pelatihan inventarisasi sumber daya petani inventarisasi sumber daya petani.pdf · 3.4 mata ajaran...
Post on 11-Feb-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan KebijakanBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
Kementerian Kehutanan, IndonesiaKerjasama Dengan:
International Tropical Timber Organization (ITTO)Bogor, 2011
SUBARUDI
PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
i
PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER
DAYA PETANI
SUBARUDI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementerian Kehutanan, Republik Indonesia
Kerjasama dengan
International Tropical Timber Organization (ITTO)
Bogor, 2011
ii
PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
ISBN: 978-602-99985-12-4
Laporan Teknis No 15, Desember 2011.
Oleh : Subarudi
Informasi ini merupakan bagian dari kegiatan. Program ITTO PD 519/08 Rev.1 (F):
Tropical Forest Conservation For Reducing Emissions From Deforestation And Forest
Degradation And Enhancing Carbon Stocks In Meru Betiri National Park, Indonesia.
Kerjasama Antara:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan (Center for
Climate Change and Policy Research and Development)
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Tel: +62-251-8633944
Fax: +62-251-8634924
Email: conservation_redd@yahoo.com
Website: http://ceserf-itto.puslitsosekhut.web.id
LATIN –Tthe Indonesian Tropical Institute
Jl. Sutera No. 1 Situgede, Bogor, Jawa Bara,t Indonesia
Tel: +62-251-8425522/8425523
Fax: +62-251-8626593
Email: latin@latin.or.id and aaliadi@latin.or.id
Website: www.latin.or.id
Taman Nasional Meru Betiri, Kementerian Kehutanan
Jalan Siriwijaya 53, Jember, Jawa Timur, Indonesia
Tel: +62-331-335535
Fax: +62-331-335535
Email: meru@telkom.net
Website: www.merubetiri.com
Copyright © 2011.
Diterbitkan Oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610
Tel/Fax: +62-251-8633944
Email: conservation_redd@yahoo.com
Web site: http://ceserf-itto.puslitsosekhut.web.id
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................. iii
DAFTAR TABEL............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... vi
I. PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................1
1.2 Informasi Singkat Pelatihan SD Petani.............................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................... 2
II. TUJUAN DAN TARGET PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER
DAYA PETANI........................................................................ 4
III. PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA
PETANI................................................................................. 7
3.1 Mata Ajaran Bina Suasana Pelatihan............................... 9
3.2 Mata Ajaran Kebijakan Pemda Dalam Pemberdayaan Masyarakat................................................................. 10
3.3 Mata Ajaran Inventarisasi Sumber Daya Petani............... 10
3.4 Mata Ajaran Pemetaaan Sederhana.............................. 12
3.5 Mata Ajaran Agroforestry.............................................. 13
VI. PELAKSANAAN PRAKTEK PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER
DAYA PETANI.......................................................................15
4.1 Praktek Pengukuran Batas Lahan Petani......................... 15
4.2 Praktek Inventarisasi Lahan Petani................................. 16
4.3 Praktek Pengukuran Nilai Karbon....................................16
4.4 Praktek Simulasi Pengaruh Tutupan Lahan Terhadap Tata
Air............................................................................... 17
V. EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN
INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI................................ 18
5.1 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan.............................................. 19
5.2 Evaluasi Kurikulum dan Silabus...................................... 19
5.3 Evaluasi Terhadap Widyaiswara..................................... 20
5.4 Evaluasi Pelaksanaan Praktek Air................................... 22
VI. TINDAK LANJUT PASKA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER
DAYA PETANI...................................................................... 24
VI. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 25
iv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Hal
1. Daftar nama dan pekerjaan utama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II………
5
2. Susunan acara pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II...................................
7
3. Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petan ......................................................
9
4. Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani ......................................................
19
5. Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap widyaiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani ......................................................
21
6. Saran peserta pelatihan bagi widyaiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani.....................
21
7. Hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II)
terhadap praktek pelatihan inventarisasi sumber daya petani .....................................................
22
v
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Hal
1. Peserta Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (kiri) dan Angkatan II (kanan)……………………
5
2. Acara pembukaan pelatihan inventarisasi SD petani Angkatan I dan II ………………………...……………………………
8
3. Permaianan dalam mata ajaran bina suasana.................. 9
4. Diskusi dalam menyelesaian tugas pemetaan hasil prakek
15
5. Pelaksanaan praktek inventarisasi sumber daya petani ...
15
6. Penjelasan dan simulasi dampak gas rumah kaca terhadap manusia ……………………………….……………………
16
7. Pengukuran diameter pohon kopi (a) dan pengukuran biomas tanaman bawah di petak contoh (b)………………
17
8. Praktek simulasi dampak penutupan lahan terhadap tata air..............................................................................
18
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Hal
1. Kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II........................................
28
2. Daftar peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II …………...……………...………………
36
3. Hasil evaluasi penilaian kinerja pengajar/pelatih pada Pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II ..........................................................................
38
4. Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap penyelenggaran pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II ..........................................................................
39
5. Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap kurikulum dan silabus Pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II .........................................................
40
6. Hasil evaluasi penilaian peserta terhadap pelaksanaan Praktek lapang pelatihan Inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II .....……………………………………….
41
1
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan di kawasan Taman Nasional (TN) dapat
disebabkan oleh berbagai faktor baik yang disebabkan oleh manusia
maupun oleh alam. Kerusakan kawasan TN oleh manusia misalnya
perambahan hutan, penebangan hutan (legal dan illegal), konversi
hutan untuk kepentingan lain (pemukiman, perkebunan, pertanian,
perikanan) dan kebakaran hutan. Sedang kerusakan hutan karena
alam bisa terjadi oleh bencana gunung meletus sehingga
menimbulkan api dan membakar hutan. Dari besarnya kerusakan
hutan ternyata dampak yang ditimbulkan oleh manusia lebih besar,
lebih cepat dan lebih tersebar dibandingkan kerusakan oleh faktor
alam.
Hutan merupakan faktor pemelihara lingkungan yang paling efektif
dibandingkan dengan pemanfaatan lahan yang lain seperti
perkebunan dan pertanian. Hutan alam hujan tropis secara spesifik
memiliki peran yang sangat besar dalam memelihara lingkungan, hal
ini karena tingginya kekayaan dan keanekaragaman jenis baik flora
maupun faunanya.
Bila dicermati, penyebab utama kerusakan kawasan TN khususnya TN
Meru Betiri (TNMB) oleh manusia bermula dari masalah sosial
ekonomi, politik dan kesadaran dan ketaatan hukum. Oleh karena itu,
kegiatan pencegahan dan pengurangan kerusakan dapat ditempuh
melalui perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan peningkatan
kesadaran serta ketataatan terhadap hukum tersebut, misalnya
melalui pendidikan dan penyuluhan lingkungan dan efisiensi
penggunaan sumber daya alam, dan peningkatan pendapatan
masyarakat.
Optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani merupakan salah satu
kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan lahan yang
2
optimal dan menguntungkan sebagai cara terbaik dalam membangun
lingkungan yang sehat dan sekaligus memberi keuntungan yang layak
dan berkesinambungan dari aspek ekonomii. Oleh karena itu
pelatihan teknik inventarisasi sumber daya milik petani sangatlah
penting untuk dilaksanakan sebagai langkah awal pemberdayaan
masyarakat berbasis pemanfaatan lahan yang optimal.
2. Informasi Singkat Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya
Petani
Pelatihan ini dilakukan untuk membantu petani agar sebagai manajer
di lahannya sendiri dapat mengetahui secara pasti dan benar asset
yang dimilikinya, yaitu lahan beserta isinya. Jika petani mengetahui
asset yang dimilikinya akan memudahkan petani untuk
merencanakan, mengatur dan melaksanakan usaha taninya secara
professional dan menguntungkan.
