penentuan kadar air cara pengeringan
Post on 16-Jul-2015
444 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENENTUAN KADAR AIR CARA PENGERINGAN
Pertemuan : I ( Satu )
Hari/tanggal : Senin , 4 Maret 2014
Tujuan : Menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan
dengan berbagai cara, diantaranya metode pengeringan.
Dasar teori : Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan
jalan pemanasan kemudian menimbang bahan sampai berat
konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.
Bahan : Minyak curah
Alat :
1. Cawan porselin/petridish
2. Neraca analitik 4 desimal
3. Dry heat oven
4. Desikator
5. Gelas ukur
Reagensia : Bahan makanan yang akan dianalisis
Prosedur Kerja :
1. Timbang cawan porselin kosong pengulangan 3 – 5 kali.
2
2. Isi cawan porselin dengan minyak goring, sebanyak 25
mL, ditimbang 3 – 5 kali
3. Data penimbangan baik kosong dan yang sudah diisi
bahan, ambil rata – rata penimbangan
4. Panaskan, di dry heat oven selama 1 jam pada suhu
105oc
5. Dinginkan dalam desikator, seelah dingin baru timbang
kembali 3 – 5 kali.
Hasil :
Penimbangan
Ke -
Berat
cawan
porselin
kosong
(gr)
Berat cawan
dan minyak
sebelum
dipanaskan
(gr)
Berat cawan
dan minyak
sesudah
dipanaskan
(gr)
1 106.0917 127.6813 127.6640
2 106.0918 127.6810 127.6625
3 106.0914 127.6817 127.6643
× 106.0916 127.6813 127.6636
Perhitungan :
1. Berat minyak = Berat minyak panas dan cawan porselin –
berat cawan kosong
127.6636 – 106.0916 = 21.5 gr
3
2. Berat air = Berat cawan dan minyak sebelum dipanaskan –
berat cawan dan minyak sesudah dipanaskan
127.6813 – 127.6636 = 0,0177
3. Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 100%
=0.0177
21 .5 𝑥 100%
= 0,08 %
Pembahasan : Hasil perhitungan kadar air :
NO Hasil Hasil - mean ( Hasil - mean)2
1 0.069 0.0593 0.00351649
2 0.097 0.0873 0.00762129
3 0.088 0.0783 0.00613089
4 0.086 0.0763 0.00582169
5 0.125 0.1153 0.01329409
6 0.09 0.0803 0.00644809
7 0.08 0.0703 0.00494209
8 0.08 0.0703 0.00494209
9 0.08 0.0703 0.00494209
10 0.097 0.0873 0.00762129
X 0.0097 ∑ 0.0652801
Sd = √𝛴(𝑥−𝑥)2
𝑛−1
4
Sd = √0.0652
10 −1
Sd = √0.0652
9
Sd = √0.0072
Sd = 0.08
Pembahasan : Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kadar minyak
yaitu 0.08% dengan distribusi penyebaran data yang
dikumpulkan yaitu 0.08 , dengan acuan dari SNI. 022 – M dan
permenkes N0. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b
maksimal 0.30 maka kadar air yang didapat pada sampel B
dalam kadar yang normal dan mutu yang baik untuk
digunakan.
Kesimpulan : Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada
sampel B mengandung air yang sedikit dilihat dari kadar air
berdasarkan SNI. 022 – M dan permenkes N0.
722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b maksimal 0.30.
5
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
METODE KALORIMETRI
Pertemuan : II ( Dua )
Hari/tanggal : Selasa , 12 Maret 2014
Tujuan : Menentukkan kada glukosa dalam bahan makanan
mengandung gula pereduksi.
