penganggaran perusahaan 1
Post on 22-Oct-2015
240 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
Pengertian Penganggaran perusahaan
Penganggaran perusahaan merupakan proses penyusunan anggaran perusahaan sehingga anggaran
perusahaan merupakan hasil dari penganggaran perusahaan. Pengangaran perusahaan berartii
menjelaskan, menghitung dan menyusun anggaran perusahaan,. Sedangkan anggaran perusahaan hanya
menampilkan bentuk dari anggaran perusahaan, seperto laporan keuangan tanpa disertai dengan
penjelasannya.
Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:
"Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for
accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management".
Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi
perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka
anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan
bidang-bidang organisasional didalam badan usaha.
Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan
prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran
menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang
ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai
tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka
waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang
dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka
panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh
manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi
tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.
Nafarin dalam bukunya menyatakan bahwa penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan
anggaran merupakan hasil penganggaran.
Penganggaran meliputi anggaran, sedangkan anggaran bagian dari penganggaran.
Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif periodik yang disusun berdasarkan program yang telah
disyahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang,
tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam
mencapai tujuan. Anggaran bukanlah merupakan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Dalam
penyusunan anggaran perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Pengetahuaan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan
b. Data masa lalu
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan
Tujuan Dan manfaat Anggaran
Anggaran yang disusun bermanfaat bagi manajemen sebagai alat dalam melaksanakan dan
menngendalaikan organisasi perusahaan agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan penyusunan anggaran :
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana
2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah
pengawasan
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan
nyata terlihat
6. Menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan
Manfaat anggaran :
1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan
3. Dapat memotivasi karyawan
4. Menumbuhkan tanggungjawab pada karyawan
5. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang kurang perlu
6. Sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien
7. Alat pendidikan bagi para manajer
Kelemahan anggaran:
Karena anggaran disusun berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian
Penyusunan anggaran yang cermat memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak
sedikit perusahaan yang tidak mampu menyusun anggaran secara lengkap
Bagi pihak yang merasa terpaksa untuk melaksanakan anggaran akan mengakibatkan dalam melaksanakan
anggaran tersebut kurang bertanggungjawab.
Fungsi dan Jenis Anggaran
1. Fungsi perencanaan : anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran
secara teliti dan memberikan gambaran lebih rinci
2. Fungsi pelaksanaan: anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, anggaran bertujuan
agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan
3. Fungsi pengawasan: anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian, yang berarti
menilai atau mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan,. Dengan cara membandingkan
realisasi dengan anggaran, dan melakukan perbaikan bila dipandang perlu.
Jenis Anggaran :
1. Jenis anggaran berdasarkan penyusunannya:
a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas atau
aktivitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat aktivitas yang berbeda.
b. Anggaran Tetap (fixed Budget) adalah anggaran yang disusn berdasarkan kapasitas tertentu.
Anggaran tetap sering juga disebut sebagai anggaran statis
c. Anggaran periodik (periodic budget) yaitu anggaran yang disusun pada suatu periode tertentu
d. Anggaran Kontinu (continuous budget) yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.
2. Jenis anggaran berdasarkan jangka waktu:
a. Anggaran jangka pendek (short range budget) yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu
paling lama satu tahun. Anggaran jangka pendek sering juga disebut dengan anggaran taktis
b. Anggaran jangka panjang (long range budget) yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu
lebih dari 1 tahun. Anggaran jangka panjang sering juga disebut dengan anggaran strategis.
3. Jenis anggaran berdasarkan bidangnya:
Anggaran dilihat dari segi bidangnya terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan dan
kedua anggaran tersebut sering disebut sebagai anggaran induk ( master budget). Anggaran induk
adalah anggaran yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka waktu
pendek biasanya disusun secara tahunan. Anggaran tahunan kemudian dipecah lagi menjadi
anggaran semesteran, triwulanan dan bulanan.
a. Anggaran operasional yaitu anggaran yang dibuat untuk menyusun anggaran laba-rugi
b. Anggaran keuanagan yaitu anggaran untuk menyusun neraca.
4. Jenis anggaran berdasarkan kemampuan penyusunnya:
a. Anggaran komprehensif yaitu rangkaian dari berbagai anggaran yang disusun secara lengkap.
