pemilu dpr, dpd dan dprd tahun 2014 - kpud-cilacapkab.go.id · penyelenggaraan/ pelaksana,...
Post on 15-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 14 15
KPU KABUPATEN CILACAPTAHUN 2014
www.kpud-cilacapkab.go.id
PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Pemilu DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014
0 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
1 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Pengantar
Adanya fakta bahwa pada Pemilu 2009 tingkat suara yang tidak sah
secara nasional adalah 14,3 % dan tren partisipasi Pemilu yang
semakin menurun menjadi tantangan utama penyelenggara Pemilihan
Umum. Dalam upaya tersebut KPU memerlukan dukungan seluruh
elemen masyarakat untuk dapat menggelorakan semangat kepada
pemilih agar dapat menggunakannya pada Pemilihan Umum 2014.
Dengan demikian semua pihak harus dapat mendukung upaya
penyelenggara Pemilu dalam hal:
1. Meningkatkan kualitas proses pemilu;
2. Meningkatkan partisipasi pemilih;
3. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi;
4. Membangkitkan kesukarelaan masyarakat sipil dalam agenda
pemilu dan demokratisasi.
Oleh karena itu KPU Kabupaten Cilacap menyusun buku berisi
informasi tentang tahapan, jadwal, dan program Pemilu Anggota DPR,
DPD, dan DPRD Tahun 2014 dan informasi lain yang diharapkan
menambah khazanah pengetahuan bagi pemilih sehingga dapat
menjadi pemilih yang cerdas dan cermat.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam pelaksanaan tugas-tugas kita.
Cilacap, Februari 2014
Tim Penyusun
3 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
BAB I
NEGARA DEMOKRATIS
Ciri Negara Demokratis:
o Adanya Penyelenggaraan Pemilu secara berkala.
o Adanya pemerintahan yang terbuka, akuntabel dan responsif
o Adanya perlindungan atas HAM
o Berkembangnya Civil Society dalam masyarakat
Pemilihan Umum
Pemilu merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi
yang pada prinsipnya diselenggarakan sebagai sarana kedaulatan
rakyat, sarana partisipasi masyarakat, memilih pemimpin politik dan
sarana sirkulasi elit
UNTUK APA PEMILU?
TUJUAN PEMILU(Election Objectives)
KETERWAKILAN
POLITIK(Political
Representativeness)
INTEGRASI
NASIONAL(National Integration)
PEMERINTAHAN
EFEKTIF(Effective
Government)
4 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
BAB II
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD
TAHUN 2014
Dasar Hukum
o UNDANG UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945
Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat (1),
Pasal 20, Pasal 22C ayat (1) dan ayat (2), Pasal 22E, Pasal 24C
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
o UNDANG UNDANG
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang: Partai Politik.
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang:
Penyelenggara Pemilihan Umum.
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang: Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
o PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilihan Umum, dan Dewan Kehormatan
Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun
2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik
Peneyelenggara Pemilihan Umum;
Peraturan KPU Nomor 1 2010 Tentang perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 tahun 2008
tentang tata kerja komisi pemilihan umum, komisi pemilihan
umum provinsi, dan komisi pemilihan umum kabupaten/kota
sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 21 tahun 2008 dan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 37 tahun 2008;
Peraturan KPU Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Keenam Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07
5 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Tahun 2012 Tentang Tahapan, Program dan Jadual
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan KPU Nomor
19 Tahun 2013;
Peraturan KPU Nomor 10 2013 Tentang: Tentang
Penyusunan Daftar Pemilih Di Luar Negeri Untuk Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun
2013 Tentang Pembentukan Dan Tata Kerja Panitia Pemilihan
Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tahun 2014.
Asas Pemilihan Umum
Asas Pemilu yaitu Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang
akan diuraikan sebagai berikut:
1. Langsung: pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya,
tanpa perantara;
2. Umum: berarti pada dasarnya semua warganegara yang memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan dan minimal dalam usia sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah/pernah kawin berhak
ikut memilih dalam pemilihan umum. Warganegara yang sudah
berumur 21 (dua puluh satu) tahun berhak dipilih. Jadi, pemilihan
yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan
yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara yang telah
memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi suku, agama,
ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status social dan lain-
lain;
6 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
3. Bebas: berarti setiap warganegara yang berhak memilih bebas
menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun.