Dasar teori : Reaksi reduksi dari glukosa dengan larutan CuSo4 yang bila
dipanaskan akan terbentuk endapan merah coklat, selanjutnya
dengan penambahan Na.sitart dan tartarat membentuk
senyawa kompleks bewarna biru, yang dapat diukur dengan
spectoftometri λ 630
Bahan : Sampel makanan
Alat :
1. Labu ukur 10 mL
2. Beker gelas 100 mL
3. Penangas listrik
4. Spectofotometer
Reagensia :
1. Asam tartarat10 %
2. Na – Carbonat 10%
6
3. Ammonium molibdat
4. Asam sulfat pekat
5. Cupri sulfat pentahydrat
6. Na. Sitrat
7. Na.arsenit
Nelson A terdiri dari 12.5 gr Na carbonat
1. 12.5 gram garam Rochelle/K.Na Tartarat
2. 10 gram Na. Bicarbonat
3. 100 gram Na. Sulfat anhydrat dalam 350 mL
auadest
4. Campuan ini diaddkan dalam labu 500mL
Reagen Nelson B
1. 5.5 gram CuSO4.H2O, dalam 50 mL aquadest
tambah 1 mL tetes h2SO4/ auadest dipanaskan
dulu.
2. 25 ammnium molibdat dalam 450 mL aquadest
tambahkan 25 h2SO4 pekat, pada tempat lain 3
gram NaHAsO4.7H2O dalam 25 mL aquadest
kedua larutan ini dicampur, dinkubasi pada suhu
37oC selama 24 jam. Pereaksi baru daoat
digunakan setelah inkubasidan bewarna kuning.
7
3. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi
ammonium molibdat, kocok hingga semua
endapan Cu2O larut , add dengan aquadest
sampai batas.
4. Baca absorbansi dengan spectofotometer 540 nm.
Prosedur Kerja :
1. Larutan standar glukosa
1. 1 mg Glukosa dalam 10 mL aquadest (kons 1mg / 10
mL) dari larutan ini dibuat 5 seri larutan kerja
2. 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; dan 1.0 mg/ 10 mL aquadest, 1
tabung untuk blanko diisi dengan 1 mL aquadest
3. Kedalam masing masing labu ukur tambahkan 1 mL
pereaksi nelson panaskan diatas penangan air selama
20 menit
4. Angkat semua labu uku dari penangas air dinginkan
hingga suhu kamar
5. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi
ammonium molibdat kocok hingga semua endapan
Cu2O larut add dengan aquadest sampai batas
6. Baca absorbansi dengan spectofotometer panjang
gelombang 540 nm
7. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi
8. Perlakuan sampel
8
1. Larutan sampel glukosa sebelum ditambahkan
larutan Pb. Asetat saring diambil filtratnya
2. Pada filtrate yang jernih tambahkan 1 mL
pereaksi Nelson panaskan diatas penangas air
selama 20 menit.
3. Setelah dingin tambahkan 1 mL larutan
ammonium molibdat.
4. Baca absorbansi pada panjang gelombang 630 nm
5. Baca konsentrasi sampel pada kurva kalibrasi
Hasil :
UJI Hasil Uji
O.2 mL 1.681
0.4 mL 2.422
0.6 mL 3.913
Sampel 0.811
Perhitungan :
X . Kons Y. (abs) X . y X2 Y2
9
0.2 1.691 0.3382 0.04 2.85
0.4 2.422 0.9688 0.16 5.86
0.6 3.913 2.3478 0.36 15.31
∑ = 1.2 8.02 3.63 0.56 24.02
R = 𝑛(∈𝑥𝑦)−(∈𝑥.∈𝑦)
√[𝑚∈𝑥2−(∈𝑥)2][𝑚∈𝑦2−(∈𝑦)2]
= 3(3.63)−(1.2 .8.02)
√[3 .0.56−(1.2)2][3 (8.02)−(8.02)2]
=10.89−9.62
√[1.68−1.44][24.06−64.82]
=1.27
√[0.24][−40.26]
= 1.27
√−9,6624
= 1.27
3.10
= 0.4
b =3.363−1.2 .8.02
3 .0.56− (1.2)2
10
= 10.89−9,624
31.68−1.44
= 1.268
0.24
= 5. 275
A = ӯ – b . x
= 2.67 – 5.27 . 6.4
= 2.67 – 2.10
= 0.57
Pembahasan : Gula pereduksi contohnya dalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain- lain . Metode yang dapat
diugunakan selain dalam percobaan ini adalah metod
benedict .
Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa grafik
atau kurva kalibrasi konsentrasi dan standar menunjukkan
bahwa kurva berbanding lurus , yang kemungkinan nilainya
selalu konstan . Sedangkan nilai koefisien korelasi yang
11
diperoleh adalah 0.4 yang menunjukkan bahwa korelasi
tidak linear.
12
PENENTUAN KADAR GLUKOSA
METODE BENEDICT
Pertemuan : III ( Tiga )
Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014
Tujuan : Menguji kuantitip glukosa dan semi kuantitatip glukosa.
Dasar teori : Gula reduksi dibuat dengan larutan benedict ( campuran
garam cuprisulfat, natrium sulfat , natrium karbonat) akan
terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan
bewarna merah cupro oksida.
Bahan : Glukosa
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Penangas air
Reagensia :
1. Larutan standar glukosa
Timbang 100. 200, 300, 400, 500, 1000, 1500, 2000,
3000 dan 3500 dengan seksama emudian masing –
masing dilarutkan dalam 100 mL aquadest.
13
2. Larutan pereaksi benedict
1. CuSO4.5aq 173 gram
2. Na2CO3.)aq 100 gram
3. Na citrate 173 gram
4. Aquadest add 1000 mL
Prosedur Kerja :
1. Masukkan 5 ml reagen benedict kedlam tabung reaksi
kemudian tambahkan 8 tetes larutan standar
2. Panaskan diatas lampu Bunsen dengan menggunakan
penjepit tabung reaksi atau masukkan dalam air
mendidih/ penangas air.
3. Menilai hasil :
1. Negatip ( - ) tetap jerniha atau sedikit kehijau –
hijauan dan agak keruh.
2. Positif ( + ) atau 1 + = hijau kekuning – kuningan dan
keruh (konsentrasi) = 0.5 – 1 % glukosa
3. Positif (++) atau 2+ = Kuning keruh , konsentrasi = (
1 – 15 % glukosa )
4. Positif ( +++) atau 3+ = Jingga atau warna lumpur
keruh, konsentrasi = ( 2 – 3 %)
14
5. Positif ( +++++ ) atau 4+ = warna keruh , konsentrasi
= lebih dari 3.5 %
Hasil :
No Konsentrasi dalam 100 mL
aquadest
Hasil
1 100 Negative
2 200 Negative
3 300 Negative
4 400 Negatif
5 500 Negatif
6 1000 1+
7 1500 3+
8 2000 2+
9 3500 3+
Perhitungan : -
Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain
benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan
uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson
samoghy
15
Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi glukosa yang terkandung pada
suatu zat semakin jelas kandungan positif yang terlihat
16
UJI XANTOPROTEIN
( UJI KUALITATIF )
Pertemuan : IV ( Empat )
Hari/tanggal : Selasa , 15 April 2014
Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau
fenilalanine yang terdapat dalam protein.
Dasar teori : Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada titrasi inti
benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein
yang mengandung cincicn benzene ( tirosin, triptofan dan
fenilalanine) ditambahakan asam nitrat pekat, maka akan
terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yan terbentuk dalam
suasan basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi
jingga.
