para graf
Post on 10-Jul-2015
79 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 1/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Daftar Isi:
1. Pengertian Paragraf.
2. Lain – lain.
3. Kerangka Paragraf.
4. Macam – macam paragraf berdasarkan jenisnya.5. Macam – macam paragraf berdasarkan letak kalimat
utamanya.
6. Pola pengembangan paragraf.
7. Paragraf hubungan kausal.
8. Contoh paragraf.
9. Ciri paragraf yang baik.
Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos,
"menulis di samping " atau "tertulis di samping ") adalah suatu
jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf
ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris
pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa
memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah
ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran,
gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat
pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum
dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan
argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari
apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.
Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh
kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf
tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila
paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah
paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman,
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 2/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog
dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang
yang dikutip berganti.
Lain – lain
Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan
paragraf baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga
lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara
penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa
masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok" ).
Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong
digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk
memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan
atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi
pada page break , dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga
asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang
dikenal sebagai asterisme.
Paragraf gantung
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris
pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris
selanjutnya dimasukkan.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 3/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Detil
Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi
di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk
mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan
berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel
Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok, bahwa Joseph
Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat.
Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan
menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.
As a describer of life and manners, he must be
allowed to stand perhaps the first of the first rank. His
humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is
so happily diffused as to give the grace of novelty to
domestic scenes and daily occurrences. He never "o'ersteps
the modesty of nature," nor raises merriment or wonder by
the violation of truth. His figures neither divert by distortion
nor amaze by aggravation. He copies life with so much
fidelity that he can be hardly said to invent; yet his
exhibitions have an air so much original, that it is difficult to
suppose them not merely the product of imagination.
Kerangka paragraf
• Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan
gagasan utama paragraf.
• Memberikan detail pendukung untuk mendukung
gagasan utama.
• Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan
kembali gagasan utama.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 4/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Macam-macam paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.
Berdasarkan jenisnya
• Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu
kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena
merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya.
Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut
ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-
tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia
langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki
misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu
tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin
menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam.
Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh
tak sadarkan diri.
• Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan
suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,
mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu.
Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang,
benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang
menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning
nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu
mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan
para wanita palestina.
• Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan
suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang
yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 5/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi
keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di
dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan
terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik
yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan
masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga
ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya
merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi
masyarakat melalui perspektif agama.
• Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
suatu pendapat beserta alasannya.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur.
Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit,
bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang
kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia
memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang
dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan
Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang
pintar dan berkarakter.
• Persuasi adalah paragraf yang mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat
sesuatu.
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama
ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan
mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan
guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS
tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana
yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 6/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Berdasarkan letak kalimat utamanya
• Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat
penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya
sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
• Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan
kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf
induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
generalisasi, analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang
menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa,
ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai
delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya
Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai
kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas
tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman,
dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan
peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan
penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah
bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan,
Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan
terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat
nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh
atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak
kelas tiga pandai mengarang .
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 7/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
♦Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi
perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini
berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam
bidang yang lain.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti
halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang
berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti
teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak
mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar
rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta
alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang
menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti
demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang
kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan
mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya,
yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam
pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang
pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan
sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola
penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-
hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter
karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas,
yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
•
o Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan
sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya.
Polanya adalah A mengakibatkan B.
Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua
ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati.
Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi
dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor
kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia
menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 8/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap.
Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh
karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga
Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak
untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam
membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan
dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
•
o
Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang
menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk
mencari penyebabnya.
Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun
tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat.
Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
•
o Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga
timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis
minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium,
solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena
Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan
supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya
angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik,
harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya
tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya
harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat.
Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi
dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
• Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 9/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada
pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal
paragraf.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,
baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang
modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa
maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
• Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah
paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau
tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
`Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman.
Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak
jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari
sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman.
Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu.
Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan
berkelakar.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 10/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Pola Pengembangan Paragraf
Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah
bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-
kalimat penjelas.
1. Generalisasi: pembenaran pendapat/ simpulan
berdasarkan data/fakta/ contoh atau kejadian-kejadian
yang bersifat khusus.
