peluang dan tantangan profesi apoteker di fasilitas...

Post on 03-Feb-2018

225 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

IIS RUKMAWATI S.Si., MM.Kes., Apt.

PELUANG DAN TANTANGAN APOTEKER DI ERA BPJS

1. Penyiapan dan penyerahan obat

2. Interaksi antara tenaga kefarmasian dengan

pasien dan dengan professional kesehatan

lainnya.

3. Retail dan pelayanan kesehatan.

4. Farmasi rumah sakit kecil sampai besar.

PELUANG DAN TANTANGAN APOTEKER DI ERA BPJS

5. Farmasi dan lingkungan Akademis

6. Apoteker terlibat administrasi pelayanan

kesehatan.

7. Penelitian.

8. Organisasi kesehatan internasional dan

organisasi non pemerintah.

PP 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

Merupakan tantangan dan harapan bagi apoteker Indonesia untuk

maju dan menjadi lebih baik

1. perbaikan dan penataan apoteker sendiri

2. Sistem kesehatan maupun masyarakat di lingkungan sekitarnya.

3. PP ini menjadi momen sejarah dalam perkembangan kefarmasian

di Indonesia untuk mengembalikan apoteker kepada qithahnya

sebagai tenaga kesehatan.

4. Tanggung jawab apoteker terbentang sejak proses produksi

sampai obat dikonsumsi.

PP 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

Berhasil tidaknya implementasi pp dipengaruhi

langsung oleh komitmen para apoteker untuk

melaksanakannya dan melindungi kepentingan

masyarakat, serta adanya tuntutan globalisasi

tingat regional asean maupun internasional akan

output Pendidikan yang berkualitas.memacu

berbenah diri dalam memberikan pelayanan yang

terbaik bagi masyarakat.

PERAN APOTEKER DI ERA BPJS

Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian disarana pelayanan sediaan farmasi

dilaksanakan oleh apoteker dengan pedoman sebagai berikut:

1. Apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasian disarana

pelayanan sediaan farmasi harus menerapkan ketentuan cara

penyerahan sediaan farmasi yang baik dan standar pelayanan

kefarmasian yang berdasarkan paradigm pelayanan kefarmasian

2. Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter

dilaksanakan oleh apoteker.

3. Standar operasional prosedur harus dibuat secara tertulis dan

diperbaharui terus menerus sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi antara dokter dan

apoteker serta mutu keamanan obat .

PERAN APOTEKER DI ERA BPJS

5. Dalam hal apoteker dan pasien menyetujui secara tertulis atas pilihan

obat yang akan dipakai,apoteker harus memberitahukan hal tersebut

kepada dokter penulis resep.

6. Tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada

sarana pelayanan sediaan farmasi sesuai tugas dan fungsinya

7. Tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian wajib

mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian dan perkembangan ilmu

pengetahuan serta teknologi.

APOTEKER DI FASILITAS KESEHATAN PRIMER

1. Mampu melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alkes

sesuai peraturan yg berlaku.

2. mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian yg professional

kepada klien/pasien secara tepat, aman, efektif.

3. mampu melaksanakan fungsi pelayanan, konsultasi, informasi

dan edukasi tentang sediaan farmasi dan alat kesehatan .

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan peraturan

perundangan yg berlaku.

APOTEKER DI FASILITAS KESEHATAN PRIMER

5. Mampu melakukan program monitoring tentang efektifitas dan

keamanan sediaan farmasi dan alkes.

6. Mampu melaksanakan fungsi manajemen dalam bidang

kefarmasian.

7. Mampu berpartisipasi aktif dalam program preventif dan

promotive dalam bidang kesehatan masyarakat.

PENYULUHAN TENTANG OBAT KEPADA MASYARAKAT

PP 51 TIDAK MENGATUR IMBALAN JASA

• Pengaturan tentang imbalan jasa (tarip profesi),belum diatur

di pp 51, tetapi di era BPJS sudah diatur dengan grade point

serta di pemerintah diatur dengan tunjangan tambahan atau

TKD (tunjangan kinerja daerah) disesuaikan kemampuan

daerah masing2.

• Adanya penghargaan materi yg sesuai bagi apoteker ketika

melakukan pelayanan pharmaceutical care.

