panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Post on 01-Jul-2015
842 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2013). Departemen Pendidkan Nasional menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan
mencakup cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual (Renstra Kemdiknas 2010-
2014). Sedangkan kemandirian merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus
dicapai siswa.
Kondisi kemandirian siswa SMA dewasa ini (Sarlito Wirawan, 2003) cukup memprihatinkan.
Umumnya siswa ragu dan tidak tahu kemana mereka harus melanjutkan studi. Banyak siswa
yang belum dapat menentukan pilihan karier dan pendidikan di masa depan. Sejumlah siswa
merasa yakin memilih jurusan bisnis yang dianggap favorit juga tidak memiliki alasan yang
rasional. Mereka umumnya hanya ikut-ikutan berdasarkan trend yang terjadi di kalangan
remaja. Salah satu penyebabnya adalah pengembangan kemandirian di sekolah maupun
keluarga belum optimal. Belum ada iklim yang kondusif dalam membangun kemandirian siswa
SMA. Sekolah dengan layanan yang dilakukan selama ini belum memberikan alternatif yang
dapat dipilih dan diambil keputusan sebagai bentuk pengembangan kemandirian.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik
agar lebih optimal. Sekolah dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik
kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan.
Realitas menunjukkan bahwa peserta didik memiliki karakteristik yang beragam. Masing-
masing memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Dengan mudah kita temukan bahwa
kecepatan belajar, potensi belajar, serta minat peserta didik terhadap mata pelajaran tidak sama.
Padahal peserta didik akan lebih sukses jika belajar sesuai dengan potensi dan minatnya.
Dengan demikian diperlukan pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat secara optimal
melayani realitas tersebut.
Pola pembelajaran Sistem Kredit Semester (SKS) yang memberikan kebebasan peserta didik
dalam memilih beban belajar dan mata pelajaran dipandang dapat melayani keragaman lebih
luas dibanding dengan Sistem Paket. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran dan beban
belajar sesuai dengan minat, potensi, dan kebutuhan. Dengan demikian kondisi belajar
diharapkan merupakan upaya sadar yang diawali sejak pemilihan beban belajar dan mata
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 2
pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Kebebasan memilih beban belajar
dan mata pelajaran dapat mendorong kesadaran dan motivasi yang tinggi sehingga
memungkinkan prestasi belajar tercapai lebih optimal.
Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebuadayaan Nomor 81A (lampiran IV tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran) Tahun 2013 menjelaskan konsep dan strategi
penerapan sistem kredit semester (SKS) di SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Dalam lampiran
tersebut dijelaskan tentang kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah.
Penjelasan lampiran pedoman tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah masih banyak
mengalami kendala, diantaranya dalam menentukan beban belajar, menyusun struktur
kurikulum, menfasilitasi pilihan beban belajar dan mata pelajaran, serta menyusun jadwal
pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum
mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajar sehingga
memungkinkan mereka menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu
diperlukan penjelasan teknis lebih rinci yang dapat digunakan sekolah untuk melaksanakan
SKS.
Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA perlu
menyusun panduan teknis yang memuat mekanisme dan teknik pelaksanaan SKS di SMA.
B. Landasan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemernitah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tentang Implementasi
Kurikulum.
C. Tujuan
Secara umum panduan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mekanisme pelaksanaan SKS
di SMA. Secara khusus, panduan ini bertujuan:
1. Memberikan penjelasan teknis persiapan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan SKS
di SMA;
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 3
2. Memberikan penjelasan tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan SKS di
SMA;
3. Memberikan penjelasan model penilaian SKS di SMA; dan
4. Mendorong kesiapan SMA untuk melaksanakan SKS sebagai layanan inovasi pendidikan
untuk meningkatan mutu lulusan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah panduan SKS di SMA mencakup:
1. mekanisme dan teknik persiapan penyelenggaran;
2. strategi dan teknik pelaksanaan;
3. evaluasi dan tindak lanjut.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 4
BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP
A. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam
pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri.
Penerapan SKS dalam pengelolaan pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia merupakan suatu upaya inovatif untuk menambah kekayaan
pengelolaan pembelajaran. Selama ini sistem pengelolaan pendidikan hanya menggunakan
satu cara, yaitu Sistem Paket. Melalui penerapan SKS dimungkinkan peserta didik dapat
menyelesaikan program pendidikan lebih cepat sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya.
Penyelenggaraan SKS pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia merupakan
suatu upaya inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada hakikatnya, SKS
merupakan perwujudan dari amanat Pasal 12 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal tersebut mengamanatkan bahwa “Setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak, antara lain: (b) mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; dan (f) menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.
B. Prinsip Penyelenggaraan
Penyelenggaraan SKS di SMA mengacu pada prinsip sebagai berikut.
1. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti pada
setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
2. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat mempersingkat waktu
penyelesaian studinya dari periode belajar yang ditentukan dengan tetap
memperhatikan ketuntasan belajar;
3. Peserta didik didorong untuk memberdayakan diri sendiri dalam belajar secara
mandiri;
4. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan lebih fleksibel;
5. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok peminatan, lintas minat,
dan pendalaman minat, serta mata pelajaran sesuai dengan potensinya;
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 5
6. Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah menggunakan
SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru
(transfer kredit);
7. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan
administratif;
8. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi kebutuhan untuk
pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan; dan
9. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya.
C. Beban Belajar dan Struktur Kurikulum
Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus dilakukan oleh
peserta didik untuk mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk kegiatan tatap muka,
kegiatan penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri dalam rangka mencapai kompetensi yang
dituntut oleh mata pelajaran. Beban belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan
tenaga untuk melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata pelajaran yang
waktunya telah ditentukan. Beban belajar mata pelajaran dengan kredit besar menuntut lebih
banyak perjuangan siswa dalam melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran
dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam sks.
Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik di SMA yaitu minimal 130 sks, yang
dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).
Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA terdiri atas kelompok A (wajib),
Kelompok B (wajib), dan salah satu dari kelompok C (peminatan, lintas minat dan/atau
pendalaman minat).
Beban belajar 1 (satu) sks terdiri atas 1 (satu) jam pembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam
penugasan terstruktur, dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri. Beban belajar sks untuk SMA
ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama
dengan beban belajar 1.88 jam pembelajaran pada Sistem Paket.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka untuk SMA/MA berlangsung
selama 45 menit.
Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 6
Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan
dengan pendidik.
Penetapan beban belajar terlebih dahulu memadukan semua komponen beban belajar, baik
untuk Sistem Paket maupun untuk SKS, sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1: Penetapan Beban Belajar sks di SMA berdasarkan pada Sistem Paket
Kegiatan Sistem Paket SKS Tatap muka 45 menit 45 menit
Penugasan terstruktur 60% x 45 menit =
27 menit
45 menit
Kegiatan mandiri tidak terstruktur
45 menit
Jumlah 72 menit 135 menit
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban belajar 1 sks
yaitu dengan rumus sebagai berikut.
Berdasarkan uraian di atas, penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan kesetaraan
pada Sistem Paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam pelajaran, oleh sebab itu
beban belajar tiap mata pelajaran dapat dihitung seluruh mata pelajaran kelompok A, kelompok
B, dan kelompok C dengan jumlah minimal 130 sks..
Struktur kurikulum memuat beban belajar dan mata pelajaran kelompok A, kelompok B, dan
kelompok C. Berdasarkan kesetaraan SKS dan paket bahwa 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam
pelajaran, maka beban belajar mata pelajaran pada struktur kurikulum tersaji sebagai berikut.