Di dalam melaksanakan haknya, setiap warganegara dijamin
keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak
hati nurani dan kepentingannya;
4. Rahasia: berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin
bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan
dengan jalan apapun. Asas rahasia ini tidak berlaku lagi bagi
pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan
secara sukarela bersedia mengungkapkan pilihannya kepada pihak
manapun;
5. Jujur: berarti dalam menyelenggarakan pemilihan umum;
penyelenggaraan/ pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta
Pemilu, pengawas dan pemantau Pemilu, termasuk pemilih, serta
semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap
dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
6. Adil: berarti dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan
peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari
kecurangan pihak manapun.
Asas Penyelenggaraan Pemilu
o Mandiri
o Jujur
o Adil
o Kepastian hukum
o Tertib penyelenggaraan
o Kepentingan umum
o Keterbukaan
o Proporsional
o Akuntabilitas
o Efisiensi
o Efektivitas
7 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN
DPRD TAHUN 2014
Pemungutan dan penghitungan suara di TPS 9 April 2014
Rekapitulasi hasil penghitungan suara di:
o PPS 10 – 15 April 2014
o PPK 13 – 17 April 2014
Rekapitulasi & penetapan hasil penghitungan suara di:
o KPU Kabupaten/Kota 19 – 21 April 2014
o KPU Provinsi 22 – 24 April 2014
o KPU RI 26 April–6 Mei 2014
Penetapan Hasil Pemilu secara Nasional 7 – 9 Mei 2014
Penetapan ambang batas Parpol 7 – 9 Mei 2014
Penetapan Perolehan Kursi & calon Terpilih:
o Tingkat nasional 11 – 17 Mei 2014
o Tingkat provinsi 11 – 13 Mei 2014
o Tingkat Kabupaten/Kota 11 – 13 Mei 2014
Peresmian dan pengucapan sumpah janji anggota:
o DPRD Kabupaten/kota Juni – Oktober 2014
o DPRD Provinsi Juni – Oktober 2014
o DPR dan DPD Agustus – Oktober 2014
8 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Pemilih
Syarat Pemilih
o Warga Negara Indonesia
o Telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin;
o Terdaftar sebagai pemilih;
o Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
o Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap;
o Bukan anggota TNI/Polri.
Istilah-istilah Daftar Pemilih
1. DPT: Daftar Pemilih Tetap adalah daftar Pemilih yang telah
memenuhi syarat undang-undang.
2. DPTb: Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang telah
ada dalam DPT tetapi karena keadaan tertentu tidak dapat
menggunakan hak pilihnya di TPS asal;
3. DPK: Daftar Pemilih Khusus adalah daftar Pemilih bagi dan tidak
memiliki identitas kependudukan dan/atau tidak terdaftar dalam
Daftar Pemilih Sementara (DPS), DPT, atau DPTb.
4. DPKTb: Daftar Pemilih Khusus Tambahan, Pemilih dan tidak
terdaftar dalam DPT, DPTb dan DPK.
Pemilih yang berhak memberikan suara adalah:
a) Pemilih yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan (Model
A3-KPU);
b) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb;
c) Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb:
1. Pemilih Khusus yang terdaftar dalam DPK;
2. Pemilih Khusus Tambahan DPKTb.
d) Pemilih yang menggunakan hak pilih dengan menggunakan KTP
dan Kartu Keluarga (KK) atau sebutan lain (Sesuai dengan
keputusan MK 85/2012).
Ketentuan dalam Penggunaan hak pilih
a) Pemilih terdaftar dalam DPT menggunakan hak pilih sesuai
dengan tempat pemilih terdaftar (Normal).
9 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
b) Pindah Memilih:
o Melapor kepada PPS asal untuk mendapatkan surat
pemberitahuan DPTb (Formulir Model A5-KPU ) untuk
digunakan untuk memilih di TPS lain dengan menunjukan KTP
atau identitas yang sah, oleh PPS asal dicoret dalam DPT
o Pemilih melapor ke PPS tujuan paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum Tanggal Pemungutan Suara dengan menunjukkan KTP
atau identitas lain yang sah dan membawa Formulir Model A5-
KPU yang ditandatangani oleh PPS asal.
o Dalam hal Pemilih tidak sempat melaporkan diri kepada PPS
tujuan, tetapi mempunyai Formulir Model A5-KPU dari PPS
asal, dapat memberikan suara pada Tanggal Pemungutan Suara.