Penalaran generalisasi juga merupakan bagian penalaran
induksi. Penarikan berdasarkan data yang sesuai dengan faktaatau data. Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian,
pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus
yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan
umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.
Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum
untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di
dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang
atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data
statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri
sebagai penjelasan lebih lanjut.
Contoh :
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada siswa
SMA 2000. Saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa
memakai sepatu hitam dan kaus kaki putih. Pakaian mereka
putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke
dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian
mereka dilengkapi lagi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi,
dapat dikatakan siswa SMA 2000 pakaiannya seragam dan
tertib sewaktu mengikuti upacara.
2. Kausal: pembenaran pendapat dengan
mengemukakan alasan yang berupa sebab-akibat atau
akibat-sebab.
3. Analogi: pembenaran pendapat berdasarkan asumsi
bahwa jika dua hal memiliki banyak persamaan maka
dalam hal lain tentu ada yang sama pula.
Penalaran analogi, bagian dari induktif. Penalaran dengan
membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 11/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut,
ditariklah suatu kesimpulan..
Adalah proses penalaran yang berdasarkan pada
pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang
memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh:.
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan
mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan
seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada
pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang
melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan
mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan
memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup
melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan
mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
4. Definisi: adalah penjelasan terhadap arti kata atau
pengertian suatu kata, frasa atau kalimat.
Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat
berpola sebabakibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan
masalah.
1). Sebab-akibat
Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang
menjadi sebab
berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta
a) Jumlah penggunaan kendaraan
b) Ruas jalan yang makin sempit
c) Pembangunan jalur busway
b. Akibat-akibat kemacetan
a) Terlambat sampai di kantor
b) Waktu habis di jalan
2). Akibat-sebab
Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang
merupakan akibat
dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.
Contoh : Menjaga kelestarian hutan
1. Keadaan hutan kita
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 12/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/132. Fungsi hutan
3. Akibat-akibat kerusakan hutan
3). Urutan Pemecahan Masalah
Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang
menggambarkan
masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.
Contoh : Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya
1. Pengertian narkoba
2. Bahaya kecanduan narkoba
a. pengaruh terhadap kesehatan
b. pengaruh terhadap moral
c. ancaman hukumannya
3. Upaya mengatasi kecanduan narkoba
4. Kesimpulan dan saran
Contoh eksposisi dengan pengembangan definisi:
Telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan
ponsel (telepon seluler) atau HP (hand phone) merupakan
alat komunikasi yang berbentuk kecil serta ringan. Selain
mudah digenggam serta dibawa ke mana-mana, bentuknya
yang mungil memudahkan orang untuk berkomunikasi di
mana saja berada. Telepon genggam adalah produk canggih
era komunikasi nirkabel, telepon tanpa kabel. Dengan variasi
bentuk, merek, dan model yang selalu baru, jenis telepon ini
banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 13/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Paragraf Hubungan Kausal (sebab
akibat)
Sore hari menjelang malam seorang anak berlari
sambil menangis masuk ke dalam sebuah gubuk tua.
Mukanya pucat pasi, tubuhnya kurus seperti kekurangan gizi,
pakaiannya lusuh seperti tak terurus. Ku tanya mengapa ia
menangis dan mengapa ia seorang diri. Ia menjawab sambil
menitikkan air mata,, menundukkan kepala,,
“ Uangku hilang..”
“ Adikku menunggu dirumah menjaga ibuku yang
sedang sakit..”Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat,
ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis
karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan
makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu
bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,,
memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima
kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari
yang lalu.
“ Terima kasih bu,, ibu tidak usah repot-repot seperti
ini. Saya ikhlas membantu adik ini kemarin..”
“ Tidak apa-apa dik,, kamu terima ya sedikit makanan
kecil ini,, untuk bekal kamu kesekolah..”
“ Yasudah,, saya terima ya bu.. Terima kasih banyak
ya bu,,”
“ Permisi..”
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi
bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang
sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera
bergegas pergi ke sekolah.
