pemuda dalam persahabatan
Post on 23-Oct-2015
489 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pemuda Dalam Persahabatan
3
36
38
33
26
30
Pemuda Dalam Persahabatan
Intro
Menuju Persahabatan
eman yang baik akan memberi nasihat tanpa
menghakimi, bahkan ketika kita membuat salah
sekalipun. Dia akan memberi dukungan moril ketika kita
sedang „Down‟ atau mengalami hari yang kurang
menyenangkan. Dia akan ada di sisi kita, bukan saja saat kita
senang tapi juga ketika kita dalam kesusahan. Karena dia
sadar, hidup ini tidak ada yang seperti lagu „di sini senang....
di sana senang.... di mana-mana hatiku senang... lalalalala....
lalalalala... lalala.‟
Kalimat di atas merupakan petikan dari buku
Alexandra Dewi yang berjudul „The Heart inside The Heart‟
yang saya baca beberapa waktu lalu. Mengajarkan
bagaimana sebuah persahabatan seharusnya terbentuk.
Seorang wanita yang seharusnya memberikan semangat
kepada wanita karibnya dalam keadaan apapun. Susah-
senang, bahagia-kecewa atau bagaimanapunlah kondisi
teman kita. Tapi kadang, teman wanita malah menikung
dibelakang bersama pasangan yang sudah dekat bersama kita.
Ia seakan menjilat gula didalam manisnya teh yang di buat
T
5
mama. Ada juga wanita yang selalu memberikan bad
statetement kepada sahabatnya. Padahal tanpa kita sadari,
hal-hal semacam itu akan membuat persahabatan semakin
jauh lalu teman kita menjadi sedih dan kecewa. Merobohkan
rasa percaya diri mereka.
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya bulan Agustus
2010. Saat itu bulan puasa, saya, adik, ibu dan ayah saya
sudah terlelap pulas ketika api mulai membakar dinding
rumah kami dan menghabiskan kayu-kayu yang menjadi
tumpuan hidup keluarga kami. 3 buah rumah kayu hanya
menyisakan puing-puing arang hitam, hangus terbakar sudah.
Kami tak bisa berbuat banyak, meski dibantu oleh warga
sekitar untuk mematikan api yang berkobar sekitar pukul 2
dini hari itu.
Waktu itu saya sendirian tidur di kamar belakang.
Kamar saya dekat dengan „dapuran‟ bambu, lebih ke utara
lagi ada sebuah „blumbang‟ yang kering airnya. Aku
terbangun karena merasakan panas. Panas sekali waktu itu
dalam kamar. Mataku terbelalak,,, tanpa pikir panjang aku
langsung berusaha keluar. Tanganku meraba-raba kesana
kemari,, aku berusaha mencari dimana pintu kamarku berada.
Oh... sialll.... aku tak segera menemukannya. Setelah agak
lama mencari akhirnya ketemu juga pintu itu, aku buka
dengan susah payah dan aku langsung berlari keluar, cepat
sekali. menuju rumah depan dan membuka kuncinya, aku
keluar lalu memanggil..., berteriak meminta pertolongan.. aku
Pemuda Dalam Persahabatan
berteriak begitu keras... TOLONGG..TOLOOoo...NGGG
kebakaran.. kebakaran. Teriakanku semakin lantang.
Hingga akhirnya datang juga tetanggaku. Tanpa
komando mereka langsung menuju dalam rumah dan
mengeluarkan beberapa barang yang bisa diselamatkan. Ada
yang membawa kursi, meja-meja, almari, bangku, dan
beberapa perabot lainnya. Aku melihat ayahku juga sangat
panik, ayahku terus mengambil dan menyisihkan barang-
barang yang ia bisa selamatkan. Hanya mengenakan celana
pendek kolor, ayahku terus berjuang. Aku juga, sebisaku
mengambil dan membantu untuk mengangkat-angkat apa
yang bisa aku bantu. Karena tidak mungkin satu barang antik
itu diangkat oleh satu orang. Karena barang antik yang
terbuat dari jati itu adalah barang-barang yang berukuran
cukup besar. Tinggalan para leluhur suku jawa. Coba
bayangkan saja, ada sebuah perahu berukuran panjang 7
meter yang harus terbakar dibagian tengah dan sampingnya,
yang kala itu tergeletak disamping rumah sebelah barat. Ada
set ranjam atau tempat tidur jawa harus hangus tak berbekas.
Ada sebuah meja bundar yang pernah ditawar 8 juta oleh
teman ayahku(tidak diberikan), juga tidak berhasil di
selamatkan dari ganasnya api di musim kemarau kala itu.
Karena angin yang berhembus dari arah timur, hanya
30 menit rumahku sudah menyisakan bara api yang
menganga. Cukup panas dari radius 15 meter. Percuma, truk
pemadam sudah telat untuk datang setelah ketiga rumah ini
7
habis. Tak ada yang bisa diselamatkan dari pemadam, selain
berusaha mematikan api kecil yangn tersisa.
