nama

Post on 01-Oct-2015

218 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

jeruk

TRANSCRIPT

Nama : Andre BangunNPM: 1406545094Kelas: IPE-4Fakultas: Farmasi

CBD-3

1.Apa yang dimaksud dengan konflik?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , konflik adalah ketegangan atau pertentangan di dl cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dl diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dsb) . Menurut James W Vander Zander , konflik merupakan pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan , status , atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan , merugikan atau menyisihkan lawan mereka .Jadi , konflik merupakan suatu keadaaan perbedaan yang tidak terselesaikan baik dalam satu individu, individu dengan individu lain, individu dengan sekelompok orang, atau antar kelompok.

2.Apa saja tipe konflik?

(1) Konflik Intrapersonal, yaitu konflik yang terjadi dalam diri suatu individu saat terjadi perbedaan antara keinginan dalam diri dan tindakan yang dilakukan, (2) Konflik Interpersonal, yaitu konflik antar individu yang berada dalam suatu organisasi, konflik terjadi pada saat bersama-sama mencapai satu tujuan yang sama namun terdapat perbedaan dalam cara mencapainya, (3) Konflik Intergroup, yaitu konflik antar grup dalam satu organisasi. Konflik terjadi jika terjadi kontak antar grup yang memiliki berbagai perbedaan dalam mencapai suatu tujuan.

3.Mengapa dan bagaimana konflik bisa terjadi?

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebab-sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut.

1. Perbedaan Antarperorangan

Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kamu bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut.

Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.

2. Perbedaan Kebudayaan

Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama.

Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.

Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan apabila suatu saat ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan dia akan melakukan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan semacam ini akan di tentang oleh kelompok besar dan yang pasti kebijakan tersebut tidak akan diterima sebagai kesepakatan bersama. Padahal dalam kelompok harus mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya pertentangan yang disebabkan perbedaan kebudayaan.

Contoh lainnya adalah seseorang yang berasal dari etnis A yang memiliki kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut memiliki pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik jika tetap melakukan penyesuaian terhadap kebudayaan tempat tinggalnya yang baru.

3. Bentrokan Kepentingan

Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes Ratu Sejagat atau Miss Universe. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan.

Di sisi lain kaum agamis menolak pengiriman itu karena dipandang bertentangan dengan norma atau adat ketimuran (bangsa Indonesia). Bangsa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata di dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto menggunakan swim suit (pakaian untuk berenang).

Bagaimana Terjadinya konflik?

Prakonflik Awal perbedaan persepsi KonfrontasiMulai mengungkapkan ketidaksesuaian KrisisMeluapkan emosi dengan tindakan AkibatPerkembangan keadaan relasi dua pihak tegang, tenang, negosiasi, mediasi dll PascakonflikSituasi akhir membaik / kembali ke prakonflik

4.Apakah konflik dapat dicegah? Apakah konflik dapat dikelola? Bagaimana caranya?

Konflik harus diselesaikan, jika tidak terselesaikan konflik dapat menimbulkan berbagai akibat dalam rentang yang ringan sampai berat. Banyak cara menyelesaikan konflik, salah satunya adalah 5 langkah: (1) Menganalisis konflik, perlu diketahui penyebab dan tipe konflik. Perlu dilakukan wawancara dan observasi untuk menganalisis suatu konflik (2) Menentukan strategi manajemen konflik, setelah mengetahui penyebab dan tipe konflik selanjutnya perlu ditentukan strategi manajemen konflik diantara strategi yang ada: (i) kolaborasi, (ii) kompromi, (iii) kompetisi,(iv) kompromi (3) Pre-negosiasi, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum negosiasi berlangsung yaitu: (i) Inisiasi, (ii) Assessmen, (iii) Ground rules dan persetujuan,(iv) Organisasi, dan (v) Joint fact-finding (4) Negosiasi, hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap negosiasi adalah: (i) Memprioritaskan kepentingan bukan jabatan atau posisi kedua belah fihak yang berkonflik,(ii) Memperbanyak

pilihan penyelesaian,(iii) Melakukan evaluasi setelah kedua belah fihak menyampaikan semua pilihan penyelesaian,(iv) Membuat dokumen tertulis, (v) meyakinkan komitmen kedua belah fihak untuk melakukan keputusan yang diambil (5) Post-negosiasi. Setelah keputusan tercapai diperlukan langkah-langkah untuk implementasi keputusan tersebut: (i) Ratifikasi keputusan yang sudah diambil,(ii) rencanakan implementasi Cara terbaik untuk menangani konflik adalah mencegah terjadinya konflik tersebut sejak awal. Adapun langkah-langkah pencegahan konflik adalah sebagai berikut: 1) Menentukan The professional code of conduct 2) Alur reward-punishment harus jelas 3) Memahami hal-hal yang dapat menimbulkan konflik: kurangnya komunikasi, kritik yang tidak adil, peraturan yang tidak jelas, sistem reward-punisment yang tidak adil, gender dan ras, direndahkan, harapan yang tidak rasional, prioritas yang tidak baik, kehidupan personal mengganggu kehidupan professional. 4) Sikap pemimpin yang bisa memicu konflik: terlalu mempercayai seseorang, tidak menepati janji, gagal menunjukkan tanggung jawab terhadap kesalahan seseorang, dan tidak melakukan apa yang diucapkan.

5.Ada apa sajakah macam gaya kepemimpinan? Bagaimana gaya kepemimpinan ini dapat terbentuk?

