penerapan good governance pada pemda halmahera utara
Post on 21-Jan-2016
107 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE
PADA PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA
1. Visi Pemerintah Daerah
Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Jelas
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
Kabupaten Halmahera Utara harus dibawa dan berkarya agar konsisten
dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan bertitik tolak
dari fakta sejarah, potensi dan kondisi faktual yang digali dari nilai-nilai
luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders yang ada di
Kabupaten Halmahera Utara, maka pernyataan Visi untuk membangun
Kabupaten Halmahera Utara menuju perubahan yang lebih baik adalah :
“Halmahera Utara yang Aman, Adil, Damai dan Sejahtera
dalam suasana kekeluargaan sejati, Maju dan mampu
bersaing dan tetap dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.”
Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara telah
dirumuskan dengan sangat jelas. Makna yang terkandung dalam Visi ini
adalah :
Aman, artinya masyarakatnya membangun dan bekerja dengan tidak
ada rasa takut atau was-was.
Adil, artinya seimbang dan selaras secara proporsional kadar dan
takar masing-masing komponen.
Damai dan Sejahtera, artinya ada rasa percaya satu dengan yang lain
dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan dan cinta lingkungan
serta pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan taraf hidup.
Maju, artinya berjuang tanpa pamrih untuk meraih sesuatu yang lebih
baik dan mampu bersaing baik lokal, regional, nasional maupun
global. Semua itu tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1
2. Misi Pemerintah Daerah
Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Jelas
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen
penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya.
Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada
stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian
organisasi dan ke arah mana organisasi kan menuju. Oleh karena itu,
rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa
dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh
semua pihak yang terkait. Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Halmahera
Utara adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan ketertiban dan keamanan yang telah dicapai selama
ini untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada penduduk
yang mendiami Halmahera Utara
2. Membangun sarana dan prasarana wilayah yang seimbang secara
proposional baik jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan,
telekomunikasi, air bersih, pasar, pelabuhan udara, dermaga laut dan
lainnya
3. Mengupayakan dan mendorong saling percaya, dan saling melindungi
baik antar sesama manusia maupun manusia dengan alam sekitar
dan yang paling utama adalah tercipta hubungan yang sungguh-
sungguh antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa
4. Menciptakan iklim yang sehat untuk berkompetisi secara sportif
menuju kemajuan yang kompetitif dalam segala hal
5. Menjaga dan melestarikan rasa kebangsaaan dan nasionalisme yang
tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
Pernyataan Misi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Halmahera Utara sangat jelas, dan merupakan penjabaran
Visi secara lebih kongkrit.
3. Tujuan Pemerintah Daerah
Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Jelas
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah
sebagaimana yang diuraikan diatas maka visi dan misi tersebut
dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional, berupa
penetapan tujuan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing organisasi
perangkat daerah. Kegiatan perumusan tujuan setidak-tidaknya adalah
suatu pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian
yang diinginkan dari hasil kebijakan atau keputusan, yang dapat menjadi
pedoman dalam menentukan tindakan yang sesuai.
Penetapan Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2011-2015 sebanyak 9 (sembilan)
tujuan yang juga merupakan 9 (sembilan) Prioritas Pembangunan
Daerah, berisi pernyataan-pernyataan kualitatif antara lain: penegakan
supremasi hukum, penataan tata kelola pemerintahan yang baik,
penataan infrastruktur dalam rangka peningkatan aksesbilitas untuk
menerobos keterisolasian wilayah, penataan ruang wilayah, mendorong
investasi dan optimalisasi pengelolaan sumber daya, memperkokoh dan
mempererat hubungan saling menghargai, penguatan pilar-pilar
ekonomi, membangun sinerjitas antara sumber daya aparatur dengan
masyarakat, peningkatan layanan kesehatan, mendorong pengembangan
budaya lokal.
Dengan demikian, perumusan Tujuan Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Halmahera Utara sangat jelas merupakan
perwujudan Visi dan Misi Pemerintah Daerah yang dapat dicapai dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan disusun dalam bentuk pernyataan
kualitatif.
3
4. Sasaran Pemerintah Daerah
Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Jelas
Sasaran adalah penjabaran daerah tujuan, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu
tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran diusahakan
dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran adalah batasan
masalah yang akan dirinci lebih lanjut. Dalam sasaran tercermin kondisi
stakeholder yang paling diinginkan. Dalam hal ini, apa yang ingin dicapai
perlu dilakukan dengan mempertimbangkan proses atau bentuk
kegiatannya (dinamis). Beda sasaran dengan tujuan adalah kalau tujuan
tak mempertimbangkan proses; jadi lebih berupa potret peristiwa.