Aku tak bisa menceritakan kesedihan seperti apa yang
sedang di rasakan oleh ayahku. Ia tak menitikkan air mata
satu tetespun saat melihat buah kerja kerasnya harus lenyap
dengan sekejap. Tapi aku dapat melihat matanya berkaca-
kaca. Ia tak bisa menyembunyikannya padaku. “ngkau sangat
tegar ayah” rasaku dalam hati. ketika tak jarang ayahku
harus mengelap sebuah lesung sampai jam 12 malam untuk
mendapatkan rupiah demi rupiah.
Ketika ayahku harus berkeliling desa untuk
mendapatkan barang-barang antik yang masih tersisa dari
banyaknya pekerja macam ayahku. Ibu dan adikku harus
membantu ayahku menurunkan barang jika sampai dirumah.
Setelah itu harus membersihkan, merawat, lalu memperbaiki
jika ada bagian-bagian yang rusak. Kemudian dijual kepada
orang-orang yang minat untuk membelinya. Tapi, dalam 30
menit itu kami harus iklaskannya. Allah sudah menggariskan
ini.
Sehari pasca kebakaran, kami tinggal di bawah pohon
mangga. Kami dibuatkan tempat berteduh dari sebuah terpal
yang di bentangkan. Katanya tidak boleh jika menginap
dirumah tetangga sehabis kebakaran, ora elok. Kami terpaksa
tidur disitu beralaskan tikar yang di pinjami oleh tetangga.
Ada pula yang memberikan kami selimut, bantal, baju,
Pemuda Dalam Persahabatan
pakaian dan beberapa perlengkapan lain. Tentu, aku tak
melihat ayahku memejamkan mata apalagi pulas tertidur,
begitu juga dengan ibuku yang sedang hamil tua waktu itu.
Pagi sudah menjelang, aku berusaha untuk berangkat
kesekolah. Pakaian pramuka yang aku kenakan dipinjami
oleh keponakan saya, Mulyadi. Kesekolah aku hanya
berusaha memberitahu teman-temanku bahwa semalam
keluargaku mengalami peristiwa ini. karena masih banyak
yang perlu dibantu di rumah lalu aku putuskan balik lagi ke
rumah.
Tahukah kamu? Siang harinya aku terkejut saat
melihat teman-temanku datang untuk memberikan support
kepadaku dan keluargaku. Mereka datang membawakan
beras yang sudah rapi diwadahi dalam karung. Aku masih
ingat saat Fauzi memberikan pakaian dalam kardus. Ia dan
teman-teman juga amplop yang siserahkan kepada ayahku.
Tentu ini akan menjadi kenangan yang sangat berarti
dihidupku, aku rasa bagi keluargaku juga. Kami tidak akan
melupakan moment ini.
Sekitar pukul 10 malam tiba-tiba ibuku perutnya
kesakitan, sepertinya sudah tak tahan lagi untuk menahannya.
Semakin sakit dan tambah sakit. Kedua kalinya ia harus
dibawa ke bidan desa porong, sebelumnya, setelah kejadian
kebakaran itu terjadi. Ibu dibawa kesana menggunakan
sebuah Mitsubhisi Colt t milik ayah yang beruntung bisa
9
terselamatkan. Sesampainya di sana, ibu langsung masuk ke
dalam kamar.
Aku terdiam dan duduk sambil menyedot sebuah
wedang jahe di depan rumah bu bidan. Sebagian keluarga ada
di ruang tunggu sebagian lagi ada di luar juga bersama saya.
Beberapa waktu menunggu akhirnya bunyi tangisan bayi
pecah....laki-laki kata bidan.
Wahyu Bagus Eng Tyas. Nama yang diberikan bapak
untuk anaknya yang baru lahir di bulan puasa.
Pada saat persalinan sebenarnya ayah ingin membayar
biaya persalinan istrinya. Namun karena kebaikan yang
diberikan sahabatnya akhirnya ayah tidak harus membayar
biaya tersebut.
Singkat cerita sehabis peristiwa kebakaran itu, banyak
sekali teman-teman dari ayah datang untuk menyampaikan
kesedihannya, mereka masih tidak percaya dengan yang
mereka lihat sekarang, gubuk kecil ditengah sisa arang
berdinding gedhek. Keluarga ibu dari Wirosari juga datang
waktu itu. Orang-orang masih bertanya-tanya sebenarnya
kenapa ini bisa terjadi.
Kita kembali saja ke topik mencari persahabatan.
Mulai saat ini carilah sahabat sejatimu, temukan
dimana ia berada dan jemputlah takdirmu, sahabat yang Allah
ciptakan untukmu. ketika kebakaran itu terjadi aku tidak
Pemuda Dalam Persahabatan
memiliki lagi baju-baju sekolah yang harus aku kenakan. Saat
ini, aku merindukan seorang sahabat yang dulu memberikan
sepasang baju olah raganya kepadaku agar aku dapat
mengikuti pelajaran olah raga di sekolahan. Kadang, Pakaian
itu masih saya kenakan sampai sekarang. Dia merupakan
salah satu sahabat baikku, Ichsan namanya.
