pembentukan citra dalam opini publik (pr)

Post on 13-Jan-2016

237 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Pembentukan citra dalam Opini Publik (PR). Chelsy Yesicha,S.Sos.M.I.Kom. Opini publik tidak dapat dilihat dan ditunjuk dengan nyata , sebagaimana kita dapat menunjuk benda . Kekuatan , kemampuan dan kekuasaannya dapat disaksikan dengan nyata , misalnya runtuhnya Tembok Berlin, - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Pembentukan citra dalam Opini Publik

(PR)

Chelsy Yesicha,S.Sos.M.I.Kom

Opini publik tidak dapat dilihat dan ditunjuk dengan nyata, sebagaimana kita dapat menunjuk benda. Kekuatan, kemampuan dan kekuasaannya dapat disaksikan dengan nyata, misalnya runtuhnya Tembok Berlin,

Sifat opini publik yang statis, dinamis ataupun laten bergantung pada faktor-faktor perangsang dari luar,

misalnya peristiwa yang mengguncangkan.

Opini publik merupakan dasar hukum, dan kekuatan hukum adalah berdasarkan dukungan opini publik.

Dalam masyarakat modern, pendapat umum bisa mensejajarkan fungsinya dengan standard normatif lainnya (seperti tradisi, agama, hukum maupun anggapan umum). Bahkan posisinya kerapkali menjadi sangat dominan atau

menjadi pilihan dalam menentukan keputusan.

Pengaruh opini publik

1. Pembelian

2. Patronase

3. Penekanan

4. Persuasi

Program persuasi bertujuan Mengubah atau menetralisir opini, menkristalkan opini yang belum terbentuk atau masih bersifat laten dan menjaga opini favorable dengan cara mengubah opini.

Opini Publik untuk PR

Suatu konfirmasi dan pernyataan terhadap keinginan, kebutuhan yang diungkapkan lewat berbagai ide, pendapat, usulan, kritik, keluhan, tulisan, gambar, dll

Opini Publik untuk LembagaMengadakan perbaikanMengadakan perkembanganMengadakan unggulanMenjadikan mampu bersaing

Opini Publik BerkualitasCaranya?

1. Tanamkan kepercayaan pada publik

2. Bersikap terbuka untuk menerima segala masukan

Efektif?Adanya pengertianPublik bisa mengerti dan menerima pesan

tersebut secara terbuka dan sepaham

Cara? Bahasa harus tepat, mudah dimengerti,

memungkinkan adanya tanggapan, keterbukaan untuk bertanya, kritik atau usulan

Pesan harus jelas, transparan, jujur Bentuk dan isi harus sesuai dengan kelompok yang

dituju Isi berita sesuaikan dengan kebutuhan publik

Diagram Proses Pembentukan Opini

A. Pemberitaan umum dan opini publik

C.Realitas/aktualitas

yang melatar

belakangi publik (norma yang

berubah) (1 arah)

D Pimpinan (Opinion leader) (2

arah)

E Penerangan

Pimpinan (Pemerintah

) (2 arah)

B Budaya yang

melatarbelakangi

(1 arah)

Keterampilan Komunikasi

Bicara efektif, mendengarkan, bertanya

Diskusi dan Rapat Mencakup suatu kelompok Dilakukan secara lisan Mencakup interaksi Harus ada tujuan Setiap anggota terbuka terhadap pemikiran dan

pendapat kelompoknya

Kendala & Kiat Mengatasinya

Kurang cakap berkomunikasi pelajari teknik komunikasi

Kurang tepat, kurang gaul, egois pelajari etiket pergaulan

Kurang pengetahuan belajar terus untuk meningkatkan pengetahuan

Kurang memahami sistem sosial pelajari soal budaya dan tradisi

Curiga, prasangka, tidak percaya sabar, saling menghormati kepentingan semua pihak

Konteks Kerja Pendapat umum

Membentuk Citra Baru Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun Memperbaiki Citra yang Terpuruk Menguatkan Citra Karena Kekuatan Pesaing Menguatkan atau Mempertahankan Citra Ketika Berada

di Puncak

Membentuk Citra Baru

James Elul menyarankan dalam membangu citra baru lebih baik menggunakan media tv.

George Gebner dan Larry Gross mengatakan tv adalah alat yang mapan dan berfungsi menyampaikan dan mempertahankan, bukan untuk mengubah, mengancam atau melemahkan keyakinan .

Upaya lain:

1. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat yang menjadi panutan

2. Mengadakan aktivitas bersama menciptakan kesan seolah-olah ada kesejajaran dengan lembaga atau oorganisasi tersebut.

Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun Dalam hal mempertahankan citra, lebih sulit ketimbang membangun citra. Ketika citra sudah terbangun biasanya akan mengundang pesaing berkompetisi. Pada saat itulah “ujian” muncul mempertahankan citra yang sudah mapan dengan konsekuesi memposisikan diri pada orientasi terhadap segmen lama (dengan asumsi segmen pasar yang setia/fanatis). Ketika memutuskan untuk mengubah citra, resikonya harus membangun strategi komunikasi dari awal lagi yang berarti membutuhkan cost tambahan yang tidak sedikit.

Yang perlu diperhatikan dalam hal mempertahankan citra adalah bagaimana menyusun pesan yang datar, tidak terkesan mengundang konflik (mencari musuh), dan menekankan pada aspek fungsional. James Lull menyatakan agar mempertimbangkan unsur budaya.