Adapun sasaran yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2011
antara lain sebagai berikut :
1. Penegakan dan Kepastian Hukum dan Regulasi Serta Penataan Tata
Kelola Pemerintahan Melalui Sumber Daya Aparatur yang
Profesional, Kreatif, Inovatif yang Mampu Meningkatkan Pelayanan
Publik. (diukur dengan 39 indikator capaian)
2. Peningkatan aksesibilitas untuk menerobos keterisolasian wilayah
sebagai wujud kesetaraan Pembangunan Daerah. (Kelistrikan, jalan
dan Jembatan, Drainase dan Air Bersih, Telekomunikasi dan
Transportasi baik Darat, laut dan Udara, Perumahan). (diukur
dengan 14 indikator capaian)
3. Pengembangan dan pemanfaatan ruang secara seimbang antara
kebutuhan dan daya dukung lahan dalam rangka mewujudkan Kota
Marahai yang berciri budaya dan berwawasan lingkungan. (diukur
dengan 3 indikator capaian)
4. Pengembangan investasi berbasis kearifan lokal dengan keunggulan
komparatif serta mempertahankan kualitas lingkungan. (diukur
dengan 16 indikator capaian)
4
5. Penciptaan kerukunan antar dan inter umat beragama. (diukur
dengan 3 indikator capaian)
6. Pengembangan sentra Ekonomi yang tersentuh dengan
pemanfaatan teknologi dan terimplementasi dengan Program
Pemberdayaan Masyarakat serta memungkinkan terciptanya
lapangan pekerjaan sebagai bagian dari iplementasi Track Triple
Strategy yakni Pro Growth, Pro Jobs dan Pro Poor. (diukur dengan 31
indikator capaian)
7. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Peningkatan
Kualitas Pendidikan Masyarakat. (diukur dengan 26 indikator
capaian)
8. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yakni pemenuhan
pelayanan dasar kesehatan. (diukur dengan 14 indikator capaian)
9. Penyadaran dan penumbuhan nilai-nilai budaya yang bersinergis
dengan keragaman budaya lain serta dapat mengimbangi arus
perkembangan modernisasi. (diukur dengan 6 indikator capaian)
Baik sasaran maupun indikator capaian yang dirumuskan di atas,
terlihat bahwa telah sangat jelas tersusun dan terumuskan namun belum
mengandung pernyataan kuantitatif. Indikator capaian belum
mengandung unsur jumlah dan waktu, sehingga sulit diukur.
5. Proses penetapan visi pemerintah daerah
Tidak Partisipatif1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
Partisipatif
Visi bila diletakkan hanya pada pundak seorang pemimpin,
akibatnya menjadi terlalu berat untuk dipikul sendirian. Resikonya pun
amat besar. Oleh karena itulah diharapkan agar seorang pemimpin
bukanlah menjadi ahli sendirian dalam menciptakan arah tujuan
organisasi, tetapi dia mampu menularkan semangat dan kemampuannya
sehingga ibarat pembuatan gedung dengan pendekatan arsitektur
5
terpadu, sehingga mampu terciptalah rancang bangunan organisasi yang
visioner, tidak sekedar pimpinan saja yang visioner.
Dari pengalaman ber-Kabupaten sejak tahun 2003, dalam
perumusan Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, mengacu pada
Visi Pimpinan Daerah terpilih. Visi pimpinan daerah tersebut kemudian
dituangkan dalam rencana stratejik daerah tanpa melibatkan partisipasi
pihak lain.
Perumusan Visi yang tidak partisipatif ini dapat dimaklumi karena
dalam perumusan rencana stratejik, Bappeda sebagai Institusi yang
banyak berperan untuk tugas ini cenderung menggunakan apa yang
sudah jadi dan tersedia. Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara
juga belum pernah dibawa dalam suatu diskusi publik/ilmiah untuk
diperkaya atau dipertajam lagi.
6. Proses penetapan strategi pemerintah daerah
Tidak Partisipatif1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
Partisipatif
Strategi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dalam Rencana
Stratejik belum pernah dibahas secara khusus. Kondisi ini sangat berbeda
dengan proses perumusan Grand Strategi Pemerintah Daerah tahun
2008, dimana proses perumusan difasilitasi oleh orang yang
berpengalaman sebagai fasilitator dan melibatkan berbagai stakeholder
pembangunan, antara lain pemerintah daerah, lembaga legislative,
masyarakat, perwakilan dari dunia pendidikan, serta perwakilan dari
dunia usaha.
Proses ini sangat dinamis dan berkualitas sehingga menghasilkan
Grand Strategi Pembangunan Kabupaten Halmahera Utara yang
berkualitas pula karena diawali dengan brainstorming guna menampung
ide-ide, masalah dan kondisi terkini, kemudian dilanjutkan dengan
analisa SWOT. Grand Strategi Pemerintah Daerah ini masih digunakan
6
sebagai salah satu dokumen dalam penyusunan Rencana Kerja jangka
menengah dan rencana kerja tahunan masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
Proses partisipatif ini belum tergambar dalam penyusunan strategi
kerja tahun 2011 – 2015. Hal ini sangat disayangkan, mengingat melalui
proses yang partisipatif akan diperoleh hasil yang benar-benar
merupakan kebutuhan pembangunan dan dapat dilakukan oleh
pemerintah.