Tabel 2. Beban Belajar Mata Pelajaran Wajib
No Mata Pelajaran Jml Jam 2 semester/
Kelas Jml Total Jml sks
X XI XII KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 6 6 6 18 9
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 4 4 4 12 6
3 Bahasa Indonesia 8 8 8 24 12 4 Matematika 8 8 8 24 12 5 Sejarah Indonesia 4 4 4 12 6 6 Bahasa Ingris 4 4 4 12 6
pelajaranjam1,8872
135IP
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 7
No Mata Pelajaran Jml Jam 2 semester/
Kelas Jml Total Jml sks
X XI XII KELOMPOK B
Seni Budaya (termasuk Mulok) 4 4 4 12 6 Prakarya dan Kewirausahaan
(termasuk Mulok) 4 4 4 12 6 Penjas Orkes (termasuk Mulok) 6 6 6 18 9 Seni Budaya (termasuk Mulok) 6 6 6 18 9 Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B 72
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran Peminatan (Kelompok C)
No Mata Pelajaran Jml Jam 2 semester/
Kelas Jml Total Jml sks
X XI XII KELOMPOK A
1 Matematika 6 8 8 22 11 2 Fisika 6 8 8 22 11 3 Kimia 6 8 8 22 11 4 Biologi 6 8 8 22 11 5 Lintas Minat 12 8 8 28 14 Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA 58
KELOMPOK B 1 Sejarah 6 8 8 22 11 2 Ekonomi 6 8 8 22 11 3 Sosiologi 6 8 8 22 11 4 Geografi 6 8 8 22 11 5 Lintas Minat 12 8 8 28 14 Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS 58
KELOMPOK C 1 Antropologi 6 8 8 22 11 2 Bahasa dan Sastra Indonesia 6 8 8 22 11 3 Bahasa dan Sastra Inggris 6 8 8 22 11 4 Bahasa Asing 6 8 8 22 11 5 Lintas Minat 12 8 8 28 14 Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan Bahasa 58
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 8
D. Serial Mata Pelajaran
Serial mata pelajaran adalah pengaturan mata pelajaran yang semula harus ditempuh selama
tiga tahun yang tersusun dalam enem semester ditata ulang menjadi hanya empat seri.
Tujuannya adalah untuk mengakomodasi kecepatan belajar peserta didik yang beragam dan
dapat menyelesaikan seluruh beban belajar dan mata pelajaran paling cepat dua tahun (4
semester). Oleh karena itu mata pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga maksimal terdiri
atas empat seri.
E. Pembelajaran
Proses pembelajaran secara umum mengacu pada standar proses kurikulum 2013, yaitu
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. Keterampilan
diperoleh melalui aktivitas “ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
Secara khusus, pada SKS layanan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Pemilihan beban belajar
Dalam SKS peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran pada setiap semester.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:
a. Fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk menentukan
beban belajar pada setiap semester;
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 9
b. Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh Pembimbing
Akademik;
c. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) pada semester 1 sesuai dengan prestasi
yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes seleksi masuk
dan/atau penempatan peserta didik baru;
d. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan
berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya; dan
e. Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam Struktur
Kurikulum mencakup mata pelajaran kelompok A (wajib), kelompok B (wajib, dan
kelompok C (peminatan dan lintas minat/pendalaman minat)
2. Penjadwalan On/Off
Layanan SKS memungkinkan peserta didik memilih mata pelajaran pada semester tertentu
serta tidak memilihnya pada semester lain. Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian
mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran
bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.
4. Peta Jalan (Roadmap) Pembelajaran
Penyajian mata pelajaran dengan penjadwalan On/Off berdampak pada distribusi guru yang
tidak merata jika didasarkan pada pilihan peserta didik semata. Oleh karena itu perlu dibuat
distribusi on/off mata pelajaran tiap semester yang disusun sedemikian rupa sehingga
program pembelajaran normal enam semester. Distribusi dibuat dalam bentuk peta jalan
(roadmap) untuk mengakomodasi kecepatan belajar peserta didik rata-rata (enam semester),
dan lebih cepat (4 atau 5 semester). Penyusunan roadmap pembelajaran bertujuan untuk
menyajikan pilihan on/off bagi peserta didik dan mengakomodasi beban mengajar 24 jam
bagi guru.
F. Penilaian
Secara umum penilaian mengacu pada standar penilaian Kurikulum 2013, yaitu dilakukan
dalam bentuk penilaian autentik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal.
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Sedangkan
penilaian keterampilan dilakukan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 10
Penilaian melalui tes tertulis dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
ulamgan akhir semester untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar (KD) dari kompetensi
inti (KI) 3.
G. Indeks Prestasi
Indeks prestasi (IP) merupakan gabungan hasil penilaian kompetensi KD dari KI-3
(pengetahuan) dan KI-4 (Keterampilan) dari seluruh mata pelajaran yang diikuti tiap semester.
Indeks prestasi menggunakan skala maksimal 4, jika dilakukan konversi maka dapat digunakan
tabel berikut ini.
INTERVAL PREDIKAT INDEKS PRESTASI
3.66 x 4.00 A 4.00
3.33 x 3.66 A- 3.67
3.00 x 3.33 B+ 3.33
2.66 x 3.00 B 3.00
2.33 x 2.66 B- 2.66
2.00 x 2.33 C+ 2.33
1.66 x 2.00 C 2.00
1.33 x 1.66 C- 1.67
1.00 x 1.33 D+ 1.33
0.00 x 1.00 D 1.00
Penghitungan IP tiap semester merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
i
ii
BxBNIP
)(
Keterangan:
IP : Indeks Prestasi
Ni : Nilai tiap mata pelajaran
Bi : Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 11
H. Ketutasan Belajar
Ketuntasan belajar menunjukan tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik mengikuti
pembelajaran yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Peserta didik dinyatakan
tuntas pada suatu mata pelajaran apabila memperoleh nilai Baik pada aspek sikap dan indeks
prestasi minimal 2,66. .
Ketuntasan belajar secara keseluruhan pada akhir masa studi. Jika peserta didik menyelesaikan
seluruh mata pelajaran (kelompok A, B, dan C) dengan beban belajar minimal 130 sks dan
memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 2,66.
I. Remedial dan Semeser Pendek
Peserta didik yang belum tuntas pada KD tertentu berhak mengikuti remedial sehingga
mencapai batas ketuntasan minimal. Remedial dilakukan sepanjang semester dengan cara
melakukan perbaikan pembelajaran dan diikuti dengan penilaian yang relevan.
Peserta didik yang tidak tuntas sampai akhir semester dapat mengikuti kegiatan semester
pendek setelah menerima laporan akhir semester sampai mencapai batas ketuntas minimal.
Semester pendek dilakukan melalui pembelajaran untuk memperbaiki nilai pada mata pelajaran
yang tidak tuntas dalam jangka waktu tertentu. Semester pendek dilakukan pada libur akhir
semester menjelang semester baru, atau pada hari belajar setelah jadwal pelajaran selesai.
J. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus apabila:
1. Menyelesaikan beban belajar minimal 130 sks mencakup minimal 72 sks pada mata
pelajaran kelompok A dan B, minimal 58 sks pada mata pelajaran kelompok C, serta
memperoleh IPK minimal 2,66;
2. Memperoleh nilai baik pada penilaian sikap;
3. Lulus ujian sekolah (US); dan
4. Lulus ujian nasional (UN).
K. Moving Class
Pelaksanaan SKS sering dikaitkan dengan pelaksanaan pola belajar berbasis mata pelajaran di
mana kelas didesain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Akibat penerapan pola ini,
peserta didik akan berpindah dari satu ruang kelas ke ruang kelas lain sesuai dengan jadwal
mata pelajaran. Dengan kondisi siswa yang sering bergerak untuk berpindah ruangan, maka hal
tersebut dikenal dengan sebutan moving classroom (Pindah Kelas).
Moving class adalah manajemen kelas berbasis mata pelajaran atau sebuah pola pembelajaran
yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran. Dengan moving class, pada saat pergantian
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 12
mata pelajaran, peserta didik akan berpindah menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran
yang dijadwalkan.
Moving class bukan merupakan persyaratan mutlak bagi pelakasanaan SKS di SMA. Pola ini
dapat mendorong kultur lebih kuat pada pelaksanaan SKS karena dipandang ada kesamaan
karakter dimana peserta didik akan memilih mata pelajaran yang dimungkinkan berbeda dari
teman seangkatannya. Perbedaan pilihan mata pelajaran tersebut memungkinkan pergerakan
siswa dari satu kelas ke kelas lain.
