penerapan model pembelajaran langsung untuk …... · aktivitas dan hasil belajar renang gaya dada...
Post on 03-Mar-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA SISWA KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Oleh :
ADITYA IRAWAN
K4606014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA SISWA KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Oleh :
ADITYA IRAWAN NIM. K4606014
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2010
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 29 Juni 2010
Pembimbing I
Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Pembimbing II
Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd NIP. 19630608 199010 2 001 NIP.19720414 200604 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 9 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes
Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or
Anggota I : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota II : Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
ABSTRAK
Aditya Irawan. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatkan aktivitas belajar renang
gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010, melalui model pembelajaran langsung. (2) Peningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010, melalui model pembelajaran langsung.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010 berjumlah 33 orang yang terdiri atas 13 siswa putri dan 20 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian hasil belajar serta ketangkasan renang gaya dada. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan prosentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Model pembelajaran langsung berbantukan media video, sangat baik untuk meningkatkan aktivitas belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I aktivitas siswa yang meiliputi ketangkasan dan kemampuan renang gaya dada pada kategori baik sebesar 9,09% dan 6,06%. Pada siklus II ketangkasan renang gaya dada siswa dalam kategori baik meningkat menjadi 15,15% sedangkan kemampuan renang gaya dada dalam kategori baik sekali sebesar 18,18%. Pada siklus III ketangkasan renang gaya dada siswa pada kategori baik meningkat menjadi 30,30%, sedangkan kemampuan renang gaya dada pada kategori baik sekali meningkat 51,51%. (2) Model pembelajaran langsung berbantukan media video, sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil belajar renang gaya dada pada siklus I pada kategori baik adalah 6,06% jumlah siswa yang tuntas adalah 22 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa pada kategori Baik Sekali sebesar 18,18%, sedangkan siswa yang tuntas 25 siswa. Pada siklus III terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ketegori baik sekali sebesar 60,60% sedangkan siswa yang tuntas 32 Siswa.
MOTTO
§ Kesuksesan bukan diukur seberapa besar yang kita dapat, akan tetapi seberapa besar usaha
kita untuk mendapatkannya.
(Penulis)
§ Our greatest glory is not never falling, but in rising every time we fall.
(Confucius)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menunggu. 2. Adik – adiku tercinta (Aji & Tama) I wish you all the best. 3. My Beloved Nunun Indrasari, who support me 4. Teman-teman Angkatan 2006 5. Brotherhoods (Purwo, Mukhson, Sugeng Riyanto, Bung Tomo,
Topek, Totok, Emanuel, Heri, Kabul, Joko, Wawan, Tohar, Doni, Bambang, Sugeng, Agus, Aziz, Widodo, Pak Adit, Lek Wanto, Pikacu, Kaceng), kalian-lah semangat-ku dan dunia dimana telah memberiku kekuatan untuk terus berkarya.
6. Almamater
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan
dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku Pembimbing I dan Bapak Singgih Hendarto,
S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi.
5. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., Kepala SMA Negeri 5 Surakarta, beserta staf dan jajarannya.
6. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Juni 2010
AI
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................. i
PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8
1. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 8
2. Aktivitas Dan Hasil Belajar ....................................................... 15
3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ................. 18
4. Media Pembelajaran ................................................................... 21
5. Renang Gaya Dada ..................................................................... 26
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .............................................. 35
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 42
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 44
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 46
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 46
1. Waktu Penelitian ........................................................................ 46
2. Tempat Penelitian ....................................................................... 46
B. Subjek Penelitian ............................................................................... 47
C. Sumber Data ...................................................................................... 47
1. Jenis Data ................................................................................... 47
2. Jenis Variabel ............................................................................. 47
3. Definisi Operasional Variabel .................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Penelitian ........................... 48
E. Teknik Analisis data .......................................................................... 50
F. Prosedur Penelitian ............................................................................ 50
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 57
A. Deskripsi Tiap Siklus ........................................................................ 57
1. Pra Siklus ...................................................................................... 57
a. Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
Langsung .................................................................................. 58
b. Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Langsung ........................................................... 59
c. Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
Langsung .................................................................................. 60
2. Siklus I .......................................................................................... 60
a. Rencana Tindakan I ................................................................. 61
b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................... 62
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I ...................................... 69
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I ............................................. 73
e. Deskripsi Data Tindakan I ....................................................... 76
3. Siklus II ........................................................................................ 78
a. Rencana Tindakan II .................................................................. 78
b.Pelaksanaan Tindakan II ............................................................ 79
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II ....................................... 86
d.Analisis dan Refleksi Tindakan II ............................................. 89
e. Deskripsi Data Tindakan II ....................................................... 91
4. Siklus III ....................................................................................... 93
a. Rencana Tindakan III ................................................................ 93
b.Pelaksanaan Tindakan III .......................................................... 95
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan III ..................................... 98
d.Analisis dan Refleksi Tindakan III ............................................ 101
e. Deskripsi Data Tindakan III ...................................................... 102
B. Pembahasan Hasil Penelitiam ........................................................... 104
1. Ketangkasan Renang Gaya Dada ................................................. 104
2. Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada ............................... 105
3. Hasil Belajar Renang Gaya Dada ................................................. 107
BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 110
A. Simpulan ............................................................................................ 110
B. Implikasi ............................................................................................ 111
C. Saran .................................................................................................. 113
Daftar Pustaka .................................................................................................... 114
Lampiran ............................................................................................................ 116
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa ................................... 16
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung .......................................... 19
Tabel 3. Perbedaan Klasifikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Penelitian
Formal Akademik ........................................................................... 36
Tabel 4. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian .................... 46
Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................. 49
Tabel 6. Prediksi Pencapaian Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa ................ 56
Tabel 7. Diskripsi Awal Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Diberikan Tindakan
Melalui Model Pembelajaran Langsung ......................................... 59
Tabel 8. Diskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum
Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Langsung .......... 59
Tabel 9. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Diberikan
Tidakan Melalui Model Pembelajaran Langsung ........................... 60
Tabel 10. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan I ................................................ 76
Tabel 11. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Gerakan Renang Gaya dada Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan I ................... 77
Tabel 12. Diskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan I ................................................ 77
Tabel 13. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan II .............................................. 91
Tabel 14. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Gerakan Renang Gaya dada Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan II .................. 92
Tabel 15. Diskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan II .............................................. 93
Tabel 16. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan III ............................................. 102
Tabel 17. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Gerakan Renang Gaya dada Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan III ................ 103
Tabel 18. Diskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung Tindakan III ............................................. 104
Tabel 19. Hasil Perbandingan Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II Dan Siklus III
......................................................................................................... 105
Tabel 20. Hasil Perbandingan Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II Dan
Siklus III .......................................................................................... 106
Tabel 21. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II Dan Siklus III
......................................................................................................... 107
Tabel 22. Hasil Perbandingan Ketuntasan (KKM) Hasil Belajar Renang Gaya Dada
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I,
Siklus II Dan Siklus III ................................................................... 108
Tabel 23. Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa ............................... 108
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Instruksional dan Efek Nurturant Dari Model Pembelajaran Langsung
...................................................................................................... 20
Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ................................................. 22
Gambar 3. Posisi Badan Renang Gaya Dada ................................................. 31
Gambar 4. Model Gerakan Kaki Pada Renang Gaya Dada............................ 32
Gambar 5. Model Gerakan Tangan Pada Renang Gaya Dada ....................... 33
Gambar 6. Model Koordinasi Gerakan Keseluruhan Renang Gaya Dada ..... 35
Gambar 7. Empat Langkah PTK Menurut Kurt Lewin .................................. 39
Gambar 8. Bentuk Siklus PTK Model Kurt Lewin ........................................ 40
Gambar 9. Penelitian Tindakan Kelas Menurut Ebbutt.................................. 42
Gambar 10. Alur Kerangka Pemikiran ............................................................. 44
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas .......................... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Ketangkasan Renang Gaya Dada .. 116
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 118
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 130
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ........................ 142
Lampiran 5. Rekapitulasi Penilaian Ketangkasan Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010, Data Awal, Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ............................................................. 152
Lampiran 6. Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotrik Renang Gaya Dada Siswa Kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010, Data Awal,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ............................................... 153
Lampiran 7. Rekapitulasi Penilaian Aspek Afektif Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010, Data Awal,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ............................................... 154
Lampiran 8. Rekapitulasi Penilaian Aspek Kognitif Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010, Data Awal,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ............................................... 155
Lampiran 9. Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010, Data Awal, Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ............................................................. 156
Lampiran 10. Reapitulasi Data Awal Hasil Belajar Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ..... 157
Lampiran 11. Reapitulasi Siklus I Hasil Belajar Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI IPS 1
SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ............... 158
Lampiran 12. Reapitulasi Siklus II Hasil Belajar Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI IPS 1
SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ............... 159
Lampiran 13. Reapitulasi Siklus III Hasil Belajar Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ............ 160
Lampiran 14. Rekapitulasi Penilaian Data Awal Materi Renang Gaya Dada Siswa Kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 161
Lampiran 15. Rekapitulasi Penilaian Siklus I Materi Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ..... 163
Lampiran 16. Rekapitulasi Penilaian Siklus II Materi Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ..... 165
Lampiran 17. Rekapitulasi Penilaian Siklus III Materi Renang Gaya Dada Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010 ..... 167
Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ....................................... 169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pokok bahasan renang merupakan bagian dari pokok bahasan aktivitas akuaitik dalam
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) yang diajarkan di
kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta Semester 2, dengan tujuan memberikan berbagai keterampilan
renang, kepada siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Proses pembelajarannya lebih banyak
menekankan pada keterampilan dasar berenang, sehingga siswa menjadi lebih terampil dalam
berenang. Dengan ciri pembelajaran tesebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran renang, terutama siswa yang sama sekali tidak memiliki dasar
keterampilan renang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembelajaran yang bersifat klasikal akan
menghadapi permasalahan heterogenitas kemampuan siswa. Siswa Kelas XI SMA Negeri 5
Surakarta umumnya hanya sebagian kecil yang mempunyai keahlian atau keterampilan dalam
olahraga serta kemampuan akademik yang baik. Sehingga siswa kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada pengetahuan ketrampilan.
Begitu juga yang terjadi pada sub pokok bahasan renang gaya dada di kelas XI IPS 1
SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran sub pokok bahasan renang gaya dada di SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI
IPS 1 tahun ajaran 2009 / 2010 pada semester sebelumnya, bahwa aktivitas yang mencakup
aspek afektif / keaktifan dan kemampuan ujuk kerja / psikomotorik, dari 33 siswa menunjukan
hasil yang kurang maksimal yakni antara 30% – 35% saja, dan selebihnya siswa hanya pasif
dalam mengikuti proses pembelajaran pada sub pokok bahasan renang gaya dada itu sendiri,
selain itu pula hasil belajar yang ditunjukan melalui ketuntasan belajar sub pokok bahasan
renang gaya dada hanya 40% siswa. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 dalam sub pokok
bahasan renang gaya dada masih sangat minim, sehingga masih dapat untuk ditingkatkan. Dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam berbagai mata pelajaran khususnya
Penjasorkes telah banyak dicobakan model-model pembelajaran, namun tidak untuk sub pokok
bahasan renang gaya dada. Di samping itu hasil-hasil penelitian tersebut jarang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran, padahal secara umum hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diteliti efektif dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran siswa khususnya dalam pembelajaran Penjasorkes di Sekolah.
Hasil wawancara dengan beberapa orang siswa yang mengikuti pembelajaran renang
gaya dada, menunjukan antusias mereka dalam mengikuti pembelajaran renang cukup tinggi,
mengingat arti pentingnya pengusaan keterampilan renang bagi mereka. Sebab renang
merupakan olahraga yang memiliki arti penting dan manfaat bagi tumbuh kembang anak selain
manfaat lain yang didapat seseorang melalui olahraga ini. Akan tetapi kekurangmampuan guru
dalam mendesain proses pembelajaran renang dengan baik di kelas tersebut menyebabkan materi
renang yang diberikan kurang dapat dipahami siswa dengan baik sehingga siswa kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran renang dan hasil belajarnya pun juga kurang maskimal.
Disisi lain materi renang menuntut adanya ketrampilan gerak yang dilakukan secara
tahap demi tahap dari seluruh rangkaian gerakan yang ditampilkan. Selain itu juga guru dalam
pemberian contoh atau mendemontrasikan keterampilan gerak renang gaya dada yang diajarkan
masih kurang, sehingga menjadikan kurangnya pemahaman siswa terhadap, gerakan teknik dasar
renang gaya dada tersebut. Untuk itu dituntut seorang guru Penjasorkes mampu mengembangkan
berbagai macam model pembelajaran dengan berbantuan media yang diterapkan pada
pembelajaran praktik. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
berkualitas.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini adalah Model
Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction / DI ) berbantuan Media Video. Direct Instruction
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model
pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang tersetruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah. Landasan teoritik model pembelajaran langsung adalah
teori belajar sosial, yang juga disebut belajar melalui observasi, atau disebut teori pemodelan
tingkah laku.
Melalui pembelajaran langsung siswa dapat mengembangkan pengetahuan deklaratif
(pengetahuan tentang sesuatu) dan pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu) secara tersetruktur dengan baik. Karakteristik DI, adalah (1) adanya tujuan
pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar, (2)
adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, dan (3) sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat
berlangsung dengan berhasil. Menurut Good dan Brophy, 1986 ( dalam Daniel Muijs dan David
Reynolds, 2008 : 61 ) metode pengajaran langsung merupakan metode yang baik untuk
mengajarkan tentang aturan, prosedur, keterampilan dasar, khususnya murid – murid belia.
Sehingga model pembelajaran langsung sangat sesuai diterapkan dalam mengajarkan teknik
dasar renang gaya dada.
Sedangkan Media Video adalah alat bantu dengan memperlihatkan gambar yang
bergerak dan suara secara bersama-sama saat menyampaikan informasi atau pesan. Video
merupakan media yang efektif dalam penyampaikan informasi yang mencakup unsur gerak
karena dapat memperlihatkan suatu peristiwa secara berkesinambungan dan yang menjadi model
dalam penyampaian informasi tersebut adalah orang yang memiliki keterampilan sesuai dengan
gerak yang diinformasikan. Dengan penggunaan media Video akan dapat membantu siswa dalam
mempelajari gerak secara teliti dan benar sehingga dapat membantu pelaksanaan proses
pembelajaran secara baik dan berkualitas. Media video digunakan untuk membantu dalam
penjelasan verbal, baik pada demonstrasi pengetahuan dan keterampilan, maupun mengkoreksi
pemahaman dan memberikan penguatan, yang tertuang dalam sintaks Pembelajaran Langsung.
Tujuan penerapan model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction / DI ) melalui
bantuan media video agar, siswa mudah memahami serta dapat mempraktikan segala teknik
dasar renang yang diajarkan dengan baik dan benar.
Setidaknya para siswa mampu melihat serta mengkoreksi teknik garakan renang gaya
dada dengan benar. Karena penggunaan peraga melalui alat peraga asli ( model ) dirasa kurang
maksimal, sebab siswa tidak dapat melihat fokus gerakan renang tersebut dengan baik
dikarenakan terganggu dengan bias air yang berada dalam kolam renang sendiri. Oleh karena itu
penayangan video yang diunduh melalui situs You Tube ( http://www.youtube.com ) dalam
internet dapat digunakan sebagai media peraga dalam mendemonstrasikan gerakan renang
dengan baik dan benar, sebab fokus gerakan ditampilkan melalui beberapa sisi yang diambil
melalui kamera khusus dalam air.
Dalam mengajarkan teknik dasar renang hendaknya guru berfikir bagaimana
penyampaian materi tersebut dapat dipahami secara baik oleh peserta didik, sehingga
pembelajaran teknik dasar renang dapat berjalan secara efektif dan efisien. Secara tidak langsung
kualitas yang dimunculkan dalam pokok bahasan mata pelajaran Penjasorkes akan
mempengaruhi kualitas mata pelajaran Penjasorkes itu sendiri dan pendidikan secara
keseluruhan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dari permasalahan umum yang dihadapi
oleh guru pendidikan jasmani dalam penyampaian materi khususnya pada materi renang gaya
dada, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action
Research/ CAR ) pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009 /
2010, dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Renang Gaya Dada “.
Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan dapat
memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh para guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada
umumnya dan pembelajaran teknik gerakan renang gaya dada pada khususnya, serta mampu
memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi permasalahan,
sebagai berikut:
1. Pokok bahasan renang gaya dada pada mata pelajaran Penjasorkes di SMA Negeri 5
Surakarta pada kelas XI IPS 1 tahun ajaran 2009 / 2010 belum dilaksanakan dengan optimal.
2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran renang di SMA Negeri 5 Surakarta guru kurang
memahami model-model pembelajaran yang sesuai dengan karateristik materi pembelajaran
yang diajarkan.
3. Model pembelajaran langsung (Direct Instruction), belum sepenuhnya digunakan dan
diimplementasikan dengan baik.
4. Dalam penyampaian materi materi renang gaya dada, guru belum menemukan media yang
tepat dalam membntu proses belajar mengajar.
5. Aktivitas dan Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada kelas XI IPS 1 SMA Negeri
5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari kajian yang telah
dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka perlu ada pembatasan masalah, guna
menghindari perluasan permasalahan. Maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada:
1. Pembelajaran renang pada sub pokok bahasan renang gaya dada, di kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
2. Penggunaan model pembelajaran langsung berbantukan media video dalam proses
pembelajaran sub pokok bahasan renang gaya dada di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
3. Pengamatan aktivitas belajar, hasil belajar, dan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 dengan mengunakan
pedoman observasi dan instrument penilaian.
D. Rumusan Masalah
Bertolak dari pembatasan masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran langsung berbantukan media video dapat meningkatkan
aktivitas belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5 Surakarta,
Tahun Pelajaran 2009 / 2010 ?
2. Apakah model pembelajaran langsung berbantukan media video dapat meningkatkan hasil
belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5 Surakarta, Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 ?
3. Apakah model pembelajaran langsung berbantukan media video dapat meningkatkan
ketuntasan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5
Surakarta, Tahun Pelajaran 2009 / 2010 ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disampaikan maka, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatkan aktivitas belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS
1, SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010, melalui model pembelajaran langsung.
2. Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1,
SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010, melalui model pembelajaran langsung.
3. Untuk mengetahui peningkatkan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas
XI IPS 1, SMA Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010, melalui model pembelajaran
langsung.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi )
Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga
pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru.
a. Memotivasi kreatifitas guru di sekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran
khususnya pembelajaran pendidikan jasmani menjadi efektif dan berkualitas.
b. Memotivasi guru di sekolah untuk membuat dan mengembangkan media belajar yang
mempermudah dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa atau peserta didik
c. Sebagai bahan masukan kepada guru atau pengajar dalam memilih alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar
3. Bagi Siswa
Mempermudah siswa dalam menyerap segala informasi yang disampaikan oleh guru
atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga mampu meningkatkan kemampuannya dalam
menguasai teknik keterampilan dasar dalam renang khususnya renang gaya dada
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat dan Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti
“berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” (1984 : 108). Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai kepandaian atau mencari ilmu.
Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Menurut Arif .S Sadiman (2002 : 1) Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti.
Sedangkan menurut Baharudin (2009 : 11) mengemukakan hakikat pembelajaran sebagai suatu
proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap,
sedangkan Azhar Arsyad (2004 : 1) menyampaikan bahwa proses belajar terjadi apabila ada
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Menurut Hamzah B. Uno (2007 : ) memuat
pengertian Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara
terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik
bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran.
Dryden dan Vos yang dikutip dalam M. Furqon Hidayatullah (2009 : 147)
mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari
keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik; (2) mengembangkan
kemampuan konseptual umum, sehingga mampu belajar menerapkan konsep yang sama atau
berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan
sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan.
Untuk itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa
seseorang melakukan proses belajar apabila terjadi proses perubahan tingkah laku pada diri
seseorang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
b. Konsep Belajar
Konsep belajar menurut pandangan dan perspektif, dari berbagai sumber diantaranya :
1) Konsep Belajar Menurut Perspektif Islam
Islam sebagai agama rahmahtan li al-amin, mewajibkan kepada umatnya untuk belajar.
Bahkan Allah mengawali turunnya wahyu Al-Quran kepada Rasullulah Muhammad SAW,
dengan perintah untuk membaca (Iqra’) dalam surat Al – Alaq (1). Iqra’ mengandung maksud
bahwa setiap umat manusia diperintahkan untuk membaca, dan membaca sendiri adalah
implementasi dari belajar. Pentingnya belajar dalam Islam, sehingga dalam Al – Quran Allah
berjanji akan meningkatkan derajad orang – orang yang belajar dari pada yang tidak.
2) Konsep Belajar Behaviourisme
C. Asri Budiningsih (2005 : 20) mengemukanan bahhwa teori belajar behaviouristik,
adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuanya untuk bertingkahlaku sesuai dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi anata
stimulus dan respon.
Teori Behaviourisme menurut Thorndike (dalam Baharudin 2009 : 65) perilaku belajar
manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di lingkungan sehingga menimbulkan respon secara
reflex. Stimulus yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi prilaku
selanjutnya. Thorndike mengembangkan hukum Law Effect, yang menyatakan bahwa jika
sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, maka kemungkinan
tindakan itu akan diulang kembali akan semakin meningkat. Sebaliknya jika sebuah tindakan
dilakukan oleh perubahan yang tidak memuaskan, maka tindakan itu mungkin menurun atau
tidak dilakukan sama sekali. Sedangkan teori behaviouristik menurut Watson, dikemukakan
bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.
Secara ringkas, teori behaviouristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkahlaku. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukan
perubahan tingkah laku (C. Asri Budiningsih, 2005 : 30).
3) Konsep Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Para
penganut teori kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang nanpak.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek – aspek kejiwaan lainnya. Menurut
Piagent (dalam C. Asri Budiningsih, 2005 : 35) perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan syaraf.
Dengan demikian semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin komplekslah susunan
sel syarafnya dan semakin meningkat pula kemampuannya. Sedangakn menurut Bruner (dalam
C. Asri Budiningsih, 2005 : 41) mengemukakan perkembangan kognitif seseorang terjadi melaui
tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan
symbolic.
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman,
yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi dari teori
ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata
dalam bentuk stuktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika
materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki
seseorang.
4) Konsep Belajar Konstruktivistik
Menurut pendekatan konstuktivistik pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatau
kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap
objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah bentukan secara terus menerus
oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman –
pemahaman baru.
Paradigma konstruktivistik memandang bahwa siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebutakan
menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Teori konstruktivistik mengakui
bahwa siswa akan dapat menginterprestasikan informasi kedalam pikirannya, hanya dalam
konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang, dan
minatnya.
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha
pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang
menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah pada tujuan tersebut.
5) Konsep Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami
lingkungan dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai akulturasi diri
secara optimal. Teori humanistik lebih bersifat elektrik, maksudnya tori ini dapat memanfaatkan
teori apa saja agar tujuannya tercapai.
c. Prinsip Belajar Dan Pembelajaran
Prinsip belajar merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar kegiatan belajar
tersebut dapat berjalan dengan baik. Prinsip – prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau
penguatan, serta perbedaan individu.
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Perhatian akan muncul bila
mana bahan pelajaran yang disampaikan oleh pengajar sesuai dengan kebutuhan pebelajar siswa.
Apabila bahan pelajaran itu dirasa sangat dibutuhkan oleh pebelajar atau siswa maka akan
menumbuhkan motivasi. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas
seseorang (Dimyanti, 1999 : 42)
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengnan demikian
timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
2) Keaktifan
Sebagai “Primus Motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa
dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat
memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif
secara fisik, intelektual dan emosional. Menurut Dimyati (1999 : 51) Implikasi prinsip keaktifan
bagi siswa berwujud perilaku – perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan,
menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis,
membuat kliping, dan perilaku sejenis lainya. Implikasi keaktifan siswa lebih lanjut menuntut
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3) Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa dalam belajar tidak semata – mata diartikan sebagai sebuah
keterlibatan fisik, namun juga keterlibatan secara mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kignotif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan. Menurut Dimyati (1999 : 52) Implikasi
prinsip keterlibatan langsung dituntut para siswa agar tidak segan – segan mengerjakan segala
tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Serta adanya prinsip “Learning by Doing”, yakni
siswa dirangsang untuk dapat belajar sekaligus dapat menjalani atau mempraktekan apa yang
mereka pelajari. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka
memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
4) Pengulangan
Menurut Davies, yang dikutip dalan buku Belajar dan Pembelajaran (Dimyati, 1999 :
52) Pengusaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluhuhan lebih
berarti. Dari pernyataan tersebut pengulangan diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
Dimyati (1999 : 52) Implikasi dari pengulangan tersebut bagi siswa adalah kesadaran untuk
bersedia mengerjakan latihan – latihan yang berulang, untuk satu macam permasalahan.
5) Tantangan
Adanya tantangan terhadap sesuatu hal yang membuat siswa tertantang untuk menjalani
segala sesuatu tersebut akan berdapak positif tehadap keberhasilan belajar siswa. Sehingga
tantangan tersebut akan memotivasi sieorang siswa untuk menyelesaikan dan melampaui
hambatan yang dihadapinya.
6) Balikan atau Feedback
Balikan atau feedback diberikan sebagai salah satu penguatan yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa atas unjuk kerja yang dilakukan oleh siswa. Balikan selain digunakan sebagai
koreksi ataupun evaluasi terhadap unjuk keja dan tingkah laku yang dilakukan juga sebagai
motivasi terhadap kualitas belajar siswa.
7) Perbedaan Individual
Perbedaan individual disini memuat arti bahwa, setiap siswa atau pebelajar memiliki
karakteristik kemampuan yang berbeda – beda, sehingga dalam menentukan system pengajaran
ataupun dalam siswa belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa
tersbeut.
d. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan
upaya sistematis dan sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka
kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, akan tetapi tidak semua proses belajar
menghasilkan proses pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks intraksi sosial-
kultural dalam lingkungan masyarakat. Misalnya pada saat kegiatan ko-kulikuler (kegiatan diluar
kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra-kulikuler (kegiatan diluar mata pelajaran,
di luar kelas) dan ektramual (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau kegiatan di luar
kurikulum dan diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan berkemah atau darma
wisata). Dengan demikian proses
Menurut Hamzah B. Uno (2007) Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai
upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa
pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Menurut M. Furqon Hidayatullah (2009 :
158) Pembelajaran yang berkualitas, setidaknya memiliki beberapa indicator, diantaranya :
(1) Menantang, pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran yang memberikan tantangan kepada peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan, akan membuat anak : muncul rasa ingin tahu, ingin mencoba, ingin melakukan, ingin menyelesaikan tugas dari guru, ataupun ingin memecahkan masalah; (2) Menyenangkan, pembelajaran sebaiknya diselenggarakan dalam suasana menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan mungkin akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan peserta didik tertarik terhadap pembelajaran tersebut.; (3) Mendorong Eksplorasi, pembelajaran yang disajikan dengan menyenangkan dan menantang akan menyebakan peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sendiri pembelajaran yang telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya.; (4) Memberikan Pengalaman Sukses, pembelajaran yangberkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses kepada peserta didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya perasaan yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai hasil dari akibat telah berhasil menyelesaikan atau memecahkan sesuatu masalah.; (5) Mengembangkan Kecakapan Berfikir, pembelajaran berkualitas akan berdampak pada pengembangan kecakapan berfikir. Kemampuan berfikir dapat dilihat pada kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik harus dikemas sedemikian rupa sehingga mampu merangsang peserta didik untuk berfikir secara kreatif.
e. Ciri Belajar dan Pembelajaran
Menurut Baharuddin (2009 : 15) menyebutkan definisi ciri – ciri pembelajaran, yakni :
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (behavior change). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil;
2) Perubahan prilaku relative permanen. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah – ubah. Akan tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak terpancang seumur hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak dapat langsung diamati saat proses belajar mengajar berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; 5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Suatu yang memberikan
penguatan itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
2. Aktivitas Dan Hasil Belajar
a. Aktivitas Belajar
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip
atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sebagai rasionalitasnya, hal
ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.
Paul B. Diediric yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 : 138) membuat suatu
daftar yang berisi 177 macam kegiatan atau aktivitas siswa yang antara lain dapat digolongkan
sebagai berikut :
1) visual activities meliputi membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Listening activities, meliputi uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, meliputi menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, meliputi menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 7) Mental activities, meliputi menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat,
bergairah, tenang, dan gugup.
b. Hasil Belajar
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan rencana
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan
mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah
informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan
perilaku dan pribadi siswa.
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat bersifat
fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk mempermudah dalam
sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut
Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 : 22)
beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar dijabarkan dalam
tabel berikut:
Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa
Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan
a. Kognitif
- Pengamatan/ perceptual
Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan.
Tugas, tes, observasi.
- Hafalan / ingatan Dapat menyebutkan dan menunjukan lagi
Pertanyaan, tugas tes
- Pengertian/ pemahaman
Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri
Pertanyaan
- Aplikasi/ penggunaan
Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat,
Soal, tes tuga
memecahkan masalah
- Analisis Dapat menguraikan, dan mengklasifikasikan
Tugas, persoalan, tes
- Sitesis Dapat menghubungkan, dan menyimpulkan, mengeneralisasikan
Tugas, persoalan, tes
- Evaluasi Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian
Tugas, persoalan, tes
b. Afektif
- Penerimaan Bersikap menerima, menyetujui, atau sebaliknya
Pertanyaan, tes skala sikap
- Sambutan Bersedia terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan, atau sebaliknya
Tugas, observasi dan tes
- Penghargaan/ Apresiasi
Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya.
Skala penilaian, tugas, dan observasi.
- Internalisasi/ Pendalaman
Mengakui, mempercayaai, meyakinkan, atau sebaliknya
Skala sikap, tugas ekspresif, pro efektif
- Karakterisasi/ Penghayatan
Melembagakan, membinasakan, menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari
observasi
c. Psikomotorik
- Keterampilan bergerak/ bertindak
Koordinasi mata, tangan, dan kaki
Tugas, observasi, tindakan
- Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal
Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi, tindakan
3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model pembelajaran adalah cara atau metode yang digunakan oleh guru dalam rangka
memnyampaikan atau memberikan materi pelajaran kepada siswa atau peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar. Ketika menyusun perangkat pembelajaran silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), para pengajar pendidikan jasmani harus mencantumkan cara
belajar apa yang akan diterapkan. Guru dalam mengajar seharusnya mampu memilih model
pembelajaran tepat sesuai dengan keadaan serta kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung,
pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.
Dalam pembelajaran praktek yang menuntut penguasaan teknik dasar, salah satu model
pembelajaran yang sesuai digunakan oleh guru adalah model pembelajaran langsung atau disebut
sebagai Direct Instruction.
Menurut Daniel Muijs dan David Reinolds (2008 : 41) pengajaran langsung yang juga
dikenal dengan sebutan active teaching (pengajaran aktif) atau whole-class teaching (pengajaran
seluruh kelas), mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada murid – muridnya dengan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas.
a. Istilah dan Pengertian Pembelajaran Langsung
Model Pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Istilah lain yang biasa dipakai untuk
menyebutkan model pembelajaran langsung yakni diantaranya training model, active teaching
model, mastery teaching, dan explicit instructions.
Adapun gambaran umum atau ciri-ciri dari model pembelajaran Pengajaran Langsung
adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa
termasuk prosedur penilaian belajar. (2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran; dan (3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
b. Sintaks Atau Pola Keseluruhan Dan Alur Kegiatan Pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru
mengawali pelajaran dengan penjelasan tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta
mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Fase persiapan dan motivasi ini kemudian di ikuti oleh presentasi materi ajar yang
diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu termasuk juga pemberian
kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap
keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu
mencoba memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau
keterampilan yang dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata.
