang dilakukan Rahayu, Anna, dan Said
(2008) melakukan penelitian tentang kecerdasan emosional terhadap prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
belajar mahasiswa, memberikan hasil bahwa kecerdasan emosional yang
terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan
keterampilan sosial, secara parsial tidak berpengaruh secara positif, begitu
pula secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Bahtiar (2009) melakukan penelitian tentang hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajarsiswa kelas 2 SMA Negeri 2
Mataram. Pada penelitian ini, menggunakan nilai IP (indeks prestasi) pada
semester satu sebagai objek penelitian yang merupakan hasil penilaian oleh
pihak akademis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
kecerdasan emosional berhubungan positif dengan prestasi prestasi belajar.
Yuniani (2010) meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian tersebut menggunakan
metode purposive sampling yaitu mahasiswa fakultas ekonoimi jurusan
akuntansi regular semester 7 dan telah menempuh minimal 120 SKS. variabel
kecerdasan emosional yang diukur yaitu pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi, empati, dan ketrampilan sosial. Hasil penelitian tersebut yaitu
variabel pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sedangkan variabel
empati, dan ketrampilan sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat pemahaman akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Hakim (2012) meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosi terhadap
tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa universitas gunadarma.
Sampel pada penelitian tersebut yaitu mahasiswa akuntansi Universitas
Gunadarma yang sudah menyelesaikan 8 mata kuliah akuntansi. Variabel
independen yang digunakan yaitu pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi, empati ,dan kemampuan sosial. Hasil yang diperoleh pada penelitian
tersebut bahwa kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati ,dan kemampuan sosial masing-masing
variabelnya tidak ada yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingakt
pemahaman akuntansi.
Dari hasil penelitian-penelitian diatas, masih tidak konsisten pada hasil
yang diperoleh dalam meneliti pengaruh antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar. Untuk itu peneliti termotivasi melakukan penelitian tentang
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar untuk memberikan bukti yang
konsisten dengan peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian ini mengacu dari penelitian dari Yahaya, Azizi, et. al (2011)
yang berjudul The relationship of dimensions of emotional intelligence and
academic performance in secondary school students. Penelitian tersebut
menguji dimensi dari kecerdasan emosional terhadap prestasi akademik. Hasil
penelitian tersebut yaitu kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi
akademik, baik parsial maupun bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dari penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti berniat untuk
mengangkat tema ini serta untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar. Perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini yaitu pada model penelitian dan sampel yang digunakan.
Pada penelitian Yahaya, Azizi, et. al (2011), menggunakan tiga model
penelitian. Model pertama, yaitu menguji variabel kesadaran diri, memotivasi
diri, dan empati terhadap prestasi belajar. Model kedua, yaitu menguji
kesadaran diri dan empati terhadap memotivasi diri. Dan model ketiga, yaitu
menguji kesadaran diri terhadap empati. Pada penelitian ini, menggunakan
dua model. Model pertama, yaitu menguji kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar mahasiswa. Dan model kedua, yaitu menguji lima dimensi
kecerdasan emosional yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola
emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Pada penelitian Yahaya, Azizi,
et. al (2011), mengambil sampel 370 siswa SMA di Johor Bahru Malaysia,
sedangkan pada penelitian ini mengambil sampel mahasiswa program D3
Akuntansi dan D3 Pajak, mahasiswa S1 Reguler Akuntansi dan mahasiswa S1
Transfer Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
B. Perumusan Masalah
Penelitian tentang kecerdasan emosional ini dilakukan dalam rangka
mengetahui bagaimana korelasinya terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah :
“Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar mahasiswa?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan
emosional (EI) terhadap prestasi belajar mahasiswa dan juga untuk
mengetahui pengaruh antara dimensi kecerdasan emosional yang terdiri dari
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan terhadap prestasi belajar
mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang di ukur
dengan menggunakan indeks prestasi mahasiswa (IPK).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain yaitu :
1. Bagi akademisi, penelitian ini berguna untuk menambah kajian teoritis
tentang konsep kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan sebagai acuan untuk pelaksanaan penelitian yang lebih lanjut mengenai
hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar.
2. Bagi praktisi, penelitian ini berguna untuk dijadikan acuan dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan konsep
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa.
E. Sistematika Skripsi
Agar lebih memudahkan dalam memahami tentang pokok-pokok
pikiran yang ada dalam penelitian ini, penulis memberikan kerangka wacana
yang saling berkaitan berupa sistematika skripsi yang disusun secara
sitematis, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang diadakannya penelitian
ini, yaitu tentang bagaimanakah pengaruh dari kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sebelas Maret,
rumusan masalah yang berasal dari latar belakang masalah, tujuan penelitian
yang hendak dicapai, serta manfaa penelitian yang dapat diperoleh.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang konsep-konsep dasar dan teori yang
digunakan dalam membahas rumusan masalah. Landasan teori merupakan
suatu pedoman bagi penulis dala menerapkan teori dalam membahas
permasalahan yang diangkat. Landasan teori meliputi pengertian kecerdasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
emosional dan pengertian prestasi belajar serta faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu, tinjauan pustaka juga terdiri dari
landasan teori dan penelitian sebelumnya, kerangka teoritis serta hipotesis.
BAB III : DESAIN DAN METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan metode dalam melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif. Bab ini meliputi
desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional dan pengukuran
variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelasan tentang hasil-hasil penelitian setelah berbagai
data diolah.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil penelitian terhadap objek secara keseluruhan, serta merupakan suatu
jawaban dari rumusan masalah yang berupa ringkasan pembahasan,
menjelaskan keterbatasan penelitian ini, dan memberikan saran penulis yang
dapat menjadi bahan masukan yang berguna bagi pembaca untuk
meningkatkan kemampuan diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama kali dikemukakan oleh psikolog
Peter Salovey dari Harvard university dan John Mayer dari Universitas of
New Hampshire pada tahun 1990 yang bertujuan untuk menjelaskan kualitas-
kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan seseorang. Salovey dan
Mayer mula-mula mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan dan emosi, baik emosi diri sendiri maupun orang lain, memilah-
milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran
dan tindakan (Lawrence E. Shapiro, 1997: 8).
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak
bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi
dalam pembentukan kecerdasan emosional (Wahyuningsih, 2004).
Kehidupan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emosi, baik
itu emosi yang bernilai positif maupun yang bernilai negatif. Untuk itu
diperlukan adanya kecerdasan emosi agar dapat mengenali dan mengelola
emosi dengan baik. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, serta menggunakan kemampuan
itu untuk memadu pikiran dan tindakan yang akan dilakukan secara tepat.
Sementara Cooper dan Sawaf (2003) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh
yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk
belajar mengakui, mengahargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan emosi juga bukan berarti memberikan kebebasan pada
perasaan untuk berkuasa melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa
sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif yang memungkinkan
seseorang untuk bekerja sama secara efektif dengan lancar menuju sasaran
bersama. Kecerdasan emosional membimbing kita untuk belajar mengakui
dan menghargai perasaan diri dan orang lain serta untuk menanggapinya
dengan cepat, menerapkan dengan efektif infomasi dan energi emosi dalam
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari (Bulan, 2012).
Kecerdasan emosi merupakan faktor penentu perusahaan dalam karir
dan organisasi, termasuk dalam pembuatan keputusan, kepemimpinan,
melakukan terobosan teknis dan stategis, komunikasi yang terbuka dan jujur,
kerja sama dan hubungan saling mempercayai, serta mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kreativitas dan daya inovasi (Cooper dan Sawaf, 2003). Kematangan dan
kedewasaan menunjukkan kecerdasan dalam hal emosi. Mayer dalam
Goleman (2000) menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi berkembang sejalan
dengan usia dan pengalaman dari kanak-kanak hingga dewasa.
