pedoman pengelolaan lab inovasi (final)
Post on 19-Jul-2015
184 Views
Preview:
TRANSCRIPT
0 | P a g e
1 | P a g e
2 | P a g e
3 | P a g e
i | P a g e
Di era globalisasi, inovasi di sektor publik merupakan suatu strategi yang harus
ditempuh oleh Indonesia untuk meningkatkan daya saing bangsa guna mengejar
ketertinggalan dari negara-negara lain. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa
kemauan berinovasi (willingness to innovate) dan kemampuan berinovasi (ability to
innovate) di lingkungan birokrasi dirasakan masih rendah. Inovasi masih merupakan
hal yang aneh, tidak disukai, bahkan cenderung dihindari karena pandangan yang
keliru bahwa inovasi merupakan sesuatu yang tidak sejalan dengan kebijakan.
Kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan berjalan terus namun harus dihentikan dan
bahkan perlu dibalik. Kalangan birokrasi pemerintah perlu diyakinkan bahwa
berinovasi di sektor publik itu menyenangkan dan mudah dilakukan.
Atas dasar itulah kami menyusun pedoman pengelolaan laboratorium inovasi
administrasi negara ini. Pedoman ini dimaksudkan untuk memudahkan para
champion inovation atau fasilitator laboratorium inovasi administrasi negara dalam
membantu setiap instansi pemerintah (pusat dan daerah) untuk berinovasi di sektor
publik. Dalam pedoman ini, ditegaskan bahwa pengelolaan laboratorium inovasi
administrasi negara ditempuh melalui lima tahap yaitu tahap drum up, diagnose,
design, deliver dan display. Setiap tahap memiliki tujuan dan metode tersendiri yang
saling bersinergi untuk menghasilkan suatu inovasi di sektor publik. Penguasaan
yang baik dari champion innovation terhadap keseluruhan tahap tersebut diharapkan
dapat mengubah mindset atau pola pikir pejabat pada instansi pemerintah untuk
menyukai inovasi, mau berinovasi, dan mampu berinovasi.
ii | P a g e
Sebagai sebuah proses awal, pedoman ini tentu masih membutuhkan sentuhan-
sentuhan yang lebih inovatif lagi. Untuk itu, berbagai pemikiran dan kontribusi
seluruh pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan percepatan mewujudkan
administrasi negara yang inovatif. Salam Inovasi Tiada Henti…!!
Jakarta, April 2015
iii | P a g e
I
Kata Pengantar
Daftar Isi Iii
Satu : Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Metode 3
Dua : Drum Up 5
Pengantar 5
Tujuan 7
Metode 7
Tiga : Diagnose 8
Pengantar 8
Tujuan 10
Metode 10
Empat : Design 11
Pengantar 11
Tujuan 13
Metode 13
Lima : Deliver 15
Pengantar 15
Tujuan 16
Metode 16
iv | P a g e
Enam : Display 17
Pengantar 17
Tujuan 18
Metode 18
Tujuh : Penutup 19
Lampiran
0 | P a g e
1 | P a g e
Latar Belakang
Inovasi merupakan kunci untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya
saing nasional, dan meningkatkan
kesejahteraan bangsa. Namun, posisi dan
keadaan inovasi di Indonesia tidaklah
terlalu menggembirakan. Dalam Global
Innovation Index (GII) tahun 2014,
Indonesia menempati peringkat 87 dengan
skor 31,8, turun dari peringkat 85 dengan
skor 31,95 pada tahun 2013. Peringkat ini
berada di bawah negara-negara tetangga
lain di kawasan ASEAN seperti Vietnam
(peringkat 71), Thailand (peringkat 48), Malaysia (peringkat 33), dan Singapura
(peringkat 7). Seiring dengan GII, Laporan Daya Saing Global yang dirilis World
Economic Forum (2014) yang mensurvei 148 negara mennjukkan bahwa Indonesia
berada pada peringkat 38 dengan skor 4,53. Lagi-lagi, peringkat ini berada di bawah
negara tetangga seperti Thailand (peringkat 37), Brunei (peringkat 26), Malaysia
(peringkat 24), dan Singapura (peringkat 2). Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri,
maka tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari menghadapi dan mengantisipasi perdagangan bebas yang telah dimulai
INOVASI JALAN UTAMA
Inovasi bukan lagi
alternatif tetapi
menjadi jalan utama yang harus ditempuh untuk
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi, daya saing nasional, dan meningkatkan
kesejahteraan bangsa
2 | P a g e
pada tahun 2015 ini, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, di mana barang, jasa,
dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara negara-negara ASEAN.