Dan anggaran ini merupakan perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan
b. Anggaran parsial yaitu anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau hanya bagian-bagian
tertentu saja.
5. Jenis Anggaran Berdasarkan Fungsi
a. Anggaran tertentu (appropriation budget) yaitu anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Anggaran kinerja (performance budget) yaitu anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi perusahaan.
6. Jenis Anggaran berdasarkan Metode Penentuan harga Pokok Produk
a. Anggaran Tradisional atau anggaran konvensional yaitu anggaran yang terdiri dari anggaran
berdasarkan fungsional (anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode harga pokok full
cost) dan anggaran berdasarkan sifatnya (anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode
harga pokok variabel dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.
b. Anggaran kegiatan yaitu anggaran yang dibuat dengan menggunnkan metode harga pokok
berdasarkan kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel
dan anggaran induk
FORCASTING BUDGET
Pengertian Forcasting budget
Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-taksiran tentang
keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan datang
Untuk menentukan taksiran dalam menyusun suatu anggaran dapat melakukan penaksiran
dan tidak lepas dari taksiran dan untuk menentukan taksiran tersebut diperlukan suatu cara
penentuannya diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan metode
kualitatif.
1. Metode kualitatif yaitu ramalan dengan menggunakan metode pendapat para tenaga ahli,
dan pendapat konsumen.
2. Metode kuantitatif yaitu dengan cara menganalisa lini produk, metode distribusi
probabilitas, analisis tren, dan analisis regresi.
Analisis lini produk dalam membuat ramalan penjualan baik strategi maupun taktis harus
mencakup keputusan sementara tentang jalur prduk baru yang akan diperkenalkan, jalur produk
lama yang akan dihapus, serta inovasi dan produk campuran.
Contoh:
Anggaran penjualan produk x dan produk y masing- masing sebanyak 2.000 unit dan 4.600
unit, yang jadi masalah apakah akan meningkat produk y tanpa meningkatkan produk X atau
sebaliknya. Untuk membahas masalah ini akan dibahas kemudian
Metode distribusi probabilitas dapat digunakan untuk meramalkan jumlah penjulan dengan
cara menaksir variasi produk yang akan dijual, setelah memilih angka tertentu untuk membuat
kelas interval, dan titik tengah dari kelas interval tersebut yang dipilih sebagai nilai kelas interval
masing-masing. Kemudian membuat probabilitas dengan cara untung-untungan dan jumlah
probabilitas dari semua kemungkinan berjumlah satu atau 100%. Setelah itu, mengalikan setiap
kemungkinan dengan probabilitasnya untuk mendapatkan nilai tertimbang masing-masing. Jumlah
nilai tertimbang merupakan nilai yang diharapkan, dalam hal ini yang diramalkan,
Contoh:
Manajer penjulan menaksir jumlah suatu produk selama sebulan bervariasi dari 0 sampai
20.000 unit, namun tidak mungkin 20.001 unit. Mamajer penjulan memilih 5 angka tertentu dan
probabilitas dari masing-masing angka tersebut. Interval 0-20.000 unit dibagi 5 buah kelas interval
dan titik tengah dari kelas interval tersebut dipilih sebagai nilai kelas interval masing-masing.
Pendekatan ini menghasilkan distribusi sbb:
20.000 : 5 = 4.000 maka kelas intervalnya dapat ditentukan sbb:
Penjualan x probabilitas = nilai Tertimbang
1.000 10% 100 unit
5.000 20% 1000 unit
9.000 35% 3.150 unit
13.000 30% 3.900 unit
17.000 5% 850 unit
100% 9.000 unit
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa angka 9.000 unit
merupakan ramalan penjualan per bulan. Kelebihan metode ini adalah adanya nilai tunggal pada
nilai yang diharapkan dan distribusi probabilitas itu sendiri mudah dikerjakan. Kekurangannya
adalah lebih bergantung pada taksiran manajemen dalam penentuan besarnya nilai probabilitas.
Analisis tren merupakan salah satu metode statistik yang digunakan dalam meramal. Analisi
tren terdiri dari tren garis lurus atau linear yang terdiri dari metode kuadrat terkecil (momen) dan
tren bukan garis lurus ( tren parabola kuadrat dan tren eksponensial (logaritma). Analisis tren
merupakan analisis runtut waktu atau data berkala sebagai variabel bebas ( X).
