pemerintah daerah kabupaten aceh tamiang strategi …pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan...
Post on 13-Jan-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2015
Strategi Sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2016 - 2020
Telepon: (0641)7447043
Faksimil : (0641)7447043
Email : bappedatamiang@yahoo.com
Komplek Perkantoran Pemerintah
Kabupaten Aceh Tamiang
Jalan Ir. H. Juanda Karang Baru
Kode Pos 24476
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
BAPPEDA
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya Buku Strategi Sanitasi
Kabupaten (SSK) Aceh Tamiang Tahun 2016 – 2020 telah disusun oleh Kelompok Kerja (Pokja)
Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang sesuai dengan jadwal yang direncanakan dalam rangka
pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang.
Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang ini merupakan dokumen rencana strategis
sanitasi yang dibuat khusus sebagai upaya percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Aceh
Tamiang berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan (2016 – 2020). Strategi ini disusun untuk
mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah baik tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten, serta sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat
sehingga Program Masyarakat Aceh Tamiang Sehat dapat terwujud.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh
Tamiang serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Strategi Sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2016 – 2020 ini.
Akhirnya, kami berharap semoga buku SSK Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2016 – 2020
dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya untuk pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk dan hidayah kepada kita semua sehingga pengelolaan sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang
dapat terselenggara dengan baik.
Karang Baru, Desember 2015
BUPATI ACEH TAMIANG
H. HAMDAN SATI, ST
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Aceh Tamiang Tahun 2016 – 2020 berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat Kabupaten. Dimana penyusunan SSK ini dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang dengan tujuan agar pembangunan sektor sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Selanjutnya SSK Aceh Tamiang berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang serta garis besar strategi yaitu penyusunan prosedur perencanaan, mengembangkan partisipasi masyarakat dan keterlibatan pihak swasta serta lembaga swadaya masyarakat, kebijakan pendanaan dan rencana pembangunan sektor sanitasi. Sebagai bagian dari proses perencanaan Kabupaten Aceh Tamiang, SSK ini juga untuk mengoperasionalkan urusan wajib, sekaligus menjadi wujud perhatian yang lebih dari pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tamiang terhadap pengelolaan sanitasi karena dapat berkontribusi dalam pencapaian RPJMK Aceh Tamiang pada sektor sanitasi.
Dari beberapa sub sektor sanitasi diantaranya sarana pengelolaan limbah khususnya limbah cair masih dilakukan dengan menggunakan jamban. Pemenuhan prasarana septik tank, pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat, instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT) terletak di Kampung Durian Kecamatan Rantau. Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan dilanjutkan dengan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2016 – 2020 ini, telah direncanakan beberapa poin penting dalam meningkatkan pelayanan di bidang air limbah domestik seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pengelolaan air limbah, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang air limbah dan penyusunan qanun sistem pengelolaan air limbah di kabupaten.
Untuk meningkatkan pelayanan di bidang persampahan seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pelayan persampahan limbah kabupaten, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang persampahan dan penyusunan qanun sistem pelayanan persampahan di kabupaten. Jaringan persampahan yang telah menjadi tempat penampungan akhir (TPA) sudah dilakukan penempatan dilokasi Kampung Durian Kecamatan Rantau dengan luas lebih kurang 4 (empat) Ha.
Pada sub sektor drainase sejak awal telah direncanakan untuk menyusun dokumen perencanaan induk sistem drainase Kabupaten Aceh Tamiang, namun sampai saat ini belum dapat dilaksanakan dimana jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang yang ada belum menyesuaikan dengan kondisi garis kontur kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan dan kurang daya tampung debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya aliran Sungai Tamiang pada siklus setiap 10 (sepuluh) tahun sekali. Kondisi ini harus ditanggulangi agar kondisi yang tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke sungai dan saluran drainase.
Berdasarkan data primer dan sekunder yang dikumpulkan dan diolah pokja sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang didapat sebanyak 79% masyarakat Aceh Tamiang sudah memiliki akses terhadap pengelolaan air limbah, umumnya 25% masyarakat sudah memiliki jamban pribadi dengan sistem pengelolaan awal atau setempat yang menggunakan septik tank, dimana selebihnya menggunakan non septik termasuk jamban dengan sistem cubluk. Sumber timbunan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang berasal dari rumah tangga, toko, perkantoran, pasar, dan tempat umum lainnya. Untuk pembangunan drainase primer di Kabupaten Aceh Tamiang pada saat ini perkiraan sudah mencapai 75.218 m, dan pembangunan saluran sekunder sudah mencapai 243.012 m.
Selanjutnya rencana tahapan pengembangan sanitasi sub sektor air limbah terbagi ke dalam 3 (tiga) zonasi yaitu zona off-site sedang, zona off-site kawasan dan zona on-site. Sedangkan rencana tahapan pengembangan sanitasi sub sektor persampahan terbagi ke dalam 5 (lima) zonasi, yaitu zona
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
iii
CBD, zona kawasan perkotaan, zona kawasan semi perkotaan, zona kawasan kepadatan sedang dan zona kawasan pedesaan. Rencana tahapan pengembangan sanitasi sub sektor drainase perkotaan terbagi ke dalam 2 (dua) zona yaitu zona dengan genangan air yang sangat tinggi dan zona dengan genangan air rendah.
Sebagai intervensi untuk penanganan masalah sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang pada 5 (lima) tahun kedepan, strategi yang dilakukan dalam meningkatkan layanan sanitasi pada bidang air limbah adalah menyusun dokumen perencanaan SPAL, meningkatkan sarana dan prasarana sistem pengelolaan air limbah, meningkatkan akses jamban rumah tangga, meningkatkan data base, pemantauan dan evaluasi. Sementara itu strategi yang dilakukan pada bidang persampahan adalah menyusun dokumen perencanaan induk persampahan, meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan melalui sarana dan prasarana persampahan, menyusun peraturan sanitasi dan kelembagaan daerah. Strategi yang dilakukan pada bidang drainase perkotaan adalah menyusun dokumen perencanaan jaringan drainase, meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana jaringan drainase, serta menyusun peraturan sanitasi dan kelembagaan daerah.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Metodologi Penyusunan .................................................................................................. 2
1.3. Dasar Hukum ................................................................................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 6
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI ........................................................................................... 8
2.1. Gambaran Wilayah ........................................................................................................ 8
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK ......................................................................................... 22
2.3. Profil Sanitasi Saat Ini .................................................................................................... 24
2.4. Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi .................................................... 40
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI .................................................................. 51
3.1. Visi dan Misi Sanitasi ..................................................................................................... 51
3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi ............................................................................ 52
3.2 1 Tahapan pengembangan sanitasi ........................................................................ 52
3.2.2 Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi ......................................................... 62
3.2.3 Skenario pencapaian sasaran .............................................................................. 65
3.3. Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah ..................................................................... 65
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI ..................................................................... 69
4.1. Air Limbah Domestik ...................................................................................................... 69
4.2. Pengelolaan Persampahan ............................................................................................ 70
4.3. Drainase Perkotaan ....................................................................................................... 72
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
v
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI ............................... 75
5.1. Ringkasan ...................................................................................................................... 75
5.2. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah .................................................................................................................... 77
5.3. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah ...................................................................................................................... 79
5.4. Antisipasi Funding Gap .................................................................................................. 81
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK ............................................................. 82
6.1. Monitoring dan Evaluasi ................................................................................................. 82
6.2. Capaian Stratejik ............................................................................................................ 84
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO
LAMPIRAN 2: HASIL ANALISIS SWOT
LAMPIRAN 3: TABEL KERANGKA KERJA LOGIS
LAMPIRAN 4: HASIL PEMBAHASAN PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN
LAMPIRAN 5: DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN
LAMPIRAN 6: DAFTAR PERUSAHAAN PENYELENGGARA CSR YANG POTENSIAL
LAMPIRAN 7: KESIAPAN IMPLEMENTASI
LAMPIRAN 8: RENCANA KERJA TAHUNAN
LAMPIRAN 9: FOTO-FOTO KONDISI SANITASI EKSISTING
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan serta Jumlah Kampung di Kabupaten Aceh Tamiang .......................................................................................................... 13 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi 5 (lima) Tahun ........................................... 14 Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksi 5 (lima) Tahun ............................... 15 Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini Dan Proyeksi 5 (lima) Tahun .......................................................................................................... 16 Tabel 2.5 Jumlah Keluarga Miskin (KK) per kecamatan .......................................................... 17 Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik ....................................... 22 Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan .................................................. 23 Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase Perkotaan ........................................ 24 Tabel 2.9 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Aceh Tamiang ....... 27 Tabel 2.10 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik .......................... 28 Tabel 2.11 Timbulan Sampah Per Kecamatan .......................................................................... 32 Tabel 2.12 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan ........................... 33 Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan .................................... 33 Tabel 2.14 Lokasi Genangan Dan Perkiraan Luas Genangan ................................................... 37 Tabel 2.15 Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Di Kabupaten Aceh Tamiang .................. 37 Tabel 2.16 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik ............................................................ 42 Tabel 2.17 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Air Limbah Domestik ............................. 42 Tabel 2.18 Area Bersiko Persampahan ..................................................................................... 45 Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Persampahan ....................................... 46 Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan ............................................................ 49 Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Drainase Perkotaan .............................. 50
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
vii
Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang ..................................................... 51 Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik ....................................................... 55 Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten ............................................... 59 Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten ...................................... 62 Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Domestik ...... 63 Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Sub Sektor Persampahan ................. 64 Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Sub Sektor Drainase Perkotaan ........ 64 Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran ................................................................................. 65 Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Sanitasi ................ 66 Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan ................................................... 66 Tabel 3.11 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Tamiang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi ......................................... 67 Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Tamiang untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 .............................................................................................................. 67 Tabel 3.13 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Aceh Tamiang dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK ........................................................................... 68 Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ...... 76 Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per Sumber Anggaran .............................................................................................. 77 Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBK Aceh Tamiang ............................. 78 Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBA ..................................................... 78 Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN .................................................... 79 Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta (CSR) .................................... 80 Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat ........................................ 80 Tabel 5.8 Funding Gap ............................................................................................................ 81 Tabel 6.1 Capaian Stratejik Sub Sektor Air Limbah ................................................................. 84
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
viii
Tabel 6.2 Capaian Stratejik Sub Sektor Persampahan ............................................................ 92 Tabel 6.3 Capaian Stratejik Sub Sektor Drainase Perkotaan ................................................... 99 Tabel 6.4 Capaian Kegiatan Sub Sektor Air Limbah ................................................................ 104 Tabel 6.5 Capaian Kegiatan Sub Sektor Persampahan ........................................................... 107 Tabel 6.6 Capaian Kegiatan Sub Sektor Drainase Perkotaan ................................................. 112 Tabel 6.7 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Air Limbah ................................................................ 116 Tabel 6.8 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Persampahan ........................................................... 116 Tabel 6.9 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Drainase Perkotaan ................................................. 117 Tabel 6.10 Pelaporan Monev Implementasi SSK ....................................................................... 118
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang ......................................................... 9
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kajian SSK ........................................................................................ 11
Gambar 2.3 Kondisi Saat Banjir di Sebagian Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang ..................... 12
Gambar 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang ..................................... 19
Gambar 2.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang .......................................... 21
Gambar 2.6 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik ...................................................... 26
Gambar 2.7 Peta Cakupan Akses Air Limbah Domestik ............................................................ 29
Gambar 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan ................................................................. 31
Gambar 2.9 Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Per Kecamatan .......... 35
Gambar 2.10 Peta Lokasi Genangan .......................................................................................... 39
Gambar 2.11 Peta Area Berisiko Air Limbah Domestik ............................................................... 41
Gambar 2.12 Peta Area Berisiko Persampahan .......................................................................... 44
Gambar 2.13 Peta Area Berisiko Drainase .................................................................................. 48
Gambar 3.1 Peta Wilayah Tahapan Pengembangan Pengelolaan Air Limbah .......................... 54
Gambar 3.2 Peta Wilayah Pengembangan Pengelolaan Persampahan .................................... 58
Gambar 3.3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan .............................................. 61
Gambar 4.1 Analisa SWOT Air Limbah ..................................................................................... 69
Gambar 4.2 Analisa SWOT Persampahan ................................................................................ 71
Gambar 4.3 Analisa SWOT Drainase ........................................................................................ 73
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemetaan kondisi sanitasi tingkat kabupaten/kota, kerangka pengembangan dan pentahapan
pembangunan sektor sanitasi, strategi, indikasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi selama 5
(lima) tahun serta kesepakatan bersama antara para pemangku kepentingan dalam rangka percepatan
pembangunan sanitasi permukiman di daerah dituangkan dalam dokumen rencana pembangunan sanitasi.
Dokumen rencana pembangunan sanitasi yang dimaksud meliputi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) yang merupakan
dokumen sumber yang harus diadopsi melalui mekanisme penganggaran yang ada untuk dapat
diimplementasikan.
Selanjutnya untuk menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN 2015 – 2019 yaitu
pencapaian 100 % akses sanitasi layak atau universal access tahun 2019 maka diperlukan tindak lanjut
pelaksanaan PPSP 2015 – 2019 dan untuk mendorong percepatan implementasi pembangunan sanitasi
sebagaimana direncanakan. Salah satu titik berat kegiatan PPSP 2015-2019 adalah pemantapan rencana
pembangunan sanitasi yang disesuaikan dengan target pembangunan sanitasi nasional 2019. Salah satu
titik berat kegiatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2015-2019 adalah
pemantapan rencana pembangunan sanitasi yang disesuaikan dengan target pembangunan sanitasi
nasional 2019. Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota terdiri dari SSK dan Pemutakhiran SSK. Pemutakhiran
SSK merupakan pemantapan dari perencanaan SSK yang telah lewat masa perencanaannya untuk
menjaga keberlanjutan perencanaan sanitasi dan mengakomodasikan pencapaian target universal access.
Sedangkan MPS merupakan kesepahaman dan kesepakatan bersama antara para pemangku kepentingan
dalam rangka percepatan pembangunan sanitasi permukiman di daerah, yang terdiri dari perwakilan
Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan sumber pendanaan lainnya. Dokumen MPS merupakan
dokumen sumber yang harus diadopsi melalui mekanisme penganggaran yang ada.
Pemutakhiran ini perlu dilakukan mengingat beberapa kondisi yaitu periode pelaksanaan yang
tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui masa berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih dari 5
tahun, peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya yang disebabkan oleh ketidaklengkapan data
maupun akibat adanya keraguan atas validitas data yang digunakan, masih terdapat sebesar 21%
masyarakat yang tidak mendapatkan akses sanitasi bidang Air Limbah, 89% masyarakat belum
mendapatkan pelayanan bidang Persampahan, 36% area permukiman penduduk masih memiliki potensi
Genangan Air, adanya kebutuhan untuk mempercepat implementasi terutama terkait dengan pencapaian
target Universal Access di tahun 2019, serta apabila ada penyesuaian atau perubahan RPJMD yang
menjadi acuan dari SSK, akibat adanya perubahan Kepala Daerah.
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Aceh Tamiang berisi kebijakan dan strategi pembangunan
sanitasi secara komprehensif pada tingkat Kabupaten. Dimana penyusunan SSK ini dimaksudkan untuk
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
2
memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang
dengan tujuan agar pembangunan sektor sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan
berkelanjutan. Selanjutnya SSK Aceh Tamiang berisi Visi, Misi, dan tujuan pembangunan sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang serta garis besar strategi yaitu penyusunan prosedur perencanaan,
mengembangkan partisipasi masyarakat dan keterlibatan pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat,
kebijakan pendanaan dan rencana pembangunan sektor sanitasi sebagai bagian dari proses perencanaan
Kabupaten Aceh Tamiang dimana SSK ini untuk mengoperasionalkan urusan wajib, sekaligus menjadi
wujud perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terhadap pengelolaan sanitasi
terutama untuk berkontribusi dalam pencapaian RPJMK Aceh Tamiang pada sektor sanitasi.
Sebagai salah satu dokumen perencanaan SSK merupakan dokumen konsolidasi program dan
kegiatan sektor sanitasi yang mengemban amanat misi 2 (dua) yaitu mewujudkan pembangunan yang
ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat dan misi 6 (enam) yaitu mengembangkan kualitas
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika, sebagai acuan untuk
pencapaian visi kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 – 2017 “ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN
MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI”, yang tertuang
dalam dokumen RPJMK Aceh Tamiang. Sedangkan dalam dokumen Recana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Aceh Tamiang untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh
Tamiang maka ditetapkan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten, yang meliputi strategi dalam rangka
pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang berkualitas berbasis konservasi dan mitigasi bencana,
serta erat kaitannya dengan sektor sanitasi diantaranya terdiri atas meningkatkan aksesibilitas dan fungsi
simpul-simpul transportasi eksternal maupun internal sesuai fungsi dan hirarki pusat kegiatan dalam
mendukung perwujudan agrobisnis, ekowisata, permukiman, pendidikan dan kesehatan, meningkatkan
sarana prasarana pengelolaan sumber daya air yang berkualitas, menyediakan sarana prasarana
persampahan dan pengelolaan limbah ramah lingkungan serta meningkatkan sistem pengelolaan,
mengembangkan infrastruktur pengendalian banjir dan longsor, menyediakan jaringan prasarana sumber
daya air, mengembangkan dan menyediakan air bersih sesuai potensi air baku, menyediakan air bersih
pada kawasan rawan air bersih, menyediakan sistem pengolahan air limbah ramah lingkungan dan
mengembangkan drainase pada daerah banjir.
1.2. Metodologi Penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang disusun oleh tim penyusun review dokumen sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015 (Pokja PPSP) secara partisipatif dan terintegrasi melalui focus group
discussion (FGD), lokakarya, pembekalan, maupun pelatihan-pelatihan. Kegiatan pokja tersebut dilakukan
oleh tim pokja dan dengan dukungan city fasilitator (CF). Metode dalam penyusunan SSK ini mengunakan
beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan
yang lengkap dan menyeluruh. Khusus untuk FGD tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
3
1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kabupaten saat ini, dengan belajar dari fakta
sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengacu pada
hasil studi EHRA dan mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kabupaten untuk memastikan kondisi saat
ini terutama permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi kabupaten. Kondisi
semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri dari sub sektor air limbah, sub sektor persampahan,
sub sektor drainase lingkungan dan air bersih serta aspek pendukung terkait perilaku hidup bersih dan
sehat. Metode yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan
verifikasi informasi.
2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan untuk waktu 5 (lima) tahun mendatang yang dituangkan
dalam Visi, Misi sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam
perumusan ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang.
3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan
digunakan untuk mendeskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam
mencapai tujuan.
4. Merumuskan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang menjadi dasar penyusunan program dan
kegiatan pembangunan sanitasi kabupaten jangka menengah (5 tahun). Dengan analisis SWOT yaitu
mengkaji Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman dan Diagram sistem sanitasi.
1.3. Dasar Hukum
Landasan hukum dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Aceh Tamiang yang
memberikan informasi terkait peraturan-peraturan baik skala nasional, provinsi, dan kabupaten sebagai
dasar dalam penyusunan pemutakhiran SSK Kabupaten Aceh Tamiang, adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh
Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
4
11. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Peresiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
Infrastruktur;
20. Peraturan Presiden Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
21. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
Kawasan Perkotaan;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pemukiman (KSNP-SPALP);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat;
28. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan;
29. Keputusan Presiden Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber
Daya Air;
30. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
5
31. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih;
32. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang jenis usaha dan atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL;
33. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan;
34. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana wilayah Nomor 409/KTPS/Tahun 2002 tentang
Pedoman Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam penyelenggaraan dan atau
Pengelolaan air minum;
35. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik;
36. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);
37. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 15 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Qanun
Aceh Tamiang nomor 5 Tahun 2008 tentang Satuan Organisasi Tata Kelola Lembaga Formil
Daerah;
38. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Qanun Aceh
Tamiang nomor 4 Tahun 2008 tentang Satuan Organisasi Tata Kelola Dinas-Dinas;
39. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 18 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan;
40. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No.2 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Air Tanah;
41. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No.10 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah;
42. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 18 Tahun 2005 tentang Pelayanan Penyedotan Kakus;
43. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 – 2032;
44. Peraturan Bupati Aceh Tamiang No.12 Tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pemberian Izin Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air;
45. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
46. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan,
Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah;
47. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan;
48. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
49. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan;
50. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
6
51. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan;
52. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet
D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
53. Pengoperasian & Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rmh Tangga Non Kakus;
54. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;
55. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.
1.4. Sistematika Penulisan
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015 terdiri dari 6 (enam)
Bab. Substansi masing-masing Bab dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Isi dari Bab I merupakan proses internalisasi dan penyamaan persepsi, dimana output yang dihasilkan
adalah kesamaan persepsi anggota pokja terkait pemutakhiran SSK dan kesepakatan atas rencana kerja
pokja yang terdiri dari latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum dan sistematika penulisan
dokumen pemutakhiran SSK tahun 2015.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Bab II merupakan kesepakatan wilayah kajian serta profil wilayah kabupaten/kota, hasil studi EHRA dan
kajian lainnya, tergambarnya profil sanitasi kabuaten/kota, teridentifikasinya permasalahan sanitasi (air
limbah, sampah dan drainase), serta ditetapkannya area berisiko sanitasi yang merupakan proses
pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi. Semuanya ini tertuang dalam sub bab gambaran
wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, serta area berisiko dan permasalahan
mendesak sanitasi.
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Pada Bab III ini ditetapkannya visi dan misi sanitasi, ditetapkannya zona dan sistem sanitasi serta
ditetapkannya tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang merupakan skenario pembangunan sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang. Semua substansi tersebut dituangkan pada sub bab visi dan misi sanitasi,
pentahapan pengembangan sanitasi serta kemampuan pendanaan sanitasi daerah.
