pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif … · yang efektif melalui media lcd proyektor pada...
Post on 08-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR
PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO NIM : S. 810809106
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR
PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO NIM : S. 810809106
Telah disahkan oleh Dosen Pembimbing :
Pada Tanggal : ……………………
Jabatan Nama/NIP Tanda Tangan Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Soetarno J., M.Pd NIP. 19480713 197304 1 001 ……………………… Pembimbing 2 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001 ………………………
Mengetahui : Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
P E R S E M B A H A N
Tesis ini aku persembahkan kepada :
1. Orang tuaku tercinta.
2. Istriku tersayang.
3. Anak – anakku tercinta.
4. Semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat
5. Pembaca dan pemerhati pendidikan yang budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
M O T T O
Dengan ilmu hidup menjadi mudah; dengan seni hidup menjadi indah; dengan
agama hidup menjadi berarti.
(Abdul Mukti Ali).
“Bila seseorang berbicara atau bekerja dengan pikiran yang suci, ia senantiasa
akan diikuti oleh kebahagiaan, laksana bayang-bayang yang tak pernah
meninggalkannya”
(Sidharta Gautama).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
P E R N Y A T A A N
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : Hadi Sugiharto
NIM : S. 810809106
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul :
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI
MEDIA LCD PROYEKTOR PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN
KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, adalah betul – betul karya sendiri.
Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh dari institusi.
Kediri, 25 Pebruari 2011 Yang Membuat pernyataan,
Hadi Sugiharto S. 810809106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Do’a dan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan
petunjuk-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga terselesaikannya tesis yang
berjudul, ”Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok yang Efektif Melalui
Media LCD Proyektor Siswa SMA Negeri 1 Plemahan Tahun Pelajaran 2010 –
2011”.
Penyusun tesis ini bertujuan memberikan kajian tentang pendiskripsian
penerapan dan penggunaan kegiatan bimbingan konseling kelompok yang efektif
melalui media LCD proyektor siswa SMA Negeri 1 Plemahan Kediri tahun
pelajaan 2010 – 2011. Semoga temuan penelitian ini berguna sebagai tambahan
wawasan para konselor dan pemerhati pendidikan pada umumnya.
Sebagai rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan
kepada ;
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Direktur Program Pasca
Sarjana dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, beserta seluruh
civitas akademi yang telah membantu dalam berbagai kepentingan yang
berhubungan dengan perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.
2. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmodjo, M.Pd. dan Prof. Dr. Samsi Haryanto,
M.Pd. selaku dosen pembimbing, yang telah memberi dorongan dan
semangat yang tiada hentinya mulai dari penulisan proposal sampai
dengan selesainya tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
3. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri beserta
staf, yang telah membantu demi selesainya tesis ini.
4. Drs. H.M. Parlan M., M.Pd selaku Kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan
serta rekan-rekan konselor yang telah membantu dan memberi motivasi
untuk kelancaran jalannya penelitian.
5. Seluruh pihak yang telah membantu baik materi maupun non materi demi
selesainya tesis ini.
Segala kebaikan, kesempatan dan bantuan yang diberikan, untuk selesainya
penulisan tesis ini penulis berharap, semoga Allah SWT mencatat sebagai amalan
yang baik. Amin.
Kediri, 25 Pebruari 2011
Hadi Sugiharto S. 810809106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ….……………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… v
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………... vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xvi
ABSTRAK …………………………………………………………………. xvii
ABSTRACT ………………………………………………………………... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori …………………………………………………………… 8
1 Media Pembelajaran ………………………………………………. 8
a. Jenis Media …………….……………………...………………...... 12
b. Pemilihan Media ………………………...………………...……... 15
c. Manfaat Media dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok………....... 22
2 Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling …………...……………… 28
a. Pengertian Bimbingan ……………………………………………. 28
b. Pengertian Konseling …………………………………………...... 30
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling …………………………... 31
3 Bimbingan Kelompok yang Efektif …………………….…………... 34
a. Pengertian Bimbingan Kelompok …………..………... …………. 34
b. Tahap – Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ………....…... 39
c. Materi Bimbingan Kelompok ……………………..……………… 43
d. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok…. 44
4 Pengembangan Profesionalisme Guru Pembimbing………….……... 45
a. Standarisasi Unjuk Kerja Profesional Guru Pembimbing ………... 46
b. Standarisasi Penyiapan Guru Pembimbing ………………………. 52
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………...………………………… 54
C. Kerangka Berfikir Penelitian …………………………………...……...... 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian …………………………………………………... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………… 56
C. Sumber Data……………………………………………………………... 57
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………. 58
1 Observasi………………………………………………………...…... 58
2 Wawancara…………………………………………………………... 58
3 Analisa Dokumen……………………………………………………. 58
E. Teknik Cuplikan…………………………………………………………. 59
1 Obyek Penelitian…………………………………………………...... 59
2 Subyek Penelitian……………………………………………………. 59
3 Sampel Penelitian……………………………………………………. 59
F. Validitas Data……………………………………………………………. 59
1 Triangulasi…………………………………………………………… 60
2 Review Informan…………………………………………………...... 60
G. Analisis Data…………………………………………………………...... 60
H. Prosedur Kegiatan……………………………………………………...... 62
I. Perkiraan Waktu yang Digunakan……………………………………...... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri……………………… 64
1. Profil UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri…………………………... 64
2. Visi dan Misi Sekolah………………………………………...…… 66
3. Struktur Organisasi………………………………………………… 67
4. Keadaan Guru dan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri……... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Temuan Penelitian ………………………………………………………. 80
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD
Proyektor . ........................................................................................ 80
a. Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling……………. 80
b. Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling……. 88
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling…………………………… 92
d. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD
Proyektor…………………………………………………….. 96
2 Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatan Keefektifan
Layanan Bimbingan Kelompok …………………………………... 99
a. Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor………………... 100
b. Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor
Meningkatkan Keefektifan Bimbingan Kelompok …………. 103
3 Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan
Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor …………….. 105
a. Tugas dan Fungís Konselor………………………………….. 105
b. Peningkatan Profesionalisme Konselor.……………………... 106
4 Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam
Bimbingan Kelompok……………………………………………... 108
a. Sarana Prasarana…………………………………………….. 109
b. Persiapan Guru………………………………………………. 110
c. Biaya…………………………………………………………. 112
C. Pembahasan Hasil……………………………………………………...... 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
1 Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD
Proyektor………………………………………………………. 113
2 Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan
Layanan Bimbingan Kelompok……………………………………... 119
3 Penggunaan Media LCD Proyector dalam Layanan Bimbingan
Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor……………...... 124
4 Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam
Bimbingan Kelompok……………………………………………….. 127
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………. 129
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A Kesimpulan………………………………………………………………. 131
B Implikasi…………………………………………………………………. 133
C Saran-saran………………………………………………………………. 134
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 136
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………. 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Nama Tabel Halaman
01 Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) dan Konseling Gaya Lama.
33
02 Sumber Data Penelitian 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Nama Gambar Halaman
01 Kerucut Pengalaman Edgar Dale 18
02 Penanganan Siswa Bermasalah 34
03 Skema Kerangka Berfikir 55
04 Jalar Analisis Data 61
05 Struktur Organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri 68
06 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Nama Lampiran Halaman
01 Keadaan Guru dan Karyawan UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011 139
02 Keadaan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011 142
03 Pedoman Observasi dan Wawancara 143
04 Kisi-kisi Catatan Observasi dan Wawancara 147
05 Catatan Lapangan Observasi 155
06 Catatan Lapangan Wawancara 159
07 Rencana Layanan Bimbingan dan Konseling 205
08 Lembar Tanggapan Guru Pembimbing 218
09 Lembar Tanggapan Siswa 220
10 Dokumen Foto Kegiatan Penelitian 230
11 Ijin Penelitian 235
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRAK
Hadi Sugiharto, S. 810809106, 2010. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok yang Efektif melalui Media LCD Proyektor Siswa UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011. Pembimbing 1). Prof. Dr. H. Soetarno Joyoadmodjo, M.Pd. 2). Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta 2011.
Penelitian berikut betujuan untuk mengungkap 1). Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif. 2). Bagaimana penggunaan media LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keefektifan layanan bimbingan. 3). Apakah penggunaan media LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan profesionalisme konselor. 4). Apa hambatan dan solusi dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor.
Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data
dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, analisis dokumen, catatan lapangan. Kemudian data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan validitas triangulasi sumber yaitu membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, dan triangulasi metode untuk menentukan langkah yang mendukung kegiatan pelaksanaan penelitian.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa.
1). pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang efektif, yaitu kegiatan layanan bimbingan yang menggunakan media LCD Proyektor. 2). Alat ini menyebabkan proses layanan bimbingan kelompok menjadi menarik, transformatif, aktif, efektif dan efisien. Proses layanan ini dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan konselor yang memadai dalam menyiapkan dan menyajikan materi. Konselor yang mempunyai kompetensi tinggi untuk mengolah materi ke dalam bentuk program power point akan mempengaruhi tingkat keberhasilan layanan. 3). Dampak lain dari penggunaan media ini adalah semakin meningkatnya profesionalisme konselor, karena konselor dituntut untuk selalu mengembangkan diri seiring kemajuan teknologi. 4). Temuan penelitian ini berimplikasi kepada sekolah dan segenap stageholder untuk pengadaan media pembelajaran yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mutu pendidikan semakin berkualitas.
Kata kunci : LCD Proyektor, bimbingan kelompok, efektif, profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
ABSTRACT Hadi Sugiharto. S810809106. The Implementation of Effective Group Guidance through the LCD Projector Media of the Students the Sub-district Technical Implementing Unit at SMA Negeri 1 Plemahan Kediri in the Academic Year of 2010/2011. Principal Advisor: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoadmodjo, M. Pd. Co-advisor: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology. Sebelas Maret University, Surakarta. 2011. The objectives of this research are to investigate: (1) how effective the group guidance is; (2) how the use of LCD Projector media in the implementation of group guidance can increase the effectiveness in the guidance service; (3) whether or not the use of LCD Projector media in the guidance service can increase the professionalism of the counselor; (4) what constraints and solutions are found in the implementation of group guidance in the use of the LCD Projector media. This research used the descriptive qualitative approach. The data of this research were gathered through the interview, observation, document analysis, and field note methods. The data were then analyzed through the steps of data reduction, data presentation, and conclusion. The data source triangulation in which the validity degree of all pieces of information was rechecked through the different instrument and in the different time and the method triangulation to determine the steps which supported the activities in conducting the research were used in order to guarantee the data validity. The results of this research are as follow: (1) the effective group guidance is the guidance which uses the LCD Projector media in its service activities; (2) this device causes the processes in the group guidance service to be interesting, transformative, active, effective, and efficient. These service processes are affected by the counselor’s adequate knowledge and skill in preparing and presenting the material. The counselor with high competence in processing the material into the form of Microsoft Power Point program will affect the success level of the service; (3) there is another impact of the use of this device, which is the increasingly rising professionalism of the counselor since the counselor is demanded to keep developing him/herself in line with the technological advancement; and (4) the findings of this research have implications on the school principal and all school stakeholders for the procurement of high-quality learning media so that the learning objectives can be achieved and the quality of education increases. Keywords: LCD Projector, group guidance, effective, professional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman di sejumlah sekolah, bahwa kurangnya persiapan
pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling, menimbulkan banyak
kesulitan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk beberapa
lama, yang pada akhirnya dapat dikatakan bimbingan itu praktis tidak berjalan.
Berlakunya kurikulum 1975 memberikan landasan resmi bagi masuknya
bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan di Indonesia, khususnya sistem
pendidikan formal, dengan sumbangan bagi keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan.
Penggunaan sarana pendukung untuk kegiatan bimbingan juga dapat
berupa teknologi, yang berfungsi untuk membantu menyampaikan informasi
bimbingan. Makna teknologi pengajaran dan bimbingan dalam pengertian
mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, biaya, mesin dan manusia di
dalam proses pengajaran dan bimbingan yang melibatkan peralatan fisik yang
berfungsi menyalurkan informasi (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2007:71).
Yang dimaksud peralatan fisik dalam hal ini adalah penggunaan media elektronik
berupa LCD Proyektor dalam proses bimbingan dan konseling agar penyampaian
informasi bimbingan kepada siswa dapat lebih menarik dan efektif.
Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang
jelas dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personel sekolah dan
siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu. Konselor
harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu keharmonisan
hubungan antara konselor dengan personel sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal
ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari
sikap elitis atau kesombongan atau keangkuhan profesi. Konselor
bertanggungjawab untuk memahami perannya sebagai konselor professional dan
menterjemahkan perannya itu ke dalam kegiatan yang nyata. Konselor harus pula
mampu dengan sebaik-baiknya menjabarkan programnya kepada orang-orang
dengan siapa ia akan bekerjasama, tentang tujuan yang hendak dicapai, serta
tanggungjawab yang dipikul di pundaknya, serta bertanggungjawab kepada semua
siswa baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang mempunyai
kemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emosional, yang
mengalami kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istimewa, yang
berprestasi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta
yang bersikap menarik perhatian guru, konselor dan personal sekolah lainnya.
Kondisi yang sangat berat itu tidak dapat diselenggarakan dengan cara
seadanya, melainkan memerlukan usaha dan sarana teknologi yang mendukung
terlaksananya proses bimbingan dan konseling. Perwujudan tugas dan peranan
konselor di masyarakat berupa unjuk kerja pelayanaan bimbingan dan konseling.
Unjuk kerja itulah yang menjadi ukuran apakah konselor dengan pelayanan
bimbingan dan konselingnya benar-benar mempunyai peran yang berharga dan
diharapkan oleh masyarakat yang selalu dinamis dan berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Konselor dalam melaksanakan tugas dan perannya harus menyusun dan
melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan mengadakan orientasi
dan studi kelayakan, yang hasilnya akan dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Penggunaan instrumen
tertentu untuk mengungkap kebutuhan warga sekolah akan pelayanan bimbingan
dan konseling, menyusun konsep program pelayanan bimbingan dan konseling,
serta mendiskusikan dengan personal yang terkait, seperti guru, wali kelas dan
sebagainya tentang konsep-konsep program bimbingan dan konseling. Menyusun
bentuk akhir program bimbingan dan konseling pada suatu lembaga secara
menyeluruh, lengkap dan tepat. Menjelaskan program bimbingan dan konseling
yang disusun pada pimpinan lembaga, mengajak warga sekolah untuk
mewujudkan program bimbingan dan konseling tersebut, memantau pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian
terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan siswa di lembaga tersebut.
Tetapi kenyataan yang ditemui di lapangan, guru pembimbing dalam
memberikan layanan belum melaksanakan tugas dan perannya seperti di atas,
bahkan guru pembimbing ada yang belum menyusun program. Program ini
hendaknya berorientasi kepada seluruh warga sekolah dan bahkan tidak
memperhatikan variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang
diselenggarakan, penggunaan teknologi informasi dan kurangnya kesesuaian
antara guru pembimbing dengan siswa dalam menangani masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dihadapinya, serta pengembangan program bimbingan dan konseling sering kali
terabaikan.
Uraian di atas adalah pandangan secara umum kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah Kabupaten
Kediri belum sepenuhnya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada pada
sekolah yang bersangkutan. Penyelenggaraaan bimbingan dan konseling di
sekolah menengah atas belum dapat memaksimalkan penggunaan media
elektronika sebagai sarana penyampaian informasi secara klasikal kepada siswa,
khususnya media LCD Proyektor.
Kurangnya pemanfaatan media LCD Proyektor untuk membantu
menyampaikan informasi layanan kepada siswa SMA, sangat bergantung pada
mau tidaknya guru pembimbing mengembangkan profesionalisme kerja di
sekolahnya, dalam hal ini mau melibatkan media elektronika sebagai sarana yang
efektif dalam membantu menyampaikan informasi bimbingan dan konseling
secara klasikal. Sampai saat ini penelitian di bidang pendidikan, khususnya bidang
bimbingan dan konseling yang menyoroti penggunaan media elektronika LCD
Proyektor sebagai alat bantu penyampaan informasi yang efektif kepada siswa
secara klasikal, masih perlu banyak dilakukan.
B. Rumusan Masalah.
Setelah peneliti menguraikan latar belakang masalah, dengan bertitik tolak
pada hal tersebut, maka sasaran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
dirinci sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan
LCD proyektor di sekolah ?
2. Sejauh mana penggunaan LCD Proyektor meningkatkan keefektifan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah ?
3. Bagaimanakah penggunaan LCD proyektor dalam bimbingan kelompok
dapat meningkatkan profesionalisme konselor ?
4. Apa hambatan dan bagaimana mengatasinya untuk mencapai keefektifan
bimbingan kelompok dengan LCD Proyektor ?
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dideskripsikan untuk mengetahui :
1. Proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif di sekolah.
2. Penggunaan LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan keefektifan layanan bimbingan di sekolah.
3. Pengaruh penggunaan LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat
meningkatkan profesionalisme konselor.
4. Hambatan dan solusinya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan
menggunakan media LCD Proyektor.
D. Manfaat Penelitian.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan dengan masalah layanan bimbingan dan konseling serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pihak lain yang ingin melakukan studi lebih mendalam atas masalah tersebut.
Secara rinci manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Teoritis.
a. Sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang layanan
bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
b. Sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang
layanan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
2. Praktis.
a. Untuk lembaga terkait, temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan
dapat sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan guna
meningkatkan kualitas program dan layanan bimbingan dan konseling.
b. Untuk guru pembimbing, khususnya guru pembimbing SMA Negeri 1
Plemahan Kediri dan para praktisi pada umumnya, temuan-temuan
dalam penelitian ini diharapkan digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan profesionalisme yang berdampak
meningkat pula pada kualitas program dan layanan bimbingan dan
konseling.
c. Berhubungan dengan pengembangan program bimbingan dan
konseling di berbagai lembaga pendidikan, khususnya bagi peneliti
dibidang bimbingan dan konseling, diharapkan penelitian ini menjadi
tambahan wawasan untuk mendorong dilaksanakannya penelitan yang
lebih mendalam, dengan skala yang lebih luas, tentang masalah yang
berhubungan dengan pengembangan program dan layanan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dan konseling melalui media teknologi yang lain di berbagai lembaga
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara
luas. Munculnya berbagai macam difinisi disebabkan adanya perbedaan dalam
sudut pandang, maksud dan tujuannya. NEA (National Education Association)
memaknai media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Penerapan teknologi dalam pembelajaran melalui media pembelajaran
menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, seiring dengan
perkembangan zaman, sehingga guru tidak gaptek (gagap teknologi) khususnya
teknologi yang berkaitan dengan pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara / pengantar. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran baik
di kelas maupun dalam kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, rapat dan kegiatan
ceramah lainnya, juga dalam kegiatan yang bersifat hiburan baik dalam ruang
tertutup maupun di ruang terbuka.
Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. (2008: 8) menyatakan ;
“ A medium (plural media) is means of communication and source of
information. Example includes film, television, diagram, printed materials,
computer and instructor”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(Media adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Contohnya termasuk film,
televisi, diagram, materi cetak, komputer dan instruktur).
Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey. (2002: 202) berpendapat ;
“One of the most interesting and challenging decisions in the instruction design process is the selection of the médium or media that will used to deliver the instruction. The decisión is dependent upon a throught knowledge of what being tought, how it is to be tought, how it will be tested and who will be the learners”. (Satu bagian yang penting dan utama dalam proses desain pengajaran adalah
pemilihan media yang akan digunakan. Keputusan mengenai pemilihan itu
tergantung pada pengetahuan mengenai media yang akan digunakan, bagaimana
menggunakannya, cara evaluasinya serta siapa yang menjadi siswanya).