Analisis regresi metode ini termasuk juga metode statistik untuk meramalkan sesuatu.
Analisis regresi terdiri dari regresi sederhana dan regeresi berganda. Analisis regeresi merupakan
analisis antar variabel terikat dengan variabel tidak terikat. Dalam analisis tren dan regresi
menggunakan asumsi (anggapan) yang konstan, sehingga tidak dapat digunakan dalam menyusun
ramalan jangka panjang, kecuali anggapan tersebut dalam jangka panjang tidak berubah.
Analisis tren garis lurus
Tren merupakan gerakan lamban berjangka panjang dan cenderung menuju kesuatu arah
dalam suatu data runtut waktu. Garis tren pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas yang
merupakan variabel waktu. Tren garis lurus (linear) adalah suatu tren yang diramalkan naik atau
turun secara lurus. Analisis tren terdiri dari metode kuadrat terkecil dan metode momen.
Ramalan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (leas square) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sbb:
Y = a+bx
b=
n Σx²-(Σx)²
a= ΣY – b (Σx)
n n
Ket :
Y = variabel terikat
X = Variabel bebas
a = nilai konstan
b= koefisien arah regresi
n= banyaknya data
contoh:
untuk menentukan jumlah ramalan tahun 2016, dengan data yang dihimpun dari tahun 2011
sampai tahun 2015 dapat dihitung dengan menggunakan tren garis lurus dengan metode kuadrat
terkecil sbb:
data dari tahun 2011 samapai tahun 2015 sbb:
n Tahun Y X X²Type equation here.
XY
1 2011 130 0 0 0
2 2012 145 1 1 145
3 2013 150 2 4 300
4 2014 165 3 9 495
5 2015 170 4 16 680
Σ 760 10 30 1620
Dengan syarat bahwa Σ x = 0, apabila datanya berjumlah genap maka kita dapat mengunakan
angka dimana yang atas mines dan bawah plus, sehingga jumlah x menjadi nol dengan syarat
keduanya seimbang.
b = 5 x 1620 – 10 x 760 = 8100-7600 = 10
5 X 30 – (10)2 150 -100
a = 760 - 10 (10) = 152 – 20 = 132
5 5
Maka persamaan regresinya = a + b x
Ramalan penjualan tahun 2016 adalah = 132 + 10 (5) = 182 unit
Berikut contohnya data dengan jumlah genap
n Tahun Y X X²Type equation here.
XY
1 2012 145 -3 9 -435
2 2013 150 -1 1 -150
3 2014 165 1 1 165
4 2015 170 3 9 340
Σ 630 0 20
Maka hasil perhitungan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil adalah sbb:
a =
n
b = ∑ XY
∑ X2
dengan sarat ∑ X = 0
Metode momen
Rumus metode momen sbb:
Y = a+bx
ΣY = n a+b Σx
Σxy = a Σx + bΣx²
PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan ialah rencana pendapatan ( revenue) perusahaan dalam satu tahun atau lebih.
Anggaran penjualan merupakan titik sentral pembuatan anggaran biaya dan investasi.
Kegunaan anggaran penjualan :
1. Untuk membuat anggaran biaya
2. Untuk membuat anggaran laba
3. Untuk membuat anggaran investasi.
Karena perubahan volume penjualan akan mempengaruhi investasi pada modal kerja dan
aktiva tetap.
Contoh:
Misalkan anggaran penjualan ditetapkan sebesar Rp 10.000, laba kotor 40%, laba operasi 20%, dan
laba bersih 10%, deviden 40% dari laba bersih, maka hal ini akan mengakibatkan seluruh divisi
dalam perusahaan akan membuat anggaran dan mengaju pada anggaran penjualan. Berdasarkan
hal pemikiran diatas maka dapat dikatakan bahwa anggaran penjualan dapat digunakan sebagai
alat koordinasi dan penilaian kinerja.