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Dari skenario pembangunan sanitasi dirumuskannya strategi pengembangan sanitasi untuk sub sektor air
limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase perkotaan.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
7
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
Selain itu dari skenario pembangunan sanitasi juga dihasilkannya daftar program dan kegiatan
pembangunan sanitasi. Dan pada Bab V ini berisi ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi
dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber
pendanaan non pemerintah serta antisipasi funding gap.
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
Pada Bab VI ini dirumuskannya strategi untuk monitoring dan evaluasi SSK yang direncanakan untuk 5
(lima) tahun kedepan, serta monitoring dan evaluasi capaian SSK yang telah dirumuskan pada dokumen
SSK sebelumnya.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
8
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. Gambaran Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Kabupaten
ini berada di jalur Timur Sumatera yang strategis, dan hanya berjarak lebih kurang 136 km dari Kota
Medan ibukota Sumatera Utara. Kabupaten Aceh Tamiang secara hukum memperoleh status Kabupaten
definitif berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh
Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten
Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada
koordinat 030 53’ – 040 32’ Lintang Utara dan 970 43’ – 980 14’ Bujur Timur, dengan luas wilayah
1.957,025 Km2 yang sebagian besar terdiri dari wilayah perbukitan.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu
gerbang memasuki Provinsi. Peta administrasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.1,
dimana secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi:
Sebelah Utara : Berbatas dengan Kota langsa, Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka.
Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten langkat Provinsi
Sumatera Utara.
Sebelah Barat : Berbatas dengan Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Gayo Lues.
Sebelah Timur : Berbatas dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dan Selat
Malaka.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 1.957,02 km² yang terdiri dari 12 Kecamatan dengan 213
kampung dan 705 dusun. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata 128 jiwa per-km², dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Kota Kuala Simpang yaitu 4.015 jiwa per km². Ibu
Kota Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada Kecamatan Karang Baru, Luas area permukiman
penduduk dapat dilihat pada Gambar 2.2 Wilayah Kajian SSK.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
9 9
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang
Kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan, hutan mangrove,
perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak/belukar, sungai,
tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan penggunaan lahan tersebut luas area permukiman
penduduk seluas 8.786,66 atau 3,97% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.
Sebesar 36,02% luas Kabupaten Aceh Tamiang berada pada ketinggian 25 – 100 meter diatas
permukaan laut (seluas 69.864 Ha) dan hanya sekitar 3,84 % dari luas keseluruhan Kebupaten Aceh
Tamiang yaitu sekitar 7.440 Ha terletak pada ketinggian lebid dari 1.000 meter. Berdasarkan tekstur
tanah, wilayah Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar bertekstur halus yaitu seluas 131.233,67 Ha
(98,99%). Sisanya 2.011 Ha (1,04%) bertekstur sedang dan 737,14 Ha (0,37%) bertektur kasar yang
terdapat dibagian pesisir pantai Timur. Menurut jenis tanah yang ada, Kabupaten Aceh Tamiang terdiri
dari Alluvial sebesar 4,64%, Hidromorf Kelabu sebesar 42,23%, Organosol dan Gley Humus sebesar
36,61%, Podsolik Merah Kuning sebesar 1,69% serta Podsolik Coklat, Latosol dan Litosol sebesar
14,83% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Pada bagian pesisir Timur wilayah ini didominasi
oleh jenis tanah Alluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian Selatan atau pegunungan
didominasi oleh jenis tanah Podsolik Coklat, Latosol dan Litosol.
Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang di aliri oleh sungai yang mengalir ke pantai Timur, sungai-
sungai di kabupaten ini merupakan sumber untuk pengairan ke persawahan dan perkebunan baik yang
dimanfaatkan oleh masyarakat dan swasta. Sungai-sungai di Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
10 10
berhulu di pegunungan Kecamatan Tamiang Hulu yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang. Kondisi ini
mengakibatkan fluktuasi air sungai sangat di pengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan wilayah aliran
sungai (WAS) atau di hulunya. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Tamiang
meliputi DAS Manyak Payed, DAS Telaga Meuku, DAS Tamiang. Wilayah sungai Tamiang-Langsa
merupakan wilayah sungai Lintas Kabupaten yang terdiri dari Kr. Tamiang, Kr. Langsa, Kr. Raya, Kr.
Telaga Meuku dan Kr. Bayeun dengan panjang lebih kurang 208. Sebagian besar wilayah Aceh Tamiang
merupakan kawasan pesisir dan kawasan sempadan sungai sehingga rawan gelombang pasang dan
banjir bandang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
11
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kajian SSK
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2012-2032
PETA TATA GUNA LAHAN
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
12
Dalam pelaksanaan penyusunan dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten, semua
wilayah kampung kecamatan di kabupaten Aceh Tamiang masuk dalam kajian studi. Wilayah Aceh
Tamiang yang dialiri oleh sungai Tamiang dan sungai-sungai kecil. Pada wilayah tertentu masih ditemui
kebiasaan masyarakat yang berkontribusi terhadap pencemaran air (sungai) menjadikan penyakit
berbasis lingkungan seperti diare masih merupakan penyakit yang angka kesakitannya selalu terjadi
berulang setiap tahunnya.
Gambar 2.3 Kondisi Saat Banjir di Sebagian Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang
Kebiasaan perilaku hidup yang demikian perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk
merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan ini dilakukan oleh masyarakat akibat
rendahnya pengetahuan tentang hidup sehat dan tingkat perekonomian masyarakat yang masih dibawah
rata-rata sehingga tidak bisa membangun wc yang cukup layak dan sehat untuk hunian mereka. Ada
Juga sebagian masyarakat merasa lebih gampang dan mudah buang hajad di sungai, ini dikarenakan
pola hidup dan kebiasaan masyarakat yang berdomisili dibantaran sungai, dikarnakan kebiasaan tadi
lebih mudah dan murah membangun wc dan tempat cucian di sungai.
Disamping itu pada wilayah tertentu didaerah aliran sungai dan merupakan lokasi industri, hasil
pengolahan limbahnya juga di buang ke badan air/sungai. Pada beberapa wilayah yang merupakan
daerah pemukiman penduduk dan perkebunan, masih ditemui masyarakat yang memakai wc dengan
kondisi masih cukup memprihatinkan. Kecamatan Manyak Payed memiliki luas area terbangun yang
sangat besar yaitu sebanyak 6.857 Ha (51,22%) dari total luas area terbangun kabupaten dengan
jumlah kampung sebanyak 36 kampung. Nama dan luas wilayah per-Kecamatan serta jumlah kampung
di Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada Tabel 2.1.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
13 13
Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan serta Jumlah Kampung
Di Kabupaten Aceh Tamiang
Kecamatan Jumlah
Kelurahan/ Kampung
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Ha) (%) thd total administrasi
(Ha) (%) thd luas administrasi
1 2 3 4 5 6
Tamiang Hulu 9 9.463 9,95% 273 2,04%
Bandar Pusaka 15 25.237 12,90% 585 4,37%
Kejuruan Muda 15 12.448 6,36% 416 3,11%
Tenggulun 5 29.555 15,10% 688 5,14%
Rantau 16 5.171 2,64% 826,25 6,17%
Kota Kualasimpang 5 448 0,23% 363 2,71%
Seruway 24 18.849 9,63% 594 4,44%
Bendahara 33 13.255 6,77% 727 5,43%
Banda Mulia 10 4.827 2,47% 658 4,91%
Karang Baru 31 13.945 7,13% 1136 8,49%
Sekerak 14 25.795 13,18% 265 1,98%
Manyak Payed 36 26.711 13,65% 6857 51,22%
Total 213 195703,5 13388,25
Sumber: Aceh Tamiang Dalam Angka, 2014
Pada umumnya penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang masih mendominasi di daerah
pekampungan. Kecamatan Karang Baru sebagai Ibukota Kabupaten memiliki jumlah penduduk yang
sangat besar sejumlah 38.036 Jiwa, dan Kecamatan Sekerak memiliki yang sangat sedikit yaitu sebesar
6.289. Informasi lebih detail dapat kita peroleh pada tabel berikut ini dan proyeksi jumlah penduduk untuk
lima tahun selanjutnya (Tabel 2.2). Untuk jumlah kepala keluarga pada tahun 2015 terbanyak terdapat
pada kecamatan karang baru sebagaimana pusat kegiatan ibukota kabupaten yaitu sebanyak 5.667 KK,
pada akhir proyeksi KK tahun 2019 Kecamatan Karang Baru masih menjadi kecamatan dengan jumlah
keluarga terbanyak yaitu sebanyak 10.817 KK. Tabel 2.3 berikut ini menggambarkan proyeksi jumlah
Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya hingga 5 (lima) tahun mendatang sampai tahun 2019.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
14
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi 5 (lima) Tahun
Jumlah Penduduk
Kecamatan (orang)
Wilayah Wilayah
Total Perkotaan Perkampungan
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Tamiang Hulu 4723 4777 4832 4888 4944 13474 13629 13786 13944 14105 18197 18406 18618 18832 19049
Bandar Pusaka 2383 2405 2427 2449 2471 9749 9838 9927 10018 10109 12132 12242 12354 12466 12580
Kejuruan Muda 10407 10543 10681 10821 10963 22954 23255 23559 23868 24181 33361 33798 34241 34689 35144
Tenggulun 1813 1835 1857 1879 1902 15305 15489 15675 15863 16053 17118 17323 17531 17742 17955
Rantau 19738 19987 20239 20494 20752 14749 14935 15123 15314 15507 34487 34922 35362 35807 36258
Kota Kualasimpang 19019 19350 19687 20029 20378 0 0 0 0 0 19019 19350 19687 20029 20378
Seruway 3232 3272 3313 3354 3395 21567 21834 22105 22379 22657 24799 25107 25418 25733 26052
Bendahara 538 545 552 558 565 18935 19172 19411 19654 19900 19473 19716 19963 20212 20465
Banda Mulia 747 755 763 771 780 10406 10518 10632 10747 10863 11153 11273 11395 11518 11643
Karang Baru 20969 21237 21509 21785 22063 17067 17285 17507 17731 17958 38036 38523 39016 39515 40021
Sekerak 794 799 804 809 815 5495 5530 5566 5601 5637 6289 6329 6370 6411 6452
Manyak Payed 3305 3345 3386 3427 3469 27051 27381 27715 28053 28395 30356 30726 31101 31481 31865
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
15 15
Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksi 5 (lima) Tahun
Kecamatan
Jumlah KK
Wilayah Perkotaan Wilayah Perkampungan Total
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Tamiang Hulu 1276 1291 1306 1321 1336 3642 3684 3726 3769 3812 4918 4975 5032 5090 5148
Bandar Pusaka 644 650 656 662 668 2635 2659 2683 2707 2732 3279 3309 3339 3369 3400
Kejuruan Muda 2813 2850 2887 2925 2963 6204 6285 6367 6451 6535 9016 9135 9254 9375 9498
Tenggulun 490 496 502 508 514 4136 4186 4236 4287 4339 4626 4682 4738 4795 4853
Rantau 5335 5402 5470 5539 5609 3986 4036 4087 4139 4191 9321 9438 9557 9678 9800
Kota Kualasimpang 5140 5230 5321 5413 5507 0 0 0 0 0 5140 5230 5321 5413 5507
Seruway 874 884 895 906 918 5829 5901 5974 6048 6123 6702 6786 6870 6955 7041
Bendahara 145 147 149 151 153 5118 5182 5246 5312 5378 5263 5329 5395 5463 5531
Banda Mulia 202 204 206 209 211 2812 2843 2874 2905 2936 3014 3047 3080 3113 3147
Karang Baru 5667 5740 5813 5888 5963 4613 4672 4732 4792 4853 10280 10412 10545 10680 10817
Sekerak 215 216 217 219 220 1485 1495 1504 1514 1524 1700 1711 1722 1733 1744
Manyak Payed 893 904 915 926 938 7311 7400 7491 7582 7674 8204 8304 8406 8508 8612
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
16
Tingkat pertumbuhan penduduk tahunan di Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 2015 sampai
tahun 2019 bervariatif, namun secara umum mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel 2.4
dibawah ini.
Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini
Dan Proyeksi 5 (lima) Tahun
Kecamatan
Tingkat Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan (%) (Org/Ha)
Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Tamiang Hulu 1,15% 1,19% 1,23% 1,28% 1,32% 79 79 80 81 82
Bandar Pusaka 0,91% 1,16% 1,41% 1,66% 1,91% 39 39 40 40 40
Kejuruan Muda 1,31% 1,75% 2,19% 2,64% 3,08% 80 81 82 83 84
Tenggulun 1,20% 1,59% 1,97% 2,36% 2,74% 36 37 37 38 38
Rantau 1,26% 1,77% 2,27% 2,78% 3,28% 41 41 42 42 43
Kota Kualasimpang 1,74% 1,93% 2,12% 2,30% 2,49% 69 71 72 73 74
Seruway 1,24% 1,68% 2,12% 2,57% 3,01% 50 51 51 52 53
Bendahara 1,25% 1,32% 1,39% 1,45% 1,52% 43 43 44 45 45
Banda Mulia 1,08% 1,38% 1,69% 1,99% 2,29% 38 39 39 40 40
Karang Baru 1,28% 1,99% 2,69% 3,40% 4,11% 35 36 36 37 37
Sekerak 0,64% 1,57% 2,50% 3,42% 4,35% 35 35 35 36 36
Manyak Payed 1,22% 1,83% 2,44% 3,05% 3,66% 41 41 42 42 43
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Upaya penanggulangan kemiskinan diharapkan dapat mempercepat laju penurunan angka
kemiskinan dan memperluas sebaran penurunan tingkat kemiskinan kepada kelompok masyarakat
dalam semua daerah. Arahan pembangunan Bidang Cipta Karya melalui pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat dan pro-rakyat diantaranya PNPM-Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, dan
program lainnya. Pada kabupaten Aceh Tamiang, jumlah keluarga miskin adalah sebanyak 24.722
keluarga, sebaran Keluarga miskin pada tiap kecamatannya berkisar sebanyak 2.000 keluarga,
Kecamatan Karang Baru dan Kecamatan Manyak Payed merupakan kecamatan yang memiliki keluarga
miskin terbanyak yaitu sebanyak 4.167 keluarga dan 4.055 kelurga, untuk lebih jelas dapat kita lihat
pada tabel 2.5.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
17 17
Tabel 2.5. Jumlah Keluarga Miskin (KK) per kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1. TAMIANG HULU 947
2. BANDAR PUSAKA 1.229
3. KEJURUAN MUDA 2.693
4. TENGGULUN 1.444
5. RANTAU 2.446
6. KOTA KUALA SIMPANG 1.579
7. SEURUWAY 2.644
8. BENDAHARA 1.586
9. BANDA MULIA 1.224
10. KARANG BARU 4.167
11. SEKERAK 708
12. MANYAK PAYED 4.055
Grand Total 24.722 Sumber: Dokumen TNP2K Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Dalam permen ini dijelaskan
mengenai fungsi, dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun rencana struktur ruang wilayah
kabupaten. Fungsi dari rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah:
a. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan
layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perkampungan disekitarnya yang berada dalam
wilayah kabupaten; dan
b. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada
pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung
kegiatan sosial ekonomi;
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan
d. ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
a. mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan
memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang berbatasan;
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
18 18
b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah
kabupaten bersangkutan;
c. pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta
pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang
kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi;
memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL); dan
harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait
menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
d. memuat pusat-pusat kegiatan selain dengan ketentuan sebagai berikut:
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL
(dengan notasi PKLp);
pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan
(PPK); dan
pusat kegiatan yang akan dijadikan PKLp harus ditetapkan sebagai kawasan strategis
kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan
pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria
PKL.
e. sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem
jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang yang telah disusun dapat dilihat dalam peta
penyajian Rencana Struktur Ruang pada gambar 2.4.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
19
Gambar 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber: RTWR Kabupaten Aceh Tamiang, 2012 – 2032
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
20
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten
merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi
lindung maupun budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran lebih rinci dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang wilayah
kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan daya dukung sumberdaya wilayah yang
dimiliki serta mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian
lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh
tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya;
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah
kabupaten bersangkutan;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten yang berbatasan;
5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya.
Dalam menentukan arahan pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang,
dasar-dasar pertimbangan yang digunakan selain hasil analisis juga dengan tanpa mengindahkan
kebijakan-kebijakan yang telah ada dan ditetapkan serta kebijakan lain yang berperan sebagai landasan
hukum (peraturan) yang mengatur berbagai aspek-aspek kepentingan yang berkaitan dengan rencana
pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Rencana Pola Ruang di Kabupaten Aceh
Tamiang hingga akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2032 terbagi ke dalam Rencana Kawasan Lindung
seluas 58.302,76 Ha atau 26.31 % dan Rencana Kawasan Budidaya 163.313,58 Ha atau 73.69 %. Lihat
pada gambar 2.5.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
21
Gambar 2.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2012 – 2032
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
22
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK
a. Air Limbah Domestik
Sarana pengelolaan limbah khususnya limbah cair masih di lakukan dengan menggunakan
jamban. Pemenuhan prasarana septic tank, pengembangan jamban komunal pada kawasan
permukiman padat, Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) terletak di Kampung Durian
Kecamatan Rantau. Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan
Strategi Sanitasi Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan
pelayanan di bidang air limbah domestik seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem
pengelolaan air limbah kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan
kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang air limbah dan penyusunan qanun
sistem pengelolaan air limbah di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana
yang telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan air limbah telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat kita
lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik sampai saat sekarang.
Tabel 2.6
Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat di Kabupaten Aceh Tamiang melalui pembangunan dan pengelolaan air limbah yang berwawasan lingkungan
Tersediannya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala rumah tangga
Tidak tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik
Belum tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik
Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik.
45% penduduk memiliki jamban septik
58% penduduk saat ini sudah memiliki jamban septik
Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal dari 1 unit menjadi 10 unit Tahun 2016
Jumlah pengelolaan Air Limbah Komunal 1 unit
Jumlah pengelolaan Air Limbah Komunal 16 unit
Meningkatnya layanan pengelolaan Air Limbah Domestik
5% penduduk mendapat Pelayanan Air Limbah Domestik
58% penduduk sudah mendapatkan pelayanan Air Limbah Domestik
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
23
b. Pengelolaan Persampahan
Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi
Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan pelayanan di bidang
persampahan seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pelayan persampahan limbah
kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas layanan
melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang persampahan dan penyusunan qanun sistem
pelayanan persampahan di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang
telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan persampahan telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat
7kita lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk persampahan sampai saat sekarang.
Jaringan persampahan yang telah menjadi tempat penampungan akhir (TPA) sudah dilakukan
penempatan dilokasi Kampung Durian Kecamatan Rantau dengan luasan lebih kurang 4 Ha.
Tabel 2.7
Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan pengelolaan pelayanan persampahan dan melanjutkan program CDM (Clean Development Management) serta meningkatkan peran serta masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan persampahan dari 5% menjadi 70% pada akhir tahun 2014
5% penduduk mendapatkan Layanan Pengelolaan Persampahan
11% penduduk mendapatkan Layanan Pengelolaan Persampahan
Berkurangnya timbulan sampah organik dari 63% menjadi 40% pada tahun 2016 melalui composting
63% Sampah organik belum dimanfaatkan
25% Sampah organik dimanfaatkan
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 4% menjadi 30% pada tahun 2016
4% Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3R
15% Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3R
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
24
c. Drainase Perkotaan
Dokumen Perencanaan Induk Sistem Drainase Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat
dilaksanakan, dan Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis
kontur kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan
dan kurang daya tampung debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya
aliran sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus ditanggulangi agar kondisi yang
tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan
sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke
sungai dan saluran drainase.
Tabel 2.8
Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase Perkotaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Membebaskan kawasan perkotaan dan pemukiman penduduk dari genangan air hujan maupun air limpasan lain.
Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2011
Belum tersedianya dokumen perencanaan induk drainase
Belum tersedianya dokumen perencanaan induk drainase
Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Aceh Tamiang menjadi 0 Ha dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman pada Tahun 2016
Potensi genangan air seluas genangan di Kabupaten Aceh Tamiang
Sebesar 21 Ha luas area permukiman di Kabupaten Aceh Tamiang masih tergenang.
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
2.3. Profil Sanitasi Saat Ini
Berbagai upaya dan kegiatan pembangunan di bidang sanitasi telah dilaksanakan di Kabupaten
Aceh Tamiang oleh berbagai institusi/SKPK terkait walaupun masih secara parsial dan belum
terintegrasi guna meningkatkan akses dan kualitas sanitasi dasar masyarakat. Peranan lingkungan
(lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakat) mempunyai pengaruh paling besar
dalam tercapainya kualitas hidup yang lebih baik khususnya dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal disamping faktor lain yaitu perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
25
Dikarenakan empat faktor tersebut selalu berfluktuatif maka derajat kesehatan masyarakat harus
diupayakan terus menerus, salah satunya melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP). Kondisi umum pengelolaan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat
pada uraian berikut :
a. Air Limbah Domestik
Limbah cair rumah tangga hasil pencucian dan mandi di Kabupaten Aceh Tamiang pada
umumnya di gelontorkan begitu saja di sekitar rumah. Rumah tangga yang ada selalu memanfaatkan
lahan maupun parit yang ada di sekitar pekarangan untuk membuang limbah cairnya tanpa
memperhatikan dan melihat dampak dari limbah tersebut terhadap kesehatan dan kebersihan orang
lain ( tetangga ) dan lingkungan sekitar. Sedangkan pada wilayah penduduk yang tinggal di sekitar
aliran sungai, pembuangan limbah cair rumah tangganya umumnya langsung disalurkan ke sungai
atau anak-anak sungai sehingga dapat menimbulkan pendangkalan pada parit atau sungai itu sendiri.
