paper gangguan jiwa
Post on 13-Jan-2016
5 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
A. GANGGUAN JIWA
Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan
jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan
persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan
bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun
status sosial-ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat
banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya
bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat
guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan
merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat
pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).
Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial
(sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak terdapat penyebab
tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling
mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.
B. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental merupakan bagian dari pengkajian klinis yang
mendeskripsikan keseluruhan observasi yang dilakukan oleh pemeriksa dan kesan yang
didapatkan dari pasien psikiatri saat dilakukan wawancara. Walaupun riwayat pasien tetap stabil,
status mental pasien dapat berubah setiap hari.
Pemeriksaan status mental adalah gambaran penampilan pasien, cara bicara, tindakan,
dan pikiran selama wawancara.
1. DESKRIPSI UMUM
Penampilan
Pemeriksa mendeskripsikan penampilan pasien dan kesan fisik keseluruhan yang
tercermin dari postur, pembawaan, pakaian, dan kerapihan.
-
2
Istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan penampilan adalah tampak
sehat, tampak sakit, mudah terlihat sakit, pembawaan tenang, tampak tua, tampak muda, kusut,
kekanak-kanakan, dan aneh. Tanda ansietas harus diperhatikan : tangan lembab, dahi
berkeringat, postur tegang, mata melebar.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor yang Nyata
Kategori ini merujuk kepada aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku motorik
pasien. Termasuk di antaranya adalah manerisme (gerakan involunter yang menjadi kebiasaan),
gerakan tubuh, kedutan, perilaku stereotipik (pola tindakan fisik atau berbicara yang tetap dan
berulang), ekopraksia (peniruan gerakan seseorang oleh orang lain secara patologis),
hiperaktivitas, agitasi, sikap melawan, fleksibilitas, rigiditas, gaya berjalan, dan kegesitan,
gelisah, meremas-remas tangan, berjalan mondar-mandir, dan manifestasi fisik lain harus
dijelaskan. Semua aktifitas yang tidak bertujuan harus dilaporkan.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat dideskripsikan sebagai kooperatif, bersahabat,
penuh pengertian, tertarik, blak-blakan, seduktif, defensif, merendahkan, kebingungan, apatis,
bermusuhan, suka melucu, menyenangkan, suka mengelak, atau berhati-hati, semua kata sifat
digunakan di sini. Tingkat rapport terbina harus dicatat.
2. MOOD DAN AFEK
Mood
Mood didefinisikan sebagai emosi yang menetap dan telah meresap yang mewarnai
persepsi orang tersebut terhadap dunia. Seorang psikiater akan tertarik untuk mengetahui apakah
pasien berkomentar tentang perasaannya secara sukarela atau apakah perlu untuk menanyakan
pasien tentang bagaimana perasaannya. Pernyataan mengenai mood mencakup kedalaman,
intensitas, durasi, dan fluktuasi. Deskripsi mood adalah depresif, putus asa, mudah tersinggung,
cemas, marah, meluap-luap, euforik, hampa, bersalah, rendah diri, takut, atau bingung. Mood
dapat labil, berfluktuasi, atau berganti dengan cepat antara dua mood.
Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan
Mood eutimik : kisaran mood normal
-
3
Mood ekspansif : ekspresi perasaan seseorang tanpa ditahan, sering
disertai perasaan bahwa dirinya amat berharga dan penting
Mood iritabel : keadaan ketika seseorang mudah terganggu dan
terprovokasi untuk marah.
Mood mengalun : osilasi antara euphoria dengan depresi atau ansietas
Afek
Afek didefinisikan sebagai responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat dari
ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan kisaran perilaku ekspresi wajah pasien, Afek dapat
kongruen atau tidak kongruen dengan mood. Afek dapat dideskripsikan sebagai dalam kisaran
normal, menyempit, tumpul, atau datar. Dalam kisaran afek yang normal terdapat variasi
ekspresi wajah, nada suara, pergerakan tangan dan tubuh.
Apabila afek menyempit, kisaran dan intensitas ekspresi berkurang. Demikian halnya
pada afek tumpul, ekspresi emosi jauh lebih berkurang.
Untuk mendiagnosa afek datar, tidak boleh ditemukan tanda ekspresi afektif, terdapat
suara pasien monoton, dan wajahnya tidak bergerak.
Afek sesuai : kondisi ketika nada emosi selaras dengan ide,
pikiran, atau gaya bicara yang menyertai. Kisaran emosi yang diekspresikan
dengan tepat.