Berikut ini anggaran penjualan, biaya dan laba untuk PT ABC pada tahun 2010
Keterangan Rp %
Penjualan 10.000 100
Harga pokok penjualan 6.000 60
Laba kotor penjualan 4.000 40
Biaya usaha 2.000 20
Laba operasi (EBIT) 2.000 20
Biaya lain-lain dan pajak 1.000 10
Laba bersih (EAT) 1.000 10
Dividen 40% dari laba bersih 400 4
Laba ditahan 600 6
Kenaikan penjualan mengakibatkan perubahan harta dan utang jangka pendek, karena
untuk memenuhi kenaikan penjualan harus membutuhkan tambahan harta dan utang jangka
pendek. Kebutuhan dana untuk memenuhi tambahan penjualan dapat dipenuhi dari dalam dan
luar perusahaan. Jika kenaikan kecil maka kemungkinban dana dapat dipenuhi dari dalam
perusahaan, dan jika kenaikan besar, maka umumnya tambahan dana dipenuhi dari luar
perusahaan. Sehingga akan berpengaruh terhadap neraca
PT ABC
NERACA PER 31 DESEMBER 2010
PADA KAPASITAS SALE 10.000
HARTA JUMLAH RASIO TERHADAP PENJUALAN
KAS
PIUTANG
PERSEDIAAN
HARTA TETAP BERSIH
10.000
20.000
5.000
25.000
0.10
0.20
0.05
0.25
JUMLAH HARTA 60.000 0.60
KEWAJIBAN DAN MODAL
HUTANG DAGANG
HUTANG BIAYA
HUTANG HIPOTEK
SAHAM BIASA
25.000
5.000
5.000
10.000
0.25
0.05
0.05
0.10
LABA DITAHAN 15.000 0.15
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
MODAL SENDIRI
60.000 0.60
Ramalan penjualan tahun berikutnya menjadi Rp 15.000, kenaikannya adalah sebesar Rp 5.000
persentase harta dan hutang jangka pendek pada penjualan Rp 10.000 adalah sbb:
Harta 0.60
Dikurangi kenaikan spontan kewajiban 0.30
Persentase tambahan biaya dari tambahan penjualan 0.30
Untuk kenaikan sebesar 15.000. estimasi laba bersih penjualan 10%, DAN DIVIDEN YANG
DIBAGIKAN 40%
Maka kebutuhan dana sebesar 5.000 adalah sbb:
Dana dari tambahan harta 0.60 x 5.000 = Rp 3.000
Dari utang 0.30 x 5.000 = Rp 1.500
Dari laba 0.10 (1-0.40) x 5.000
Sisanya diambil dari luar perusahaan = Rp 1.500
ANGGARAN PRODUKSI
Sebelum membehas mengenai anggaran konfrehensip atau master budget, maka langkah
yang harus dibuat pertama kali adalah menyusun anggaran produksi, dimana anggaran produksi
sangat dipengaruhi oleh anggaran penjualan.
Anggaran penjualan merupakan dasar untuk menyusun anggaran produksi, anggaran biaya
pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.
Anggaran penjualan berguna untuk penyusunan ramalan penjualan
Kegunaan anggaran produksi
Untuk pedoman kerja, coordinator kerja, pengendalian kerja divisi bagian produksi
Adapun factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran produksi
diantaranya:
1. Anggaran penjualan
2. Kapasitas produksi
3. Tenaga kerja
4. Bahan
5. Modal kerja
Teknik penyusunan anggaran produksi
Langkah yang harus ditempuh untuk menyusun anggaran produksi diantaranya:
1. Menetapkan tingkat persediaan yang diinginkan
2. Menetapkan jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi
3. Menyusun jadwal produksi
Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran produksi adalah:
¸ Pendekatan stabilitas produksi
¸ Pendekatan stabilitas persediaan
¸ Pendekatan kombinasi
Contoh
Anggaran penjualan tahun 2006 sebanyak 3.240 unit, rencana persediaan barang awal
periode 50 unit dan persediaan akhir 60 unit, berdasarkan data diatas maka dapat disusun
anggaran produksi sbb:
1. Dengan menggunakan pendekatan stabilitas produksi
Jumlah penjualan 3.240 + persediaan akhir 60 – persediaan awal 50 unit = jumlah
produksi 3.250 unit : 4 = 812,5 unit
Keterangan I II III IV JUMLAH
Penjualan 750 800 850 840 3.240
Persediaan akhir 112,5 125 87,5 60 60
Jumlah 862,5 925 937,5 900 3.300
Persediaan awal 50 112,5 125 87,5 50
Jumlah produksi 812,5 812,5 812,5 812,5 3.250
2. Dengan menggunakan pendekatan stabilitas persediaan
Jumlah persediaan awal 50 – persediaan akhir 60 = -10/4 = -2,5
