pedoman penerbitan sertifikat kompetensi
Post on 16-Apr-2015
1.107 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
KATA PENGANTAR
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence) ini
disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi Badan Nasional sertifikasi Profesi
(BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam melaksanakan penerbitan
Sertifikat Kompetensi.
Disadari bahwa Sertifikat Kompetensi merupakan bentuk pengakuan formal
terhadap kompetensi kerja yang dimiliki oleh seseorang tenaga kerja pada
jenjang kualifikasi atau klaster kompetensi tertentu. Oleh karena itu perlu
adanya pengaturan-pengaturan tentang bagaimana memberikan jaminan
keamanan terhadap Sertifikat Kompetensi agar tidak dipalsukan atau
disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. BNSP sebagai
lembaga penanggung jawab pemberian sertifikat kompetensi, mengatur
penerbitan sertifikat kompetensi dimaksud dalam bentuk Pedoman Penerbitan
Sertifikat Kompetensi.
Dengan tersusunnya Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi ini, diharapkan
Lembaga Sertifikasi Profesi, Tempat Uji Kompetensi dan Instansi terkait dapat
menerbitkan dan mengendalikan sertifikat kompetensi serta memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya tenaga kerja dan calon
tenaga kerja yang ingin mendapatkan pengakuan atas kompetensi kerja yang
dimilikinya.
Jakarta, Juni 2006
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 1 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
.......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................... 5
1.2. Tujuan ................................................................................ 5
1.3. Sasaran ............................................................................... 5
1.4. Ruang Lingkup .................................................................... 5
1.5. Dasar Hukum........................................................................ 5
1.6. Pengertian ........................................................................... 6
BAB II. SERTIFIKAT KOMPETENSI
................................................................................................................... 8
2.1. Jenis Sertifkiat ..................................................................... 8
2.2. Blanko Sertifikat Kompetensi............................................... 8
2.3. Spesifikasi Kertas Sertifikat.................................................. 8
2.4. Bahasa Penulisan Sertifikat.................................................. 9
2.5. Format Sertifikat Unit Kompetensi....................................... 9
2.6. Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi.............................. 11
2.7. Penomoran/Kodifikasi Sertifikat Kompetensi ....................... 13
2.8. Nomor Registrasi Sertifikat .................................................. 15
2.10. Masa Berlaku Sertifikat........................................................ 15
2.11. Penerbitan Sertifikat Kompetensi......................................... 16
2.12. Duplikat Sertifikat ................................................................ 16
2.13. Pencetakan Blanko Sertifikat ............................................... 16
2.14. Area (Ruang lingkup) Sertifikasi Kompetensi ...................... 17
2.15. Validasi ................................................................................ 17
2.16. Dokumentasi ....................................................................... 18
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 2 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB III. MEKANISME PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
........... 19
3.1. Penerbitan Sertifikat Unit Kompetensi ................................. 19
3.2. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi........................ 21
3.3. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi........................... 23
BAB IV. PENGENDALIAN DAN SANKSI.............................................. 26
4.1. Pengendalian ... .................................................................. 26
4.2. Monitoring ........................................................................... 27
4.3. Evaluasi ............................................................................... 27
4.4. Pelaporan ............................................................................ 27
4.5. Sanksi .................................................................................. 28
BAB IV. PENUTUP............................................................................. 29
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 30
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 3 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daya saing suatu perusahaan atau negara sangat ditentukan oleh
kemampuan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang
dimilikinya. Tersedianya tenaga kerja atau SDM yang kompeten dan
profesional merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam
menghadapi ketatnya persaingan global, baik secara nasional maupun
internasional.
Dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, profesional dan
kompetitif perlu dikembangkan suatu sistem sertifikasi kompetensi yang
dapat menjamin bahwa pemegang sertifikat benar-benar memiliki
kompetensi sesuai dengan sertifikat yang dimilikinya. Sertifikat
kompetensi harus mampu menjadi jaminan tertulis yang menerangkan
dengan jelas dan tegas mengenai area dan tingkat kompetensi
seseorang berdasarkan pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja
yang dipersyaratkan.
Sebagai bentuk pengakuan dan sekaligus jaminan mutu terhadap
penguasaan suatu kompetensi kerja, sertifikat kompetensi harus
informatif, valid, terdokumentasi dan mampu telusur (traceable). Hal ini
bisa terwujud apabila dibangun suatu sistem sertifikasi yang didukung
oleh regulasi, kelembagaan serta sistem manajemen mutu yang
memadai.