Aku juga ingat bagaimana seorang sahabat
menguatkanku dalam bulan-bulan kemarin. Mereka
melakukan aksi solidaritas untukku. Mereka harus merelakan
tenaga dan pikirannya. Karena mereka datang dari jauh, ada
yang dari madura, tulung agung, kudus, pati dan tempat
lainnya. Mereka datang untuk menguatkan bathinku yang
sedang bimbang kala itu. Sahabat sejati akan menguatkanmu
disaat kamu rapuh, akan menegurmu saat kamu salah jalan,
dan ia akan tersenyum disaat kamu berhasil.
Kudus on Monday, December 30, 2013 at 01:20am
-Twitter : @PranataWahyu-
11
Pagi selalu menjadi inspirasi terbaik
agi selalu menjadi inspirasi
terbaik. Saat temaram terpaksa
padam dan digantikan sang fajar. Ibu-
ibu rumah tangga yang mengurusi halaman rumah mereka.
Alunan sak gepok lidi yang sejajar yang masih selalu sama
setiap pagi. Atau, celoteh mengenai buruh kerja di rumah
mereka yang tak profesional menggosok baju. Karakter ibu
rumah tangga.
Pagi selalu memberi apa yang tak pernah kita minta
tapi sangat kita kehendaki. Saat mata sayup-sayup
menangkap benda-benda disekeliling yang tak sempat
dirapikan. Tanganpun masih menyelinap dibawah bantal.
Pede mencium aroma geraian rambut yang masih wangi. Ada
yang bilang, wanita terlihat begitu cantik ketika mereka baru
bangun dari tidur semalaman. Senyum simpul sipu malu.
Kelap kelip telepon genggam, melirik sejenak.
Ternyata bukan yang ditunggu…......
Atau, saat perut terasa lega karena baru saja
mengeluarkan isi. Saat tercium aroma nasi goreng lengkap
dengan telur ceploknya. Atau juga, secangkir kopi cokelat
P
Pemuda Dalam Persahabatan
yang menggelembung kental permukaannya. Ah........
membikin perut menari-nari minta isi lagi.
Merentangkan tangan, merebahkan tubuh di atas
kasur, menghirup nafas dalam-dalam, dan memejamkan
mata. Hidup ini indah begini adanya.
Surabaya on Wednesday, May 9, 2012 at 11:00am
-FB : Binti Quryatul Masruroh-
13
Kisah Tejo dan Boti Kumal
Persahabatan...apa sih makna persahabatan menurut
kalian? Wah, kalau ditanya soal persahabatan, kita semua pasti
punya definisi masing-masing tentang hal yang satu itu. Iya kan?
Ya, whatever deh kita mau mendefinisikan apa tentang sebuah
‘friendship’, yang pasti dalam hidup itu pasti ada yang namanya
sahabat, iya kan?
Kalau ngomongin soal sahabat, tentu banyak kisah yang
udah kita torehkan bareng sahabat. Tapi perlu kita ketahui kalau
ternyata di dunia ini persahabatan gak Cuma terjalin di antara
sesama manusia aja lho, tapi ada juga persahabatan yang terjalin
di antara manusia dan hewan. Kayak kisah fenomenal di negeri
Jepang sana. Ada sebuah kisah persahabatan antara seorang
manusia dengan seekor Anjing bernama Hachiko. Udah pernah
denger kan cerita tentang Hachiko? Sebenernya masih ada banyak
lagi kisah serupa di dunia ini, termasuk di Indonesia, negeri kita
tercinta ini. Well... di bawah ini ada sebuah kisah singkat tentang
persahabatan antara Boti, seekor Anjing hitam besar dengan
seorang TNI bernama Tejo. Yuk kita baca aja kisahnya!
Persahabatan...apa sih makna persahabatan menurut
kalian? Wah, kalau ditanya soal persahabatan, kita semua
pasti punya definisi masing-masing tentang hal yang satu itu.
Pemuda Dalam Persahabatan
Iya kan? Ya, whatever deh kita mau mendefinisikan apa
tentang sebuah „friendship‟, yang pasti dalam hidup itu pasti
ada yang namanya sahabat, iya kan?
Kalau ngomongin soal sahabat, tentu banyak kisah
yang udah kita torehkan bareng sahabat. Tapi perlu kita
ketahui kalau ternyata di dunia ini persahabatan gak Cuma
terjalin di antara sesama manusia aja lho, tapi ada juga
persahabatan yang terjalin di antara manusia dan hewan.