Maka stabilitas persediaan sbb:
Persediaan awal 50 – (-2,5) = 52,5 (persediaan akhir)
Keterangan I II III IV JUMLAH
Penjualan 750 800 850 840 3.240
Persediaan akhir 52,5 55 57,5 60 60
Jumlah 802,5 855 907,5 900 3.300
Persediaan awal 50 52,5 55 57,5 50
Jumlah produksi 752,5 802,5 852,5 842,5 3.250
3. Apabila menggunakan pendekatan kombinasi, maka langkahnya dengan
menggabungkan stabilitas produksi dan stabilitas persediaan dengan syarat:
1. Jumlah produksi tidak boleh fluktuasi lebih dari 10% dari rata-rata
2. Tingkat persediaan boleh fluktuasi untuk triwulan I dan 2 sebanyak 8, dan triwulan 3
dan 4 sebanyak 6
Dengan demikian anggaran produksinya dapat dihitung sbb:
Keterangan I II III IV JUMLAH
Penjualan 750 800 850 840 3.240
Persediaan akhir 53 55 57 60 60
Jumlah 803 855 907 900 3.300
Persediaan awal 50 53 55 57 50
Jumlah produksi 753 802 852 843 3.250
Guna mempertahankan stabilitas persediaan dan stabilitas maka kisaran persediaan dan produksi
tidak jauh berbeda antara 1 sampe 8
ANGGARAN BAHAN BAKU
Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan,
yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses produksi.
Disamping itu juga perusahaan memperhitungkan biaya yang paling ekonomis yang dikenal dengan
EOQ.
Dalam perusahaan manufaktur pada umumnya terdapat tiga macam persediaan yaitu raw
material, work in process dan finish good. Ketiga jenis persediaan itu dihitung tingkat
perputarannya sebagai berikut:
1. Perputaran bahan baku ( bahan baku yang digunakan dibagi rata-rata persediaan bahan
baku)
2. Perputaran barang dalam proses ( harga pokok produksi dibagi rata-rata persediaan barang
dalam proses)
3. Perputaran barang jadi (harga pokok penjualan dibagi rata-rata persediaan barang jadi)
atau hasil penjualan dibagi rata-rata persediaan barang jadi
Perputaran barang dagangan dihitung dengan cara:
1. Harga pokok penjualan dibagi rata-rata persediaan barang dagang
2. Penjualan bersih dibagi rata-rata persediaan barang dagang
Besar kecilnya persediaan bahan baku berhubungan langsung dengan modal yang
diinvestasikan. Besar kecilnya nilai persediaan dipengaruhi oleh:
1. Estimasi dan perencanaan volume penjualan
2. Estimasi dan perencanaan volume produksi
3. Estimasi dan perencanaan kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi
4. Biaya order pembelian
5. Biaya penyimpanan
6. Harga bahan baku
Dalam pengelolaan bahan baku dibutuhkan dua unsure biaya variable utama yaitu biaya
pesanan ( procurement cost atau set up cost) dan biaya penyimpanan (stronge cost atau
carrying cost). Yang termasuk biaya pesanan adalah:
1. Biaya proses pemesanan
2. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan barang yang dipesan
4. Biaya untuk memproses pembayaran pembelian
Yang termasuk unsure biaya penyimpanan adalah:
1. Biaya untuk menglola barang (biaya penimbang atau menghitung)
2. Biaya sewa gudang
3. Biaya pemeliharaan dan penyelamatan barang
4. Biaya asuransi
5. Biaya pajak
6. Biaya modal
Eoq dihitung dengan rumus :
EOQ = √2RS
PxI
R= jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu periode
S = Set up cost biaya pesan setiap kali pesan
P = Price, harga barang yang di pesan per satuan
I = Inventory, biaya penyimpanan persediaan umumnya dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata persediaan
Dalam pengelolaan bahan baku perusahaan harus memiliki persediaan besi (safety Stock) yaitu jumlah persediaan yang harus selalu ada dalam gudang untuk menjaga kemungkinan terlambatnya bahan baku yang dipesan. Disamping itu harus juga diperhitungkan jumlah
bahan baku yang digunakan selama waktu menunggu datangnya bahan baku (lead time). Untuk itu maka dapat dihitung titik pemesanan kembali (re- order point).
