pengaruh daging keong mas (pomacea canaliculata l. … · i pengaruh daging keong mas (pomacea...
Post on 02-Mar-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.)
SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK
AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Var.Bima
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Magdalena Simbolon
NIM : 131434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.)
SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK
AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Var.Bima
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Magdalena Simbolon
NIM : 131434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima
mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.
Yakobus 1.12
Karya ini kupersembahkan untuk :
Orangtua tercinta, Budiman Simbolon (Alm) dan Roslina Sinaga
Ketiga adikku tersayang, Margareta, Kennedi dan Fernando
Sahabat-sahabat tersayang
Pendidikan Biologi Angkatan 2013
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Penulis,
Magdalena Simbolon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama : Magdalena Simbolon
NIM : 131434005
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) SEBAGAI
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK AUKSIN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN BAWANG MERAH (Allium
ascalonicum L.)Var.Bima
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan
Magdalena Simbolon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Daging Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Sebagai
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Panen Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Var.Bima”.
Laporan penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Drs A. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan dukungan dari awal sampai akhir
penyusunan skripsi.
4. Seluruh Dosen Pendidikan Biologi dan Staff Karyawan, yang dengan penuh
kemurahan hati mendidik, memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
dari awal hingga akhir perkuliahan.
5. Orangtua tercinta Bapak (Alm) dan Ibu yang selalu mendoakan dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Adik-adik tersayang yang selalu
memberikan dukungan dan doa untuk penulis serta Keluarga besar yang telah
memberikan doanya.
6. Firdaus Soge Kehek yang selalu membantu dan memberikan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Alola dan Chedis yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Teman-teman angkatan 2013 tersayang yang selalu memberikan doa dan
dukungan sehingga dapat lulus bersama-sama.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi lebih
baik. semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Penulis,
Magdalena Simbolon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.)
TERFERMENTASI SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
ORGANIK AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) var.Bima
Magdalena Simbolon
131434005
Universitas Sanata Dharma
Keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang
menyerang areal persawahan khususnya tanaman padi. Keong mas memiliki
kandungan berbagai jenis asam amino salah satunya senyawa triptofan. Asam
amino triptofan merupakan senyawa prekursor pembentuk IAA. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian keong mas sebagai ZPT organik
terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.)
dan untuk mengetahui konsentrasi ZPT keong mas yang paling optimal terhadap
pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.).
Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10
ulangan. Faktor yang diuji yaitu daging keong mas sebagai ZPT organik dengan
konsentrasi 0%, 5%, 15% dan 25%. Pengamatan dilakukan selama 65 hari dengan
parameter waktu muncul daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat
basah umbi bawang merah.
Hasil penelitian menunjukkan waktu muncul daun pertama paling cepat
pada konsentrasi 5% yaitu 8,9 hst dan terlama pada konsentrasi 25% yaitu 9,6 hst.
Jumlah daun paling banyak pada kontrol yaitu sebanyak 26 helai dan yang paling
sedikit pada konsentrasi 25% yaitu 22 helai. Jumlah umbi yang paling banyak
pada konsentrasi 25% yaitu sebanyak 6 umbi dan yang paling sedikit pada
konsentrasi 5% dan 15% yaitu 5 umbi. Berat basah umbi yang paling berat pada
kontrol yaitu 8,8 gram dan yang paling ringan pada konsentrasi 25% yaitu 3,2
gram. Berdasarkan uji anova yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemberian ZPT organik auksin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kecepatan waktu munculnya daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat
basah umbi bawang merah dan tidak ada konsentrasi ZPT yang optimal bagi
pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima.
Kata Kunci : bawang merah, keong mas, ZPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
THE EFFECT OF FERMENTED GOLDEN SNAIL MEAT
(Pomacea canaliculata L.) AS ORGANIC AUXIN GROWING REGULATOR
TOWARD GROWTH AND HARVEST OF ONION (Allium ascalonicum L.)
var.BIMA
Magdalena Simbolon
131434005
Sanata Dharma University
Golden snail is one of the plant disturbing organisms that attacks rice
fields, especially rice crops. Golden snail has a variety of amino acids one of them
is tryptophan. The amino acid triptophan is an IAA-forming precursor compound.
The aim of this research is to know the effect of giving golden snail as organic
ZPT to the growth and harvest of onion (Allium ascalonicum L.) and to find out
the most optimum ZPT concentration to growth and harvest of onion (Allium
ascalonicum L.).
This research was prepared in Completely Randomized Design (RAL) with
10 replications. The tested factors were golden snail meat as organic ZPT with
concentration of 0%, 5%, 15% and 25%. Observations were made for 65 days
with the first leaf time parameters, number of leaves, number of tubers and wet
weight of onion tuber (Allium ascalonicum L.).
The results showed that the fastest leaves appeared is the 5%
concentration of 8.9 hst and the longest is 25% concentration of 9.6 hst. The
highest number of leaves is the control treatment of 26 strands and the least is
25% concentration of 22 strands. The largest number of tubers is 25%
concentration of 6bulbs and the least is the concentration of 5% and 15% at 5
bulbs. The most severe wet weight of the bulbs is control treatment of 8.8 grams
and the lightest is the 25% concentration of 3.2 grams. From the anova test that
has been done can be concluded that the giving of organic ZPT auxin did not
significantly influence to the first leaf appearance time, the number of leaves, the
number of tubers and the weight of onion tuber and there is no optimum ZPT
concentration of growth and yield for onion (Allium ascalonicum L.) var.Bima.
Keywords : onion, golden snail, ZPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
ABSTRACT ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
D.Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1. Bagi Peneliti ....................................................................................... 5
2. Bagi Petani ......................................................................................... 5
3. Bagi Dunia Pendidikan ....................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori ............................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Tanaman Bawang merah .................................................................... 6
2. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman ................................................ 15
3. Keong mas ....................................................................................... 16
4. Mikroorganisme Lokal (MOL) Keong mas ....................................... 19
5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ............................................................. 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 26
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 27
D. Hipotesa ............................................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29
C. Desain Penelitian .................................................................................. 29
D. Alat dan Bahan ..................................................................................... 30
E. Cara Kerja ............................................................................................ 31
F. Metode Analisis Data ............................................................................ 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................... 38
B. Pembahasan.......................................................................................... 49
BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN ................................................................. 54
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 56
B. Saran .................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 57
LAMPIRAN ............................................................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu muncul daun pertama ..................................................... 36
Tabel 3.2 Jumlah daun .............................................................................. 36
Tabel 3.3 Jumlah umbi .............................................................................. 36
Tabel 3.4 Berat basah umbi ....................................................................... 36
Tabel 4.1 Pengamatan Waktu muncul daun pertama ................................. 39
Tabel 4.2 Pengamatan Jumlah daun .......................................................... 42
Tabel 4.3 Pengamatan Jumlah umbi .......................................................... 44
Tabel 4.4 Pengataman Berat basah umbi ................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bawang merah ......................................................................... 8
Gambar 2.2 Keong mas ............................................................................. 17
Gambar 2.3 Siklus hidup keong mas ......................................................... 18
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 28
Gambar 3.1 Denah Penelitian .................................................................... 30
Gambar 3.2 Pembuatan ZPT keong mas .................................................... 32
Gambar 3.3 Penanaman bawang merah ..................................................... 33
Gambar 3.4 Takaran pemberian ZPT......................................................... 34
Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun ........................................... 43
Gambar 4.2 Grafik jumlah umbi................................................................ 46
Gambar 4.3 Grafik berat basah umbi ........................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Mentah Waktu muncul daun pertama ............................ 60
Lampiran 2. Data Mentah Pengukuran Jumlah Daun ................................. 61
Lampiran 3. Data Mentah Pengukuran Jumlah Umbi ................................ 63
Lampiran 4. Data Mentah Pengukuran Berat basah Umbi ......................... 63
Lampiran 5. Uji Statistik Waktu muncul daun pertama.............................. 64
Lampiran 6. Uji Statistik Jumlah Daun ...................................................... 65
Lampiran 7. Uji Statistik Jumlah Umbi ..................................................... 66
Lampiran 8. Uji Statistik Berat basah Umbi .............................................. 67
Lampiran 9. Data Pengukuran pH tanah .................................................... 68
Lampiran 10. Pengukuran Kelembaban tanah............................................ 70
Lampiran 11. Data Pengukuran pH ZPT Organik Auksin .......................... 72
Lampiran 12. Data Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin ............. 72
Lampiran 13. Silabus ................................................................................ 73
Lampiran 14. RPP ..................................................................................... 78
Lampiran 15. LDS .................................................................................... 85
Lampiran 16. Lembar Penilaian Kognitif .................................................. 89
Lampiran 17. Lembar Penilaian Afektif .................................................... 96
Lampiran 18. Lembar Penilaian Psikomotorik ........................................... 98
Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian ..................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keong mas merupakan hewan asing yang berasal dari Amerika Serikat
yang masuk ke Indonesia sebagai hewan hias, pembersih akuarium dan
penghasil protein hewani. Kini penyebaran keong mas sudah cukup luas di
Indonesia karena siklus hidupnya yang cukup lama yaitu 2 tahun hingga 6
tahun dengan kemampuan bertelur mencapai 1000 hingga 1200 butir. Keong
mas mudah sekali ditemukan di persawahan atau di tepi perairan menggenang
begitu pula dengan telur-telur keong mas. Penyebaran yang sudah meluas dan
perkembangbiakan yang begitu pesat membuat keong mas sulit untuk dibasmi
secara tuntas.
Kini keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman
(OPT) yang menyerang areal persawahan khususnya tanaman padi. Hal ini
disebabkan oleh perkembangan keong mas di persawahan yang tergolong cepat
dan mampu merusak tanaman padi dalam kurun waktu yang singkat dan
menyebabkan kerusakan hingga 10-40% dari keseluruhan areal pertanaman
padi di Indonesia (Budiyono,2006). Berbagai macam usaha telah diupayakan
oleh para petani dalam menanggulangi hama keong mas tersebut mulai dari
membuangnya dengan cara manual ataupun menggunakan pestisida kimia
hingga dijadikan olahan berbagai makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Daging dan cangkang keong mas memiliki kandungan seperti Protein,
Lemak, Karbohidrat, Na, K, Riboflavin, Niacin, Mn, C, Cu, Zn dan Ca
(Prasetyo,2012). Selain itu, keong mas mengandung berbagai jenis asam amino
dengan komposisi: arginin 18,9%, histidin 2,8%, Isoleusin 9,2%, leusin 10%,
lysine 17,5%, methionin 2%, phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan
1,2%, dan valin 8,7% (Anonim, 2004 dalam Chaniago, 2015) dimana senyawa
asam amino triptofan ini merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole
Acetic Acid (IAA) sehingga dapat dipakai sebagai zat pengatur tumbuh. Hal ini
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif cara untuk mengendalikan hama
keong mas di lahan sawah padi.
Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang sangat
penting dan dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan ataupun
bumbu masakan. Berdasarkan data statistik produksi bawang merah tahun 2011
hingga 2015 di daerah D.I.Yogyakarta produksi bawang merah mengalami
penurunan produksi. Pada tahun 2014 produksi bawang merah di
D.I.Yogyakarta sebesar 12.360 ton dan pada tahun 2015 produksi bawang
merah sebesar 8.799 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015). Hal ini
menyebabkan kerugian bagi petani maupun konsumen meskipun dapat
ditunjang dari produksi bawang merah di berbagai daerah lainnya yang ada di
Indonesia. Namun, melihat angka produksi yang mengalami penurunan setiap
tahunnya di D.I.Yogyakarta perlu pengantisipasian salah satunya dengan
percepatan masa panen bawang merah dengan tetap mempertahankan kualitas
bawang merah. Menurut Hidayat dan Rosliani (2003), waktu panen bawang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merah sekitar 16 minggu setelah tanam, dari patokan waktu panen tersebut
dilakukan percepatan waktu panen bawang merah di bawah 16 minggu setelah
tanam.
Menurut Chaniago (2015), untuk mempercepat pertumbuhan tanaman
maka diperlukan ZPT. Pemberian ZPT dari luar sistem individu disebut juga
dengan hormon eksogen yaitu dengan memberikan bahan kimia sintetik yang
dapat berfungsi dan berperan seperti halnya hormon endogen sehingga mampu
menimbulkan rangsangan dan pengaruh pada tumbuhan seperti layaknya
fitohormon alami. Bahan-bahan yang berpotensi untuk membuat ZPT antara
lain: bekicot, keong mas dan kerang. Menurut Anonim (2012) dalam
Damayanti (2015), mikroorganisme lokal (MOL) keong mas mengandung
protein, Azotobacter, Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus dan
Pseudomonas.
Mikroorganisme Lokal (MOL) keong mas dilakukan dengan fermentasi
dan dalam pemberian ZPT pada tanaman perlu memperhatikan jumlah
konsentrasi yang diberikan. Menurut Gardner dkk (1991), penambahan hormon
harus dengan konsentrasi tepat. Hormon dalam konsentrasi yang tepat akan
bekerja optimal dalam perkembangan tumbuhan terutama hormon auksin dan
giberelin dalam umur pembungaan dan persentase bunga menjadi buah.
Konsentrasi yang berlebih dapat menghambat kerja hormon tersebut. Oleh
karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
konsentrasi fermentasi keong mas sebagai ZPT organik terhadap percepatan
waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pemberian ZPT organik auksin terhadap pertumbuhan dan
hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima?
2. Pada perlakuan konsentrasi ZPT organik auksin berapakah yang paling
optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium
ascalonicum L.) var.Bima?
C. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah:
1. Keong mas yang digunakan sebagai bahan pembuatan ZPT didapatkan dari
beberapa sawah di daerah pasar Stan Maguwoharjo Kab.Sleman.
Pengumpulan keong mas dilakukan secara manual dan dikumpulkan ke
dalam karung.
2. Daging keong mas dihancurkan dengan metode perebusan terlebih dahulu
kemudian ditumbukan secara manual dengan tumbukan.
3. Konsentrasi ekstrak keong mas yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak
5%, 15% dan 25%.
4. Umbi bawang merah yang digunakan adalah bawang merah varietas Bima
yang didapatkan dari daerah Pantai Samas Desa Srigading Kab.Bantul D.I.Y
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT organik auksin terhadap
pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.)
var.Bima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Untuk mengetahui konsentrasi ZPT organik auksin yang paling optimal
terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum
L.) var.Bima
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
pemanfaatan keong mas sebagai ZPT organik dan budidaya bawang merah
2. Bagi Petani
Petani dapat memanfaatkan keong mas sebagai bahan ZPT organik dalam
meningkatkan hasil panen bawang merah
3. Bagi Dunia Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai
cara alternatif dalam pengendalian hama, cara bercocok tanam, membuat
ZPT organik dengan cara fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Tanaman Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang
yang ada di dunia. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm.
(Rahayu, 1998). Waktu panen bawang merah ±16 minggu. Bawang merah siap
dipanen pada pada saat daun mulai menguning kemudian melayu dan umbi
mulai menguning (Hidayat,2003).
a. Taksonomi Tanaman Bawang Merah
Menurut Tjitrosoepomo (2005), bawang merah dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Morfologi Tanaman Bawang Merah
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu akar, batang, daun, bunga, umbi, buah dan biji.
1). Akar
Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal
dan bercabang terpencar yang berada pada kedalaman antara 15-20 cm di
dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm (AAK, 2004).
