pengalihan atau jual beli aktiva tetap dalam perpajakkan

Post on 13-Apr-2017

216 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

AdrianAlief Sucianingsih

Devira YulanaTri Widayana

XII Accounting

1

BAB IIIPengalihan atau Jual – Beli Aktiva Tetap

Jual Beli1.

Tukar Menukar2.

3.

4.

6.

5.

Likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha

Bantuan, Sumbangan, dan Hibah

Warisan

Penyertaan Modal

Harga perolehan dan pengalihan harta mempengaruhi besarnya penghasilan yang

diperoleh wajib pajak. Pasal 10 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur tentang penentuan

harga perolehan dan pengalihan harta, serta nilai pemakaian persediaan. Ada beberapa cara dalam

perolehan dan pengalihan harta, yaitu sebagai berikut:

• Perolehan yang dipengaruhi hubungan istimewa.• Tukar menukar harta.• Perolehan dalam rangka likuidasi, penggabungan,

peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha, kecuali ditentukan lain oleh Menkeu.

• Pengalihan selain dalam bentuk sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah; atau hibah kepada keluarga dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial sesuai ketentuan Menkeu.

• Pengalihan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

Berlaku nilai sesuai nilai wajar/ harga pasar untuk:

Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (1)Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (2)Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

• Pengalihan dalam bentuk sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah; atau hibah kepada keluarga dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial sesuai ketentuan Menkeu.

• Warisan.

Berlaku nilai sesuai nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak, untuk:

• Perolehan persediaan dan penghitungan harga pokok penjualan.

Berlaku nilai perolehan yang dilhitung secara rata – rata (Average) atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO), untuk:

Jual Beli

Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.

Contoh

CV RENTAL menjual mobil kepada CV PENADAH dengan harga Rp 100.000.000,-, tetapi harga pasar wajar dari mobil tersebut adalah Rp 150.000.000,-. Nilai buku mobil tersebut bagi CV RENTAL adalah Rp 90.000.000,-

Jika antara CV RENTAL dan CV PENADAH ada hubungan istimewa, harga penjualan adalah harga pasar wajar sebesar Rp150.000.000,-, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh CV RENTAL sebesar Rp50.000.000,-

Tukar Menukar

Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar‐menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.

ContohCV RENTAL menukarkan Mobil merk Cepat (Nilai Buku Rp100.000.000,-; Harga Pasar Rp150.000.000,-) dengan Mobil merk Terbatas (Nilai Buku Rp80.000.000,-; Harga Pasar Rp150.000.000,-) milik CV PENADAH. Dari transaksi tersebut, CV RENTAL memperoleh keuntungan sebesar Rp50.000.000,- dan CV PENADAH memperoleh keuntungan sebesar Rp70.000.000,-. 

Sehingga harga perolehan Mobil merk Cepat dan Mobil merk Terbatas dari pertukaran tersebut adalah sebesar harga pasarnya, yaitu Rp150.000.000,-

Likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, atau pengambilalihan usaha

Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan

Contoh kasus

PT Mantab menggabungkan usaha dengan PT Pas. Pada saat penggabungan, Mobil yang dimiliki PT Mantab memiliki nilai buku Rp150.000.000,-, sedangkan harga pasarnya adalah Rp175.000.000,-.

Maka PT Mantab memperoleh keuntungan sebesar Rp25.000.000,-.

Bantuan, Sumbangan, dan Hibah

Apabila terjadi pengalihan harta:

yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak

Contoh kasus

PT MANTAB menghibahkan mobil kepada Yayasan Panti Jompo. Nilai buku mobil tersebut bagi PT MANTAB adalah Rp100.000.000,- dan harga pasarnya Rp150.000.000,-. Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar nilai bukunya Rp100.000.000,-

sehingga tidak ada keuntungan yang diakui oleh PT MANTAB. Demikian juga bagi Yayasan Panti Jompo, harga perolehan mobil adalah sebesar Rp100.000.000,-

yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.

Bantuan, Sumbangan, dan HibahLanjutan

PT MANTAB menghibahkan mobil kepada Tuan Han yang merupakan salah satu mitra bisnis PT MANTAB. Nilai buku mobil tersebut bagi PT MANTAB adalah Rp100.000.000,- dan harga pasarnya Rp150.000.000,-. Mobil tersebut bagi Tuan Han merupakan objek pajak, karena antara PT MANTAB dan Tuan Han terdapat hubungan usaha.

Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar harga pasarnya Rp150.000.000,-, sehingga keuntungan yang diakui oleh PT MANTAB sebesar Rp50.000.000,-. Bagi Tuan Han, harga perolehan mobil adalah sebesar Rp150.000.000,-.

Warisan

Harga perolehan untuk harta yang diperoleh melalui warisan adalah sebesar nilai buku bagi pihak yang mengalihkan atau nilai yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

Contoh kasusTuan Han mewariskan mobil kepada Papao. Nilai buku mobil tersebut bagi Tuan Han adalah Rp100.000.000,- dan harga pasarnya Rp150.000.000,.

Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar nilai bukunya Rp100.000.000,-.

Penyertaan Modal

Apabila terjadi pengalihan harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, maka dasar penilaian harta bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut

Tuan Han menyerahkan sebuah mobil sebagai penyertaan modal pada PT Mantab. Mobil tersebut sebelumnya digunakan untuk usaha rental milik Tuan Han. Harga pasar mobil adalah Rp100.000.000,-, sedangkan nilai bukunya adalah Rp80.000.000,-.

Dari transaksi tersebut keuntungan atas pengalihan mobil bagi Tuan Han sebesar Rp20.000.000,- dan harga perolehan mobil bagi PT Mantab sebesar Rp100.000.000.

Contoh soal

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

PT. Maha, PT. Jonggring, dan PT. Saloka terlibat dalam transaksi pengalihan aset di tahun 2012. Berikut merupakan informasi terkait harta yang dimiliki oleh ketiga PT.

Keterangan Bus Hino Bus MB Bus ScaniaNilai Buku (Rp) 650.000.000 725.000.000 550.000.000Akumulasi Depresiasi (Rp)

300.000.000 325.000.000 200.000.000

Nilai Wajar (Rp) 425.000.000 375.000.000 425.000.000Pemilik PT. Maha PT. Jonggring PT. Saloka

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Bagaimakah penentuan nilai perolehan atau pengalihan, serta pengakuan keuntungan atau kerugian yang dilakukan untuk setiap transaksi berikut?

a. Bus Hino dipertukarkan dengan Bus Scania.b. Bus MB dijual kepada PT. Maha dengan nilai kontrak Rp

325.000.000,00 akibat hubungan istimewa.c. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik.d. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik yang

diakui Menkeu memenuhi unsur pooling of interest.e. Bus Scania dialihkan kepada PT. Jonggring sebagai bentuk

penyertaan modal atas 100 lot saham dengan nominal Rp 400,00 per lembar.

f. Bus Scania dihibahkan kepada badan sosial yang diakui Kemenkeu.

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Jawaban :a. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 425.000.000,00

PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))

PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))

b. Nilai perolehan = Nilai Wajar = Rp 375.000.000,00PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.

(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))

c. Nilai perolehan dicatat PT. Baru = Nilai Wajar = Rp 425.000.000,00 (Hino) dan Rp

375.000.000,00 (MB)PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.

(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Jawaban :d. Nilai perolehan dicatat PT. baru = Nilai Sisa Buku

= Rp 350.000.000,00 (Hino) dan Rp 400.000.000,00 (MB)PT. Maha dan PT. Jonggring tidak mengakui keuntungan.

e. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 425.000.000,00

PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))

PT. Jonggring mencatat nilai Share Capital senilai Rp 200.000.000,00

(1.000 x 500 x 400) PT. Jonggring mencatat nilai Share Premium

senilai Rp 225.000.000,00(425.000.000 – 200.000.000)

f. Nilai perolehan dicatat badan sosial = Nilai Sisa Buku

= 550.000.000 – 200.000.000

= Rp 350.000.000,00PT. Saloka tidak mengakui keuntungan.

Pengalihan/Jual-Beli Aktiva TetapMakerAdrian

Alief Sucianingsih

Team ProductionDevira YulanaTri Widayana

TeacherDrs. Manner Tambunan

Imas Nugraha

Thanks toGoogle, inc.

www.kabarpajak.comMicrosoft Office PowerPoint 2010

Students of XII Accounting 1

©2015, Group Three ProductionAdministrasi Perpajakkan

terima kasihAda yang mau bertanya

top related