c) Memilih dengan menggunakan KTP dan Kartu Keluarga (KK) atau
sebutan lain dengan ketentuan:
o Pemilih yang memenuhi syarat, namun tidak terdaftar dalam
Daftar Pemilih manapun;
o Terlebih dahulu mendaftar di KPPS dengan membawa KTP dan
Kartu Keluarga di Tempat Pemungutan Suara;
o TPS berada di RT/RW atau nama sejenisnya sesuai dengan
alamat yang tertera di dalam KTP;
o Penggunaan hak pilih dilakukan pada 1 (satu) jam sebelum
selesainya pemungutan suara di TPS.
d) Pemilih dengan halangan fisik
o Halangan fisik seperti pemilih tunanetra, tunadaksa, atau
halangan fisik lain, dapat dibantu oleh pendamping yaitu
Anggota KPPS atau orang lain atas permintaan Pemilih.
o Pemilih tunanetra dapat menggunakan alat bantu tunanetra
yang disediakan.
o Pendamping Pemilih menandatangani surat pernyataan dengan
menggunakan Formulir Model C3.
10 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
11 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
PESERTA PEMILU DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014
12 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2014
Peserta Pemilu tahun 2014 yang secara nasional diikuti 12 Partai
Politik Partai dengan Nomor Urut 1 sampai 10 ditetapkan pada 8
Januari 2013, sedangkan Partai Bulan Bintang ditetapkan pada 18
Maret 2013 dan PKP Indonesia pada tanggal 25 Maret 2013 :
Kabupaten Cilacap dan Banyumas dalam Pemilu DPR RI dan DPRD
Provinsi, masuk dalam Daerah pemilihan Jawa Tengah 8 dengan Jumlah
Calon seperti dalam rincian tabel berikut:
NONamaPartai
JUMLAH CALEG
DPR RI DAPIL JATENG VIII
(Kab. Banyumas & Kab. Cilacap)
DPRD PROV JATENGDAPIL VIII
(Kab. Banyumas & Kab. Cilacap)
1 NasDem 8 10
2 PKB 8 10
3 PKS 7 10
4 PDI P 8 9
5 Golkar 8 10
6 Gerindra 8 10
7 PAN 8 10
8 Demokrat 8 10
9 PPP 8 10
10 Hanura 8 9
14 PBB 8 2
15 PKPI 8 1
Total Caleg 95 101
13 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Untuk Pemilu DPRD Kabupaten, Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 6
(enam) Daerah pemilihan dengan Jumlah Calon seperti dalam rincian
tabel berikut:
NONamaPartai
JUMLAH CALEG DPRD KABUPATEN CILACAP Jumlah
Cilacap 1 Cilacap 2 Cilacap 3 Cilacap 4 Cilacap 5 Cilacap 6
1 NasDem 8 7 6 9 6 11 47
2 PKB 9 7 7 9 7 11 50
3 PKS 9 7 6 8 7 10 47
4 PDI P 9 7 7 9 7 11 50
5 Golkar 9 7 7 9 7 11 50
6 Gerindra 9 7 7 9 7 11 50
7 PAN 9 7 7 9 7 11 50
8 Demokrat 9 6 7 9 7 10 48
9 PPP 9 6 7 9 4 11 46
10 Hanura 8 7 7 8 5 9 44
14 PBB 6 2 3 2 3 1 17
15 PKPI 3 3 0 1 1 1 9
Total Caleg 97 73 71 91 68 108 508
14 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
15 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Peserta Pemilu Calon Anggota DPD Tahun 2014
Sedangkan dalam Pemilu Calon anggota DPD daerah Pemilihan Jawa
Tengah terdapat 32 Calon untuk memperebutkan 4 (empat) kursi
sebagaimana dalam tabel berikut:
16 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
17 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
BAB IV
MENJADI PEMILIH BERKUALITAS
A. Kampanye
Kampanye Pemilu adalah masa dimana peserta pemilu
menyampaikan visi, misi dan program untuk mendulang suara
sebanyak-banyaknya dari pemilih
Kampanye Pemilu dapat dilakukan dengan metode:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
d. pemasangan alat peraga di tempat umum;
e. iklan media massa cetak dan media massa elektronik;
f. rapat umum; dan
g. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
huruf a sampai dengan huruf d dilaksanakan sejak 3 hari setelah
calon Peserta Pemilu ditetapkan sebagai Peserta Pemilu sampai
dengan dimulainya Masa Tenang (11 Januari 2013 s.d. 5 April 2014)
huruf e dan huruf f dilaksanakan selama 21 hari dan berakhir
sampai dengan dimulainya Masa Tenang. (16 Maret – 5 April 2014)
B. Visi, Misi, dan Program Peserta Pemilu
Peserta Pemilihan Umum DPR dan DPRD adalah Partai Politik dan
Pemilu DPD adalah Perseorangan. Visi misi dan program peserta
Pemilu harus dicermati secara komprehensif.