2). Batang
Bawang merah memiliki batang sejati atau discus yang berbentuk seperti
cakram, tipis dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas
discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah, daun dan
batang semua yang berada didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi
umbi lapis (Sudirja, 2007).
3). Daun
Menurut Sudirja (2007) daun bawang merah berbentuk silindris kecil
memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna
hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya
relatif pendek.
4). Umbi
Bentuk umbi lonjong bercincin kecil pada leher cakram. Warna umbi
merah muda (Putrasamedja dan Suwandi,1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5). Bunga
Bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang
panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga
yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri
atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau
kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga (Sudirja,
2007).
6). Buah dan Biji
Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih dan
berwarna putih tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana,
1995).
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 2.1 Bawang merah
c. Bawang Merah varietas Bima Brebes
Varietas ini berasal dari daerah lokal Brebes. Umur tanaman 60 hari
setelah tanam. Tanaman berbunga pada umur 50 hari. Tinggi tanaman 25-44
cm. Tanaman agak sukar berbunga. Banyaknya anakan 7-12 umbi per rumpun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Bentuk daun berbentuk silinder berlubang. Warna daun hijau, jumlah daun
berkisar 14-50 helai. Warna bunga putih, warna biji hitam dan warna umbi
merah muda. Produksi umbi 9,9 ton/ha (Putrasamedja,1996).
d. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah
Bawang merah dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, bawang merah membutuhkan kondisi
lingkungan yang baik, ketersediaan cahaya, air, dan unsur hara yang memadai.
Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi
tinggi sehingga umbi tumbuh tidak sempurna dan dapat menjadi busuk.
Bawang merah termasuk tanaman yang menginginkan tempat yang beriklim
kering dengan suhu hangat serta mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bawang merah
membutuhkan tempat terbuka dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban
udara 80-90 %, dan curah hujan 300-2500 mm pertahun (BPPT, 2007). Angin
merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang
merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka
angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman.
Menurut Dewi (2012), bawang merah membutuhkan tanah yang subur
gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan tanah
lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik untuk
pertumbuhan bawang merah ada jenis tanah latosol, regosol, grumosol, dan
aluvial dengan derajat keasaman (pH) tanah 5,5 – 6,5 dan drainase dan aerasi
dalam tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dapat menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya berbagai
penyakit (Sudirja, 2007).
e. Teknik Penanaman dan Panen
Sebelum melakukan penanaman dilakukan pemilihan bibit dengan
ukuran bibit 3-4 g/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan
dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Umbi bibit yang
dipilih harus umbi yang utuh dan sehat yang ditandai dengan bentuk umbi yang
kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau).
Bibit yang dipilih harus benih dari jenis unggul dan murni artinya bibit tidak
tercampur dengan jenis atau varietas lain. Cara penanaman dilakukan dengan
cara kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-
siungnya, untuk mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit tersebut
dipotong ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam dan ditutup dengan tanah
tipis (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Panen bawang merah dilakukan apabila umbi sudah cukup umur
sekitar 70 HST yang ditandai dengan ±60% daun mulai rebah, menguning atau
mengering dan batang semu bagian pangkal sudah kempis dan terkulai. Cara
panen bawang merah adalah mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati
supaya tidak ada umbi yang tertinggal dan panen dilakukan ketika cuaca cerah
yaitu pada pagi hari dan keadaan tanah dalam kondisi kering (Tim Bina Karya
Tani, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
f. Kandungan Gizi Tanaman Bawang Merah
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang
bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Kandungan lain dari
bawang merah di antaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat,
dan serat (Rodrigues et al., 2003). Satu setengah sampai tiga setengah ons
bawang segar apabila dikonsumsi secara teratur mengandung kuersetin yang
cukup sebagai perlindungan terhadap kanker. Bawang kaya akan flavonoid
yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan
pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel sensitif estrogen pada
kanker payudara (Anonim1, 2007). Komponen lain berupa minyak atsiri yang
dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan citarasa gurih pada makanan.
g. Manfaat Tanaman Bawang Merah
Bawang merah berkhasiat menurunkan panas, menghangatkan,
memudahkan pengeluaran angin dari perut, melancarkan pengeluaran air seni,
mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, dan kadar gula dalam
darah. Bawang merah juga bisa mencegah kanker karena kandungan sulfurnya
(Anonim2, 2014).
h. Hama dan Penyakit
1) Hama
Hama yang dapat meyerang tanaman bawang merah antara lain:
a) Ulat grayak Spodoptera exigua (Lepidoptera : Noctuidae)
Daun bawang merah yang terserang kelihatan ada bercak putih panjang
atau menjadi seperti membran dan layu. Warna ulat mula-mula hijau kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menjadi coklat tua dengan garis-garis putih. Panjang ulat ± 2,5 cm. Siklus
hidup sekitar 23 hari. Ngengat betina menghasilkan telur ± 1000 butir. Sesudah
menetas, ulat segera masuk ke dalam rongga daun bawang merah sebelah atas.
Mula-mula ulat berkumpul setelah itu daun habis dimakan dan ulat segera
menyebar. Jika populasi besar, ulat juga memakan umbi.
b) Pengorok daun Liriomyza chinensis (Diptera : Agromyzidae)
Telur dari serangga ini berwarna putih bening berukuran 0,28 mm x 0,15
mm dan lama stadium telur berlangsung antara 2-4 hari. Telur diletakkan
dalam jaringan daun melalui ovipositor. Larva yang baru keluar berwarna putih
susu atau putih kekuningan dan segera mengorok jaringan mesofil daun serta
tinggal dalam liang korokan selama hidupnya. Larva kemudian keluar dari
liang korokan untuk berkepompong. Pupa lalat pengorok ini sering ditemukan
menempel pada permukaan bagian dalam dari rongga daun bawang merah
(Samsudin, 2008). Liriomyza chinensis menyerang tanaman bawang merah dari
umur 15 hari setelah tanam sampai menjelang panen. Larva pengorok daun
bawang merah ini dapat masuk sampai ke umbi bawang dan hal ini yang
membedakan dengan jenis pengorok daun yang lain (Udiarto dkk, 2005).
c) Ngengat gudang
Larva berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik warna gelap
dengan panjang tubuh larva ± 1 mm. Gejala serangan umbi bawang merah
menjadi keropos, jika dibelah ditemukan larva atau kotorannya (Udiarto dkk,
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain:
a) Bercak ungu (Purple blotch) disebabkan oleh Altenaria porri (Ell.) Cif
Infeksi awal pada daun menimbulkan bercak berukuran kecil, melekuk
ke dalam, berwarna putih dengan pusat yang berwarna ungu (kelabu). Jika
cuaca lembab, serangan berlanjut dengan cepat, bercak berkembang hingga
menyerupai cincin dengan bagian tengah yang berwarna ungu dengan tepi
kemerahan dikelilingi warna kuning yang dapat meluas ke bagian atas maupun
bawah bercak. Ujung daun mengering sehingga daun patah. Serangan dapat
berlanjut ke umbi yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu
merah kecoklatan. Semula umbi membusuk dan berair yang dimulai dari
bagian leher kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengering dan berwarna
lebih gelap. Umbi tersebut dapat menjadi sumber infeksi untuk tanaman
generasi berikutnya jika digunakan sebagai bibit (Udiarto dkk. 2005).
b) Antraknose disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides
(Penz.)
Di daerah Brebes dan sekitarnya, penyakit ini disebut penyakit otomatis
karena tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat, mendadak dan
serentak. Serangan awal ditandai dengan terlihatnya bercak berwarna putih
pada daun selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam, berlubang dan patah karena
terkulai tepat pada bercak tersebut. Jika infeksi berlanjut, maka terbentuklah
koloni konidia yang berwarna merah muda yang kemudian berubah menjadi
coklat muda, coklat tua dan akhirnya kehitam-hitaman. Dalam kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kelembaban udara yang tinggi terutama pada musim penghujan, konidia
berkembang dengan cepat membentuk miselia yang tumbuh menjalar dari
helaian daun, masuk menembus sampai ke umbi, seterusnya menyebar di
permukaan tanah berwarna putih dan menginfeksi inang di sekitarnya. Umbi
kemudian membusuk, daun mengering dan sebaran serangan yang bersifat
sporadis tersebut pada hamparan tanaman akan terlihat gejala botak-botak di
beberapa tempat (Udiarto dkk, 2005).
c) Penyakit embun bulu atau tepung palsu disebabkan oleh cendawan
Peronospora destructor (Berk.) Casp.
Pada kondisi yang lembab, berkabut atau curah hujan tinggi, cendawan
akan membentuk masa spora yang sangat banyak yang terlihat sebagai bulu-
bulu halus berwarna ungu yang menutupi daun bagian luar dan batang. Gejala
kelihatan lebih jelas jika daun basah terkena embun. Gejala akibat infeksi
cendawan ini dapat bersifat sistemik dan lokal. Jika infeksi terjadi pada awal
pertumbuhan tanaman, tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhan
tanaman terhambat dan daun berwarna hijau pucat (Macnab dkk, 1983 dalam
Udiarto dkk, 2005). Bercak infeksi pada daun mampu menyebar ke bawah
hingga mencapai umbi lapis kemudian menjalar ke seluruh lapisan sehingga
umbi menjadi berwarna coklat. Serangan lanjut akan mengakibatkan umbi
membusuk tetapi lapisan luarnya mengering dan berkerut, daun layu dan
mengering, sering dijumpai anyaman miselia yang berwarna hitam (Udiarto
dkk, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d) Penyakit moler atau layu Fusarium (twisting disease) disebabkan oleh
cendawan Fusarium oxysporum (Hanz.)
Sasaran serangan adalah bagian dasar umbi lapis. Akibatnya
pertumbuhan akar maupun umbi terganggu. Gejala visual adalah daun yang
menguning dan cenderung terpelintir (terputar). Tanaman sangat mudah
tercabut karena pertumbuhan akar terganggu bahkan membusuk. Pada dasar
umbi terlihat cendawan yang berwarna keputih-putihan sedangkan jika umbi
lapis dipotong membujur terlihat adanya pembusukan yang berawal dari dasar
umbi meluas ke atas maupun ke samping. Serangan lanjut akan mengakibatkan
tanaman mati yang dimulai dari ujung daun dengan cepat menjalar ke bagian
bawahnya (Udiarto dkk, 2005).
2. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari beberapa proses
metabolisme tumbuhan (Gardner et al., 1991). Menurut Harjadi (1993),
pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang dapat
diketahui dengan adanya pertambahan panjang, diameter, dan luas bagian
tanaman. Parameter lain yaitu adanya pertambahan volume, massa, berat basah
dan berat kering tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Pertumbuhan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan antara lain umur, tanaman, faktor hereditas, dan
zat pengatur tumbuh. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
adalah cahaya, temperatur, kelembaban, nutrisi atau garam-garam mineral,
oksigen (Harjadi, 1993). Faktor internallah yang akan berpengaruh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pertumbuhan bawang merah karena adanya zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan
menghasilkan penambahan ukuran dan berat. Kurva pertumbuhan tanaman
dalam interval waktu yang teratur akan berbentuk S. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan dimulai secara pelan kemudian melewati fase
pertambahan besar yang cepat dan diikuti pertumbuhan rata-rata yang menurun
secara gradual sampai ke titik berhentinya tumbuh (Gardner et al.,1991).
3. Keong Mas
Keong mas atau siput murbai (Pomacea canaliculata L.) termasuk
golongan mollusca (hewan bertubuh lunak dan tidak beruas). Binatang ini suka
mengeluarkan lendir, dan aktif makan pada malam hari. Pada siang hari
biasanya bersembunyi di tempat teduh dan lembab. Alat makannya berbentuk
seperti lidah dengan permukaan kasar yang disebut dengan radula (Rukmana,
1997).
a. Taksonomi Keong Mas
Klasifikasi ilmiah menurut (Djajasasmita, 1993) untuk keong mas adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Ampullariidae
Ordo : Operculata
Genus : Pomacea
Spesies : Pomacea canaliculata L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Morfologi Telur Keong Mas
Cangkang keong emas dewasa berwarna kuning keemasan. Keong muda
ukurannya sangat kecil dan dan berwarna putih. Sedangkan keong emas
dewasa mempunyai ukuran yang bervariasi, tergantung umur dan kesediaan
makanan. Perbedaan jenis kelamin dapat dikenali dari bentuk cangkangnya.
Cangkang keong emas betina melengkung ke arah dalam sedangkan keong
emas jantan cangkangnya melengkung keluar (Susanto, 1993).
Sumber: Siklushidupkeongmas.com
Gambar 2.2 Keong mas
c. Siklus Hidup
Ketersediaan makanan dan air merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku keong emas untuk menyelesaikan
satu siklus. Siklus hidup keong emas memerlukan waktu 60-80 hari dalam
menghasilkan telur. Satu induk dapat menghasilkan 10 kelompok telur dan
mampu bertelur sebanyak 15 kali. Sementara 1 kelompok dapat menetas
hingga 15.000 ekor keong emas. Penetasan satu kelompok telur memerlukan
waktu antara 3-5 hari. Satu kelompok telur berukuran mencapai 1,5×10 cm.
Masa berkembang biaknya dari satu telur menetas sampai menjadi dewasa,
siap kawin, dan berkembang biak memerlukan waktu 60 hari hari terus sampai
berumur 3 tahun (Budiyono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.3 Siklus hidup keong mas (Sumber: Farmingblogger.com)
d. Habitat
Habitat keong mas berada di kolam, rawa, sawah, irigasi, saluran air dan
areal yang selalu tergenang dan dapat bertahan hidup pada lingkungan yang
ganas seperti air yang terpolusi atau kurang kandungan oksigen. Keong mas
mengubur diri dalam tanah yang lembab selama musim kemarau dan dapat ber-
diapause selama 6 bulan kemudian aktif kembali jika tanah diairi. Telur keong
mas biasanya diletakkan saat malam hari pada tumbuhan, pematang dan barang
lain (seperti ranting, ajir, batu, dll) di atas permukaan air (Pitojo, 1996).
e. Makanan Keong Mas
Keong mas memakan beragam tumbuhan seperti ganggang, azola,
rumput bebek, eceng gondok, bibit padi dan tumbuhan berdaun sukulen
lainnya. Keong mas memilih bagian yang lunak dari tanaman muda sebab
keong mas makan dengan cara mengerok permukaan tanaman dengan lidahnya
yang kasar. Keong mas ini juga memakan bahan organik yang sedang
berdekomposisi (Budiyono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
f. Kandungan Gizi Keong Mas
Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Kandungan protein
sebesar 59,83%. Berbagai jenis asam amino dengan komposisi: arginin 18,9%,
histidin 2,8%, isoleusin 9,2%, leusin 10%, lisin 17,5%, methionin 2%,
phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan 1,2%, dan valin 8,7% dimana
senyawa asam amino Triptofan ini merupakan senyawa prekursor pembentuk
ZPT Indole Acetic Acid (IAA) (Anonim, 2004 dalam Chaniago, 2015).
4. Mikroorganisme Lokal (MOL) Keong Mas
Menurut Purwasasmita (2009) dalam Nappu dan Syarief (2011), larutan
mikroorganisme lokal adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari
berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan mikroorganisme lokal
mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan
sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga MOL dapat
digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan pestisida organik
terutama sebagai fungisida. Ada 3 komponen utama dalam pembuatan MOL
menurut Mulyono (2014):
a. Karbohidrat: diperoleh dari air tajin (air cucian beras), sisa gandum, kentang,
jagung, singkong dan nasi yang telah basi.
b. Glukosa: diperoleh pada bahan yang mengandung gula seperti molase
(ampas tebu), gula merah, gula pasir cair, air kelapa dan seluruh bahan yang
mengandung gula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Sumber mikroorganisme: diperoleh dari sisa-sisa bahan busuk, terasi, sisa
ikan, rebung bambu, berenuk, bonggol pisang dan ramin (cairan isi perut
hewan).