Prinsip penyelenggaraan moving class di SMA sebagai berikut.
1. Pembagian dan pengelolaan ruang kelas berdasarkan mata pelajaran.
2. Pada pelaksanaannya bersinergi dengan keseluruhan sistem yang dilaksanakan Satuan
Pendidikan.
3. Jadwal pelajaran disusun berdasarkan mata pelajaran dengan memperhatikan ruang mata
pelajaran.
4. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
5. Pengelolaan kelas sesuai karakter mata pelajaran.
6. Ruang kelas ditandai dengan nama mata pelajaran, misalnya Bahasa Inggris 1, Bahasa
Inggris 2, atau Kimia.
Moving class memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran lebih efektif.
2. Pendidik lebih leluasa mengembangkan proses pembelajaran dalam menggunakan
berbagai metode seperti demonstrasi, penggunaan alat peraga, dan lain-lain.
3. Ruang kelas didesain sesuai dengan karakter mata pelajaran.
4. Ruang belajar membawa suasana khas sehingga peserta didik lebih fokus pada kompetensi
yang dipelajari.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 13
BAB III
STSRATEGI DAN IMPLEMENTASI
A. Persiapan Penyelenggaraan
Pelaksanaan atau penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi phasing
in/out dimulai tahun pertama. Sehingga penerapan SKS dimulai kelas X, sedangkan kelas XI
dan XII menggunakan Sistem Paket. Pada tahun kedua, terdapat dua angkatan yang
menerapkan SKS, dan pada tahun ketiga seluruh angkatan menerapkan SKS.
Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan.
1. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan Sistem Paket dan SKS yang
telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi.
2. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) SKS sesuai dengan serial mata
pelajaran, minimal untuk tahun pertama.
3. Merancang jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbing Akademik (PA) dan
Konselor/BK.
4. Mendapat izin tertulis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi. Izin tersebut
kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA.
5. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orangtua.
Mekanisme persiapan disajikan pada skema berikut ini
Tahapan Deskripsi Kegiatan
Out Put Kepala Sekolah
Tim Pelaksana Kurikulum Guru PA/BK
Persiapan o Sosialisasi internal
o Membentuk Tim Pelaksana
o Mengajukan ijin kepada Dinas Pendidikan
o Membuat jadwal kegiatan
o Membuat draft dokumen
o Merancang sistem aplikasi pendukung
o Merancang struktur kurikulum dan peta pembelajaran untuk 6 semester
o Merevisi draft dokumen
o Menyusun KI-KD serial mata pelajaran
o Merancang Silabus dan RPP
o Merancang program layanan
o Merancang program konsultasi
Dokumen KTSP dan Ijin Pelaksanaan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 14
Tahapan Deskripsi Kegiatan
Out Put Kepala Sekolah
Tim Pelaksana Kurikulum Guru PA/BK
Awal Pelaksanaan
o Sosialisasi eksternal kepada masyarakat
o Menetapkan tugas guru, PA, dan BK kelas X
o Menghimpun dokumen perangkat pembelajaran dan penilaian
o Pembagian tugas guru/PA/BK
o Menyusun peta pembelajaran enam semester
o Menyusun jadwal pelajaran
o Menyiapkan perangkat pembelajaran dan penilaian
o Meningkatkan pemahaman pembelajaran SKS
o Menyiapkan perangkat layanan dan konsultasi bimbingan
o Dukungan warga sekolah dan publik
o Kelengkapan dokumen perangkat pembelajaran dan penilaian
Pelaksanaan o Mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan
o Memotivasi dan mengispirasi warga sekolah
o Menjamin pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
o Menjamin penjadwalan dan pembagian tugas mengajar
o
o Melaksanakan pembelajaran
o Melakukan penilaian
o Menganalisis hasil belajar
o Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis
o Melaporkan penilaian kompetensi peserta didik
o Melaksanakan layanan dan bimbingan
o Menganalisis hasil layanan dan bimbingan
o Menindak-lanjuti hasil analisis
o Melaporkan hasil layanan dan bimbingan
Efektifitas pelaksanaan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 15
1. Permohonan Ijin Penyelenggaraan
Ijin pelaksanaan SKS diajukan kepada kepala Dinas Pendidikan Provinsi setelah dilakukan
verifikasi terhadap dokumen-dokumen oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kemudian
mendapat rekomendasi. Untuk memperoleh verifikasi dan rekomendasi tersebut SMA
pelaksana SKS perlu menyiapkan dokumen KTSP yang memuat struktur kurikulum ganda
(paket dan SKS), roadmap pembelajaran, dan rancangan distribusi pembagian tugas mengajar
guru.
Ijin pelaksanaan dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi setelah dilakukan validasi
terhadap dokumen-dokumen tersebut.
2. Penyusunan Serial Mata Pelajaran
Penyusunan serial mata pelajaran merupakan bagian penting dalam menyiapkan KTSP yang
tertuang pada struktur kurikulum dan beban belajar. Penyusunan serial mengacu pada
kompetensi dasar dari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Pada dua spek ini
(pengetahuan dan keterampilan) memiliki gradasi bertahap sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik dan mental peserta didik. Dengan penyusunan serial, maka nomenklatur
mata pelajaran dilengkapi dengan nomor seri, seperti Matematika 1, Matematika 2, dan
seterusnya.
Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Jumlah seri maksimal adalah 4 (empat) agar dapat mengakomodasi kemungkinan peserta
didik menyelesaikan pembelajaran selama empat semester;
b. Kompetensi inti disusun dengan gradasi bertahap sesuai Permendikbud Nomor 69 Tahun
2013;
c. Pengurutan KD dari KI-3 dan KI-4 mengacu pada urutan KD sesuai Permendikbud
Nomor 69 Tahun 2013;
d. Beban belajar dinyatakan pada setiap seri mata pelajaran;
e. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan serial, artinya dimulai dari seri 1,
seri 2, dan seterusnya. Peserta didik yang mengambil mata pelajaran Bahasa Inggris 2
disyaratkan telah mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris 1.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 16
Contoh serial mata pelajaran dan beban belajar.
1 2 3 4
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3 3 3 9
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2 6
3 Bahasa Indonesia 3 3 3 3 124 Matematika 3 3 3 3 125 Sejarah Indonesia 2 2 2 66 Bahasa Ingris 2 2 2 6
7 Seni Budaya 2 2 2 6
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 6
9 Penjas Orkes 2 2 2 3 972Jumlah beban belajar (sks) kelompok A dan B (wajib)
NO MATA PELAJARAN JML sks
KELOMPOK A
KELOMPOK B
Seri ke ..
1 2 3 4
1 Matematika IPA 3 3 3 2 112 Fisika 3 3 3 2 113 Kimia 3 3 3 2 114 Biologi 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14
58
1 Sejarah 3 3 3 2 112 Ekonomi 3 3 3 2 113 Sosiologi 3 3 3 2 114 Geografi 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14
58
1 Antropologi 3 3 3 2 112 Bahasa dan Sastra 3 3 3 2 113 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 2 114 Bahasa Asing 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14
58Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan Bahasa
NO MATA PELAJARANJML sks
KELOMPOK PEMINATAN IPA
KELOMPOK PEMINATAN IPS
Seri ke …
KELOMPOK PEMINATAN BAHASA
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS
*) Beban belajar mata pelajaran lintas minat bergantung pada pilihan peserta didik dengan jumlah
minimal 14 sks.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 17
3. Pemetaan KD dan KI Serial Mata Pelajaran
Konsekuensi dari penyusunan serial mata pelajaran adalah memetakan KI dan KD yang
semula tersusun atas tingkatan kelas X, XI, dan XII menjadi KI dan KD yang tersusun
menjadi serial mata pelajaran. Penyusunan KI dan KD mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu: tingkat perkembangan fisik dan mental peserta didik; hierarki kompetensi inti dan
kompetensi dasar; relevansi dan kontinuitas materi pelajaran dan antarmata pelajaran; dan
kemudahan dalam keterpakaian.