Inovasi menjadi salah satu tool dalam mengakselerasi peningkatan daya saing
Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, privat, masyarakat harus
melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi pemerintah meliputi antara lain
kementerian, lembaga pemerintah non kementerian (LPNK), pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota sangat penting karena mengakselerasi inovasi privat
dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi
salah satu ujung tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan
publik yang inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat,
pertumbuhan ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing
daerah juga akan berpengaruh besar pada peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya.
Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah diterbitkannya Undang-
Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan peluang
pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya pada pasal 386 yang
menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang
dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan
efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik
kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka,
memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak
untuk kepentingan diri sendiri.
Inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi jalan utama yang harus ditempuh
meningkatkan daya saing. Dengan pentingnya inovasi tersebut, Pusat Inovasi Tata
Pemerintahan (Pusat INTAN)-Deputi Inovasi Adminsitrasi Negara (DIAN)-Lembaga
3 | P a g e
Administrasi Negara (LAN) menerbitkan buku pedoman yang dapat digunakan
sebagai referensi oleh para champion innovation dalam melakukan fasilitasi
pelaksanaan laboratorium inovasi di lingkungan pemerintah baik di pusat maupun di
daerah.
Tujuan
Inovasi di sektor publik pada
prinsipnya berisikan dimensi sikap
(soft) dan dimensi teknis (hard).
Dimensi sikap berurusan dengan
bagaimana menggugah pengambil
kebijakan untuk berinovasi,
sedangkan dimensi teknis
berurusan dengan penguasaan pengetahuan teknis (manajerial dan substantif) yang
dibutuhkan oleh suatu inovasi. Oleh karena itu, buku pedoman ini dimaksudkan
untuk membekali setiap champion innovation untuk mengelola kedua dimensi ini
dengan baik, yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam:
Menginspirasi pengambil kebijakan untuk mau berinovasi dan mau menggalang
dukungan untuk berinovasi (drum up support)
Menggali ide-ide inovasi baik yang berangkat dari permasalahan yang
dihadapinya maupun untuk mewujudkan visi atau impiannya (diagnose)
Merancangan rencana aksi inovasi yang komprehensif (design)
Melaksanakan inovasi secara fokus dan konsisten (deliver)
Menyampaikan progres dan manfaat inovasi kepada stakeholder atau
lingkungannya (display)
Metode
Untuk mewujudkan kedua dimensi (soft dan hard) yang disebutkan di atas, maka
model laboratorium inovasi dibagi ke dalam lima tahap yaitu Drum Up, Diagnose,
Design, Deliver dan Display atau disingkat 5D. Seperti pada Gambar 1.
Tujuan Champion Innovation
Mengispirasi, Menggalang
Dukungan, Menggali Ide, Merancang
Inovasi, Deliver dan Display Inovasi
4 | P a g e
Pada gambar di atas, dimensi soft (mindset) yang berorientasi sikap lebih
terkonsentrasi pada tahap drum up, sedangkan dimensi hard (teknokratis) berada
pada diagnose, design, deliver dan display. Meskipun demikian, dalam praktek
dimensi soft tersebut perlu terus diikutkan agar keseluruhan proses inovasi
terlaksana dengan penuh semangat sehingga tujuan inovasi dapat dicapai dengan
baik.
Drum Up merupakan tahapan pertama untuk menginspirasi dan menggugah
semangat berinovasi. Diagnose merupakan tahapan kedua untuk mengidentifikasi
dan menemukan ide inovasi. Design merupakan langkah ketiga untuk merancang
desain/prototype inovasi secara lebih detail dan siap untuk diimplementasikan.