Memperbaiki Citra yang Terpuruk Tidak banyak yang bisa dilakukan ketika pendapat umum buruk – artinya citra sedang terpuruk. Ketidak-percayaan publik terhadap kita membuat publik menuntut kita tidak melakukan apa pun. Setiap tindakan yang dilakukan tidak akan mengundang simpati, sebaliknya mengundang antipati. Meskipun niatnya sungguh-sungguh baik, tidak bisa membuat publik percaya begitu saja.

the silent is gold sebagai langkah selanjutnya .

Minimal membiarkan opini publik menurunkan tensinya, karena publik juga mempunyai titik kejenuhan dalam “mengkonsumsi” pendapat umum tertentu.

Langkah yang bisa dilakukan, misalnya, meminjam konsep dalam Sosiologi tentang penggolongan posisi individu dalam kelompok; ada yang disebut anggota internal (members group) dan individu yang merupakan anggota kelompok lain tetapi sering menjadi panutan (references group).

Menurut beberapa teori, ketika sesama anggota internal sudah begitu mengenal satu sama lain atau seluruh anggota internal “tercemar” citranya, maka “references group” lebih dipercaya. Karena itu, dalam situasi pendapat umum sedang terpuruk, lebih baik menggunakan atau meminjam orang lain untuk berbicara. Apalagi bila individu yang sebelumnya dicitrakan sebagai “lawan” mau mengatakan tentang kebaikan kita, maka ini lebih efektif

mempengaruhi publik.

Strategi lain, memilih fokus kegiatan yang bersifat humanities

(kemanusiaan). Misalnya kegiatan amal sosial, menyantuni anak yatim, khitanan massal, penghijauan massal, dan sebagainya.

Elizabeth Noelle-Neumann membuktikan adanya lingkaran kebisuan (teori spiral of silence) dalam

masyarakat

Lingkaran kebisuan itu adalah mayoritas khalayak yang diam dan membisu meskipun pro dan setuju dengan suatu kebijakan, namun dapat

dikalahkan oleh kelompok minoritas yang anti terhadap kebijakan tersebut, tetapi selalu

ditonjolkan media massa

Menurut Noelle-Neumann daya selektif dan daya tangkal khalayak terhadap pesan media massa dapat ditembus melalui kerjasama tiga faktor penting

Yaitu :1. Ubiquity

2. Kumulasi Pesan

3. Keseragaman Wartawan

Ubiquity yaitu media massa berada di mana-mana dan sulit

dihindari oleh khalayak, sehingga media massa mampu mendominasi lingkungan informasi

fakta, media sebegai sumber info.yang berkuasa.

Cumulativeness(Pesan media yang kumulatif)

dapat memperkokoh dampak media massa, melalui pengulangan pesan berkali-kali dan penyatuan pesan yang terpotong.-0)

media dan pesan dimana-mana

Consonance Keseragaman wartawan,

misalnya penyajian pesan politik yang cenderung sama oleh semua media massa akan menjurus kepada pembentukan citra politik yang sama pada khalayak.

Seakan-akan dari publik

Menguatkan Citra Karena Kekuatan Pesaing

Citra ternyata bisa juga menurun popularitasnya bukan hanya karena apa yang dibuatnya tetapi kuatnya citra

pesaing yang menggerogoti dukungan publik kepadanya.

Dalam situasi semacam ini biasanya disertai atau diikuti dengan

kerugian organisasi.

Contoh kasus:

Memborong koran pesaing dan Mengeluarkannya ketika sudah sore sehingga terkesan koran tersebut telat terbit.

Menguatkan atau Mempertahankan Citra Ketika Berada di Puncak

Popularitas yang berhasil diraup tidak selalu identik dengan citra yang menguntungkan, sebab terjadi

peningkatan penjualan karena keberhasilan kegiatan komunikasi yang efeknya terbatas. Kekuatan

persuasif opini publik bisa menimbulkan perilaku pasar yang sulit dinalar oleh akal sehat.

Citra kuat seperti apa yang menjadi modal jangka panjang ?1. Seluruh informasi diarahkan agar

konsumen mengetahui dengan baik produk tertentu

2. Konsumen memutuskan untuk membeli produk itu atas kesadaran yang mendalam

3. Faktor2 pembentuk citra supaya diteliti.

Produk yang baik dapat dijual dengan menggunakan iklan yang jujur. Kalau menurut Anda produk itu tidak baik,

jangan diiklankan.

MAKA

Kalau Anda mengatakan kebohongan, atau hal yang menyesatkan, Anda merugikan klien Anda. Anda memperbesar perasaan bersalah dalam diri Anda, dan Anda mengobarkan perasaan dengki masyarakat terhadap seluruh kegiatan iklan Anda.

Pesaing justru harus dihormati.

Publik harus diberi tahu bahwa Anda tidak “panik” dengan pesaing.

Citra ini akan mengesankan

“nilai lebih” Anda

dibandingkan dengan yang lain.

Brand image yang kuat merupakan modal jangka panjang yang dapat diandalkan.

Karena itu, seluruh informasi yang keluar sebaiknya diorientasikan agar konsumen dapat mengetahui dengan baik produk itu, sehingga akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli produk itu atas kesadaran yang mendalam.

.

Jadi, jangan terlalu tergesa-gesa dulu ketika citra

sudah berada di puncak. Periksa dulu secara teliti

“bahan dasar” yang membentuk citra itu. Ketika citra

itu baik betul-betul bisa permanen, yang perlu

dilakukan hanyalah sekedar mengingatkan customer,

bahwa dirinya masih eksis. Tidak perlu mengada-ada

THANK YOU

Referensi tambahan :• nuruddin-umm.blogspot.com/2009/11/opini-publik-sebagai-

hukuman-sosial.html• index.php//2011/12/18/the-spiral-of-silence-ala-warkop• Opini publik , Dra. Helena Oli,MM dan Novi Erlita,

S.Sos.M.A.

top related