Penyusunan KI dan KD serial mata pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan KD sesuai
serial dan beban belajar (sks) setiap seri dengan mengacu pada kesetaraan. Satu sks setara
dengan 1,88 – 2 jam pelajaran. Berikut ini contoh ilustrasi konversi serial mata pelajaran.
Tabel 8. Contoh Konversi Serial Mata Pelajaran
Mata Pelajaran Alokasi (JP) tiap
Semester Serial MP
(sks) Keterangan
X XI XII 1 2 3 4
PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya, atau Bhasa Inggris
2, 2 2, 2 2, 2 2 2 2
o Seri 1 memuat KI-KD Kelas X o Seri 2 memuat KI-KD Kelas
XI o Seri 3 memuat KI-KD Kelas
XII
Bahasa Indonesia atau Matematika 4, 4 4, 4 4, 4 3 3 3 3
o Seri 1 memuat KI-KD kelas X semester 1 dan sebagian semester 2
o Seri 2 memuat KI-KD dari sebagian semester 2 kelas X dan semester 1 kelas XI
o Seri 3 memuat KI-KD kelas XI semester 2 dan sebagian semester 1 Kelas XII
o Seri 4 memuat sebagian KI-KD kelas XII semester 1 dan KI-KD semester 2 Kelas XII
Fisika, Ekonomi, Bahasa Arab, atau Bahasa dan Sastra Indonesia
3, 3 4, 4 4, 4 3 3 3 2
o Seri 1 memuat KI-KD kelas X o Seri 2 dan 3 memuat KI-KD
dari semester 1 dan 2 kelas XI dan semester 1 kelas XII
o Seri 4 memuat KI-KD semester 2 kelas XII
Selanjutnya KI dan KD yang sudah tersusun dalam serial mata pelajaran dijadikan dokumen
KTSP serta acuan dalam mengembangkan Silabus dan RPP. Contoh hasil rekonstruksi KI-KD
serial mata pelajaran tersaji pada lampiran.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 18
4. Penyusunan Roadmap Pembelajaran
Penyusunan roadmap pembelajaran bertujuan untuk menyajikan pilihan on/off bagi peserta
didik dan mengakomodasi beban mengajar 24 jam bagi guru. Penyusunan roadmap
pembelajaran dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
a. Lakukan inventarisasi jumlah seluruh rombongan belajar kelas X yang diterima melalui
PPDB, jumlah rombongan belajar tiap peminatan, dan jumlah rombongan kelas XI dan
XII beserta penjurusan/peminatan yang ada.
b. Setiap peminatan dibagi dalam beberapa kelompok pilihan dengan jumlah relatif sama.
Misalnya, SMA HARAPAN menerima 8 rombongan belajar kelas X, masing-masing
terdiri dari 4 kelas peminatan MIA dan 4 kelas peminatan IIS. Dari kelompok MIA dibagi
menjadi dua kelompok pilihan MIA yaitu pilihan 1 kelas A dan B, dan pilihan 2 kelas C
dan D. Begitu pula pada peminatan IIS, masing-masing pilihan 3 kelas E dan F, dan
pilihan 4 kelas G dan H.
c. Selanjutnya disusun peta jalan dalam tabel yang dilengkapi jumlah sks atau jam pelajaran
untuk semester ganjil (1, 3, dan 5) dan semester genap (2, 4, dan 6). Dalam mengisi
On/Off mata pelajaran perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
(1) Prioritas utama rancangan adalah untuk mata pelajaran yang diujikan pada UN. Mata
pelajaran ini disusun sedemikian rupa dengan seri terakhir paling lambat ada di
semester 5. Hal ini dilakukan agar pada semester 6, peserta didik tidak lagi memiliki
beban untuk mengikuti pembelajaran dan penilaian pada mata pelajaran tersebut
melainkan lebih fokus pada persiapan UN. Maksudnya adalah semua mata pelajaran
UN di semester 6 diberikan dalam bentuk pendalaman materi.
(2) Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mata pelajaran on pada semester
tertentu pada pilihan 1 dan 3 maka pada pilihan 2 dan 4 dirancang menjadi off dan
sebaliknya.
(3) Penjumlahan jam pelajaran dan/atau sks setiap mata pelajaran digabungkan dengan
kelas XI dan XII yang masih menggunakan sistem paket.
(4) Dalam praktiknya jumlah jam pelajaran atau sks semester ganjil dan genap tidak
selalu sama. Oleh karena itu peta jalan akan bersifat fleksibel penggunaannya.
d. Peta jalan ini juga menyediakan pilihan bagi peserta didik khusus yang dapat
menyelesaikan pembelajaran dalam jangka waktu 2 tahun (4 semester).
Dengana acuan peta jalan yang dibuat, peserta didik diperbolehkan mengambil beban belajar
dan mata pelajaran dengan prioritas pada mata pelajaran non UN.
Contoh Roadmap disajikan pada lampiran.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 19
5. Pemberdayaan PA dan BK
Pembimbing Akademik (PA) dan Bimbingan Konseling (BK) merupakan tenaga pendidik
yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan SKS. PA dan BK melayani konsultasi
peserta didik dalam rangka mendorong optimalisasi potensi dan prestasi belajar di sekolah.
PA adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing perkembangan prestasi akademik
peserta didik sampai akhir masa studinya. PA membimbing peserta didik maksimal 20 orang
dengan tugas sebagai berikut:
a. Memantau dan melakukan analisis terhadap data potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi
yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif selama
mengikuti pendidikan di sekolah agar potensi akademik peserta didik berkembang secara
maksimal;
b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS), pemilihan jurusan,
pembagian laporan capaian kompetensi (LCK), dan/ atau melaksanakan konsultasi
akademik;
c. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan hasil penilaian dari
guru mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan dan masukan
guru mata pelajaran lainnya;
d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, Konselor/BK, dan guru mata
pelajaran.
Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan formal; Konselor/BK memberikan bimbingan dan
konsultasi pada peserta didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan mandiri
dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif,
sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan SKS, Konselor/BK
membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang selama masa studi dengan tugas
sebagai berikut:
a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan analisis potensi,
kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;
b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar peserta didik
mampu mencapai tugas perkembangannya melalui kegiatan pengembangan diri di
sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan khusus;
c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi kelompok sesuai
jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan
d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;
e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru mata peajaran.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 20
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Tahapan persiapan yang perlu dilakukan penyesuian adalah perangkat pembelajaran, yaitu
Silabus, Program Semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyesuaian
diperlukan karena paradigma tahunan yang biasanya dilakukan pada sistem paket harus
disesuaikan dengan paradigma semesteran pada SKS.
a. Silabus yang semula dirancang untuk kelas X, XI, dan XII perlu direkonstruksi sesuai
dengan serial mata pelajaran. Rekonstruksi silabus dilakukan dengan cara memotong
dan/atau menggabungkan kompetensi dan materi pokok sesuai dengan hasil pemetaan
KD-KI yang disusun pada serial mata pelajaran.
b. Program semester dirancang untuk satu semester dan dapat digunakan pada semester
ganjil atau genap. Dengan demikian pada SKS tidak diperlukan program tahunan, karena
acuan program pembelajaran adalah semesteran.
Penghitungan alokasi waktu pada program semester mengacu pada ketentuan sebagai
berikut.
(1) Satu semester sekurang-kurangnya terdiri dari 18 minggu dengan rincian 16 minggu
efektif pembelajaran dan 2 minggu untuk kegiatan UTS dan UAS.
(2) UTS dilaksanakan pada minggu ke 9 dan UAS dilaksanakan pada minggu ke 18.
(3) Alokasi waktu satu semester disesuaikan dengan beban belajar, yaitu untuk setiap sks
setara dengan 2 jam pelajaran (JP). Perhatikan tabel berikut ini.
