motif seseorang menemui dukun - core.ac.uk · tersangka yang sempat kabur ke cirebon itu, kini...
Post on 03-Sep-2019
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MOTIF SESEORANG MENEMUI DUKUN (Studi Deskriptif di Kota Solo, Jawa Tengah)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
B. DANANG WIDIPRASETYA
NIM : 029114024
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO ” Percobaan – percobaan yang kamu alami ialah percobaan – percobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kakuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”
( 1 Korintus 10: 13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya Keluargaku yang selalu membimbing, memberi cinta kasih dan memenuhi segala kebutuhanku selama ini. (alm) Papa, Mama, dan Mas Aryo Seseorang yang selalu memberikan semangat dan warna dalam hidupku, Gita Semua teman dan semua orang yang selama ini telah memberikan dinamika di dalam kehidupanku sampai terciptanya karya ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Motif seseorang Menemui Dukun (Studi Deskriptif di Kota Solo, Jawa Tengah)
B. Danang Widiprasetya
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian Studi Deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui motif dari seseorang dalam menemui Dukun. Peneliti tertarik terhadap penelitian ini dikarenakan dalam usahanya untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, setiap manusia melakukan berbagai macam cara dan upaya yang dimana dianggap memang dirasa perlu untuk dilakukan, terkadang juga manusia menghalalkan segala macam cara untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan menemui seorang Dukun. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi motif serta latar belakang seseorang yang mendorong mereka intuk menemui Dukun.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang dengan karakteristik antara lain mereka bertempat tinggal di kota Solo dan merupakan orang asli Solo, dengan kata lain orang tersebut lair dikota solo. Selain itu mereka juga sering pergi untuk menemui Dukun atau memiliki pengalaman terhadap Dukun. Metode pengambilan subyek dilakukan dengan metode bola salju (snow ball) atau berantai. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara. Analisis penelitian ini malalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Verifikasi data dilakukan dengan proses intersubjective validity yaitu menguji kembali pemahaman peneliti dengan pemahaman subjek melalui interaksi timbal balik atau disebut juga back-and-forth.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif seseorang menemui Dukun adalah untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan bantuan spiritual dari Dukun, selain itu latar belakang seseorang memilih untuk menemui Dukun dikarenakan adanya pengaruh atau dorongan dari lingkungan sekitar orang tersebut tinggal, serta karena adanya kepercayaan dalam kebudayaan akan kekuatan yang dimiliki oleh seorang dukun yang tidak dimiliki oleh orag lain. Kata Kunci : Motif, Masyarakat Jawa, Dukun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
People Intention for Visiting Witch
(Descriptive Study in Solo, Central Java)
B. Danang Widiprasetya
Psychology Faculty of Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The descriptive study research was aimed for understanding someone’s
intention for visiting a witch. The researcher were having a strong interest to this study as an effort to achieve his will, where human would use all the efforts and ways to gain his desire. For instance they will do everything, even an illegal way, to reach their goal. And one of the ways is visiting a witch. Based on these phenomena, the researcher would like to know the intention that encourages people to visit the witch.
There were 3 subjects in this research with the particular characteristic such as they were living in Solo, and they were originally from Solo, even they were born in Solo. The researcher used snow ball method or usually called as chain method. All the information was collected by several interviews. The analysis of this research by 3 steps, which were: data reduction, data presentation and finally a conclusion. The data verification was done by process of intersubjective validity that means to reexamine the researcher’s understanding as comparator with the subject understanding through feedback interaction or often called as back-and-forth.
The result of this research shows that people intention for visiting a witch was to find a solution for their own problems, by using the help from the witch. In other cases, people come to see the witch caused by the encouragement and impact from their neighborhood, and also effected by cultural belief which make them trust that a witch posses a great power where no one has it. Key Words : Motives, Javanese Society, Wich.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : B. DANANG WIDIPRASETYA
NomorMahasiswa :029114024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang be{udul :
MOTIF SESEORANG MENEMUI DUKUN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, ffio-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rjin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Padatanggal :29 Januari 2010
Yang menyatakan
, / , . ' //2"'"'
( e. O*ung Widiprasetya )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga atas segala karunia yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi
ini. Dalam proses penyelesaian penulisan ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih kepada :
1. P. Eddy Suhartanto, S. Psi, M.Si selaku Dekan Faultas Psikologi atas
kesempatan yang telah diberikan selama proses studi.
2. Drs. H. Wahyudi M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
dorongan, bimbingan, saran dan kesabaran selama penulisan skripsi ini.
3. Segenap dosen Psikologi, terima kasih atas ilmu serta dinamika yang saya
dapat selama kuliah di Psikologi.
4. Karyawan Psikologi, Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas Doni,
Mas Muji, terima kasih atas bantuannya selama ini.
5. (Alm) F.A. Darmadi S.Pd Ayah terhebat dan terbaik sepanjang masa,
terima kasih atas segala bimbinganmu yang engkau berikan kepadaku
selama hidupmu yang dapat merubah aku menjadi seorang yang lebih
berarti dalam hidup ini, maafkan aku karena aku tidak dapat memenuhi
janjiku saat papa masih hidup.
6. Seluruh keluargaku (Mama, dan mas Aryo) yang selalu membimbingku
dan memenuhi segala kebutuhanku, serta seluruh fasilitas – fasilitas yang
kalian berikan kepadaku selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Anak – anak kost Tasura 50 C. ( bang Disiplin, Emsyahta, Dani, Barjo,
Aman, Bonar, Bu. Kost, Juna, Bima, Veno, Simmy, Ipul, Alip) terima
kasih karena menemaniku tinggal didalam bunker ini.
8. Anak – anak Tumindak Ngiwo (Kopet, si Ye, Neri, Windro, Achonk, Sapi,
Dika, Doni, Suko, Aris, kowok, Sisir, Sari) Terima kasih atas dinamikanya
selama ini, berkat itu pengetahuanku dan pengalamanku telah bertambah.
9. Kru G-Net (Bonar, Gadul, Juna, Bima) kapan – kapan kita berperang lagi,
Oke..
10. Anak – anak Psi 02 yang telah menjadi S.Psi (Unak, Vanty, Panjoel,
Vinsent, Meme, Donat, Dewie, Ohaq, Sapi, Suko, Ndus) terima kasih atas
semangat yang kalian tularkan kepadaku, sebentar lagi aku akan menyusul
kalian.
11. Teman – teman Psi 02 yang masih berjuang sampai saat ini (Pongky, Tisa,
Nining, Barjo, si Ye, Chinghe, Dani, Bona, Aan Purbo, si Thol, Eyang,
Windra) mari kita berjuang bersama. Selalu semangat..!!!
12. Semua teman-teman Psikologi yang tidak bisa ku sebut satu-persatu,
terima kasih atas dinamikanya selama ini, aku ada seperti sekarang ini,
kalian semualah arsiteknya, dan aku bangga bisa mengenal kalian.
13. Anak – anak di Solo (Yunas, Fadil, Topik) tanpa bantuan kalian, mungkin
skripsiku ini balum selesai sampai sekarang.
14. My beloved Angel, Gita Pitaloka, terima kasih atas cinta dan semangat
yang kau berikan kepadaku. Kau telah memberikan warna dalam hidupku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Halaman Persetujuan......................................................................................ii
Halaman Pengesahan......................................................................................iii
Halaman Motto...............................................................................................iv
Halaman Persembahan....................................................................................v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya.............................................................vi
Abstrak............................................................................................................vii
Abstract...........................................................................................................viii
Halaman Persetujuan Publikasi Karya............................................................ix
Kata Pengantar................................................................................................x
Daftar Isi.........................................................................................................xii
Daftar Tabel....................................................................................................xv
Daftar Bagan...................................................................................................xvi
Daftar Lampiran..............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................5
1. Manfaat Teoritis...................................................5
2. Manfaat Praktis....................................................6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................7
A. Motif..................................................................................7
B. Motif Sosiogenetis...........................................................10
C. Masyarakat Jawa..............................................................13
D. Dukun...............................................................................16
E. Dukun Klenik...................................................................18
F. Asumsi Orang Pergi ke Dukun.........................................20
G. Pertanyaan Penelitian.......................................................22
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................24
A. Jenis Penelitian.................................................................24
B. Definisi Operasional.........................................................26
C. Subyek Penelitian.............................................................27
D. Metode Pengumpulan Data..............................................28
E. Pedoman Wawancara.......................................................30
F. Analisis Data....................................................................31
G. Keabsahan Data atau Verifikasi Data..............................32
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN........................................................................33
A. Pelaksanaan Penelitian.....................................................33
1. Persiapan Penelitian.............................................33
2. Waktu dan Tempat Penelitian..............................34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Deskripsi Dukun yang Ditemui dan Subyek
Penelitian.........................................................................35
1. Deskripsi Dukun yang Ditemui...........................35
2. Deskripsi Subyek Penelitian................................36
C. Hasil Analisis Data..........................................................38
1. Narasi Subyek......................................................38
2. Kategori Hasil Penelitian.....................................50
D. Pembahasan......................................................................53
1. Pembahasan Setiap Kategori................................53
2. Pembahasan Umum..............................................61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................66
A. Kesimpulan......................................................................66
B. Saran................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................68
LAMPIRAN...................................................................................................70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Kategori Hasil Penelitian.....................................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Asumsi Orang Menemui Dukun.....................................................22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Verbatim Subyek 1...........................................................................................71
Verbatim Subyek 2...........................................................................................73
Verbatim Subyek 3...........................................................................................77
Koding Subyek 1……......................................................................................83
Koding Subyek 2..............................................................................................84
Koding Subyek 3..............................................................................................87
Kategori Subyek 1............................................................................................92
Kategori Subyek 2............................................................................................95
Kategori Subyek 3..........................................................................................101
Tema Khusus Subyek 1.................................................................................109
Tema Khusus Subyek 2.................................................................................112
Tema Khusus Subyek 3.................................................................................118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena “Dukun” saat ini telah menyebar begitu cepat dan begitu
luasnya di kalangan masyarakat Indonesia pada saat ini, bahkan istilah
“Dukun” dibuat menjadi sebuah judul lagu dangdut yang dinyanyikan oleh
seorang penyanyi dangdut bernama Alam, bahkan lagu tersebut telah
mengangkat namanya di dalam dunia permusikan hingga Alam pun mendapat
nama panggilan Alam “Mbah Dukun” (Kompas, 2 Oktober 2002). Hal ini
merupakan salah satu dari sekian banyak kasus yang melibatkan nama dukun
di dalamnya, namun tidak semua hal yang berkaitan dengan “Dukun”
memiliki cerita yang baik, seperti misalnya dalam kasus berikut ini, Mks (41),
warga Kampung/Desa Sipak RT 4/5 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor,
yang dituduh dukun cabul diringkus jajaran Polsek Jasinga. Akibatnya,
tersangka yang sempat kabur ke Cirebon itu, kini terpaksa meringkuk di sel
tahanan. Menurut keterangan yang dihimpun, penangkapan Mks tersebut
dilakukan polisi setelah mendapat laporan dari korbannya, Bunga (20) (bukan
nama sebenarnya-red), seorang mahasiswi sebuah Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) di Jakarta. Korban yang tinggalnya tidak jauh dari rumah tersangka itu
mengaku, diperkosa ketika sedang diperiksa kondisi kesehatannya (Pikiran
Rakyat, 26 Agustus 2004).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Mistik perdukunan di negara Indonesia sudah mengekar di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, terutama pada masyarakat Jawa. Pembahasan
mengenai masyarakat Jawa tidak dapat dilepaskan dari pengertian mengenai
siapakah orang Jawa itu sendiri. Orang Jawa sebagian besar bermukin di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan pusat kebudayaan berkiblat pada
Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Meskipun sebagian
orang Jawa sudah ada yang berdomisili di daerah lain, namun sebagian tata
cara kehidupannya baik cara berpikir, berperasaan masih tetap menggunakan
pola Jawa, dan mengaku sebagai orang Jawa karena tetap menghayati hidup
dengan budaya Jawa ( Hadiatmaja dan Kuswa Endah, 2008).
Definisi “Dukun” versi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
“Orang yang pekerjaannya menolong orang susah dan sakit, mengobati,
memberi jampi-jampi dan mantra, dan konon, diantaranya melakukan
kegiatannya lewat kemampuan tenaga gaib”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan juga bahwa dukun ada banyak jenisnya, seperti
diantaranya: Dukun beranak, Dukun klenik, Dukun tenung, dan masih ada
beberapa jenis Dukun yang lainnya berdasarkan kemampuan dan
spesialisasinya.
Beberapa orang pada umumnya memiliki kebiasaan yaitu pergi untuk
menemui Paranormal atau biasa juga disebut dengan nama “Dukun”, hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh karena adanya latar belakang budaya
yang cukup kuat mengenai kepercayaan yang kuat terhadap hal-hal yang
berbau spiritual dan mistis. Ketika seseorang pergi ke Dukun, sebenarnya ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
telah menyerahkan dirinya secara mental, emosional dan bahkan spiritualnya
(yang disebut keyakinan) kepada Mbah Dukun. Ia sangat yakin sangat yakin
bahwa sang dukun dapat membantunya. Dalam kepasrahan total seperti itu,
apapun yang diperintahkan oleh Mbah Dukun ia akan mematuhinya
Salah satu dari jenis Dukun yang sering ditemui adalah Dukun klenik,
dukun klenik adalah Dukun yang biasanya membuat serta memberi guna-guna
atau kekuatan kekuatan gaib lainnya kepada orang-orang yang
menginginkannya.
Menurut Nirwanto Ki S. Hendrowinoto yang dikutip dalam Harian
umum sore Sinar Harapan 2003, mengatakan bahwa ”Sejak republik ini lahir
dunia ‘klenik’ sudah lebih dulu ada. Perkembangannya sangat pesat
berbarengan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang masih
percaya klenik karena dianggap cukup relevan dan bisa menjadi alternatif, jika
dilihat dari populasinya, klenik juga tidak mau ketinggalan dengan
perkembangan iptek. Coba kita lihat bagaimana klenik dikemas indah dengan
pelbagai macam bingkai budaya. Tayangan di televisi dan media cetak juga
ikut mendorong pertumbuhan klenik makin memasyarakat. Mulai dari
pengobatan alternatif sampai pada teknik mencari jodoh dan persoalan
umumnya. Terbukti perhatian sebagian masyarakat terhadap dunia klenik
cukup besar. Mereka sangat percaya terhadap dunia gaib tersebut, bahkan
sampai mengkultuskan kuburan kramat dan benda-benda yang bertuah. Hanya
saja, klenik di jaman modern memiliki cara praktik yang berbeda dengan di
masa lalu. Tidak lagi pakai kembang tujuh rupa atau kemenyan. Ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memakai propaganda melalui iklan pariwara atau lewat getok tular dari mulut
ke mulut.”.
Bagi beberapa orang dalam kaitannya menemui Dukun memiliki
alasan serta motif yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain,
dalam hal ini salah satu faktornya disebabkan oleh karena masing masing
orang memiliki permasalahan ataupun keinginan yang berbeda-beda. Di dalam
pengertiannya, motif yang berasal dari kata bahasa Inggris oleh para ahli
psikologi dinyatakan dengan berbagai istilah, seperti diantaranya adalah need,
valence, drive, desire, dan want. Motif dapat didefinisikan sebagai suatu daya
energi dari dalam yang membangkitkan, mengelola, memelihara, dan
mengarahkan individu untuk melakukan suatu tindakan dalam upayanya
mencapai tujuan tertentu yang dapat memberikan kepuasan kepada individu
yang bersangkutan. Dalam hal ini motif apakah yang dimiliki atau ada dalam
diri seseorang yang sehingga mengarahkan mereka untuk pergi menemui
Dukun
Penulis dalam hal ini mempunyai keinginan untuk mencari tahu alasan
sebenarnya atau yang menjadi latar belakang dari orang - orang memiliki
kecenderungan menemui Dukun klenik sehingga memotivasi mereka untuk
pergi untuk menemui Dukun klenik, atau dengan kata lain apakah yang
sebenarnya hendak dicari oleh orang – orang tersebut dengan pergi menemui
Dukun, sebab seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua orang yang pergi
menemui Dukun tersebut memiliki kebutuhan yang mendesak atau benar-
benar mebutuhkan bantuan, bisa saja orang tersebut hanya ingin iseng, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mencoba-coba saja menemui dukun. Jika benar demikian, maka apakah yang
sebenarnya menjadi alasan atau latar belakang dari orang – orang tersebut
sehingga memiliki dorongan untuk menemui Dukun.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah yang menjadi motif dan latar belakang dari
seseorang untuk pergi menemui Dukun Klenik?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif dan latar
belakang dari seseorang untuk pergi menemui Dukun klenik.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
penyajian fakta-fakta dan pengetahuan di bidang Psikologi Sosial
maupun Psikologi Budaya.
b. Hasil dariri penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang sosial, dan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan refleksi diri bagi masyarakat Jawa
pada umumnya mengenai motif mereka untuk menemui Dukun
klenik.
b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi khalayak
mengenai fenomena yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat
sekitarnya serta penyebab dari munculnya fenomena tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MOTIF
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau
tenaga tersebut merupakan gerak jiwa atau jasmani untuk berbuat. Sehingga
motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan
tertentu (Psikologi Industri, 2003).
Motif yang berasal dari kata bahasa Inggris oleh para ahli psikologi
dinyatakan dengan berbagai istilah, seperti diantaranya adalah need, valence,
drive, desire, dan want. Chaplin (1997) mengartikan motif sebagai suatu
keadaan ketegangan di dalam individu yang digunakan untuk menimbulkan
faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola,
dan mengarahkan tingkah laku tertentu menuju pada satu tujuan atau sasaran.
Menurut Atkinson (Soeroso, 1997) motif merupakan kesiapsiagaan
ataupun disposisi yang mendorong dalam mengarahkan perilaku individu.
Menurut Mc Clelland (Soeroso, 1997) motif merupakan faktor internal yang
menimbulkan, mengarahkan dan mengintegrasikan perilaku. Jadi dapat
dikatakan bahwa motif adalah suatu tenaga penggerak (drive) yang bisa dari
dalam ataupun dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai tujuan.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Di dalam buku Psikologi Industri (2003) dinyatakan bahwa ada
beberapa ciri-ciri daripada motif individu, antara lain :
1. Motif Adalah Majemuk
Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi
beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama
2. Motif Dapat Berubah-ubah
Motif bagi seseorang seringkali mengalami perubahan, ini
disebabkan karena keinginan manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan atau kepentingannya.