Deliver adalah langkah keempat yakni mengimplementasikan, memonitoring, dan
mengevaluasi implementasi inovasi. Display merupakan tahap kelima untuk
melakukan festival dan promosi inovasi.
5 | P a g e
Pengantar
Kata Drum Up dalam bahasa Inggris
berarti menabuh genderang. Jika
kata ini digabung dengan kata
support sehingga menjadi Drum Up
Support maka akan berarti
menggalang dukungan. Dalam
pedoman ini, kata ini sengaja
dipergunakan untuk menunjukkan
bahwa inovasi di sektor publik
berawal dari adanya perubahan
mindset, adanya kemauan dan
kesadaran untuk berinovasi.
Tahap drum up ini merupakan
tahapan awal yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan pengelolaan laboratorium inovasi. Tingkat
kemauan dan motivasi untuk berinovasi pada setiap orang dan atau organsiasi
sangat berbeda. Untuk itu, drum up dibutuhkan untuk membangun kesadaran
kolektif untuk berinovasi. Tanpa kesadaran kolektif, gagasan inovasi yang secara
teknis bagus dan memiliki manfaat yang luas tidak akan berarti. Gagasan tersebut
pada akhirnya hanya tertuang dalam rencana tanpa pernah dilaksanakan dengan
Drum Up ............ membangun kesadaran
kolektif untuk berinovasi
6 | P a g e
baik, karena kesadaran kolektif belum muncul untuk menerapkannya secara
sungguh-sungguh.
Untuk membangun kesadaran kolektif tersebut, maka peranan pimpinan puncak
(Bupati, Walikota, Gubernur, Pejabat Pimpinan Tinggi) adalah sangat strategis karena
kewenangan formal yang dimilikinya. Dengan kewenangan tersebut, pimpinan
puncak dapat menggerakkan bawahannya secara kolektif untuk mendukung
pelaksanaan inovasi selanjutnya.
Oleh karena itu, dalam rangka membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi ini,
maka seorang champion innovation perlu memastikan bahwa kesadaran, kemauan,
dan motivasi untuk berinovasi harus lahir dari pimpinan puncak terlebih dahulu. Jika
belum, maka sudah menjadi tugas seorang champion innovation untuk terus
menyusun strategi untuk mengubah sikap atau mindset mereka.
Dalam tahap drum up, champion innovation pada dasarnya bekerja dalam ranah
afektif atau sikap perilaku. Bahan-bahan yang dipergunakan lebih banyak diarahkan
untuk menginspirasi atau menggugah kesadaran untuk berinovasi. Contoh-contoh
best practice atau success story seseorang menjadi bahan yang sangat penting untuk
digunakan. Apalagi jika bahan tersebut mengandung efek drama yang dapat
menggugah perasaan.
Untuk meningkatkan penerimaan audience dalam suatu acara drum up, seorang
champion innovation perlu mengontekstualkan bahan-bahan yang dimiliki. Misalnya,
jika akan melakukan drum up di kabupaten X, maka diupayakan menggali informasi-
informasi kontekstual dari Kabupaten X. Lampiran 1 Pedoman ini memuat bahan-
bahan drum up yang mengandung prinsip-prinsip yang diuraikan di atas.
Untuk dapat menginspirasi, kepada para calon inovator dalam suatu forum drum up,
dapat diberikan beberapa pertanyaan yang mampu mengungkit semangat inovasi
seperti: Bagaimana perasaan Anda/instansi jika menjadi model RB Nasional?
Menjadi daerah termaju dan pusat pertumbuhan ekonomi indonesia? Menjadi
benchmark dan barometer pembangunan daerah? Dan menjadi daerah yang
7 | P a g e
menghasilkan inovasi terbanyak dan terbaik di indonesia? Dan, selanjutnya
diteruskan dengan pertanyaan inginkah, mungkinkah, mampukah, maukah?
