pemicu 1 imun

Post on 28-Jan-2016

253 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

semoga membantu

TRANSCRIPT

LO 1

Sistem imun dasar

• Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi

• Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup

(Imunologi dasar FK UI)

Pembagian sistem imunSistem imun

Nonspesifik Spesifik

Fisik Larut SelularhumoralSelular-Kulit-Selaput lendir-Silia-Batuk-Bersin

Biokimia-Lisozim-SekresiSebaseus-Laktoferin -Asam neuraminikHumoral-Komplemen-APP-Mediator asal lipid-Sitokin

-FagositMononuklearPolimorfonuklear-Sel NK-Sel mast-Basofil-Eosinofil-SD

Sel B-IgG-IgA-IgD-IgE-IgMSitokin

Sel T-Th1-Th2 -Ts/Tr/Th3-CTL/Tc-NKT-Th17

Sistem imun spesifik• Spesifik = adaptif = didapat• Harus ada kontak/ ditimbulkan lebih dulu• Ditujukan khusus thdp satu jenis antigen• Perlindungan lebih baik pd paparan berikutnyaSistem imun non spesifik• Non spesifik = innate = alami• Sudah ada sejak lahir• Ditujukan untuk bermacam-macam antigen• Tidak perlu adanya kontak dengan antigen sebelumnya

Mekanisme imunitas non spesifik

1. Barrier epitelTempat masuk mo dilindungi oleh epitel yg

berfungsi sebagai barrier fisik maupun kimiawi

2. Sistem fagositAda 2 jenis fagosit: neutrofil dan monosit ke

tempat infeksi mengenali mikroba intraselluler dan memakannya

3. KomplemenDiproduksi oleh hepatosit & monosit, tp pengaktifan oleh

mikrobaKomplemen: protein dalam serum sebagai mediator utama

antigen-antibodi. Berfungsi utk melisiskan membran sel bakteri, melepaskan zat kemotaktik, dan opsonisasi

Interferon: sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh makrofag untuk menghambat replikasi virus dan mengaktifkan sel NK

CRP (C- Reactive Protein): protein plasma dalam hati yang dilepas untuk membunuh bakteri

4. Sel natural killer (NK)Cara kerja:5. Protein dalam granula sitoplasma sel Nk dilepas

menuju sel yang terinfeksi apoptosis6. Sel NK mensintesis dan mensekresi IFN-ϒ yang

akan mengaktivasi makrofagMakrofag memakan mikroba dan melepas IL-12IL-12 ini dapat mengaktivasi sel NK untuk mensekresi

IFN-ϒ dan IFN-ϒ akan mengaktivasi makrofag

Mekanisme imunitas spesifik

• Diperankan oleh sel limfosit B dan T• Menimbulkan memori imunologis yang cepat

bereaksi bila ada paparan yang sama dikemudian hari

• Sel T meregulasi respon imun dan melisis sel target yang dihuni antigen

• Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma, memproduksi antibodi

RESPON SISTEM IMUN

Fagositosis

Proses fagositosis• Terdiri dari :1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi2. Menelan 3. Memakan (fagositosis) dgn pembentukan

fagosom4. Membunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida( membentuk fagolisosom)5. Mencerna

Proses fagositosis

LO 2

Definisi dan klasifikasi bakteri

• Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.

• Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.

• Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.

• Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teikoat,

• Bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.

• Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:– Mikrococcus, kecil dan tunggal– Diplococcus, berganda dua-dua– Tetracoccus, bergandengan empat dan membentuk bujur

sangkar– Sarcina, membentuk kubus– Staphylococcus, bergerombol seperti buah anggur– Streptococcus, bergandengan membentuk rantai

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:– Diplobacillus, bergandengan dua-dua– Streptobacillus, bergandengan membentuk rantai

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:– Vibrio, (bentuk koma)– Spiral, lengkung lebih dari setengah lingkaran– Spirochete, lengkung membentuk struktur yang

fleksibel.

