pembelajaran bahasa arab dan metode …
Post on 25-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
Oleh
NURAISYAH NIM. 15.1200.030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2020
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN METODE PEMBELAJARANNYA
PADA MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN
AL-MUBARAK DDI TOBARAKKA KAB. WAJO
ii
SKRIPSI
Oleh
NURAISYAH
NIM. 15.1200.030
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2020
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN METODE PEMBELAJARANNYA
PADA MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN
AL-MUBARAK DDI TOBARAKKA KAB. WAJO
iii
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab
Disusun dan diajuhkan oleh
NURAISYAH
NIM. 15.1200.030
Kepada
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2020
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN METODE PEMBELAJARANNYA
PADA MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN
AL-MUBARAK DDI TOBARAKKA KAB. WAJO
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama Mawasiswa : Nuraisyah
Judul Skripsi : Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode
Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab.
Wajo.
NIM : 15.1200.030
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Dekan Fakultas Tarbiyah
No. B. 363/In.39/FT/4/2019
Disetujui Oleh
Pembimbing Utama : Dr. Herdah, M.Pd.
NIP : 19611203 199903 2 001
Pembimbing Pendamping : Usman, M.Ag.
NIP : 19700627 200801 1 010
Mengetahui:
Fakultas Tarbiyah Dekan,
Dr. H. Saepudin, S.Ag, M.Pd. NIP. 19721216 199903 1 001
v
SKRIPSI
Disusun dan diajukan oleh
NURAISYAH NIM. 15.1200.030
Telah dipertahankan di depan panitia ujian munaqasyah pada tanggal 17 Desember 2019 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Pembimbing Utama : Dr. Herdah, M.Pd.
NIP 19611203 199903 2 001
Pembimbing Pendamping : Usman, M.Ag.
NIP 19700627 200801 1 010
Institut Agama Islam Negeri Parepare Fakultas Tarbiyah Rektor, Dekan, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd. NIP. 19640427 198703 1 002 NIP. 19721216 199903 1 001
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN METODE PEMBELAJARANNYA
PADA MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN
AL-MUBARAK DDI TOBARAKKA KAB. WAJO
vi
PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode
Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka Kab. Wajo.
Nama Mawasiswa : Nuraisyah
Nomor Induk Mahasiswa : 15.1200.030
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Dekan Fakultas Tarbiyah
No. B. 363/In.39/FT/4/2019
Tanggal Kelulusan : 17 Desember 2019
Disahkan Oleh Komisi Penguji
Dr. Herdah, M.Pd. (Ketua)
Usman, M.Ag. (Sekretaris)
Dr. Hj. Hamdanah Said, M.Si. (Anggota)
Dr. Ali Halidin, M.Pd.I. (Anggota)
Mengetahui:
Institut Agama Islam Negeri Parepare Rektor,
Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. NIP. 19640427 198703 1 002
vii
KATA PENGANTAR
حي حن الر بسم الله الر
لم عل لة والس ين، والص نيا والدد تعي عل أمور الد ف الأنبياء والمرسلي الحمد لله ربد العلمي وبه نس أش
ا بعد. . أم به اجعي د وعل ال وص يدن محم س
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt berkat hidayah, taufik dan
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembelajaran
Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada
Fakultas Tarbiyah” Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada manusia terbaik, manusia
pilihan kekasih Sang Maha Pengasih, Nabi mulia Muhammad Saw beserta para
keluarga dan sahabatnya.
Penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
terutama kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hamma dan Ibunda Samesang
serta seluruh keluarga dengan pembinaan dan doa tulusnya, penulis mendapatkan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik pada waktunya. Penulis juga
banyak berterima kasih kepada guru-guru dan Pembina di Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka yang telah mendidik, serta selalu memberi nasehat dan
motivasi kepada penulis.
Penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari ibu Dr. Herdah,
M.Pd. selaku Pembimbing utama dan bapak Usman, S.Ag. selaku Pembimbing
viii
pendamping, atas segalah bimbingan dan bantuannya yang telah diberikan, penulis
ucapkan banyak terima kasih.
Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan pula banyak terima kasih
kepada berbagai pihak, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Parepare, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu pengetahuan selama di IAIN Parepare.
2. Bapak Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, atas
pengabdiannya telah menciptakan suasana positif terhadap kegiatan
akademik, khusunya kegiatan perkuliahan.
3. Bapak Kaharuddin, S.Ag., M.Pd.I selaku ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingannya. Serta
segenap Dosen dan Staf/ Karyawan yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Usman, M.Ag. selaku kepala perpustakaan IAIN Parepare beserta
seluruh staf yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama
menjalani studi di IAIN Parepare, terutama dalam penulisan skripsi ini.
5. Kepala MA Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di MA Pondok
Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka.
6. Bapak Abdul Jalaluddin, S.Ag., Ibu Dara Murniati, S.Pd. dan Ibu Hajrah,
S.Pd. selaku guru bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka yang telah bersedia menjadi informan dan membantu penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
7. Santri dan Santriwati MA Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka
yang telah bersedia menjadi informan dan perpartisipasi dalam mengikuti
pembelajaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Serta teman-teman seperjungan prodi PBA 2015, penulis ucapkan banayak
terima kasih atas segala bentuk bantuannya dan motivasinya sehingga penulis
tetap semangat dan dapat menyelesaikan skripsi ini serta pengalaman yang tak
terlupakan selama kita bersama.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga tulisan ini dapat
terselesaikan. semoga Allah Swt berkenan menilai segala kebajikan sebagai amal
jariah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan konstribusi yang bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan saran konstruktif demi
kesempurnaan skripsi ini.
Parepare, 28 Jumadal Ula 1441 H
24 Januari 2020 M
Penulis,
NURAISYAH NIM. 15.1200.030
x
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nuraisyah
NIM : 15.1200.030
Tempat/Tgl. Lahir : Maroanging, 15 September 1997
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas : Tarbiyah
Judul Skripsi : Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode
Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab.
Wajo.
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa
ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Parepare, 28 Jumadal Ula 1441 H
24 Januari 2020 M
Penulis,
NURAISYAH NIM. 15.1200.030
xi
ABSTRAK
Nuraisyah, Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo. (dibimbing oleh ibu Herdah dan bapak Usman).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran bahasa Arab dan
metode pembelajarannya pada Madrasah Aliyah dan untuk mengetahui problematika yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi problematika yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.
Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analissi data dilakukan dengan menggunakan analisis data model Miles dan Hubermen yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau Verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pembelajaran bahasa Arab Madrasah Aliyah MA Al-Mubarak DDI Tobarakka terdiri dari perencanaan dan pelaksanaan dengan menyusun RPP. Adapun metode yang sering digunakan oleh para pendidik bahasa Arab dengan menggunakan metode yang bervariasi yaitu: metode Tanya jawab, Role playing, Garmatika-terjemahan, Mubasyarah, Qiroah, Ceramah, dan Permainan. Diakhir pembelajaran pendidik melakukan evaluasi hasil belajar. 2) Problematika pembelajaran bahasa Arab dari Aspek Linguistik meliputi: kesulitan mengucapkan bunyi bahasa Arab, kurangnya kosakata, kurangnya pemahaman tata kalimat, dan kesulitan dalam menulis bahasa Arab. Adapum problematika dari Aspek Non Linguistik meliputi: tidak tercapainya tujuan kurikulum, kurangnya penguasaan materi, peserta didik, pendidik, metode mengajar, fasilitas, dan suasana/lingkungan belajar. 3) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi problematika linguistik yaitu: memberikan latihan membaca dan mengucapkan huruf-huruf Arab dan dorongan agar peserta didik senantiasa membaca al-Qur’an, memberikan kosakata, mengajarkan tata bahasa yang baik dan benar, dan memberikan latihan menulis bahasa Arab. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika non linguistik yaitu: melaksanakan kurikulim dengan baik, memilih dan menggunakan metode dengan tepat, memberikan nasehat dan motivasi kepada peserta didik,.menyediakan fasilitas/media pembelajaran yang memadai, dan membiasakan berbahasa Arab di lingkungan Madrasah.
Kata kunci: Pembelajaran bahasa Arab dan metodenya, Problematika, dan
Upaya.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSERUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ..................................... v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan ................................ 9
2.2 Tinjauan Teoretis ................................................................... 11
2.3 Tinjauan Konseptual .............................................................. 27
2.4 Karangka Pikir ....................................................................... 28
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 30
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 31
3.3 Fokus Penelitian .................................................................... 31
3.4 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
3.6 Teknik Analsis Data .............................................................. 34
3.7 Uji Keabsahan Data ............................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Hasil Penelitian.................................................... 41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 65
5.2 Saran ...................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Halaman
3 Data Peserta Didik Madrasah Aliyah 71
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Nama Gambar Halaman
2.4 Skema Karangka Pikir Penelitian 29
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Nama Lampiran Halaman
1. Latar Belakang Berdirinya Madrasah, Visi, Misi, dan
Tujuan MA Al-Mubarak DDI Tobarakka
70
2. Pedoman Observasi 73
3. Pedoman Wawancara 77
4. Catatan Lapangan 83
5. Surat Rekomendasi Meneliti dari Kampus 100
6. Surat Izin Meneliti dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sengkang
101
7. Surat keterangan Selesai Meneliti dari Madrasah 102
8. Dokumentasi 103
9. Biografi Penulis 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar yakni seorang pendidik mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik termasuk dalam mengajarkan bahasa Arab.
Pembelajaran bahasa asing (Arab) dalam dunia akademik dan komunikasi
internasional sangatlah dibutuhkan di era globalisasi seperti sekarang ini.
Pembelajaran bahasa Arab menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap orang yang
sedang belajar di sebuah lembaga pendidikan (terutama lembaga pendidikan Islam).
Pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu proses pendidikan yang
diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina
kemampuan bahasa Arab peserta didik, baik secara aktif maupun pasif serta
menumbuhkan sikap positif. Suasana yang mestinya tercipta dalam proses
pembelajaran adalah bagaimana peserta didik yang belajar benar-benar berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Pendidik harus menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, menarik, serta inovatif sehingga tidak menimbulkan rasa bosan pada
peserta didik dalam belajar. Khususnya dalam mempelajari bahasa Arab, tujuannya
agar peserta didik mampu mengungkapkan keinginannya atau yang ada dalam
fikirannya dengan sempurna dan benar, baik secara lisan atau tulisan dan dapat
memahami yang dia baca atau yang dia dengarkan, dan bisa ikut serta dalam berfikir
sesuai dengan kemampuannya, usianya dan kegemaranya,1 dengan menggunakan
bahasa Arab. Selain itu di antara fungsi bahasa Arab adalah untuk meningkatkan
1Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Wisma kalimetro, 2015),
h . 28.
2
penghayatan keagamaan dan mengembangkan pengetahuan tentang Islam. Melihat
bahwa sumber pokok ajaran Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah) itu ditulis dalam
bahasa Arab.
Pencapaian tujuan pembelajaran diperlukan suatu metode yang tepat. Metode
adalah rencana menyeluruh mengenai penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan
pendekatan yang ditentukan.1 Begitu pentingnya pemilihan dan penggunaan metode
yang tepat oleh pendidik akan sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.
Oleh karena pentingnya metode dalam pembelajaran bahasa Arab, maka seorang
pendidik dituntut untuk menguasai banyak metode. Di antara metode pembelajaran
bahasa Arab adalah :
الطريقة القواعد و الترجمة، الطريقة المباشرة، الطريقة القراءة، الطريقة السمعية الشفوية، الطريقة الإتصالية، الطريقة الإنتقائية.
at-Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah, at-Thariqah al-Mubasyarah, Thariqah al-
Qira’ah, at-Thariqah al- Sam’iyah al Syafawiyah, Thariqah al-itishaliyyah, Thariqah
al-Intiqaiyyah dan lain sebagainya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sukses dan tidaknya suatu
pembelajaran yaitu faktor materi, bakat, intelegensi, minat dan motivasi, guru,
lingkungan, fasilitas, alat/media dan sebagainya, dan yang tidak kalah penting yaitu
metode yang digunkaan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang
dikatakan Muhammad yunus dalam Azhar Arsyad mengatakan:
1Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), h. 72.
3
.الطريقة اهم من المدة
“al-thariqatu ahammu min al-maddah” yang berarti metode itu lebih penting dari
pada materi itu sendiri.2
Metode merupakan cara yang digunakan seorang pendidik untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dalam proses pembelajaran,
metode pembelajaran yang digunakan sangatlah beragam sesuai dengan materi yang
ingin disampaikan dan kebutuhan waktu itu.3
Berbicara tentang metode berarti mempersoalkan kompetensi yang wajib
dikuasai oleh seorang pendidik. Seorang pendidik, di manapun pendidik mengajar
bertugas menyajikan ilmu yang pendidik miliki kepada peserta didiknya. Agar dapat
menyalurkan ilmu tersebut pendidik memerlukan pengalaman, pengetahuan tentang
siapa peserta didik itu, serta bagaimana menyampaikan ilmu tersebut dengan baik.
Seorang pendidik perlu mendalami kompetensi yang memberi bekal kepadanya untuk
memoles terutama cara menyajikan materi menjadi lebih menarik, teratur, dan
terpadu dengan kompetensi yang terkandung dalam materi. Mengajar tidak hanya
ditinjau dari bagaimana pendidik menjelaskan isi pembelajaran tersebut. Pendidik
harus mengetahui bagaimana menghadapi peserta didik, membantu memecahkan
masalah, mengelolah kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun
asessment belajar, serta menentukan metode mengajar yang tepat.
Syaiful Mustofa dalam bukunya mengakatakan:
Sebuah metode pembelajaran akan dianggap sukses dalam aplikasinya, apabila metode tersebut sesuai dengan kondisi peserta didik, mengikuti kaidah-kaidah
2Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 66.
3Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h.
75.
4
yang dapat digunakan oleh seorang pendidik sebagai pembimbing dan petunjuk dalam menyelesaikan problematika pembelajaran, serta mampu mengakomodir perbedaan pribadi peserta didik di dalam satu kelas. Ketepatan seorang pendidik dalam memilih sebuah metode akan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tersebut.
4
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Apabila dalam proses pembelajaran tidak menggunakan metode yang tepat maka
harapan tercapainya tujuan pembelajaran akan sulit untuk dicapai. Dalam al-Qur’an
juga menganjurkan untuk menggunakan metode dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran yang termuat dalam al-Qur’an pun memiliki banyak macam,
sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S an- Nahl/16:125 yang berbunyi:
Terjemahnya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-
lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.5
Ayat di atas tercantum 3 tiga metode pembelajaran, yakni: 1. metode hikmah
(bijaksana), 2. metode nasihat/ pengajaran yang baik (mauizhah hasanah), dan 3.
metode diskusi (jidal). Itulah seorang pendidik dalam menyampaikan sebuah materi
harus menggunakan metode yang bervariasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, karena dalam satu kelompok yang diajar memiliki karakter yang
berbeda-beda, tanggung jawab seorang pendidik yaitu mampu membelajarkan peserta
4Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN-Maliki Press,
2017), h. 13.
5Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit J-ART,
2004), h. 281.
5
didik dengan sikap bijaksana dan memberikan nasehat/pengajaran yang baik melalui
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Hakikatnya, pembelajaran bahasa Arab tidaklah mudah, seringkali terdapat
masalah-masalah yang dihadapi oleh pendidik dan peserta didik. Kurangnya motivasi
dan minat dari peserta didik untuk belajar bahasa Arab menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan tidak tercapainya suatu tujuan pembelajaran, selain itu perbedaan
karakter dan kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran
berbeda- beda, hal itu dipengaruhi oleh tidak tepatnya metode yang digunakan oleh
pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab, sehingga perlu metode yang bervariasi
pada saat proses belajar, hanya saja perlu ketelatenan seorang pedidik dalam
menyesuaikan metode pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Sebagaimana
pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka Kab. Wajo menunjukkan bahwa sebagian peserta didik kurang berminat,
kurang bergairah, dan cenderung tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Karena
mereka beranggapan dan telah tertanam dalam pemikiran mereka bahwasanya
pembelajaran bahasa Arab itu cukup sulit. Sehingga antusiasme peserta didik pun
sangat kurang dalam menyimak pembelajaran yang berlangsung, yang
mengakibatkan rendahnya respon atau tanggapan dari peserta didik terhadap
pertanyaan dan penjelasan dari pendidik.
Memilih dan menggunakan metode mengajar adalah keniscayaan bagi
seorang pendidik sebelum menyampaikan materi pembelajaran. Setiap pendidik
senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-metode apa yang akan
digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
6
ditetapkan6. Karena jika metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan, maka pencapaian tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai.
Mengatasi permasalahan tersebut, seorang pendidik dituntut untuk memiliki
keahlian dalam memilih dan menggunakan metode dengan menyesuaikan materi
pelajaran yang akan di sampaikan dan tidak fakum terhadap satu metode saja. Begitu
banyak pilihan metode dalam pembelajaran bahasa Arab serta menciptakan suasana
belajar yang inovatif akan meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik dan
tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.