Menurut Goleman (2002: 512), kecerdasan emosional adalah
kemampuan sesorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emostion and its expression)
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial. Goleman (2003) secara garis besar membagi dua
kecerdasan emosional, yaitu kompetensi personal (pribadi) yang meliputi
pengenalan diri (kesadaran diri), pengendalain diri (pengaturan diri), motivasi
diri, dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional
yaitu kemampuan mahasiswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi
diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan
kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Dalam penelitian ini, komponen kecerdasan emosional yang dipakai
adalah komponen kecerdasan emosional menurut Goleman (2006), yaitu
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1. Mengenali Emosi Diri
Kemampuan dari mengenali emosi diri ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri
sebagai metamood, yaitu kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
Maka dari itu seseorang harus mampu mengenali emosi serta efeknya
untuk diri sendiri. Kemampuan kesadaran diri adalah kemampuan dalam
mengenali emosi diri sendiri dan pengaruhnya, mengetahui kekuatan dan
batasan diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri
(Goleman, 2002). Kesadaran diri memang merupakan prasyarat untuk
mengenali emosi sehingga seseorang mudah dalam menguasai dan
mengenali emosi diri sendiri, namun kesadaran diri ini belum dapat
menjamin penguasaan emosi. Goleman et. al. dalam bukunya yang
berjudul Primal Leadership (2005: 34) mengatakan bahwa tanpa
mengenali emosi kita sendiri, kita tidak akan bisa mengelolanya, dan
kurang mampu memahami emosi orang lain. Kesadaran diri juga
mempunyai peran penting di dalam empati, atau merasakan bagaimana
orang lain melihat situasi. Jika seseorang tidak pernah memahami
perasaannya sendiri, ia juga tidak bisa mendengarkan perasaan orang lain.
2. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan suatu kemampuan individu dalam
menangani emosi diri sehingga dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dapat melihat sisi positif suatu peristiwa, dan ketika individu menerima
suatu tekanan emosi akan dengan segera pulih kembali. Emosi dikatakan
berhasil dikelola apabila individu dapat menghibur diri sendiri, dapat
melepas kecemasan serta kemurungannya. Kemampuan control diri (self
control) ini merupakan kemampuan dalam mengelola emosi dan dorongan
yang merusak,memelihara norma dan kejujuran, bertanggung jawab,
keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan terbuka terhadap gagasan
baru (Goleman, 2002).
3. Memotivasi diri sendiri
Motivasi merupakan dorongan individu untuk berbuat sesuatu yang
lebih baik. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha
serta kegiatan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi
dihasilkan dari adanya sikap optimis dan harapan. Optimisme adalah suatu
sikap yang menahan sesorang untuk tidak terjerumus dalam sikap masa
bodoh atau tidak acuh, keputusasaan, dan depresi pada saat mengalami
kekecewaan dan kesulitan hidup (Goleman, 2006). Sedangkan, harapan,
menurut Synder (dalam Goleman, 2006) adalah keyakinan bahwa kita
memiliki kemampuan maupun cara untuk mencapai sasaran yang
diinginkan, apapun bentuk sasaran itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Empati merupakan kesadaran individu terhadap perasaan, kebutuhan,
kepentingan orang lain, dan dapat menimbulkan hubungan saling percaya
serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Kunci
untuk memahami emosi orang lain adalah kemampuan untuk membaca
pesan nonverbal, seperti nada bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah
(Goleman, 2006). Seseorang yang mampu mengenali emosi orang lain
juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Selama seseorang dapat terbuka
pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri,
maka orang tersebut memiliki kemampuan untuk membaca serta
mengenali perasaan orang lain.
5. Membina Hubungan
Merupakan kemampuan individu dalam menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan orang lain, dan menciptakan serta
mempertahankan hubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,
memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, dan bekerja
sama dalam tim. Dalam membina hubungan dengan orang lain, penting
bagi seseorang untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain,
sehingga pesan dari kita dapat diterima dengan jelas dan menghasilkan
kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama. Ramah tamah, baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hati, hormat, mudah bergaul, dan disukai orang lain dapat menjadikan
tanda positif bahwa individu mampu membina hubungan dengan orang
lain.
B. Prestasi Belajar
Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas
yang dapat dilihat setelah proses belajar. Sedangkan belajar pada dasarnya
adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yakni
perubahan tingkah laku. Hasil belajar berfungsi untuk mengetahui tingkat
kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala aspek
meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik). Dalam mengungkapkan hasil belajar diperlukan
beragam norma pengukuran untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran (Prastiti dan Pujiningsih, 2009).
Prestasi adalah penilaian berupa hasil dari apa yang telah dicapai
individu yang merupakan perkembangan dan kemajuan terhadap penguasaan
bahan materi atau sesuatu yang disajikan melalui kegiatan yang telah
dikerjakan baik secara individu maupun kelompok dalam situasi tertentu.
Pengertian belajar dapat pula di definisikan sebagai proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan Supriyono, 2004).
Nasution dalam Puspitasari (2009) mengemukakan, prestasi belajar
adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan
berbuat. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha
belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor.
Menurut Winkel dalam Kurniawati (2010) berpendapat bahwa prestasi
belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau
keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot
yang dicapainya.
Menurut Tu’u (2004) prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai hasil
belajar yang dicapai peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas
dengan suatu kegiatan pembelajaran dalam hal penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dibuktikan atau ditunjukkan dengan nilai tes dari hasil
evaluasi yang diberikan oleh pendidik.
Prestasi belajar seorang peserta didik di perguruan tinggi dapat
digambarkan dengan Indeks Prestasi (IP) yaitu angka yang menunjukkan
tingkat keberhasilan mahasiswa dalam satu kurun waktu tertentu sebelum
menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang merupakan rata-rata
terimbang yang dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Untuk mengetahui perkembangan belajar mahasiswa selama
mengikuti pendidikan dapat diketahui dengan melihat Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK). IPK adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada akhir
keseluruhan program pembelajaran yang merupakan rata-rata terimbang dari
seluruh mata kuliah yang ditempuh.
Pengukuran variabel prestasi belajar sesuai pada penelitian yang
dilakukan Shipley, Natalie, et. al. (2010) yang menggunakan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) sebagai ukuran prestasi belajar mahasiswa.
1. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Syah (2008) secara global faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam :
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri,
meliputi :
1) Fisiologis
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat
jasmaniah. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran.
2) Psikologis
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat
rohaniah, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Sikap
Sikap kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
objek baik secara positif maupun negatif.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang.
d) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal yang mendorong
untuk berbuat sesuatu.
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Lingkungan sosial seperti guru, para staf administrasi teman
sekelas, orang tua dan lingkungan masyarakat dapat
mempengaruhi semangat belajar seseorang.
2) Lingkungan non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, keadaan tempat tinggal peserta
didik, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini
berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu.
2. Fungsi Prestasi Belajar
Menurut Arifin dalam Novikasari (2009) fungsi utama prestasi belajar
sebagai berikut:
a. Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dari prestasi belajar dapat diketahui sejauh mana pengetahuan
yang telah diberikan dan diajarkan oleh pendidik pada peserta didik
dan seberapa besarkah peserta didik dapat menyerap dan menguasai
pengetahuan yang telah diberikan tersebut.
b. Lambang pemuasan hasrat ingin tahu
Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi
biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (courisity)
dan merupakan kebutuhan peserta didik dalam suatu program
pendidikan.
c. Bahan informasi dan inovasi pendidikan
Prestasi belajar dapat digunakan sebagai pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
serta meningkatkan mutu pendidikan.
d. Indikator dalam dan luar dari suatu instituís pendidikan
Indikator dalam berarti bahwa prestasi belajar dapat digunakan
sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Maksudnya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan peserta didik. Indikator luar berarti bahwa tinggi rendahnya
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta
didik di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan peserta didik
Dalam hal ini peserta didik yang mempunyai daya serap tinggi
akan dapat mengingat dan menyerap dengan baik pelajarannya atau
pengetahuan yang telah diberikan, sehingga bila mengikuti tes belajar
ia tidak mengalami kesulitan belajar. Peserta didik yang mempunyai
kelebihan dalam hal menyerap pelajaran atau pengetahuan akan
berprestasi tinggi.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Prestasi Belajar
Variabel Independen Variabel Dependen
Pada Gambar 2.1 pada penelitian ini menggunakan kecerdasan
emosional (EI) sebagai variabel independen dan prestasi belajar (Y) sebagai
variabel dependen. Selain itu kerangka pemikiran teoritis diatas juga
menjelaskan hubungan antara kecerdasan emosional (EI) dengan prestasi
belajar (Y).