Jumlah peserta pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani yang
telah dilatih berjumlah sekitar 38 orang dari 2 Angkatan yang
umumnya berasal dari para petani dan penyuluh yang berada di
desa-desa sekitar Taman Nasional Meru Betiri (Kabupaten Jember
dan Banyuwangi, Jawa Timur).
Lokasi pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani untuk
Angkatan I dilakukan di Desa Curah Nongko, Kecamatan Temporejo,
Kabupaten Jember dan Angkatan II dilakukan di Hotel Raung,
Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi dengan pembiayaan
berasal dari proyek ITTO PD 519/08 Rev. 1 (F).
3. Maksud dan Tujuan
Sebagai upaya tindak lanjut dari studi diagnostik di Taman Nasional
Meru Betiri (TNMB), ITTO berencana akan melaksanakan pelatihan
inventarisasi sumber daya petani untuk meningkatkan pengetahuan
3
dan keterampilan petani-petani di sekitar TNMB terkait dengan
perhitungan nilai ekonomi dan peningkatan produktivitas lahan yang
dimilikinya.
Maksud pembuatan tulisan ini merupakan laporan
pertanggungjawabab penulis sebagai konsultan pelaksanaan
pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang diselenggarakan oleh
panitia yang berasal TNMB. Tujuan penulisan laporan ini adalah
untuk: (i) memberikan informasi tentang tujuan dan target peserta
pelatihan, (ii) melaporkan pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber
daya petani, (iii) menjelaskan praktek lapangan pada pelatihan
inventarisasi sumber daya petani, (iv) mengevaluasi pelaksanaan
pelatihan inventarisasi sumber daya petani, dan (v) penyusunan
rencana tindak lanjut hasil pelatihan inventarisasi sumber daya
petani.
II. TUJUAN DAN TARGET PELATIHAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA PETANI
Tujuan dari pelatihan inventarisasi sumber daya petani adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan petani di bidang
inventarisasi sumber daya lahan yang dimilikinya secara langsung di
lapangan atau “on the job training” yang ditindak lanjuti dengan
pembimbingan pelaksanaannya di lapangan.
Pelatihan inventarisasi sumber daya petani ini dilaksanakan secara
dominan di lapangan daripada di kelas sebagaimana biasanya
pelaksanaan suatu pelatihan. Hal ini dilakukan karena untuk (i)
membuka kesempatan peserta belajar dan bertanya yang lebih
banyak, (ii) menerapkan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning
by doing), (iii) menghemat biaya sewa ruangan, dan (iv)
meningkatkan efektivitas hasil pelatihan.
Target yang menjadi peserta pelatihan inventarisasi sumber daya
petani adalah kelompok-kelompok tani yang berada di dua kabupaten
4
(Jember dan Banyuwangi) yang masuk wilayah TNMB dengan
harapan setelah pelatihan kelompok-kelompok tani tersebut dapat
termotivasi dan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang diterimanya saat pelatihan dilaksanakan.
Target peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani yang
tercantum dalam Project Document ITTO adalah sekitar 20 orang dan
ternyata target peserta pelatihan telah terlampaui hampir 2 kali lipat
dari target semula, yaitu sekitar 38 orang dari desa-desa sekitar
TNMB yang berada di Kabupaten Jember (Angkatan I) dan
Banyuwangi (Angkatan II) (Gambar 1).
Gambar 1. Peserta Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (kiri) dan Angkatan II (kanan)
Daftar nama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani
Angkatan I dan Angkatan II dapat dilihat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Daftar nama dan pekerjaan utama peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II
No. Angkatan I (Jember) Angkatan II (Banyuwangi)
Nama Peserta Pekerjaan Utama
Nama Peserta Pekerjaan Utama
1. Slamet Tani Jito Tani
2. Tamin Sutarjo Tani Ponidi Tani
3. Mistar Tani Moh Ali Maksum
Petani
4. Ponijan Tani Sudarnoto Penyuluh
5. Kukuh Widodo Tani Fakhruddin Penyuluh
6. P. Buadi Tani Sugiyanto Wiraswasta
7. Suparman Tani Jundi Wijoyo
Wiraswasta
8. Paikun Tani Ali Maksum Tani
9. Soirin Tani Sukiman
Dagang
10. Supendi Tani Suprapto
Pekebun
11. Haryono, SP Penyuluh Iskak Suprawoko
Pekebun
12. Suparto Tani Aris Wahyudi Guru
13. Deni A. Sugianto
Tani Supriyono Pekebun
14. Sukarman Tani Paidi Tani
15. Sumadi Tani Abdul Hamid Perhutani
16. Parman Tani Yoyok Windri Perhutani
17. P. Hamid Tani Priyadi Usian Petani
18. Wahyu C. Kirana
Staf TNMB H. Suyono, SP Petani
19. Ika Puspitasari Staf TNMB Dwi Waluyo Wiraswasta
6
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata peserta pelatihan pelatihan
inventarisasi sumber daya petani adalah petani, penyuluh dan
karyawan TNMB dan Pehutani. Peserta pelatihan Angkatan II ada
yang berprofesi utamanya sebagai pedagang, namun dalam
pekerjaan sampingannya adalah sebagai petani di ladang miliknya.
Untuk Lebih jelasnya biodata masing-masing peserta pelatihan
inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan II terkait dengan
nama, luas tanah yang dimiliki, pekerjaan utama dan sampingan, asal
peserta dan tanaman yang dibudidayakan dapat dilihat pada
Lampiran 2.
III. PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
Pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I
dan II dilaksanakan selama 3 hari dengan 1 hari di kelas dan 2 hari
langsung praktek di lapangan dari mulai menentukan lokasi lahan
yang akan diinventarisasi, memetakan, dan menghitung nilai ekonomi
dan nilai kandungan karbonnya. Pelatihan Angkatan I dilaksanakan di
Desa Curah Nongko, Kecamatan Tempurejo, Jember dari tanggal 26-
28 Juli 2011 sedangkan Angkatan II dilaksanakan di Hotel Raung,
Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi dari tanggal 29 September – 1
Oktober 2011. Untuk lebih jelasnya acara pelaksanaan pelatihan
inventarisasi sumber daya petani Angkatan II dapat dilihat pada
Tabel 2.
7
Tabel 2. Susunan acara pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II
No. Hari/Waktu
Pelatihan Kegiatan Pelatihan Penanggung Jawab
I. Hari Pertama, 29 September 2011
1. 08.00 - 09.00 Pembukaan Pelatihan - Sambutan, sekaligus pembukaan pelatihan - Pembacaan Doa
Panitia (Protokol : Dewi) Kepala Balai TNMB Dody
2. 09.00 -10.00 Bina Suasana Pelatihan (Perkenalan dan keakraban Peserta
Pelatihan)
Panitia (Dody, Deny, Kader konservasi)
3. 10.15 -10.30 Coffee Break Panitia
3. 10.30 -12.30 Kebijakan Pemda dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat di sekitar TNMB
Bapeda Kab. Banyuwangi
4. 12.30 -13.30 ISHOMA Panitia
5. 13.30 -15.15 Teknik Inventarisasi Sumber Daya Milik Petani
Ir. Subarudi, M.WoodSc
6. 15.15 -15.30 Coffee Break Panitia
7. 15.30 - 17.00 Pengenalan Peta dan Pemetaan Sederhana
Nugroho
II. Hari Kedua, 30 September 2011
1. 08.00-09.30 Praktek Pemetaan Sederhana Hasil
Inventarisasi Sumber Daya
Nugroho dan Panitia
2. 09.30-10.15 Praktek Pemetaan Sederhana Hasil Inventarisasi Sumber Daya
Nugroho dan Panitia
3. 10.15-10.30 Coffee Break Panitia
4. 10.30-12.30 Praktek Teknik Inventarisasi Sumber Daya Petani
Ir. Subarudi, M.WoodSc dan Panitia
5. 12.30-13.30 ISHOMA Panitia
6. 13.30-15.15 Praktek Teknik Inventarisasi Sumber Daya Petani
Ir. Subarudi, M.WoodSc dan Panitia
7. 15.15-15.30 Coffee Break
8. 15.30-17.00 Pembahasan hasil praktek Ir. Subarudi, M.WoodSc, Nugroho dan Panitia
III. Hari Ketiga, 01 Oktober 2011
1. 08.00-11.00 Praktek Fungsi Agroforestry dalam Menyimpan Air dan Menjaga Cadangan Karbon
Kurniatun hairiah, dkk
2. 11.00-11.15 Coffee Break Panitia
3. 11.15-12.30 Praktek Fungsi Agroforestry dalam Menyimpan Air dan Menjaga Cadangan Karbon
Kurniatun hairiah, dkk
4. 12.30-13.30 Istirahat, Sholat, danMakan Siang Panitia
5. 13.00-16.30 Presentasi dan Diskusi : - PeranAgroforestridalam menyimpan
air dan
Kurniatun hairiah, dkk
8
mempertahankancadangankarbon - Caramenaksircadangankarbon - Evaluasipotensinilaiekonomi
agroforestry - Analisis Usaha Tani
6. 16.30-17.00 Penutupan Pelatihan Kepala Balai TNMB
7. 17.00 - Ramah tamah Panitia
Pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan I dan Angkatan
II dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Taman Nasional setelah
mendengarkan sambutan dari Camat setempat dimana pelatihan
berlangsung (Gambar 2).