1. Visi
Visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi, perusahaan, atau individu yang ingin
dicapai di masa depan. Dalam konteks pemilu, visi peserta
pemilu merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan, visi
mengandung nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan di masa depan.
Visi, antara lain harus mengandung karakteristik seperti, dapat
di bayangkan, menarik, realistis dan dapat dicapai, jelas,
aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan, serta
mudah dipahami.
18 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Para Pemilih dan masyarakat dapat mengetahui visi partai
politik dengan mencermati Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga partai. Sedangkan visi calon DPD dapat
dicermati melalui kampanye dan media lain.
2. Misi
Misi merupakan lanjutan dari visi yang pada dasarnya adalah
alasan mendasar eksistensi dari suatu organisasi dan
merupakan pernyataan untuk mengkomunikasikan
keberadaannya kepada pemangku kepentingan, baik ke dalam
maupun keluar tentang posisi mereka yang dikaitkan dengan
visi.
Misi biasanya sudah mengarah secara tegas menuju suatu
tujuan yang secara teknis dapat dijabarkan ke dalam program-
program. Misi menempati posisi strategis, karena secara
filosofis harus mampu menterjemahkan visi dan untuk
diimplementasikan dalam program.
Hubungan visi, misi dan program tersebut fokus perhatian para
pemilih dan masyarakat dalam melihat kapabilitas peserta
Pemilu. Diperlukan pencermatan kritis terhadap misi peserta
pemilu, karena misi merupakan langkah awal menuju program
yang secara teknis dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Jika
misi tidak jelas, maka sudah dapat dipastikan program yang
ditawarkan juga perlu dipertanyakan.
3. Program
Program merupakan penterjemahan secara teknis dari visi dan
misi, Para pemilih dan masyarakat harus cerdas dan cermat
menilai program yang ditawarkan dan apakah program-
program tersebut realistis sesuai dengan kemampuan peserta
pemilu? Apakah telah menyentuh persoalan-persoalan yang
dihadapi para pemilih dan masyarakat? Apakah dirancang
dengan pemikiran yang komprehensif ?
Kecermatan dan kecerdasan pemilih dan masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menentukan
pilihan. Kesalahan menilai program-program tersebut akan
menimbulkan kesalahan dalam menentuan pilihan. Kesalahan
menentukan pilihan akan mengakibatkan terpilihnya orang-
19 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
orang yang tidak tepat untuk mengemban tugas-tugas
kenegaraan dan pemerintahan.
Kesadaran pemilih tentang perlunya mencermati menjadi kunci
utama terpilihnya para wakil rakyat dan pemimpin
pemerintahan yang benar-benar dapat menyelesaikan
persoalan yang ada di masyarakat. Kesadaran inilah yang
seharusnya terus dibangun, sehingga Pemilu sebagai instrumen
pelaksanaan demokrasi benar-benar bermakna bagi perbaikan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Kenali Riwayat Hidup Calon dan Rekam Jejak Partai Politik
Sebelum menentukan pilihan, pemilih dapat mengenali dan
mengetahui riwayat hidup calon anggota legislatif. Pengenalan
riwayat hidup calon tersebut dapat berhubungan dengan latar
belakang pendidikan, pekerjaan, aktifitas dalam masyarakat,
kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Informasi tersebut dapat
dicari dari media yang tersedia, baik cetak, elektronik, online
maupun media sosial.
Untuk mengetahui Daftar Riwayat Hidup Calon salah satunya
dengan mengakses formulir BB-11 untuk Calon anggota DPR RI,
DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota dan Formulir
Model-F11 DPD untuk calon anggota DPD.
Sedangkan riwayat partai politik dapat berhubungan dengan
sejarah pendirian, kepengurusan, aktifitas kepartaian dan lain-lain.