Jawaban dari pertanyaan di atas sangat mungkin terbentur oleh adanya blockset
(hambatan/sumbatan) di antara para calon inovator dengan mitos inovasi yakni
bahwa inovasi itu mahal, inovasi itu sulit, tidak memiliki ide, dan tidak tahu caranya
berinovasi. Dalam menghancurkan blockset tersebut perlu ditunjukan dengan
menyajikan antonim mitos dengan menyajikan berbagai evidence bahwa inovasi itu
mudah, inovasi itu murah, banyak ide berinovasi, dan caranya sangat sederhana
untuk berinovasi seperti kreatif, berpikir berbeda, berbuat berbeda, dan melakukan
pembaharuan.
Tujuan
Tahapan drum up ini bertujuan untuk menginspirasi dan mengembangkan semangat
inovasi para calon inovator baik secara individu mapun kolektif. Dengan demikian,
willingness to innovate atau kemauan berinovasi terbentuk dan merupakan modal
awal untuk melanjutkan ke tahap-tahap pengelolaan laboratorium inovasi
berikutnya.
Metode
Mengingat fungsinya sebagai instrumen untuk menggugah semangat berinovasi,
maka drum up dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti sosialisasi, kuliah
umum, visitasi ke instansi yang telah berhasil berinovasi, dan lain sebagainya.
Metode atau kombinasi metode apapun yang dipilih, pada gilirannya kompetensi
champion innovation memainkan peranan yang sangat signifikan.
8 | P a g e
Pengantar
Esensi inovasi administrasi negara adalah adanya kebaruan dalam pelaksanaan
suatu tugas di sektor publik. Kebaruan sering dimaknai sebagai sesuai yang bersifat
out of the box atau di luar kotak yang berarti sesuatu yang selama ini tidak pernah
dipraktekkan. Tentu saja kebaruan-kebaruan tersebut muncul dari ide-ide kreatif dan
proses berpikir kreatif, sehingga mampu meng-create, yaitu menciptakan sesuatu
yang baru.
Oleh karena itu, tahap diagnose
perlu dimaknai sebagai proses
memfasilitasi calon-calon inovator
untuk memunculkan ide-ide
inovasi mereka. Pada tahap
diagnose ini, terdapat dua cara
yang dapat ditempuh untuk
membantu champion innovation memunculkan potensi mereka dalam melahirkan
ide-ide inovasi, yaitu berbasis masalah dan berbasis non-masalah.
Pada cara yang berbasis masalah, seorang inovator menemukan ide inovasi dengan
berangkat dari adanya permasalahan yang ditemukan dalam organisasinya. Cara ini
dapat dianalogkan dengan seorang dokter yang melakukan diagnose terhadap
seorang pasien. Tentu dia terlebih dahulu harus menentukan jenis penyakit dan
kemudian menentukan tindakan yang harus dilakukan. Kesalahan dalam
mendiagnosa organisasi dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan
Diagnose ............ memunculkan ide /
gagasan inovasi
9 | P a g e
penyakit organisasi yang berujung pada tindakan yang diambil juga keliru sehingga
membahayakan organisasi.
Cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dilakukan dengan tiga tahapan
kegiatan yang berurut, yaitu inovator terlebih dahulu harus mengendalikan dirinya,
atau menata niatnya bahwa ide inovasi yang akan dimunculkan sesungguhnya untuk
kepentingan publik dan bukan kepentingan dirinya atau kelompok tertentu,
kemudian menentukan tingkat kinerja organisasi, dan terakhir menentukan
intervensi atau tindakan yang akan diambil. Intervensi atau tindakan inilah yang
harus mengandung ide-ide kreatif yang memiliki unsur kebaruan.
Dalam menentukan tingkat kinerja organisasi diagnosa ini, calon inovator perlu
menentukan kesenjangan dengan mendeskripsikan kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan. Kesenjangan-kesenjangan tersebut bisa ditemukan pada unsur-unsur
organisasi seperti output, proses, dan input organisasi. Berangkat dari kesenjangan
tersebutlah, dapat dimunculkan ide-ide kreatif untuk menutup kesenjangan tersebut.