Berdasarkan U.U. No. 13 tentang Ketenagakerjaan serta P.P. No. 23
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dijelaskan bahwa
BNSP bertugas menyelenggarakan sertifikasi kompetensi kerja. Dalam
melaksanakan tugasnya, BNSP dapat memberikan lisensi kepada LSP
(Lembaga Sertifikasi Profesi). Ruang lingkup tugas utama LSP adalah
melaksanakan uji kompetensi dan menerbitkan sertifikat kompetensi
kerja.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 4 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Untuk menjaga kualitas sertifikasi kompetensi kerja yang dilaksanakan
BNSP maupun oleh LSP, BNSP perlu mengeluarkan pedoman mengenai
penerbitan sertifikat kompetensi kerja. Pedoman ini akan menjadi acuan
baik dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja maupun dalam
proses penjaminan mutu melalui audit internal dan eksternal.
1.2. Tujuan
Tujuan Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi adalah:
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengisian dan penerbitan
sertifikat kompetensi kerja oleh BNSP serta LSP pada sektor atau
sub sektor masing-masing.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan internal/eksternal audit mutu,
dalam rangka penjaminan mutu penerbitan sertifikat kompetensi
kerja.
1.3. Sasaran
Sasaran pedoman penerbitan sertifikat kompetensi adalah terciptanya
tertib prosedur dan tertib administrasi dalam penerbitan sertifikat
kompetensi, sehingga pemegang sertifikat kompetensi benar-benar
memiliki kompetensi kerja seperti yang tercantum pada sertifikat.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi yang tercakup dalam pedoman sertifikat
kompetensi ini meliputi bentuk sertifikat ; mekanisme penerbitan
sertifikat ; pengendalian, pengawasan (monitoring), evaluasi dan
pelaporan serta sanksi.
1.5. Dasar Hukum
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 5 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Dasar hukum yang melandasi penyusunan Pedoman Penerbitan
Sertifikat Kompetensi adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;
6. Keputusan Menteri tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 69/MEN/2004 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;
1.6. Pengertian
Dalam Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi yang dimaksud
dengan:
1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan.
2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia atau regional atau internasional .
3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 6 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan penyetaraan dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan penghargaan profesi.
5. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilai-nilai dan kode etik profesi.
6. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004.
9. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis, untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada kualifikasi atau unit kompetensi tertentu.
10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metoda uji kompetensi yang akan dilaksanakan.
11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi profesi tertentu.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 7 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB II
SERTIFIKAT KOMPETENSI
2.1. Jenis Sertifikat
Sertifikat kompetensi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu sertifikat unit
kompetensi dan sertifikat kualifikasi kompetensi.
Sertifikat unit kompetensi menerangkan unit atau sekelompok unit
kompetensi yang dinyatakan kompeten setelah melalui uji kompetensi.
Sedangkan sertifikat kualifikasi kompetensi menerangkan pencapaian
terhadap level kualifikasi dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI), setelah memenuhi sejumlah unit kompetensi yang
dipersyaratkan.
2.2. Blanko Sertifikat
Blanko sertifikat kompetensi yang digunakan adalah blanko sertifikat
kompetensi yang dicetak melalui BNSP. Dalam melaksanakan
pencetakan blanko sertifikat, BNSP dapat bekerjasama dengan LSP
apabila LSP yang bersangkutan dianggap sudah memenuhi persyaratan
(sesuai dengan kebijakan sertifikasi dan pedoman penerbitan sertifikat
termasuk biaya pencetakan).
2.3. Spesifikasi Kertas Sertifikat
Ukuran blanko Sertifikat : A 4 (210 x 297) mm Jenis Kertas : Security paper Warna : Putih Berat dan tebal : Berat 130 gram/m2, Tebal 130
mikrometer Tingkat kecerahan : 80 % Bahan kertas : Pulp kayu kimia 100 %
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 8 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Tanda pengaman : Tanda air logo garuda Minutering : Berpendar warna merah, biru dan
kuning bila disinari ultra violet 2.4. Bahasa Penulisan Sertifikat
Bahasa yang digunakan pada penulisan Sertifikat Kompetensi ditulis
dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini
sesuai dengan visi dan misi BNSP agar tenaga kerja Indonesia bisa
bersaing dalam pasar kerja nasional dan internasional serta dalam
kerangka kerja MRA (Mutual Recognition Arrangement).