MOL berbahan keong mas difermentasi selama 14 hari untuk
mendapatkan hasil yang optimal karena setelah fermentasi 3 minggu diduga
jumlah CO2 hasil fermentasi sudah sedemikian besarnya sehingga mulai
menghambat perkembangan mikroorganisme yang diinginkan, disamping itu
ketersediaan nutrisi sudah sangat terbatas sehingga berdasarkan kurva
pertumbuhan mikroorganisme, pertumbuhan mikroorganisme mulai memasuki
fase menuju kematian (Juanda,2011). Mol keong mas mengandung protein,
Azotobacter, Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus dan
Pseudomonas (Anonim, 2012 dalam Damayanti, 2015).
Menurut Annas, 2014 dalam Chaniago, 2016, proses pembuatan ZPT
dari ekstrak keong mas dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan seperti
keong mas (1 kg), air cucian beras (4 liter), air kelapa (2 liter), gula
merah/molase (400 g/400 ml) dan EM4 (160 ml). Cara pembuatannya ialah
ambil air cucian beras + EM4 lalu endapkan selama 1 malam, rebus keong mas
dan pisahkan daging dan cangkang setelah itu tumbuk dagingnya, encerkan
gula merah, campurkan air bersih + air kelapa + daging yang telah ditumbuk
dalam 1 wadah dan aduk rata, tutup ember dan diikat, beri lubang di bagian
atas sesuai ukuran selang plastik, masukan selang ke lubang, hubungkan selang
dengan botol air kemasan yang telah diisi air setengahnya, tunggu proses
fermentasi selama 10, 15 dan 20 hari, saring dan peras ekstraknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menggunakan kain saring atau saringan. ZPT yang telah diekstrak siap
diaplikasikan ke tanaman.
5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam
jumlah sedikit (lmM) dapat merangsang, menghambat dan mempengaruhi pola
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Wattimena 2000 dalam Harahap,
2012). Zat pengatur tumbuh ada yang berasal dari tumbuhan itu sendiri (zat
pengatur tumbuh endogen) dan bersifat alami dan ada juga yang berasal dari
luar tumbuhan tersebut dan disebut sintetis. Zat pengatur tumbuh sangat
diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Tanpa zat pengatur tumbuh, pertumbuhan eksplan akan terhambat, bahkan
mungkin tidak tumbuh sama sekali.
Fitohormon dibagi menjadi 5 golongan yaitu: auksin, giberelin, sitokinin,
asam absisik dan etilen. Fitohormon ini terdapat di dalam tanaman dalam
berbagai bentuk, sehingga sulit untuk mengerti cara kerja fitohormon itu
dengan cara baik. Asam absisik merupakan senyawa yang bersifat inhibitor
(penghambat) yang berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin. Selain itu
tanaman juga mengandung senyawa-senyawa lain yang turut aktif dalam
berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan. Senyawa-senyawa itu, antara
lain adalah asam polifenolik, vitamin, siklitol dan berbagai senyawa lainnya
(Harahap, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Auksin
Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang rnendorong elongasi
jaringan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan Avena atau
tanarnan lainnya. Indole Asetic Acid (IAA) atau auksin yang terdapat pada
tanaman sehingga disebut auksin endogen. IAA terbentuk dari triptofan yang
merupakan suatu senyawa dengan inti indole dan selalu terdapat dalam
jaringan tanaman.
1) Pusat Pembentukan auksin
Pusat pembentukan auksin ialah ujung koleoptil. Jika ujung itu dibuang,
terhambatlah pertumbuhan koleoptil (Dwijoseputro, 1992).
2) Distribusi auksin
Auksin yang terbentuk di puncak koleoptil beredar ke bagian-bagian
yang ada di bawah koleoptil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar
(Dwijoseputro, 1992).
3) Biosintesis auksin
Di dalam proses biosintesis trytophan berubah menjadi IAA dengan
membentuk Indole pyruvic acid dan indole-3-acetaldehyde. Tetapi IAA ini
dapat pula terbentuk dari tryptamine yang selanjutnya menjadi Indole-3-
acetaldehyde, selanjutnya menjadi Indole-3-acetic acid (IAA). Sedangkan
mengenai perubahan dari ndole-3-acetonitrile menjadi IAA dengan bantuan
enzim nitrilase prosesnya masih belum diketahui (Abidin, 1982). Secara
sederhana bahwa gula (glukosa, arabinosa) dan lemak membentuk kompleks
IAA (Heddy, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4) Auksin dan pengembangan sel
Menurut Dwijoseputro (1992), bahwa fungsi auksin bukan hanya
menambah kegiatan pembelahan sel di jaringan meristem saja melainkan
berupa pengembangan sel-sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel-sel
tersebut menjadi panjang-panjang dan banyak berisi air. Auksin mempengaruhi
pengembangan dinding sel sehingga mengakibatkan berkurangnya tekanan
dinding sel terhadap protoplas karena tekanan dinding sel berkurang maka
protoplas mendapat kesempatan untuk menyerap air dari sel-sel yang terdekat
pada titik tumbuh yang mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan
demikian didapatkan sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah
belakang titik tumbuh.
Pengaruh pemberian ZPT dengan konsentrasi yang berbeda dapat
memberikan efek yang berlawanan. Zat pengatur tumbuh hanya efektif jika
diberikan pada konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, ZPT
dapat merusak bagian yang terluka sedangkan jika konsentrasinya di bawah
optimum tidak efektif (Wudianto, 1998).
5) Pengaruh cahaya terhadap auksin
Auksin pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa
pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu
senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan
koleoptil ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah
fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil.
Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari
(Salisbury dan Ross, 1995).
Tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya
sangat cepat, selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung
warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin
tidak dihambat oleh sinar matahari sedangkan untuk tanaman yang diletakkan
ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap tetapi tekstur
batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Lakitan dkk, 2007).
6) Fungsi auksin
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan
akar, merangsang dan mempertinggi prosentase pembentukan bunga dan buah,
membantu proses partenokarpi, memecah dormansi pucuk apikal,
mempercepat pemasakan buah dan mengurangi jumlah biji dalam buah
(Dwiati,2016).
b. Giberelin
Zat pengatur tumbuh (ZPT) lain yang sering ditambahkan ke dalam
medium adalah Giberellin, ZPT yang dalam bentuk larutan pada temperatur
tinggi mudah kehilangan sifatnya sebagai ZPT. Giberellin (asam Giberellate)
dalam dosis tinggi menyebabkan gigantisme, sesuai dari penemuan awal yang
menunjukkan bahwa ZPT ini berefek meningkatkan pertumbuhan sampai
beberapa kali. Giberellin berpengaruh terhadap pembesaran dan pembelahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sel, pengaruh Giberellin ini mirip dengan auksin yaitu antara lain pada
pembentukan akar. Giberellin dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
jumlah auksin endogen (Harahap, 2012).
c. Sitokinin
Sitokinin berperan penting dalam pengaturan pembelahan sel dan
morfogenesis. Sitokinin yang pertama sekali ditemukan adalah kinetin. Kinetin
bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi terhadap
diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan konsentrasi relatif tinggi,
diferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordia akar, sedangkan
pada pemberian kinetin yang relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah
pembentukan primordia batang atau tunas (Harahap, 2012).
d. Etilen
Tumbuhan menghasilkan etilen sebagai respons terhadap berbagai stres
seperti kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, cedera dan infeksi. Etilen
juga dihasilkan selama pematangan buah dan kematian sel terprogram, serta
sebagai respons terhadap auksin yang diberikan secara eksternal dalam kadar
tinggi. Bahkan banyak efek yang sebelumnya dinyatakan sebagai akibat
auksin, misalnya pengahambatan pemanjangan akar mungkin disebabkan oleh
produksi etilen yang diinduksi oleh auksin. Fitohormon auksin yang
diharapkan terdapat pada daging keong mas sebagai zat pengatur tumbuh
organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Chaniago (2015) melakukan penelitian dengan judul “Teknik Pembuatan
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dari Beberapa Mollusca Dan Aplikasinya
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa)
Dengan Hidroponik FHS (Floating Hydroponic System)”. Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menentukan teknik pembuatan ZPT dari
beberapa molusca dan juga untuk menentukan teknik beberapa aplikasi
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Penelitian ini dilakukan di
Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatra Utara. Metode
penelitian ini dengan dua faktor yaitu perlakuan jenis mollusca (B) yang terdiri
atas tiga taraf perlakuan yaitu B1(bekicot), B2 (keong mas), B3 (kerang) dan
perlakuan beberapa teknik aplikasi (T) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan
yaitu T1 (dilarutkan dalam media tanam), T2 (direndam dalam biji), T3
(disemprot ke tanaman). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun, jumlah klorofil, produksi segar/tanaman dan produksi segar/plot. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ZPT yang memberikan pengaruh terbaik
berasal dari Kerang (B3) dan Teknik aplikasi ZPT terbaik yaitu dilakukan
perendaman pada benih (T2).
Nurlaeni dan Surya (2015) melakukan penelitian dengan judul “Respon
stek pucuk Camelia japonica terhadap pemberian Zat Pengatur Tumbuh
organik”. Penelitian ini ditujukan pemberian ZPT organik terhadap
pertumbuhan stek pucuk Camelia japonica. Metode penelitian ini disusun
dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 ulangan. Faktor yang diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yaitu ZPT organik dengan konsentrasi 0%, 5%, 25%, 50%, 100% dan Rootone-
F dengan dosis 2 g/ml yang digunakan sebagai pembanding. Parameter yang
diamati yaitu tinggi stek, persentase hidup stek, jumlah akar, panjang akar,
diameter batang, diameter kalus, jumlah bunga, berat basah dan berat kering
stek. Hasil penelitian tersebut tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ZPT
organik dengan ZPT sintetik, perbedaan hanya terlihat pada parameter berat
basah tanaman dengan nilai tertinggi pada perlakuan ZPT organik konsentrasi
25%.
C. Kerangka Berpikir
Keong mas mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Tetapi
keong mas menjadi hama bagi para petani maka dari itu diperlukan
penanggulangan terhadap masalah tersebut. Sebenarnya, keong mas dapat
dijadikan bahan pembuatan pupuk/hormon yang bermanfaat dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena keong mas mengandung berbagai jenis asam
amino, salah satunya senyawa triptofan yang merupakan senyawa prekursor
pembentuk ZPT IAA. Peranan auksin antara lain mendorong pertumbuhan dengan
pemanjangan dan pengembangan sel sehingga akan berpotensi pada percepatan
waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima.
Dalam pembuatan ZPT dilakukan dengan membuat beberapa konsentrasi.
Penentuan konsentrasi ZPT organik auksin berdasarkan referensi dalam
pembuatan ZPT organik yaitu 0% hingga 100%. Dari patokan konsentrasi tersebut
maka dibuat beberapa konsentrasi di atas 0% dan di bawah 100%. Jadi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
adanya kandungan dalam keong mas, beberapa konsentrasi ZPT organik auksin
yang dibuat dapat berpotensi pada percepatan waktu panen bawang merah (Allium
ascalonicum L.) var.Bima. Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini
ditampilkan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Bagan Kerangka berpikir
D. Hipotesis
1. Pemberian ZPT organik auksin berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima
2. Konsentrasi ZPT organik auksin 25% merupakan konsentrasi yang paling
optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium
ascalonicum L.) var.Bima
Keong mas menjadi hama bagi
para petani (Budiyono,2006)
Keong mas mengandung senyawa
triptofan yang merupakan senyawa
prekursor pembentuk ZPT IAA (Anonim,
2004 dalam Chaniago, 2015)
Produksi Bawang merah
menurun dari tahun 2011
hingga 2015 di D.I.Y
Dijadikan ZPT Organik Auksin
dengan konsentrasi di atas 0% dan di
bawah 100% (Nurlaeni dan Surya,
2015)
Memicu percepatan waktu
panen bawang merah
(Allium ascalonicum L.)
var.Bima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu penelitian
kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari satu faktor dan 10 kali pengulangan. Dalam penelitian
ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol.
1. Variabel bebas: konsentrasi ekstrak keong mas yaitu 5%, 15% dan 25%
dengan kontrol tanpa keong mas.
2. Variabel terikat: waktu muncul daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan
berat basah umbi bawang merah.
3. Variabel kontrol: jumlah umbi yang ditanam, media tanam dan volume
penyiraman air.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Maret 2017 sampai 27 Juni 2017 di
Kebun Biologi, Maguwoharjo, Sleman, D.I.Yogyakarta.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari satu faktor dan 10 kali pengulangan. Pada penelitian ini terdapat 3
perlakuan konsentrasi yaitu 5%, 15%, 25% dan kontrol sehingga terdapat 40
tanaman. Denah penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 3.1 Denah Penelitian
Keterangan:
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10: Pengulangan
A : Perlakuan konsentrasi 5%
B : Perlakuan konsentrasi 15%
C : Perlakuan konsentrasi 25%
K : Kontrol
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter air, soil tester,
Total Disolved Solid (TDS), gelas ukur 1000 mL, selang plastik berdiameter
0,5 m, timbangan, polybag ukuran 30 x 30 cm, ember cat plastik, botol mineral
ukuran 1,5 L, saringan, tumbukan, panci, pisau, cetok, pengaduk, lilin/malam,
alat tulis dan kamera.
K5
K2
A8 B9 C10
C7
B4
A2 C2
A4
K3
C4
A9
A3
K7
B10
C5
A1
C6
K4
C1
A10
K1
B1
K10 B5
K6 C8
K9 B2 K8
B7 A6
B3
C3
A1
B8
C9
A5
B6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keong mas, molase,
air cucian beras, EM4, umbi bawang merah, sekam bakar, tanah dan air.
E. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang dimulai dari
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap perlakuan, tahap pengamatan dan
pengumpulan data dan tahap analisis data.
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan fermentasi daging keong mas
Pembuatan ekstrak daging keong mas dilakukan dengan cara fermentasi
karena pada tahun 1885, Salkowski menemukan indole-3-asetat (IAA) dalam
media fermentasi (Makosim dkk, 2011). Keong mas direbus dan pisahkan
cangkang dan dagingnya. Campurkan ± 1 kg daging keong mas yang sudah
ditumbuk, 500 ml molase, 4 liter air cucian beras dan 160 ml EM4 kemudian
masukkan ke dalam ember dan ditutup rapat. Mulut ember ditutup dengan
plastik yang telah dilubangi sebagai tempat ujung selang. Ujung selang
direkatkan dengan lubang pada plastik menggunakan lem plastik atau isolasi.