Uraian tersebut memberikan gambaran tentang pembelajaran bahasa yang
seharusnya dan metode pembelajaran yang sesuai dalam mempelajari bahasa Arab.
Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab akan memudahkan
peserta didik untuk memahami materi pelajaran dengan baik dan menunjang
keberhasilan serta pencapaian tujuan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo?
1.2.2 Problematika apa yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran
bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka Kab. Wajo?
6Abdul Aziz Wahab, Metode dan Model- Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Cet. V;
Bandung: Alfabeta CV, 2017), h. 85.
7
1.2.3 Bagaimana upaya mengatasi problematika yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo?
1.3 Tujuan Penelitian
Segala sesuatu yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai.
Oleh karena itu, penelitian ini merupakan suatu usaha atau kegiatan yang memiliki
tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk:
1.3.1 Mengetahui pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka.
1.3.2 Mengetahui problematika yang dihadapi oleh peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka.
1.3.3 Mengetahui upaya mengatasi problematika yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pendidik
dalam memberikan materi pelajaran bahasa Arab dengan metode yang tepat dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
1.4.1 Keguanaan Teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran dan khasanah
intelektual khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya.
Oleh karena itu, karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan
8
yang bermanfaat sehingga dapat memberikan konstribusi untuk perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya bagi pendidik dan menjadi sumber informasi dalam
kaitannya pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengertahuan atau dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan untuk
lebih mempertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai agar
peserta didik lebih mudah menerima materi pelajaran, khususnya dalam mata
pelajaran bahasa Arab. Dan juga dapat menambah pengetahuan peneliti terkait
dengan pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Adapun fungsinya adalah untuk
mengetahui persamaan (relevansi) dan perbedaan yang ada dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti.
Penelitian yang dilakukan oleh Mimah (2017) dengan judul penelitian
“Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah DDI
Ujung Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang”. Penelitian ini merupakan
penelitian Kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan analisis data model Miles dan Hubermen yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa 1) Pembelajaran bahasa Arab
masih perlu dikaji dan dikembangkan karena ketidak aktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan adanya probelamatika pembelajaran bahasa Arab yaitu
problematika linguistik dan non linguistik. 2) Problematika linguistik meliputi:
kesulitan mengucapkan bunyi bahasa Arab, kurangnya penguasaan kosakata,
kurangnya pemahaman tata bahasa dan kesulitan menulis. Problematika non
linguistik meliputi: kurikulum, materi, pendidik, peserta didik, metode, fasilitas dan
lingkungan. 3) Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
memberikan dorongan, motivasi, pembiasaan kepada peserta didik untuk senantiasa
10
belajar dan berlatih, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
memilih metode yang tepat.1
Penelitian lain juga dilakukan oleh Suaib (2018) dengan judul penelitian
“Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Mamuju.” Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun analisis data yang digunakan dengan menggunakan metode induktif dan
memberi makna terhadap data yang berhasil disimpulkan. Dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa 1) Proses pembelajaran terdiri dari perencanaan dan
pelaksanaan, adapun metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah, tanya
jawab, diskusi dan games. 2) Problematika pembelajaran bahasa Arab peserta didik
terdiri dari beberapa faktor, yaitu: faktor peserta didik, pendidik, metode, media,
faktor lingkungan dan psikologi peserta didik. 3) Upaya yang dilakukan yaitu peserta
didik yaitu mengulagi pelajaran yang telah dipelajari dalam kelas, aktif bertanya
dalam kelas, serta mengikuti kegiatan belajar ekstra kulikuler. Adapun upaya yang
dilakukan oleh pendidik yaitu membuat suasana kelas yang menyenangkan, terus
memotivasi peserta didik, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap pembelajaran
bahasa Arab.2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mimah hubungannya
dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang proses pembelajaran
1Mimah, Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah DDI
Ujung Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang (Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah
dan Adab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Parepare: 2017).
2Suaib, Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta didik Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Mamuju (Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah dan Adab Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri, Parepare: 2018).
11
bahasa Arab namun penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran bahasa
Arab dan metode pembelajarannya pada Madrasah Aliyah. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Mimah membahas tentang proses pembelajaran bahasa Arab
pada Madrasah Tsanawiyah. Sedangkan hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suaib adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran bahasa
Arab pada Madrasah Aliyah. Namun penelitian ini lebih kepada pembelajaran bahasa
Arab dan metode pembelajarannya, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suaib
terkait pada masalah yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab.
2.2 Tinjauan Teoretis
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Istilah pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan pendidik dan peserta didik. Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang
berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti “instruksional” adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran.3 Kata pembelajaran juga mengadung arti “belajar atau berlatih” yang
dalam bahasa Inggris disebut learnig atau training, dan dalam bahasa Arab disebut
darasa.4 Jadi pembelajaran memiliki hubungan yang erat dengan pengertian belajar
dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar
dapat terjadi tanpa pendidik atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang pendidik lakukan di dalam kelas.
3Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya (Cet. I; Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), h. 265.
4Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Madani Media, 2015), h.
24.
12
Sadiman dkk dan Miarso dalam Bambang Warsita mengatakan Pembelajaran
adalah usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran disebut juga kegiatan
pembelajaran (insrtuksional) adalah usaha mengelolah lingkungan dengan sengaja
agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi,
inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri peserta didik.5
Hakikat pembelajaran secara umum adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Dapat diartikan pembelajaran
merupakan segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.6 Jadi pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
peserta didik yang belajar.
Terkait dengan bahasa, bahasa merupakan alat yang digunakan untuk
berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada
dalam fikiran baik di ekspresikan melalui ucapan atau tulisan. Pembelajaran bahasa
adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang pendidik
agar peserta didik yang dia ajari bahasa tersebut melakukan kegiatan belajar dengan
baik, sehigga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa tersebut.7 Pembelajaran
5Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, h. 266.
6Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, h. 266.
7Acep Hermawan,, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. II; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 32
13
bahasa sangatlah penting untuk di pelajari. Tujuan pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berkmunikasi secara langsung
dengan menggunakan bahasa dalam konteks komunikasi yang sesungguhnya atau
dalam situasi kehidupan yang nyata (real). 8 Pembelajaran bahasa yang baik adalah
pembelajaran yang dilakukan secara sistematis. Sistematis artinya dilakukan
berdasarkan tahapan-tahapan logis berdasarkan tingkat penguasaan materi, perbedaan
gaya belajar, perbedaan usia, perbedaan motivasi.9 Pembelajaran bahasa akan
mencapai hasil yang baik apabila dalam proses pembelajaran tersebut mengikuti
tahapan-tahapan dengan baik.
Pembelajaran bahasa asing, seorang pendidik perlu mempertimbangkan
prinsip dasar sebagai panduan dalam mengajar. Menurut Acep Hermawan dalam
bukunya:
Pembelajaran bahasa melibatkan sekurang-kurangnya tiga disiplin ilmu, yakni (a) linguistik, (b) psikologi, dan (c) ilmu pendidikan. Linguistik memberi informasi kepada kita mengenai bahasa secara umum dan mengenai bahasa-bahasa tertentu. Psikologi menguraikan bagaimana orang belajar sesuatu, dan Ilmu Pendidikan atau Pedagogi memungkinkan kita meramu semua keterangan dari (a) dan (b) menjadi satu cara atau metode yang sesuai untuk dipakai di kelas untuk memudahkan proses pembelajaran bahasa oleh pelajar.
10
Pembelajaran bahasa Arab merupakan pelaksanaan pembelajaran yang
memiliki tujuan memberikan pengalaman kepada peserta didik mengenai berbagai
aspek bahasa Arab. Tujuannya agar peserta didik dapat memliki berbagai
keterampilan berbahasa dan dapat menggunakan bahasa Arab sebagai alat mengkaji
dan memahami sumber pokok ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Di sisi
8Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Cet. IV; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.
268.
9Saepuddin, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab Teori dan Aplikasi (Cet. I;
Yogyakarta: Trust Media Publisin g, 2012), h. 1.
10
Acep hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 33.
14
lain pembelajaran bahasa Arab dapat memberikan pengaruh bagi peserta didik,
terutama bagi peserta didik yang sejak dini sudah menelaah bahasa Arab, sehingga
mereka mampu menguasai secara benar dan tepat.
Pembelajaran bahasa asing (Arab) adalah suatu proses yang kompleks dengan
berbagai fenomena yang pelik/rumit sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa
mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang.11
Salah satu hal yang dianggap rumit
dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu banyaknya perubahan kata atau tashrif dalam
bahasa Arab. Dari penjelasan mengenai pengertian pembelajaran bahasa Arab dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi antara pendidik
dan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan
memudahkan peserta didik dalam memahami bahasa Arab.
1. Unsur-unsur Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa Arab memiliki beberapa unsur-unsur yang harus
diperhatikan agar pembelajarannya dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil
yang diharapkan. Beberapa unsur pembelajaran bahasa Arab yang membutuhkan
kemampuan seorang pendidik dalam memenejerialnya adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan utama pembelajaran bahasa Arab di lembaga-lembaga pendidikan
bahasa adalah peserta didik mampu mengungkapkan fikirannya dengan bahasa Arab,
sebagai salah satunya sarana peserta didik ketika ingin berkomunikasi dengan
masyarakat, baik dengan cara berbicara atau tulisan menggunakan bahasa Arab.
Selain itu, tujuan dari pembelajaran bahasa Arab adalah peserta didik mampu
memahami yang dibaca dan yang didengarkan, dan dia bisa ikut serta dalam berfikir
11
Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 44.
15
sesuai dengan kemampuannya, usianya dan kegemarannya.12
Jadi inti dari
pembelajaran bahasa Arab adalah peserta didik mampu memahami kaidah bahasa
Arab dan dapat menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan.
b. Materi Pembelajaran Bahasa Arab
Isi materi pembelajaran tidak hanya terdiri dari sekumpulan pengetahuan atau
kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan
dibutuhkan baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi peserta didik dan
lingkungannya. Seleksi materi dalam proses pembelajaran diperlukan oleh seorang
pendidik. Di samping itu penyajian materi harus melalui tahapan-tahapan, dimulai
dari yang mudah, agak sulit dan sulit.13
Materi yang akan diajarkan harus disesuaikan
dengan tingkat kemampuan peserta didik.
c. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Penggunaan metode dalam proses pembelajaran adalah untuk
mengoptimalisasi daya serap para peserta didik dapat memahami materi yang
diberikan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.
Sebelum memilih dan menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran,
hendaknya seorang pendidik harus mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu,
seperti kemampuan peserta didik, karakter peserta didik, kondisi sosialnya, serta
menyesuaikan materi yang akan diajarkan dengan metode yang akan digunakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung.14
12
Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 27.
13Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN Maliki Press,
2017), h. 14.
14Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 33.
16
Metode pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan, agar peserta didik dengan mudah dapat memahami materi
pelajaran yang diajarkan, penyesuaian metode dengan materi pembelajaran akan
sangat menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran.
d. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab memiliki tujuan, salah satunya
adalah evaluasi menjadi sarana efektif untuk memberikan umpan balik, karena materi
pembelajarannya mengarah pada evaluasi yang membantu mengidentifikasi
ketercapaian tujuan pembelajaran.
e. Peserta Didik
Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
f. Guru Bahasa Arab (Pendidik)
Secara defenisi kata “Guru” bermakna sebagai pendidik profesional dengan
tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Salah satu sifat yang
harus dimiliki oleh pendidik bahasa Arab yaitu menguasai meteri pelajaran, sifat ini
harus dimiliki oleh pendidik bahasa Arab, karena jika pendidik tidak menguasai
materi maka dia tidak akan bisa mengajarkan materi pelajaran tersebut dengan
langkah-langkah yang benar.15
Olehnya itu seorang pendidik harus menguasai
berbagai metode/teknik dalam mengajar.
15
Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 39.
17
2. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika yang biasanya muncul dalam pembelajaran bahasa Arab terbagi
ke dalam dua bagian, problematika linguistik dan non linguistik, yaitu:
1. Aspek Linguistik
Linguistik adalah “ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai
objek kajiannya”.16
Linguistik mengajarkan teori-teori penganalisisan dan
pendeskripsian bahasa sebagai satu objek studi, yang mengajarkan kompenen-
kompenen kebahasaan dan teknik-teknik pendeskripsian bahasa. Berbagai
problematika yang dihadapi peserta didik yaitu adanya perbedaan-perbedaan yang
menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab, di antanya mengenai:
a. Tata Bunyi
Bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia sangatlah berbeda. Bunyi dalam
bahasa Arab dapat dipelajari melalui ilmu tajwid yang membahas makhori al-huruf.
Sebenarnya pengajaran bahasa Arab di Asia Tenggara umum dan khususnya di
Indonesia, sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Akan tetapi aspek bunyi
sebagai dasar untuk mencapai kemahiran menyimak dan berbicara masih kurang
diperhatikan.
Menurut Chotib dalam Acep Hermawan Hal ini disebabkan oleh karena
tujuan pembalajaran bahasa Arab hanya diarahkan untuk meguasai bahasa tulisan
dalam rangka memahami kitab-kitab berbahasa Arab saja, kemudian pengertian
hakekat bahasa lebih banyak didasarkan pada metode gramatika-terjemah, yaitu suatu
16
Abdul Chaer, Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran (Cet. 1;
Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 12.
18
suatu metode mengajar yang banyak menekankan kegiatan belajar pada penghafalan
kaidah-kaidah tata bahasa dan penerjemahan kata-perkata.17
Tata bunyi dalam pembelajaran bahasa memang merupakan suatu
problematika yang membuat peserta didik sulit untuk mempelajari bahasa asing,
khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Olehnya itu sebagian besar orang-orang
yang mempelajari bahasa membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menguasai
bahasa tersebut.
b. Kosakata
Penguasaan kosakata adalah modal dasar dalam belajar bahasa apa pun,
termasuk bahasa Arab. Kosakata yang banyak diadopsi oleh bahasa Indonesia
menjadi nilai tambah bagi orang Indonesia mempelajari bahasa Arab dengan mudah.
Semakin banyak kosakata yang dikuasai maka semakin banyak pula peluang untuk
menangkap pesan, memahami isi teks, ataupun menyampaikan pesan dengan bahasa
itu baik lisan maupun tulisan.18
Namun demikian, perpindahan kata dari bahasa asing
ke bahasa Arab dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti; pergeseran arti,
lafaznya berubah dari bunyi aslinya, dan lafaznya tetap tetapi artinya berubah.
Berkaitan dengan problematika kosakata tersebut perlu diketahui bayak segi-
segi sharaf (morfologi) dalam bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Indonesia,
semisal konjugasi (tashrif), sistem perubahan kata dengan pola-pola tertentu yang
menimbulkan makna tertentu. Perubahan dari satu pola ke pola lain memiliki akar
kata yang sama. Misalnya: telah menulis (كتب), sedang menulis (يكتب), tulislah (اكتب).
17
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 100.
18Ibnu Burdah, Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2019), h. 1.
19
c. Tata Kalimat
Tata kalimat bahasa arab memang tidak mudah dipahami oleh pelajar bahasa
non Arab, seperti yang berasal dari Indonesia, meskipun ia sudah menguasai
gramatika bahasa Indonesia, ia tidak akan dapat menemukan perbandingannya dalam
bahasa Indonesia. Karena itu, pedidik bahasa Arab harus menaruh dan memberi
perhatian yang lebih banyak agar mereka dapat dengan mudah mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi para pelajar ketika mempelajari bahasa Arab.19
Sebagaimana
yang kita pahami bahwasanya bahasa Arab memiliki banyak perubahan kata jika
disambungkan dengan kalimat yang lain.
d. Tulisan
Tulisan Arab yang berbeda sama sekali dengan tulisan latin, juga menjadi
kendala tersendiri bagi pelajar bahasa Arab non Arab, khususnya dari Indonesia.
Dengan sejumlah perbedaan tulisan yang ada antara bahasa Arab dengan bahasa
Indonesia/Latin ini maka bagi para pelajar Indonesia tidak mudah menulis huruf-
huruf Arab apalagi menuangkannya dalam karangan yang panjang dan memiliki nilai
keindahan, kecuali para pelajar yang telah melalui proses belajar yang lama dan
teratur.20
Olehnya itu dalam pembelajaran bahasa Arab keterampilan menulis sangat
dibutuhkan.
2. Aspek Non Linguistik
Persoalan non linguistik juga menjadi kendala keberhasilan pembelajaran
yakni kondisi sosio-kultural bangsa Arab dengan non Arab, seperti Indonesia dan
pertimbangan bahan ajar.
19
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 105.
20Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 105.