Gambar 2. Acara pembukaan pelatihan inventarisasi SD petani Angkatan I dan II
Untuk memudahkan penerimaan petani terhadap materi pelatihan
yang diberikan, maka materi-materi yang ada diringkas dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka.
Handout pelatihan lebih banyak berupa gambar-gambar dan skema-
skema yang menunjukkan alur pelaksanaan kegiatan inventarisasi
sumber daya petani..
9
3.1. Penjelesan Mata Ajaran Bina Suasana Pelatihan
Mata ajaran Bina Suasana Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan
peserta pelatihan dapat lebih mengenal antar sesama peserta yang
lokasi dan asal peseta berbeda-beda. Dalam mata ajaran ini dilakukan
permaian-permaian yang pada dasarnya untuk membangun
komunikasi dan kekompakan diantara peserta sehingga mereka dapat
melaksanakan pelatihan dengan perasaan tenang dan senang
(Gambar 3.)
Gambar 3. Permainan dalam mata ajaran bina suasana
Disamping itu juga, mata ajaran ini melatih daya ingat para peserta
dengan mengadkan test singkat kepada peserta untuk dapat
mengingat-ingat kembali temannya yang sudah diperkenalkan
sebelumnya.
Prinsipnya mata ajaran ini mencoba mencairkan suasana pelatihan
untuk lebih relaks dan santai sehingga peserta siap untuk menerima
10
pelajaran yang akan diberikan widyaiswara dengan perasaan senang,
santai dan serius.
3.2. Penjelasan Mata Ajaran Kebijakan Pemda Dalam Mendukung
Pemberdayaan Masyarakat
Mata ajaran kebijakan Pemda dalam mendukung pemnerdayaan
masyarakat diberikan dalam upaya peserta pelatihan dapat
mengetahui dan memahami kebijakan pemerintah daerahnya
terutama dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
Mata ajaran ini biasanya dilaksanakan oleh Pimpinan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jember
dan Bappeda Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan ini dilakukan karena
Bappeda sebagai unit perencanaan daerah mengetahui betul jenis
dan bentuk program-program yang dirancang dan dilaksanakan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
3.3. Penjelasan Mata Ajaran Inventarisasi Sumber Daya Petani
Mata ajaran inventarisasi sumber daya petani mengajarkan petani
sebagai manajer harus mengetahui asset miliknya yang akan dikelola
sebagaimana sebuah usaha. Sumber daya petani disini adalah lahan
milik atau sewa yang dikelola oleh petani. Sebagai contoh,
masyarakat yang hidup di sekitar Taman Nasioanal Meru Betiri
diberikan lahan kelola oleh Balai Taman Nasioanal Meru Betiri di zona
rehabilitasi yang telah “rusak” akibat penebangan liar di era
reformasi.
Mata ajaran ini mencoba membantu petani untuk menginventarisasi
semua tanaman (pohon, perdu, tanaman obat-obatan) yang ada di
lahan miliknya dengan mencatat terkait dengan data jumlah dan jenis
tanaman, diameter batang pohon berkayu, dan tanaman obat-
obatan. Inventarisasi ini dilakukan dengan cara sensus (sampling
11
100%) mengingat rata-rata luas lahan yang dimiliki seorang petani di
Pulau Jawa sekitar 0,25-0,30 ha.
Setelah diperoleh data terkait dengan jumlah dan jenis tanaman hasil
inventarisasi, kemudian dilakukan diskusi terkait dengan jumlah dan
bentuk produk yang dihasilkan oleh tanaman hasil inventarisasi.
Informasi yang diperlukan. misalnya pohon Durian (Durio zibethinus),
adalah: (i) umur berapa pohon durian mulai berbuah?, (ii) berapa kali
panen buah durian dalam satu tahun?, (iii) berapa jumlah buah
durian dalam satu batang pohon durian?, (iv) berapa harga jual rata-
rata buah durian yang dipanen?, (v) bagaimana cara menjual buah
durian tersebut?
Berdasarkan informasi yang diperoleh terkait dengan produktivitas
setiap tanaman yang ada di lahan petani, maka petani akan dapat
menghitung berapa nilai ekonomi lahan miliknya yang ditanami
berbagai jenis tanaman. Dengan perkataan lain petani telah berhasil
menghitung pendapatan yang diperolehnya setiap tahun.
Setelah mengetahui pendapatannya setiap tahun, petani diminta juga
untuk menghitung berapa besar pengeluaran mereka setiap bulan
agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sekeluarga (dari mulai
kebutuhan makan dan minum serta rokok, uang sekolah dan
transportasi, biaya pembayaran listrik dan pulsa handpone, dan lain-
lain.
Hasil perhitungan antara pendapatan dan pengeluaran mereka dalam
setahun, ternyata petani ada yang mengalami defisit pendapatan
sehingga petani diminta untuk mendiskusikan langkah-langkah apa
yang harus dlakukan apabila mereka mengalami defisit pendapatan
(besar pasak daripada tiang). Langkah-langkah yang dilakukan petani
untuk meespon defisit pendapatan adalah sebagai berikut:
1. Memilih jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan sesuai
dengan tempat tumbuh dan mudah memasarkan hasil
produknya.
12
2. Mengoptimalkan lahan-lahan yang kosong dengan jenis
tanaman yang produktif dan punya nilai ekonomi tinggi
3. Mengganti tanaman yang kurang produktif dengan jenis
tanaman yang produktif dan punya nilai ekonomi tinggi
4. Mengurangi biaya-biaya yang terlalu tinggi dan merasionalkan
pengeluaran yang ada
5. Melakukan proses paska panen untuk lebih meningkatkan nilai
tambah produk yang dihasilkan dari lahan miliknya
6. Mencari peluang-peluang pasar yang mau membeli produk
yang dihasilkannya dengan harga tinggi.
3.4. Penjelasan Mata Ajaran Pemetaan Sederhana
Mata ajaran pemetaan sederhana memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada para peserta terkait dengan apa itu peta, manfaat peta,
unsure-unsur dalam sebuah peta (arah U-S, skala, dan legenda).
Mata ajaran ini juga memberikan petani sebuah pengalaman
membuat peta sederhana dari lahan milikinya berikut dengan segala
isinya dari hasil sensus di lapangan. Pembuatan peta dilakukan oleh
perseorangan dan kelompok agar terjadi pertukaran informasi
sesame anggota kelompok praktek.