Prestasi Belajar (Y) Kecerdasan Emosional (EI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya tentang
pengaruh dari kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar. Serangkaian
studi menunjukan bahwa orang yang secara intelektual cerdas seringkali
bukanlah orang yang paling berhasil dalam bisnis atau dalam kehidupan
keseharian mereka. Dalam beberapa tahun belakangan ini, istilah EI telah
diterima menjadi kependekan dari Emotional Intelligence yang setara dengan
I.Q.
Schutte et. al. (1998) memperkenalkan tentang studi longitudinal yang
ditujukan untuk menguji keterkaitan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi akademik. Schutte et. al. (1998) menghipotesiskan bahwa kecerdasan
emosional akan menjadi nilai prediksi bagi prestasi akademik diantara
mahasiswa undergraduate (program level sarjana). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa skor atas kecerdasan emosional secara signifikan menjadi
nilai prediksi bagi IPK akademik para mahasiswa program sarjana.
Pada penelitian yang dilakukan Yahaya dan Boon (2005) tentang
kecerdasan emosi dan hubungannya dengan pencapaian akademik dan tingkah
laku pelajar. Sampel pada penelitian tesebut sebanyak 359 siswa dari empat
sekolah menengah. Hubungan antara kecerdasan emosi siswa dengan
pencapaian akademik dianalisis berdasarkan lima dimensi dari kecerdasan
emosional yaitu pengenalan diri, pengelolaan emosi, motivasi, empati, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kemahiran interpersonal, sedangkan pencapaian akademik siswa diukur
berdasarkan hasil mata pelajaran bahasa melayu, bahasa inggris, matematika,
sains, sejarah, geografi, pendidikan islam, kemahiran hidup, dan bahasa cina.
Hasil pada penelitian tersebut diperoleh bahwa terdapat hubungan antara
kecerdasan emosional dengan pencapaian akademik siswa.
Penelitian lainnya oleh Yahaya et. al. (2007) yaitu meneliti tentang
hubungan kecerdasan emosional terhadap prestasi akademik. Sampel pada
penelitian ini yaitu siswa kelas 4 di Johor, Kelantan, dan Terengganu.
Penelitian ini menganalisis hubungan masalah yang dihadapi siswa (pengaruh
teman, keluarga, dan keuangan), cara yang digunakan untuk menstabilkan
emosi (bertemu dengan konseling, bercerita pada teman, beribadah, dan
mendekatkan diri pada tuhan), dan kecerdasan emosional dengan prestasi
akademik siswa. Pada hasil analisis penelitian tersebut disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi
akademik siswa.
Bahtiar (2009) melakukan penelitian tentang hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas II SMA Negeri 2
Mataram. Pada penelitian ini, menggunakan nilai IP (indeks prestasi) pada
semester satu sebagai objek penelitian yang merupakan hasil penilaian oleh
pihak akademis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
kecerdasan emosional berhubungan positif dengan prestasi prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tjun et. all. (2009) pada penelitiannya yang berjudul pengaruh
kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi dilihat dari perspektif
gender, memberikan hasil adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap
pemahaman akuntansi. Objek penelitiannya yaitu mahasiswa akuntansi
tingkat akhir pada fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
Penelitian Tjun et. all. (2009) sependapat dengan penelitian yang
dilakukan Ritonga (2009) tentang kecerdasan emosional yang digambarkan
kedalam tiga dimensi yaitu pengendalian diri, motivasi, dan keterampilan
sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Populasi dalam penelitian
Ritonga (2009) ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, sedangkan
sampelnya dibatasi hanya pada mahasiswa jurusan akuntansi tingkat akhir
yang telah menempuh 120 Sistem Kredit Semester (SKS). Hasil penelitian ini
yaitu terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecerdasan emosional
yang terdiri dari pengendalian diri, motivasi, dan keterampilan sosial dengan
tingkat pemahaman akuntansi.
Begitu pula pada penelitian yang dilakukan Sari (2011) yang berjudul
relationship between emotional intelligence with academic achievement in
psychology level one student Gunadarma University. Sampel pada penelitian
ini yaitu mahasiswa psikologi tingkat satu atau angkatan 2008/2009 pada
Universitas Gunadarma. Penelitian ini memberikan hasil bahwa terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi akademik pada mahasiswa psikologi tingkat satu Universitas
Gunadarma.
Pada penelitian Purnaningtyas (2011) tentang pengaruh kecerdasan
emosi terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran seni budaya SMP. Objek
penelitian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas VII SMP Negeri 4 Ungaran tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari
7 kelas dengan jumlah total 250 orang siswa. Dalam penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi yang signifikan dan hubungan yang
positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa. Apabila
kecerdasan emosi bertambah maka nilai prestasi belajar siswa juga akan
bertambah, sehingga kecerdasan emosi dapat berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis
penellitian ini adalah:
H1 : Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun, 1989 dalam Pramudita, 2006).
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris pengaruh antara
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan sekelompok orang dengan segala sesuatu yang
memiliki ciri tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Dalam
menganalisa dan pengumpulan suatu data, langkah awal yang perlu dilakukan
yaitu dengan menentukan populasi terlebih dahulu. Sekaran (2007: 121)
menyatakan populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di
mana sampel diambil. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa program
studi akuntansi dan perpajakan yang telah menempuh mata kuliah magang di
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Menurut Sekaran (2007: 123) menyatakan sampel adalah sebagian dari
populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
penelitian ini meliputi mahasiswa program D3 Akuntansi dan D3 Pajak,
mahasiswa S1 Reguler Akuntansi dan mahasiswa S1 Transfer Akuntansi yang
telah menempuh mata kuliah magang di Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk menguji
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen.
1. Variabel Independen adalah variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2012: 12). Variabel
Independen dalam penelitian ini yaitu dimensi dari kecerdasan emosional
(EI) yaitu kemampuan mengenali emosi diri (X1), mengelola emosi diri
(X2), memotivasi diri sendiri (X3), mengenali emosi orang lain (X4), dan
membina hubungan (X5).
2. Variabel Dependen merupakan variabel yang variabelnya diamati dan
diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas
(Sarwono, 2012: 12).. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kecerdasan emosional (EI) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
skor rata-rata kecerdasan emosional yang didapat setelah mahasiswa yang
menjadi sampel dalam mengisi kuesioner dan kemampuan mengenali emosi
diri (X1), mengelola emosi diri (X2), memotivasi diri sendiri (X3), mengenali
emosi orang lain (X4), dan membina hubungan (X5) yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu skor masing-masing aspek kecerdasan emosional yang
didapat setelah mahasiswa yang menjadi sampel mengisi pernyataan-
pernyataan yang ada dalam lembar kuesioner kecerdasan emosional yang
diadopsi dari Goleman (2002).
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar.
Prestasi belajar ini juga merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah
laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan
tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar.
Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan
maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat
diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar (Sobur, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan satu instrumen berupa kuesioner yang
diadaptasi dari penelitian Sari, Salirawati, dan Padmaningrum (2006)
sehingga perlu divalidasi. Kuesioner divalidasi logis, artinya secara logis
butir-butir pernyataan tersebut telah memenuhi syarat sebagai instrument,
karena pernyataan dijabarkan dari aspek-aspek kecerdasan emosional (EI)
yang diambil dari sumber acuan.
