otot dan persyarafan wajah dan rongga mulut.doc
Post on 26-Dec-2015
277 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Otot-otot kepala dikelompokkan dalam dua kategoris: otot-otot wajah dan otot-otot pengunyah
1. Otot-otot wajah
Sebagian dari otot-otot wajah dimasukkan secara langsung dalam jaringan lunak dari
kulit dan otot-otot lain dari wajah. Bila otot-otot wajah berkontraksi, mereka akan
menarik jaringan lunak. Akvitas otot ini bertanggung jawab untuk ekspresi wajah kita
seperti tersenyum dan cemberut. Otot-otot wajah meliputi:
a. Frontalis: frontalis adalah otot datar yang menutupi tulang frontal. Dia meluas dari
aponeurosis kranialis ke kulit dari alis mata. Kontraksi dari otot akan menaikkan alis
mata, memberikan anda tampilan orang terkejut. Dia juga mengerutkan kening anda.
b. Orbicularis oculis: orbicularis oculi adalah otot sfingter yang melingkari mata.
Sfingter adalah otot berbentuk cincin yang mengendalikan ukuran bukaan. Kontraksi
dari otot menutup mata dan membantu mengedipkan mata dengan singkat, menutup
dan membuka mata dan menutup mata sebagian
c. Orbicularis oris: orbicularis oris adalah otot sfingter yang melingkari mulut.
Kontraksi dari otot ini membantu menutup mulut, membentuk kata-kata,
mengerutkan mulut. Dia kadang-kadang disebut sebagai otot pencium.
d. Buccinator: buccinator adalah otot yang masuk ke dalam orbicularis oris dan
meratakan pipi saat berkontraksi. Buccinator digunakan ketika bersiul dan
memainkan terompet. Dia kadangkadang disebut otot peniup terompet. Buccinator
juga diklasifikasikan sebagai otot pengunyah karena saat kontraksi, dia membantu
posisi makanan diantara gigi dalam proses mengunyah.
e. Zygomaticus: zygomaticus adalah otot senyum, yang meluas dari ujung mulut ke
tulang pipi.
2. Otot-otot pengunyah
Semua otot pengunyah dimasukkan dalam mandibula, tulang rahang bawah, dan
merupakan otot terkuat dalam tubuh. Otot-otot pengunyah meliputi:
a. Masseter: masseter adalah otot yang meluas dari processus zygomaticus dari tulang
temporal di tengkorak ke mandibula. Kontraksi dari otot ini menutup rahang. Dia
bertindak secara sinergi dengan otot temporalis untuk menutup rahang.
b. Temporalis: temporalis adalah otot berbentuk kipas angin yang meluas dari bagian
datar dari tulang temporal ke mandibula. Dia bekerja secara sinergis dengan otot-otot
pengunyah lain.
http://akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-otot.pdf
MEMBUKA MULUT
1.1 Otot-otot yang berperan pada saat membuka mulut
M.pterigoideus lateralis
O: lateral spenoidalis, lateral pterigoid
I : kondilus mandibula, anterior diskus
N: pterigoid dari n.mandibula
Kelompok m.suprahioid ( m.digastrikus, m.mylohyoid, m.geniohyoid,
m.stilohyoid)
1.2 Mekanisme membuka mulut
M.pterygoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis.
Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan
relaksasi M. Masseter, serabut anterior M. Temporalis dan M. Pterygoideus Medialis yang
berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar
sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus
mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu dengan gerak
membuka yang kuat oleh M. Digastricus, M. Geniohyoideus, dan M. Mylohyoideus yang
berkontraksi terhadap os. Hyoid.
2. MENUTUP MULUT
2.1 Otot-otot yang berperan pada saat menutup mulut
M.maseter
O: arkus Zigomatikus
I : angulus mandibula lateral
N: n.maseter dari n.mandibula /n.v
M.temporalis
O: fosa temporalis
I: prossesus koronoid mandibula
N: n.mandibula
M.pterigoideus medialis
O: medial pterigoid prossesus piramidal palatina
I:medial angulus mandibula
N: n.pterigoid medialis dari n.mandibula
2.2 Mekanisme menutup mulut
Otot-otot penggerak utama dalam proses menutup mulut yaitu M. Masseter, M.
Temporalis, M. Pterygoideus Medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai dari
menutup pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan Processus Condylaris berada
pada posisi paling posterior dalam fossa Mandibula. Pada posisi protusi memerlukan kontraksi
M. Pterygoideus Lateralis yang dibantu M. Pterygoideus Medialis. Caput Mandibula akan tetap
pada posisi ke depan Eminentia Articularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M.
Temporalis akan bekerjasama dengan M. Masseter untuk mengembalikan Processus Conylaris
ke dalam Fossa Mandibula, sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal.