3. Motif Berbeda-beda bagi Individu
Masing-masing individu memiliki motif yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya meskipun mereka melakukan kegiatan yang sama.
4. Beberapa Motif tidak Disadari oleh Individu
Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya,
sehingga beberapa dorongan (needs) yang muncul seringkali karena
berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan lalu ditekan di
bawah sadarnya. Dengan demikian seringkali kalau ada dorongan dari
dalam yang kuat sekali menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa
memahami motifnya sendiri.
Motif merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu atau melakukan tindakan tertentu (Handoko, 1992).
Selanjutnya Handoko menjelaskan bahwa berdasarkan asalnya, motif dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Motif Biogenetis
Motif bigenetis merupakan motif berasal dari kebutuhan –
kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya secara biologis. Motif ini
bersifat universal, artinya tidak terikat pada umur, jenis kelamin suku,
daerah dan lain – lain. Motif biogenetis juga tidak terikat pada lingkungan
kebudayaan tempat orang hidup dan berkembang. Yang termasuk didalam
golongan motif biogenetis adalah motif lapar, haus, seks, bernafas, dan
istirahat.
2. Motif Sosiogenetis
Motif sosiogenetis berasal dari lingkungan kebudayaan tempat
orang berada dan berkembang. Motif ini tidak bergantung pada keadaan
fisiologis individu, melainkan timbul sebagai akibat dari interaksi dengan
orang atau hasil kebudayaan. Dengan kata lain motif ini bergantung pada
lingkungan.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian motif adalah suatu dorongan atau penggerak yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran. Motif
antara satu individu dengan individu yang lain tidaklah selalu sama, dengan
kata lain motif antara individu yang satu berbeda dengan motif yang dimiliki
oleh individu yang lain. Berdasarkan asalnya motif dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu motif biogenetis yang bersumber pada kebutuhan organisme
demi kelanjutan hidupnya secara biologis, dan motif sosiogenetis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bersumber dari lingkungan kebudayaan tempat orang yang bersangkutan
tinggal.
B. MOTIF SOSIOGENETIS
Dalam kuliahkomunikasi.com (2008), Motif sosiogenetis disebut juga
dengan motif sekunder, sedangkan motif primernya adalah motif biologis.
Motif sosiogenetis adalah motif yang berasal dari lingkungan kebudayaan
tempat orang tersebut berada dan berkembang. Motif ini timbul sebagai akibat
dari interaksi dengan orang atau hasil dari kebudayaan, dengan kata lain motif
ini bergantung pada lingkungan.
Dibawah ini adalah berbagai klasifikasi motif sosiogenetis menurut
beberapa tokoh:
1. W. I Thomas dan Znanieckci :
a. Keinginan memperoleh pengalaman baru
b. Keinginan untuk mendapatkan respon
c. Keinginan akan pengakuan
d. Keinginan akan rasa aman
2. David McClelland :
a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement)
b. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
c. Kebutuhan berkuasa (need for power)
3. Abraham Maslow :
a. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Kebutuhan akan keterikatan dan rasa cinta (belongingness and love
needs)
c. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
d. Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self actualization)
4. Melvin H. Marx :
a. Motif ingin tahu (curiosity)
b. Motif kompetensi (competence)
c. Motif prestasi (achievement)
5. Motif – motif sosial :
a. Motif kasih sayang (affiliation)
b. Motif kekuasaan (power)
c. Motif kebebasan (independence)
Berdasarkan kriteria diatas, motif sosiogenetis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Motif ingin tahu :
Yaitu keinginan untuk mengerti, menata dan menduga. Setiap orang
berusaha untuk memahami dan memperoleh arti dari dunianya.
b. Motif kompetensi :
Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu untuk mengatasi
persoalan kehidupan apapun.
c. Motif cinta :
Yaitu keinginan untuk sanggup mencintai dan dicintai, hal ini adalah
esensial bagi pertumbuhan kepribadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas :
Hal ini erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan
kemampuan dan memperoleh kasih sayang, yaitu merupakan kebutuhan
untuk menunjukan eksistensi di dunia ini.
e. Kebutuhan akan nilai, kedambaan, dan makna hidup :
Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai – nilai
untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberi makna
pada kehidupannya.
f. Kebutuhan akan pemenuhan diri :
Kita bukan saja ingin mempertahankan hidup, kita juga ingin
meningkatkan kualitas kehidupan diri kita atau dengan kata lain kita ingin
memenuhi potensi – potensi yang kita miliki.
Secara garis besar motif sosiogenetis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
motif darurat dan motif obyektif. Motif darurat muncul untuk menguasai /
menaklukan lingkungan, terutama untuk membela diri dalam keadaan darurat.
Sedangkan motif obyektif bertujuan semata – mata untuk berhubungan dengan
lingkungan dan muncul dalam keadaan tidak darurat. Yang termasuk motif
darurat adalah motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif untuk melawan,
motif untuk mrngatasi rintangan dan motif untuk mengejar. Sedangkan yang
dapat digolongkan kedalam motif obyektif adalah motif eksplorasi (motif
untuk memeriksa dan menyelidiki) dan motif manipulasi (motif untuk berbuat
dan mengerjakan sesuatu terhadap obyek).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dari hasil penjelasan mengenai motif sosiogenetis diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa motif sosiogenetis merupakan motif sekunder yang
muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain atau
hasil dari kebudayaan, dan motif sosiogenetis ini sangat bergantung pada
lingkungan. Motif sosiogenetis dapat dibagi menjadi dua, yaitu motif darurat
dan motif obyektif. Motif darurat muncul untuk menguasai / menaklukan
lingkungan, terutama untuk membela diri dalam keadaan darurat. Sedangkan
motif obyektif bertujuan semata – mata untuk berhubungan dengan
lingkungan dan muncul dalam keadaan tidak darurat.
Dengan berdasarkan pada beberapa teori dari motif itu sendiri serta
kriteria dari motif itu sendiri, maka diharapkan dapat memudahkan peneliti
untuk mencari mengenai latar belakang atau hal – hal yang mendorong
seseorang untuk menemui dukun, selain itu juga dapat memudahkan peneliti
untuk mengkategorikan pernyataan – pernyataan dari responden nantinya yang
dapat dimasukkan kedalam kategori motif seseorang dalam kaitannya dengan
menemui dukun.
C. MASYARAKAT JAWA
Jawa adalah kelompok etnik terbesar di Asia Tenggara. Etnik ini
berjumlah kurang lebih empat puluh persen dari dua ratus juta penduduk
Indonesia (Mulder, 2001). Pembahasan mengenai masyarakat Jawa tidak
dapat dilepaskan dari pengertian mengenai siapakah orang Jawa itu sendiri.
Orang Jawa sebagian besar bermukin di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dengan pusat kebudayaan berkiblat pada Kesultanan Ngayogyakarta dan
Kasunanan Surakarta. Meskipun sebagian orang Jawa sudah ada yang
berdomisili di daerah lain, namun sebagian tata cara kehidupannya baik cara
berpikir, berperasaan masih tetap menggunakan pola Jawa, dan mengaku
sebagai orang Jawa karena tetap menghayati hidup dengan budaya Jawa.
Orang Jawa adalah orang yang berbahasa ibu bahasa Jawa yang
didalam tata hidupnya masih berpedoman pada nilai – nilia luhur budaya Jawa
( Hadiatmaja dan Kuswa Endah, 2008)
Secara Antropologi budaya dapat dikatakan bahwa yang disebut suku
bangsa Jawa adalah orang – orang yang secara turun temurun menggunakan
bahasa Jawa dengan berbagai ragam dialeknya dalam kehidupan sehari – hari
serta berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
(Herusatata, 1983).
Masyarakat adalah istilah sebagai terjemahan istilah bahasa inggris
”sociaty” yang berasal dari bahasa latin ”socius” yang berarti kawan. Kata
”masyarakat” berasal dari bahasa Arab ”Musyaraka” yang artinya saling
bergaul. Menurut KUBI masyarakat adalah sekumpulan individu yang saling
berinteraksi secara kontinue yang memiliki norma, aturan, adat istiadat dan
hukum untuk mengatur ola tingkah lakunya dan memiliki rasa identitas yang
kuat yang mengikat semua anggotanya.
Dari pengertian masyarakat tersebut, maka yang disebut masyarakat
Jawa adalah sekelompok orang atau individu yang berbahasa ibu Jawa yang
berinteraksi secara berkesinambungan yang memiliki norma, aturan, hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan adat istiadat Jawa sebagai pengatur pola tingkah lakunya dan memiliki
identitas yang kuat yang mengikatnya.
Masyarakat Jawa sebelum mengenal agama mempunyai sistem
kepercayaan yang berkaitan dengan animisme dan dinamisme. Kepercayaan
tersebut begitu lekat didalam kehidupan masyarakat Jawa, bahkan sampai
sekarang masih ada yang menganutnya. Sejarah perkembangan religi orang
Jawa telah dimulai sejak zaman pra sejarah, di zaman pada waktu nenek
moyang orang Jawa beranggapan bahwa semua benda yang ada di
sekelilingnya mempunyai nyawa, dan semua yang bergerak dianggap hidup
dan mempunyai kekuatan gaib atau mempunyai roh yang berwatak baik
maupun jahat (Herusatoto, 1987).
Dalam ilmu gaib sering terdapat konsepsi-konsepsi ajaran-ajarannya;
ilmu gaib juga mempunyai sekelompok manusia yang yakin dan menjalankan
ilmu gaib itu untuk mencapai suatu maksud. Kecuali itu, upacara ilmu gaib
juga mempunyai aspek-aspek yang sama artinya, ada pemimpin atau
pelakunya, yaitu yang disebut dengan dukun (Koentjaraningrat, 1990).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut
masyarakat Jawa adalah orang – orang yang lahir dan menetap di pulau Jawa
sejak lama dan sudah turun temurun berada di tanah Jawa. Berdasarkan
kebudayaannya, orang Jawa termasuk orang yang gemar mencari kenikmatan
(pleasure) baik yang bersifat material maupun spiritual. Untuk mencapai
kenikmatan yang bersifat spiritual tersebut ada beberapa laku mistik atau gaib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang harus ditempuh, dan untuk melakukan upacara mistik tersebut biasanya
dipimpin oleh seorang dukun.
D. DUKUN
Dukun adalah seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya
penyembuhan penyakit melalui tenaga supranatural. Dukun adalah sebutan
untuk mereka dalam bahasa Indonesia, di luar negeri mereka disebut dengan
bermacam – macam nama: Witch, Clairvoyant, Fortune Teller (Inggris),
Macumba, Xango (Brazil), Obeah, Santeria (Jamaika), Voodoo ( Afrika
bagian timur yang berkembang pula hingga dengan Haiti di kepulauan
Karibia) (http://id.wikipedia.org/wiki/Dukun).
Mulder mendefinisikan Dukun sebagai seorang pada dasarnya adalah
cenayang orang – orang kesurupan, yang dikuasai oleh para arwah, dan yang
menjalin hubungan dengan kekuatan – kekuatan gelap ilmu hitam. Kekuatan
mereka berasal dari luar, tak ada kekuatan yang mengakar dalam diri mereka.
Lebih dari itu, mereka menjalankan kemahirannya karena bayaran. Mereka tak
bersih dari pamrih sebagaimana layaknya guru mistik (Mulder, 2001).
Mistik perdukunan Jawa sudah mengekar di tengah-tengah kehidupan
masyarakat. Definisi “Dukun” versi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
“Orang yang pekerjaannya menolong orang susah dan sakit, mengobati,
memberi jampi-jampi dan mantra, dan konon, diantaranya melakukan
kegiatannya lewat kemampuan tenaga gaib”.. Di dalam kamus juga
disebutkan bahwa ada beberapa macam dukun, seperti diantaranya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1. Dukun Beranak
Yaitu dukun yang pekerjaannya membantu para perempuan yang
sedang hamil untuk melakukan proses kelahiran.
2. Dukun Klenik
Yaitu dukun yang biasanya membuat serta memberi guna-guna
atau kekuatan kekuatan gaib lainnya kepada orang-orang yang
menginginkannya.
3. Dukun Tenung
Yaitu dukun yang memiliki kemampuan atau mampu
menggunakan kekuatan gaib yang dimilikinya terhadap manusia.
Dalam kaitannya dengan hal ini wejangan dari seorang dukun dapat
senantiasa menjadi pertimbangan utama bagi orang Jawa didalam
memutuskan suatu perkara yang sangat penting didalam kehidupannya sebab
bagi beberapa masyarakat Jawa, mereka beranggapan bahwa dukun
merupakan konsultan spiritual yang dianggap sebagai orang tua, sesepuh, atau
pepundhen yang waskitha ngerti sadurunge winarah (Purwadi, 2004).
Orang Jawa sangat yakin bahwa kemampuan serta ketrampilan yang
dimiliki oleh seorang Dukun hanya dapat diperoleh dengan melakukan disiplin
yang ketat dan bertapa. Karena itu orang yang menjadi Dukun sering
menjalankan puasa, bersemadi dan melakukan lathan – latihan kebatinan
lainnya. Cara – cara inilah yang terutama membuat orang percaya seorang
Dukun memiliki kekuatan yang luar biasa. Berbagai cerita yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
beredar mengenai kekuatan sakti seorang Dukun tertentu, membuatnya
terkenal (Hadiatmaja & Endah, 2008).
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukun merupakan
seseorang yang bekerja membantu orang lain dengan cara memberi jampi –
jampi (doa – doa) atau mantra, atau bahkan dengan kekuatan supranatural.
Masyarakat Jawa menganggap dukun sebagai orang tua, sesepuh, atau
pepundhen, serta memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga wejangan dari
dukun senantiasa dijadikan pertimbangan utama.
E. DUKUN KLENIK
Pada subbab sebelumnya telah diuraikan penjelasan secara umum
mengenai dukun dan juga beberapa macam atau jenis dukun menurut
spesialisasinya, salah satu diantaranya adalah dukun klenik. Dalam hal ini
peneliti ingin memfokuskan kepada dukun klenik, sebab peneliti melihat
bahwa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap dunia klenik cukup besar.
Menurut Nirwanto Ki S. Hendrowinoto yang dikutip dalam Harian
umum sore Sinar Harapan 2003, mengatakan bahwa ”Sejak republik ini lahir
dunia ‘klenik’ sudah lebih dulu ada. Perkembangannya sangat pesat
berbarengan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang masih
percaya klenik karena dianggap cukup relevan dan bisa menjadi alternatif, jika
dilihat dari populasinya, klenik juga tidak mau ketinggalan dengan
perkembangan iptek. Coba kita lihat bagaimana klenik dikemas indah dengan
pelbagai macam bingkai budaya. Tayangan di televisi dan media cetak juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ikut mendorong pertumbuhan klenik makin memasyarakat. Mulai dari
pengobatan alternatif sampai pada teknik mencari jodoh dan persoalan
umumnya. Terbukti perhatian sebagian masyarakat terhadap dunia klenik
cukup besar. Mereka sangat percaya terhadap dunia gaib tersebut, bahkan
sampai mengkultuskan kuburan kramat dan benda-benda yang bertuah. Hanya
saja, klenik di jaman modern memiliki cara praktik yang berbeda dengan di
masa lalu. Tidak lagi pakai kembang tujuh rupa atau kemenyan. Ada yang
memakai propaganda melalui iklan pariwara atau lewat getok tular dari mulut
ke mulut.”.
Dukun klenik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
merupakan dukun yang biasanya membuat serta memberi guna-guna atau
kekuatan kekuatan gaib lainnya kepada orang-orang yang menginginkannya.
Dikutip dari dalam bukunya yang berjudul “Javanese Ethics and
World-View”, Frans Magnis Suseno mengatakan : Sosrosudigdo defines
klenik as “those evil practise which are directed by the lower passions to
material goods and devilish powers.”klenik is exertion to achieve inner
strength but from impure motives, namely, to use such powers in the service of
one’s own self-interest, or to bring harm to others. Klenik is egoistical, anti-
social and, therefore, objectionable. The practice of klenik is forbidden by
government regulation in Indonesia and the many kebatinan movements are
observed closely by the government to ensure that no-one practices klenik.”.
Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa klenik digunakan untuk
mendapatkan kekuatan bagian dalam tetapi berasal dari motif yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
murni, yaitu, untuk menggunakan kekuatan –kekuatan dalam/untuk melayani
kepentingan pribadi seseorang, atau untuk menyakiti orang lain. Klenik adalah
egoistis, anti-sosial dan, oleh karena itu tidak dapat disetujui. Praktek klenik
dilarang oleh peraturan pemerintah di Indonesia dan banyak pergerakan
kebatinan diamati dengan ketat oleh pemerintah untuk memastikan tidak
adanya praktek klenik.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia
pada masa sekarang ini masih memliki ketertarikan yang cukup besar terhadap
dunia klenik. Dukun klenik adalah merupakan seseorang yang dapat
memberikan guna – guna atau kekuatan gaib kepada orang lain. Kekuatan
yang tersebut berasal dari motif yang tidak murni, yaitu kekuatan untuk
melayani kepentingan pribadi seseorang, atau digunakan untuk menyakiti
orang lain.
F. ASUMSI ORANG PERGI KE DUKUN
Dari hasil cari Google, mayoritas orang – orang pergi ke dukun untuk
mencari solusi. Dari sekedar sakit, rejeki seret, terkena penipuan, hingga
mengatasi masalah dalam rumah tangga. Pada situs PenulisLepas.com
disebutkan bahwa konon, Soeharto bisa mempertahankan kekuasaan selama
32 tahun lamanya, sering dikaitkan dengan faktor keberuntungan.
Keburuntungan yang disebakan mau nglakoni (mengamalkan) ilmu-ilmu
klenik yang telah diwariskan nenek moyangnya. Dalam ajaran klenik banyak
diajarkan tentang cara menghitung hari yang tepat ketika hendak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
segala sesuatu. Mempertimbangkan baik-buruk, selalu bersikap eling lan
waspodo (ingat dan hati-hati) dalam menentukan masa depan dirinya.