Kayak kisah fenomenal di negeri Jepang sana. Ada sebuah
kisah persahabatan antara seorang manusia dengan seekor
Anjing bernama Hachiko. Udah pernah denger kan cerita
tentang Hachiko? Sebenernya masih ada banyak lagi kisah
serupa di dunia ini, termasuk di Indonesia, negeri kita tercinta
ini. Well... di bawah ini ada sebuah kisah singkat tentang
persahabatan antara Boti, seekor Anjing hitam besar dengan
seorang TNI bernama Tejo. Yuk kita baca aja kisahnya!
Kisah Si Boti berawal pada tahun 1976, ketika
seorang tentara muda bernama Tejo ditugaskan untuk
menjaga pertahanan keamaanan di Timor-Timor. Ketika itu
dia beserta rombongannya bermukim di desa Gariuai,
BauBau. Di desa tersebut, Tejo menemukan seekor Anjing
yang terlihat murung dan kesepian. Mengendus sisa-sisa
makanan di tong sampah, demi bertahan hidup. Anjing kecil
yang terlihat buluk, bulunnya pun sudah panjang dan kusam.
Berbeda dengan anjing peliharaan di kota yang terawat rapi.
15
Tak tega Tejo melihatnya, akhirnya ia memutuskan
untuk merawat Ajing tersebut kemudian dibawalah pulang
seekor anjing kecil ke barak TNI. Di tengah-tengah ledakan
sejata api yang memburu di kawasan tersebut, Tejo tak lupa
merawat anjing kecil yang menjadi tanggung jawab barunya
itu. Tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi
sesama makhluk Tuhan. Dan sejak saat itu pula Anjing
kesepian itu ia beri nama “Boti”.
5 bulan sudah berlalu, persahabatan di antara Boti dan
Tejo si tentara muda semakin terjalin. Kemana pun Tejo
pergi, Boti selalu mengikuti, bahkan ketika tuannya
menjalankan tugas patroli mengelilingi daerah-daerah rawan
baku tembak.
Tepat setelah setahun persahabatan di antara Tejo dan
Boti terjalin, cyrus yang semula berarak di atas langit mereka
berubah menjadi mendung yang begitu pekat. Tahun 1977
Tejo dan rombongannya harus kembali ke Batalyon-nya yang
berada di Bandung. Ketika Tejo dan pasukannya embargasi
di pelabuhan Dili, Boti terlihat bersedih, begitu bersedih. Ia
memandangi Tejo begitu lekat sampai akhirnya butiran air
mata menghias kedua mata Boti. Ya, Boti menangis. Ia tak
rela berpisah dengan sahabatnya. Ia seolah ingin ikut bersama
sahabatnya kemanapun sahabatnya pergi seperti yang selama
ini ia lakukan. Tapi Tejo tak dapat berbuat apa-apa karena
pada pemeriksaan yang dilakukan CPM di pelabuhan Dili.
Tejo dan pasukannya tidak diperbolehkan membawa hewan
Pemuda Dalam Persahabatan
jenis apapun. Dengan berat hati Tejo harus rela berpisah
dengan Boti, sahabat barunya tersebut, begitu pun sebaliknya.
Perpisahan telah benar-benar terjadi. Tejo benar-benar
meninggalkan Boti di tempatnya bertugas. Namun kenangan
yang telah ia torehkan bersama Boti tak akan pernaah ia
lupakan sampai kapan pun, bahkan sampai Tejo memiliki
anak cucu. Ketika ada kesempatan reuni bersama teman-
teman seperjuangan di Timor-Timor dulu, Tejo selalu
menyempatkan mengenang Boti dan kembali membuka cerita
tentang Boti di hadapan teman-temannya. Bagaimana pun
Boti adalah kenangan terindah yang mengiringi operasi
Seroja di Timor-Timor yang telah ia emban bersama teman-
teman seperjuangannya.
-Eka Pratiwi Taufanty-
17
Tanda Sahabat Sejatimu
Mencari seorang sahabat yang sejati di masa ini sangatlah
sulit, umumnya kita hanya mendapatkan teman yang
memiliki maksud tertentu, entah karena materi, kepandaian,
atau mencari gratisan. Apakah kamu memiliki seorang teman
dekat yang kamu anggap sahabat sejati? Benarkah ia adalah
sahabat sejati bagimu? Nah, sekarang cobalah cek sahabat
mu, apakah mereka termasuk sahabat sejati atau bukan. Ada
beberapa tanda yang bisa kamu cermati, untuk
mengetahuinya, check this out !!! :
☺ Saling menyenangkan
Dalam sebuah persahabatan sering kali diwarnai keadaan
sedih-senang, diperhatikan-diabaikan, dihibur-disakiti,
dibanggakan-dikecewakan, dan lain sebagainya. Jika ia
adalah sahabat sejatimu, maka kalian pasti mampu mengatasi
itu dengan membawa keadaan itu menuju perasaan yang
saling menyenangkan satu sama lain. Kamu senang bersama
sahabatmu dan begitu juga sebaliknya dengan temanmu. Ia
akan senang jika bersama denganmu.