KOMPLEMEN

- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :

1. Hancurkan membran bakteri

2. Melepas bahan kemotaktik makrofag >> ke tempat bakteri

3. Opsonisasi memudahkan makrofag mengenali dan memakan bakteri

- Td 9 komponen C1 – C9

- C3 >> kadar C3 serum ~ gamb biologik konsentrasi C

- Aktivasi interaksi Ag-Ab

kontak dg dinding sel sasaran

- Jalur reaksi :

a. Jalur klasik/intrinsik

b. Jalur alternatif/ekstrinsik

Jalur klasik

C1qrs (esterase) pengenalan

-

C4 C4b & C4a

-

C2 C2a & C2b

-

C4b2a + Mg C3 konvertase aktivasi

-

C3 C3b & C3a

-

C4b2a3b C3 peptidase

-

C5 C5b & C5a

-

penghancuran C5-6-7 C5-6-7-8 C5-6-7-8-9

Jalur alternatif

- Aktivasi langsung melalui C3

- Pencetus : endotoksin

zymosan

IgA

bisa ular kobra

Fungsi komplemen

-Sitolisis C56789

-Anafilatoksin C3a, C4a, C5a

-Kemotaksis C3a, C5a, C567

-Kinin C2 bebas

-Imunoderens C3b, C4b

LO 3

Respon imun terhadap bakteri

Innate Immunity

• Merupakan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik• Ada beberapa komponen innate immunity yaitu:1. Pemusnahan bakteri intraselular oleh sel

polimorfonuklear (PMN) dan makrofag.2. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif.3. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator

inflamasi.4. Protein fase akut: C-reactive protein (CRP) yang mengikat

mikroorganisme, selanjutnya terjadi aktivasi komplemen melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme.

5. Produksi interferon alfa (IFN a) oleh leukosit dan interferon beta (IFN b) oleh fibroblast yang mempunyai efek antivirus.

6. Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui pelepasan granula yang mengandung perforin.

7. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein (MBP) dan protein kationik yang dapat merusak membran parasit.

Imunitas Spesifik Didapat

• Bila mikroorganisme dapat melewati pertahanan nonspesifik/innate immunity, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan yang lebih kompleks dan spesifik.

• Memerlukan pengenalan terhadap antigen lebih dulu• Terdiri dari:a) Imunitas humoral

Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T dependent).

b) Cell mediated immunity (CMI)

Prosesi dan Presentasi Antigen

• Respons imun tubuh dipicu oleh masuknya antigen/ mikroorganisme sel makrofag selanjutnya berperan sbg antigen presenting cell (APC).

• Sel menangkap sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke permukaan sel dikenali sel limfosit T penolong (Th atau T helper).

• Sel Th teraktivasi mengaktivasi limfosit lain (limfosit B / T sitotoksik)

• Sel T sitotoksik berpoliferasi fungsi efektor mengeliminasi antigen.

• Respons imun dpt bersifat lokal / sistemik dan berhenti bila antigen sudah dieliminasi melalui mekanisme kontrol

Peran Major Histocompatibility Antigen (MHC)

• Sel T hanya mengenal imunogen yang terikat pada protein MHC pada permukaan sel lain

• Ada 2 kelas MHC:1. Protein MHC kelas I– Diekspresikan oleh semua tipe sel somatik– digunakan untuk presentasi antigen kepada sel TCD8

2. Protein MHC kelas II– Diekspresikan hanya oleh makrofag dan beberapa sel lain – untuk presentasi antigen kepada sel TCD4 (Th)– Aktivasi sel Th ini diperlukan untuk respons imun yang

sesungguhnya – Merupakan poros penting dalam mengontrol respons imun tersebut.

Respons Imun terhadap Bakteri Ekstraselular

• Bakteri ekstraselular dapat menimbulkan penyakit melalui beberapa mekanisme yaitu:

1. Merangsang reaksi inflamasi yang menyebabkan destruksi jaringan di tempat infeksi. Cth. kokus piogenik yang sering menimbulkan infeksi supuratif yang hebat

2. Produksi toksin yang menghasilkan berbagai efek patologik.

• Toksin dapat berupa endotoksin dan eksotoksin

• Endotoksin (komponen dinding bakteri) adalah suatu lipopolisakarida yg merupakan stimulator produksi sitokin yang kuat, suatu ajuvan, serta aktivator poliklonal sel limfosit B.

• Eksotoksin mempunyai efek sitotoksik dgn mek yg belum jelas, cth:– Toksin difteri menghambat sintesis protein scr enzimatik

serta menghambat faktor elongasi-2 yg diperlukan utk sintesis semua peptida

– Toksin kolera merangsang sintesis AMP siklik (cAMP) olh sel epitel usus yg menyebabkan sekresi aktif klorida, kehilangan cairan serta diare yang hebat

– Toksin tetanus = neurotoksin yg terikat motor endplate pada neuromuscular junction yg menyebabkan kontraksi otot persisten yg sgt fatal bila mengenai otot pernapasan

• Respons imun terhadap bakteri ekstraselular ditujukan untuk eliminasi bakteri serta netralisasi efek toksin.