Kuesioner kecerdasan emosional terdiri dari pernyataan positif dan
negatif yang dijabarkan pada aspek-aspek kecerdasan emosional yang
dikemukakan Salovey (Goleman, 2002: 57-59) yaitu kemampuan untuk
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, membina hubungan. Adapun kisi-kisi kuesioner
tersebut sebagai berikut :
Tabel III. 1 Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional
No Aspek Kecerdasan
Emosional
Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1. Kemampuan untuk
mengenali emosi diri
23, 41, 47, 52,
54, 60
6, 17, 37, 38,
42, 48
12
2. Kemampuan untuk
mengelola emosi diri
2, 22, 27, 50,
51, 56
3, 7, 10, 19,
36, 44
12
3. Kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri
11, 13, 18, 24,
53, 58
4, 5, 30, 32,
35, 43
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel III. 1 Lanjutan
4. Kemampuan untuk
mengenali emosi orang
lain
9, 15, 20, 21,
49, 55
1, 8, 12, 31,
34, 39
12
5. Kemampuan untuk
membina hubungan
16, 28, 29, 33,
45, 59
14, 25, 26, 40,
46, 57
12
JUMLAH 30 30 60
Pada kuesioner ini setiap pernyataan terdapat 5 jawaban pilihan yang
harus dipilih salah satu, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Pasti
(TP), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan positif
diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif sebaliknya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada para responden untuk diisi sesuai dengan jawaban yang
telah disediakan. Data berupa skor total komponen kecerdasan emosional dari
setiap mahasiswa yang menjadi sampel sesuai dengan jumlah skor jawaban
setiap pernyaan. Selanjutnya dikumpulkan data komponen prestasi belajar
mahasiswa yang diukur berdasarkan indeks prestasi kumulatif (IPK).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
F. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat
dideskripsikan atau disimpulkan baik secara numerik (menghitung rata-
rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau
grafik) untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut
sehingga lebih mudah dibaca dan dimengerti. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihatv dari nilai
rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range.
Kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006).
2. Pengujian Kualitas Data
a. Uji validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur
yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat
ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Ini dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor setiap konstruknya (Ghozali, 2006). Uji
validitas dalam penelitian ini untuk mengukur apakah pernyataan
dalam kuesioner dapat mengukur apa yang hendak diukur terhadap
instrument kuesioner. Teknik yang digunakan untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Pearson’s
Correlation Product Moment. Instrumen dinyatakan valid jika korelasi
antara skor item pernyataan denga skor total item pernyataan dengan
skor total item pernyataan tersebut memiliki probabilitas < 0,05 ( =
5%). Selain itu jika r hitung dari hasil pengujian validitas lebih besar
dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid,
sedangkan apabila r hitung dari hasil pengujian validitas lebih kecil
dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid dan
tidak lolos dari proses pengujian selanjutnya sehingga harus
dikeluarkan.
b. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk digunakan uji reliabilitas. Menurut
Sarwono (2012), reliabilitas menunjukkan pada adanya konsistensi
dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran
dilakukan pada hal yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila
diukur dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten dan stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006: 41). Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik
Cronbach Alpha ( ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006: 42). Menurut
Sekaran (dalam Pramudita, 2006), teknik alpha dipilih karena teknik
ini merupakan teknik pengujian konsistensi reliabilitas antara item
yang paling popular dan menunjukan indeks konsistensi yang cukup
sempurna. Semakin dekat koefisien alpha pada nilai 1 berarti butir-
butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk memperoleh model
regresi yang menghasilkan estimator linear yang tidak bias yang
terbaik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk garis diagonal dan ploting data residual
akan dibandingkan dengan garis diagonalnya (Ghozali, 2006: 110).
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
grafik plot atau uji non-parametrik One Sample Kolmogorov-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Smirnov Test. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
membandingkan P value yang diperoleh dari hasil pengujian
normalitas dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Data
dikatakan terdistribusi secara normal jika probabilitas lebih besar
dari 0,05, begitu juga sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari
0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini tidak
berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2006). Metode yang digunakan
unruk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini
yaitu dengan melihat besaran nilai dari nilai tolerance dan nilai
Variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2006). Multikolinieritas
terjadi jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak
terjadi multikolinieritas antar variabel independennya.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika varians
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali. 2006). Penelitian
ini menggunakan metode grafik plot. Heteroskedastisitas dapat
ditentukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
plot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas atau di bawah 0 pada sumbu Y, maka
hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka akan dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali, 2006). Jenis pengujian yang digunakan untuk
mengetahui adanya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Run Test.
Run test sebagai bagian dalam statistik non-parametrik dapat
pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
secara random atau tidak (Ghozali, 2006). Jika nilai asymp sig.
pada output runs test > 0,05, maka data tidak mengalami
autokorelasi, dan sebaliknya.
3. Pengujian Hipotesis
Menurut Sekaran (2007: 162), pengujian hipotesis biasanya
menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan
antarkelompok atau kebebasan dua atau lebih faktor dalam suatu
situasi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
Pengujian hipotesis untuk penelitian ini menggunakan analisis regresi.
Analisis regresi dilakukan dengan cara mengukur goodness of fit untuk
menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam memperkirakan nilai
aktual. Secara statistik, setidaknya goodness of fit dapat diukur dari
nilai adjusted , nilai Statistik F, dan nilai statistik t (Ghozali, 2006).
Nilai adjusted R2 menunjukan besarnya kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Rumus persamaan regresi model 1 yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Y = a + bEI + ε
Selain menguji antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar seperti pada model 1, peneliti juga menguji sensitifitas pada
lima dimensi dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan
dengan prestasi belajar sebagai model 2 dalam penelitian ini.
Rumus persamaan regresi model 2 yaitu:
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + bX5 + ε
Dimana :
Y = Prestasi belajar
a = Konstanta
b = koefisien regresi dari masing-masing variabel
EI = Kecerdasan Emosional
X1 = Mengenali Emosi Diri
X2 = Mengelola Emosi Diri
X3 = Memotivasi Diri Sendiri
X4 = Mengenali Emosi Orang Lain
X5 = Membina Hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Signifikansi nilai t menunjukkan pengaruh individual variabel
independen dengan variabel dependen. Signifikansi nilai F
menunjukan pengaruh secara serentak atau bersama-sama pada
variabel independen terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Dalam suatu penelitian menggunakan kuesioner, biasanya
menginginkan tingkat penyebaran dan pengembalian kuesioner yang tinggi.
Oleh karena itu, kuesioner disebar dan diberikan arahan dalam pengisian
kuesioner kepada responden secara langsung dengan mendatangi responden
secara individu serta mendatangi kelas-kelas para responden. Dengan cara
tersebut, peneliti mampu memaksimalkan tingkat pengembalian kuesioner
dari responden.
Kuisioner disebar mulai tanggal 6 Mei 2012 sampai dengan 21 Juli
2012 secara intesif dengan mengusahakan segala nomor pernyataan yang
tersedia telah diisi lengkap. Kuisoner dibuat sesederhana mungkin supaya
responden mudah memahami akan tetapi tingkat respon para responden
menjadi kendalan utama dalam penelitian ini.