7. Akses informasi dalam proses perumusan kebijakan
Sangat Tertutup1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Terbuka
Saat ini, akses informasi untuk merumuskan suatu kebijakan
tersedia cukup dan terbuka bagi siapa saja. Informasi untuk merumuskan
kebijakan dapat diperoleh dari media massa, media elektronik, maupun
dapat diperoleh dari siapa saja, baik masyarakat luas maupun
stakeholder lain. Hal ini tentunya akan mempermudah proses perumusan
kebijakan tersebut, sehingga hasil yang diharapkan bahwa kebijakan
yang dirumuskan adalah kebijakan yang berkualitas dan mampu
menjawab kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dapat terwujud.
Jika akses dari media massa dan media elektronik cukup terbuka,
lain halnya dengan akses dari masyarakat. Masih terbatasnya
media/sarana tempat penyaluran informasi dari masyarakat ke
Pemerintah Daerah, terutama menyangkut pelayanan maupun kondisi
sarana/prasarana yang ada di masyarakat. Kondisi seperti ini tentunya
akan menjadi salah satu faktor penghambat percepatan pembangunan di
masyarakat, karena kurangnya informasi dari masyarakat. Hal ini akan
lebih kronis jika Pemerintah Daerah kurang proaktif melakukan diskusi-
diskusi dengan masyarakatnya. Terbukanya akses informasi dari
berbagai pihak untuk kebutuhan perumusan kebijakan menjadi hal yang
mutlak untuk dipenuhi agar diperoleh informasi yang seimbang dan
akurat bagi perumusan kebijakan tersebut.
7
8. Media akses informasi bagi masyarakat
Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Luas
Informasi tentang apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
kepada masyarakatnya menjadi sangat penting untuk menjamin
tanggung gugat (accountability) pemerintah atas kewenangan yang
diberikan masyarakat kepadanya. Media informasi yang dapat digunakan
sebagai saluran informasi kepada masyarakat dapat berupa media massa
(Koran) lokal, TV lokal maupun regional serta website pemerintah daerah.
Media lain yang dapat digunakan adalah pengembangan Forum
Komunikasi Publik.
Untuk kasus Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, media-
media tersebut masih sangat terbatas. Kondisi media-media informasi di
Halmahera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut :
Koran Tobelo Post yang diterbitkan oleh perseorangan di luar
Pemerintah Daerah belum mampu menjangkau pelosok-pelosok
desa.
Bulletin Pemda juga hanya diterbitkan sebulan sekali dalam
kapasitas yang terbatas, sehingga tidak dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Keterbatasan alat pencetakan dan
dana menjadi salah satu faktor pembatas perluasan jangkauan
penyebaran Buletin Pemda.
TV lokal pernah dibuat oleh Pemda di awal tahun 2009, tapi
kemudian macet lagi dan belum dikembangkan lagi sampai saat
ini. TVRI Maluku Utara (Ternate) sulit dijangkau di Tobelo karena
belum ada relay station untuk seluruh TV regional maupun
nasional.
Website pemerintah daerah masih dalam tahap pengembangan,
sehingga belum banyak informasi yang dapat dimuat. Jika media
ini sudah lebih baik, masalah selanjutnya adalah terbatasnya
akses oleh masyarakat karena jaringan internet masih terbatas
8
hanya di dalam kota Tobelo. Jaringan internet di kecamatan-
kecamatan sering terkendala masalah teknis sehingga menjadi
sulit diakses.
9. Peran media massa sebagai sarana penyaluran aspirasi
masyarakat
Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Luas
Dari pemaparan point 8 di atas sedikit memberikan gambaran
tentang kondisi media massa di Halmahera Utara. Peran media massa
termasuk cukup penting sebagai salah satu wadah penyaluran aspirasi
masyarakat tentang berbagai hal atau kondisi yang terjadi di
masyarakat. Melalui media massa ini juga masyarakat dapat
menyampaikan keluhan maupun apresiasi terhadap apa yang selama ini
dikerjakan oleh Pemerintah Daerah, sambil mengharapkan respons atau
tanggapan pemerintah terhadap apa yang terjadi dalam masyarakat.
Yang terjadi selama ini, kurangnya ruang bagi masyarakat untuk
menyampaikan aspirasinya melalui media massa. Informasi tentang apa
yang terjadi di masyarakat kurang mendapat porsi yang cukup dalam
pemberitaan sehingga pemerintah kurang memperoleh informasi yang
konkrit, up to date dan akurat tentang apa yang terjadi di masyarakat.
Informasi yang sering muncul adalah berita-berita tentang kekerasan,
kejahatan dan lain-lain kriminalitas di masyarakat, sedangkan berita
tentang kebutuhan maupun aspirasi masyarakat kurang disentuh.
Bulletin Pemda yang diterbitkan juga lebih banyak berisi apa yang
dilakukan Pemerintah Daerah, sehingga ruang untuk masyarakat menjadi
sangat terbatas. Disamping itu, karena terbitnya sebulan sekali, maka
informasi yang didapat dari masyarakat tidak dapat digolongkan sebagai
informasi kekinian (up to date), sementara dinamika yang berkembang di
masyarakat sangat cepat dan juga membutuhkan respons/tanggapan
yang cepat pula.