Menurut Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (2008: 201) yaitu bahwa
ketika audio dapat digitalisasikan, gambar video dapat diubah dalam format
digital. Gambar video digital dapat dimanipulasikan, disimpan, digandakan dan
diputar ulang tanpa mengurangi kualitasnya. Tapi sejak video disk berformat
analog, kita tidak dapat merubah materi yang ada didalamnya tetapi dengan video
digital yang disimpan dalam CD atau komputer, guru dan murid dapat mengedit
isi dan urutan gambar bergerak. Dalam hal lain terkait proses pembelajaran di
sekolah yang harus bersifat menyenangkan bagi siswa, Heinich, Molenda,
Russell, Smaldino (2008: 201), menyatakan,
“… students can learn by playing with information or exploring topics of interest. Teacher can structure lessons or complete courses around CDI product”. (...yaitu bahwa murid-murid dapat belajar sambil bermain dengan informasi atau
menggali topik yang diminati. Guru dapat menyusun pelajaran secara bertahap
atau sekaligus mengenai produk CDI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Lebih lanjut, Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (2008:28) mengatakan,
“One the most important roles of media is to serve as a catalyst for change in the whole instructional environment. The effective use of media demands that instructor be better organized in advance, think trough the objectives, alter the everyday classroom routine, and evaluate broadly to determine the impact of instruction on mental ability as, feeling, values, interpersonal skills, and motor skills”. (Satu dari peran paling penting media adalah menyajikan sebagai katalis bagi
perubahan di dalam keseluruhan lingkungan pembelajaran. Penggunaan media
secara efektif menuntut pengajar mengorganisasikan lebih dulu dengan baik,
berfikir mengenai tujuan pembelajaran, merubah rutinitas kelas tiap hari dan
mengevaluasi tiap kelas untuk menentukan pengaruh dari pembelajaran terhadap
kemampuan mental yang mencakup, rasa, norma/nilai, kemampuan interpersonal
dan kemampuan motorik).
Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2009: 2) “Bahwa guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan”. Jadi penggunaan media dalam penyampaian
informasi dalam pembelajaran sangat ditekankan. Sebagai media pembelajaran,
LCD Proyektor memungkinkan berlangsungnya penyampaian informasi yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa serta memudahkan bagi guru.
AECT (Association of Educational and Communication Technology),
dalam Azhar Arsyad, (2009: 3) menyatakan bahwa media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan
istilah mediator, media menujukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, antara siswa
dan isi pelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2009: 4) mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku-buku, tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik,
televisi dan komputer.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses menyampaikan
informasi sambil bermain, agar apa yang dipelajari dapat mudah diterima. Dari
pendapat tersebut jelaslah bahwa dalam penggunaan media untuk pembelajaran
diperlukan media yang dapat mengajak anak untuk belajar sambil bermain agar
tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 6) berdasarkan uraian beberapa batasan
tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada
setiap batasan tentang pengertian media yaitu :
1). Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar,
atau diraba dengan panca indera.
2). Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft
ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3). Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4). Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
mengajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5). Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
6). Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi)
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP, LCD
Proyektor), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio/kaset, video
recorder)
7). Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan managemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
a. Jenis Media.
Pengelompokan jenis media oleh para ahli antara lain media audio seperti
kaset dan CD, media gerak meliputi film dan video, media proyeksi meliputi
slide, OHP, filmstrip, LCD Proyektor, multimedia dan hypermedia, jarak jauh
seperti radio dan TV, media non proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran,
model dan masih banyak media-media lain.
Media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain media
proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, multimedia dan hypermedia
serta media jarak jauh. Kemp & Ayton dalam Azhar Arsyad (2009: 37)
mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu :1) media cetakan, 2)
media pajang, 3) overhead transparasi, 4) rekaman audiotape, 5) seri slide dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
filmstrip, 6) penyajian multi image, 7) rekaman video dan film hidup, 8)
komputer.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 29) bahwa berdasarkan perkembangan
teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok
yaitu : 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3)
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, 4) media hasil gabungan
teknologi cetak dan komputer.
Empat kelompok tersebut diuraikan sebagai berikut. Teknologi cetak adalah
cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui
proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks,
grafik, foto dan reproduksi. Sedangkan ciri-ciri teknologi cetak adalah: 1) teks
dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasar ruang, 2) baik teks
maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif, 3) teks dan visual
ditampilkan statis (diam), 4) pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-
prinsip kebahasaan dan persepsi visual, 5) baik teks maupun visual berorientasi
(berpusat) pada siswa, 6) informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh
pemakai.
Teknologi audio-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio-visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi
media audio-visual adalah sebagai berikut; 1) biasanya bersifat linier; 2) biasanya
menyajikan visual yang dinamis, 3) digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sebelumnya oleh perancang/pembuatnya, 4) merupakan representasi fisik dari
gagasan real atau gagasan abstrak, 5) dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikroprosessesor. Berarti ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer
adalah sebagai berikut; 1) dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara
linier, 2) dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasar keinginan
perancang/pengembang sebagaimana direncanakan, 3) biasanya gagasan-gagasan
disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol dan grafik, 4) prinsip-prinsip
ilmu kognitif mengembangkan media ini, 5) pembelajaran dapat berorientasi
siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan
materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh beberapa komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini
dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang
memiliki kemampuan hebat seperti jumlah random access memory yang besar,
hard disk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
periperal (alat-alat tambahan seperti video disc player). Ciri utama teknologi
berbasis komputer adalah :
1). dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linier;
2). dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan
cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3). gagasan-gagasan yang sering disajikan secara realistik dalam kontek
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dibawah
pengendalian siswa;
4). prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pembangunan dan penggunaan pelajaran;
5). pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;
6). bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa, sehingga
siswa lebih bergairah dalam belajar;
7). bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
b. Pemilihan Media.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencaaan yang baik, begitu juga
dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,
agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Pertimbangan
lebih lanjut dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar,
ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, mutu, teknis dan kemampuan SDM.
Heinich, Mollenda, Russell dan Smaldino (2008: 34) mengajukan model
perencaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE
(Analyze learners characteristic, State objective, Select or modify media, Utilize,
Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan
utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(A) Analyze learner characteristic. Menganalisis karakteristik umum
kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan, pergutruan tinggi, usia,
jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisis karakteristik khusus
mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap awal mereka.
(S) State objectif. Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu
perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang
diharapkan siswa memiliki dan menguasai setelah proses pembelajaran selesai.
Pemilihan media akan dipengaruhi oleh tujuan pembelajaran dan urutan penyajian
serta kegiatan pembelajaran.
(S) Select, or modify media. Memilih, memodifikasi atau merancang dan
mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media
pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk
menghemat waktu, tenaga dan biaya. Di samping itu, perlu juga diperhatikan
apakah materi dan media pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat
siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki ketepatan kualitas yang baik,
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan
media yang ada tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media
pembelajaran tersebut dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk
memodifikasi media yang telah tersedia, maka ia pilih alternatif merancang dan
mengembangkan materi dan media pembelajaran yang baru. Dilihat dari segi
biaya, waktu dan tenaga kegiatan ini lebih mahal namun demikian kegiatan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(U) Utilize. Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan
media pembelajaran yang tepat, diperlukan untuk menggunakannya. Di samping
diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menggunakannya. Di samping diperlukan latihan dan praktek menggunakan
media pembelajaran, misalnya tata letak dan tempat duduk siswa, dan fasilitas
yang diperlukan antara lain meja, peralatan, listrik, layar.
(R) Require learner response. Meminta tanggapan dari siswa. Guru
sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai
keefektivan proses pembelajaran. Respon siswa dapat berupa mengulangi fakta-
fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/materi pembelajaran,
menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian siswa akan
menampakkan partisipasi yang lebih besar atau menjadi interaksi antara siswa
dengan guru.
(E) Evaluate. Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, keefektivan media pembelajaran yang
digunakan, pendekatan, dan guru sendiri.
Edgar Dale dalam Praticia Cranton, (1992: 125) menekankan “Kerucut
Pengalaman”. Dale menunjukkan bahwa potensi pengalaman belajar, semakin
besar ketika materi disampaikan dengan lebih bervariasi. Ketika informasi
disampaikan hanya dalam bentuk simbol-simbol verbal, potensial pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
belajar sangat kecil. Tetapi ketika informasi disampaikan dengan simbol-simbol
visual, gambar, film, demonstrasi, kunjungan lapangan dan bahkan melalui
berbagai aktivitas yang mengkondisikan warga belajar mengalami sesuatu secara
terarah maka potensi pengalaman belajar semakin tinggi. Itu dapat terlihat dari
gambar yang ditunjukkan di bawah ini.
abstrak
Verbal
Simbol
Gambar
Suara & gambar
Gambar bergerak
Televisi
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman dramatisasi
Pengalaman tiruan yang diatur
Pengalaman langsung dan bertujuan
Gambar 1: Kerucut Pengalaman Edgar Dale konkret
(Patricia Cranton, 1992:125)
Dari gambar di atas jelas terlihat adanya keikutsertaan media audio visual
yang dapat mengefektifkan proses pemberian informasi kepada siswa secara lebih
bervariasi dan menarik sehingga memudahkan siswa mengalami pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
langsung dalam mempelajari sebuah materi. Siswa merasa terlibat dalam proses
pembelajaran ini sehingga informasi lebih mudah disampaikan.
Secara terperinci disampaikan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali (Yusufhadi Miarso, 2004 :
458). Salah satu kreteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah
dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Untuk itu
dalam proses pemberian informasi/pelajaran bimbingan klasikal guru pembimbing
harus pandai memilih jenis media yang dapat mengefektifkan proses kegiatan
layanan bimbingan klasikal tersebut, dalam hal ini guru pembimbing memilih
media LCD Proyektor dalam menyampaikan informasinya.
Menurut Sri Anitah (2009: 89) mengatakan, pertimbangan lebih lanjut
dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar, ketersediaan,
ketepatgunaan, biaya, mutu teknis dan kemampuan SDM. Menurut Oemar
Hamalik (2001: 202) menyatakan ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
dalam usaha memilih media pembelajaran, yaitu :
1). Dengan cara memilih media yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru
dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan itu
sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk membelinya, lagipula belum
tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dan dengan
kegiatan belajar yang dilakukan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2). Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya
yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan
bahan pelajaran yang hendak disampaikan.
Dewasa ini kedua pendekatan tersebut banyak digunakan oleh guru-guru,
yakni dengan mempertimbangkan bahan pelajaran yang akan disampaikan serta
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhadap kedua
hal itu menjadi dasar pertimbangan apakah suatu media dipilih untuk dipakai atau
tidak.
Guru hanya memilih media pembelajaran yang bermanfaat dan tidak
memilih media yang tidak terpakai. Disamping itu, segi ekonomis dan hambatan-
hambatan praktis yang mungkin dihadapi oleh siswa dan guru juga menjadi dasar
pertimbangan. Faktor lainnya adalah faktor efektifitas komunikasi dalam
kaitannya dengan siswa, bahan pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai,
merupakan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media
pembelajaran.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 72) menyebutkan bahwa, sejumlah
kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu, akronim dari Access, Cost, Technology,
Interactivity, Organization dan Novelty.
1) Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih
media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan oleh murid? Misalnya kita ingin menggunakan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk
koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya
apakah siswa diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang
terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi
juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh
akses.
2) Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan. Media canggih biasanya mahal, namun kita juga harus
hitung manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost
dari sebuah media akan semakin menurun.
3) Technology.
Keterkaitan guru pada sebuah media harus memperhatikan apakah
teknologinya tersedia dan mudah digunakannya, apakah ada listrik, voltase
cukup dan sesuai.
4) Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda
kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut.
5) Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
Misalnya apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pengorganisasiannya. Apakah di sekolah itu tersedia satu unit yang disebut
pusat sumber belajar?
6) Novelty.
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi
pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik
bagi siswa.
c. Manfaat Media Dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa di samping media sebagai
sarana untuk menyampaikan materi, juga untuk mengukur kemampuan seseorang
guru dalam penguasaan media pembelajaran yang digunakannya, maka Azhar
Arsyad, (2009: 21) juga menegaskan bahwa meskipun telah lama disadari bahwa
banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimannya serta
pengintegrasiannya ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat
lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian menunjukkan dampak
positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau
sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut :
1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang melihat atau
mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama. Meskipun
para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan
penggunaan media, ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga
informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan
untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2). Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan
dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan
efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa
terbawa dan berfikir, yang kesemuanya dapat menunjukkan bahwa media
memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3). Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik, dan penguatan.
4). Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan
pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5). Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6). Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan
terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara
individu.
7). Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8). Para guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk
pelajaran yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bahkan dapat dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai
konsultan atau penasehat siswa.
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan bahwa, manfaat media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah :
1). Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi.
2). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik.
3). Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga.
4). Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Manfaat media di sini yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil
penelitan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan
mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana 11 % dari yang dipelajari
terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83 % lewat indera penglihatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Selain itu Moch. Muarifin (2009: 10) mengatakan, berdasarkan hasil
penelitian dari Computer Technology Research (CTR) diketahui bahwa seseorang
akan mengingat 20% dari apa yang dilihat, 30% dari yang didengar, 50% dari
yang dilihat dan didengar, dan 80% dari yang dilihat, didengat dan dilakukan. Hal
tersebut membuktikan bahwa pemakaian media pembelajaran yang tepat,
bervariasi dan optimal akan memudahkan siswa memperoleh kompetensi yang
diharapkan.
Lebih lanjut Moch. Muarifin (2009: 12) mengatakan, media pengajaran
yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1). Relevan. Artinya, media itu sesuai dengan hakikat materi dan tujuan yang
hendak dicapai.
2). Sederhana. Artinya, media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi
peralatan yang mudah digunakan.
3). Esensial. Artinya, media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk
membantu kelancaran proses belajar mengajar.
4). Menarik dan menantang. Artinya, media itu mampu memberikan variasi,
penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok yang
dilaksanakan dengan menggunakan LCD Proyektor diharapkan dapat memberikan
manfaat yang lebih baik bagi guru dan siswa yaitu :
1). Bagi guru pembimbing disamping dapat mempermudah pelaksanaan
kegiatan bimbingan untuk siswa dalam jumlah banyak juga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
meningkatkan kualitas kemampuan menggunakan peralatan teknologi
informatika khususnya LCD Proyektor.
2). Manfaat bagi siswa diharapkan dapat memberikan dampak yang positif
dalam menerima informasi sehingga lebih bervariasi, menyenangkan dan
diharapkan informasi yang diterima lebih mudah dipahami serta tahan lama
dalam ingatan siswa.
Menurut Azhar Arsyad (2006: 154) bahwa kefektifan penyajian pelajaran
melalui multimedia terutama LCD Proyektor memerlukan perhatian khusus
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu persatu. Pesan yang lebih dari satu,
baik melalui visual maupun verbal, akan membagi perhatian siswa.
2). Gunakan bidang penanyangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk
menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di
layar mungkin perlu tetap diproyeksikan ke layar selama diperlukan atau
ingin visual itu mendapat penekanan, dan siswa dapat memahami pesan
yang terkandung dalam visual itu.
3). Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur
itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah
layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan.
4). Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut jenis dan estetis.
5). Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi
perhatikan jangan sampai musik mendominasi narasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
6). Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dan
penyajian.
7). Jangan terlalu banyak narasi, biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan
informasi atau pesan-pesan.
8). Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan
membuat penyajian lebih dinamis.
Langkah-langkah yang lebih khusus dalam rangka keefektifan penyajian
layanan bimbingan dan konseling klasikal melalui media LCD Proyektor perlu
dicermati. Penggunaan barang-barang elektronik yang tidak sesuai prosedur justru
akan mengakibatkan pemborosan dana dan waktu, sedangkan tujuan tidak
tercapai, karena itu perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Sajikan konsep-konsep dan gagasan itu satu persatu yang sesuai dengan
pokok bahasan yang sedang atau dibahas.
2). Susunlah unsur-unsur gambar dan atur letak pesan/informasi yang utama di
tengah layar dengan model tulisan yang bervariasi dan proposional.
3). Pilih program power point dengan animasi-animasi yang menarik agar
informasi mudah diterima oleh siswa.
4). Jangan terlalu banyak awalan/narasi, biarkan gambar yang menyajikan
informasi atau pesan-pesan.
5). Ciptakan suasana diskusi diantara siswa tentang informasi/materi yang telah
disampaikan lewat media LCD Proyektor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan.
Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2),
mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Kemandirian mencakup lima pokok yaitu; 1) mengenal dirinya dan lingkungan, 2)
menerima dirinya dan lingkungan secara positif dan dinamis, 3) mengambil
keputusan, 4) mengarahkan diri sendiri dan 5) mewujudkan diri sendiri.
Lebih lanjut Miller (dalam Pryitno dan Erman Amti, 1999: 3) mengatakan;
”Guideance is that aspect of the educational service which seek to help
individual child to understand himself to understand his environment and
his demands and to bring reasonable harmony between himself and his
external environment”.
(Bimbingan adalah proses layanan untuk mengarahkan individu dalam bidang
pendidikan untuk membantu anak didik secara individu agar dapat memahami
dirinya sendiri dan lingkungan sehingga dapat hidup selaras dengan lingkungan
atau dunia luar).
Menurut Bimo Walgito (1993: 10) bimbingan mempunyai pengertian
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari, atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
Jumhur dan Moh. Surya (1975: 28) mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut :
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bantuan ini diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut”.
Menurut Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 12) pengertian
bimbingan yaitu, bantuan kepada individu atau beberapa individu yang
mempunya problem, agar bisa memiliki kemampuan untuk memecahkan
problemanya sendiri dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik
kebahagiaan dalam kehidupan individu maupun sosial.
Berdasarkan pengertian-pengertian bimbingan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, pada prinsipnya bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan orang untuk memecahkan suatu
masalah atau problem yang dihadapinya yang akhirnya dapat mencapai
kebahagiaan hidup, baik hidup sebagai individu maupun hidup sebagai
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Pengertian Konseling.
Konseling merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Menurut Ruth Strang
(dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nula Kusmawati, 2008: 4)
mengatakan, Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan
bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program).
Seperti halnya pengertian bimbingan, tentang pengertian konseling juga
ada beberapa pendapat atau pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada
prinsipnya juga ada kesamaannya. Berikut ini akan dikemukakan pengertian
konseling menurut pendapat Jones (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1999: 6).
”Counseling is the tecnique of guidance which attempt to assist the individual to understand him self his abilities, and characteristic, his environment and his opportunities and prospects with trained counselor and by group discussions in with youth who are faced with the some peoblem participate together”. (Konseling adalah suatu teknik bimbingan yang mencoba membantu individu
untuk memahami akan kemampuan dirinya dan karakteristik diri, lingkungannya
serta peluang untuk mencapai suatu yang memuaskan dengan menyediakan
informasi yang bermanfaat, konselor itu mengikuti pelatihan, terlatih untuk dapat
mendiskusikan secara bersama-sama untuk menyelesaikan beberapa masalah).
Konseling adalah proses menolong orang supaya dapat mengatasi
persoalan-persoalan dan menambah penyesuaian dirinya melalui wawancara atau
interview serta sifat-sifat hubungan yang lain antara orang dengan orang, misalnya
dengan membuat orang yang ditolong tadi supaya merasa bebas dan senang.