Pada gerak menutup Cavum Oris, kekuatan yang dikeluarkan otot penguyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas M. Pterygoideus Lateralis
dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula
saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi
mandibula akan melintas di sekitar ramus.
3. PERGERAKAN MANDIBULA
3.1 Protrusi mandibula
Kedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia artikularis
Sliding contact gigi-gigi
Kontraksi m. pterygoideus lateralis & medialis
Kontraksi m. masseter & serabut anterior m. temporalis
Relaksasi serabut posterior m. temporalis
3.2 Retrusi mandibula
Kedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoid
Sliding contact gigi-gigi
Kontraksi serabut posterior m. temporalis
Relaksasi m. pterygoideus
3.3 Pergerakan lateral
Kondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid oleh karena
kontraksi otot-otot pada sisi tersebut
- Kondilus berotasi pada sumbu vertikal
- Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah menyusuri
eminentia artikularis (movement of Bennett)
Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideus lateralis,
sedangkan serabut posterior m. temporalis relax
. Mukosa rongga mulut
Pertumbuhan dan Perkembangan Mukosa Oral
Pertumbuhan dan perkembangan mukosa oral berlangsung berkesinambungan.
Pertmubuhan merupakan hasil proses biologis berubah menjadi lebih besar.
Perkembangan merupakan sel tunggal sampai dengan unit multifungsional yang diakhiri
dengan kematian. Perkembangan jaringan lunak rongga mulut dimulai pada minggu ke 4
sampai minggu ke 9.
Fungsi Mukosa Oral:
a) Membasahi permukaan Rongga Mulut
b) Membantu proses pengunyahan dan penelanan
c) Fungsi digestif (kelenjar saliva) terdapat amilase yang menghidrolisa makanan
jadi maltosa
d) Informasi rasa (taste bud)
e) Respon terhadap suhu, sakit, raba (reseptor)
f) Melindungi jaringan yang lebih dalam
Pembagian Mukosa Oral
a. Masticatory Mucosa
Gingiva, mengelilingi gigi, menerima tekanan dalam proses pengunyahan, dibatasi
mucogingival junction (memisahkan gingiva dengan mukosa alveolar), berwarna
coral pink disertai keabu-abuan.
Palatum Keras (Palatum Durum), melekat erat dengan periosteal dan tidak dapat
bergerak, berwarna pink seperti gingiva, bagian-bagian palatum keras: Daerah
Gingiva berbatasan dengan gigi, Raphe Palatina garis tengah palatum dari papila
insisiv sampai posterior, Daerah anterolateral antara raphe palatina dan gingiva
(berisi jaringan lemak), Daerah Posterolateral antara raphe palatina dan gingiva
(berisi gland mukosa minor).
b. Lining Mukosa
Bibir dan Pipi (Mukosa Bukal), Epitel startified dan skuamos tidak berkeratin,
Kerutan kecil selama kontraksi otot (melindungi dari tekanan pengunyahan),
Glandula campuran pada bibir antara berkas otot bucinator pada daerah pipi dan
daerah tengah horizontal pada pipi.
Vestibulum dan Mukosa Alveolar, bersatunya mukosa bibir dan pipi untuk
menutupi rahang, mukosa pipi melekat pada otot bucinator, mukosa bibir pada otot
orbicularis oris, mukosa tidak melekat dengan struktur dibawahnya
( memungkinkan pergerakan bibir dan pipi), Gingiva dan mukosa alveolar
dipisahkan oleh mucogingival Junction.
Mukosa Dasar Mulut, membran mukosa dasar mulut tipis dan tidak melekat dengan
struktur dibawahnya (bergerak bebas), Mukosa sublingual bergabung dengan
gingiva Lingual (mukogingival), Batas dalam sulkus sublingual berbentuk tapal
kuda (mukosa sublingual bergabung dengan permukaan paling bawah lidah sebagai
mukosa ventral lidah).
Palatum Lunak (Palatum Mole), Vaskularisasi, dan warna kemerah-merahan
(palatum keras Pucat), Papila sedikit dan pendek, Pertemuan antara palatum lunak
dan palatum keras hampir tak terlihat, Submukosa palatum lunak berisi banyak
glandula saliva minor.
c. Specialized Mucosa
1) Mukosa Lidah, Mukosa pengunyahan dengan struktur khusus, papila lidah pada 2/3
permukaan dorsal anterior.
Papila Filiformis, paling banyak dan tersebar, berbentuk kerucut dan runcing
Papila Fungiformis, Seperti jamur, jumlah 150-400, tersebar di ujung dan tepi
lateral lidah, lamina propia papila primer, papila sekunder terdapat pada taste bud
di permukaan.