9
10. Pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di Daerah
Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Luas
Pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di daerah Halmahera Utara dapat terjadi melalui beberapa
kegiatan/program, diantaranya:
Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang) mulai
dari tingkat desa, kecamatan sampai tingkat kabupaten. Dalam
kesempatan ini masyarakat berpartisipasi aktif dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah baik di tingkat desa, kecamatan
dan kabupaten.
Dalam setiap kegiatan reses anggota DPRD, aspirasi masyarakat
dikumpulkan dan dibahas bersama anggota DPRD, untuk
selanjutnya dibahas antara DPRD dan Pemerintah Daerah.
Kegiatan langsung di masyarakat. Contohnya pembangunan dan
renovasi rumah layak huni oleh Pemerintah Kabupaten
Halmahera Utara, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
dilakukan bersama dengan masyarakat. Keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan ini lebih besar dibanding
keterlibatan pemerintah daerah.
11. Akses terhadap informasi laporan penyelenggaraan
pemerintahan
10
Sangat Tertutup1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Terbuka
Informasi laporan penyelenggaraan pemerintahan telah tertuang
dalam berbagai dokumen resmi pemerintah daerah yaitu LAKIP, LKPJ,
LPPD, EKPOD. Akses terhadap dokumen-dokumen yang merupakan
informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah ini masih tertutup. Bagi
kalangan penyelenggara pemerintahan saja, untuk mendapatkan laporan
ini harus mendatangi langsung instansi penyusun laporan tersebut.
Urusan untuk mendapatkan laporan itupun dipastikan akan berbelit-belit.
Apalagi bagi masyarakat, akses terhadap laporan penyelenggaraan
pemerintahan ini pastilah tidak akan mudah.
Sebagai perwujudan tanggung gugat pemerintah terhadap
masyarakat, seyogyanya semua bentuk laporan penyelenggaraan
pemerintah terbuka untuk diakses oleh siapa saja. Akses itu dapat dibuka
dengan cara menampilkan dokumen-dokumen tersebut dalam website
pemerintah ataupun dalam bentuk-bentuk lain yang akan dimuat dalam
media massa. Jika akses masyarakat terhadap website maupun media
masa masih terbatas, maka pemerintah daerah haus mencari bentuk lain
seperti sosialisasi langsung ataupun menampilkannya pada majalah
dinding yang ada di desa-desa. Dengan demikian, masyarakat tahu dan
paham tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah, berapa
sumber daya yang digunakan oleh pemerintah daerah untuk
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta apa saja keuntungan
dan kerugian yang telah masyarakat terima dalam proses pembangunan
di daerah.
Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara, akses
terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan harus dibuka seluas-
luasnya kepada masyarakat. Melalui keterbukaan pemerintah,
kepercayaan masyarakat akan semakin kuat terhadap penyelenggara
Negara, terutama bagi pemerintah daerah.
11
12. Lembaga pengawasan dalam meningkatkan kinerja pemerintah
daerah
Tidak Berperan1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Berperan
Lembaga pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
daerah khususnya terdiri dari lembaga pengawasan internal yaitu
Inspektorat Daerah dan DPRD, serta dari external yaitu BPK, BPKP,
maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Peran lembaga-lembaga tersebut dalam pengelolaan keuangan
daerah dapat dikatakan sangat besar, khususnya dirasakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara, dimana secara
perlahan-lahan pengelolaan laporan pertanggung jawaban keuangan
semakin baik dan tertata rapih. Pelanggaran-pelanggaran terhadap
penggunaan keuangan daerah maupun pelaporannya makin berkurang
dari tahun ke tahun. Peningkatan pengelolaan keuangan ini ternyata
tidak berjalan seiring dengan peningkatan kinerja pemerintah daerah.
Peranan lembaga pengawasan dalam meningkatkan kinerja pemerintah
daerah belum sepenuhnya berjalan baik.
Pada setiap awal tahun program dan anggaran, semua Pimpinan
SKPD merumuskan dan menyepakati bersama pimpinan daerah
Dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN). Dokumen tersebut menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari dokumen AKIP. Untuk itu, pengawasan
harusnya telah berjalan sejak penetapan dokumen tersebut maupun
sejak perencanaan kegiatan pembangunan sampai tahap pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga fungsi pengawasan menjadi lebih
efektif dan dapat dipastikan bahwa dokumen TAPKIN bukan hanya
menjadi sebuah dokumen belaka, tetapi benar-benar diikuti sejak
ditetapkan sampai pelaksanaannya.
Jika pengawasan telah dilakukan sejak tahap perencanaan, maka
secara perlahan pula kinerja pemerintah daerah dapat ditingkatkan.
12
Dengan perencanaan yang baik, akan menghasilkan rencana yang baik
pula dan akan diikuti dengan pelaksanaan yang baik.