Pemuda Dalam Persahabatan
☺ Tidak saling berkompetisi
Tidak ada persaingan dalam sebuah persahabatan sejati.
Yang ada hanyalah saling mendukung keberhasilan masing-
masing untuk kesuksesan yang sudah menanti. Serta saling
memotivasi, untuk mencari cara baru dalam sebuah peluang.
Karena sesungguhnya persahabatan adalah sebuah ikatan
emosional yang membutuhkan usaha pemeliharaan dari
sebuah kesetiaan. Bukan saling mendahului hingga sahabat
kita tertinggal jauh di belakang lalu kita melalaikannya.
☺ Tidak ada kebohongan
Sahabat tidak akan memasukkan sebuah pukulan dalam
kasih sayang. Artinya, sahabat akan menyatakan apa yang
buruk dari sahabatnya dengan tujuan ia akan berubah. Tetapi
jika sahabat menyembunyikan kekurangan dari sahabatnya
hanya untuk menghindari konflik, itu berarti ia bukanlah
sahabat yang baik bagi mu. Kadang-kadang kejujuran itu
menyakitkan dan akan menjadikan kita lebih baik. Ibarat
kata, kejujuran itu akan manis pada waktunya.
☺ Selalu siap memberi bantuan
Bukan hanya hal-hal menyenangkan saja yang kita
dapatkan dalam bersahabat. Namun ada kalanya sahabat yang
membutuhkan kita. Kadang-kadang mereka membutuhkan
bantuan berupa materi, dukungan moril, maupun non materi
19
lainnya. Seperti ketika ia sedang galau, sahabat
membutuhkan bahumu tuk mengeluarkan air matanya,
mencurahkan isi hati bercerita sedikit mengenai keluh
kesahnya atau kadang hanya sedang ingin bergosip.
☺ Pendengar yang baik
Hanya menjadi pendengar setia, itu sudah lebih baik.
Walau tak memberikan advise, tetapi setidaknya ia
mendengar, memahami, dan menghibur itu sudah lebih dari
cukup.
☺ Siap beradaptasi
Artinya, meskipun menjalani hidup yang berbeda tetapi
sahabat bisa beradapatasi dalam kehidupan sahabatnya.
Dari ulasan diatas, kita tahu bahwa dalam persahabatan
kadang dihiasi perasaan lelah dan jengkel terhadap sahabat
yang kita miliki. Namun pada dasarnya, justru hal itulah yang
membuat persahabatan bernilai indah. Let Go It.
-Anggi Yus-
Pemuda Dalam Persahabatan
Biarkan kubaca hatimu
Perih menyatu dengan kasih yang lirih
Menyamarkan dua sisi yang berselisih
Menuntun meski tertatih
Sesak namun tak beralih
Cinta kasih menjadi dalih
Tuk sebuah pengorbanan yang kau pilih
Dilema merasuk ke dalam sanubari di malam sendu
Mengoyak mimpi yang hidup di setiap helaan nafasmu
Mencipta bimbang, menghidupkan pilu yang bertalu di
batinmu
Menguntai kata menjadi Tanya yang menggema seirama
detak jantungmu
Nyaris menenggelamkanmu, nyaris melucuti akal sehatmu
21
Namun, sahabatku...
Apa kau tahu sesuatu?
Ada cahaya yang berpendar dari hatimu
Bersenyawa dengan hembusan angin yang berbisik di kalbu
Seakan berkata penuh makna pada mata dan senyum
hangatmu
Terbaca jelas dalam tutur lakumu
Seolah makin tegaskan ruh dari cahaya itu
Kini semua tahu, wahai sahabatku...
Cahaya kasih nan tulus penuh keikhlasan lah yang memancar
darimu
Yang perlahan mengubah kisah lalu menjadi lantunan syair
merdu nan syahdu
Yang hapuskan ragu tuk katakan bahwa kau memang sahabat
sejatiku
Tanpa peduli siapapun kamu dan bagaimana pun dirimu
-Eka Pratiwi Taufanty-
Pemuda Dalam Persahabatan
Rahasia dibalik
Persahabatan
Manfaat unik di balik persahabatan yang kita jalani,
terlebih antar perempuan. Karena persahabatan antar
perempuan lebih erat dibandingkan laki-laki. Tidak hanya
manfaat secara psikologis, tetapi juga kesehatan fisik.
Menurut sebuah penelitian yang dilansir oleh Oprah.com,
menyebutkan keuntungan mempunyai sahabat, diantaranya:
➺ Lebih Berani
Dalam sebuah percobaan yang dilakukan responden untuk
berdiri di dasar bukit curam , diketahui mereka yang bersama
sahabat lebih berani untuk mendaki dibandingkan mereka
yang sendiri. Ini membuktikan bahwa seseorang akan lebih
berani dan optimis dalam menghadapi suatu masalah ketika
bersama sahabat.