Untuk menganalisis mengenai hubungan antara kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, maka digunakan 218 responden sampel
yaitu mahasiswa Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sebelas Maret Surakarta. Deskripsi kuesioner dan responden secara lengkap
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV. 1 Deskripsi Kuesioner
Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Kuesioner yang
Disebar
Kuesioner yang
kembali
Tingkat responden
(%)
Kuesioner yang
Rusak
Kuesioner yang
digunakan
Tingkat Data yang
Dapat Digunakan
(%)
S1 Transfer Akuntansi 2010
106 90 81 90 19 62 76.54
S1 Reg Akuntansi 2008
102 95 74 77.89 16 58 79.73
D3 Akuntansi 2009
123 101 90 90 21 69 76.66
D3 Perpajakan 2009 Total
67
398
65
351
50
295
76.92
84.04
21
77
29
218
58
73.89
Sumber: Data Primer yang Diolah Dalam penelitian ini terdapat populasi sebanyak 398 responden yaitu
terdiri dari 102 responden S1 Reguler Akuntansi Angkatan 2008, 106
responden S1 Transfer Akuntansi Angkatan 2010, 123 responden D3
Akuntansi Angkatan 2009, dan 67 responden D3 Pajak Angkatan 2009. Dari
jumlah tersebut kuesioner yang disebar sebanyak 351 kuesioner dan kuesioner
yang kembali sebanyak 295 responden. Dari 295 kuesioner yang kembali,
terdapat 77 kuesioner yang tidak diisi secara lengkap (rusak). Oleh sebab itu,
jumlah kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 218 eksemplar, jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tersebut sudah memenuhi batas minimal sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian korelasional yaitu sebesar 30 (Sekaran: 2007).
Dari kuesioner yang digunakan sebanyak 218 responden tersebut
terdiri dari 62 mahasiswa S1 Transfer Akuntansi, 58 mahasiswa S1 Reguler
Akuntansi, 69 mahasiswa D3 Akuntansi, dan 29 mahasiswa D3 Pajak. Dari
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang kembali paling
banyak dari D3 Akuntansi dan yang paling sedikit dari D3 Pajak.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari
kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, rata-rata hitung, dan simpangan baku
(standard deviation). Untuk menganalisis data berdasarkan atas
kecenderungan jawaban yang diperoleh dari responden terhadap masing-
masing variabel.
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
Kecerdasan Emosional Prestasi Belajar Mengenali Emosi Diri
30 1,91 27
53 3,80 51
40,15 3,19 38,08
3,435 0,315 4,330
Mengelola Emosi Diri 24 51 37,41 5,225 Memotivasi Diri Sendiri 29 59 43,67 4,801 Mengenali Emosi Orang Lain 24 47 38,22 3,534 Membina Hubungan 28 58 43,38 4,483
Sumber: Data Primer yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dilihat dari hasil statistik pada Tabel IV.2 menunjukkan deskripsi data
dengan variabel kecerdasan emosional memiliki jumlah responden (N) 218,
dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 53. Rata-rata kecerdasan
emosional ini sebesar 40,15 dengan standar deviasi sebesar 3,435.
Untuk variabel prestasi belajar yang terdiri dari mahasiswa S1 Reguler
Akuntansi 2008, S1 Transfer Akuntansi 2010, D3 Perpajakan 2009, dan D3
Akuntansi 2009. Nilai IPK tertinggi adalah 3,80 sedangkan nilai IPK paling
rendah adalah 1,91, rata-rata nilai IPK sebesar 3,19 dengan standar deviasi
sebesar 0,315.
Sedangkan untuk variabel mengenali emosi diri memiliki nilai
terendah 27 dan nilai tertinggi sebesar 51. Rata-rata sebesar 38,08 dengan
standar deviasi sebesar 4,330.
Variabel mengelola emosi diri memiliki nilai terendah sebesar 24 dan
nilai tertinggi 51. Rata-rata sebesar 37,41 dengan standar deviasi sebesar
5,225.
Variabel memotivasi diri sendiri memiliki nilai terendah sebesar 29
dan nilai tertinggi 47. Rata-rata sebesar 38,22 dengan standar deviasi sebesar
4,801.
Variabel mengenali emosi orang lain memiliki nilai terendah sebesar
24 dan nilai tertinggi 47. Rata-rata sebesar 38,22 dengan standar deviasi
sebesar 3,534.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Variabel membina hubungan memiliki nilai terendah sebesar 28 dan
nilai tertinggi 58. Rata-rata sebesar 43,38 dengan standar deviasi sebesar
4,483.
B. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas
Keberhasilan suatu penelitian juga ditentukan oleh kehandalan alat
yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang sedang diteliti dan
validnya data. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, harus
diadakan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
1. Uji Validitas
Pada kuesioner yang disebar, terdapat 60 pernyataan. Pada penelitian
ini terdapat 5 variabel, maka terdapat 12 pernyataan untuk masing-masing
variabel. Variabel mengenali emosi diri (X1) terdapat pada nomor
pernyataan 23, 41, 47, 52, 54, dan 60 untuk pernyataan positif dan nomor
pernyataan 6, 17, 37, 38, 42, dan 48 untuk pernyataan negatif. Setelah
dilakukan uji validitas, semua pernyataan pada variabel mengenali emosi
diri ini memberikan hasil yang berkorelasi positif terhadap skor total item
dengan tingkat signifikansi 0,05, kecuali pernyataan nomor 17 yang harus
dikeluarkan dari proses pengujian selanjutnya karena berkorelasi negatif.
Hal ini disebabkan nilai dari r hitung menunjukan hasil -0,139 dimana
hasil ini lebih kecil dari r tabel, yaitu 0,1329. Setelah pernyataan nomor 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dikeluarkan dari pengujian, semua nomor pernyataan variabel mengenali
emosi diri memberikan hasil yang berkorelasi positif. Berdasarkan Tabel
IV. 3 dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan pada variabel
mengenali emosi diri dinyatakan valid setelah pernyataan nomor 17
dikeluarkan dari pengujian. Hasil uji validitas variabel mengenali emosi
diri (X1) secara lengkap dapat dilihat pada Tabel IV. 3.
Tabel IV. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Mengenali Emosi Diri (X1)
Pernyataan No Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Positif
Negatif
23 41 47 52 54 60 6 17 37 38 42 48
0,268 0,239 0,192 0,273 0,360 0,331 0,258 -0,139 0,405 0,309 0,406 0,316
0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Untuk variabel mengelola emosi diri (X2) ini terdapat pada
nomor pernyataan 2, 22, 27, 50, 51, dan 56 untuk pernyataan positif
dan 3, 7, 10, 19, 36, dan 44 untuk pernyataan negatif. Hasil uji
validitas variabel mengelola emosi diri ini semua berkorelasi positif
terhadap skor total item dengan tingkat signifikansi 0,05, kecuali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pernyataan nomor 27 yang harus dikeluarkan dari proses pengujian
selanjutnya karena berkorelasi negatif. Hal ini disebabkan nilai dari r
hitung menunjukan hasil -0,064 dimana hasil ini lebih kecil dari r
tabel, yaitu 0,1329. Setelah pernyataan nomor 27 dikeluarkan dari
pengujian, semua pernyataan variabel mengelola emosi diri
memberikan hasil yang berkorelasi positif. Maka dapat disimpulkan
bahwa semua pernyataan pada variabel mengelola emosi diri
dinyatakan valid setelah pernyataan nomor 27 dikeluarkan dari
pengujian. Hasil uji validitas variabel mengelola emosi diri (X2) secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel IV.4.
Tabel IV. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Mengelola Emosi Diri (X2)
Pernyataan No Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Positif
Negatif
2 22 27 50 51 56 3 7 10 19 36 44
0,392 0,391 -0,064 0,336 0,383 0,374 0,400 0,500 0,336 0,493 0,397 0,437
0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Valid Valid
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Untuk variabel memotivasi diri sendiri (X3) ini terdapat pada
nomor pernyataan 11, 13, 18, 24, 53, dan 58 untuk pertamyaan positif
dan 4, 5, 30, 32, 35, dan 43 untuk pernyataan negatif. Hasil uji
validitas variabel memotivasi diri sendiri ini semua berkorelasi positif
terhadap skor total item dengan tingkat signifikansi 0,05. Semua nilai r
hitung pada variabel memotivasi diri sendiri lebih besar daripada nilai
r tabel, yaitu 0,1329. Maka dapat disimpulkan bahwa semua
pernyataan pada variabel memotivasi diri sendiri dinyatakan valid
Hasil uji validitas variabel memotivasi diri sendiri (X3) dapat dilihat
pada Tabel IV.5.