Beban Belajar Alokasi per Minggu Alokasi per Semester 1 sks 2 JP 32 JP 2 sks 4 JP 64 JP 3 sks 6 JP 96 JP 4 sks 8 JP 128 JP
(4) Kelebihan alokasi yang tersedia sesuai dengan kalender akademik dijadikan sebagai
alokasi cadangan.
c. Secara umum mekasisme, prosedur, dan teknik penyusunan RPP mengacu pada ketentuan
Permendikbud Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Namun demikian RPP
perlu direvisi dan disesuaikan dengan alokasi waktu sesuai dengan program semester.
Revisi yang diperlukan antara lain adalah:
(1) Alokasi waktu pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran;
(2) Perlu dilengkapi dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri;
(3) Disarankan bahwa untuk mata pelajaran dengan beban 2 sks dirancang satu minggu
untuk satu pertemuan @ 4 JP.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 21
7. Persiapan Sarana Pendukung
Pelaksanaan SKS di SMA memerlukan sarana pendukung sebagai upaya memaksimalkan
pencapaian peningkatan mutu layanan. Sarana pendukung yang sebaiknya disiapkan antara
lain:
a. Program aplikasi untuk sistem administrasi penilaian. Beberapa hal yang mendorong
pentingnya program aplikasi ini antara lain:
(1) Dalam kelas paralel terjadi perbedaan beban belajar dan mata pelajaran dalam tiap
semester;
(2) Membantu tugas PA dan BK dalam mengontrol dan membimbing pseserta didik
melalui data yang tersimpan dalam program tersebut;
(3) Memudahkan data penilaian untuk mencetak laporan akhir semester dan laporan
kumulatif setiap akhir semester;
(4) Jika dimungkinkan dapat difasilitasi pengisian KRS (kartu rencana studi) digital
melalui website sekolah.
b. Bahan ajar mandiri yang dikembangkan sesuai dengan serial mata pelajaran termasuk
yang tersedia dalam bentuk digital dan mudah diakses. Hal ini untuk mendorong
kemandirian belajar peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajarnya.
c. Fasilitas dan waktu belajar yang fleksibel yang memberi layanan belajar lebih luas bagi
peserta didik tertentu dengan kemampuan dan semangat belajar yang tinggi.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 22
B. Pelaksanaan
Setelah memperoleh ijin pelaksanaan dari Dinas Pendidikan Provisni dan melaksankan sosialisasi
kepada masyarakat, pelaksanaan SKS dimulai dari kelas X untuk tahun pertama. Peserta didik
yang diterima melalui kegiatan PPDB (penerimaan peserta didik baru) sudah diklasifikasi sesuai
dengan daya tampung peminatan di sekolah tersebut. Selanjutnya sesuai dengan roadmap
pembelajaran yang sudah disusun maka perlu dilakukan beberapa tahapan langkah sebagai
berikut.
1. Penugasan Guru Mata Pelajaran
Penugasan guru mata pelajaran di kelas X perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Memiliki kemampuan terbaik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran. Dengan demikian pada tahun ke dua, guru yang ditugaskan dapat
menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah ada dengan perbaikan dan penyesuaian
yang diperlukan.
b. Memiliki persiapan terbaik sebagai pembimbing, pembina, dan pemberi motivasi kepada
peserta didik.
c. Memiliki budaya belajar terbaik untuk terus berkembang dan integratis terbaik dalam
menjalankan tugas.
Penugasan guru mata pelajaran pada tahap awal menjadi langkah strategis dan faktor yang
kuat pengaruhnya pada keberhasilan pelaksanaan SKS.
2. Penyusunan Jadwal Mata Pelajaran
Jadwal mata pelajaan di tahun pertama memuat dua pola, yaitu pola homogen dan pola on/off.
Pola homogen berlaku untuk kelas XI dan XII dengan mata pelajaran muncul di semua kelas.
Sedangkan pola on/off berlaku untuk kelas X di mana sebagian mata pelajaran on atau off di
kelas tertentu sesuai dengan roadmap pembelajaran yang telah disusun.
Jadwal mata pelajaran kelas XI dan XII umumnya berlaku untuk satu tahun, sedangkan untuk
kelas X hanya berlaku untuk satu semester. Jadwal kelas X di semester dua dan seterusnya
mengikuti on/off pada roadmap pembelajaran dengan penyesuaian tambahan kelas/ mata
pelajaran tertentu sebagai konsekuensi pengisian KRS. Mata pelajaran tambahan muncul
karena peserta didik dengan IPK tertentu dapat mengambil beban belajar lebih dari 24 sks.
3. Pelaksanaan Layanan Konsultasi PA dan BK
Pembimbing Akademik dan BK memberikan layanan bimbingan sesuai dengan tugas dan
fungsinya serta bekerjasama untuk melayani peserta didik sampai lulus. PA bertugas
membimbing maksimal 20 orang peserta didik sedangkan BK membimbing 150 orang peserta
didik. Dengan demikian satu orang PA berpartner dengan 8 orang PA membimbing peserta
didik sampai lulus.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 23
Layanan konsultasi PA dan BK dirancang dalam bentuk individu dan/ atau kelompok.
Layanan individu disesuaikan dengan kebutuhuan peserta didik, sedangkan layanan kelompok
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun dalam jadwal konsultasi/ layanan.
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan layanan, PA dan BK harus mengisi jurnal kegiatan
layanan. Contoh jadwal kegiatan dan jurnal layanan PA dan BK tersaji pada lampiran.
4. Pelaksanaan UTS dan UAS
UTS dan UAS dilaksanakan dalam jadwal semester yang tetap, yaitu UTS pada minggu ke 9
dan UAS pada minggu ke 18.
Pada tahun pertama penyusunan jadwal UTS dan UAS memiliki dua pola, yaitu pola
homogen bagi kelas XI dan XII dan pola on/off bagi kelas X. Bagi peserta didik kelas Xi dan
XII harus mengikuti semua mata pelajaran yang tercantum dalam jadwal UTS/UAS setiap
hari. Sedangkan peserta didik kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang diikuti sesuai
beban mata pelajaran yang diambil pada semester tersebut. Dengan demikian peserta didik
kelas X dimungkinkan mengalami pergeseran ruang pada mata pelajaran atau hari tertentu.
Sekolah pelaksana SKS dapat mendesain pengaturan bahwa instrument UTS/UAS disusun
dalam bentuk pilihan ganda (PG) untuk memudahkan rekapitulasi data hasil. Begitu pula
teknik pelaksanaan melalui media internet (papperles test) pada waktu dan hari tertentu
dengan jaminan keautentikan yang terkotrol dengan baik. Dengan demikian dapat segera
dianalisis hasilnya dan ditindaklanjuti untuk pertimbangan penilaian, perbaikan, dan
penyempurnaan.
Contoh jadwal UTS/UAS tersaji pada lampiran.
5. Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi
Laporan Capaian Kompetensi di akhir semester mengacu pada Surat Edaran Dirjen
Pendidikan Menengah Nomor 717 Tahun 2013 dengan tambahan lembaran khusus, memuat
indeks prestasi semester dan/ atau indeks prestasi kumulatif.
Laporan Capaian Kompetensi diharapkan memenuhi minimal dua kriteria, yaitu representatif
(menggambarkan karakter penilaian autentik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
sesuai kurikulum 2013) dan user frendly (kemudahan pengguna dalam memanfaatkannya).
Oleh karena itu selain tersaji nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara rinci dan
terpisah dibolehkan untuk menyajikan nilai kesatuan kedua aspek tersebut dalam satu nilai
indeks prestasi.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 24
Berikut ini contoh lembaran khusus pada laporan hasil belajar pada SMA pelaksana SKS
No Mata Pelajaran sks (B)
Pengetahuan Keterampilan N Sikap
MP B x N Nilai Pred Nilai Pred
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1 3 4,00 A 3,66 A- 3,83 SB 11,49
2. PPKn 1 2 3,00 B 2,66 B- 2,83 C 5,66 3. Bahasa Indonesia 2 3 2,66 B- 2,66 B- 2,66 B 10,64 4. Matematika 2 3 4,00 A 3,66 A- 3,83 SB 15,32 5. Fisika 2 3 3,33 B+ 2,33 C+ 2,83 B 5,66 Dan seterusnya ... ... ... ... ... ... ... ...