Imunitas Alamiah terhadap Bakteri Ekstraselular

• mekanisme fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan

• Aktivasi komplemen tanpa adanya antibodi opsonisasi bakteri serta meningkatkan fagositosis, lisis bakteri melalui membrane attack complex (MAC) serta beberapa hasil sampingan menimbulkan respons inflamasi

• Endotoksin yang merupakan LPS merangsang produksi sitokin (TNF, IL-1, IL-6, IL-8) inflamasi non-spesifik serta meningkatkan aktivasi limfosit spesifik

• Sitokin akan menginduksi adhesi neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi yang diikuti migrasi, akumulasi lokal serta aktivasi sel inflamasi kerusakan jar (efek samping)

• Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein fase aku

• Sitokin dalam jumlah besar tidak terkontrol dapat membahayakan tubuh. cth: – infeksi bakteri Gram-negatif (DIC) yang progresif– syok septik– syok endotoksin

Imunitas Spesifik terhadap BakteriEkstraselular

• Antigen ini dapat langsung merangsang sel limfosit B yang menghasilkan imunoglobin (Ig)M spesifik yg kuat

• Ada 3 mekanisme efektor yang dirangsang oleh IgG dan IgM serta antigen permukaan bakteri:

1. Opsonisasi bakteri olh IgG serta peningkatan fagositosis dgn mengikat reseptor Fc_ pd makrofag IgG dan IgM mengaktivasi komplemen jalur klasik peningkatan fagositosis

2. Netralisasi toksin bakteri oleh IgM dan IgG3. Aktivasi komplemen oleh IgM dan IgG utk

menghasilkan mikrobisid MAC serta pelepasan mediator inflamasi akut

Imunitas Alamiah terhadap BakteriIntraselular

• Mekanisme terpenting adalah fagositosis.• Tetapi bakteri patogen intraselular relatif

resisten terhadap degradasi dalam sel fagosit mononuklear.

• Oleh karena itu mekanisme kekebalan alamiah ini tidak efektif sehingga sering menjadi kronik

Respons Imun Spesifik terhadap Bakteri Intraselular

• Terutama diperankan oleh cell mediated immunity(CMI).

• Limfosit T Sitokin (IFN a) Aktivasi makrofag eliminasi bakteri

LO 4

Pemeriksaan Lab

PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI

• Macam :

1. Uji respon imunologik non spesifik

2. Uji respon imunologik spesifik

3. Deteksi antigen

Uji respon imunologik non spesifik

• Seluler• Kuantitatif pe- atau pe- jumlah leukosit,

monositosis, eosinofilia

• Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba

• Humoral• Kadar CRP me- > 100 x pd infeksi atau kerusakan

jaringan

• Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin

Uji respon imunologik spesifik

Seluler• 1. Kualitatif – uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)– uji sitotoksisitas– uji produksi limfokin

• 2. Kuantitatif tes rosette– Humoral– Elektroforesis protein– Imuno elektroforesis

UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI

1. Reaksi presipitasi

• utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat

• jml antigen & antibodi hrs seimbang

2. Reaksi aglutinasi

• utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi

• jml antigen & antibodi hrs seimbang

• m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan

3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler

• RIA (radio immunoassay)

• ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)

LO 5

Penatalaksanaan infeksi bakteri

LO 6

Imunisasi

IMUNISASI• Definisi

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen

• TujuanMencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

• Macam kekebalan : (cara timbul) 1.Aktif

-Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara alamiah.-Berlangsung lama ok memori imunologi

2.Pasif-Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu itu sendiri, mis: kekebalan janin yang diperoleh dari ibu, imunisasi pasif.-Tidak berlangsung lama

KEBERHASILAN IMUNISASI

• Status imun penjamu• Faktor genetik penjamu• Kualitas dan kuantitas vaksin

Cara pemberiandosis pemberianfrekuensi pemberianajuvan yang digunakanjenis vaksin : vaksin hidup

1. Imunisasi Aktif

• Definisi: pemberian antigen untuk menginduksi respon memori protektif pembentukan antibodi dan imunitas seluler.

• Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau bahan hidup yang dilemahkan

• Lebih disukai karena: a. kadar antibodi tinggi dipertahankan

dalam jangka lebih lama b. frekuensi pemberian lebih jarangc. secara beriringan membentuk imunitas

seluler

2. Imunisasi Pasif

• Definisi: pemindahan imunitas menggunakan produk imunologis yang sudah terbentuk (antibodi)

• Bahan: Imunoglobulin

• Sasaran : • Individu yang tidak mampu membentuk antibodi

(agammaglobulinemia kongenital)• Pencegahan penyakit ketika waktu tidak

memungkinkan imunisasi aktif (misal: pasca paparan)

• Terapi penyakit tertentu yang secara normal dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)

• Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak tersedia atau tidak dapat dilaksanakan (misal: tergigit ular)

JENIS VAKSIN

1. Vaksin Hidup Attenuatedbakteri atau virus hidup yang dilemahkanrespon imun = infeksi alamiahbersifat labil, rusak oleh panas & cahayacontoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)

BCG, demam tifoid oral (bakteri)

2. Vaksin Inactivated bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak aktif dgn pemanasan atau bahan kimiatidak dapat replikasitidak dapat menyebabkan penyakittidak dipengaruhi oleh ab yg beredarselalu membutuhkan dosis gandasedikit atau tidak menimbulkan respon selulercontoh: difteri, tetanus (toksoid)

haemophilus influenza(polisakarida)

Vaksinasi BCG

• Menimbulkan sensitivitas terhdp tuberkulin• Vaksin BCG Biofarma Bandung• Tidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi

risiko TB berat seperti meningitis TB, TB milier• Efek proteksi 8-12 mgg pasca imunisasi,

bervariasi antara 0-80% tergantung vaksin, lingkungan dengan M.atipik dan faktor penjamu (umur, gizi dll)

• Diberikan scr intradermal 0,10 ml (anak) 0,05 ml (bayi baru lahir)

• deltoid kanan (bila ada limfadenitis (aksila) lebih mudah terdeteksi).

• Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari,harus disimpan pada 2-8o C, tidak boleh beku,yang telah diencerkan hrs dibuang dlm 8 jam.

• Diberikan pada umur 2 bulan.• Sebaiknya diberikan pada anak dengan uji Mantoux

(tuberkulin) negatif.

KIPI

• Penyuntikan BCG yang benar menimbulkan ulkus lokal yg superfisial sembuh dlm 2-3 bln meninggalkan parut bulat dgn diameter 4-8 mm

• Apabila dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam parut yg terjadi tertarik ke dalam

• Limfadenitis supuratif kadang dijumpai (aksila/ leher) sembuh sendiri.

Kontraindikasi BCG

• Reaksi uji tuberkulin > 5 mm• Sedang menderita HIV, imunokompromise• Anak menderita gizi buruk• Sedang menderita demam tinggi• Menderita infeksi kulit yang luas• Pernah sakit tuberkulosis• Kehamilan

Rekomendasi BCG

• BCG diberikan pada bayi ≤ 2 bulan• Pada bayi yg kontak erat dgn TB sebaiknya

diberikan INH profilaksis• BCG jangan diberikan pada bayi atau anak

dengan imunodefisiensi, mis HIV, gizi buruk dan lain-lain

Vaksinasi Hepatitis B

• Imunisasi PasifPemberian imunoglobulin (sebelum/sesudah)

Misal: IG/ISG (Immune Serum Globulin) atau HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)

Indikasi utama:-Paparan darah yg mgandung HbsAg-Paparan seksual dgn pengidap HbsAg (+)-Paparan perinatal, ibu HbsAg(+), <48 jam

Dosis:• Kecelakaan jarum suntik: 0,06ml/kg,maks 5 ml, IM,

harus diberikan dlm jangka 24 jam, diulang 1 bulan kemudian.

• Paparan seksual: dosis tunggal 0,06 ml/kg,IM, harus diberikan dalam jangka waktu 2 mgg, maks 5 ml.