13. Pelanggaran hukum
Tidak Ditindak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Ditindak Tegas
Bentuk-bentuk pelanggaran hukum dewasa ini sudah sangat
beragam, baik yang dapat dikategorikan pelanggaran hukum tingkat
ringan, sedang maupun tingkat berat. Sanksi terhadap pelanggaran
hukum tersebut juga beragam dan bertingkat mengikuti tingkatan
pelanggaran hukumnya.
Kenyataan penindakan terhadap pelanggaran hukum baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah selama ini masih jauh dari
harapan. Hukum masih memandang siapa orangnya dan pada
kedudukan apa orang tersebut berada, sehingga penindakan terhadap
pelanggaran hukum di satu sisi telah demikian tegasnya, tetapi di sisi lain
masih belum tegas.
14. Sistem lembaga peradilan yang objektif, independen, dan mudah
diakses masyarakat
Tidak Dibangun1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Dibangun dg
Baik
Membangun sistem lembaga peradilan yang objektif, independen,
dan mudah diakses masyarakat adalah jaminan bahwa masyarakat akan
memiliki kedudukan dan hak yang sama di mata hukum. Sistem
peradilan yang tidak memandang siapa dan kedudukan apa orangnya,
maupun tidak dapat dintervensi oleh pihak manapun, akan mampu
13
menghasilkan keputusan yang memberikan rasa keadilan bagi semua
pihak yang mendambakan keadilan. Dengan sistem peradilan yang
objektif dan independen, maka akan berkurang sistem peradilan jalanan
yang akhir-akhir ini marak terjadi di negeri ini.
Sistem lembaga peradilan yang objektif, independen, dan mudah
diakses masyarakat sejauh ini tidak dibangun dengan baik. Sampai
sejauh ini masih sulit ditemukan lembaga peradilan yang objektif.
Beberapa bukti hasil peradilan yang ditampilkan akhir-akhir ini dapat
menjadi bukti bahwa peradilan masih jauh dari objektif. Subjektivitas
hasil peradilan ini juga tidak lepas dari kesan bahwa lembaga peradilan
kita belum independen. Masih saja ditemukan bahwa keputusan
pengadilan mampu diintervensi oleh berbagai pihak dan terutama
diintervensi dengan uang. Akses masyarakat terhadap sistem peradilan
kita pun masih belum terbuka.
15. Laporan masyarakat atas pelanggaran hukum
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Ditindaklanjuti
Ditindaklanjuti dg Baik
Pelanggaran hukum dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh
masyarakat, aparat pemerintah maupun aparat hukum. Laporan
terhadap pelanggaran hukum juga dapat dilakukan masyarakat ke
berbagai pihak, yaitu ke pemerintah, ke kepolisian maupun ke kejaksaan,
tergantung jenis pelanggarannya. Masing-masing institusi juga memiliki
prosedur tersendiri dalam penanganan laporan masyarakat tersebut.
Laporan yang biasanya dialamatkan ke Pemerintah Daerah lebih
banyak menyangkut sengketa tanah, ataupun pelanggaran yang
melibatkan aparat pemerintahan. Instansi tempat masyarakat
melaporkan hal-hal tersebut biasanya ada 2 (yang berlaku di Pemerintah
Kabupaten Halmahera Utara) yaitu, Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Daerah, atau Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat
14
Daerah. Setiap laporan masyarakat akan langsung ditindaklanjuti melalui
berbagai cara dan metode tergantung kadar pelanggaran hukumnya.
Pada prinsipnya, setiap lembaga yang menerima pengaduan
masyarakat terhadap pelanggaran hukum telah memiliki prosedur tetap
tentang penanganan pengaduan tersebut. Mengingat Halmahera Utara
merupakan wilayah yang cukup luas, sehingga penanganannya sangat
tergantung kesiapan sumber daya manusia dan sarana pada instansi
masing-masing.
16. Pembangunan kesadaran hukum masyarakat
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Dilaksanakan
Dilaksanakan dg Baik
Setiap hari pasti kita dapat melihat dan membaca bahwa terjadi
pelanggaran hukum di mana-mana. Dengan makin banyaknya
pelanggaran hukum makin berkurangnya toleransi dan sikap berhati-hati
di dalam masyarakat, penyalahgunaan hak dan sebagainya dapatlah
dikatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat dewasa ini menurun,
yang mau tidak mau mengakibatkan merosotnya kewibawaan
pemerintah juga. Menurunnya kesadaran hukum dalam hal ini berarti
belum cukup tinggi. Kesadaran hukum yang rendah cenderung pada
pelanggaran hukum, sedangkan makin tinggi kesadaran hukum
seseorang makin tinggi ketaatan hukumnya.
