oleh: rariya budiharta 4104.100 - digilib.its.ac.id

Post on 18-Oct-2021

3 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Oleh:Rariya Budiharta

4104.100.022

PENDAHULUANLatar

Belakang

Inti Permasalahan

Tujuan

Batasan Masalah

Manfaat Penulisan Tugas Akhir

Latar

Belakang

Bumi merupakan planet yang memiliki kurang lebih 70 % bagiannya berupa air (lautan), Selain sebagai sumber daya alam yang melimpah, lautan juga digunakan sebagai jalur atau media transpotasi moda laut.

Biofouling memang menjadi permasalahan sejak pertama kali perahu yang terbuat dari kayu berlayar dilaut

Biofouling pada lambung dan lunas kapal dapat meningkatkan pemakaian bahan bakar sebanyak 3 %, juga dapat menambah berat kapal.

Salah satu metode yang paling efektif dan banyak dipergunakan dalam menanggulangi korosi adalah penggunaan cat.

Inti Permasalahan

Seberapa besar pengaruh material terhadap penempelan biofouling dan faktor yang mempengaruhinya?

Berbahan dasar apakah sebuah kapal dalam usaha pengurangan bioufouling yang akan menempel pada badannya?

Apakah laju pertumbuhan bioufoling akan sama pada setiap varian yang akan diujikan?

Efisiensi pemilihan material berdasarkan usaha pemilihan material dengan minimalisir bioufoling dalam penerapan dibidang perkapalan?

Tujuan

Menganalisa material bahan dasar kapal tersebut berpengaruh terhadap besarnya jumlah penempelan bioufouling dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menganalisa jenis jenis biofouling yang menempel.

Penggunaan bahan (material) yang lebih tidak disukai bioufouling sebagai pengganti bahan pembuatan dengan pertimbangan tertentu dan dengan ketentuan kapal berdimensi tertentu yang dapat digunakan.

Menganalisa laju pertumbuhan dan luasan yang ditempeli bioufoling, dengan perbandingan luasan, waktu dan jumlah biofouling yang menempel. Menghitung perkiraan luasan kapal yang tertempel fouling dengan membandingkan luasan, menghitung pertambahan berat akibat bioufoling pada spesimen.

Menghitung / menganalisa dari segi ekonomi (keekonomisan) penggunaan material tersebut dalam aplikasi pembangunan kapal dengan dimensi kapal yang memungkinkan dalam pembangunannya (segi dimensi kapal) menggunakan ke empat bahan material tersebut.

Batasan Masalah

Material yang digunakan berupa pelat Baja, Aluminium, Fiber, Kayu Bengkireng, Bambu (Laminasi Bambu) dengan dimensi masing masing 20 cm x 10 cm

Lokasi pengujian berada di kawasan Dok. Irian, Divisi Kapal Perang. PT. PAL Indonesia.

Terdapat 5 variasi material dengan 5 specimen per material yang diujikan.

Terdapat 2 sisi yang akan dianalisa, pada sisi A dilakukan pengecatan dengan cat anti fouling dan sisi B tanpa cat.

Jenis cat yang digunakan digunakan untuk melapisi pelat percobaan adalah cat jenis anti fouling.

Warna cat yang digunakan yaitu cat hampel’s berwarna merah

Manfaat Penulisan TASecara AKADEMIS:

Dapat digunakannya data valid yang telah dihasilkan dalam Tugas Akhir ini sebagai sumber pustaka.

Dapat menjadi acuan data dalam keperluan informasi bioufoling dan bahan yang ditempeli.

Secara PRAKTIS:

Dapat mengetahui pengaruh penanggapan makhluk yang berada disekitar lingkupnya dengan variasi material yang telah diuji dan dianalisa.

Dapat dijadikan acuan oleh pihak galangan dan industri maritim dalam menentukan pemilihan material yang digunakan pada pembuatan kapal

Landasan TeoriDefinisi Biofouling

Perkembangan & Penempelan Biofouling

Faktor –

faktor Penyebab Biofouling

Definisi Biofouling

Secara umum biofouling adalah akumulasi dan penumpukan dari mikro-organisme, tanaman dan binatang pada fase dewasa yang melekat sementara maupun tetap pada permukaan substrat (material yang ditempeli biofouling).

Biofouling dikategorikan dalam dua golongan : - biofouling mikroskopik- biofouling makroskopik.