Keterangan :
Paragraf di atas mempunyai hubungan kausal dengan pola
1. Akibat – Sebab : pada paragraf ke-2 dengan kalimat “ Ia
menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli
obat dan makanan untuk adik dan ibunya durumah ”
2. Akibat – Sebab : pada paragraf ke-3 dengan kalimat “
Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil
sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah
membantu anak itu beberapa hari yang lalu ”
3. Sebab – Akibat : pada paragraf ke-4 dengan kalimat “Waktu
sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku
akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 14/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke
sekolah ”
Contoh Paragraf :
a) Generalisasi
Dari hasil penelitian Dr. Judith Rodin disimpulkan bahwa
gula yang terdapat di dalam buab-buaban yang disebut
ftuktosa dapat menghilangkan rasa lapar, scdangkaa glukosa
yang biasauya terdapat dalam kue-kue dan permen
menambah rasa lapar.
Pada contoh tadi bagian yang dicetak miring merupakan
generalisasi yang dikembangkan Judith Rodin berdasarkan
hasil penelitiannya. Generalisasi itu selanjutnya dijelaskan
dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat
bcrikutnva. Pernyataan yang merupakan generalisasi
biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan: biasanya, pada
umumnva, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah,
selalu, secara kescluruhan, pada galibnya, dan sebagainya.
Selanjutnya dalam kalimat yang merupakan penunjang
generalisasi biasa-nya digunakan ungkapan-ungkapan:
misalnya, sebagai contoh, sebagai ilustrasi, untuk
menjelaskan hal itu, perlu dijelaskan, sebagai bukti, buktinva,
menurut data statistik, dan sebagainya.
Perlu diingat selalu bahwa bukti-bukti atau rincian penunjang
harus relevan dcngan generalisasi yang dikemukakan. Suatu
paragraf yang men-cantumkan penunjang yang tidak relevan
dipandang tidak logis.
b) Analogi
Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala
sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-
pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva
dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan
pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah
membuatnva hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi
yang tersisa, kecuali bagan yang hampa rasa, tanpa citra,
cipta, dan karya.
Tulisan di atas merupakan contoh analogi deklaratif. Dalam
tulisan ini hebatnya penderitaan digambarkan sebagai badai
yang menghancur ratakan suatu daerah. Maksudnya tentu
saja agar pembaca dapat lebih menghayati bagaimana
beratnya penderitaan yang dialami.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 15/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
c) Hubungan Kausal
Seorang siswa SMA menjadi frustrasi karena gagal dalam
ujian seleksi. Kegagalan ini disebabkan oleh karena tak
sempat menyiapkan diri untuk ujian tersebut. Hal ini terjadi
karena ia terpaksa dirawat di rumah sakit selama dua bulan
akibat kecelakaan lalu lintas. Mobil yang dikemudikannya
menabrak tiang listrik karena ia tertidur ketika
mengendarainya.
Dari contoh itu kita lihat bahwa penyebab pertama kegagalan
siswa itu ialah "kantuk". Penyebab itu diikuti oleh
serangkaian akibat yang masing-masing merupakan
penyebab peristiwa lain.Selanjutnya, dalam penalaran akibat
ke akibat harus diyakini bahwa ada penyebab umum yang
menimbulkan akibat-akibat itu.
Dalam hal ini perhatikan apakah penyebab itu betul-betul
merupakan penyebab satu-satunya yang menimbulkan kedua
akibat tersebut. Apakah tidak ada penyebab lain yang
mungkin juga mcnimbul salah satu atau kedua akibat
tersebut? Dari uraian di atas, mungkin diperoleh kesan bahwa
hubungan sebab-akibat merupakan suatu hal yang mudah dan
jelas. Tetapi di dalam kenyataan tidak begitu sederhana.
Kerap kali terdapat peristiwa-peristiwa sebab akibat yang
rumit. Karena itu, seperti telah pernah dikemukakan kita
harus berhati-hati dalam menentukannya. Dengan
mempelajari proses berpikir yang sah, kita akan dapat
menilai, apakah putusan kita tentang suatu sebab-akibat
betul-betul merupakan basil proses penalaran yang logis dan
tidak dipengaruhi oleh sikap pribadi.
kepercayaan/takhavul, pandangan politik, atau prasangka.