Apakah hal ini berarti bahwa pembangunan kesadaran hukum
tidak dilaksanakan? Korelasinya harus dilihat secara hati-hati. Penyebab
pelanggaran hukum dapat terjadi karena banyak faktor, dan bukan hanya
tergantung pada pembangunan kesadaran hukum masyarakat. Pada
kenyataannya, pembangunan kesadaran hukum telah banyak dilakukan,
baik itu oleh Instansi Pemerintah, Instansi Kepolisian maupun Instansi
15
Kejaksaan, dan instansi lain yang berwewenang. Tetapi tentu saja,
pembangunan kesadaran hukum masyarakat haruslah diikuti oleh
keteladanan yang ditunjukkan oleh pejabat ataupun orang-orang yang
membangun kesadaran tersebut, karena masyarakat cenderung
mengikuti contoh apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.
17. Kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi
Tidak dijamin1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Dijamin hukum
hukum
Kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dijamin
secara hukum. Ada beberapa dasar hukum yang melandasi kebebasan
masyarakat dalam menyampaikan aspirasi ini, antara lain:
Pasal 28F UUD 1945: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
UU RI Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
UU RI Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers
UU RI Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
18. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
Tidak kondusif1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat kondusif
Organisasi kemasyarakatan dapat dibentuk melalui berbagai
macam jalur, antara lain:
Jalur keagamaan (misalnya: MUI, KWI, PGI)
16
Jalur profesi (misalnya : IDI, PWI)
Jalur kepemudaan (misalnya : KNPI, AMPI)
Jalur kemahasiswaan (misalnya : HMI, PMKRI)
Jalur kepartaian dan kekaryaan
Jalur kesenian, dsb
Ruang untuk pembentukkan organisasi kemasyarakatan juga
sangat terbuka dan diatur dengan Undang-undang, yaitu Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Perkembangan organisasi kemsyarakatan yang cukup tinggi di
Indonesia menunjukkan keinginan yang kuat dari masyarakat untuk turut
berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa ini. Terlepas dari adanya
1 atau 2 organisasi masyarakat yang sempat membuat resah
masyarakat, tetapi secara keseluruhan dapat dipandang bahwa
tumbuhnya organisasi kemasyarakatan akibat lingkungan dan kepastian
hukum yang kondusif dan memberi jaminan untuk kebebasan berserikat.
Kehadiran organisasi kemasyarakatan ini turut membantu mempercepat
proses pembangunan dan menjadi kontrol terhadap pelaksanaan
kegiatan pembangunan.
19. Kekhasan/keunikan daerah, dalam pembangunan daerah
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
diperhatikan diperhatikan
Setiap daerah memiliki kekhasan/keunikannya masing-masing.
Kekhasan atau keunikan itu dapat berupa lokasi daerah tersebut, kondisi
alamnya, keadaan masyarakatnya maupun nilai atau budaya yang
dianut/terkandung dalam masyarakatnya.
Dalam pembangunan daerah Halmahera Utara, Pemerintah
Kabupaten sangat memperhatikan nilai-nilai budaya yang dianut
dipercayai mampu menjadi perekat seluruh masyarakatnya. Hal ini telah
dibuktikan pasca konflik horizontal yang terjadi di wilayah tersebut,
17
dimana melalui ikatan budaya, konflik dapat dihentikan dan masyarakat
dapat disatukan kembali. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, dalam
pembangunan daerah Halmahera Utara, budaya merupakan unsur yang
turut menjiwai perencanaan maupun pelaksanaan setiap program
pembangunan.
20. Bidang tugas dan tanggungjawab aparat pemerintah daerah
Tidak sesuai1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat sesuai
dng kemampuan dng
kemampuan
Kinerja aparatur pemerintahan akan baik jika didukung oleh
sumberdaya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu peningkatan
kemampuan sumberdaya aparatur sesuai bidang tugas masing-masing
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sehingga prinsip “the right
person in the right place” benar-benar dapat terwujud.
Harus diakui bahwa masih banyak pemerintahan daerah di
Indonesia, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara
belum menempatkan orang yang tepat untuk melaksanakan suatu
bidang tugas dan tanggung jawab. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor, antara lain:
Keterbatasan sumberdaya manusia yang dibutuhkan pada
bidang-bidang tugas tertentu.
Terbatasnya anggaran peningkatan kompetensi sumberdaya
aparatur, ditengah tuntutan anggaran pembangunan
infrastruktur pada daerah yang baru berkembang.
Masih saja ada semangat primordial, yang cenderung
mempengaruhi pengambilan keputusan penempatan aparatur
pada bidang-bidang tugas dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang besar, dan membutuhkan sumberdaya
aparatur yang besar pula.
18
21. Kode etik PNS daerah
Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Berfungsi
dng Baik
Kode Etik PNS adalah suatu pedoman bagaimana seorang PNS
harus bersikap dan berperilaku sebagai seorang aparatur Negara dalam
menjalankan tugas dan perannya.
Selama 10 tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara
berpemerintahan, fungsi Kode Etik PNS masih sering dilanggar oleh PNS
itu sendiri. Contoh-contoh pelanggaran terhadap kode etik dapat
ditemukan antara lain:
Tidak bekerja dengan jujur. Masih banyak PNS yang melakukan
korupsi, baik itu korupsi uang Negara maupun korupsi waktu
kerja.