Bahan :
1. Albumin 2%
2. Gelatin 2%
3. Kasein 0.5%
4. Tirosin 2%
Alat :
1. Alat pemanas
17
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Pipet tetes
Reagensia : -
Prosedur Kerja :
1. Sediakan 4 tabung yang bersih dan masing – masing, isilah
dengan larutan albumin, gelatin, kaaein dan tirosin
sebanyak 2 mL
2. Pada setiap tabung tambahkan 1 mL HNO3 pekat, dilemari
asam . perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk
3. Kemudian panaskan selama 2 menit dan amati terbentuknya
warna kuning
4. Selanjutnya dinginkan dibawah kran air lalu tamahkan NaOH
10% setets demi stetes melalui dinding tabung hingga
terbentuk lapisan
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
6. Reaksi positif bila pada bidang perbatasan antara protein dan
NaOH terbentuk warna jingga.
Hasil :
No Konsentrasi dalam 100 mL Hasil
18
aquadest
1 Albumin Positif
2 Gelatin Positif
3 Kasein Positif
4 Tirosin Positif
Perhitungan : -
Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain
benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan
uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson
samoghy
Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa
sampel mengadung asam amino albumin, gelatin, kaein dan
tirosin.
19
Penentuan Sifat-Sifat Lemak Dan Minyak
(Bobot Jenis Minyak )
Pertemuan : V
Hari/tanggal : Selasa / 20 Mei 2014
Tujuan : Untuk menganalisa salah satu kelompok golongan lipida, yang daya
larutnya dalam pelarut organic(misalnya eter, benzene, kloroform),
atau ketidak larutan dalam pelarut air
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak (bobot jenis ) ini dapat
dianalisa secara fisika dan kimia. Secara fisika kita dapat melakukan
pemeriksaan terhadap titik cair, bobot jenis dan indeks bias. Bobot
jenis merupakan perbandingan berat dari volume minyak atau lemak
pada suhu 25 oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.
Peralatan :
1. Timbangan analitik
2. Picnometer
3. Water bath
Reagensia : Aquadest dan minyak yang akan dianalisa
Cara kerja :
1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti picnometer 2
buah, water bath dan neraca alanitik
20
2.Timbang berat picnometer kosong yang pertama, secara seksama,
paling sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong.
3.Timbang berat picnometer kosong yang kedua, secara seksama, paling
sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong
4.Masukkan contoh minyak atau lemak dalam picnometer pertama
sebanyak 5 ml. Pada picnometer kedua, isi picnometer dengan
air sebanyak 5 ml.
5.Kedua tabung picnometer tersebut kemudian ditutup dan rendam
dalam water bath yang telah diisi air dan disetel pada suhu 25 o C
selama 30 menit
6.Kedua tabung tersebut keluarkan dan keringkan bagian luarnya
7.Timbang kedua picnometer kembali dalam keadaan dingin secara
bergantian, catat hasil timbang dan lakukan perhitungan.
Rumus perhitungan :
Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏
𝑐−𝑏
a = bobot picnometer dan minyak
b = bobot picnometer kosong
c = bobot picnometer dan air
Hasil :
1. Minyak
No Piknometer kosong Piknometer + minyak
21
1 22,0827 26,4181
2 22,0824 26,4179
3 22,0825 26,4185
4 22,0827 26,4183
5 22,0826 26,4182
�̅� 22,0825 26,4182
2. Air
No Piknometer kosong Piknometer + air
1 21,3926 26,2164
2 21,3933 26,2165
3 21,3930 26,2165
4 21,3931 26,2166
5 21,3931 26,2165
�̅� 21,3930 26,2165
Perhitungan : Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏
𝑐−𝑏
= 26,4182−22,0825
26,2165−21,3930
22
= 4,3357
4,8235
= 0,8988
Kesimpulan : Setelah dilakukan pengujian praktikum pengujian berat jenis
terhadap sampel secara fisika bahwa pada sampel minyak didapatkan
berat jenis minyak sebesar 0,8988.
23
Penentuan Kualitas Minyak
(Angka Asam )
Pertemuan : VI
Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam
terhadap minyak tersebut.
