musni umar: peran ormas dalam mencegah konflik sara di dki jakarta

Post on 21-Jun-2015

1.512 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Musni Umar

PERAN ORMAS DALAM MENCEGAH KONFLIK SARA

DI DKI JAKARTA Oleh Musni Umar

Sociologist and Researcher

Peran Ormas dalam Mediasi Konflik Etnis dan SARA di DKI Jakarta, yang dimintakan kepada saya untuk menjadi topik ceramah hari ini, dirobah sedikit dengan tajuk “Peran Ormas Dalam Mencegah Konflik SARA di DKI Jakarta”.

Ada tiga alasan yang mendasari perubahan topik ceramah. Pertama, etnis (suku) sudah termasuk dalam istilah SARA yang dipopulerkan di era Orde Baru, dan dipertahankan istilah itu di era Orde Reformasi, dengan kepanjangan Suku, Agama, Ras Antar Golongan (SARA).

Kedua, hasil penelitian Institut Titian Perdamaian (ITP) bahwa dalam tahun 2010-2011 tidak terjadi konflik etnis di DKI Jakarta.

Ketiga, hasil penelitian ITP tahun 2010-2011, konflik agama di DKI Jakarta, hanya terjadi satu kali, di Jakarta Selatan.

Berdasarkan alasan di atas, maka topik ceramah saya dirbah menjadi “Peran Ormas Dalam Mencegah Konflik SARA di DKI Jakarta”.

Selain itu, mencegah konflik jauh lebih baik daripada menghentikan, merehabilitasi dan melakukan rekonsiliasi setelah terjadi konflik yang bernuansa SARA, yang dalam banyak kasus, sangat sulit dihentikan dan tidak mudah membangun kembali kebersamaan, persatuan dan persatuan di dalam masyarakat.

Berbicara tentang organisasi massa atau yang disingkat ormas,

berarti kita membincangkan suatu bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama, pendidikan, sosial.

Pasca reformasi , banyak muncul organiasi kemasyarakatan, "bak jamur dimusim hujan“.

Akan tetaoi, satu hal yang patut disyukuri, Amandemen UUD 1945 mengenai Hak Asasi Manusia telah memberi tempat dan perlindungan kepada Ormas untuk berpartisipasi membangun masyarakat, bangsa dan negara, khususnya pasal-pasal seperti pasal 28 C tentang hak memajukan diri dan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28 E tentang kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati nurani, pasal (2) hak berserikat, berkumpul dan berpendapat. Pasal 28 F tentang hak berkomunikasi untuk mengembangkan pribadi & lingkungan.

Ormas di Indonesia Jauh sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus

1945, telah berdiri berbagai ormas keagamaan dan nasionalis. Ada yang bertahan dan terus berkembang sampai saat ini, dan ada pula yang sudah bubar.

Historigrafi Indonesia tidak pernah bisa dilepaskan dari peran umat Islam. Sejak era pra-kemerdekaan hingga saat ini banyak capaian-capaian membanggakan.

Ormas merupakan wadah untuk berpartisipasi dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

Ormas tertua di indonesia ialah Jam’iatul Khair. Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.

Syarikat Dagang Islam Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi

Syarikat Islam berdiri pada tahun 1905 dipimpin oleh H. Samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, terutama dalam dunia perniagaan.

Jamiatul Khair

Sarikat Dagang Islam

Ormas kebangsaan yang pertama didirikan ialah Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Didirikan oleh Soetomo, Goenawan Mangkoekoesoemo, dan Goembrek, yang menggagas sebuah kelompok pemuda yang bisa menyatukan Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama Budi Utomo. Ormas Budi Utomo, tidak bertahan sampai sekarang.

Ormas Budi Utomo

Ormas lain yang bersifat keagamaan ialah Muhammadiyah

yang didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Alhamdulillah Muhammadiyah berusia panjang dan sangat banyak amalnya.