Hasil pengukuran lahan di lapangan dengan meteran (jarak lapang)
dan kompas (arah dan azimuth) dicoba untuk dibuatkan peta
sederhananya dengan skala 1 : 2000 artinya satu sentimeter (cm) di
peta mencerminkan 2000 cm atau 2 meter jarak di lapangan.
Peta kondisi lahan yang digabarkan dalam kerta millimeter blok,
kemudian dihitung luasannya dengan menggunakan kotak-kotak
millimeter. Perhitungan luas tersebut kemudian dibandingkan dengan
metode pengukuran panjang sisi lahan yang menggunakan penggaris
dan benang. Hasil pengukuran penjumlahan panjang setiap sisi nya
kemudian dibagi dengan 4 untuk menghitung luas dengan asumsi
lahan tersebut berbentuk 4 persegi panjang (kubus). Hasilnya
13
perhitungan luasnya lebih akurat dengan menggunakan millimeter
blok daripada dengan mistar dan benang.
3.5. Penjelasan Mata Ajaran Agroforestry
Agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan yang
mengkombinasikan tanaman keras (pohon-pohonan, perdu, paku-
pakuan, bambu, dan sebagainya) dengan tanaman pertanian dan
atau hewan dalam suatu bentuk pengaturan ruang dan didalamnya
terdapat interaksi ekologi dan ekonomi antara berbagai komponen
yang bersangkutan.
Lahan yang dikelola secara agroforestri akan menghasilkan produk
pertanian/perkebunan yang membutuhkan waktu panen pendek dan
produk kehutanan dengan jangka waktu panen yang lebih panjang.
Mata ajaran agoforestri memberikan pengetahuan kepada peserta
pelatihan terkait dengan pengukuran pohon hidup dan mati (lingkar
batang pada dbh) serta semua tanaman bawah yang memiiki nilai
karbon.
Hasil pengukuran di lapangan kemudian dihitung niai kandungan
karbonnya dengan menggunakan Table perhitungan berat jenis (BJ)
tanaman untuk setiap jenis tanaman untuk mendapat berat biomasa.
Berat biomassa tanaman kemudian dikalikan dengan jumlah karbon
yang ada di dalam tanaman tersebut sehingga dipeoleh nilai karbon
untuk satu jenis tanaman.
Mata ajaran agroforestri juga memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada peserta tentang dampak pembukaan dan penutupan lahan
terhadap tata air (penyerapan air, pelimpasan air, erosi dan
sedimentasi). Hal ini untuk lebih menggugah dan menyakinkan petani
kenapa lahan-lahan kosong harus ditanami tanaman dengan berbagai
lapisan/strata tajuk yang berbeda-beda.
14
IV. PELAKSANAAN PRAKTEK PADA PELATIHAN
INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
Pelaksanaan praktek pelatihan inventarisasi sumber data petani
dilakukan dalam tiga tahapan utama, diantaranya: (i) praktek
pengukuran batas lahan petani, (ii) praktek inventarisasi jumlah dan
jenis tanaman yang ada di dalam lahan petani, (iii) praketk
pengukuran nilai kandungan karbon di alam lahan petani, dan (iv)
praktek simulasi pengaruh tutupan lahan terhadap tata air lahan
disekitarnya.
4.1. Praktek Pengukuran Batas Lahan Petani
Dalam prakteknya peserta pelatihan dibagi dalam tiga kelompok
praktek, masing-masing regu terdiri dari 6-7 orang. Setiap kelompok
diberikan tugas untuk mengukur batas lahan yang sudah ditetapkan
dengan menggunakan meteran (jarak lapang) dan kompas (arah dan
azimuth jalur).
Ketua regu membagi tugas merata diantara anggotanya sehingga ada
tugasnya mencatat hasil pengukuran jarak lapang, ada yang bertugas
membentangkan meteran, ada yang bertugas membidik arah jalur
dengan alat kompas. Data hasil pengukuran di lapangan akan diolah
secara kelompok di luar ruangan kelas setelah kegiatan praktek
inventarisasi selesai (Gambar 3).
15
Gambar 4. Diskusi dalam menyelesaian tugas pemetaan hasil praktek
4.2. Praktek Inventarisasi Jumlah dan Jenis Tanaman di Lahan Petani
Seperti halnya praktek pengukuran batas lahan, praktek inventarisasi
dilakukan dengan menggunakan daftar kelompok yang sama hanya
tugasnya yang berbeda yaitu menginventarisis jenis dan diameter
pohon serta letak pohon tersbut dalam garis tengah jalur
pengamatan.
Anggota regu yang tugasnya mendata mencatat semua hasil
pengukuran anggota regu lainnya terkait dengan semua jenis dan
diameter batang serta jumlah tanaman yang berada pada semua jalur
yang telah ditetapkan oleh instruktur untuk diukur (Gambar 5).
Gambar 5. Pelaksanaan praktek inventarisasi sumber daya petani
16
4.3. Praktek Pengukuran Nilai Kandungan Karbon
Seperti halnya praktek pengukuran batas lahan, praktek pengukuran
kandungan karbon dilakukan bersamaan dengan praktek simulasi
pengaruh tutupan lahan (agroforestri) terhadap tata air sehingga
peserta pelathan dibagi dalam 2 kelompok. Sebelum dimulai praktek
peserta diberi pengarahan dan simulasi tentang dampak rumah kaca
terhadap kehidupan manusia (Gambar 6). Pada awalnya satu
kelompok melakukan pengukuran kandungan karbon dan setelah itu
kelompok yang sama bepindah ke lokasi praktek simulasi.
Gambar 6. Penjelasan dan simulasi dampak gas rumah kaca terhadap manusia
Praktek pengukuran karbon hampir sama dengan praktek
inventarisasi, dimana peserta diharuskan membuat petak contoh
dengan ukuran panjang 20 meter dan lebar 5 meter. Kemudian petak
dibagi menjadi dua dengan ukuran 20 m x 2,5 m untuk mempercepat
proses inventarisasi dan pengukuran pohon-pohon yang berada di
dalam petak contoh (Gambar 7 a).
Petak contoh tanaman bawah dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
sebanyak 8 buah dengan posisi tersebar dengan jarak tiap petak 12,5
meter secara sistematik. Kemudian tanaman bawah yang masuk ke
17
dalam plot dimasukkan kantong plastic untuk selanjutnya ditimbang
beratnya (Gambar 7 b).
Gambar 7. Pengukuran diameter pohon kopi (a) dan pengukuran biomas tanaman
bawah di petak contoh (b)
4.4. Praktek Simulasi Pengaruh Tutupan Lahan Terhadap Tata Air
Praktek simulasi pengaruh tutupan lahan terhadap tata air, dilakukan
dengan membuat simulasi di lokasi tertentu yang terbuka dan
diberikan air melalui gembor untuk melihat fenomena yang terjadi
setelah air dalam gembor habis. Kemudian peserta diminta menjawab
pertanyaan oleh instruktur yang membimbing praktek. Mengapa
begini dan mengapa begitu menjadi ajang diskusi yang menarik
diantara peserta praktek.
Lokasi simulasi dipindahkan ke lokasi tertentu yang telah dirancang
tertutup serasah dan dedaunan. Kemudian lokasi tersebut diberikan
air melalui gembor untuk melihat fenomena yang terjadi setelah air
dalam gembor habis. Kemudian peserta diminta membandingkan
jumlah dan kualitas air yang dihasilkannya dengan lokasi simulasi
yang terbuka (Gambar 8).
18
Gambar 8. Praktek simulasi dampak penutupan lahan terhadap tata air
V. EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN
INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
Dalam pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani, ada 3
evaluasi yang dilakukan mencakup: (i) evaluasi pelaksanaan
pelatihan, (ii) evaluasi kurikulum dan silabus, (iii) evaluasi terhadap
widyaswara yang mengajar dan melatih petani, dan (iv) evaluasi
terhadap pelaksanaan praktek.