Re order point = ( lead time x jml Kebutuhan ) +( lead time x safety Stock)
Safety stock dapat dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan dalam beberapa waktu.
ANGGARAN TENAGA KERJA
Tenaga kerja adalah unsure yang menentukan terciptanya laba, karena alat kerja dioperasikan oleh tenaga kerja untuk mencapai sasaran kerja. Sasaran kerja adalah komoditi yang akan di pasarkan.
Tenaga kerja dalam hal ini manusia yang bekerja dengan mendapatkan upah, oleh karena itu lajim disebut buruh. Tenaga kerja di kategorikan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung menghasilkan komoditi.
Upah tenaga kerja dalam terminology akuntansi disebut upah langsung atau direct labour dan dikategorikan sebagai biaya variable. Material yang diolah oleh buruh untuk dijadikan komoditi di kategorikan sebagai biaya variable. Dua unsur biaya variable tersebut disebut dengan biaya utama ( primer cost) dinyatakan sebagai biaya langsung (direct cost) dalam kajian akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Dan biaya yang berhubungan dengan alat kerja, manajer dan staf dikategorikan sebagai biaya tidak langsung ( indirect cost) terhadap proses produksi komoditi.
Factor-faktor yang mempengaruhi penyusunan biaya tenaga kerja:
1. Anggaran tenaga kerja:∑ Kebutuhan tenaga kerja : kebutuhan tenaga kerja ditentukan oleh volume produksi dan
volume produksi ditentukan oleh volume penjualan∑ Teknologi produksi : jika perusahaan menggunakan teknologi produksi padat karya maka
jumlah tenaga kerja yang diperlukan lebih banyak, sedangkan apabila perusahaan menggunakan teknologi padat modal maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit.
2. Manfaat anggaran tenaga kerja∑ Sebagai pedoman kerja manajer∑ Alat ukur efisiensi kerja melalui analisis efisiensi dan tarip upah∑ Alat untuk menentukan harga pokok produksi
3. Teknik perhitungan anggaran tenaga kerjaContoh 1:Sebuah perusahaan menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun 2011. Proses produksi dilaksanakan melalui 2 departemen produksi. Rencana produksi adalah:Triwulan 1 = 400 unitTriwulan 2 = 500 unitTriwulan 3 = 600 unitTriwulan 4 = 700 unit. Standar jam kerja per unit produksi untuk departemen 1 selama 2 jam dan departemen 2 selama 3 jam, sedangkan standar tarip upah departemen 1 sebesar Rp 4, dan departemen 2 sebesar Rp 5.Berdasarkan data tersebut diatas maka anggaran jam kerja langsung adalah sbb:
Anggaran jam kerja langsungTahun 2011
Triwulan Departemen 1 ( Standar 2 jam kerja) Departemen 2 ( standar 3 jam kerja)Unit produksi Jumlah jam Unit produksi Jumlah jam
1 400 800 400 12002 500 1000 500 15003 600 1200 600 18004 700 1400 700 2100
Jumlah 2200 4400 2200 6600
Adapun anggaran biaya tenaga kerjanya adalah sbb:
Anggaran jam kerja langsungTahun 2011
Triwulan Departemen 1 ( Standar Rp 4/ jam kerja) Departemen 2 ( standar Rp 5/ jam kerja)Unit produksi Jumlah (Rp) Unit produksi Jumlah (Rp)
1 400 3.200 400 6.0002 500 4.000 500 7.5003 600 4.800 600 9.0004 700 5.600 700 10.500
Jumlah 2200 17.600 2200 33.000
Contoh 2:
PT A sedang menyusun anggaran biaya tenaga kerja untuk tahun 2011. Data yang tersedia adalah sebagai
berikut:
Prediksi penjualan : produk A = 200 unit, produk B = 300 unit, produk C = 400 unit. Persediaan barang jadi
awal :
Produk A = 10 unit, produk B = 20 unit, produk C = 30 unit. Sedangkan persediaan akhir: A= 5 unit, B= 10
unit, C = 15 unit. Produk tersebut dikerjakan dalam 3 departemen produksi yaitu dept 1, dept 2 dan dept 3.