Lalu ujung selang yang satunya dihubungkan dengan botol mineral berisi air
setengahnya untuk menjaga tekanan udara. Fermentasi dilakukan selama 14
hari. Setelah itu hasil fermentasi disaring dan diencerkan sampai volumenya
mencapai 1000 ml untuk setiap konsentrasi (Annas, 2014 dalam Chaniago,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2015). Pembuatan larutan stok ZPT dilakukan dengan perbanyakan larutan
ZPT. Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara:
1) Konsentrasi 5%: 50 ml ZPT daging keong mas+ 950 ml air
2) Konsentrasi 15%: 150 ml ZPT daging keong mas + 850 ml air
3) Konsentrasi 25%: 250 ml ZPT daging keong mas + 750 ml air
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penanaman Bawang merah
Bawang merah yang ditanam merupakan varietas Bima yang didapatkan
daerah Pantai Samas, Desa Srigading, Kab.Bantul, D.I.Y. Menurut
(a) (b)
(c)
Gambar 3.2 Pembuatan ZPT keong mas
(a) Hasil campuran semua bahan,
(b) proses penyaringan, (c) ZPT organik auksin
berbahan keong mas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Putrasamedja (1996), bawang merah varietas Bima ini memiliki daya adaptasi
yang cukup bagus untuk ditanam di semua wilayah Indonesia serta cukup tahan
terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis alii) dan peka terhadap penyakit busuk
ujung daun (Phytophtora porii). Penanaman bawang merah dilakukan secara
vegetatif yang dilakukan di dalam polybag ukuran 30 x 30 cm dengan 1 bibit
pada polybag. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 g/umbi (Winarko,
2012) dengan masa simpan bibit selama 2 bulan. Penanaman bibit dilakukan
dengan cara membenamkan bibit ketanah sampai potongan bibit pada bagian
ujung atasnya kira-kira kedalamannya ± 3 cm (usahakan bibit berdiri tegak),
kemudian tanaman ditutup dengan tanah, agar posisi bibit tidak goyang. Media
tanam yang digunakan adalah tanah aluvial dan sekam bakar yang diisi ± 4 cm
dari permukaan atas polybag.
(a) (b)
Gambar 3.3 Penanaman bawang merah
(a) pemotongan 1/3 umbi bawang merah
(b) peletakkan umbi bawang merah dalam polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Pemberian ZPT
Pemberian ZPT dilakukan 4 hari sekali pada sore hari dengan volume
penyiraman 100 ml untuk setiap tanaman dan dilakukan setelah tanaman
bawang merah berumur 4 hari setelah penanaman.
Gambar 3.4 Takaran pemberian ZPT sebanyak 100 mL
4. Pengukuran
a. Waktu Muncul Daun Pertama
Kecepatan tumbuh daun dihitung dengan cara menghitung jumlah hari
sejak umbi ditanam hingga saat daun pertama muncul berukuran 1 mm
berwarna hijau dan tumbuh ke arah atas.
b. Jumlah Daun
Jumlah Daun dihitung pertumbuhannya dari awal penanaman bawang
merah hingga pemanenan setiap 4 hari sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Jumlah Umbi per Rumpun
Jumlah umbi diamati pada hari ke 65 dengan menghitung banyaknya
umbi per rumpun dengan ciri-ciri umbi berwarna merah pada setiap
perlakuan.
d. Berat basah Umbi per Rumpun
Berat basah umbi per rumpun dilakukan dengan cara menimbang
umbi yang terdapat dari setiap rumpun tanaman. Penimbangan dilakukan
pada hari ke 65 sebelum itu, umbi dibersihkan dari tanah yang menempel.
Data yang diperoleh dituliskan dalam tabel 3.3, 3.4, 3.5 dan 3.6
5. Pemeliharaan
a) Penyiraman
Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari (kecuali
pada saat hujan).
b) Penyulaman
Penyulaman dilakukan mulai awal pertumbuhan sampai umur 14 hari
setelah tanam dengan mengganti umbi busuk atau mati dengan umbi
yang sehat dengan tanaman cadangan yang sudah disiapkan sebelumnya.
c) Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma
yang tumbuh di dalam polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
6. Panen
Pemanenan bawang merah dilakukan pada umur sekitar 65 hari setelah
tanam. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca
cerah. Dilakukan dengan mencabut rumpun tanaman secara hati-hati
(Gayatri,2014).
7. Penimbangan berat basah tanaman bawang merah
Setelah selesai panen, tanaman bawang merah untuk setiap perlakuan
dilakukan penimbangan bobot berat basahnya menggunakan timbangan.
Tabel 3.1 Waktu Muncul Daun Pertama Perlakuan Waktu Muncul Daun Pertama (HST)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
C
Kontrol
Tabel 3.2 Jumlah Daun Perlakuan Jumlah Daun (Helai) Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
C
Kontrol
Tabel 3.3 Jumlah umbi Perlakuan Jumlah Umbi Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
C
Kontrol
Tabel 3.4 Berat basah umbi Perlakuan Berat Basah (gr) Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
C
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16.0 dengan Uji Anova untuk
One factor between subject dengan analisis nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila
nilai Fobservasi < Fkritikal maka signifikan yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima.
Jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan
berdasarkan Uji Duncan pada tingkat signifikan 5%. Sebelum itu dilakukan uji
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji
Levene pada data yang diperoleh.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak, dikatakan normal apabila p value (sig) > 0,05
sehingga Ho diterima. Dimana Ho adalah data yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal dan Hi adalah data yang diambil bukan dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk melihat
bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variasi yang sama, dikatakan homogen bila p value (sig) > 0,05. Jika
data yang diperoleh tidak normal dan homogen maka dilakukan uji statistik
menggunakan non-parametrik dengan uji Kruskall Wallis. Jika nilai p value
ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig. < Fkritikal maka Hi diterima dan Ho
ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sampel yang digunakan adalah 45 bawang merah varietas Bima Brebes
yang diberi perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh Auksin dengan
konsentrasi yang berbeda serta perlakuan kontrol. Umbi bawang merah yang
telah dipotong ujungnya ditanam dalam media tanam berupa tanah aluvial yang
dicampur dengan sekam bakar dengan perbandingan 2:1. Sekam digunakan
sebagai campuran media tanam karena memiliki efek drainase sehingga akar
tanaman bawang merah dapat menembus media tanam dengan mudah dan
menjaga kelembaban tanah. Tanaman bawang merah dipanen pada umur 65
hari setelah tanam (hst). Berikut ini adalah aspek yang diukur dalam penelitian:
1. Waktu Muncul Daun Pertama
Saat daun pertama muncul adalah peubah pengamatan untuk menunjukkan
jumlah hari yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan daun pertama.
Pengamatan peubah saat daun pertama muncul dilakukan dengan cara mencatat
tanggal pada saat minimal terdapat satu daun berwarna hijau yang tumbuh ke
arah atas. Jumlah hari sejak umbi ditanam sampai daun pertama muncul
dihitung kemudian menjadi jumlah hari yang dibutuhkan tanaman untuk
menghasilkan daun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4.1 Data daun pertama
Perlakuan Waktu Muncul Daun Pertama (HST) Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 8 8 10 9 10 8 7 10 9 10 8,9
B 12 11 10 9 9 8 7 8 9 11 9,4
C 9 10 12 13 9 8 9 9 8 9 9,6
Kontrol 10 9 12 10 10 9 10 7 8 9 9,4
Berdasarkan data diatas, range waktu muncul daun pertama pada
konsentrasi 5% yaitu 3 yang berarti terdapat interval 7 – 10, berdasarkan hasil
uji statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 5% yaitu 7 dan
waktu maximum yang diperoleh yaitu 10 yang berarti waktu tercepat
munculnya daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 7 hari setelah tanam (hst)
dan waktu paling lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 10
hst. Modus pada konsentrasi 5% adalah 10 sehingga waktu munculnya daun
pertama pada konsentrasi 5% paling banyak muncul pada 10 hst. Mean waktu
muncul daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 8,90 hst.
Berdasarkan tabel 4.1, range waktu muncul daun pertama pada
konsentrasi 15% yaitu 5 yang berarti terdapat interval 7 - 12, berdasarkan hasil
uji statistik¸ waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 15% yaitu 7 dan
waktu maximum yang diperoleh yaitu 12 yang berarti waktu tercepat
munculnya daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 7 hst dan waktu paling
lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 12 hst. Modus pada
konsentrasi 15% adalah 9 sehingga waktu munculnya daun pertama pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
konsentrasi 15% paling banyak muncul pada 9 hst. Mean waktu muncul daun
pertama pada konsentrasi 15% yaitu 9,40 hst.
Menurut data pada tabel 4.1, range waktu muncul daun pertama pada
konsentrasi 25% yaitu 5 yang berarti terdapat interval 8 - 13, berdasarkan hasil
uji statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 25% yaitu 8 dan
waktu maximum yang diperoleh yaitu 13 yang berarti waktu tercepat
munculnya daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 8 hst dan waktu paling
lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 13 hst. Modus pada
konsentrasi 25% adalah 9 sehingga waktu munculnya daun pertama pada
konsentrasi 25% paling banyak muncul pada 9 hst. Mean waktu muncul daun
pertama pada konsentrasi 25% yaitu 9,60 hst.
Berdasarkan hasil pengamatan, range waktu muncul daun pertama pada
kontrol yaitu 5 yang berarti terdapat interval 7 - 12, berdasarkan hasil uji
statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh kontrol yaitu 7 dan waktu
maximum yang diperoleh yaitu 12 yang berarti waktu tercepat munculnya daun
pertama pada kontrol yaitu 7 hst dan waktu paling lama munculnya daun
pertama pada kontrol yaitu 12 hst. Modus pada kontrol adalah 10 sehingga
waktu munculnya daun pertama pada kontrol paling banyak muncul pada 10
hst. Mean waktu muncul daun pertama pada kontrol yaitu 9,40 hst. Jadi
kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol,
waktu muncul daun pertama yang paling cepat adalah 8,90 hst pada konsentrasi
5% .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hasil uji normalitas waktu munculnya daun pertama diperoleh p value
(sig) = 0,106 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data
diambil dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p
value (sig) = 0,703 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa ZPT organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda memiliki
variasi yang sama (homogen) (lihat lampiran 5.1). Hasil uji One-way Anova,
menyimpulkan bahwa 0,731 ˃ 0,05 (lihat lampiran 5.2) maka hasil tersebut
tidak signifikan. Jadi, pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik
auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata terhadap waktu muncul daun pertama tanaman bawang merah
Var.bima walaupun berdasarkan data mean yang diperoleh menunjukkan
adanya pengaruh karena yang tercepat memunculkan daun pertama adalah
konsentrasi 5% tetapi berdasarkan hasil uji anova menunjukkan tidak adanya
pengaruh hal ini akan dijelaskan pada pembahasan.
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bawang merah var.bima
Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung masing-masing
helai daun pada setiap tanaman. Berikut ini adalah data hasil pengamatan
jumlah daun tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian ZPT organik
Auksin dengan variasi konsentrasi dan Kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.2 Data hasil pertumbuhan jumlah daun tanaman bawang merah
Ulangan Jumlah daun (helai)
Konsentrasi
5%
Konsentrasi
15%
Konsentrasi
25%
Kontrol
1 30 24 21 23
2 12 28 29 16
3 20 6 20 22
4 46 26 13 33
5 25 29 26 29
6 26 31 12 30
7 28 24 31 37
8 23 28 27 32
9 18 26 20 21
10 24 23 23 21
Jumlah 252 245 222 264
Rata-rata 25,2 24,5 22,2 26,4
Berdasarkan data di atas, daun yang paling banyak adalah pada kontrol
yaitu dengan jumlah daun 26,4 helai. Perlakuan pemberian zat pengatur
tumbuh organik auksin pada konsentrasi 5% lebih unggul dari konsentrasi 15%
dan 25%. Range jumlah daun pada konsentrasi 5% adalah 34 dengan interval
12 – 46. 12 helai daun merupakan helai daun paling sedikit yang terdapat pada
ulangan 2 sedangkan 46 helai daun merupakan helai daun paling banyak pada
ulangan 4. Mean jumlah daun pada konsentrasi 5% adalah 25,2 helai daun.
Berdasarkan tabel 4.2, range jumlah daun pada konsentrasi 15% adalah
25 dengan interval 6 – 31. 6 helai daun merupakan helai daun paling sedikit
yang terdapat pada ulangan 3 sedangkan 31 helai daun merupakan helai daun
paling banyak pada ulangan 6. Mean jumlah daun pada konsentrasi 15% adalah
24,50 helai daun.
Menurut data pada tabel 4.2, range jumlah daun pada konsentrasi 25%
adalah 19 dengan interval 12 – 31. 12 helai daun merupakan helai daun paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sedikit yang terdapat pada ulangan 6 sedangkan 31 helai daun merupakan helai
daun paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah daun pada konsentrasi 25%
adalah 22,20 helai daun.
Berdasarkan hasil pengamatan, range jumlah daun pada konsentrasi
kontrol adalah 21 dengan interval 16 – 37. 16 helai daun merupakan helai daun
paling sedikit yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 37 helai daun
merupakan helai daun paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah daun pada
konsentrasi kontrol adalah 26,40 helai daun. Jadi kesimpulannya berdasarkan
mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol, jumlah daun yang paling
banyak adalah pada kontrol sebanyak 26,40 helai.
Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman bawang merah
Hasil uji normalitas pada jumlah daun diperoleh p value (sig) = 0,692 ˃
0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari
populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) =
0,851 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT
0
5
10
15
20
25
30
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 20
hel
ai
Pengamatan ke-
konsentrasi 5%
konsentrasi 15%
konsentrasi 25%
kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda memiliki variasi yang
sama (homogen) (lihat lampiran 6.1). Hasil uji One-way Anova,
menyimpulkan bahwa 0,630 ˃ 0,05 (lihat lampiran 6.2) maka hasil tersebut
tidak signifikan. Jadi, pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin dengan
konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
terhadap jumlah daun bawang merah var.Bima.
3. Pertumbuhan Jumlah Umbi Bawang merah var.bima
Penghitungan jumlah umbi bawang merah dilakukan dengan cara
menghitung umbi di setiap polybag pada waktu panen. Berikut ini adalah data
hasil pengamatan jumlah umbi bawang merah pada perlakuan pemberian ZPT
organik Auksin dengan variasi konsentrasi dan Kontrol.
Tabel 4.3 Data hasil pertumbuhan jumlah umbi bawang merah var.bima
Ulangan Jumlah Umbi
Konsentrasi
5%
Konsentrasi
15%
Konsentrasi
25%
Kontrol
1 6 6 6 5
2 2 5 7 4
3 4 3 6 5
4 10 5 3 6
5 6 7 6 7
6 5 7 5 5
7 6 7 9 9
8 7 6 8 5
9 5 5 5 6
10 5 5 5 5
Jumlah 56 56 60 57
Rata-rata 5,6 5,6 6,0 5,7
Berdasarkan data di atas jumlah umbi yang paling banyak adalah pada
konsentrasi 25% yaitu 6,0 umbi dan jumlah umbi yang paling sedikit adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
5,6 umbi pada konsentrasi 5% dan 25%. Range jumlah umbi pada konsentrasi
5% adalah 8 dengan interval 2 – 10. 2 umbi merupakan umbi paling sedikit
yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 10 umbi merupakan umbi paling
banyak pada ulangan 4. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 5% adalah 5,6
umbi.
Berdasarkan tabel 4.2, range jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 4
dengan interval 3 – 7. 3 umbi merupakan umbi paling sedikit yang terdapat
pada ulangan 3 sedangkan 7 umbi merupakan umbi paling banyak pada
ulangan 5, 6 dan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 5,6 umbi.
Menurut data pada tabel 4.2, range jumlah umbi pada konsentrasi 25%
adalah 6 dengan interval 3 – 9. 3 umbi merupakan umbi paling sedikit yang
terdapat pada ulangan 4 sedangkan 9 umbi merupakan umbi paling banyak
pada ulangan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 25% adalah 6,0 umbi.