20
a. Faktor Sosio-kultural
Problematika yang mungkin muncul ialah bahwa ungkapan-ungkapan, istilah-
istilah dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia tidak
mudah dan tidak cepat dipahami oleh pelajar Indonesia yang sama sekali belum
mengenal sosial dan budaya Arab.
b. Faktor Buku Ajar
Selain harus memperhatikan faktor sosio-kultural tersebut di atas, faktor
penggunaan buku ajar dalam pembelajaran juga menjadi sesuatu yang urgen, karena
peranannya di sampiing pendidik saat ini, masih menjadi instrumen yang cukup
menentukan keberhasilan pembelajaran.
c. Faktor Lingkungan Sosial
Fakta menunjukkan bahwa faktor lingkungan pergaulan umumnya menjadi
masalah tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab yang ada di daerah tertentu,
cenderung menggunakan bahasa pergaulan yang ada di daerah itu. Kondisi ini akan
menjadi transfer negatif dalam belajar bahasa Arab, sebab antara bahasa Arab dengan
bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia jelas berbeda, setidaknya
pada sisi struktur. Sebagai solusinya, guru bahasa Arab harus selalu meningkatkan
kualitas keahliannya dengan banyak mengikuti pelatihan, seminar, diskusi, atau
setidaknya banyak membaca buku-buku pendidikan kebahasaaraban.21
Bagaimanpun
peserta didik diajarkan bahasa Arab di sekolah namun lingkungan di sekitarnya
sangat berpengaruh.
21
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 105-110
21
2.2.2 Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Secara literal metode berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang terdiri dari dua
kosa kata, yaitu: metha dan hodos. Metha berarti melalui dan hodos berarti jalan.
Metode berarti jalan yang dilalui.22
Di dalam bahasa Arab metode dikenal dengan
istilah thariqah “jalan”. Metode (الطريقة) adalah rencana menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach yang telah
dipilih.23
Metode merupakan suatu jalan atau cara yang dilakukan oleh seorang
pendidik dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran.
Runes dan Noor Syam dalam Janawi menerangkan bahwa metode adalah: 1)
suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan; 2) suatu teknik mengetahui
yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu metode tertentu; 3)
suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.24
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian metode adalah
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki.25
Pengertian lainnya adalah, metode merupakan cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
22
Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h.
66.
23Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 19.
24Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, h. 67.
25Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 910.
22
pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.26
Metode juga
diartikan sebagai suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.27
Dengan
demikian, metode pembelajaran berarti, suatu ilmu yang membahas tentang metode,
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berbicara tentang metode-metode pembelajaran bahasa terdapat tiga istilah
yang sering digunakan di dalamnya yaitu, pendekatan (madkhal al-tadris), metode
(thariqah al-tadris), dan teknik (uslub al-tadris). Pendekatan merupakan pendirian
filosofis yang selanjutnya menjadi acuan yang kegiatan belajar dan mengajar bahasa.
Sedangkan metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahasa secara rapi
dan tertib yang didasarkan pada pendekatan terpilih. Dan Teknik lebih bersifat
aplikatif, karena itu sering disebut gaya pembelajaran.
Melihat bahwa metode jauh lebih operasional dibandingkan dengan
pendekatan, sebab metode menginjak ke tingkat pelaksanaan di lapangan. Jadi bentuk
metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa di lapangan tidak boleh
bertentangan dengan pendekatan, tetapi mendukung anggapan-anggapan yang ada
dalam pendekatan. Lebih sederhana lagi dapat dikatakan bahwa pendekatan akan
melahirkan metode-metode, dan metode akan melahirkan teknik-teknik.28
Metode
pembelajara bahasa Arab adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pedidik
untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk mecapai tujuan
pemebelajaran bahasa Arab agar peserta didik benar-benar dapat memahami
pembelajaran bahasa Arab dengan tepat dan baik.
26
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Cet. IV; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.
158.
27Master Of Arts (M.A), Metode Pembelajaran Bahasa Arab: Antara Tradisional dan
Modern, Insania 13, no. 3 (Sep-Des 2008), h. 441-452.
28Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 167-169.
23
Sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli pendidikan bahwa metode
harus memiliki unsur-unsur penting yaitu merupakan seperangkat cara
menyampaikan pembelajaran, adanya pendidik sebagai pembawa pesan,
memanfaatkan fasilitas yang ada, ada tujuan yang ingin dicapai, menciptakan situasi
yang mendukung, dan melibatkan peserta didik.29
Metode yang baik akan meunjang
pencapaian suatu pembelajaran dengan baik.
1. Macam-Macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Pada bagian ini akan dikemukakan secara sekilas tentang metode-metode
pembelajaran bahasa. Jumlah metode pengajaran bahasa juga sangat banyak. Prof.
Macky mengidentifikasi sekitar 15 metode pengajaran yang lazim diterapkan dalam
pembelajaran bahasa, yakni: 1) direct method; 2) natural method; 3) psychological
method; 4) phonetic method; 5) reading method; 6) grammar method; 7) translation
method; 8) grammar; 9) eclectic method; 10) unit method; 11) language control
method; 12) mimicry- memoration method; 13) practice- theor y method, 14) cognate
method; 15) dual language method.30
Banyaknya metode yang dikemukakan oleh Prof. Macky jika dibahasa
Arabkan yakni:
. طريقة 6طريقة القرءاة . 5. طريقة لفظية 4. طريقة نفسية 3. طريقة طبيعية 2. طريقة مباشرة 1. طريقة التحكم في 11. طريقة الوحدة 1. طريقة انتقائي .9. القواعد 8. طريقة الترجمة 7القواعد
. طريقة اللغة 15. طريقة نسيبية 14. طريقة نظرية الممارسة 13. تقليد طريقة تحفظ 12اللغة المزدوجة.
29
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Praktik (Jogjakarta: Arruz Media,
2013), h. 156.
30H. Syamsuddin Asrofi, Metode Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), h. 88.
24
Metode-metode tersebut sering kali ditemukan beberapa kesamaan di
samping beberapa perbedaan. Hanya beberapa metode saja yang dianggap relevan
untuk pengajaran bahasa Arab bagi peserta didik Indonesia yang akan diuraikan
berikut:
a. Metode Gramatika-Terjemahan ( القواعد و الترجمة الطريقة )
Metode ini juga banyak digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab, baik di
Negara-negara Arab sendiri maupun di Negara-negara Islam termasuk Indonesia.
Metode ini berasumsi bahwa ada satu logika universal yang merupakan dasar semua
bahasa di dunia, dan bahwa tata bahasa merupakan bagian dari filsafat bahasa.31
Metode ini merupakan metode tertua dalam pembelajaran bahasa asing sehingga
disebut juga sebagai metode tradisional.32
Keuntungan yang diperoleh dari menjadikan terjemah sebagai sarana belajar
bahasa Arab ternyata sangat banyak. Keuntungan paling menonjol adalah tambahan
kosakata dalam jumlah yang banyak. Ingat, kosakata yang anda peroleh anda
butuhkan untuk memahami teks itu jauh lebih banyak dari pada untuk tujuan
muhadatsah.33
Oleh karena itu metode ini banyak digunakan bagi orang-orang yang
baru belajar bahasa Arab agar dapat mengetahui banyak kosakata.
b. Metode Langsung (الطريقة المباشرة) Metode ini muncul dikarenakan adanya ketidak puasan terhadap metode yang
sudah ada yaitu metode tarjamah. Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa
31
H. Syamsuddin Asrofi, Metode Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya, h.
88.
32Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. IV;
Malang: UIN Maliki Press, 2016), h. 24.
33Ibnu Burdah, Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab, h. 114.
25
proses mempelajari bahasa kedua atau bahasa Asing adalah sama dengan proses
pemerolehan bahasa pertama (bahasa ibu), yakni dengan penggunaan bahasa secara
langsung dan intensif dalam komunikasi, juga dengan menyimak dan berbicara. Oleh
karena itu, peserta didik harus dibiasakan berfikir dalam bahasa sasaran dan
penggunaan bahasa ibu peserta didik dihindari sama sekali.34
Metode ini memberikan
penekanan pada penggunaan bahasa secara fungsional dan mengesampingkan hafalan
kaidah-kaidah gramatika.35
Metode langsung memiliki tujuan agar para peserta didik
mampu berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik
bahasa ini.
c. Metode Membaca (الطريقة القراءة) Metode ini berasumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multitujuan
dan kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realitis ditinjau dari kebutuhan
peserta didik. West menganjurkan suatu penekanan pada membaca bukan hanya
karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan yang paling bermanfaat yang
harus diperoleh dalam bahasa asing tetapi juga karena hal itu yang paling mudah,
suatu keterampilan dengan nilai tambah yang paling besar pada peserta didik pada
tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.36
Itulah mengapa metode mebaca banyak
digunakan oleh pelajr bahasa Arab.
d. Metode Audiolingual ( الشفوية الطريقة السمعية )
Metode Audiolingual berasumsi antara lain bahwa bahasa itu pertama-tama
adalah ujaran, bahasa adalah kebiasaan, ajarkan bahasa dan jangan ajarkan tentang
34
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 177.
35Muhammad Ali Bakri, Metode Langsung (Direct Method) dalam Pengajaran Bahasa Arab,
Al-Maraji 1, no. 1 (Juli 2017), h. 4.
36Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa, h. 50.
26
bahasa. Metode audiolingual ini juga didasarkan atas teori linguistic struktual yang
dalam beberapa hal berbeda dengan teori tata bahasa tadisional. Dalam setiap belajar
bahasa asing, pelajaran menyimak atau mendengarkan suara native adalah bagian
yang paling sulit, namun pelajaran menyimak dalam bahasa Arab relative lebih
mudah. Hal itu disebabakan bahwa antara tulisan dan ucapn dalam bahasa Arab itu
lebih sama dan konsisten. Di samping itu, suara dalam bahasa Arab itu lebih “ fasih”
dalam pengertian pengucapannya lebih tegas dan jelas.37
Metode ini menekankan
penelaan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulainya
dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan kata (morfologi), dan
sistem pembentukan kalimat (sintaksis).38
Biasanya metode ini digunakan bagi orang-
orang yang ingin melati atau meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara
bahasa Arab.
e. Metode Komunikatif (الطريقة الإتصالية) Dalam metodelogi pengajaran bahasa, sering ditemukan tumpang tindih
dalam penggunaan istilah antara pendekatan dan metode. Secara umum, istilah
metode komunikatif sering disamakan dengan pendekatan komunikatif.
f. Metode Eklektik (الطريقة الإنتقائية) Metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal jika didukung oleh
penguasaan pendidik yang memadai terhadap berbagai macam metode sehingga dapat
mengambil secara tepat segi-segi kelebihan dari setiap metode dan menyesuaikannya
37
Ibnu Burdah, Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab, h. 99.
38Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 185.
27
dengan kebutuhan program pembelajaran bahasa Arab yang ditanganinya, kemudian
menerapkannya secara proporsional.39
Sebuah metode pembelajaran bahasa Arab akan dianggap sukses dalam
aplikasinya bila mampu memenuhi beberapa hal yang menjadi sarat kesuksesan
sebuah metode. Syarat-syarat itu diistilahkan dengan dasar-dasar kesuksesan sebuah
metode. Adapun dasar-dasar itu adalah sebagai berikut:
a. Metode itu harus sesuai dengan kondisi peserta didik, tingkat pertumbuhan
akalnya, aspek-aspek sosialnya, aspek-aspek ekonominya dan lingkungan
keluarga tempat dia tinggal.
b. Metode itu harus mengikuti kaidah-kaidah umum yang dapat digunakan oleh
seorang pendidik sebagai pembimbing dan petunjuk dalam meyelesaikan
problematika pembelajaran dan memprediksikannya.
c. Harus mampu mengakomodir perbedaan pribadi peserta didik di kelas, karena
peserta didik itu memiliki kemampuan yang berbeda-beda, bercampur, pribadi
yang berbeda-beda, prilaku yang berbeda, kecerdasan yang berbeda, kekuata fisik
dan usia.40
Olehnya itu diperlukan kemampuan seoarang pendidik dalam
mengakomodir suatu pembelajaran.
2.3 Tinjauan Konseptual
2.3.1 Pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh
seorang pendidik agar peserta didik yang diajari meteri tertentu melakukan
kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang
39
H. Syamsuddin Asrofi, Metode Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya, h.
98-101.
40Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 133-134.
28
dilakukan oleh pedidik dalam menciptakan kegiatan belajar meteri tertentu
yang kondusif untuk mencapai tujuan.
2.3.2 Pembelajaran bahasa Arab merupakan pelaksanaan pembelajaran yang memiliki
tujuan memberikan pengenalan dan pengalaman kepada peserta didik
mengenai berbagai aspek bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab dapat
memberikan pengaruh positif bagi peserta didik, terutama bagi peserta didik
yang sejak dini sudah menelaah bahasa Arab, sehingga mereka mampu
menguasai secara benar dan tepat.
2.3.3 Metode pembelajaran bahasa Arab adalah suatu cara yang digunakan oleh
seorang pedidik untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan pemebelajaran khusunya dalam pembelajaran bahasa
Arab diharapkan agar peserta didik benar-benar dapat memahami pembelajaran
bahasa Arab dengan tepat dan baik.
2.4 Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan gambaran tentang pola hubungan antara konsep
dan atau variabel secara koheren yang merupakan gambaran yang utuh terhadap
fokus penelitian. Kerangka pikir biasanya dikemukakan dalam betuk skema atau
bagan.41
Untuk mempermudah alur pemikiran dan jalan penelitian, maka peneliti
menggambarkan sebuah kerangka pikir sebagai arah sesuai dengan topik pembahasan
penelitian, sebagai berikut:
41
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: Stain Parepare, 2013), h. 40.
29
Gambar 2.4 Skema Karangka Pikir Penelitian
Penelitian ini memfokuskan di MA Pondok Pesantern Al-Mubarak DDI
Tobarakka Kab. Wajo. Dimana dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari
interaksi pendidik dan peserta didik dan dalam suatu proses pembelajaran pasti
menggunakan sebuah metode, namun tidak menutup kemugkinan akan timbul suatu
masalah. Sehingga diupayakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Mubarak
DDI Tobarakka
Pembelajaran Bahasa Arab dan
Metode Pembelajarannya
Pendidik Peserta Didik
Probelematika Pembelajaran
Bahasa Arab
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
problematika pembelajaran bahasa Arab
Temuan Peneliti
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian lapangan ( انيبحث محيدح ) dan berdasarkan sifat permasalahannya,
maka jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan
berdasarkan pradigma, stategi dan implementasi model secara kualitatif.1 Penelitian
kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama yakni menggambarkan dan
mengungkapkan atau menjelaskan fenomena yang terjadi di tempat penelitian.2 Hasil
temuan dari penelitian kualitatif berupa data yang terkumpul dari rangkaian kata- kata
atau gambar yang dijabarkan dari hasil wawancara penulis kepada informan dan
hasil observasi serta dokumentasi penulis terkait dengan permasalahan yang diteliti.
Semua data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa
yang sudah diteliti. Pemilihan metode dimaksudkan untunk memberi gambaran
secermat mungkin mengenai Pembelajaran bahasa Arab dan Metode
pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka Wajo.
1Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 20.
2Nana syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. IV; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 60.
31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di MA Pondok Pesantren Al-Mubarak
DDI Tobarakka yang terletak di Kab. Wajo Kec. Pitumpanua dalam rentang waktu
kurang lebih 2 bulan lamanya. Dengan mengambil data dari pendidik mata pelajaran
bahasa Arab dan peserta didik. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan
bahwa Madrasah tersebut memberikan perhatian yang maksimal terhadap
pembelajaran bahasa Arab, bukan hanya di dalam kelas pada waktu jam sekolah,
namun terdapat pembelajaran tambahan diluar sekolah.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian yaitu pusat perhatian yang harus dapat dicapai dalam
penelitian yang dilakukan.1 Judul Penelitian yaitu Pembelajaran Bahasa Arab dan
Metode Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak
DDI Tobarakka. Berdasarkan judul penelitian tersebut, maka untuk menghindari
meluasnya pembahasan dalam penelitian ini maka fokus penelitian perlu
dikemukakan untuk memberi gambaran yang lebih fokus tentang apa yang akan
diteliti di lapangan. Fokus penelitian ini menitik beratkan pada pembahasan “terkait
proses pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajaran pada Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Wajo.”
3.4 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa komponen yang menjadi
sumber data. Adapun jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data
1Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif- Kuantitatif (Yogyakarta: Sukses Offest,
2010), h. 197.
32
primer dan data skunder. Kedua data tersebut didapatkan melalui sumber tertentu,
yakni:
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari respon dan
atau objek yang diteliti, baik berupa hasil wawancara (interview) mendalam. Data
primer dapat juga berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini yakni bersumber langsung dari
pendidik bahasa Arab dan peserta didik Madrasah Aliyah.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain
atau instansi di luar peneliti sebagai data pendukung atau penguat dari data primer
seperti data uyang diperoleh dari Kepala Madrasah, dokumen-dokumen kepustakaan,
kajian-kajian teori, arsip, catatan serta karya ilmiah yang relevan dengan masalah
yang diteliti pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka
Wajo.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, dibutuhkan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti,
maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, teknik dan
prosedur yang satu dengan yang lainnya saling menguatkan agar data yang diperoleh
dari lapangan benar-benar valid dan autentik.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyatan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercayai.2
2Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Cet. V; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), h. 33.