KOMPETENSI UMUM APOTEKER DALAM MENJALANKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN

1. Menguasai ilmu kefarmasian.

2. Menguasai asuhan kefarmasian

3. Menguasai regulasi kefarmasian

4. Menguasai manajemen praktek kefarmasian.

5. Menguasai akuntabilitas praktek kefarmasian.

6. Menguasai komunikasi kefarmasian.

7. Pendidikan dan pelatihan kefarmasian.

8. Penelitian dan pengembangan kefarmasian.

KOMPETENSI PEKERJAAN KEFARMASIAN DI PEMERINTAHAN

1. Mampu melakukan kontribusi dan koordinasi dalam

penyusunan kebijakan dalam bidang kesehatan

khususnya obat.

2. Mampu merncanakan dan mengelola sediaan

farmasi dan alkes secara regional, nasional maupun

internasional.

3. Mampu melaksankan fungsi administrasi

pemerintah dari obat dan alkes.

4. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan sediaan

farmasi, alkes dan makanan.

KOMPETENSI PEKERJAAN KEFARMASIAN DI PEMERINTAHAN

5. Mampu berkontribusi dalam penetapan kebijakan

Pendidikan kefarmasian nasional.

6. Mampu melaksankan fungsi perizinan.

7. Mampu melaksanakan fungsi perwakilan bangsa dan

negara di luar negeri.

PELUANG APOTEKER DI FASKES PRIMER

1. Apoteker berkontribusi kepada kendali mutu

dan biaya obat

2. Apoteker harus meningkatkan kompetensi

lebih besar dgn program Pendidikan

berkelanjutan.

3. Faskes primer harus melakukan akreditasi agar

pelayanan lebih baik sesuai PP 51

PELUANG APOTEKER DI FASKES PRIMER

4. Jasa profesi lebih dihargai di era JKN dan remunerasi

ASN

5. Dalam promosi kesehatan adanya AOC(Agent Of

Change) program GEMACERMAT ,kerjasama apoteker

pemerintah dan swasta untuk menyehatkan bangsa di

wilayah kerja apoteker masing2.

6. Dikenalnya Apoteker di masyarakat menjadi ujung

tombak pelayanan faskes primer yg mempunyai

wilayah.

KEGIATAN APOTEKER DI FASKES PRIMER

1. Pelayanan farmasi klinik

2. Manajemen kefarmasian

3. Promotif dan prefentif kefarmasian

4. PROLANIS

5. GEMACERMAT /AOC (Agent Of Change)

6. Program obat pemerintah dan faskes primer

swasta (TB, HIV, NAPZA, DLL)

KEGIATAN APOTEKER DI FASKES PRIMER

7. CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)

8. Penelitian bekerja sama institusi Pendidikan

9. Sarana PKPA yang memenuhi syarat praktik

calon Apoteker.

10.Penguji PKPA Apoteker praktisi.

11.Program DAGUSIBU.

KEGIATAN PROLANIS

CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF)

PEMBEKALAN GEMA CERMAT

PEMBEKALAN GEMA CERMAT

PENGUJI PKPA APOTEKER PRAKTISI

DAFTAR SOP YANG HARUS ADADI FASKES PRIMER

NO NAMA SOP

1 SOP/SPO penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat

2 SOP/SPO penyediaan dan penggunaan obat.

3 SOP/SPO tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan

obat.

4 SOP evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium

5 SOP evaluasi kesesuaian peresepan terhadap formularium

6 SOP/SPO peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat.

7 SOP/SPO menjaga tidak terjadinya pemberian obat kedaluwarsa,

pelaksanaan FIFO dan FEFO, Kartu stok/kendali

8 SOP ttg penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga

9 SOP ttg pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika

dan narkotika

10 SOP/SPO penyimpanan obat.

11 SOP/SPO pemberian obat kepada pasien dan pelabelan.

12 SOP/SPO pemberian obat kepada pasien dan pelabelan (etiket

pemakaian)

DAFTAR SOP YANG HARUS ADADI FASKES PRIMER

NO NAMA SOP

13 SOP/SPO pemberian informasi penggunaan obat.

14 SOP ttg pemberian informasi ttg efek samping obat atau efek yang

tidak diharapkan

15 SOP ttg petunjuk penyimpanan obat di rumah

16 SOP penanganan obat kadaluarsa

17 SOP/SPO pelaporan efek samping obat.

18 SOP/SPO pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat,

KTD

19 SOP/SPO tindak lanjut efek samping obat dan KTD.

20 SOP/SPO identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan

KNC

21 SOP/SPO penyediaan obat-obat emergensi di unit kerja

22 SOP/SPO penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

23 SOP/SPO monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja

top related