Biofouling mikroskopik adalah Bakteri, Diatomeae, Protozoa, dan Rotifera

Biofouling makroskopis yang banyak muncul antara lain Balanus sp., Pelecypoda, Annelida, Coeloenterata, Tunicata, dan Algae.

Perkembangan & penempelan Biofouling

Balanus sp. merupakan hewan invertebrata laut. Menurut Darsono (1979) dalam Ermaitis (1984) menyatakan bahwa Balanus sp. berkembang biak secara seksual, setiap individu mempunyai organ reproduksi jantan dan betina (hermaphrodite).

Larva nauplius, Larva nauplius berganti kulit sekali atau tiga kali dalam seminggu.

larva cyprid berakhir empat hari atau 10 sampai 12 minggu sampai menemukan substrat yang cocok dan cangkang larva cyprid akan berubah menjadi cangkang dewasa.

Balanus sp. adalah stadium dewasa yang bersifat menempel secara permanen dengan bahan perekat yang dikeluarkan dari kelenjar perekat dipangkal kedua antena pertama.

Faktor –

faktor Penyebab Biofouling

Intensitas cahaya : Cahaya matahari yang jatuh di permukaan laut akan diserap dan diseleksi oleh air laut, sehingga cahaya dengan panjang gelombang yang panjang seperti cahaya merah, ungu dan kuning akan hilang lebih dahulu. Banyaknya sinar matahari yang masuk ke dalam laut berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya, banyaknya pemantulan di permukaan, sudut datang dan transparasi air laut

Temperatur : Organisme laut umumnya bersifat polikilotermik sehingga penyebarannya mengikuti perbedaan suhu lautan secara geografis, Organisme biofouling dapat hidup dari perairan dengan perubahan suhu berkisar antara 15-30 °C atau dari perairan eustarina sampai laut terbuka, iklim tropik sampai dengan iklim sedang. Air mempunyai daya muat panas yang lebih tinggi daripada daratan. Akibatnya untuk menaikan suhu sebesar 1 C, air akan membutuhkan energi yang lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh daratan dalam jumlah massa yang sama.

Faktor

faktor Penyebab Biofouling

Sedimentasi : merupakan salah satu faktor penting pertumbuhan organisme biofouling.

Kedalaman laut : di perairan Eropa ditemukan biofouling jenis bivalvia, Pada kedalaman lebih dari 15 m, koloni biofouling yang ditemukan antar lain byrozoa, serpulids, hydroid, dan oysters.

Arus dan gelombang perairan : Arus dan gelombang mengakibatkan kegagalan penempelan Organisme biofouling. pada substrat.

Arus dan gelombang perairan : Arus dan gelombang mengakibatkan kegagalan penempelan Organisme biofouling.

Salinitas : Salinitas (kadar garam) adalah berat semua garam yang terlarut dalam 1000 gram air laut, Organisme biofouling dapat hidup dari perairan estuaria sampai laut terbuka di mana salinitas pada perairan estuaria antara 5-30°/oo sedangkan salinitas pada laut terbuka dapat mencapai 41°/oo .

Tipe subtrat : disebabkan oleh sifat fisik dan kimia dari subtrat tersebut.

Pasang surut : Salah satu fenomena fisik dan dinamis yang selalu dijumpai di lautan adalah naik turunnya permukaan air yang bersifat periodik selama satu interval waktu tertentu yang disebut pasang surut

Metodologi PenelitianPemilihan dan Penyusunan Material uji

Skema Kerja

Pemilihan dan Penyusunan Material uji

Tempat dan Waktu Penelitian.

Alat, Bahan dan Cara Kerja :

Persiapan Bahan UjiPengecatan Bahan UjiPemasangan Bahan Uji

Skema KerjaPersiapan Bahan

Uji

Pengecatan bahan uji

Perendaman Material

Proses Pengambilan Data Pertambahan berat Biofouling

Pemilihan Material (bahan dasar) pembuatan kapal dengan efisiensi minimal penempelan biofoulingEstimasi perhitungan penambahan berat kapal diakibatkan pengotoran biologis dilaut.Estimasi perbandingan penggunaan cat antifouling dengan tanpa acat anti fouling