Bahan-bahan tentang cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dapat
dilihat pada Lampiran 2 pedoman ini.
Kedua adalah cara mendiagnosa organisasi yang berbasis non-masalah. Ide inovasi
dengan cara ini dimunculkan dengan menggunakan teknik atau template berpikir
kreatif. Dengan teknik ini, seorang calon inovator dapat menemukan ide kreatif
secara langsung. Oleh karena itu, seorang calon inovator perlu menguasai teknik
atau template tersebut. Beberapa template yang dapat dipergunakan adalah
innovation shopping, analisis morfologi, berpikir terbalik, dan lain-lain. Lampiran 2
Pedoman ini memperlihatkan berbagai teknik dan template berpikir kreatif.
Ide-ide inovasi yang dihasilkan baik melalui teknik mendiagnosa organisasi maupun
melalui teknik template berpikir kreatif perlu dikomunikasikan dengan kepala daerah
atau pimpinan puncak tempat laboratorium inovasi dilaksanakan. Persetujuan
mereka terhadap ide-ide inovasi dibutuhkan untuk melanjutkan proses inovasi ke
10 | P a g e
tahap berikutnya yaitu tahap design. Seorang champion innovation wajib menjadikan
persetujuan pimpinan puncak sebagai persyaratan ke tahap design.
Tujuan
Tahap diagnose ini bertujuan untuk memfasilitasi champion innovation untuk
menemukan ide inovasi, yaitu gagasan-gagasan yang mengandung unsur kebaruan.
Oleh calon inovator, ide inovasi ini diyakini dapat meningkatkan kinerja
organisasinya.
Metode
Untuk mencapai tujuan tahap diagnose, maka metode yang dipergunakan adalah
workshop. Dengan metode ini, calon inovator akan bekerja, menggali potensi yang
dimilikinya, dan mengerahkan segala kompetensinya untuk menemukan ide-ide
inovasi. Dalam workshop ini berbagai tool diperkenalkan untuk dipergunakan, yaitu:
Organizational diagnosis
Innovation shopping
Morphology analysis
Template/Fast idea generation
11 | P a g e
Pengantar
Seperti halnya tahap diagnose, tahap design ini juga bersifat teknis, yaitu bagaimana
menuangkan ide inovasi ke dalam suatu rancangan rencana aksi yang detail. Oleh
karena itu, desain inovasi sangat penting karena akan mendetailkan langkah-
langkah mewujudkan ide inovasi
yang sudah diperoleh.
Dalam merencanakan inovasi yang
dibutuhkan adalah menyusun
rencana aksi inovasi. Tidak ada
format baku untuk penulisan
rencana aksi. Namun demikian,
rencana aksi inovasi minimal mengandung:
Sejumlah langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi
yang diharapkan;
Siapa dan/atau dengan siapa langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;
Apa produk atau output setiap langkah/kegiatan tersebut;
Metode apa yang digunakan untuk menghasilkan output suatu kegiatan;
Kapan langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;
Di mana langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;
DESAIN ............ MENYUSUN RENCANA
AKSI INOVASI
12 | P a g e
Berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan/langkah
tersebut.
Tabel 1 berikut ini dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk menyusun
rencana aksi inovasi.
Tabel 1
Rencana Aksi Inovasi
NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU OUTPUT METODE
1
2
3
Perlu diketahui oleh setiap champion innovation bahwa rencana aksi inovasi sarat
dengan pengetahuan teknis baik yang bersifat administratif atau manajerial maupun
yang bersifat substantif. Oleh karena itu, untuk memastikan keakuratan dari rencana
aksi ini, seorang calon inovator perlu didampingi oleh pihak atau lembaga yang
memiliki keahlian (expertise) di bidang substantif tersebut. Misalnya, seorang calon
inovator yang akan berinovasi di sektor pertanian maka rencana aksinya perlu
divalidasi oleh pihak atau lembaga yang memiliki keahlian di bidang pertanian.