Jumlah 24 81,84
Indeks Prestasi (IP) Semester = ૡ,ૡ
= ,
Indeks Prestasi (IP) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) digunakan sebagai salah satu acuan
yang digunakan peserta didik untuk mengikuti/memilih beban mata pelajaran di semester 2
dan seterusnya.
(1) IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 24 sks.
(2) IP 2.66 – 3.32 dapat mengambil maksimal 28 sks.
(3) IP 3.33 – 3.65 dapat mengambil maksimal 32 sks.
(4) IP > 3.65 dapat mengambil maksimal 36 sks.
Nilai kompetensi sikap paling rendah B.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 25
6. Pelaksanaan Kegiatan Semester Pendek
Kegiatan semester pendek (SP) mulai dilaksanakan setelah pembagian rapor semester.
Kegiatan semester pendek diberikan kepada peserta didik yang belum lulus untuk
memperbaiki nilai mencapai batas minimal ketuntasan/kelulusan.
Kegiatan semester pendek dapat dilaksanakan pada libur akhir semester, hari sabtu (bagi
sekolah dengan 5 hari belajar), atau pada sore hari setelah jadwal pelajaran selesai. Kegiatan
ini dikoordinasi oleh bagian kurikulum dengan jadwal kegiatan serta guru-guru yang diberi
tugas. Proses pelaksanaan semester pendek dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
a. PA mengidentifikasi peserta didik bimbingannya yang harus mengikuti semester pendek
dan melaporkan kepada wakil bidang akademik;
b. Peserta didik mendaftar keikutsertaan pada kegiatan semester pendek;
c. Bagian kurikulum merekap dan merekomendasikan mata pelajaran yang akan
dijadwalkan serta jumlah peserta didik yang mendaftar;
d. Dari rekap pendaftar kegiatan semester pendek, bagian kurikulum mengidentifikasi
kebutuhan dan ketersediaan guru untuk melaksanakan kegiatan;
e. Merekomendasikan guru yang akan ditugaskan;
f. Kepala sekolah menugaskan guru yang mengajar semester pendek;
g. Bagian kurikulum mengotrol dan melaporkan hasil semester pendek. Laporan hasil
semester pendek juga diberikan kepada PA yang terkait. Laporan ke PA merupakan
bagian penting untuk secara bersama memantau kemajuan hasil belajar pseserta didik;
h. Pada akhir semester, hasil penilaian semester pendek akan merevisi mata pelajaran yang
tidak lulus pada semester sebelumnya.
7. Pelaksanaan Rapat Akhir Semester
Rapat akhir semester merupakan kegiatan rutin untuk mengevaluasi hasil belajar dan
pelaksanaan SKS. Kegiatan ini mirip seperti rapat akhir tahun bagi sekolah paket yang
membahas keberhasilan dan hambatan selama satu tahun, termasuk masalah kenaikan kelas.
Sekolah pelaksana SKS perlu melakukan rapat akhir semester yang membahas masalah
kelulusan peserta didik pada tiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dan tidak lagi
membahas masalah kenaikan kelas.
Beberapa masalah yang diagendakan dalam rapat akhir semester antara lain:
a. Hasil belajar satu semester mencakup keberhasilan dan ketuntasan peserta didik dalam
mata pelajaran;
b. Rekapitulasi peserta didik yang akan dilayani melalui kegiatan semeser pendek;
c. Mekanisme dan prosedur pengisian KRS sesuai dengan roadmap pembelajaran dan
penyesuaian terhadap hasil pengisian KRS;
d. Analisis hasil layanan PA dan BK selama satu semester;
e. Pembagian tugas mengajar untuk semester yang akan dating;
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 26
f. Perencanaan kegiatan semester pendek.
8. Pelaksanaan Ujian Sekolah
Ujian sekolah sebagai salah satu bentuk ujian tingkat kompetensi (UTK) dilaksanakan secara
bertahap ketika sejumlah peserta didik telah menyelesaikan seri terakhir. Misalnya pada akhir
semester 3, 4, dan/atau 5.
Mekanisme pelaksanaan ujian sekolah (US) meliputi langkah sebagai berikut.
a. PA dan BK memantau pencapaian hasil peserta didik yang menjadi bimbingannya.
Kemudian merekapitulasi peserta didik yang telah menyelesaikan seri terakhir mata
pelajaran.
b. Bagian kurikulum melaporkan peserta didik dan mata pelajaran yang siap untuk diujikan
dalam ujian sekolah untuk diusulkan segera dibuka jadwal US.
c. Bagian kurikulum menjadwalkan kegiatan US pada mata pelajaran tertentu.
d. Peserta didik mendaftar keikutsertaan pada US kepada bagian kurikulum.
e. Kepala sekolah menetapkan penulis soal, panitia, dan pengawa US.
f. Hasil ujian sekolah diumumkan kepada peserta didik dan PA/BK dan disimpan sebagai
dokumen hasil US untuk data kolektif nilai sekolah (NS) pada penilaian akhir kelulusan.
g. Peserta didik yang belum lulus US dapat mengikuti kembali pada jadwal US berikutnya.
9. Penyiapan Dokumen Pendukung Peserta Didik
Pada akhir pembelajaran peserta didik dari SMA pelaksana SKS sering membutuhkan
beberapa dokumen pendukung sebagai bukti autentik. Hal ini diperlukan ketika mereka
melanjutkan ke perguruan tinggi, mutasi ke sekolah lain, mendaftar beasiswa dan atau
kebutuhan lainnya. Dokumen pendukung diperlukan karena dokumen rapor yang tidak persis
sama seperti rapor SMA sistem paket.
Dokumen pendukung yang diperlukan antara lain adalah pedoman konversi mata pelajaran
paket dan seri (SKS), dokumen penjelasan rapor, dan dokumen penjelasan singkat rasional
pelaksanaan SKS di sekolah.
Beberapa fungsi dokumen pendukung antara lain:
a. Pedoman dalam mengisi nilai semeser 1, 2, 3, 4, dan 5 pada saat pendaftaran peserta UN.
b. Pedoman pengisian PDSS (pangkalan data siswa dan sekolah) untuk input SNMPTN.
c. Pendukung verifikasi pada saat lapor diri bagi peserta didik yang diterima melalui
SNMPTN.
d. Pendukung penjelasan bagi peserta didik yang diterima melalui jalur beasiswa, pindah
(mutasi), dan lainnya jika diperlukan.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 27
C. Evaluasi dan Tindak Lanjut
1. Pengorganisasian
Evaluasi dilakukan secara meyeluruh baik sekolah sebagai institusi maupun guru sebagai
individu pelaksana program. Secara institusional, SMA pelaksana SKS dapat melakukan
evaluasi diri dengan instrumen tertentu dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kab/Kota dan
Provinsi.
Secara individual, guru mata pelajaran yang mengajar di tahun pertama pelaksanaan SKS
dapat melaksanakan evaluasi keterlaksanaan dan evaluasi hasil menggunakan instrumen
evaluasi yang dikembangkan seperti contoh instrumen pada lampiran. Hasil evaluasi berguna
untuk memotret keberhasilan atau kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan untuk
dijadikan pertimbangan melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Informasi tersebut
bermanfaat bagi sekolah penyelenggara dalam menyempurnakan program yang dilakukan
pada periode berikutnya.
Secara institusional sekolah melaksanakan evaluasi keterlaksanaan dan hasil penyelenggaraan
SKS menggunakan instrumen yang dikembangkan dengan bimbingan dan pengawasan dinas
pendidikan. Hasil evaluasi ini bermanfaat untuk penyempurnaan dan dukungan dari
pemerintah melakukan perbaikan dan penyempurnaan.