2.5. Format Sertifikat Unit Kompetensi
Format Sertifikat Kompetensi terdiri dari 2 (dua) halaman yaitu :
1. Halaman Depan :
Pada halaman depan terdapat :
- Nomor Seri (Serial number)
- Logo Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
- Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence)
- Nomor Sertifikat (Certificate Number)
- Dengan ini menyatakan bahwa (This is to certify that),
- Nama pemegang sertifikat
- Nomor Registrasi (Registration number)
- Telah kompeten untuk unit kompetensi (is competent for the
following Unit(s) of competency
- Nomor/kode unit (unit-unit) kompetensi
- Pada bidang pekerjaan (In the area of)
- Sertifikat ini berlaku untuk …. (……) tahun (this certificate is valid
for …. (……) years)
- Tempat dan tanggal penerbitan sertifikat
- Tanda pengaman tersembunyi (hidden security)
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 9 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :
- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional
Certification Authority)
- Nama Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi (Chairperson
- Certification Commision) BNSP
- Tanda tangan Ketua (Chairperson) dan Ketua Komisi Sertifikasi
(Chairperson - Certification Commision) BNSP
Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :
- Atas nama(On behalf of) BNSP :
- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certification
Body)
- Nama Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan Ketua
Pelaksana/ Executive Director)
- Tanda tangan Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan
Ketua Pelaksana/ Executive Director)
2. Halaman belakang:
Pada halaman belakang terdapat :
- Daftar Unit Kompetensi (List of Unit(s) of Competency)
- Nomor urut
- Kode Unit (Unit Code)
- Judul Unit (Unit Title)
- Foto pemilik sertifikat
- Tanda tangan pemilik sertifikat (signature of holder)
- Tempat dan tanggal dikeluarkan
Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :
- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional Certification Authority)
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 10 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
- Nama Ketua Komisi Sertifikasi BNSP
- Tanda tangan Ketua Komisi Sertifikasi BNSP
Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :
- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certifying
Body)
- Nama Kepala Bidang Sertifikasi LSP
- Tanda tangan Kepala Bidang Sertifikasi LSP
(Contoh format sertifikat unit kompetensi dan penjelasan cara
pengisiannya terlampir)
2.6. Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
Format Sertifikat Kompetensi terdiri dari 2 (dua) halaman yaitu :
1. Halaman Depan:
Pada halaman depan terdapat :
- Nomor Seri (Serial number)
- Logo Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
- Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence)
- Nomor Sertifikat (Certificate Number)
- Dengan ini menyatakan bahwa (This is to certify that),
- Nama pemegang sertifikat
- Nomor Registrasi (Registration number)
- Telah memenuhi persyaratan dan kompeten pada kualifikasi
(Meet the requirements and competent for the below
qualification)
- Sertifikat …. (Certificate ….)
- Pada bidang pekerjaan (In the area of)
- Sertifikat ini berlaku sampai dengan ………… (this certificate is
valid until ………….)
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 11 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
- Tempat dan tanggal penerbitan sertifikat
- Tanda pengaman tersembunyi (hidden security)
Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :
- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional
Certification Authority)
- Nama Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi (Chairperson
- Certification Commision) BNSP
- Tanda tangan Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi
(Chairperson - Certification Commision) BNSP
Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :
- Atas nama(On behalf ) BNSP :
- Nama LSP (lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certiification
Body)
- Nama Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan Ketua
Pelaksana/ Executive Director)
- Tanda tangan Pimpinan LSP (Ketua Pengurus/Chairperson dan
Ketua Pelaksana/Executive Director)
2. Halaman belakang :
Pada halaman belakang terdapat :
- Daftar Unit Kompetensi (List of Unit(s) of Competency)
- Nomor urut
- Kode Unit (Unit Code)
- Judul Unit Kompetensi (Unit Title)
- Foto pemilik sertifikat
- Tanda tangan pemilik sertifikat (signature of holder)
- Tempat dan tanggal dikeluarkan sertifikat
Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 12 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional
Certification Authority)
- Nama Ketua Komisi Sertifikasi BNSP
- Tanda tangan Ketua Komisi Sertifikasi BNSP
Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :
- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certification
Body)
- Nama Kepala Bidang Sertifikasi LSP
- Tanda tangan Kepala Bidang Sertifikasi LSP
(Contoh format sertifikat unit kompetensi dan penjelasan cara
pengisiannya terlampir)
2.7. Kodifikasi/Penomoran Sertifikat
A. Sertifikat Unit Kompetensi
Penomoran (kodifikasi) sertifikat unit kompetensi dirumuskan dalam
format sebagai berikut:
00000 0000 0000000 0000 1 2 3 4
1. 5 digit pertama, menunjukkan Nomor kode Klasifikasi Lapangan
Usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(untuk lapangan usaha tertentu mungkin yang relevan hanya tiga
digit pertama, sedangkan 1 atau 2 digit berikutnya yang tidak
relevan dapat diisi dengan huruf 0 atau 00).
- digit I dan II : Menunjukan Golongan Pokok
- digit III : Menunjukan Golongan
- digit IV : Menunjukan Sub Golongan
- digit V : Menunjukan Kelompok Kegiatan Ekonomi
2. 4 digit kedua, menunjukkan Nomor Kode Klasifikasi Jabatan yang
mengacu kepada lnternational Standard Classification of
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 13 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Occupation (ISCO) 1988 atau Klasifikasi Jabatan Standar
Internasional (KJSI).