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara
fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya
volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas
dalam 10 gram minyak atau lemak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. Alkohol 95%
3. Indicator phenolptalein
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
24
2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.
3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10
menit.
4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.
5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna
merah jambu.
Hasil :
Hasil titrasi dengan KOH 0,7 mL
Perhitungan :
Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH
bobot contoh(gram)
= 0,7 x 0,1 x 56
5
= 0,784
Kadar asam lemak bebas%(FFA)= mL.KOH x N.KOH x BM x 100%
bobot contoh(gram)x 1000
= mL.KOH x N.KOH x BM
bobot contoh(gram) x 10
= 0,7 x 0,1 x 256
5 x 10
= 17,92
50
25
= 0,3584 %
Angka asam = BM KOH
BM asam bebas /10 x %FFA
= 56
256/10 x 0,3584
= 0,784
Angka asam = Faktor konversi x %FFA
Faktor untuk Oleat : 1,99
Faktor untuk Palmitat : 2,19
Faktor untuk Laurat : 2,80
Faktor untuk Linoleat : 2,01
= 2,19 x 0,3584
= 0,7848
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel
bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,7848.
26
Penentuan Sifat-Sifat Minyak dan Lemak
(Angka Penyabunan )
Pertemuan : VII
Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak. Minyak yang
mempunyai berat molekul kecil, mempunyai angka penyabunan
yang besar. Sebaliknya minyak yang mempunyai berat molekul
besar mempunyai angka penyabunan yang kecil.
Dasar teori : Angka penyabunan atau bilangan penyabunan adalah banyaknya
miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan lemak secara
sempurna dari 1 gram lemak atau minyak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. HCL 0,5 N
3. Alkohol 95%
4. Indicator phenolptalein
27
5. Minyak sebagai sampel
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak 5 gram, masukkan dalam erlenmeyer.
2. Tambah 50 mL KOH 0,5N alkoholik.
3. Tutup dengan pendingin, selanjutnya dididihkan sampai minyak
tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butir-
butir lemak atau minyak dalam larutan.
4. Setelah didinginkan, kemudian dititrasi dengan HCL 0,5N
menggunakan indikator phenolptalein.
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat hilangnya warna merah.
6. Misalnya titrasi memerlukan (ts) mL.
7. Buat perlakuan blanko seperti perlakuan pada sampel.
8. Titrasi blanko ini menunjukkan KOH mula-mula yang digunakan
dalam reaksi penyabunan.
9. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam
lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa
sehingga terbentuk sabun.
Hasil titrasi :
Titrasi Hasil (mL)
Blanko 6
28
Sampel 16,5
Perhitungan :
Angka penyabunan = (tb−ts)x N.HCL x BM KOH
bobot contoh(gram)
Tb : titrasi blanko
Ts : titrasi sampel
Angka penyabunan = (6−16,5)x 0,5 x 56
5
= − 294
5
= -58,8
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka penyabunan terhadap
sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka penyabunan
sebesar -58,8.
29
Penentuan Kadar Minyak/Lemak
Dalam Kemiri
Pertemuan : VIII
Hari/tanggal : Selasa / 10 Juni 2014
Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak/minyak yang ada dalam buah kemiri.
Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, dengan menggunakan alat
soxlet dan kertas saring dan kapas bebas lemak.
Peralatan :
1. Alat soxlet 1 set
2. Timbangan analitik
3. Dry heat oven
4. Kertas saring pembungkus(thimble)
5. Kertas saring biasa
Reagensia :
1. Petroleum eter
2. Dietil eter
Cara kerja :
1. Timbang 15 gram kemiri, giling sampai halus.
30
2. Masukkan dalam cawan porselin, keringkan dalam oven 15
menit pada suhu 100oC.
3. Selanjutnya dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, ujung
atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas lemak.
4. Kemudian masukkan dalam soxlet, masukkan pelarut petroleum
eter sebanyak 60% dari volume labu didih soxlet dan lakukan
extraksi selama 1,5 jam. Perlakuan yang sama pada pelarut dietil
eter.