Berdasarkan hasil pengamatan, range jumlah umbi pada konsentrasi
kontrol adalah 5 dengan interval 4 – 9. 4 umbi merupakan umbi paling sedikit
yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 9 umbi merupakan umbi paling
banyak pada ulangan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi kontrol adalah 5,7
umbi. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan
kontrol, jumlah umbi yang paling banyak adalah pada konsentrasi 25%
sebanyak 6,0 umbi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.2 Grafik jumlah umbi bawang merah
Hasil uji normalitas pada jumlah umbi diperoleh p value (sig) = 0,85 ˃
0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa diambil dari
populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) =
0,837 ˃ 0,05 (lihat lampiran 7.2) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa ZPT organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda
memiliki variasi yang sama (homogen) (lihat lampiran 7.1). Hasil uji One-way
Anova, menyimpulkan bahwa 0,940 ˃ 0,05 maka hasil tersebut tidak
signifikan. Jadi, pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik auksin
dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata terhadap jumlah umbi bawang merah var.Bima.
4. Berat Basah Umbi Bawang merah var.bima
Pengukuran berat basah umbi bawang merah var.bima dilakukan saat
panen dengan menimbang masing-masing umbi setiap polybag dengan satuan
gram (gr). Berikut ini adalah data hasil pengamatan berat basah umbi bawang
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
konsentrasi 5%
konsentrasi 15%
konsentrasi 25%
kontrol
um
bi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merah pada perlakuan pemberian ZPT organik Auksin dengan variasi
konsentrasi dan Kontrol.
Tabel 4.4 Data hasil pertumbuhan berat basah umbi bawang merah var.bima
Ulangan Berat basah Umbi (gr)
Konsentrasi
5%
Konsentrasi
15%
Konsentrasi
25%
Kontrol
1 5 3 3 11
2 7 4 3 8
3 6 3 4 10
4 11 3 3 9
5 6 3 3 6
6 4 4 3 7
7 8 3 3 12
8 4 3 4 10
9 5 4 3 5
10 7 3 3 10
Jumlah 63 33 32 88
Rata-rata 6,3 3,3 3,2 8,8
Berdasarkan data diatas, umbi bawang merah yang paling berat adalah
pada kontrol dengan rata-rata berat basah 8,8 gram. Range berat basah umbi
pada konsentrasi 5% adalah 7 dengan interval 4 – 11. 4 gr berat basah umbi
merupakan berat basah paling ringan yang terdapat pada ulangan 6 sedangkan
11 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling berat pada ulangan 4.
Mean berat basah umbi pada konsentrasi 5% adalah 6,3 gr.
Pada tabel 4.2, range berat basah umbi pada konsentrasi 15% adalah 1
dengan interval 3 – 4. Modus berat basah umbi yaitu 3 sehingga berat basah
umbi paling banyak 3 gr. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 5,6
gr.
Berdasarkan hasil pengamatan, range berat basah umbi pada konsentrasi
25% adalah 1 dengan interval 3 – 4. Modus berat basah umbi yaitu 3 sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berat basah umbi paling banyak 3 gr. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 25%
adalah 3,20 gr.
Sedangkan, range berat basah umbi pada kontrol adalah 7 dengan interval
5 – 12. 5 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling ringan yang
terdapat pada ulangan 9 sedangkan 12 gr berat basah umbi merupakan berat
basah paling berat pada ulangan 7. Mean berat basah umbi pada kontrol adalah
8,80 gr. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan
dan kontrol, berat basah umbi yang paling berat adalah pada kontrol seberat
8,80 gr.
Gambar 4.3 Grafik berat basah umbi bawang merah
Hasil uji Kruskall Wallis pada berat basah umbi diperoleh p value (sig) =
0,615 ˃ 0,05 maka hasil tersebut tidak signifikan (lihat Lampiran 8.1) sehingga
dapat disimpulkan bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik
auksin tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap berat basah umbi
bawang merah var.Bima.
0
2
4
6
8
10
konsentrasi 5%
konsentrasi 15%
konsentrasi 25%
kontrol
gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Pembahasan
Pada daging keong mas terdapat kandungan asam amino triptofan yang
merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole Acetic Acid (IAA). IAA
merupakan auksin alami. Auksin adalah zat pengatur tumbuh yang banyak
dihasilkan di jaringan-jaringan yang masih giat membelah seperti bagian pucuk
tumbuhan. Peranan auksin antara lain mendorong pertumbuhan dengan
pemanjangan sel dan mendorong pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan hasil uji anova, zat pengatur tumbuh organik auksin tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap waktu munculnya daun pertama,
jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah (Allium
ascalonicum L.) var.Bima. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut antara lain:
1. Tingginya Konsentrasi ZPT
Pemberian auksin pada suatu tanaman harus sesuai dengan kadar yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian auksin yang terlalu rendah ataupun
terlalu tinggi dapat meningkatkan dan juga menghambat pertumbuhan apalagi
tanaman juga sudah memiliki auksin endogen dalam tubuhnya sehingga ada
tanaman yang memerlukan tambahan auksin dari luar dan ada yang tidak. Hal
ini sesuai dengan yang diungkapkan Samudin (2009), bahwa perimbangan zat
pengatur tumbuh yang ditambahkan dan yang diproduksi tanaman secara
endogen menentukan pertumbuhan tanaman tersebut. Konsentrasi IAA yang
tinggi mengakibatkan tanaman mensintesis ZPT lain yaitu etilen yang
memberikan pengaruh yang berlawanan dengan IAA (Campbell, 2008) karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
fungsi etilen adalah pengguguran daun sedangkan auksin berfungsi dalam
pembentukan akar, batang dan daun sehingga auksin dan etilen jelas berlawan.
Di dalam tanaman, etilen mengadakan interaksi dengan hormon auksin.
Apabila konsentrasi auksin meningkat maka produksi etilen pun akan
meningkat. Etilen dihasilkan tanaman sebagai respon akibat dari pemberian
tambahan auksin dengan konsentrasi yang tinggi karena auksin berperan juga
dalam pematangan buah yang mengakibatkan pembentukan etilen tetapi karena
konsentrasi auksin tinggi maka etilen dapat menghambat sintesis dan aktifitas
auksin sehingga etilen menghambat pertumbuhan elongasi batang dan akar,
penyebab daun jatuh dan bahkan membuat tanaman mati.
Konsentrasi ZPT organik auksin yang dibuat dalam penelitian ini yaitu
5%, 15% dan 25%. Konsentrasi tersebut terlalu tinggi bagi pertumbuhan
tanaman bawang merah karena diketahui produksi auksin dalam bawang merah
cukup tinggi sehingga bawang merah sering dijadikan bahan dalam pembuatan
hormon auksin alami dalam berbagai penelitian. Konsentrasi yang di buat
dalam penelitian jika dijadikan ke satuan ppm maka menghasilkan konsentrasi
sebesar 50.000 ppm, 150.000 ppm dan 250.000 ppm. Padahal berdasarkan
referensi berbagai penelitian yang menggunakan satuan ppm konsentrasi ZPT
IAA yang dibuat tidak lebih dari 100 ppm. Hasil penelitian Sumihadi (2003)
bahwa dengan pemberian perlakuan IAA dari konsentrasi 0, 50, 100 dan 150
ppm ternyata pada konsentrasi 82,5 ppm IAA yang mampu meningkatkan
jumlah tunas terbanyak pada stek tanaman nilam. Menurut Campbell (2008),
auksin merangsang pertumbuhan hanya dalam kisaran konsentrasi tertentu dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sekitar 10-8
sampai 10-4
M karena jika konsentrasi IAA yang tinggi
mengakibatkan tanaman mensintesis ZPT lain sehingga ZPT hanya dibutuhkan
dalam jumlah sedikit akan tetapi jumlah yang sedikit ini mampu
mempengaruhi sel target karena ZPT menstimulasi pertumbuhan dengan
memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang.
Konsentrasi auksin yang terlalu tinggi menyebabkan kadar auksin dalam
tanaman bawang merah menjadi berlebih sehingga pertumbuhan dan hasil
panen bawang merah menjadi terhambat dan dalam antar perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan secara nyata.
2. Keasaman Cairan ZPT Organik Auksin
Cairan zat pengatur tumbuh organik auksin memiliki derajat keasaman
yang rendah (3,5) yang dapat dilihat pada Lampiran 9.1 karena mengandung
bakteri Pseudomonas yang dapat melarutkan fosfat yang terkandung dalam
keong mas. Menurut Fuyudur, dkk (2011) dalam Hanifah (2013) dalam
Damayanti (2015), adapun mekanisme pelarutan fosfat oleh bakteri pelarut
fosfat yang diawali dari sekresi asam-asam organik diantaranya asam formiat,
asetat, propionat, laktat, glikolat, glioksilat, fumarat, tartat, suksinat dan sitrat
dengan meningkatnya asam-asam organik tersebut maka akan diikuti dengan
penurunan nilai pH.
Penyiraman cairan ZPT organik auksin yang terlalu asam ini
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen bawang merah karena pH yang
asam akan menghambat proses penyerapan air oleh akar tumbuhan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menurut Pierik (1987) dalam Widiastoety (2004) bahwa untuk pertumbuhan,
pH yang sesuai adalah 5,0-6,5 sedangkan bila pH terlalu rendah (< 4,5) atau pH
terlalu tinggi (> 7,0) dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan padahal air merupakan bahan yang di butuhkan oleh
daun dalam melakukan proses fotosintesis yang menyebabkan perlakuan
kontrol jauh lebih baik dibandingkan perlakuan konsentrasi ZPT organik
auksin pada parameter berat basah umbi bawang merah. Reaksi fotosintesis
yaitu
Terhambatnya proses fotosintesis akan berakibat pada glukosa yang
dihasilkan oleh tumbuhan. Umbi bawang merah merupakan tempat cadangan
makanan yang berupa amilum atau pati yang dihasilkan saat fotosintesis
sehingga terhambatnya proses fotosintesis akan mempengaruhi berat basah
umbi bawang merah pada perlakuan konsentrasi ZPT organik auksin.
3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
a. Rentangan jarak konsentrasi ZPT organik auksin yang dibuat terlalu besar
karena berada dalam skala persen (%) sehingga tidak memperlihatkan hasil
yang berbeda nyata pada pertumbuhan dan hasil panen bawang merah.
Cahaya
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 Klorofil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Kadar auksin yang belum diketahui dalam daging keong mas terfermentasi
sebagai ZPT organik auksin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin berbahan dasar daging
keong mas terhadap percepatan masa panen tanaman bawang merah var.bima
dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam mendukung proses belajar
mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk membuat zat pengatur
tumbuh organik dengan memanfaatkan bahan-bahan organik dari hama
sekalipun. Melalui pelajaran di sekolah siswa dapat membantu masyarakat
tentang pentingnya kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan
oleh tanaman.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil yakni pada Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah,
keterampilan berproses secara ilmiah dengan merancang dan melakukan
sendiri penelitian dan percobaan biologi secara sederhana. Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar
Pengamatan Penilaian dapat dilihat pada Lampiran 11.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 versi revisi 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
2. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup
KD 4.1 : Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor
internal dan eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kecepatan waktu muncul daun pertama, jumlah daun,
jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.)
var.Bima.
2. Tidak ada konsentrasi zat pengatur tumbuh organik auksin yang optimal
bagi pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.)
var.Bima.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengecilan jumlah konsentrasi zat pengatur tumbuh organik
auksin dengan lebih memilih menggunakan satuan ppm dibandingkan
persen (%).
2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kadar auksin yang ada dalam
daging keong mas terfermnetasi sebagai ZPT organik auksin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2007, Senyawa ioaktif yang terdapat pada bawang merah, diunduh dari
www.kompasiana.com, diakses tanggal 18 Februari 2017.
Anonim2, 2014, Bawang merah, kandungan gizi dan manfaat kesehatan, diunduh
dari htttp://klinikgizi.com/bawang-merah-kandungan-gizi, diakses tanggal
18 Februari 2017.
AAK, 2004, Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta.
BPPT, 2007, Teknologi Budidaya Tanaman Pangan,
http//www.iptek.net.id/ind/teknologi-pangan/index.php id=244, diakses
tanggal 18 Februari 2017.
Budiyono, S, 2006, Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi,
Jurnal ilmu-ilmu Pertanian 2(2), 128-133.
Chaniago, 2015, Teknik Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari Beberapa
Mollusca dan Aplikasinya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Selada (Lactuca sativa) dengan Hidroponik FHS (Floating Hydroponic
System), Skripsi, Universitas Islam Sumatera Utara.
Damayanti, F. F., 2015, Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL)
berbahan dasar Keong mas (Pomaceae canaliculata L.) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai Keriting, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.
Dewi, N., 2012, Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015, Produksi Bawang merah Menurut Provinsi
2011 – 2015, http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti, diakses
tanggal 18 Februari 2017.
Djajasasmita, M., 1993, Keong dan Kerang Sawah, Puslitbang Biologi-Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.
Dwidjoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia Jakarta,
Jakarta
Gardner, F. P., Brent P., and Roger L. M., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya,
UI-Press, Jakarta.
Gayatri, D. W., 2014, Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah, Skripsi, Universitas
Taman Siswa Padang.
Harahap, F., 2012, BAB VII:Hormon, diunduh dari
http//www.digilib.unimed.ac.id/Bab%20VII.pdf, diakses tanggal 3 Maret
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Hidayat, A., dan Rosliani, R., 2003, Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit
bawang merah terhadap hasil dan distribusi ukuran umbi bawang merah,
Laporan Penelitian, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.
Juanda, I. N., 2011, Pengaruh Metode dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu MOL
(Mikroorganisme Lokal), J.Floratek, 140-143.
Lakitan, Benyamin, 2007, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Makosim, S., Amar, A. dan Sukmadi, B., 2011, Meningkatkan Produktifitas
Pertanian Di Indonesia Dengan Produk Mikroba Unggul Penghasil
Fitohormon Auksin dan Sitokinin, Laporan Penelitian, ITI, Tangerang.
Mulyono, 2014, Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga,
Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan.
Nappu, B., Herniwati dan Syarief, S. A., 2011, Efektivitas Penggunaan Beberapa
Mikroorganisme Lokal (MOL) dalam Pengolahan Limbah Kakao Menjadi
Pupuk Organik dan Aplikasinya pada Tanaman Kakao Produktif, Laporan
Penelitian, Litbang Departemen Pertanian, Sulawesi Selatan.
Nurlaeni, Y., dan Surya, M. I., 2015, Respon Stek Pucuk Camelia japonica
terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Organik, Laporan Penelitian,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jawa Barat.
Pitojo, S., 1996, Petujuk Pengendalian dan Pemanfaatan Keong mas, Trubus,
Agriwidia, Ungaran.
Putrasamedja, S. dan Suwandi, 1996, Monografi no.5: Varietas Bawang merah
Indonesia, A. H. Permadi, dan Y. Hilman (Eds.), Balitsa, Lembang-
Bandung.
Rahayu, E. dan Berlian, V.A.N., 1998, Bawang merah, Penebar Swadaya, Bogor.
Rodrigues, P., Hering, P., Campagnari, J. C., 2008, Impact of Urodynamic
Learning on the Management of Benign Prostate Hyperplasia Issue, Canada
Medical Journal, Canada.