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung
FASE – FASE PERILAKU GURU
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan dan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau
keterampilan menyajikan informasi tahap demi tahap
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehgidupan sehari-hari.
Pada fase persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi materi
pelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pembelajaran
diakhiri dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian
umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik
tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan
pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata.
Instruksional
Direct
Insruction
Mastery of academic content
Student
Motivation
Self Pacing
Abiliti
Gambar 1. Instruksional dan Efek Nurturant Dari Model Instruksi Langsung
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan, dalam rangka membantu
dalam penyampaian materi ajar dari pengajar atau guru kepada murid atau peserta didik.
Menurut Mulyani Sumantri (2001 : 153) Media Pengajaran atau Pembelajaran adalah segala alat
pengajaran yang digunakan oleh guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan – bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan mencapai tujuan pengajaran
tersebut. Oemar Hambalik (1980 : 23) mengemukakan maksud media pendidikan adalah alat,
metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkang menurut
Arif S. Sadiman (2002 : 6) Media berarti perantara atau negantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan
Nurturant
Self - esteem
bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus,
kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi
dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa
materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran
Media ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan
indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Azhar Arsyad (2004 : 10-11) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra yang turut
serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut pengalaman Edgar Dale.
Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Sumber : Azhar Arsyad (2004 : 11)
Abstrak
Kongkret
Seorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman
atau pengetahuan melalui berbagai macam media pendidikan. Akan tetapi masing – masing
media memiliki intensitas yang berbeda – beda dalam membantu persepsi seseorang.
Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad (2004 : 6-7) mengemukakan ciri – ciri
umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya :
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam
maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio, televisi) kelompok
besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video, OHP) atau perorangan (Misal : modul, computer, radio, video recoreder)
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Mulyani Sumantri (2001 : 154), Media Pengajaran atau pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menghantarkan atau menyampaikan
pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap – sikap kepada peserta didik
sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami, dan memiliki pesan – pesan dan makna
yang disampaikan itu. Sedangkan Hamlik (1986) yang dicuplikan dalam buku Media
Pembelajaran, Azhar Arsyad (2004 : 14) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan belajarm dan bahkan membawa pengaruh pengaruh
psikologis terhadap siswa.
Mulyani Sumantri (2001 : 154), Menyebutkan secara umum media berfungsi sebagai :
1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2) Bagian ini keseluruhan tegral dari keseluruhan situasi mengajar 3) Meletakkan dasar – dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. 5) Mempertinggi mutu belajar mengajar.
Di sisi lain ditinjau dari fungsinya maka media pembelajaran dapat digolongkan
menjadi dua jenis yakni:
1) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi
ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara
lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut
abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan
media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan
menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan
media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya
wawasan siswa
c. Tujuan Media Pembelajaran
Menurut Mulyani Sumantri (2001 : 153), bahwa penggunaan media dimaksudkan agar
peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni
mengetahui kata – kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknannya.
Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2) Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu pengajar
untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain.
3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 4) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5) Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun
cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.
6) Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
7) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 8) Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan
visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih optimal.
9) Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa di mana saja. Misalnya, dengan teleconference pengajar dari luar kota bisa memberikan materinya, atau dengan CD peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran melalui media secara mandiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh bisa menggunakannya.
d. Jenis Media Pembelajaran
Di era modern ini telah banyak bermuculan banyak media, yang dapat digunakan untuk
membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, diantara media tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Media Visual
Yakni media yang dapat diterima oleh indra penglihatan. Adapun yang termasuk dalam
media visual diantaranya;
b) Media gambar diam, yanki media yang dituangkan dalam bentuk gambar, grafis, kata – kata
atau symbol maupun gambaran. Jenis media gambar diam, antara lain : Grafik, Chart, Peta,
Diagram, Poster, Karikatur, Objek, Komik, dll.
c) Media papan, adalah media pembelajaran dengan papan atau board sebagai bahan baku
utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa kapur tulis, spidol dsb. Jenis media papan
diantaranya : Papan Tulis, Papan Flanel, Papan Tempel, Papan Pameran, dll.
d) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui proyeksi atau alat bernama
proyektor yang ditampilkan melalui layar. Yang termasuk dalam media proyeksi
diantarannya : Slide, Film strips. Overhead transparency, micro film, dll.
2) Media Audio
Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra pendengaran. Menurut
Mulyani Sumantri (2001 : 160) Media audio memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya
dilakukan melalui bunyi atau suara – suara. Adapun yang termasuk media audio diantaranya,
adalah : kaset, tape recorder, dll.
3) Media Audio – Visual
Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun dindra
penglihatan. Jenis media ini diantaranya : Televisi, Video, dll
4) Media Asli Atau Orang
Yakni media yang merupakan benda sebenarnya / sesungguhnya yang diperagaakan
memalui sebuah model atau alat peraga. Macam dari media ini adalah :
a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya.
b) Mock-Up, adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian – bagian tertentu dari
suatu benda asli dan menghilangkan bagian lain dengan maksud menghilangkan perhatian
peserta didik terhadap bagian – bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan
perhatian pada bagian yang dimaksud.
c) Diorama, adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya.
d) Museum, dll
5. Renang Gaya Dada
Gaya renang yang dikenal sesuai dengan The Federation International de Natation
Amatheur / FINA dan Persastuan Renang Seluruh Indonesia / PRSI, terdiri dari empat gaya
yakni; gaya bebas (freestroke style), gaya dada (breaststroke style), gaya kupu / dolpin
(butterflystroke style), dan gaya punggung (backstroke style). Kelangsungan renang terdiri atas
posisi badan, gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan nafas dan koordinasi gerakan. Dalam
melatih ataupun mengajarkan renang bagi pemula disarankan untuk melatih gaya renang yang
lebih sederhana serta mudah dipelajari, sehingga diharapkan dapat menunjang hasil belajar atau
latihan pada gaya renang yang lain. Salah satu gerakan renang yang paling sederhana dan mudah
untuk dipelajari adalah renang gaya dada.
a. Sejarah Renang
Olahraga renang telah dikenal manusia jauh sebelum peradaban modern mucul, pada
jaman pra-sejarah, manusia telah menegenal renang, terbuti pada gambar – gambar atau lukisan
pada dinding goa yang mencerminkan gerakan berenang.
Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern 1896 di
Athena, Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana
semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor
bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada
1900 dan mempertandingkan nomor 200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada,
dan 200 m nomor beregu. Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De
Natation De Amateur / FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah
variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru
diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda. Itupun
baru nomor bebas. Seiring dengan perkembangan olah raga renang renang semakin popular.
Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan renang pada usia
sangat dini
b. Jenis Renang Menurut Penggunaannya
Menurut penggunaannya renang dapat digolongkan dalam tiga jenis renang, diantaranya
1) Renang Prestasi
Yakni olahraga renang yang diperuntukan untuk mencapai sebuah prestasi dalam suatu
kejuaraan renang. Dalam renang prestasi aturan (rule) yang mengacu pada induk olahraga
setempat dipergunakan. Unsur yang ditonjolkan pada renang prestasi adalah unsur kecepatan
(Speed), daya tahan (endurance). Gaya serta tehnik gerakan yang benar sangat diperhatikan.
Dalam perlombaan renang dibagi dalam beberapa nomor pada masing – masing gaya.
2) Renang Pendidikan.
Yakni olahraga renang yang diperuntukan untuk kepentingan pendidikan dan
pengajaran di lingkungan lembaga kependidikan atau sekolah. Penerapan aturan dalam renang
pendidikan ini menyesuaikan dengan aturan pendidikan yang berlaku. Pada renang pendidikan
ini unsur yang diutamakan adalah penguasaan teknik dan kemampuan gerak dasar serta
keterampilan dan aktivitas dalam berenang. Gaya serta teknik yang benar sangat diperhatikan
utuk menentukan assasment terhadap ujuk kerja serta hasil pembelajaran siswa atau peserta didik
3) Renang Rekreasi
Yakni olahraga renang yang diperuntukan sebagai rekreasi atau pengisi waktu luang,
dan dilakukan pada waktu senggang, dengan tujuan mencari hiburan dan kesenangan. Renang
rekreasi tidak terikat pada aturan serta gaya yang ditampilkanpun tidak beraturan, artinya tidak
ada aturan khusus dalam melakukannya. Seseorang bebas melakukan kegiatan di air atau
berenang.
c. Pentingnya Renang Bagi Siswa SMA
Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan
seseorang yang jg merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring).
Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan
oleh air atau mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling dianjurkan bagi
mereka yang kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita gangguan persendian
tulang atau arthritis. Manfaat yang dapat diperoleh dari berenang khususnya bagi pelajar adalah,
yang dikutip dari http://ginageh.wordpress.com/2009/08/18/manfaat-olahraga-berenang/ [11 Juli
2010]:
1) Membentuk otot, Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh.
2) Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru, Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya, berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
3) Menambah tinggi badan, Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh lebih tinggi, tentunya masa SMA masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga renang mampu merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
4) Melatih pernafasan, bagi orang yg terkena penyakit asma berenang bermanfaat sebagai proses terapi karena sistem cardiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar, dan bisa pernafasan menjadi lebih panjang.
5) Membakar kalori lebih banyak, Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.
6) Self safety, Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air.
7) Menghilangkan stress, Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks. Gerakan berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak. Sehingga membuat nyaman dan tenang
d. Program Pembelajaran Renang Gaya Dada di SMA
Pembelajaran renang gaya dada merupakan rangkaian pembelajaran renang secara
keseluruhan. Pelaksanaan pembelajaran renang gaya dada di Sekolah Menegah Atas (SMA)
adalah dimulai dari pengenalan siswa terhadap lingkungan air. Siswa tidak begitu saja diajarkan
teknik gerakan renang, namun pentingnya beradaptasi di lingungan air akan membantu terhadap
kelancaran proses belajar mengajar.
Pada tahap selanjutnya siswa diperkenalkan dengan model gerakan renang gaya dada.
Dalam hal ini siswa diminta menganalisis gerakan renang gaya dada secara seksama, baik
gerakan kaki, gerakan tangan, pengambilan nafas, maupun gerakan koordinasi secara
keseluruhan. Selanjutnya pada tahap praktek siswa diajarkan gerakan pada kaki dengan
berpasangan, dengan salah satu pasanganya memegangi posisi horisontal dan melakukan gerakan
kaki gaya katak dengan benar dengan posisi diam atau ditempat. Selanjutnya adalah berenang
hanya menggunakan kaki tangan diam dengan bantuan pelampung atau media lain.
Pada tahap pengenalan gerakan tangan, pembelajaran dilakukan seperti pembelajaran
pengenalan gerakan kaki. Program dilanjutkan dengan melakukan gerakan koordinasi antara
tangan dan kaki, namun dalam hal ini guru menginstuksikan gerakan menggunakan drill kaki
berjenjang, yakni mula – mula siswa diminta untuk melakukan gerakan renang gaya dada dengan
tiga atau empat dayungan kaki selanjutnya diikuti oleh satu kali dayungan tangan. Setelah
dianggap terampil pada fase selanjutnya jumlah dayungan kaki dikurangi satu hingga pada
akhirnya siswa melakukan gerakan renang gaya dada dengan satu kali dayungan tangan dan satu
kali dayungan kaki.
e. Teknik Dasar Renang Gaya Dada
Merupakan gaya yang paling mudah dan paling cepat untuk dipelajari. Tapi dalam segi
kecepatan, gaya ini merupakan gaya yang paling lambat.
1) Posisi Badan
Posisi badan saat berenang gaya dada adalah menghadap kebawah atau terungkup, dan
menempatkan badan sehorisontal mungkin dengan permukaan air (Streamline)
Pada renang gaya dada posisi badan harus diperhatikan, tidak hanya pada satu posisi
badan melainkan urutan beberapa posisi badan dalam berenang. Badan serta seluruh anggota
badan dalam keadaan rileks. Maksudnya agar tidak mengeluarkan tenaga yang tidak ada
gunanya. Selain itu untuk mempermudah memposisikan badan terapung pada permukaan air.
Menurut Muhajir (2004 : 182) cara melakukan gerakan posisi tubuh renang gaya dada
adalah sebagai berikut:
(a) Badan beserta seluruh anggota baan rileks, maksudnya agar tidak mengeluarkan tenaga yang tidak ada gunanya. Juga mempermudah membuat sikap badan terapung diatas permukaan air; (b) Badan harus sehorisontal mungkin agar tahan terhadap air sekecil mungkin; (c) sewaktu meluncur kedepan dengan badan relative datar, kepala kira kira 80% di dalam air, dengan muka agak terangkat sedikit kedepan.
Gambar 3
2) Gerakan Kaki
Koordinasi gerakan kaki pada renang gaya dada tergolong koordinasi gerak yang rumit,
sebab gerakan kaki dimulai dengan menekuk lutut kebawah, dengan mendekatkan ujung tumit ke
pantat. Telapak kaki selama tarikan tetap menghadap ke atas. Selanjutnya membuka telapak kaki
diikuti dengan abduksi tungkai bawah. Setelah tungkai bawah terbuka, seluruh tungaki hingga
ujung kaki rapat dan membentuk posisi
Menurut Muhajir (2004 : 182
teori, yakni;
(a) Teori gerakan baji, teori ini dikembangkan oleh menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialah karena meluruskan, metertekan antara kaki – kaki dan badan terdorong maju. Namun teori ini bertentangan dengan hukum aksi – rekasi Newton III, yang menyatakan gerakan maju kedepan akibat adanya desakan kebelakang. (dilakukan oleh Chet Jastremski
3. Posisi Badan Renang Gaya Dada
(Muhajir, 2004 : 186)
Koordinasi gerakan kaki pada renang gaya dada tergolong koordinasi gerak yang rumit,
sebab gerakan kaki dimulai dengan menekuk lutut kebawah, dengan mendekatkan ujung tumit ke
lama tarikan tetap menghadap ke atas. Selanjutnya membuka telapak kaki
tungkai bawah. Setelah tungkai bawah terbuka, seluruh tungaki hingga
ujung kaki rapat dan membentuk posisi streamline kembali.
2004 : 182), gerakan kaki pada renang gaya dada terdiri dari dua
) Teori gerakan baji, teori ini dikembangkan oleh Davis Dalton tahun 1907, yang menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialah karena meluruskan, menyentuhkan kaki dengan kuat. Akibat dari gerakan itu air
kaki dan badan terdorong maju. Namun teori ini bertentangan rekasi Newton III, yang menyatakan gerakan maju kedepan akibat
adanya desakan kebelakang. (b) Teori gerakan cambuk, teori gerakan cambuk pertama kali Chet Jastremski pada tahun 1961, teori ini menyatakan bahwa gerakan
Koordinasi gerakan kaki pada renang gaya dada tergolong koordinasi gerak yang rumit,
sebab gerakan kaki dimulai dengan menekuk lutut kebawah, dengan mendekatkan ujung tumit ke
lama tarikan tetap menghadap ke atas. Selanjutnya membuka telapak kaki
tungkai bawah. Setelah tungkai bawah terbuka, seluruh tungaki hingga
an kaki pada renang gaya dada terdiri dari dua
tahun 1907, yang menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki
nyentuhkan kaki dengan kuat. Akibat dari gerakan itu air kaki dan badan terdorong maju. Namun teori ini bertentangan
rekasi Newton III, yang menyatakan gerakan maju kedepan akibat ori gerakan cambuk, teori gerakan cambuk pertama kali
pada tahun 1961, teori ini menyatakan bahwa gerakan
maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialahair kebelakang dengan telapak kSehingga sampai sekarang teori ini masih dipergunakan.