Hanya sebagian kecil masyarakat yang sudah membuat kolam atau lobang resapan sederhana di
sekitar pekarangannya guna menampung hasil limbah cair dari rumah tangganya.
Penanganan air limbah rumah tangga di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih menggunakan
sistem pengelolaan setempat (on-site system) tersebut sangat besar peluang yang mengakibatkan
terjadinya pencemaran air tanah karena hampir semua penduduk Aceh Tamiang menggunakan air
tanah, baik sumur bor maupun sumur terbuka.
(1) Sistem dan infrastruktur
User Interface
Sebanyak 79% masyarakat aceh sudah memiliki akses terhadap pengelolaan Air Limbah,
Umumnya 25% masyarakat sudah memiliki jamban pribadi dengan sistem pengelolaan awal/setempat
menggunakan septik tank dan selebihnya menggunakan Non Septik termasuk jamban dengan sistem
cubluk.
Penampungan Awal
Pengangkutan Lumpur Tinja yang dihasilkan oleh masyarakat di angkut dengan menggunakan
mobil truk tinja milik Pemkab Aceh Tamiang, pada saat ini, jumlah terdapat dua buah armada truk tinja
yang melakukan pelayanan keseluruh Kabupaten Aceh Tamiang.
Pengolahan Akhir Terpusat (Semi)
Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) sudah dibangun di Kabupaten Aceh Tamiang pada
tahun 2012, volume pengelolaan lumpur tinja adalah sebesar 2000 m3. IPLT terletak di Kampung
Durian yang berdekatan dengan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah Kabupaten Aceh Tamiang. IPLT
Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan beberapa
faktor dalam pengelolaan IPLT secara intensif oleh pilah BLHK Kabupaten Aceh Tamiang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
26
Daur Ulang/Pembuangan Akhir
Proses daur ulang dan pembuangan akhir dari Air Limbah Domestik belum ada sampai saat ini,
proses pemanfaatan lumpur tinja di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat di pergunakan sebagai
pupuk dan penghasil gas methane.
Gambar. 2.6 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik
Sebaran penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang tidak mempunyai akses bidang air adalah
sebanyak 7.238 Keluarga, pada kecamatan Tamiang Hulu, Kecamatan Tenggulun, Kecamatan Manyak
Payed mendominasi sebagai kecamatan yang mempunyai keluarga yang tidak memiliki akses sarana
dan prasarana layanan air limbah lebih dari 1.000 KK. Hal ini akan menjadi perhatian pemerintah pokja
sanitasi ke depan dalam menghilangkan angka tersebut, berikut ini akan dirincikan jumlah cakupan
layanan air domestik saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
27
Tabel 2.9 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Aceh Tamiang
No
Kecamatan
Sanitasi tidak layak
Sanitasi Layak
BABS*
Sistem Onsite Sistem Offsite
Sistem Berbasis Komunal
Skala Kawasan / terpusat
(KK)
Cubluk***, jamban
tidak aman**
(KK)
Cubluk aman/
Jamban keluarga
dgn tangki septik aman (KK)
MCK /Jamba
n Bersam
a (KK)
MCK Komunal**
** (KK)
Tangki Septik
Komunal > 10 KK (KK)
IPAL Komunal
(KK)
Sambungan Rumah yg berfungsi
(KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1 Tamiang Hulu 1033 1036 1851 0 52 289 0 0
2 Bandar Pusaka 548 483 1478 12 22 41 0 0
3 Kejuruan Muda 695 2984 3744 0 0 0 0 0
4 Tenggulun 1027 658 2086 0 0 0 0 0
5 Rantau 391 917 5.492 0 122 399 0 0
6 Kota Kualasimpang 37 0 4198 0 122 36 0 0
7 Seruway 570 1421 3096 0 122 663 0 0
8 Bendahara 255 378 3439 0 122 960 0 0
9 Banda Mulia 210 0 2066 0 122 201 0 0
10 Karang Baru 517 572 6635 0 122 894 0 0
11 Sekerak 339 437 584 0 122 333 0 0
12 Manyak Payed 1616 2106 2586 0 122 1059 0 0
7238 10992 37255 12 1050 4875 0 61422
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
MCK komunal yang telah di bangun untuk memberikan pelayanan terhadap akses air limbah
domestik bagi masyarakat berjumlah sebanyak 28 unit, pelaksanaan MCK Komunal saat ini hanya
berfokus pada penyediaan akses air limbah terhadap masyarakat, jumlah truk tinja adalah sebanyak 2
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
28
unit, Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja Kampung Durian di bangun pada tahun 2012, Kondisi sarana
dan prasarana air limbah domestik dapat kita lihat pada tabel 2.10. Sedangkan sarana dan prasarana
air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat terlihat pada gambar 2.7.
Tabel 2.10 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Jumlah/
Kapasitas
Kondisi Keterangan
Berfungsi Tdk
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit 28 12 16
2. Truk Tinja Unit 2 1 1 1 unit 4000 L
3 IPLT : kapasitas M3/hari
30 0 0 Tidak
Optimal
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal
- Tangki septik komunal >10KK
unit 67 67 0
- IPAL Komunal unit 1254 1254 0
2 IPAL Kawasan/Terpusat
- Kapasitas M3/hari 0 0 0
- Sistem 0 0 0 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 Keterangan : IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
29
Gambar 2.7 Peta Cakupan Akses Air Limbah Domestik
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
30
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan Bidang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani
oleh SKPK yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran dan tugas pokok
dari instansi terkait pengelolaan persampahan dapat dijabarkan pada tabel lampiran. Pada saat ini
peran aktif Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh Badan Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di dukung juga oleh instansi terkait lainnya
secara tidak langsung.
Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Aceh Tamiang yang
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang saat ini masih
minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana serta masih rendahnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya penggunaan tangki septic sesuai standar kesehatan, maka diperkirakan
hanya 5 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang mampu dilayani.
b. Persampahan
Sistem pengelolaan sampah padat rumah tangga di Kabupaten Aceh Tamiang pada beberapa
wilayah masih dilakukan secara individual skala rumah tangga, yang dilakukan dengan cara
dikumpulkan di sekitar pekarangan rumahnya dan pada waktu tertentu (sore hari atau selang beberapa
hari) kemudian baru dibakar. Pada daerah aliran air (sungai) sampah rumah tangga biasanya dibuang
langsung di pinggiran aliran sungai, yang pada waktu tertentu ketika air sungai meninggi sampah akan
terbawa arus/aliran sungai tersebut.
Pada umumnya pengelolaan sampah rumah tangga adalah dibakar dan masih ada rumah
tangga yang membuang sampahnya ke aliran sungai atau anak sungai yang ada. Baru 27,29% sistem
pengelolaan sampah rumah tangga yang ada memenuhi syarat kesehatan.
(1) Sistem dan infrastruktur
User Interface
Sumber timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang berasal dari Rumah Tangga, Toko,
Kantor Kantor, pasar, dan Tempat Tempat Umum.
Pengumpulan Setempat
Metode Pengumpulan Setempat yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menggunakan
becak motor, pengumpulan sampah setempah hanya dilaksanakan pada daerah perkotaan di
Kabupaten Aceh Tamiang.
Penampungan Sementara
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) persampahan terbuat dari bangunan konkrit dan
kontainer, TPS ini hanya terletak pada beberapa daerah perkotaan.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
31
Pengangkutan
Pada saat ini terdapat 6 buah dum truk dan 4 buat arm roll yang melayani sektor persampahan,
jumlah armada ini masih sangat minim untuk melayani seluruh persampahan di seluruh Kabupaten
Aceh Tamiang.
Pengolahan Akhir (Semi)
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Persampahan terletak di Kampung Durian, sistem TPA pada
saat ini adalah kontrol landfill.
Daur ulang/Pembuangan Akhir
Pemanfaatan sampah sebagai bahan daur ulang belum dapat dilaksanakan, pemanfaat sampah
hanya sebatas pada bahan sampah yang dapat di olah kembali menjadi bahan lainnya.
Gambar. 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan
Volume timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebesar 528 m3 setiap harinya,
volume timbulan terbanyak terdapat pada daerah di Kecamatan Karang Baru yaitu sebanyak 76,03 m3
setiap harinya, timbulan sampah ini masih tercampur antara sampah organik dan nonorganik. Pada
tabel berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci timbulan sampah per kecamatan.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
32
Tabel 2.11 Timbulan Sampah Per Kecamatan
Kecamatan
Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah
Wilayah perkam-pungan
Wilayah perkotaan
Total Wilayah
perkampungan
Wilayah Perkotaan
Total
Orang orang orang (%) (M3/ hari)
(%) (M3/ hari)
(%) (M3/ hari)
Tamiang Hulu 13474 4723 21.446 74% 26,95
26% 9,45 100% 36,39
Bandar Pusaka 9749 2383 43.057 80% 19,50
20% 4,77 100% 24,26
Kejuruan Muda 22954 10407 38.851 69% 45,91
31% 20,81 100% 66,72
Tenggulun 15305 1813 38.397 89% 30,61
11% 3,63 100% 34,24
Rantau 14749 19738 33.414 43% 29,50
57% 39,48 100% 68,97
Kota Kualasimpang
0 19019 27.918 0% -
100% 38,04 100% 38,04
Seruway 21567 3232 21.541 87% 43,13
13% 6,46 100% 49,60
Bendahara 18935 538 22.433 97% 37,87
3% 1,08 100% 38,95
Banda Mulia 10406 747 12.513 93% 20,81
7% 1,49 100% 22,31
Karang Baru 17067 20969 13.949 45% 34,13
55% 41,94 100% 76,07
Sekerak 5495 794 18.767 87% 10,99
13% 1,59 100% 12,58
Manyak Payed 27051 3305 6.969 89% 54,10
11% 6,61 100% 60,71
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Volume sampah yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang tidak semua dapat dilayani,
keterbatasan armada dan dana operasional menjadi penyebab utama dalam keterbatasan pelayanan
persampahan, dari semua kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang, Kecamatan Kuala Simpang
merupakan daerah yang mendapatkan pelayanan sebesar 66,62% dari volume sampah yang terangkut
ke TPA, sedangkan untuk kecamatan lainnya belum dilakukan pelayanan secara maksimal, tabel
berikut akan menjelaskan secara terperinci caukupan akses dan sistem layanan persampahan
kecamatan.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
33
Tabel 2.12 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan
Kecamatan
3R Volume sampah yg terangkut ke
TPA
Wilayah perkampung
-an
Wilayah perkotaan
Total Wilayah Perkotaan Total
(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)
Tamiang Hulu 0 0 0 0 0 0 32,50 70.01 32,50 70.01
Bandar Pusaka 0 0 0 0 0 0 32,49 45.33 32,49 45.33
Kejuruan Muda 0 0 0 0 0 0 32,50 126.27 32,50 126.27
Tenggulun 0 0 0 0 0 0 34,98 60.99 34,98 60.99
Rantau 0 0 0 0 0 0 32,49 124,79 32,49 124,79
Kota Kuala Simpang 0 0 0 0 0 0 66,62 142,88 66,62 142,88
Seruway 0 0 0 0 0 0 32,49 90.73 32,49 90.73
Bendahara 0 0 0 0 0 0 32,50 72.91 32,50 72.91
Banda Mulia 0 0 0 0 0 0 32,00 40.67 32,00 40.67
Karang Baru 0 0 0 0 0 0 32,50 139.94 32,50 139.94
Sekerak 0 0 0 0 0 0 32,50 22.65 32,50 22.65
Manyak Payed 0 0 0 0 0 0 32,50 108.60 32,50 108.60 Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
Sarana dan prasarana bidang persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat
memberikan pelayanan penuh terhadap pelayanan bidang persampahan untuk seluruh kawansan
permukiman yang sudah ada, jumlah truk sampah saat ini adalah sebanyak 10 unit, namun hanya 7
unit yang dapat dioperasionalkan. Tabel berikut menjelaskan kondisi Prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas /
daya tampung*
Ritasi /hari
Kondisi Keterang-
an**
M3 Baik Rusak ringan
Rusak Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak Unit 47 1 1 5 42 -
- Becak/Becak Motor Unit 10 0,75 1 9 1 -
- Kendaraan Pick Up Unit 1 1,5 2 1 - -
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
34
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas /
daya tampung*
Ritasi /hari
Kondisi Keterang-
an**
M3 Baik Rusak ringan
Rusak Berat
2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)
- Bak sampah (beton/kayu/fiber)
Unit 14
3 dan 1,5 - 14 - -
- Container Unit 36 6 - 36 - -
- Transfer Stasiun Unit - - - - - -
- SPA (Stasiun Peralihan Antara)
Unit -
- - - - -
3. Pengangkutan
- Dump Truck Unit 6 6 2 3 3 -
- Arm Roll Truck Unit 4 4 2 4 0 -
- Compactor Truck Unit
4 Pengolahan Sampah
- Sistem 3R Unit 1 - - - - -
- Incinerator Unit - - - - - -
5 TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
- Luas total TPA yg terpakai
Ha 3 - - 3
- Luas sel Landfill Ha -
- Daya tampung TPA (M3/hari) 750,38 - √ - -
6 Alat Berat
- Bulldozer Unit - - - - - -
- Whell/truck loader Unit - - - - - -
- Excavator / backhoe Unit 1 - 1 - -
- - Truk tanah
Unit 3 - 3 - -
7 IPL: Sistem kolam/aerasi/…..
Unit 1 320.000 - - - -
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
- - - - - - -
Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
Daerah permukiman yang berwarna hijau menggambarkan lokasi yang sudah mendapatkan
akses layanan persampahan secara langsung dengan penempatan TPS permanen maupun kontainer,
Akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang dapat kita lihat
pada peta berikut ini.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
35
Gambar. 2.9 Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Per Kecamatan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
36
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan bidang pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh
SKPK terkait yaitu Bappeda sebagai fungsi koordinasi, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran
dan tugas pokok dari instansi terkait pengelolaan persampahan dapat dijabarkan pada tabel lampiran.
Pada saat ini peran aktif pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh Badan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di dukung juga oleh instansi terkait
lainnya secara tidak langsung.
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang saat ini ditangani oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang dan didukung oleh datok penghulu dan perangkan
kampung. Dasar peraturan pengelolaan Persampahan pada saat sudah terbentuk dalam hal retribusi
persampahan.
c. Drainase Perkotaan
Di Kabupaten Aceh Tamiang sendiri sampai saat ini masih mengalami masalah dibidang
drainase, dimana masih kurang baiknya saluran drainase. Hal itu ditandai dengan masih terdapatnya
daerah ataupun titik banjir di Kabupaten Aceh Tamiang seperti Kecamatan Karang Baru, Kecamatan
Tamiang Hulu dan Kecamatan Kejuruan Muda.
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan kawasan rawan banjir. Bila curah hujan sangat tinggi
dengan ketinggian genangan dapat mencapai 2 meter dan lama genangan 5-20 hari.
Sumber genangan air (banjir) di Kabupaten Aceh Tamiang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Banjir Kiriman, merupakan aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu sungai di luar
kawasan yang tergenang. Hal ini diakibatkan oleh hujan yang terjadi di daerah hulu
menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya, sehingga terjadi limpasan.
2. Banjir Lokal, merupakan genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah itu sendiri,
dimana drainase yang ada tidak mampu menampung debit air hujan, Pada banjir lokal,
ketinggian genangan air mencapai 30-50 cm dan lama genangan air 1-3 jam.
Pada tabel 2.14 akan mejelaskan wilyah genangan yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang
pada kondisi saat ini.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
37
Tabel 2.14 Lokasi Genangan Dan Perkiraan Luas Genangan
No Lokasi
Genangan (Kampung)
Wilayah Genangan Infrastruktur*
Luas Ketingg
ian Lama
Frekuensi Penye-
bab***
Jenis Keterang-
an**
(Ha) (M) (jam/ hari)
(kali/ tahun)
1 BENUA RAJA 3 1 3 1 Hujan Tidak ada
2 BUKIT TEMPURUNG 5
1 2 1
Hujan Tidak ada
3 AIR MASIN 1 1 3 1 Hujan Tidak ada
4 SEUNEUBOK DALAM UPAH 3
1 2 1 Hujan Tidak ada
5 SUKA MULIA/UPAH HULU 3
1 3 1 Hujan Tidak ada
6 SUKAJADI 5 1 2 1 Hujan Tidak ada
7 JUAR 1 1 3 1 Hujan Tidak ada
8 BUKET PANJANG II 2
1 2 1 Hujan Tidak ada
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Pada saat ini perkiraan pembangunan drainase primer sudah mencapai 75.218 m di
Kabupaten Aceh Tamiang, dan pembangunan saluran sekunder sudah mencapai 243.012, pada tabel
di bawah ini akan menampilkan kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Aceh Tamiang
Tabel 2.15
Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Di Kabupaten Aceh Tamiang
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Bentuk Penam-
pang Saluran*
Dimensi Kondisi Frekuensi
Pemeli-haraan
(kali/tahun)
B** H*** Ber-
fungsi Tdk
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran
1 - S. Primer m Segi
Empat >1
>1 75.218 - -
- Saluran Sekunder m Segi
Empat <1
<1 243.012
- -
- Saluran Tersier m Segi
Empat <0,3
<0,3 196.724
- -
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 Keterangan: *Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B:: lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
38
(1) Sistem dan infrastruktur
Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis kontur
kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan dan
kurang daya tamping debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya aliran
sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus direncanakan kembali agar kondisi yang
tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan
sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke
sungai dan saluran drainase.
Pada saat ini terdapat 8 lokasi identifikasi awal potensi titik genangan air di Kabupaten Aceh
Tamiang, lokasi tersebut terdapat pada Benua raja, Bukit tempurung, Air masin, Seuneubok dalam
upah, Suka mulia/upah hulu, Sukajadi, Juar, Buket panjang II, potensi genangan air ditentukan
berdasarkan dari hasil analisa proyeksi Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun
2015. Berikut akan disajikan peta potensi genangan banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
39
Gambar 2.10 Peta Lokasi Genangan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi,2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
40
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Instansi pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang yang menangani dan terkait dalam pengelolaan
drainase antara lain adalah Bappeda sebagai fungsi koordinasi. Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Cipta
Karya dan Pengairan) Kabupaten Aceh Tamiang, Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Aceh Tamiang, Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang.
Pengelolaan drainase di Kabupaten Aceh Tamiang dikelola oleh Dinas PU di bawah Bidang
Cipta Karya, pengelolaan drainase ini ikut juga di dukung oleh Bappeda, BLHK, dan Dinas Kesehatan.
Peraturan terkait pengelolaan sistem drainase di Kabupaten Aceh Tamiang belum tersedia sampai saat
sekarang ini.
2.4. Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan penilaian dan penetapan
terhadap area beresiko untuk Kabupaten Aceh Tamiang setelah membandingkan skor penilaian
terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang
kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan observasi lapangan diseluruh kelurahan.
a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik
Pada peta area beresiko air limbah domestik berikut ini akan menunjukkan daerah resiko
sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang
dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut
didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
41
Gambar 2.11 Peta Area Berisiko Air Limbah Domestik.
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
42
Pada berikut tabel 2.16 berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi air limbah domestik
yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari
hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPK, dan persepsi SKPK sehingga
di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.16
Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik
No Area Berisiko*)
(Kampung)
Wilayah Prioritas
Air Limbah
1 PERK PULAU TIGA 3
2 BABO 3
3 BUKIT RATA 4
4 LANDUH 3
5 KOTA LINTANG 3
6 PEUKAN SEURUWAY 3
7 GELUNG 3
8 MESJID S.IYU 3
9 SUKAJADI 3
10 MEDANG ARA 3
11 SEKERAK KANAN 3
12 PAYA KETENGGAR 3
13 TUALANG BARU 3
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015,
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan
sanitasi Air Limbah Domestik seperti yang terjabarkan pada tabel 2.17.
Tabel 2.17 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Permasalahan
1.
A. Sistem/Teknis a. User Interface: BABS: 21 % KK atau setara dengan 10.984 KK melakukan buang air besar sembarangan b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN / PENGOLAHAN AWAL Sarana dan prasarana tidak layak 26,9% dr total penduduk memiliki akses ke fasilitas pengolahan tanki septic yang tidak memadai
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
43
2.
c. PENGANGKUTAN/ PENGALIRAN Akses layanan armada truk tinja hanya dapat diakses oleh 50% dr total penduduk d. PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT Penggunaan Sarana dan Prasarana IPLT belum dioperasionalkan B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang terbentuk antar SKPK c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningatan akses air limbah domestik d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Sektor Air Limbah Domestik e. Aspek Komunikasi dan PMJK Peran Jender dalam pengelolaan air limbah masih sangat rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
b. Area berisiko dan permasalahan persampahan
Pada peta area beresiko Persampahan berikut ini akan menunjukkan daerah resiko sangat tinggi
dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang dengan warna
hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut didapatkan
berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
44
Gambar 2.12 Peta Area Berisiko Persampahan
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
45
Pada berikut tabel 2.18 berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Persampahan yang
di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari hasil
studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPK, dan persepsi SKPK sehingga di
dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.18
Area Bersiko Persampahan
No Area Berisiko*)
(Kampung)
Wilayah Prioritas
Persampahan
1 PERK PULAU TIGA 3
2 BABO 3
3 SEUMADAM 3
4 BUKIT RATA 4
5 TENGGULUN 3
6 LANDUH 3
7 ALUR CUCUR 3
8 PERDAMAIAN 4
9 BUKIT TEMPURUNG 3
10 KOTA LINTANG 3
11 PEUKAN SEURUWAY 3
12 MESJID S.IYU 3
13 TELAGA MEUKU I 3
14 SUKAJADI 3
15 BUNDAR 3
16 MEDANG ARA 3
17 SEKERAK KANAN 3
18 PAYA KETENGGAR 3
19 TUALANG BARU 3 Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015,
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan
sanitasi Peersampahan seperti yang terjabarkan pada tabel 2.19.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
46
Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Persampahan
No Permasalahan
1.