Transformational

Merupakan memberikan perhatian secara individual dan setara kepada seluruh pengikutnya, dalam bentuk inspirasi, peningkatan kemampuan intelektual, serta pengembangan wawasan

Poin-poin :

Individualized Consideration Inspirational Motivation Intellectual Stimulation Idealized Influence

Distributive

Merupakan kepemimpinan dengan berbagi tugas kepada orang lain yang memberikan kepercayaan dan saling menghargai. Cara kepemimpinan ini terbentuk adalah dengan orang-orang yang ada terlibat aktif di dalamnya.

Charismatic

Kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga anggota bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.

Servant

Mempunyai sifat sifat

Listening Awareness Stewardship Emphaty Persuasion Commitment to the Growth of People Healing Conceptualization Building Community Foresight

6.Strategi kepemimpinan yang bagaimanakah yang produktif untuk tim kolaborasi interprofesional?

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai tanggung jawab yang dimiliki oleh tenaga professional di dalam tim Mengetahui kekuatan masing-masing anggota kelompok Memberikan training kepada anggota tim Memonitor kinerja setiap anggota tim secara rutin Mendengarkan aspirasi dan inovasi yang dimiliki masing-masing anggota Melakukan komunikasi yang efektif Memahami keadaan masing-masing anggota tim kolaborasi Memberitahu visi misi dan tujuan kelompok kepada setiap anggota Memperdalam pengetahuan tentang sistem dan proses kerja kelompok yang efektif Memastikan bahwa setiap anggota kelompok mendapatkan penghargaan serta apresiasi atas kinerjanya Memahami tugas dan kewajiban sebagai pemimpin Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anggota tim kolaborasi Melakukan pembagian tugas yang sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing anggota dengan jelas Mendiskusikan kasus dengan semua anggota tim sebelum menetapkan keputusan

7, Peran kepemimpinan dalam kolaborasi interprofesional Berperan dalam mengembangkan dan memberdayakan potensial anggotanya Berperan meningkatkan kualitas anggotanya, membangun dan memelihara hubungan antar anggota kolaborasi. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan proses kolaborasi. Mengatur pelaksanaan kolaborasi Menerapkan pengetahuan dan bukti dalam membuat keputusan. Mengevaluasi dampak yang akan terjadi, dari tindakan yang dilakukan. Mengidentifikasi konteks untuk perubahan.

8.Definisi dan implementasi komunikasi interprofesional

Komunikasi interprofesional merupakan backbone dalam kolaborasi tim interprofesional. Komunikasi formal dan informal sama pentingnya dalam rangka membangun kolaborasi interprofesional. Dua kunci dari komunikasi interprofesional ini adalah: a. Mendengarkan dengan baik, dan b. Menyampaikan pendapat dengan tegas (listening and speaking up).

Secara umum, jenis komunikasi (implementasi ) yang dapat terjadi di suatu organisasi layanan kedokteran yang besar antara lain: (1) Komunikasi antara manajer fasilitas kesehatan dengan petugas kesehatan, (2) Komunikasi antara dokter dengan perawat/bidan, dan (3) Komunikasi antara dokter dengan dokter, misalnya komunikasi antara dokter spesialis dengan dokter ruangan atau antar dokter spesialisyang merawat pasien, (4) Komunikasi antara dokter/bidan/ perawat dengan petugas apotik, (5) Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas administrasi/keuangan, (6)Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas pemeriksaan penunjang (radiology, laboratorium, dsbnya).

9.Hambatan dalam komunikasi interprofesional dan faktor penyebab

Sosiologis dan Antropologis Nilai dan Norma Budaya Hambatan Status

Psikologis Prasangka Stereotype Perbedaan Kepentingan Semantik

Faktor Penyebab Hambatan Komunikasi Interprofesional

Role of stress Lack of Interprofessional Understanding Autonomy Struggles

10.Peran komunikasi interprofesional dalam mencegah konflik

Pemahaman mengenai cara berkomunikasi meningkatkan : Cara memandang diri sendiri Pengetahuan hubungan antarmanusia Pemberian informasi Mengungkapkan kebebasan berbicara Pekerjaan BerbudayaKetidakmampuan komunikan dalam berkomunikasi yang baik dan benar akan mengakibatkan miskomunikasi Pemahaman tentang cara berkomunikasi yang baik dan benar dapat memberikan : Kesepakatan Kedamaian, lahir dan batin Memperat hubungan sesama manusia11. Implementasi prinsip komunikasi interprofesional, pencegahan konflik dan kepemimpinan dalam kasus dr Nina.

Implementasi Pencegahan konflik kasus dr. nina Harus terbuka dengan anggota Memahami peran dan tanggung jawab masing-masing Dr. Nina harus memahami hal-hal yang dapat menimbulkan konflik Contohnya: memperbanyak komunikasi Dr. Nina harus mampu menghargai kompetensi semua orang secara setara

Implementasi terhadap kasus dr.Nina Sebaiknya sebagai pemimpin dr. Nina mendiskusikan kasus dengan semua anggota tim sebelum menetapkan keputusan Pemimpin juga harus dapat melakukan komunikasi yang efektif Terdapat hambatan komunikasi interprofesional dari dr. Nina, terlihat dari sikapnya yang cenderung diam dan enggan berbicara dengan anggota timnya dr. Nina belum memiliki pemahaman mengenai cara berkomunikasi yang baik dan benar Tim kesehatan lainnya memberikan approach agar dapat menggali faktor penyebab hambatan

top related