Sedangkan David Haller
yakni :
Gerakan kaki pada gaya dada dimulai dengan menarik tumit dengan mengangkat kaki sedekat mungkin menuju pantat dengan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu merapat satu dengan yang lain. Apabila tumit telah ditarik sejauh mungkin, dilanjutkan dengan membuka seluruh tungkai dtelapak kaki kebelakang dengan cara disepak dan diputar pada saat yang bersamaan. Posisi terakhir dengan meluruskan kembali ujung kaki.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Muhajirin dan Dave Haller pada intinya
gerakan kaki pada renang gaya dada memiliki kesamaan seperti gerakan kaki katak saat
berenang oleh karena renang ini juga disebut sebagai renang gaya katak. Gerakan kaki dimulai
dari; (1) posisi kaki yang lurus dan horizontal atau
ditekuk dan; (3) tumit dibawa menuju kepantat, lutut benar
kaki disepakkan ke belakang, mendorong badan, derakan kaki saat menyepak menyerupai
gerakan baling – baling atau propeiler
awal.
1
2
3
maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialah dari gerakan mendesak air kebelakang dengan telapak kaki. Teori ini berdasarkan hukum aksi rekasi Newton III. Sehingga sampai sekarang teori ini masih dipergunakan.
(2008 : 16) mengemukakan gerakan kaki pada gaya dada,
erakan kaki pada gaya dada dimulai dengan menarik tumit kearah pantat, lalu diikuti dengan mengangkat kaki sedekat mungkin menuju pantat dengan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu merapat satu dengan yang lain. Apabila tumit telah ditarik sejauh mungkin, dilanjutkan dengan membuka seluruh tungkai dengan mendorong telapak kaki kebelakang dengan cara disepak dan diputar pada saat yang bersamaan. Posisi terakhir dengan meluruskan kembali ujung kaki.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Muhajirin dan Dave Haller pada intinya
aya dada memiliki kesamaan seperti gerakan kaki katak saat
berenang oleh karena renang ini juga disebut sebagai renang gaya katak. Gerakan kaki dimulai
dari; (1) posisi kaki yang lurus dan horizontal atau strimline dengan tubuh; (3) lalu lutut sedikit
kuk dan; (3) tumit dibawa menuju kepantat, lutut benar – benar menekuk tajam; (4a
kaki disepakkan ke belakang, mendorong badan, derakan kaki saat menyepak menyerupai
propeiler kapal;(5a-b)posisi kaki kembali lurus sepe
4a
4b
5a
5b
dari gerakan mendesak aki. Teori ini berdasarkan hukum aksi rekasi Newton III.
gerakan kaki pada gaya dada,
kearah pantat, lalu diikuti dengan mengangkat kaki sedekat mungkin menuju pantat dengan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu merapat satu dengan yang lain. Apabila tumit telah
engan mendorong telapak kaki kebelakang dengan cara disepak dan diputar pada saat yang bersamaan. Posisi
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Muhajirin dan Dave Haller pada intinya
aya dada memiliki kesamaan seperti gerakan kaki katak saat
berenang oleh karena renang ini juga disebut sebagai renang gaya katak. Gerakan kaki dimulai
dengan tubuh; (3) lalu lutut sedikit
menekuk tajam; (4a-b) ujung
kaki disepakkan ke belakang, mendorong badan, derakan kaki saat menyepak menyerupai
b)posisi kaki kembali lurus seperti pada posisi
Gambar 4. Model
3) Gerakan Lengan
Muhajir (2004 : 185) mengemukakan prinsip gerakan lengan gaya dada dibagi menjadi
dua, yakni;
(a) cara menarik, yakni dengan cara, (kira – kira 30 cm satu sama lainya); (bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan kebelakang dengan kuat sampai segaris dengan bahu. Posisi sikusaat ini; (3) putarlah kedua telapak tangan kearah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu dibawah dada. Kedua siku mengikuti rapat dibawah dada.; (setelah kedua telapak tangan dan keduatersebut didorong kedepan lurus. Kedua tangan diusahakan rileks dan dalam posisis horizontal. Gerakan tersebut adalah gerakan istirahat untuk lengan / recovery. (gerakan lengan.
Model Gerakan Kaki Pada Renang Gaya Dada
(Muhajir, 2004 : 183)
mengemukakan prinsip gerakan lengan gaya dada dibagi menjadi
) cara menarik, yakni dengan cara, (1) menarik kedua telapak tangan keluar kira 30 cm satu sama lainya); (2) bengkokkan kedua siku sedikit dengan lengan
bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan kebelakang dengan kuat sampai segaris dengan bahu. Posisi siku – siku yang tinggi tampak dengan nyata pada
) putarlah kedua telapak tangan kearah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu dibawah dada. Kedua siku mengikuti rapat dibawah dada.; (b) Gerakan istirahat, setelah kedua telapak tangan dan kedua siku rapat di bawah dada, selanjutnya kedua tangan tersebut didorong kedepan lurus. Kedua tangan diusahakan rileks dan dalam posisis
Gerakan tersebut adalah gerakan istirahat untuk lengan / recovery. (
mengemukakan prinsip gerakan lengan gaya dada dibagi menjadi
k kedua telapak tangan keluar (kesamping ) bengkokkan kedua siku sedikit dengan lengan
bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan kebelakang dengan siku yang tinggi tampak dengan nyata pada
) putarlah kedua telapak tangan kearah dalam, sampai kedua telapak tangan ) Gerakan istirahat,
siku rapat di bawah dada, selanjutnya kedua tangan tersebut didorong kedepan lurus. Kedua tangan diusahakan rileks dan dalam posisis
Gerakan tersebut adalah gerakan istirahat untuk lengan / recovery. (c) Teknik
Gambar 5. Model gerakan tangan pada renang gaya dada
(Muhajir, 2004 : 187)
4) Pengambilan Nafas
Dalam berenang bernafas sangat diperlukan untuk kelangsungan gerakan. Namun
pengaturan nafas saat berenang sangat dibutuhkan untuk menjaga kontinyuitas atau
kelangsungan gerakan renang agar tetap stabil, dalam gaya dada pengambilan nafas dilakukan
saat tangan mulai mendayung ke bawah dada, atau saat setelah kaki selesai mendayung.
Menurut Muhajir (2004 : 186) Menghirup udara dilakukan pada akhir pull dari gerakan
renang, yaitu pada saat tangan siap mendorong kedepan, kepala diangkat sampai batas mulut
keluar dari permukaan air dan segera mengambil udara melaui mulut dan hidung. Pada saat
mengambil udara, badan harus tetap diusahakan horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari
permukaan air.
5) Koordinasi Gerakan Keseluruhan
Untuk dapat melatih koordinasi gerakan keseluruhan pada gaya dada dapat
menggunakan tehnik drill kaki berjenjang; yakni diawali dengan tiga atau empat dayungan kaki,
lalu diikuti oleh satu kali dayungan tangan, setelah beberapa kali pengulangan dianggap mahir
maka jumlah dayungan kaki dikurangi, hingga terakhir menggunakan satu kali dayungan kaki
dan satu kali dayungan tangan.
Menurut David G. Thomas M.S (1996 : 101) koordinasi gerakan tangan dan kaki pada
gaya dada, yakni ayunan kaki dimulai lebih lambat, dan sentakan tangan kedepan dimulai lebih
cepat, hasilnya waktu meluncur yang lebih pendek.
Muhajir (2004 : 186) mengemukakan koordinasi garakan renag gaya dada ialah
koordinasi antara gerakan kaki, gerakan lengan, dan gerakan pengambilan nafas, yang diuraikan
sebagai berikut:
(1) kaki lurus kebelakang, lengan lurus kedepan, dengan telapak tangan miring keluar dan kepala kira – kira 80% masuk kedalam air; (2) kaki masih lurus ke belakang, kedua tangan mulai dibuka kesamping selebar bahu; (3) kaki tetap lurus, kedua tangan mulai menarik.
Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap kebelakang. Nafas dikeluarkan dan gelembung dan hidung; (4) siku – siku mulai dibengkokkandengan kuat; (5) telapak tangan mulai ditarik kedalam dan kepala mulai diangkat sedikit; (6) mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap mendorong kedepan; (7) pengambilan nafas telah selesai dan mulut suadh tertutup, tangan mulai digerakan kedepan; (8) leher dilemaskan untuk merendahkansedangkan lengan terus bergerak kedepan sebagi akibat pelurusan kembali siku; (9) kepala terus menunduk karena pengendoran dari leher; (10) kaki ditendangkan kebelakang melingkar, nafas ditahan dan tidak akan mengeluarkannya sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai; (11) kaki mulai merapat; (12) lengan sudah melurus, perenang menyelesaikan tendangannya dan memusatkan perhatianya pada keseimbangan badannya supaya terbentang lurus horizontal. Dan selanjutnya kembali ke sikap permulaan lagi.
Gambar 6. Model koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada
Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap kebelakang. Nafas dikeluarkan dan gelembung – gelembung udara dikeluarkan dari mulut
siku mulai dibengkokkan dan lengan atas berputar, tangan menarik dengan kuat; (5) telapak tangan mulai ditarik kedalam dan kepala mulai diangkat sedikit; (6) mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap mendorong kedepan; (7)
nafas telah selesai dan mulut suadh tertutup, tangan mulai digerakan kedepan; leher dilemaskan untuk merendahkan kepala kedalam air kembali, kaki ditarik kepantat
sedangkan lengan terus bergerak kedepan sebagi akibat pelurusan kembali siku; (9) kepala terus menunduk karena pengendoran dari leher; (10) kaki ditendangkan kebelakang melingkar, nafas ditahan dan tidak akan mengeluarkannya sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai; (11) kaki mulai merapat; (12) lengan sudah melurus, perenang
n tendangannya dan memusatkan perhatianya pada keseimbangan badannya supaya terbentang lurus horizontal. Dan selanjutnya kembali ke sikap permulaan lagi.
Model koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada
(Muhajir, 2004 : 187)
Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap gelembung udara dikeluarkan dari mulut dan lengan atas berputar, tangan menarik
dengan kuat; (5) telapak tangan mulai ditarik kedalam dan kepala mulai diangkat sedikit; (6) mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap mendorong kedepan; (7)
nafas telah selesai dan mulut suadh tertutup, tangan mulai digerakan kedepan; kepala kedalam air kembali, kaki ditarik kepantat
sedangkan lengan terus bergerak kedepan sebagi akibat pelurusan kembali siku; (9) kepala terus menunduk karena pengendoran dari leher; (10) kaki ditendangkan kebelakang melingkar, nafas ditahan dan tidak akan mengeluarkannya sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai; (11) kaki mulai merapat; (12) lengan sudah melurus, perenang
n tendangannya dan memusatkan perhatianya pada keseimbangan badannya supaya terbentang lurus horizontal. Dan selanjutnya kembali ke sikap permulaan lagi.
Model koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Classrom
Action Research (CAR). Zainal Aqib (2008 : 12) mengemukakan bahwa pengertian PTK terdiri
dari tiga bentukan kata, yakni :
Penelitian, yakni kegiatan mecermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan, suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitain ini berbentuk rangkaian silkus kegiatan
Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah yang dipahami oleh umum dengan “ ruang tempat guru mengajar “. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar dapat bekerja di lab, lapangan olahraga, dan lain – lain.
Menurut Zinal Aqib (2008 :13) Pengerian PTK dapat disimpulkan sebagai suatu
pencermatan tehadap kegiatan yang disengaja dimunculkan, dan terjadi di sebuah kelas.
Sedangkan menurut H.E. Mulyasa (2009 : 11), Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan
sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan
b. Sifat dan Karakteristik PTK
Menurut (Ibnu : 2000) yang dikutip dari buku Zainal Aqib (2008 : 16), Sifat – sifat
khusus PTK dibandingkan dengan penelitian formal akademik dapat dilihat pada tabel matrik
sebagai berikut.
Tabel 3. Perbedaan Klasifikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Penelitian Formal Akademik
Klasifikasi PTK Penelitian Formal
Akademik
Masalah penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru
Penelitian utama Guru Guru hanya sebagai pendamping / pembantu
Desain penelitian Lentur / flesibel Formal dan kaku
Analisis data Segera / seketika (Mungkin) ditunda
Format laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku
Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung / tidak jelas
Sumber : Zainal Aqib (2008 : 16)
Kasihani Kasbolah. E.S. (2001 : 15-17) mengemukakan karakteristik PTK secara umum
adalah sebagai berikut :
Pertama, PTK dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program kelas guru merupakan sosok yang benar – benar mengenal lapangan tempat mengajar.
Kedua, PTK berangkat dari permasalahan praktik factual. Permasalahan factual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar sehari – hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang diangkat bukan permasalahan penelitian yang diberikan orang lain, misalnya permasalahan penelitian yang diluar kancah kelas.
Ketiga, ciri lain yang ada pada PTK adalah adanya tindakan – tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.
Sedangkan Zainal Aqib (2008 : 16) mengemukakan karakteristik PTK setidaknya adalah
:
1) Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam intuksional.
2) Adana kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3) Peneliti sekaligus sebagai prakstisi yang melakukan refleksi 4) Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instuksional 5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
c. Jenis dan Bentuk PTK
Menurut Zainal Aqib (2008 : 19) menyebutkan jenis – jenis PTK sebagai berikut :
1) PTK Diagnosik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasu yang terdapat di dalam latar penelitian.
2) PTK Partisipan, suatu penelitian sebagai PTK Partisipan apabila peneliti terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.
3) PTK Empiris, ialah apabila penelitiberupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukannya apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung
4) PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan Kasihani Kasbolah E.S (2001 : 69) mengemukakan 3 bentuk penelitan tidnakan
kelas (PTK) yakni :
1) PTK Guru Sebegai Peneliti, bentuk penelitian yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam penelitian tindakan kelas.
2) PTK Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, maupun dosen secara bersama – sama (berkolaborasi) melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karier guru. Guru SD, dosen LPTK, dan orang – orang yang lain yang terlibat dalam satu tim.
3) PTK Simultan Terintegrasi, adalah betuk penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah untuk dua hal sekaligus, yaitu memecahkan persoalan praktis dalam pebelajaran, dan juga untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas.
d. Sasaran atau Objek PTK
Menurut Zainal Aqib (2008 : 27) objek dari PTK harus merupakan sesuatu yang aktif
dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. objek tersebut
diantaranya :
1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa – siswa yang sedang berdarmawisata, atau guru sedang melakukan kunjungan ke rumah siswa.
3) Unsur mata pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang dapat diamati guru, siswa, atau keduanya.
5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melaui proses pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian.
6) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun melingkupi siswa dirumahnya.
7) Unsur pengelolaan, yang jelas – jelas merupakan gerak kegiatan, sehingga mudah diatur, direkayasa dalam bentuk kegiatan.
e. Model – Model PTK
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa model yang dikembangkan oleh para
pakar, diantaranya adalah;
1) Model Kurt Lewin
Zainal Aqib (2008 : 21) mengemukakan bahwa PTK pertama kali yang diperkenalkan
oleh Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakan (Acting)
c) Observasi (Observation)
d) Reflesi (Reflecting)
Gambar 7. Empat Langkah PTK Model Kurt Lewin
Sumber : Zainal Aqib (2008 : 21)
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin
tersebut oleh Ernest T. Striger dielaborasi lagi menjadi :
a) Perencanaan (Planning)
b) Pelaksanaan (Implementing)
c) Penelitian (Evaluating)
Berdasarkan langkah – langkah yang digambarkan PTK diatas selanjutnya dapat
dikembangkan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya kumpulan dari berbagai siklus.
Perencanaan
Observasi
Refleksi Aksi
Gambar 8. Bentuk Siklus PTK Model Kurt Lwein
2) Model Kemis dan Mc Traggart
Menurut Zainal Aqib (2008 : 22), model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan
Robbin Mc Tarrgart masih tampak begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin. Dikatakan demikian oleh karena di dalam satu siklus atau putara terdiri dari empat
komponen seperti halnya yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Keempat hal tersebut adalah;
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakan (Acting)
c) Observasi (Observation)
d) Reflesi (Reflecting)
Menurut Kasihani Kasbolah E.S (2001 : 63) dalam perencanaan Kemmis menggunakan
system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refeksi,
perencanaan kembali.