Papila Sirkumvalata, Jumlah 7-12, sepanjang sulkus terminalis, terbenam dan
dikelilingi parit, terdapat taste bud, dasar parit terdapat kelenjar Von Ebner (serus)
untuk membersihkan debris.
Papila Foliata, berupa lembaran menonjol, daerah dorsol lateral, terdapat taste bud
di dinding papila.
2) Taste Bud (kuncup pengecap), mempunyai taste pore, terdapat dua tipe sel yaitu sel
pengecap (terlihat terang) dan sel penyangga (gelap), sensasi rasa manis (ujung),
asam (lateral), asin (tersebar/ujung), pahit (belakang).
DAFTAR PUSTAKA
Liebgott, Bernard, D.D.S,M.Sc. D, Ph. D. 1994. Dasar-Dasar Anatomi Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC
McDevitt, W. E. 2001. Anatomi Fungsional Dari Sistem Pengunyahan. Jakarta: EGC
System syaraf yang berhubungan dengan wajah dan rongga mulutA. pengantar
a. Neuron Neuron adalah sel saraf yang merupakan unit dasar sistem saraf dan berfungsi untukmenghantarkan impuls yang membawa informasi dari lingkungan. Neuron juga dapat mengontrol kontraksi/gerakan otot dan berkomunikasi satu sama lain. Ada 3 jenis neuron, yaitu :
- Neuron sensorik = neuron aferen Fungsinya mengirimkan impuls yang diterima reseptorke saraf pusat (otak).Reseptor itu merupakan sel khusus dalam organ penginderaan, otot, kulit, serta sendi yang mendeteksi adanya perubahan lingkungan.
- Neuron motorik = neuron eferen Fungsinya membawa isyarat atau impuls yang keluar dari otak/medulla spinalis menuju ke organ efektor terutama otot dan kelenjar sehingga terjadi respon motorik.
- Interneuron = neuron-neuron asosiatif b. Sel Glia (neuroglia)
merupakan sel-sel pendukung (supporting cells) untuk keefektifan kerja neuron.Sel glia ini dapat membantu neuron melekat pada tempatnya dan memberinya nutrisi. Macam-
macam sel glia yaitu : 1. Astrocyte (star cell), berfungsi mengikat neuron-neuron dengan pembuluhdarah,
mengatur larutan kimia dalam cairan yang mengelilingi neuron, menyokong dan memproteksi sistem saraf.
2. Oligodendrocyte, berfungsi mengikat neuron-neuron dengan jarikngan ikat, membentuk selubung myelin di sekitar axon pada SSP.
3. Microglia, berfungsi sebagai fagosit pada proses fagositosis sel-sel mati di jaringan otak yang rusak.
Susunan Sistem Saraf Secara keseluruhan kerja sistem saraf adalah mengatur aktivitas sensorik dan motorik, perilaku instingtif dan dipelajari, organ dalam dan sistem-sistem lain dalam tubuh.Sistem saraf terdiri dari sistem sarafpusat dan sistem saraf tepi.Berikut disajikan diagram susunan pembagian system saraf.
Sumber :http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197710132005012-EUIS_HERYATI/DIKTAT_KULIAHx.pdf
Saraf-saraf kranial
Nomor Nama Jenis Fungsi
I Olfaktorius SensoriMenerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II Optikus SensoriMenerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminus GabunganSensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhanMotorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasialis Gabungan
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasaMotorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklearis SensoriSensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbanganSensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal GabunganSensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasaMotorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus GabunganSensori: Menerima rangsang dari organ dalamMotorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
Nervus facialis merupakan saraf cranial yang mempersarafi otot ekspressi wajah dan menerima sensorik dari lidah, dalam perjalanannya bekerja sama dengan nervus karnialis yang lain, karena itu dimasukkan ke dalam mix cranial nerve. Anatomi Nervus Pacialis mempunyai empat buah inti yaitu :
• Nukleus Facialis untuk saraf Somatomotoris • Nukleus Salivatorius Superior untuk saraf Viseromotoris • Nukleus Solitarius Untuk saraf Viserosensoris • NukleuS Sensoris Trigeminus untuk saraf Somatosensoris
Inti moturik Nervus Facialis terletak pada bagian ventolateral tegmentum Pons bagian bawah. Dari sini berjalan kebelakang dan mengelilingi inti N VI dan membentuk genu internal nervus facialis, kemudian berjalan ke bagian-lateral batas kaudal pons pada sudut ponto serebelar.
Saraf Inter Medius terletak pada bagian diantara N VII dan N VIII.
Serabut motorik saraf Facialis bersama-sama dengan saraf intermedius dan saraf vestibulokoklearis memasuki meatus akustikus internus untuk meneruskan perjalanannya didalam os petrosus (kanalis facialis).