• Paparan perinatal: 0,5 ml IM

Imunisasi Aktif Hepatitis B

• Pemberian partikel HbsAg yang tidak infeksius

• 3 jenis :-Berasal dari plasma-Dibuat dengan tehnik rekombinan (rek.genetik)-Polipeptida

• Vaksin yang beredar beserta dosis:• Hevac-B (Aventis Pasteur), dws 5 ug,

anak 2,5 ug, pada ibu HbeAg (+) dosis 2 X • Hepaccine (Cheil Sugar), dws: 3 ug,

anak 1,5 ug.• B-Hepavac II (MSD), dws: 10 ug, anak 5 ug.• Hepa-B (Korean green Cross), dws; 20 ug, anak 10 ug.• Engerix-B (GSK), dws 20 ug, anak 10 ug.

Penyuntikan scr IM pada deltoid/paha anterolat

JADWAL PEMBERIAN HEP. B

• Vaksinasi awal (primer) 3 X• Jarak antara suntikan I dan ke II 1-2 bln,

suntikan ke III diberikan 6 bln dari yang ke I.• Pemberian booster 5 tahun kemudian• Pemeriksaan Anti-HBs pasca imunisasi setelah

3 bulan dari suntikan terakhir• Skrining pravaksinasi (pada praktek swasta

perorangan)

Reaksi KIPI

• Umumnya ringan, nyeri, bengkak, panas mual, nyeri sendi & otot

• Kontra IndikasiBelum ada, terkecuali ibu hamil

Difteri, Pertusis dan Tetanus

• Toksoid Difteria, vaksin aseluler, toksoid tetanus

• Reaksi lokal: merah, bengkak, nyeriReaksi umum: demam ringan, jarang hiperpireksia, kejang.

• DPT dasar diberikan 3X sejak umur 2 bln dg interval 4-6 mgg, ulangan (DPT 4) diberikan 1 thn setelah DPT3.

• DPT 5 pada umur 5-7 tahun• DPT 6 pada umur 12 tahun• Dosis DPT/DT 0,5 ml, IM baik untuk imunisasi

dasar dan ulangan.

VAKSIN VIRUS POLIO ORAL

• Virus hidup tetapi sudah dilemahkan.• Virus polio tipe 1, 2, 3• Digunakan scr rutin sjk bayi lahir dg dosis 2 tts per

oral. • Virus ini menempatkan diri di usus dan memacu

pembentukan antibodi dlm darah, maupun epitel usus sebagai pertahanan lokal.

• Penerima vaksin terlindungi setelah dosis tunggal pertama, tiga dosis berikutnya memberikan imunitas jangka lama (3 tipe)

• harus disimpan tertutup pada suhu 2-8o C• Vaksin sangat stabil, akan kehilangan potensi

bila dibuka krn perubahan PH setelah terpapar dengan udara.

• Dapat disimpan pada 20o C. Dicairkan dg cara ditempatkan antara dua telapak tgn, dijaga agar tidak berubah warna (merah muda-oranye muda) sbg indikator PH

• Imunisasi dasar (polio 0, 1, 2, 3) diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.

• Polio 0 diberikan saat bayi baru pulang dari rumah sakit.

• Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah polio 4, selanjutnya saat 5-6 tahun

• KIPIdapat berupa pusing, diare ringan, sakit otot, jarang sekali poliomielitis (tapi tetap waspada)

• Indikasi kontraPenyakit akut/demam > 38,5oC, muntah/ diare Terapi KS, imunosupresif, radiasi, keganasanibu hamil < 4 bln, bersama vaksin tifoid oral,

Pada penderita imunosupresi beri IPV

Vaksinasi Campak

• 2 Jenis :- virus hidup dan dilemahkan- virus yang dimatikan

• Reaksi KIPI :Biasanya terjadi pada imunisasi ulangan.Dapat berupa demam >39,5 oC pada hari ke 5-6 berlangsung 2 hari.Ruam pada hari ke 7-10, berlangsung 2-4 hari

• Campak diberikan pada umur 9 bln, dgn dosis 0,5 ml SK dalam/ IM. Diulang usia 5-7 tahun.

• Diulang juga, bila: -imunisasinya pada usia < 1 thn-terjadi KLB (diberikan pada SD, SMP, SMA)-imunisasinya vaksin inaktif, imunoglobulin-catatan imunisasi tidak ada

Kontra indikasi: demam tinggi, terapi imunosupresi, hamil, alergi, terapi imunoglobulin

VAKSIN NON - PPI

• Haemophilus Influenzae tipe b• Measles, Mumps, Rubella (MMR)• Varisela• Demam tifoid• Hepatitis A• Influenza• Pneumokokus

LO 7

Demam tifoid

TIFUS ABDOMINALIS

Etiologi : Salmonella Thyposa Mempunyai 3 macam antigen : Antigen O : Dinding sel Antigen H : Flagel Antigen Vi : Kapsul yang melindungi kuman

• Demam Thyfoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada sistem RES yang bersifat difus, pembentukan mikroasbes dan ulserasi Nodus Peyer di distal ileum.