Orang - orang yang percaya pada dukun dan yang menemui dukun
tidaklah dari beberapa kalangan orang saja, melainkan dari berbagai macam
kalangan orang, baik dari kalangan orang yang tingkat ekonomi rendah hingga
tingkat ekonomi tinggi, dari kalangan orang rendah hingga dari kalangan
orang tinggi yang memiliki kedudukan dan jabatan. Orang – orang tersebut
memiliki alasan tersendiri dalam kaitannya dengan menemui dukun, dari hasil
diskusi sementara peneliti dengan beberapa orang yang pernah menemui
dukun terdapat beberapa jawaban mengenai alasan orang menemui dukun, ada
yang mengatakan bahwa orang tersebut menemui dukun dengan alasan
usahanya atau bisnisnya selalu lancar, ada yang ingin dapat memperoleh
kedudukan atau kekuasaan, ada ingin menyelesaikan permasalahan dalam
keluarga, bahkan ada yang ingin memperoleh ilmu “kanuragan” atau ilmu
kebal, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa dirinya hanya sekedar iseng
saja atau ingin mencoba – coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar bagan 1 : Asumsi orang menemui Dukun
G. PERTANYAAN PENELITIAN
Setelah melihat pernyataan dari beberapa teori diatas, maka yab\ng
akan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Pertanyaan Umum
a. Apa yang menjadi motif dan latar belakang seseorang dalam
menemui Dukun, terutama Dukun Klenik ?
2. Pertanyaan Khusus
a. Apa alasan seseorang menemui Dukun klenik ?
b. Mengapa seseorang memilih untuk menemui Dukun Klenik ?
c. Bagaimana cara seseorang dapat mengenal Dukun Klenik yang
ditemui ?
Individu
kebutuhan
Mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan
Menemui Dukun
Mendapatkan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Apa yang dirasakan seseorang ketika bertemu atau berhadapan
dengan Dukun Klenik ?
e. Adakah perubahan dalam diri mereka setelah bertemu dengan
Dukun Klenik, dan menjalankan wejangan atau syarat yang
diberikan oleh Dukun Klenik tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif eksploratif, penelitian kualitatif
yaitu merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur statistik
atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang menekankan pada analisis hubungan antar fenomena
yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah, cara-cara berpikir formal
dan argumentatif. (Azwar, 1997).
Menurut Sugiono (Meinita,2003), penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran
terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai
mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku secara umum. Mardalis (Meinita,2003), mengatakan bahwa penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi – kondisi yang sekarang ini
terjadi atau ada. Penelitian deskriptif ini tidak menguji atau menggunakan
hipotesa, tetapi hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai variabel
yang diteliti.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Arikunto (1996), penelitian yang menggunakan metode
deskriptif yaitu jenis penelitian non hipotesis yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu untuk diangkat dan di
paparkan hasilnya dengan perolehan data yang berupa data kualitatif.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada.
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek –
praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputsan pada waktu yang akan datang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif dengan tujuan peneliti dapat memperoleh hasil –
hasil dari interviev yang tidak dapat diperoleh atau tidak bisa didapatkan jika
menggunakan penelitian kuantitatif, selain itu peneliti juga bisa
mendeskripsikan suatu fenomena yang sedang terjadi tanpa perlu melakukan
analisis dan perbandingan. Tetapi disamping itu semua, peneliti memilih
menggunakan metode kualitatif disebabkan karena meneliti ingin memperoleh
suatu hasil dimana hasil tersebut juga mengungkapkan mengenai perasaan
atau apa yang dirasakan oleh subyek, dan hal tersebut tidak dapat ditemukan
jika menggunakan metode kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Definisi Operasional
B.1. Motif
Motif adalah suatu dorongan atau penggerak yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran. Motif
terbagi menjadi dua, yaitu motif biogenetis dan motif sosiogenetis.
Motif sosiogenetis Merupakan motif yang berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang tersebut berada dan berkembang. Motif ini timbul
sebagai akibat dari interaksi dengan orang atau hasil dari kebudayaan, dengan
kata lain motif ini bergantung pada lingkungan.
Beberapa ciri-ciri dari motif, antara lain :
1. Motif Adalah Majemuk
Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi
beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama
2. Motif Berbeda-beda bagi Individu
Masing-masing individu memiliki motif yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya meskipun mereka melakukan kegiatan yang sama.
B.2. Dukun Klenik
Dukun merupakan seseorang yang bekerja membantu orang lain
dengan cara memberi jampi – jampi (doa – doa) atau mantra, atau bahkan
dengan kekuatan supranatural.
Dukun klenik yaitu merupakan dukun yang biasanya membuat serta
memberi guna-guna atau kekuatan kekuatan gaib lainnya kepada orang-orang
yang menginginkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Subyek Penelitian
Patton (dalam Poerwandari, 1998:54) mengatakan bahwa perbedaan
penelitian kuantitatif dengan kualitatif sangatlah jelas terlihat pada cara
pengambilan sampelnya. Suatu penelitian kualitatif dapat saja meneliti secara
mendalam kasus tunggal (n = 1) yang dipilih secara purpusif. Sementara itu,
penelitian kuantitatif menggantungkan diri pada jumlah sampel yang lebih
banyak, dengan tehnik pengambilan sampel yang juga berbeda. Pengambilan
sampel pada penelitian kualitatif harus disesuaikan dengan masalah dengan
tujuan penelitian.
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
menemui dukun dengan karakteristik antara lain orang – orang tersebut
bertempat tinggal di kota Solo dan merupakan orang asli Solo dengan kata lain
orang tersebut lahir di kota Solo, selain itu subyek adalah orang-orang yang
sering pergi untuk menemui dukun atau memiliki prosentase yang cukup
sering menemui dukun serta orang-orang yang memiliki pengalaman terhadap
dukun. Pengertian sering disini dapat dikatakan subyek tersebut menemui
dukun minimal 3 – 4 kali dalam satu bulan, atau kurang lebih sekali dalam
satu minggu.
Subyek dalam penelitian ini dipilih yang berasal dari kota Solo
dikarenakan kota Solo merupakan kota yang masih memegang dan
menjunjung kebudayaan dengan pusat kebudayaannya berkiblat pada Kraton
Kasunanan Surakarta. Orang – orang dikota Solo masih memegang tradisi
kebudayaan sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Metode pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan metode
bola salju (snow ball) atau berantai. Pengambilan sample dilakukan secara
berantai dengan meminta informasi pada orang lain yang telah diwawancarai
atau dihubungi sebelumnya, sedemikian seterusnya. Peneliti bertanya pada
subyek penelitian tentang nara sumber lain yang penting atau harus dihubungi.
Subyek dalam penelitian ini ditetapkan sejumlah 3 (tiga) orang subyek.
Peneliti menetapkan jumlah subyek tersebut disebabkan oleh karena dalam
penelitian ini difokuskan pada pencarian motif atau latar belakang seseorang
menemui dukun yang sifatnya lebih subyektif dan bukan pada proses
generalisasi, selain itu peneliti merasa bahwa dari ketiga subyek tersebut
sudah cukup dapat mewakili untuk mencari tahu mengenai motif seseorang
dalam menemui dukun. Dari wawancara tersebut nantinya diharapkan hasil
yang diperoleh dapat lebih memfokuskan pada menemukan motif yang
mendorong subyek tersebut untuk menemui dukun.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode interview atau wawancara. Menurut Banister
(1994), wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti
bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna – makna subyektif
yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat
dilakukan melalui pendekatan lain. (Poerwandari, 2005).
Menurut Koentjaraningrat (1977:162), metode wawancara atau
interview mencangkup cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu
tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan
dari seseorang responden dengan bercakap – cakap dan berhadapan muka
dengan orang tersebut.
Wawancara menurut Nasution (2988:69), wawancara adalah cara
untuk mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenyataan
dengan cara berkomunikasi dengannya. Wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
atau pedoman wawancara (Nasir, 1999:234)
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode wawancara adalah merupakan suatu proses tanya jawab secara lisan
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Metode wawancara
bertujuan untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari
responden, serta untuk mengetahui bagaimana persepsi responden tentang
dunia kenyataan dengan cara bercakap – cakap atau berkomunikasi secara
langsung dengan responden, dan juga bermaksud untuk memperoleh
pengetahuan tentang makna – makna subyektif yang dipahami individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi
terhadap isu tersebut.
E. Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
dengan menggunakan pedoman umum. Dalam proses wawancara ini, peneliti
dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu
– isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan – urutan pertanyaan, bahkan
mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan
untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek – aspek yang harus dibahas,
sekaligus menjadi daftar pengecekan (check list) apakah aspek – aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian, peneliti
harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara
konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan
konteks aktual saat wawancara berlangsung. Wawancara dengan pedoman
umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang
mengarahkan pembicaraan pada hal –hal atau aspek –aspek tertentu dari
pengalaman subyek.
Yang dijadikan dasar dari pembuatan pertanyaan adalah motif dari
orang – orang yang menemui dukun, terutama dukun klenik. Motif ini
berdasarkan pada pengertian dari teori motif, terutama mengenai motif
sosiogenetisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dijadikan pedoman yang
akan diajukan kepada sumber atau informan:
1. Seberapa seringkah anda menemui dukun?
2. Bagaimana cara anda mengenal dukun yang anda temui?
3. Biasanya anda menemui dukun dengan tujuan untuk apa? Apakah ada
kaitannya dengan kehidupan sosial anda?
4. Seberapa percayakah anda terhadap dukun yang anda temui?
5. Mengapa anda memilih untuk menemui dukun? Apakah ada dorongan dari
orang disekitar anda yang mendorong anda untuk menemui dukun?
6. Apakah yang anda rasakan ketika bertemu atau berkonsultasi dengan
dukun?
7. Apakah anda merasakan adanya perubahan setelah anda menjalankan
perintah atau wejangan dari dukun tersebut? (Terutama berkaitan pada
masalah yang sedang anda hadapi).
F. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mencari dan menata secara sistematis
catatan dari hasil wawancara dan hasil observasi. Dalam hal ini analisis data
ditujukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai latar belakang
seseorang menemui dukun dan kemudian menyajikannya sebagai temuan bagi
orang lain yang berkepentingan.
Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik analisis data kualitatif
dalam penelitian meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu :
1. Reduksi data yang meliputi proses pemilihan, pemuatan perhatian dan
penyederhanaan, pengabsrtakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan tertulis maupun rekaman dilapangan.
2. Penyajian data, yaitu merupakan sekumpulan data yang tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan (verifikasi), yaitu pengambilan kesimpulan dari
obyek penelitian berdasarkan penyajian data.
G. Keabsahan Data atau Verifikasi Data
Proses verifikasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
intersubjective validity, yaitu menguji kembali (testing out) pemahaman
peneliti dengan pemahaman responden melalui interaksi sosial timbal balik
(back-and-forth) (Creswell, 1998). Dalam hal ini setelah tahap-tahap analisis
data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan membagikan salinan
deskripsi kepada responden agar responden dapat memberikan masukan atau
tambahan masukan atau pembetulan. Kemudian dari situ peneliti dapat
merevisi lagi pernyataan sintesisnya. Setelah verifikasi selesai, maka peneliti
merevisi kembali pernyataan sintesisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PELAKSANAAN
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti melibatkan 3 orang
responden yang dimana ketiga responden tersebut merupakan orang – orang
yang memiliki pengalaman tarhadap Dukun atau pernah bertemu dengan
Dukun. Pemilihan responden dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria
tertentu dimana responden merupakan seorang yang bertempat tinggal di kota
Solo dan merupakan orang asli Solo dengan kata lain orang tersebut lahir di
kota Solo, selain itu subyek adalah orang-orang yang sering pergi untuk
menemui dukun atau memiliki prosentase yang cukup sering menemui dukun
serta orang-orang yang memiliki pengalaman terhadap dukun.
Dalam proses pengambilan datanya, penelitian ini menggunakan
metode wawancara dimana dalam setiap wawancara peneliti menggunakan
alat perekam (recorder) yang dimana dari hasil rekaman tersebut kemudian
akan ditranskrip secara verbatim. Dalam setiap sebelum memulai wawancara,
peneliti terlebih dahulu membina rapport dengan para responden. Pemberian
raport dilakukan dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan
dari penelitian ini sehingga responden dapat memberikan pernyataan atau
jawaban yang sesuai dengan yang hendak peneliti cari dalam penelitian ini,
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
selain itu juga supaya dalam proses pengambilan data dapat terlaksana dengan
baik dan dapat menghasilkan data yang optimal.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat pengambilan data dalam penelitian ini disesuaikan
dengan waktu yang telah disepakati antara subyek dengan peneliti
sebelumnya, dimana peneliti membuat janji sebelumnya dengan subyek
mengenai kapan subyek memiliki waktu luang untuk melakukan wawancara.
Berikut adalah rincian waktu dan tempat pelaksanaan wawancara :
Subyek I :
Nama : TS
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal wawancara : 12 April 2009
Lokasi wawancara : Rumah peneliti
Subyek II :
Nama : NI
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal wawancara : 17 April 2009
Lokasi wawancara : Rumah subyek
Subyek III :
Nama : IT
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Tanggal wawancara : 27 April 2009
Lokasi wawancara : Rumah subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Deskripsi Dukun yang Ditemui dan Subyek Penelitian
1. Deskripsi Dukun yang Ditemui
Dukun yang ditemui oleh para subyek dalam penelitian ini sangat
beragam disesuaikan dengan kebutuhan yang hendak dicapai oleh para subyek
penelitian. Sebagai gambaran mengenai salah seorang Dukun yang ditemui
oleh subyek dalam penelitian ini, Dukun tersebut bernama MG.
Usia MG kurang lebih antara 47-48 tahun. Kediaman MG berada di
daerah Boyolali yang tempatnya tidak begitu jauh dari kota Solo. MG
memiliki pekerjaan yang lain selain profesinya sebagai seorang dukun, atau
dengan kata lain profesi sebagai Dukun bukanlan pekerjaan yang utama.
Pekerjaan lain yang dimilikinya adalah seorang distributor makanan ringan,
disamping itu MG juga memiliki sebuah rumah makan yang dikelolanya
sendiri.
MG sering melakukan ritual di daerah pantai Tuban, disamping
melakukan ritual MG biasanya sering melakukan kegiatan kumpulan bersama
dengan orang – orang yang biasa disebutnya sebagai murid yang
mempercayainya pada saat hari - hari besar, seperti misalnya pada saat malam
satu Sura, malam tahun baru dan setiap malam selasa Kliwon.
Dalam prakteknya membantu memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi oleh klien atau muridnya, biasanya seorang MG merapalkan mantera
– mantera atau doa – doa yang kemudian diberikan kepada klien atau
muridnya, disamping menggunakan mantera atau doa biasanya MG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengajukan syarat – syarat yang sekiranya harus dijalankan oleh klien atau
muridnya jika ingin keinginan mereka tersebut terkabul.
2. Deskripsi Subyek Penelitian
2.a. Subyek I
Subyek adalah seorang ibu rumah tangga. Dalam kesehariannya
subyek adalah seorang pedagang batik, subyek memiliki sebuah kios batik di
dalam pasar Klewer di kota Solo. Subyek lahir dan besar di lota Solo, dan
memiliki 2 orang anak, anak yang pertama saat ini bekerja di sebuah
perusahaan di Jakarta, sedangkan anak yang kedua tinggal bersama subyek.
Subyek mulai mengenal Dukun semenjak setelah suami dari subyek
meninggal, yaitu kira – kira 17 tahun yang lalu.pada awalnya subyek
mengenal dukun yang ditemui tersebut melalui adik dari subyek yang dimana
sebelumnya sudah mengenal dukun tersebut. Latar belakang subyek menemui
Dukun yaitu subyek merasa dirinya hampa dan tidak berarti lagi semenjak
suaminya meninggal.
2.b. Subyek II
Subyek adalah seorang ibu rumah tangga dimana dalam kesehariannya
subyek banyak menghabiskan waktunya dirumah atau mengikuti kemana
suaminya pergi, kebetulan suami dari subyek masih merupakan keluarga dari
dalam kraton Kasunanan di kota Solo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dalam menemui seorang Dukun, subyek biasanya dikenalkan oleh
kerabat, atau orang terdekat dari subyek. Selain itu dukun yang subyek temui
tidak hanya satu orang dukun saja, melainkan subyek menemui banyak macam
Dukun sesuai dengan spesialisasi atau kemampuan dari Dukun tersebut, selain
itu juga tergantung pada kebutuhan dari subyek.
2.c. Subyek III
Subyek dalam kesehariannya bekerja sebagai pegawai negeri di salah
satu kantor departemen milik pemerintah. Selain sebagai pegawai negeri,
subyek juga merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang
anak.
Di lihat dari segi kehidupan ekonominya, subyek termasuk sebagai
seorang yang berkecukupan,atau dengan kata lain subyek tidak mengalami
kakurangan dari segi materi. Hal ini dikarenakan selain menjadi pegawai
negeri, subyek juga memiliki usaha dagang sampingan.
Dalam hubungannya dengan Dukun, subyek pergi menemui Dukun
hanya jika subyek memiliki suatu masalah yang dirasa sulit untuk dicari
pemecahan masalahnya. Tetapi meskipun demikian subyek tidak pernah
berusaha atau mencoba untuk mencari Dukun sendiri, subyek biasanya
dikenalkan oleh kerabat dekatnya dengan Dukun yang subyek temui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Hasil Analisis Data
1. Narasi Subyek
a. Subyek I
Dalam menemui Dukun, subyek memiliki intensitas yang
cukup sering. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan subyek dimana
subyek rutin dalam menemui Dukun, yaitu hampir setiap hari.
Ya… kadang–kadang, yaa.. dua bulan sekali. Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu. (1-3)
Subyek mengenal Dukun yang ditemuinya dengan cara
dikenalkan oleh saudara dari subyek yang sebelumnya juga sudah
pernah menemui Dukun tersebut. Subyek tidak mencari dukun itu
sendiri, malainkan subyek diajak dan dikenalkan kepada Dukun
tersebut oleh saudaranya.
Ya dari saudara, dikenalin sama saudara. Ndak, ndak mencari. Diajak. (4-5)
Tujuan subyek menemui Dukun adalah untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi oleh subyek. Permasalahan yang
dihadapi oleh subyek adalah semenjak ditinggal mati oleh suaminya
subyek merasa dirinya kesepian, dan tidak memiliki gairah untuk
hidup lagi.
Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal, trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu. lho..