33
Adapun teknik dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
3.5.1 Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.3 Teknik pengamatan
(observation) adalah cara pengumpulan data yang dikerjakan dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti, baik dalam
situasi khusus di dalam laboraturium maupun dalam situasi alamiah.4
Berdasarkan pengertian tersebut, maka observasi merupakan cara
mengumpulkan data dengan mengamati prilaku, peristiwa, atau mencatat
karakteristik fisik dalam pengaturan yang alamiah.5 Peneliti menggunakan teknik
observasi untuk memperoleh data yang terkait dengan proses pembelajaran bahasa
Arab dan metode pembelajarannya, problematika yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika
dalam pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo..
3.5.2 Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan tanya jawab secara lisan, baik secara langsung melalui tatap muka
(face to face) antara sumber data (responden) atau secara tidak langsung.6
3S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h.
158.
4Triyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. II; Yogyakarta: Penerbit Omabak, 2017),
157.
5Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. XI; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 18.
6Triyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 162.
34
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti untuk menilai keadaan pendidik dan peserta
didik dalam proses pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya,
problematika yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab, serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika dalam pembelajaran bahasa
Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab.
Wajo.
3.5.3 Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu sumber informasi yang berharga bagi
peneliti untuk mengumpulkan data secara kualitatif.7 Dokumentasi dalam penelitian
itu adalah teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumentasi yang ada pada responden.8
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi tersebut untuk memudahkan dalam
mengumpulkan data-data yang akan dijadikan sebagi objek penelitian, seperti latar
belakang objek penelitian, pendidikan, Peserta didik, fasilitas-fasilitas yang terdapat
di sekolah tersebut.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dipisahkan antara data terkait (relevan) dan
data yang kurang terkait atau sama sekali tidak ada kaitannya.9 Analisis data
merupakan proses mencari, mengumpulkan dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan atau observasi dan
7Muhammad Yaumidan Muljono Damopolii, Action Research Teori, Model, dan Aplikasi
(Cet. I; Jakarta: Kencana Perdana Media Grup, 2014), h. 112.
8Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, h. 18.
9Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Cet. IV; Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), h. 105.
35
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang
penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.10
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka analisis data yang diterapkan
adalah kualitatif. Analisis tersebut menggunkan analisis data model Miles dan
Huberman.11
3.6.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian. Data yang
dikumpulkan adalah data yang terkait dengan penelitian untuk menjawab
permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam rumusan masalah.
3.6.2 Reduksi Data
Miles dan Hubermen dalam Sugiono dan Tabroni mengatakan bahwa reduksi
data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan,
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cet.
XXIII; Bandung: Alfabeta, 2016), h. 335.
11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.
247.
Pegumpulan
data
Reduksi Data
Kesimpulan
Verifikasi
Peyajian Data
36
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan. Mereduksi data bisa berarti merangkum, memilh hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.12
Adapun tahapan-
tahapan dalam reduksi data meliputi: membuat ringkasan, mengkode, menelusuri
tema dan menyusun laporan secara lengkap dan terinci.
Tahapan reduksi dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang
dihimpun dari lapangan, yaitu mengenai pembelajaran bahasa Arab dan metode
pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka Kab. Wajo. Kegiatan yang dilakukan dalam reduksi data ini yaitu,
mengumpulkan data dan informasi dari catatan hasil wawancara dan observasi, serta
mencari hal-hal yang dianggap penting dari setiap aspek temuan penelitian.
3.6.3 Penyajian Data
Miles dan Hubermen dalam Sugiono dan Tabroni mengatakan bahwa yang
dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.13
Penyajian
data dalam hal ini adalah penyampaian informasi berdasarkan data yang diperoleh.
Kegiatan pada tahapan ini yaitu, membuat rangkuman secara deskriptif dan
sistematis, dan memberi makna setiap rangkuman dengan memperhatikan kesesuaian
dengan fokus penelitian. Jika dianggap belum memadai maka perlu dilakukan
penelitian kembali ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan
sesuai dengan alur penelitian.
12
Imam Suprayono dan Tabroni, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 194.
13Imam Suprayono dan Tabroni, Metode Penelitian Sosial Agama, h. 194.
37
3.6.4 Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Miles dan Hubermen dalam Rasyid mengungkapkan bahwa verifikasi data
dan penarikan kesimpulan adalah upaya untuk mengartikan data yang ditampilkan
dengan melibatkan pemahaman peneliti.14
Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan kesimpulan yang
kredibel.15
Tahap ini peneliti membuat suatu kesimpulan dari data yang yang sudah
dikumpulkan, mulai dari pelaksanaan pra survey, observasi, wawancara dan
dokumentasi dan membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
3.7 Uji Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan:
3.7.1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan yang dimaksud adalah peneliti memperoleh data,
akan tetapi data yang diperoleh belum lengkap dan belum medalam maka peneliti
kembali kelapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun sumber data yang baru. Melalui perpanjangan
pengamatan diharapkan sumber data lebih terbuka, sehingga data akan memberikan
informasi tanpa ada dirahasiakan. Hal tersebut peneliti lakukan sebagai bentuk
pengecekan kembali data yang telah diperoleh sebelumnya pada sumber data bahwa
informasi yang diperoleh benar dan tidak berubah.
14
Harun Rasyid, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama, h. 71.
15Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 99.
38
Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung
pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti
ingin menggali data sampai pada tingkat makna, makna berarti data di balik yang
tampak. Keluasan berarti, banyak sedikitnya informasi yang diperoleh. Dalam hal ini
setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah akan menambah fokus
penelitian, sehingga memerlukan tambahan informasi baru lagi. Kepastian data
adalah yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.
3.7.2 Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambugan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peeliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi yang berkaitan dengan temuan yang diteliti.
3.7.3 Triangulasi
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
data, menggunakan berbagai cara (seperti observasi, wawancara, dokumentasi), dan
melalui berbagai waktu. Ada beberapa triangulasi yaitu:
3.7.3.1 Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data yang
memberikan informasi tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian
39
kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama,
yang berbeda, dan yang spesifik dari sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis
oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.16
Member check adalah
proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, tujuannya agar
informasi yang diperoleh akan digunakan dalam penulis laporan sesuai dengan apa
yang dimaksud sumber data atau informan.17
Menguji kredibilitas data tentang pembelajaran bahasa Arab dan metode
pembelajarannya, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh
dilakukan ke peserta didik yang diajar dan para Pendidik dan Kepala Madrasah yang
merupakan kelompok kerjasama dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran bahasa
Arab dan metode pembelajarannya secara efektif dan efesien.
3.7.3.2 Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data, misalnya data yang
dikumpulkan dengan teknik wawncara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi dan
kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan atau orang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya yang berbeda-
beda.18
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods) (Cet.
X; Bandung: Penerbit Alfabeta, 2018), h. 370.
17Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 127-129.
18Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h .274.
40
Menguji kredibilitas data tentang pembelajaran bahasa Arab dan metode
pembelajarannya, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dengan pendidik dan peserta didik
serta dokumentasi yang terkait dengan penelitian tersebut.
3.7.3.3. Triangulasi Waktu
Penelitian yang ingin menghasilkan kredibilitas sebuah data juga dipengaruhi
oleh waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari paad saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau
teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.19
Jadi untuk menguji kredibilitas data tentang pembelajaran bahasa Arab dan
metode pembelajarannya, dilakukan dengan teknik wawancara dengan tiga pendidik
bahasa Arab dan lima peserta didik Madrasah Aliyah pada waktu yang berbeda-beda.
Wawancara dengan pendidik dimulai pada tanggal satu oktober sampai dengan lima
oktober, dan wawancara denga peserta didik dimulai pada tanggal tujuh oktober
sampai dengan sepuluh oktober
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 105.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka
dengan subjek penelitian pada peserta didik tingkat Madrasah Aliyah. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab
dan metode pembelajaran yang digunakan, kemudian untuk mengetahui kesulitan/
probelamtika apa yang di hadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab, serta
untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pendidik dalam mengatasi kesulitan
yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab.
Pembahasan penelitian ini akan menguraikan tentang berbagai temuan yang
diperoleh dari lokasi penelitian, yaitu melalui teknik Observasi, Wawnacara dan
Dokumentasi yang terkait dengan lokasi penelitian yaitu Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.
4.1.1 Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya pada Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
pembelajaran yang lazim terwujud dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) merupakan suatu hal yang sangat penting agar tujuan pembelajaran bisa
dicapai. Keberhasilan pendidik dalam mengelolah proses pembelajaran dapat diukur
melalui kesiapan pendidik merencanakan pembelajaran.
42
Sebelum melaksanakan pembelajaran pendidik terlebih dahulu
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagaimana yang
dikatakan oleh salah seorang pendidik bahasa Arab:
Persiapan yang harus ada sebelum pembelajaran dilaksanakan yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
1
Berdasarkan pernyataan pendidik bahasa Arab tersebut di atas dibenarkan
oleh pendidik bahasa Arab yang lainnya mengatakan bahwa:
Semua pendidik di pondok pesantren Al-Mubarak ini mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, agar proses pembelajaran lebih terarah.
2
Selanjutnya oleh Kepala Madrasah juga membenarkan hal tersebut,
sebagaimana yang dikatakan bahwa:
Sebelum melaksanakan pembelajaran semua pendidik harus mempersiapkan RPP, dan memang benar para pedidik Madrasah Aliyah Menyiapkan RPP sebelum melaksakan kegiatan pembelajaran dalam kelas.
3
Berdasarkan pernyataan Pendidik dan Kepala Madrasah tersebut, terlihat
bahwa sebelum pembelajaran dilaksanakan seorang pendidik harus menyiapkan RPP
sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergi yaitu pendidik mengajar dan dan
peserta didik belajar. Pendidik mengajarkan bagaimana seharusnya belajar melalui
berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam diri peserta didik dari
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
1Hajrah (Pendidik Bahasa Arab:Muhadatsah). Tobarakka, Wawancara di Dalam Masjid
Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 03 Oktober 2019.
2Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
3Abdul Rasak (Kepala Madrasah Aliyah). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka. Tanggal 01 Oktober 2019.
43
2. Pelaksanan Pembelajaran
Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka menunjukkan bahwa peserta didik bukan hanya
mempelajari bahasa Arab secara umum, tetapi dikhususkan juga mata pelajaran
Muhadatsah dan Qawa’id.
Terkhusus mata pelajaran bahasa Arab di kelas X mereka belajar enam kali
dalam seminggu pada kelas yang berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan. Sedangkan pada kelas XI meraka belajar tiga kali dalam seminggu. Dan
pada kelas XII mereka belajar dua kali dalam seminggu. Adapun jadwal pelajaran
bahasa Madrasah Aliyah:
Jadwal Pelajaran Bahasa Arab
Senin Selasa Rabu
1. Kelas XII IPA1
2. Kelas X IPA 2
3. Kalsa X IPA 1
4. Kelas XI IPA 2
1. Kelas X IPA 3
2. Kelas XI IPA 3
3. Kelas X IPA 1
1. Kelas X IPS 1
2. Kelas X IPA 2
Kamis Jumat Sabtu
1. Kelas X IPA 3
2. Kelas XI IPA 1
1. Kelas X IPS 1
2. Kelas X IPS 2
1. Kelas XII IPS 2
2. Kelas XII IPS 1
3. Kelas X IPS 2
4. Kelas XII IPA 2
44
Jadi dalam sepekan tetap berlangsung pembelajaran bahasa Arab kecuali pada
hari ahad, sebagaimana yang dikatakan oleh pendidik bahasa Arab bahwa:
Pembelajaran bahasa Arab diajarkan setiap hari, pada kelas yang berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dan pada kelas X pemebelajaran bahasa Arab diberikan setiap hari kecuali pada hari ahad.
4
Pada mata pelajaran Qawa’id di kelas X mereka belajar tiga kali dalam
seminggu. Sedangkan pada kelas XI meraka belajar tiga kali dalam seminggu. Dan
pada kelas XII mereka belajar tiga kali dalam seminggu. Adapu jadwal pelajaran
Qawa’id Madrasah Aliyah:
Jadwal Pelajaran Qawa’id
Senin Selasa Rabu
1. Kelas X IPS 1
2. Kalsa XI IPA 3
3. Kelas XII IPA 2
4. Kelas X IPA 2
1. Kelas X IPA 3
2. Kelas XI IPA 2
3. Kelas XI IPA 1
1. Kelas XI IPS 2
2. Kelas XII IPA 1
3. Kelasa XII IPS 2
Kamis Jumat Sabtu
1. Kelas X IPS 2
2. Kelas XII IPS 1
3. Kelas X IPA 1
_
_
Pada mata pelajaran Muhadatsah di kelas X mereka belajar empat kali dalam.
Sedangkan pada kelas XI meraka belajar empat kali dalam seminggu. Dan pada kelas
XII mereka belajar tiga kali dalam seminggu. Adapun jadwal pelajaran Muhadatsah
Madrasah Aliyah:
4Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
45
Jadwal Pelajaran Muhadatsah
Senin Selasa Rabu
5. Kelas X IPA1
6. Kelas XI IPA 2
7. Kalsa XI IPS 1
8. Kelas XII IPA 2
4. Kelas X IPS 1
5. Kelas XI IPA 1
4. Kelas X IPA 2
5. Kelas X IPA 3
6. Kelas XI IPA 3
7. Kelas XII IPS 1
Kamis Jumat Sabtu
4. Kelas XII IPS 2
5. Kelas XII IPA 1
_
1. Kelas X IPS 3
2. Kelas XI IPS 2
3. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Metode mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan suatu
pembelajaran. Begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab, maka pendidik bahasa
Arab harus bisa memahami, memilih, dan mampu menetapkan metode yang tepat dan
sesuai dengan kondisi peserta didik pada saat proses pembelajaran, karena banyak
metode yang dapat mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap pembelajaran
tergantung dari pendidik dalam menerapkan suatu metode. Apabila pendidik mampu
memilih dan menggunakan metode dengan tepat, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan efesien dan efektif. Salah seorang pendidik
mengatakan bahwa:
Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab bervariasi, tergantung dari materi saat itu terkadang saya menggunakan metode Tanya jawab, Role Playing dan lain-lain.
5
5Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
46
Adapun langkah-langkah metode Tanya Jawab ( لطريقة السؤال و الجوابا ) yang
digunakan mengikuti pendapat Abdul Aziz Wahab yaitu:
a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran.
b. Pendidik memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
materi yang telah diajarkan.
c. Satu persatu peserta didik diberikan pertanyaan.
d. Jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan benar, maka
pendidik memberikan apresiasi berupa ucapan selamat dan tepuk
tangan dari peserta didik lainnya.
e. Sedangkan bagi peserta didik yang tidak mampu menjawab pertanyaan
dengan benar, maka pendidik meminta salah satu dari temannya untuk
membantu menjawab pertanyaan yang diberikan dan mengarahkan
peserta didik tersebut agar lebih serius dalam mengikuti proses
pembelajaran.6
Selanjutnya untuk langkah-langkah metode Role Playing (الطريقة لعب الأدوار) yang digunakan mengikuti pendapat Djamarah dalam Jumanta Hamdayama yaitu:
a. Memilih masalah, pendidik mengemukakan masalah yang diangkat
dari kehidupan peserta didik agar mereka merasakan masalah itu dan
terdorong untuk mencari penyelesaian.
b. Pemilihan peran yang sesuai dengan permalasahan yang akan dibahas,
mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para
pemain.
6Abdul Aziz Wahab, Metode dan Model- Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Cet. V;
Bandung: Alfabeta CV, 2017), h. 106.
47
c. Menyusun tahap-tahap bermain peran. Dalam ini pendidik telah
membuat dialog sendiri.
d. Meyiapkan pengamatan, pengamat dari kegiatan ini adalah semua
peserta didik yang tidak menjadi pemain atau peran.
e. Pemeran, pada tahap ini, para peserta didik mulai bereaksi sesuai
dengan perang masing-masing dan sesuai dengan apa yang terdapat
pada scenario bermain peran.
f. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah, serta pertanyaan yang
muncul dari peserta didik.
g. Pengambilan kesimpulan dari bermain peranyang telah dilakukan.7
Proses pembelajaran tidak akan lepas dengan suatu metode, karena metode
merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang pendidik dalam proses
pembelajaran untuk dapat mecapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah
seorang pendidik mengatakan bahwa:
Ketika mata pelajaran Qawa’id saya tidak menggunakan satu metode saja, terkadang saya menggunakan metode qawaid terjamah, metode mubasyarah, qiroah dan lain-lain, jika melihat peserta didik jenuh biasa juga saya memberikan permain agar supaya peserta didik kembali bersemangat untuk belajar.
8
Adapun langkah-langkah metode Gramatika-Terjemah ( القواعد و الترجمة الطريقة )
yang digunakan mengikuti pendapat Acep Hermawan yaitu:
a. Memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
dijelaskan.
7Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran (Cet.1; Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 114.
8Abdul Jalaluddin (Pendidik Bahasa Arab: Qawa’id). Tobarakka, Wawancara di Depan
Ruang Dewan Guru Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 01 Oktober 2019.
48
b. Pendidik menjelaskan defenisi kaidah-kaidah tertentu dalam bahasa
Arab yang harus dihafalkan sesuai dengan materi yang akan
dijelaskan, dan terjemahannya bahasa peserta didik, misalnya kaidah
mubtada-khabar.
c. Jika ada kosakata yang kurang dipahami untuk diterjemahkan,
pendidik menjelaskan kosakata sebelumnya. Pendidik memberikan
sebuah teks bahasa Arab untuk ditejemahkan
d. Setelah selesai menerjemahkan peserta didik diminta untuk menghafal
beberapa kosakata yang dalam dalam teks tersebut. Dan dihapankan
pada pertemuan selanjutnya.
Selanjutnya untuk langkah-langkah metode Langsung (الطريقة المباشرة) yang
digunakan mengikuti pendapat Acep Hermawan yaitu:
a. Pendidik memberikan materi berupa dialog-dialog pendek dengan
bahasa yang biasanya digunakan sehari-hari secara berulang-ulang dan
disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat ataupun
gambar-gambar.
b. Setelah itu peserta didik diarahkan untuk menyimak dialog tersebut,
kemudian menirukan dialog sampai lancar.
c. Para peserta didik dibimbing menerapkan dialog-dialog tersebut,
dengan teman-temannya secara bergilran.
d. Peserta didik di berikan contoh-contoh secara lisan yang dapat
menarik perhatian mereka.
e. Melakukan evaluasi.
49
Selanjutnya untuk langkah-langkah metode Membaca (الطريقة القراءة) yang
digunakan mengikuti pendapat Acep Hermawan yaitu:
a. Metode Membaca ini digunakan dengan memberikan sebuah teks
bacaan kepada peserta didik.
b. kemudian pendidik meminta peserta didik untuk membacanya dengan
suara yang keras.
c. kemuadin setelah dibaca peserta didik diminta untuk memhami teks
tersebut baik dari segi susunanya ataupun kedudukan bacaan tersebut.
Sehingga peserta didik benar-benar dapat memahami makna atau
kaidah-kaidah yang ada dalam bacaan tersebut tapa tutunan langsug
dari pendidik.
d. Bisa juga dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan bacaan tersebut dengan teman-temannya.
e. Pendidik memberikan tugas yang terkait bacaan yang telah dipelajari,
misalnya meminta peserta didik untuk membuat rangkuman ataupun
tanggapan mengenai bacaan tersebut.9
Metode dalam pembelajaran sangatlah penting, sebab pada prinsipnya metode
yang baik bukanlah metode yang paling sering digunakan, akan tetapi metode yang
baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sesuai dengan kondisi
kelas dan mudah dipahami oleh peserta didik. Salah seorang pendidik mengatakan
bahwa:
9Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 167-169.
50
Metode yang akan kita gunakan harus betul-betul dikombainkan, karena tidak semua peserta didik memiliki karakter yang sama. Dalam mata pelajaran Muhadatsah tidak menutup kemungkinan hanya satu metode yang digunakan, misalnya metode permainan/games atau metode ceramah karena kalau hanya fakum terhadap satu metode saja akan membuat peserta didik merasa bosan.
10
Adapun langkah-langkah metode Permainan/ Games ( لطريقة اللعبةا ) misalnya
permaian Tebak Kata yang digunakan mengikuti pendapat Djamarah dalam Jumanta
Hamdayama yaitu:
a. Pendidik menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Pendidik meminta peserta didik berpasangan di depan kelas.
c. Peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Dan peserta yang didik lain diberi kartu
yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat)
kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
d. Sementara peserta didik membawa kartu 10 x 10, membacakan kata-
kata yang tertulis di dalamnya, sementara pasangannya menebak apa
yang dimaksud dalam kartu tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan
isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
e. Apabila jawabannya tepat yang maka pasangan itu boleh duduk. Bila
belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain. Tetapi jangan langsung memberi jawabannya. 11
10
Hajrah (Pendidik Bahasa Arab:Muhadatsah). Tobarakka, Wawancara di Dalam Masjid
Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 03 Oktober 2019.
11Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, h. 111.
51
Selanjutnya untuk langkah-langkah metode Ceramah (الطريقة المحاضرة) yang
digunakan mengikuti pendapat Djamarah dalam Jumanta Hamdayama yaitu:
a. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai, materi hendak
disusun secara sistematis.
b. Usahakan menanamkan pengertian yang jelas.
c. Dalam mengguunakan metode ceramah hendaknya diselingi dengan
metode-metode lain misalnya metode Tanya jawab dan lain-lain.
d. Metode ceramah semestinya hanya sebagai pendukung/pendamping
metode-metode lain.12
4. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat
kemampuan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Dengan melakukan
beberapa tes, seperti tes formatif yang bertujuan untuk mengukur apakah peserta
didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pelajaran, kemudian tes sumatif untuk
mengukur penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu, tes ini
sering dilakukan pada tengah atau akhir semester, adapun tes penempatan yaitu untuk
menentukan kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik,
dan tes diagnostik yaitu untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dihadapi peserta
didik dalam kegiata belajarya.
Berdasarkan pernyataan beberapa pendidik dan peserta didik diatas
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah sudah bagus
dan efektif. Mereka juga tidak hanya mempelajari bahasa Arab secara umum, namun
12
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, h. 98.
52
dikhususkan juga mata pelajaran Muhadatsah dan Qawa’id. Selain itu pada Madrasah
Aliyah pondok pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka menunjukkan bahwa mereka
menggunakan metode yang bervariasi, yaitu Metode Tanya Jawab, Role Playing,
Gramatika-Terjamahan, Mubasyarah, Qiroah, Ceramah, dan Permainan/Games.
4.1.2 Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta didik Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.
Proses pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Mubarak DDI Tobarakka terdapat berbagai problematika baik dari aspek linguistik
maupun aspek non linguistik.
1. Aspek Linguistik
Berbagai problematika yang dihadapi peserta didik yaitu adanya perbedaan-
perbedaan yang menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab, di antanya
mengenai:
a. Kesulitan mengucapkan bunyi bahasa Arab
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya bahasa Arab merupakan bahasa
asing yang memliki perbedaan yang sangat signifikan dengan bahasa di Negara kita
yaitu bahasa Indonesia, baik dari segi tulisan maupun bacaannya. Salah seorang
peserta didik Madrasah Aliyah mengatakan bahwa:
Pembelajaran bahasa Arab itu susah, karena banyak perubahan katanya, satu mufradat bisa memliki banyak perubahan seperti timbangan fi’il, baik secara istilahi maupun lughawi. Begitupun dengan isim, jadi terkadang saya sulit untuk mengucapkannya karena tulisannya hampir sama, apalagi saya tidak perah belajar bahasa Arab sebelumnya.
13
Tidak dapat dipungkiri, kesulitan tersebut dialami oleh beberapa peserta didik
apalagi yang latar belakangnya dari sekolah umum seperti SMP yang belum terlalu
13
Muh. Arfi Dimas (Peserta Didik Kelas XI IPS 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di
Kelas, Tanggal 07 Oktober 2019.
53
lancar dalam membaca al-Qur’an. Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di
atas dibenarkan oleh peserta didik lainnya bahwa:
Pembelajaran bahasa Arab itu susah, kurang menyenangkan, ribet, karena banyak perubahan katanya, seperti timbangan fi’il, begitupun dengan isim, jadi terkadang saya sulit untuk mengucapkannya karena tulisannya hampir sama, apalagi saya tidak perah belajar bahasa Arab sebelumnya.
14
Selanjutnya oleh pendidik juga membenarkan hal tersebut, sebagaimana yang
dikatakan bahwa:
Banyak pserta didik yang mengeluh dan kurang senang dengan pmbelajaran bahasa Arab, karena mereka beranggapan bahasa Arab itu susah apalagi perubahan setiap kosakata mialnya fi’il banayak begitupun dengan isism.
15
Hal itulah yang menjadi kendala bagi pendidik ketika mengajarkan bahasa
Arab, selain itu karena latar belakang peserta didik yang berbeda-beda sehingga
beberapa peserta didik ketika diminta untuk membaca sebuah teks berbahasa Arab,
Peserta didik tersbut belum dapat membacanya dengan baik.
b. Kurangnya Kosakata yang dihafal
Kosakata merupakan aset terpenting dalam pembelajaran bahasa Arab.
Bahasa yang baik tergantung dari penguasaan kosakata yang baik. Kesulitan kosakata
yang sering dijumpai disebabkan pengetahuan tentang bahasa yang sangat terbatas
dan kurangnya keseriusan dalam menghafalkan kosakata tersebut. Salah seorang
peserta didik Madrasah Aliyah mengatakan bahwa:
Setiap pembelajaran bahasa Arab kami selalu diberikan kosakata untuk dihafal dan dihadapakan pada pertemuan selanjutnya sebelum masuk ke dalam kelas. Akan tetapi ketika kami diberikan kosakata baru terkadang kami lupa dengan kosakata yang sudah dihafal pada pertemuan sebelumnya.
16
14
Alfiansyah (Peserta Didik Kelas XII IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
15Abdul Jalaluddin (Pendidik Bahasa Arab: Qawa’id). Tobarakka, Wawancara di Depan
Ruang Dewan Guru Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 01 Oktober 2019.
16Aifal Nurhidayat (Peserta Didik Kelas X IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 08 Oktober 2019.
54
Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh peserta
didik lainnya bahwa:
Setiap pembelajaran bahasa Arab kami selalu diberikan kosakata untuk dihafal. Akan tetapi ketika kami diberikan kosakata baru terkadang kami lupa dengan kosakata yang sudah dihafal pada pertemuan sebelumnya.
17
Hal tersebut menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menerjemahkan
suatu bacaan dan berbicara menggunakan bahasa Arab karena masih sangat kurang
kosakata yang dihafal. Selanjutnya oleh pendidik juga membenarkan hal tersebut,
sebagaimana yang dikatakan bahwa:
Kurangnya kosakata yang mereka hafal, karena terkadang peserta didik sudah hafal kosakata yang diberikan, setelah diberikan kosakata baru, mereka lupa dengan kosakata yang sudah dihafal pada pertamuan sebelumnya.
18
Maka dari itu hal yang dapat dilakukan pendidik yaitu dengan memancing
peserta didik untuk selalu berbahasa Arab dengan cara mengajak peserta didik
berbicara menggunakan bahasa Arab walau hanya menggunakan kalimat-kalimat
sederhnaa misalnya bertanya kepada pesetrta didik “ من اين انت...؟ ,كيف حالك....؟, dan
lain-lain.
c. Kurangnya Pemahaman Tata Kalimat Bahasa Arab
Membaca teks bahasa Arab terlebih dahulu peserta didik harus memahami arti
dari bacaan tersebut, dengan begitu mereka dapat membacanya dengan baik. Hal
tersebut tidak terlepas dari pengetahuan ilmu Nahwu, yakni untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik tentang cara membaca dan menyusun suatu kalimat
dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa dan meng’irab suatu bacaan.
Beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam tata kalimat bahasa Arab,
17
Gusnawati (Peserta Didik Kelas XII IPA 2 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
18Hajrah (Pendidik Bahasa Arab:Muhadatsah). Tobarakka, Wawancara di Dalam Masjid
Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 03 Oktober 2019.
55
dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang kaidah-kaidah dalam bahasa
Arab. Salah seorang peserta didik Madrasah Aliyah mengatakan bahwa:
Saya kesulitan ketika disuruh untuk membuat suatu kalimat berbahasa Arab atau mengi’rab suatu bacaan, karena terkadang saya bingung untuk membedakan mana isim yang dirafa’ , dinasab, dijar, dan dijasam, dan tanda-tanda i’rabnya, sehingga saya kesulitan ketika diberikan tugas.
19
Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh peserta
didik lainnya bahwa:
Terkadag saya merasa kewalahan dan untuk tata kalimat dalam bahasa Arab saya belum terlalu bisa, dan untuk meng’irab satu bacaan itu sulit bingung untuk membedakan mana isim yang dirafa’ , dinasab, dijar, dan dijasam, dan tanda-tanda i’rabnya, sehingga saya kesulitan ketika diberikan tugas.
20
Selanjutnya oleh pendidik juga membenarkan hal tersebut, sebagaimana yang
dikatakan bahwa:
Beberapa peserta didik belum mampu untuk menyusun suatu kalimat dengan baik, karena mereka belum mampu untuk membedakan anata isim, fi’il dan huruf segingga ketika diberikan tugas mereka merasa kesulitan.
21
Terkait kesulitan peserta didik dalam tata kalimat memang sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran, ketika peserta didik diminta untuk membuat
suatu kalimat atau mengi’rab dengan kaidah-kaidah yang benar memang sangat sulit
ketika peserta didik belum mengetahui mana isim, fi’il, dan huruf, mana isim yang
dirafa’, dinasab, dijar, dan dijasam.
19
Alfiansyah (Peserta Didik Kelas XII IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
20Muh. Arfi Dimas (Peserta Didik Kelas XI IPS 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di
Kelas, Tanggal 07 Oktober 2019.
21Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
56
d. Kesulitan dalam Menulis Bahasa Arab
Salah satu kesulitan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab adalah
keterampilan menulis, karena tulisan bahasa Arab sangat berbeda dengan tulisan
Latin. Salah seorang peserta didik Madrasah Aliyah mengatakan bahwa:
Pembelajaran bahasa Arab itu kurang menyenagkan, karena banyak perubahan katanya, kemudian susah dipahami, dan saya juga kesulitan dalam menulis bahasa Arab sehingga tulisan saya kurang bagus.
22
Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh peserta
didik lainnya bahwa:
Pembelajaran bahasa Arab itu kurang menyenagkan, saya juga kesulitan dalam menulis karena bahasa Arab bahayak perubahan katanya dan susah dipahami sehingga tulisan saya kurang bagus.
23
Selanjutnya oleh pendidik juga membenarkan hal tersebut, sebagaimana yang
dikatakan bahwa
Beberapa peserta didik juga mengalami kesulitan dalam menulis, apalagi bagi mereka yang belum pernah belajar bahasa Arab sebelumnya memang sangat sulit bagi mereka untuk menulis dalam bahasa Arab.
24
Berdasarkan peryataan beberapa peserta didik dan pendidik mengenai
kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab dari aspek linguistik yaitu mengenai
kesulitan terhadap tata bunyi bahasa Arab, Kurangnya kosakata yang dihafal, kurang
memahami tata kalimat bahasa Arab, dan kesulitan dalam menulis teks bahasa Arab.
22
Gusnawati (Peserta Didik Kelas XII IPA 2 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
23Mutiara Fingkatan Putri Bachri (Peserta Didik Kelas XI IPS 1 MA DDI) Tobarakka,
Wawancara di Kelas, Tanggal 07 Oktober 2019.
24Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
57
2. Aspek Non Linguistik
Berbagai problematika yang dihadapi peserta didik yaitu adanya perbedaan-
perbedaan yang menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab, di antanya
mengenai:
a. Faktor Buku Ajar
Materi pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah menggunakan buku
paket, dan terkadang materi yang ada dalam buku paket tersebut tidak sesuai dengan
tingkat kemampuan pesert didik sehigga mereka merasa bahwa materi pelajaran
bahasa Arab susah untuk dipelajari. Salah seorang peserta didik Madrasah Aliyah
mengatakan bahwa:
Terkadag saya kewalahan dalam pembelajaran bahasa Arab, karena materinya terlalu tinggi, apalagi bagi kami yang belum pernah belajar bahasa Arab sangat sulit bagi kami untuk memahaminya.
25
Berdasarkan pernyataan pserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh pendidik
bahasa Arab mengatakan bahwa
Materi yang ada pada di buku paket bisa dikatan cukup sulit terutama mereka yang sebelumnya tidak pernah belajar bahasa Arab yang latar belakang pendidikannya dari sekolah umum merasa kewalawan dengan materi yang diberikan.
26
Selanjutnya oleh pendidik bahasa Arab lainnya juga membenarkan hal terebut
sebagaimana yang dikatakan bahwa:
Beberapa peserta didik berlatar belakag sekolah umum (SMP) yang baru mulai belajar bahasa Arab di Madrasah Aliyah memang sangat sulit bagi mereka apalagi materi yang ada dalam buku paket terbilang sulit. Sehingga beberapa dari mereka kesulitan dalam menerima materi pelajaran.
27
25
Mutiara Fingkatan Putri Bachri (Peserta Didik Kelas XI IPS 1 MA DDI) Tobarakka,
Wawancara di Kelas, Tanggal 07 Oktober 2019.
26Hajrah (Pendidik Bahasa Arab:Muhadatsah). Tobarakka, Wawancara di Dalam Mesjid
Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 03 Oktober 2019.
27Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
58
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu kendala bagi peserta didik ketika
belajar bahasa Arab dengan kemampuan yang mereka yang masih sangat kurang
ditambah dengan materi pelajaran yang susah sehigga beberapa peserta didik sulit
untuk belajar bahasa Arab.
b. Peserta Didik
Peserta didik cenderung mempunyai kesan bahwa mempelajari bahasa Arab
itu jauh lebih sulit dari pada mempelajari bahasa asing lainnya. Dari pemahaman
tersebut terbentuklah sikap peserta didik yang terkadang acuh tak acuh terhadap
pembelajara bahasa Arab. Adapun kesulitan yang dialami peserta didik dalam
mempelajari bahasa Arab yang terjadi pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Mubarak DDI Tobarakka yaitu:
1. Latar belakang Pendidikan Peserta Didik yang Berbeda-beda
Salah satu yang menjadi kendalah pendidik dalam mengajarkan bahasa
Arab karena latar belakang pendidikan peserta didik yang berbeda-beda.
Beberapa peserta didik Madrasah Aliyah berasal dari sekolah umum (SMP),
menurut pengakuan mereka bahwa sebulumnya mereka tidak perah belajar
bahasa Arab, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar bahasa
Arab di Pondok Pesatren. Namun tidak menutup kemungkinan bagi peserta
didik yang latar belakang pendidikannya dari Madrasah (MTs) tidak
mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab.
2. Motivasi yang Rendah dalam Belajar Bahasa Arab
Pada peserta didik Madrasah Aliyah masih banyak diantra mereka
yang kurang berminat dan kurang perhatian terhadap pembelajaran bahasa
Arab, karena beberapa dari peserta didik menganggap bahwa pembelajaran
59
bahasa Arab adalah suatu mata pelejaran yang sulit. Hal ini disebabkan karena
kurangnya motivasi baik dari pendidik maupun peserta didik itu sendiri.
c. Pendidik
Salah satu yang menjadi problematika dalam pembelajaran bahasa Arab pada
yaitu faktor pendidik. Berdasarkan pernyataan oleh salah seorang peserta didik
mengatakan bahwa:
Kurang senang dengan cara mengajar pendidik karena pendidik sering menggunakan metode ceramah, sehingga kami merasa bosan dan jenuh dalam belajar bahasa Arab.
28
Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh peserta
didik lainnya mengatakan bahwa:
Terkadang pendidik menggunakan metode ceramah yang membuat banyak teman-teman merasa bosan dan jenuh ketika belajar, beberapa teman kami ketika belajar mereka sering melakukan aktifitas lain, karena tidak senang dengan cara mengajar pendidik.
29
Selanjutnya oleh Kepala Madrasah juga membenarkan hal tersebut
sebagaimana yang dikatakan bahwa:
Memang betul beberapa pendidik terkadang menggunkaan metode ceramah ketika sedang mengajar, akan tetapi mereka juga kadang emnggunkan mtode yang lain. Namun beberapa peserta didik kurang memperhatikan ketika pendidik menggunkan metode ceramah, karena mereka merasa bosan dan mengantuk dalam kelas.
30
Pemilihan dan penggunaan suatu metode yang tepat sangatlah penting, karena
ketika metode yang digunkaan tdiak sesuia dengan materi yang diajarkan dan kondisi
28
Mutiara Fingkatan Putri Bachri (Peserta Didik Kelas XI IPS 1 MA DDI) Tobarakka,
Wawancara di Kelas, Tanggal 07 Oktober 2019.
29Alfiansyah (Peserta Didik Kelas XII IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
30Abdul Rasak (Kepala Madrasah Aliyah), Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala
Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka. Tanggal 01 Oktober 2019.
60
kelas didik pada saat itu, maka sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
d. Fasilitas Sekolah
Fasilitas terkadang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
proses pembelajaran. Pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak fasilitas
yang dimilki masih sangat terbatas. Adapun fasilitas yang dimaksud adalah
laboratorium, ruang kelas (meja, kursi, dan papan tulis), LCD, perpustakaan dan
buku-buku bahasa Arab yang ada di perpustakaan masih sangat terbatas. Salah
seorang pendidik bahasa Arab mengatakan bahwa:
Kuranganya fasilitas yang memadai, misalnya ketika kami ingin memutarkan sebuah video tetepi LCD dipakai oleh pendidik lain sehingga proses pembelajaran menjadi terhambat.
31
Berdasarkan pernyataan pendidik bahasa tersebut di atas dibenarkan oleh
pendidik bahasa Arab lainnya mengatakan bahwa:
Kurangnya media/alat pembelajaran yang terkadang membuat proses pembelajaran kurang maksimal, karena peserta didik senang ketika diputarkan video atau diperlihatkan gambar tetapi alatnya kurang memadai.
32
Fasilitas yang terbatas dan kurang memadai akan menghambat proses
pembelajaran dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun
dalam suatu proses pembelajaran jika diduknug dengan fasilitas yang memadai akan
memudahkan pendidik dalam mengajar dan memudahkan peserta didik untuk belajar.
31
Hajrah (Pendidik Bahasa Arab:Muhadatsah). Tobarakka, Wawancara di Dalam Mesjid
Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 03 Oktober 2019.
32Dara Murniati (Pendidik Bahasa Arab). Tobarakka, Wawancara di Kantor Kepala Madrasah
Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 05 Oktober 2019.
61
e. Suasana atau Lingkungan Sosial
Salah satu faktor penghambat peserta didik untuk dapat memahami dan mahir
bercakap menggunakan bahasa Arab disebabkan faktor lingkungan peserta didik.
Pada Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka tidak semua peserta didk tinggal
di asrama, beberapa peseta didik lebih memilih tetap tinggal di rumah. Ketika mereka
pulang kerumah maka kemungkinan besar yang terjadi mereka jarang atau tidak sama
sekali mengulangi pelajarannya dan menggunakan bahasa Arab, sebagaimana yang
kita ketahui bahwa orang-orang yang berada disekitarnya jarang atau tidak sama
sekali memahami bahasa Arab. Sehingga peserta didik tersebut juga tidak
memperhatikan pelajaran bahasa Arabnya dengan baik, karena mereka beranggapan
bahwa pembelajaran bahasa Arab tidak begitu penting.
Berbeda dengan peserta didik yang memilih untuk tinggal di asrama, mereka
mendapatkan pelajaran tambahan bahasa Arab yaitu pembelajaran setelah shalat asar
dan setelah shalat isya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa bagi peserta didik
yang tinggal di asrama sudah memahami dan mahir bercakap bahasa Arab, memang
beberapa dari mereka sudah mamapu untuk memahami dan bercakap bahasa Arab
walau haya dengan menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Akan tetapi
kebanyakan dari mereka belum bisa, hal tersebut disebabkan orang- orang yang ada
disekitar mereka tidak menggunakan bahasa Arab. Salah serag peserta didik
Madrasah Aliyah mengatakan bahwa:
Sebenarya kami sudah paham dengan apa yang kami pelejari, akan tetapi kesulitan kami dalam mengekspresikan, karena sering ketika kami berbicara dengan teman mereka menjawab menggunakan bahasa Iindonesia, sehingga kami juga ikut berbahasa Indonesia.
33
33
Alfiansyah (Peserta Didik Kelas XII IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 10 Oktober 2019.
62
Berdasarkan pernyataan peserta didik tersebut di atas dibenarkan oleh peserta
didik lainya mengatakan bahwa:
Saya belum bisa bercakap menggunakan bahasa Arab karena ketika saya pulang kerumah saya jarang mengulangi pelajaran dan orang-orang yang ada lingkungan saya kurang mengerti dengan bahasa Arab.
34
Selanjutnya oleh pendidik bahasa Arab juga membenarkan hal tesebut
sebagaimana yang dikatakan bahwa:
Karena faktor lingkungan menjadi salah satu kendala, karena beberapa dari peserta didik tidak tinggal asramah sehingga sulit bagi mereka untuk membiasakan berbahasa Arab karena orang-orang yang ada disekitarnya tidak paham dengan bahasa Arab.
35
Berdasarkan peryataan beberapa peserta didik dan pendidik mengenai
kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab dari aspek non linguistik yaitu disebabkan
faktor buku ajar, peserta didik, pendidik, fasilitas sekolah, dan suasana atau
lingkungan sosial peserta didik.
34
Aifal Nurhidayat (Peserta Didik Kelas X IPA 1 MA DDI), Tobarakka, Wawancara di Kelas,
Tanggal 08 Oktober 2019.
35Abdul Jalaluddin (Pendidik Bahasa Arab: Qawa’id). Tobarakka, Wawancara di Depan
Ruang Dewan Guru Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka, Tanggal 01 Oktober 2019.
63
4.1.3 Upaya Mengatasi Problematika yang Dihadapi Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo
Adapun upaya-upaya yang dilakukan para pendidik bahasa Arab pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka yaitu:
1. Pendidik senantiasa mengingatkan kepada peserta didik tetang betapa
pentingnya mempelajari bahasa Arab.
2. Pendidik senantiasa memberikan latihan untuk membaca dan mengucapkan
huruf-huruf Arab serta memberi dorongan agar peserta didik senantiasa
membaca al-Qur’an.
3. Pendidik senantiasa memberikan kosakata setiap pertemuan kepada peserta
didik untuk dihafal dan dihadapka pada pertemua selanjutnya, sehingga
peserta didik dapat dengan mudah menerjemahkan teks bahasa Arab dan
berbicara/ bercakap menggunakan bahasa Arab.
4. Pendidik senantiasa mengajarkan tentang tata bahasa yang baik dan benar.
5. Pendidik senantiasa memberikan latihan menulis bahasa Arab kepada peserta
didik agar peserta didik dapat menulis dengan baik dan benar.
6. Pendidk senantiasa membuat RPP sebelum masuk mengajar kedalam kelas.
7. Melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan dengan baik, seperti
melaksanakan kurikulum formal yang meliputi tujuan, bahan pelajaran yang
tersusun secara sistematis, strategi, metode, dan sistem evaluasi.
8. Pendidik senantiasa memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta
didik dapat bersemangat dalam belajar.
64
9. Pendidik senantiasa memberikan wejangan atau nasehat kepada peserta
didik, untuk menghilangkan image peserta didik bahwa pembelajaran bahasa
Arab itu sulit, sehingga terbentuk motivasi dan semangat yang meggebuh-
gebuh sehingga tujuan akhir dari mempelajari bahasa Arab dapat tercapai.
10. Pendidik senantiasa memilih dan menggunakan metode yang tepat sesuai
dengan materi, dan kondisi peserta didik yang akan diajar dalam proses
pembelajaran bahasa Arab, seperti menerapkan metode-metode yang inovatif
dalam pengajaran serta menyediakan fasilatas dan media dengan baik dan
membiasakan berbahasa Arab di lingkungan Madrasah.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengelolahan penelitian dan analisis, maka peneliti
mendapatkan hasil mengenai pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya
dan problematika atau kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran
bahasa Arab, serta upaya yang dilakukan pendidik dalam mengatasi problematika
yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo yang hasil penelitian
tersebut peneliti dapat simpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Pembelajaran bahasa Arab dan metode pembelajarannya pada Madrasah Aliyah
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa pada Madrasah Aliyah peserta didik
bukan hanya mempelajari bahasa Arab secara umum, tetapi dikhususkan juga
mata pelajaran Muhadatsah dan Qawaid. Kemudian pembelajaran di Madrasah
Aliyah sudah bagus dan efektif, karena beberapa peserta didik memberikan
respon yang baik dalam mengikuti proses pemebalajaran. Hal tersebut
dibuktikan dari beberapa peserta didik yang sudah mamapu mejelaskan materi
pelajaran yang sudah diajarkan dan mampu menjawab pertanyan-pertanyaan
yang diberikian oleh pendidik. Adapun beberapa peserta didik yang belum
paham terhadap materi yang diajarkan disebabkan ketika proses pembelajaran
berlangsung mereka tidak memperhatikan dengan baik penjelasan materi dari
pendidik dan mereka melakukan aktifitas lain, selain itu kurangnya kepedulian
mereka dalam belajar baik disekolah maupun di rumah.
66
5.1.2 Problematika pembelajaran bahasa Arab terhadap peserta didik Madrasah
Aliyah terdiri dari problematika linguistik yang meliputi: kesulitan bercakap
bahasa Arab, kurangnya kosakata yang dihafal, kurangnya pemahaman tata
kalimat bahasa Arab, dan kesulitan menulis bahasa Arab. Dan adapun dari
aspek non linguistik meliputi: tidak tercapainya tujuan kurikulum, kurangya
penguasaan materi, pendidik, peserta didik, metode yang digunakan, fasilitas
dan media, serta suasana dan lingkungan belajar.
5.1.3 Upaya yang dilakukan dalam mengatasi prblematika lingustik pembelajaran
bahasa Arab antara lain: pendidik senantiasa memberikan latihan untuk
membaca mengucapkan huruf-huruf Arab, pendidik senantiasa memberikan
pengajaran tentang tata bahasa, memberikan kosakata, dan memberikan latihan
menulis. Adapun upaya untuk mengatasi problematika non linguistic antara
lain: melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan da membuat RPP sebulum
masuk mengajar, memberikan dorongan kepada peserta didik agar lebih
semangat dan tertarik dalam belajar bahasa Arab, memilih dan menggunakan
metode yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik dengan metode-
metode yang inovatif, menyediakan fasilitas dan media dalam pembelajaran
serta berusaha berbahasa Arab dalam lingkungan Madrasah.
67
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti uraikan di atas, maka pada Bab ini
pula peneliti memberikan saran yang peneliti ajukan kepada pihak-pihak yang terkait
dengan penelitian ini. Adapun saran tersebut sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Pendidik
Hedaknya para pendidik memberikan perhatian atau motivasi kepada
peserta didik agar supaya pendidik teratik dan bersemangat dalam mempelajari
bahasa Arab, dan sebaiknya pendidik memadukan beberapa metode dalam
pembelajaran agar peserta didik tidak mudah bsa dan merasa jenuh dalam kelas.
Penggunaan media pun seharusnya dilakukan dalam pembelajaran untuk lebih
meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran.
5.2.2 Bagi Peserta Didik
Hedaknya peserta didik lebih tekun dalam mempelajari bahasa Arab,
agar dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, serta mengurangi aktifitas-
aktifitas yang lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran agar
tidak mengganggu konsentrasi peserta didik yang lain.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Arsyad, Azhar. 2010. Bahasa Arab dan Metode pengajarannya. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Abdullah Sani, Ridwan. 2016. Inovasi Pembelajara. Cet. IV; Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrofi, H. Syamsuddin. 2016. Metode Pengajaran Bahasa Arab Konsep dan Implementasinya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ali Bakri, Muhammad. 2017. Metode Langsung (Direct Method) dalam Pengajaran Bahasa Arab, Al-Maraji 1, no. 1 (Juli 2017).
Aziz Wahab, Abdul. 2017. Metode dan Model- Model Mengajar Ilmu Sosial. Cet. V; Bandung: Alvabeta CV.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta.
Burdah, Ibnu. 2019. Obat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab. Yogyakarta: Zahir Publishing.
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Cet. 1; Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka
Departemen Agama RI. 2004. al- Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV. Penerbit J- ART
Hermawan, Acep. 2011. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi pengajaran. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara.
Janawi. 2013. Metodologi Dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kasiram, Moh. 2010 .Metodologi Penelitian Kualitatif- Kuantitatif . Yogyakarta: Sukses Offest.
Master Of Arts (M.A). 2008. Metode Pembelajaran Bahasa Arab: Antara Tradisional dan Modern, Insania 13, no. 3 (Sep-Des 2008).
Margono,S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan . Cet. VII; Jakarta: PT Rineka Cipta.
69
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid. 2016. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Cet. IV; Malang: UIN Maliki Press.
Mimah. 2017. Pembelajaran Bahasa Arab Peserta didik Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah DDI Ujung Lero Kecematan Suppa Kabupate Pinrang (Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah da Adab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Parepare
,Syaiful. 2017. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN- Maliki Press.
Putro Widoyoko, Eko. 2016. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Cet. V; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohman, Fathur. 2015. Metodologi Pembelajara Bahasa Arab. Malang: Wisma Kalimetro.
Suprayono, Imam dan Tabroni. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Cet. IV; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukardi. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XI; Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syaodih Suk madinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saepuddi. 2012. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab Teoi dan Apliasi. Cet. I; Yogyakarta: Trust Media Publisig.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teoti & Praktik. Jogjakarta: Arruz Media.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. XXIII; Bandung: Alfabeta.
Suaib. 2018. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta didik Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mamuju (Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah da Adab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Parepare.
Triyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. II; Yogyakarta: Penerbit Omabak.
Warsita, Bambang. 2008. Teknolongi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Cet. I; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yaumidan Muljono Damopolii, Muhammad. 2014. Action Research teori, Model, dan Aplikasi. Cet. I; Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Gambaran Utama lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya Madrasah
Al Hamdulillah cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka adalah inisiatif tokoh masyarakat pitumpanua, atas dasar kekeluargaan
dengan hasrat ingin beramal shaleh melalui jalan pembinaan kader/ persiapan
generasi pelanjut.