Di samping rencana aksi inovasi, seorang calon inovator perlu memetakan
stakeholder dan menyusun strategi komunikasi untuk stakeholder. Hal ini tidak
berlaku umum, namun hanya pada inovasi tertentu terutama yang memiliki
stakeholder eksternal atau yang di luar jangkauan kewenangan calon inovator.
Tujuan utama pemetaan stakeholder ini adalah sebagai alat bantu bagi calon
inovator dalam menyusun strategi komunikasi terutama kepada stakeholder yang
tidak diuntungkan oleh suatu inovasi. Stakeholder seperti ini memiliki
kecenderungan resistensi yang tinggi terhadap inovasi dan karena itu kemungkinan
besar akan menolak inovasi tersebut.
13 | P a g e
Oleh karena itu, seorang champion innovation perlu menguasai teknik membangun
koalisi yaitu kemampuan menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk menggiring
(framing) stakeholder tertentu yang menolak inovasi menjadi menerima inovasi.
Bahan pemetaan stakeholder pada Lampiran 3 dalam pedoman dapat dipergunakan
untuk memetakan stakeholder.
Rencana aksi inovasi dan pemetaan stakeholder (jika dibutuhkan) juga perlu terus
dikomunikasikan dengan pimpinan puncak (Bupati, Walikota, Gubernur, Pimpinan
Tinggi) untuk mendapat persetujuan. Jika sudah disetujui, maka proses inovasi dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap deliver atau pelaksanaan inovasi.
Tujuan
Tahap design inovasi bertujuan untuk menghasilkan rencana aksi inovasi, termasuk
pemetaan stakeholder berikut strategi komunikasinya jika diperlukan.
Metode
Untuk menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder, maka tahap
design inovasi ini menggunakan metode workshop. Dengan metode ini, calon
inovatorlah yang akan bekerja membuat rencana aksi tersebut. Champion innovation
bertugas memfasilitasi mereka dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder.
14 | P a g e
Pengantar
Tahap deliver atau tahap pelaksanaan inovasi merupakan tahap yang memiliki waktu
yang cukup panjang. Jumlah kegiatan/langkah dan lamanya waktu pelaksanaan
setiap kegiatan/langkah berkontribusi terhadap jangka waktu pelaksanaan suatu
inovasi. Mungkin ada inovasi yang membutuhkan waktu beberapa bulan, satu tahun,
bahkan beberapa tahun.
Seorang champion innovation
perlu memahami bahwa waktu
pelaksanaan suatu inovasi tidak
menjadi masalah. Calon inovator
perlu diberi kebebasan untuk
menentukan waktu penyelesaian
pelaksanaan rencana aksi sesuai
kebutuhan waktu yang diperlukan.
Tahap deliver ini diawali dengan pelaksanaan launching atau peluncuran
pelaksanaan inovasi. Bentuk kegiatannya bisa bersifat formal seremonial namun
bisa juga bersifat informal. Jika berbentuk formal seremonial, seorang champion
innovation perlu memastikan penanda apa yang dipergunakan untuk menyatakan
bahwa inovasi sudah mulai diluncurkan. Penandanya bisa bervariasi mulai dari
pemukulan gong, penandatanganan rencana aksi, pengetukan palu, dan lain-lain.
DELIVER ............ menginformasikan
kepada berbagai pihak bahwa
inovasi sudah mulai
dilaksanakan
15 | P a g e
Intinya adalah acara tersebut menginformasikan kepada berbagai pihak bahwa
inovasi sudah mulai dilaksanakan.
Untuk beberapa instansi tertentu, bisa saja peluncuran inovasi ini dikaitkan dengan
kinerja calon inovator sehingga dapat menjadi kontrak kinerja antara pimpinan
puncak dengan calon inovator. Dengan demikian, acara peluncuran inovasi dapat
berupa acara penandatangan kontrak kinerja. Format kontrak kinerja yang
dipergunakan hendaknya diserahkan kepada pihak yang melaksanakan inovasi.