Tabel IV. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Memotivasi Diri Sendiri (X3)
Pernyataan No Pernyataan r hitung r Tabel Keterangan
Positif
Negatif
11 13 18 24 53 58 4 5 30 32 35 43
0,178 0,404 0,259 0,369 0,461 0,332 0,419 0,295 0,404 0,422 0,483 0,455
0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Untuk variabel mengenali emosi orang lain (X4) ini terdapat
pada nomor pernyataan 9, 15, 20. 21, 49, dan 55 untuk pernyataan
positif dan 1, 8, 12, 31, 34, dan 39 untuk pernyataan negatif. Hasil uji
validitas variabel mengenali emosi orang lain ini semua berkorelasi
positif terhadap skor total item dengan tingkat signifikansi 0,05,
kecuali pernyataan nomor 8 yang harus dikeluarkan dari proses
pengujian selanjutnya karena berkorelasi negatif. Hal ini disebabkan
nilai dari r hitung menunjukan hasil 0,079 dimana hasil ini lebih kecil
dari r tabel, yaitu 0,1329. Setelah pernyataan nomor 8 dikeluarkan dari
proses pengujian, kemudian dilakukan uji validitas lagi dan ternyata
pernyataan nomor 12 tidak signifikan, sehingga pernyataan nomor 12
harus dikeluarkan dari proses pengujian. Hal ini juga disebabkan nilai
dari r hitung pernyataan nomor 12 menunjukan hasil 0,108 dimana
hasil ini lebih kecil dari r tabel, yaitu 0,1329. Maka dapat disimpulkan
bahwa semua pernyataan pada variabel mengenali emosi orang lain
dinyatakan valid setelah pernyataan nomor 8 dan 12 dikeluarkan dari
pengujian Hasil uji validitas variabel mengenali emosi orang lain (X4)
dapat dilihat pada Tabel IV.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel IV. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Mengenali Emosi Orang Lain (X4)
Pernyataan No Pernyataan r hitung r Tabel Keterangan
Positif
Negatif
9 15 20 21 49 55 1 8 12 31 34 39
0,278 0,355 0,223 0,208 0,367 0,264 0,137 0,079 0,236 0,447 0,333 0,135
0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Untuk variabel membina hubungan (X5) ini terdapat pada
nomor pernyataan 16, 28, 29, 33, 45, dan 59 untuk pernyataan positif
dan 14, 25, 26, 40, 46, dan 57 untuk pernyataan negatif. Semua nilai r
hitung pada variabel X3 lebih besar daripada nilai r tabel, yaitu
0,1329. Maka dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan pada
variabel membina hubungan dinyatakan valid. Hasil uji validitas
variabel membina hubungan (X5) dapat dilihat pada Tabel IV.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel IV. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Membina Hubungan (X5)
Pernyataan No Pernyataan r hitung r Tabel Keterangan
Positif
Negatif
16 28 29 33 45 59 14 25 26 40 46 57
0,268 0,402 0,366 0,351 0,320 0,466 0,342 0,221 0,343 0,511 0,342 0,227
0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas seluruh variabel, yaitu mengenali emosi
diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain, dan membina hubungan memiliki cronbach alpha diatas
0,60. Dengan demikian, seluruh variabel tersebut dikatakan reliabel
sehingga layak untuk digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian
lebih lanjut. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel
dapat dilihat pada Tabel IV.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
Based On Standarized Items
Keterangan
Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Diri Memotivasi Diri Sendiri Mengenali Emosi Orang Lain Membina Hubungan
0,667 0,765 0,742 0,639 0,718
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Hasil pengujian dalam penelitian ini pada model 1 menunjukkan
adanya distribusi data yang normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji
Kolmogorov - Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,424 yang berarti lebih besar daripada 0,05.
Pada model 2 menunjukkan adanya distribusi data yang normal. Hal
ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov - Smirnov yang menunjukkan
hasil yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,672 yang berarti lebih
besar daripada 0,05. Hasil pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov -
Smirnov lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel IV.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel IV.9 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov
Model Probabilitas Keterangan
1 2
0,424 0,672
Data Terdistribusi Secara Normal Data Terdistribusi Secara Normal
Sumber: Data Primer yang Diolah
Untuk lebih jelasnya akan disajikan kurva Normal P-Plot Of
Regression Standarized Residual model 1 pada Gambar IV.1 dan model 2
pada Gambar IV.2.
Gambar IV. 1 Kurva Normal P-Plot Of Regression Standarized Residual (Model
1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar IV. 2 Kurva Normal P-Plot Of Regression Standarized Residual (Model
2)
Dengan melihat tampilan kurva Normal P-Plot Of Regression
Standarized Residual dapat disimpulkan bahwa kurva normal plot
memberikan pola distribusi normal yang dimana data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ini
telah memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolinieritas pada model 1 ini, variabel kecerdasan
emosional ini memiliki nilai VIF 1,000 dan nilai tolerance 1,000, maka
pada model 1 ini tidak terjadi multikolinieritas. Begitu pula untuk model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2, semua variabel memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance lebih besar dari 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
model 2 penelitian ini tidak terjadi multikoliniertas antar variabel
independen. Hasil Uji multikolinieritas secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel IV.10.
Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Variabel Tolerance VIF Keterangan
1
2
Kecerdasan Emosional Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Diri Memotivasi Diri Sendiri Mengenali Emosi Orang Lain Membina Hubungan
1,000
0,463
0,548
0,477
0,711
0,489
1,000
2,160
1,825
2,096
1,406
2,047
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Tidak Terjadi Multikolinieritas
Sumber: Data Primer yang Diolah
3. Uji Heteroskedastisitas
Penelitian ini menggunakan grafik Scatterplot untuk menunjukkan ada
tidaknya heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada Gambar IV.3 dan
Gambar IV.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar IV.3 Grafik Scatterplot (Model 1)
Gambar IV.4 Grafik Scatterplot (Model 2)
Dari hasil grafik scatterplots pada model 1 maupun model 2,
titik-titik tersebar secara acak secara tersebar dan tidak membentuk
sebuah pola tertentu secara jelas baik di atas maupun dibawah angka 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedua model tersebut
tidak terjadi adanya heteroskedastisitas pada model regeresi sehingga
model regresi layak digunakan untuk memprediksi prestasi belajar
yang diukur dengan IPK berdasarkan masukan variabel
independennya.
4. Uji Autokorelasi
Hasil uji run test pada model 1 penelitian ini menunjukkan
nilai signifikansi 0,342 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka
residual random. Begitu pula dengan model 2, menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,415 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka
residual random. Ini menunjukkan bahwa kedua model tidak terjadi
gangguan autokorelasi pada model penelitian. Hasil uji Run Test lebih
lengkap dapat dilihat pada Tabel IV.11.
Tabel IV.11 Hasil Uji Run Test
Model Signifikansi Keterangan Keputusan
1 2
0,342
0,415
Residual Random Residual Random
Tidak Terjadi Gangguan Autokorelasi
Tidak Terjadi Gangguan Autokorelasi
Sumber: Data Primer yang Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Menurut Gujarati (2003 dalam Ghozali, 2006), secara umum,
analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terkait) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Analisis regresi
dilakukan dengan cara mengukur goodness of fit untuk menilai ketepatan
suatu fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Dalam penelitian ini
diukur dari nilai adjusted , Pvalue , dan nilai signifikansi t.
1. Pengujian Model 1
Tabel IV.12 Hasil Analisis Regresi Model 1
Variabel Independen β tvalue Signifikansi
Konstanta Kecerdasan Emosional R2 Adjusted R2 F statistic Pvalue
2,650 0,014 0,022 0,18 4,871 0,028
10.631 2,207
0,000 0,028
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan Tabel IV.12 pada model 1 tersebut dapat dituliskan dalam
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,650 + 0,014EI + ε
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pada Tabel IV.12 menunjukkan konstanta 2,650 yang menyatakan,
bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan emosional maka prestasi belajar
sudah memiliki nilai 2,650.