Memanfaatkan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi
maupun kepentingan yang lain di luar kepentingan pekerjaan.
Cenderung menggunakan jabatan untuk kepentingan diri
sendiri, kepentingan golongan dan kepentingan segelintir orang
tertentu, dibanding untuk kepentingan masyarakat secara luas.
Berpakaian tidak rapih saat ke kantor dan menjalankan tugas
sebagai aparatur Negara. Dll
Dari beberapa contoh di atas dapat dikatakan bahwa kode etik PNS
selama ini hanya diucapkan (dalam bentuk sumpah dan janji) tapi tidak
dijalankan dengan benar. Kode Etik PNS masih berupa sebuah dokumen
yang belum berfungsi secara baik.
22. Standar pelayanan
Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Benrfungsi
19
dng Baik
Penyelenggaraan pelayanan publik bergandeng erat dengan
kewenangan/urusan/fungsi yang dijalankan oleh daerah. Kemampuan
daerah (propinsi, kabupaten/kota) dalam mengidentifikasi
kewenangan/fungsi daerah akan sangat mempengaruhi kemampuan
mereka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai bidang-
bidang kewenangan pemerintahan yang diselenggarakan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam proses
penyusunan Standar Pelayanan Minimal bagi pelayanan publik.
Kenyataan pelayanan yang dilakukan selama ini belum memiliki standar
yang baku, baik menyangkut waktu pengurusan, maupun biaya yang
harus ditanggung. Hal ini tentu berdampak negative bagi pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat.
23. Pengaduan pelayanan publik
Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Berfungsi
dng Baik
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, maka pelayanan
pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih dekat. Demikian halnya
dengan pengaduan masyarakat kepada pemerintah tentang pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah, harusnya menjadi lebih mudah untuk
disampaikan dan ditanggapi.
Namun kenyataan yang terjadi di berbagai daerah, demikian juga
di Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara bahwa keluhan yang diajukan
kepada aparat pelayanan sifatnya hanya ditampung, dijanjikan untuk
diselesaikan, dan yang paling sering adalah petugas melempar tanggung
jawab kepada petugas lain. Selain itu, tidak jarang masyarakat pengadu
dimarahi atau diremehkan oleh petugas pelayanan. Rendahnya respon
instansi penyelenggara pelayanan terhadap keluhan atau pengaduan dari
masyarakat mengakibatkan munculnya sikap skeptis dari masyarakat.
20
Masyarakat jera untuk mengadukan keluhannya sehingga angka
pengaduan di beberapa instansi pelayanan publik relatif rendah.
Rendahnya angka pengaduan ini sebenarnya tidak menggambarkan
kepuasan masyarakat atas pelayanan publik, sebaliknya justru karena
masyarakat merasa tidak yakin dengan hasil yang akan diperoleh dengan
melakukan pengaduan. Selain itu, warga masyarakat dari kalangan yang
tidak mampu dan kurang berpendidikan juga tidak tahu cara
mengadukan keluhannya.
24. Ketanggapan unit-unit pelayanan Publik dalam merespon
pengaduan masyarakat
Sangat Rendah1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Tinggi
Dari point yang telah disinggung sebelumnya, ternyata respons
unit-unit pelayanan publik masih lambat dalam menangani pengaduan
masyarakat. Masing-masing unit masih bekerja secara sendiri-sendiri dan
cenderung saling melepas tanggung jawab ke unit lain dalam
penanganan pengaduan. Kecenderungan ini sangat erat kaitannya
dengan kompetensi dan ketersediaan sumber daya aparatur dalam
menangani pengaduan masyarakat.
Pentingnya membangun suatu unit pelayanan pengaduan terpadu
mungkin dapat menjadi suatu solusi penanganan pengaduan masyarakat
secara cepat. Di Kabupaten Halmahera Utara sendiri memang belum ada
unit/lembaga pelayanan pengaduan terpadu. Selama ini, masyarakat
melakukan pengaduan dengan dating langsung ke instansi yang
bersangkutan, atau melalui media-media yang ada maupun melalui
perwakilan mereka di Legislatif.
25. Pemanfaatan sumberdaya
Tidak dimanfaat1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Dimanfaatkan
21
Kan secara
optimal
Secara optimal
Untuk Kesra Untuk Kesra
Setiap organisasi memiliki sumber daya tertentu, yang
ketersediaannya tergantung seberapa besar kandungan sumber
dayanya. Keterbatasan akan sumber daya tersebut menjadi masalah
utama yang menyebabkan pemanfaatan sumber daya tersebut harus
dilakukan se-efisien dan se-efektif mungkin. Pada dasar nya pemanfaaan
tersebut tidak terlepas dari pada usaha mengakumulasikan manfaat
sumber daya tersebut demi keberlangsungan organisasi tersebut.
Dalam konteks pemerintahan daerah, sumber daya tersebut harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakatnya.
Namun pada prakteknya terdapat sebuah kesalahan dimana sumberdaya
tersebut tidak termanfaatkan secara efisien dan efektif dalam upaya
pembangunan.