- digit I : Menunjukan Golongan Pokok
- digit II : Menunjukan Sub Golongan Pokok
- digit III : Menunjukan Golongan
- digit IV : Menunjukan Sub Golongan
3. 7 digit ketiga, menunjukkan nomor urut sertifikat.
4. 4 digit keempat, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat
B. Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
Penomoran (kodifikasi) sertifikat kualifikasi kompetensi dirumuskan
dalam format sebagai berikut:
00000 0000 0 0000000 0000 1 2 3 4 5
1. 5 digit pertama, menunjukkan Nomor kode Klasifikasi Lapangan
Usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
(untuk lapangan usaha tertentu mungkin yang relevan hanya tiga
digit pertama, sedangkan 1 atau 2 digit berikutnya yang tidak
relevan dapat diisi dengan huruf 0 atau 00).
- digit I dan II : Menunjukkan Golongan Pokok
- digit III : Menunjukkan Golongan
- digit IV : Menunjukkan Sub Golongan
- digit V : Menunjukkan Kelompok Kegiatan Ekonomi
2. 4 digit kedua, menunjukkan Nomor Kode Klasifikasi Jabatan yang
mengacu kepada Klasifikasi Jabatan Standar Internasional 1988.
- digit I : Menunjukan Golongan Pokok
- digit II : Menunjukan Sub Golongan Pokok
- digit III : Menunjukan Golongan
- digit IV : Menunjukan Sub Golongan
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 14 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
3. 1 digit ketiga, menunjukan Jenjang Kualifikasi yang mengacu pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
4. 7 digit keempat, menunjukkan nomor urut sertifikat.
5. 4 digit kelima, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat.
2.8. Nomor Registrasi
OOO 001 00000 0000 1 2 3 4
1. 3 digit pertama, menunjukkan susunan huruf yang mengacu
kepada kodifikasi sektor/sub sektor atau bidang profesi seperti
yang tercantum pada SKKNI.
Contoh : PAR = Pariwisata, LOG = Logam Mesin, OTO = Teknisi
Otomotif
LAB = Telapi, KEU = Certif, dan lain-lain.
2. 3 digit kedua, menunjukan nomor urut pemberian lisensi yang
dikeluarkan oleh BNSP
Contoh : LSP TO = 001, LSP TI = 002, LSP Telapi = 003, dll
3. 5 digit ketiga, menunjukkan nomor urut dari pemegang sertifikat
pada saat terdaftar pada LSP, sektor/sub sektor atau bidang
profesi yang bersangkutan. Penomoran disesuaikan dengan
nomor urut pada saat pemegang sertifikat diregistrasi . Nomor
registrasi akan kembali ke angka 1, apabila masuk kedalam
pergantian tahun.
4. 4 digit keempat, menunjukan angka tahun pada saat diregistrasi.
2.9. Pemilik Sertifikat
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 15 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Pemilik Sertifikat Kompetensi adalah Tenaga Kerja Indonesia dan
Tenaga Kerja Asing yang mendapatkan pengakuan atas kompetensi
kerja yang dimilikinya. Pengakuan tersebut diberikan oleh BNSP atau
LSP setelah dinilai memenuhi bukti–bukti yang dipersyaratkan. Sebagai
bukti terhadap pengakuan tersebut BNSP atau LSP mengeluarkan
sertifikat kompetensi.
2.10. Masa Berlaku Sertifikat
Sertifikat kompetensi mempunyai masa berlaku disesuaikan dengan
jenis dan kualifikasi kompetensinya. Masa berlaku sertifikat kompetensi
ditetapkan oleh masing-masing LSP. Apabila sertifikat diterbitkan oleh
BNSP, masa berlaku sertifikat ditetapkan oleh BNSP.
Jika masa berlaku sertifikat habis dapat di-resertifikasi atau
diperbaharui/ divalidasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.11. Penerbitan Sertifikat
Penerbitan sertifikat kompetensi didasarkan atas rekomendasi hasil uji
kompetensi dan keputusan akhir dari tim asesor yang dibentuk oleh
BNSP atau LSP. Berdasarkan rekomendasi dan keputusan tersebut, BNSP
atau LSP akan menerbitkan sertifikat unit kompetensi atau sertifikat
kualifikasi kompetensi sesuai dengan mekanisme penerbitan sertifikat
yang ditetapkan.
2.12. Duplikat Sertifikat
1. Duplikat sertifikat kompetensi dapat diterbitkan kepada pemilik
sertifikat yang dinyatakan hilang atau rusak.