2.
A. Sistem/Teknis a. User Interface: 89% KK yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan Jumlah Tmp Usaha yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan di kawasan Kota b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN / PENGOLAHAN AWAL Minimnya Jumlah Gerobak Sampah sebagai Pengumpulan Awal Persampahan c. PENAMPUNGAN SETEMPAT Minimnya Sarana Kontainer/TPS d. PENGANGKUTAN Minimnya Jumlah Truk / Arm Roll untuk pengangkutan sampah e. (SEMI) PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT TPS 3R belum tersedia f. DAUR ULANG/ PEMBUANGAN AKHIR TPA tidak mampu melayani persampahan pada daerah yang sangat jauh (lebih dari 50Km) Adanya gangguan pada Leachid Sistem Pengelolaan Persampahan di TPA B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang terbentuk antar SKPK c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan akses persampahan d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Sektor Persampahan e. Aspek Komunikasi dan PMJK Belum efektifnya komunikasi yang tersedia untuk peningkatan pengelolaan persampahan Peran Jender dalam pengelolaan Persampah masih sangat rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
47
c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan
Pada peta area beresiko Drainase Perkotaan berikut ini akan menunjukkan daerah resiko sangat
tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang dengan
warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut
didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
48
Gambar 2.13 Peta Area Berisiko Drainase
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
49
Pada berikut tabel 2.20 akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Drainase Perkotaan yang di
analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari hasil studi
environmental health risk assessment, data sekunder SKPK, dan persepsi SKPK sehingga di dapatkan
wilayah prioritas pelayanan bidang Drainase Perkotaan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.2 Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
No Area Berisiko*)
(Kampung)
Wilayah prioritas
Drainase
1 PERK PULAU TIGA 4
2 BABO 3
3 SUNGAI LIPUT 3
4 LANDUH 3
5 BENUA RAJA 3
6 KAMPUNG DURIAN 3
7 KOTA KUALA SIMPANG 3
8 PERDAMAIAN 3
9 PEUKAN SEURUWAY 3
10 GELUNG 3
11 MESJID S.IYU 3
12 TELAGA MEUKU I 3
13 SUKAJADI 3
14 DALAM 3
15 BUNDAR 3
16 PAHLAWAN 3
17 SEKERAK KANAN 3
18 PAYA KETENGGAR 3
19 TUALANG BARU 3 Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015,
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan
sanitasi Drainase Perkotaan seperti yang terjabarkan pada tabel 2.21 berikut ini.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
50
Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Terkait Pengelolaan Drainase Perkotaan
No Permasalahan
1
2
A. Sistem/Teknis Luas permukiman rawan bencana banjir sebesar 48 Ha (36%) Seluas 50Ha (38%) permukiman mengalami kerusakan kecil pada bangunan saluran Sarana Pembangunan Jaringan Drainase Belum Terbangun di seluruh Kabupaten B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan Pembangunan Jaringan Drainase yang terbentuk antar SKPK c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase e. Aspek Komunikasi dan PMJK Peran Jender dalam Pembangunan Jaringan Drainase masih sangat rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
51
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
3.1. Visi dan Misi Sanitasi
Dalam mencapai universal accses dimana kondisi diharapkan seluruh masyarakat di kabupaten
Aceh Tamiang seluruhnya mendapatkan akses terhadap sarana dan prasarana sanitasi, Pokja Sanitasi
Kabupaten Aceh Tamiang merumuskan secara umum mengenai keadaan yang diinginkan dengan
mewujudkan sasaran yang ingin dicapai dalam jangka waktu ke depan, pencapaian visi merupakan
hal yang penting dan Merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh SKPD agar tujuannya dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik, untuk itu pada tabel berikut ini akan mejabarkan Visi dan Misi
Sanitasi Kabupaten Aceh.
Tabel 3.1
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang
Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten
Misi Sanitasi Kabupaten
“ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI”
1. Memantapkan prasarana dan sarana jaringan transportasi wilayah.
2. Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.
3. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera.
4. Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan.
5. Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan kelembagaan yang transparan.
6. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika.
7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
TERWUJUDNYA PERMUKIMAN ACEH TAMIANG YANG BERSIH DAN SEHAT SERTA BERWAWASAN LINGKUNGAN
1. MENGGERAKKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
2. MENDORONG KUALITAS APARATUR YANG HANDAL DAN PROFESIONAL SERTA MEMILIKI DISIPLIN DAN ETOS KERJA YANG TINGGI
3. MENDORONG MASYARAKAT UNTUK IKUT SERTA DALAM PENGELOLAAN SANITASI
4. MENINGKATKAN PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN SANITASI
5. MENCIPTAKAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI MASYARAKAT
6. MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN DALAM PENGELOLAAN SANITASI
7. MENINGKATKAN PELAYANAN
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
52
amanah (Good Governance).
8. Melibatkan pemuda dan perempuan dalam pembangunan (pengarusutamaan gender).
9. Menegakkan supremasi hukum untuk memantapkan kestabilan politik, keamanan dan ketertiban.
10. Meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
11. Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Dienul Islam.
PENGELOLAAN SANITASI
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi
3.2 1 Tahapan Pengembangan Sanitasi
a. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Zona--zona untuk pengembangan air limbah domestik terlihat pada gambar 3.1 yang berupa
peta tahapan pengembangan pengelolaan air limbah domestik. Selanjutnya rencana tahapan
pengembangan sanitasi sub sektor air limbah dapat digambarkan sebagai berikut :
Zona 1, merupakan area dengan tingkat kepadatan penduduk sedang kawasan perkotaan, dengan
pilihan system IPAL Kawasan (off Site) dengan skala kampung dan kawasan melalui
Pembangunan IPAL skala kawasan. Zona ini mencakup 29 Kampung yang tersebar hampir
diseluruh Kecataman di Kabupaten Aceh Tamiang. Zona ini ditandai dengan warna asiran Biru.
Nama nama kampung ini dapat dilihat lebih rinci pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2015.
Zona 2, merupakan area dengan tingkat kepadatan penduduk sedang kawasan pekampungan,
dengan pilihan system Komunal dengan skala kampung dan kawasan melalui Pembangunan MCK
Umum dan Septintank Komunal melalui program sanimas. Zona ini mencakup 175 Kampung yang
tersebar hampir diseluruh Kecataman di Kabupaten Aceh Tamiang. Zona ini ditandai dengan
warna asiran Kuning. Nama nama kampung ini dapat dilihat lebih rinci pada Instrumen Profil
Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
53
Zona 3, merupakan area dengan tingkat kepadatan penduduk rendah kawasan pekampungan,
dengan pilihan system on site dengan skala kampung melalui Pembangunan WC dengan septik
tank dan WC dengan sistem cubluk per KK yang tidak memliki akses terhadap fasiltas air limbah
melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Zona ini mencakup 9 Kampung yang tersebar
hampir diseluruh Kecataman di Kabupaten Aceh Tamiang. Zona ini ditandai dengan warna asiran
Merah. Nama nama kampung ini dapat dilihat lebih rinci pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2015.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
54
Gambar 3.1 Peta Wilayah Tahapan Pengembangan Pengelolaan Air Limbah
Sumber : Instrumen Profil Saniasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
55
Dari hasil penentuan zona yang telah disepakati, selanjutnya ditentukan tahapan pengembangan
air limbah Domestik Kabupaten Aceh Tamiang yang hendak ingin capai dengan menentuk target
cakupan layanan (%) pada satiap jangkat waktunya yaitu dalam jangka pendek (1 sampai 2 tahun),
dalam jangka menengah (5 tahun), dalam jangka panjang (20 tahun).
Tahapan pengembangan tersebut dapat terlihat pada tabel 3.2, selanjutnya cakupan layanan
adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem atas total penduduk. cakupan layanan eksisting
didapatkan dari analisa data Instrumen Profil Sanitasi, sistem yang teridentifkasi terbagai atas :
1. Sistem Buang Air Besar Sembarangan, kondisi dimana penduduk masih tidak dapat
mengakses sarana air limbah sehingga langsung melakukan buang air besar di kebun, kolam,
sawah, sungai dll.
2. Sistem Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite), kondisi dimana penduduk
mempunyai sarana air limbah yang belum standar seperti WC Cubluk dan sejenisnya, dan
yang sudah standar seperti WC Septik Tank pada setiap hunian rumah.
3. Sistem Komunal, kondisi dimana penduduk mempunyai akses sarana air limbah secara
komunal seperti MCK Umum, IPAL Komunal, Septik Tank Komunal, dan WC Komunal.
4. Sistem IPAL terpusat, kondisi dimana suatau daerah dengan kapadatan yang sangat tinggi,
sehingga pilihan sistem IPAl terpusat merupakan solusi yang terbaik untuk membenahi sarana
dan prasaran air limbah.
Tabel 3.2
Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
No Sistem Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**
21% 14% 0% 0%
B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1 Cubluk dan sejenisnya***. 50% 52% 48% 35%
2 Tangki septik 21% 24% 28% 33%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 8% 10% 11% 15%
2 IPAL komunal 0% 0% 7% 17%
3 Tangki septik komunal 0% 0% 6% 0%
D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site)
0% 0% 0% 0%
Subtotal 100% 100% 100% 100%
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
56
b. Tahapan Pengembangan Persampahan
Zona-zona tersebut di atas dapat dilihat pada peta tahapan pengembangan wilayah pengelolaan
persampahan pada gambar 3.2. Rencana Tahapan pengembangan sanitasi sub sektor persampahan
dapat digambarkan sebagai berikut;
Zona I merupakan area dengan kepadatan rendah, rata rata kepadatan penduduk adalah di bawah
25 org/ha, pada zona ini akan dilakukan sistem pelayanan rumah ke rumah dengan motor sampah
dalam tahap pengumpulan awal dan selanjutnya akan dikumpulkan ke Tempat Pembuangan
Sampah (TPS) permanent biasa sementara dan kemudian akan di angkut dengan menggunakan
dump truk untuk di proses ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir (TAPSA). Sebagai upaya
tambahan akan dilakukan promosi 3R sebagai upaya untuk mengurangi sampah dari sumbernya.
Jumlah kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 5 kampung, dan detail kampung bisa di lihat
secara terpererinci pada lampiran Instrumen Profil Sanitasi. Dalam peta di bawah ini dapat dilihat
zona I dengan area arsiran berwarna hijau.
Zona II merupakan area dengan kepadatan sedang, rata rata kepadatan penduduk adalah berkisar
25 sampai 100 org/ha, pada zona ini akan dilakukan sistem pelayanan rumah ke rumah dengan
motor sampah dalam tahap pengumpulan awal dan selanjutnya akan dikumpulkan ke Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) permanent biasa sementara dan kemudian akan di angkut dengan
menggunakan dump truk untuk di proses ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir (TAPSA).
Sebagai upaya tambahan akan dilakukan promosi 3R sebagai upaya untuk mengurangi sampah
dari sumbernya. Jumlah kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 11 kampung, dan detail
kampung bisa di lihat secara terpererinci pada lampiran Instrumen Profil Sanitasi. Dalam peta di
bawah ini dapat dilihat zona II dengan area arsiran berwarna biru.
Zona III merupakan area dengan kepadatan tinggi, rata rata kepadatan penduduk adalah di atas
138 org/ha, tipikal zona merupakan zona urban dimana pada zona ini akan dilakukan sistem
pelayanan rumah ke rumah dengan gerobak sampah dalam tahap pengumpulan awal dan
selanjutnya akan dikumpulkan ke Tranper Depo II dengan Kontainer dan kemudian akan di angkut
dengan menggunakan arm roll untuk di proses ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir (TAPSA).
Pada zona ini tidak dilakukan promosi 3R disebabkan keterbatasan lahan. Jumlah kampung pada
zona ini berjumlah sebanyak 27 kampung, dan detail kampung bisa di lihat secara terpererinci
pada lampiran Instrumen Profil Sanitasi. Dalam peta di bawah ini dapat dilihat zona III dengan area
arsiran berwarna kuning.
Zona IV merupakan area dengan kepadatan tinggai, rata rata kepadatan penduduk adalah di
atas178 org/ha, tipikal zona merupakan zona urban dimana pada zona ini akan dilakukan sistem
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
57
pelayanan dengan cara langsung membawa sampah ke Transper Depo III dengan Kontainer dan
kemudian akan di angkut dengan menggunakan arm roll untuk di proses ke Tempat Pemprosesan
Sampah Akhir (TAPSA). Pada zona ini tidak dilakukan promosi 3R disebabkan keterbatasan lahan.
Jumlah kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 8 kampung, dan detail kampung bisa di lihat
secara terpererinci pada lampiran Instrumen Profil Sanitasi. Dalam peta di bawah ini dapat dilihat
zona IV dengan area arsiran berwarna merah.
Zona V merupakan area dengan kepadatan sedang, rata rata kepadatan penduduk adalah 25
sampai 100 org/ha, tipikal zona merupakan zona Central Bisnis District (CBD) dimana pada zona
ini akan dilakukan sistem pelayanan secara langsung dari rumah ke rumah dengan mobil
compactor dan langsung di angkut ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir (TAPSA). Jumlah
kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 11 kampung, dan detail kampung bisa di lihat secara
terpererinci pada lampiran Instrumen Profil Sanitasi. Dalam peta di bawah ini dapat dilihat zona V
dengan area arsiran berwarna orange.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
58
Gambar 3.2 Peta Wilayah Pengembangan Pengelolaan Persampahan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
59
Dari hasil penentuan zona yang telah disepakati, selanjutnya ditentukan tahapan pengembangan
Persampahan Kabupaten Aceh Tamiang yang hendak ingin capai dengan menentuk target cakupan
layanan (%) pada satiap jangkat waktunya yaitu dalam jangka pendek (1 sampai 2 tahun), dalam
jangka menengah (5 tahun), dalam jangka panjang (20 tahun). Tahapan pengembangan tersebut dapat
terlihat pada tabel 3.3.
Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem atas total penduduk.
cakupan layanan eksisting didapatkan dari analisa data Instrumen Profil Sanitasi, sistem yang
teridentifkasi terbagai ke dalam 4 sistem yaitu :
1. Sistem penanganan secara langsung, kondisi dimana pelayanan persampahan dilakukan
secara langsung dari rumah ke rumah dengan mobil dump truk atau compactor dan dibuang
langsung ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir (TAPSA).
2. Sistem Penanganan secara tidak langsung, kondisi dimana pelayanan persampahan dilakukan
secara tidak langsung dari rumah dengan menggunakan becak motor sampah, gerobak
sampah, dan mobil pick up untuk di kumpulkan di Tempat Pembuangan Sampah sementara,
selanjutnya akan di angkut kembali menggunakan truk sampah untuk di buang ke tempat
pemprosesan sampah akhir.
3. Sistem pengelolaan madiri, kondisi dimana persampahan dikelola mandiri oleh masyarakat
atau belum terlayani oleh pelayanan persampahan Kabupaten Aceh Tamiang dengan cara
membakar, menimbun dibelakangan rumah atau lingkungan.
4. Sistem 3R, kondisi dimana persampahan dikelola oleh masyarakat secara optimal dengan cara
3R dengan tujuan untuk memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat secara tidak
langsung.
Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten
No Sistem
Cakupan layanan
eksisting(1) (%)
Cakupan layanan (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Wilayah Perkotaan
A Prosentase sampah yang terangkut
1 Penanganan langsung (direct)(2) 10% 10% 15% 25%
2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3)
40% 45% 60% 75%
Dikelola mandiri oleh 50% 45% 25% 0
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
60
No Sistem
Cakupan layanan
eksisting(1) (%)
Cakupan layanan (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
B masyarakat atau belum terlayani(5)
C 3R 0 0 0 0
Wilayah Perkampungan
A Prosentase sampah yang terangkut
1 Penanganan langsung (direct)(2) 10% 10% 15% 25%
2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3)
40% 45% 60% 75%
B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani(5)
50% 45% 25% 0
C 3R
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
c. Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
Rencana Tahapan pengembangan sanitasi sub sektor Drainase Perkotaan dapat digambarkan
sebagai berikut :
Zona I merupakan area dengan potensi timbulan genangan air rendah, penanganan genangan air
pada zona ini akan dilaksanakan dalam periode jangka pendek yaitu dalam dua tahun. Jumlah
kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 2 kampung, yaitu Kampung Juar dan Kampung Air
Masin. Dalam peta di bawah ini dapat dilihat zona I dengan area arsiran berwarna Merah.
Zona II merupakan area dengan potensi timbulan genangan air tinggi, penanganan genangan air
pada zona ini akan dilaksanakan dalam periode jangka panjang yaitu dalam lima tahun. Jumlah
kampung pada zona ini berjumlah sebanyak 6 kampung, yaitu Kampung Benua Raja, Bukit
Tempurung, Seuneubok Dalam Upah, Suka Mulia/Upah Hulu, Sukajadi, Buket Panjang II. Dalam
peta di bawah ini dapat dilihat zona II dengan area arsiran berwarna Biru.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
61
Gambar 3.3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
62
Dari hasil penentuan zona yang telah disepakati, selanjutnya ditentukan tahapan pengembangan
Persampahan Kabupaten Aceh Tamiang yang hendak ingin capai dengan menentuk target cakupan
layanan (%) pada satiap jangkat waktunya yaitu dalam jangka pendek (1 sampai 2 tahun), dalam
jangka menengah (5 tahun), dalam jangka panjang (20 tahun).
Tahapan layanan drainase adalah kondisi persentase permukiman yang terlayani oleh sistem
pelayanan. Potensi genongan air di area permukiman didapatkan dari analisa data Instrumen Profil
Sanitasi yang terdapat pada 8 daerah genangan, luas genangan eksisting di area permukiman akan di
tanggulangi pengurangan luas genangan dalam jangka pendek dan jangka menangah. Uraian
penanganan pengurangan luas genangan bisa dilihat dengan lebih terperinci pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4
Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten
No Titik Genangan di Area
Permukiman
Luas genangan eksisting di Area
Permukiman Pengurangan luas genangan (ha)
(ha) Jangka pendek Jangka
menengah Jangka panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 BENUA RAJA 3,0 0 3,0 0
2 BUKIT TEMPURUNG 4,8 0 4,8 0
3 AIR MASIN 1,0 1 0 0
4 SEUNEUBOK DALAM UPAH
2,8 0 2,8 0
5 SUKA MULIA/UPAH HULU 2,8 0 2,8 0
6 SUKAJADI 4,8 0 4,8 0
7 JUAR 1 1 0 0
8 BUKET PANJANG II 1,7 1,7 0 0
3.2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi
Dalam rangka untuk mencapai kondisi yang diinginkan yaitu dengan visi sanitasi “Terwujudnya
Permukiman Aceh Tamiang Yang Bersih Dan Sehat Serta Berwawasan Lingkungan“ melalui misi misi
sanitasi untuk dapat mencapai target nasional 100 0 100 dimana kondisi 100% masyarakat seluruhnya
dapat mengakses sanitasi yang layak, pokja sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang menetapkan tujuan
yang ingin di capai pada 3 sub sektor sanitasi, dan sasaran pada 3 sub sektor sanitasi.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
63
a. Air limbah domestik
Pada tabel 3.5 dirumuskan tujuan dan sasaran dari misi misi sanitasi yang telah di sepakati
untuk dapat menciptakan kondisi dimana masyarakat sudah dapat mengakses sarana dan prasarana
air limbah domestik secara penuh di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi
Sub Sektor Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
54% masyarakat mempunyai akses pelayanan SPAL
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
Sarana dan prasarana belum dapat memberikan layanan penuh terhadap masyarakat
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
21% masih melakukan praktek BABS
Meningkatkan Pendataan SPAL
Seluruh masyarakat teridentifikasi terhadap akses SPAL
Tidak ada identifikasi masyarakat yang mempunyai akses SPAL
b. Persampahan
Pada tabel 3.6 berikut ini dirumuskan tujuan dan sasaran dari misi misi sanitasi yang telah di
sepakati untuk dapat menciptakan kondisi dimana masyarakat sudah dapat mengakses sarana dan
prasarana persampahan secara penuh di Kabupaten Aceh Tamiang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
64
Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi
Sub Sektor Persampahan
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tersedianya dokumen rencana Induk
Tidak ada dokumen perencanaa
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
20% masyarakat belum mendapatkan pelayanan sampah
Tersedianya Qanun pengelolaan Persampahan
Tersedianya qanun persampahan
Tersedianya pendataan yang optimal bidang Persampahan
Tersedianya data data bidang air limbah
c. Drainase perkotaan
Pada tabel 3.7 dirumuskan tujuan dan sasaran dari misi misi sanitasi yang telah di sepakati
untuk dapat menciptakan kondisi dimana masyarakat sudah dapat mengakses sarana dan prasarana
Drainase Perkotaan secara penuh di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi
Sub Sektor Drainase Perkotaan
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
Meningkatkan Pelayanan Sistem Jaringan Drainase
Tersedianya Dokumen Perencanaan Jaringan Drainase
Tersedianya Dokumen Perencanaan induk drainase
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
48Ha area permukiman masih berpotensi genangan banjir
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang Drainase
Tersedianya Qanun Sistem Jaringan Drainase Kabupaten
Tersedianya qanun
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
65
3.2.3 Skenario pencapaian sasaran
Pada tabel 3.8 terlihat sekenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana
peningkatan akses untuk setiap tahun selama 5 (lima) tahun.
Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran
Komponen Tahun
2011 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Air Limbah Domestik 45% 58% 68% 78% 88% 100% 100%
Persampahan 9% 11% 31% 52% 73% 94% 100%
Drainase Perkotaan 10% 9% 8% 7% 6% 5% 0%
3.3. Kemampuan Pendanaan Sanitasi Kabupaten
Pembiayaan bidang sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang dilakukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, BLHK, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Kesehatan. Sementara aspek-aspek
yang dibahas dalam studi APBK Aceh Tamiang adalah : Aspek Kelembagaan, Aspek Prioritas
Pendanaan, Perkembangan pendapatan dan Belanja Kabupaten, besaran pendanaan sanitasi
pertahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, Aspek pinjaman daerah, Aspek permasalahan
pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi kota, besaran pendanaan sanitasi per kapita.
Prioritas pendanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang, jika diamati sejak
tahun 2005 hingga tahun 2009 yang mendapatkan alokasi terbesar adalah pembangunan saluran
drainase dan pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan Persampahan. Dengan demikian
dapat dilihat bahwa komitmen kabupaten Aceh Tamiang terkait pembangunan sanitasi cukup kuat,
dimana hal ini ditunjukkan dalam misi pemerintah kabupaten “Meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan untuk seluruh masyarakat, ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan yang berkualitas
dan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.
Total pendapatan Kabupaten Aceh Tamiang rata-rata meningkat setiap tahunnya. Pendapatan
tersebut masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan,
baik pos bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, DAU maupun DAK serta dari provinsi, dana
perimbangan Pemerintah Pusat dan Provinsi. Oleh karena itu, Pemerintah kabupaten Aceh Tamiang
melakukan kegiatan secara sistematis dan terarah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
seoptimal mungkin melalui riset potensi daerah, perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD
Kabupaten untuk sanitasi dapat kabupaten Aceh Tamiang terlihat pada Tabel 3.9.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
66
Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Sanitasi
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015
Untuk dapat melaksanakan program dan kegiatan ke depan dalam rangka mencapai akses
sanitasi untuk seluruh warga masyarakat kabupaten aceh tamiang, maka perkiraan kebutuhan dana
yang harus tersedia untuk dapat melaksanakan program dan kegiatan tersebut dapat terlihat pada
tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan di bawah ini.
Tabel 3.10
Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan
No
Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total
Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Perkiraan Belanja Langsung
4.676.936.834 4.035.555.07
1 2.426.346.9
93
1.547.480.970 2.155.691.9
70 14.842.011.8
38
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
1.760.343.160 20.342.211.0
73 5.352.222.1
00
12.195.368.10
9
2.213.494.000
41.863.638.442
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
1.320.257.370 15.256.658.3
05 4.014.166.5
75 9.146.526.082
1.660.120.500
31.397.728.832
2011 2012 2013 2014 2015
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.760.343.160 20.342.211.073 5.352.222.100 12.195.368.109 2.213.494.000 8.372.727.688
1.1 Air Limbah Domestik - - - - -
1.2 Sampah rumah tangga 695.800.000 636.280.583 1.023.070.000 174.671.700 394.454.000 584.855.257
1.3 Drainase Perkotaan 1.064.543.160 19.705.930.490 4.329.152.100 12.020.696.409 1.819.040.000 7.787.872.432
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 780.530.000 721.230.000 734.530.000 7.542.350.000 780.530.000 2.111.834.000
2.1 DAK Sanitasi 780.530.000 721.230.000 734.530.000 7.542.350.000 780.530.000 2.111.834.000
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - -
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
979.813.160 19.620.981.073 4.617.692.100 4.653.018.109 1.432.964.000 6.260.893.688
467.693.683.382 403.555.507.107 242.634.699.344 154.748.097.049 215.569.196.964 296.840.236.769
0,21% 4,86% 1,90% 3,01% 0,66%% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
Total Belanja Langsung
No UraianBelanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
Pertumbuhan
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
67
Pendana APBD Kabupaten Aceh Tamiang dalam hal operasional dan pemeliharaan sanitasi
bidang air limbah domestik tidak tersedia, hal ini disebabkan karena operasional kenderaan bermotor di
satukan dengan operasional dan pemeliharaan persampahan. Dan untuk pemeliharaan dan
operasional drainase, belum disediakan operasional dan pemeliharaan untuk drainase selama 5 tahun
ke belakang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Tamiang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
No Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
0 0 0 0 0 0
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified)
320.000.000
320.000.000
400.000.000
400.000.000
440.000.000
20.000.000
1.3 Drainase Perkotaan
1.3.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified)
0 0 0 0 0 0
Perkiraan besaran pendanaan untuk setiap sub sektor sanitasi yang bersumber dari anggaran
dana APBD untuk lima tahun ke depan dapat kita lihat pada tabel 3.12 dan 3.13 yang menggambarkan
perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten Aceh Tamiang untuk Kebutuhan
Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020.
Tabel 3.12
Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Tamiang untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020
No Uraian
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total
Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
250.000.00
0
250.000.00
0
250.000.00
0
250.000.00
0
250.000.00
0
1.250.000.000
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG TAHUN 2015
68
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
2.500.000.000
1.3 Drainase Perkotaan
1.3.1
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
500.000.00
0
2.500.000.000
Tabel 3.13 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Aceh Tamiang
dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
No Uraian
Pendanaan (Rp.)
Total Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
1.250.000.000
1.250.000.000
1.250.000.000
1.250.000.000
1.250.000.000
6.250.000.000
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
1.760.343.
160
20.342.21
1.073
5.352.222
.100
12.195.36
8.109
2.213.494
.000
41.863.638.442
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
23.384.68
4.169
20.177.77
5.355
12.131.73
4.967
7.737.404
.852
10.778.45
9.848
74.210.059.192
4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
510.343.1
60
19.092.21
1.073
4.102.222
.100
10.945.36
8.109
963.494.0
00
35.613.638.442
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
22.134.68
4.169
18.927.77
5.355
10.881.73
4.967
6.487.404
.852
9.528.459
.848
67.960.059.192
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
69
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
4.1. Air Limbah Domestik
Strategi sanitasi Air limbah domestik dirumuskan dengan menganalisis SWOT isu-isu strategis
dan kemungkinan hambatan tersebut, yakni dengan analisis S-O, S-T, W-O, dan W-T. Selanjutnya,
hasilnya menjadi strategi sanitasi kabupaten yang mencakup semua sub sektor (teknis) dan seluruh
aspek non teknis (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran swasta). Jika
perumusan dengan analisis SWOT masih dipandang kurang, maka dapat ditambahkan rumusan
strategi lain dengan merujuk pada sasaran sanitasi.
Analisa yang telah dilaksanakan mengidentikfikasi letak posisi analisa SWOT pada Kuadran ke
III, posisi saat ini terletak pada sumbu (-13 x dan 8 y) dimana kondisi pada saat ini sub sektor air
limbah masih memiliki kelemahan yang harus di benahi untuk dapat memberikan pelayanan air limbah
domestik untuk masyarakat, namun dukungan dari masyarakat sangatlah aktif dalam meningkatkan
layanan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Tamaing. Strategi yang akan ditetapkan adalah
setrategi pemeliharaan selektif.
Gambar 4.1 Analisa SWOT Air Limbah
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
70
Berdasarkan dari analisa SWOT di atas, maka dapat dirumuskan strategi yang hendak di capai
dalam rangka meningkatkan kekuatan internal pemerintah dan peluang dari luar pemerintah sebagai
berikut: :
Strategi 1 : Menyusun Dokumen Perencanaan SPAL
Strategi pertama dalam meningkatkan pelayanan adalah dengan melaksanakan penyusunan
dokumen perencanaan SPAL diharapakan dapat memberikan gambaran yang lebih terperinci dalam
pelaksanaan pelayanan Air Limbah, sehingga sasaran dari Seluruh Masyarakat mempunyai akses
terhadap pelayanan SPAL 2019 dapat tercapai.
Strategi 2 : Meningkatkan Sarana dan Prasarana Sistem Pengelolaan Air Limbah
Strategi kedua adalah dengan meningkatkan sarana dan prasaran sistem pengelolaan air limbah
domestik baik dari segi pemerintahan maupun sub sektor swasta, sehingga sasaran dalam
memberikan pelayanan bidang air limbah untuk seluruh masyarakat dapat tercapai pada tahun 2019.
Strategi 3 : Meningkatkan akses jamban rumah tangga
Strategi ketiga adalah meningkatkan akses jamban kepada seluruh rumah tangga yang masih
melakukan praktek BABs di Kabupaten Aceh Tamiang, mengoptimalkan program stimulus kepemilikan
jamban melalui sanitasi total berbasis masyarakat.
Strategi 4 : MENINGKATKAN DATA BASED, PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Strategi yang keempat adalah meningkatkan data based, pemantauan dan evaluasi dengan
meningkatkan penegakan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang memuat peraturan pengelolaan air
limbah domestik, perkantoran maupun indistri rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan,
Menegakan sanksi dan pemberian penghargaan kepada sektor industri rumah tangga dalam
pengelolaan limbah cair
4.2. Pengelolaan Persampahan
Strategi sanitasi pengelolaan persampahan dirumuskan dengan menganalisis SWOT isu-isu
strategis dan kemungkinan hambatan tersebut, yakni dengan analisis S-O, S-T, W-O, dan W-T.
Selanjutnya, hasilnya menjadi strategi sanitasi kabupaten yang mencakup semua sub sektor (teknis)
dan seluruh aspek non teknis (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran
swasta). Jika perumusan dengan analisis SWOT masih dipandang kurang, maka dapat ditambahkan
rumusan strategi lain dengan merujuk pada sasaran sanitasi.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
71
Analisa yang telah dilaksanakan mengidentikfikasi letak posisi analisa SWOT pada Kuadran ke I,
posisi saat ini terletak pada sumbu (11 x dan 9 y) dimana kondisi pada saat ini sub sektor
persampahan sudah memiliki kekuatan yang dapat memberikan pelayanan persampahan untuk
masyarakat, dan mendapat dukungan dari masyarakat sebagai faktor eksternal sangatlah berpengaruh
dalam meningkatkan layanan persampahan di Kabupaten Aceh Tamaing. Strategi yang akan
ditetapkan adalah setrategi pertumbuhan cepat.
Gambar 4.2 Analisa SWOT Persampahan
Berdasarkan dari analisa SWOT di atas, maka dapat dirumuskan strategi yang hendak di capai
dalam rangka meningkatkan kekuatan internal pemerintah dan peluang dari luar pemerintah sebagai
berikut :
Strategi 1 : Menyusun Dokumen Perencanaan Induk Persampahan.
Strategi pertama dalam meningkatkan pelayanan adalah dengan melaksanakan penyusunan
dokumen Perencanaan Induk Persampahan diharapakan dapat memberikan gambaran yang lebih
terperinci dalam pelaksanaan pelayanan persampahan, sehingga sasaran dari Seluruh Masyarakat
mempunyai akses terhadap pelayanan persamapahan pada tahun 2019 dapat tercapai.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
72
Strategi 2 : Meningkatkan Pelayanan Pengelolaan Persampahan melalaui Sarana dan Prasarana
persampahan.
Strategi kedua adalah dengan meningkatkan sarana dan prasaran sistem pengelolaan
persampahan bidang teknis melalui upaya peningkatan jumlah armada pengangkutan sampah dan
peningkatan kualitas pengelolaan TPA di Kabupaten Aceh Tamian, sehingga sasaran dalam
memberikan pelayanan bidang persampahan untuk seluruh masyarakat dapat tercapai pada tahun
2019.
Strategi 3 : Menyusun Peraturan Sanitasi dan Kelembagaan Daerah
Strategi yang ketiga adalah dengan menyusun peraturan sanitasi dan kelembagaan daerah,
strategi sesuai dengan analisa SWOT yang terletak pada kuadran pertama yaitu pertumbuhan pesat
dalam memberikan pelayanan persampahan melalui penguatan dan dukungan dari peraturan sanitasi
yang telah ditetapkan dan dukungan dari lembaga lembaga yang peduli terhadap penanggulangan
sampah di kabupaten aceh tamiang.
4.3. Drainase Perkotaan
Strategi sanitasi pengelolaan Drainase Perkotaan dirumuskan dengan menganalisis SWOT isu-
isu strategis dan kemungkinan hambatan tersebut, yakni dengan analisis S-O, S-T, W-O, dan W-T.
Selanjutnya, hasilnya menjadi strategi sanitasi kabupaten yang mencakup semua sub sektor (teknis)
dan seluruh aspek non teknis (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran
swasta). Jika perumusan dengan analisis SWOT masih dipandang kurang, maka dapat ditambahkan
rumusan strategi lain dengan merujuk pada sasaran sanitasi.
Analisa yang telah dilaksanakan mengidentikfikasi letak posisi analisa SWOT pada Kuadran ke
II, posisi saat ini terletak pada koordinat (-3 x dan 5 y) dimana kondisi pada saat ini sub sektor drainase
perkotaan masih memiliki kelemahan yang harus di benahi untuk dapat memberikan pelayanan
pengurangan genangan air pada permukiman masyarakat, namun dukungan dari masyarakat
sangatlah positif dalam meningkatkan layanan drainase perkotaan di Kabupaten Aceh Tamaing.
Strategi yang akan ditetapkan adalah setrategi pemeliharaan selektif.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
73
Gambar 4.3 Analisa SWOT Drainase
Berdasarkan dari analisa SWOT di atas, maka dapat dirumuskan strategi yang hendak di capai
dalam rangka meningkatkan kekuatan internal pemerintah dan peluang dari luar pemerintah sebagai
berikut :
Strategi 1 : Menyusun Dokumen Perencanaan Jaringan Drainase
Strategi pertama dalam meningkatkan pelayanan adalah dengan melaksanakan penyusunan
dokumen Perencanaan Induk Jaringan Drainase diharapakan dapat memberikan gambaran yang lebih
terperinci dalam pelaksanaan pelayanan Jaringan Drainase, sehingga sasaran dari Seluruh
Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan Jaringan Drainase pada tahun 2019 dapat tercapai.
Strategi 2 : Meningkatkan Ketersediaan Sarana dan Prasaran Jaringan Drainase
Strategi kedua adalah dengan meningkatkan sarana dan prasaran sistem Jaringan Drainase
bidang teknis melalui upaya peningkatan jumlah sistim pengurangan genangan air pada permukiman
penduduk dan peningkatan kualitas pengelolaan sungai di Kabupaten Aceh Tamian, sehingga sasaran
dalam memberikan pelayanan bidang Jaringan Drainase untuk seluruh masyarakat dapat tercapai
pada tahun 2019.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
74
Strategi 3 : Menyusun Peraturan Sanitasi dan Kelembagaan Daerah
Strategi yang ketiga adalah dengan menyusun peraturan sanitasi dan kelembagaan daerah,
strategi sesuai dengan analisa SWOT yang terletak pada kuadran ke tiga yaitu pemeliharaan slektif
dalam memberikan pelayanan Jaringan Drainase melalui penguatan dan dukungan dari peraturan
sanitasi yang telah ditetapkan dan dukungan dari lembaga lembaga yang peduli terhadap Jaringan
Drainase di Kabupaten Aceh Tamiang.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
75
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI
PENDANAAN SANITASI
5.1. Ringkasan
Sumber pendanaan sanitasi dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan baik sumber
pendanaan dari pemerintah maupun sumber dari non pemerintah. Sumber pendanaan dari pemerintah
dapat berasal dari APBK, APBA, APBN, Pinjaman, Hibah dan sebagainya. Sedangkan sumber
pendanaan non-pemerintah dapat berasal dari perusahaan penyelenggara CSR, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), masyarakat peduli sanitasi dan sebagainya. Sumber pendanaan non-pemerintah
dapat diperoleh di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun di tingkat Pusat.
Analisis perkiraan kemampuan daerah untuk pendanaan sanitasi dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran yang jelas mengenai kemampuan daerah dalam mendanai pembangunan
sanitasi. Untuk mendapatkan gambaran ini, analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBK. Dari
analisis belanja APBK akan terlihat trend pertumbuhan belanja sanitasi di kabupaten dalam jangka
waktu lima (5) tahun terakhir. Trend ini yang akan digunakan untuk memperkirakan besaran belanja
sanitasi di kabupaten hingga akhir periode perencanaan SSK.
Untuk menetapkan besaran belanja sanitasi yang lebih terstruktur, maka perlu dilakukan
identifikasi biaya operasional dan pemeliharaan untuk aset sanitasi yang telah terbangun. Untuk itu
analisis perlu dilengkapi juga dengan identifikasi aset infrastruktur sanitasi yang ada di kabupaten (aset
sanitasi kabupaten, aset sanitasi provinsi, maupun aset sanitasi pusat). Lebih jauh lagi terkait biaya
operasional/pemeliharaan, akan lebih baik jika bisa didapatkan gambaran pendanaan bersama dalam
pelaksanaan operasional/pemeliharaan untuk setiap aset sanitasi provinsi dan aset sanitasi pusat,
serta kapan aset akan diserahterimakan kepada kabupaten sehingga pada tahun berapa biaya
operasional/pemeliharaan atas aset terkait akan sepenuhnya ditanggung oleh kabupaten. Dengan
melakukan analisis terhadap hal ini, maka akan bisa didapatkan tingkat pertumbuhan pendanaan untuk
operasional/pemeliharaan di kabupaten.
Dengan memperhitungkan tingkat pertumbuhan tersebut hingga akhir periode perencanaan
SSK, maka secara logis dapat ditentukan perkiraan yang rasional mengenai besaran belanja APBK
yang akan dialokasikan untuk mendanai program dan kegiatan SSK.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
76
Berkaitan dengan rencana pendanaan program sanitasi ini ada tiga hal yang harus diperhatikan
yaitu availability (ketersediaan) sumber dana, staging (pentahapan) program, dan packaging
(pemaketan) program, yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar dari strategi pendanaan bagi
pelaksanaan MP. Strategi pendanaan dimaksudkan agar target MP dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Detail besaran biaya pengembangan sanitasi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
a
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 1.360 4.582 4.616 5.805 8.308 24.671
2 Persampahan 5.103 7.541 12.406 10.604 7.140 42.794
3 Drainase 0 19.015 18.665 93.665 140.715 272.060
Jumlah 6.463 31.138 35.687 110.074 156.163 339.525 *X Rp. 1 Juta
Indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi di 3 sub sektor (Air Limbah, Persampahan,
dan Drainase Perkotaan) untuk 5 tahun yang akan datang, dapat di indikasikan bahwa jumlah
kebutuhan dana dalam juta rupiah dapat dilihat pada sub sektor drainase, yang diikuti oleh
persampahan, dan Air Limbah Domestik. Jumlah total kebutuhan anggaran sanitasi untuk lima tahun
ke depan adalah sebesar Rp. 339,5 Milyar.
Indikasi pendanaan sanitasi tersebut di analisa berdasarkan dari potensi potensi yang tersedia
untuk dapat menanggulangi kebutuhan pembiayaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Aceh
Tamiang. Indikasi sumber anggaran pengembangan terbagi ke dalam dua bagian yaitu pembiayaan
yang bersumber dari pemerintahan pada tingkat Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Pusat, selanjutnya yang bersumber dari non pemerintahan yaitu pada CRS Swasta dan
masyarakat. Pada tabel 5.2 akan menampilkan analisa yang didapatkan berdasarkan indikasi program
dan kegiatan yang sudah di susun.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
77
Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi
untuk 5 tahun per Sumber Anggaran
No. Sumber Tahun Anggaran Total
Anggaran Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
A. Pemerintah
1 APBK 2.088 7.723 7.292 5.954 6.218 29.275
2 APBA 625 7.925 7.565 16.070 17.380 49.565
3 APBN 4.000 8.250 13.550 81.000 124.840 231.640
Jumlah A 6.713 23.898 28.407 103.024 148.438 310.480
B. Non-Pemerintah
1 CSR Swasta 0 60 180 180 550 970
2 Masyarakat 0 2120 2130 2150 2175 8.575
Jumlah B 0 2180 2310 2330 2725 9.545
Total (A + B) 6.713 26.078 30.717 105.354 151.163 320.025 *X Rp. 1 Juta
Dari tabel 5.2 diatas, dapat kita ketahui bahwa indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi
untuk 5 tahun per sumber anggaran paling besar di indikasikan bersumber pada sumber pemerintah
pusat, hal ini, menjadi andalan di Kabupaten Aceh Tamiang untuk dapat mendapatkan anggaran
sanitasi di Anggaran Pembelanjaan Belanja Negara (APBN) yakni sebesar Rp. 231,6 Milyar, di
samping hal itu juga, indikasi sumber anggaran juga terdapat pada sumber anggaran non pemerintah
dari CSR dan masyarakat, hal ini adalah sebagai wujud dari partisipasi masyarakat dan swasta dalam
meningkatkan pelayanan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang, indikasi pendanaan ini diharapakan
agar adanya suatu keberlanjutan penanganan sanitasi di Kabupaten, sehingga dapat menumbuhkan
peran sektor swasta dan masyarakat sebagai salah satu pelaku yang terlibat dalam sistem peningkatan
pelayanan sanitasi.