D. Setelah Menilai, Tentukan Pilihan Terbaik
Setelah para pemilih memiliki informasi yang cukup dan dapat
mendiskusikan informasi dan data itu dengan elemen yang ada di
masyarakat, sehingga dapat memperkaya informasi dan menjadi
dasar yang kuat dalam menentukan pilihan.
Rasionalitas diperlukan dalam menentukan pilihan, apakah peserta
pemilu dan calon yang akan dipilih benar-benar menawarkan
program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakay dan secara
personal calon merupakan sosok yang betul-betul dapat dipercaya.
Betapapun rumitnya, setiap pemilih harus menentukan pilihan, dan
penentuan pilihan itu akan menentukan proses penyelenggaraan
negara dan pemerintahan di masa depan.
20 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
E. Pastikan Memberikan Suara Dengan Benar
Mendekati hari pemungutan suara, para pemilih seharusnya
mengenali surat suara yang akan dipergunakan. Surat suara
tersebut terdiri dari:
1. Surat Suara yang digunakan untuk pemilihan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) warna KUNING; Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah provinsi (DPRD provinsi) warna BIRU; dan
untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota
(DPRD kabupaten/kota) warna HIJAU;
Surat suara berisi nomor urut logo dan nama partai politik, serta
daftar calon yang memuat nomor dan nama calon dari setiap
partai politik sesuai dengan daerah pemilihannya;
2. Surat Suara yang digunakan untuk pemilihan anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) warna MERAH
Surat suara ini berisi daftar nama calon anggota DPD dilengkapi
dengan Nomor, foto dan nama calon. Para pemilih dalam
menentukan pilihannya dapat mencoblos satu kali pada Nomor
urut, pada foto atau nama calon.
Pemilih dapat melihat Daftar Calon Tetap pada papan yang ada di TPS
21 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
F. Mekanisme Pemberian
Pemungutan suara untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD
provinsi dan kabupaten/kota diselenggarakan serentak di seluruh
Indonesia pada hari Rabu 9 April 2014.
Jumlah pemilih disetiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) paling
banyak 500 orang. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan
jumlah pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap
(DPT)dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dengan tambahan
surat suara cadangan sebanyak 2% dari jumlah DPT dan DPTb.
Pemberian suara pada Pemilu tahun 2014, dengan cara mencoblos
seperti diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012.
Mekanisme pemberian suara pada TPS:
1. Pemilih menerima surat pemberitahuan untuk memilih dari
Ketua KPPS;
2. Pemilih datang ke TPS dengan menyerahkan surat
pemberitahuan kepada petugas KPPS;
3. Petugas KPPS mengecek kesesuaian nama dalam surat
pemberitahuan dengan Salinan DPT & DPTb, menulis nomor
urut kedatangan, memeriksa tanda khusus pada jari-jari tangan
pemilih, dan mendata pemilih menurut jenis kelamin;
4. Pemilih duduk menunggu giliran;
5. Pemilih dipanggil oleh ketua KPPS, kemudian menerima surat
suara;
6. Pemilih membuka surat suara lebar-lebar dihadapan ketua
KPPS untuk memastikan surat suara tersebut tidak rusak, yang
dapat mengakibatkan surat suara menjadi tidak sah;
7. Apabila surat suara dipastikan rusak, Pemilih dapat meminta
penggantian surat suara kepada ketua KPPS, dan ketua KPPS
wajib memberikan penggantian surat suara yang rusak;
8. Apabila surat suara tersebut dalam keadaan baik maka pemilih
menuju bilik suara untuk memberikan suaranya;
9. Pemilih melipat kembali surat suara untuk dimasukkan kedalam
kotak suara DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota;
10. Pemilih menandai jarinya dengan tinta yang menandakan
bahwa pemilih sudah memberikan hak suaranya;
22 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
DENAH TPS
23 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
SUARA SAH
Surat suara untuk pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota dinyatakan sah apabila :
o Surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan
o Tanda coblos pada nomor atau tanda gambar partai politik
dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota berada pada kolom yang disediakan; atau
o Tanda coblos pada tanda gambar partai politik berada pada kolom
yang disediakan.