Pengumpulan DataRekapitulasi berat Material Uji

- Baja

- Kayu

-

Aluminium

- Fiberglass

- Bambu

Berat Keseluruhan Material Uji

Berat Baja

Berat Kayu

Berat Aluminium

Berat Fiberglass

Berat Bambu

Analisa dan Pembahasan DataJenis Jenis BiofoulingRekapitulasi Berat rata-rata material ujiRekapitulasi Total Berat BiofoulingPersentase Perbandingan Material

dengan Cat dan Tanpa Cat anti foulingLaju Pertumbuhan BiofoulingPenerapan dalam praktik dan analisa

dari segi ekonomi

Jenis Jenis Biofouling

Ordo Acoela

Urosalphinx sp

Classis Phaeophyceae

Balanus sp. (vortex)

Rekapitulasi Berat rata-rata material uji (Selama 2,5 Bulan)

Material Baja- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan- Specimen Sisi Dengan Pengecatan

Material Kayu- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan- Specimen Sisi Dengan Pengecatan

Material Bambu- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan- Specimen Sisi Dengan Pengecatan

Material Fiberglass- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan- Specimen Sisi Dengan Pengecatan

Material Aluminium- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan- Specimen Sisi Dengan Pengecatan

Material Baja

Nilai rata – rata = 97 Gram Nilai rata – rata = 87 Gram

Material Kayu

Nilai rata – rata = 121 Gram Nilai rata – rata = 85 Gram

Material Bambu

Nilai rata – rata = 151 Gram Nilai rata – rata = 93 Gram

Material Fiberglass

Nilai rata – rata = 107 Gram Nilai rata – rata = 67 Gram

Material Aluminium

Nilai rata – rata = 116 Gram Nilai rata – rata = 97 Gram

Rekapitulasi Total Berat Biofouling

Jenis Specimen Tanpa Cat Dengan Cat

Baja 97 gram 84 gramKayu 121 gram 85 gram

Bambu 151 gram 93 gramFiberglass 107 gram 67 gram

Aluminium 116 gram 97 gram

Rekapitulasi Total Berat Biofouling

Jenis Specimen Tanpa Cat Dengan Cat

Baja 4850 gram/m² 4200 gram/m²Kayu 6050 gram/m² 4250 gram/m²

Bambu 7550 gram/m² 4650 gram/m²Fiberglass 5359 gram/m² 3350 gram/m²

Aluminium 5800 gram/m² 4850 gram/m²

Dalam perhitungan sebelumnya, merupakan Rekapitulasi berat Biofouling per luasan material.Berikut ini adalah Rekapitulasi Berat biofouling dalam satuan gram/m².

Persentase Perbandingan Material

Laju Pertumbuhan Biofouling

Pembahasan Laju Pertumbuhan Biofouling PadaBajaKayuAluminiumFiberglassBambu

Laju Pertumbuhan Biofouling pada Baja

Laju Pertumbuhan Biofouling pada Kayu

Laju Pertumbuhan Biofouling pada Aluminium

Laju Pertumbuhan Biofouling pada Fiberglass

Laju Pertumbuhan Biofouling pada Bambu

Penerapan dalam praktik dan analisa dari segi ekonomi

Dari Segi PraktikNama kapal : DIBARTOLOLOA : 35,5 meterLPP : 32 meterB : 7,55 meterT : 1,4 meterH : 3,6 meterV : 35 knotsDWT : 138 tonPayload : 36 tonCb : 0,51

Dari data diatas, dapat dicari WSA dengan [L*(2T+B)*(0,453 + 0,4425 cb – 0.2862 Cm ),003467 + 0,3696 Cwp + 2,38 ABT /

Cb] (PNA vol II hal 91)WSA = 233,952 m² Dengan tabel (slide 33), sehingga dapat dicari penambahan berat

akibat pengotoran biologis akibat biofouling.

Dari Segi EkonomiBerkurangnya Jumlah Payload akibat Penambahan Beban dari Penempelan Biofouling

KesimpulanVariasi Subtrat Berpengaruh Langsung

ada Jumlah Penempelan Biofouling.Pemilihan Material Kapal yang disarankan

adalah Baja (Tanpa Pengecatan) dan Fiberglass (Dengan Pengecatan)

Laju pertumbuhan Biofouling TeraturDari Segi ekonomi, Mengetahui

pengurangan Payload akibat Penambahan Berat Biofouling

Saran1. Penelitian yang sama dengan memperhatikan:

- kecepatan arus, - material dalam keadaan bergerak,- tingkat kadar garam, dan- keadaan lingkungan laut sekitar tempat perendaman.

2. Penelitian dengan menggunakan pelindungan penempelan biofouling selain cat anti fouling.

3. Penggunaan material lain dalam penelitian.4. Penggunaan variasi kedalaman material uji.

top related