Tujuannya ya cuma mencari ketenangan. (6-14)
Dalam tingkat kepercayaannya terhadap Dukun, subyek
sebenarnya kurang begitu percaya terhadap Dukun tersebut. Hal
tersebut dapat dilihat dari cara subyek menjalankan syarat – syarat atau
wejangan- wejangan yang diberikan Dukun tersebut kepada subyek,
subyek hanya menjalankannya jika syarat tersebut tidak terlalu berat.
Subyek juga menyatakan dirinya menemui Dukun, tujuan sebenarnya
hanya untuk mencari teman saja.
Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya kalo saya ya..
Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat ya enggak.. hehe.. (26-29)
Alasan subyek memilih menemui Dukun adalah dikarenakan
subyek terbawa oleh saudaranya yang mengajak subyek untuk
menemui dukun tersebut. Subyek tidak mencari alternatif yang lain
karena subyek merasa dirinya kurang pergaulan dan sedikit teman,
sehingga subyek tidak memiliki alternatif yang lainnya. Subyek juga
mengatakan bahwa seyelah menemui Dukun tersebut subyek merasa
seperti ada ketergantungan untuk selalu menemui Dukun tersebut.
Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen,
temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya..
Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan.
Ya ketergantungan kalo nggak kesana kayak pingin kesana hehe… kalau ada masalah kalau nggak bilang kesana itu kok kayak belum plong gitu lho. Kalau udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho. (16-25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada saat menemui Dukun atau pada saat subyek berhadapan
dengan Dukun tersebut, subyek merasa dirinya tenang dan nyaman,
seolah – olah ada yang melindungi diri subyek.
Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu.. (37-39)
Setelah menemui Dukun, subyek merasakan adanya perubahan
yang terjadi dalam diri subyek. Perubahan yang terjadi yang dirasakan
dalam diri subyek yaitu antara lain subyek menjadi lebih tenang, sabar,
dan menjadi lebih percaya diri.
Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur..
Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho..
kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh. (40-45)
b. Subyek 2
Dari pernyataan subyek diketahui bahwa subyek memiliki
intensitas yang tdak terlalu sering menemui Dukun, subyek
mengatakan bahwa subyek menemui Dukun hanya pada saat subyrk
memiliki masalah dan subyek meminta bantuan Dukun tersebut untuk
membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh subyek.
Selain unutk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, terkadang
subyek menemui dukun untuk menambah wawasan bagi diri subyek.
Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu.
Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter. (4-11)
Dari cara subyek mengenal Dukun yang ditemui, subyek
mengatakan bahwa dirinya diberi tahu oleh orang lain mengenai
Dukun tersebut, atau ada yang mengenalkan subyek dengan Dukun
yang ditemui tersebut. Subyek menambahkan bahwa dirinya tidak
pernah berusaha untuk mencari Dukun yang hendak ditemui tersebut
sendiri, sebab biasanya subyek diajak oleh orang lain yang mengenal
Dukun tersebut sebelumnya.
Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana.
oo.. tidak pernah..tidak pernah.. Ada perantara lah, kira-kira begitu. Tidak,,tidak.. jadi seumpama, oh disana ada orang pinter
nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu... (19-24)
makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga, ada orang kedua, ketiga. (41-43)
tujuan subyek menemui dukun adalah untuk mensharingkan
masalah yang sedang dihadapi oleh subyek, masalah tersebut adalah
berupa masalah pribadi subyek yang dirasakan oleh subyek untuk diri
subyek sendiri, dan juga masalah keluarga dimana subyek
mengingnkan keluarganya dapat bahagia dan sejahtera. Disamping
untuk mensaringkan masalah yang sedang dihadapi, tujuan subyek
menemui Dukun adalah untuk menambah pengetahuan dimana dalam
hal ini subyek mempercayai bahwa seorang Dukun memiliki kelebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
atau indra ke enam atau Dukun tersebut dapat melihat sesuatu dimana
orang lain tidak dapat melihatnya.
Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu.
(5-6) Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang
pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan.
Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18)
Iya kebutuhan. Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang
ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah..
Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang sifatnya umum atau yang sifatnya keluarga, jadi bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan ee. Ketenangan dalam keluarga itu.. bagaimana itu menjadi sejahtera. (75-83)
Dari tingkat kepercayaan subyek terhadap Dukun yang ditemui,
subyek mengatakan bahwa subyek percaya kepada Dukun tersebut jika
pernyataan yang diberikan Subyek tersebut pas atau sesuai dengan
yang dialami atau dirasakan oleh subyek. Disamping itu subyek
mengatakan bahwa subyek percaya terhadap Dukun tersebut
dikarenakan adanya sugesti dalam diri subyek dimana subyek merasa
yakin bahwa Dukun yang ditemuinya dapat membantu subyek untuk
dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh
subyek. Mengenai syarat – syarat dan wejangan yang diberikan Dukun
kepada subyek, subyek akan percaya dan menjalankan syarat maupun
wejangan dari Dukun tersebut jika syarat atau wejangan tersebut dirasa
oleh subyek masuk akal untuk dijalankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya. (25-30)
Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho.
Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih kambing berapa ratus, atau berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu.. (44-54)
Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (64-69)
Alasan subyek memilih menemui Dukun adalah dikarenakan
subyek percaya bahwa seorang Dukun memiliki kelebihan atau indera
keenam dimana Dukun tersebut dapat melihat sesuatu yang subyek
tidak dapat melihatnya, sehingga subyek meminta bantuan Dukun
sebab apa yang dirasakan oleh subyek tidak dapat dilihat oleh subyek,
tetapi Dukun tersebut bisa melihatnya. Selain itu, subyek memilih
menemui Dukun dikarenakan ada sugesti dari subyek bahwa seorang
Dukun dapat membantu subyek untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapinya, seperti diibaratkan jika orang Jawa sakit kalau
belum dikerokin maka sakitnya tidak akan sembuh walaupun sudah ke
dokter.
jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18)
Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (64-69)
Ketika berhadapan dengan Dukun subyek tidak merasakan hal
yang berbeda dalam dirinya, dengan kata lain yang dirasakan oleh
subyek adalah perasaan yang biasa – biasa saja, sebab subyek merasa
bahwa Dukun tersebut sama – sama manusia sama dengan subyek.
Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya.
Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya. (70-74)
Mengenai perubahan yang dirasakan oleh subyek setelah
bertemu dengan Dukun, subyek mengatakan bahwa perubahan tersebut
ada yang dapat dirasakan, tetapi ada juga yang tidak dapat dirasakan
oleh subyek. Subyek menambahkan jika ada perubahan setelah
bertemu dengan Dukun, perubahan tersebut tidak dapat diungkapkan
dengan kata – kata, subyek hanya mengatakan bahwa dirinya merasa
menjadi lebih tenang dan lebih maju.
Ada yang ada, ada yang tidak. Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang
disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. (56-63)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c. Subyek 3
Dari tingkat keseringan subuek dalam menemui Dukun, subyek
mengatakan bahwa subyek menemui Dukun tergantung pada tingkat
kebutuhan dari subyek, dengan kata lain subyek menemui Dukun
hanya pada saat subyek membutuhkan bantuan dari Dukun. Subyek
menambahkan jika sedang membutuhkan bantuan maka subyek dapat
menemui Dukun sebanyak dua kali dalam satu bulan.
Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual. (1-3)
Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana. (66-69)
Subyek dapat mengenal Dukun yang subyek temui dengan cara
subyek diajak kemudian dikenalkan oleh teman atau saudara yang
sebelumnya sudah pernah menemui Dukun tersebut. Selain subyek
diajak untuk menemui Dukun tersebut, subyek juga terkadang bertanya
kepada teman atau saudara untuk memberi tahu dimana bisa mencari
Dukun yang dapat membantu subyek untuk dapat membantu subyek
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh subyek.
Kebanyakan saya dikenalkan, jadi kebanyakan saya diajak teman atau saudara yang pernah kesitu dan sudah menghasilkan sesuatu untuk mereka. Dia bilang misalkan saya kesana itu gini-gini-gini nah saya ikut pertamanya, saya ikut trus saya kalo sudah melihat kok insting saya kayaknya memang ini bisa membantu saya, saya kesana. Kebetulan juga kalo sana membantu saya, saya baru.. Tapi kalo saya mencari-cari nggak, karena ya sebetulnya saya nggak begitu ini ya, nggak begitu tahu gitu, kalo enggak dikasih tahu enggak tahu.
Iya, memang saya ada sesuatu itu mencari tahu itu kadang-kadang wah ngendi yo.. lha kebetulan temen saya ngasih tahu, ohh sana lho.. aku kok nduwe masalah ngene-ngene, misal gitu, saya itu nggolek piyayi sepuh mana ya? Ohh sana lho ada, itu baru kesana. (88-99)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tujuan subyek menemui Dukun adalah untuk membantu
subyek dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh subyek.
Permasalahan yang dihadapi oleh subyek tersebut bisa bermacam –
macam, seperti diantaranya adalah permasalahan di kantor,
permasalahan yang terjadi dalam keluarga, masalah kesehatan,
permasalahan dalam hubungan dengan interaksi sosial, serta untuk
urusan bisnis atau perdagangan.
Saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu. (16-26)
Anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. (52-56)
Mungkin juga masalah kesehatan gitu, misalkan ee.. saya punya sakit kok dada saya sering sakit gitu tapi kadang-kadang trus saya dikasih tahu, ohh disana bisa memberikan obat saya pernah juga kesana ya, yaa.. disana nanti dikasih air putih, air aqua itu yang sudah diramu-ramu, gitu. (75-79)
Saya mungkin karena saya itu juga kerena kegiatan saya itu saya juga pegawai, saya juga bersosial dengan masyarakat banyak gitu, juga karena saya khan juga usaha kecil-kecilan, misalnya nyambi-nyambi dagang lha itu saya juga ini misalnya saya ada barang yang harus saya jual gitu lha saya piye, agar ini bisa laku itu ohh ya itu harus gini-gini-gini, ibu coba dengan srono begini mudah-mudahan bisa terjual.. ee ya sok kadang pernah begitu, gitu. (99-106)
Dari tingkat kepercayaan subyek terhadap Dukun yang subyek
temui, subyek mengatakan bahwa subyek percaya terhadap Dukun
dikarenakan adanya kepercayaan di dalam masyarakat Jawa dimana
masyarakat Jawa mempercayai bahwa seorang Dukun atau orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memiliki kelebihan atau memiliki kekuatan spiritual. Tetapi meskipun
adanya stereotipe tersebut, subyek tidak kemudian percaya terhadap
semua Dukun yang subyek temui, subyrk mengatakan bahwa hal
tersebut tergantung pada Dukun atau orang tua yang subyek temui, jika
subyek merasa ada kecocokan dengan Dukun yang Subyek temui
maka tingkat kepercayaan subyek terhadap Dukun tersebut bisa
mencapai 75% atau lebih, tetapi jika sejak pertama kali bertemu
dengan Dukun tersebut subyek sudak merasakan tidak ada kecocokan,
maka tingkat kepercayaan subyek terhadap Dukun tersebut bisa kurang
dari 25%.
Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya kadang memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan. (4-12)
Yaa.. kadang-kadang saya begitu datang, melihat orangnya itu kalo nggak apa ya..kalo nggak sreg gitu ya ndilalah kalo ngak sreg itu ya kok ya tidak ngefek gitu.. tapi memang insting apa ya menurut saya kalo ketemu, ohh ya ini, kalo ketemu sudah punya rasa, itu ya kayaknya ada faktor sugesti juga disitu. (79-83)
Kalau tingkat kepercayaan saya ya seperti yang saya katakan tadi, pertama-tama saya melihat dulu apaya, karena ada faktor sugesti itu lho mas, saya lihat dulu orangnya bagaimana dia itu memberikan penjelasan, memberikan solusi itu memang nalar dan memang ada..ee..ada kaitan, dan rasa saya sreg ya kepercayaan saya bisa 75%, diatas 50%. Tapi kalo saya melihat gini dan orang tua itu belum-belum sudah “woo saya ini itu yang datang kesini jendral ini.” Ada yang begitu, saya malah.. wah ini ndak apa ya..saya kurang ini.. karena trus saya trus sebelumya kok sudah takabur, gitu. Tapi khan ada yang merendah, dan ini semua itu karena Tuhan yang nganu, kita khan hanya berusaha gini-gini, itu saya malah jadi sedikit-sedikit percaya, tapi lama-lama setelah saya rasakan ohh ada manfaatnya baru saya percaya, tapi kalo yang baru belum-belum sudah..apalagi sudah menjelekkan orang lain, “wah itu apa kesana?”. Saya enggak seneng, itu sudah, saya 10% aja enggak percaya. (107-121)
Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. Dan itupun saya juga tidak lepas saya tetep berdoa, tetep menjalankan ibadah saya, kewajiban saya sebagai umat kepada Tuhan-nya. (123-130)
Alasan subyek lebih memilih untuk menemui Dukun adalah
dikarenakan subyek yang merupakan orang Jawa masih memiliki
keyakinan atau kepercayaan akan adanya faktor spiritual di dalam
kehidupan, dan bahwa seorang Dukun memiliki kelebihan atau
kekuatan terutama dalam kekuatan spiritual, dan subyek memilih
untuk menemui Dukun dikarenakan subyek memerlukan bantuan
dalam hal spiritual tersebut
Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. (4-5)
Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. (123-128)
Perasaan yang dirasakan subyek ketika bertemu atau
berhadapan dengan Dukun, menurut subyek apa yang subyek rasakan
tersebut tergantung pada Dukun yang subyek temui, subyek
menjelaskan bahwa jika sejak awal pertemuan perkataan atau
pernyataan dari Dukun tersebut sudah tidak mengenakkan bagi subyek
maka subyek tidak merasakan apa – apa terhadap Dukun tersebut,
tetapi jika sejak awal pertemuan Dukun tersebut dari perkataan dan
pernyataannya dirasakan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
subyek dan dalam memberikan solusi atau masukan dapat diterima
oleh subyek maka subyek merasakan mendapatkan kesejukan dan
dapat menenangkan diri dari subyek.
kalau memang saya pertamanya saya sudah memang sudah ada insting dan sudah merasakan karena dia memberikan solusi atau memberikan ee.. waktu kita datang kita omong, trus dia awal omong itu sudah enak, sudah menyejukkan ya saya sejuk dan merasakan ada sesuatu yang itu bisa membantu saya, tapi kalo sudah pertama saja ee.. apa ya..ngomong pertama saja sudah tidak mengenakkan, dari situ saya sudah ndak bakalan saya datang kesana lagi, karena saya sudah merasa tidak nyaman, sudah tidak..tidak ngehh kesana, gitu. (170-178)
Dari perubahan yang dirasakan dalam diri subyek setelah
bertemu dengan Dukun, subyek mengatakan bahwa perubahan tersebut
ada yang dirasakan oleh subyek dengan cepat, tetapi ada juga
perubahan yang terjadinya lama baru bisa dirasakan oleh subyek.
Subyek mengatakan pada saat sebelum bertemu dengan Dukun,
subyek sering merasa gelisah terhadap masalah yang sedang
dihadapinya, tetapi setelah bertemu dengan Dukun subyek dapat
menjadi lebih pasrah dalam menghadapi permasalahannya, sehingga
subyek merasa menjadi lebih nyaman dan bisa lebih menerima dalam
hidupnya. Disamping itu subyek juga memiliki perasaan atis atau
perasaan takut untuk menghadapi hari esok, kemudian setelah bertemu
dengan Dukun dan mendapatkan wejangan dari Dukun subyek bisa
menjadi lebih tenang.
karena dari sekian itu ada perubahan atau tidak ya memang ada yang perubahan itu cepet saya rasakan, tapi ada juga yang pakai tenggang waktu baru saya merasakan itu ada. (185-187)
Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah, saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami. (203-208)
Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu, ya berangsur bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi. (208-216)
2. Kategori Hasil Penelitian
No Kategori Subyek I
Subyek II
Subyek III
1
2
3
Tingkat keseringan dalam menemui dukun
a. Sering atau rutin
b. Jarang atau
hanya saat membutuhkan saja
Cara mengenal dukun yang ditemui
a. Mencari tahu sendiri
b. Diberi tahu
oleh kerabat Tujuan menemui dukun
a. sekedar ingin berbincang-bincang
b. Untuk mencari
pemecahan masalah yang sedang dihadapi
Dua bulan sekali, dulu waktu kena masalah ya tiap hari.
Dari saudara, dikenalin sama
saudara. tujuannya untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu semenjak di tinggal mati mati oleh suaminya menjadi merasa marasa kesepian, dan tidak
Jarang Hanya pada saat darurat Pergi kedukun kalau
mempunyai masalah. Diberitahu oleh orang
lain Dibawa oleh orang lain /
ada perantara. Dikenalkan oleh orang
lain. Hanya sekedar sharing
dengan Dukun. Pergi ke orang pintar
pastinya kalau mempunyai masalah.
Kadang - kadang menyangkut masalah pribadi, kadang ada yang
Menemui Dukun
hanya saat membutuhkan bantuan spiritual, kadang dalam sebulan bisa sampai dua kali.
Mencari Dukun
dengan bertanya kepada teman atau saudara.
Mengenal Dukun yang
ditemui dengan cara dikenalkan oleh teman atau Saudara.
Untuk membantu
mengatasi permasalahan di kantor.
Untuk mengatasi permasalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4
5
c. Hanya untuk menambah pengalaman
Tingkat kepercayaan terhadap dukun
a. Sangat percaya b. Kurang begitu
percaya atau sedikit percaya
Alasan memilih menemui dukun
a. Adanya dorongan dari orang sekitar
b. Lebih percaya
memiliki gairah untuk hidup lagi.
Tujuannya untuk mencari ketenangan
sebetulnya nggak begitu
percaya wejangan yang ringan-ringan
dijalankan, kalau yang berat tidak dijalankan.
kedukun karena terbawa
saudara
menyangkut masalah keluarga.
Untuk mencari wawasan,
atau menambah pengalaman.
Untuk mencari pengetahuan.
Selama pernyataan dari
Dukun tersebut pas atau sesuai maka percaya, tapi kalau tidak sesuai maka tidak percaya.
Kalau syarat yang diberikan oleh Dukun tersebut masuk akal atau bisa diterima dengan akal sehat maka akan dijalankan.
Kambali ke sugesti, kalau merasa dengan pergi ke Dukun bisa sembuh, maka akan sembuh.