5.1. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
Secara umum pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya
petani dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan
hasil penilaian rata-rata peserta (Angkatan I dan II) terhadap
pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan dapat dilihat pada Table 3.
19
Tabel 3. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. Indikator
Pilihan Peserta (%)
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
1 Penyambutan kedatangan peserta 20 57 20 3
2 Pemberian alat tulis pelatihan 16 48 33 3
3 Pelayanan akomodasi 14 30 41 15
4 Pelayanan konsumsi 6 39 50 6
5 Pemberian bahan-bahan pelatihan 16 26 59 12
6 Pelayanan transportasi selama 9 21 60 10
7. Pemberian biaya bantuan transportasi 32 37 31
5.2. Evaluasi Kurikulum dan Silabus
Hasil evaluasi terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi
sumber daya petani yang dilakukan oleh para peserta pelatihan baik
peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2.
Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap kurikulum
dan silabus pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap kurikulum dan silabus pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. Indikator
Pilihan Peserta (%)
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
1. Jumlah mata pelajaran yang ada 3 36 52 9
2. Komposisi mata pelajaran 9 29 51 12
3. Tingkat pemahaman peserta atas
mata pelajaran
3 30 64 3
4. Manfaat praktik dari mata
pelajaran
22 46 32
5. Kelengkapan metode dan bahan 9 32 48 11
20
ajar
6. Keterkaitan antara bahan
pelajaran dan mata pelajaran
11 28 59 3
7. Lama pelatihan 3 hari 10 36 32 22
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata kurikulum dan silabus
pelatihan inventarisasi sumber daya petani terutama untuk jumlah
mata ajaran dan komposisi mata ajaran, manfaat praktek dari mata
ajaran dan keterkaitan antara bahan pelajaran dan mata ajaran dinilai
Amat Baik (11-22%), Baik (28-46%), Cukup (32-64%) dan kurang
(3-12%) oleh peserta pelatihan Angkatan I dan II. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kurikulum dan silabus yang dirancang untuk
pelatihan inventarisasi sumber daya petani sudah sesuai jenis dan
komposisi mata pelajarannya.
5.3. Evaluasi Terhadap Widyaiswara
Evaluasi widyaisawara dilakukan dengan memberikan formulir yang
harus diisi peserta pelatihan setelah widyaiswara yang bersangkutan
telah menyelesaikan pelajarannya. Hal ini dilakukan agar peserta
masih mengingat benar terkait dengan penampilan dan kinerja
widyaiswara tersebut di dalam kelas.
Hasil evaluasi widyaiswara yang dilakukan oleh para peserta pelatihan
baik peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran
2. Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap
pengajar tetap dapat dilihat pada Tabel 5.
21
Tabel 5. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap widyiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. Materi yang Dinilai Nama Pengajar/Pelatih
oleh Peserta Sbr Nug Nyo Kurni Widi
1. Penguasaan materi 85.8 86.7 69.0 92.3 90.6
2. Ketepatan waktu 89.0 86.3 78.3 92.8 91.2
3. Sistematika penyajian 86.8 85.0 69.8 92.3 89.7
4. Penggunaan metode 86.5 86.3 71.5 92.6 90.8
5. Daya simpati, dan gaya 86.7 87.6 69.8 92.6 89.9
6. Penggunaan bahasa 88.9 85.4 80.5 91.9 90.6
7. Pemberian motivasi 87.0 85.3 64.8 91.6 88.3
8. Pencapaian TIK 84.5 85.7 66.3 92.2 88.2
9. Kesempatan tanya-jawab 86.8 87.1 78.3 91.6 88.8
10. Kepercayaan diri 91.6 87.8 80.3 93.4 89.5
11. Penguasaan materi 85.8 86.7 69.0 92.3 90.6
Tabel 5 menunjukkan bahwa semua widyaiswara yang mengjar teori
dan pratek dinilai oleh semua peserta pelatihan Angkatan I dan II
cukup mampu dan professional dengan nilai rata-rata diatas 85,
kecuali widyaiswara dari Pemda Kabupaten dengan nilai terendah 64
dan tertinggi 80.
Adapun saran dan masukan yang diberikan untuk masing-masing
widyaiswara yag mengajar di pelatihan inventarisasi sumber daya
petani Angkatan II sebagaimana tercantum dalam Tabel 6.
Tabel 6. Saran peserta pelatihan bagi widyaiswara yang mengajar
pelatihan inventarisasi sumber daya petani Angkatan II
No. Saran dari Peserta SBR Nyo Nug Widi Kurni
1. Jangan terlalu serius dalam penyampaian
materi
√
2. Penggunaan alat bantu terlalu cepat √
3. Kurang memberi kesempatan tanya-jawab √ √
4. Materi tidak disiapkan terlebih dahulu √ √
22
5. Penampilan dan sikap instruktur kurang √
6. Lebih banyak praktek √ √
7. Jawaban kurang pas dan tegas √ √
8. Metode pengajaran kurang tepat √ √
9. Menggunakan bahasa yang kurang dipahami √ √ √ √
10. Kurang menggunakan bahasa tubuh √
11. Kepercayaan diri masih kurang √
12. Teori kurang sesuai dengan kondisi lokal √
13. Kurang waktu pengajaran √ √
5.4. Evaluasi Pelaksanaan Praktek
Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan praktek pelatihan inventarisasi
sumber daya petani yang dilakukan oleh para peserta pelatihan baik
peserta pelatihan Angkatan I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2.
Namun demikian hasil peniaian rata-rata peserta terhadap
pelaksanaan praktek pelatihan tetap dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 menunjukkan bahwa pelaksanaan praktek pelatihan
inventarisasi sumber daya petani dinilai sedang (12-33%), cukup (65-
80%), dan terlalu pendek (3-15%). Jadi dapat disimpulkan bawa
pembagian jumlah jam teori dan praktek sudah cukup sesuai dan
tepat.
Tabel 7. Hasil penilaian rata-rata perserta (Angkatan I dan II) terhadap widyiswara dalam pelatihan inventarisasi sumber daya petani
No. Pertanyaan
Pilihan Peserta
Terlalu
Lama
Sedang Cukup Terlalu
Pendek
1 Pemilihan waktu praktek 33 67
2 Lama sesi praktek 3 17 65 15
3 Arahan dana transfer infromasi di
dalam praktek lapangan
3 12 70 15
4 Program sesi praktek lapangan 3 16 78 3
5 Pelaksanaan kegiatan praktek 3 14 80 3
6 Pemilihan obyek praktek 20 68 12
23
VI. TINDAK LANJUT PASKA PELAKSANAAN PELATIHAN
INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
Mengingat pelatihan inventarisasi sumber daya petani dilakukan
dengan waktu yang terbatas (3 hari), maka Balai Taman Nasional
Mru Betiri atau Proyek ITTO PD 518/08 Rev. 1 (F) harus melakukan
tindak lanjut paska pelatihan untuk melihat sejauh mana ilmu dan
teknologi yang diterima petani diterapkan.
Proyek ITTO perlu melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan
program pemberdayaan petani di lokasi kelompok-kelompok tani
yang sudah dilatih dengan memberikan bibit tanaman yang diminta
petani tetapi dengan syarat bibit akan diberikan kepada petani yang
sudah melakukan inventarisasi lahan miliknya.
Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat
lebih terarah jika dilakukan dengan pendekatan optimalisasi lahan
milik petani sehingga bibit yang diminta petani memang sesuai
dengan kebutuhannya setelah mereka melakukan inventarisasi semua
tanaman yang ada di lahannya.
Perlu digarisbawahi disini, bahwa jika bibit tanaman yang diminta
oleh petani kemungkinan besar bibit tersebut akan ditanam, hal ini
berbeda jika petani diberikan bibit (walaupun kualitas bibit unggul)
tetapi bukan yang dibutuhkannya, maka pasti bibit tersebut tidak
akan ditanam di lahan miliknya.