Selain peluncuran inovasi, dalam masa deliver ini, seorang champion innovation juga
perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan setiap langkah/kegiatan. Dengan
menggunakan rencana aksi, seorang champion innovation perlu memantau progres
pelaksanaan dari masing-masing langkah/kegiatan. Tujuan utama kegiatan
monitoring ini adalah untuk memastikan inovator tetap disiplin melaksanakan
langkah-langkah yang sudah direncanakan. Instrumen monitoring menggunakan
instrumen rencana aksi yang sudah terisi lengkap sebagaimana terlihat pada Tabel
1 sehingga champion innovation cukup melakukan check dan recheck terhadap
implementasi rencana aksi tersebut.
Setiap permasalahan yang menyebabkan perlambatan atau bahkan kemandekan
pelaksanaan inovasi perlu diatasi oleh champion innovation. Champion inovation
perlu menyadari bahwa pada umumnya permasalahan dapat bersumber dari dimensi
soft inovasi, yaitu willingness to innovate mengendor, sehingga semangat untuk
mengerjakan inovasi menjadi menurun. Di samping itu, permasalahan juga
bersumber dari ability to innovate yaitu inovator tidak memiliki pengetahuan
(manajerial atau substantif) yang cukup untuk melaksanakan inovasi. Melalui
kegiatan monitoring, champion innovation seyogianya dapat memahami sumber
permasalahan dan memberikan solusi yang tepat.
Kegiatan monitoring dapat dilakukan melalui pemantauan jarak jauh dengan
menggunakan teknologi informasi melalui situs inovasi Lembaga Administrasi
16 | P a g e
Negara. Jika diperlukan, pemantauan juga dapat dilakukan dengan memonitor
pelaksanaan inovasi secara langsung di lapangan.
Tujuan
Tahapan deliver bertujuan untuk melaksanankan inovasi sesuai dengan rencana aksi
yang telah didesain. Pelaksanaan inovasi diawali dengan peluncuran inovasi dan
dilanjutkan dengan monitoring untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatan
dalam implementasi inovasi serta memastikan pelaksanaan inovasi tetap berjalan
hingga inovasi selesai.
Metode
Selama deliver terdapat dua kegiatan utama yaitu peluncuran pelaksanaan inovasi
dan monitoring inovasi. Peluncuran pelaksanaan inovasi dilakukan dengan acara
seremonial yang dapat bersifat formal maupun informal. Sedangkan monitoring
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan antara
lain dengan observasi dan survei lapangan. Sedangkan monitoring secara tidak
langsung dilihat dengan berbagai media online.
17 | P a g e
Pengantar
Untuk mengumumkan kepada
stakeholder termasuk kepada
masyarakat, seorang inovator
perlu melaporkan kegiatan inovasi
yang telah dilakukan. Kegiatan ini
disebut display dan merupakan
salah satu bentuk akuntabilitas
inovator kepada publik. Di samping
itu, kegiatan display dimaksudkan sebagai ajang show off, blow your own trumpet,
pengumuman kepada dunia luar bahwa Anda sebagai inovator sudah berbuat
sesuatu untuk kepentingan publik.
Dalam kegiatan ini, inovator memamerkan proses inovasi yang dilakukan. Jika
memungkinkan, kegiatan ini juga memamerkan hasil inovasi apabila inovasi telah
selesai dilaksanakan. Kegiatan display dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
kegiatan seperti pameran, festival, maupun seminar.
Lalu apa saja yang dipamerkan atau ditampilkan dan bagaimana cara
melakukannya? Seorang champion innovation perlu memastikan bahwa inovator
melakukan pendokumentasian yang lengkap terutama dalam bentuk gambar atau
foto. Inovator perlu memamerkan bagaimana kondisi awal sebelum iovasi dilakukan,
kondisi setelah inovasi dilakukan atau kondisi akhir setelah inovasi, dan milestones
atau langkah yang ditempuh untuk mewujudkan inovasi.
DISPLAY
ajang show off, blow your own
trumpet, pengumuman .....
18 | P a g e
Untuk membuat kegiatan display lebih semarak, champion innovation dapat
menambahkan kegiatan penilaian hasil inovasi dengan menghadirkan juri yang akan
menentukan inovator mana yang menjadi pemenang. Dalam penjurian ini, dua
kriteria perlu dipertimbangkan yaitu kebaruan yang terkandung dalam suatu inovasi
dan keluasaan manfaat yang ditimbulkannya.