• Etiologi : Salmonella Thyposa • Mempunyai 3 macam antigen :– Antigen O : Dinding sel– Antigen H : Flagel– Antigen Vi : Kapsul yang melindungi kuman

PATOFISIOLOGI

Invasi Salmonella thyphosadiserap di ususmenginvasi sel epitel dan tinggal di lamina propiamengalami fagositosis dan ada di sel mononuklearfolikel limfoid intestin/ nodus Peyer masuk ke pembuluh limfe dan ductus torasikus peredaran darah (bakteremia)hati dan limpa masuk kembali ke peredaran darah (bakteremia)menyebar ke seluruh tubuh limpa, usus dan kandung empedu kuman dilepaskan dari kantung empedu reinfeksi pada usus

Pengeluaran Endotoksin oleh Salmonella thyphosa –Merangsang makrofag melepaskan

mediator • IL1meningkatkan set point hipothalamus

(demam); • TNFnekrosis jaringan dan melepaskan NO

(hipotensi dan syok septik);• IL 1+TNFreaksi sistem akut, depresi sumsum

tulang (pansitopenia relatif)–Aktivasi Faktor XIIDIC

MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari)Akhir minggu pertama (HIPERPLASIA) –Demam sekitar interminten/remiten– Lidah kotor, mulut kering, mual muntah–Gambaran gejala saluran nafas atas – Sakit kepala hebat, tampak apatis, lelah – Tidak enak di perut dan mungkin kontipasi/

diare, ditemukan splenomegali/ hepatomegali–Raseola mungkin ditemukan

Minggu kedua (NEKROSIS) – Demam kontinu– Bradikardia relatif– Keadaan penderita semakin menurun, apatis,

bingung– Lidah tertutup selaput tebal dan kehilangan nafsu

makan– Nyeri, distensi perut, meteorismus

Minggu Ketiga (ULSERASI)– Disorientasi, bingung, insomnia, – lesu dan tidak bersemangat– Wajah tampak toksik : mata berkilat dan mungkin

kemerahan, kelopak mata cekung, pucat dan flushing di daerah pipi

– Pernafasan cepat dan dangkal– Abdomen tampak lebih distens – Sewaktu-waktu dapat timbul pendarahan dan perforasi– Pea soup diarrhoea

FAKTOR YANG BERPERAN DALAM DEMAM THYFOID

1. Faktor MikroorganismeJumlah mikroorganisme yang tertelanVirulensi Serotipe dan strain

2. Faktor PejamuKeasaman lambungMotilitas saluran cernaFlora normalSistem imunisasi Humoral dan SelulerMalnutrisi

Faktor metabolik dan Nutrisi Umur Penyakit lain Penggunaan antibiotika Vaksinasi Lamanya sakit

• 3. Faktor Lingkungan Tropis dan sub tropis Urbanisasi Standar higiene dan sanitasi

LABORATORIUM

Pemeriksaan darah : leukopenia, leukositosis relatif fase akut, mungkin terdapat anemia dan trombositopenia, SGOT dan SGPTUji serologis Widal : Titer O, H (titer untuk menyatakan seseorang positif thyfoid adalah tergantung dari daerah endemik dan kesepakatan institusi)Isolasi/ biakan kuman (darah, feses, urin atau empedu)

KOMPLIKASI

Komplikasi di usus halusPendarahan usus halusPerforasi ususPeritonitis

Komplikasi di luar usus halusManifestasi Pulmonal gangguan nafas atas, bronkitis Manifestasi Hematologis pansitopeniaManifestasi Neuropsikiatri sakit kepala, meningitis, tifoid ensefalopati, komaManifestasi Kardiovaskular bradikardi relatif - miokarditisManifestasi Hepatobilier hepatitis hepatobilier asimtomatis (↑ SGOT dan SGPT), kolesistisis akut dan icterusManifestasi Urogenital SN, glomerulonefritisKomplikasi lain pankreatitis, abses (hati, limpa dan jaringan lunak), dll

top related