Disamping itu Balai TN Meru Betiri juga dirasakan perlu membina
petani yang hidup di sekitar TN dengan pemberian bimbingan teknis
secara terus menerus agar mereka berhasil melaksanaan optimalisasi
di lahan miliknya. Pembimbing teknis tidak harus karyawan dari TN,
tetapi dapat juga dipilih dari petani-petani yang memang sudah
terbukti sukses hidupnya dari proses pengolahan lahanya. Dalam hal
ini pihak pengelola TN hanya bertindak sebagai fasilitator dengan
24
menggunakan petani-petani terampl yang ada di sekitar TN Meru
Betiri.
Balai TN Meru Betiri dan proyek ITTO dapat juga membantu petani-
petani untuk membuat proposal kegiatan yang dibutuhkan kelompok-
kelompok tani di wilayah kerjanya ke Satuan Kerja Pemerintah daerah
(SKPD) yang terkait. Sebagai contoh Pemda Banyuwangi akan
memberikan sapi kepada masyarakat sebanyak 6000 sapi. Peluang ini
harus ditangkap dan direalisasikan oleh petani atau kelompok tani
dengan dibantu oleh TN Meru Betiri mencarikan bibit rumput gajah
yang unggul sehingga saat program pemberian sapi muncul,
kelompok tani sudah siap dengan penyediaan pakan bagi sapi
bantuan dari pemda.
Balai TN Meru Betiri dan proyek ITTO dapat juga membantu petani-
petani untuk menjadi kelompok tani yang mandiri dan jika memang
diperlukan dapat diberi bimbingan untuk pembentukan koperasi di
wilayah kelompok-kelompok tani yang memang sudah mapan dan
mandiri.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Pelatihan inventarisasi sumber daya petani telah dilaksanakan melalui
2 Angkatan, yaitu Angkatan I dilaksanakan di Curahnongko, Jember
dari tanggal 28-30 Agustus 2011 dan Angkatan II dilaksanakan di
kalibaru, banyuwangi dari tanggal 29 September – 1 Oktober 2011.
Jumlah total peserta pelatihan inventarisasi sumber daya petani
sebanyak 40 orang yang terdiri dari Angkatan I sebaanyak 20 orang
dan Angkatan II sebanyak 20 orang.
25
Kedua pelaksanaan pelatihan inventarisasi sumber daya petani di
kabupaten Jember dan Banyuwangi berjalan baik dan lancer dengan
tingkat partisipasi peserta yang tinggi dalam Tanya jawab dan
berdiskusi. Hasil verifikasi peserta pelatihan terhadap pelaksanaan
pelatihan juga menilai cukup baik.
Hasil penilaian peserta Angkatan I terhadap kurikulum dan silabus
pelatihan inventarisasi sumber daya petani cukup baik, sehingga
kurikulum dan silabusnya tidak dirubah dan memang hasil penilaian
peserta Angkatan II mirip dengan penilaian peserta Angkatan I.
Hasil penilaian peserta pelatihan terhadap widyaiswara yang
mengajar cukup baik, namun ada juga saran-saran yang diberikan
oleh peserta yang sebaiknya diperhatikan jika ingin melaksanakan
pelatihan sejenis di tempat lainnya.
7.2. Saran
Balai TN Meru Betiri dan Proyek ITTO perlu menindak lanjuti paska
pelatihan dengan program-program pemberdayaan masyarakat yang
berbasis optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani.
Dinas-Dinas Kehutanan sekitar TN Meru Betiri perlu bekerjasama
dengan TN Meru Betiri dalam rangka peningkatan kesadaran
masyarakat akan fungsi hutan dan ekosistem pendukungnya.
Pemda dan Balai TN Meru Betiri harus saling bahu membahu untuk
melaksanakan pemberdayaan masyarakat sekitar TN dengan
pemebrian bimbingan teknis dan pendirian koperasi di wilayah-
wilayah dengan kelompok tani yang sudah mapan dan mandiri.
26
Lampiran 1.
KURIKULUM DAN SILABUS PELATIHAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA PETANI
1. Latar Belakang :
Kerusakan lingkungan di kawasan Taman Nasional (TN) dapat
disebabkan oleh berbagai faktor baik yang disebabkan manusia
maupun oleh alam. Kerusakan kawasan TN oleh manusia misalnya
perambahan hutan, penebangan hutan (legal dan illegal), konversi
hutan untuk kepentingan lain (pemukiman, perkebunan, pertanian,
perikanan) dan kebakaran hutan. Sedang kerusakan hutan karena
alam bisa terjadi oleh bencana gunung meletus sehingga
menimbulkan api dan membakar hutan. Dari besarnya kerusakan
hutan ternyata yang ditimbulkan oleh manusia lebih besar, lebih
cepat dan lebih tersebar.
Hutan merupakan faktor pemelihara lingkungan yang paling efektif
dibanding yang lain seperti perkebunan dan pertanian. Hutan alam
hujan tropis secara spesifik sangat besar peranannya dalam
memelihara lingkungan, hal ini karena tingginya kekayaan jenis baik
flora maupun faunanya.
Bila dicermati, penyebab utama kerusakan kawasan TN oleh manusia
bermula dari masalah sosial ekonomi, politik dan kesadaran dan
ketaatan hukum. Oleh karena itu pencegahan dan pengurangan
kerusakan dapat ditempuh dengan perbaikan kondisi sosial ekonomi
masyarakat dan peningkatan kesadaran serta ketataatan terhadap
hukum tersebut, misalnya melalui pendidikan lingkungan dan
efisiensi penggunaan sumber daya alam dan peningkatan pendapatan
masyarakat.
Optimalisasi pemanfaatan lahan milik petani merupakan salah satu
penggunaan lahan yang penting dan bermanfaat sebagai cara yang
27
baik dalam membangun lingkungan dan sekaligus memberi
keuntungan yang layak dari aspek ekonomi secara lestari. Oleh
karena itu pelatihan teknik inventarisasi sumber daya milik petani
sangatlah penting untuk dilaksanakan.
2. Tujuan Pelatihan
Setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta dapat:
Menerapkan teknik inventarisasi lahan milik petani untuk penanaman
pohon dan tanaman semusim di lahannya masing-masing.
3. Sasaran Pelatihan
- Menjelaskan tentang pentingnya inventarisasi sumber daya
yang berada di lahan milik petani.
- Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang tumbuh
di lahan petani yang memungkinkan diterapkan dilahannya.
- Melakukan pemilihan jenis pohon dan tanaman semusim yang
cocok diterapkan dilahannya sebagai tanaman pengayaan.
- Menerapkan teknik perhitungan nilai ekonomi dan analisa
usaha sumber daya di lahan petani.
4. Kelompok Sasaran Pelatihan
a. Jumlah peserta: 20 – 30 orang
b. Asal Peserta:
Masyarakat dari 8 Desa sekitar Taman Nasional Meru Betiri,
Kabupaten Jember dan Pasuruan.
Penyuluh dan Staff Dinas Kehutanan Pemda Kabupaten
Jember dan Pasuruan
c. Persyaratan Peserta:
Masyarakat/petani yang akan mengoptimalkan sumber daya
lahan yang dimilikinya
Pegawai Pemda yang terkait dengan pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat/petani
Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis
28
5. Pengajar
a. Persyaratan Pengajar :
- Menguasai materi yang akan diberikan
- Menguasai dan mampu menerapkan metodologi belajar
orang dewasa
- Mampu mengevaluasi dan memberikan rekomendasi
terhadap pembelajaran
6. Tempat Pelatihan
Di Kota Jember atau di Balai Desa Curah Nongko, Kecamatan,
Kabupaten Jember
7. Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari atau setara 30 jpl pada
minggu ke 2 bulan Juni 2011.