Demikian pula, Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi sosial keagamaan, yang survive dan terus maju sampai saat sekarang sejak didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 oleh K.H. Hasyim Asy’ari beserta para tokoh ulama tradisional dan usahawan di Jawa Timur. Sejak awal K.H. Hasyim Asy’ari duduk sebagai pimpinan dan tokoh agama terkemuka di dalam NU.

1 Abad Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama

Ormas Sekarang Sebegaimana dikemukakan bahwa Ormas sekarang

sangat banyak. Ada Ormas yang dibentuk dari pusat (nasional), kemudian didirikan diberbagai daerah, dan ada pula yang didirikan bersifat lokal dan kedaerahan, kemudian dinasionalkan. KNPI, Pemuda Pancasila merupakan contoh, Ormas yang didirikan di pusat (nasional) kemudian dibentuk diberbagai daerah.

Sebaliknya, Ormas Forkabi, FBR, dari Ormas kedaerahan dikembangkan menjadi ormas nasional.

Ormas PPI

MUI dan FPI

Ormas Pemuda Pancasila

Peran Ormas 1. Membangun dirinya menjadi Ormas yang solid dan kuat. 2. Membangun kualitas SDM anggota Ormas, setiap suku dan agama di DKI Jakarta 3. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota Ormas tersebut. 4. Memelihara persatuan dan kesatuan secara internal dan antar Ormas. 5. Berpartispasi dalam pembangunan masyarakat, daerah, dan nasional.

Kiat Mencegah Konflik

Internal Ormas 1) Bangun jiwa dan semangat anggota ormas

dengan memberi banyak pencerahan, penyadaran dan pencerdasan bahwa hidup itu adalah perjuangan dan ibadah.

2) Ciptakan lapangan pekerjaan bagi semua anggota Ormas. Kalau semua anggota Ormas sudah sibuk kerja, maka tidak punya waktu untuk konflik.

3) Bangun ekonomi anggota Ormas, semua suku, dan agama secara adil dan merata.

Eksternal Ormas 1) Pelihara kebersamaan, persatuan dan kesatuan antar Ormas. 2) Bangun kesepakatan antar Ormas tentang berbagai hal yang sering menjadi sumber konflik dan sosialisasikan kepada para anggota. 3) Perbanyak silaturrahim antar pimpinan ormas dan anggota. 4) Tingkatkan kebersamaan dan partisipasi dalam pembangunan ekonomi dan SDM anggota dan keluarga semua Ormas di DKI Jakarta. 5) Tingkatkan posisi tawar Ormas supaya memperoleh peningkatan perolehan kue ekonomi dalam pembangunan di DKI Jakarta.

Kiat Menyelesaikan Konflik (1) Bentuk Tim Mediasi jika terjadi konflik warga atau konflik antar Ormas. Tim mediasi sebaiknya dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan kepala suku yang netral dan memiliki wibawa. (2) Cari akar masalah yang menjadi penyebab konflik, dan perjuangkan secara bersama kepada pemerintah untuk diatasi secara permanen. (3) Cerahkan, sadarkan dan cerdaskan mereka yang konflik supaya tobat.

Kesimpulan Konflik yang bernuansa SARA telah terbukti bisa

dicegah di DKI Jakarta. Di masa depan harus terus dijaga, dipelihara, dirawat, dibangun dan dikembangkan supaya konflik SARA tidak terjadi.

Konflik SARA yang dipicu dari ketidakadilan ekonomi harus diantisipasi dengan meningkatkan keadilan dalam pembangunan ekonomi.

Ormas harus bisa berperan dalam meningkatkan pembangunan jiwa dan semangat bagi para anggotanya, meningkatkan SDM para anggota, dan ekonomi anggota sebagai cara yang efektif untuk mencegah konflik.

Setiap anggota Ormas harus bekerja dan sebaiknya dididik, diberi fasilitas tempat berusaha, modal, ketrampilan, order dan promosi untuk membangun kegiatan usaha.

Oleh karena, konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, maka yang pertama harus dilakukan ialah mencegah. Kedua, kalau terjadi konflik harus segera diatasi dengan mediasi dan perundingan, serta yang paling utama menyelesaikan akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya konflik.

top related