5.2. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah
Analisa kebutuhan dana pembiayaan sanitasi yang ebrsumber dari pendanaan APBK Aceh
Tamiang dilakukan sebuah proses internalisasi yaitu dengan melakukan sosialisasi program dan
kegiatan serta anggaran sanitasi kepada stakesholder terkait di tingkat Kabupaten, proses sosialisasi
ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah kabupaten untuk mengalokasikan
anggarannya untuk programprogram sanitasi, sehingga program dan kegiatan yang sudah
disosialisasikan dapat teradopsi kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
78
Sedangkan analisa anggaran sanitasi yang bersumber dari pendanaan ABPD Kabupaten
diuraikan dengan terperinci ke dalam sub sektor Air Limbah Domestik, sub sektor Persampahan, sub
sektor Drainase, pada tabel berikut akan memaparkan rekapitulasi sumber pendanaan ABPBD
Kabupaten dalam lima tahun yang akan datang.
Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBK
Aceh Tamiang
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 560 1562 1786 1355 1233 6.496
2 Persampahan 1278 1496 1941 1034 1370 7.119
3 Drainase 250 4.665 3.565 3.565 3.615 15.660
Jumlah 2.088 7.723 7.292 5.954 6.218 29.275 *X Rp. 1 Juta
Berdasarkan tabel 5.3 mengenai rekapitulasi dengan sumber pendanaan APBK Aceh Tamiang,
dapat dilihat bahwa sumber pendanaan drainase sebesar Rp. 15,5 Miyar di butuhkan untuk
menanggulangi daerah genangan air di Kabupaten Aceh Tamiang. Dan total kebutuhan dana untuk
sanitasi pada APBK adalah Rp. 29,2 Milyar dalam 5 tahun yang datang, kebutuhan pendanaan sanitasi
akan sangat banyak di butuhkan pada tahun 2017 dan tahun 2018 untuk semua sektor sanitasi.
Rekapituliasi sumber pendanaan dari APBA dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.
Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBA
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 0 400 400 400 1000 2.200
2 Persampahan 625 3.525 3.165 1.670 2.380 11.365
3 Drainase 0 4.000 4.000 14.000 14.000 36.000
Jumlah 625 7.925 7.565 16.070 17.380 49.565 *X Rp. 1 Juta
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
79
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa kebutuhan dana paling banyak terdapat pada tahun 2019
dan 2020, dan untuk pada sub sektor drainase, kebutuhan pendanaan yang bersumber dari APBA
sangat besar yaitu sejumlah Rp. 49,5 Milyar, analisa pada tabel di atas akan menjadi dari pihak APBA
dalam mengalokasikan dana sanitasi pada setiap tahunnya.
Tabel 5.5
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 800 2.600 2.400 4.000 6.000 15.800
2 Persampahan 3.200 550 5.050 5.900 740 15.440
3 Drainase 0 5.100 6.100 71.100 118.100 200.400
Jumlah 4.000 8.250 13.550 81.000 124.840 231.640 *X Rp. 1 Juta
Pada tabel rekapitulasi sumber pendanaan APBN di atas dapat di lihat bahwa kebutuhan dana
paling banyak terdapat pada tahun 2019 dan 2020, dan untuk pada sub sektor drainase, kebutuhan
pendanaan yang bersumber dari APBN sangat besar yaitu sejumlah Rp. 231,6 Milyar, analisa pada
tabel di atas akan menjadi acuan dari sumber APBN dalam mengalokasikan dana sanitasi pada setiap
tahunnya.
5.3. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah
Undang-Undang yang mengatur corporate social responsibility (CSR) diantaranya adalah
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Di dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 40 tahun 2007, CSR disebut sebagai Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang didefinisikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya. Sedangkan menurut Penjelasan Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab
yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang
serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Kebutuhan biaya pengembangan sanitasi melalui partisipasi peran swasta melalui sumber
dana CSR di anggap sangat membantu dalam pencapaian pelayanan sanitasi seutuhnya untuk seluruh
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
80
masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang, kebutuhan pendanaan tersebut dalam dilihat pada tabel 5.6
berikut ini.
Tabel 5.6
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta (CSR)
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 0 0 0 0 250 250
2 Persampahan 0 60 180 180 300 720
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 60 180 180 550 970 *X Rp. 1 Juta
Berdasarkan tabel 5.6 mengenai rekapitulasi di atas dapat di lihat bahwa kebutuhan dana paling
banyak terdapat pada tahun 2020, dan untuk pada sub sektor drainase, kebutuhan pendanaan yang
bersumber dari CSR tidak di alokasikan disebabkan peranan pemerintah sangat kuat dalam
penanganan drainase di Kabupaten, analisa pada tabel di atas akan menjadi acuan dari pihak swasta
dalam mengalokasikan dana sanitasi pada setiap tahunnya.
Peran masyarakat dalam sistem sanitasi sangatlah besar, masyarakat mengambil peranan
yang aktif dalam sistem sanitasi, keterlibatan dan partisipasi masyarakat di pandang sangatlah penting
dalam pelaksanaan layanan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang, partisipasi tersebut berwujud
potensial sumber dana yang dapat dialokasikan oleh masyarakat secara umum dalam mendapatkan
pelayanan sanitasi bidang air limbah, persampahan, dan drainase, identifikasi kebutuhan dana terbut
dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat
No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 0 20 30 50 75 175
2 Persampahan 0 2100 2100 2100 2100 8.400
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 2.120 2.130 2.150 2.175 8.575 *X Rp. 1 Juta
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
81
5.4. Antisipasi Funding Gap
Kebutuhan dana yang diperlukan untuk dapat menciptakan visi sanitasi nasional, dimana pada
tahun 2019 kondisi ideal yang akan di capai adalah kondisi dimana masyarakat seluruh indonesia
100% sudah dapat menakses sanitasi, 0% daerah kumuh, dan 100% masyarakat sudah dapat
mengakses air bersih, kebutuhan dana yang sudah di rencanakan selama lima tahun ke depan dan
mempunyai indikasi sumber pendananaan tidak dapat di alokasikan pada sumber pendanaan tersebut
di atas, sehingga pendanaan sanitasi yang tidak bisa di indikasikan sumber pendanaannya akan
menjadi Gap pendanaan sanitasi yang tidak bisa di tanggulangi, sehingga isu tersebut di paparkan
pada table 5.8.
Tabel 5.8 Funding Gap
No. Uraian Tahun Anggaran Total
Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020
1 Air Limbah Domestik 1.360 4.582 4.616 5.805 8.308 24.671
2 Persampahan 5.103 7.541 12.406 10.604 7.140 42.794
3 Drainase Perkotaan 0 19.015 18.665 93.665 140.715 272.060
4 Daftar tunggu (Funding Gap) 0 590 1180 1180 1180 4.130
5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi
6.463 31.728 36.867 111.254 157.343 343.655
6 Gap (%) 0% 2% 3% 1% 1% 1% *X Rp. 1 Juta
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
82
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
6.1 Monitoring dan Evaluasi
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang perlu melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota (SSK) secara rutin. Hal ini dilakukan sebagai upaya bagi
pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya
kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK adalah usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas
institusi dalam pencapaian visi pembangunan sanitasi. Monitoring dan evaluasi ini mencakup hal-hal
sebagai berikut :
Menilai kembali kerangka hasil / kerangka stratejik SSK. Kerangka hasil seperti tujuan,
sasaran, input, kegiatan dan output sesuai kaidah SMART (specific, measurable, attainable,
realistic dan time-bound) serta memiliki indikator jelas.
Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di tingkat pokja.
Memasukkan informasi kerangka hasil kedalam sistem monev berbasis web Nawasis PPSP.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Aceh Tamiang, perlu ada keselarasan dan
kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat, sehingga perlu disusun strategi
pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan secara intensif dan berkelanjutan.
Prosedur dan mekanisme kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pokja
Sanitasi. Monitoring adalah aktifitas pengamatan dan penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dan terhadap penggunaan
input dalam menghasilkan output yang telah ditetapkan. Sedangkan Evaluasi adalah melakukan
penilaian secara berkala kinerja, efisiensi dan dampak program, sehingga dapat diketahui tingkat
keberhasilan dan kegagalan sebuah program. Dengan evaluasi dapat dicarikan solusi tentang
pemecahan masalah yang ditemukan.
Pengendalian Monitoring dan Evaluasi selama pelaksanaan program/proyek dengan evaluasi
dampak yang dilakukan setelah program/proyek selesai dilaksanakan adalah sebagai berikut :
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
83
1. Waktu dan tahapan Pelaksanaan
Monitoring evaluasi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan pada saat program/proyek
sedang berjalan. Evaluasi dampak dilaksanakan pada status akhir program/proyek atau pelaksanaan
telah selesai.
2. Tingkat Hirarki harapan dalam kerangka kerja logis
Monev lebih kearah tingkat keluaran (output) sedangkan evaluasi dampak ke arah tingkat tujuan
fungsional atau dampak (purpose and goal).
3. Sifat informasi yang dibutuhkan
Monitoring dan evaluasi selektif, tertentu dan peringatan dini terutama pada saat penentuan
penyimpangan kritis dari jadwal pelaksanaan.Sedangkan evaluasi dampak menyeluruh dan tergantung
pada kegiatan pengendalian (Monev).
4. Sifat Kebijakan yang dijalankan
Monev korektif dan segera dilaporkan, sedangkan evaluasi dampak memandang ke depan pada
program/proyek lanjutan yang akan direncanakan selanjutnya.
5. Metode Penilaian dan analisis
Metode monev yaitu membandingkan antara pencapaian realisasi dengan rencana. Sedangkan
evaluasi dampak perbandingan antara yang diharapkan dengan dampak, pola perubahan sebelum dan
sesudah adanya program.
6. Orientasi Kegiatan
Orientasi kegiatan Monev diarahkan pada pengelolaan program untuk memperbaiki
penyimpangan dalam implementasi program sehingga program tersebut dapat memberikan manfaat
atau keuntungan bagi sasarannya. Sementara Evaluasi dampak diarahkan kepada kelompok sasaran,
untuk menilai/menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kelompok sasaran.
Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari
Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi
menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu: (1) obyektif dan
profesional; (2) partisipasi; (3) tepat waktu; (4) transparan; (5) akuntabel; (6) berkesinambungan; dan
(7) berbasis kinerja. Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses
dan mengkomunikasikan informasi dan data. Evaluasi partisipatif merupakan analisis sistematis oleh
pengelola program/kegiatan dan warga masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian,
mereformulasi kebijakan atau tujuan, me-reorganisasi kelembagaan dan merelokasi sumberdaya. Data
yang dihimpun pada waktu monitoring menjadi dasar dalam melakukan analisa evaluasi, termasuk
identifikasi dampak program/kegiatan bagi masyarakat yang menjadi sasarannya. Oleh karena itu,
monitoring dan evaluasi partisipatif mempunyai tujuan ganda, pertama sebagai alat manajemen untuk
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
84
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan kedua juga sebagai proses pembelajaran untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas berbagai faktor yang mempengaruhi sehingga
diperlukan pengawasan terhadap proses pembangunan. Matrik kerangka logis strategi monitoring dan
evaluasi Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
6.2 Capaian Stratejik
Capaian stratejik sektor sanitasi yang ingin dicapai pada 5 (lima) tahun mendatang di Kabupaten
Aceh Tamiang dan tertuang dalam dokumen SSK dapat dijabarkan seperti pada table-tabel berikut.
Tabel 6.1 Capaian Stratejik Sub Sektor Air Limbah
Tujuan:
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
(1). Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
250 Perda SPAL
Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
Perencanaan Detail (DED) Revitalisasi IPLT
50 Perda SPAL
Pembebasan Lahan/Tanah 5
Pelaksanaan dan supervisi Pekerjaan Revitalisasi IPLT
800
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
85
Tujuan:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
Pelatihan Fasilitator STBM 5
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
5
Pemicuan 5
Pendampingan Pasca Pemicuan
5
Monev STBM 5
Pemicuan 35
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
500
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
25
Penyusunan aturan lokal 15
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
15
Pemicuan 50
Pembangunan IPAL komunal
800
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
10
Penyusunan aturan lokal 6
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
10
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
86
Tujuan:
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
(2). Pembentukan Lembaga Pengelola Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
250
(3). Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah rumah tangga
250
(1). Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kab./Kota
100
(2). Pembentukan Lembaga Peduli Sanitasi ditingkat Kab./Kota
150
Penyusunan Rencana Out line dan DED Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
1.000
Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan Fasilitasnya
150
Pembentukan Kelembagaan Pengelola IPLT
100
Pengadaan Truk Tinja 400
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
87
Tujuan:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
Pelatihan Fasilitator STBM
5
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
5
Pemicuan 5
Pendampingan Pasca Pemicuan
5
Monev STBM 5
Pemicuan 35
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
500
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
25
Penyusunan aturan lokal
15
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
15
Pemicuan 50
Pembangunan IPAL komunal
800
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
10
Penyusunan aturan lokal
6
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
10
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
88
Tujuan:
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
(4). Penyusunan Perda Pengelolaan IPLT dan Kerjasama swasta
250
(5). Pembentukan Lembaga Pengelolaan UPTD Air Limbah
250
Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
Pelatihan bagi Pengelola IPLT
50
Pengadaan Truk Tinja 400
Tujuan:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome
Output Belanja Outcome
Sasaran : Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
Pelatihan Fasilitator STBM
5
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
5
Pemicuan 5
Pendampingan Pasca Pemicuan
5
Monev STBM 5
Pemicuan 70
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
89
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
1.000
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
50
Penyusunan aturan lokal
30
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
30
Pemicuan 50
Pembangunan IPAL komunal
800
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
10
Penyusunan aturan lokal
6
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
10
Tujuan:
Meningkatkan Pendataan SPAL
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh masyarakat teridentifikasi terhadap akses SPAL
Program Survey Pengelolaan Air Limbah Domestik
312
Tujuan:
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
(6). Penyusunan Perda Pengelolaan SPAL-T.
250
(7). Pembentukan Lembaga Pengelolaan SPAL-T.
250
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
90
Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
Pengadaan Truk Tinja 400
Tujuan:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
Pelatihan Fasilitator STBM
5
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
5
Pemicuan 5 Pendampingan Pasca
Pemicuan 5
Monev STBM 5
Pemicuan 70
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
1.000
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
50
Penyusunan aturan lokal 30
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
30
Pemicuan 50
Pembangunan IPAL komunal
800
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
10
Penyusunan aturan lokal 6
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
10
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
91
Tujuan:
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
(3). Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kab./Kota
250
Review Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
1.000
Tujuan:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran : Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
Pelatihan Fasilitator STBM
5
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
5
Pemicuan 5
Pendampingan Pasca Pemicuan
5
Monev STBM 5
Pemicuan 70
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
1.000
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
50
Penyusunan aturan lokal
30
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
30
Pemicuan 50
Pembangunan IPAL komunal
800
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
92
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
10
Penyusunan aturan lokal
6
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
10
Tabel 6.2 Capaian Stratejik Sub Sektor Persampahan
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya dokumen rencana Induk
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
150
(1). Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan
250
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
Sosialisasi 3R 2
Pembentukan KSM 2
Pelatihan 5
Pemicuan 3
Penyediaan Sarana 3R 25
Monev 1
Kampanye dan Sosialisasi 3R 4
Pembuatan TPS 4
Pengadaan Gerobak Sampah Motor 30
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi 600
Kampanye dan Sosialisasi 3R 4
Kontainer 4
Pengadaan Gerobak Sampah Motor 30
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
93
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi 500
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi 750
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi 250
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
500
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R 60
Pemantauan dan Evaluasi 5
(1.1). Perencanaan Teknis (DED) 25
(1.2). Rehabilitasi/Peningkatan TPA 2.500
(1.3). Pengawasan Teknis dan Rehabilitasi/Peningkatan TPA
200
(2.2). Pengadaan Jembatan Timbang
600
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya dokumen rencana Induk
(1). Penyusunan Masterplan Persampahan - (untuk Kota Metropolitan dan Besar)
500
(2). Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota
250
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
Sosialisasi 3R 6
Pembentukan KSM 6
Pelatihan 15
Pemicuan 9
Penyediaan Sarana 3R 75
Monev 2
Kampanye dan Sosialisasi 3R
8
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
94
Pembuatan TPS 8
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
60
Pengadaan Truk Pengangkut 250
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
600
Kampanye dan Sosialisasi 3R
8
Kontainer 8
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
60
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
500
Kampanye dan Sosialisasi 3R
4
Penyediaan Lahan Transper Depo III
20
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
200
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
30
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
750
Studi Lingkungan 50
Pembebasan Lahan 70
Perencanaan Teknis (DED) SPA
300
Kampanye dan Sosialisasi 3R
2
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
250
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
180
Pemantauan dan Evaluasi 5
(2.1). Pengadaan Bulldozer 2.000
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
200
(5). Pelatihan Pengelolaan TPA
50
(6). Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA
25
(7). Penyusunan Perda Pengelolaan TPA
250
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
95
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya dokumen rencana Induk
(3). Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan
200
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
Sosialisasi 3R 6
Pembentukan KSM 6
Pelatihan 15
Pemicuan 9
Penyediaan Sarana 3R 75
Monev 2
Kampanye dan Sosialisasi 3R 8
Pembuatan TPS 8
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
60
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
600
Kampanye dan Sosialisasi 3R 8
Kontainer 8
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
60
Pengadaan Arm Roll 400
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
500
Kampanye dan Sosialisasi 3R 4
Penyediaan Lahan Transper Depo III
20
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
200
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
30
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
96
Pengadaan Arm Roll 400
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
750
Pembangunan SPA 3.500
Pengawasan Teknik dan Supervisi Pembangunan SPA
100
Pembentukan lembaga Pengelola SPA
50
Pelatihan lembaga pengelola SPA
50
Kampanye dan Sosialisasi 3R 2
Pengadaan Compactor Truck 800
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
250
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
500
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
180
Pemantauan dan Evaluasi 5
(2.3). Pengadaan Land Compactor
2.000
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
250
(4). Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA
200
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya pendataan yang optimal bidang Persampahan
Program Survey Pengelolaan Persampahan (EHRA)
150
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
97
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
Sosialisasi 3R 10
Pembentukan KSM 10
Pelatihan 25
Pemicuan 15
Penyediaan Sarana 3R 150
Monev 5
Kampanye dan Sosialisasi 3R
12
Pembuatan TPS 12
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
90
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
600
Kampanye dan Sosialisasi 3R
12
Kontainer 12
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
90
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
500
Kampanye dan Sosialisasi 3R
4
Penyediaan Lahan Transper Depo III
20
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
200
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
30
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
750
Operasi dan Pemeliharaan SPA
50
Kampanye dan Sosialisasi 3R
2
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
250
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
300
Pemantauan dan Evaluasi 5
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
98
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
300
Pembangunan TPA di Daerah Tamiang Hulu
7.000
Tujuan:
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di perkotaan
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
Sosialisasi 3R 10
Pembentukan KSM 10
Pelatihan 25
Pemicuan 15
Penyediaan Sarana 3R 150
Monev 5
Kampanye dan Sosialisasi 3R 16
Pembuatan TPS 16
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
120
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
600
Kampanye dan Sosialisasi 3R 16
Kontainer 16
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
120
Pengadaan Arm Roll 400
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
500
Kampanye dan Sosialisasi 3R 4
Penyediaan Lahan Transper Depo III
20
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
200
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
30
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
750
Operasi dan Pemeliharaan SPA
50
Kampanye dan Sosialisasi 3R 2
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
250
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
99
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
500
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
300
Pemantauan dan Evaluasi 5
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
300
Tabel 6.3 Capaian Stratejik Sub Sektor Drainase Perkotaan
Tujuan:
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
5
Pembebasan lahan 100
Pembangunan Saluran Drainase Primer
4.000
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
100
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
Pembebasan lahan 200
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
4.000
(a). Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan Drainase Sekunder
100
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3.200
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
100
Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang Drainase
Tahun 2016
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tersedianya Qanun Sistem Jaringan Drainase Kabupaten
(1). Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem Drainase
250
Tujuan:
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
5
Pembebasan lahan 100
Pembangunan Saluran Drainase Primer
4.000
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
100
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
Pembebasan lahan 200
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
4.000
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3.200
(a). Perencanaan Teknis (DED) Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
100
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
101
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
5.000
Tujuan:
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
5
Pembebasan lahan 150
Pembangunan Saluran Drainase Primer
6.000
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
100
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
Pembebasan lahan 200
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
4.000
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3.200
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
5.000
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
102
Tujuan:
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
Pembangunan Drainase Primer Kota Kualasimpang Tahap I, II, III
65.000
Pembangunan Drainase Kec. Banda Mulia
5.000
Pembangunan Drainase Kec. Rantau
5.000
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
5
Pembebasan lahan 150
Pembangunan Saluran Drainase Primer
6.000
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
100
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
Pembebasan lahan 200
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
4.000
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3.200
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
5.000
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
103
Tujuan:
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
Pembangunan Drainase Primer Kota Kualasimpang Tahap I, II, III
110.000
Pembangunan Drainase Kec. Seruway
5.000
Pembangunan Drainase Kec. Tamiang hulu
5.000
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
5
Pembebasan lahan 200
Pembangunan Saluran Drainase Primer
8.000
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
100
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
Pembebasan lahan 200
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
4.000
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
5
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3.200
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
5.000
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
104
Tabel 6.4 Capaian Kegiatan Sub Sektor Air Limbah
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pelatihan Fasilitator STBM
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Pemicuan
Pendampingan Pasca Pemicuan
Monev STBM
Pemicuan
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
Pemicuan
Pembangunan IPAL komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
Perencanaan Detail (DED) Revitalisasi IPLT
Pembebasan Lahan/Tanah
Pelaksanaan dan supervisi Pekerjaan Revitalisasi IPLT
(1). Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pelatihan Fasilitator STBM
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Pemicuan
Pendampingan Pasca Pemicuan
Monev STBM
Pemicuan
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
105
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
Pemicuan
Pembangunan IPAL komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan Fasilitasnya
Pembentukan Kelembagaan Pengelola IPLT
Pengadaan Truk Tinja
(2). Pembentukan Lembaga Pengelola Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
(3). Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah rumah tangga
(1). Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kab./Kota
(2). Pembentukan Lembaga Peduli Sanitasi ditingkat Kab./Kota
Penyusunan Rencana Out line dan DED Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tahun 2018
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pelatihan Fasilitator STBM
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Pemicuan
Pendampingan Pasca Pemicuan
Monev STBM
Pemicuan
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
Pemicuan
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
106
Pembangunan IPAL komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
Pelatihan bagi Pengelola IPLT
Pengadaan Truk Tinja
(4). Penyusunan Perda Pengelolaan IPLT dan Kerjasama swasta
(5). Pembentukan Lembaga Pengelolaan UPTD Air Limbah
Program Survey Pengelolaan Air Limbah Domestik
(3). Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kab./Kota
Tahun 2019
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pelatihan Fasilitator STBM
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Pemicuan
Pendampingan Pasca Pemicuan
Monev STBM
Pemicuan
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
Pemicuan
Pembangunan IPAL komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
Pengadaan Truk Tinja
(6). Penyusunan Perda Pengelolaan SPAL-T.