Dalam hal ini, ilmu statistika kadang-kadang dapat
membantu kita. Tulisan yang memaparkan penalaran dari
sebab ke akibat dibuka dengan penalaran penyebabnva
dahulu. Sebaliknya tulisan yang memaparkan penalaran dari
akibat ke sebab dimulai dengan akibatnya.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 16/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Ciri Paragraf yang Baik
Sekurang-kurangnya dapat dikatakan ada lima cirri
paragraf yang baik. Kelima ciri itu adalah kesatuan,kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut pandang, dan
keruntutan. Paragraf dapat dikatakan baik apabila kelima ciri
itu secara keseluruhan terdapat di dalamnya.
a. Kesatuan
Seperti yang telah disinggung pada bagian terdahulu,
paragraf yang baik haruslah memiliki satu gagasan
utama. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat
beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu
harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai
pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah
memenuhi ciri kesatuan.
Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan
terbentuk apabila informasi-informasi dalam paragraf itu
tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat
dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah
kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya
dengan gagasan utama. Jika ternyata tidak erat
hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau
disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam
kalimat lain. Perhatikan paragraf berikut ini.
MBAH MARTO
Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa
kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya itu
dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu
mengapa Sangkanurip kini mengering. Ia juga tidak tahu
mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu.
Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan.
Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia
sudah memanggul pangkurnya membongkar tanah liat
yang sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.
b. Kepaduan
Paragraf dapat dikatakan baik tidak saja karena
gagasan utamanya tunggal, tetapi juga kalimat-kalimat di
dalam sebuah paragraf itu terjalin secara logis dan
gramatikal. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam
sebuah paragraf itu terpadu berkaitan satu sama lain
untuk mendukung gagasan utama. Dengan kaitan seperti
itu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis
setapak demi setapak dengan perpindahan dari satu
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 17/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
kalimat ke kalimat berikutnya secara enak tanpa ada
lompatan-lompatan pikiran. Boleh jadi sebuah paragraf
sudah memenuhi syarat kesatuan, tetapi belum dapat
disebut sebagai suatu paragraf yang baik apabila belum
memenuhi syarat kepaduan ini.
Untuk membangun kepaduan paragraf dapat
digunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata
transisi, dan struktur yang paralel.
b.1 Kata Kunci dan Sinonim
Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak
mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali
diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu
sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan
kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain
yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu.
Virus HIV, misalnya, sesekali dapat disebut virus itu,
virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, atau
virus yang sulit ditaklukkan. Oleh beberapa ahli cara
itu disebut penyulihan.
b.2 Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan
menggunakan pronomina untuk menyebut nomina
atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih
dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu
pada nomina atau frasa nomina itu dengan
pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang
sukses selain sesekali dapat disebut dengan
pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut
mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut
pengacuan.
b.3 Kata Transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik
yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur
dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan
kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui
penggunaan kata-kata ini, hubungan antara satu
gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf
dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya
mungkin sama, tetapi kata transisi tertentu dan
susunan tertentu akan mengubah informasi atau
gagasan yang ditampilkan.
b.4 Struktur yang Paralel
Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun
ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah
paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
membangun keparalelan struktur ini, antara lain
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 18/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau
menggunakan majas repetisi.
c. Ketuntasan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas.
Artinya, di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang
diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti
pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan
sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya
tentang maksud penulis dalam paragraf itu.
Seberapa jauh ketuntasan pengembangan paragraf
itu? Sayang tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal
itu. Bisa jadi sebuah paragraf amat panjang, tetapi belum
tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu cukup pendek, tetapi
sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah
membaca paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang
lengkap tentang isi paragraf itu. Ingatlah bahwa yang
penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama
yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik.
d. Konsistensi sudut pandang
Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang
itu sangat penting artinya. Seorang penulis harus
menentukan lebih dahulu sudut pandangnya terhadap
calom pembaca agar ia dapat memilih gaya penulisan
yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya
mempertahankan sudut pandang penulis dalam
membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah
dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara
eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus
dipertahankan sampai akhir karangan. Demikian pula
sebaliknya.
e. Keruntutan
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik
mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model
urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap
model mempunyai kelebihan masing-masing. Model-
model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat,
urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan
pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap
model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian
yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan
paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada
bagian ini dicontohkan dua macam keruntutan saja, yaitu
keruntutan atas urutan tempat dan keruntutan atas urutan
waktu.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 19/19
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah
menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat
sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran
penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model
urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang
objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah
pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan,
atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari bawah
keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa
informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi
ruang.
Fitrana Amalia Hafizhah XG/13
top related