Rukmana, R, 1995, Bawang merah budidaya dan pengolahan pasca panen,
Kanisius, Yogyakarta.
Salisburry, F. B., dan Ross, C. W., 1995, Fisiologi Tumbuhan, Biokimia
Tumbuhan, Jilid 3, Penerjemah: Lukman D. R. Dan Sumaryono, ITB,
Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Samsudin, 2008, Pengendalian Hama dengan Insektisida Botani, diunduh dari
www.pertaniansehat.or.id, diakses tanggal 18 Februari 2017.
Sitompul, S. M., dan Guritno, B., 1995, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Sudirja, 2007, Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang merah,
http//www.lablink.or.id/Agro/bawangmerah/Alternariapartrait.html, diakses
tanggal 18 Februari 2017.
Sumihadi, 2003, Pengaruh Konsentrassi IAA dan Macam Media pada
Pertumbuhan Stek Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.), Skripsi,
Universitas Tidar Magelang, Magelang.
Susanto, H., 1993, Siput Murbei: Pengendalian dan Pemanfaatannya, Kanisius,
Yogyakarta.
Tim Bina Karya Tani, 2008, Pedoman Bertanam Bawang merah, Yrama Widya,
Bandung.
Tjitrosopoemo, G., 2005, Morfologi Tumbuhan, Gadja Mada University Press,
Yogyakarta.
Udiarto, B. K., Setiawati W., dan Suryaningsih E., 2005, Pengenalan Hama dan
Penyakit pada Tanaman Bawang merah dan Pengendaliannya, Balai
Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.
Widiastoety, D., Kartikaningrum, S. dan Purbadi, 2004, Pengaruh pH Media
terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium, Balai Penelitian
Tanaman Hias, Cianjur.
Winarko, 2012, Pengaruh Periode Vernalisasi Terhadap Pembungaan dan Hasil
Biji Beberapa Varietas Bawang merah (Allium ascalonicum L.), Skripsi,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wudianto, 1998, Membuat Stek Cangkok dan Okulasi, PT. Penebar Swadaya,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 1. Data Mentah Waktu Muncul Daun Pertama
Tabel 1.1 Pengukuran Waktu Muncul Daun Pertama
Perlakuan Waktu Muncul Daun Pertama (HST) Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 8 8 10 9 10 8 7 10 9 10 8,9
B 12 11 10 9 9 8 7 8 9 11 9,4
C 9 10 12 13 9 8 9 9 8 9 9,6
Kontrol 10 9 12 10 10 9 10 7 8 9 9,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 2. Data Mentah Pengukuran Jumlah Daun
Tabel 2.1 Pengukuran Jumlah Daun
Perlakuan Ulangan Jumlah Daun
28
April
29
April
30
April
1
Mei
2
Mei
3
Mei
4
Mei
8
Mei
12
Mei
16
Mei
20
Mei
24
Mei
28
Mei
1
Juni
5
Juni
9
Juni
13
Juni
17
Juni
21
Juni
25
Juni
K 1 0 0 0 1 2 3 3 6 9 11 14 16 16 19 22 22 26 29 25 23
2 0 0 1 1 3 4 4 6 8 9 11 13 15 16 17 19 20 22 17 16
3 0 0 0 0 0 1 1 2 5 8 10 12 14 17 19 18 21 22 21 22
4 0 0 0 1 2 3 4 7 10 13 15 18 20 20 22 26 28 30 31 33
5 0 0 0 1 1 2 3 5 7 9 12 14 14 15 17 20 20 24 26 29
6 0 0 1 1 1 2 2 4 7 8 10 11 13 16 19 20 22 25 28 30
7 0 0 0 1 2 3 5 8 11 15 17 20 23 25 29 32 29 32 35 37
8 1 1 2 2 3 3 4 5 7 9 12 14 16 20 24 24 28 29 31 32
9 0 1 1 2 3 4 5 8 11 13 15 17 20 22 26 22 22 24 20 21
10 0 0 1 1 2 2 3 5 8 10 12 13 14 16 18 21 21 24 26 28
A 1 0 1 1 2 3 3 4 7 10 12 14 16 18 19 21 24 29 32 29 30
2 0 1 1 1 2 2 3 4 4 5 8 10 6 8 10 9 10 11 11 12
3 0 0 0 1 1 1 2 3 5 7 9 10 10 12 14 16 16 17 19 21
4 0 0 1 1 2 3 3 5 9 12 16 18 22 23 25 28 29 35 40 46
5 0 0 0 1 1 2 2 4 7 10 12 13 16 18 9 12 16 19 21 25
6 0 1 1 2 2 3 4 6 8 10 11 13 12 15 18 18 19 22 24 26
7 1 1 2 2 4 4 5 7 11 13 15 17 17 20 23 22 24 25 27 28
8 0 0 0 1 1 2 3 6 6 8 10 12 15 15 18 16 23 25 26 26
9 0 0 1 1 2 2 2 4 5 6 6 8 13 15 18 16 19 20 21 22
10 0 0 0 1 1 1 2 4 7 8 9 10 10 12 12 12 16 18 21 24
B 1 0 0 0 0 0 1 1 2 3 5 7 9 11 12 13 14 17 20 22 24
2 0 0 0 0 1 1 2 4 5 7 9 11 13 15 17 16 19 22 26 28
3 0 0 0 1 1 2 2 3 6 7 10 11 12 12 12 12 12 12 10 6
4 0 0 1 1 1 2 2 4 5 7 7 8 9 12 15 17 19 21 24 26
5 0 0 1 1 1 1 1 2 4 5 6 8 10 14 17 17 21 25 27 29
6 0 1 1 1 2 2 4 6 9 11 13 15 18 21 25 20 26 28 30 31
7 1 1 2 2 2 3 3 6 6 8 11 13 15 16 17 17 19 21 23 24
8 0 1 1 1 2 3 5 5 7 9 10 11 13 16 18 12 21 24 27 28
9 0 0 1 1 1 2 2 4 6 7 9 10 11 12 14 13 18 20 24 26
10 0 0 0 0 1 1 1 1 2 3 3 5 7 9 11 10 14 16 19 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Perlakuan Ulangan Jumlah Daun
28
April
29
April
30
April
1
Mei
2
Mei
3
Mei
4
Mei
8
Mei
12
Mei
16
Mei
20
Mei
24
Mei
28
Mei
1
Juni
5
Juni
9
Juni
13
Juni
17
Juni
21
Juni
25
Juni
C 1 0 0 1 1 1 1 1 2 5 7 8 9 9 11 13 13 15 18 20 21
2 0 0 0 1 1 1 2 4 5 8 10 11 12 16 20 23 24 25 27 29
3 0 0 0 0 0 1 1 2 4 5 6 6 9 9 10 11 17 18 19 20
4 0 0 0 0 0 0 1 1 2 4 5 5 6 8 9 9 10 11 13 13
5 0 0 1 1 1 3 7 10 11 13 14 15 13 15 18 21 17 19 23 26
6 0 1 1 1 1 2 2 2 3 3 4 5 6 7 7 8 10 11 11 12
7 0 0 1 1 2 2 3 5 8 10 11 12 14 16 19 22 27 28 29 31
8 0 0 1 1 1 2 2 5 7 10 12 15 16 20 23 25 30 30 26 27
9 0 1 1 1 2 3 3 5 6 8 9 10 10 10 11 14 14 15 18 20
10 0 0 1 1 1 1 1 3 5 6 7 8 8 11 13 14 16 19 21 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3. Data Mentah Pengukuran Jumlah Umbi
Tabel 3.1 Pengukuran Jumlah umbi
Perlakuan Jumlah Umbi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 6 2 4 10 6 5 6 7 5 5
B 6 5 3 5 7 7 7 6 5 5
C 6 7 6 3 6 5 9 8 5 5
Kontrol 5 4 5 6 7 5 9 5 6 5
Lampiran 4. Data Mentah Pengukuran Berat basah Umbi
Tabel 4.1 Pengukuran Berat basah umbi
Perlakuan Berat basah Umbi (gr)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 5 7 6 11 6 4 8 4 5 7
B 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3
C 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
Kontrol 11 8 10 9 6 7 12 10 5 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 5. Uji Statistik Jumlah daun
Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Waktu muncul daun pertama
Tabel 5.2 Hasil Uji Analisa Varian Waktu muncul daun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 6. Uji Statistik Jumlah daun
Tabel 6.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah daun
Tabel 6.2 Hasil Uji Analisa Varian Jumlah daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 7. Uji Statistik Jumlah umbi
Tabel 7.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah umbi
Tabel 7.2 Hasil Uji Analisa Varian Jumlah umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 8. Uji Statistik Berat basah umbi
Tabel 8.1 Hasil Uji Kruskal-Wallis Berat basah umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 9. Data Pengukuran pH tanah
Tabel 9.1 Pengukuran pH tanah
Perlakuan Ulangan pH tanah
22
April
26
April
30
April
4
Mei
8
Mei
12
Mei
16
Mei
20
Mei
24
Mei
28
Mei
1
Juni
5
Juni
9
Juni
13
Juni
17
Juni
21
Juni
25
Juni
Kontrol
1 6,0 5,2 5,0 5,0 6,0 5,8 5,4 5,2 6,0 5,4 5,2 5,2 5,8 5,6 5,8 5,4 5,5
2 5,0 5,2 5,0 5,2 5,4 5,6 5,2 5,6 6,0 5,0 5,4 5,6 6,0 6,0 5,6 5,0 5,6
3 6,2 5,4 5,0 5,4 5,4 5,6 5,4 5,4 5,8 6,2 5,0 5,2 5,6 5,8 5,4 5,4 5,6
4 5,6 4,8 5,2 5,2 5,4 6,0 5,6 5,4 6,0 5,8 5,5 6,0 6,0 5,0 5,4 5,2 5,8
5 5,0 5,0 5,0 5,2 5,0 5,4 5,2 5,8 6,0 5,4 5,6 5,4 5,8 5,8 5,4 5,0 5,5
6 5,4 5,2 5,8 5,4 6,2 5,6 5,8 5,2 6,2 5,4 5,0 5,6 6,2 6,2 5,4 5,8 6,0
7 6,0 5,4 4,8 5,2 5,2 5,8 5,8 5,6 6,2 6,0 5,5 6,0 6,2 6,2 6,0 5,6 5,5
8 4,8 5,2 5,2 5,8 5,8 5,0 5,2 5,2 6,2 6,2 5,8 5,0 4,8 5,8 5,0 5,4 6,4
9 5,0 5,2 5,0 5,8 5,8 5,6 5,4 5,8 6,2 5,4 5,6 6,0 6,0 6,0 5,8 5,8 5,8
10 5,0 4,8 4,8 5,6 5,2 5,8 5,4 5,8 6,0 6,0 5,0 6,2 6,2 5,8 5,4 5,2 5,6
Konsentrasi 5%
1 5,8 4,8 5,2 5,8 6,2 5,6 5,0 5,2 6,0 6,0 5,6 5,0 4,8 6,0 6,0 5,6 5,4
2 5,6 5,0 5,2 4,8 5,8 5,4 5,6 5,2 5,0 5,2 5,4 5,6 5,0 5,2 4,8 5,0 6,2
3 5,0 5,2 4,8 5,6 5,0 5,0 5,4 5,5 6,2 5,4 5,0 5,2 5,6 5,0 5,2 5,0 5,8
4 4,8 4,8 6,0 5,8 5,2 5,0 5,4 5,4 5,2 5,2 5,4 5,6 5,8 5,4 5,2 5,4 6,0
5 5,2 5,0 5,4 5,2 5,6 5,6 5,4 5,0 5,8 5,4 5,0 4,8 6,2 5,4 5,2 4,8 5,2
6 5,6 5,0 5,0 5,4 5,6 5,4 5,0 4,8 5,0 5,5 5,5 6,0 6,2 5,6 5,2 5,0 5,2
7 5,4 4,8 5,2 5,4 5,5 5,0 5,0 5,0 5,4 5,2 4,8 5,8 5,2 5,2 5,0 5,0 5,6
8 5,0 4,8 5,0 6,0 5,8 5,6 5,4 5,0 5,2 4,8 4,5 5,4 5,6 5,2 5,0 5,5 4,8
9 5,2 5,0 5,8 5,2 4,8 5,2 5,6 5,0 5,0 4,8 5,0 5,4 4,8 5,6 5,4 5,2 5,6
10 5,4 5,0 4,8 5,2 5,0 6,2 5,0 5,2 5,6 5,0 5,6 5,0 5,2 4,8 5,0 5,8 6,0
Konsentrasi 15%
1 5,2 5,2 5,0 5,2 5,8 5,0 4,8 5,6 6,0 5,8 5,4 4,8 4,8 5,4 6,0 5,8 5,8
2 4,8 5,0 5,0 5,6 5,2 4,8 5,0 5,0 5,0 4,8 5,0 5,2 5,2 5,5 5,2 5,0 5,0
3 5,8 5,2 5,0 5,0 5,4 4,8 5,2 6,4 4,8 6,0 5,6 5,0 5,0 5,5 5,0 5,2 5,0
4 5,0 5,2 4,8 5,2 4,8 5,2 4,8 5,4 5,0 5,4 5,2 4,8 5,0 5,8 5,6 5,8 5,5
5 5,6 5,2 5,6 5,0 5,0 5,2 5,0 5,2 5,2 5,5 5,0 5,6 5,4 6,0 5,6 6,0 5,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Perlakuan Ulangan pH tanah
22 April
26 April
30 April
4 Mei
8 Mei
12 Mei
16 Mei
20 Mei
24 Mei
28 Mei
1 Juni
5 Juni
9 Juni
13 Juni
17 Juni
21 Juni
25 Juni
6 5,8 5,0 5,6 5,2 5,0 5,4 6,0 5,2 4,8 4,8 5,0 5,2 5,6 5,2 5,0 6,0 6,2
7 5,2 4,8 5,8 5,6 5,8 5,8 5,5 4,8 5,0 5,4 5,2 5,4 5,4 5,4 5,4 5,0 6,2
8 5,6 5,0 5,2 5,6 4,8 5,6 5,0 6,0 6,2 4,8 5,2 5,0 5,6 5,5 5,8 5,0 5,6
9 4,8 5,0 5,0 5,5 4,8 5,2 5,2 5,0 5,8 6,0 5,5 5,2 5,4 5,4 5,8 6,0 5,6
10 4,8 4,8 6,0 6,2 5,0 5,0 5,6 5,2 4,8 5,0 5,2 5,0 5,4 5,2 5,0 5,4 5,8
Konsentrasi 25%
1 5,8 5,0 4,8 5,2 5,0 5,4 5,0 5,4 6,0 5,2 5,6 5,0 5,5 5,0 5,6 5,0 6,0
2 5,8 5,6 5,0 5,8 6,0 5,0 5,0 4,8 5,0 5,0 5,4 5,0 5,4 5,5 5,4 6,0 5,8
3 4,8 5,0 5,2 6,2 5,0 4,8 5,4 5,0 5,0 5,6 5,5 5,6 5,0 5,8 5,0 5,0 5,6
4 4,8 5,0 4,8 5,2 5,0 5,4 5,2 5,2 5,8 5,0 5,2 5,0 6,2 6,0 6,0 5,8 5,8
5 5,2 5,4 5,6 5,2 5,8 6,0 5,4 4,8 5,4 5,8 5,4 5,5 4,8 5,0 6,0 5,0 5,5
6 5,4 5,2 5,5 5,0 4,8 5,0 5,6 5,0 4,8 5,2 4,8 5,0 5,2 5,0 5,2 5,4 5,0
7 5,0 4,8 5,6 4,8 4,8 6,0 4,8 4,8 5,0 5,6 5,2 5,4 5,0 5,4 5,6 5,0 5,8
8 4,8 5,0 5,0 5,2 6,0 5,2 5,2 5,0 5,6 5,2 5,8 5,2 5,2 5,0 5,8 6,0 5,4
9 5,5 5,2 5,6 5,4 5,0 5,4 5,0 5,6 4,8 5,0 5,2 5,0 4,8 5,0 5,0 5,2 6,0
10 4,8 5,0 4,8 5,6 5,8 5,8 5,0 5,6 6,0 5,4 5,0 5,2 5,0 5,4 5,2 5,2 5,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 10. Pengukuran Kelembaban tanah
Tabel 10.1 Pengukuran Kelembaban tanah
Perlakuan Ulangan Kelembaban tanah
22
April
26
April
30
April
4
Mei
8 Mei 12
Mei
16
Mei
20
Mei
24
Mei
28
Mei
1
Juni
5
Juni
9
Juni
13
Juni
17
Juni
21
Juni
25
Juni
Kontrol
1 6,0 7,5 8,0 ˃8 4,0 8,0 ˃8 8,0 2,5 ˃8 8,0 5,0 7,5 ˃8 7,0 ˃8 6,0
2 7,0 8,0 8,0 7,0 5,5 6,0 7,0 6,5 3,5 ˃8 7,5 5,0 7,0 ˃8 6,5 8,0 5,5
3 5,8 6,0 5,0 5,5 8,0 4,5 6,0 8,0 4,0 6,0 ˃8 4,5 8,0 ˃8 8,0 ˃8 7,0
4 6,0 7,0 8,0 8,0 5,0 4,0 ˃8 ˃8 6,0 5,5 ˃8 5,0 6,0 ˃8 7,0 ˃8 5,5
5 7,0 8,0 8,0 ˃8 6,0 6,5 8,5 8,0 6,5 8,0 8,0 5,5 ˃8 6,0 5,0 ˃8 6,0
6 6,0 ˃8 ˃8 6,5 4,5 9,0 7,5 8,0 6,0 ˃8 8,0 6,0 ˃8 ˃8 6,5 8,0 4,0
7 6,2 8,0 ˃8 7,0 6,5 6,5 8,0 6,0 3,5 6,5 ˃8 5,0 6,0 ˃8 7,0 ˃8 7,0
8 7,8 7,0 5,0 5,5 6,5 8,0 8,5 7,5 4,0 7,5 ˃8 6,0 7,0 ˃8 7,5 7,0 6,0
9 6,0 ˃8 8,0 5,5 6,0 5,5 7,0 8,0 5,0 7,0 ˃8 6,0 ˃8 6,0 5,0 7,0 6,0
10 6,0 8,0 7,5 4,0 5,0 6,0 7,0 6,0 3,0 5,5 ˃8 6,0 ˃8 6,5 4,5 6,5 4,0
Konsentrasi 5%
1 5,0 6,0 ˃8 ˃8 4,5 5,5 6,0 ˃8 5,0 7,0 ˃8 6,0 6,0 8,0 4,0 7,0 4,5
2 6,2 ˃8 ˃8 ˃8 5,5 7,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 8,0 5,0 5,0 ˃8 5,0 8,0 6,0
3 7,0 8,0 8,0 ˃8 5,0 ˃8 8,0 ˃8 6,0 7,0 ˃8 4,5 5,0 ˃8 4,5 ˃8 7,0
4 6,0 8,0 8,0 ˃8 6,0 8,0 7,0 7,0 3,5 ˃8 7,5 5,0 8,0 ˃8 7,0 7,0 5,0
5 6,5 ˃8 ˃8 7,0 5,0 8,0 8,0 8,0 7,0 ˃8 8,0 5,0 5,0 ˃8 4,0 7,5 5,5
6 6,0 ˃8 ˃8 8,0 5,0 6,0 ˃8 ˃8 6,0 8,0 ˃8 6,0 7,0 7,0 5,0 ˃8 6,5
7 7,5 7,5 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 5,5 6,0 ˃8 5,0 6,0 7,0 4,5 8,0 7,0
8 7,0 7,5 ˃8 ˃8 5,0 7,0 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 7,0 6,0 ˃8 6,0 7,0 4,0
9 7,0 ˃8 ˃8 7,5 5,5 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 8,0 5,0 6,0 ˃8 6,5 ˃8 8,0
10 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 5,0 6,5 ˃8 ˃8 6,5 ˃8 ˃8 6,0 5,5 ˃8 5,0 8,0 7,0
Konsentrasi 15%
1 5,5 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 5,0 ˃8 ˃8 6,0 8,0 6,0
2 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 5,0 ˃8 ˃8 5,5 ˃8 6,0
3 6,0 8,0 ˃8 ˃8 7,0 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,0 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 5,5
4 5,5 8,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 8,0 8,0 7,0 ˃8 5,0 ˃8 7,0