o Tanda coblos untuk calon anggota DPD berada pada kolom nomor
urut, foto calon atau nama calon,pemberian suara hanya untuk 1
(satu) calon anggota DPD. Simulasi kolom Surat Suara
anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota:
24 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
25 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
26 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
27 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
28 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
Simulasi kolom Surat Suara anggota DPD
29 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
BAB V
PASTIKAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
BERLANGSUNG JUJUR DAN ADIL
A. Hak Pemilih
a) Warga masyarakat melalui saksi partai politik, atau saksi
pasangan atau saksi peseorangan, dapat mengajukan keberatan
terhadap jalannya pemungutan dan penghitungan suara oleh
KPPS apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b) Dalam hal tidak terdapat saksi partai politik, atau saksi
peseorangan, warga masyarakat dapat mencatat pelanggaran
tersebut dan melaporkannya kepada Panitia Pengawas Pemilu
disertai bukti-bukti pendukung.
c) Pemilih menyampaikan keberatan melalui saksi partai politik
atau saksi pasangan calon atau saksi perseorangan, dalam hal
keberatan yang diajukan dapat diterima, KPPS seketika itu juga
mengadakan pembetulan.
d) Keberatan saksi partai politik peserta Pemilu dan perseorangan
dicatat dengan menggunakan formulir yang telah disediakan.
e) Keberatan yang diajukan terhadap proses penghitungan suara
di TPS tidak menghalangi proses penghitungan suara di TPS.
f) Pemilih dilarang mengganggu proses penghitungan suara di
TPS.
B. Hak Pemilih melakukan monitoring jalannya rekapitulasi hasil
penghitungan suara
Prinsip utama dari proses rekapitulasi ini adalah:
a) Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara
diselenggarakan secara transparan;
b) Pelaksanaan rekap tersebut memberikan akses seluas-luasnya
bagi peserta Pemilu untuk melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan dalam proses rekapitulasi.
30 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
BAB VI
PENETAPAN PEROLEHAN KURSI
Perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu ditetapkan oleh KPU
sesuai dengan tingkatannya;
1. Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas
perolehan suara sekurang-kurangnya 3,5% dari jumlah suara sah
secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi
anggota DPR;
2. Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) DPR, adalah bilangan yang
diperoleh dari pembagian jumlah suara sah seluruh Partai Politik
Peserta Pemilu yang memenuhi ambang batas dari suara sah secara
nasional di satu daerah pemilihan dengan jumlah kursi di suatu
daerah pemilihan untuk menentukan jumlah perolehan kursi;
3. BPP DPRD, adalah bilangan yang diperoleh dari pembagian jumlah
suara sah dengan jumlah kursi di suatu daerah pemilihan untuk
menentukan jumlah perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu
dan terpilihnya anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
Setelah diperoleh angka BPP, ditetapkan perolehan jumlah kursi tiap
untuk Calon Anggota DPR dan DPRD Parpol Peserta Pemilu di suatu
daerah pemilihan, dengan ketentuan berikut:
1. Apabila jumlah suara sah suatu Parpol Peserta Pemilu sama dengan
atau lebih besar dari BPP, maka dalam penghitungan tahap pertama
diperoleh sejumlah kursi dengan kemungkinan terdapat sisa suara
yang akan dihitung dalam penghitungan tahap kedua;
2. Apabila jumlah suara sah suatu Parpol Peserta Pemilu lebih kecil
daripada BPP, maka dalam penghitungan tahap pertama tidak
diperoleh kursi, dan jumlah suara sah tersebut dikategorikan
sebagai sisa suara yang akan dihitung dalam penghitungan tahap
kedua dalam hal masih terdapat sisa kursi;
3. Penghitungan perolehan kursi tahap kedua dilakukan apabila masih
terdapat sisa kursi yang belum terbagi dalam penghitungan tahap
pertama, dengan cara membagikan jumlah sisa kursi yang belum
terbagi kepada Partai Politik Peserta Pemilu satu demi satu
berturut-turut sampai habis, dimulai dari Partai Politik Peserta
Pemilu yang mempunyai sisa suara terbanyak.
31 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
PENETAPAN CALON TERPILIH
Calon terpilih ditetapkan oleh KPU sesuai dengan tingkatannya;
1. Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dari Partai Politik Peserta Pemilu didasarkan pada
perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu di suatu daerah
pemilihan dengan ketentuan Calon terpilih anggota DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan calon
yang memperoleh suara terbanyak;
2. Apabila terdapat 2 (dua) atau lebih Calon Anggota DPR
memperoleh Suara Sah yang sama di suatu daerah pemilihan, maka
nama Calon Anggota DPR ditetapkan berdasarkan jumlah dukungan
suara yang lebih banyak persebarannya.