Pendapat yang sama disampaikan Bimo Walgito (1993: 1) yaitu bahwa konseling
atau penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang
sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ahmad Badawi (dalam Bimo
Walgito, 1993: 3).
“Konseling ini berupa proses pemberian bantuan dengan jalan wawancara, kedua belah pihak, yaitu pembimbing dan si terbimbing saling mempelajari timbal balik. Pihak pembimbing mempelajari sebanyak-banyaknya tentang keadaan si terbimbing yang meliputi problem yang dialami, seberapa kemampuannya dan sebagainya, sedang pihak terbimbing juga mempelajari saran-saran pembimbing tentang cara-cara pemecahan persoalan, untuk akhirnya terbimbing memilih atas tanggungjawab sendiri cara penyelesaian problem yang paling cocok dengan kemampuan dirinya”. Setelah kita membaca pendapat-pendapat mengenai konseling di atas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1). Konseling adalah proses pemberian bantuan dari pembimbing kepada si
terbimbing.
2). Proses bantuan tersebut dilakukan dengan wawancara atau interview secara
berhadapan muka, agar dapat mempelajari secara timbal balik dan dengan
cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi (terbimbing).
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling.
Di dalam pelayanan professional bimbingan dan konseling yang
diterbitkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas(2004: 10) disebutkan
bahwa :
1) Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu
organisasi dengan guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah,
koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan staf
administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri.
2) Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan,
yaitu ruang kerja, peralatan instrument, peralatan administrasi dan sarana
pendukung lainnya.
3) Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber / bank data yang
mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung
dengan tenaga administrasi.
4) Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara
khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling.
5) Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang
tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan
pengembangannya.
Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut pendapat
Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan, Fungsi bimbingan dan
konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan
apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi
pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Bimo Walgito (2010: 38-39) mengatakan bahwa, fungsi pembimbing di
sekolah adalah menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak bersifat : (a)
preventif, (b) preserveratif, (c) kuratif.
Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2004: 5) menyebutkan
fungsi bimbingan dan konseling mengemban ; (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi
pencegahan, (c) fungsi pengentasan termasuk ke dalamnya fungsi advokasi, (d)
fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Sofyan S. Willis (2010: 19) menjelaskan perbedaan konseling
pengembangan dan konsep lama sebagai berikut :
Tabel 1: Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) dan Konseling Gaya Lama.
Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) Konseling Gaya Lama
- Bersifat pedagogis.
- Melihat potensi klien bukan
kelemahan.
- Berorientasi pengembangan potensi
positif klien.
- Menggembirakan klien.
- Dialog konselor menyentuh klien,
klien terbuka.
- Bersifat humanistik-relegius.
- Klien sebagai subjek memegang
peranan memutuskan tentang
dirinya.
- Konselor hanya membantu dan
memberi alternatif-alternatif.
- Bersifat klinis.
- Melihat kelemahan klien.
- Berorientasi pemecahan masalah
klien.
- Konselor serius.
- Klien sering tertutup.
- Dialog menekankan perasaan klien.
- Klien sebagai objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Jika menyimak pengertian konseling sebagaimana tersebut di atas, maka
tersirat di dalamnya tujuan konseling yaitu, membantu individu/klien agar
menjadi orang yang lebih fungsional, mencapai integritas diri, identitas diri dan
aktualisasi diri.
Lebih lanjut Sofyan S. Willis (2010: 32) menjelaskan penanganan siswa
bermasalah seperti tertuang dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2 : Penanganan Siswa Bermasalah.
Ringan Semua Guru/Wali Kelas Masalah Siswa Sedang Guru Pembimbing Berat Alih Tangan/Reveral
3. Bimbingan Kelompok yang Efektif.
a. Pengertian Bimbingan Kelompok.
Menurut Siti Hartinah (2009: 6), menyebutkan; pengertian bimbingan
kelompok yang lebih sederhana menunjuk kepada kegiatan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama.
Pengertian tersebut tidak secara langsung dan sengaja memanfaatkan dinamika
kelompok, kelompok sekedar wadah isi bimbingan disampaikan. Penyajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
informasi pendidikan kepada sejumlah murid dalam satu kelas termasuk ke dalam
bimbingan kelompok dalam arti yang sederhana.
Menurut Gazda (dalam Tatiek Romlah, 2001:3) bimbingan konseling
kelompok adalah masuk pada BK kelompok besar, yaitu proses pemberian
bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok yang dilakukan
dengan jumlah siswa antara 20 sampai 30 orang dengan tujuan untuk mencegah
timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi dirinya.
Sujatha Venkatesh, dalam artikelnya mengatakan:
”Group counseling mainly involves a small group of members who come together forming their own specific goals, share their problem, provide emphaty and support to the others and also in turn try and change their self defeating behaviors. The group members are also assisted in developing their existing skills in dealing with interpersonal problems”. (Konseling kelompok terutama melibatkan sekelompok kecil anggota yang datang
bersama-sama membentuk spesifik tujuan mereka sendiri, berbagai masalah
mereka, memberikan empati dan dukungan kepada yang lain dan juga pada
gilirannya mencoba mengubah perilaku mereka mengalahkan diri sendiri.
Anggota kelompok juga dibantu dalam mengembangkan keterampilan yang ada
dalam menangani masalah-masalah interpersonal).
Lebih lanjut Sujatha Venkatesh, mengatakan:
“The role of the group counselor involves facilitating among the members, help them learn from one another, assist them establishing personal goals and also provide continuous emphaty and support to the members and also to check if the members have carried their learning experience from the group and practiced it in the outside world”.
(Peran konselor dalam kelompok memfasilitasi interaksi antara para anggota,
membantu mereka belajar dari satu sama lain, membantu mereka dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menetapkan tujuan pribadi dan juga memberikan empati berkelanjutan dan
dukungan kepada anggota dan juga untuk memeriksa apakah anggota telah
melakukan pengalaman belajar mereka dari kelompok dan dipraktekkan di dunia
luar).
Menurut Orsetein dan Lasley, (2000: 96) mengatakan;
Character of instructional objectives at the classroom level :
1) A statement of objectives should describle both the kind of behaviors expected and the content or the content to which that behavior applies.
2) Complex objectives need to be stated analytically and specifically enough so that there is no doubt as to the kind of behavior expected, or that the behavior applies so.
3) Objectives should also be formulated so that clear distraction are required among…. to attain different behaviors.
4) Objectives are developmental, representing roads to travel rather than terminal points.
5) Objectives should be realistic and should include only what can be translated into classroom.
6) The scope of objectives should be broad enough to encompass all types of outcomes for which the should (or teacher) is responsible.
Bahwa karakteristik sasaran hasil yang dapat diukur dalam kelas adalah; 1) suatu
pendapat bahwa keberhasilan terletak pada dua perilaku yaitu perilaku hasil dan
isu, 2) hasil dapat dinyatakan secara analistis dari rincian suatu perilaku yang
diharapkan, 3) hasilnya diharapkan dapat merubah perilaku yang lebih baik sesuai
yang diharapkan, 4) sasarannya hasil adalah merupakan pengembangan sebagai
wakil bukan pembanding, 5) hasil harus realistis sesuai apa yang terjadi dalam
kelas, 6) lingkup hasilnya luas, guru bertanggungjawab atas keberhasilan itu.
Pembelajaran efektif merupakan proses pembelajaran yang
memungkinkan pembelajar dapat memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan. Pembelajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memfokuskan guru BK bahwa sebagai peserta didik harus terlibat aktif dalam
keseluruhan proses kegiatan agar mereka langsung dapat memperoleh pengalaman
dan bermanfaat dari hasil pembelajaran tersebut. Terjadinya proses belajar pada
diri pembelajar merupakan pertanda keberhasilan pembelajaran, adalah
diperolehnya peningkatan kemampuan belajar secara lebih mudah dan efektif di
masa depan, akibat telah dikuasainya pengetahuan dan keterampilan pendidik
yang mampu membawa pembelajar untuk mendidik diri, mampu memberdayakan
pembelajar secara efektif, mendorong menggunakan sumber-sumber belajar,
sehingga mereka mampu mempergunakan seluruh hasil belajar tersebut secara
produktif (Joice, Weil & Calhoun, 2000: 6).
Menurut Prayitno (2001: 87) bahwa, bimbingan kelompok/klasikal adalah
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu
yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari
dan/atau untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai
pelajar dan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan/tindakan tertentu.
Tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling kelompok ini adalah untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh bahan atau informasi
yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat secara efektif. Penyampaian informasi atau materi
bimbingan dan konseling akan lebih efektif bila dilakukan secara klasikal karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dengan materi yang banyak dapat disampaikan kepada siswa/konseli yang besar
secara cepat dan merata.
Suatu sekolah dapat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
dalam waktu lama tanpa membuat program, misalnya pada suatu sekolah hanya
memiliki seorang tenaga konselor, sedang guru bidang studi dan wali kelas tidak
ikut melibatkan diri dalam kegiatan layanan bimbingan di dalamnya. Cara kerja
semacam ini bisa saja dilaksanakan akan tetapi dampak positif membantu siswa
dalam mengatasi masalahnya kurang efektif. Pelaksanaan layanan bimbingan akan
berhasil apabila dilaksanakan atau dilakukan oleh suatu tim atau secara klasikal
yang dibagi tugas sesuai dengan kelas bimbingannya. Tim bimbingan dan
petugas yang terlibat akan dapat saling membantu, bertukar pikiran, pandangan,
pengalaman dan bekerja bersama-sama.
Penyusunan program bimbingan di sekolah baik klasikal maupun individu
haruslah diperhatikan beberapa hal, yaitu bahwa program bimbingan haruslah
disusun atas dasar kebutuhan dan masalah siswa, menempatkan kedudukan guru
dalam program bimbingan adalah penting dan tidak kalah pentingnya tenaga ahli
yang memiliki keterampilan dalam bidang bimbingan dan konseling sangat
diperlukan terutama memantau menangani masalah-masalah yang secara langsung
sulit diatasi oleh guru. Program bimbingan di sekolah, khususnya bimbingan
klasikal tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak adanya bentuk kerjasama
antar guru pembimbing dan kepala sekolah juga staf sekolah lainnya.
Beberapa pertimbangan atau referensi dalam penyusunan suatu program
bimbingan dan konseling, di antaranya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1) Program bimbingan di sekolah hendaknya disusun relevan dengan
kebutuhan bimbingan di sekolah bersangkutan dan mempertimbangkan
sifat-sifat khas.
2) Dalam penyusunan program bimbingan di sekolah hendaknya diadakan
inventarisasi berbagai macam fasilitas yang ada termasuk di dalamnya
personil bimbingan dan sarana teknologi yang dapat mendukung
terselenggaranya kegiatan bimbingan.
3) Penyusunan program bimbingan di sekolah hendaknya ditentukan
personalia, pembagian tugas dan tanggungjawab yang merata dengan
mempertimbangkan berbagai faktor dan menentukan organisasi termasuk di
dalamnya mekanisme kerja dan bentuk kerjasama serta diadakan evaluasi
program bimbingan.
b. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok.
Tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok maka, Sujatha Venkatesh,
lebih lanjut mengemukakan sebagai berikut.
Stages in the development of the group :
1). Formation Group : it involves making students aware about the group by making announcements, putting poster etc. The second step involves screening and selection of group members. The third step involves briefing the members about the group, plan, its goals and also the group ethics.
2). Initial Stage : orientation and exploration, this involves determining the
structure of the group, getting acquainted and exploring the member’s espextations. They also become aware of how the group functions, define their own goals and clarify their expectations.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3). Transition Stage : dealing witresistence, this is quite a difficult phase where the members deal with their anxiety, resistence and conflict and the leader helps them deal and work with their weaknesses.
4). Working Stage : cohesion and productivity, during this stage, the members
develop greater cohesiveness, feel a sense of belonging to the group. It also involves in depth exploration of issues and also they strongly focus on bringing desirable changes in behavior.
5). Final Stage : consolidation and termination, this is a time for summarizing,
pulling together the loose ends and integrating the group experience. Members may also feel sad, express their anxiety due to separation. Members may also share their experiences of being in the group with other members, they would also provide information about their insights and learning in the group and how they are going to put it into practice outside. They would also plan for follow up meetings for accountability so that members will carry out their plans for change. The leader in turn should help the members consolidate their learning by assisting them to develop a conceptual framework for working. They also develop specific contacts and home assignments as practical ways of making changes.
6). Follow up sessions ( post group ). Tahapan dalam pengembangan kelompok :
1). Pembentukan grup, ini melibatkan membuat siswa sadar tentang group
dengan membuat pengumuman, meletakkan poster dan sebagainya. Langkah
kedua melibatkan penyaringan dan pemilihan anggota kelompok. Langkah
ketiga melibatkan anggota brifing tentang kelompok, rencana, tujuan dan
juga etika grup.
2). Tahap awal, orientasi dan eksplorasi, ini melibatkan dan menentukan
struktur kelompok, mulai mengenal dan mengeksplorasi harapan anggota.
Mereka juga menjadi mengerti bagaimana fungsi kelompok, menentukan
tujuannya sendiri dan memperjelas harapan mereka.
3). Tahap transisi, menghadapi perlawanan, ini merupakan fase sulit dimana
kesepakatan anggota dengan kecemasan mereka, perlawanan dan konflik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dan pemimpin membantu mereka menangani dan bekerja dengan kelemahan
mereka.
4). Tahap kerja, kohesi dan produktivitas, dalam tahap ini anggota
mengembangkan keterpaduan yang lebih besar, merasakan rasa memiliki ke
grup. Hal ini juga melibatkan eksplorasi mendalam tentang isu-isu dan juga
mereka sangat fokus terhadap perubahan yang diinginkan dalam perilaku.
5). Tahap final, konsolidasi dan pemberhentian, ini adalah waktu untuk
meringkas, menarik bersama berakhir longgar dan mengintegrasikan
pengalaman kelompok. Anggota juga mungkin merasa sedih,
mengungkapkan kecemasan mereka karena pemisahan. Anggota juga dapat
berbagi pengalaman mereka berada di grup dengan anggota yang lain,
mereka juga memberikan informasi tentang wawasan mereka dan belajar
dalam kelompok dan bagaimana mereka akan memasukkannya ke dalam
praktik di luar. Mereka juga menindaklanjuti rencana pertemuan untuk
akuntabilitas, sehingga anggota akan melaksanakan rencana mereka untuk
perubahan. Pemimpin pada gilirannya akan membantu anggota
mengkonsolidasikan belajar mereka dengan membantu mereka untuk
mengembangkan sebuah kerangka kerja konseptual untuk bekerja. Mereka
juga mengembangkan kontrak khusus dan tugas rumah sebagai cara praktis
untuk membuat perubahan.
6). Menindaklanjuti sesi (post grup).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Lebih lanjut Stanford & Corey (dalam Kusnarto Kurniawan, 2008: 4)
mengemukakan secara rinci beberapa tahap yaitu :
Tahap Pembentukan dan Orientasi.
1). Menerima kehadiran anggota kelompok secara terbuka dan mengucapkan
terima kasih.
2). Memimpin do’a
3). Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok.
4). Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok.
5). Menjelaskan azas-azas bimbingan kelompok.
6). Kesepakatan waktu yang digunakan.
7). Perkenalan dilanjutkan dengan permainan.
Tahap Peralihan.
1). Menjelaskan kembali norma dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok.
2). Tanya jawab tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lebih
lanjut.
3). Mengenali suasana apabila anggota kelompok secara keseluruhan/sebagian
belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana
tersebut.
4). Menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh anggota
kelompok.
5). Mengatasi pertentangan-pertentangan dalam kelompok.
Tahap Kegiatan dan Produktivitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1). Memberi contoh masalah-masalah yang dapat dikemukakan dan dibahas
dalam kelompok.
2). Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah masing-
masing secara bergantian.
3). Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas dalam kelas ini.
4). Selingan melalui kegiatan menghibur (ice breaking).
5). Penyimpulan dari masalah yang sudah dibahas.
Tahap Pengakhiran / Tahap Terminasi.
1). Menjelaskan bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
2). Penilaian segera.
3). Pembahasan kegiatan lanjutan.
c. Materi Bimbingan Kelompok.
Melalui dinamika kelompok antar anggota bimbingan kelompok/klasikal
dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam yang berguna bagi siswa. Materi
tersebut menurut Siti Hartinah (2009: 106) meliputi hal-hal berikut :
1) Pemahaman dan pemantapan kehidupan keagamaan dan hidup sehat.
2) Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya
(termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta permasalahannya).
3) Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang terjadi di
masyarakat serta pemecahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4) Pengaturan dan penggunan waktu secara efektif (untuk belajar, kegiatan
sehari-hari,serta waktu senggang).
5) Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan
berbagai konsekwensinya.
6) Pemahaman sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar,
timbulnya kegagalan belajar dan cara penanggulangannya (termasuk UNAS,
SPMB).
7) Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
8) Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier, serta
masa depan.
9) Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan/pendidikan
lanjutan.
d. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan Bimbingan Kelompok di sekolah adalah mengacu kepada
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa (peserta didik) dan pihak-pihak yang
terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa
memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik
secara rinci kebutuhan dimaksud adalah anak didik untuk mengerti dan menerima
dirinya, harus mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-
ketentuan dan merumuskan serta melaksanakan cara-cara untuk perkembangan
lebih lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Hal tersebut di atas seperti yang dijelaskan Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas (2004: 9) sebagai berikut :
1) Hasil layanan imbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui
efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa yang dilayani.
2) Fokus penilaian hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru,
berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
pasca layanan demi terentaskannya masalah secara tuntas.
3) Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu penilaian segera, jangka
pendek, dan jangka panjang, yang masing-masing dapat dilaksanakan baik
melalui format lisan maupun tertulis.
4) Selain penilaian hasil layanan, penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang
hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut.
5) Pada kegiatan kontak langsung guru pembimbing membuat penilaian yang
dapat menjadi sajian utama laporan individu.
6) Hasil penilaian dilaporkan dalam laporan individu setiap akhir semester.
4. Pengembangan Profesionalisme Guru Pembimbing.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat lebih ditingkatkan
dengan mengembangkan para pelaksananya (guru pembimbing), program-
programnya, kerja sama dan dukungan moril dan materiil dari kepala sekolah
dalam suasana kerjanya. Pengembangan para pelaksana itu perlu diikuti oleh
pengembangan sarana prasarana. Sarana dan prasarana yang sangat terbatas,
apalagi dibarengi dana yang langka, akan menjadi kendala yang cukup dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
memberikan layanan kepada siswa. Peningkatan tersebut akan ditunjang lagi oleh
berkembangnya kerja sama dan suasana profesional.
Prayitno (1999: 339-340) menyebutkan, ”Suatu jabatan atau pekerjaan
disebut profesional apabila ia memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya, selama
berada dalam pekerjaan itu para angotanya terus-menerus berusaha menyegarkan
dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur
dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset,
serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota”.
Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain :
a) standarisasi untuk kerja profesional guru pembimbing, b) standarisasi
penyiapan guru pembimbing. (Prayitno, 1999 : 341).
a. Standarisasi Unjuk Kerja Profesional Guru Pembimbing.