➺ Resiko Kematian Berkurang
Menurut hasil penelitian yang dilakukan tim dari Universitas
Harvad, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dukungan
sahabat mampu memperkecil resiko kematian akibat suatu
penyakit akut. Selain itu, dukungan sosial dari sahabat atau
23
teman mampu mengurangi resiko depresi, pikun dan darah
tinggi.
➺ Mengatasi Stres dengan Baik
Perempuan cenderung mencari dukungan dari sahabatnya
ketika mereka merasa stress. "Respon wanita jauh lebih
efektif dalam mengurangi stres, mungkin ini salah satu alasan
wanita cenderung hidup lebih lama dibandingkan pria," kata
Terri Apter, PhD, profesor psikologi di Universitas
Cambridge.
Nah, itulah beberapa manfaat yang mungkin tidak anda sadari
dalam hidup ini. Sudahkah Anda menyadarinya?.
-Anggi Yus-
Pemuda Dalam Persahabatan
Tuan Otak
Wahai tuan yang disana
Tulikah engkau akan jeritan bayi yang terluka
Akan tangisan anak yang tak berdosa
Kau matikan ibu bapaknya
Kau remukkan perlindungannya
Tak adakah setitik putih dalam kau
Diantara kebanyakan hitam dalam otakmu
Atau bahkan mantel biru tuk kami
Atas granat dan pelurumu
Di bawah bendera merah yang kau kibarkan
25
Hitam
Kutadahkan tangan
Memohon bapak pencabut nyawa
Menyapa tuan di singgasana
Mengajak tuan bersamanya
Dalam hidup yang tak dapat tuan tolak
-Anggi Yus-
Pemuda Dalam Persahabatan
Kusam Kulit Anak jalanan
eringat bayang-bayang kenangan pada kereta
ekonomi Rapih Doho Blitar-Surabaya. Selalu anak
itu lagi yang mengamen. Kulit kusamnya bersembunyi
dibalik ukulele dan balutan kaos yang seringkali itu-itu saja
yang dia pakai. Memang, hampir dipastikan setiap dua
minggu aku pulang ke kampung halaman, menapaki kereta
yang sama, yang saban hari memuat ribuan manusia dengan
aneka rupa, lengkap dengan berbagai seluk beluk
permasalahan hidupnya.
Kereta ekonomi Rapih Doho memang tak pernah sepi
penumpang. Apalagi dengan sistem baru yang tak terlihat
transparansinya itu. Setiap orang yang menginginkan pergi
mengendarai besi tua warisan Belanda tersebut harus
mengantri sejak pukul tiga pagi jika ingin mendapatkan
selembar tiket lengkap dengan nomer tempat duduknya. Ada
pula yang dengan sengaja mendatangi stasiun sejak pukul
dua, dengan tujuan yang sama. Akupun juga seperti mereka,
kadangkala. Terpaksa mengantri sejak sebelum subuh, demi
mendapatkan tiket kendaraan „sejuta umat‟ yang memang
tergolong ekonomis. Namun itu pula tergantung moodku.
Karena jika aku mau, aku bisa saja naik kereta tanpa membeli
T
27
tiket terlebih dahulu. Toh, nanti aku tetap bisa membayar di
dalam kereta. Lagi-lagi......
Belakangan sorotan mataku peka terhadap anak-anak
jalanan. Mereka yang memperjuangkan hidupnya, berani
melawan sengatan terik matahari, melawan derasnya air
hujan, melawan dinginnya malam di pinggir-pinggir jalan.
Gerak langkah mereka seakan tak takut apapun. Melawan
arus melewati puluhan mobil di jalan-jalan besar. Bersahabat
dengan peralatan semir sepatu, dengan kemoceng, lap cucian
mobil, dengan koran-koran yang juga sering memberitakan
mereka, dengan pula bungkus-bungkus snack atau dengan
pula gelas aqua yang mereka ulurkan kepada siapa saja yang
mungkin mengikhlaskan recehannya.
Anak-anak kecil dengan kulit cokelat kusam, kurus,
tak sungkannya mengelap kaca-kaca mobil, menjual makanan
dan minuman, menjual koran, bahkan ada yang hingga
terang-terangan mengemis. Mereka jugalah anak-anak yang
sudah akrab dengan alas dan bantal mesteran depan toko,
atau selimut nyamuk dan sengatan terik matahari.
Mendapatkan uang hari itu juga, untuk makan hari itu juga,
dan begitulah selanjutnya.
Apakah itu artinya bekerja?? Ah.. bahkan sepertinya
mereka tak paham betul apa itu bekerja. Seorang bapak yang
mencari uang untuk istri dan anaknya? Seorang ibu yang
mengemis dan mengamen dengan menggendong balitanya di
Pemuda Dalam Persahabatan
dalam kereta? Atau, mereka sendiri, anak-anak yang rela
menghabiskan siang malam di jalanan yang disebut bekerja?