8. Bahan dan Peralatan Pelatihan
a. Untuk Kebutuhan Peserta
- Perlengkapan alat tulis
- Bahan ajar.
- Kalkulator kecil
- Benih pohon dan tanaman lainnya yang potensial
dikembangkan di daerah asal peserta.
b. Untuk di Ruang Kelas :
- Papan tulis dan spidol
- OHP, pen dan transparansi
- Flipchart
- Kertas Chart
29
9. Daftar Mata Pelajaran Teknik Inventarisasi Sumber Daya
Milik Petani/Kelompok Tani
NO. MATA PELAJARAN JPL
A. TEORI
1.
2.
Bina Suasana Pelatihan
Kebijakan Pemda dalam Mendukung Pemberdayaan
masyarakat di sekitar Taman Nasional
2
3
3. Teknik inventarisasi sumber daya milik petani 3
4. Pengenalan peta dan pemetaan sederhana 2
5. Usaha agroforestri untuk peningkatan pendapatan dan
serapan karbon
2
12
B. PRAKTEK
1. Teknik inventarisasi sumber daya milik petani 7
2. Pemetaan sederhana hasil inventarisasi sumber daya 4
3. Analisa usaha agroforestri 7
18
Jumlah 30
30
10. Silabus pelatihan
No Mata pelajaran
Tujuan pembelajaran umum
- Setelah mengikuti pelajaran peserta dapat:
Pokok bahasan Metode Alat
Bantu/peraga
A TEORI
1.
Bina Suasana Pelatihan
-Mengenal antar peserta,
panitya dan pengajar. -Menjelaskan program pelatihan.
-Perkenalan
-Kerjasama -Motivasi
-Harapan
kekhawatiran -Organisasi peserta
-Alur pelatihan
-Permainan
-Tanya jawab -Diskusi,
-Presentasi
-Tali/
-Bola Papan tulis -Kertas chart
2. Kebijakan Pemda
dalam mendukung
pemberdayaan masyarakat di
sekitarTaman Nasional
-Mengenal kebijakan dan
peraturan daerah terkait dengan
pemberdayaan masyarakat -Menjelaskan program
pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaannya di sekitar TN
- Kebijakan dan Perda
terkait pemberdayaan
masyarakat -Jenis program
pemberdayaan masyarakat
- Hambatan dan
masalah dalam pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat
-Solusi atas permasalahan
pelaksanaan program
pemberdayaan
-Presentasi
-Tanya jawab -Diskusi,
- Power Point
-Hand out
31
masyarakat
3. Teknik inventarisasi
sumber daya miliki petani
-Menjelaskan konsep dan
manfaat inventarisasi sumber daya
- Menjelaskan teknik inventarisasi sumber daya
(lahan) petani
-Pengertian, Manfaat
dan Keunggulan - Prosedur
pelaksanaan inventarisasi
-Teknik pelaksanaan inventarisasi sumber
daya petani
- Ceramah
-Tanya jawab -Diskusi
-Penugasan
-Hand out
-Contoh, Gambar/foto
-Papan tulis -Kertas chart
-In fokus
4. Pengenalan peta dan pemetaan sederhana
lahan milik petani
Mengenalkan jenis-jenis peta dan pemlihan peta sederhana
untuk sumber daya petani
Menjelaskan cara pembuatan
peta sederhana untuk lahan petani
-Jenis dan macam peta -Bentuk dan manfaat
peta sedehana
-Pembuatan peta sederhana
-Tanya jawab -Diskusi,
-Penugasan
-Hand out -Papan tulis
-Kertas chart
-Contoh-contoh benih
5.
Usaha agroforestri
untuk peningkatan pendapatan dan
serapan karbon
- Menjelaskan pengertian usaha
agroforestri - Menjelaskan kombinasi
tanaman dalam agroforestry -Memahami analisa usaha
agroforestri dan tingkat
keuntungan
- Pengertian usaha
agroforestri -Teknik kombinasi
tanaman dalam agroforestri
- Analisa usaha
agroforestri dan tingkat keuntungan
-Ceramah
-Tanya jawab -Diskusi
Penugasan
-Hand out
-Gambar/foto -In Fokus
-Papan tulis -Kertas chart
-Film
B. PRAKTEK
1. Inventarisasi sumber daya milik petani
Melakukan inventarisasi sumber daya milik petani
-Mengukur posisi jenis pohon dan jumlahnya
-Pengukuran posisi jenis pohon
- Menghitung jumlah pohon dan
Praktek inventarisasi di
lokasi lahan petani
Buku gambar dan tally sheet
32
-Mendiskripsikan diameter dan
tinggi masing-masing jenis pohon dan tanaman semusim
yang ada di lahan petani
pertumbuhannya
-Rekapitulasi data hasil inventarisasi
2. Pemetaan sederhana lahan milik petani
-Memetakan hasil pengukuran posisi pohon
-Mengindentifikasi lahan-lahan kosong untuk rencana
penanaman
-Pembuatan peta sederhana
-Penentuan luas lahan untuk ditanami
-Milimeter block (besar)
-Pensil - Stabiloboss
3. Analisa usaha agroforestri
- Membuat daftar manfaat tanaman yang ada di lahan
petani
-Melakukan perhitungan untung rugi usaha agroforestri di lahan
petani
- Manfaat tanaman yang ada di lahan
petani
-Perhitungan untung rugi usaha agroforestri
-Alat tulis -Kalkulator
-Daftar manfaat
Catatan: Untuk praktek inventarisasi sumber daya di lahan petani dilaksanakan pada areal tanaman campuran yang cukup representatif
33
Lampiran 2. DAFTAR PESERTA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN JEMBER (29-31Juli 2011)
No.