Mempercayai jika Dukun
keluarga. Untuk menyembuhkan
penyakit yang diderita. Untuk mencari
bantuan dalam hal bisnis, dan interaksi sosial.
Percaya bahwa
seorang Dukun memiliki kekuatan spiritual.
Percaya pada Dukun karena sugesti yang dimiliki.
Percaya pada Dukun karena adanya stereotip dari kepercayaan masyarakat Jawa yang masih mempercayai adanya faktor spiritual.
percaya pada Dukun
tergantung pada Dukun yang ditemui, jika sreg maka akan percaya, tetapi jika tidak sreg maka tidak percaya.
Adanya kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6
7
dengan dukun ketimbang dengan yang lain
c. Sudah mencoba cara lain tetapi tidak berhasil
Perasaan ketika bertemu dengan dukun
a. Merasakan tenang
b. Biasa saja Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
a. Menjadi lebih tenang
b. Menjadi lebih percaya diri
mendapatkan ketenangan,
seolah ada yang melindungi. jadi lebih tenang, sabar, kalau
dulu susah tidur, sekarang tidak lagi.
Kalau dulu kurang percaya
diri atau labil banget, sekarang menjadi lebih percaya diri.
tersebut mempunyai kalabihan atau indra ke enam, dalam artian bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihat.
Adanya sugesti jika pergi ke Dukun bisa menghadapi masalah yang sedang dihadapi.
merasa biasa – biasa saja
karena menganggap Dukun tersebut sama – sama manusia.
menjadi lebih maju, lebih
tenang.
dari orang Jawa yang masih mempercayai kelebihan dari Dukun.
Menemui Dukun karena memerlukan bantuan spiritual.
Jika Dukun yang
ditemui enak diajak omong atau bicara, akan terasa menyejukkan atau menenangkan.
Sebelum bertemu
dengan dukun memiliki perasaan gelisah terhadap masalah yang dihadapi, tetapi setelah bertemu dukun menjadi merasa bisa pasrah, merasa nyaman, dan bisa menerima hidup.
Sebelum bertemu
dengan dukun memiliki perasaan atis atau perasaan takut untuk menghadapi hari esok, tetapi setelah menemui dukun dan mendapatkan wejangan dari dukun menjadi lebih tenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Pembahasan
1. Pembahasan Setiap Kategori
a. Tingkat Keseringan Subyek Dalam Menemui Dukun
Pada kategori ini menjelaskan tingkat keseringan subyek dalam
menemui Dukun, atau dengan kata lain seberapa seringkah dan
seberapa rutinnya subyek menemui seorang Dukun. Satu dari tiga
subyek mengatakan bahwa dirinya saat ini menemui Dukun dua kali
dalam satu bulan, tetapi sebelumnya subyek mengatakan bahwa dahulu
dirinya setiap hari menemui Dukun tersebut. Subyek tersebut
mengatakan bahwa setiap kali subyek mendapatkan masalah subyek
selalu pergi untuk menemui Dukun tersebut, subyek tersebut
mengatakan bahwa subyek menemui Dukun tersebut untuk
mendapatkan ketenangan dari setiap masalah yang dihadapinya.
Sedangkan dua dari tiga subyek lainnya mengatakan bahwa
mereka jarang untuk menemui Dukun. Dua dari ketiga subyek tersebut,
yaitu subyek kedua dan ketiga hanya menemui Dukun pada saat
mereka membutuhkan bantuan dari Dukun untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi, sehingga
dari prosentase pertemuan mereka dengan Dukun tidak terlalu banyak.
b. Cara Subyek mengenal Dukun Yang Ditemui
Pada kategori ini mencoba untuk mencari tahu mengenai
bagaiman cara subyek dapat mengenal dan mengetahui mengenai
Dukun yang subyek temui. ketiga subyek mengatakan bahwa mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mengenal serta mengetahui mengenai Dukun melalui orang lain, orang
lain tersebut diantaranya adalah saudara dari para subyek dan dari
teman – teman subyek yang sebelumnya sudah pernah menemui
Dukun tersebut. Selain itu, ketiga subyek dalam penelitian ini
mengatakan bahwa mereka menemui Dukun dikarenakan mendapatkan
dorongan dari saudara maupun dari teman – teman disekitar mereka.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Handoko (1992 : 9) mengenai
motif sosiogenetis dimana motif sosiogenetis berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang berada dan berkembang. Motif ini tidak
bergantung pada keadaan fisiologis individu, melainkan timbul sebagai
akibat dari interaksi dengan orang atau hasil kebudayan. Dengan kata
lain motif ini bergantung pada lingkungan.
Disamping mendapat dorongan dari orang lain untuk menemui
Dukun, subyek ketiga mengatakan bahwa dirinya bisa mengenal atau
mengetahui Dukun yang ditemui dengan cara subyek mencari tahu
sendiri, atau bertanya kepada orang yang sebelumnya sudah memiliki
pengalaman atau sudah pernah bertemu dengan Dukun yang dicari atau
yang hendak ditemui tersebut. Subyek ketiga mengatakan bahwa jika
dirinya sedang mengahadapi suatu permasalahan, kemudian dirinya
menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya tersebut
terhadap saudara atau teman dekatnya kemudian bertanya kepada
merekan diaman bisa mencari Dukun atau orang pintar yang sekiranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bisa membantu mengatasi atau mencari pemecahan permasalahan yang
sedang dihadapinya.
c. Tujuan Subyek Menemui Dukun
Dalam kategori ini, mencoba untuk mencari tahu tujuan yang
hendak dicapai oleh subyek dengan menemui Dukun. Dari hasil
wawancara dengan para subyek, dapat diketahui bahwa tujuan antara
subyek yang satu dengan subyek yang lain tidaklah sama, masing –
masing dari mereka memiliki tujuan menemui Dukun yang berbeda –
beda, disamping itu seorang subyek tidak hanya memiliki satu tujuan
saja dalam menemui Dukun melainkan tujuan tersebut bisa saja lebih
dari satu. Meskipun dari ketiga subyek mengatakan bahwa tujuan
mereka menemui Dukun adalah untuk menyelesaikan permasalahan
yang sedang mereka hadapi, tetapi permasalahan yang dihadapi antara
subyek yang satu berbeda dengan subyek yang lainnya. Seperti
misalnya permasalahan yang dihadapi oleh subyek pertama adalah
semenjak ditinggal mati oleh suaminya subyek merasa dirinya
kesepian, dan tidak memiliki gairah untuk hidup lagi. Dan pada subyek
kedua mengatakan bahwa permasalahannya adalah berupa masalah
pribadi subyek yang dirasakan oleh subyek untuk diri subyek sendiri,
dan juga masalah keluarga dimana subyek mengingnkan keluarganya
dapat bahagia dan sejahtera. Sedangkan pada subyek ketiga,
permasalahan yang dihadapinya diantaranya adalah permasalahan di
kantor, permasalahan yang terjadi dalam keluarga, masalah kesehatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
permasalahan dalam hubungan dengan interaksi sosial, serta untuk
urusan bisnis atau perdagangan. Dalam hal tersebut sesuai dengan ciri
– ciri dari motif individu yang terdapat dalam Piskologi Industri
(2003), yang menyatakan bahwa motif adalah majemuk yang berarti
dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi
beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama, dan motif berbeda –
beda bagi individu yang berarti masing-masing individu memiliki
motif yang berbeda antara satu dengan yang lainnya meskipun mereka
melakukan kegiatan yang sama.
Selain untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi, tujuan dari subyek kedua dalam menemui Dukun adalah
untuk menambah wawasan atau pengetahuan bagi diri subyek sendiri,
sebab pada diri subyek kedua memiliki keyakinan dimana dalam hal
ini subyek mempercayai bahwa seorang Dukun memiliki kelebihan
atau indra ke enam atau Dukun tersebut dapat melihat sesuatu dimana
orang lain tidak dapat melihatnya. Tujuan dari subyek kedua ini dapat
dimsukkan kedalam klasifikasi motif sosiogenetis yang dinyatakan
oleh Melvin H. Marx, yaitu motif ingin tahu (curiosity). (kuliah
komunikasi.com, 2008), yaitu yang berarti motif ingin tahu memiliki
arti keinginan untuk mengerti, menata dan menduga. Setiap orang
berusaha untuk memahami dan memperoleh arti dari dunianya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
d. Tingkat Kepercayaan Subyek Terhadap Dukun
Pada kategori ini bertujuan untuk melihat sampai dimanakah
tingkat kepercayaan dari para subyek terhadap seorang Dukun,
terutama terhadap Dukun yang ditemui. Rasa percaya terhadap seorang
Dukun tidak bisa dilepaskan dari latar belakang kebudayaan dari
tempat dimana seseorang tersebut tinggal, hal ini dapat dilihat dari
pernyataan subyek ketiga dimana subyek ketiga memiliki kepercayaan
terhadap seorang Dukun dikarenakan adanya kepercayaan atau
keyakinan dalam pandangan masyarakat Jawa bahwa seorang Dukun
memiliki kelebihan atau kekuatan spiritual yang lebih dibandingkan
dengan orang lain. Disamping itu rasa percaya terhadap seorang
Dukun juga tidak dapat dilepaskan dari adanya sugesti dari dalam diri
seseorang dimana seorang Dukun dirasa dapat membantu untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi seperti yang
dinyatakan oleh subyek kedua dalam penelitian ini. Dalam kaitannya
dengan hal ini wejangan dari seorang dukun dapat senantiasa menjadi
pertimbangan utama bagi orang Jawa didalam memutuskan suatu
perkara yang sangat penting didalam kehidupannya sebab bagi
beberapa masyarakat Jawa, mereka beranggapan bahwa dukun
merupakan konsultan spiritual yang dianggap sebagai orang tua,
sesepuh, atau pepundhen yang waskitha ngerti sadurunge winarah.
Kepercayaan masyarakat Jawa yang begitu tinggi terhadap dukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
disebabkan oleh karena dukun dianggap memiliki kualitas kepribadian
yang sudah putus ing reh saniskara (Purwadi, 2004).
Meskipun terdapat kepercayaan dan keyakinan terhadap
kemampuan dari seorang Dukun, masyarakat Jawa pada umumnya saat
ini tidaklah kemudian dengan serta merta percaya sepenuhnya terhadap
seorang Dukun, hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana seseorang
menanggapi wejangan – wejangan serta bagaimana seseorang
menjalankan syarat – syarat yang diberikan oleh Dukun, seperti yang
dialami oleh ketiga subyek dalam penelitian ini. Para subyek dalam
penelitian ini mengatakan jika syarat – syarat yang diberikan oleh
Dukun tersebut terlalu berat atau tidak masuk akal maka subyek tidak
akan menjalankan atau memenuhi syarat tersebut, demikian juga
dengan wejangan dari Dukun jika dirasa tidak cocok atau tidak sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh subyek, maka wejangan dari Dukun
tersebut tidak akan diperhatikan oleh subyek.
e. Alasan Subyek memilih untuk menemui Dukun
Pada kategori ini mencoba untuk mencari tahu hal – hal apa
saja yang melatar belakangi para subyek sehingga lebih memilih untuk
menemui Dukun. Terdapat beberapa alasan ataupun pertimbangan
seseorang lebih memilih untuk menemui Dukun dibandingkan dengan
yang lainnya, seperti diantaranya yang diutarakan oleh para subyek
dalam penelitian ini yaitu diantaranya mereka cenderung memilih
menemui Dukun dikarenakan adanya dorongan dari orang lain seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dari keluarga maupun dari teman – teman terdekat mereka yang
sebelumnya juga pernah, atau memiliki pengalaman berkaitan dengan
Dukun yang hendak ditemui tersebut, para subyek menambahkan
biasanya mereka bertukar cerita mengenai permasalahan yang sedang
mereka hadapi dan mereka bertanya kepada saudara atau teman dekat
mereka mengenai jalan keluar dari permasalahan yang sedang
dihadapi, kemudian dari saudara atau teman dekat mereka tersebut
menyarankan untuk menemui Dukun yang sekiranya dapat membantu
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, dengan kata lain
keinginan untuk menemui Dukun tersebut muncul karena sebagai
akibat dari hasil interaksi dengan orang lain atau hasil kebudayaan,
motif ini bergantung pada lingkungan (Motif sosiogenetis menurut
Handoko, 1992 : 9).
Disamping adanya dorongan dari orang – orang terdekat, hal
lain yang membuat pada subyek lebih memilih untuk menemui Dukun
adalah dikarenakan adanya kepercayaan dari kebudayaan para subyek
yaitu kebudayaan Jawa, bahwa seorang dukun dapat senantiasa
menjadi pertimbangan utama bagi orang Jawa didalam memutuskan
suatu perkara yang sangat penting didalam kehidupannya sebab bagi
beberapa masyarakat Jawa, mereka beranggapan bahwa dukun
merupakan konsultan spiritual yang dianggap sebagai orang tua,
sesepuh, atau pepundhen yang waskitha ngerti sadurunge winarah.
Kepercayaan masyarakat Jawa yang begitu tinggi terhadap dukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
disebabkan oleh karena dukun dianggap memiliki kualitas kepribadian
yang sudah putus ing reh saniskara (Purwadi, 2004).
f. Perasaan Subyek Ketika Bertemu Dengan Dukun
Dalam kategori ini mencoba untuk mengetahui apa yang para
subyek rasakan pada saat mereka berhadapan secara langsung atau
bertemu dengan seorang Dukun. Subyek kedua mengatakan bahwa
mereka dirinya merasa biasa – biasa saja atau tidak merasakan sesuatu
hal yang istimewa dalam dirinya pada saat bertemu dan berkonsultasi
dengan Dukun tersebut, hal ini dikarenakan subyek kedua menganggap
dukun tersebut adalah manusia yang sama dengan diri subyek, hanya
Dukun tersebut memiliki sedikit kelebihan yang membuat Dukun
tersebut sedikit berbeda dengan subyek.
Berbeda dengan subyek kedua, subyek pertama dan ketiga
merasakan adanya perasaan tenang, aman, dan nyaman pada saat
bertemu atau berhadapan dengan Dukun. Perasaan tersebut muncul
dikarenakan subyek pertama dan ketiga merasakan ada seseorang yang
melindungi dirinya pada saat bersama dengan Dukun tersebut,
disamping itu subyek pertama dan ketiga merasa mendapatkan
ketenangan dan kenyamanan pada saat Dukun tersebut memberikan
wejangan – wejangan atau saran – saran yang hendaknya dijalankan
oleh para subyek dan wejangan atau saran dari Dukun tersebut
dirasakan sesuai dengan keadaan subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
g. Perubahan yang Dialami Oleh subyek Setelah Bertemu Dengan Dukun
Setelah pertemuan dengan Dukun, ada beberapa orang yang
mengalami perubahan dalam dirinya dan ada juga yang tidak
mengalami perubahan, dan pada kategori ini mencoba untuk melihat
perubahan – perubahan yang dialami oleh para subyek setelah
pertemuan mereka dengan Dukun. Para subyek menggunakan
ungkapan yang berbeda – beda mengenai perasaan yang mereka
rasakan setelah pertemuan mereka dengan Dukun. Setelah
pertemuannya dengan Dukun, para subyek merasakan adanya
perubahan yang terjadi dalam diri mereka, perubahan tersebut antara
lain adalah para subyek merasa diri mereka menjadi lebih tenang
dibandingkan sebelum pertemuan mereka dengan Dukun, disamping
itu mereka juga merasakan diri mereka menjadi lebih percaya diri
dalam mengadapi permasalahan mereka masing – masing. Perubahan
yang terjadi dalam diri para subyek tersebut muncul setelah mereka
mendapatkan atau mendengarkan wejangan yang mereka dapat dari
Dukun yang mereka temui.
2. Pembahasan Umum
a. Motif Seseorang Dalam Menemui Dukun
Motif adalah suatu dorongan atau tenaga yang menggerakkan
seseorang untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu. Dalam kaitan dengan seseorang memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
untuk menemui Dukun maka dapat dikatakan bahwa hal ini dikarenakan
oleh adanya suatu motif atau dorongan yang menyebabkan seseorang
tersebut menemui Dukun. Berbicara mengenai motif, setiap orang
memiliki motif yang berbeda – beda antara satu orang dengan orang yang
lain, dan pada satu orang tidak hanya memiliki satu macam motif saja, hal
ini dapat dilihat dari pernyataan para subyek dalam penelitian ini dimana
para subyek memiliki lebih dari satu permasalahan yang hendak
diselesaikan dengan bantuan Dukun, selain itu latar belakang
permasalahan dan alasan mereka untuk menemui Dukun berbeda antara
subyek yang satu dengan subyek yang lain. Hal ini sesuai dengan ciri – ciri
dari motif individu yang terdapat dalam buku Psikologi Industri (2003),
yang menyatakan bahwa Motif adalah majemuk, dan Motif berbeda – beda
bagi individu.
Seorang individu cenderung percaya terhadap seorang Dukun, hal
ini tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang berlaku di dalam tempat
individu tersebut tinggal. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan
pernyataan dari para subyek dalam penelitian ini dimana para subyek
merasa percaya terhadap seorang Dukun karena adanya sugesti yang
terbentuk karena adanya pengaruh dari tempat dimana subyek tinggal
bahwa seorang Dukun memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan
dengan individu yang lainnya, subyek kedua dalam penelitian ini
menyatakan bahwa seorang Dukun memiliki kekuatan atau indera keenam
dimana Dukun tersebut dapat melihat hal – hal yang orang lain tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
melihatnya, dan kekuatan atau kemampuan yang dimiliki oleh Dukun
tersebut dirasa oleh para subyek dapat membantu para subyek untuk
menyelesaikan atau memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
para subyek.