Seperti minggu-minggu yang seringkali kulalui,
tujuan keretaku selalu berhenti di stasiun besar di Surabaya,
yang kabarnya bulan-bulan ini akan dikhususkan untuk
pemumpang kelas bisnis dan eksekutif, tak akan lagi
menampung kereta berlebel ekonomi. Lagi-lagi, masyarakat
„kelas ekonomi‟ dipersulit. Di setiap stasiun-stasiun besar
kereta biasa berhenti, berhamburan anak-anak manusia keluar
dari gerbong-gerbong kereta. Langkah kakinya menyusuri
bantalan rel kereta api, menuju kereta lain yang masih
terhenti. Mengamen lagi. Mereka seakan tak memiliki beban.
Melakukan ritual yang sama saban harinya. Seperti biasanya
mereka melahap butiran-butiran dan suapan-suapan nasi.
Data anak jalanan dari tahun ketahun semakin
meningkat. Tercatat pada tahun 2010, jumlah anak jalanan di
Indonesia diperkirakan mencapai 200.000 anak, dan sekarang
(2012) meningkat menjadi 230.00 anak. Itu artinya jumlah
anak jalanan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Bukan tanpa alasan aku sering menolak mereka yang
mengemis atau mengamen dikereta ataupun di jalanan.
Dalam undang-undangpun sudah tertulis jelas. Fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Selalu
memberi mereka yang meminta-minta, justru akan
memperbanyak jumlah anak-anak bangsa yang menjadi anak
29
jalanan. Mereka akan berfikir, bahwa tak harus bekerja keras
berpendidikan tinggi dengan mengeluarkan uang untuk bisa
mendapatkan uang. Toh mereka tinggal berkeliaran dijalanan,
melakukan apa yang mereka mau dan mereka bisa, dengan
tidak ada perjuangan untuk merubah taraf menjadi lebih baik.
Lagi-lagi pemerintah yang harus peka dan tanggap.
Pemberian uang dan dana besar bukanlah solusi yang kiranya
mampu mengentaskan permasalahan mereka. Uang hanya
akan berhenti di perut, bukan di otak. Jaminan pendidikan
yang mumpuni yang memungkinkan mereka bisa keluar dari
kungkungan kebiasaan mereka. Dinas sosial adalah lembaga
pemerintah yang harus bekerja keras. Mengurus setiap
mereka, anak-anak jalanan, yang benar-benar yang mampu
lagi mempertahankan hidup dengan cara lain, atau justru
terdapat oknum-oknum tertentu yang justru memanajemen
mereka, memanfaatkan mereka untuk menjadi symbol belas
kasihan yang mampu mendatangkan uang.
Masyarakatpun harus tanggap. Selalu mengasihani
dan memberi mereka yang berada di jalanan bukanlah solusi
yang semata-mata membantu mereka. Uang akan lebih
menjadi sesuatu yang bermanfaat jika berada di tangan
lembaga-lembaga sosial semacam LSM, ormas, organisasi
agama dan lembaga lainnya yang bisa diajak bekerja sama.
-FB : Binti Quryatul Masruroh-
Pemuda Dalam Persahabatan
Pemuda Bukanlah
Banci yang Harus Lari
Pemuda selalu memiliki mimpi-mimpi yang hebat. Ia
sering merenung sendiri ditempat yang ia sukai. Memikirkan
tentang langkah-langkah kedepan yang mungkin sebagian itu
hanya akan menjadi buaian sesaat. Tapi kebesaran mimipi itu
tak dapat dilepaskan dari jiwa setiap pemuda yang hidup.
Mimpi, ia selalu menjadi teman dan semangat disetiap
langkah anak muda. Menjadi pendorong lahirnya gerakan
kreatif yang kemudian dibalut dengan butir kismis yang
diibaratkan sebagai luapan energi yang berlebih. Menjadi
penambah gairah dikala orang lain mulai menertawakan
ketidak mungkinan mimpinya.
Pemuda dalam mimpi-mimpinya, kadang ia
mengesampingkan realitas hidup, ia masih terus yakin apa
yang telah ia yakini sekarang, bahwa itu akan menjadi
kenyataan di hari esok, entah itu kapan namun pasti. Dalam
yakin, Tuhan yang Maha Pengasih akan memeberinya
„makan’ yang cukup hari ini. Seorang pemuda juga tidak
akan kalah untuk berjuang. Ketika senja telah
31
menyambutnya, Ia baru menyelesaikan tugas-tugas kuliah
yang menjadi kewajibannya. Lalu, ketika Ia pulang, Ia akan
melihat, burung pipitpun baru kembali kesarangnya untuk
menyuapi anaknya disore hari. Burung itu berhasil
memberikan makanan kepada anaknya 3 kali hari ini.
Selain berdasarkan keyakinan dan kerja keras.