Afek tidak sesuai : ketidakharmonisan antara nada perasaan emosional
dengan ide, pikiran, atau gaya bicara.
Afek tumpul : gangguan afek yang bermanifestasi sebagai sangat
berkurangnya intensitas tonus perasaan yang diungkapkan.
Afek menyempit : berkurangnya intensitas nada perasaan yang yang
kadarnya tidak begitu parah.
Afek datar : tidak ada tanda ekspresi afektif, suara monoton,
wajah tidak bergerak.
Afek labil : perubahan nada perasaan emosional yang cepat dan
mendadak, tidak disebabkan oleh stimulus eksterna.
-
4
Kesesuaian Afek
Kesesuaian antara perasaan emosi pasien dengan ekspresi wajah. Mood dan afek
sesuai jika pasien misalnya memiliki waham kejar maka ekpresinya akan takut atau marah.
3. KARAKTERISTIK GAYA BICARA
Gaya bicara dapat dideskripsikan berdasarkan kuantitas, laju produksi, dan
kualitasnya. Pasien dapat dinilai sebagai banyak bicara, cerewet, fasih, pendiam, tidak spontan.
Gaya bicara dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional, dramatis, monoton, keras,
berbisik, cadel, terputus-putus, bergumam. Gangguan bicara contohnya seperti gagap.
4. PERSEPSI
Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi mengenai dirinya atau lingkungannya,
dapat dialami oleh seseorang. Sistem sensorik yang terlibat dan isi ilusi atau halusinasi tersebut
harus dijelaskan.
Halusinasi hipnagogik (terjadi saat pasien tertidur) dan halusinasi hipnopompik
(terjadi saat pasien terbangun) merupakan jenis halusinasi yang tidak begitu penting
dibandingkan yang lainnya. Halusinasi juga dapat terjadi pada saat stress tertentu oleh pasien
secara individual.
Halusinasi adalah persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan dengan stimulus
eksternal yang nyata.
1. halusinasi auditorik : persepsi palsu akan bunyi dan suara-suara.
2. halusinasi visual : persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik suatu citra
yang berbentuk (kilatan cahaya)
3. halusinasi olfaktorik : persepsi palsu akan bau
4. halusinasi gustatorik : persepsi palsu akan rasa
5. halusinasi taktil : persepsi palsu akan sentuhan atau sensasi permukaan
contohnya pada ekstremitas yang diamputasi (phantom limb), atau sensasi
merayap pada atau di bawah kulit (formikasi)
6. halusinasi somatik : sensasi palsu akan adanya suatu yang terjadi pada atau
ditujukan ke tubuhnya.
-
5
5. ISI PIKIR DAN KECENDERUNGAN MENTAL
Pikiran dapat dibagi menjadi proses dan isi. Proses merujuk pada cara seseorang
menyatukan ide dan asosiasi, yaitu bentuk kerangka berpikir seseorang. Proses atau bentuk pikir
dapat bersifat logis dan koheren atau sangat tidak logis dan bahkan tidak dapat dipahami.
Isi merujuk pada apa yang sebenarnya dipikirkan seseorang seperti ide, kepercayaan,
preokupasi, obsesi.
Proses Pikir
Pasien dapat memiliki ide yang sangat banyak atau justru miskin ide. Dapat terjadi
proses pikir yang cepat, yang bila berlangsung ekstrim disebut flight of ideas. Seorang pasien
juga dapat menunjukkan cara berpikir yang lambat atau tertahan.
Blocking adalah suatu interupsi pada jalan pemikirannya sebelum suatu ide selesai
diungkapkan.
Sirkumstansialitas mengisyaratkan hilangnya kemampuan berpikir yang mengarah ke
tujuan dalam mengemukakan suatu ide, pasien menyertakan banyak detail yang tidak relevan
dan komentar tambahan namun pada akhirnya mampu ke ide semula.
Tangensialitas merupakan suatu gangguan berupa hilangnya benang merah
pembicaran pada seorang pasien dan kemudian ia ikuti tapi tidak pernah kembali ke ide awal.
Word salad merupakan gangguan proses pikir yaitu pencampuran kata atau frase
yang inkoheren. Clang association adalah assosiasi berdasarkan rima. Punning adalah assosiasi
berdasarkan makna ganda. Neologisme merupakan kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien
melalui kombinasi atau pemadatan kata-kata lain.