2. Evaluasi Keterlaksanaan
Evaluasi pelaksanaan SKS meliputi evaluasi kinerja satuan pendidikan yang dilakukan oleh
satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap akhir
semester, meliputi: tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;
pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler; hasil belajar
peserta didik; hasil evaluasi dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Evaluasi terhadap kurikulum meliputi:
a. Struktur beban belajar dan struktur kurikulum setiap program,
b. Serial mata pelajaran,
c. Susunan SK dan KD sesuai dengan serial mata pelajaran,
d. Peraturan akademik,
e. Mekanisme pemilihan beban belajar,
f. Mekanisme penjurusan,
g. Menentukan pembimbing akademik,
h. Melaksanakan penilaian hasil belajar untuk menentukan Indeks Prestasi.
Evaluasi terhadap pengelola dilakukan setahun sekali, mencakup:
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 28
a. tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan;
b. tingkat pencapaian Standar Nasional Pendidikan oleh satuan pendidikan;
c. tingkat efisiensi dan produktivitas satuan pendidikan;
d. tingkat daya saing satuan pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional, dan global.
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk hasil
tiap mata pelajaran dan perubahan perilaku. Setiap mata pelajaran memilki data hasil
belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Evaluasi dilakukan setiap
semester hingga hasil akhir UTK, UMTK, UN, dan kelanjutan peserta didik di perguruan
tinggi.
b. Evaluasi terhadap prilaku dilakukan melalui survey dan pengamatan pada aspek
kemandirian, motivasi, dan kepuasan terhadap layanan pembelajaran dan penilaian.
c. Hasil evaluasi menjadi data pendukung bagi penguatan mutu pendidikan melalui
pelaksanaan SKS.
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 29
DAFTAR PUSTAKA
Anthono J. Nitco, (1996). Educational Assessment of Students. Ohio: Prentice Hall.
Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided for developing behavioral
objective. New York: David Mc Key Company.
James A, Athanasou (2002). A Teacher’s Guide to Assessment. Sydney: Social Science Press.
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis
Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J, (1991). Measurement and Evaluation in Education and
Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pegganti Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2013
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi, Jakarta, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses, Jakarta, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian, Jakarta, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA, Jakarta, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, Jakarta, 2013.
Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Fokus Media.
Wirawan, Sarlito (2001), Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar, Artikel
dalam website pribadi www.sarlito_wirawan.com.
Rencana Strategis kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2014
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 30
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Contoh Kartu Rencana Studi
KARTU RENCANA STUDI
Nama Siswa : ............................. Semester : ....................
NIS : ............................. Pilihan/Alt : ....................
Pembimbing Akademik: .............................................................
Mata Pelajaran dan Beban Belajar:
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. No. Mata Pelajaran Tambahan (pilihan)* 1. 2. 3. JUMLAH
*)dipilih dari mata pelajaran di semester atau seri berikutnya
Jakarta, 20 Desember 2012
Mengetahui Peserta Didik Pembimbing Akademik ..................................... ...................................
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 31
II. Roadmap Pembelajaran
Kelompok Wajib 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 Bahasa Indonesia 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 Matematika 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 Sejarah Indonesia 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Bahasa Inggris 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Kelompok B 1 Seni Budaya 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 Prakarya dan Kewirausahaan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 Penjasorkes 9 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3
Matematika dan Ilmu Alam1 Matematika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 22 Biologi 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 23 Fisika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 24 Kimia 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
Ilmu-ilmu Sosial1 Geografi 11 3 3 3 22 Sejarah 11 3 3 3 23 Sosiologi 11 3 3 3 24 Ekonomi 11 3 3 3 2
141 sejarah2 Geografi 3 33 Ekonomi 3 3 3 34 Sosiologi 35 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 3 3 3 3 26 Bahasa Asing (Mandarin/Arab) 3 3 3 3 3
22 23 24 24 24 14 22 23 24 24 24 14 32 34 34 31 22 23 24 23 24 14
Kelompok Peminatan ( C)
Pendalaman Minat atau Lintas Minat
Jumlah sks tiap-tiap Semester =
Mata Pelajaran Jml sks
Program Peminatan dan SemesterMatematika dan Ilmu Alam Ilmu-ilmu Sosial (A,B)
Alternatif 1 (ABC) Alternatif 2 (DEF) Alternatif 4 (CI)
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 32
III. Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 33
IV. Contoh KI-KD Serial Mata Pelajaran
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 78 JAKARTA
FISIKA 1 (3 sks)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)
3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus
3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi
3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari
3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 34
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah
4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor
4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus
4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan
4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
FISIKA 2 (3 sks)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik benda titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 35
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 3. Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor
3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton
3.3 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyelesaikan permasalahan gerak dalam kejadian sehari-hari
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran 3.5 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum
kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari 3.6 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan
momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
3.7 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi 3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan
karakteristik gas pada ruang tertutup.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan gerak parabola dan gerak melingkar
4.2 Menyajikan data dan informasi tentang satelit buatan yang mengorbit bumi dan dampak yang ditimbulkannya
4.3 Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep gaya, dan kekekalan energi
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonis pada ayunan bandul dan getaran pegas
4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan momentum
4.6 Merencanakan dan melaksanakan percobaan titik berat dan keseimbangan benda tegar
4.7 Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 36
FISIKA 3 (3 sks)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan keseimbangan perubahan medan listrik dan medan magnet yang saling berkaitan sehingga memungkinkan manusia mengembangkan teknologi untuk mempermudah kehidupan
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah
3.1 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan
3.2 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum 3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan
gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata 3.4 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan
cahaya dalam teknologi 3.5 Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC)
dalam kehidupan sehari-hari 3.6 Menganalis gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada berbagai kasus
3.7 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi
3.8 Memahami fenomena induksi elektromagnetik berdasarkan percobaan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 37
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan
4.2 Menyelidiki karakteristik gelombang mekanik melalui percobaan
4.3 Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep dan prinsip gelombang bunyi
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi gelombang cahaya
4.5 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC)
4.6 Menyajikan data dan informasi tentang kapasitor dan manfaatnya dalam kehidupan sehari
4.7 Melaksanakan pengamatan induksi magnet dan gaya magnetik disekitar kawat berarus listrik
4.8 Mencipta produk sederhana dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik
FISIKA 4 ( 2 sks)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan keseimbangan perubahan medan listrik dan medan magnet yang saling berkaitan sehingga memungkinkan manusia mengembangkan teknologi untuk mempermudah kehidupan
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
3.1 Menganalisis rangkaian arus bolak-balik (AC) serta penerapannya
3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya dalam teknologi dan dampaknya pada kehidupan
3.3 Memahami fenomena efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari
3.4 Memahami transmisi dan penyimpanan data dalam bentuk digital dan penerapannya dalam teknologi informasi dan komunikasi
