patofis lupus
Post on 07-Jan-2016
216 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
7/17/2019 Patofis Lupus
http://slidepdf.com/reader/full/patofis-lupus 1/3
PATOFISIOLOGI
Pada sistem imun normal, tubuh dapat membedakan antara self dan non-self.
Pembentukan antibodi baru terjadi bila ada antigen asing masuk ke dalam tubuh. Antigen yang
diproses oleh makrofag akan memberi sinyal/tanda kepada pengatur sel T yang mengontrol
aktivitas limfosit T-Helper (Th) dan limfosit T Supresor (Ts), antara kedua jenis sel ini terdapatmekanisme umpan balik. eseimbangan antara Th dan Ts menentukan teraktivasi atau tidaknya
limfosit ! untuk membentuk antibodi.
Pada penderita penyakit "#$ dapat ditemukan gangguan sistem imun pada sel ! dan sel T, atau
pada interaksi antara kedua sel tersebut yang menyebabkan aktivasi sel ! poliklonal.
%. Aktivasi sel ! poliklonal (hiperaktivitas sel !)
Pada penderita penyakit "#$, sistem imun tubuh kehilangan self-tolerance, akibatnya
tubuh membentuk antibodi terhadap sel yang berasal dari dirinya sendiri (autoantigen).
Produksi sel Th yang berlebihan atau defisiensi Ts akan menyebabkan aktivasi sel ! dan
produksi autoantibodi se&ara berlebihan dan abnormal disertai pembentukan kompleks imun.
ebanyakan autoantibodi langsung menyerang konstituen inti sel, sehingga mereka
disebut antinuclear antibodies (A'A). !eberapa A'A begitu penting karena ada tidaknya
mereka membantu dalam diagnosis dan evaluasi pada pasien "#$. Pasien "#$ mungkin
mempunyai lebih dari satu antigen-spesifik A'A dalam serum dan jaringan. Antibodi-antibodi
ini mengarah pada konstituen inti sebagai double-stranded 'A (ds'A) single-stranded
'A (ss'A) dan *'A. #mpat antigen *'A yang seringkali ada pada pasien "#$ adalah
$mith ($m) antigen, small bu&lear ribonu&leoprotein (sn*'P), *o ($$-A) antigen, dan "a
($$-!) antigen.
Penderita penyakit "#$ dapat mempunyai baraneka ma&am A'A, antibodi terhadap
sitoplasma (myosin dan aktin), organel sel, membrane sel dari berbagai organ tubuh dan
makromolekul dalam darah yaitu immunoglobulin (+aktor *eumatoid) dan fosfolipid
(antikardiolipin dan antikoagulan lupus), hal tersebut menyebabkan penyakit ini bersifat
sistemik.
erusakan jaringan pada penderita penyakit "#$ adalah akibat pembentukan kompleks
imun yang berlebihan dan penumpukan kompleks imun pada jaringan jaringan yang
terkena, sehingga mengakibatkan kerusak sel sel, fiksasi komplemen reaksi inflamasi.
Pembentukan kompleks imun dimulai dengan pengikatan antibodi oleh antigen dan
membentuk suatu komleks imun. ompleks imun tersebut kemudian berikatan dengan
komplemen, lalu masuk ke dalam sirkulasi darah, selanjutnya akan terikat pada eritrosit. Padakeadaan normal kompleks imun tersebut akan difagosit dan dibersihkan oleh sel sel fagosit
monunuklear. Pada keadaan kompleks imun yang berlebihan, jumlah sel sel fagosit tersebut
tidak &ukup &epat untuk memfagosit dan membersihkan komleks, sehingga terjdi penimbunan
di jaringan yang terkena. Timbunan kompleks imun tersebut menuju ke tempat tempat
terjadinya proses inflamasi.
7/17/2019 Patofis Lupus
http://slidepdf.com/reader/full/patofis-lupus 2/3
$el inflamasi yang berimigrasi atas pengaruh faktor kemoktaktik akan merusak dinding
pembuluh darah, sehingga terjadi iskemia dan nekrosis. ekanisme ini terjadi pada oral ulcer
dan infark organ tubuh.
Gambar 1. Patofisiologi Lupus Eritematosus Sistemik
+aktor lingkungan seperti infeksi organisme, obat, dan bahan kimia, menjadi agen pemi&u baik se&ara genetik dan
hormonal pada individu yang rentan untuk menginduksi disregulasi imun. *espon imun yang abnormal
menyebabkan limfosit T-helper tipe dan fungsi !-limfosit menjadi hiperaktif. fungsi T-limfosit suppressor,
produksi sitokin, mekanisme kerusakan klirens, dan mekanisme pengaturan kekebalan tubuh lainnya juga menjadi
tidak normal dan gagal untuk downregulate pembentukan autoantibodi dari limfosit ! hiperaktif. Autoantibodi yang
dibentuk dari disregulasi imun menjadi patogen, membentuk kompleks imun, dan mengaktifkan komplemen yang
mengarah ke kerusakan jaringan (ipiro, 0).
7/17/2019 Patofis Lupus
http://slidepdf.com/reader/full/patofis-lupus 3/3
. 1angguan sel T
Pada peyakit "#$ di samping terjadi hiperreaktivitas sel !, juga ditemukan gangguan
pada sel T. terdapat jenis gangguan sel T 2
a. 3iperaktivitas sel Th (456) yang meningkatkan proliferasi dan aktivasi sel ! dan atau sel
T& (406).
b. $upresi sel Ts (40-
) sehingga aktivitas sel ! dan sel T berlebihan.
7. 1angguan sel sistem fagosit-makrofag
i samping supresi sel Ts, pada penderita penyakit "#$ juga ditemukan penurunan fungsi
fagosit sel monosit dan sel '. 1angguan fungsi monosit-makrofag menghambat eliminasi
kompleks imun dari sirkulasi dan penurunan aktivitas sel T oleh makrofag. Penurunan fungsi
sel ' diduga berhubungan dengan peningkatan frekuensi infeksi virus dan keganasan
limforetikuler pada penderita penyakit "#$.
5. 1angguan produksi sitokin dan respons terhadap sitokinPada penderita penyakit "#$, fungsi 406 sel T terganggu akibat sekresi 8"-9 terhambat
dan sekresi 8"-% meningkat. Pada penderita penyakit "#$ terjadi gangguan keseimbangan
sitokin, yaitu antara inhibitor (8"-9) dan stimulator (8"-%), yang berpengaruh pada fungsi
406 sel T. Pada umumnya sasaran antibodi adalah komponen komponen inti sel, oleh karena itu
disebut antinu&lear antibody alat abntu diagnosis dan evaluasi klinik penderita penyakit "#$.
Penderita penyakit "#$ biasanya mempunyai lebih dari satu ma&am A'A dalam serum dan
jaringannya. A'A yang merusak komponen komponen inti yaitu double-stranded-'A (ds-
'A), single-stranded-'A (ss-'A) dan *'A. Terdapat 5 antigen *'A inti yang sering
dijumpai pada penderita penyakit "#$, yaitu antigen $mith ($m), *ibonu&leoprotein (*'P),
*o/$$-A ($$: $indrom $jogren) dan "a/$$-!. dari sekian jenis A'A dalam serum penderita
penyakit "#$ yaitu anti-ds'A dan anti-$m.
top related