2. Bagi yang ingin mendapatkan duplikat sertifikat, pemilik sertifikat
wajib mengajukan permohonan kepada LSP atau BNSP dengan
dilampiri surat keterangan/bukti lapor kehilangan sertifikat dari
kepolisian.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 16 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
3. Khusus bagi pemilik sertifikat yang rusak, pemilik sertifikat dapat
mengajukan permohonan kepada LSP atau BNSP dengan
melampirkan sertifikat asli yang rusak.
2.13. Pencetakan Blanko Sertifikat
1. Spesifikasi blanko sertifikat yang akan dicetak harus mengacu
kepada spesifikasi sertifikat yang ditetapkan oleh BNSP.
2. Jumlah blanko sertifikat yang dicetak ditentukan berdasarkan usulan
dan estimasi kebutuhan program sertifikasi kompetensi per-tahun
yang dilaksanakan oleh LSP maupun BNSP.
3. LSP dapat melaksanakan pemesanan blanko sertifikat sendiri sesuai
dengan kebutuhan atas persetujuan BNSP.
4. Pemesanan blanko sertifikat harus dilakukan terhadap perusahaan-
perusahaan percetakan yang ditunjuk oleh BNSP.
5. Biaya pembuatan blanko sertifikat yang dipesan oleh LSP untuk
kebutuhan program sertifikasinya, ditanggung sepenuhnya oleh LSP
yang bersangkutan.
2.14. Area (Ruang Lingkup) Sertifikasi Kompetensi
A. Sertifikat Unit Kompetensi
Area atau ruang lingkup sertifikat unit kompetensi yang dapat
diterbitkan oleh BNSP atau LSP adalah unit-unit kompetensi yang
terdapat pada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)
sesuai dengan LSP atau sektor/sub sektornya masing-masing.
Sertifikat unit kompetensi dapat juga diterbitkan terhadap unit-unit
kompetensi yang telah dikonvensikan atau telah diverifikasi oleh
BNSP.
B. Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 17 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Area atau ruang lingkup sertifikat kualifikasi kompetensi yang dapat
diterbitkan oleh BNSP atau LSP adalah jenjang atau kualifikasi yang
sudah ditetapkan oleh masing-masing LSP atau sektor/sub sektor
dengan mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).
2.15. Validasi
Validasi merupakan hal yang sangat penting dalam penerbitan
sertifikat, karena menunjukkan kewenangan dan tanggungjawab secara
kelembagaan dari penerbit sertifikat, dalam hal ini adalah BNSP dan
LSP.
Sertifikat kompetensi dianggap sah atau valid apabila seluruh item pada
sertifikat kompetensi sudah diisi dengan benar serta ditandatangani
oleh pihak-pihak yang berwenang sesuai dengan identitas yang tertulis
pada sertifikat serta diberi stempel lembaga penerbit sertifikat.
2.16. Dokumentasi
Penerbit sertifikat wajib mendokumentasikan seluruh sertifikat yang
telah diterbitkan.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 18 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB III
MEKANISME PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
3.1. Penerbitan Sertifikat Unit Kompetensi
A. Penerbitan Sertifikat Unit kompetensi oleh LSP
Langkah-langkah penerbitan sertifikat unit kompetensi dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Asesor kompetensi merekomendasikan kepada LSP peserta uji
kompetensi yang dinilai kompeten untuk unit (unit-unit)
kompetensi yang diujikan dengan disertai dokumen-dokumen uji
kompetensi yang dipersyaratkan.
2. LSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), menilai
rekomendasi yang diajukan asesor kompetensi melalui
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 19 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
pemeriksaan dokumen-dokumen/ bukti-bukti pendukung serta
metoda lain sesuai dengan kebutuhan serta memutuskan hasil
akhir penilaian.
3. LSP, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan memutuskan
hasil akhir pencapaian kompetensi peserta.
4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi
penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi
peserta, nomor-nomor unit kompetensi, bidang/area pekerjaan,
masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama LSP
yang menerbitkan sertifikat, nama-nama penandatangan
sertifikat, transkrip unit kompetensi serta penempelan photo.
5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli
oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan
dengan tinta stempel berwarna biru.
7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih dahulu
dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data base
BNSP.
8. Penerbitan sertifikat oleh LSP paling lambat 2 (dua) minggu
setelah peserta dinyatakan kompeten.