5 5,5 7,0 ˃8 ˃8 6,5 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 6,0 ˃8 ˃8 6,5 ˃8 7,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Perlakuan Ulangan Kelembaban tanah
22 April
26 April
30 April
4 Mei
8 Mei 12 Mei
16 Mei
20 Mei
24 Mei
28 Mei
1 Juni
5 Juni
9 Juni
13 Juni
17 Juni
21 Juni
25 Juni
6 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 8,0 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 8,0 7,0 ˃8 8,0
7 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 5,5 6,5 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 8,0 5,5 8,0 ˃8 7,5 ˃8 7,5
8 7,0 8,0 8,0 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 8,0 7,0
9 8,0 8,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 6,5 ˃8 ˃8 5,0 7,5 5,0
10 8,0 8,0 8,0 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,0 ˃8 ˃8 6,5 ˃8 6,0
Konsentrasi 25%
1 6,0 7,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 4,5 8,0 4,0
2 6,0 7,5 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 5,0 8,0 4,5
3 8,0 6,0 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 5,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,0 ˃8 ˃8 4,0 7,5 6,0
4 7,5 8,0 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,0 ˃8 5,5 ˃8 6,5
5 6,5 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 5,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 6,0 ˃8 6,0
6 6,5 ˃8 ˃8 ˃8 7,5 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 8,0 ˃8 6,0 ˃8 7,0
7 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 5,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 5,5 8,0 6,0
8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 7,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 7,0 7,5 5,0
9 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 7,5 6,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 7,0
10 6,5 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 6,0 ˃8 ˃8 5,5 6,5 5,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 11. Data Pengukuran pH ZPT Organik Auksin
Tabel 11.1 Pengukuran pH ZPT Organik Auksin
Perlakuan Sesudah diencerkan
26
April
30
April
4 Mei 8 Mei 12 Mei 16
Mei
20
Mei
24
Mei
28
Mei
1 Juni 5 Juni 9 Juni 13
Juni
17
Juni
21
Juni
Konsentrasi 5% 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Konsentrasi
15%
3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Konsentrasi
25%
3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Lampiran 12. Data Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin
Tabel 12.1 Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin
Perlakuan Sesudah diencerkan
26
April
30
April
4 Mei 8 Mei 12
Mei
16
Mei
20
Mei
24 Mei 28 Mei 1 Juni 5 Juni 9 Juni 13
Juni
17 Juni 21
Juni
Konsentrasi
5%
772
ppm
774
ppm
729
ppm
676
ppm
705
ppm
715
ppm
738
ppm
711
ppm
715
ppm
742
ppm
740
ppm
732
ppm
715
ppm
725
ppm
720
ppm
Konsentrasi
15%
1715
ppm
1715
ppm
1723
ppm
1690
ppm
1658
ppm
1676
ppm
1728
ppm
1709
ppm
1616
ppm
1670
ppm
1710
ppm
1689
ppm
1700
ppm
1712
ppm
1722
ppm
Konsentrasi
25%
2270
ppm
2272
ppm
2336
ppm
2407
ppm
2344
ppm
2376
ppm
2389
ppm
2329
ppm
2383
ppm
2375
ppm
2356
ppm
2378
ppm
2354
ppm
2352
ppm
12348
ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 13. Silabus
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Pelajaran : XII/ IPA
Semester : Gasal
Kompetensi Inti
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber belajar
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1 Menjelaskan
pengaruh faktor
internal dan faktor
eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
mahluk hidup
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Faktor luar dan
faktor dalam
pada tumbuhan
1. Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan
Mengamati
Mengamati pertumbuhan pada
tumbuhan melalui tayangan
video
Membaca data hasil
pengamatan pertumbuhan
tanaman
Membaca teks pertumbuhan
pada tumbuhan melalui artikel
Menanya
Siswa distimulir untuk
membuat pertanyaan yang
menuntut berfikir kritis
tentang konsep pertumbuhan
dan perkembangan mahluk
hidup dan faktor–faktor yang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Menggali informasi tentang
Konsep pertumbuhan dan
perkembangan Mahluk hidup
Observasi
- Laporan
Tes
- Konsep
2 x 45
menit Buku Biologi
SMA Kelas
XII
Video
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Artikel,
Makalah dan
Laporan hasil
penelitian
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber belajar
melalui tayangan Video
Diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
petumbuhan
Mengasosiasikan
Membaca dan menganalisis
data hasil pengamatan
pertumbuhan tanaman untuk
memahami konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
Menarik kesimpulan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya
Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan
diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
pertumbuhan dan
perkembangan
- Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
pada tumbuhan
4.1 Menyusun laporan
hasil percobaan
tentang pengaruh
faktor internal dan
eksternal terhadap
Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
Mengkaji hasil
2. Merencanakan dan
Melakukan Percobaan tentang
Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
Tumbuhan
2 x 45
menit Buku Biologi
SMA Kelas
XII
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber belajar
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman
kerja ilmiah
(contoh kerja
ilmiah)
Bagaimana
langkah-
langkah
melakukan
percobaan
menurut kerja
ilmiah dari hasil
diskusi dan
mengkaji
contoh karya
ilmiah dari
berbagai sumber
Mengamati
Mengkaji hasil kerja ilmiah
(contoh kerja ilmiah)
Bagaimana langkah-langkah
melakukan percobaan menurut
kerja ilmiah dari hasil diskusi
dan mengkaji contoh karya
ilmiah dari berbagai sumber
Menanya
Memberikan pertanyaan
tentang langkah-langkah
eksperimen dan penyusunan
laporan hasil eksperimen
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Mendiskusikan rancangan dan
usulan penelitian tentang
faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
pada tumbuhan
Melaksanakan eksperimen
sesuai dengan usulan yang
disusun dan sudah disepakati
setiap kelompok
Melakukan pengamatan
eksperimen, mencatat data
Observasi
- Kerja ilmiah,
sikap ilmiah dan
keselamatan kerja
Portofolio
- Laporan
Percobaan
Tes
- Membuat outline
perencanaan
percobaan
- Pemahaman
tentang hasil
percobaan dan
kesimpulan
- Pemahaman
tentang hal-hal
yang harus
dilakukan dalam
melakukan
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber belajar
Mengkomunikasikan
Menyusun usulan penelitian
tentang faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
Melaporkan hasil eksperimen
secara lisan (presentasi) dan
tertulis
- Pemahaman
tentang faktor
luar dan faktor
dalam terhadap
pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 14. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII/ I
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 3.1 Menjelaskan pengaruh faktor
internal dan eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
mahluk hidup
3.1.1 Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
3.1.2 Mendeskripsikan faktor
internal dan eksternal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No. Kompetensi Dasar Indikator
mempengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
3.1.3 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan faktor
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
2. 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan
tentang pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
4.1.1 Merancang desain percobaan
mengenai pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
4.1.2 Melaksanakan percobaan
mengenai pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
4.1.3 Melaporkan hasil percobaan
yang telah dilakukan dengan
tatacara penulisan ilmiah yang
benar
C. Tujuan Pembelajaran
3.1.1.1 Setelah melakukan kegiatan kajian pustaka, siswa dapat menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dengan baik
3.1.2.1 Melalui kegiatan menonton video, siswa dapat mendeskripsikan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan baik
3.1.3.1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menganalisis hubungan
antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dengan baik
4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat merancang desain penelitian
mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.1.2.1 Melalui kegiatan percobaan, siswa dapat melaksanakan percobaan
mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan baik
4.1.3.1 Setelah kegiatan kerja kelompok, siswa dapat melaporkan hasil
percobaan yang telah dilakukan dengan tatacara penulisan ilmiah yang
benar dengan baik
D. Materi Ajar
Fakta
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Konsep
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Prosedural
1. Melakukan eksperimen di sekolah mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Penemuan (Discovery)
3. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Eksperimen, Presentasi
F. Sumber/Bahan/Alat
Sumber:
1. Buku Biologi SMA Kelas XII semester 1
2. Makalah, artikel atau Laporan hasil penelitian tentang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
Bahan:
1. PPT (Power Point) pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
2. Video pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
3. LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Alat:
1. LCD
2. Laptop
3. Papan tulis
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
Memberikan salam dan berdoa
Mengondisikan kelas dan Presensi siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian
mengamati pertumbuhan tanaman di sekitar kalian?”
“Apa yang bisa menyebabkan tanaman tumbuh tinggi
dan menghasilkan buah?”
Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
mengungkapkan bahwa makhluk hidup tak termasuk
tumbuhan pun bertumbuh dan berkembang
Orientasi
Guru menuliskan materi dan pokok bahasan yang akan
dipelajari di papan tulis dan menampilkan indikator yang
akan dicapai melalui power point serta menjelaskan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati tayangan video mengenai proses
perkecambahan tanaman
Menanya
Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan
produktif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Mengumpulkan informasi
Siswa membentuk 6 kelompok sehingga setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa
Guru melemparkan satu permasalahan kepada kelompok 1
untuk dijawab dan kelompok lainnya memberikan pendapat
jika memiliki jawaban yang berbeda begitu seterusnya
hingga siswa memahami hubungan antara faktor internal dan
faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kegiatan Alokasi
waktu
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menarik kesimpulan
dari hasil diskusi dan tanya jawab
Guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok memberi motivasi
dan arahan pada kelompok yang menemukan kesulitan dan
menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
Mengkomunikasikan
Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
kesimpulan diskusi di depan kelas
Guru memberikan arahan yang benar dan penguatan kepada
setiap kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh
Kegiatan Penutup
Rangkuman
Bersama dengan siswa menyimpulkan mengenai konsep
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran hari ini
Tindak Lanjut
Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya:
Membawa alat dan bahan yang telah dituliskan di papan tulis
Guru menutup pelajaran dengan doa
30 menit
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
Memberikan salam dan berdoa
Mengondisikan kelas dan Presensi siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian tahu
mengapa tumbuhan bisa tumbuh hingga menjadi pohon
dan menghasilkan buah?”
Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
mengungkapkan bahwa terdapat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Orientasi
Guru menuliskan materi dan pokok bahasan yang akan
dipelajari di papan tulis dan menampilkan indikator yang
akan dicapai melalui power point serta menjelaskan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati laporan atau jurnal penelitian mengenai
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Menanya
Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan
produktif tentang laporan hasil penelitian yang diberikan
Mencoba
Siswa membentuk 6 kelompok sehingga setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa
Siswa bersama kelompok berdiskusi membuat rancangan
percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menarik kesimpulan
dari kegiatan merumuskan rancangan percobaan
Guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok memberi motivasi
dan arahan pada kelompok yang menemukan kesulitan dan
menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
Mengkomunikasikan
Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
kesimpulan diskusi di depan kelas
Guru memberikan arahan yang benar dan penguatan kepada
setiap kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh
Evaluasi
Mengajukan pertanyaan secara lisan apa saja faktor eksternal
dan internal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
90 menit
Kegiatan Penutup
Rangkuman
Bersama dengan siswa menyimpulkan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran hari ini
Tindak Lanjut
Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya:
Melakukan percobaan yang telah dirancang
Guru menutup pelajaran dengan doa
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
H. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Pengetahuan (Kognitif) Tes Tertulis Tes soal (Pilihan ganda dan
Essay)
Sikap (Afektif) Observasi Lembar Observasi (Diskusi
kelompok)
Ketermpilan
(Psikomotorik)
Observasi Lembar Observasi (Kegiatan
presentasi)
I. Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Instrumen Penilaian Kognitif
3. Instrumen Penilaian Afektif
4. Instrumen Penilaian Psikomotorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 15. LDS
LEMBAR DISKUSI SISWA
A. Judul : Pertumbuhan dan perkembangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi tanaman
B. Tujuan
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
2. Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
C. Alat dan Bahan
- Buku Biologi Kelas X SMA
- Alat tulis
- LKS 1
D. Langkah Kerja
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa
2. Diskusikan dengan teman kelompok mengenai faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
E. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Mengapa kelembapan udara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
4. Cahaya diperlukan untuk melakukan proses fotosintesis, namun disisi lain
cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan. Jelaskan
pernyataan tersebut!
F. Kesimpulan
...............................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................... .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LEMBAR KERJA SISWA
A. Judul : Merancang dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
B. Tujuan
1. Merancang desain penelitian mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3. Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tatacara penulisan
ilmiah yang benar
C. Alat dan Bahan
- Alat
Polybag, Alat tulis, LKS
-Bahan
Bibit bayam, ZPT organik auksin, Tanah, Air
D. Langkah Kerja
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa
2. Diskusikan dan rancanglah penelitian dengan teman kelompok mengenai
- Pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman
- Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
3. Presentasikan hasil diskusi rancangan percobaan di depan kelas
4. Lakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang dibuat selama 2 minggu
Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
6. Hasil percobaan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan tatacara
penulisan ilmiah
E. Pertanyaan
1. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan percobaan dan menyusun
laporan percobaan?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan?
3. Bagaimana hasil percobaan yang telah dilakukan?
F. Kesimpulan
...............................................................................................................................
...................................................................................................................... ..............
.........................................................................................................................
Lembar Observasi Pertumbuhan Tanaman
Polybag Aspek yang diamati
Tinggi batang Jumlah daun Berat basah
bayam
1
2
Dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 16. Lembar Penilaian Kognitif
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Kisi-Kisi Soal
Satuan Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Kelas / Semester : XII / I
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit
Indikator Level
Koginitif
No Soal Bentuk Soal Jumlah Soal
1. Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
C1
1
Pilihan
Ganda
6
3
C2
2
5
8
C4 6
2. Menganalisis
hubungan antara
faktor internal
dan faktor
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
C4 4 Pilihan
Ganda
6
7
10
C1 1
Essay
C4
2
4
3. Merancang
desain
percobaan
mengenai
C2 9 Pilihan
Ganda
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Indikator Level
Koginitif
No Soal Bentuk Soal Jumlah Soal
pengaruh faktor
luar terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
C4 5 Essay
Total Soal 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SOAL TEST
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Dibawah ini faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan, kecuali .......
a. Suhu
b. Oksigen
c. Cahaya
d. Kelembaban
e. Gen dan hormon
2. Cahaya diperlukan oleh tumbuhan tetapi cahaya yang berlebih dapat menyebabkan ...
a. Mematikan sel meristem
b. Tumbuhan cepat layu
c. Mematikan pucuk daun
d. Mempercepat terbentuknya auksin
e. Menghambat pertumbuhan karena menguraikan auksin
3. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan ialah ....
a. kondisi tanah
b. kecepatan angin
c. suhu
d. nutrisi
e. hormon
4. Dua kecambah diletakan disuatu tempat, kecambah yang satu terkena cahaya sedangkan
yang lain tidak terkena cahaya. Beberapa kecambah yang diletakan ditempat gelap, jauh
lebih panjang daripada kecambah yang diletakan di tempat yang terang. Berdasarkan hal
diatas dapat disimpulkan bahwa ...
a. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
b. Cahaya merupakan faktor yang tidak diperlukan
c. Cahaya diperlukan sedikit untuk pertumbuhan
d. Cahaya merupakan faktor penghambat pertumbuhan
e. Cahaya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan
5. Berikut ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman akibat pengaruh hormon tertentu:
• Memperbesar ukuran buah.
• Tanaman kerdil akan tumbuh normal dengan penambahan hormon ini.
• Dapat menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 kali tumbuhan normal
Berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan di atas, tanaman tersebut dipengaruhi oleh hormon ….
a. Giberelin
b. Auksin
c. Sitokinin
d. Traumalin
e. Kalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
6. Dua stek batang tanaman mawar ditanam pada 2 pot (A dan B) dengan media tanam sekam
padi. Setelah tumbuh tunas pada pot A diberi pupuk urea sedangkan pada pot B tidak
diberi urea. Setelah 1 bulan temyata tanaman mawar pada pot A tumbuh lebih cepat
daripada tanaman mawar pada pot B. Komponen pupuk urea yang menyebabkan
peningkatan pertumbuhan tanaman mawar adalah ….
a. Fosfor
b. Sulfur
c. Nitrogen
d. Hidrogen
e. Karbon
7. Perhatikan data hasil percobaan pertumbuhan tanaman kacang hijau berikut!
No
Perlakuan
Rataan pertumbuhan per hari
Rata- rata Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
1
Kacang hijau
0,07
0,5
1,3
3,5
5
2,07 cm
2
Kacang hijau +
hormon
tumbuh
0,1
1,4
3,9
6,5
9,5
4,28 cm
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa, pertumbuhan kacang hijau ….
a. hanya dapat terjadi bila ditambah hormon tumbuh
b. tidak dipengaruhi oleh hormon tumbuh
c. hanyasedikitdipengaruhiolehpenambahan hormon
d. sangat tergantung pada penambahan hormon
e. akan lebih cepat apabila ditambah hormon
8. Selama musim kemarau panjang pohon jati dan pohon kedongdong menggugurkan
daunnya hal ini disebabkan terkonsentrasinya hormon pada bagian kuncup untuk
menghambat pembelahan sel. Hormon yang dimaksud adalah ....
a. Auksin
b. Giberelin
c. Sitokinin
d. Absisat
e. Etilen
9. Rumusan masalah yangsesuai untuk permasalahan pengaruh cahaya terhadap kecepatan
tumbuh kecambah adalah . . .
a. Cahaya menghambat pertumbuhan kecambah
b. Cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
c. Cahaya tidak berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
d. Apakah cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
e. Adakah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
10.Perhatikan data pengamatan panjangtanaman kacang hijau pada dua pot selama 10 hari
berikut:
Hari ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pot A(cm)
–
0,4
1,8
2,6
3,1
4,9
5,9
6,5
7,2
7,7
Pot B(cm)
0,2
0,5
2,4
3,1
4,2
6,1
8,2
8,9
10,3
11,5
Keterangan:
Pot A:
– Berisi tanah gembur
– Diletakkan di tempat terang
– Temperatur udara 25 °C
Pot B:
– Berisi sekam padi + pasir
– diletakkan di tempat teduh
– Temperatur udara 24°C
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman
kacang hijau dipengaruhi oleh ….
a. Jenis tanaman
b. Cahaya
c. Media dalam pot
d. Umur tanaman
e. Suhu lingkungan
B. Essay
Isilah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan?
2. Mengapa hormon auksin dapat digunakan untuk partenokarpi?
3. Jelaskan kaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat sertai dengan
contoh!
4. Hormon apa dan bagaimana kerjanya sehingga daun dan buah dapat menjadi
rontok!
5. Hipotesis apakah yang tepat bagi judul penelitian berikut: Pengaruh Pemberian
ZPT Organik Auksin terhadap Pertumbuhan Bawang merah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
KUNCI JAWABAN SOAL TEST
Pilihan Ganda
1. E
2. E
3. A
4. D
5. A
6. C
7. E
8. D
9. D
10.B
Essay
1. Faktor internal : Hormon dan Gen
Faktor eksternal : Air, cahaya, nutrisi, kelembaban, suhu, oksigen dan pH.
2. Partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji dapat menggunakan hormon
auksin karena jika hormon auksin disemprotkan pada kepala putik, maka
pembentukan saluran polen akan terhambat dan mengakibatkan dinding
ovarium membengkak sehingga menyebabkan gagalnya pembuahan yang akan
menghasilkan biji.
3. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Contoh : Pertumbuhan
tanaman bawang merah dipengaruhi oleh pemberian pupuk.
4. Hormon yang mempengaruhi yaitu hormon etilen dan auksin. Pada musim
gugur, peningkatan jumlah etilena dan penurunan jumlah auksin pada buah dan
tangkai daun menyebabkan kedua organ tumbuhan tersebut rontok. Cara kerja :
Pada daun dan buah yang telah tua produksi auksin menjadi terhambat. Hal
demikian terjadi karena terbentuknya lapisan absisi pada tangkai daun dan
tangkai buah, sehingga daun dan buah tidak dapat bertahan menempel pada
batang (gugur).
5. H0 = Tidak ada Pengaruh pemberian Pemberian ZPT Organik Auksin terhadap
Pertumbuhan Bawang merah
H1 = Ada Pengaruh Pemberian ZPT Organik Auksin terhadap Pertumbuhan
Bawang merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Rubrik Penilaian Kognitif
1. Rubrik Penilaian Pilihan Ganda
SKOR Keterangan
1 Jika jawaban benar
0 Jika jawaban salah dan tidak menjawab
2. Rubrik Penilaian Essay
Soal Skor Aspek
1 5 Bila menjawab faktor internal : Hormon dan Gen dan faktor
eksternal : Air, cahaya, nutrisi, kelembaban, suhu, oksigen dan
pH
2 Bila menjawab faktor internal dan faktor eksternal
0 Bila tidak menjawab pertanyaan
2 20 Bila menjawab partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji
dapat menggunakan hormon auksin karena jika hormon
auksin disemprotkan pada kepala putik, maka pembentukan
saluran polen akan terhambat dan mengakibatkan dinding
ovarium membengkak sehingga menyebabkan gagalnya
pembuahan yang akan menghasilkan biji
10 Bila menjawab partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji
dapat menggunakan hormon auksin karena jika hormon
auksin disemprotkan pada kepala putik, maka pembentukan
saluran polen akan terhambat
0 Bila tidak menjawab pertanyaan
3 10 Bila menjawab Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
bebas dengan disertai contoh yang tepat
4 Bila menjawab Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
bebas tanpa disertai contoh
0 Bila tidak menjawab pertanyaan
4 20 Bila menjawab hormon etilen dan auksin serta menjelaskan
cara kerja hormon tersebut dalam merontokkan daun dan buah
10 Bila menjawab 1 hormon saja dengan benar beserta cara kerja
hormon tersebut dalam merontokkan daun dan buah
0 Bila tidak menjawab pertanyaan
5 10 Bila menjawab H0 dan H1 dengan benar
5 Bila menjawab hanya H0 atau H1 saja dengan benar
0 Bila tidak menjawab pertanyaan
Nilai = Skor Pilihan ganda + Skor essay
7,5
x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 17. Lembar Penilaian Afektif
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII/ 2
Indikator : 2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi
kelompok
2.1.2 Bersikap responsif dan proaktif dalam melakukan
kegiatan diskusi kelompok
2.1.3 Bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam
kegiatan diskusi
No. Nama Aspek Penilaian Skor
Bekerjasama Responsif Proaktif Bertanggung
jawab
1
2
Dst.
Rubrik Penilaian Afektif
Aspek Skor Indikator
Bekerjasama
3 Mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan
kesepakatan serta sering membantu sesama
anggota yang kesulitan
2 Mengerjakan tugas yang mudah-mudah saja
untuk diri sendiri
1 Mengerjakan tugas sendiri sesuai kemauan
diri sendiri
Responsif
3 Melakukan sesuatu sesuai instruksi dan
segera melakukan sesuatu yang diminta oleh
sesama dengan baik
2 Lambat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh kelompok
1 Tidak mendengarkan dan acuh tak acuh
selama kegiatan diskusi berlangsung
3 Aktif dalam berpendapat dalam kegiatan
diskusi, Suka menanggapi pertanyaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Aspek Skor Indikator
Proaktif
pendapat sesama serta suka melakukan
sesuatu tanpa diminta terlebih dahulu
2 Diam dan berbicara seperlunya saat kegiatan
diskusi berlangsung
1 Tidak pernah menyampaikan pendapat
dalam kegiatan diskusi, malas menanggapi
pertanyaan dan pendapat sesama anggota
kelompok
Bertanggung jawab
3 Melaksanakan tugas yang diberikan dengan
baik, menerima resiko dari tindakan yang
dilakukan serta meminta maaf atasa
kesalahan yang dilakukan
2 Malas mengerjakan tugas kelompok
1 Tidak melaksanakan tugas yang diberikan
Skor = 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 18. Lembar Penilaian Psikomotorik
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII/ 2
Indikator : 4.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh
faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
No. Kelompok Aspek Penilaian Skor
Penggunaan
Bahasa
Kekompakan Isi
Presentasi
Penyajian
PPT
1
2
Dst.
Rubrik Penilaian Afektif
Aspek Skor Indikator
Penggunaan Bahasa
3 Penyampaian presentasi menggunakan
bahasa baku yang singkat, jelas dan sopan
2 Penyampaian presentasi menggunakan
bahasa informal dan bertele-tele
1 Penyampaian presentasi menggunakan
bahasa daerah dengan kalimat yang
membingungkan
Kekompakan
3 Pembagian tugas merata, semua anggota
kelompok berperan dalam presentasi mulai
dari menyajikan hingga menjawab
pertanyaan
2 Pembagian tugas kurang merata, hanya
sebagian anggota kelompok berperan dalam
presentasi mulai dari menyajikan hingga
menjawab pertanyaan
1 Hanya 1 orang anggota kelompok saja yang
berperan dalam presentasi mulai dari
menyajikan hingga menjawab pertanyaan
Isi Presentasi
3 Sesuai dengan tema atau permasalahan
2 Isi presentasi terlalu luas dan berbelit-belit
1 Tidak sesuai dengan tema atau permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Aspek Skor Indikator
Penyajian PPT
3 Tampilan PPT menarik, berisi poin-poin
presentasi yang jelas dan tidak dipenuhi
banyak tulisan-tulisan
2 Tampilan PPT agak dipenuhi banyak tulisan
dengan background yang kurang selaras
1 Tampilan PPT dipenuhi banyak tulisan
Skor = 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 19. Gambar Tempat, Alat dan Proses Penelitian
Tempat penelitian Alat pengukur pH tanah
Pengukuran kekentalan ZPT Pengukuran kekentalan ZPT
sebelum diencerkan sesudah diencerkan
Pengukuran pH ZPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 20. Gambar Hasil Panen Umbi Bawang merah
Umbi bawang merah Umbi bawang merah
pada konsentrasi 5% p ada konsentrasi 15%
Umbi bawang merah Umbi bawang merah
pada konsentrasi 25% pada kontrol
Penimbangan umbi bawang merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related