Senada dengan pernyataan dari Hadiatmaja dan Endah yang
menyatakan bahwa orang Jawa sangat yakin bahwa kemampuan serta
ketrampilan yang dimiliki oleh seorang Dukun hanya dapat diperoleh
dengan melakukan disiplin yang ketat dan bertapa. Karena itu orang yag
menjadi Dukun sering menjalankan puasa, bersemadi dan melakukan
latihan – latihan kebatinan lainnya. Cara – cara inilah yang terutama
membuat orang percaya bahwa seorang Dukun memiliki kakuatan yang
luar biasa. Berbagai cerita yang kemudian beredar mengenai kekuatan
sakti seorang Dukun tertentu, membuatnya terkenal (Hadiatmaja & Endah,
2008)
Melalui pertemuan dengan Dukun telah memunculkan sensasi atau
perubahan perasaan yang terjadi dalam diri seorang individu. Seperti yang
diungkapkan oleh para subyek dalam penelitian ini, mereka menyatakan
bahwa setelah pertemuan mereka dengan Dukun dan mendapatkan
wejangan dari Dukun yang mereka temui, mereka merasakan adanya
perubahan yang terjadi dalam diri para subyek. Perasaan yang muncul
dalam diri para subyek tersebut antara lain adalah perasaan tenang,
nyaman, damai, serta munculnya rasa percaya diri dalam diri mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sehingga para subyek menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi
permasalahan yang mereka miliki.
Ada.. ya jadi tenang, sabar, ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur..
Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho..
kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh. (SI, 40-45)
Ada yang ada, ada yang tidak. Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang
disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. (SII, 56-63)
Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah,
saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami. (SIII, 203-208)
Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk
menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu, ya berangsur bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi. (SIII,108-216)
b. Latar Belakang Seseorang menemui Dukun
Berbicara mengenai latar belakang seseorang dalam menemui
Dukun, hal ini tidak dapat dilepaskan dari adanya pengaruh dari luar diri
individu yang mendorong individu tersebut memilih untuk menemui
seorang Dukun. Untuk memperkuat pernyataan ini dapat dilihat dari
pernyataan para subyek dalam penelitian ini dimana mereka menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bahwa mereka dapat mengetahui Dukun yang ditemui karena sebelumnya
dikenalkan oleh salah seorang anggota keluarganya atau oleh teman
dekatnya. Selain itu para subyek menambahkan bahwa mereka menemui
Dukun dikarenakan adanya dorongan dari keluarganya atau dari teman
terdekat subyek untuk menemui Dukun dalam usahanya untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya.
Disamping adanya dorongan dari pihak luar, alasan seseorang
untuk menemui Dukun juga tidak dapat dilepaskan dari latar belakang
kebudayaan tempat orang tersebut tinggal, dimana masih adanya
kepercayaan bahwa seorang dukun memiliki kemampuan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh seseorang.
Hal ini sesuai dengan pengertian motif sosiogenetis yang
menyatakan bahwa Motif sosiogenetis berasal dari lingkungan kebudayaan
tempat orang berada dan berkembang. Motif ini tidak bergantung pada
keadaan fisiologis individu, melainkan timbul sebagai akibat dari interaksi
dengan orang atau hasil kebudayaan. Dengan kata lain motif ini
bergantung pada lingkungan (Handoko, 1992 : 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang menjadi motif atau yang melatar belakangi seseorang untuk menemui
Dukun adalah untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi
dengan menggunakan bantuan spiritual dari Dukun,permasalahan tersebut
bermacam – macam dari yang bersifat pribadi, permasalahan dalam keluarga,
untuk melancarkan bisnis atau usaha, maupun permasalahan dalam hubungan
interaksi sosial. Disamping untuk mengatasi permasalahan, seseorang
menemui Dukun untuk menambah wawasan atau pengetahuan.
Latar belakang seseorang memilih untuk menemui Dukun tidak dapat
dapat dilepaskan dari adanya pengaruh atau dorongan dari lingkungan
disekitar orang tersebut tinggal, pengaruh atau dorongan tersebut yaitu berupa
ajakan atau dorongan dari orang – orang di sekitar individu untuk menemui
Dukun, dan juga karena adanya kepercayaan dalam kebudayaan yang
berkembang di daerah lingkungan tempat tinggal individu tersebut yang
memiliki keyakinan akan kekuatan yang dimiliki oleh seorang Dukun yang
tidak dimiliki oleh orang lain.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Saran
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi contoh bukti nyata dari pengaruh kebudayaan yang
berkembang dalam suatu daerah terhadap motif dari seseorang untuk
melakukan suatu tindakan terutama latar belakangan seseorang untuk
menemui Dukun. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan
dengan cara melihat makna atau arti dari Dukun bagi para subyek sehingga
dapat lebih mengoptimalkan hasil dari penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan untuk dapat melakukan persiapan yang lebih matang sebelum
melakukan penelitian kualitatif studi deskriptif, terutama dalam melakukan
pendekatan dengan nara sumber atau subyek penelitian, dan memberikan
raport yang sejelas – jelasnya mengenai tujuan dari penelitian, sehingga pada
saat pengambilan data atau melakukan wawancara, subyek penelitian atau
para sumber dapat merasa lebih nyaman dan memberikan pernyataan dengan
lebih terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin MA. 1998. Metode penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Corbin, J. & Strauss, A. (1997) Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif : Prosedur,
Teknik, dan Teori Grounded. PT. Bina Ilmu, Surabaya. Endraswara, Suwardi. 2003. Falsafah Hidup Jawa, Tangerang: Cakrawala. Handoko. 1992. Motivasi dan Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta, Kanisius Herusatoto, Budiono. 1987. Simbolisme Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita
Offset.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta: Balai Pustaka. Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian, Bandung: PT. Eresco. Kompas Cyber Media. Edisi Rabu, 2 Oktober 2002.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/02/naper/feno12.htm.FenomenaAlam"MbahDukun”
Magnis Suseno, Frans. 1983. Etika Jawa dalam Tantangan (Bunga Rampai). Yogyakarta: Kanisius.
Martaniah, SM. 1984. Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan Keturunan Cina;
Suatu Studi Perbandingan. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press Mulder, Neils. 2001. Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Yogyakarta: LkiS Nanath. 2008. Faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia.
http://www.w3.org/1999/xhtml.FaktorPersonalYangMempengaruhiPerilakuManusia.kuliahkomunikasi.com
Pikiran Rakyat Cyber Media. Edisi Kamis, 26 Agustus 2004. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/0804/26/0409.htm.DukunCabulGarapMahasiswiJakarta Poerwandari, Kristi E. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia. Purwadi. 2004. Dukun Jawa, Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Sarjana. H.A dan Endah, Kuswa 2008. Pranata Sosial dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Grafika Indah.
Seauto, Gnothi. 2007. Kenapa Orang Pergi ke Dukun ?.
http://illuminationis.wordpress.com/2007/01/21/kenapa-orang-pergi-ke-dukun/
Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Suseno, Frans Magnis. 1997. Javanese Ethics and World-view, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama Wikipedia Indonesia. 2006. Dukun. http://id.wikipedia.org/wiki/Dukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
VERBATIM SUBYEK 1 Nama : TS Pekerjaan : Pedagang Tanggal wawancara : 12 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah peneliti Tante seberapa sering ketemu sama dukun? Ya… kadang – kadang, yaa.. dua bulan sekali Pernah lebih nggak? Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu. Tante kenal sama dukunnya itu dulu dari mana? Ya dari saudara, dikenalin sama saudara. Itu tante memang mencari, bertanya sama saudara, atau ada saudara yang mengenalkan? Ndak, ndak mencari. Diajak. Bisa diceritain mboten? Kok bisa kesana itu bagaimana? Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal,trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho. Trus habis itu kesana sendiri? Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu lho.. Tante habis itu sering kesana nggih? Itu kalau kesana tujuannya apa? Tujuannya ya cuma mencari ketenangan Selain mencari ketenangan wonten tujuan yang lain? Ya… nggak ada. Wis tenang, udah cuma itu. Kenapa kok tante milihnya kedukun? Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen, temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya.. Apa nggak mencoba mencari alternatif yang lain gitu?kayak mungkin dokter atau psikolog. Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan. Bisa dijelasin, maksudnya ketergantungan itu bagaimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ya ketergantungan kalo nggak kesana kayak pingin kesana hehe… kalau ada masalah kalau nggak bilang kesana itu kok kayak belum plong gitu lho. Kalau udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho. Tante percaya banget sama dukunnya? Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya kalo saya ya.. Kalo dapet wejangan-wejangan gitu, sama tante gimana? Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat yang ngga..hehe.. Berarti nggak wajib dijalankan? Enggak.. enggak.. Kayak ada syarat-syarat apa gitu? Ohh.. enggak.. Tapi memang biasanya ngasih syarat-syarat apa tidak? Enggak.. kalo yang saya kenal itu enggak pernah ngasih syarat , ya lakune kudu sabar, nerimo, pokoknya berserah dirilah.. gitu.. kejawen gitu lho.. Ohh..dukunnya ini kearah kejawen? Kejawen..ho oh.. bukan dukun kembang menyan itu bukan..hehe.. ya paranormal ya.. Yang dirasakan sama tante waktu ketemu sama dukunnya ? Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu.. Tante merasakan ada perubahan, setelah bertemu dengan dukun? Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur.. Tante punya pengalaman yang unik atau yang menarik selama bertemu dengan dukun? Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho.. Berarti kalo saya simpulkan, menurut tante, dukunnya itu bener-bener membantu banget, Iya, membantu.. maksudnya bisa memberikan perubahan untuk tante dari yang sebelumnya mungkintadi katanya kurang percaya diri.. kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
VERBATIM SUBYEK 2 Nama NI Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal wawancara : 17 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah subyek Seberapa sering tante pergi kedukun? Saya sebetulnya kok tidak pergi kedukun, tapi saya pergi ke orang pinter. Kalo dukun itu ada..eee... kebanyakan dia khusus orang nambani. Dukun bayi, dukun pijet itu, tapi kalo orang pinter, paranormal, atau istilahnya spiritual itu lain. Kalua saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. Berarti bisa dibilang kalau perginya itu tidak rutin ya? Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat. Maksudnya tante yang darurat itu yang bagaimana? Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter. Menurut tante sampai saat ini cukup sering nggak ketemu sama dukun itu?maksudnya, tadi khan tante bilang pada saat-saat penting atau moment tertentu, hingga saat ini itu cukup sering nopo mboten? Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal apa? Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indar keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. Cara tante mengenal orang pinter atau dukun itu lewat bagaimana? Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana. Kalau misalnya mencari sendiri itu pernah atau tidak? oo.. tidak pernah..tidak pernah.. Jadi bisa dibilang.. Ada perantara lah, kira-kira begitu. Bukan karena keinginan untuk mencari? Tidak,,tidak.. jadi seunpama, oh disana ada orang pinter nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari pengalaman tante sendiri selama tante bertemu sama dukun itu, seberapa percayakah tante sama dukun yang pernah tante temui itu? Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya Tadi khan tante bilang kalo tante pergi kedukun karena ada yang mengenalkan, ada yang mengantarkan kesana, tapi itu khan juga tidak lepas karena tante sendiri punya kebutuhan untuk kesana.. Iya..iya..iya.. Nah untuk memenuhi kebutuhan itu kenapa kok tante memilih kedukun? Makanya tadi saya bilang dukun itu bisa diidentik dengan pengobatan..ya, biasanya pengobatan atau ya misalnya tukang pijet atau dukun bayi iya tho.. tapi kalo orang pinter lain, istilahnya ada istilah dukun tuh kalo udu rukun, tapi kalo orang pinter khan tidak. Itu lho.. orang pinter itu dia cenderung biasanya suka rela, nah saya kesana itu karena ya itu tadi ada kecocokan, karena kalo saya tidak cocok tidak bakalan saya ulang kesana gitu lho, mungkin dilain orang..saya juga gitu lho.. ohh lha saya tidak cocok dengan A mungkin saya cocoknya dengan si C gitu. A sama C itu sama-sama orang pinternya? Sama-sama orang pinternya. Jadi saya, ya memang.. makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga, ada orang kedua, ketiga. Ini tadi tentang kepercayaannya tante tadi ya sama dukun, tante bilang khan tergantung sama orangnya itu tadi. Dari pengalamannya tante, namanya orang pinter atau dukun itu tadi khan dia kadang memberikan wejangan-wejangan, trus kayak memberikan syarat-syarat, lha itu menurut tante sendiri wejangan atau syarat dari dukun itu bagaimana? Maksudnya bagi tante sendiri.. Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho. Maksudnya yang masuk akal itu ? Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih kambing berapa ratus, atau berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Itu dari pengalaman tante sendiri? Iya. Setelah tante menjalankan syarat-syarat yang dijalankan sama tante dari dukun itu tante merasakan ada perubahan nggak? Maksudnya perubahan dari sebelum bertemu sama dukun itu sama setelah menjalankan syarat-syarat atau wejangan dari dukun itu ada perubahan apa tidak? Ada yang ada, ada yang tidak. Bisa dijelaskan? Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. Tadi tante ngomong tentang rasa, itu perasaan ya.. yang dirasakan sama tante, atau perasaan tante waktu tante itu bertemu sama dukun, trus berkonsultasi sama dukun itu yang tante rasakan apa? Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. Tante ada perasaan seperti gugup nopo biasa-biasa aja gitu nggak, waktu ketemu sama dukun? Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya. Berarti nggak ada perasaan seperti gugup atau cemas gitu? Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya. Kembali lagi ke pertanyan sebelumnya, tante bilang khan tante kedukun karena ada kebutuhan. Iya kebutuhan. Kalau boleh saya tahu, itu kebutuhannya seperti apa? Maksudnya bisa dijelaskan mboten, kebutuhannya itu kebutuhan dalam hal apa? Apakah kebutuhan yang sifatnya pribadi, atau hubungan dalam hal sosial dengan masyarakat? Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah.. Bisa lebih dijelaskan lagi, mungkin kalo pribadi itu seperti apa, kalo keluarga itu seperti apa? Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sifatnya umum atau yang sifatnya keluarga, jadi bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan ee. Ketenangan dalam keluarga itu.. bagaimana itu menjadi sejahtera. Ini pertanyaan terakhir, menurut tante seorang dukun atau yang tante bilang seorang orang pintar menurut persepsi tante sendiri itu orang yang bagaimana? Kalo..kalo.. gini ya, kalo saya kalo orang pintar itu biasanya dia akan memberikan sesuatu pendapatnya, memberikan ilmunya dengan tidak ada pamrih ya.. misalnya ya saya ikhlas lah membantu orang.. itu namanya orang pinter. Tapi kalo dukun, itu tadi sifatnya, dia akan mengobati orang dengan imbalan. Karena orang pinter itu kadang-kadang kita kita kesitu itu tidak kok harus.. cuma kita ngobrol, sharing, ya.. itu..itu.. sudah..sudah..mungkin bisa..bisa istilahnya memperoleh tujuan kita. Kalo dukun memang kita kan kesitu.. saya punya niat, seumpama mau nyantet orang, mau berobat, itu kedukun.. iya tho..kita memerlukan jasanya dia.. Tapi khan kalo orang pinter tidak harus seperti itu. Kita cuma ngobrol-ngobrol, seperti tadi memang orang pinter dia, kita khan cuma ngobrol-ngobrol, nggak ada yang..nggak ada kayak dukun itu.. Tapi dia khan tahu, dia punya indra keenam, dia punya kelebihan daripada kita. Gitu lho.. Kalo dukun itu identiknya ya dia mesthi dibayar, dengan umik-umik..hee.. mbuh karo disebul, mbuh karo diidoni, mbuh karo disemburlah.. kalo orang pinter khan enggak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
VERBATIM SUBYEK 3 Nama : IT Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tanggal wawancara : 27 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah subyek Seberapa sering ibu pergi kedukun? Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual. Dukun yang ibu temui itu dukun yang seperti apa, kalo boleh saya tahu? Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya kadang memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan. Maksudnya ini itu yang tadi ibu bilang bener juga itu maksudnya bagaimana? Jadi kadang yang dia katakan, apa yang saya anu itu, dia katakan itu pertamanya itu wah apa iya sih, gitu..tapi setelah sekian itu ternyata bener juga. Misalnya contohnya saya pernah suatu ketika saya itu di.. saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu.. saya memang terasa, suatu ketika misalnya pekerjaan itu ternyata dia sabot dari belakang, tapi trus seakan-akan dimuka saya itu baik gitu lho, tapi saya nggak percaya orang itu apa tidak itu nggak begitu percaya, nah saya ada.. temen lah, ohh disana itu ada orang pinter, gitu.. saya iseng, saya menanyakan apa yang saya rasakan, kok saya itu begini-begini, kok kayaknya ada orang yang tidak senang dengan saya dengan pekerjaan saya, padahal tahu-tahu ada kok pekerjaan saya kok tahu-tahu tidak sesuai dengan yang apa yang.. ternyata disabot dari belakang, gitu.. Nah si Bapak itu,ee.. orang tua itu bilang “oya memang kamu ini ada yang sirik pada kamu.” Lho..kira-kira siapa ya pak? Saya bilang gitu. ”oo ini temen kamu sendiri, ini perempuan kok.” Saya jadi..siapa yaa? Saya memang satu-satunya temen saya memang ada disitu, memang dalam hal pendidikan dia lebih tinggi daripada saya, tapi dia itu tidak begitu disenangi oleh atasan karena apa, orangnya tidak cekatan gitu, lha mungkin apa itu? Lha tapi belum..belum.. tapi tidak mungkin, anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