Masih banyak orang yang memandang bahwa pekerjaan bimbingan dan
konseling dapat dilakukan oleh siapapun juga, asalkan mampu berkomunikasi dan
wawancara. Anggapan lain mengatakan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling semata-mata diarahkan kepada pemberian bantuan berkenaan dengan
upaya pemecahan masalah dalam arti yang sempit saja. Ini jelas anggapan yang
keliru. Pelayanan bimbingan dan konseling tidak semata-mata diarahkan kepada
masalah saja, tetapi mencakup berbagai jenis layanan dan kegiatan yang mengacu
kepada terwujudnya fungsi-fungsi yang luas. Berbagai jenis bantuan dan kegiatan
itu menuntut adanya unjuk kerja professional tertentu. Di Indonesia memang
belum ada rumusan tentang unjuk kerja professional guru pembimbing yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
standar. Usaha untuk merintis terwujudnya rumusan tentang unjuk kerja itu telah
dilakukan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) pada Konvensi
Nasional VII IPBI di Denpasar Bali (1989). Upaya ini lebih dikonkretkan lagi
pada Konvensi Nasional VIII di Padang (1991). Rumusan unjuk kerja yang
pernah disampaikan dan dibicarakan dalam Konvensi IPBI di Padang.
Rumusan tentang unjuk kerja itu mengacu pada wawasan dan
keterampilan yang hendaknya dapat ditampilkan oleh para lulusan program studi
bimbingan dan konseling. Keseluruhan rumusan unjuk kerja itu meliputi 28 gugus
yang masing-masing terdiri atas sejumlah butir unjuk kerja, sehingga semua
berjumlah 225 butir. Ke-28 gugus itu adalah :
1) Mengajar dalam bidang psikologi dan bimbingan dan konseling ( BK ).
2) Mengorganisasikan program bimbingan dan konseling.
3) Menyusun program bimbingan dan konseling.
4) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
5) Mengungkapkan masalah klien.
6) Menyelenggarakan pengumpulan data tentang minat, bakat, kemampuan,
kondisi kepribadian.
7) Menyusun dan mengembangkan himpunan data.
8) Menyelenggarakan konseling perorangan.
9) Menyelenggarakan bimbingan konseling kelompok.
10) Menyelenggarakan orientasi studi siswa.
11) Menyelenggarakan kegiatan ko/ekstrakurikuler.
12) Membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
13) Membantu guru bidang studi dalam menyelenggarakan pengajaran
perbaikan dan program pengayaan.
14) Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar.
15) Menyelenggarakan pelayanan penempatan siswa.
16) Menyelenggarakan bimbingan karier dan pemberian informasi
pendidikan/jabatan.
17) Menyelenggarakan konferensi kasus.
18) Menyelenggarakan terapi kepustakaan.
19) Melakukan kunjungan rumah.
20) Menyelenggarakan/mengkondisikan lingkungan klien.
21) Merangsang perubahan lingkungan klien.
22) Menyelenggarakan konsultasi khusus.
23) Mengantar dan menerima alih tangan kasus.
24) Menyelenggarakan diskusi profesional.
25) Memahami dan menulis karya-karya ilmiah dalam bidang BK.
26) Memahami hasil dan menyelenggarakan penelitian di bidang BK.
27) Menyelenggarakan kegiatan BK pada lembaga/lingkungan yang berbeda.
28) Berpartisipasi aktif dalam pengembangan profesi BK.
Walaupun rumusan butir-butir (sebanyak 28 butir) itu tampak sudah terinci,
namun pengkajian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk menguji apakah butir-
butir tersebut memang sudah tepat sesuai dengan kebutuhan lapangan, serta cukup
praktis dan memberikan arah kepada para guru pembimbing bagi pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
layanan terhadap klien. Hasil pengkajian itu kemungkinan besar akan mengubah,
menambah, merinci rumusan-rumusan yang sudah ada itu.
Sebagai bahan perbandingan berikut ini disajikan unjuk kerja konselor yang
ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA).
Dicantumkan hanya gugus-gugusnya saja, antara lain :
1) Menyusun program bimbingan dan konseling.
2) Menyelenggarakan konseling perseorangan.
3) Memahami diri siswa.
4) Merencanakan pendidikan dan pengembangan pekerjaan siswa.
5) Mengalihtangankan siswa.
6) Menyelenggarakan penempatan siswa.
7) Memberikan bantuan kepada orang tua.
8) Mengadakan konsultasi dengan staf.
9) Mengadakan hubungan dengan masyarakat.
Dalam menentukan kualitas dan kuantitas bimbingan dan konseling yang
telah ditentukan, konselor mempunyai peran yang sangat penting. Oleh karena itu
konselor harus memikirkan kualitas bimbingan dan konseling bagi konseli. Hal ini
menuntut adanya inovasi dalam pengelolaan proses bimbingan, karena konselor
sebagai penanggungjawab kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Tolok
ukur untuk menilai konselor adalah kualitas kegiatan proses bimbingan dan
konseling, hal ini merupakan pencerminan dari kemampuan kinerja konselor
dalam mengelola proses bimbingan dan konseling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Profesionalisme konselor ditentukan oleh penguasaan
kompetensi/kemampuan dasar sebagai pembimbing dalam melaksanakan
tugasnya. Dalam peraturan pemerintah nomor 28 dan 29 tahun 1990 serta
peraturan pemerintah nomor 72 tahun 1991, dinyatakan bahwa bimbingan dan
konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
(Menurut Prayitno, 1999: 67) bahwa :
”Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasar norma-norma yang berlaku”.
Sejalan dengan itu Prayitno (1999: 99) mengemukakan bahwa :
”Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku”.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (konseli) yang
sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dihadapi konseli. Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa
bimnbingan dan konseling adalah suatu layanan bantuan bimbingan yang
diberikan kepada siswa (konseli) baik yang bersifat individu maupun kelompok
agar konseli mampu memahami dirinya sendiri dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi.
Peran konselor di sekolah memberikan layanan bantuan kepada konseli
dalam memecahkan permasalah yang dihadapi konseli, baik masalah pribadi,
sosial, belajar dan karier. Sesuai dengan ketentuan surat keputusan bersama
Mendikbud dan Kepala BAKN nomor : 0433/P/1993 dan nomor 25 tahun 1993
diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan
bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu orang guru
pembimbing/konselor untuk 150 orang (minimal), 225 orang (maksimal).
Kekhususan bentuk tugas dan tanggungjawab konselor sebagai suatu
profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata pelajaran, maka
beban tugas atau penghargaan jam guru pembimbing/konselor ditetapkan 24
jam/minggu. Beban tugas guru pembimbing/konselor meliputi :
1) Menyusun program layanan dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar
dan karier.
2) Melaksanakan pelayanan bimbingan dalam bidang bimbingan, semua jenis
layanan termasuk kegiatan pendukung. Jenis layanan yang harus
dilaksanakan konselor yaitu :
(a) layanan orientasi
(b) layanan informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(c) layanan penempatan dan penyaluran
(d) layanan pembelajaran
(e) layanan konseling pembelajaran
(f) layanan bimbingan kelompok
(g) layanan konseling kelompok
Kegiatan pendukung yang harus dilaksanakan oleh konselor sebagai
pendukung layanan, antara lain :
(a) penyelenggaraan himpunan data
(b) implikasi instrumen bimbingan
(c) konferensi kasus
(d) kunjungan rumah
(e) alih tangan kasus
b. Standarisasi Penyiapan Guru Pembimbing.
Tujuan penyiapan guru pembimbing ialah agar para (calon) guru
pembimbing memiliki wawasan dan menguasai serta dapat melaksanakan dengan
sebaik-baiknya materi dan keterampilan yang terkandung di dalam butir-butir
rumusan kerja. Penyiapan guru pembimbing itu dilakukan melalui program
pendidikan prajabatan, program penyetaraan, ataupun pendidikan dalam jabatan
(seperti penataran). Khusus tentang penyiapan guru pembimbing melalui program
pendidikan dalam jabatan, waktu cukup lama, dimulai dari seleksi dan penerimaan
calon mahasiswa yang akan mengikuti program sampai para lulusannya diwisuda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Program pendidikan prajabatan guru pembimbing adalah jenjang pendidikan
tinggi (Prayitno, 1999: 343).
Seleksi atau pemilihan calon mahasiswa merupakan tahap awal dalam
proses penyiapan guru pembimbing. Kegiatan ini memegang peranan yang
penting dan menentukan dalam upaya mendapatkan calon guru pembimbing yang
diharapkan. Bukankah bibit yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula.
Komisi tugas, standar dan kualifikasi konselor Amerika (Mortesen & Schmuller,
dalam Prayitno, 1999: 343) mengemukakan syarat-syarat pribadi yang harus
dimiliki oleh pembimbing sebagai berikut :
1) Memiliki bakat skolastik yang memadai untuk mengikuti pendidikan tingkat
sarjana atau yang lebih tinggi.
2) Memiliki minat dan kemauan yang besar untuk bekerja sama dengan orang
lain.
3) Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang-orang dari berbagai latar
belakang.
4) Memiliki kematangan pribadi dan sosial, meliputi kepekaan terhadap orang
lain, kebijaksanaan, keajegan, rasa humor, bebas dari kecenderungan-
kecenderungan suka menyendiri, mampu mengambil pelajaran dari
kesalahan-kesalahan, dan mampu menerima kritik, berpenampilan
menyenangkan, sehat, suara menyenangkan, memiliki daya tarik, dan bebas
dari tingkah laku yang tidak menyenangkan.
Senada dengan sifat-sifat pribadi pembimbing tersebut, (Prayitno, 1999:
344) menyarankan bahwa untuk dapat mengikuti program-program pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
guru pembimbing berlaku persyaratan untuk menjadi calon guru yang baik pada
umumnya yaitu, menyayangi anak-anak dan menyukai orang lain, dapat
berkomunikasi verbal dengan baik, serta cerdas. Dalam kaitannya dengan peranan
pembimbing untuk mambantu membangun generasi muda. Calon-calon
pembimbing yang diperlukan ialah orang-orang yang memiliki:
1) Pemahaman yang mendalam tentang pemuda.
2) Daya rangsang untuk mengadakan perubahan.
3) Sifat-sifat pribadi yang disukai pemuda, seperti berfikir kritis, imajinatif,
dan berani bertanggungjawab.
B. Hasil Penelitian yang Relevan.
Penelitian Ahmad Zainal (2006) di SMP Negeri 1 Karanglewas,
mengungkapkan tentang penggunaan alat ungkap masalah (AUM) umum sebagai
media pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme guru pembimbing. Dalam
hasil penelitiannya diterangkan lebih lanjut bahwa alat ungkap masalah umum
yang berupa program analisis data yang digunakan oleh guru-guru pembimbing di
SMP Negeri 1 Karanglewas dapat berfungsi sebagai sarana media pembelajaran
bagi guru pembimbing.
Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media pelaksanaan
bimbingan konseling di sekolah akan menjadi lebih bermakna dan efektif.
Pembelajaran atau layanan dengan menggunakan media khususnya media LCD
Proyektor, akan lebih bervariatif dan menyenangkan sehingga transfer informasi
dapat diterima oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
C. Kerangka Pikir Penelitian.
Media sebagai sarana berfungsi memudahkan terjadinya proses
pembelajaran/penyampaian informasi yang berguna dalam kegiatan layanan
bimbingan kelompok. Terkait dengan itu, hendaknya dipilih media yang memiliki
ciri-ciri menarik perhatian dan minat audien, meletakkan dasar-dasar untuk
memahami suatu hal secara konkrit yang sekaligus mengurangi verbalisme,
merangsang tumbuhnya kreatifitas dan usaha pengembangan nilai-nilai.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauhmana pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal yang efektif dengan menggunakan media audio
visual berupa LCD Proyektor.
Gambar 3 : Skema kerangka pikir penelitian
Persiapan awal
Konselor
Bagaimana pelaksanaan BK dengan media LCD proyektor
Layanan BK
kelompok dengan
media LCD proyektor
Hasil :
Bimbingan Konseling Kelompok
yang Efektif
Konselor Profesional
Kendala dan
Solusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan
diskriptif kualitatif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, peneltian adalah
hasil verifikasi terhadap bagaimana proses pelaksanaan program bimbingan dan
konseling klasikal di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dengan menggunakan
media LCD Proyektor, untuk itu dilakukan melalui suatu kajian terhadap sistem
gagasan dan penerapan dari para pelaku yang terlibat dalam pemilihan solusi
pemecahan masalah pelaksanaan, baik dari segi sarana dan prasarana,
teknologinya maupun dari segi kemampuan guru pembimbingnya.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif diharapkan
dapat diungkap situasi dan pemaparan hal-hal yang berkaitan dengan proses
pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal dengan menggunakan media LCD
Proyektor, baik kaitannya dengan guru pembimbing maupun siswa, dan
hambatan-hambatan serta solusi apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan LCD Proyektor.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kabupaten
Kediri Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
sampai dengan bulan September tahun 2010. Penggunaan waktu meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
persiapan selama dua bulan terdiri dari pengurusan ijin, penyusunan instrumen.
Pelaksanaan selama dua bulan, terdiri dari pelaksanaan kegiatan bimbingan
konseling kelompok pada siswa kelas XII (dua belas ), pengumpulan data baik
lewat wawancara pihak-pihak yang terkait maupun observasi lapangan secara
langsung serta pemeriksaan data, agar data yang diperoleh dapat lebih akurat.
Terakhir adalah kegiatan penyusunan laporan selama satu bulan dengan
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
C. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar data kualitatif. Informasi tersebut akan digali
dari beragam sumber data, dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian ini meliputi :
Tabel 2: Sumber Data Penelitian
No Jenis Data Sumber Data Cara Pengumpulan
1. Lokasi Penelitian Lingkungan sekolah dan sekitar
- observasi
2. Persiapan konselor dalam menyusun program bimbingan dan konseling
Dokumentasi : - Perangkat BK
- dokumentasi
3. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok dengan media LCD Proyektor.
Peristiwa : - Kegiatan
konselor dalam layanan BK.
- Kegiatan konselor menggunakan LCD Proyektor
Orang : - Siswa
- observasi - cek list - wawancara - observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
- Konselor - Koord. BK
4. Profesionalisme guru pembimbing/konselor
- Kepala sekolah - Koordinator BK - Konselor
- wawancara - observasi
5. Faktor pendukung - Sarana prasarana - Peranan guru - Peranan komite - Peranan
masyarakat
- dokumentasi - observasi - wawancara
6. Faktor penghambat - Jenis faktor penghambat
- Solusi mengatasi
- observasi - dokumentasi - wawancara
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Dilakukan untuk mengetahui realita dan keadaan pelaksanaan program BK
di lapangan, untuk membandingkan ketentuan teoritis dan peraturan yang ada
dengan kenyataan di lapangan dengan pengamatan.
2. Wawancara
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru BK dalam melaksanakan
program BK, dilakukan wawancara terutama pada guru BK selaku pelaksanan
langsung kegiatan bimbingan konseling kelompok.
3. Analisa Dokumen
Untuk memperoleh informasi pelaksanaan program BK di lingkungan
UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri, serta ketentuan mengatur tentang
pelaksanaan program yang ada kaitannya dengan penelitian ini, dilakukan dengan
mempelajari laporan-laporan penelitian pelaksanaan program, kegiatan bimbingan
klasikal, dan pengamatan terhadap dokumen administrasi pelaksanaan BK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
E. Teknik Cuplikan
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pelaksanaan program bimbingan secara kelompok
di UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri dengan menggunakan media
LCD Proyektor.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, guru pembimbing, staf tata
usaha dan siswa pada kelas XII (dua belas) UPTD SMA Negeri 1 Plemahan
Kediri tahun pelajaran 2010 – 2011.
3. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan purposive sampling / teknik sampling yang
bertujuan yaitu dalam pemilihan sampel penelitian ini menghasilkan pemilihan
pada siswa kelas XII (dua belas) XII IA.1, XII IS.1, XII IS.2, XII IS,3 dengan
alasan bahwa pada kelas XII adalah siswa yang sudah mendapatkan layanan
bimbingan mulai dari kelas X dan diharapkan daya nalar atau berfikir sudah kritis
dan data yang didapat lebih akurat.
F. Validitas Data
Data yang berhasil digali dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Agar data dapat dijamin
kebenarannya, dalam penelitian ini digunakan triangulasi data atau disebut
sumber data (Sutopo, 2002:79). Cara ini mengarah pada penggunaan beragam
sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
mantap kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
sumber lain. Untuk menjamin validitas (kesahihan) data penelitian digunakan
beberapa cara :
1. Triangulasi
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data
dan triangulasi metode. Triangulasi data yaitu teknik triangulasi yang
dilaksanakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat
kepercayaan satu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, yaitu
guru pembimbing, kepala sekolah, staf tata usaha dan siswa. Triangulasi metode
yaitu menggali data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan data
yang berbeda. Melakukan cross chek data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumen.
2. Review Informan
Review informan merupakan upaya mengembangkan validitas data yang
dilakukan dengan cara mengkomunikasikan unit-unit laporan yang telah disusun
kepada informannya khususnya yang dipandang sebagai informan pokok key
informan (Sutopo, 2002 : 74). Data yang telah terkumpul dari guru pembimbing,
kepala sekolah, staf tata usaha dan siswa selanjutnya dikonsultasikan dengan
koordinator guru pembimbing sebagai informan kunci.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan
angket kemudian dianalisis lanjutan dengan menggunakan model analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
interaktif (Milews & Huberman dalam HB Sutopo, 2002 : 186). Analisis data
kualitatif terdiri dari tiga jalur kegiatan yang bersamaan, yaitu pengumpulan data,
reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap
data yang telah dikumpulkan. Dalam melaksanakan proses ini aktivitas peneliti
tetap bergerak diantara komponen analisis dengan mengumpulkan datanya selama
proses pengumpulan data masih berlangsung.
Gambar skema penjelasan proses analisis datanya adalah sebagai berikut :
Gambar 4 : Jalur analisis data
Penelitian ini adalah bersifat kualitatif maka sifatnya adalah pengalaman
langsung dari lapangan/praktik yang dilaksanakan oleh peneliti (empirico
inductive) sehingga sangat berbeda dengan proses analisis dalam penelitian
Pengumpulan data
Reduksi data Sajian data
Penarikan Simpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kuantitatif yang bersifat pengajuan hipotesis dari peneliti sebelum melakukan
penelitian di lapangan.
H. Prosedur Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengurus perijinan penelitian, sekolah lokasi penelitian dan atau instansi
terkait.
b. Menentukan sekolah lokasi penelitian, berkonsultasi dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten, Pengawas Sekolah dan berkoordinasi dengan
Kepala Sekolah terkait mengenai kondisi sekolah yang sesuai dengan
karakteristik tujuan penelitian.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi,
wawancara mendalam dan mencatat dokumen.
b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul
dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data
yang dipandang paling tepat dan menentukan fokus, serta pendalaman dan
pemantapan data pada proses pengumpulan data berikutnya.
3. Analisis Data
a. Melakukan analisa awal, bila unit data sekolah sudah cukup lengkap.
b. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data. Bila dalam
persiapan analisis ternyata data yang kurang lengkap atau kurang jelas,
maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
d. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bahan dari pengembangan saran
dalam laporan akhir penelitian.
4. Penyusunan Laporan Penelitian
a. Penyusunan laporan awal.
b. Review laporan, pertemuan dilakukan dengan mengundang orang-orang
yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan yang telah
disusun sementara.
c. Perbaikan laporan, dan selanjutnya disusun sebagai laporan akhir penelitian.
d. Penggandaan laporan sesuai dengan kebutuhan.