Halmahera Utara memiliki sumberdaya hutan dan sumber daya
tambang yang besar, tapi dalam kenyataan pengelolaannya, masyarakat
hanya menerima dampak negative dari pengelolaan sumber daya
tersebut berupa pencemaran air, berkurangnya daerah resapan,
kebakaran dan kekeringan.
26. Pelaksanaan tupoksi instansi
Tumpang Tindih1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sinergis
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara memiliki
beberapa instansi dengan tugas pokok dan fungsi yang dapat saling
bersinergi, tapi ada pula tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan
secara tumpang tindih. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan beberapa
kegiatan dari instansi teknis seperti Dinas Pertanian, Badan Ketahanan
Pangan dan Dinas Kelautan. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan dinas
tersebut bersentuhan dengan kelompok-kelompok masyarakat. Uniknya,
22
setiap dinas memiliki kelompok-kelompok masyarakat, yang anggotanya
pastilah orang-orang itu saja. Pekerjaan dari dinas-dinas tersebut dapat
dipadukan atau disinerjikan sehingga kegiatannya menjadi lebih efektif
dan efisien.
Masih banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa masih banyak
pelaksanaan tupoksi organisasi perangkat daerah yang tumpang tindih.
Hal ini tentu harus diperbaiki oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan
pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat, dan
mengefiesienkan penggunaan anggaran.
27. Indikator kinerja untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan
Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat Jelas
Indikator kinerja (performance indicators) adalah suatu variabel
yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas
dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target
dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan
kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Penggunaan
indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas
atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk
tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan
yang dihasilkan.
Perumusan indikator kinerja yang disusun untuk menilai efisiensi
dan efektfitas kegiatan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera
Utara sudah sangat spesifik dan jelas, dapat diukur secara objektif,
relevan, cukup fleksiben dan sensitive terhadap perubahan serta efektif,
dimana ukuran-ukuran waktu dan angka tertuang jelas sehingga mudah
diukur.
23
28. Kemiteraan pemerintah daerah dan dunia usaha
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
dikembangkan dikembangkan
Kemiteraan pemerintah daerah dengan dunia usaha sangat
dibutuhkan untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Hal ini
juga terjadi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara.
Kemiteraan pemerintah dengan dunia usaha sangat dikembangkan
karena sama-sama berperan dalam pembangunan daerah. Kemiteraan
ini ditunjukkan melalui berbagai forum pertemuan bersama untuk
membahas berbagai hal tentang kegiatan-kegiatan pembangunan yang
akan dilakukan ataupun telah dilakukan di daerah. Kemiteraan ini juga
dapat terjadi karena pemerintah daerah sadar akan keterbatasan sumber
daya dan sumber dana yang dimiliki.
29. Pemberdayaan institusi ekonomi lokal, usaha mikro, kecil dan
menengah
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
dikembangkan dikembangkan
Permasalahan yang umum dihadapi oleh usaha mikro, kecil dan
menengah adalah :
Kurangnya permodalan
Sumber daya manusia yang terbatas
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar
Terbatasnya sarana dan prasarana usaha
24
Iklim usaha yang kurang kondusif, dimana terjadi persaingan
tidak sehat antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar,
dll.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka
kemiteraan institusi lokal, usaha mikro, kecil dan menengah perlu
dibangun. Salah satu bentuk kemiteraan pemerintah daerah dengan
dunia usaha adalah dalam bentuk pengembangan institusi ekonomi lokal,
usaha mikro, kecil dan menengah. Melalui Dinas-dinas terkait,
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara berupaya agar sektor rill
dapat berkembang lebih cepat. Upaya tersebut dilakukan pemerintah
daerah Halmahera Utara dengan menggandeng lembaga keuangan milik
daerah dan yang bekerjasama dengan daerah seperti Bank Maluku dan
Credit Union. Melalui modal yang disertakan pada Credit Union,
diharapkan modal tersebut dapat digulirkan untuk pengembangan
institusi ekonomi lokal, usaha mikro, kecil dan menengah.
30. Peranserta dunia usaha dalam penyediaan pelayanan publik
Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Sangat
dikembangkan dikembangkan
Peran serta dunia usaha dalam penyediaan pelayanan publik selalu
atas dasar pertimbangan ekonomi. Beberapa contoh pelayanan publik
yang diberikan dunia usaha kepada masyarakat yang terjadi di
Halmahera Utara antara lain:
Warung Internet (warnet) dengan kapasitas yang baik dan
pelayanan yang berkualitas.
Penyewaan mobil jenazah yang siap 1 x 24 jam
Penyediaan sarana perumahan layak huni bagi masyarakat
Dll
25
Kemiteraan pemerintah dengan dunia usaha telah dilakukan dalam
usaha-usaha yang disebutkan di atas, karena pemerintah juga terbatas
dalam sumber daya manusia dan dana, serta juga dibatasi oleh undang
undang untuk pelaksanaan langsung kegiatan-kegiatan pembangunan.
26
top related