9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik
sertifikat melalui sekretariat LSP.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
B. Penerbitan Sertifikat Unit kompetensi oleh BNSP
Langkah-langkah penerbitan sertifikat unit kompetensi dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Asesor uji kompetensi melalui Panitia Teknis Uji Kompetensi
(PTUK) BNSP merekomendasikan kepada BNSP peserta uji
kompetensi yang dinyatakan kompeten untuk unit-unit
kompetensi yang diujikan dengan disertai dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 20 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
2. BNSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), menilai
rekomendasi yang diajukan asesor kompetensi melalui
pemeriksaan prosedur dan dokumen-dokumen/bukti-bukti
pendukung serta metoda lain sesuai dengan kebutuhan. serta
memutuskan hasil akhir mengenai pencapaian kompetensi.
3. BNSP, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan memutuskan
hasil akhir pencapaian kompetensi peserta.
4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi
penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi
peserta, nomor-nomor unit kompetensi, bidang/area pekerjaan,
masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama
BNSP, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit kompetensi
serta penempelan photo.
5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli
oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah ditentukan.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP dengan tinta stempel
berwarna biru.
7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan kedalam
data base BNSP.
8. Penerbitan sertifikat oleh BNSP paling lambat 2 (dua) minggu
setelah peserta dinyatakan lulus uji kompetensi.
9. Sertifikat yang telah diperiksa keabsahannya disampaikan kepada
pemilik sertifikat melalui sekretariat BNSP.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
3.2. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
A. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi oleh LSP
Langkah-langkah penerbitan sertifikat kualifikasi kompetensi
dilaksanakan sebagai berikut :
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 21 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
1. Calon pemegang sertifikat mengajukan permohonan kepada LSP
untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi dengan menyertakan
sertifikat unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan sesuai dengan
KKNI pada LSP masing-masing serta persyaratan administratif
lainnya.
2. LSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), memeriksa
keabsahan, keaslian, kekinian dan kecukupan dari seluruh
sertifikat unit kompetensi yang diajukan oleh calon yang
bersangkutan serta dokumen pendukung lain yang relevan.
3. LSP, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan memutuskan
hasil akhir terhadap pencapaian kualifikasi peserta.
4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi penomoran
sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi peserta,
level kualifikasi, bidang/area pekerjaan, masa berlaku sertifikat,
tempat dan tanggal penerbitan, nama LSP yang menerbitkan
sertifikat, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit
kompetensi serta penempelan photo.
5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli oleh
pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan
dengan tinta stempel berwarna biru.
7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih dahulu
dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data base
BNSP.
8. Penerbitan sertifikat kualifikasi oleh LSP paling lambat 2 (dua)
minggu setelah peserta dinyatakan memenuhi persyaratan
kualifikasi.
9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik
sertifikat melalui sekretariat LSP.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
B. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi oleh BNSP
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 22 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Langkah-langkah penerbitan sertifikat kualifikasi kompetensi
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Calon pemegang sertifikat mengajukan permohonan kepada BNSP
untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi dengan menyertakan
sertifikat unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan sesuai dengan
KKNI pada sektor/ sub sektor masing-masing serta persyaratan
administratif lainnya.
2. BNSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), memeriksa
keabsahan, keaslian, kekinian dan kecukupan dari seluruh
sertifikat unit kompetensi yang diajukan oleh calon yang
bersangkutan serta dokumen pendukung lain yang relevan.
3. BNSP, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan memutuskan
hasil akhir terhadap pencapaian kualifikasi peserta.
4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi
penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi
peserta, level kualifikasi, bidang/area pekerjaan, masa berlaku
sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama BNSP, nama
penandatangan sertifikat, transkrip unit kompetensi serta
penempelan photo.
5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli oleh
pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah ditentukan.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP dengan tinta stempel
berwarna biru.
7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan terlebih
dahulu kedalam data base BNSP.
8. Penerbitan sertifikat oleh BNSP paling lambat 2 (dua) minggu
setelah peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi.
9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik
sertifikat melalui sekretariat BNSP.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
3.3. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 23 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
A. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi oleh LSP
Langkah-langkah penerbitan duplikat sertifikat kompetensi
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pemegang sertifikat unit maupun kualifikasi yang hilang atau rusak
mengajukan permohonan kepada LSP untuk mendapatkan duplikat
sertifikat kompetensi dengan melampirkan surat tanda kehilangan
dari pihak yang berwenang atau bukti sertifikat yang rusak serta
persyaratan administratif lainnya.
2. LSP, mengkaji ulang seluruh bukti-bukti pendukung yang ada
sesuai dengan duplikat sertifikat yang diajukan.
3. LSP, berdasarkan bukti-bukti yang ada menetapkan hasil
pengkajian dan memutuskan penerbitan duplikat sertifikat
kompetensi.
4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi penomoran
sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi peserta,
nomor unit kompetensi atau level kualifikasi, bidang/area
pekerjaan, masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan,
nama LSP yang menerbitkan sertifikat, nama penandatangan
sertifikat, transkrip unit kompetensi serta penempelan photo,
sesuai dengan data sertifikat asli yang ada di arsip LSP.