Adapun standar jam kerja dan tarif upah sebagai berikut:
Produk Dept 1 Dept 2 Dept 3A 1 jam 2 jam 3 jam B 2 jam 3 jam 2 jam
C 3 jam 1 jam 1 jam Tarip upah Rp 5 Rp 6 Rp 7
Anggaran produksi
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Penjualan 200 300 400
Persediaan akhir 5 10 15
Jumlah 205 310 415
Persediaan awal 10 20 30
Jumlah yg harus di produksi 195 290 385
Anggaran jam kerja langsung Departeman 1
Produk Unit produksi Jam standar Total
A 195 1 195
B 290 2 580
C 385 3 1155
Jml 870 1930
Anggaran jam kerja langsung Departeman 2
Produk Unit produksi Jam standar Total
A 195 2 390
B 290 3 870
C 385 1 385
Jml 870 1645
Anggaran jam kerja langsung Departeman 3
Produk Unit produksi Jam standar Total
A 195 3 585
B 290 2 580
C 385 1 385
Jml 870 1550
Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Produk Total jam Tarip upah (Rp) Total
Dept 1 1930 5 9.650
Dept 2 1645 6 9.870
Dept 3 1550 7 10.850
Jml 1930 30.370
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Unsur-unsur biaya dalam perusahaan manufaktur adalah biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik disebut biaya tidak
langsung karena perilakunya sulit di telusri terhadap aktivitas produksi. Sifat biaya ini adalah semi
variabel atau sebagian biaya variable dan sebagian lagi biaya tetap. Biaya overhead pabrik
berhubungan dengan peralatan pabrik, dan biaya tenaga kerja yang tak langsung berhubungan
dengan proses produksi.
1. Tarip biaya overhead pabrik
Dalam kalkulasi biaya normal, biaya overhead pabrik dialokasikan ke proses produksi berdasarkan
taripf yang ditentukan dimuka yang dikalikan dengan kapsitas pabrik yang nyata. Kapasitas pabrik
didasarkan pada lima unsure yaitu:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Jam tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Unit output yang dihasilkan
Tariff biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan anggaran biaya overhead pabrik dibagi
kapsitas pabrik normal.
2. Anggaran Biaya overhead pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik ialah rencana kerja yang disajikan dalam bentuk uang
untuk biaya tidak langsung produksi. Untuk menyusun anggaran biaya overhead pabrik
harus diklasifikasikan kedalam prilaku biaya yaitu biaya tetap dan biaya variable dengan
metode titik terendah atau kuadrat terkecil.
ANGGARAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN ANGGARAN HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok produksi ialah kalkulasi biaya produksi jadi per unit yang terdiri dari unsure
persediaan awal barang dalam proses ditambah biaya produksi dikurangi persediaan barang dalam
proses akhir.
Harga pokok penjualan adalah kalkulasi biaya barang jadi yang siap dijual yang unsurnya
terdiri dari persediaan awal ditambah harga pokok produksi ( harga barang yang selesai) dikurangi
dengan persediaan akhir barang jadi.
Contoh:
PT A, rencana penjualan: produk x 60.000 unit @ Rp 200, dan produk y 40.000 unit @ Rp
250. Proyeksi persediaan awal X = 20.000 unit, Y = 8.000 unit, persediaan akhir X 25.000 unit dan Y
9.000 unit. Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit. Data yang tersedia antara lain:
Keterangan Bahan baku A Bahan baku B Bahan baku C
Produk X 4 2 0
Produk Y 5 3 1
Persediaan awal 32.000 29.000 6.000
Persediaan akhir 36.000 32.000 7.000
Harga per unit 12 5 3
Upah buruh: untuk membuat satu unit produk X membutuhkan waktu 2 jam, tarif Rp 12
dan produk Y 3 jam tariff Rp 16. Biaya overhead pabrik: tariff berdasarkan jam tenaga kerja
langsung, tariff variable Rp 8 per jam, tariff tetap Rp 12 per jam, dari tariff tetap sebesar 20%
adalah beban penyusutan aktiva pabrik. Asumsi: pembelian material dibayar ssecara tunai 50%,
sisanya kredit. Persediaan barang jadi awal produk X Rp 125.000 (1000 unit) dan akhir 500 unit,
untuk produk Y Rp 90.000 ( 500 unit) dan akhir 400 unit.
Berdasarkan data diatas maka selanjutnya di susun anggaran penjualan sbb:
PT A
Anggaran Penjualan
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 60.000 x Rp 200 12.000.000
Produk Y = 40.000 x Rp 250 10.000.000
top related