Isi Pikir
Gangguan isi pikir meliputi waham yaitu kepercayaan atau keyakinan pasien yang
salah yang tidak dapat dipatahkan yang tidak sesuai dengan latar belakang kebudayaan dan
intelejensi. Selain waham juga meliputi preokupasi, obsesi (menetapnya suatu pikiran yang
patologis atau perasaan kuat yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang
logis dan dikaitkan dengan ansietas), kompulsi (kebutuhan patologis untuk bertindak
berdasarkan sebuah impuls yang bila ditahan akan menimbulkan ansietas), fobia (kengerian
patologis yang tidak bervariasi, berlebihan, tidak rasional, dan menetap), rencana, niat, ide
berulang mengenai bunuh diri atau pembunuhan, gejala hipokondriakal, dan kecenderungan
antisosial tertentu.
-
6
Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus dari luar yang cukup
Ciri:
- Tidak realistik
- Tidak logis
- Menetap
- Egosentris
- Diyakini kebenarannya oleh penderita
- Tidak dapat dikoreksi
- Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata
- Penderita hidup dalam wahamnya itu
- Keadaan/hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio-kultural
setempat.
Berikut beberapa contohnya:
- Waham Paranoid : termasuk diantaranya adalah waham kejar, waham rujukan,
kendali, dan kebesaran
- waham kejar : kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya
dilecehkan, dicurangi, dan dikejar.
- Waham kebesaran : konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan, atau
identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan.
- Waham rujukan : kepercayaan yang salah dalam diri seseorang bahwa
perilaku orang lain ditujukan pada dirinya. Contohnya : kepercayaan bahwa
orang di tv sedang berbicara mengenai dirinya.
- Waham bizar : kepercayaan yang salah yang aneh dan sangat tidak masuk akal
(contoh : penyusup dari angkasa luar telah menyisipkan elektroda ke dalam
otaknya)
- Waham somatik : kepercayaan yang salah yang melibatkan fungsi tubuh (
contoh : otaknya membusuk atau meleleh)
- Waham menyalahkan diri : perasaan menyesal dan rasa bersalah yang tidak
pada tempatnya.
- Waham kendali : perasaan yang salah bahwa keinginan, pikiran, atau perasaan
seseorang dikendalikan oleh kekuatan dari luar
-
7
+ thought of withdrawal : isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya
+ thought of insertion : isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
+ thought of broadcasting : isi pikirannya disiarkan hingga orang lain
mengetahuinya
+ thought of echo : isi pikirannya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya.
6. SENSORIUM DAN KOGNISI
Kesadaran
Gangguan kesadaran biasanya mengindikasikan adanya kerusakan organik pada otak.
Gangguan kesadaran adalah persepsi seseorang yang dimodifikasi oleh emosi dan pikirannya sendiri.
Pasien yang terganggu tingkat kesadarannya juga sering menunjukkan gangguan orientasi meski yang
sebaliknya tidak selalu benar.
a. Compos mentis (kesadaran penuh): kemampuan untuk menyadari informasi
dan menggunakannya secara efektif dalam mempengaruhi hubungan dirinya
dengan lingkungan sekitarnya.
b. Somnolen: terkantuk-kantuk
c. Stupor: kurangnya reaksi atau ketidaksiagaan terhadap sekitar.
d. Koma: ketidaksadaran berat, pasien sama sekali tidak memberikan respon
terhadap stimuli.
e. Koma vigil: keadaan koma tetapi mata tetap terbuka.
f. Kesadaran berkabut: kesadaran menurun yang disertai dengan gangguan
persepsi dan sikap
g. Delirium: kesadaran menurun disertai bingung, gelisah, takut, dan halusinasi.
Penderita menjadi tidak dapat diam.
h. Twilight state (dreamy state): kesadaran menurun disertai dengan halusinasi,
biasanya terjadi pada epilepsi.
-
8
Orientasi dan Memori
Gangguan orientasi biasanya dibagi berdasarkan waktu, tempat, orang. Adanya
kelainan biasanya tampak sesuai urutan ini, demikian juga saat membaik gangguan menghilang
dalam urutan terbalik.
Fungsi memori dibagi menjadi empat area, ingatan jangka panjang, menengah,
pendek, serta retensi ingatan dan pengingatan segera. Ingatan jangka pendek dapat diperiksa
dengan menanyakan pasien mengenai selera makan dan apa yang ia makan saat sarapan. Ingatan
jangka menengah menanyakan tentang peristiwa yang dialami beberapa bulan yang lalu. Ingatan
jangka panjang menanyakan riwayat masa kecilnya. Sedangkan uji retensi ingatan segera adalah
menyebutkan enam angka secara berurutan kemudian sebutkan kebalikannya.
Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan. Gangguan kognitif,
ansietas, depresi, dan stimulus internal seperti halusinasi auditorik semuanya dapat berperan
menyebabkan gangguan konsentrasi.
Contoh uji konsentrasi adalah pengurangan kelipatan 7 dari angka 100. Yang lebih
mudah adalah 4 x 9, 5 x 4 ?. Pemeriksa harus selalu mengkaji apa penyebab dari gangguan
konsentrasi jika ada.
Perhatian diperiksa dengan cara berhitung atau meminta pasien untuk mengeja kata dunia
atau kata lain secara terbalik. Bias juga dilakukan dengan menyebutkan lima nama benda yang
dimulai dengan huruf tertentu.
Membaca dan Menulis
Pasien harus diminta untuk membaca satu kalimat kemudian mengerjakan hal yang
diperintahkan oleh kalimat itu. Pasien juga harus diminta untuk menulis kalimat sederhana
namun lengkap.
Kemampuan Visuospasial
Pasien harus diminta untuk menyalin suatu gambar.
-
9
Pikiran Abstrak
Pikiran abstrak adalah kemampuan untuk menangani konsep-konsep. Pasien mungkin
memiliki gangguan dalam membuat konsep atau menangani ide. Contohnya dapatkah pasien
menjelaskan persamaan antara dua buah benda, dapatkah pasien mengartikan peribahasa.
Ketepatan jawaban dan cara memberikan jawaban harus dicatat. Pada reaksi katastrofik pasien
dengan keruskan otak menjadi sangat emosional dan tidak dapat berpikir secara abstrak.
Informasi dan Inteligensi
Bila dicurigai terdapat kemungkinan gangguan kognitif, apakah pasien mengalami
kesulitan dengan tugas mental seperti menghitung uang kembalian, atau menjawab pertanyaan
seputar pengetahuan umum.
7. IMPULSIVITAS
Kemampuan pasien untuk mengendalikan impuls seks, agresi, dan impuls lainnya.
Pengkajian pengendalian impuls penting untuk memastikan kesadaran pasien akan perilaku
sosial yang pantas dan merupakan ukuran potensi bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan
orang lain. Pada gangguan kepribadian pasien mengalami kesulitan untuk mengendalikan impuls
akibat suatu gangguan kogniti atau psikotik.
8. DAYA NILAI DAN TILIKAN
Daya Nilai
Pemeriksa mengkaji aspek kemampuan pasien untuk melakukan penilaian sosial.
Sebagai contoh apa yang pasien lakukan ketika mencium asap dalam suatu gedung bioskop yang
penuh sesak ?
Tilikan
Tilikan (insight) adalah tingkat kesadaran dan pemahaman pasien akan penyakitnya.
Pasien dapat menunjukkan penyangkalan total akan penyakitnya atau mungkin menunjukkan
sedikit kesadaran kalau dirinya sakit namun menyalahkan orang lain, faktor eksternal, atau
bahkan faktor organik. Mereka mungkin menyadari dirinya sakit namun menganggap hal
tersebut sebagai sesuatu yang asing atau misterius di dalam dirinya.
-
10
Tilikan intelektual tampak ketika pasien mampu mengakui bahwa dirinya sakit dan
menyadari bahwa kegagalan mereka untuk beradaptasi sebagian disebabkan oleh perasaan
mereka sendiri yang tidak rasional.
Ringkasan tingkat tilikan sbb :
1. penyangkalan total atas penyakitnya.
2. sedikit menyadari bahwa dirinya sakit dan memerlukan bantuan namun pada
saat yang bersamaan menyangkalnya.
3. kesadaran bahwa dirinya sakit namun menyalahkan orang lain, faktor
eksternal, atau faktor genetic.
4. kesadaran bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui
di dalam diri pasien.
5. tilikan intelektual : pengakuan bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau
kegagalan penyesuaian social disebabkan oleh perasaan atau gangguan dari pasien
sendiri yang tidak rasional tanpa menerapkan pengetahuan ini pada pengalaman di
masa depan.
6. tilikan emosional sejati : kesadaran emosional akan motif dan perasaan dalam
diri pasien dan orang-orang penting dalam diri pasien dan orang-orang penting
dalam hidupnya, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku mendasar.
9. REALIABILITAS
Kesimpulan kesan pemeriksa tentang sejauh mana pasien dapat dipercaya dan
kemampuan untuk melaporkan keadaannya secara akurat. Hal ini mencakup perkiraan kesan
pemeriksa terhadap kejujuran atau keterusterangan pasien.
top related