5. Proses ekstraksi selesai apabila pelarut/petroleum eter sudah
jernih.
6. Ekstraksi yang diperoleh ditambah dengan NaSulfat Anhydrat,
lalu saring.
7. Kemudian pelarut diuapkan dengan evaporator berputar sampai
semua pelarut habis.
8. Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus.
Hasil :
Penimbangan labu
No Sebelum ekstraksi Setelah ekstraksi
1 133,1319 200,9227
2 133,1315 200,9171
31
3 133,1313 200,9171
4 133,1313 200,9065
5 133,1310 200,9024
�̅� 133,1314 200,9131
Perhitungan :
Kadar Lemak = w1 −w2
w x 100%
w : bobot cuplikan dalam gram
w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
Kadar Lemak = w1 −w2
w x 100%
= 200,9131−133,1314
15 x 100%
= 4,5187 x 100%
= 451,87%
Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada kemiri, hasil yang
didapat adalah sebesar 451,87%
32
Penentuan Kadar Lemak
(Metode hidrolisis Weibull )
Pertemuan : IX
Hari/tanggal : Selasa / Juni 2014
Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak dalam susu bubuk secara extraksi
soxlet.
Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, setelah contoh di hidrolisis
dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.
Peralatan :
1. Alat soxlet 1 set
2. Timbangan analitik
3. Dry heat oven
4. Kertas saring pembungkus(thimble)
5. Kertas saring biasa
Reagensia :
1. HCl 25%
2. Kertas lakmus
3. N.heksan atau pelarut lainnya
Cara kerja :
33
1. Timbang seksama 1-2 gram contoh kedalam gelas piala/labu
erlenmeyer.
2. Tambah 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquades, tambah beberapa
batu didih.
3. Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan 15 menit.
4. Saring dalam keadaan pana dan cuci dengan air panas hingga
tidak bereaksi asam lagi.
5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100-105oC.
6. Masukkan kedalam kertas saring pembungkus(paper thimble)
dan extrak dengan n.hexan atau pelarut lemak lainnya 2-3 jam
pada suhu lebih kurang 80oC.
7. Sulingkan larutan hexan atau pelarut lemak lainnya dan
keringkan ekstrak lemak pada suhu 100-105 oC.
8. Dinginkan dan timbang.
9. Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.
Hasil :
Penimbangan labu A
Sebelum ekstraksi
(kosong)
Setelah ekstraksi
125,9675 126,4719
34
125,9673 126,4719
125,9671 126,4722
125,9672 126,4719
125,9669 126,4722
X =: 125,9672 X = 126,4720
Penimbangan labu B
Sebelum ekstraksi
(kosong)
Setelah ekstraksi
133,1285 133,4815
133,1285 133,4811
133,1281 133,4811
133,1280 133,4812
133,1279 133,4811
X = 133,1282 X = 133,4812
Perhitungan :
Kadar Lemak = w1 −w2
w x 100%
w : bobot cuplikan dalam gram
35
w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
Kadar lemak A : 126 ,4720 −125 ,9672
2 100%
: 25,24 %
Kadar lemak B : 133 ,4812 −133 ,1282
2 100%
: 17,9 %
Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada sampel susu, maka
kadar lemak dalam susu pada labu A sebesar 25,24% dan pada labu
B 17,9%.
36
Pemeriksaan Pewarna Makanan
Pertemuan : X
Hari/tanggal : Selasa, 17 juni 2014
Tujuan : Untuk mengidentifikasi pewarna sintetis yang ada dalam makanan
dan minuman dan menginterpretasikan kedalam peraturan
PerMenKes.
Dasar teori : Pewarna sinteitis yang ada dalam makanan dan minuman ditarik
oleh oleh benang wool bebas lemak, dalam suasana asam. Kemudian
dilunturkan dengan amoniak, lalu dipekatkan baru kemudian
dikerjakan secara kromatografi kertas.
Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Peralatan :
1. Spreying
2. Bejana kromatografi (20 x 20 cm)
3. Kertas whatman no ( 20 x 10 cm )
4. Penggaris
5. Pipa kapiler
6. Oven pengering
37
7. Hair dryer
Reagensia :
1. Asam asetat glacial
2. Larutan asam asetat 10%
3. Ammonia(NH4OH) BJ 0,88
4. Larutan standar zat warna makanan
5. Larutan elusi
1. Encerkan 5 mL ammonia pekat BJ 0,88 dengan air
hingga 100 mL, tambahkan 2 gram Trinatrium
sitrat kedalam larutan Ammonia tersebut.
2. Campuran perbandingan volume etil metal keton :
piridin : air = 11 : 5 : 4
3. Campuran perbandingan volume etil metal keton :
aseton : air : ammonia pekat = 3,5 : 1,5
Cara kerja :
1. Penarikan warna dengan benang wool
1. Minuman tak beralkohol(minuman ringan)
Minuman tak beralkohol umumnya sudah bereaksi asam,
hingga dapat langsung dilakukan penarikan zat warna
dengan benang wool. Jika reaksinya tidak asam, harus
diasamkan sedikit dengan penambahan asam asetat atau
38
kalium hydrogen sulfat(KHSO4). Contoh yang diperiksa 30-
50 mL.
2. Minuman beralkohol(anggur)
Didihkan dahulu untuk menghilangkan alkoholnya, lalu
diperiksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asam
asetat atau kalium hidogen sulfat dahulu, sebelum zat
warnanya ditarik dengan benang wool. Contoh yang
diperiksa 30-50 mL.
3. Makanan yang larut(selai, kembang gula, gula
serbuk)
Larutkana dalam air, lalu periksa keasamannya. Jika perlu
asamkan dengan asam asetat atau kalium hidogen sulfat
dahulu. Contoh yang diperiksa 30-50 gram.
4. Makanan dengan komponen utama
pati(roti,biscuit, kue)
Geruslah 10 gram contoh hingga rata dengan penambahan
50 mL ammonia 2% didalam etanol 70%. Biarkan untuk
beberapa lama, putar dengan sentrifuge. Pindahkan cairan
kedalam cawan poerselin dan uapkan diatas penangas air.
Larutkan residu dalam air yang telah ditambahkan sedikit
asam asetat. Tarik zat warna dengan benang wool. Contoh
yang diperiksa 20 gram.
5. Manisan buah-buahan
Lakukan seperti petunjuk untuk makanan dengan komponen
utama pati.
39
6. Makanan yang mengandung banyak lemak(sosis, terasi)
1. Sosis
Campurkan baik-baik 20 gram contoh yang telah dihaluskan
dengan 14 mL air, 25 mL etanol dan 1 mL ammonia BJ 0,88
Biarkan selama 30 menit, saring lalu pekatkan cairannya.
2. Terasi ikan
Campurkan baik-baik 20 gram contoh dengan 6 mL air, 20 mL
aseton dan 1 tetes ammonia BJ 0,88. Kemudian sentrifuge dan
uapkan asetonnya diatas penangas air. Hilangkan lemak
dengan petroleum benzene.
3. Masukkan benang wool secukupnya kedalam contoh yang
sudah dipersiapkan. Panaskan diatas api sambil diaduk-aduk
selama 10 menit. Ambil benang wool, cuci berulang-ulang
dengan air bersih.
4. Masukkan benang wool kedalam gelas gelas piala 100 mL.
tambahkan larutan ammonia encer. Panaskan diatas penangas
air hingga zat warna pada benang wool luntur. Ambil benag
wool, saring larutan tersebut dan pekatkan diatas penangas air.