Nernus Facialis keluar dari os petrosus kembali dan tiba dikavum timpani. Kemudian turun dan sedikit membelok kebelakang dan keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomatoideus. Pada waktu ia turun ke bawah dan membelok ke belakang kavum timpani di situ ia tergabung dengan ganglion genikulatum. Ganglion tersebut merupakan set induk dari serabut penghantar impuls pengecap, yang dinamakan korda timpani. juluran sel-sel tersebut yang menuju ke batang otak adalah nervus intennedius, disamping itu ganglion tersebut memberikan cabang-cabang kepada ganglion lain yang menghantarkan impuls sekretomotorik. Os petrosus yang mengandung nervus fasialis dinamakan akuaduktus fallopii atau kanalis facialis. Disitu nervus facialis memberikan. Cabang untuk muskulus stapedius dan lebih jauh sedikit ia menerima serabut-serabut korda timpani. Melalui kanaliskulus anterior ia keluar dari tulang tengkorak dan tiba di bawah muskulus pterigoideus eksternus, korda timpani menggabungkan diri pada nervus lingualis yang merupakan cabang dari nevus mandibularis.
Sebagai saraf motorik nervus facialis keluar dari foramen stilomastoideus memberikan Cabang yakni nervus auricularis posterior dan kemudian memberikan cabang ke otot stilomastoideus sebelum masuk ke glandula Parotis. Di dalam
©2004 Digitized by USU digital library 1
glatldula parotis nervus facialis dibagi atas lima jalur percabangannya yakni temporal, servical, bukal, zygomatic dan marginal mandibularis. Jaras parasimpatis (General Viceral Efferant) dari intinya di nucleus salivatorius superior setelah mengikuti jaras N VII berjalan melalui Greater petrosal nerve dan chorda Tympatni.
• Greater petrosal nerve berjalan ke ganglion pterygopalatina berganti neuron lalu mempersarafi glandula lakrimal, nasal dan palatal.
• Chorda tympani berjalan melalui nervus lingualis berganti neuron mempersarafi glandula sublingual dan glatldula submandibular.
Jaras Special Afferent ( Taste) : dari intinya nukeus solitarius berjalan melalui nervus intennedius ke :
• Greater petrosal Nerve melalui nervus palatina mempersarafi taste dari palatum. • Chorda Tympani melalui nervus lingualis mempersarafi taste 2/3 bagian depan lidah.
Jaras General Somatik different : Nukleus spinalis traktus trigeminal menerima impuls melalui nervus intermedius dari MAE dan kulit sekitar telinga. Korteks serebri akan memberikan persaratan bilateral pada nucleus N VII yang mengontrol otot dahi, tetapi hanya mernberi persarafan kontra lateral pada otot wajah bagian bawah. Sehingga pada lesi LMN akan menimbulkan paralysis otot wajah ipsilateral bagian atas bawah, sedangkan pada lesi LMN akan menimbulkan kelemahan otot wajah sisi kontta lateral. Pada kerusakan sebab apapun di jaras kortikobulbar atau bagian bawah korteks motorik primer, otot wajah muka sisi kontralateral akan memperlihatkan kelumpuhan jenis UMN. Ini berarti otot wajah bagian bawah lebih jelas lumpuh dari pada bagian atasnya, sudut mulut sisi yang lumpuh tampak lebih rendah. Jika kedua sudut mulut disuruh diangkat maka sudut mulut yang sehat saja yang dapat terangkat. Lesi LMN : bisa terletak di pons, disudut serebelo pontin, di os petrusus, cavum tympani di foramen stilemastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervus facialis. Lesi di pon yang terletak disekitar ini nervus abducens bisa merusak akar nevus facialis, inti nervus abducens dan fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu paralysis facialis LMN tersebut akan disertai kelumpuhan rektus lateris atau gerakan melirik ke arah lesi, Proses patologi di sekitar meatus akuatikus intemus akan melibatkan nervus facialis dan akustikus sehingga paralysis facialis LMN akan timbul berbarengan dengan tuli perseptif ipsilateral dan ageusia ( tidak bisa rnengecap dengan 2/3 bagian depan lidah). ©2004 Digitized by USU digital library 2©2004 Digitized by USU digital library 3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1961/1/bedah-iskandar%20japardi62.pdf
KEPUSTAKAAN De Jong's, The Neurologic Examinition -The facial Nerve 5 th ed, page: 181 –200 Netter F.H : The Ciba Collection of Medical Collection, vol 1, Nervous Systems, Part II,
Neurologic and Neuromusculer Disorders, Ciba Geigy, USA,1986, page: 102 –104 Duus, Peter, Topical Diagnosis In Neurology, Georg Thieme Verlag Stutt, Ed II 1989, page:
107 –112 Sami, M, Draft, W, Surgery Of Skull Base, Springer Verlag 1989, page: 81 -83 ©2004 Digitized by USU digital library 4
top related