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka diresmikan pada tanggal 13
Oktober 1991 oleh Bapak Bupati Wajo dan Ketua Umum Pengurus Besar Darud
Da’wah Wal Irsyad Al Marhum AG KH. Abdul Rahman Ambo Dalle. Adapun
penginisiatif pertama didirikannya Pesantren ini adalah: Bapak Prof. Dr. H. Andi
Syamsul Bahri, MA H. Andi Manginda, H. Andi Mapareppa, H. Ibrahim, H.
Iskandar, H. Andi Salle, H. Mahmud, H. Sulaeman, H. Dg. Parebba dan Miru Amran.
Pada awal berdirinya pesantren ini hanya memiliki 1 unit ruangan belajar
darurat (3 lokasi) dan membina 50 orang Santri/ Santriwati. Berkat ketekunan dan
keikhlasan para Pengurus dan Pembina, sehingga Pondok Pesantren Al-Mubarak ini
mengalami kemajuan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas Santri/ Santriwati,
tenaga pengajar, pendidik, proses pembelajaran serta sara dan prasarana.
2. Visi Misi dan Tujuan Madrasah
2.1 Visi
Menyiapkan Modal Insan yang Beriman, Berilmu, Terampil, Mandiri dan
Berdaya Saing.
2.2 Misi
2.2.1 Memartabatkan Pendidikan Islam dalam Arus Pendidikan Nasional.
2.2.2 Mengembangkan Pendidikan Islam yang Sepadu antara Teori dan Praktek.
2.2.3 Membekali Santri dengan Penghayatan Nila-nilai Islam, maupun Bersaing dan
memiliki Semangat Wirausaha.
2.3 Tujuan
2.3.1 Menumbuhkan Dasar Pengetahuan Islam agar Peserta Didik Mampu Ilmunya
Mandiri dan Mampu Membimbing Keluarga/ Umat Menuju Kebahagian
Dunia dan Akhirat.
2.3.2 Meningkatkan Keterampilan Peserta Didik Agar dapat hidup Mandiri dengan
Penuh Semangat dan Etos kerja yang Tinggi Didasari dengan Iman dan
Taqwa Kepada Allah Swt.
3. Data Peserta Didik Madrasah Aliyah
KELAS X
X IPA 1 X IPA 2 X IPA 3 X IPA 4 X IPS 1 X IPS 2
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
16 13 14 14 13 15 - 27 10 13 9 13
29 28 28 27 23 22
IPA IPS
LK PR LK PR
43 69 19 26
112 45
LAKI-LAKI PEREMPUAN
62 95
157
KELAS XI
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPS 1 XI IPS 2
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
12 14 10 16 12 14 19 9 20 9
26 26 25 28 29
IPA IPS
LK PR LK PR
34 44 39 18
78 57
LAKI-LAKI PEREMPUAN
73 62
135
KELAS XII
XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPS 1 XII IPS 2
LK PR LK PR LK PR LK PR
7 21 10 19 12 11 15 6
28 29 23 23
IPA IPS
LK PR LK PR
17 40 27 19
57 46
LAKI-LAKI PEREMPUAN
44 59
103
LAMPIRAN 2 Pedoman Observasi
Nama : Nuraisyah
Nim : 15.1200.030
Program Studi : Pedidikan Bahasa Arab
Judul : Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode
Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo
I. Lembar Observasi Untuk Pendidik Bidang Studi Bahasa Arab
Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pengamatan peneliti:
NO
Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya
pada Madrasah Alaiyah Pondok Pesantren Al-Mubarak
Ddi Tobarakka Kab. Wajo
Skalah
Pemerolehan Data
YA TIDAK
1. Pendidik membuka pembelajaran dan meminta peserta
didik untuk memimpin do’a sebelum dan sesudah belajar,
VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
SKRIPSI
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Amal Bakti No. 8 Soreang, Kota Parepare 91132 Telepon (0421)
21307, Fax. (0421) 24404
PO Box 909 Parepare 91100, website: www.iainpare.ac.id, email:
mail@iainpare.ac.id
dan pendidik mengisi daftar hadir
2. Pendidik memberikan penguatan terhadap pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya
3. Pendidik memberikan petanyaan-petanyaan terkait
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
4. Pendidik tidak memberikan umpan balik terhadap
pertanyaan peserta didik
5. Pendidik menggunakan Metode yang sesuai dengan
materi yang disampaikan
6. Pendidik tidak mampu menghidupkan suasana kelas yang
hening selama proses pembelajaran beralangsung
7. Pendidik memberikan stimulus terhadap peserta didik
8. Pedidik selalu menggunakan bahasa Arab selama
mengajar di dalam kelas
9. Pedidik tidak menggunakan alat bantu/media ketika
mengajar
10. Pendidik fakum terhadap satu metode mengajar
11. Pendidik satu-satuya sumber pengetahuan dalam
pembelajaran
12. Pendidik melakukan Evaluasi disetiap akhir pembelajaran
13.
Pendidik menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya dan memerintahkan peserta didik
untuk mempelajari materi tersebut di rumah
14. Pendidik menutup pembelajaran dan memberikan tugas
kepada pesrta didik dan memeriksanya pada pertemuan
selajutnya
15.
Pendidik menutup pembelajaran dengan memotivasi
peserta didik untuk senantiasa bersemangat dalam
mempelajari bahasa Arab
II. Lembar Observasi Untuk Peserta Didik
Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pengamatan peneliti:
NO
Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya
pada Madrasah Alaiyah Pondok Pesantren Al-Mubarak
Ddi Tobarakka Kab. Wajo
Skalah
Pemerolehan Data
YA TIDAK
1. Peserta didik membaca do’a sebelum dan sesudah belajar
2. Peserta didik tidak paham dengan materi pelajaran
sebelumnya dan tidak mampu menjelaskannya kembali
3. Peserta didik merespon pertayanyaan yang diajukan oleh
pendidik
4. Peserta didik tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran
dalam kelas
5. Peserta didik paham dengan metode yang digunakan
pendidik
6. Peserta didik melakukan kegiatan lain selama proses
pembelajaran berlangsung
7. Peserta didik merespon stimulus yang diberikan oleh
pendidik
8. Peserta didik kurang memahami bahasa pengantar sampai
pada bahasa yang digunakan pendidik dalam mengajar
9. Peserta didik merasa jenuh selama proses pembelajaran
berlangsung
10. Peserta didik menyukai gaya mengajar pendidik dalam
pembelajaran
11. Peserta didik bersikap disiplin dalam mengikuti proses
pembelajaran
12. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran sampai
selesai
13. Peserta didik mampu menyimpulkan materi pada akhir
pertemuan
14. Peserta didik selalu mengerjakan tugas yang diberikan
15. Peserta didik bersemangat dalam mengikuti mempelajari
bahasa Arab
LAMPIRAN 3 Pedoman Wawancara
I. Pendidik Bahasa Arab Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI
Tobarakka.
a. Bagaimana bapak/ibu memulai proses pembelajaran bahasa Arab?
b. Dalam mengajarka bahas Arab, kurikulum apa yang bapak/ibu gunakan?
c. Selama bapak/ibu mengajar, bagaimana respon peserta didik dalam
mengikuti pembelajara bahasa Arab?
d. Metode apa yang sering bapak/ibu gunakan dalam mengajarkan bahasa
Arab, apakah bapak/ibu menggunakan metode yang bervariasi?
e. Bagaimana respon peserta didik terhadap metode yang bapak/ibu gunakan
dalam mengajarkan bahasa Arab?
f. Problematika atau kesulitan apa yang bapak/ibu hadapi selama
mengajarkan bahasa Arab?
g. Problematika atau Kesulitan sepertia apa yang seririg dialami peserta didik
dalam pembelajaran bahasa Arab?
h. Faktor apa yang menyebabkan peserta didik sulit memehami pembelajaran
bahasa Arab?
i. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mengatasi problematika atau kesulitan
dalam pembelajaran bahasa Arab?
II. Peserta Didik Madrasah Aliyah Ponpes Al-Mubarak DDI Tobarakka.
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA
Tobarakka?
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan
terhadap materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang
disampaikan oleh pendidik?
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran
bahasa arab yang disampaika oleh pendidik?
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti
pembelajaran bahasa Arab?
Setelah mencermati instrument dalam penelitian penyusunan skripsi
mahasiswa sesuai dengan judul tersebut, maka pada dasarnya dipandang telah
memenuhi kelayakan untuk digunakan dalam penelitian yang bersangkutan.
Parepare, 08 September 2019
Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pedamping
(Dr. Herdah, M.Pd) (Usman, M.Ag)
Nip.196112031999032001 Nip.197006272008011010
Nama : Nuraisyah
Nim : 15.1200.030
Program Studi : Pedidikan Bahasa Arab
Judul : Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode
Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo
PEDOMAN OBSERVASI
III. Lembar Observasi Untuk Pendidik Bidang Studi Bahasa Arab
Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pengamatan peneliti:
NO
Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya
pada Madrasah Alaiyah Pondok Pesantren Al-Mubarak
Ddi Tobarakka Kab. Wajo
Skalah
Pemerolehan Data
YA TIDAK
1. Pendidik membuka pembelajaran dan meminta peserta √
VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
SKRIPSI
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Amal Bakti No. 8 Soreang, Kota Parepare 91132 Telepon (0421)
21307, Fax. (0421) 24404
PO Box 909 Parepare 91100, website: www.iainpare.ac.id, email:
mail@iainpare.ac.id
didik untuk memimpin do’a sebelum dan sesudah belajar,
dan pendidik mengisi daftar hadir
2. Pendidik memberikan penguatan terhadap pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya
√
3. Pendidik memberikan petanyaan-petanyaan terkait
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
√
4. Pendidik tidak memberikan umpan balik terhadap
pertanyaan peserta didik
√
5. Pendidik menggunakan Metode yang sesuai dengan
materi yang disampaikan
√
6. Pendidik tidak mampu menghidupkan suasana kelas yang
hening selama proses pembelajaran beralangsung
√
7. Pendidik memberikan stimulus terhadap peserta didik √
8. Pedidik selalu menggunakan bahasa Arab selama
mengajar di dalam kelas
√
9. Pedidik tidak menggunakan alat bantu/media ketika
mengajar
√
10. Pendidik fakum terhadap satu metode mengajar √
11. Pendidik satu-satuya sumber pengetahuan dalam
pembelajaran
√
12. Pendidik melakukan Evaluasi disetiap akhir pembelajaran √
13.
Pendidik menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya dan memerintahkan peserta didik
untuk mempelajari materi tersebut di rumah
√
14.
Pendidik menutup pembelajaran dan memberikan tugas
kepada pesrta didik dan memeriksanya pada pertemuan
selajutnya
√
15.
Pendidik menutup pembelajaran dengan memotivasi
peserta didik untuk senantiasa bersemangat dalam
mempelajari bahasa Arab
√
IV. Lembar Observasi Untuk Peserta Didik
Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pengamatan peneliti:
NO
Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya
pada Madrasah Alaiyah Pondok Pesantren Al-Mubarak
Ddi Tobarakka Kab. Wajo
Skalah
Pemerolehan Data
YA TIDAK
1. Peserta didik membaca do’a sebelum dan sesudah belajar √
2. Peserta didik tidak paham dengan materi pelajaran
sebelumnya dan tidak mampu menjelaskannya kembali
√
3. Peserta didik merespon pertayanyaan yang diajukan oleh
pendidik
√
4. Peserta didik tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran
dalam kelas
√
5. Peserta didik paham dengan metode yang digunakan
pendidik
√
6. Peserta didik melakukan kegiatan lain selama proses √
pembelajaran berlangsung
7. Peserta didik merespon stimulus yang diberikan oleh
pendidik
√
8.
Peserta didik kurang memahami bahasa Arab pengantar
sampai pada bahasa yang digunakan pendidik dalam
mengajar
√
9. Peserta didik merasa jenuh selama proses pembelajaran
berlangsung
√
10. Peserta didik menyukai gaya mengajar pendidik dalam
pembelajaran
√
11. Peserta didik bersikap disiplin dalam mengikuti proses
pembelajaran
√
12. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran sampai
selesai
√
13. Peserta didik mampu menyimpulkan materi pada akhir
pertemuan
√
14. Peserta didik selalu mengerjakan tugas yang diberikan √
15. Peserta didik bersemangat dalam mengikuti mempelajari
bahasa Arab
√
LAMPIRAN 4 Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Sabtu, 01 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Kantor Madrasah Aliyah)
Narasumber : Abdul Rasak, S.Pd.I., MA (Kepala Madrasah)
a. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah?
Jawaban: Proses pembelajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah berlangsung
dengan baik, selain bahasa Arab secara umum di khususkan juga mata pelajaran
Muhadatsah dan Qawa’id. Para pedidik Madrasah Aliyah Menyiapkan RPP sebelum
melaksakan kegiatan pembelajaran dalam kelas.
b. Apakah dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan kurikulum 2013?
Jawaban: iya, semua pendidik membuat RRP berdasarkan kurikulum 2013.
c. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang digunakan pendidik dalam
mengajar?
Jawaban: Menurut saya sudah bagus, namun alangkah lebih baiknya ketika seorang
pendidik menggunakan metode yang bervariasi, karena kalo hanya metode ceramah
yang digunakan peserta didik akan bosan dan mengantung ketika belajar.
d. Problematika apa yang dihadapi dalam pembelajara bahasa Arab?
Jawaban: Banyak peserta didik mengelu, karena menurut mereka bahasa Arab itu
susah, disebabkan latar belakang mereka dari sekolah umum yang tidak pernah
belajar bahasa Arab sebelumnya.
e. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi problematika tersebut?
Jawaban: Senantiasa mengingatkan kepada peserta didik tetang betapa pentingnya
mempelajari bahasa Arab dan memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta
didik dapat bersemangat dalam belajar.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Sabtu, 01 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Depan Ruang Dewan Guru Madrasah Aliyah)
Narasumber : Bapak Jalaluddi, S.Ag.
a. Bagaimana bapak/ibu memulai proses pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Saya memulai proses pembelajaran yaitu dengan melihat situasi atau
keadaan peserta didik dalam kelas, karena disetiap kelas setiap peserta didik memiliki
karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut dilakukan karena salah satu cara untuk
mencapai keberhasilan proses pembelajaran itu dengan mengaktifkan peserta didik
supaya lebih memudahkan kita dalam menyampaikan suatu materi serta peserta didik
dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang diberikan dan juga bagaimana
peserta didik bisa yambung atau ada kemistri barulah pelajaran dimulai.
b. Dalam mengajarka bahas Arab, kurikulum apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawaban: Menggunakan kurilkulum 2013.
c. Selama bapak/ibu mengajar, bagaimana respon peseta didik dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab berbeda-
beda, sebagaian peserta didik memperhatikan pelajaran dengan serius, tetapi ada juga
sebagian peserta didiknya kurang serius dalam mengikuti pelajaran. Bagi peserta
didik yang memang menyukai atau senang dengan pelajaran bahasa Arab maka dia
pasti bersemagat dalam memgikuti pelajaran. Berbeda dengan peserta didik yang
memag tidak memiliki kesenangan dengan pelajaran bahasa Arab maka dia tidak
serius dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Metode apa yang sering bapak/ibu gunakan dalam mengajarka bahasa Arab,
apakah bapak/ibu menggunakan metode yang bervariasi?
Jawaban: Metode yang saya gunakan bervariasi, biasa saya menggunakan metode
ceramah, metode tarjamah, metode mubasyarah, metode qiroah, permaina dan lain-
lain sebagainya.
e. Bagaimana respon peserta didik terhadap metode yang bapak/ibu gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Respon peserta didik terhadap metode yang digunakan cukup baik, dan
yang paling banyak mendapatkan respon baik ketika saya menggunakan metode
mubasyarah, kenapa metode mubasyarah itu, karena peserta didik tidak terlalu
terbebani untuk berfikir mencari jawaban, jadi peserta didik dituntun, setelah
menuntun itu sudah lancar, akhirnya peserta didik antusias sendiri, jadi sangat
membantu metode mubasyarah dalam memahamkan peserta didik terhadap pelajaran
yang diajarkan.
f. Problematika atau kesulitan apa yang bapak/ibu hadapi selama mengajarkan
bahasa Arab?
Jawaban: ketika saya mengajar tidak semua peserta didik memperhatikan dan
terkadang saya melihat peserta didik jenuh.
g. Problematika atau Kesulitan sepertia apa yang seririg dialami peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: kurangnya kosakata yang mereka hafal, dan beberapa peserta didik belum
dapat menulis dengan baik karena kurannya pemahaman mereka tentang tata bahasa
dan tata kalimat bahasa Arab.
h. Faktor apa yang menyebabkan peserta didik sulit memehami pembelajaran bahasa
Arab?