(7). Pembentukan Lembaga Pengelolaan SPAL-T.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
107
Tahun 2020
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pelatihan Fasilitator STBM
Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Pemicuan
Pendampingan Pasca Pemicuan
Monev STBM
Pemicuan
Pembangunan SEPTIK TANK komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan Septik Tank Komunal
Pemicuan
Pembangunan IPAL komunal
Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan
Penyusunan aturan lokal
Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
(3). Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kab./Kota
Review Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Tabel 6.5 Capaian Kegiatan Sub Sektor Persampahan
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Sosialisasi 3R
Pembentukan KSM
Pelatihan
Pemicuan
Penyediaan Sarana 3R
Monev
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pembuatan TPS
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
108
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pemantauan dan Evaluasi
(1.1). Perencanaan Teknis (DED)
(1.2). Rehabilitasi/Peningkatan TPA
(1.3). Pengawasan Teknis dan Rehabilitasi/Peningkatan TPA
(2.2). Pengadaan Jembatan Timbang
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
(1). Penyusunan Masterplan Persampahan - (untuk Kota Metropolitan dan Besar)
(2). Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota
Sosialisasi 3R
Pembentukan KSM
Pelatihan
Pemicuan
Penyediaan Sarana 3R
Monev
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pembuatan TPS
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Pengadaan Truk Pengangkut
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Penyediaan Lahan Transper Depo III
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
109
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Studi Lingkungan
Pembebasan Lahan
Perencanaan Teknis (DED) SPA
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pemantauan dan Evaluasi
(2.1). Pengadaan Bulldozer
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
(5). Pelatihan Pengelolaan TPA
(6). Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA
(7). Penyusunan Perda Pengelolaan TPA
Tahun 2018
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
(3). Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan
Sosialisasi 3R
Pembentukan KSM
Pelatihan
Pemicuan
Penyediaan Sarana 3R
Monev
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pembuatan TPS
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Pengadaan Arm Roll
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Penyediaan Lahan Transper Depo III
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Pengadaan Arm Roll
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
110
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Pembangunan SPA
Pengawasan Teknik dan Supervisi Pembangunan SPA
Pembentukan lembaga Pengelola SPA
Pelatihan lembaga pengelola SPA
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pengadaan Compactor Truck
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pemantauan dan Evaluasi
(2.3). Pengadaan Land Compactor
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
(4). Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA
Program Survey Pengelolaan Persampahan (EHRA)
Tahun 2019
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Sosialisasi 3R
Pembentukan KSM
Pelatihan
Pemicuan
Penyediaan Sarana 3R
Monev
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pembuatan TPS
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Penyediaan Lahan Transper Depo III
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
111
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan SPA
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pemantauan dan Evaluasi
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
Tahun 2020
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Sosialisasi 3R
Pembentukan KSM
Pelatihan
Pemicuan
Penyediaan Sarana 3R
Monev
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Pembuatan TPS
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Pengadaan Arm Roll
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Penyediaan Lahan Transper Depo III
Pengadaan Tranper Depo III + Kontainer
Pengadaan Gerobak Sampah Motor
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Operasi dan Pemeliharaan SPA
Kampanye dan Sosialisasi 3R
Operasi dan Pemeliharaan/Retribusi
Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pemantauan dan Evaluasi
(3). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
112
Tabel 6.6 Capaian Kegiatan Sub Sektor Drainase Perkotaan
Tahun 2016
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pembebasan lahan
Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
Pembebasan lahan
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(a). Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan Drainase Sekunder
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(1). Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem Drainase
Tahun 2017
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Outline Plan dan DED Kab. Atam
Penyusunan Data Base Sistem drainase
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pembebasan lahan
Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
Pembebasan lahan
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
113
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(a). Perencanaan Teknis (DED) Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
(2). Pembentukan Lembaga Pengelola Sistem Drainase Skala Kab./Kota
Tahun 2018
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pembebasan lahan
Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
Pembebasan lahan
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
Tahun 2019
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pembangunan Drainase Primer Kota Kualasimpang Tahap I, II, III
Pembangunan Drainase Kec. Banda Mulia
Pembangunan Drainase Kec. Rantau
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pembebasan lahan
Pembangunan Saluran Drainase Primer
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
114
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
Pembebasan lahan
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
Tahun 2020
Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan
Realisasi Output
Belanja (jt)
Outcome
Pembangunan Drainase Primer Kota Kualasimpang Tahap I, II, III
Pembangunan Drainase Kec. Seruway
Pembangunan Drainase Kec. Tamiang hulu
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pembebasan lahan
Pembangunan Saluran Drainase Primer
Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer
Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
Pembebasan lahan
Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(c). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
Hal terpenting yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan monev adalah pemahaman
bahwa Sanitasi merupakan suatu upaya bersama, sehingga lebih bersifat sebagai gerakan sosial dan
moral yang mengedepankan pendekatan partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai
konsekuensinya, sistem monev Sanitasi harus terbuka bagi keterlibatan seluruh pihak yang
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
115
berkepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), baik yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam pengelolaan kebijakan/program Sanitasi.
Mekanisme Monitoring dan Evaluasi kondisi Sanitasi di tingkat daerah terdiri atas 4 (empat)
komponen, yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan suatu proses awal dalam kegiatan Monev. Data yang dikumpulkan
adalah program Pokja Sanitasi, kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan
hasil kegiatan.
2. Analisa data dan Pelaporan
Analisis data dan Pelaporan dalam monitoring dan evaluasi Sanitasi adalah untuk
menggambarkan kondisi pelaksanaan Sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang keberhasilannya, dampak
dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua
stakeholder.
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Dari hasil analisis data dan laporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana dan
pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan
Pokja Sanitasi ke-depan.
4. Tindakan pengimplementasian
Langkah terakhir dari monev program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan
keputusan yang telah diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas.
Mekanisme Monev terhadap pelaksanaan kebijakan/program Sanitasi ini dilakukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan/program Sanitasi di tingkat daerah, yaitu dengan
memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta
mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan
dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program
sangat mendukung konsep transaparansi dalam pelaksanaan monev. Mekanisme Monev terhadap
pelaksanaan Kegiatan di tingkat lokal ini dimaksudkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
sasaran dan hasil-hasil yang diinginkan dari kegiatan sanitasi yang dilaksanakan di tingkat lokal yaitu
dengan memonitoring pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja sebagai bahan input terhadap
perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan Sanitasil di Kabupaten Aceh Tamiang. Mekanisme
monitoring dan evaluasi implementasi Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
116
Tabel 6.7 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Air Limbah
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Seluruh Masyarakat mempunyai akses terhadap pelayanan SPAL 2019
10 Kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang SPAL
Sarana dan prasarana air limbah dapat memberikan pelayanan seluruh masyarakat
22 kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pengelolaan Air Limbah
Tersedianya akses sarana Air Limbah layak bagi 21% (10.984) KK pada tahun 2020
15 kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan Pendataan SPAL
Seluruh masyarakat teridentifikasi terhadap akses SPAL
2 Kegiatan
Tabel 6.8 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Persampahan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tersedianya dokumen rencana Induk
4 Kegiatan
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
117
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
19.984 KK mendapatkan layanan persampahan
59 Kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tersedianya Qanun pengelolaan Persampahan
9 Kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan persentase pengangkutan sampah di Kabupaten
Tersedianya pendataan yang optimal bidang Persampahan
5 Kegiatan
Tabel 6.9 Evaluasi Kegiatan Sub Sektor Drainase Perkotaan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan Pelayanan Sistem Jaringan Drainase
Tersedianya Dokumen Perencanaan Jaringan Drainase
12 Kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menyediakan Jaringan Sistem drainase yang terintegrasi ke seluruh wilayah kabupaten
Menurunnya luas genangan air sebesar 48Ha di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2020
21 Kegiatan
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan mutu pelayanan dan standar pelayanan minimal bidang Drainase
Tersedianya Qanun Sistem Jaringan Drainase Kabupaten
3 Kegiatan
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015
118
Tabel 6.10 Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data/Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Stratejik
Bappeda BLH-Dinas PU Dinkes Okt-Des tahun berjalan
Sekretaris Daerah & Kepala SKPD
Tabel capaian Kegiatan
Bappeda BLH Dinas PU Okt-Des tahun berjalan
Sekretaris Daerah & Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda BLH Dinas PU Okt-Des tahun berjalan
Sekretaris Daerah & Kepala SKPD
Lampiran I – Hal. 1
Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko
1.1. Struktur Organisasi dan Keuangan Daerah
Pembiayaan sektor sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang secara umum merupakan domain
dari Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK), Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas
Kesehatan, dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Sementara itu aspek-aspek yang dibahas dalam studi APBK Aceh Tamiang adalah : aspek
kelembagaan, aspek prioritas pendanaan, perkembangan pendapatan dan belanja kabupaten,
besaran pendanaan sanitasi per tahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, aspek
pinjaman daerah, aspek permasalahan pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi kota,
serta besaran pendanaan sanitasi per kapita.
Prioritas pendanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang, jika diamati sejak
tahun 2010 hingga tahun 2014 yang mendapatkan alokasi terbesar adalah pembangunan saluran
drainase dan pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan persampahan. Dengan demikian
dapat dilihat bahwa komitmen kabupaten Aceh Tamiang terkait pembangunan sanitasi cukup
kuat, dimana hal ini seiring dengan misi ke 2 (dua) dan misi ke 6 (enam) Kabupaten Aceh
Tamiang periode 2013 – 2017 “Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis
partisipasi masyarakat” serta “Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, profesional, humanis dan beretika”.
Total pendapatan Kabupaten Aceh Tamiang rata-rata meningkat setiap tahunnya.
Pendapatan tersebut masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana
perimbangan, baik pos bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU)
maupun dana alokasi khusus (DAK) serta dari provinsi, dana perimbangan pemerintah pusat dan
provinsi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam melaksanakan program
dan kegiatan dilakukan secara sistematis, terarah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
seoptimal mungkin melalui riset potensi daerah. Perhitungan pertumbuhan pendanaan APBK
Aceh Tamiang untuk sektor sanitasi dapat dilihat pada Tabel – Tabel berikut.
Lampiran I – Hal. 2
Tabel 1.1 Rekapitulasi Realisasi APBK Aceh Tamiang Tahun 2010 – 2014
No Realisasi Anggaran
Tahun Rata2 pertum-buhan 2010 2011 2012 2013 2014
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 425.611.908.038 458.224.384.889 501.018.490.881 504.167.228.638 554.269.032.727
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
20.813.147.512
28.624.888.702
31.487.377.572
34.636.115.329
37.784.853.087
a.1.1 Pajak daerah
2.647.819.584
10.962.565.807
12.058.822.388
13.264.704.626
14.470.586.865
a.1.2 Retribusi daerah
4.709.004.901
6.944.347.301
7.638.782.031
8.402.660.234
9.166.538.437
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
1.934.800.621
2.584.000.000
2.842.400.000
3.126.640.000
3.410.880.000
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
11.521.522.406
8.133.975.594
8.947.373.153
9.842.110.469
10.736.847.784
a.2 Dana Perimbangan (Transfer)
390.657.047.666
371.751.679.934
422.580.285.146
422.580.285.146
464.838.313.661
a.2.1 Dana bagi hasil
85.421.617.666
92.108.034.934
82.731.995.146
82.731.995.146
91.005.194.661
a.2.2 Dana alokasi umum
259.596.087.000
244.270.545.000
306.322.190.000
306.322.190.000
336.954.409.000
a.2.3 Dana alokasi khusus
45.639.343.000
35.373.100.000
33.526.100.000
33.526.100.000
36.878.710.000
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
14.141.712.860
57.847.816.253
46.950.828.163
46.950.828.163
51.645.865.979
a.3.1 Hibah
a.3.2 Dana darurat
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
4.364.022.823
12.803.053.703
8.373.843.563
8.373.843.563
9.211.227.919
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
2.464.676.000
44.783.938.400
38.576.984.600
38.576.984.600
42.434.638.060
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
7.313.014.037
260.824.150
B Belanja (b1 + b.2)
451.974.765.926
437.577.309.885
512.611.002.011
512.611.002.011
563.872.102.212
b.1 Belanja Tidak Langsung
226.400.375.602
259.366.657.372
297.041.805.047
297.041.805.047
326.745.985.552
b.1.1 Belanja pegawai
178.456.031.283
220.573.330.566
248.136.581.607
248.136.581.607
272.950.239.768
b.1.2 Bunga
b.1.3 Subsidi
b.1.4 Hibah
27.752.067.819
29.064.615.606
34.945.438.640
34.945.438.640
38.439.982.504
b.1.5 Bantuan sosial
6.678.399.500
4.639.660.700
7.897.284.800
7.897.284.800
8.687.013.280
b.1.6 Belanja bagi hasil
b.1.7 Bantuan keuangan
12.154.500.000
4.098.100.000
5.062.500.000
5.062.500.000
5.568.750.000
b.1.8 Belanja tidak terduga
1.359.377.000
990.950.500
1.000.000.000
1.000.000.000
1.100.000.000
Lampiran I – Hal. 3
b.2 Belanja Langsung
225.574.390.324
178.210.652.513
215.569.196.964
215.569.196.964
237.126.116.660
b.2.1 Belanja pegawai
45.296.347.482
46.128.161.424
56.048.083.600
56.048.083.600
61.652.891.960
b.2.2 Belanja barang dan jasa
102.316.091.595
78.522.623.329
103.697.976.904
103.697.976.904
114.067.774.594
b.2.3 Belanja modal
77.961.951.247
53.559.867.760
55.823.136.460
55.823.136.460
61.405.450.106
C Pembiayaan
451.974.765.926
437.577.309.885
512.611.002.011
512.611.002.011
563.872.102.212
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
Tabel 1.2 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPK Aceh Tamiang Tahun 2010 – 2014
No SKPD
Tahun Rata2 pertum-buhan 2010 2011 2012 2013 2014
1 PU-CK
1.a Investasi 1.227.793.099 942.271.480 1.244.375.723 1.244.375.723 1.368.813.295
1.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0
2 KLH
2.a Investasi 818.528.733 628.180.987 829.583.815 829.583.815 912.542.197
2.b operasional/pemeliharaan (OM) 511.580.458 392.613.117 518.489.885 518.489.885 570.338.873
4 Dinkes
4.a Investasi
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
5 Bappeda
5.a Investasi
5.b operasional/pemeliharaan (OM)
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 2.557.902.290 1.963.065.583 2.592.449.423 2.592.449.423 2.851.694.365
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
2.046.321.832 1.570.452.467 2.073.959.538 2.073.959.538 2.281.355.492
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) 511.580.458 392.613.117 518.489.885 518.489.885 570.338.873
11 Belanja Langsung 225.574.390.324 178.210.652.513 215.569.196.964 215.569.196.964 237.126.116.660
12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
1% 1% 1% 1% 1%
13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
80% 80% 80% 80% 80%
14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
20% 20% 20% 20% 20%
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
Lampiran I – Hal. 4
Tabel 1.3 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan Sanitasi APBK Aceh Tamiang Tahun 2011 – 2015
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
Tabel 1.4 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010 – 2014
No D e s k r i p s i Tahun
Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2.557.902.290 1.963.065.583 2.592.449.423 2.592.449.423 2.851.694.365
2 Jumlah Penduduk 264.420 267.716 271.055 274.436 277.860
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
2011 2012 2013 2014 2015
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.760.343.160 20.342.211.073 5.352.222.100 12.195.368.109 2.213.494.000 8.372.727.688
1.1 Air Limbah Domestik - - - - -
1.2 Sampah rumah tangga 695.800.000 636.280.583 1.023.070.000 174.671.700 394.454.000 584.855.257
1.3 Drainase Perkotaan 1.064.543.160 19.705.930.490 4.329.152.100 12.020.696.409 1.819.040.000 7.787.872.432
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 780.530.000 721.230.000 734.530.000 7.542.350.000 780.530.000 2.111.834.000
2.1 DAK Sanitasi 780.530.000 721.230.000 734.530.000 7.542.350.000 780.530.000 2.111.834.000
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - -
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
979.813.160 19.620.981.073 4.617.692.100 4.653.018.109 1.432.964.000 6.260.893.688
467.693.683.382 403.555.507.107 242.634.699.344 154.748.097.049 215.569.196.964 296.840.236.769
0,21% 4,86% 1,90% 3,01% 0,66%% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
Total Belanja Langsung
No UraianBelanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
Pertumbuhan
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
Lampiran I – Hal. 5
Tabel 1.5 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Kapita 2010 – 2014
No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertum-
buhan (%) 2010 2011 2012 2013 2014
1 Retribusi Air Limbah
1.a Realisasi retribusi 51.158.046 39.261.312 51.848.988 51.848.988 57.033.887
1.b Potensi retribusi 127.895.114 98.153.279 129.622.471 129.622.471 142.584.718
2 Retribusi Sampah
2.a Realisasi retribusi 127.895.114 98.153.279 129.622.471 129.622.471 142.584.718
2.b Potensi retribusi 447.632.901 343.536.477 453.678.649 453.678.649 499.046.514
3 Retribusi Drainase
3.a Realisasi retribusi
3.b Potensi retribusi
4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
179.053.160 137.414.591 181.471.460 181.471.460 199.618.606
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
575.528.015 441.689.756 583.301.120 583.301.120 641.631.232
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
31% 31% 31% 31% 31%
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
Tabel 1.6 Peta Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010 – 2014
No D e s k r i p s i Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
1.224.313
1.250.529
1.290.397
1.351.519
1.425.113
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
250.746
241.734
251.914
258
261.125
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,88 5,17 5,12 5,24 5,45
Sumber : Bappeda Aceh Tamiang, 2015 (data diolah).
Lampiran I – Hal. 6
1.2. Institusi Dan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tamiang secara administratif dikepalai oleh seorang Bupati selaku Kepala
Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Pemerintahan, Bupati dibantu oleh 3
(tiga) Organisasi, yaitu: Sektretaris Daerah (Sekda), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), dan Inspektorat atau Badan Pengawas Daerah (Bawasda).
Sekretaris Daerah membawahi 3 (tiga) Asisten dan 11 (sebelas) bagian, yaitu:
a. Asisten Tata Praja
1. Bagian Pemerintahan
2. Bagian Pemerintahan Desa
3. Bagian Organisasi
4. Bagian Hukum
b. Asisten Ekonomi dan Pembangunan
1. Bagian Ekonomi
2. Bagian Pembangunan
3. Bagian Sosial
c. Asisten Administrasi
1. Bagian Keuangan
2. Bagian Kepegawaian
3. Bagian Humas
4. Bagian Umum dan Perlengkapan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) disamping bertugas secara teknis,
juga mengkoordinir dan mengintegrasikan usaha, penyusunan, rencana dan program kerja.