I. Perkiraan Waktu yang Diperlukan
Jadwal pelaksanaan kegiatan persiapan perencanaan penelitian sampai
dengan penyusunan laporan direncanakan sebagai berikut :
Persiapan : 1 bulan
Pengumpulan data : 1 bulan
Analisis : 1 bulan
Penyusunan laporan : 1 bulan
Dilihat dari waktu yang diperlukan, maka penelitian dan pelaporan
direncanakan selama empat bulan, dimulai bulan Agustus tahun 2010 sampai
dengan bulan Nopember tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri.
1. Profil UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri.
Berdasarkan hasil observasi di ruang tata usaha diperoleh data sebagai
berikut. UPTD SMAN 1 Plemahan terletak di sebelah utara kota Kediri, walaupun
terletak di daerah pinggiran kota, keberadaannya mendapat perhatian khusus dari
masyarakat, utamanya bagi wali murid yang ingin mendapatkan pendidikan yang
baik untuk putra putrinya. Hal ini sangat terlihat dari antusias wali murid pada
saat mendaftarkan putra putrinya yang akan bersekolah di UPTD SMAN 1
Plemahan Kediri, dari tahun ke tahun selalu menolak karena melebihi kapasitas
ruang kelas yang tersedia. (CLO No. 01)
UPTD SMAN 1 Plemahan berdiri pada tahun 1997, dengan Keputusan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 13a / O / 1998.
tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1996/1997.
Perkembangan UPTD SMAN 1 Plemahan begitu pesat sejak awal berdiri,
sekolah yang merupakan binaan dari SMAN 2 Pare ini merupakan unggulan ke
tiga di Kabupaten Kediri. Pada awal berdiri SMAN 1 Plemahan dirintis dan
dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Titik Siti Fatimah, kemudian terhitung mulai tanggal
1 Oktober 1998 s/d 31 Januari 2006 pimpinan dilanjutkan oleh
Ibu Hj. Siti Asmah, BA. Di era kepemimpinan beliau SMAN 1 Plemahan mulai
memperlihatkan keberhasilannya. Beliau memimpin dengan menerapkan disiplin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
yang ketat kepada semua warga sekolah, yang juga dituangkan dalam visi dan
misi SMAN 1 Plemahan pada waktu itu, dan sampai sekarang visi dan misi itu
masih tetap dipakai. Setelah beliau purnatugas, mulai 1 Pebruari 2006 s/d
7 Desember 2006 pimpinan dijabat oleh Drs. Sukadi, M.M selaku pelaksana tugas
( Plt ) yang juga sebagai kepala SMAN 2 Pare. Selama 10 bulan beliau mengelola
SMAN 1 Plemahan ada inovasi yang mendasar, diantaranya ditambahnya
rombongan belajar untuk kelas X dari tiga menjadi empat rombongan belajar,
kemudian dari sisi managemen juga ada peningkatan dalam penyusunan RAPBS
yang juga berimbas kepada peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. Gaya
kepemimpinan beliau yang tegas dan berwibawa menerapkan sistem managemen
pendelegasian tugas yang bertanggungjawab kepada setiap bawahannya.
Walaupun hanya sebentar beliau menjabat, namun dapat memberi warna baru
SMAN 1 Plemahan untuk selangkah lebih maju.
Pada tanggal 7 Desember 2006 pimpinan diserahterimakan kepada pejabat
yang baru yaitu Drs. H.M. Parlan M., M.Pd. Semula beliau menjabat di SMAN
Mojo Kediri. Dari tahun 2006 sampai sekarang beliau memimpin UPTD SMAN 1
Plemahan, perkembangan terjadi begitu pesat, diantaranya rombongan belajar
yang semula 10, sampai sekarang sudah mencapai 18 rombongan belajar.
Disamping itu untuk pemenuhan kebutuhan ruang belajar selama kepemimpinan
beliau belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah (blockgrand), hal itu
diupayakan dengan menjalin sinergi antara sekolah dan stakeholder terkait,
sehingga kebutuhan sarana prasarana dapat dipenuhi. Selama kepemimpinan
beliau secara fisik UPTD SMAN 1 Plemahan patut mendapat apresiasi. Ternyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
keberhasilan UPTD SMAN 1 Plemahan tidak hanya nampak pada fisik saja,
secara kualitas dari tiga tahun terakhir menduduki peringkat tiga dan dua se-
kabupaten Kediri. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata perolehan NUN, untuk
program Ilmu Alam menduduki peringkat tiga Kabupaten dan untuk program
Ilmu Sosial peringkat dua Kabupaten untuk Ujian Nasioanal periode tahun
pelajaran 2009 – 2010. Gaya kepemimpinan beliau luwes namun tetap
mengutamakan pelayanan semaksimal mungkin kepada siswa, kelancaran proses
KBM mendapat prioritas utama. (CLW No. 01)
2. Visi dan Misi Sekolah.
Visi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, ” UNGGUL DALAM DISIPLIN
BERPIJAK PADA BUDAYA BANGSA UNTUK BERPRESTASI DAN
BERKREASI ”. (Sumber : dokumen profile sekolah)
Sedangkan untuk mencapai visi tersebut UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
menetapkan Misinya sebagai berikut :
a. Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan yang efektif,
sehingga setiap siswa mampu berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkembangkan semangat disiplin kepada setiap warga
sekolah.
c. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan baik akademik maupun
non akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
d. Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan stakeholder. (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
3. Struktur Organisasi.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, utamanya tujuan pendidikan di setiap
institusional maka, peranan managemen di sistem pendidikan juga perlu
diperhatikan dan ditata sebaik mungkin, terkait dengan itu UPTD SMAN 1
Plemahan menerapkan koordinasi dan kerjasama pada setiap individu sehingga
dalam proses belajar mengajar dan bimbingan dapat terjalin secara efektif dan
efisien.
Struktur organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan tersusun dalam sebuah sistem
instruksi, koordinasi dan kerjasama seperti penjelasan di bawah ini. (sumber:
dolumen profile sekolah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Keterangan :
: garis instruksi
: garis koordinasi
Gambar 5 : Struktur Organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
(sumber: dokumen profile sekolah).
Kepala Sekolah
Koord. Tata Usaha
Wakil Kepala Sekolah ( Kurikulum, Kesiswaan, Sapras, Humas )
Tenaga Administrasi
Komite Sekolah
Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran
S I S W A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
Kepala sekolah merupakan manager di sekolah yang memimpin dan
bertanggungjawab terhadap keseluruhan tugas di sekolah. Kepala sekolah
menjalin hubungan dan kerja sama dengan komite sekolah dalam rangka
memajukan sekolah. Kepala sekolah memberikan instruksi tugas kepada
bawahannya mulai dari koordinator tata usaha, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran dan guru pembimbing.
Koordinator tata usaha menciptakan suasana kerja yang kondusif kepada
seluruh staf tata usaha dan karyawan di sekolah. Sehingga keberadaan tata usaha
sebagai pusat dokumen dapat berfungsi dan dapat menunjang kelancaran proses
pendidikan di sekolah.
Wakil kepala sekolah membantu tugas kepala sekolah sesuai bidang
tugasnya masing-masing. Bidang kurikulum menyusun dan menjalankan proses
belajar mengajar sesuai dengan kalender pendidikan yang telah ditentukan.
Membagi tugas mengajar guru dan pembimbing, serta menyiapkan untuk
keperluan evaluasi hasil belajar. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
menjalankan seluruh kegiatan kesiswaan yang terwadahi dalam Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) dan kegiatan ekstrakurikuler. Wakil kepala sekolah bidang
sarana prasarana, menjalankan tugas sebagai penyedia segala kebutuhan sarana
untuk kelancaran proses belajar mengajar, dan selanjutnya berkonsultasi kepada
kepala sekolah apabila ada kebutuhan sarana prasarana. Wakil kepala sekolah
bidang hubungan masyarakat menjalankan tugas menjalin hubungan yang
harmonis antar warga sekolah, masyarakat sekitar dan instansi terkait serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
segenap stakeholder untuk membangun kerjasama guna berperan aktif demi
kelancaran proses pendidikan dan peningkatan mutu lulusan. Wakil kepala
sekolah berkoordinasi kepada sesama wakil kepala sekolah dalam menjalankan
tugasnya dan menjalin komunikasi secara berkala kepada seluruh guru pengajar
dan guru pembimbing agar proses kegiatan belajar mengajar dan layanan
bimbingan dapat maksimal.
Guru mata pelajaran dan guru pembimbing menjalankan tugas mengajar
dan mendidik para siswa sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Pemberian pelayanan yang maksimal kepada seluruh siswa untuk memberikan
peluang kepada siswa agar berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Melaksanakan evaluasi disetiap akhir proses belajar dan bimbingan sebagai
umpan balik perbaikan tugas dan sebagai laporan kepada atasan serta wali murid.
Guru mata pelajaran dan guru pembimbing berkoordinasi untuk kelancaran tugas
masing-masing.
Jabaran rincian tugas organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan dapat dijelaskan
sebagai berikut : (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
a. Kepala Sekolah.
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager,
administrator, supervisor, leader dan motivator.
1). Kepala sekolah selaku edukator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Kepala sekolah selaku edukator berfungsi melaksanakan dan
pengawasan terhadap kesuksesan pelaksanaan proses belajar mengajar
secara keseluruhan.
2). Kepala sekolah selaku manager.
Kepala sekolah selaku manager mempunyai tugas sebagai berikut :
a). Menyusun renstra.
b). Menyusun RAPBS
c). Menentukan kebijakan
d). Mengkoordinasikan kegiatan
e). Mengambil keputusan
f). Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
3). Kepala sekolah selaku administrator.
Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan
pendelegasian dan pengawasan administrasi yang meliputi :
a). Administrasi perkantoran
b). Administrasi keuangan
c). Administrasi kurikulum
d). Administrasi kesiswaan
e). Administrasi sarana prasarana
f). Administrasi perpustakaan
g). Administrasi laboratorium
4). Kepala sekolah selaku supervisor.
Kepala sekolah bertugas melaksanakan supervisor terhadap :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a). Proses belajar mengajar
b). Kegiatan layanan bimbingan konseling
c). Kegiatan ekstrakurikuler
d). Kegiatan administrasi
e). Kegiatan perkantoran
f). Kerjasama dengan masyarakat/wali murid/instansi terkait.
5). Kepala sekolah selaku leader / pemimpin.
Kepala sekolah selaku pemimpin hendaknya :
a). Dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab.
b). Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa serta stakeholder
c). Memiliki visi dan memahami misi sekolah.
d). Mengambil keputusan untuk kebijakan interen sekolah.
e). Membuat dan mencari solusi terhadap masalah yang ada.
6). Kepala sekolah selaku inovator.
Kepala sekolah sebagai inovator bertugas :
a). Melakukan pembaharuan terhadap renstra sekolah.
b). Melakukan pembaharuan di bidang KBM, layanan BK.
c). Melakukan pembaharuan dalam rangka menjalin hubungan dengan
stakeholder.
7). Kepala sekolah selaku motivator.
Kepala sekolah selaku motivator mempunyai peran :
a). Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan
karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
b). Menciptakan hubungan kerja yang kondusif antara sekolah dengan
lingkungan.
c). Memberi reward and punishmen, kepada setiap pengemban tugas.
b. Wakil Kepala Sekolah.
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan –
kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun renstra sekolah, program kegiatan dan pelaksanaan
kegiatan.
2) Pengorganisasian dan pengkoordinasian ketenagaan.
3) Pengkoordinasian pengawasan dan penilaian.
4) Identifikasi dan pengumpulan data.
5) Penyusunan laporan.
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan
sebagai berikut :
1). Kurikulum.
a). Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.
b). Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
c). Menyusun dan mengatur program evaluasi (semester, midle).
d). Menyusun laporan (semester, tahunan).
e). Menyusun pembagian tugas guru dan jadual pelajaran.
f). Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan
kelas, kriteria kelulusan, serta pembagian raport dan STTB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
g). Mengatur pemanfaatan lingkungan sumber belajar.
h). Mengatur mengembangkan MGMP.
i). Melakukan supervisi akademis.
2). Kesiswaan.
a). Menyiapkan dan menyelenggarakan re-organisasi OSIS.
b). Menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan OSIS.
c). Menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan ekskul.
d). Menyelenggarakan pemilihan siswa peserta alimpiade.
e). Menyelenggarakan kegiatan pengiriman siswa prestasi baik
akademik maupun non akademik, di tingkat Kabupaten,
provinsi dan seterusnya.
f). Menyeleksi dan menetapkan siswa penerima beasiswa.
g). Menyusun dan menyelenggarakan Tatib Sekolah.
h). Menindaklanjuti pelanggaran Tatib Sekolah.
i). Menyusun laporan.
3). Sarana Prasarana.
a). Menginventarisasi kebutuhan sarana prasarana untuk
menunjang proses belajar mengajar.
b). Mengajukan rencana kebutuhan ke RAPBS.
c). Menyelenggarakan pengadaan sarana prasarana sekolah.
d). Mengatur pemanfaatan sarana prasarana sekolah.
e). Mengelola perawatan, perbaikan sarana prasarana sekolah.
f). Menyusun laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
4). Hubungan Masyarakat.
a). Menyusun rencana kegiatan.
b). Menjalin hubungan antar warga sekolah, komite dan
lingkungan.
c). Mengembangkan hubungan dengan komite sekolah.
d). Mengembangkan hubungan lintas instansi.
e). Menyusun rencana dan menyelenggarakan kegiatan wisata,
bakti sosial.
f). Menyelenggarakan publikasi untuk kegiatan open house, dies
natalis.
g). Menyusun laporan.
c. G u r u.
Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.Tugas
dan tanggungjawab guru meliputi :
1) Menyusun perangkat pembelajaran.
2) Melaksanakan proses belajar mengajar.
3) Melaksanakan proses penilaian berkelanjutan.
4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian, semester.
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
6) Menyusun laporan hasil belajar.
7) Mengembangkan media dan alat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
8) Mencatat perkembangan dan kesulitan belajar siswa untuk
ditindaklanjuti.
9) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
10) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
11) Meneliti kebersihan ruang kelas dan praktikum.
12) Mengumpulkan dan menghitung angka kridit untuk kenaikan
pangkatnya.
d. Wali Kelas.
Tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut :
1). Pengelolaan kelas.
2). Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
a) denah tempat duduk siswa
b) papan absensi siswa
c) daftar pelajaran
d) daftar piket kelas
e) buku absensi siswa
f) buku jurnal kelas
g) tata tertib sekolah.
3) Penyusunan statistik bulanan siswa.
4) Pengisian daftar kumpulan nilai.
5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa.
6) Pencatatan mutasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
7) Pengisian buku laporan hasil belajar.
8) Penyerahan lapiran hasil belajar kepada wali murid.
e. Guru Pembimbing.
Guru bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan program layanan bimbingan konseling.
2) Menyelenggarakan alat ungkap masalah siswa untuk dituangkan
dalam program layanan kepada siswa.
3) Koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi siswa.
4) Memberikan layanan kepada siswa baik yang bermasalah maupun
tidak, baik yang datang ke ruang BK maupun tidak.
5) Menyelenggarakan administrasi kelengkapan bimbingan dan
konseling.
6) Mengevaluasi dan menindaklanjuti pelaksanaan kegiatan.
7) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan konseling.
f. Koordinator Tata Usaha.
Koordinator tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan program kerja tata usaha sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2) Pengelolaan keuangan sekolah.
3) Pengurusan administrasi ketenagaan dan kesiswaan.
4) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah.
5) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.
6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.
7) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K.
8) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
secara berkala. (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
4. Keadaan Guru dan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri.
Data tenaga pendidik dan kependidikan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
terdiri dari guru tetap dan guru tidak tetap. Guru tetap dimaksud adalah guru yang
diberi tugas dari pemerintah baik dari Kementerian Pendidikan maupun
Kementerian Agama dan mendapatkan gaji dari negara. Sedangkan guru tidak
tetap adalah guru yang ditugaskan oleh sekolah dengan mendapat kesejahteraan
atau honorarium dari dana komite sekolah.
Berikut disajikan data keadaan guru, karyawan, dan siswa UPTD SMAN 1
Plemahan Tahun Pelajaran 2010-2011, sebagai berikut : (CLW No. 01) dan
(dokumen profile sekolah).
Jumlah guru dan karyawan UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri adalah 63
orang yang terbagi menjadi pegawai negeri dan pegawai honorer, baik guru dan
karyawan. Guru golongan IV/b sebanyak 2 orang, golongan IV/a sebanyak 14
orang, golongan III/d sebanyak 3 orang, golongan III/b sebanyak 6 orang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
golongan III/a sebanyak 14 orang, untuk tenaga guru tidak tetap berjumlah 13
orang. Sedangkan untuk tenaga administrasi golongan III/b 3 orang, tenaga
administrasi status honorer 5 orang, tenaga honorer pembantu pelaksana 5 orang,
dan 1 orang satpam.
Berdasarkan data tenaga pendidikan dan tenaga administrasi kependidikan
di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, maka didapat temuan bahwa ada kebutuhan
guru mata pelajaran terntentu yang belum diampu oleh tenaga pegawai negeri.
Kemudian untuk tenaga administrasi baru 3 oarang yang berstatus pegawai negeri,
selebihnya masih tenaga honorer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
B. Temuan Penelitian
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD Proyektor
Untuk memperoleh data yang akurat tentang pelaksanaan bimbingan
kelompok yang efektif dengan menggunakan media LCD Proyektor, maka
diadakan penelitian di lapangan. Sesuai hasil penelitian melalui dokumentasi,
analisa data, pengamatan, dan wawancara yang peneliti lakukan mulai bulan
September hingga Nopember 2010, pada UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Data
yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Pelaksanaan layanan bimbingan konseling di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri, mengacu pada program kegiatan yang telah di rencanakan. Pelaksanaan
layanan bimbingan konseling diberikan kepada seluruh siswa, baik siswa yang
bermasalah maupun tidak. Sistem kegiatannya mengikutsertakan seluruh warga
sekolah baik itu siswa, guru, wali kelas, tata usaha dan tidak jarang juga
melibatkan kepala sekolah dalam rangka pemberian layanan kepada siswa. Di
samping itu juga melibatkan pihak-pihak terkait lainnya seperti orang tua wali
murid, komite serta masyarakat yang peduli pendidikan. (CLW No. 05)
Informasi dari koordinator guru pembimbing menjelaskan, kegiatan pokok
bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri dapat dirinci sebagai berikut. (CLW No. 03) dan (dokumen Pelayanan
Profesional Bimbingan dan Konseling).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
1). Kegiatan layanan.
Kegiatan bimbingan di sekolah diselenggarakan melalui :
(a). Layanan orientasi.
(b). Layanan informasi.
(c). Layanan penempatan dan penyaluran.
(d). Layanan pembelajaran.
(e). Layanan konseling perorangan.
(f). Layanan bimbingan kelompok.
(g). Layanan konseling kelompok.
2). Kegiatan pendukung.
Ada sejumnlah kegiatan yang dapat mendukung kelancaran dan
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling, yaitu :
(a). Aplikasi instrumen.
(b). Himpunan data.
(c). Konferensi kasus.
(d). Kunjungan rumah.
(e). Alih tangan kasus.
3). Program bimbingan dan konseling.
(a). Program bimbingan dan konseling di sekolah yang perlu disusun
adalah program tahunan yang mencakup program semesteran dan
laporan bulanan, laporan bulanan yang mencakup rekap agenda
mingguan yang selanjutnya dijabarkan menjadi agenda kegiatan
harian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(b). Unsur-unsur program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan
peserta didik, jumlah siswa yang menjadi tanggungjawab guru
pembimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan
pendukung, volume dan frekuensi layanan, waktu (kapan dan
lamanya) kegiatan, serta perkiraan penggunaan dana / prasarana.