5. Totolkan pekatan pada kertas kromatografi, juga totolkan zat
warna pembanding(rhodamin B, metanil yellow) dengan uap
elusi.
6. Bandingkan rf bercak contoh dengan bercak standar.
7. Buat larutan pembanding dengan menimbang 10 mg/10 mL
alkohol.
40
Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Hasil : Tidak ada noda yang tampak
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan pewarna makanan
menggunakan metode kromatografi kertas noda tidak terlihat pada
kertas whatman. Maka dalam sampel yang diperiksa tidak
mengandung pewarna.
41
Penentuan Kualitas Minyak
(Angka Asam )
Pertemuan : XI
Hari/tanggal : Selasa / 24 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam
terhadap minyak tersebut.
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara
fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya
volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas
dalam 10 gram minyak atau lemak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. Alkohol 95%
3. Indicator phenolptalein
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
42
2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.
3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10
menit.
4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.
5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna
merah jambu.
Hasil : Hasil titrasi dengan KOH 0,4 mL
Perhitungan :
Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH
bobot contoh(gram)
= 0,4 x 0,1 x 56
5
= 0,448
Kadar asam lemak bebas%(FFA)
mL.KOH x N.KOH x BM x 100%
bobot contoh(gram) x 1000
= mL.KOH x N.KOH x BM
bobot contoh(gram)x 10
= 0,4 x 0,1 x 256
5 x 10
= 0,2048%
43
Angka asam = BM KOH
BM asam bebas /10 x %FFA
= 56
256/10 x 0,2048
= 0,448
Angka asam = Faktor konversi x %FFA
Faktor untuk Oleat : 1,99
Faktor untuk Palmitat : 2,19
Faktor untuk Laurat : 2,80
Faktor untuk Linoleat : 2,01
= 2,19 x 0,2048
= 0,448
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel
bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,448.
44
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA MAKANAN
Pertemuan : XII ( Tiga )
Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014
Tujuan : Mengidentifikasi kandungan formalin pada makanan.
Dasar teori : Percobaan hanya dilakukan pada makanan yang tidak
memiliki gugus perduksi seperti tahu. Senyawa kimia
frmaldehid bebentuk gas atau cair yang dikenal sebagai
formalin. Formalin dalam jangka pendek tidak dapat
menyebabkan keracunan, tetapi jika tertimbun diatas ambang
batas dapat mengganggu kesehatan.
Bahan : Tahu
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Gelas beker
5. Pipet volume
6. Penangas air
Reagensia :
1. Reagensia Metode KIT Formalin
45
2. Larutan reagen Schiff
3. H2SO4
4. H3PO4
Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. METODE KIT
1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus
2. Tambahkan 50 mL air panas
3. Homogenkan kemudian centrifuge
4. Ambil filtrate sebanyak 10 mL
5. Tambahkan reagen daei KIT sebanyak 4 tetes
6. AAmati perubahan dalam 5 menit, catat hasil
7. METODE SCHIFF
1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus
2. Tambahkan 50 mL aquadest
3. Kemudian tambahkan H3PO4 sebanyak 1 ml melalui
dinding tabung
4. Letakkan dalam tabung centrifuge, dan sentrifuge
5. Ambil 1 mL filtrate pindahkan ke tabung reaksi
6. Tambahkan 1 mL H2SO4
46
7. Amati perubahan yang terjadi
Catatan : (+) terbentuk warna ungu
Hasil :
Sampel 1 (+) terbentuk warna ungu
Sampel 2 Tidak terbentuk warna ungu
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan identifikasi kandungan
formalin pada bahan makanan menggunakan metode KIT dan Schiff
hasil dai 2 sampel yang diperiksa , 1 sampel positif dan satu sempel
negative.
47
Lembar Pengesahan
Palembang, 18 Juli 2014
Praktikan,
Lidya Anita Sianipar
40.01.11.0016
Pembimbing Praktikum,
Rosnita Sebayang, SK
top related