Sedangkan inspektorat atau Badan Pengawas Daerah (Bawasda) merupakan unsur
pengawas dengan tugas pokok melakukan pengawasan umum atas jalannya roda pemerintahan
daerah sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
Lampiran I – Hal. 7
DINAS SYARIAT ISLAM
DINAS KESEHATAN
DINAS PERINDAGKOP
DINAS PU
DINAS KEPENDUDUKAN & CATATAN SIPIL
DINAS SOSIAL TENAGA KERJA &
TRANSMIGRASI
DINAS PERTAMBANGAN & ENERGI
DINAS PENDIDIKAN
DINAS KEHUTANAN & PERKEBUNAN
DINAS KELAUTAN & PERIKANAN
DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI &
INFORMATIKA
DINAS PERTANIAAN & PETERNAKAN
DINAS PENDAPATAN
PENGELOLAAN KEUANGAN & ASET
DINAS KEBUDAYAAN
PARIWISATA &
OLAHRAGA
INSPEKTORAT KABUPATEN
BKPP
KESBANGPOL &
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
BADAN LINGKUNGAN HIDUP & KEBERSIHAN
KANTOR P2TSP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BAPPEDA
BPM
KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP
KANTOR
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN &
KELUARGA SEJAHTERA
SATPOL POL.PAMONG PRAJA & WH
BPPP
DINAS-DINAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH
BUPATI
WAKIL BUPATI
INSTANSI VERTIKAL
DEPARTEMENT/NON
DEPARTEMEN
BAGIAN UMUM
BAGIAN PERSIDANGAN DAN RISALAH
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN HUKUM DAN HUMAS
STAF AHLI
ASISTEN PEMERINTAHAN
ASISTEN
KEISTIMEWAAN ACEH, PEMBANGUNAN &
EKONOMI
ASISTEN
ADMINISTRASI UMUM
SEKRETARIS DEWAN
KJF
SEKRETARIS
DAERAH
SERUWAY
RANTAU
KARANG BARU
MANYAK PAYED
BENDAHARA
BANDA MULIA
TAMIANG HULU
TENGGULUN
BANDAR PUSAKA
SEKERAK
KUALASIMPANG
KEJURUAN MUDA
KECAMATAN
KAMPUNG MUKIM
DPRK
BAGIAN TATA PEMERINTAHAN
BAGIAN
PEMERINTAHAN MUKIM & KAMPUNG
BAGIAN HUKUM
BAGIAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
BAGIAN
ADMININSTRASI PEMBANGUNAN
BAGIAN
PEREKONOMIAN
BAGIAN ORGANISASI & KEPEGAWAIAN
BAGIAN HUBUNGAN
MASYARAKAT
BAGIAN UMUM & PROTOKOL
Gambar 1.1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang
Lampiran I – Hal. 8
Gambar 2.2. Struktur SKPK yang terkait dalam Pembangunan Sanitasi KabupatenAceh Tamiang
Lampiran I – Hal. 7
Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh serta Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah , Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Maka, Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 4 Tahun
2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Aceh Tamiang dan
Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, yang terkait dengan sanitasi antara lain; Bappeda,
Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Tugas Pokok
dan fungsi SKPK teknis terkait sektor sanitasi dapat dilihat pada Tabel 1.7 berikut :
Tabel 1.7
Tugas Pokok dan Fungsi SKPK terkait Sektor Sanitasi
SKPK TUPOKSI
Bappeda Melaksanakan tugas umum pemerintahan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah.
Melaksanakan urusan ketatausahaan badan.
Merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perencanaan daerah.
Merumuskan kebijakan teknis dibidang perekonomian, sarana dan prasarana, sosial budaya.
Memantau, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan yang bersumber dari APBK dan APBN.
Menyusun pola dasar pembangunan daerah
Menyusun KUA, Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA), Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten bersama-sama dengan Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dibawah coordinator Sekda.
Melaksanakan koordinasi dan/atau mengadakan penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
Melaksanakan survei untuk perencanaan pembangunan dan melakukan monitoring pelaksanaan pembangunan daerah.
Menyiapkan bahan rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah.
Pembinaan unit pelaksana teknis badan.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Lampiran I – Hal. 8
Dinas Kesehatan Tugas Pokok adalah melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang pelayanan dan pembinaan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Fungsinya melaksanakan penyusunan program, pedoman dan petunjuk teknis di bidang kesehatan.
Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia untuk kelancaran pelaksanaan kesehatan.
Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan dan pengembangan penyehatan lingkungan.
Melaksanakan pengawasan dan perijinan dibidang kesehatan dan usaha distribusi obat serta persediaan farmasi.
Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja dan pihak lain yang menyangkut dengan kelancaran pelaksanaan kesehatan.
Mengelola administrasi umum, yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan/peralatan, organisasi dan ketatalaksanaan.
Pembinaan unit pelaksana teknis dinas dan kelompok jabatan fungsional sesuai dengan lingkup tugasnya.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Dinas Pekerjaan Umum
Mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang bina marga, cita karya, pengairan dan tata ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Fungsinya merencanakan penyelenggaraan dan penetapan serta pengawasan pada kebinamargaan, pengairan, cipta karya dan perumahan serta tata ruang.
Mengelola perizinan, pengamanan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kebinamargaan, pengairan, cipta karya dan perumahan serta tata ruang.
Melaksanakan penanggulan bencana alam serta usaha-usaha pengendalian erosi dan abrasi pantai local.
Mengelola administrasi umum, yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan/peralatan, organisasi dan ketatalaksanaan.
Membina unit pelaksana teknis dinas dan kelompok jabatan fungsional sesuai dengan lingkup tugasnya.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai sesuai dengan bidang tugasnya.
Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan, pembangunan dan penyiapan bahan koordinasi dan perumusan kebijakan teknis dan kewenangan desentralisasi dibidang lingkungan hidup, kebersihan dan penanggulan kebakaran.
Melaksanakan urusan ketatausahaan Badan.
Menyusun program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang sesuai dengan lingkup tugasna.
Merumuskan, merencanakan dan koordinasi kebijakan teknis pemantauan dan pengendalian dibidang lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan.
Merumuskan kebijakan pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan tataruang serta system informasi lingkungan, kebersihan dan pertamanan.
Lampiran I – Hal. 9
Penyelenggaraan pengendalian dampak lingkungan, termasuk penelitian, pengujian, standarisasi dan perizinan, peningkatan SDM dan pengembangan kapasitas kelembagaan.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan kebersihan.
Pemantauan, evaluasi, pengawasan dan pelaporan dibidang pengendalian dampak lingkungan dan kebersihan.
Melaksanakan tugas-tugas pelayanan administrasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang pengendalian dampak lingkungan.
Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan/peralatan, organisasi dan ketatalaksanaan.
Pembinaan UPTB.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Sumber: Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja, 2008
Lampiran I – Hal. 10
1.3 Ringkasan Eksekutif Studi EHRA dan Kajian lainnya
1.3.1 Ringkasan Eksekutif Studi EHRA
Studi EHRA atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan di Kabupaten Aceh
Tamiang pada tahun 2015 ini melibatkan 2160 responden dan merupakan pemutakhiran dari Studi
EHRA yang pertama dilakukan pada tahun 2011 lalu dengan 1600 responden, dimana studi ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana perubahan fasilitas sanitasi dan perilaku yang
berisiko terhadap kesehatan tingkat kabupaten berdasarkan data primer terbaru, memberikan advokasi
terhadap masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi secara berkesinambungan, serta memberikan
dasar informasi yang valid dalam penilaian risiko kesehatan lingkungan berdasarkan kondisi terkini.
Sedangkan manfaat dilaksanakan pemutakhiran Studi EHRA adalah sebagai salah satu bahan untuk
pemutakhiran dokumen sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang yang berupa Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK) Aceh Tamiang untuk 5 (lima) tahun kedepan.
Penentuan Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah dusun. Unit sampling ini dipilih
secara proporsional dan random berdasarkan total dusun disetiap kampung yang telah ditentukan
menjadi area survai. Jumlah responden dalam setiap kampung adalah sebanyak 40 responden,
dimana yang menjadi responden adalah Bapak (Kepala Rumah Tangga) atau Ibu atau anak yang
sudah menikah, dan berumur antara 18 sampai dengan 60 tahun.
Metoda penentuan target area survai dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses
yang dinamakan klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal
lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi
kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”.
Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Aceh Tamiang mengingat area sumber data yang
akan diteliti sangat luas.
Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 38.497 KK maka jumlah sampel minimum
yang harus dipenuhi adalah sebanyak 396. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan kampung
berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang menetapkan 25% untuk
persentase toleransi. Selanjutnya jumlah kampung yang akan dijadikan target area survei sebanyak 54
sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 54 X 40 = 2160 responden, dimana tidak ada
kampung yang di survei untuk klaster 0 (nol), 14 (empat belas) kampung pada klaster 1 (stau), 21 (dua
puluh satu) kampung klaster 2 (dua), 17 (tujuh belas) kampung klaster 3 (tiga) dan 2 (dua) kampung
pada klaster 4 (empat).
Salah satu komponen dalam menentukan area berisiko sanitasi adalah Indeks Risiko Sanitasi
(IRS), hasil analisis Studi EHRA tahun 2015 menunjukkan bahwa IRS untuk area yang sumber airnya
Lampiran I – Hal. 11
berisiko tercemar adalah klater 4 (48%), yang berisiko terhadap air limbah domestik adalah klaster 1
(53%), yang berisiko terhadap persampahan adalah klaster 4 (98%), yang berisiko terhadap genangan
air adalah klaster 3 (54%) dan yang berisiko karena kurangnya perilaku higiene dan sanitasi adalah
klaster 3 (49%). Berikutnya daerah berisiko sangat tinggi sanitasi berdasarkan IRS tersebut adalah
klaster 1 (satu), yang terdiri dari Kampung Pertamina, Jamur Labu, Suka Jadi Kecamatan Rantau,
Gedung Biara, Perkebunan Seruway, Alur Alim Kecamatan Seruway, Perkebunan Sungai Iyu, Tumpuk
Tengah, Lubuk Batil, Bandar Baru, Teluk Kepayang Kecamatan Bendahara, Kebun Tanah Terban
Kecamatan Karang Baru, serta Alue Ie Puteh dan Paya Baru di Kecamatan Manyak Payed.
1.3.2 Ringkasan Eksekutif Kajian Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi
Kajian Peran Serta Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi dibutuhkan untuk mengetahui
dengan jelas peta dan potensi peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi di Kabupaten Aceh
Tamiang. Swasta adalah semua organisasi dan individu yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak
langsung dikendalikan oleh pemerintah. Ini termasuk perusahaan swasta dan individu yang mencari
untung (for profit) serta organisasi swasta yang tidak mencari untung (not profit). WHO, Mexico,1991).
Penyedia layanan sanitasi mencakup beberapa stakeholders, diantaranya pemerintah, dunia usaha
terkait sanitasi, LSM/KSM terkait sanitasi dan dunia usaha pada umumnya.
Lingkup peran swasta sebagai penyedia layanan mencakup di antaranya: pengoperasian TPA
sampah, kontrak pekerjaan penyapuan jalan protokol dan pengangkutan sampah, jasa penyedotan
lumpur tinja dari tangki septik, pengelolaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), pengelolaan
atau daur ulang sampah 3R, pengadaan sarana dan prasarana sanitasi, dan lain‐lain.
Pada saat ini, peran swasta di dalam penyajian sanitasi masih berada pada satu bidang yaitu
bidang persampahan, dimana masyarakat dilibatkan dalam upaya peniningkatan pemberian layanan
persampahan melalui pelayanan pengangkutan sampah dari rumah ke rumah, di tempat tempat umum
seperti Pasar dan jalan. Peran swasta ini diharapkan agar dapat lebih meningkat untuk di waktu yang
akan datang.
Keterlibatan swasta dalam optimalisasi pelayanan publik, sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan besar yaitu Good Governance. Dalam konsep Good Governance, peran masyarakat
dan sektor swasta menjadi sangat penting karena adanya perubahan paradigma pembangunan
dengan meninjau ulang peran pemerintah dalam pembangunan, yang semula berperan sebagai
regulator dan pelaku pasar, menjadi bagaimana menciptakan iklim yang kondusif dan melakukan
investasi prasarana yang mendukung dunia usaha. Hal ini bisa diwujudkan apabila masyarakat dan
sektor swasta sendiri sudah memiliki kapabilitas yang memadai.
Lampiran I – Hal. 12
1.3.3 Ringkasan Eksekutif Kajian Kelembagaan dan Kebijakan
Kajian Kelembagaan dan Kebijakan dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas gambaran atau
peta kondisi kelembagaan sanitasi yang saat ini telah ada di Kabupaten. Dengan adanya peta
kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka layanan sanitasi skala Kabupaten yang
berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi dan potensi
kelembagaan yang sesungguhnya.
Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup di antaranya:
1. Pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi.
2. Pemetaan kebijakan sanitasi Kabupaten/Kota.
Tabel 1.8
peta kelembagaan dan kebijakan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang
Fungsi
Pemangku Kepentingan
Air Limbah Domestik Persampahan Drainase
Pemerintah
Kabupaten/ Kota
(Unit SKPD
pengelola)
Swasta Masyarakat
Pemerintah
Kabupaten/ Kota
(Unit SKPD
pengelola)
Swasta Masyarakat
Pemerintah
Kabupaten/ Kota
(Unit SKPD
pengelola)
Swasta Masyarakat
PERENCANAAN V (DPU) V (BLHK) V (DPU)
PENGADAAN SARANA V (BLHK/DPU) V V V (BLHK) V V V (DPU) V V
PENGELOLAAN V (BLHK) V V V (BLHK) V V V (DPU) V
PENGATURAN DAN PEMBINAAN V (BLHK/DPU) V (BLHK) V (DPU)
MONITORING DAN EVALUASI V (BLHK/DPU) V (BLHK) V (DPU) V
Pada Tabel 1.8 di atas dapat dipetakan bahwa Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan
memiliki peran yang sangat penting dalam bidang sanitasi, BLHK memiliki fungsi hulu sampai dengan
hilir dalam pengelolaan sanitasi bidang air limbah dan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang,
Dinas Pekerja Umum Kabupaten Aceh Tamiang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
pembangunan drainase, namun pada saat ini, pembangunan drainase sedang dalam pemrosesan ahli
fungsi ke Dinas Sumber Daya Air, sehingga Dinas Pekerjaan Umum hanya memiliki tugas dalam
pengadaan sarana sanitasi bidang air limbah.
Lampiran I – Hal. 13
1.3.4. Ringkasan Eksekutif Kajian Komunikasi dan Media
Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media adalah kajian untuk menggambarkan jenis media yang
dapat di akses oleh masyarakat dalam mendapatkan informasi pelayanan sanitasi. Tujuan dalam
melakukan kajian adalah untuk Identifikasi pengalaman dan kapasitas kabupaten dalam advokasi dan
“pemasaran” sanitasi yang mencakup: pemanfaatan media, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat,
khalayak sasaran, dan catatan pembelajarannya. Identifikasi pandangan/penilaian media massa
tentang sanitasi dan PPSP, serta identifikasi peluang kerjasama dengan media massa - Sebagai salah
satu bentuk kegiatan advokasi kepada instansi terkait komunikasi dan pengambil keputusan media
massa, serta masyarakat umum.
Tabel 1.9 Media Komunikasi dan Kerjasama Terkait Sanitasi
No. Komponen Jenis Media
Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
1. Air Limbah Domestik
Billboard Masyarakat umum
APBD
Peran serta masyarakat dalam menggunakan sarana air limbah
Gunakan WC untuk menjaga kebersihan
Efektif
Leaflet Masyarakat umum
APBD
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga
Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan
Efektif
Poster Masyarakat umum
APBD BAB di tempat yang aman Gunakan WC untuk menjaga kebersihan
Efektif
2. Persampahan
Billboard Masyarakat umum
APBD
Menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah
Pakailah sarana tong sampah sementara (TPS)
Efektif
Poster Masyarakat umum
APBD Bersih itu indah Buanglah sampah pada tempatnya
Efektif
Penyampaian informasi komunikasi dalam pelayanan sanitasi bidang Air Limbah dan
Persampahan telah dilaksanakan, pada tabel di atas dapat kita lihat upaya-upaya yang telah
dilaksanakan dalam meningkatkan pengelolaan pelayanan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang,
Kegiatan komunikasi dan kerjasama dengan media perlu dilakukan secara terus menerus sehingga
dapat mendukung terjadinya perubahan perilaku sebagai bagian dari pembangunan sanitasi. Kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh intansi terkait sanitasi Dinas Kesehatan dan Bada Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Aceh Tamaing.
Penyampaian isu-isu sanitasi dengan pesan kunci memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat. Adanya perilaku sebagian masyarakat yang menerima dan melakukan pesan kunci yang
diinformasikan kepada masyarakat, sehingga komunikasi yang dilaksanakan melalui media media
cetak dapat memberikan informasi yang dapat membangun dalam bidang sanitasi.
Lampiran I – Hal. 14
1.3.5 Ringkasan Eksekutif Kajian Peran Serta Masyarakat
Peran Serta Masyarakat adalah proses keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi
peran fungsi dan pengaruh terhadap suatu proses kegiatan. Peran serta masyarakat dalam bidang
sanitasi sangat diperlukan dalam meningkatkan akses pelyanan sanitasi. Untuk dapat menggambarkan
seberapa besar peran serta masyarakat sebagai salah pelaku dalam sanitasi dilakukan sebuah kajian
peranserta masyarakat, kajian ini dilaksanakan untuk menggambarkan partisipasi masyarakat,
pelibatan jender, masyarakat berpenghasilan rendah dalam kegiatan/program yang telah dilakukan
oleh berbagai pihak terkait sanitasi dan promosi hygiene dan potensinya dalam pembangunan sanitasi
di Kabupaten. Dalam melakukan berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
cara memperbaiki kondisi sanitasi di lingkungannya, beberapa hal yang harus menjadi perhatian di
antaranya adalah bagaimana tingkat perkembangan dan kemajuan suatu desa, kondisi topopgrafi, dan
mata pencaharian.
Masyarakat mempunyai peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan dari
dan lingkungannya oleh karena kesehatan di samping merupakan hak juga menjadi kewajiban dan
tanggung jawab setiap orang. Tanggapan atau tafsiran masyarakat mengenai kewajiban dan tanggung
jawab tentang kesehatan masih berbeda-beda, sehingga mempengaruhi keikutsertaan dalam tanggung
jawab dan memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat
mempunyai arti yang sangat luas yang pada dasarnya bertolak dari masalah sikap dan perilaku. Peran
serta masyarakat mempunyai lingkup dan tingkatannya sendiri, tergantung dari sudut pandang dan
harapan yang ada mengenai peran serta yang dikehendaki, peran serta dapat bersifat semu, parsial,
dan lengkap. Peran serta semu adalah bentuk peran serta yang bersifat sementara dan sangat jauh
dari yang diharapkan atau tidak disertai dengan kesediaan yang sesungguhnya. Peran serta disebut
parsial bila perilaku yang ditampilkan hanya sebagian saja dari sesungguhnya yang diharapkan, tetapi
dapat juga menjadi lengkap bila sesuai atau mendekati yang diharapkan. Semakin kompleks perilaku
yang kita harapkan semakin sulit kita mendapatkan peran serta yang lengkap karena semakin banyak
pula faktor yang mempengaruhinya.
Program kegiatan sanimas di Kabupaten Aceh Tamiang telah dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Aceh Tamiang pada tahun 2015, kegiatan ini melibatkan masyarakat desa laki-laki
dan perempuan, kegiatan ini memberikan manfaat pada masyarakat desa setempat dalam
mendapatkan akses pengelolaan air limbah domestik, program lainnya yang dilaksanakan berdasarkan
peran serta masyarakat adalah program Tempat Pengelolaan Sampah 3R, program ini bertujuan untuk
dapat memberikan pelayanan persampahan secara langsung terhadap masyarakat, kegiatan ini
dilakasanakan oleh Bada Lingkungan Hidup dan kebersihan yang bekerja sama dengan Satker
Persampahan Dircjen Cipta Kaya Aceh, kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2015 dengan penerima
manfaat adalah laki-laki dan perempuan, kondisi sarana saat ini belum dapat dimanfaatkan secara
Lampiran I – Hal. 15
maksimal disebabkan masih dalam tahap pembangunan, program ini akan dikelola secara langsung
oleh masyarakat melalui badan usaha miliki desa yang akan dibimbing oleh Badan Lingungan Hidup
dan kebersihan Kabupaten Aceh Tamaing.
1.3.6 Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah
Kajian sanitasi sekolah dilakukan di 161 Sekolah Dasar (SD) dan 22 Madrasah Ibtidaiyah (MI)
yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk perilaku higiene dan sanitasi, dilakukan observasi
langsung pada guru dan dinas pendidikan di Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan hasil survei dan
wawancara, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.10
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI Kabupaten Aceh Tamiang
Kondisi Sangat Baik % Baik % Kurang
Baik %
Toilet Guru 82 45% 38 21% 62 34%
Toilet siswa 75 41% 59 32% 49 27%
Fasilitas CTPS 0 0% 134 73% 49 27%
Sarana Air Bersih 51 28% 93 51% 38 21%
Pengelolaan sampah 42 23% 18 10% 123 67%
Drainase 9 5% 31 17% 143 78%
Ketersediaan dana 4 2% 13 7% 167 91%
Pendidikan HS 18 10% 101 55% 64 35%
Dari data kondisi sarana sanitasi, yang perlu mendapat perhatian adalah toilet siswa, toilet guru,
pengelolaan sampah, dan drainase. Hampir di seluruh SD/MI (rata-rata 50%) memiliki permasalahan
dalam pengelolaan air limbah, ketiga hal ini dalam keadaan kurang baik. Sedangkan untuk sarana air
bersih dan fasilitas CTPS, kondisinya sangat baik. 93% memiliki sarana air bersih yang sangat baik.
Sedangkan untuk fasilitas CTPS, terdapat 73% SD/MI yang fasilitasnya sangat baik.
Tabel 1.11
Perilaku Higiene dan Sanitasi
Perilaku Higiene dan Sanitasi
Baik % Kurang
baik %
Cuci tangan pakai sabun
19.158
63%
11.251 37%
Penggunaan toilet/jamban
15.509
51%
14.900 49%
Perilaku buang sampah
10.035
33%
20.374 67%
Lampiran I – Hal. 16
Berdasarkan hasil survei, perilaku cuci tangan pakai sabun masih belum dilaksanakan dengan
baik. 37% siswa masih belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun dengan benar. Sedangkan
untuk penggunaan toilet/jamban sebanyak 51% siswa sudah menggunakan toilet, perilaku ini di dukung
oleh ketersediaan sarana jamban/toilet di sekolah, dan perilaku buang sampah, sebagian besar siswa
sudah melakukannya dengan baik dan benar. Kajian sanitasi sekolah menunjukkan bahwa untuk
permasalahan sarana sanitasi, toilet siswa, toilet guru, dan pengelolaan sampah perlu mendapatkan
perhatian lebih bahkan menjadi prioritas. Sedangkan untuk perilaku, cuci tangan pakai sabun dengan
benar masih perlu digalakkan.
top related