Efektivitas kegiatan display tentu ditentukan oleh banyak jumlah pengunjung dan
luasnya kegiatan tersebut diekspose di media. Oleh karena itu, inovator perlu
mengundang sebanyak mungkin stakeholder untuk mengunjungi kegiatan display ini,
dan menghadirkan sebanyak mungkin media untuk meliputnya.
Tujuan
Tujuan dari festival inovasi adalah untuk memperkenalkan, menyosialisasikan, dan
mendapatkan masukan stakeholders mengenai inovasi yang telah dilakukan
sehingga ke depannya, inovasi dapat dilanjutkan dan dikembangkan menjadi lebih
baik.
Metode
Kegiatan display dilakukan antara lain melalui pameran inovasi, festival inovasi,
seminar inovasi, atau gabungan dua atau ketiga hal ini.
19 | P a g e
Model berinovasi 5D yang berisi lima langkah dalam melaksanakan laboratorium
inovasi administrasi yaitu drum up, diagnose, design, deliver, dan display merupakan
model yang diperkenalkan oleh Lembaga Administrasi Negara dalam berinovasi di
sektor publik. Seorang champion innovation perlu menguasai model ini terlebih
dahulu sebelum turun ke lapangan melakukan fasilitasi atau pendampingan ke
instansi pemerintah (pusat dan daerah) untuk melaksanakan kegiatan laboratorium
inovasi.
Model berinovasi 5D ini adalah jawaban konkret untuk memecahkan dua tantangan
utama dalam berinovasi di sektor publik yaitu willingnes to inovate dan ability to
innovate. Model berinovasi 5D diyakini dapat membuat pejabat instansi pemerintah
dari tidak menyukai inovasi menjadi menyukai inovasi, melakukan inovasi, dan
memiliki inovasi di instansi yang dipimpinnya.
Untuk menjangkau pelaksanaan laboratorium inovasi ke seluruh instansi pemerintah
mulai dari kementerian, lembaga, provinsi, kota dan kabupaten, kecamatan, bahkan
kelurahan dan desa, Lembaga Administrasi Negara saat ini sedang membangun
sistem pengelolaan laboratorium inovasi dengan menjadikan model berinovasi 5D
sebagai inti yang akan menggerakkan sistem tersebut. Dimulai dari Lembaga
Administrasi Negara di mana para innovation master bekerja akan membentuk tim
champion inovation di setiap Pemerintah Provinsi, Kementerian, dan Lembaga. Para
champion innovation inilah yang akan menggunakan model berinovasi 5D untuk
20 | P a g e
membimbing para innovation practitioner melakukan inovasi di kabupaten/kota dan
unit organisasinya masing-masing. Dengan demikian, arus inovasi diharapkan akan
lebih masif menjangkau seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah di Indonesia.
Tentu saja model berinovasi 5D beserta sistem pengelolaan laboratorium inovasi
tersebut perlu diperlakukan sebagai model berinovasi yang dinamis. Pandangan
kritis perlu terus diberikan agar kinerja model berinovasi ini dapat lebih di tingkatkan
lagi dimasa-masa mendatang. Oleh karena itu, segala jenis kritikan konstruktif yang
disampaikan akan kami apresiasi setinggi-tingginya.
21 | P a g e
22 | P a g e
23 | P a g e
24 | P a g e
25 | P a g e
26 | P a g e
27 | P a g e
28 | P a g e
29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
32 | P a g e
33 | P a g e
34 | P a g e
35 | P a g e
36 | P a g e
37 | P a g e
38 | P a g e
39 | P a g e
40 | P a g e
41 | P a g e
42 | P a g e
43 | P a g e
44 | P a g e
45 | P a g e
46 | P a g e
47 | P a g e
48 | P a g e
49 | P a g e
50 | P a g e
51 | P a g e
52 | P a g e
53 | P a g e
54 | P a g e
top related