3) Model Jhon Elliot
Apabila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan diatas yaitu Model
Kurt Lewin dan Kemmis – Mc Taggart, PTK Model Jhon Elliot ini tampak lebih detail dan
memungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu,
Observasi Observasi Observasi
Refleks
Perencanaan
Aksi Aksi Aksi
Perencanaan Perencanaan
Refleks Refleks
setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah (step), yang terealisasi dalam bentuk
kegiatan belajar mengajar.
Maksud penyusunan secara terinci PTK Model Jhon Elliot ini, supaya dapat kelancaran
yang lebih tinggi antara taraf – taraf didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.
Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan menjadi beberapa sub
pokok bahasan atau mata pelajaran, adalah bahwa dalam kenyataan dilapangan setiap pokok
biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, itulah yang menyebabkan Jhon Elliot
menyusun model PTK yang berbeda secara sistematis dengan model lainnya.
4) Model Dave Ebbutt
Sesudah Dabe Ebbutt memepelajari model – model PTK yang dikemukakan oleh para
ahli sebelumnya, dia berpendapat bahwa model – model PTK yang ada yang diperkenalkan oleh
Jhon Elliot, Kemmis dan Mc Taggart, dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model
– model terebut masih ada hal yang belum tapat sehingga perlu diperbaiki. Pada dasarnya Ebbutt
setuju dengan gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot akan tetapi tidak setuju dengan
implementasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya diterangkan olehnya tentang
pandangan Ebbutt yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc
Taggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses aksi – refleksi.
Karena Dave Ebbutt tidak pusa dengan model – model PTK yang telah hardir
sebelumnya, maka Dave Ebbutt memperkenalkan model PTK yang disusunya sendiri. Adapun
model PTK yang diperkenalkannya menggambarkan adanya empat tahap yakni sebagai berikut :
a) Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
b) Tahap 2 : pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam
kancah, yaitu menggenakan tidakan kelas
c) Tahap 3 : pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
d) Tahap 4 : reflesi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
terjadi.
Secara keseluruhan empat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini
kemudian diikuti oleh siklus – siklus yang lain secara berkesinambungan seperti spiral. Namun
sebelum keempat tahapan itu berlangsung, biasanya diawali oleh suatu tahap Pra-PTK, yang
meliputi; Identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis
masalah.
Gambar 9. Penelitian Tindakan Kelas Model Ebbutt (199)
Sumber : Kasihani Kasbolah (2001 : 65)
Amended
Reconnisance
Rencana
Menyeluruh Baru
Tindakan 2 dst
Rencana
Menyeluruh
Tindakan 2 dst
atau
IDE UMUM
Reconnisance
Rencana
Menyeluruh
Tindakan 1
Monitor dan
Reconnisance
Tindakan 2 dst
atau
ata
B. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran penjas yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh
aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Seringkali materi yang di sampaikan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak
siswa, khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar. Siswa kurang mampu menganalisis
gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal,
sedangkan pemberian contoh gerakan melalui demonstrasi kurang dapat dianalisis oleh siswa
secara maksimal. Permasalahan tesebut muncul pada pembelajaran renang di SMA Negeri 5
Surakarta dapa kelas XI. Kekurang maksimalan pembelajaran renang dikarenaka guru kurang
mampu mendesain pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran renang khususnya
renang gaya dada.
Model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi awal siswa dalam belajar teknik dasar
renang gaya dada adalah model yang mengadopsi perintah dan tindakan secara langsung,
sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru langsung dapat dipraktikan dan siswa
langsung dapat merasakan hasinya. Disamping itu pula guru pun juga dapat langsung
mengevaluasi gerakan yang ditampilkan oleh siswa, sehingga guru dapat membenarkan serta
mengarahkan sesuai dengan gerakan yang diajarkan. Selain itu model pembelajaran ini
mengajarkam materi pembelajaran dengan setahap demi setahap, sehingga siswa dapat mencerna
setiap materi yang diberikan oleh guru dengan baik.
Pemanfaatan media gerak atau video adalah sebagai sarana membantu guru dalam
menjelaskan teknik dasar renang gaya dada pada siswa. Melaui penayangan gambar gerak atau
video tersebut guru dapat memperlihatkan secara detail gerakan renang gaya dada yang dapat
dilihat melaui beberapa sudut pandang, sehingga siswa mampu menganalisis dan menirukan
gerakan tesebut dengan baik dan benar. Sebab jika media pembelajaran dengan menggunakan
media asli, siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang ditampilkan sebab terhalangi oleh
bias air dalam kolam renang.
Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran renang khusunya gaya dada,
harus digunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran yang akan
dilakukan. Diantara model pembelajaran yang sesuai dengan situasi pembelajaran tersebut
adalah model pembelajaran langsung yang menggunakan media video sebagai alat bantu dalam
memproses pembelajaran renang. Sehingga melalui model pembelajaran langsung berbantukan
media video tesebut proses pembelajaran renang gaya dada dapat dilaksanakan secara maksimal.
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
dijabarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar 10. Alur Kerangka Pemikiran
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru :
Kurang mampu mengkontrol keaadan
siswa pada materi renang
Menerapkan Model pembelajaran langsung menggunakan bantuan
media video
Melaui instruksi secara langsung dengan bantuan media video, siswa lebih
mudah menganalisis gerakan renang gaya dada,
sehingga mampu menirukan dan
mempraktekannya secara
Siswa :
- Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerakan renang gaya dada yang disampaikan oleh guru.
- Hasil belajar penjas rendah - Kualitas gerakan serta
aktivitas renang gaya dada siswa kurang memuaskan
Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar renang gaya dada, melalui pendekatan model pembelajaran langsung berbantukan media video
Siklus II dan III : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar renang gaya dada, melalui pendekatan model pembelajaran langsung berbantukan media video
C. Hipotesis Tindakan
Melaui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan
hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut :
1) Penerapan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction / DI) dapat membantu
meningkatkan aktivitas belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010.
2) Penerapan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction / DI) dapat membantu
meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010.
3) Penerapan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction / DI) dapat membantu
meningkatkan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2010 s/d 24 April
2010, Pukul 15.00 s/d 16.30 WIB.
Tabel 4. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
No Rancangan Kegiatan
Waktu (Bulan)
Des
2009
Jan
2010
Feb
2010
Mar
2010
Apr
2010
Mei
2010
1 Persiapan
a. Observasi ü
b. Identifikasi Masalah ü
c. Penentuan Tindakan ü
d. Pengajuan Judul ü
e. Penyusunan Proposal ü
f. Pengajuan Ijin Penelitian ü
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal ü
b. Pengumpulan data penelitian atau pelaksanaan tindakan
ü ü ü
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan ü
b. Ujian Skripsi ü
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Kolam Renang Tirtomoyo Manahan, Jl.
Menteri Supeno, Manahan, Surakarta
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, yang berjumlah 33 siswa.
C. Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data primer,
yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di lokasi penelitian mengenai proses
pembelajaran renang gaya dada kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 /
2010, berupa data aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Jenis Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat
(dependent), yakni :
a. Variabel bebas (independent), yakni variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel
bebas dalam penelitian ini adalah : aktivitas dan hasil belajar renang gaya dada pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009 / 2010.
b. Variabel terikat (dependent), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, variabel
terikat dalam penelitian ini adalah : Model pembelajaran langsung melalui bantuan media
video.
3. Definisi Operasional Variabel
a. Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam waktu tertentu.
Sedangkan aktivitas belajar diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ada 177 macam aktivitas belajar, yang terdiri dari 8
golongan. Penelitian ini memfokuskan pada salah satu golongan aktivitas belajar yakni pada
Motor Activates, yakni aktivitas yang bercirikan gerak atau melakukan sebuah gerakan. Pada
variabel bebas penelitian ini, aktivitas motorik yang dilakukan oleh siswa terdiri atas
ketangkasan serta kemampuan melakukan teknik dasar renang gaya dada
b. Hasil Belajar
Hasil belajar ialah segala sesuatu yang menjadi bahan informasi tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar. Pada penelitian ini hasil belajar diperoleh melalui tiga aspek penilaian
(assasment) yang terdiri atas aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
c. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran yang didesain melalui sebuah instruksi secara langsung, dengan diawali
dengan penjelasan secara verbal melalui demonstrasi pelaksanaan keterampilan mamupun teknik
yang akan dilakukan, selanjutnya siswa diminta melakukan kegiatan atau aktivitas sesuai dengan
penjelasan yang diberikan. Pada tahap selanjutnya guru memberikan umpan balik terhadap ujuk
kerja yang dilakukan siswa serta meberikan penguatan.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui; tes praktik,
observasi lapangan. Menurut H.E. Mulyasa (2009 : 183) data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan
data, dan instrument yang digunakan.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam
tabel berikut :
Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
E.
No Jenis Data Subjek Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Aktivitas belajar renang gaya
Siswa § Ujuk kerja ketangkasan renang gaya dada
Tes ketangkasan renang gaya dada
dada § Ujuk kerja kemampuan renang gaya dada
Pedoman observasi pelaksanaan kemampuan teknik dasar renang gaya dada (sesuai rubrik penilaian ujuk kerja praktik pada RPP)
2 Hasil belajar renang gaya dada
Siswa § Afektif Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP)
§ Kognitif Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)
§ Psikomotorik Ujuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik dasar dan ketangkasan renang gaya dada (sesuai dengan rubrik penilaan aspek psikomotorik pada RPP)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa
dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil pengukuran ketangkasan
renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya :
a. Info mitra kolaboratif (guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan) dan siswa
b. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran
c. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario pembelajaran, silabus,
buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
desfriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong,
2007 : 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah – milahnya dengan satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif menurut Seiddel, (dalam Lexy J. Moleong, 2007 : 248) prosesnya
berjalan sebagai berikut :
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah – milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,
3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan – hubungan dan membuat temuan temuan umum.
F. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Menurut Supadi (2008 : 104) yakni penelitian tindakan yang
diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tidakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai
berikut :
1. Perencanaan (Planing) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan rencana yang
telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap pengamatan
dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan evaluasi dalam
penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan untuk merancang program
penelitian pada siklus berikutnya
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan rancangan tindakan
dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan program penelitian yang
digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu
seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun tahapan siklus pada Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat diterangkan melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
Sumber : H.E.Mulyasa (2009:73)
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam
menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau
kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap III
Refleksi
Siklus I
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap III
Refleksi
Siklus II
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap III
Refleksi
Siklus III
penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian
dilanjutkan dengan refleksi – efaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan
pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survey awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang
akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauhmana pelaksanaan
pembelajaran renang gaya dada diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas :
a. Hasil pre-test ketangkasan renang gaya dada
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Partisipasi dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik
analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian diskrptif tentang
perkembangan belajar serta hasil test ketangkasan renang gaya dada. Serta hasil test
ketangkasan renang gaya dada siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kualitatif
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari mulai awal
survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas dan hasil
belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 /
2010. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai
satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2)
pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 3 siklus.
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari
:
a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) renang gaya dada
b) Menyusun instrument tes ketangkasan renang gaya dada
c) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
d) Menyusun lembar observasi
e) Menyiapkan lembar tes
f) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
g) Penyipakan tempat penelitian
h) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
i) Sosialisaisi kepada subjek
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah
direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan.
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di
lapangan dengan langakah - langkah kegiatan adalah :
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Melakukan pemanasan 10 menit.
c) Melakukan teknik dasar renang gaya dada :
(1) Teknik dasar pernafasan pada renang melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
(2) Teknik dasar gerakan kaki gaya dada melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
(3) Teknik dasar gerakan tangan gaya dada melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
(4) Koordinasi gerakan gaya dada dengan menggunakan beberapa model drill belajar gaya
dada melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media
video.
d) Melaksanakan diskusi kelas.
e) Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
f) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
3) Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada
tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran langsung pendidikan
jasmani berbantukan media video yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar
renang gaya dada.
4) Tahap Evaluasi (Refleksi)
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi sehingga diperoleh
kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini
mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut.
Tabel 6. Prediksi Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Prosentase target capaian
Cara mengukur Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Ketangkasan renang gaya dada siswa
30% 45% 60% Melalui tes ketangkasan renang gaya dada
Kemampuan teknik dasar renang gaya dada siswa
45% 55% 65% Diamati melalui proses pembelajaran dan unjuk kerja praktik sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Pemahaman siswa terhadap materi renang gaya dada
50% 60% 70% Melalui tes kemampuan kognitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi renang gaya dada
50% 60% 70% Melalui skala sikap sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Ketuntasan hasil belajar
50% 60% 70% Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi renang gaya dada melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 65
b. Rancangan Siklus II dan III
Pada rancangan siklus II dan siklus III tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian pula dengan
siklus III merupakan rancangan perbaikan dari siklus II dan seterusnya, termasuk perwujudan
tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu
pada siklus sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil
kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, yang mengikuti
materi renang gaya dada adalah 33 Siswa, yang terdiri atas 20 siswa putra dan 13 siswa putri.
Dilihat dari proses pembelajaran renang gaya dada, dapat dikatakan proses pembelajaran
dalam kategori kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran renang, sebab guru
kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi renang gaya dada dalam jumlah
siswa yang terlampau banyak. Selain itu keterbatasan sarana seperti; pelampung, dsb,
menjadi kendala lain dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam materi renang tersebut.
c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung sulit diatur
saat materi renang berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi renang, siswa menunjukkan
sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan
pelajaran dengan sepenuhnya (sambil lalu), ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada
yang bermain sendiri dengan temannya.
d. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada materi renang, kelas XI IPS 1, rata
– rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada hanya 35%.
Selebihnya siswa hanya mampu melakukan gerakan renang sebagian, bahkan ada beberapa
siswa yang tidak dapat melakukan gerakan renang gaya dada.
e. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau banyak
dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang
dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam renang gaya dada tidak
dapat maksimal
f. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga
akan berdapak pada rendahnya kemampuan renang gaya dada pada siswa.
g. Guru kesulitan menemukan contoh / model gerakan renang gaya dada yang baik dan benar.
Seringkali contoh yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang dapat
dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang dapat melihat kondisi gerakan renang
gaya dada yang diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh
gerakan kurang dapat terlihat dengan jelas karena terhalang oleh bias air pada kolam renang.
Hasil temuan survey antara peneliti dan guru tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi riil keadaan kelas pada materi renang gaya dada pada kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta. Sehingga pada data awal ini terdiri dari; ketangkasan renang gaya dada; kemampuan
melakukan renang gaya dada dan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
a. Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Langsung.
Kondisi awal ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran langsung
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Diskripsi Data Awal Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Langsung
Nilai Keterangan Jumlah Anak Prosentase A Baik Sekali 0 0% B Baik 2 6,06% C Cukup 22 66,66% D Kurang 9 27,27%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan adalah Cukup
dengan prosentase 66,66%
b. Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi awal kemampuan melakukan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran
langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Diskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Langsung
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79 Baik Tuntas 0 0% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 1 3,03% 65 – 69 Cukup Tuntas 0 0%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 32 96,96% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, kemampuan melakukan renang gaya dada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan
adalah Kurang dengan prosentase 96,96%
c. Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Langsung.
Kondisi hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 9. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Langsung
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79 Baik Tuntas 0 0% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 0 0% 65 – 69 Cukup Tuntas 1 3,03%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 32 96,96% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka
dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang baik, dengan prosentase
ketuntasan belajar 3,03% siswa.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing aspek
menujukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun sebuah tindakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi renang gaya dada pada siswa SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, dengan model pembelajaran langsung. Pelaksanaan tidakan
akan dilakukan sebanyak 3 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1)
Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan
Refleksi.