Seorang pemuda akan senantiasa menolong orang-orang
yang membutuhkan yang berasa di sekitarnya. Ketulusan
jiwa yang masih murni. Ia akan menjunjung tinggi nilai-nilai
sosialis yang telah diajarkan orang tuanya semenjak kecil.
Ketika orang tuanya perpesan, “Nak, hidup ini bisa
diselesaikan dengan rumus-rumus matematika yang kau
pelajari setiap malamnya. Namun, pelajaran hidup hanya
dapat diselesaikan lewat empati dan membaca hati manusia
lainnya.”
Pemuda tidaklah cengeng, yang akan lari dari
permasalahan-permasalahan yang mengejarnya. Ia tidak akan
mengaduh berulang kali sampai air matanya disia-siakan.
Pemuda seperti banci yang ketakutan ketika malam
penggerebekan itu berlangsung. Sebaliknya, pemuda akan
mengatakan “aku telah melakukan itu kepada anak ibu dan
saya akan bertanggung jawab.” Pemuda akan menerima
konsekuensi dari apa-apa yang telah itu lakukan, termasuk
bullying dari orang-orang yang tidak suka kepadanya. Ia akan
menjawab itu dengan beberapa karya dan bukti nyata kepada
orang yang telah menghinanya. Hingga mereka menyadari
Pemuda Dalam Persahabatan
atau tidak bahwa itu adalah tamparan bagi orang-orang yang
menyatakan bad statement.
Kudus on Monday, December 30, 2013 at 12:48 pm
-Wahyu Dwi Pranata-
33
Cerita Padi
Kau tau tentang padi yang baru disemai?
Ya.. Warnanya masih hijau kekuningan, warna tanda
semangat
Itu adalah warna paling indah yang pernah kutemui dari
semua jenis warna lainnya
Tapi ini cerita tentang padi yang ditanam di lapang
Mungkin kau akan bertanya kenapa di lapang
Salah kah....??
Kemarin aku melihat padi itu tersiram air mendidih
Bisa kau bayangkan bagaimana padi itu kesakitan?
Aku saja takut membayangkannya
Pemuda Dalam Persahabatan
Daunnya belum genap lima helai
Ia gelagapan, kepanasan
Mengenangnya saat ia mulai tumbuh adalah saat yang paling
menyenangkan sekaligus menyakitkan
Padi itu pernah berfikir bahwa mungkin hari itu akan datang
menghampirinya
Bukan hanya menghampiri, tapi memaksa menjemputnya
Karena lapang sepertinya memang bukan tempatnya
Lapang itu hanya bisa jadi tempat sementara untuknya
Tempat ketika malam datang
Atau ketika subuh berkumandang
Ah.... Kini ia tak tahu harus apa
Semangat hidupnya meleleh bersama air yang
menumpahinya
Air mendidih itu telah benar berhasil mengisap protein
tubuhnya
Walau dengan nafas sengal
35
Ia mencoba rock n roll kembali
Sekarang ia tengah berfikir, bahwa ini „hanya‟ masalah waktu
Satu yang pasti.. Kelak, ia ingin menjadi padi yang berisi
Ditengah padi-padi kurus yang termakan serangga
Atau padi-padi tak berisi yang tumbuh ditengah musim
kemarau
Dan kelak orang akan kesana kemari mencari pemiliknya,
menenteng „proposal hatinya‟
Ia adalah padi yang tak sembarang orang bisa memahami.
Surabaya on Sunday, March 18, 2012 at 10:18am
-FB : Binti Quryatul Masruroh-
Pemuda Dalam Persahabatan
Mendung Berganti
Cyrus
Nafasku nyaris tenggelam
Hanyut bersama rintihan; jauh kedalam
Tak ada yang mendengar, apa lagi tuk bersandar
Semuanya nampak samar
Dan warnaku pun memudar
Biarkan semua itu jadi catatan di atas pulam
Biarkan semua berkelakar
Acuhkan saja bila pilu kembali datang
Sebab kini kupunya pelita yang berpijar
Yang lafadzkan keyakinan bahwa aku tak sendirian
Kau adalah sahabat satu tujuan
Sama rasakan sisa cahaya di pelukan
Kaulah jawaban dari Tuhan
37
Atas pintaku dalam sujud dan tulisan
Kau beri nyawa pada mimpi yang mati suri
Kau ajakku tersenyum tatap cyrus yang berhembus
Langitku ternyata tak selamanya berkabung
Mendung pun tak selamanya merundung
Kini ada angin yang bersenandung
Petik dawai sang syukur yang Agung
Bernafasku kini, usir sunyi dalam relung
Tak sendiri dan tak mematung
Tapi bersamamu, bernyanyi di atas rakit yang kita dayung
Hingga senja enggan tuk bergabung
-Eka Pratiwi Taufanty-
Pemuda Dalam Persahabatan
39
Pemuda Dalam Persahabatan
Tuesday, December 31, 2Tuesday, December 31, 2013
Diselesaikan 31 December 2013
top related