Koefisien regresi untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 0,014
yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel ini
akan menurunkan nilai prestasi belajar sebesar 0,014 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
Berdasarkan nilai signifikansi pada Tabel IV.12, variabel kecerdasan
emosional menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,028. Berdasarkan
nilai signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil
dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%,
kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
dengan kata lain hipotesis 1 diterima.
Dilihat dari Tabel IV.12 pada uji F didapat nilai F statistik sebesar
4,871 dengan Pvalue 0,028. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Pvalue
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pengujian signifikansi nilai F dari
variabel kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar secara bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Pengujian Model 2
Tabel IV.13 Hasil Analisis Regresi Model 2
Variabel Independen β tvalue Signifikansi
Konstanta Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Diri Memotivasi Diri Sendiri Mengenali Emosi Orang Lain Membina Hubungan R2 Adjusted R2 F statistic Pvalue
2,547 -0,005 -0,004 0,028 0,009 -0,014 0,129 0,108 6,255 0,000
9,939 -0,710 -0,693 4,631 1,338 -2,175
0,000 0,478 0,489 0,000 0,182 0,031
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan Tabel IV.13 pada model 2 tersebut dapat dituliskan dalam
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,547 – 0,005X1 – 0,004X2 + 0,028X3 + 0,009X4 – 0,014X5 + ε
Pada Tabel IV.13 menunjukkan konstanta 2,547 yang menyatakan,
bahwa jika tidak ada variabel mengenali emosi diri, mengelola emosi
diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan, maka prestasi belajar sudah memiliki nilai 2,547.
Koefisien regresi untuk variabel mengenali emosi diri sebesar -0,005
yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel ini
akan menurunkan nilai prestasi belajar sebesar 0,005 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Koefisien regresi untuk variabel mengelola emosi diri sebesar -0,004
yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel ini
akan menurunkan nilai prestasi belajar sebesar 0,004 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
Koefisien regresi untuk variabel memotivasi diri sendiri sebesar 0,028
yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel ini
akan menaikkan nilai prestasi belajar sebesar 0,028 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
Koefisien regresi untuk variabel mengenali emosi orang lain sebesar
0,009 yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel
ini akan menaikkan nilai prestasi belajar sebesar 0,009 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
Koefisien regresi untuk variabel membina hubungan sebesar -0,014
yang menyatakan, bahwa setiap penambahan satu unit nilai variabel ini
akan menurunkan nilai prestasi belajar sebesar 0,014 dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini bahwa H1 diterima apabila
kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
mahasiswa program akuntansi. Dilihat dari Tabel IV.13, penelitian ini
terdapat dua variabel independen yang berpengaruh secara signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
terhadap variabel prestasi belajar, yaitu variabel memotivasi diri sendiri
dan variabel membina hubungan.
Pengujian pengaruh variabel kemampuan mengenali emosi diri
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,475. Berdasarkan nilai
signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari
taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%,
kemampuan mengenali emosi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar mahasiswa dengan kata lain hipotesis 1 ditolak.
Pengujian pengaruh variabel kemampuan untuk mengelola emosi diri
menunjukakan nilai signifikansi sebesar 0,489. Berdasarkan nilai
signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari
taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukan bahwa pada taraf 5%,
kemampuan mengelola emosi diri berpengaruh tidak signifikan terhadap
prestasi belajar mahasiswa dengan kata lain hipotesis 1 ditolak.
Pengujian pengaruh variabel memotivasi diri sendiri menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan nilai signifikansi t tersebut,
menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05.
Hal ini menunjukan bahwa pada taraf 5%, memotivasi diri sendiri
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dengan kata lain
hipotesis 1 diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pengujian pengaruh variabel kemampuan untuk mengenali emosi
orang lain menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,182. Berdasarkan nilai
signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari
taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukan bahwa pada taraf 5%,
kemampuan untuk mengenali emosi orang lain berpengaruh tidak
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan kata lain hipotesis
1 ditolak.
Pengujian pengaruh variabel membina hubungan menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,031. Berdasarkan nilai signifikansi t tersebut,
menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05.
Hal ini menunjukan bahwa pada taraf 5%, membina hubungan
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dengan kata lain
hipotesis 1 diterima.
Dilihat dari Tabel IV.13 Pada uji F didapat nilai F statistik sebesar
6,255 dengan Pvalue 0,000. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Pvalue
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pengujian signifikansi nilai F dari
variabel mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar secara bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
E. Pembahasan
1. Pengujian Model 1
Pada penelitian model 1 ini menemukan bahwa kecerdasan emosional
ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar,
dengan nilai IPK menjadi nilai ukurnya.
Variabel kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikansi t yaitu 0,028 yang berarti variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi kecerdasan emosional juga akan semakin tinggi prestasi
belajar.
Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih
baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya sendiri
dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik
dalam berhubungan dengan orang lain, dan lebih cakap dalam memahami
orang lain.
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Purnaningtyas (2011). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian oleh Purnaningtyas (2011) yaitu pada subjek
penelitiannya. Pada penelitian Purnaningtyas (2011) menggunakan siswa
SMP sebagai subjek penelitiannya. Penelitian lainnya yang konsisten dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mendukung penelitian ini yaitu penelitian oleh Bahtiar (2009). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian oleh Bahtiar (2009) yaitu pada subjek
penelitiannya. Pada penelitian Bahtiar (2009) menggunakan siswa SMA
sebagai subjek penelitiannya.
Pada hipotesis menyatakan bahwa variabel kecerdasan emosional
mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang dinyatakan diterima
karena dalam uji F menunjukkan adanya pengaruh akan hal tersebut. Pada
uji F menunjukkan Pvalue 0,028, maka H1 diterima yang berarti variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Pengujian Model 2
Pada penelitian model 2 ini menemukan bahwa kecerdasan emosional
berupa memotivasi diri sendiri, dan membina hubungan ternyata
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, dengan
nilai IPK menjadi nilai ukurnya. Sedangkan kecerdasan emosional berupa
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, dan mengenali emosi orang
lain tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar,
dengan nilai IPK menjadi nilai ukurnya.
a. Mengenali Emosi Diri
Variabel kemampuan untuk mengenali emosi diri tidak
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi pada uji t yaitu
0,478 yang berarti variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa, maka ini menjelaskan semakin
besar kemampuan untuk mengenali emosi diri yang dimiliki
mahasiswa tidak langsung berkaitan dengan prestasi belajar
mahasiswa.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan untuk mengenali
emosi diri tidak dapat membuat mahasiswa memahami akan
keberadaan diri mereka sendiri seperti misalnya ragu akan kemampuan
diri sendiri, merasa tidak mampu untuk melakukan suatu pekerjaan
dan tidak percaya diri saat tampil beda diantara yang lain. Seseorang
yang tidak mampu mengenali emosi dirinya sendiri akan cenderung
tergantung dengan orang lain dan cenderung berpendapat negatif akan
kehidupan (Yuniani, 2010).
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu, Anna, dan Said (2008).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Rahayu, Anna, dan
Said (2008) yaitu pada subjek penelitiannya. Pada penelitian ini
menggunakan mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, sedangkan pada penelitian Rahayu, Anna, dan Said (2008)
menggunakan mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Widyatama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Mengelola Emosi Diri
Variabel kemampuan untuk mengelola emosi diri tidak
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi pada uji t yaitu
0,489 yang berarti variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa, maka ini menjelaskan semakin
besar kemampuan untuk mengelola emosi diri yang dimiliki
mahasiswa tidak langsung berkaitan dengan prestasi belajar
mahasiswa.