2. Siklus I
Pembelajaran renang gaya dada dengan mengunakan Instruksi Langsung (direct
instruction) pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada renang gaya dada, yang meliputi;
(1) Mempraktekan teknik pernafasan renang umum berenang, (2) Mempraktekan teknik
meluncur renang gaya dada, (3) Mempraktikan teknik gerakan kaki renang gaya dada, (3)
Mempraktekan teknik gerakan lengan renang gaya dada, (3) Mempraktekan teknik rangkaian
gerakan renang gaya dada.
Pembelajaran teknik dasar renang gaya dada pada Siklus I tersebut dilakukan selama empat kali
pertemuan, sebab jumlah indikator capaian yang terlampau banyak menyebabkan waktu yang
diperlukan dalam menyelesaikannya menjadi lembih lama.
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari Senin, 8 Pebruari 2010, di SMA
Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif)
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh
rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I
diadakan selama empat kali pertemuan, sebab jumlah indikator capaian yang terlampau banyak,
sehingga membutuhkan waktu dan pertemuan lebih banyak. Guru bersama peneliti melakukan
pengukuran kemampuan renang gaya dada pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta,
tahun ajaran 2009 / 2010, dengan melakukan tes ketangkasan renang gaya dada.
Pada Siklus I Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan I sebagai
berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui instruksi langsung
melalui bantuan media video, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam
renang gaya dada. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) renang gaya dada
melalui Intruksi Langsung berbantukan media video
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta video yang akan digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran renang, yang diunduh melalui situs www.youtube.com, serta
menyiapkan sarana lain yang akan digunakan seperti; laptop, pelampung, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes
dinilai hasil peningkatan ketangkasan renang gaya dada dan motivasi belajar siswa dengan
model pembelajaran langsung berbantukan media video . Sedangkan instrumen non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktivan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar renang gaya
dada.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni pada kolam pemula, di
komplek Kolam Renang Tirtomoyo, Manahan Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tidakan I dilaksanakan selama empat kali pertemuan, selama empat minggu yakni pada
setiap hari Jum’at tanggal 12 Pebruari 2010, 19 Pebruari 2010, 26 Pebruari 2010, dan 5 Maret
2010, di kolam renang Tirtomoyo Manahan, Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti
dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Jum’at, 12 Pebruari 2010)
adalah praktik teknik pernafasan pada renang, materi kedua adalah praktik teknik meluncur, dan
materi ketiga adalah praktik teknik gerakan kaki gaya dada. Urutan pelaksaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –hijau, yang
dilaksanakan di kolam anak, sehingga siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni teknik dasar
pernafasan renang kepada siswa dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan
demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar pernafasan, yakni gerakan keluar masuk air
“ring-up”, sesuai dengan contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang
dilakukan oleh peneliti dan guru.
7) Siswa melakukan gerakan teknik dasar pernafasan renang, dengan cara keluar masuk dalam
air “ring-up”, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
yang akan dilakukannya.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
10) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai
bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama
11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik meluncur pada renang,
dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan
contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan
peneliti.
12) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar meluncur dalam renang, sesuai dengan
contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
13) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 4 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
14) Siswa melakukan gerakan teknik dasar meluncur, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
15) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
16) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
17) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai
bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua.
18) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan teknik gerakan kaki pada
renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh gerakan kaki renang gaya dada yang dilihat melaui video dan
pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
19) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada, sesuai dengan contoh
yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
20) Sebelum melakukan instruksi siswa dibagi menjadi 2 dan saling berpasangan.
21) Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan masing - masing melakukan gerakan teknik
dasar kaki gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru, sedangkan pasangan
yang lain memegangi tubuh temannya yang sedang melakukan perintah, seterusnya dan
saling bergantian.
22) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
teknik dasar kaki renang gaya dada yang akan dilakukannya.
23) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
24) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan
minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Jum’at, 19 Pebruari 2010)
adalah praktik teknik dasar gerakan tangan pada renang gaya dada, materi kedua adalah praktik
rangkaian gerak renang gaya dada, serta pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan melakukan presensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –hijau, yang
dilaksanakan di kolam anak, sehingga siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik pernafasan, teknik gerakan meluncur, serta
teknik gerakan kaki.
6) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas,
serta menyiapkan materi selanjutnya.
7) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni teknik gerakan
tangan, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan
oleh guru dan peneliti.
8) Siswa diminta melakukan teknik gerakan tangan gaya dada, sesuai dengan contoh yang
ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
9) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 4 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
10) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
12) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
13) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai
bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama.
14) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua kedua yakni teknik rangkaian
gerakan renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak
secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
15) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada, sesuai dengan contoh yang
ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
16) Sebelum melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada siswa dibagi menjadi 4 kelompok
keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
17) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
18) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
19) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
20) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ketiga (Jum’at, 26 Pebruari 2010)
adalah rangkaian gerak renang gaya dada, serta pengulangan materi yang telah disampaikan
minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik gerakan tangan, teknik koordinasi gerak tangan
dan kaki (rangkaian gerak).
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta
menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua ketiga yakni teknik rangkaian
gerakan renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak
secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
7) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan renang gaya dada
dengan porsi sebenarnya yakni satu gerakan tangan dan satu gerakan kaki pada setiap
rangkaiannya
8) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada dengan benar, sesuai dengan
contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
9) Sebelum melakukan rangkaian gerakan renang gaya dada siswa dibagi menjadi 4 kelompok
keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
10) Siswa melakukan rangkaian gerak renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
12) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
13) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan keempat (Jum’at, 5 Maret 2010) adalah
rangkaian gerak renang gaya dada, pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya, dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik rangkaian gerak renang gaya dada.
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta
menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan membagi
kelompok keberangkatan masing masing kelompok keberangkatan adalah 2 orang siswa.
7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat perolehan waktu untuk
renang dengan menempuh jarak 25 meter dan menilai kualitas gerakan renang gaya dada
pada blangko penilaian yang telah disiapkan.
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
c. Observasi Dan Interprestasi Tindakan I
Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I berlangsung. Dalam
melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang
bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran renang gaya dada melalui bantuan media video
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada
pertemuan pertama (Jumat, 12 Pebruari 2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan
materi teknik dasar renang gaya dada, yakni teknik dasar pernafasan, teknik dasar meluncur,
dan teknik dasar gerakan kaki renang gaya dada. Pada pertemuan kedua (Jumat, 19 Pebruari
2010, selama 2 x 45 menit) peneliti memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar renang
gaya dada, yakni teknik dasar gerakan tangan, serta teknik rangkaian gerakan renang gaya
dada. Pada pertemuan ketiga (Jumat, 26 Pebruari 2010, selama 2 x 45 menit) dengam materi
lanjutan yakni teknik rangkaian gerak renang gaya dada. Pada pertemuan keempat (Jumat, 5
Maret 2010) dengan materi rangkaian gerakan renang gaya dada dengan gerakan yang sesuai
dengan pelaksanaan renang gaya dada, dan di pertemuan keempat peneliti melakukan tes
akhir siklus I, untuk mengetahi hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus I.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pretest sebagai bahan
acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I
4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi langsung,
dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pemebelajaran
langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta
pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar.
Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar renang gaya dada sebesar 30%,
sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan temannya, melamun, dan bermain
sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara
mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik
renang gaya dada.
b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 20%,
sedangkan 80% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti. Siswa tersebut
bermain sendiri dengan temannya. Karena peneliti berada pada satu tempat yang kurang
dapat menjangkau siswa yang lain, sebab kondisi tempat yang cukup luas dan ramai,
sehingga siswa yang tidak terjangkau merasa diabaikan, sehingga mereka cenderung
bermain sendiri.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran materi renang
gaya dada melalui model pembelajaran langsung.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I berlangsung,
bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Siswa yang memiliki ketangkasan dengan katagori baik dalam renang gaya dada pada akhir
siklus I, diperoleh hasil 9,09% memperoleh hasil Baik; 63,63% memperoleh hasil Cukup;
dan 27,27% memperoleh hasil Kurang.
2) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai kriteria
Baik sebanyak 6,06%, sedangkan sisanya ( Cukup Baik 3,03%; Cukup 12,12%; Kurang
78,78%). Sehinga pada Tidakan I, kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang
gaya dada dapat dikatakan Kurang, sehingga perlu diadakan perbaikan kembali.
3) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan I dilakukan menunjukan
hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah 3,03%, sedangkan sisanya ( Baik
6,06%; Cukup Baik 18,18%; Cukup 42,42%; Kurang 33,33%). Dalam hal ini sejumlah 11
siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 22 siswa Tidak Tuntas.
Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolok
ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I
diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan
penyampaian materi dengan bantuan media video, sebab siswa dapat melihat secara detail
gerakan renang dengan benar, melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model
pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam peruses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung, sehingga
pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara
cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya
oleh peneliti.
3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan
terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga
membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam
pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
1) Sistuasi kolam yang ramai/ crowded membuat pelaksanaan pembelajaran kurang maksimal,
serta menggangu konsentrasi siswa dalam melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan
guru.
2) Siswa sering datang terlambat sehingga proses belajar mengajar terganggu.
3) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan teknik dasar renang gaya
dada yang diperlihatkan dalam video dan didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.
4) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian siswa
kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru.
5) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada
minggu lalu.
6) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun teknik
dasar yang dilakukan siswa kurang dapat pantau oleh guru dan peneliti.
7) Peneliti dan guru merasa kualahan menghandel pelaksanaan kelas dengan situasi kolam
renang yang cukup ramai.
8) Siswa kurang dapat melihat secara jelas tampilan gambar yang disajikan melalui penayangan
di laptop
9) Kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat siswa banyak yang tidak hadir tepat waktu
sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
10) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti
dan guru.
11) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan dan tungkai pada
renang gaya dada sehingga sebagian siswa belum dapat menunjukan kualitas gerakan yang
maksimal
d. Analisis dan Reflesi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti melakukan analisis dan
refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai, mengingat
jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi waktu dalam mengajar
yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan tidakan cukup
mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran langsung yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih
maksimal.
5) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan I, cenderung
kurang yakni 30 % sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses belajar mengajar
hanya 25 %. Ini lebih disebabkan karena siswa merasa sistem pembelajaran yang diubah
secara drastic, sehingga siswa kurang nyaman. Disisi lain kapasitas peneliti yang masih asing
bagi mereka sehingga siswa merasa kurang komunikatif dan respon.
6) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang maksimal
walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target capaian pada
siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut
:
a) Ketangkasan siswa dalam renang gaya dada diperoleh hasil yakni 9,09% memperoleh
hasil Baik; 63,63% memperoleh hasil Cukup; dan 27,27% memperoleh hasil Kurang. Hal
ini telah menujukan hasil peningkatan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada tes
awal atau pengambilan data awal, dengan kenaikan rata – rata perbaikan sebesar 3,03%.
Sehingga perlu diadakan perbaikan melalui siklus selanjutnya.
b) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai
kriteria Baik sebanyak 6,06%; Cukup Baik 3,03%; Cukup 12,12%; Kurang 78,78%.
Sehingga dapat disimpulkan pada proses Siklus I, kemampuan siswa dalam melakukan
gerakan teknik dasar renang gaya dada dalam kategori Kurang. Akan tetapi dibandingkan
dengan hasil test awal kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada
mengalami rata – rata kenaikan sebesar 7,27%. Sehingga perlu diadakan perbaikan
melalui siklus selanjutnya.
c) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan I dilakukan
menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik 6,06%; Cukup Baik 6,06%; Cukup
42,42%; Kurang 33,33%. Dalam hal ini sejumlah 11 siswa telah masuk dalam kriteria
Tuntas, dan sedangkan 22 siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
proses Siklus I, hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada dalam kaegori Cukup.
Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar siswa dalam
materi renang gaya dada menujukan hasil yang meningkat dari data awal yakni dengan
rata - rata peningkatan sebesar 18.18%
7) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan dipertahankan dan
ditingkatkan.
8) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan
Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Untuk mengantisipasi situasi kolam yang ramai dengan pengunjung maka pertemuan
pembelajaran dilakukan lebih awal dari jadwal pembelajaran yang sebenarnya yakni
pukul 14.30 WIB.
b) Untuk mengantisipasi keterlambatan siswa maka guru yang bersangkutan akan
memberikan sangsi berpupa pengurangan nilai afektif siswa, dalam materi renang.
c) Untuk melatih adaptasi siswa dengan lingkungan air agar siswa lebih berani
mempraktekan gerakan teknik dasar renang gaya dada sesuai dengan petunjuk dari
peneliti dan guru maka, perlu lebih diperbanyak pola permainan dalam lingkungan air,
untuk membiasakan siswa dengan lingkungan air.
d) Siswa diminta mengcopy video renang, untuk dapat dipelajari sendiri di ruamah.
e) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan teknik gerakan
renang secara benar.
f) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti
juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
g) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat mengmabntu mengatur
jalannya proses pembelajaran.
h) Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi
yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik diantaranya; Teknik dasar
pernafasan renang, serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti;
Teknik gerakan kaki; teknik gerakan lengan; teknik pengambilan nafas; teknik
koordinasi gerak renang gaya dada.
e. Diskripsi Data Tindakan I
Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; ketangkasan renang gaya dada;
kemampuan melakukan renang gaya dada; aktivitas siswa dan hasil belajar renang gaya dada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model Pembelajaran
Langsung
Kondisi ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model Pembelajaran Langsung Tindakan I
Nilai Keterangan Jumlah Anak Prosentase A Baik Sekali 0 0% B Baik 3 9.09% C Cukup 21 63,63% D Kurang 9 27,27%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I adalah Baik
dengan prosentase 9,09% serta sisanya (Cukup 63,63%; Kurang 27,27%)
2) Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model
Pembelajaran Langsung.
Kondisi kemampuan melakukan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran langsung
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 11. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Gerakan Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model Pembelajaran Langsung Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79 Baik Tuntas 2 6,06% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 1 3,03% 65 – 69 Cukup Tuntas 4 12,12%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 26 78,78% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, kemampuan melakukan renang gaya dada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I
adalah Kurang dengan prosentase 78,78% serta sisanya (Baik 6,06%; Cukup Baik 3,03%; Cukup
12,12%)
3) Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 12. Deskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Penerapan Model Pembelajaran Langsung Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79 Baik Tuntas 2 6,06% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 6 18,18% 65 – 69 Cukup Tuntas 14 42,42%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 11 33,33% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I adalah Cukup
dengan prosentase 42,42%, Kurang dengan prosentase 33,33%, dan sisanya (Baik 6,06%; Cukup
Baik 18,18%). Sejumlah 22 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 11 siswa Tidak
Tuntas.
3. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang dilakukan pada
Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata – rata siswa menunjukan hasil
yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II
mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan
yang dilakuan pada Siklus II ini diantarannya;
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 8 Maret 2010, di SMA
Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif)
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh
rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana
pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui instruksi langsung
melalui bantuan media video, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam
renang gaya dada. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II renang gaya
dada melalui Intruksi Langsung berbantukan media video
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta video yang akan digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran renang, yang diunduh melalui situs www.youtube.com, serta
menyiapkan sarana lain yang akan digunakan seperti; laptop, pelampung, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes
dinilai hasil peningkatan ketangkasan renang gaya dada dan motivasi belajar siswa dengan
model pembelajaran langsung berbantukan media video . Sedangkan instrumen non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar renang gaya
dada.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan II, yakni pada kolam pemula, di
komplek Kolam Renang Tirtomoyo, Manahan Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tidakan II dilaksanakan selama empat kali pertemuan, selama empat minggu yakni
pada setiap hari Jum’at tanggal 12 Maret 2010, 19 Maret 2010, 26 Maret 2010, dan 2 April 2010,
di kolam renang Tirtomoyo Manahan, Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti
dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara
dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Jum’at, 12 Maret 2010)
adalah praktik teknik meluncur, dan materi adalah praktik teknik gerakan kaki gaya dada. Urutan
pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –hijau, yang
dilaksanakan di kolam anak, sehingga siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Peneliti dan guru juga memberikan permainan berupa leper tangkap bola (mini polo air)
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan teknik meluncur pada renang,
dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan
contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan
peneliti.
7) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar meluncur dalam renang, sesuai dengan
contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
8) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 4 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
9) Siswa melakukan gerakan teknik dasar meluncur, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
12) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan
dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya.
13) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai
bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua.
14) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik gerakan kaki pada
renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh gerakan kaki renang gaya dada yang dilihat melaui video dan
pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
15) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada, sesuai dengan contoh
yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
16) Sebelum melakukan instruksi siswa dibagi menjadi 2 dan saling berpasangan.
17) Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan masing - masing melakukan gerakan teknik
dasar kaki gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru, sedangkan pasangan
yang lain memegangi tubuh temannya yang sedang melakukan perintah, seterusnya dan
saling bergantian.
18) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
teknik dasar kaki renang gaya dada yang akan dilakukannya.
19) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
20) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan
dengan baik dan benar.
21) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Jum’at, 19 Maret 2010) adalah
praktik teknik dasar gerakan tangan pada renang gaya dada, materi kedua adalah praktik
rangkaian gerak renang gaya dada, serta pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –hijau, yang
dilaksanakan di kolam anak, sehingga siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik gerakan meluncur, serta teknik gerakan kaki.
6) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) dan memberikan penguatan kepada siswa
yang melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya.
7) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni teknik gerakan
tangan, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan
oleh guru dan peneliti.
8) Siswa diminta melakukan teknik gerakan tangan gaya dada, sesuai dengan contoh yang
ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
9) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 4 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
10) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
12) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
13) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan
dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya.
14) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai
bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama.
15) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua kedua yakni teknik rangkaian
gerakan renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak
secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
16) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada, sesuai dengan contoh yang
ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
17) Sebelum melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada siswa dibagi menjadi 4 kelompok
keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
18) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
19) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
20) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
21) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga (Jum’at, 26 Maret 2010) adalah
rangkaian gerak renang gaya dada, serta pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik gerakan tangan, teknik koordinasi gerak tangan
dan kaki (rangkaian gerak).
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta
menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua ketiga yakni teknik rangkaian
gerakan renang gaya dada, dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak
secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
7) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan renang gaya dada
dengan porsi sebenarnya yakni satu gerakan tangan dan satu gerakan kaki pada setiap
rangkaiannya
8) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan gaya dada dengan benar, sesuai dengan
contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
9) Sebelum melakukan rangkaian gerakan renang gaya dada siswa dibagi menjadi 4 kelompok
keberangkatan, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 10 orang siswa.
10) Siswa melakukan rangkaian gerak renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru.
11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan
meluncur yang akan dilakukannya.
12) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
13) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ke-empat (Jum’at, 2 April 2010) adalah
rangkaian gerak renang gaya dada, pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya, dan post-test untuk siklus II. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik rangkaian gerak renang gaya dada.
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta
menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan membagi
kelompok keberangkatan masing masing kelompok keberangkatan adalah 2 orang siswa.
7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat perolehan waktu untuk
renang dengan menempuh jarak 25 meter dan menilai kualitas gerakan renang gaya dada
pada blangko penilaian yang telah disiapkan.
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
c. Observasi Dan Interprestasi Tindakan II
Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II berlangsung. Dalam
melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti berkolaborasi dengan guru yang
bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran renang gaya dada melalui bantuan media video pada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan
pertama (Jumat, 12 Maret 2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik
dasar renang gaya dada, yakni teknik dasar meluncur, dan teknik dasar gerakan kaki renang
gaya dada. Pada pertemuan kedua (Jumat, 19 Maret 2010, selama 2 x 45 menit) peneliti
memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar renang gaya dada, yakni teknik dasar
gerakan tangan, serta teknik rangkaian gerakan renang gaya dada. Pada pertemuan ketiga
(Jumat, 26 Maret 2010, selama 2 x 45 menit) dengam materi lanjutan yakni teknik rangkaian
gerak renang gaya dada. Pada pertemuan keempat (Jumat, 2 April 2010) dengan materi
rangkaian gerakan renang gaya dada dengan gerakan yang sesuai dengan pelaksanaan renang
gaya dada, dan di pertemuan keempat peneliti melakukan tes akhir siklus II, untuk mengetahi
hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus II.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi langsung,
dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pemebelajaran
langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta
pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar.
Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama
pemberian materi teknik dasar renang gaya dada meningkat sebesar 60%, sedangkan 40%
lainnya masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara
dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh
penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa
melakukan ujuk kerja praktik renang gaya dada.
5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Guru
dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus sekali”, “Ayo
semangat”, “ Ya Bagus”, “Bravo”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan
antusiasme siswa yang tinggi.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran materi renang
gaya dada melalui model pembelajaran langsung.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II berlangsung,
bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Siswa yang memiliki ketangkasan dengan katagori baik dalam renang gaya dada pada akhir
siklus II adalah Baik dengan prosentase 15,15% serta sisanya (Cukup 51,51%; Kurang
33,33%). Dalam hal ini prosentase siswa dalam kategori kurang meningkat dari siklus
sebelumnya dikarenakan, pemindahan tempat pengambilan data tes ketangkasan renang di
kolam utama ( kolam standar), menjadikan sebagian siswa kurang beradaptasi dengan situasi
baru.
2) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai kriteria
Baik Sekali sebanyak 18,18%, sedangkan sisanya ( Baik 15,15%; Cukup Baik 9,09%; Cukup
12,12%, Kurang 45,45%).
3) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan II dilakukan menunjukan
hasil bahwa yang mencapai kriteria Cukup Baik dengan prosentase 27,27%; Baik Sekali
18,18%; Baik 12,12%; Cukup 18,18%; Kurang 24,24%). Sejumlah 25 siswa telah mencapai
kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa Tidak Tuntas. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat
kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II,
adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1) Keadaan pembelajaran lebih nyaman sebab proses belajar mengajar dilaksanakan lebih awal
dari jadwal.
2) Siswa lebih dapat memahami konteks gerakan renang gaya dada dengan cermat sebab dapat
mempelajarinya sendiri di rumah melalui video yang dicopykan.
3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam proses transfer
materi kepada siswa.
4) Melalui penguatan kegiatan permainan dan games di air siswa lebih berani dan beradaptasi di
lingkungan air.
5) Sebagian besar siswa sudah berani untuk berenang di kolam utama.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat
kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan dan kekurangan dalam
pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:
1) Masih ada siswa yang datang terlambat sehingga proses belajar mengajar terganggu.
2) Kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat siswa banyak yang tidak hadir tepat waktu
sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
3) Sebagian siswa enggan untuk melakukan kegiatan permainan atau games yang diberikan oleh
guru dan peneliti.
4) Kondisi kolam renang yang sering rusak sehingga, saat pembelajaran hendak dipindahkan ke
kolam utama seringkali terhambat.
d. Analisis dan Reflesi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan analisis dan
refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai, mengingat
jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi waktu dalam mengajar
yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran langsung yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih
maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan
baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II, cenderung naik
mejadi 60% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses belajar naik menjadi 50%.
Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi karena peneliti dan guru meminta bantuan
teman dalam membantu memberikan pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang meningkat
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa
selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :
a) siswa dalam ketangkasan renang gaya dada diperoleh hasil yakni 15,15% memperoleh
hasil Baik; 51,51% memperoleh hasil Cukup; dan 33,33% memperoleh hasil Kurang.
b) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai
kriteria Baik Sekali 18,18%; Baik sebanyak 15,15%; Cukup Baik 9,09%; Cukup
12,12%; Kurang 45,45%. Sehingga dapat disimpulkan pada proses Siklus II, terjadi
peningkatan yang cukup baik kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang
gaya dada dengan kategori Baik Sekali dan Baik rata rata meningkat, sedangan dengan
kategori Kurang turun jumlahnya.
c) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan II dilakukan
menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Cukup Baik dengan prosentase 27,27%;
Baik Sekali 18,18%; Baik 12,12%; Cukup 18,18%; Kurang 24,24%). Sejumlah 25 siswa
telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada proses Siklus II, hasil belajar siswa dalam materi renang gaya
dada dalam kategori Baik. Akan tetapi prosentase ketuntasan siswa belum dapat
dikatakan berhasil, sebab belum dapat mencapai 70% ketuntasan siswa. Untuk itu perlu
diadakan tidnakan perbaikan sebagai upaya meningkatkan ketuntasan siswa.
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus II, akan dipertahankan
dan ditingkatkan.
7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan
Tidakan II, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Untuk mengantisipasi keterlambatan siswa guru dan peneliti memberikan hukuman
(punishment) kepada siswa yang datang terlambat.
b) Peneliti dan guru akan membagi sejumlah siswa dalam proses permainan / games di air
agar siswa dapat mengikuti semuanya dan tidak ada yang enggan mengikutinya.
c) Peneliti akan mengkonfirmasi pihak pengelola kolam renang, apabila kondisi kolam
rusak maka kegiatan belajar mengajar renang akan dipinahkan ke tempat lain.
d) Melihat kondisi sebagian besar siswa berani melakukan kegiatan renang di kolam utama
maka guru dan peneliti sepakat pada siklus selanjutnya akan memindahkan kegiatan
belajar mengajar pada siklus selanjutnya di kolam utama.
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaa Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; ketangkasan renang gaya dada;
kemampuan melakukan renang gaya dada; aktivitas siswa dan hasil belajar renang gaya dada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 13. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan II
Nilai Keterangan Jumlah Anak Prosentase A Baik Sekali 0 0% B Baik 5 15,15% C Cukup 17 51,51% D Kurang 11 33,33%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II adalah
Baik dengan prosentase 15,15% serta sisanya (Cukup 51,51%; Kurang 33,33%)
2) Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung.
Kondisi kemampuan melakukan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model pembelajaran langsung
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Gerakan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan II
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 6 18,18%
75 – 79 Baik Tuntas 5 15,15% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 3 9,09% 65 – 69 Cukup Tuntas 4 12,12%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 15 45,45% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, kemampuan melakukan renang gaya dada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II
adalah Kurang dengan prosentase 45,45% serta sisanya (Baik Sekali 18,18%; Baik 15,15%;
Cukup Baik 9,09%; Cukup 12,12%)
3) Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Deskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan II
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 6 18,18%
75 – 79 Baik Tuntas 4 12,12% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 9 27,27% 65 – 69 Cukup Tuntas 6 18,18%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 8 24,24% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II adalah Cukup
Baik dengan prosentase 27,27% serta sisanya (Baik Sekali 18,18%; Baik 12,12%; Cukup
18,18%; Kurang 24,24%). Sejumlah 25 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa
Tidak Tuntas.
4. Siklus III
Siklus III merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang dilakukan pada
Siklus II, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus II, rata – rata siswa menunjukan
hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus
III mengacu pada pelaksanaan Siklus II, karena merupakan perbaikan dari Siklus II. Adapun
tahapan yang dilakuan pada Siklus III ini diantarannya;
a. Rencana Tindakan III
Kegiatan perencanaan Tidakan III dilaksanakan pada hari Senin, 5 April 2010, di SMA
Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif)
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh
rencana tindakan pada siklus III, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan II yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana
pelaksanaan tindakan Siklus III sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui instruksi langsung
melalui bantuan media video, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam
renang gaya dada. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III renang gaya
dada melalui Intruksi Langsung berbantukan media video
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta video yang akan digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran renang, yang diunduh melalui situs www.youtube.com, serta
menyiapkan sarana lain yang akan digunakan seperti; laptop, pelampung, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes
dinilai hasil peningkatan ketangkasan renang gaya dada dan motivasi belajar siswa dengan
model pembelajaran langsung berbantukan media video . Sedangkan instrumen non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar renang gaya
dada.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan III, yakni pada kolam pemula, di
komplek Kolam Renang Tirtomoyo, Manahan Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan III
Tidakan III dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada
setiap hari Jum’at tanggal 9 April 2010, 16 April 2010 dan 24 April 2010, di kolam renang
Tirtomoyo Manahan, Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
Sesuai dengan RPP pada siklus III ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang
bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan III, pertemuan pertama (Jum’at, 9 April 2010) adalah
praktik renang gaya dada menempuh jarak 25 meter. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam –hijau, yang
dilaksanakan di kolam anak, sehingga siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan air.
5) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan renang gaya dada yang
dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan renang menempuh jarak 25 meter (melebar
kolam renang).
7) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 10 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa.
8) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
10) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan observasi,
serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan materi gerakan renang gaya
dada.
11) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan III, pertemuan kedua (Jum’at, 16 April 2010) adalah
adalah praktik renang gaya dada menempuh jarak 25 meter. Urutan pelaksaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi yakni permainan polo air.
5) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan renang gaya dada yang
dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan renang menempuh jarak 25 meter (melebar
kolam renang).
7) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 10 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa.
8) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
10) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan observasi,
serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan materi gerakan renang gaya
dada.
11) Peneliti dan guru menawarkan kepada siswa, bagi siswa yang berani berenang menempuh
jarak 50 meter.
12) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan III, pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010) adalah
rangkaian gerak renang gaya dada, serta pengambilan data akhir tindakan III. Urutan pelaksaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi renang dan
permainan-permainan yang dimodifikasi yakni permainan polo air.
5) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan renang gaya dada yang
dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
6) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan renang menempuh jarak 25 meter (melebar
kolam renang).
7) Sebelum melakukan gerakan menluncur siswa dibagi menjadi 10 kelompok keberangkatan,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa.
8) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
10) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan observasi,
serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan materi gerakan renang gaya
dada.
11) Pengambilan data akhir siklus III
12) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu
depan.
c. Observasi Dan Interprestasi Tindakan III
Observasi dan interpelasi tindakan III dilakukan selama Tindakan III berlangsung.
Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan III peneliti berkolaborasi dengan guru yang
bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan Tindakan III, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran renang gaya dada melalui bantuan media video pada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan
pertama (Jumat, 9 April 2010 selama 2 x 45 menit), (Jumat, 16 April 2010, selama 2 x 45
menit) . Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010, selama 2 x 45 menit)
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III, sebagai pedoman atau acuan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi langsung,
dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pemebelajaran
langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta
pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar.
Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama
pemberian materi teknik dasar renang gaya dada meningkat sebesar 80%, sedangkan 20%
lainnya masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara
dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh
penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa
melakukan ujuk kerja praktik renang gaya dada.
5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Guru
dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus sekali”, “Ayo
semangat”, “ Ya Bagus”, “Bravo”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan
antusiasme siswa yang tinggi.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran materi renang
gaya dada melalui model pembelajaran langsung.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan III
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Siswa yang memiliki ketangkasan dengan katagori baik dalam renang gaya dada pada akhir
siklus III adalah Baik dengan prosentase 30,30% serta sisanya (Cukup 60,60%; Kurang
9,09%).
2) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai kriteria
Baik Sekali sebanyak 51,51%, sedangkan sisanya ( Baik 15,15%; Cukup Baik 9,09%; Cukup
0%, Kurang 24,24%).
3) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan II dilakukan menunjukan
hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 60,60% sedangkan sisanya ( Baik 15,15%;
Cukup Baik 6,06%; Cukup 15,15%; Kurang 3,03%). Sejumlah 32 Siswa mencapai kriteria
Tunas sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih
dari target capaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan III terdapat kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolok
ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan III, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II
diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan renang gaya dada dengan baik. Walau ada
sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat menunjukan gerakan renang gaya dada.
2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar siswa dapat
perpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan peneliti
Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam proses transfer
materi kepada siswa.
Melalui penguatan kegiatan permainan dan games di air siswa lebih berani dan beradaptasi di
lingkungan air.
3) Siswa lebih berani untuk berenang di kolam utama sebab telah memiliki kemampuan untuk
berenang dengan baik.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan III ini masih terdapat kelemahan sehingga
membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan III, adapun kelemahan dan kekurangan
dalam pelaksanaan Tindakan III tersebut adalah:
1) Masih ada siswa yang datang terlambat sehingga proses belajar mengajar terganggu.
2) Kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat siswa banyak yang tidak hadir tepat waktu
sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
d. Analisis dan Reflesi Tindakan III
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan III tersebut, peneliti melakukan analisis dan
refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus III telah menujukan hasil yang sesuai yakni 2
kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II, sebab materi
yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah
penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III.
3) Model pembelajaran langsung yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih
maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus III dapat terlaksana dengan
baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan III, cenderung naik
menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses belajar naik menjadi 70%.
Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi karena peneliti dan guru meminta bantuan
teman dalam membantu memberikan pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan III menunjukan hasil yang meningkat
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus II. Secara lebih detail hasil kerja siswa
selama Tindakan III, dijelaskan sebagagai berikut:
a) Ketangkasan renang gaya dada siswa diperoleh hasil yakni 30,30% memperoleh hasil
Baik; 60,60% memperoleh hasil Cukup; dan 9,09% memperoleh hasil Kurang. Telah
memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.
b) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar renang gaya dada yang mencapai
kriteria Baik Sekali sebanyak 51,51%, sedangkan sisanya ( Baik 15,15%; Cukup Baik
9,09%; Cukup 0%, Kurang 24,24%). Telah memenui target dengan capaian berhasil
lebih dari target capaian yang diharapkan.
c) Hasil belajar siswa dalam materi renang gaya dada setelah Tidakan II dilakukan
menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 60,60% sedangkan sisanya
( Baik 15,15%; Cukup Baik 6,06%; Cukup 15,15%; Kurang 3,03%). Sejumlah 32 Siswa
mencapai kriteria Tunas sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan
capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.
6) Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan III maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi
target dari, rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan III
Selama pelaksanaa Tindakan III maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; ketangkasan renang gaya dada;
kemampuan melakukan renang gaya dada; aktivitas siswa dan hasil belajar renang gaya dada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan III model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 16. Deskripsi Data Ketangkasan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan III
Nilai Keterangan Jumlah Anak Prosentase A Baik Sekali 0 0% B Baik 10 30,30% C Cukup 20 60,60% D Kurang 3 9,09%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I adalah Baik
dengan prosentase 30,30% serta sisanya (Cukup 60,60%; Kurang 27,27%)
2) Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Langsung.
Kondisi kemampuan melakukan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan III model pembelajaran langsung
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 17. Deskripsi Data Kemampuan Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan III
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 17 51,51%
75 – 79 Baik Tuntas 5 15,15% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 3 9,09% 65 – 69 Cukup Tuntas 0 0%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 8 24,24% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, kemampuan melakukan renang gaya dada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan III
adalah Baik Sekali 51,51% sedangkan sisanya ( Baik 15,15%; Cukup Baik 9,09%; Cukup 0%;
Kurang 24,24%).
3) Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran
Langsung.
Kondisi hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan III model pembelajaran langsung disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 18. Deskripsi Data Hasil Belajar Renang Gaya Dada Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Tindakan III
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 20 60,60%
75 – 79 Baik Tuntas 5 15,15% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 2 6,06% 65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 5 15,15%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 1 3,03% Jumlah 33 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS
1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan III adalah Baik
Sekali 60,60% sedangkan sisanya ( Baik 15,15%; Cukup Baik 6,06%; Cukup 15,15%; Kurang
3,03%). Sejumlah 32 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, II dan III dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan ketangkasan, kemampuan, dan hasil belajar renang gaya dada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010. Berikut ini disajikan
pembahasan dari masing-masing permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai berikut:
1. Ketangkasan Renang Gaya Dada
Kondisi awal ketangkasan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1, SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 tergolong cukup, sebab siswa tidak terbiasa melakukan
aktivitas renang gaya dada. Kondisi belajar siswa kurang terkontrol dengan baik sebab pola
pembelajaraan yang diberikan kurang dapat dipahami siswa secara keseluruhan.
Melalui model pembelajaran langsung, siswa mampu melihat gerakan yang
didemonstrasikan oleh guru maupun tayangan yang dapat dilihat melalui video, serta secara
langsung siswa dapat mempraktekan gerakan tersebut. Disisi lain guru dapat memberikan
koreksi maupun feedback terhadap unjuk kerja praktik yang dilakukan sisiwa. Perbandingan
hasil ketangkasan siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 19. Hasil Perbandingan Ketangkasan Renang Gaya Dada Sebelum Dan Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rentang Nilai Keterangan
Prosentasi Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
A Baik Sekali 0% 0% 0% 0% B Baik 6,06% 9.09% 15,15% 30,30% C Cukup 66,66% 63,63% 51,51% 60,60% D Kurang 27,27% 27,27% 33,33% 9,09%
Kondisi awal siswa belum menujukan hasil yang maksimal mayoritas siswa masih
memiliki ketangkasan renang gaya dada yang Cukup. Pada siklus pertama terjadi peningkatan
prosentase siswa dengan kategori baik sebesar 9,09%, sedangkan pada siklus kedua terjadi
peningkatan sebesar 15,15%, dan pada siklus ketiga terjadi lonjakan sebesar 30,30%. Disisilain
pada siklus ketiga prosentase siswa yang memiliki ketangkasan renang gaya dada dalam kategori
Kurang, berkurang dengan prosentase 9,09%.
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, II dan
III dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dapat meningkatkan aktivitas renang
gaya dada siswa SMA Negeri 5 Surakarta, melalui ketangkasan renang gaya dada.
2. Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada
Model pembelajaran renang gaya dada pada golongan pemula hendaknya diberikan
secara langsung, sebab kondisi perenang (siswa) belum dapat mencermati gerakan renang gaya
dada. Cara ini lebih efektif dalam memebrikan model pembelajaran kemampuan teknik dasar
pada setiap pemula, sebab seorang guru mendemonstrasikan keterampilan yang hendak
dipelajari, sedangkan siswa dapat langsung mempraktekan gerakan yang didemonstrasikan.
Melalui model pembelajaran langsung pada materi renang kelas XI IPS 1 SMA Negeri
5 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, mampu meningkatkan kemampuan melakukan gerakan
renang gaya dada. Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran dengan
instruksi secara langsung. Guru pertama kali mendemonstrasikan gerakan dan teknik dasar
renang gaya dada, selanjutnya siswa diminta melakukan gerakan sesuai dengan yang
diperagakan oleh guru. Adapun perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan serta
sebelum diberikan tindakan dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 20. Hasil Perbandingan Kemampuan Melakukan Renang Gaya Dada Sebelum Dan Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rentang Nilai Keterangan
Prosentasi Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
>80 Baik Sekali 0% 0% 18,18% 51,51% 75 – 79 Baik 0% 6,06% 15,15% 15,15% 70 – 74 Cukup Baik 3,03% 3,03% 9,09% 9,09% 65 – 69 Cukup 0% 12,12% 12,12% 0%
< 64 Kurang 96,96% 78,78% 45,45% 24,24%
Kondisi awal siswa belum menujukan hasil yang maksimal mayoritas siswa masih
memiliki ketangkasan renang gaya dada yang Kurang. Pada siklus pertama terjadi peningkatan
prosentase siswa dengan kategori baik sebesar 6,06%, sedangkan pada siklus kedua terjadi
peningkatan sebesar 15,15%, pada siklus II 18,18% siswa telah mampu menujukan hasil gerakan
renang yang baik sekali dan pada siklus ketiga prosentase siswa yang masuk dalam kategori baik
cenderung tetap yakni 15,15%, sedangkan prosentase siswa yang memperoleh kategori baik
sekali meningkat sebesar 51,15%. Disisilain pada siklus ketiga prosentase siswa yang memiliki
kemampuan melakukan gerakan renang gaya dada dalam kategori Kurang, berkurang dengan
prosentase 24,24%.
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, II dan
III dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan
melakukan gerakan renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran
2009 / 2010.
3. Hasil Belajar Renang Gaya Dada
Disamping mempengaruhi peningkatan kemampuan renang gaya dada siswa, model
pembelajaran melaui model Pembelajaran instruksi langsung juga berpengaruh terhadap
pemahaman siswa terhadap teknik dasar renag gaya dada. Pengaruh terhadap pemahaman siswa
terhadap materi teknik dasar renang gaya dada tersebut tercermin dalam tabel peningkatan hasil
belajar siswa berikut:
Tabel 21. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Dan Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rentang Nilai
Keterangan Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III >80 Baik Sekali 0% 0% 18,18% 60,60%
75 – 79 Baik 0% 6,06% 12,12% 15,15% 70 – 74 Cukup Baik 0% 18,18% 27,27% 6,06% 65 – 69 Cukup 3,03% 42,42% 18,18% 15,15%
< 64 Kurang 96,96% 33,33% 24,24% 3,03%
Kondisi awal siswa belum menujukan hasil yang maksimal mayoritas siswa diperoleh
hasil belajar renang gaya dada yang Kurang. Pada siklus pertama terjadi peningkatan prosentase
siswa dengan kategori baik sebesar 6,06%, sedangkan pada siklus kedua terjadi peningkatan
sebesar 12,12%, pada siklus II 18,18% siswa telah mampu menujukan hasil gerakan renang yang
baik sekali dan pada siklus ketiga prosentase siswa yang masuk dalam kategori baik cenderung
tetap yakni 15,15%, sedangkan prosentase siswa yang memperoleh kategori baik sekali
meningkat sebesar 60,60% Disisilain pada siklus ketiga prosentase siswa yang memiliki
kemampuan melakukan gerakan renang gaya dada dalam kategori Kurang, berkurang dengan
prosentase 3,03%.
Hal yang sama juga terlihat pada tingkat ketuntasan hasil belajar renang gaya dada
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010. Peningkatan jumlah
ketuntasan hasil belajar renang gaya dada, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 22. Hasil Perbandingan Ketuntasan (KKM) Hasil Belajar Renang Gaya Dada Sebelum Dan Setelah Diberikan Model Pembelajaran Langsung Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Keterangan Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III Tuntas 1 22 25 32
Prosntase Ketuntasan 3,03% 66,67% 75,76% 96,97% Tidak Tuntas 32 11 8 1
Prosntase Ketidak Tuntasan 96,97% 33,33 24,24% 3,03%
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang sangat kurang. Pada kondisi
awal hanya 1 siswa yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada siklus II
terjadi peningkatan sejumlah 22 siswa mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum. Dan
pada akhir tindakan siklus III sejumlah 32 siswa mencapai kriteria tuntas.
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, II dan
III dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar
renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
Secara keseluruhan hasil capaian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 5 Surakarta, tahun ajaran 2009/ 2010 pada materi renang gaya dada dapat dilihat melalui
pemaparan tabel pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa berikut:
Tabel 23. Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur Prosentase capaian
Keterangan Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Ketangkasan renang gaya dada siswa
9,09% 15,15% 30,30% Diperoleh melalui hasil penilaian ketangkasan renang gaya dada pada kategori Baik
Kemampuan teknik dasar renang gaya dada siswa
6,06% 33,33% 66,66% Diperoleh melalui hasil penilaian ujuk kerja kemampuan renang gaya dada pada kategori Baik dan Baik Sekali
Pemahaman siswa terhadap materi renang gaya dada
51,51% 75,75% 100% Diperoleh melalui penilaian tes pemahaman siswa pada dengan nilai KKM: 70
Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi renang gaya dada
90,90% 90,90% 100% Diperoleh melalui penilaian skala sikap siswa pada dengan nilai KKM: 70
Ketuntasan hasil belajar
66,67% 75,76% 96,97% Prosentase diperoleh melalui penilaian hasil belajar renang gaya dada pada kategori tuntas dengan KKM: 65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta
dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada
BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran langsung berbantukan media video, sangat baik untuk meningkatkan
aktifitas belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta. Dari hasil
analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada
siklus I aktifitas siswa yang meliputi ketangkasan dan kemampuan renang gaya dada pada
kategori baik sebesar 9,09% dan 6,06%. Pada siklus II ketangkasan renang gaya dada siswa
dalam kategori baik meningkat menjadi 15,15% sedangkan kemampuan renang gaya dada
dalam kategori baik sekali sebesar 18,18%. Pada siklus III ketangkasan renang gaya dada
siswa pada kategori baik meningkat menjadi 30,30%, sedangkan kemampuan renang gaya
dada pada kategori baik sekali meningkat 51,51%.
2. Model pembelajaran langsung berbantukan media video, sangat baik untuk meningkatkan
hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Surakarta. Dari hasil
analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II dan siklus III.
Hasil belajar renang gaya dada pada siklus I dalam kategori baik adalah 6,06% jumlah siswa
yang tuntas adalah 22 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa
dalam kategori Baik Sekali sebesar 18,18%, sedangkan siswa yang tuntas 25 siswa. Pada
siklus III terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam ketgori baik sekali sebesar 60,60%
sedangkan siswa yang tuntas 32 Siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru
maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu
kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan
materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat juga membantu
motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan
dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki
kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung
oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi
dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan model
Pembelajaran Langsung berbantukan media video dalam pembelajaran renang gaya dada dapat
meningkatkan ketangkasan, kemampuan, serta hasil belajar siswa dalam renang gaya dada (baik
proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi
guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran renag gaya dada kepada para siswanya.
Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan hasil belajar renang gaya dada bagi pemula yang lebih efektif.
Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak.
Melalui diterapkanya model pembelajaran langsung berbantukan media video dalam
pembelajaran renang gaya dada, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam
proses pembelajaran Penjas. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada
renang gaya dada, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.
Pemberian tindakan dari siklus I, II, dan III memberikan deskripsi bahwa terdapatnya
kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun,
kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus
berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik
proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran
Penjas, penerapan model pembelajaran langsung ini dapat merangsang aspek motorik siswa.
Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat
bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama,
mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat
penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada
guru SMA Negeri 5 Surakarta, sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran langsung pada proses pembelajaran yang
menekankan pada keterampilan dasar bagi siswa. Melalui pembelajaran secara langsung,
siswa dapat memperhatikan ujuk kerja, ataupun contoh gerakan yang didemonstrasikan oleh
guru dan secara langsung siswa dapat mengimplementasikan gerakan yang diperagakan
secara langsung. Dalam hal ini guru dapat langsung memberikan umpan balik terhadap
kualitas ujuk kerja siswa.
2. Pemanfaatan media bantu dalam bentuk video dalam proses pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaran langsung diperlukan sebagai penguat dari demonstrasi atau peragaan
yang disampaiakan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
A Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV Remadja Karya
Arief S Sadiman. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Arsyad Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Aqib Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Baharuddin. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jogjakarta : Al Ruzz Media
Bucher, Charles A. 1979. Foundation of Physical Education. Missouri : CV Mosby Company
Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Daniel Muijs. 2008. Effective Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dimyati. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Haller, David. 2008. Belajar Berenang. Bandung : Pionir Jaya
Hamzah B Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
_____________. 2007. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara
Joyce Bruce. 2000. Models of Teaching. United Sate of America
Kasihani Kasbolah E.S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Universitas Negeri Malang
M Furqon Hidayatullah. 2009.Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas.Surakarta : Yuma Pustaka
Muhajir. 2005. Pendidikan Jasmani Teori Dan Praktek SMA. Jakarta : Erlangga
Mulyani Sumantri. 2001. Startegi Belajar Mengajar.Bandung : CV Maulana
Mulyasa. 2009. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya
Nana Sudaja. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo
__________. 2000. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Oemar Hambalik. 1980. Media Pendidikan. Bandung : Alumni
Siahaan AMS. 1961. Pendidikan Olahraga Dan Pembangunan Masyarakat Baru Indonesia. Jakarta : NV Harapan Masa
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Pustaka Book Bublisher.
Suroso. Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Reseach. Yogyakarta : Pararaton
Tes Ketangkasan Renang Untuk Putra Umur 13 Tahun Keatas. 1977. Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Jakarta.
Thomas, David G. 1996. Renang Tingkat Mahir : Langkah – Langkah Menuju Keberhasilan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
WJS Purwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka
top related