5. Duplikat sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan
asli oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.
6. Duplikat sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang
bersangkutan dengan tinta stempel berwarna biru.
7. Setiap duplikat sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih
dahulu dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data
base BNSP.
8. Penerbitan duplikat sertifikat kualifikasi oleh LSP paling lambat 2
(dua) minggu setelah dilakukan kaji ulang terhadap bukti-bukti
yang dipersyaratkan.
9. Duplikat sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada
pemilik sertifikat melalui sekretariat LSP.
10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda
bukti penerimaan dari pemilik sertifikat.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 24 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
B. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi oleh BNSP
Langkah-langkah penerbitan duplikat sertifikat kompetensi
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pemegang sertifikat unit maupun kualifikasi yang hilang atau rusak
mengajukan permohonan kepada BNSP untuk mendapatkan
duplikat sertifikat kompetensi dengan melampirkan surat tanda
kehilangan dari pihak yang berwenang atau bukti sertifikat yang
rusak serta persyaratan administratif lainnya.
2. BNSP, mengkaji ulang seluruh bukti-bukti pendukung yang ada
sesuai dengan duplikat sertifikat yang diajukan.
3. BNSP, berdasarkan bukti-bukti yang ada menetapkan hasil
pengkajian dan memutuskan penerbitan duplikat sertifikat
kompetensi.
4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi
penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi
peserta, nomor unit kompetensi atau level kualifikasi, bidang/area
pekerjaan, masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan,
nama BNSP, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit
kompetensi serta penempelan photo, sesuai dengan data sertifikat
asli yang ada pada arsp BNSP.
5. Duplikat sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan
asli oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah
ditentukan.
6. Duplikat sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP yang
bersangkutan dengan tinta stempel berwarna biru.
7. Setiap duplikat sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan
kedalam data base BNSP.
8. Penerbitan duplikat sertifikat kualifikasi oleh BNSP paling lambat 2
(dua) minggu setelah kaji ulang bukti-bukti menunjukkan
kebenaran.
9. Duplikat sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada
pemilik sertifikat melalui sekretariat BNSP.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 25 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda
bukti penerimaan dari pemilik sertifikat.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 26 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB IV
PENGENDALIAN DAN SANKSI
Pengendalian sertifikat kompetensi dimaksudkan untuk memberikan jaminan
kualitas serta keamanan terhadap sertifikat kompetensi yang diterbitkan
melalui sistem pengendalian yang terpadu dan terintegrasi secara sistematis
dengan melibatkan seluruh komponen kelembagaan sertifikasi yaitu BNSP dan
LSP serta instansi terkait. Untuk memberikan jaminan bahwa pengendalian
sertifikat kompetensi berjalan dengan baik perlu dilakukan monitoring, evaluasi
dan pelaporan.
4.1. Pengendalian
Sertifikat Kompetensi perlu dikendalikan dalam rangka memberikan
jaminan keabsahan atas setiap sertifikat kompetensi yang diterbitkan.
Mekanisme pengendalian dimulai dari pencetakan, penerimaan,
pendistribusian, penerbitan dan penyampaian kepada pemilik sertifikat
adalah sebagai berikut:
1. Pencetakan sertifikat dilaksanakan oleh perusahaan percetakan yang
ditetapkan dan ditunjuk oleh BNSP.
2. Pencetakan sertifikat dilaksanakan berdasarkan pesanan oleh BNSP
atau LSP dalam jumlah tertentu. Setiap sertifikat yang dicetak diberi
nomor seri urut sejak pencetakan pertama hingga terakhir, seluruh
sertifikat yang telah diserahterimakan dicatat dalam buku induk
sertifikat di BNSP.
3. BNSP mendistribusikan kepada LSP sesuai dengan kebutuhan
program sertifikasi, masing-masing dicatat nomor seri sertifikat dan
jumlah sertifikat yang didistribusikan untuk masing-masing LSP.
4. LSP mencatat jumlah sertifikat dan nomor seri sertifikat yang
diterima dari BNSP dan didokumentasikan di buku induk sertifikat
masing-masing LSP.
5. BNSP dan LSP harus membuat data base tentang sertifikat
Kompetensi yang diterbitkan dan dicatat identitas pemilik, nomor
seri sertifikat, nomor induk/ registrasi dan nomor sertifikat. Data
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 27 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
base termasuk didalamnya data-data pendukung seperti identitas
lengkap pemilik serta data-data uji kompetensi.
6. LSP melaporkan setiap penerbitan sertifikat kepada BNSP.
7. Blanko sertifikat yang rusak dan tidak dapat dipergunakan harus
dicatat nomor serinya dan dilaporkan kepada BNSP.