(c). Tahap-tahap pelaksanaan program adalah tahap perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, analisis hasil penilaian dan tindak lanjut.
4). Alokasi waktu dan jadwal kegiatan.
(a). Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan dalam
bentuk; (1) kontak langsung, (2) tanpa kontak langsung dengan
siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara
klasikal perlu dialokasikan waktu terjadual 1-2 jam pelajaran per-
kelas per-minggu.
(b). Kegiatan tanpa kontak langsung untuk pelaksanaan layanan dapat
digunakan waktu di luar jam pelajaran di sekolah. Volume kegiatan
di luar jam pelajaran sekolah ini dimungkinkan sampai 50% dari
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling ( SK Mendikbud No.
025/O/1995).
(c). Kegiatan bimbingan dan konseling tanpa kontak langsung dapat
dilaksanakan oleh guru pembimbing pada jam-jam pelajaran sekolah,
seperti pengelolaan himpunan data, pengelohan hasil instrumen,
konferensi kasus, kunjungan rumah, pengelolaan kegiatan bimbingan
dan konseling pada umumnya, termasuk alih tangan kasus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
(d). Untuk kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa,
selain terjadual pada jam pelajaran guru pembimbing memiliki hak
panggil terhadap siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya yang
pelaksanaannya tidak merugikan siswa dalam mengikuti pelajaran.
5). Penilaian dalam bimbingan dan konseling.
(a). Hasil layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk
mengetahui efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh
siswa yang dilayani.
(b). Fokus penilaian hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru,
berkembangnya perasaan positif, dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pasca layanan demi terentaskannya masalah secara
tuntas.
(c). Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu penilaian segera,
jangka pendek, dan jangka panjang, yang masing-masing dapat
dilaksanakan baik melalui format lisan maupun tertulis.
(d). Selain penilaian hasil layanan, penilaian proses juga perlu
dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas proses layanan tersebut.
(e). Pada kegiatan kontak langsung guru pembimbing membuat penilaian
yang dapat menjadi sajian tema laporan individu.
(f). Hasil penilaian dilaporkan dalam laporan individu setiap akhir
semester.
6). Muatan pendidikan budi pekerti dalam bimbingan dan konseling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Secara langsung pelayanan bimbingan dan konseling memuat materi
pendidikan budi pekerti :
(a). Budi pekerti diperlukan dalam semua bidang kehidupan, yaitu
kehidupan pribadi, sosial, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta beragama.
(b). Program bimbingan dan konseling mengadopsi materi pendidikan
budi pekerti sebagaimana dituntut dalam pencapaian tugas-tugas
perkembangan peserta didik.
(c). Setiap layanan bimbingan dan konseling mengintegrasikan
didalamnya materi pendidikan budi pekerti, berupa suasana yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan suasana
normatif dalam proses pelayanan. Selain dari itu layanan tertentu
dalam bimbingan dan konseling dapat dimuati secara khusus materi
pendidikan budi pekerti yang dikehendaki. Lebih jauh, pelaksana
bimbingan dan konseling di sekolah harus menjadi teladan bagi
peserta didiknya.
7). Pengelolaan bimbingan konseling
(a). Managemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan
oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing. Dalam organisasi
tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah,
koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali
kelas dan staf administrasi yang masing-masing memiliki perannya
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
(b). Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang
diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumen, peralatan
administrasi dan sarana pendukung lainnya.
(c). Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber/bank data yang
mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat
didukung dengan tenaga administrasi.
(d). Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan
secara khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang
bimbingan dan konseling.
(e). Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas
yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara
menyeluruh dan pengembangannya. (CLW No. 03) dan (dokumen
Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
Lebih lanjut dapat diuraikan bahwa pengelolaan layanan bimbingan
konseling di sekolah ini, tetap mengutamakan layanan yang maksimal kepada
konseli dengan bantuan konselor sebagai tenaga profesional di bidangnya. Dalam
memberikan layanan bimbingan konseling, konselor juga selalu berkoordinasi
dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua wali murid, dan pihak lain yang
dipandang pelu sebagai upaya untuk mengumpulkan data, guna memberikan
layanan kepada konseli yang efisien dan efektif.
Guru bimbingan merupakan motor penggerak komponen yang lain dalam
pengeloaan layanan bimbingan konseling. Sistem pengelolaan layanan bimbingan
konseling juga memberi peluang seluas-luasnya kepada seluruh siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
secara sadar datang dan berkunjung ke ruang bimbingan konseling, berkonsultasi
baik yang mendapatkan masalah atau yang memerlukan informasi lebih lanjut
tentang pengembangan karier di masa depan. Koordinasi dan kerjasama dengan
wakasek kesiswaan dan tim tata tertib adalah komunikasi yang rutin dilakukan
oleh guru pembimbing dalam rangka memperoleh data dan informasi guna
membantu mengatasi permasalahan siswa. Kerjasama dengan orang tua wali
murid dijalin secara berkesinambungan guna memantau perkembangan putra-
putrinya yang bermasalah, kerjasama ini sering berupa komunikasi yang inten dan
kunjungan rumah (home visite) selama permasalahan belum tuntas.
Pengelolaan layanan bimbingan konseling juga melibatkan kepala sekolah
secara langsung manakala diadakan konferensi kasus, sebagai pimpinan kepala
sekolah juga diminta memberikan sumbangsih saran dan pemikiran selain itu juga
guru mata pelajaran, wali kelas, tim tata tertib, dan wakasek. Dengan pengelolaan
layanan bimbingan yang melibatkan semua unsur diharapkan penanganan
masalah-masalah siswa dapat dituntaskan secara akurat. (CLW No. 03) dan
(dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling UPTD SMAN 1 Plemahan
Keterangan :
: garis instruksi : garis konsultasi : garis layanan bimbingan
Gambar 5 : Struktur Organisasi BK UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri (sumber: dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling)
Kadin Pendidikan
Pengawas Sekolah Bidang BK
Kepala Sekolah Komite Sekolah
Koordinator TU
Wakasek ( Kurikulum, Kesiswaan,
Sapras, Humas )
Koordinator BK
Guru Pembimbing
Guru Mata Pelajaran
Wali Kelas
S I S W A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
b. Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling.
Personal pelaksana dalam layanan bimbingan dan konseling adalah segenap
unsur yang terkait di dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling,
dengan koordinator pembimbing dan konselor sebagai pelaksana utamanya.
Uraian tugas masing-masing tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
(CHW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
1). Kepala Sekolah.
Sebagai penanggungjawab kegiatan pendidikan secara keseluruhan di
sekolah, dengan tugas kepala sekolah adalah ;
(a) Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan sekolah
sehingga pelayanan bimbingan konseling dan pengajaran, merupakan
satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
(b) Menyediakan pengadaan sarana prasarana, tenaga dan berbagai
kemudahan bagi terlaksananya layanan bimbingan konseling yang
efektif dan efisien.
(c) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan
konseling.
(d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah kepada orang tua, dan pemberi tugas di atasnya
yaitu dinas pendidikan kabupaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2). Koordinator Bimbingan.
Koordinator bimbingan bertugas mengkoordinasikan seluruh guru
pembimbing dalam ;
(a) Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada segenap
warga sekolah, orang tua dan masyarakat
(b) Menyusun program bimbingan dan konseling
(c) Melaksanakan program bimbingan dan konseling
(d) Mengadministrasikan layanan bimingan dan konseling
(e) Mengevaluasi program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
(f) Melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil penilaian
3). Guru Pembimbing / Konselor.
Sebagai pelaksana utama tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas :
(a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan koseling.
(b) Merencanakan program bimbingan konseling (terutama program-
program satuan layanan dan satuan pendukung ) untuk satuan-satuan
waktu tertentu. Program-program tersebut dikemas dalam program
harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan.
(c) Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan
konseling.
(d) Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan
konseling.
(e) Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
(f) Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan konseling.
(g) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan
kegiatan pendukung bimbingan konseling.
(h) Mengadministrasi kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan konseling yang dilaksanakan.
(i) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan konseling secara menyeluruh kepada koordinator BK serta
kepala sekolah.
(j) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan konseling.
4). Guru Mata Pelajaran.
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam bidang studi atau
program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung
berhubungan dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam
layanan bimbingan dan konseling adalah :
(a) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa.
(b) Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling serta pengumpulan data
tentang siswa-siswa tersebut.
(c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
(d) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang
menurut guru pembimbing memerlukan pelayanan pengajaran/latihan
khusus (seperti pengajaran/pelatihan perbaikan, program pengayaan).
(e) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling.
(f) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksud itu.
(g) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
(h) Memantau pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
5). Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan dan konseling
wali kelas berperan :
(a) Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya.
(b) Membantu guru pembimbing melaksanakan perannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
(c) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan
konseling.
(d) Berpartisipasi dalam kegiatan khususnya bimbingan dan konseling,
seperti konferensi kasus.
(e) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling.
Keberhasilan mutu pendidikan di suatu institusi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Keterlibatan, kepedulian seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait
merupakan komponen yang harus bersinergi positif untuk kemajuan sekolah.
Selain daripada itu keberadaan layanan bimbingan merupakan salah satu
komponen yang juga memberi sumbangsih terhadap pencapaian tujuan
pendidikan. Bimbingan dan konseling dengan segala tugas dan fungsinya
membantu mengantarkan siswa menjalani proses perkembangannya ke arah
kedewasaan guna membentuk pribadi yang unggul.
Fungsi itu dapat dikelompokkan menjadi sepuluh fungsi pokok, yaitu
1) fungsi pemahaman, 2) fungsi preventif, 3) fungsi pengembangan, 4) fungsi
penyembuhan, 5) fungsi penyaluran, 6) fungsi adaptasi, 7) fungsi penyesuaian, 8)
fungsi perbaikan, 9) fungsi fasilitasi, 10) fungsi pemeliharaan. (CLW No. 03) dan
(dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif.
2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop
out, dan pergaulan bebas (free sex).
3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
program bimbingan secara sistemik dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyawisata.
4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik
dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dirinya dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki
pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat
sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif.
9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
d. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor.
Bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor yang
berlangsung di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah dirancang dan
dipersiapkan sedemikian rupa mulai dari sarana prasana, perangkat layanan,
materi layanan oleh guru pembimbing. Berikut pernyataan guru pembimbing
dalam wawancara menyebutkan bahwa, bimbingan kelompok merupakan salah
satu layanan kepada siswa yang mengalami permasalahan yang sama untuk
kelompok kecil maupun kelompok besar seperti satu kelas. Penetapan materi
layanan dalam bimbingan kelompok ada beberapa ketetapan diantaranya 1).
sesuai dengan program kerja layanan yang dibuat guru pembimbing di awal tahun,
2). berdasarkan kondisi riil di lapangan atas permintaan siswa dalam kelompok.
(CLW No. 11)
Kepala sekolah dalam kesempatan lain menyebutkan sebagai berikut ,
sekolah berusaha menyediakan sarana prasarana untuk media bimbingan, dengan
harapan para guru pemimbing mau menggunakan untuk keefektifan proses
layanan bimbingan. Sekolah ini memang berada di daerah kecamatan namun
bukan berarti untuk prestasi kami berada di pinggir, ini bisa dibuktikan dengan
perolehan rata-rata hasil ujian nasional tiga tahun terakhir UPTD SMAN 1
Plemahan menduduki peringkat dua dan tiga dari lima SMA Negeri se-kabupaten
Kediri. Sekolah berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa
utamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau bimbingan, untuk itu
demi peningkatan prestasi, pemanfaatan sarana prasarana sebagai media
pembelajaran perlu ditingkatkan penggunaannya. (CLW No. 05)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Lebih lanjut waka kurikulum mengatakan bahwa, penggunaan media LCD
Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, untuk kegiatan belajar mengajar
termasuk kegiatan layanan bimbingan sudah lazim digunakan. Informasi dari
beberapa guru menyebutkan bahwa dengan menggunakan media ini penyampaian
informasi lebih mudah diterima oleh siswa, hal senada juga disampaikan oleh
guru pembimbing. (CLW No. 04)
Pelaksanaan layanan bimbingan mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan
dan berjalan. Berdasarkan jadwal itu peneliti mengikuti pada kelas XII-IS .1, XII-
IS.2, XII-IS.2 dan XII-IA.1, dengan rincian pertemuan sebagai berikut : (CLO
No. 02)
Pertemuan pertama hari Senin tanggal 27 September 2010 jam ke 7 kelas XII-IS.2
Pertemuan kedua hari Rabu tanggal 22 September 2010 jam ke 8 kelas XII-IS.3
Pertemuan ketiga hari Jum’at tanggal 01 September 2010 jam ke 1 kelas XII-IS.1
dan pertemuan keempat hari Jum’at tanggal 23 September 2010 jam ke 6 kelas
XII-IA.1, dengan tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut :
a. Seluruh siswa masuk ruang Laboratorium Audio Visual.
b. Guru pembimbing mengaktifkan komputer yang terhubung dengan LCD
Proyektor.
c. Guru pembimbing membuka kegiatan dengan memberi penjelasan singkat
tentang layanan bimbingan klasikal.
d. Guru pembimbing menyampaikan materi layanan tentang informasi
perguruan tinggi yang disampaikan melalui media LCD Proyektor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
e. Siswa menyimak penjelasan dan tanyangan di layar dengan antusias, serius
namun menyenangkan, karena tampilan informasi di kemas menarik dan
tidak membosankan. Adakalanya penjelasan guru tehenti karena ada siswa
yang bertanya, dan guru pembimbing memberikan penjelasan secara lugas
dan dimengerti oleh siswa.
f. Setelah penyampaian informasi selesai, siswa membentuk kelompok kecil
untuk melaksanakan diskusi. Dalam dinamika kelompok inilah
permasalahan-permasalahan yang mereka alami terkait dengan wawasan
perguruan tinggi dapat dipecahkan dan ditemukan solusi pemecahannya.
Disamping itu masing-masing kelompok kecil juga diminta tanggapannya
terkait dengan penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan
klasikal.
g. Kegiatan berikutnya presentasi tiap kelompok terkait dengan permasalahan
yang ada dalam kelompoknya dan cara atau solusi pemecahannya.
Kelompok lain sebagai audien yang bertugas memberikan tanggapan.
h. Kegiatan layanan diakhiri dengan mengumpulkan hasil diskusi dan guru
pembimbing memberikan kesimpulan atau penekanan dari hasil kesepakatan
bersama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri, ada beberapa hal yaitu :
a. Proses pengelolaan layanan bimbingan melibatkan semua unsur terkait guna
memberikan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
b. Personal pelaksana pemberian layanan bimbingan disusun secara sistematis
dengan guru pembimbing (konselor) sebagai tenaga utama yang profesional.
c. Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dapat dirinci sebagai fungsi;
pemahaman, preventif, pengembangan, penyembuhan, adaptasi,
penyesuaian, perbaikan, fasilitasi dan pemeliharaan.
d. Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor sudah
dirancang dan dipersiapkan mulai dari sarana prasarana, perangkat layanan,
materi layanan sudah disiapkan oleh guru pembimbing.
2. Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan
Bimbingan Kelompok.
Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu
kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan berupa materi
pembelajaran/layanan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan dapat guru,
siswa, orang lain dan salurannya adalah media pembelajaran dalam hal ini adalah
LCD Proyektor. Dalam proses pembelajaran guru melibatkan unsur metode dan
media sebagai alat bantu mengajar. Metode merupakan cara yang digunakan
dalam penyampaian materi. Media merupakan alat bantu untuk memperjelas
pesan atau materi pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran/layanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
a. Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dampak pemanfaatan media
khususnya media LCD Proyektor dalam proses layanan bimbingan ternyata sangat
positif. Ketika peneliti menanyakan kepada konselor didapat pernyataan sebagai
berikut, proses layanan bimbingan kelompok hendaknya keterlibatan siswa harus
tinggi, artinya bagaimana konselor merancang agar siswa dapat aktif,
menyenangkan dan bermakna dalam setiap pemberian layanannya, salah satu cara
dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan contoh LCD Proyektor. Saya selalu menggunakannya karena dirasa
itu salah satu media yang mudah, menyenangkan dan tentunya efektif.
Penggunaan media pengajaran yang tepat akan mempertinggi proses belajar
mengajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa secara
optimal. Secara umum media pengajaran mempunyai kegunaan untuk mengatasi
hambatan komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak didik, dan
mempersatukan pengamatan siswa.
Lebih lanjut disampaikan sebagai berikut ; ciri-ciri media yang efektif
adalah ; 1) relevan, artinya media itu sesuai dengan hakikat dan materi serta
tujuan yang hendak dicapai, 2) sederhana, artinya media itu bukanlah sesuatu
peralatan yang ruwet, tetapi peralatan yang mudah digunakan, 3) esensial, artinya
media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk membantu kelancaran proses
belajar mengajar, 4) menarik dan menantang, artinya media itu mampu
memberikan variasi, penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
(CLW No. 06)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Senada dengan itu siswa mengatakan sebagai berikut, apabila guru pengajar
menggunakan media dalam proses belajar mengajar, maka akan lebih menarik
apalagi mengunakan media LCD Proyektor yang ditambah dengan animasi
gambar dan suara, maka tidak gampang jenuh dan materi akan lebih mudah
diterima. Untuk mendapatkan data lebih lanjut yang lengkap siswa dapat mencopy
file tanpa harus mencatat. (CLW No. 07)
Dalam keterangannya koordinator guru pembimbing menjelaskan lebih
lanjut bahwa, manfaat penggunaan media dalam proses belajar mengajar atau
layanan bimbingan yang terpenting adalah bagaimana tujuan layanan atau
pembelajaran itu dapat tercapai. Secara umum media pendidikan mempunyai
manfaat diantaranya, untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka. Pemilihan dan
penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa.
Untuk itu LCD Proyektor salah satu media yang dapat membantu guru
pembimbing dalam memberikan layanannya. Namun demikian penggunaan media
hendaknya juga ditindaklanjuti dengan keterlibatan siswa dalam bentuk tugas,
diskusi atau keterlibatan aktif siswa lainnya, setelah layanan atau pembelajaran
selesai. Sehingga dengan demikian pesan yang sudah diterima oleh siswa akan
lebih bermakna. (CLW No. 08)
Pembelajaran sebagai proses yang dibangun oleh guru dimaksudkan untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir siswa, serta meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan sebagai upaya peningkatan penguasaan terhadap
materi pembelajaran/layanan. Dalam proses pembelajaran guru melibatkan unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
metode pengajaran dan media pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara
yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa. Sementara itu
kedudukan media merupakan alat bantu dalam pembelajaran/layanan.
Seperti yang disampaikan oleh guru pembimbing sebagai berikut, kita akan
sangat banyak dibantu apabila menyampaikan materi dengan menggunakan media
utamanya LCD Proyektor, karena materi dapat dikemas dalam bentuk yang
menarik, menyenangkan untuk siswa, hal itu sangat menguntungkan dan
membantu sekali. Jelas penggunaan media utamanya media LCD Proyektor akan
berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran atau pemberian layanan
kepada siswa. Jadi dampak terhadap guru pembimbing dengan memakai media
membantu meringankan tugas pembimbing dalam menyampaikan materi layanan
kepada siswa. (CLW No. 09)
Siswa juga menganggap bahwa media pembelajaran itu sesuatu yang
penting. Apalagi untuk siswa SMA adalah masa dimana imajinasinya berkembang
dengan pesat, maka keberadaan media dalam pembelajaran akan menyita
perhatiannya. Beberapa pernyataan tentang hal ini diuraikan sebagai berikut.