3.5 Memahami karakteristik inti atom, radioaktivitas, dan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah
pemanfaatannya dalam teknologi 3.6 Memahami keterbatasan sumber daya energi dan dampaknya
bagi kehdupan
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Memecahkan masalah terkait rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya dalam teknologi, dan dampaknya pada kehidupan
4.3 Menyajikan hasil analisis data tentang penerapan efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari
4.4 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang transmisi dan penyimpanan data dalam bentuk digital dan penerapannya dalam teknologi informasi dan komunikasi
4.5 Menyajikan informasi tentang pemanfaatan radioaktivitas dan dampaknya bagi kehidupan
4.6 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah keterbatasan sumber daya energi, energi alternatif, dan dampaknya bagi kehdupan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 39
V. Contoh Program Seme ster
PROGRAM SEMESTER
Nama Sekolah: : SMAN 78 Jakarta Mata Pelajaran: : Fisika 1 (3 sks) Kelas/Semester: : X
No Kompetensi Dasar (Dari KI 3 dan KI 4) Alokasi waktu
Minggu Ke KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-
prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
10 6 4 UTS
UA
S Minggu ke 3 dan 4 Juli 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran
fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu enyelidikan ilmiah
2 3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)
10 2 6 2 UTS
UA
S Minggu ke 3 dan 4 Agustus 4.2 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan untuk menentukan resultan vektor
3 3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
10 4 6 UTS
UA
S Minggu 1 dan 2 September 4.3 Menyajikan data dan grafik hasil
percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 40
4 3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus
12 6 6 UTS
UA
S Minggu ke 3 dan 4 September
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus
5 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi
10 6 UTS
4
UA
S Minggu 1, 2, dan 3 Oktober
4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
6 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari
10 UTS
2 6 2
UA
S Minggu ke 3 dan 4 Oktober 4.6 Mengolah dan menganalisis hasil
percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan
7 3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
12 UTS
4 6 2
UA
S Minggu ke 5 Oktober dan ke
1 November 4.7 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan
8 3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
10 UTS
4 6
UA
S Minggu 2 dan 3 November
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 41
9 3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
12 UTS
6 6
UA
S Minggu 4 November, dan
ke 1 dan 2 Desember
4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
JUMLAH 96 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Jakata, Juli 2013 Kepala SMAN 78 Jakarta
Guru Mata Pelajaran
Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd
Nursyamsudin
NIP:
NIP : 196710071997021001
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 42
VI. Contoh RPP S KS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Fisika 1 Beban Belajar : 3 sks Peminatan : MIA Materi Pokok : Penjumlahan Vektor Alokasi Waktu : 10 JP Pertemuan … : Minggu ke 2 dan 3 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya dan mencoba, siswa dapat memahami pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang vektor dan penerapannya serta mampu mengembangkan sikap teliti dan jujur dalam mengukur serta mampu mencoba, melakukan praktikum, menyaji, dan mengolah data serta menyimpukan hasil praktikum melalui kegiatan mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
Kompetensi Dasar 3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri) 4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor Indikator Pencapaian Siswa dapat Menunjukkan sikap teliti dan jujur dalam mengukur dan menyajikan data Mengembangkan komunikasi yang efektif dan santun dalam kerja kelompok Membedakan besaran vektor dan skalar Menggambar vektor pada kertas berpetak Menjumlah vektor dengan cara poligon dan jajaran genjang Menggambar komponen vektor pada sumbu tegak lurus Menentukan resultan dengan cara analisis Mengguakan persamaan resultan dua vektor dengan aturan cosinus
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 43
Merangkai alat untuk melakukan praktikum resultan vektor Menyajikan data secara sistematis Membuat grafik dan menentukan persamaan regresi Menyusun laporan hasil kegiatan praktik Materi Pembelajaran Fakta
Gambar beberapa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang mendeskripsikan resultan vektor (gaya dorong helikopter, gaya tarik penarik gerobak, dll)
Ilustrasi penyeberangan perahu di sungai deras Konsep
Pengertian vektor Resultan vektor Komponen vektor
Prinsip Penjumlahan vektor dengan grafis Analisis vektor Resultan dua vektor
Prosedur Cara penjulahan vektor dengan poligon dan jajaran genjang Cara menguraikan vektor Langkah kerja praktik resultan vektor
Metode Pembelajaran Demonstrasi Eksperimen Diskusi penugasan Media/Alat/bahan
Media : papan tulis, lembar kerja, computer/laptop Alat : statif dan klem, beban gantung, katrol, busur, dan benang
Sumber Belajar
Buku Sekolah Elektronik, Fisika SMA Jilid 1 Buku Aktivitas Penunjang Fisika SMA jilid 1, Erlangga Jakarta http://sman78-jkt.sch.id/e-learning/fisika http://e-dukasi.net http://psb-psma.org.id
Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan minggu ke 2
Rincian Kegiatan Waktu Pendahuluan Menjelaskan tujuan pembelajaran Bertanya tugas membaca buku
20 menit
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 44
Meminta siswa cara menarik meja untuk dipindahkan kemudian menjelaskan alasannya
Kegiatan Inti Mengamati Siswa menyimak ilustrasi gerak dan gaya pada helikopter dan gerobak sampah Menanya Mendiskusikan beberapa contoh vektor dan skalar Siswa mencari contoh untuk membedakan vektor dan skalar Mendiskusikan cara menggambar dan menjumlah vektor dengan menggunakan
kertas berpetak Mencoba Secara berkelompok siswa menggambar vektor, menjumlah vektor dengan cara
poligon dan jajaran genjang menggunakan kerta berpetak Kelompok mendiskusikan cara mengurai vektor menggunakan lembar kerja Mengasosiasi Siswa menerapkan prinsip penjumlahan vektor dalam pemecahan masalah melalui
diskusi kelompok Mengomunikasikan Siswa menyajikan hasil pemecahan masalah melalui perwaklilan kelompok
235 menit
Kegiatan Akhir Siswa diingatkan prinsip penting, yaitu keteliitian dan ketepatan dalam
menggambar vektor Memberikan tugas menyiapkanm praktik kerja kelompok resultan vektor
15 menit
Pertemuan minggu ke 3
Rincian Kegiatan Waktu Pendahuluan Menagih tugas bacar Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberi kesempatan
15 menit
Kegiatan Inti Siswa dibagi dalam kelompok, bekerja dan berdiskusi praktik resultan dua vektor Setiap kelompok menyaji dan mengolah data serta membuat grafik hasil
pengukuran Perwakilan dari dua kelompok memaparkan data hasil percobaan untuk
dikonfirmasi keberhasilannya Kelompok menyiapkan laporan tertulis
135 menit
Kegiatan Akhir Mengingatkan tugas laporan agar segera dikirim melalui email dan hasil print-
outnya diserahkan langsung Memberikan tugas pekerjaan rumah untuk pengembangan
30 menit
Penilaian Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan pada saat bekerja dalam kelompok: berdiskusi, praktik, dan presentasi. Aspek penilaian sikap difokuskan pada: ketelitian, kerjasama, dan peran serta dalam kelompok Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tugas dan tes. Aspek penilaian terdiri atas: kelengkapan, visual, dan ketepatan waktu. Sedangkan tes terdiri dari tes tertulis uraian Penilaian keterampilan dilakukan melalui pengamatan dan produk. Pengamatan dilakukan pada saat bekerja dalam kelompok dengan aspek yang dinilai adalah: merangkai dan menggunakan alat, menyaji data, dan membuat grafik dengan komputer. Sedangkan penilaian produk dilakukan pada
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 45
hasil laporan tertulis dengan aspek penilaian terdiri atas: hasil grafik, jawaban pertanyaan, rumusan kesimpulan, dan visual laporan.
Jakarta, 17 Juli 2013
Mengetahui Kepala SMAN 78 Jakarta Guru Mata Pelajaran Fisika Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd Drs. Nursyamsudin, M.M NIP. 196510061992031003 NIP.196710071997021001 Catatan Kepala Sekolah ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 46
VII. Contoh Format Penilaian Sikap
Format Penilaian Sikap
Ketelitan Kerjasama Peran Serta123456789
101112131415161718192021222324252627282930313233343536
Aspek Yang DiamatiNama SiswaNo Nilai Akhir
Keterangan 5 : Sangat baik 4 : Baik 3 : cukup baik 2 : kurang baik 1 : Buruk
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 47
VIII. Contoh Format Penilaian Pengetahuan
Format Penilaian Pengetahuan
Kele
ngka
pan
Visu
al
Kete
pata
n W
aktu
123456789
101112131415161718192021222324252627282930313233343536
Predikat
Aspek Penilaian tugasSkor
Rata2 Tugas
Nama SiswaNoTes
TertulisRata-rata
Skor Penget.
Keterangan Skor Tugas
5 Baik Sekali 4 Baik 3 Cukup Baik 2 Kurang Baik 1 Buruk
Panduan SKS di SMA
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah Hal 48
IX. Contoh Format Penilaian Keterampilan
Format Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Nilai Akhir Predikat
Mer
angk
ai
Ala
t
Men
ggun
akan
A
lat
Men
yaji
Dat
a
Men
gola
h D
ata
Mem
buat
G
rafik
H
asil
Reg
resi
Jaw
aban
Pe
rtany
aan
Rum
usan
K
esim
pula
n V
isua
l Lap
oran
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Keterangan 4 : tepat, teliti, terampil 3 : tepat, teliti, ragu-ragu 2 : kurang baik 1 : buruk
top related