lemah lembut, kayaknya slow..apa..anaknya slow banget, gitu.. Trus saya dikasih sama bapak itu supaya itu orang yang menganu saya itu supaya biar berhenti atau biar tidak mengganggu saya lagi saya dikasih waktu itu kayak beras sama saya disuruh nanti saya ngambil beras trus dia ngasih ramuan supaya dicampur nanti disebar di yang dia lewat, pintu-pintu utama kantor saya. Betul juga, setelah saya sebar itu, keliatan memang dia itu secara diam-diam itu.. jadi saya.. ohh bener ternyata, ternyata dia secara diam-diam itu dia ngomongken saya ke atasan saya, lha atasan saya karena baik sama saya nanya sama saya, saya jadi tahu ohh kok begitu ya.. jadi ketahuan gitu lah.. lha sejak itu kadang saya kalo ada apa-apa saya kesana nanya, trus lagi contohnya itu khan ee.. anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. Oleh sana saya dikasih misalnya ee.. gula gitu lho, saya dikasih gula yang sudah diramu supaya nanti kalo anaknya itu apa, minum dikasih gula itu. Nah tapi dan setelah saya kasih, nyatanya juga bisa, sementara bisa mereka saling sekolah dulu, gitu. Dan nyatanya juga begitu, itu. Trus nanti suatu ketika lagi, ya memang itu khan tidak bisa terus di setiap bulan atau enggak..yaa..apabila saya butuh ya saya kesana. Trus juga misalnya saya dikasih tahu, “Bu, nanti akan ada.. apa ya, harus hati-hati misalnya akan ada sesuatu.”, gitu misalnya. Biasanya itu saya itu juga merasakan memang ada perubahan dalam hidup saya,gitu. Jadi bisa dibilang kalo ibu pada saat kesana, ke orang tua atau dukun itu pada saat membutuhkan? Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana. Itu yang ibu datangi itu hanya satu orang dukun, atau lebih? Lebih..saya bilang lebih, karena .. Bisa diceritakan lagi, yang ibu temui itu tidak hanya satu orang dukun saja? Iya, maaf tadi terganggu sebentar karena ada telpon. Memang saya tidak mendatangi satu orang, kadang saya misalnya ada temen..eh disana ada orang pinter ya kadang saya kesana, dan kebetulan kalo pas ada sesuatu masalah gitu saya coba nanyakan. Juga masalah..itu tidak hanya masalah ini ya, mungkin juga masalah kesehatan gitu, misalkan ee.. saya punya sakit kok dada saya sering sakit gitu tapi kadang-kadang trus saya dikasih tahu, ohh disana bisa memberikan obat saya pernah juga kesana ya, yaa.. disana nanti dikasih air putih, air aqua itu yang sudah diramu-ramu, gitu. Yaa.. kadang-kadang saya begitu datang, melihat orangnya itu kalo nggak apa ya..kalo nggak sreg gitu ya ndilalah kalo ngak sreg itu ya kok ya tidak ngefek gitu.. tapi memang insting apa ya menurut saya kalo ketemu, ohh ya ini, kalo ketemu sudah punya rasa, itu ya kayaknya ada faktor sugesti juga disitu. Memang saya tidak satu orang, tidak. Kalo saya banyak orang, yang saya temui bermacem-macem. Ternyata ya memang ada yang saya temui ada yang oh ini untuk pengobatan, oh ini untuk sesuatu untuk masalah apa ya untuk membantu pengeluaran masalah apa untuk memberikan solusi gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Ibu tadi bilang kalo yang ibu temui itu tidak hanya satu dukun saja, tapi banyak. Caranya ibu mengenal dukun-dukun yang ibu ketahui itu apakah ibu mencari tahu sendiri, dalam artian ibu bertanya kepada orang trus ibu datang kesana, atau dikenalkan oleh orang atau diajak kesana? Kebanyakan saya dikenalkan, jadi kebanyakan saya diajak teman atau saudara yang pernah kesitu dan sudah menghasilkan sesuatu untuk mereka. Dia bilang misalkan saya kesana itu gini-gini-gini nah saya ikut pertamanya, saya ikut trus saya kalo sudah melihat kok insting saya kayaknya memang ini bisa membantu saya, saya kesana. Kebetulan juga kalo sana membantu saya, saya baru.. Tapi kalo saya mencari-cari nggak, karena ya sebetulnya saya nggak begitu ini ya, nggak begitu tahu gitu, kalo enggak dikasih tahu enggak tahu. Jadi ibu tidak kesana karena keinginan atau inisiatif sendiri mencari tahu? Iya, memang saya ada sesuatu itu mencari tahu itu kadang-kadang wah ngendi yo.. lha kebetulan temen saya ngasih tahu, ohh sana lho.. aku kok nduwe masalah ngene-ngene, misal gitu, saya itu nggolek piyayi sepuh mana ya? Ohh sana lho ada, itu baru kesana. Dan itu tidak hanya..saya mungkin karena saya itu juga kerena kegiatan saya itu saya juga pegawai, saya juga bersosial dengan masyarakat banyak gitu, juga karena saya khan juga usaha kecil-kecilan, misalnya nyambi-nyambi dagang lha itu saya juga ini misalnya saya ada barang yang harus saya jual gitu lha saya piye, agar ini bisa laku itu ohh ya itu harus gini-gini-gini, ibu coba dengan srono begini mudah-mudahan bisa terjual.. ee ya sok kadang pernah begitu, gitu. Tadi ibu bilang kalo ibu datang kedukun terus dukun itu meberikan saran atau syarat-syarat, ibu jalankan. Tapi sebenarnya kalo boleh saya tahu, tingkat kepercayaan ibu sendiri terhadap dukun itu babaimana? Kalau tingkat kepercayaan saya ya seperti yang saya katakan tadi, pertama-tama saya melihat dulu apaya, karena ada faktor sugesti itu lho mas, saya lihat dulu orangnya bagaimana dia itu memberikan penjelasan, memberikan solusi itu memang nalar dan memang ada..ee..ada kaitan, dan rasa saya sreg ya kepercayaan saya bisa 75%, diatas 50%. Tapi kalo saya melihat gini dan orang tua itu belum-belum sudah “woo saya ini itu yang datang kesini jendral ini.” Ada yang begitu, saya malah.. wah ini ndak apa ya..saya kurang ini.. karena trus saya trus sebelumya kok sudah takabur, gitu. Tapi khan ada yang merendah, dan ini semua itu karena Tuhan yang nganu, kita khan hanya berusaha gini-gini, itu saya malah jadi sedikit-sedikit percaya, tapi lama-lama setelah saya rasakan ohh ada manfaatnya baru saya percaya, tapi kalo yang baru belum-belum sudah..apalagi sudah menjelekkan orang lain, “wah itu apa kesana?”. Saya enggak seneng, itu sudah, saya 10% aja enggak percaya. Jadi tergantung sama dukunnya itu sendiri? Iya. Makanya saya tidak satu orang. Kalau saya boleh tahu ibu kalo ada masalah atau ada ganjalan, ibu bilang ada ganjalan ya, kenapa kok ibu milihnya pergi kedukun? Kenapa kok tidak perginya ketempat yang lain? Atas dasar apa yang mendorong ibu kok pergi kedukun?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. Dan itupun saya juga tidak lepas saya tetep berdoa, tetep menjalankan ibadah saya, kewajiban saya sebagai umat kepada Tuhan-nya. Kalau boleh saya tahu, waktu ibu ketemu sama dukun, apa sih yang ibu rasakan? Ini bukan, kalau saya tidak kedukun ya.. ee..orang anu, orang spiritual itu. Kok saya kalo bilang dukun saya gini ya..karena kalo dukun itu nek udu rukun. Karena mereka yang saya datangi kadang-kadang mereka tidak mematok harga, kalo dukun biasanya matok harga. Ohh, beda ya? Beda.. kalo menurut saya lho ini. Kalo dukun itu biasane kamu gini.. tapi kalo yang asli itu kadang-kadang dia tidak ee.. misalnya kalo datang kesini itu tidak harus ngasih uang. Menurut ibu itu pengertian dari dukun itu sendiri apa? Atau mungkin ibu bisa membedakan antara dukun dengan orang yang ibu temui? Kalo dukun itu biasanya itu ee.. bisa di dibilang kayak menggunakan black magic ya, karena apa.. dia, dan dia juga.. kalo menurut saya lho ini, kalo dukun itu kayaknya dia membantu orang itu karena punya pamrih, pamrihnya itu materi. Tapi kalo orang spiritual itu membantu dengan ikhlas, karena memang dia mempunyai apa ya.. mempunyai tuntutan batin untuk membantu dengan ikhlas, dia tidak menginginkan timbal balik materi, atau mengharapkan sesuatu, karena dia apa yang dia lakukan itu datangnya dari atas. Tapi kalo dukun itu biasanya mendatangkan roh-roh itu dan dia ada tarif, itu yang kalo menurut saya lho itu.. tapi kalo yang spiritual itu dia kebanyakan punya pekerjaan tetap juga, dia kadang punya jabatan, tapi dia punya kelebihan yang diberikan oleh Tuhan untuk membantu yang membutuhkan dengan ikhlas tanpa menginginkan imbalan, itu kalo menurut saya. Jadi yang membedakan antara dukun dengan orang spiritual ini dari segi materi ya? Menurut saya gitu. Tapi kalo menurut ibu sendiri, solusi yang diberikan, jalan keluar yang diberikan, atau syarat-syarat yang diberikan antara dukun ini dengan orang spiritual ini hampir sama atau sama sekali berbeda? Yaa… ya berbeda tapi.. kalo menurut saya memang berbeda, bedanya tapi nggak..ya.. ya gimana ya, susah saya ngasih tahunya ya.. karena spiritual itu kadang kami diminta untuk apa ya.. disamping itu khan.. misalnya saya agamanya apa.. “Kamu disamping itu lha monggo nanti dengan menurut ajaran agama saya melakukan ini-ini-ini, misalnya harus sembhayang pada malam hari dengan..apa ya.. dengan doa-doa menurut kepercayaan kita, terus disamping itu mungkin ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
diberi air atau apa aja yang sudah di.. apa ya.. sudah diberi kekuatan ya kemungkinan dari beliaunya. Tapi kalo menurut pernyataan ibu tadi seperti diawal, khan ibu menyatakan kalau dari orang yang ibu temui ibu khan diberi semacam contohnya beras ketan, nasi kuning untuk disebar dipintu masuk, dan diberi air yang diberi doa-doa atau jampi-jampi. Apakah itu juga tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan sama dukun? Ya tadi, perbedaannya khan tipis, perbedaannya hanya pada di materi tadi lho, kalo dukun itu biasanya apa ya.. dia matok harga, gitu. Kalau boleh saya tahu, yang dirasakan sama ibu waktu ketemu sama orang yang ibu temui orang spiritual ini, yang dirasakan sama ibu itu apa? Tadi khan saya sudak menyampaikan kan, saya melihat dulu figur orang dan orang bagaimana mereka memberikan solusi, kalau memang mereka itu ya ada.. saya punya insting, punya.. wah orang ini memang bisa saya mintai untuk membantu saya untuk memberikan solusi. Tapi kalau tidak ya..kalau dari awal ngomongnya saja sudah tidak pas ya saya dari awal ngomongnya saja sudak tidak pas ya saya tidak percaya, dan nggak bakalan saya kembali kesitu lagi. Maksud saya bukan kepercayaan, tetapi apakah ibu merasa seperti misalnya merasa nyaman atau mungkin merasa gugup, atau bagaimana? Ya itu tadi yang saya bilang mas, kalau memang saya pertamanya saya sudah memang sudah ada insting dan sudah merasakan karena dia memberikan solusi atau memberikan ee.. waktu kita datang kita omong, trus dia awal omong itu sudah enak, sudah menyejukkan ya saya sejuk dan merasakan ada sesuatu yang itu bisa membantu saya, tapi kalo sudah pertama saja ee.. apa ya..ngomong pertama saja sudah tidak mengenakkan, dari situ saya sudah ndak bakalan saya datang kesana lagi, karena saya sudah merasa tidak nyaman, sudah tidak..tidak ngehh kesana, gitu. Jadi kembali lagi itu tergantung sama orang yang ditemui ya? Iya.. he eh.. jelas no, karena itu khan yang mau membantu saya kok, yang saya nanti akan menyampaikan apa yang menjadi uneg-uneg saya kok, kalo saya dari awalnya saja sudah enggak ini khan enggak mungkin saya sampaikan, kenapa saya harus ngudho woro batin saya? Wong saya sudah tidak nganu yang saya mintai itu. Kalau boleh saya tahu, tadi ibu bilang beberapa dari beberapa masalah yang ibu utarakan ke orang pintar, orng spiritual tadi seperti itu khan banyak masalah kerja, masalah keluarga, trus masalah pribadi juga. Dari yang ibu rasakan atau ibu alami apakah ibu merasakan ada perubahan dari sebelum ibu berkonsultasi dengan orang spiritual ini dan setelah berkonsultasi? Ada yang iya ada yang tidak. Maksudnya bagaimana bu? Bisa dijelaskan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Ya mungkin ee.. karena dari sekian itu ada perubahan atau tidak ya memang ada yang perubahan itu cepet saya rasakan, tapi ada juga yang pakai tenggang waktu baru saya merasakan itu ada. Bisa dijelaskan perubahan yang terjadi sama ibu seperti apa? Ya misalnya masalah pekerjaan tadi, itu tidak seketika itu saya rasakan, tapi lama-lama itu setelah.. ohh, bener juga yang dikatakan bapak itu, ternyata temenku sendiri yang menohok saya dari belakang, secara tidak ini dia itu terucap, gitu lho. Baru, ohh..ternyata betul. Tapi saya waktu itu khan belum percaya, pati bapak itu sudah ngomong kalo itu temen kamu sendiri dan tidak jauh dari kamu, ksmu harus hati-hati. Tapi karena saya melihat orang itu apa ya..kayaknya tidak mungkin menurut kacamata saya, nah dan temen-temen sekeliling saya yang malah ngasih tahu saya, gitu. Ohh gitu, tapi ya itu hanya untuk pengetahuan saya dan saya tidak berbuat..apa ya..frontal kepada orang itu ndak.. sesuai dengan ..apa ya..nasehatnya bapak itu “ Ibu sudah biarkan saja, malah ibu baik. Justru nanti dia akan..” Bener, ya saya malah saya pura-pura tidak tahu, trus saya malah baikin dia, akhirnya dia terus mbalik sekarang, kayaknya mau apa ya..merasa ndak enak juga pada saya, gitu.. itu yang saya rasakan. Kalau dari dalam diri ibu sendiri? Seperti tadi ibu bilang khan kalau yang ibu rasakan ibu merasa nyaman, tapi dari diri ibu sendiri apakah ibu merasakan ada perubahan? Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah, saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami. Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu, ya berangsur bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No. Jawaban Subyek I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Ya… kadang – kadang, yaa.. dua bulan sekali Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu. Ya dari saudara, dikenalin sama saudara. Ndak, ndak mencari. Diajak. Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal,trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho. Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu. lho.. Tujuannya ya cuma mencari ketenangan Ya… nggak ada. Wis tenang, udah cuma itu. Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen, temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya.. Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan. Ya ketergantungan kalo nggak kesana kayak pingin kesana hehe… kalau ada masalah kalau nggak bilang kesana itu kok kayak belum plong gitu lho. Kalau udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho. Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya kalo saya ya.. Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat yang ngga..hehe.. Enggak.. enggak.. Ohh.. enggak.. Enggak.. kalo yang saya kenal itu enggak pernah ngasih syarat , ya lakune kudu sabar, nerimo, pokoknya berserah dirilah.. gitu.. kejawen gitu lho.. Kejawen..ho oh.. bukan dukun kembang menyan itu bukan..hehe.. ya paranormal ya.. Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu.. Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur.. Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho.. kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh. Iya, membantu..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No. Jawaban Subyek II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Saya sebetulnya kok tidak pergi kedukun, tapi saya pergi ke orang pinter. Kalo dukun itu ada..eee... kebanyakan dia khusus orang nambani. Dukun bayi, dukun pijet itu, tapi kalo orang pinter, paranormal, atau istilahnya spiritual itu lain. Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat. Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter. Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana. oo.. tidak pernah..tidak pernah.. Ada perantara lah, kira-kira begitu. Tidak,,tidak.. jadi seunpama, oh disana ada orang pinter nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu... Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya Iya..iya..iya.. Makanya tadi saya bilang dukun itu bisa diidentik dengan pengobatan..ya, biasanya pengobatan atau ya misalnya tukang pijet atau dukun bayi iya tho.. tapi kalo orang pinter lain, istilahnya ada istilah dukun tuh kalo udu rukun, tapi kalo orang pinter khan tidak. Itu lho.. orang pinter itu dia cenderung biasanya suka rela, nah saya kesana itu karena ya itu tadi ada kecocokan, karena kalo saya tidak cocok tidak bakalan saya ulang kesana gitu lho, mungkin di lain orang..saya juga gitu lho.. ohh lha saya tidak cocok dengan A mungkin saya cocoknya dengan si C gitu. Sama-sama orang pinternya. Jadi saya, ya memang.. makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga, ada orang kedua, ketiga. Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho. Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih kambing berapa ratus, atau berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu.. Iya. Ada yang ada, ada yang tidak. Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya. Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya. Iya kebutuhan. Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah.. Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang sifatnya umum atau yang sifatnya keluarga, jadi bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan ee. Ketenangan dalam keluarga itu.. bagaimana itu menjadi sejahtera. Kalo..kalo.. gini ya, kalo saya kalo orang pintar itu biasanya dia akan memberikan sesuatu pendapatnya, memberikan ilmunya dengan tidak ada pamrih ya.. misalnya ya saya ikhlas lah membantu orang.. itu namanya orang pinter. Tapi kalo dukun, itu tadi sifatnya, dia akan mengobati orang dengan imbalan. Karena orang pinter itu kadang-kadang kita kita kesitu itu tidak kok harus.. cuma kita ngobrol, sharing, ya.. itu..itu.. sudah..sudah..mungkin bisa..bisa istilahnya memperoleh tujuan kita. Kalo dukun memang kita kan kesitu.. saya punya niat, seumpama mau nyantet orang, mau berobat, itu kedukun.. iya tho..kita memerlukan jasanya dia.. Tapi khan kalo orang pinter tidak harus seperti itu. Kita cuma ngobrol-ngobrol, seperti tadi memang orang pinter dia, kita khan cuma ngobrol-ngobrol, nggak ada yang..nggak ada kayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
96 97 98 99
dukun itu.. Tapi dia khan tahu, dia punya indra keenam, dia punya kelebihan daripada kita. Gitu lho.. Kalo dukun itu identiknya ya dia mesthi dibayar, dengan umik-umik..hee.. mbuh karo disebul, mbuh karo diidoni, mbuh karo disemburlah.. kalo orang pinter khan enggak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Jawaban Subyek III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual. Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya kadang memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan. Jadi kadang yang dia katakan, apa yang saya anu itu, dia katakan itu pertamanya itu wah apa iya sih, gitu..tapi setelah sekian itu ternyata bener juga. Misalnya contohnya saya pernah suatu ketika saya itu di.. saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu.. saya memang terasa, suatu ketika misalnya pekerjaan itu ternyata dia sabot dari belakang, tapi trus seakan-akan dimuka saya itu baik gitu lho, tapi saya nggak percaya orang itu apa tidak itu nggak begitu percaya, nah saya ada.. temen lah, ohh disana itu ada orang pinter, gitu.. saya iseng, saya menanyakan apa yang saya rasakan, kok saya itu begini-begini, kok kayaknya ada orang yang tidak senang dengan saya dengan pekerjaan saya, padahal tahu-tahu ada kok pekerjaan saya kok tahu-tahu tidak sesuai dengan yang apa yang.. ternyata disabot dari belakang, gitu.. Nah si Bapak itu,ee.. orang tua itu bilang “oya memang kamu ini ada yang sirik pada kamu.” Lho..kira-kira siapa ya pak? Saya bilang gitu. ”oo ini temen kamu sendiri, ini perempuan kok.” Saya jadi..siapa yaa? Saya memang satu-satunya temen saya memang ada disitu, memang dalam hal pendidikan dia lebih tinggi daripada saya, tapi dia itu tidak begitu disenangi oleh atasan karena apa, orangnya tidak cekatan gitu, lha mungkin apa itu? Lha tapi belum..belum.. tapi tidak mungkin, anaknya lemah lembut, kayaknya slow..apa..anaknya slow banget, gitu.. Trus saya dikasih sama bapak itu supaya itu orang yang menganu saya itu supaya biar berhenti atau biar tidak mengganggu saya lagi saya dikasih waktu itu kayak beras sama saya disuruh nanti saya ngambil beras trus dia ngasih ramuan supaya dicampur nanti disebar di yang dia lewat, pintu-pintu utama kantor saya. Betul juga, setelah saya sebar itu, keliatan memang dia itu secara diam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