3. Apabila 2 (dua) calon berjenis kelamin berbeda, perempuan dan
laki-laki memperoleh Suara Sah yang sama di suatu daerah
pemilihan, maka calon perempuan ditetapkan sebagai nama calon
terpilih Anggota DPR.
4. Apabila 2 (dua) calon berjenis kelamin sama, perempuan dengan
perempuan atau laki-laki dengan laki-laki memperoleh Suara Sah
yang sama di suatu daerah pemilihan, maka nama calon terpilih
ditetapkan berdasarkan jumlah dukungan suara yang lebih banyak
persebarannya.
5. Dalam hal persebaran dukungan suara untuk calon sebagaimana
dimaksud pada angka (4) persebarannya masih sama, penetapan
sebagai calon terpilih dengan melihat persebaran perolehan suara
pada 1 (satu) tingkat di bawahnya.
6. Penetapan calon terpilih anggota DPD didasarkan pada nama calon
yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan
keempat di provinsi yang bersangkutan;
7. Dalam hal perolehan suara calon terpilih keempat terdapat jumlah
suara yang sama, calon yang memperoleh dukungan Pemilih yang
lebih merata penyebarannya di seluruh kabupaten/kota di provinsi
tersebut ditetapkan sebagai calon terpilih.
32 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
ILUSTRASI SURAT SUARA (bagian depan)
33 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
ILUSTRASI SURAT SUARA
DPRD KABUPATEN
34 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
ILUSTRASI SURAT SUARA
DPRD PROVINSI
35 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
ILUSTRASI SURAT SUARA
DPR RI
36 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
ILUSTRASI SURAT SUARA
DPD
37 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
CATATAN
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
38 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
CATATAN
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
39 | B u k u P e m i l u L e g i s l a t i f K P U K a b . C i l a c a p
CATATAN
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………..………………
Nyoblos
Maning...!
Med aiCenterwww.kpud-cilacapkab.go.id
Kabupaten Cilacap
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU DPR DPD dan DPRD Tahun 2014
1. Perencanaan Program dan Anggaran 2. Penyusunan Peraturan KPU
3. Pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik
c. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di: 1) Panitia Pemungutan Suara (PPS) 2) Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) 3) KPU Kabupaten Cilacap 4) KPU Provinsi Jawa Tengah 5) KPU RI d. Penetapan Hasil Tungsura Pemilu DPR dan DPD e. Penetapan Parlimentary Treshold f. Penetapan Hasil Pemilu Secara Nasional 9. Penetapan Perolehan Kursi & calon Terpilih: a. Tingkat nasional b. Tingkat provinsi c. Tingkat Kabupaten Cilacap
10.Peresmian dan pengucapan sumpah janji: a. Anggota DPRD Kabupaten Cilacap b. DPRD Provinsi Jawa Tengah c. DPR dan DPD
4. Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih
5. Penataan dan Penetapan Daerah Pemilihan
6. Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD
7. Kampanye
8. Pemungutan dan Penghitungan Suara a. Persiapan menjelang Pemungutan Suara Simulasi penyampaian Tungsura sistem elektronik Monitoring Tungsura di daerah Pengumuman dan Pemberitahuan waktu dan TPS Penyiapan TPS
b. Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS
9 Jun 2012 s/d 9 Jun 2013
9 Jun 2012 s/d 31 Des 2013
9 Ags 2012 s/d 13 Mei 2013
9 Nov 2012 s/d 4 Nov 2013
10 Des 2012 s/d 9 Mar 2013
6 Apr 2013 s/d 31 Ags 2013
11 Jan 2013 s/d 5 Apr 2014
1 Feb s/d 28 Apr 20145 s/d 31 Mar 2014
sebelum 6 Apr 20148 Apr 2014
10 s/d 15 Apr 201413 s/d 17 Apr 201419 s/d 21 Apr 201422 s/d 24 Apr 2014
26 Apr s/d 6 Mei 20146 s/d 7 Mei 20147 s/d 9 Mei 20147 s/d 9 Mei 2014
11 s/d 17 Mei 201411 s/d 13 Mei 201411 s/d 13 Mei 2014
Juni - Oktober 2014Juni - Oktober 2014
Agustus - Oktober 2014
Sumber Peraturan KPU No. 21 Tahun 2013
9 April 2014
Jl. MT Haryono No. 75 Cilacap Telp. (0282) 533420 Fax. (0282) 533421 email:redaktur@kpud-cilacapkab.go.id
top related