pemanfaatan shale gas sebagai salah satu energi alternatif penunjang ketahanan energi nasional

Post on 15-Apr-2017

163 Views

Category:

Government & Nonprofit

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Nanda Hanyfa MaulidaTeknik Geofisika Universitas Lampung

PEMANFAATAN SHALE GAS SEBAGAI SALAH SATU ENERGI ALTERNATIF PENUNJANG

KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Outline

Latar Belakang

Teori Dasar

Pembahasan

Kesimpulan

LATAR BELAKANG• Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya

alam dan energi.

LATAR BELAKANG• Dengan banyaknya energi yang dimiliki, ketahanan Energi

Indonesia masih rendah• Kebutuhan akan minyak bumi semakin meningkat, pasokan

terus menurun.• Pengembangan alternatif energi (gas) pengganti BBM (CBM,

shale gas, biogas, biofuel, gas hidrat)• Potensi shale gas besar

Gambar 5. Konsumsi energi final per sektor (BPPT, 2014)

Gambar 6. Konsumsi energi final per jenis (BPPT, 2014)

Gambar 7. Konsumsi dan produksi minyak IndonesiaSumber: U.S. Energy Information Administration

Gambar 8. Grafik Produksi Minyak dan Gas di Indonesia (Hijau : Minyak)Sumber : Seminar Petroleum Geology of indonesia oleh Awang H. Satyana

TEORI DASARShale gas merupakan salah satu jenis gas alam non-konvensional (Brewer, 2014) yang terperangkap dalam formasi batuan serpih (shale) dengan permeabilitas dan porositas rendah. Disebut non-konvensional karena sumber gas atau hidrokarbonnya tidak diambil dari reservoir namun didapatkan langsung dari sumber pembentukan hidrokarbon tersebut (source rock), dengan tidak memerlukan sistem konvensional. Permeabilitas rendah pada batuan sumber menyebabkan sedikitnya aliran gas yang mengalir jika dieksploitasi secara konvensional, sehingga dibutuhkan metode Hydraulic Fracturing untuk dapat memproduksi hidrokarbon tersebut.

Gambar 1. Skematik Geologi sumber Shale gas.Sumber : US Energy Information Administration [gambar dimodifikasi]

HYDRAULIC FRACTURING

Proses yang digunakan untuk dapat memproduksi gas dari lapisan shale adalah dengan cara membuat retakan-retakan pada dinding sumur pada lapisan shale atau dikenal dengan Proses Hydraulic Fracturing. Hydraulic Fracturing adalah teknik memompakan air bertekanan tinggi yang telah dicampurkan bahan kimia aditif atau pasir kedalam lapisan shale sehingga menimbulkan retakan-retakan pada dinding sumur, gas yang densitasnya lebih ringan dari air dapat terangkat ke permukaan diproses dan diproduksi baik secara langsung atau dapat disimpan di storage tank, (King, 2012)

Gambar 3. Teknik Hydraulic FracturingSumber: BP’s booklet [gambar dimodifikasi]

PEMBAHASANManfaat shale gas:1. Menjalankan turbin pembangkit listrik tenaga uap/gas2. Bahan baku pembuatan pupuk3. Bahan bakar kendaraan4. Memasak5. Industri6. Ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) dan CNG (Compressed

Natural Gas)

Jumlah potensi shale gas cukup untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia untuk hampir 60 tahun. Jumlah ini lebih besar dari CBM (453 TSCF) dan juga lebih besar dari cadangan gas konvensional (240 TSCF). Dengan potensi yang besar ini, serta cadangan bawah permukaan yang masih bisa bertambah, Indonesia seharusnya bisa memanfaatkannya untuk beralih ke penggunaan gas non-konvensional.

Biaya produksi yang lebih rendah dari gas konvensional, tentu akan sangat membantu keterbutuhan energi dari berbagai sektor. Selain itu, shale gas yang merupakan gas natural menghasilkan lebih sedikit emisi dibandingkan minyak dan batubara, bersifat tidak korosif, tidak beracun dan lebih efisien. Meskipun hingga saat ini pemanfaatan shale gas di Indonesia belum sepenuhnya berjalan, namun dengan besarnya potensi gas non-konvensional ini ketahanan energi di Indonesia akan semakin kuat. Eksplorasi-eksplorasi lanjutan sangat penting dilakukan untuk mengamankan kebutuhan energi jangka panjang. Setidaknya meski bukan untuk kebutuhan kita saat ini, maka cadangan energi ini akan bermanfaat bagi anak-cucu dikemudian hari.

KESIMPULAN• Shale Gas adalah gas yang terkandung dalam lapisan serpih dalam jumlah besar yang

terperangkap di batuan itu sendiri.• Eksplorasi dan pemanfaatan shale gas perlu dilakukan dengan teknologi pengeboran

yang non-kovensional, seperti pengeboran horizontal dan hydraulic fracturing.• Ketahanan Energi Nasional tahun 2025 dirancang untuk menurunkan tingkat

ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak, dan mulai beralih ke gas dan renewable energy.

• Shale gas merupakan salah satu sumber energi yang potensial di Indonesia yang dapat menguatkan ketahanan energi Indonesia.

• Pengaplikasian dari hasil ekstraksi shale gas dapat dimanfaatkan sebagai energi penggerak pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), bahan baku pembuatan pupuk, dan suplai gas untuk kebutuhan rumah-rumah warga.

• Pemanfaatan shale gas secara tak langsung dapat disimpan dalam storage tank untuk diekspor ke luar negeri dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) dan CNG (Compressed Natural Gas)

• Anonim. 2014. http://www.geofisikaugm2012.com/2013/03/mengenal-shale-gas-sebuah-energi-non.html. Akses Tanggal : 17 April 2015 19:43

• Anonim. 2014. http://mtamrinh.blogspot.com/2009/11/apa-itu-shale.html. Akses tanggal : 17 April 2015 19:40.

• BP’s Booklet. Unconventional gas and hydraulic fracturing. Diunduh dari http://www.bp.com/sustainability.

• Brewer, Thomas L. 2014. The Shale Gas Revolution Implications for Sustainable Development and International Trade. Oil, Gas & Energy Law Journal (OGEL)12.4.

• ESDM. 2013. Pusat Data dan Informasi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. www.bgl.esdm.go.id.

• King, George. 2012. Hydraulic fracturing. Society of petroleum engineers, Paper 15.596.

• Sugiyono, Agus, dkk. 2014. Outlook energi Indonesia 2014 : pengembangan energi untuk mendukung program substitusi BBM. Jakarta : Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi BPPT, 2014.

• US Department of Energy. 2009. Development Modern Shale gas in USA. Simposium hal 17.

• US Energy Information Administration. 2012. Geology of Hidrocarbon. Denver.• US Energy Information Administration. 2014. Indonesia’s Energy Report. Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

top related