Jelas materi yang disampaikan akan mudah diterima dan diingat, karena terkesan
di ingatan dengan adanya tambahan gambar dan bentuk tampilan di layar yang
menarik, jadinya belajar tambah semangat, tidak ngantuk. (CLW No. 10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b. Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan
Keefektifan Bimbingan Kelompok.
Layanan bimbingan kelompok lebih banyak kegiatan memberikan informasi
kepada siswa, masalah-masalah yang sering muncul pada siswa biasanya
berhubungan dengan hambatan-hambatan dalam mempersiapkan diri di masa
depan apakah itu di bidang belajar, pribadi, sosial dan persiapan karier. Informasi
yang diberikan harus lengkap artinya menjawab semua kebutuhan siswa. Untuk
itu pemberian layanan akan lebih efektif bila disampaikan dengan menggunakan
media, utamanya LCD Proyektor. Karena materi yang sudah dikemas dalam
bentuk file di power point atau program yang lain akan dengan mudah dapat
disampaikan. Dengan demikian keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok akan dapat dicapai.
Lebih lanjut disampaikan oleh guru pembimbing sebagai berikut ;
memberikan layanan bimbingan kelompok pada sejumlah siswa yang mempunyai
permasalahan sama, kita butuh menyampaikan informasi dalam jumlah yang luas
namun harus tepat sesuai yang diinginkan oleh siswa. Untuk itu perlu media yang
dapat mengakomodir, media yang paling sesuai dan efektif adalah LCD
Proyektor, karena kita bisa mendesain materi dalam bentuk file yang menarik dan
menyenangkan. Penggunaan media ini sangat cocok untuk memberikan layanan
bimbingan kelompok, karena dalam bimbingan kelompok permasalahan yang
muncul adalah perlunya penyampaian informasi apakah itu tentang perguruan
tinggi, macam-macam karier atau permasalahan sosial yang lain, informasi itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
semua akan sangat efektif bila disampaikan dengan menggunakan media LCD
Proyektor. (CLW No. 11)
Berikut pernyataan dari siswa, ”...dengan menggunakan LCD Proyektor,
saya dapat dengan mudah memperoleh informasi yang saya butuhkan. Saya
membutuhkan informasi studi lanjutan di perguruan tinggi, tentang pilihan
kampus, dan pilihan prodi dan banyak lagi yang lain. Dengan ditayangkan pada
layar tadi maka sekarang saya sudah punya gambaran harus kemana saya nanti
setelah lulus SMA, di dalam kelompok bimbingan tadi teman yang lain juga
berpendapat seperti saya, mereka umumnya sudah menemukan pilihannya”. (CLW
No. 12)
Sehubungan dengan kefektifan media LCD Proyektor, koordinator guru
bimbingan berpendapat sebagai berikut ; ”...dengan semakin majunya teknologi
maka dalam setiap pemberian layanan bimbingan akan lebih efektif bila
menggunakan media, media merupakan alat bantu, kita harus pandai-pandai
memilih media karena banyak media yang bisa digunakan namun belum tentu
cocok atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari sekian banyak
media yang tersedia di sekolah kebanyakan para guru memanfaatkan media LCD
Proyektor, karena disamping penggunaannya tidak rumit, sekolah juga
menyediakan sarana itu, baik di laboratorium maupun yang dapat dibawa ke kelas.
Dan untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok konselor juga selalu
menggunakannya karena menurut keterangan yang didapat LCD Proyektor efektif
untuk menyampaikan materi layanan, dibandingkan dengan menggunakan media
yang lain”. (CLW No. 13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Berikut pernyataan kepala sekolah, ”...sekolah lebih banyak menyediakan
LCD Proyektor daripada media yang lain, karena media ini yang sering dan
banyak digunakan oleh guru mata pelajaran dan guru pembimbing, dan media ini
dianggap lebih efektif untuk membantu proses belajar mengajar. Sifat praktis,
mudah digunakan dan efektif adalah salah satu pertimbangan menggunakan media
ini”. (CLW No. 14)
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Meningkatkan Profesionalisme Konselor.
Profesionalisme adalah satu kata yang selalu dituntut dalam menjalankan
tugas. Di dunia pendidikan upaya untuk meningkatkan profesionalisme pendidik
dewasa ini semakin ditingkatkan. Pemerintah berupaya dengan menyelenggarakan
sertifikasi pada semua guru, sebagai lisensi sebelum melaksanakan tugas sebagai
pengajar dan pendidik. Beberapa usaha harus dilakukan secara pribadi oleh
seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas kompetensinya.
a. Tugas dan Fungsi Konselor.
Sesuai data di lapangan didapat fakta bahwa seorang konselor mempunyai
tugas sebagai berikut, 1) menyusun program bimbingan konseling, 2)
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, 3) mengungkapkan
masalah klien, 4) menyelenggarakan pengumpulan data klien, 5) melaksanakan
konseling, 6) melaksanakan bimbingan 7) menyelenggarakan konferensi kasus, 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
melakukan kunjungan rumah, 9) mengantar dan menerima alih tangan kasus
(referal), 10) menyelenggarakan diskusi profesional BK.
Fungsi konselor di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta
stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah. Sehubungan dengan
itu, seorang konselor mempunyai fungsi sebagai berikut seperti yang disampaikan
oleh koordinator BK antara lain. 1) fungsi preventif yaitu, bertujuan menjaga
jangan sampai anak-anak mengalami kesulitan dan menghindarkan hal-hal yang
tidak diinginkan, 2) fungsi preserveratif yaitu, usaha untuk menjaga keadaan yang
telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan yang baik itu terganggu, 3)
fungsi kuratif yaitu, mengadakan konseling kepada anak-anak yang mengalami
kesulitan, yang tidak dapat dipecahkan sendiri dan yang membutuhkan bantuan
dari pihak lain. (CLW No. 15)
b. Peningkatan Profesionalisme Konselor.
Profesioanalisme berarti menunjuk kepada komitmen anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus menerus dan
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya. Dampak atau pengaruh penggunaan LCD
Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan terhadap peningkatan kualitas profesi
konselor di SMAN 1 Plemahan Kediri, dapat dijelaskan seperti pernyataan kepala
sekolah sebagai berikut. Guru pembimbing lebih kreatif dalam memberikan
bimbingan kepada siswa setelah menggunakan media LCD Proyektor, semua
rajin menyiapkan materi dalam bentuk file di power point. Dengan demikian ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
usaha untuk belajar, dan berpengaruh positif terhadap peningkatan sumber daya
dan sekaligus para guru semakin profesional dalam menyiapkan perangkat
pembelajarannya. Sekarang banyak guru pembimbing maupun guru mata
pelajaran yang sudah mempunyai lap top sendiri dan belajar mengembangkan
kompetensinya, dengan demikian harapan sekolah agar setiap pendidik
meningkatkan kualitasnya akan tercapai, dan tentunya mutu pendidikan semakin
meningkat. (CLW No. 16)
Realita di lapangan menunjukkan bahwa dengan menciptakan kondisi
kerja yang produktif melalui penyediaan media pembelajaran yang beragam
maka para pendidik akan tergerak untuk menggunakannya. Hal ini perlu didukung
dengan usaha untuk mengembangkan keterampilannya. Senada dengan itu
koordinator guru BK mengatakan, bahwa ada peningkatan kemampuan yang
dialami oleh para pendidik khususnya guru pembimbing setelah sering
menggunakan media dalam memberikan layanan bimbingan kepada klien. Guru
pembimbing yang dulu belum bisa mengoperasionalkan komputer sekarang
dituntut harus bisa dan sudah tidak gaptek lagi.
Koordinator guru pembimbing lebih lanjut mengatakan bahwa, untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan maka usaha-usaha yang bersifat
inovasi perlu dilakukan. Seorang guru dituntut untuk selalu belajar dan belajar
seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi apabila tidak, maka tidak
mustahil apabila seorang guru akan tertinggal pengetahuannya dengan siswa.
Siswa yang kreatif akan selalu belajar tidak hanya di sekolah tetapi di luarpun
mereka dapat belajar, apalagi dengan adanya internet yang segala sesuatu bisa di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dapat dengan mudah. Apabila guru mau menggunakan media elektronik dalam
pembelajarannya ini suatu usaha dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
kompetensinya, karena dengan menggunakan media elektronik seorang guru
dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyiapkan materi
pembelajarannya atau layanan untuk guru pembimbing. Hal semacam ini ada
pengaruh signifikan terhadap peningkatan profesionalisme seorang guru atau
pembimbing. (CLW No. 17)
Adanya peningkatan kemampuan yang dimiliki guru juga diakui oleh
siswa dengan pernyataannya sebagai berikut, sekarang guru pengajar dan guru
pembimbing banyak yang kreatif setelah ada aturan setiap guru harus memakai
media elektronik dalam mengajarnya. Banyak guru yang membawa lap top dalam
mengajar di kelas. (CLW No. 18)
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam
Bimbingan Kelompok.
Kualitas proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
menyiapkan materi, keterampilan guru dalam menyampaikan informasi, ketepatan
guru dalam memilih metode, dan satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana seorang guru memilih media yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi dalam bentuk informasi yang menarik mudah diterima oleh
siswa. Penggunaan media LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok di UPTD
SMAN 1 Plemahan kediri diketahui masih ada beberapa kendala dalam
pelaksanaannya, diantaranya sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
a. Sarana Prasarana.
Sarana LCD Proyektor yang tersedia di UPTD SMAN 1 Plemahan kediri
masih kurang memadai, hal ini disebabkan karena makin banyaknya guru yang
menggunakan media ini untuk kegiatan belajar mengajar, termasuk guru
pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok. Fakta ini juga
disampaikan oleh waka kurikulum bahwa keberadaan LCD Proyektor di UPTD
SMAN 1 Plemahan masih berjumlah 4 buah, dan yang 3 buah terpasang
permanen di ruang laboratorium sedangkan yang dapat digunakan untuk moving
hanya 1 buah. Sekolah sedang berusaha untuk menambah pengadaan LCD
Proyektor baik dari dana komite maupun dari dana yang lain. (CLW No. 19)
Berikut guru pembimbing menyampaikan bahwa, keterbatasan
keberadaan sarana media LCD Proyektor yang ada di UPTD SMAN 1 Plemahan
masih kurang memenuhi kebutuhan. Terkadang guru pembimbing akan
menggunakan media LCD Proyektor tetapi sudah atau sedang dipakai oleh guru
lain, sementara di laboratorium komputer juga digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar teknologi informatika. Untuk mengatasi hal yang demikian selanjutnya
setiap guru yang akan menggunakan media perlu membuat daftar pinjaman agar
apa yang sudah direncanakan dapat berjalan lancar. Kendala seperti ini sudah
disampaikan kepada sekolah, dan sudah mendapat tanggapan positif dari kepala
sekolah.
Selanjutnya guru pembimbing menyatakan bahwa, apabila mau
menggunakan media LCD Proyektor harus menyampaikan terlebih dahulu kepada
waka kurikulum atau waka sarana apakah dipakai oleh guru lain atau tidak, hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
seperti ini harus dilakukan apabila tidak, maka akan berbenturan dengan guru lain
yang akan menggunakan. (CLW No. 20)
Secara khusus kepala sekolah juga menyadari bahwa keberadaan media
LCD Proyektor di sekolahnya masih belum memenuhi kebutuhan apabila dilihat
dari keinginan pengajar yang antusias akan menggunakan dalam kegiatan belajar
mengajarnya. Namun lebih lanjut beliau mengatakan bahwa kendala seperti itu
sudah diupayakan penyelesaiannya dengan komite sekolah. (CLW No. 21)
b. Persiapan Guru.
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perangkat
pembelajaran atau layanan perlu dipersiapkan secara baik pula. Peralatan yang
akan digunakan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya.
Dengan demikian pada saat menggunakan nanti, kita tidak akan diganggu dengan
hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu.
Hal yang paling pokok dalam menggunakan media adalah kesiapan dari
pengguna media itu, yaitu guru. Untuk menggunakan media LCD Proyektor jelas
seorang guru harus menguasai operasional komputer minimal menguasai program
power point. Masih dijumpai adanya beberapa guru yang enggan untuk belajar
menguasai teknologi program operasional komputer, ini yang menghambat atau
menjadi kendala mengapa guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak
menggunakan media elektronik khususnya LCD Proyektor. Selain itu juga ada
temuan guru kurang kreatif dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan
dalam bentuk power point, terjadi copy paste file orang lain kemudian materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
diganti dengan materi bidang yang akan disampaikan, sehingga terjadi
tampilannya akan sama dengan tampilan yang pernah disampaikan oleh guru lain,
sebaiknya membuat kreasi tampilan sendiri yang berbeda, baru dan menarik.
Temuan ini juga diakui oleh waka kurikulum yang mengatakan bahwa,
masih ada beberapa bapak atau ibu guru yang enggan mengembangkan diri,
belajar menguasai program komputer. Akibatnya beberapa guru itu tidak mau
menggunakan media yang sudah disediakan oleh sekolah dan kegiatan belajar
mengajarnya masih dengan cara lama atau menggunakan media non elektronik.
Untuk menyiapkan materi pelajaran ke dalam bentuk file power point memang
memerlukan suatu keterampilan dan kreatifitas, agar dapat menarik dan
menyenangkan siswa. (CLW No. 19)
Untuk memanfaatkan media LCD Proyektor seorang guru harus mau
mengembangkan kemampuannya. Namun masih dijumpai sebagian dari guru
yang tidak mau menggunakan media elektronik dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas, dengan alasan belum mampu mengoperasionalkan komputer dan masih
belajar. (CLW No. 20)
Jika guru menggunakan media elektronik untuk kegiatan belajar mengajar,
memang memerlukan beberapa persyaratan seperti yang disampaikan oleh Moch.
Marifin (2009: 17) antara lain; 1) guru perlu memiliki pemahaman media
pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media sebagai alat bantu mengajar
dan tindak lanjutnya, 2) guru harus terampil membuat media sederhana untuk
keperluan pengajaran terutama media proyeksi, 3) pengetahuan dan keterampilan
dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
c. Biaya
Suatu keinginan yang besar dan baik tentu pelu dukungan dana yang
memadai, begitu pula dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan
menggunakan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Faktor
ketersediaan dana juga menjadi kendala, untuk penyediaan media LCD Proyektor
dirasa masih belum memenuhi kebutuhan, keberadaan ruang multi media atau
laboratorium komputer juga perlu disediakan lebih baik lagi. Kenyataan ini digaris
bawahi oleh kepala sekolah dalam pernyataanya sebagai berikut, bahwa untuk
pemenuhan kebutuhan sarana prasarana masih belum memenuhi kebutuhan yang
diharapkan, tidak dapat dipungkiri bahwa mencapai prestasi yang besar perlu
sarana yang cukup, dan itu semua memerlukan dana yang memadai. Keberadaan
LCD Proyektor masih belum memenuhi kebutuhan, ruang laboratorium komputer
juga masih belum mampu menampung seluruh siswa. Usaha yang sudah dan
sedang dilakukan adalah mengajak stakeholder terkait yaitu komite sekolah untuk
ikut memikirkan pengadaannya. (CLW No. 21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
C. Pembahasan Hasil
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD Proyektor
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses penyampaian informasi
yang lebih ditekankan pada hasil perubahan tingkah laku anak dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga pembelajarannya harus transformatif secara langsung yang
dapat dilakukan dengan lebih efektif melalui media audio visual. Pelaksanaan
bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor di UPTD
SMAN 1 Plemahan Kediri dilkukan dengan menjalankan sistem sebagai berikut,
a) pengelolaan layanan bimbingan konseling, b) personal pelaksana layanan
bimbingan dan konseling, c) fungsi bimbingan dan konseling, d) pelaksanaan
bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
a. Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Pengelolaan pelaksanaan pemberian layanan bimbingan konseling di
UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, melaksanakan proses bimbingan konseling
kepada seluruh siswa, baik yang bermasalah maupun tidak. Layanan bimbingan
dan konseling dilengkapi dengan fasilitas yang diperlukan baik sarana maupun
prasarana yang diperlukan.
Materi layanan bimbingan mengacu pada program kerja konselor yang
dibuat pada awal tahun pelajaran kemudian dituangkan ke dalam Rencana
Layanan Bimbingan Konseling (RLPBK). Materi layanan bimbingan juga bisa
berasal dari kebutuhan siswa. Bentuk materi layanan yang berasal dari siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
merupakan kebutuhan materi secara kelompok/klasikal dan bersifat insidental.
Kemudian pelaksanaan layanan bimbingan di jadwalkan oleh guru pembimbing.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (2010: 10) bahwa, ada
manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak
sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang
lain. Berikut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2)
mengartikan, bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Selanjutnya Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2004: 10)
menyebutkan diantaranya adalah ; a). Pengelolaan bimbingan dan konseling
dilengkapi fasilitas yang diperlukan yaitu ruang kerja, peralatan instrumen,
peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya. b). Pengelolaan yang
efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangnnya untuk siswa.
Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa kemungkinannya
semua orang bermasalah, dan lebih banyak orang yang meminta bantuan pihak
lain untuk memecahkan permasalahannya, pengertian orang lain di disini bukan
hanya mengandalkan konselor tetapi bisa guru, wali kelas dan pihak lain. Serta
layanan bimbingan di sekolah selayaknya dibarengi dengan ketersediaan sarana
dan prasarana pendukung yang memadai. Dengan demikian maka pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana secara efisien dan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
b. Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling.
Proses pemberian layanan bimbingan dan konseling di UPTD SMAN 1
Plemahan Kediri, mengikutsertakan seluruh komponen warga sekolah baik itu
siswa, guru wali kelas, tata usaha dan juga kepala sekolah dengan peranan
konselor sebagai tenaga profesional. Dengan sistem pengelolaan seperti ini
dimungkinkan pelayanan terhadap pengentasan permasalahan yang dihadapi siswa
dapat diselesaikan secara maksimal. Karena untuk penuntasan permasalahan siswa
konselor tidak bisa bekerja sendiri, memerlukan bantuan pihak lain, paling tidak
untuk pengumpulan data.
Sejalan dengan itu Bimo Walgito (38: 2010) mengatakan sebagai berikut,
”Seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta stafnya
di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah (school wefare)”. Dari
pendapat itu dapat disimpulkan bahwa konselor merupakan salah satu unsur yang
diperlukan oleh sekolah dan bersama-sama dengan pihak lain untuk mewujudkan
keberhasilan program sekolah.
Sofyan S. Willis (2010: 29) mengatakan bahwa, mengingat luasnya tujuan
bimingan bagi para siswa, tidak dapat dibantah bahwa kepala sekolah dan guru-
guru memiliki peranan yang amat besar dibidang bimbingan dan konseling.
Secara garis besar peranan kepala sekolah adalah mengkoordinir keberhasilan
bimbingan dan konseling.
Lebih lanjut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati (2008:
24) mengatakan bahwa. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi dan disertai
dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan deras dewasa ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
menyebabkan peranan guru menjadi meningkat dari hanya sebagai pengajar
menjadi sebagai pembimbing (konselor).
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling.
