pendahuluan batubara - edit
Post on 07-Feb-2016
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Batubara
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar,
terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang
selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang
berlangsung selama jutaan tahun. Adapun proses yang mengubah
tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan
(coalification). Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-
beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan
berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan
(sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas
bumi serta perubahan geologi yang berlangsung, akan
menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-
macam.
Batubara terbentuk dari endapan, batuan organik yang
terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara
terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata
batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan
panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan
batubara.
Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali
digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang
menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan
batubara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang
logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal
tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani
yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu.
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Abu batubara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa
Romawi di Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah
digunakan oleh bangsa Romawi pada tahun 400 SM (Anonim,
2014).
Apabila suatu pohon yang mati kemudian jatuh ke dalam air
atau rawa yang cukup dalam, maka pohon tersebut akan
mengalami pembusukan baik secara biokimia maupun secara
kimia dan fisika. Pada kedalaman tertentu bakteri yang
menguraikan sisa pohon tersebut tidak dapat bekerja lagi,
sehingga perubahan yang terjadi selanjutnya hanya perubahan
fisik dan kimia. Dalam hal ini pohon tersebut tidak mengalami
pembusukan secara sempurna, dan lama kelamaan sisa
tumbuhan tersebut akan berubah menjadi suatu sedimen organik
yang kemudian disebut batubara.
1.1.1. Tempat Terbentuknya Batubara
Terdapat dua teori yang menjelaskan tentang tempat
dalam proses pembentukan batubara, yaitu:
a. Teori Insitu
Proses pembentukan batubara terjadi di tempat
asal tumbuhan tersebut berada. Tumbuhan yang telah
mati akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan
kemudian mengalami proses pembatubaraan tanpa
mengalami proses perpindahan tempat.
b. Teori Drift
Berdasarkan teori ini, batubara terbentuk bukan di
tempat asal tumbuhan itu berada. Tumbuhan yang telah
mati akan terangkut air hingga terkumpul di suatu
tempat dan mengalami proses sedimentasi dan
pembatubaraan.
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1.1.2. Proses-proses yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam
pembentukan batubara adalah:
a. Material Dasar
b. Proses Dekomposisi
c. Umur Geologi
d. Posisi Geotektonik
(Anonim, 2014)
1.1.3. Bentuk Lapisan Batubara
Dikenal beberapa bentuk lapisan batubara yaitu :
a. Bentuk Horse Back
Gambar 1.1
Horse Back
b. Bentuk Pinch
Gambar 1.2.
Pinch
c. Bentuk Clay Vein
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 1.2.
Clay Vein
d. Bentuk Burried Hill
Gambar 1.3.
Burried Hill
e. Bentuk Fault (Patahan)
Gambar 1.4.
Fault (Patahan)
f. Bentuk Fold (Perlipatan)
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 1.5.
Fold (Perlipatan)
1.2. Kualitas Batubara
Salah satu tahapan penting dalam rangkaian proses
eksploitasi dan produksi batubara adalah memahami benar tipikal
batubara dalam hal ini kualitasnya. Hanya batubara bernilai
ekonomis yang akan menjadi titik target untuk memenuhi
permintaan pasar. Demikian juga dalam rangkaian proses
produksi yang pada ujungnya akan berhubungan dengan
marketing dimana customer atau buyer (pembeli) akan membeli
produk batubara dengan parameter kualitas tertentu sesuai
dengan kebutuhan. Batubara sendiri merupakan endapan organik
yang mutunya sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
tempat terdapatnya cekungan, umur dan banyaknya kontaminasi.
ASTM merupakan suatu organisasi internasional yang
mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk,
sistem, dan jasa. ASTM membagi batubara berdasarkan tingkat
pembatubaraanya. Urutan batubara dari tingkat tertinggi sampai
terendah adalah anthracite, bituminous, sub-bituminous, dan
lignite. Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon tetap
(fixed carbon) akan meningkat sedangkan zat terbang (volatatile
matter) dan moisture(kelembaban) akan turun.
1.3. Pemanfaatan dan Pengolahan Batubara
1.3.1. Pemanfaatan Batubara
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pemanfaatan Batubara Berdasarkan cara
penggunaannya sebagai penghasil energi, batubara
dibedakan sebagai penghasil energi panas primer, biasanya
dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar
lokomotif, pereduksi proses metalurgi. Penghasil energi
sekunder, dimana batu bara tersebut tidak langsung
dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar
padat, bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar
cair), bahan bakar gas (konversi menjadi bahan bakar gas).
Pemanfaatan batubara sebagai energi panas kontak
langsung. Artinya batubara tersebut dimanfaatkan sebagai
bahan bakar pembangkit energi panas, dimana pada proses
pembakaran, batubara bersinggungan secara langsung
dengan materi lain tanpa ada pembatas, misalya dalam
proses pembakaran genting, kapur tohor, dan keramik.
1.3.2. Pengolahan Batubara
Setelah dilakukan penambangan, batubara kemudian
diolah untuk memisahkannya dari kandungan yang tidak
diinginkan, sehingga mendapatkan mutu yang baik dan
konsisten. Biasanya pengolahan ini disebut (coal washing
atau coal benefication) ditujukan pada batubara yang
diambil dari bawah tanah (ROM coal).
Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah,
disebut batubara tertambang run-of-mine (ROM), seringkali
memiliki kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti
batu dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai
ukuran. Pengolahan batubara juga disebut pencucian
batubara (coal benification atau coal washing) mengarah
pada penanganan batubara tertambang (ROM Coal) untuk
menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan
kebutuhan pengguna akhir tertentu. Agar bisa
Eko Nopiadie
H1C112078
PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menghilangkan kandungan campuran, batubara tertambang
mentah dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam
pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan yang
lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode
pemisahan media peralatan. Dalam proses demikian,
batubara dipisahkan dari kandungan campuran lainnya
dengan diapungkan dalam tangki berisi cairan dengan
gravitasi tertentu. Setelah batubara menjadi ringan,
batubara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan,
sementara batuan dan kandungan campuran lainnya yang
lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah
(Rizali, 2013).
Eko Nopiadie
H1C112078
top related