Jawaban: karena faktor lingkungan menjadi salah satu kendala, karena beberapa dari
peserta didik tidak tinggal asramah sehingga sulit bagi mereka untuk membiasakan
berbahasa Arab karena orang-orang yang ada disekitarnya tidak paham dengan
bahasa Arab. kemudian peserta didik juga biasa mengeluh karena materinya terlalau
tinggi, sedangkan beberpa dari mereka itu latar belakang pendidikannya berasal dari
sekolah umum (SMP).
i. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mengatasi problematika atau kesulitan dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Jadi sebelum saya mengajar saya mempersiapkan RPP, dimana dalam RPP
tersebut saya cantumkan materi, metode, dan langkah-langkah dalam melaksanakan
pembelajaran. Kemudian saya senantiasa mengingatkan kepada peserta didik bahwa
bahasa Arab itu penting, hal tersebut saya lakukan agar mereka tetap semangat/
termotivasi belajar, serta melatih mereka dengan membiasakan menggunakan bahasa
Arab .
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Selasa, 03 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Dalam Mesjid Ponpes Al-Mubarak)
Narasumber : Hajrah, S.Pd
a. Bagaimana bapak/ibu memulai proses pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Saya memberikan motivasi terlebih dahulu untuk menumbuhkan semangat
peserta didik.
b. Dalam mengajarka bahas Arab, kurikulum apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawaban: dalam menyusun RPP berdasarkan kurikulum 2013.
c. Selama bapak/ibu mengajar, bagaimana respon peseta didik dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Terkait respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab
berbeda-beda, sebagian peserta didik bersemangat ada juga yag kurag bersemangat.
Hal tersebut disebabkan oleh latar belakang peserta didik yang berbeda, bagi peserta
didik yang latar belakangnnya dari pesantren mereka semangat dan mudah baginya
untuk memahami pelajaran yang pendidik sampaikan, sedangkan peserta didik yang
latar belakangnya dari sekolah umum (SMP) terkadang mereka bingung dan sulit
memahami pelajaran yang disampaikan.
d. Metode apa yang sering bapak/ibu gunakan dalam mengajarka bahasa Arab,
apakah bapak/ibu menggunakan metode yang bervariasi?
Jawaban: Metode yang sering saya gunakan dalam mengajarkan bahasa Arab
bervariasi. Saya biasa mengguakan metode gabungan ( metode cerama, permain dan
lain-lain) dan tidak menutup kemungkinan hanya satu metode yang digunakan,
karena jika hanya menggunakan satu metode saja maka peserta didik akan jenuh dan
bosan.
e. Bagaimana respon peserta didik terhadap metode yang bapak/ibu gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Saya pernah menggunakan metode permainan Alhamdulillah mereka
merespon dengan baik, dan memang mereka kuhusnya pembelajaran bahasa Arab
mereka lebih suka merode permainan.
f. Problematika atau kesulitan apa yang bapak/ibu hadapi selama mengajarkan
bahasa Arab?
Jawaban: ketika saya mengajar peserta didik terkadang ribut dalam kelas, beberapa
peserta didik melakukan aktifitas lain, sehingga mengganggu konsentrasi temannya.
Selain itu kuranganya fasilitas yang ada, misalnya ketika kami ingin memutarkan
sebuah video tetepi LCD dipakai oleh pendidik lain sehingga proses pembelajaran
menjadi terhambat.
g. Problematika atau Kesulitan sepertia apa yang seririg dialami peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Kurangnya kosakata yang mereka hafal, karena terkadang peserta didik
sudah hafal kosakata yang diberikan, setelah diberikan kosakata baru, mereka lupa
dengan kosakata yang sudah dihafal pada pertamuan sebelumnya. Selain iru peserta
didik menganggap bahasa Arab itu susah karena tata bahas dan tata kalimatnya susah
belum terlalu paham dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
h. Faktor apa yang menyebabkan peserta didik sulit memehami pembelajaran bahasa
Arab?
Jawaban: Ada beberapa faktor, seperti latar belakag pedidika peserta didik dari
sekolah umum, ditambah dengan materinya yang menurut mereka susah. Kemudian
motivasi peserta didik untuk belajar bahasa Arab rendah. Materi yang ada pada
Madrasa Aliyah bisa dikatan cukup sulit bagi mereka yang memang sebelumnya tidak
pernah belajar bahasa Arab apalagi yang latar belakang pendidikannya dari sekolah
umum.
i. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mengatasi problematika atau kesulitan dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Senantiasa memberikan kosakata setiap pertemuan kepada peserta didik
untuk dihafal dan dihadapka pada pertemua selanjutnya, sehingga peserta didik dapat
dengan mudah menerjemahkan teks bahasa Arab dan berbicara/ bercakap
menggunakan bahasa Arab. Melatih keterampilan berbahasa dan menulis, serta
senantiasa memberikan wejangan atau nasehat kepada peserta didik, untuk
menghilangkan image peserta didik bahwa pembelajaran bahasa Arab itu sulit,
sehingga terbentuk motivasi dan semangat yang meggebuh-gebuh sehingga tujuan
akhir dari mempelajari bahasa Arab dapat tercapai.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Selasa, 05 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Kantor Kepala Sekolah Madrasah Aliyah)
Narasumber : Dara Murniati, S.Pd
a. Bagaimana bapak/ibu memulai proses pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Saya memulai pembelajaran dengan membaca Bismillahi Rahmani Rahim,
kemudian sebelum lanjut ke meteri berikutnya saya memberikan pengukatan serta
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pada pertemuan sebelumnya.
b. Dalam mengajarka bahas Arab, kurikulum apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawaban: meggunakan kurikulum 2013.
c. Selama bapak/ibu mengajar, bagaimana respon peseta didik dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Respon peserta didik berbeda-beda, ada peserta didik yang aktif dan ada
pula peserta didik kurang merespon.
d. Metode apa yang sering bapak/ibu gunakan dalam mengajarka bahasa Arab,
apakah bapak/ibu menggunakan metode yang bervariasi?
Jawaban: Metode yang saya gunakan bervariasi, tergantung dari materi saat itu,
terkadang saya menggunakan metode Tanya jawab dam metode role playing.
e. Bagaimana respon peserta didik terhadap metode yang bapak/ibu gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Mereka merspon dengan baik, walaupun ada beberapa dari peserta didik
yang kurang suka dengan metode yang dugunakan.
f. Problematika atau kesulitan apa yang bapak/ibu hadapi selama mengajarkan
bahasa Arab?
Jawaban: Disebabkan karena adanya perbedaan karakter dari masing-masing peserta
didik.
g. Problematika atau Kesulitan sepertia apa yang seririg dialami peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: kurangnya pengaplikasian untuk berbahasa Arab, Karena kurangnya
penguasaan kosakata dan Beberapa peserta didik belum mampu untuk menyusun
suatu kalimat dengan baik, karena mereka belum mampu untuk membedakan anata
isim, fi’il dan huruf segingga ketika diberikan tugas mereka merasa kesulitan.
Beberapa peserta didik juga mengalami kesulitan dalam menulis, apalagi bagi mereka
yang belum pernah belajar bahasa Arab sebelumnya memang sangat suli bagi mereka
untuk menulis dalam bahasa Arab.
h. Faktor apa yang menyebabkan peserta didik sulit memehami pembelajaran bahasa
Arab?
Jawaban: kurangnya media/ alat pembelajaran yang terkadang membuat proses
pembelajaran kurang maksimal, karena peserta didik senang ketika diputarkan video
atau diperlihatkan gambar tetapi alatnya kurang memadai.
i. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mengatasi problematika atau kesulitan dalam
pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Selalu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk meningkatkan
minat belajar mereka. Serta berusaha memberi metode yang mereka inginkan untuk
menghindari rasa jenuh.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Senin, 07 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Di kelas )
Narasumber : Mutiara Figkatan Putri Bachri
Kelas: : XI IPS 1
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA Tobarakka?
Jawaban: Menurut saya bagus. Karena bahwa kami senang mengikuti pembelajaran
bahasa Arab, karena pendidikya kreatif, professional, memberikan kami kesempatan
untuk bertanya terhadap materi yang belum kami pahami, dan tidak pindah kemateri
yang lain sebelum kami benar-benar paham terhadap materi yang sedang diajarkan.
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Iya saya senang belajar bahasa Arab.
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan terhadap
materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
Jawaban: Iya kami diberi waktu untuk menanyakan materi yang belum kami pahami
dan biasa juga pendidik yang memberikan kami pertanyaan.
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Meurut saya bagus, apalagi kalau menggunakan metode permainan, karena
kalau mengguaka metode ceramah, teman-teman biasa tidak memperhatikan.
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
Jawaban: Iya saya tertarik belajar.
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik?
Jawaban: Terkadang saya kewalahan dalam pembelajaran bahasa Arab karena
materinya terlalu tinggi. Apalagi bagi kami yang belum perbah belajar bahasa Arab
seblumnya sangat sulit kami untuk memahaminya.
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran bahasa
arab yang disampaikan oleh pendidik?
Jawaban: Karena materinya sulit, dan kurang senang dengan cara mengajar pendidik
karena pendidik sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar, sehingga
peserta didik merasa bosan dan jenuh dalam belajar bahasa Arab.
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti pembelajaran
bahasa Arab?
Jawaban: Saya kesulitan terhadap tata kalimat, karena saya belum terlalau paham
dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, dan lingkungan belajar juga yang kurang
mendukung. Selain itu saya juga kesulitan dalam menulis karena bahasa Arab
bahanyak perubahan katanya dan susah dipahami sehingga tulisan saya kurang bagus.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Senin, 07 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Di kelas )
Narasumber : Muh. Arfi Dimas
Kelas: : XI IPS 1
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA Tobarakka?
Jawaban: Menurut saya bagus.
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Iya saya sanang.
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan terhadap
materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
Jawaban: Iya diberikan kesempatan.
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Bagus, karena pedidik menggunakan metode bervariasi, jadi kami tidak
bosan.
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
Jawaban: Iya saya tertarik ketika pendidik menggunakan metode bervariasi.
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik?
Jawaban: Terkadang saya merasa kewalahan dan untuk tata kalimat dalam bahasa
Arab saya belum terlalu bisa, dan untuk meng’irab satu bacaan itu sulit bingung
untuk membedakan mana isim yang dirafa’ , dinasab, dijar, dan dijasam, dan tanda-
tanda i’rabnya, sehingga saya kesulitan ketika diberikan tugas.
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran bahasa
arab yang disampaika oleh pendidik?
Jawaban: Karena materinya sulit, sedangkan saya tidak pernah belajar bahasa Arab
sebelumnya.
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti pembelajaran
bahasa Arab?
Jawaban: Pembelajaran bahasa Arab itu susah, karena banyak perubahan katanya,
satu mufradat bisa memliki banyak perubahan seperti timbangan fi’il, baik secara
istilahi maupun lughawi. Begitupun dengan isim, jadi terkadang saya sulit untuk
mengucapkannya karena tulisannya hampir sama, apalagi saya tidak perah belajar
bahasa Arab sebelumnya.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Selasa, 08 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Di kelas )
Narasumber : Aifal Nurhidayat
Kelas: : X IPA 1
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA Tobarakka?
Jawaban: Sangat bagus karena ketika proses pembelajaran pendidik menyampaikan
materi pelajaran dengan jelas.
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Sangat senang.
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan terhadap
materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
Jawaban: Iya kami diberikan kesempatan untuk bertanya.
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Bagus, Mudah dimengerti, dan tidak fakum dengan satu metode saja.
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
Jawaban: Iya saya tretarik.
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik?
Jawaban: Tidak juga, namun terkadang ada materi yang kurang saya pahami.
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran bahasa
arab yang disampaika oleh pendidik?
Jawaban: Faktor ribut, ketika pendidik menjelaskan dan suasana kelas menjadi ribut
maka akan kesulitan untuk memahami materi pelajaran karena konsentrasi terganggu.
Saya belum bisa bercakap menggunakan bahasa Arab karena ketika saya pulang
kerumah saya jarang mengulangi pelajaran dan orang-orang yang ada lingkungan
saya kurang mengerti dengan bahasa Arab.
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti pembelajaran
bahasa Arab?
Jawaban: Setiap pembelajaran bahasa Arab kami selalu diberikan kosakata untuk
dihafal dan dihadapakan pada pertemuan selanjutnya sebelum masuk ke dalam kelas.
Akan tetapi ketika kami diberikan kosakata baru terkadang kami lupa dengan
kosakata yang sudah dihafal pada pertemuan sebelumnya.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Di kelas )
Narasumber : Alfiansyah
Kelas: : XII IPA 1
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA Tobarakka?
Jawaban: Menurut saya bagus.
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Iya saya senang.
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan terhadap
materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
Jawaban: Iya kami diberikan kesempatan untuk merspon dan bertanya tentang
materi yang kurang kami pehami.
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Menurut saya bagus mudah dipahami, tapi terkadang juga menurut saya
metode yang digunakan pendidik tidak sesuai dengan materi. Terkadang pendidik
menggunakan metode ceramah yang membuat banyak teman-teman merasa bosan
dan jenuh ketika belajar, beberapa teman kami ketika belajar mereka sering
melakukan aktifitas lain, karena tidak senang dengan cara mengajar pendidik.
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
Jawaban: Iya saya tertarik.
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik?
Jawaban: Tidak terlalu.
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran bahasa
arab yang disampaika oleh pendidik?
Jawaban: Karena tidak terlalu banyak menghafal kosakata.
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti pembelajaran
bahasa Arab?
Jawaban: Saya kesulitan ketika disuruh untuk membuat suatu kalimat berbahasa
Arab atau mengi’rab suatu bacaan, karena terkadang saya bingung untuk
membedakan mana isim yang dirafa’ , dinasab, dijar, dan dijasam, dan tanda-tanda
i’rabnya, sehingga saya kesulitan ketika diberikan tugas.
Catatan Lapangan
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019
Lokasi : Sekolah (Di kelas )
Narasumber : Gusnawati
Kelas : XII IPA 2
a. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran bahasa Arab di MA Tobarakka?
Jawaban: Saya merasa kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab karena terkadang
materi yang diberikan teralalu tinggi, sedangkan saya baru belajar bahasa Arab.
b. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab?
Jawaban: Saya tidak terlalu senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab.
c. Apakah anda diberikan waktu untuk memberikan respon atau pertanyaan terhadap
materi pembelajara bahasa Arab yang belum anda pahami?
Jawaban: Iya diberikan.
d. Bagaimana pendapat anda tentang metode yang pendidik gunakan dalam
mengajarkan bahasa Arab?
Jawaban: Metode yang digunakan sudah bagus.
e. Apakah anda tertarik belajar ketika pedidik menggunakan metode yang
bervariasi?
Jawaban: Saya tertarik, akan tetapi saya kurang senang dengan pembelajarannya.
f. Apakah anda merasa kewalahan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik?
Jawaban: Saya merasa kewalahan dan Setiap pembelajaran bahasa Arab kami selalu
diberikan kosakata untuk dihafal. Akan tetapi ketika kami diberikan kosakata baru
terkadang kami lupa dengan kosakata yang sudah dihafal pada pertemuan
sebelumnya.
g. Faktor apa yang meyebabkan ada sulit untuk memahami pembelajaran bahasa
arab yang disampaika oleh pendidik?
Jawaban: Karena faktor materi, dan latar belakang pendidikan saya dari sekolah
umum (SMP).
h. Problematika atau kesulitan apa yang anda hadapi dalam megikuti pembelajaran
bahasa Arab?
Jawaban: Pembelajaran bahasa Arab itu kurang menyenagkan, karena banyak
perubahan katanya, kemudian susah dipahami, dan saya juga kesulitan dalam menulis
bahasa Arab sehingga tulisan saya kurang bagus.
BIOGRAFI PENULIS
Nuraisyah salah satu Mahasiswi IAIN Parepare
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
yang lahir di Maroanging Kab. Wajo pada tanggal 15
september 1997. Anak kelima dari enam bersaudara dari
pasangan Hamma dan Samesang yang sekarang tinggal di
Siwa kec. Pitumpanua Kab. Wajo.
Penulis memulai pendidikannya di SD Islam At-
Tahahiriyah Kec. Pitumpanua pada tahun 2003. Kemudian
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pitumpanua pada tahun 2009. Setelah Selesai
Di SMP, Penulis melanjutkan sekolah di MA Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI
Tobarakka pada tahun 2012. Setelah menyelesaikan pendidikannya di MA Al-
Mubarak DDI Tobarakka, Penulis melanjutkan kuliah di IAIN Parepare pada Fakultas
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab pada tahun 2015. Dan penulis
sempat bergabung dalam komunitas Ikatan Mahasiswa Darud Da’wah Wal Irsyad
(IMDI) dan One Day One Jus (ODOJ) IAIN Parepare. Saat ini Penulis dalam rangka
penyelesaian studi S1 di IAIN Parepare tahun 2019 menulis skripsi dengan judul
“Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya pada Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mubarak DDI Tobarakka Kab. Wajo.”
top related