Kemampuan mengelola emosi diri seharusnya mampu
membantu mahasiswa dalam mengendalikan emosi diri mereka pada
saat menghadapi suatu peristiwa atau masalah, namun jika mahasiswa
tidak dapat mengelola emosinya sendiri akan membuat mahasiswa
lebih mudah panik saat dihadapkan pada suatu masalah dan tidak
mempertimbangkan terlebih dahulu akan dampak dari tindakan yang
akan dilakukannya. Maka diperlukan pengelolaan emosi diri yang
kuat, agar mahasiswa menjadi lebih tanggung jawab dalam
mengendalikan suasana hati, manajemen waktu, agar dapat mentatati
jadwal kuliah dan tugas-tugas kuliah.
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu, Anna, dan Said (2008) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
penelitian yang dilakukan oleh Melandy dan Aziza (2006). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian oleh Melandy dan Aziza (2006) yaitu
pada subjek penelitiannya. Pada penelitian ini menggunakan
mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
sedangkan pada penelitian Melandy dan Aziza (2006) menggunakan
mahasiswa jurusan akuntansi pada Universitas Bengkulu, Universitas
Andalas, dan Universitas Sriwijaya.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Variabel memotivasi diri sendiri memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikansi t yaitu 0,000 yang berarti variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar, maka ini menjelaskan bahwa
semakin besar motivasi yang dimiliki akan memungkinkan mahasiswa
akan memperoleh prestasi belajar yang baik.
Motivasi diri mahasiswa dapat ditunjukkan dengan dimilikinya
pengetahuan akan apa yang menjadi tujuan hidup, suka mencoba hal-
hal baru, terus berusaha jika gagal, berperan serta dalam informasi dan
gagasan, senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah,
akan berusaha menerobos hambatan yang ada, sulit menyerah pada
saat menjalankan tugas yang sulit, tidak takut gagal, tertarik pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pekerjaan yang menuntut adanya ide baru dan sering melakukan
instropeksi diri.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seorang
mahasiswa, salah satunya adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri kuat cenderung lebih memiliki motivasi yang
tinggi karena dia percaya akan kemampuan dirinya sendiri dibandingkan
dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah yang
cenderung memiliki motivasi yang rendah pula. Ketrampilan memotivasi
diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala
bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh
lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Yahaya dan Boon (2005). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian oleh Yahaya dan Boon (2005) yaitu
pada subjek penelitiannya. Pada penelitian Yahaya dan Boon (2005)
menggunakan pelajar tingkat empat pada Sekolah Menengah
Kebanggsaan Tun Sardon, Sekolah Menengah Kebangsaan Rengit,
Sekolah Menegah Kebanggsaan TM Iskandar, dan Sekolah Menegah
Kebangsaan Senggarang di daerah Batu Pahat Johor sebagai subjek
penelitian. Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan Ritonga
(2009) yang konsisten dengan hasil penelitian ini bahwa memotivasi
diri sendiri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ritonga (2009) terletak
pada subjek penelitiannya yang menggunakan mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Variabel kemampuan untuk mengenali emosi orang lain tidak
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi pada uji t yaitu
0,182 yang berarti variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa, maka ini menjelaskan bahwa
semakin besar kemampuan untuk mengenali emosi orang lain yang
dimiliki mahasiswa tidak langsung berkaitan dengan prestasi belajar.
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain dapat
ditunjukkan diantaranya dengan banyaknya teman yang dimiliki,
namun dengan kurangnya kemampuan memahami perasaan orang lain
akan berdampak mahasiswa akan sedikit memiliki teman karena tidak
pandai dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, mahasiswa
akan sulit untuk memahami sudut pandang orang lain serta merasa
ragu bahwa yang akan disampaikan tidak dapat menarik perhatian
orang lain.
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu, Anna, dan Said (2008) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
penelitian yang dilakukan oleh Melandy dan Aziza (2006). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian oleh Melandy dan Aziza (2006) yaitu
pada subjek penelitiannya. Pada penelitian ini menggunakan
mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
sedangkan pada penelitian Melandy dan Aziza (2006) menggunakan
mahasiswa jurusan akuntansi pada Universitas Bengkulu, Universitas
Andalas, dan Universitas Sriwijaya.
e. Membina Hubungan
Variabel membina hubungan memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikansi t yaitu 0,031 yang berarti variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar.
Membina hubungan berarti bahwa mahasiswa memiliki
berinteraksi dengan orang lain Besarnya membina hubungan dapat
ditunjukkan diantaranya dengan kemauan menerima kritik, mampu
mengembangkan topik pembicaraan, mudah menemukan orang yang
dapat diajak berbicara, memiliki etika ketika berhubungan dengan
orang lain, masalah pribadi tidak mengganggu pergaulan dengan orang
lain, tidak merasa tertekan ketika berada diantara banyak orang, tidak
mudah salah tingkah, dan memiliki cara yang meyakinkan agar ide
dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Yahaya dan Boon (2005). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian oleh Yahaya dan Boon (2005) yaitu
pada subjek penelitiannya. Pada penelitian Yahaya dan Boon (2005)
menggunakan pelajar tingkat empat pada Sekolah Menengah
Kebanggsaan Tun Sardon, Sekolah Menengah Kebangsaan Rengit,
Sekolah Menegah Kebanggsaan TM Iskandar, dan Sekolah Menegah
Kebangsaan Senggarang di daerah Batu Pahat Johor sebagai subjek
penelitian.
Pada hipotesis menyatakan bahwa kecerdasan emosional yang
berupa mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan
mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang dinyatakan
diterima karena dalam uji F menunjukkan adanya pengaruh akan hal
tersebut. Pada uji F menunjukkan Pvalue 0,000, maka H1 diterima yang
berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini menguji pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar mahasiswa. Pada hipotesis penelitian ini dikatakan
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
mahasiswa, maka diperoleh kesimpulan bahwa kecerdasan emosional
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat prestasi belajar
mahasiwa. Peningkatan dari kecerdasan emosional akan dapat meningkatkan
prestasi belajar.
Selain itu penelitian ini juga menguji lima dimensi dari kecerdasan
emosional yaitu kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi
diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri dan membina hubungan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar, sedangkan kemampuan untuk mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, dan mengenali emosi orang lain tidak berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
B. Keterbatasan
1. Penelitian ini terbatas pada menganalisis pengaruh antara kecerdasan
emosional yang terdiri dari lima dimensi, yaitu mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain, dan membina hubungan terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Dengan menggunakan atau manambah variabel lain, mungkin akan
memperoleh hasil yang berbeda.
2. Responden pada penelitian ini terbatas pada mahasiswa program studi
akuntansi fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil
penelitian ini mungkin akan memperoleh hasil yang berbeda apabila
dilakukan pada wilayah yang berbeda.
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel menjadi
lebih lengkap dan komplek, sehingga memperoleh informasi dan data
yang lebih luas yang dapat menjawab tujuan dari penelitian yang ingin
dicapai.
2. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi
akuntansi fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oleh
karena itu, dalam penelitian selanjutnya perlu dilakukan kembali
terhadap populasi yang sama namun dengan wilayah yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta.
Bahtiar. (2009). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 2 Mataram. INSANIA. Vol. 14 No. 2. 254-268.
Bulan, Sinar E. (2012)2. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional Terhadap IPK Mahasiswa Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Studi Empiris). Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar. repository.unhas.ac.id.
Cooper, Robert K., dan Sawaf, A. (2002). Executive EQ: Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Efendi, Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
. (2002). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel et. al. (2005). Primal Leadership: Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: Gramedia.
Gujarati, D. (2003). Basic Econometric. Mc-Grawhill. New York.
Hakim, Luqman. (2012). The Influence Of Emotional Intelligence On The Level Of Understanding Accounting Among The Student Of Gunadarma University. E-JournalEkonomi.http://repository.gunadarma.ac.id.
Hidayat. (2011). Model Keterampilan Kecerdasan Emosional (EQ) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Madrasah, Vol. 4 No. 1. 121-134.
top related