Berdasarkan data di lapangan fungsi bimbingan dan konseling di UPTD
SMAN 1 Plemahan Kediri sudah normatif yaitu sebagai fungsi: a) pemahaman, b)
preventif, c) pengembangan, d) penyembuhan, e) penyaluran, f) adaptasi, g)
penyesuaian, h) perbaikan, i) fasilitasi, j) pemeliharaan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bimo Walgito (38: 2010) sebagai berikut.
”Seorang pembimbing mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
bimbingan terhadap anak-anak, baik yang bersifat, (a) preventif, (b) preservatif,
(c) korektif atau kuratif”.
Berikut pendapat Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan,
Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun
keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat
dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b)
fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi
pengembangan.
Dengan demikian fungsi bimbingan dan konseling yang dijalankan di
UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sesuai dengan kaidah-kaidah dari pendapat para
ahli. Fungsi pencegahan yaitu mengkondisikan agar siswa terhindar dari berbagai
macam masalah, fungsi penyembuhan yaitu membantu para siswa yang
mengalami masalah agar mendapatkan solusi pemecahannya, fungsi pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
yaitu menindaklanjuti dengan berbagai macam layanan agar siswa yang pernah
mengalami suatu hambatan atau permasalahan tidak mengalami permasalahan
lagi.
d. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor.
Dari beberapa paparan data yang didapat di lapangan dijelaskan bahwa
pelaksanaan layanan bimbingan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan
dengan memberikan layanan secara klasikal dan dibentuk kelompok-kelompok
kecil sebagai sarana untuk diskusi. Permasalahan yang cenderung sama dalam
kelompok akan dapat ditemukan alternatif-alternatif pemecahannya secara
bersama-sama. Anggota dalam kelompok kecil menyampaikan keluhannya yang
kemudian ditanggapi oleh anggota kelompok yang lain dengan memanfaatkan
dinamika kelompok, maka permasalahan yang dialami secara individu atau
masalah secara kelompok dapat terpecahkan.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri sudah menggunakan media LCD Proyektor. Dari penjelasan beberapa guru
menyatakan bahwa dengan menggunakan media LCD Proyektor penyampaian
materi lebih mudah diterima oleh siswa, menyenangkan dan tentunya lebih
efektif.
Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2009: 21) banyak
keuntungan penggunaan media pembelajaran diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
1) Penyampaian pelajaran menjadi tidak baku, setiap pelajar yang melihat atau
mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik, dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan
pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8) Para guru dapat merubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk
pelajaran yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam
proses belajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan manfaat media pembelajaran
sebagai alat bantu proses pembelajaran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
1) Pelajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan
motivasi.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pembelajran
dengan baik.
3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan pengajar
tidak kehabisan tenaga.
4) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Secara rinci dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok
dengan menggunakan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
sudah direncanakan secara baik dengan memanfaatkan sarana media elektronik,
memberi layanan yang menyeluruh kepada semua siswa, perorganisasian
pelaksana tugas secara sistematis untuk memberikan pelayanan yang maksimal.
2. Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan
Bimbingan Kelompok
Proses pemberian layanan bimbingan, utamanya bimbingan kelompok di
UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah memanfaatkan media LCD Proyektor.
Karena proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaitu
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
penerima pesan. Berdasar pertimbangan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka penggunaan media berbasis teknologi di
terapkan guna mencapai tujuan yaitu meningkatkan efektifitas layanan bimbingan
kelompok untuk membantu permasalahan siswa.
a. Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor.
Dengan penyediaan macam-macam media pembelajaran harapannya untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Dari beberpa media pembelajaran yang tersedia
kecenderungannya guru pembimbing menggunakan LCD Proyektor, menurut
keterangannya lebih efektif dan efisien.
Data di lapangan ini sejalan dengan pendapat Moch. Muarifin (2009: 12)
mengatakan, media pengajaran yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Relevan, artinya media itu sesuai dengan hakekat materi dan tujuan yang
hendak dicapai.
2) Sederhana, artinya media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi
peralatan yang mudah digunakan.
3) Esensial, artinya media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk
membantu kelancaran proses belajar mengajar.
4) Menarik dan menantang, artinya media itu mampu memberikan variasi,
penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan bahwa, manfaat media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah :
5). Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi.
6). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik.
7). Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga.
8). Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Manfaat media di sini yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil
penelitan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan
mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana 11 % dari yang dipelajari
terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83 % lewat indera penglihatan.
Selanjutnya Azhar Arsyad (2006: 154) mengatakan bahwa, keefektifan
penyajian pelajaran melalui multimedia terutama LCD Proyektor memerlukan
perhatian khusus dengan langkah-langkah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
1) Sajikan konsep dan gagasan satu persatu. Pesan yang lebih dari satu, baik
melalui visual maupun verbal, akan membagi perhatian siswa.
2) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk
menyampaikan pesan materi pelajaran.
3) Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antar unsur-unsur itu
dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar
dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan.
4) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut jenis dan estetis.
5) Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi
perhatikan jangan sampai mendominasi narasi.
6) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam
penyajian.
7) Jangan terlalu banyak narasi, biarkan gambar-gambar yang menyajikan
informasi atau pesan-pesan.
8) Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan
membuat penyajian lebih dinamis.
Dengan demikian dapat dikatakan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan kediri berlangsung secara efektif dengan
menggunakan media LCD Proyektor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
b. Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan
Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok.
Selanjutnya untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah
diperoleh data sebagai berikut, bimbingan kelompok merupakan salah satu
layanan kepada siswa yang mengalami permasalahan yang sama untuk kelompok
kecil maupun kelompok besar seperti satu kelas. Masalah-masalah yang muncul
biasanya berhubungan dengan hambatan-hambatan dalam mempersiapkan diri di
masa depan apakah itu di bidang belajar, pribadi, sosial dan persiapan karier.
Informasi yang diberikan harus lengkap artinya menjawab akan kebutuhan siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2001: 87) mengatakan, ”Tujuan
dan fungsi bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara
bersama-sama memperoleh bahan atau informasi yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari baik sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat
secara efektif”.
Senada dengan itu Siti Hartinah (2009: 6) menyebutkan, pengertian
bimbingan kelompok yang lebih sederhana menunjuk kepada kegiatan bimbingan
yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru
pembimbing di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah sejalan dengan pendapat
para ahli, yaitu mengelompokkan permasalah-permasalahan yang sama dari siswa
dan memanfaatkan dinamika kelompok untuk penyelesaian masalah dibantu
dengan menggunaklan media LCD Proyektor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Selanjutnya Gazda (dalam Tatiek Romlah, 2001: 3) mengatakan,
bimbingan konseling kelompok adalah masuk pada BK kelompok besar, yaitu
proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi kelompok
yang dilakukan dengan jumlah siswa antara 20 sampai 30 orang. Dengan tujuan
untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi
dirinya.
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Meningkatkan Profesionalisme Konselor
Data di lapangan didapat fakta bahwa guru pembimbing dalam
memberikan layanan bimbingan kelompok melaksanakan prosedur sesuai dengan
beberapa pendapat tersebut di atas. Penggunaan media LCD Proyektor dalam
layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dapat
dilaksanakan dan efektif karena dapat membantu mengaasi permasalahan atau
memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh siswa.
a. Tugas dan Fungsi Konselor
Sesuai data di lapangan didapat fakta bahwa seorang konselor mempunyai
tugas sebagai berikut, 1) menyusun program bimbingan konseling, 2)
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, 3) mengungkapkan
masalah klien, 4) menyelenggarakan pengumpulan data klien, 5) melaksanakan
konseling, 6) melaksanakan bimbingan 7) menyelenggarakan konferensi kasus, 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
melakukan kunjungan rumah, 9) mengantar dan menerima alih tangan kasus
(referal), 10) menyelenggarakan diskusi profesional BK.
Fungsi konselor di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam
menyelenggarakan kesejahteraan sekolah. antara lain. 1) fungsi preventif yaitu,
bertujuan menjaga jangan sampai anak-anak mengalami kesulitan dan
menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, 2) fungsi preserveratif yaitu, usaha
untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan
yang baik itu terganggu, 3) fungsi kuratif yaitu, mengadakan konseling kepada
anak-anak yang mengalami kesulitan, yang tidak dapat dipecahkan sendiri dan
yang membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Sebagai bahan perbandingan berikut ini disajikan unjuk kerja konselor yang
ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA).
Dicantumkan hanya gugus-gugusnya saja, antara lain :
10) Menyusun program bimbingan dan konseling.
11) Menyelenggarakan konseling perseorangan.
12) Memahami diri siswa.
13) Merencanakan pendidikan dan pengembangan pekerjaan siswa.
14) Mengalihtangankan siswa.
15) Menyelenggarakan penempatan siswa.
16) Memberikan bantuan kepada orang tua.
17) Mengadakan konsultasi dengan staf.
18) Mengadakan hubungan dengan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Memperhatikan kriteria-kriteria tugas seorang konselor seperti yang
ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA) tersebut di atas
maka, dapat dikatakan tugas dan fungsi konselor di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri sudah sesuai dengan ketentuan yang baku.
b. Peningkatan Profesionalisme Konselor.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dengan mengkondisikan suasana
kerja yang memanfaatkan teknologi informatika apakah itu di bidang administrasi
maupun proses belajar mengajar atau layanan bimbingan maka akan nampak
pengaruh yang positif terhadap peningkatan kompetensi di setiap pelaksana tugas,
baik tenaga tata usaha, guru mata pelajaran dan guru pembimbing dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dengan menggunakan media LCD Proyektor
dalam setiap pemberian layanan bimbingan maka konselor harus menguasai
teknik-teknik membuat power point yang bagus, menarik, dan tentunya interaktif.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan penguasaan
teori maupun praktik di bidang itu, kalau tidak maka kita akan jadi orang-orang
terbelakang atau gagap teknologi (gaptek).
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang bersifat dinamis,
berkembang, dan dapat ditunjukkan setiap waktu. Kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten dalam arti memiliki penggetahuan, keterampilan, nilai dan sikap-sikap
dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berfikir dan bertindak itu didasari oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial, kemasyarakatan,
beragama dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prayitno (1999: 339-340) menyebutkan, ”Suatu jabatan atau pekerjaan
disebut profesional apabila ia memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya, selama
berada dalam pekerjaan itu para angotanya terus-menerus berusaha menyegarkan
dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur
dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset,
serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota”.
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam
Bimbingan Kelompok.
Kualitas proses layanan bimbingan dipengaruhi oleh kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kepribadian konselor. Seorang
konselor yang mempunyai kompetensi yang memadai baik dibidang bimbingan
atau keterampilan menggunakan media elektronikyang diperoleh sewaktu kuliah,
penataran atau pelatihan serta pengalaman kerja akan memudahkan konselor
menggunakan media LCD Proyektor ini.
Namun demikian masih dijumpai beberapa hambatan dalam proses
penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan kelompok di UPTD
SMAN 1 Plemahan Kediri. Kendala tersebut diantaranya, a) sarana prasarana,
b) persiapan guru pembimbing, c) biaya.
Masalah keterbatasan sarana prasarana untuk melengkapi kelancaran
proses layanan bimbingan sudah jamak diketahui di beberapa sekolah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
masalah ini bukan hanya dialami oleh UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri saja. Di
UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri untuk sarana media LCD Proyektor ada empat
unit, itupun dirasa masih kurang, karena guru pemakai media ini melebihi dari
ketersediaan. Sarana penunjang yang lain juga masih belum mencukupi untuk
laboratorium komputer UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri masih menggunakan
laboratorium fisika, yang ditata menjadi laboratorium komputer. Begitupula
dengan keberadaan komputer masih jauh memenuhi kebutuhan. Dengan jumlah
komputer 30 unit sementara seluruh siswa berjumlah 820 siswa. Kenyataan ini
membuat pelayanan kegiatan ekskul komputer untuk siswa tidak bisa maksimal.
Untuk mengatasi hal ini setiap kelas dijadikan dua gelombang apabila memakai
laboratorium komputer.
Keterbatasan sarana prasarana ini, didasari karena keterbatasan alokasi
dana yang kurang menunjang, masalah ini dirasakan oleh semua pihak baik itu
guru pembimbing, wakil kepala sekolah dan kepasa sekolah sendiri juga
menyadari. Usaha yang sudah dilakukan pihak sekolah adalah dengan
menyampaikan kepada stakeholder terkait baik itu komite sekolah selaku mitra
kerja dan dinas pendidikan selaku instansi yang berwenang dibidang pendidikan.
Menurut keterangan dari kepala sekolah respon dari komite cukup baik dan yang
memberi harapan segar untuk pengadaan sarana prasarana baik itu LCD
Proyektor, komputer dan laboratorium komputer akan di realisasikan tahun
depan.
Hambatan lain yang ditemui dalam pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor adalah persiapan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
pembimbing. Masih dijumpai guru pembimbing yang enggan mencantumkan
media LCD Proyektor ke dalam rencana layanannya. Keengganan ini muncul
karena kemampuan penguasaan operasional komputer yang masih belum
memadai. Padahal untuk membuat tampilan di layar dengan menggunakan
program power point dibutuhkan kreatifitas yang tinggi, sehingga dalam
penyajian materi dapat menarik, menyenangkan dan diterima siswa. Hal ini yang
membuat layanan bimbingan yang diberikan menjadi efektif. Ilmu pengetahuan
dan teknologi terus berkembang sebagai seorang konselor harus mau
mengembangkan diri, apakah itu belajar mandiri atau bersama-sama dengan
organisasi profesinya untuk mengikuti pelatihan, workshop yang terkait dengan
media elektronika. UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri memberikan ruang yang
cukup untuk semua guru dan konselor apabila mau mengembangkan
kompetensinya.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian dan pengambilan data di lapangan yang sudah dilakukan
peneliti terkait dengan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok yang Efektif melalui
Media LCD Proyektor Siswa UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri Tahun
Pelajaran 2010/2011, dirasa masih ada beberapa keterbatasan penelitian yang
dilakukan adalah :
1. Alokasi waktu penelitian yang terbatas, sehingga belum dapat mengungkap
hal-hal yang lebih luas dari penelitian yang sudah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
2. Keterbatasan dana penelitian sehingga pengadaan instrument-instrumen
penelitian juga terbatas, sedang data dan fakta di lapangan cukup luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada temuan-temuan di lapangan, analisis data dan komparasi
antara teori dengan temuan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut.
1. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan
Kelompok.
a. Pengelolaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri dilaksanakan dengan memberikan layanan kepada semua siswa.
b. Proses kegiatan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri dilaksanakan oleh guru pembimbing sebagai tenaga profesional
dengan dibantu oleh semua warga sekolah sebagai penunjang kelengkapan
pengumpulan data siswa.
c. Memberdayakan fungsi bimbingan konseling sebagai fungsi pemahaman,
preventif, pengembangan, penyembuhan, penyaluran, adaptasi,
penyesuaian, perbaikan, fasilitasi dan pemeliharaan.
d. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri sudah menggunakan media LCD Proyektor dan terbukti dapat
meningkatkan keefektifan layanan bimbingan kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
2. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Media LCD
Proyector.
a. Manfaat penggunaan media LCD Proyektor adalah mengurangi verbalisme,
proses layanan menjadi menarik, mempertinggi konsentrasi siswa, efisien
dapat menyampaikan informasi yang luas.
b. Penggunaan media LCD proyektor oleh guru pembimbing meringankan
tugas dalam menyampaikan informasi dan dampak terhadap siswa akan
membawa siswa untuk berfikir kreatif, proses layanan tidak membosankan.
c. Penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan kelompok
menjadi efektif karena media ini relevan dengan berbagai materi
bimbingan kelompok, sederhana penggunaannya, dan menarik.
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok
Meningkatkan Profesionalisme Konselor.
a. Pelaksanaan tugas dan fungsi konselor semakin maksimal, karena seiring
kemajuan teknologi konselor dituntut mengembangkan diri, agar dapat
meggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dalam
menjalankan tugas sehari-hari.
b. Dengan menggunakan media LCD Proyektor konselor dituntut untuk
kreatif, inovatif, mengembangkan kompetensi yang pada akhirnya
meningkatkan profesionalitas konselor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam
Bimbingan Kelompok.
a. Keterbatasan sarana media LCD Proyektor kurang sebanding dengan
kebutuhan.
b. Pengadaan sarana dan prasarana terbentur biaya yang kurang memadai.
c. Masih dijumpai ada beberapa guru yang enggan untuk meningkatkan
kemampuannya mengikuti perkembangan teknologi.
d. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sekolah berusaha menjalin
kerjasama dengan stakeholder diantaranya masyarakat, komite sekolah dan
dinas pendidikan kabupaten.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa media LCD Proyektor
sebagai media layanan bimbingan kelompok yang efektif dapat meningkatkan
profesionalisme konselor. Faktor utama yang penting adalah keberadaan konselor,
sebagai pembimbing dituntut peran aktifnya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Konselor akan senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensinya. Dengan kata lain tuntutan akan keprofesionalan konselor semakin
nyata baik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari maupun dalam penggunaan media
dan teknologi.
Layanan bimbingan dan konseling yang efektif akan berimplikasi terhadap
kemandirian siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa akan mengurangi permasalahan-
permasalah yang terjadi di sekolah, masyarakat dan keluarga, sehingga diharapkan
siswa dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secara optimal dan
mencapai prestasi sesuai dengan cita-citanya. Implikasi lain dari hasil penelitian
ini diharapkan sekolah dan stakeholder terkait akan selalu peduli serta senantiasa
mengupayakan pengadaan media layanan bimbingan berbasis teknologi.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dan juga dalam rangka mengupayakan
peningkatan kualitas mutu pendidikan, peneliti perlu mengemukakan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan otonomi sekolah hendaknya :
a. Lebih memfungsikan dan mengoptimalkan sumber daya sekolah demi
peningkatan mutu pendidikan, khususnya penggunaan media layanan
bimbingan berbasis teknologi.
b. Memberikan ruang yang cukup kepada konselor untuk
mengembangkan diri dengan usaha-usaha peningkatan kompetensinya
masing-masing dan meningkatkan pengadaan sarana media LCD
Proyektor.
c. Menciptakan suasana kerja yang kondusif agar proses layanan
bimbingan kelompok berjalan maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
d. Memprioritaskan pengadaan media pendidikan berbasis teknologi
dalam pengalokasian anggaran sekolah.
e. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan workshop untuk konselor dalam
rangka pengembangan dan peningkatan kompetensi yang berdampak
meningkatnya mutu dan efektititas layanan bimbingan kelompok.
2. Konselor selaku pembimbing, diharapkan :
a. Menepati komitmennya sebagai konselor dengan menjalankan tugas
dan fungsi sebaik-baiknya.
b. Selalu meningkatkan kopetensi, mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan mengikuti pelatihan atau workshop
yang terkait dengan penggunaan media pendidikan berbasis iptek.
c. Terus termotivasi untuk selalu menggunakan media layanan
bimbingan yang berbasis iptek demi tercapainya tujuan pembelajaran
atau layanan bimbingan serta meningkatnya mutu pendidikan.
3. Masyarakat, komite sekolah, instansi terkait, selaku stakeholder,
diharapkan :
a. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan meningkatkan kepekaan
dan merespon positif terhadap permasalahan-permasalahan
pendidikan yang dialami sekolah secara cepat dan tepat.
b. Berpartisipasi aktif dan menindaklanjuti permasalahan di sekolah
untuk pemenuhan kebutuhan sarana prasarana demi peningkatan mutu
dan efektifitas layanan bimbingan kelompok.
top related