4.2. Monitoring
Monitoring dilaksanakan oleh BNSP dan Instansi terkait dan dimaksudkan
untuk mengetahui sampai sejauhmana proses penerbitan sertifikat
dilaksanakan sesuai dengan prosedur, mulai dari pengadaan blanko,
pemesanan blanko oleh LSP, penerbitan sertifikat oleh BNSP atau LSP
serta penggunaan sertifikat kompetensi oleh yang bersangkutan sesuai
dengan prosedur yang benar.
Monitoring dilakukan secara periodik dan berkesinambungan agar dapat
diperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menjaga dan
memperbaiki sistem penerbitan sertifikat kompetisi, sehingga
penerbitan sertifikat dapat senantiasa berjalan sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
4.3. Evaluasi
Berdasarkan data hasil monitoring dilaksanakan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana proses penerbitan sertifikat apakah berjalan
sesuai dengan ketentuan yang ada atau terjadi penyimpangan. Apabila
terjadi penyimpangan harus segera dibuatkan rekomendasi untuk
perbaikan terhadap penyimpangan tersebut. Lembaga serta pejabat
yang berwenang segera membuat langkah-langkah perbaikan agar tidak
terjadi hal-hal yang dapat merugikan masyarakat.
Evaluasi dilakukan secara periodik dan berkesinambungan agar setiap
penyimpangan yang terjadi dapat segera diperbaiki, sehingga pelayanan
terhadap masyarakat tidak mengalami hambatan.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 28 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
4.4. Pelaporan
Lingkup pelaporan sertifikat kompetensi meliputi seluruh aspek
penerbitan sertifikat mulai dari proses pengadaan dan pemesanan
blanko sertifikat sampai dengan penerbitan sertifikat. Laporan dibuat
dan disampaikan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan.
BNSP, dalam hal ini komisi sertifikasi memberikan laporan kepada pleno
BNSP. Sedangkan LSP memberikan laporan kepada BNSP melalui komisi
sertifikasi.
BNSP secara institusi melaporkan kegiatan sertifikasi kompetensi kepada
Presidan R.I. melalui Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta
kepada seluruh stake holder secara berkala.
4.5. Sanksi
Bagi siapapun, baik Lembaga Sertifikasi Profesi, Institusi maupun
perorangan yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah melanggar
ketentuan tentang penerbitan sertifikat akan dikenakan sanksi dalam
bentuk sanksi administratif dan atau sanksi hukum.
1. Sanksi Administratif, terdiri atas:
a. Teguran lisan
Teguran lisan di berikan apabila ditemukan adanya data-data
ketidak sesuaian dengan standar yang ditetapkan didalam
prosedur penerbitan sertifikat.
b. Sanksi tertulis
Sanksi tertulis, berupa skorsing (penghentian sementara) kegiatan
penyelenggaraan sertifikasi yang tidak mengindahkan teguran
lisan. Sanksi tertulis diberikan sebanyak 3 (tiga) kali.
c. Pencabutan lisensi LSP
Sanksi pencabutan lisensi LSP diberikan apabila LSP yang tidak
mengindahkan sanksi tertulis, sesuai dengan ketentuan yang
ada.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 29 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
2. Sanksi Hukum
Sanksi hukum akan diberikan bagi siapapun baik perorangan
maupun kelembagaan yang melakukan tindakan berupa penipuan,
pemalsuan dan penyalahgunaan sertifikat kompetensi. Bentuk
sanksi hukum dapat dijatuhkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 30 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
BAB V
PENUTUP
Dengan diterbitkannya Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi ini
diharapkan dapat membantu khususnya para pelaksana sertifikasi kompetensi,
baik di BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi maupun Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) serta instansi teknis atau unsur-unsur terkait untuk dijadikan
acuan dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja.
Ditetapkan di Jakarta, Juni 2006
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 31 / 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
DAFTAR LAMPIRAN
- Lampiran 1 : Format Sertifikat Unit Kompetensi
- Lampiran 2 : Penjelasan dan cara pengisian Format Sertifikat Unit
Kompetensi
- Lampiran 3 : Contoh Sertifikat Unit Kompetensi
- Lampiran 4 : Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
- Lampiran 5 : Penjelasan dan cara pengisian Format Sertifikat
Kualifikasi Kompetensi
- Lampiran 6 : Contoh Sertifikat Kualifikasi Kompetensi
- Lampiran 7 : Format Transkrip Unit Kompetensi
- Lampiran 8 : Penjelasan dan cara pengisian Transkrip Unit
Kompetensi
- Lampiran 9 : Contoh Transkrip Unit Kompetensi
Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 32 / 32
top related