Nama Peserta
(Luas Tnh Milik)
Pekerjaan
Utama (Sampingan)
Asal Peserta Tanaman
Budidaya
1. Slamet Tani Curah Nongko, Jember
2. Tamin Sutarjo Tani Curah Nongko,
Jember
3. Mistar Tani Curah Nongko, Jember
4. Ponijan Tani Curah Nongko,
Jember
5. Kukuh Widodo Tani Curah Nongko,
Jember
6. P. Buadi Tani Curah Nongko, Jember
7. Suparman Tani Curah Nongko,
Jember
8. Paikun Tani Curah Nongko,
Jember
9. Soirin Tani Curah Nongko, Jember
10. Supendi Tani Curah Nongko,
Jember
11. Haryono, SP Penyuluh Curah Nongko,
Jember
12. Suparto Tani Curah Nongko, Jember
13. Deni A. Sugianto Tani Curah Nongko,
Jember
14. Sukarman Tani Curah Nongko,
Jember
15. Sumadi Tani Curah Nongko, Jember
16. Parman Tani Curah Nongko,
Jember
17. P. Hamid Tani Curah Nongko,
Jember
18. Wahyu C. Kirana Staf TNMB Curah Nongko, Jember
19. Ika Puspitasari Staf TNMB Curah Nongko,
Jember
34
DAFTAR PESERTA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI (28 Sptember-1Oktober 2011)
No. Nama Peserta
(Luas Tnh Milik)
Pekerjaan
Utama (Sampingan)
Asal Peserta Tanaman
Budidaya
1. Jito Tani (Pelihara sapi)
Pacesilo, Jember Kopi
2. Ponidi (0,25 ha) Tani Sarongan,
Banyuwangi
Durian
3. Moh Ali Maksum (0,25 ha)
Petani (Dagang) Sarongan, Banyuwangi
Kelapa
4. Sudarnoto Penyuluh Arjasa, Jember -
5. Fakhruddin Penyuluh Genteng, Banyuwangi
-
6. Sugiyanto (1 ha) Wiraswasta
(Tani)
Pacesilo, Jember Kopi,
padi, jagung
7. Jundi Wijoyo
(2 ha)
Wiraswasta
(Tani)
Pacesilo, Jember Kopi
8. Ali Maksum Pekerja Hotel
(Tani)
Karangharjo,
Banyuwangi
Tebu
9. Sukiman (0,25 ha)
Dagang (Ternak Kambing)
Glenmore, Banyuwangi
Gamelina
10. Suprapto
(0,25 ha)
Pekebun (Tani) Kebun Rejo,
Banyuwangi
Jati,
kopi, mahoni
11. Iskak Supra-woko (0,25 ha)
Pekebun Kebun Rejo, Banyuwangi
Kopi, pete,
durian
12. Aris Wahyudi (0,025 ha)
Guru (Tani) Kebun Rejo, Banyuwangi
Padi, mahoni,
trembesi
13. Supriyono (0,025 ha)
Pekebun (Ternak ayam)
Kebun Rejo, Banyuwangi
Kopi, kelapa,
alpukat, cabe
14. Paidi (0,075 ha) Tani Kebun Rejo,
Banyuwangi
Kelapa,
mahoni
15. Abdul Hamid Perhutani Kalibaru, Banyuwangi
-
16. Yoyok Windri Perhutani Kalibaru, Banyuwangi
-
17. Priyadi Usian (0,5
ha)
Petani (Dagang) Pesanggaran,
Banyuwangi
Kelapa
35
18. H. Suyono, SP (3
ha)
Petani (Ternak) Kebun Rejo,
Banyuwangi
Mahoni
19. Dwi Waluyo (0,25 ha)
Wiraswasta (Tani)
Pace Sempolan, Jember
Sengon, jabon,
jagung
Lampiran 3. HASIL EVALUASI PENILAIAN KINERJA PENGAJAR/PELATIH PADA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI KABUPATEN JEMBER (28-31 JULI 2011)
No. Materi yang Dinilai Nama Pengajar/Pelatih
oleh Peserta Sbr Nug Sis Kurni Widi
1. Penguasaan materi 88.9 88.6 76.1 95.0 95.0
2. Ketepatan waktu 90.8 89.2 79.2 96.0 94.7
3. Sistematika penyajian 91.4 88.1 78.3 96.3 93.7
4. penggunaan metode 90.3 91.1 76.9 96.0 94.3
5. Daya simpati, dan gaya 89.7 89.4 77.4 96.0 93.7
6. Penggunaan bahasa 91.8 88.8 78.2 95.0 95.0
7. Pemberian motivasi 90.0 89.4 78.6 95.3 95.0
8. Pncapaian TIK 89.4 88.8 79.4 96.0 95.7
9. Kesempatan tanya-jawab 91.6 90.3 80.3 95.3 95.7
10. Kepercayaan diri 92.5 91.7 83.1 97.7 96.3
11. Penguasaan materi 88.9 88.6 76.1 95.0 95.0
HASIL EVALUASI PENILAIAN KINERJA PENGAJAR/PELATIH PADA PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI DI
KABUPATEN BANYUWANGI (29 SEPTEMBER-1 OKTOBER 2011)
No. Materi yang Dinilai Nama Pengajar/Pelatih
oleh Peserta Sbr Nug Nyo Kurni Widi
1. Penguasaan materi 82.8 85.5 69.0 89.6 86.2
2. Ketepatan waktu 87.3 84.8 78.3 89.6 87.7
3. Sistematika penyajian 82.3 83.5 69.8 88.3 85.8
4. penggunaan metode 82.8 82.0 71.5 89.2 87.3
5. Daya simpati, dan gaya 83.8 81.5 69.8 89.2 86.2
6. Penggunaan bahasa 86.0 85.8 80.5 88.8 86.2
7. Pemberian motivasi 84.0 82.0 64.8 87.9 81.5
8. Pncapaian TIK 79.5 81.3 66.3 88.3 80.8
9. Kesempatan tanya-jawab 82.0 82.5 78.3 87.9 81.9
10. Kepercayaan diri 90.8 84.0 80.3 89.2 82.7
11. Penguasaan materi 82.8 85.5 69.0 89.6 86.2
36
Lampiran 4.
HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI 1. Evaluasi Penyelenggaran Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya
Petani Angkatan I (Jember)
No. Indikator
Pilihan Peserta (%)
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
I. Penyelengaraan Pelatihan
1 Penyambutan kedatangan peserta 53 41 6
2 Pemberian alat tulis pelatihan 38 56 6
3 Pelayanan akomodasi 27 60 13
4 Pelayanan konsumsi 33 60 7
5 Pemberian bahan-bahan pelatihan 7 79 14
6 Pelayanan transportasi selama 14 64 22
7. Pemberian biaya bantuan
transportasi
27 46 27
2. Evaluasi Penyelenggaran Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II (Banyuwangi)
No. Indikator
Pilihan Peserta
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
I. Penyelengaraan Pelatihan
1 Penyambutan kedatangan peserta 39 61
2 Pemberian alat tulis pelatihan 32 58 10
3 Pelayanan akomodasi 28 33 22 17
4 Pelayanan konsumsi 11 44 40 5
5 Pemberian bahan-bahan pelatihan 26 26 38 10
6 Pelayanan transportasi selama 17 28 55
7. Pemberian biaya bantuan
transportasi
36 28 36
37
Lampiran 5.
HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
1. Evaluasi Kurikululm dan Silabus Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I (Jember)
No. Indikator
Pilihan Peserta (%)
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
1. Jumlah mata pelajaran yang ada 35 59 6
2. Komposisi mata pelajaran 25 69 6
3. Tingkat pemahaman peserta atas
mata pelajaran
27 73
4. Manfaat praktik dari mata pelajaran 13 50 37
5. Kelengkapan metode dan bahan
ajar
33 53 14
6. Keterkaitan antara bahan pelajaran
dan mata pelajaran
27 73
7. Lama pelatihan 3 hari 14 43 43
2. Evaluasi Kurikululm dan Silabus Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II (Banyuwangi)
No. Indikator
Pilihan Peserta
Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
8. Jumlah mata pelajaran yang ada 6 37 44 12
9. Komposisi mata pelajaran 17 33 33 17
10. Tingkat pemahaman peserta atas
mata pelajaran
6 33 55 6
11. Manfaat praktik dari mata pelajaran 32 42 26
12. Kelengkapan metode dan bahan
ajar
17 28 38 17
13. Keterkaitan antara bahan pelajaran
dan mata pelajaran
22 28 44 6
14. Lama pelatihan 3 hari 6 28 22 44
38
Lampiran 6.
HASIL EVALUASI PENILAIAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTEK PELATIHAN INVENTARISASI SUMBER DAYA PETANI
1. Evaluasi Pelaksanaan Praktek Lapangan Angkatan I (Jember)
No. Pertanyaan
Pilihan Peserta
Terlalu
Lama
Sedang Cukup Terlalu
Pendek
1 Pemilihan waktu praktek 12 88
2 Lama sesi praktek 6 6 75 13
3 Arahan dana transfer
infromasi di dalam
praktek lapangan
6 6 75 3
4 Program sesi praktek
lapangan
6 88 6
5 Pelaksanaan kegiatan
praktek
6 6 82 6
6 Pemilihan obyek praktek 12 75 13
2. Evaluasi Pelaksanaan Praktek Lapangan Angkatan II
(Banyuwangi)
No. Pertanyaan
Pilihan Peserta
Terlalu
Lama
Sedang Cukup Terlalu
Pendek
1 Pemilihan waktu praktek 44 56
2 Lama sesi praktek 28 56 16
3 Arahan dana transfer
infromasi di dalam
praktek lapangan
18 76 6
4 Program sesi praktek
lapangan
32 68
5 Pelaksanaan kegiatan
praktek
22 78
6 Pemilihan obyek praktek 28 61 11
39
Foto-Foto Kegiatan Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan I
40
Foto-Foto Kegiatan Pelatihan Inventarisasi Sumber Daya Petani Angkatan II
41
top related