diam itu.. jadi saya.. ohh bener ternyata, ternyata dia secara diam-diam itu dia ngomongken saya ke atasan saya, lha atasan saya karena baik sama saya nanya sama saya, saya jadi tahu ohh kok begitu ya.. jadi ketahuan gitu lah.. lha sejak itu kadang saya kalo ada apa-apa saya kesana nanya, trus lagi contohnya itu khan ee.. anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. Oleh sana saya dikasih misalnya ee.. gula gitu lho, saya dikasih gula yang sudah diramu supaya nanti kalo anaknya itu apa, minum dikasih gula itu. Nah tapi dan setelah saya kasih, nyatanya juga bisa, sementara bisa mereka saling sekolah dulu, gitu. Dan nyatanya juga begitu, itu. Trus nanti suatu ketika lagi, ya memang itu khan tidak bisa terus di setiap bulan atau enggak..yaa..apabila saya butuh ya saya kesana. Trus juga misalnya saya dikasih tahu, “Bu, nanti akan ada.. apa ya, harus hati-hati misalnya akan ada sesuatu.”, gitu misalnya. Biasanya itu saya itu juga merasakan memang ada perubahan dalam hidup saya,gitu. Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana. Lebih..saya bilang lebih, karena .. Iya, maaf tadi terganggu sebentar karena ada telpon. Memang saya tidak mendatangi satu orang, kadang saya misalnya ada temen..eh disana ada orang pinter ya kadang saya kesana, dan kebetulan kalo pas ada sesuatu masalah gitu saya coba nanyakan. Juga masalah..itu tidak hanya masalah ini ya, mungkin juga masalah kesehatan gitu, misalkan ee.. saya punya sakit kok dada saya sering sakit gitu tapi kadang-kadang trus saya dikasih tahu, ohh disana bisa memberikan obat saya pernah juga kesana ya, yaa.. disana nanti dikasih air putih, air aqua itu yang sudah diramu-ramu, gitu. Yaa.. kadang-kadang saya begitu datang, melihat orangnya itu kalo nggak apa ya..kalo nggak sreg gitu ya ndilalah kalo ngak sreg itu ya kok ya tidak ngefek gitu.. tapi memang insting apa ya menurut saya kalo ketemu, ohh ya ini, kalo ketemu sudah punya rasa, itu ya kayaknya ada faktor sugesti juga disitu. Memang saya tidak satu orang, tidak. Kalo saya banyak orang, yang saya temui bermacem-macem. Ternyata ya memang ada yang saya temui ada yang oh ini untuk pengobatan, oh ini untuk sesuatu untuk masalah apa ya untuk membantu pengeluaran masalah apa untuk memberikan solusi gitu. Kebanyakan saya dikenalkan, jadi kebanyakan saya diajak teman atau saudara yang pernah kesitu dan sudah menghasilkan sesuatu untuk mereka. Dia bilang misalkan saya kesana itu gini-gini-gini nah saya ikut pertamanya, saya ikut trus saya kalo sudah melihat kok insting saya kayaknya memang ini bisa membantu saya, saya kesana. Kebetulan juga kalo sana membantu saya, saya baru.. Tapi kalo saya mencari-cari nggak, karena ya sebetulnya saya nggak begitu ini ya, nggak begitu tahu gitu, kalo enggak dikasih tahu enggak tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
Iya, memang saya ada sesuatu itu mencari tahu itu kadang-kadang wah ngendi yo.. lha kebetulan temen saya ngasih tahu, ohh sana lho.. aku kok nduwe masalah ngene-ngene, misal gitu, saya itu nggolek piyayi sepuh mana ya? Ohh sana lho ada, itu baru kesana. Dan itu tidak hanya..saya mungkin karena saya itu juga kerena kegiatan saya itu saya juga pegawai, saya juga bersosial dengan masyarakat banyak gitu, juga karena saya khan juga usaha kecil-kecilan, misalnya nyambi-nyambi dagang lha itu saya juga ini misalnya saya ada barang yang harus saya jual gitu lha saya piye, agar ini bisa laku itu ohh ya itu harus gini-gini-gini, ibu coba dengan srono begini mudah-mudahan bisa terjual.. ee ya sok kadang pernah begitu, gitu. Kalau tingkat kepercayaan saya ya seperti yang saya katakan tadi, pertama-tama saya melihat dulu apa ya, karena ada faktor sugesti itu lho mas, saya lihat dulu orangnya bagaimana dia itu memberikan penjelasan, memberikan solusi itu memang nalar dan memang ada..ee..ada kaitan, dan rasa saya sreg ya kepercayaan saya bisa 75%, diatas 50%. Tapi kalo saya melihat gini dan orang tua itu belum-belum sudah “woo saya ini itu yang datang kesini jendral ini.” Ada yang begitu, saya malah.. wah ini ndak apa ya..saya kurang ini.. karena trus saya trus sebelumya kok sudah takabur, gitu. Tapi khan ada yang merendah, dan ini semua itu karena Tuhan yang nganu, kita khan hanya berusaha gini-gini, itu saya malah jadi sedikit-sedikit percaya, tapi lama-lama setelah saya rasakan ohh ada manfaatnya baru saya percaya, tapi kalo yang baru belum-belum sudah..apalagi sudah menjelekkan orang lain, “wah itu apa kesana?”. Saya enggak seneng, itu sudah, saya 10% aja enggak percaya. Iya. Makanya saya tidak satu orang. Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. Dan itupun saya juga tidak lepas saya tetep berdoa, tetep menjalankan ibadah saya, kewajiban saya sebagai umat kepada Tuhan-nya. Ini bukan, kalau saya tidak kedukun ya.. ee..orang anu, orang spiritual itu. Kok saya kalo bilang dukun saya gini ya..karena kalo dukun itu nek udu rukun. Karena mereka yang saya datangi kadang-kadang mereka tidak mematok harga, kalo dukun biasanya matok harga. Beda.. kalo menurut saya lho ini. Kalo dukun itu biasane kamu gini.. tapi kalo yang asli itu kadang-kadang dia tidak ee.. misalnya kalo datang kesini itu tidak harus ngasih uang. Kalo dukun itu biasanya itu ee.. bisa di dibilang kayak menggunakan black magic ya, karena apa.. dia, dan dia juga.. kalo menurut saya lho ini, kalo dukun itu kayaknya dia membantu orang itu karena punya pamrih, pamrihnya itu materi. Tapi kalo orang spiritual itu membantu dengan ikhlas, karena memang dia mempunyai apa ya.. mempunyai tuntutan batin untuk membantu dengan ikhlas, dia tidak menginginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191
timbal balik materi, atau mengharapkan sesuatu, karena dia apa yang dia lakukan itu datangnya dari atas. Tapi kalo dukun itu biasanya mendatangkan roh-roh itu dan dia ada tarif, itu yang kalo menurut saya lho itu.. tapi kalo yang spiritual itu dia kebanyakan punya pekerjaan tetap juga, dia kadang punya jabatan, tapi dia punya kelebihan yang diberikan oleh Tuhan untuk membantu yang membutuhkan dengan ikhlas tanpa menginginkan imbalan, itu kalo menurut saya. Menurut saya gitu. Yaa… ya berbeda tapi.. kalo menurut saya memang berbeda, bedanya tapi nggak..ya.. ya gimana ya, susah saya ngasih tahunya ya.. karena spiritual itu kadang kami diminta untuk apa ya.. disamping itu khan.. misalnya saya agamanya apa.. “Kamu disamping itu lha monggo nanti dengan menurut ajaran agama saya melakukan ini-ini-ini, misalnya harus sembhayang pada malam hari dengan..apa ya.. dengan doa-doa menurut kepercayaan kita, terus disamping itu mungkin ada diberi air atau apa aja yang sudah di.. apa ya.. sudah diberi kekuatan ya kemungkinan dari beliaunya. Ya tadi, perbedaannya khan tipis, perbedaannya hanya pada di materi tadi lho, kalo dukun itu biasanya apa ya.. dia matok harga, gitu. Tadi khan saya sudak menyampaikan kan, saya melihat dulu figur orang dan orang bagaimana mereka memberikan solusi, kalau memang mereka itu ya ada.. saya punya insting, punya.. wah orang ini memang bisa saya mintai untuk membantu saya untuk memberikan solusi. Tapi kalau tidak ya..kalau dari awal ngomongnya saja sudah tidak pas ya saya dari awal ngomongnya saja sudak tidak pas ya saya tidak percaya, dan nggak bakalan saya kembali kesitu lagi. Ya itu tadi yang saya bilang mas, kalau memang saya pertamanya saya sudah memang sudah ada insting dan sudah merasakan karena dia memberikan solusi atau memberikan ee.. waktu kita datang kita omong, trus dia awal omong itu sudah enak, sudah menyejukkan ya saya sejuk dan merasakan ada sesuatu yang itu bisa membantu saya, tapi kalo sudah pertama saja ee.. apa ya..ngomong pertama saja sudah tidak mengenakkan, dari situ saya sudah ndak bakalan saya datang kesana lagi, karena saya sudah merasa tidak nyaman, sudah tidak..tidak ngehh kesana, gitu. Iya.. he eh.. jelas no, karena itu khan yang mau membantu saya kok, yang saya nanti akan menyampaikan apa yang menjadi uneg-uneg saya kok, kalo saya dari awalnya saja sudah enggak ini khan enggak mungkin saya sampaikan, kenapa saya harus ngudho woro batin saya? Wong saya sudah tidak nganu yang saya mintai itu. Ada yang iya ada yang tidak. Ya mungkin ee.. karena dari sekian itu ada perubahan atau tidak ya memang ada yang perubahan itu cepet saya rasakan, tapi ada juga yang pakai tenggang waktu baru saya merasakan itu ada. Ya misalnya masalah pekerjaan tadi, itu tidak seketika itu saya rasakan, tapi lama-lama itu setelah.. ohh, bener juga yang dikatakan bapak itu, ternyata temenku sendiri yang menohok saya dari belakang, secara tidak ini dia itu terucap, gitu lho. Baru, ohh..ternyata betul. Tapi saya waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216
itu khan belum percaya, pati bapak itu sudah ngomong kalo itu temen kamu sendiri dan tidak jauh dari kamu, ksmu harus hati-hati. Tapi karena saya melihat orang itu apa ya..kayaknya tidak mungkin menurut kacamata saya, nah dan temen-temen sekeliling saya yang malah ngasih tahu saya, gitu. Ohh gitu, tapi ya itu hanya untuk pengetahuan saya dan saya tidak berbuat..apa ya..frontal kepada orang itu ndak.. sesuai dengan ..apa ya..nasehatnya bapak itu “ Ibu sudah biarkan saja, malah ibu baik. Justru nanti dia akan..” Bener, ya saya malah saya pura-pura tidak tahu, trus saya malah baikin dia, akhirnya dia terus mbalik sekarang, kayaknya mau apa ya..merasa ndak enak juga pada saya, gitu.. itu yang saya rasakan. Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah, saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami. Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu, ya berangsur bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Kategori Pernyataan Tema 1.
2.
3.
4.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui Tujuan menemui dukun Tingkat kepercayaan terhadap dukun
Ya… kadang–kadang, yaa.. dua bulan sekali. Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu. (1-3) Ya dari saudara, dikenalin sama saudara. Ndak, ndak mencari. Diajak. (4-5) Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal, trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho. Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu. lho.. Tujuannya ya cuma mencari ketenangan (6-14) Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya kalo saya ya.. Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat yang
Sering atau rutin. Diberi tahu oleh kerabat yaitu oleh saudara. Untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi, dalam hal ioni berkaitan dengan dengan masalah setelah ditinggal mati oleh suaminya. Untuk mencari ketenangan. Kurang begitu percaya atau sedikit percaya Tergantung tingkat wejangan atau syarat yang diberikan oleh dukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
5.
6.
7.
Alasan memilih dukun Perasaan ketika bertemu dengan dukun Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
ngga..hehe.. (26-29) Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen, temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya.. Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan. Ya ketergantungan kalo nggak kesana kayak pingin kesana hehe… kalau ada masalah kalau nggak bilang kesana itu kok kayak belum plong gitu lho. Kalau udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho. (16-25) Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu.. (37-39) Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur.. Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak
Mendapat dorongan dari orang lain. Tidak memiliki alternatif lain. Mendapatkan ketenangan (ayem), seolah ada yang melindungi Menjadi lebih tenang. Menjadi lebih percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tindakke koy.. kok ya betul gitu lho.. kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh. (40-45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Kategori Pernyataan Tema 1.
2.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui
Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat. Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter. (4-11) Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana. oo.. tidak pernah..tidak pernah.. Ada perantara lah, kira-kira begitu. Tidak,,tidak.. jadi seunpama, oh disana ada orang pinter nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu... (19-24) makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga,
Jarang Hanya pada saat darurat. Pergi ke dukun kalau mempunyai masalah. Diberi tahu oleh orang lain. Dibawa oleh orang lain / ada perantara. Dikenalkan oleh orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3.
Tujuan menemui dukun
ada orang kedua, ketiga. (41-43) Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. (5-6) Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18) Iya kebutuhan. Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah.. Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang sifatnya umum atau yang
Menemui dukun untuk mencari wawasan atau menambah pengalaman Hanya sekedar sharing atau mencari pengetahuan. Untuk mencari atau menemukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.
Tingkat kepercayaan terhadap dukun
sifatnya keluarga, jadi bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan ee. Ketenangan dalam keluarga itu.. bagaimana itu menjadi sejahtera. (75-83) Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya (25-30) Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho. Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih kambing berapa ratus, atau
Selama pernyataan dari dukun tersebut pas atau sesuai maka percaya, tapi kalau tidak sesuai maka tidak percaya. Kalau syarat yang diberikan oleh dukun tersebut masuk akal atau bisa diterima dengan akal sehat maka akan dijalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
5.
Alasan memilih dukun
berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu.. (44-54) Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (64-69) jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18)
Kembali ke sugesti, kalau merasa dengan pergi kedukun bisa sembuh maka akan sembuh. Mempercayai jika dukun tersebut mempunyai kelebihan atau indra ke enam, dalam artian bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
6.
7.
Perasaan ketika bertemu dengan dukun Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (64-69) Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya. Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya. (70-74) Ada yang ada, ada yang tidak. Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi
Adanya sugesti jika pergi ke dukun bisa mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Perasaannya biasa – biasa saja, karena menganggap dukun tersebut sama – sama manusia. Adanya perubahan dalam hal perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata. Menjadi lebih maju, lebih tenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. (56-63)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Kategori Pernyataan Tema 1.
2.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui
Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual. (1-3) Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana. (66-69) Kebanyakan saya dikenalkan, jadi kebanyakan saya diajak teman atau saudara yang pernah kesitu dan sudah menghasilkan sesuatu untuk mereka. Dia bilang misalkan saya kesana itu gini-gini-gini nah saya ikut pertamanya, saya ikut trus saya kalo sudah melihat kok insting saya kayaknya memang ini bisa membantu saya, saya kesana. Kebetulan juga kalo sana membantu saya, saya baru.. Tapi kalo saya mencari-cari nggak, karena ya sebetulnya saya nggak begitu ini ya, nggak begitu tahu gitu, kalo enggak dikasih tahu enggak tahu. Iya, memang saya ada sesuatu itu mencari
Menemui dukun pada saat memerlukan bantuan spiritual, kadang dalam sebulan bisa sampai dua kali. Menemui dukun hanya saat ada kebutuhan, atau memang ada perlunya. Jadi jika tidak ada perlunya, tidak menemui dukun. Cara mengenal dukun yang ditemui dengan cara dikenalkan oleh teman atau saudara. Tetapi tidak pernah mencari sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3.
Tujuan menemui dukun
tahu itu kadang-kadang wah ngendi yo.. lha kebetulan temen saya ngasih tahu, ohh sana lho.. aku kok nduwe masalah ngene-ngene, misal gitu, saya itu nggolek piyayi sepuh mana ya? Ohh sana lho ada, itu baru kesana. (88-99) saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu (16-26) anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum
Untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di kantor, atau di tempat kerja. Untuk mengatasai permasalahan di dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.
Tingkat kepercayaan terhadap dukun
selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. (52-56) mungkin juga masalah kesehatan gitu, misalkan ee.. saya punya sakit kok dada saya sering sakit gitu tapi kadang-kadang trus saya dikasih tahu, ohh disana bisa memberikan obat saya pernah juga kesana ya, yaa.. disana nanti dikasih air putih, air aqua itu yang sudah diramu-ramu, gitu. (75-79) saya mungkin karena saya itu juga kerena kegiatan saya itu saya juga pegawai, saya juga bersosial dengan masyarakat banyak gitu, juga karena saya khan juga usaha kecil-kecilan, misalnya nyambi-nyambi dagang lha itu saya juga ini misalnya saya ada barang yang harus saya jual gitu lha saya piye, agar ini bisa laku itu ohh ya itu harus gini-gini-gini, ibu coba dengan srono begini mudah-mudahan bisa terjual.. ee ya sok kadang pernah begitu, gitu. (99-106) Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya
Untuk membatu mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Untuk mencari bantuan dalam hal sosial, atau interaksi sosial, dan juga mencari bantuan dalam hal bisnis, atau usaha dagang. Mempercayai bahwa orang tua / dukun tersebut mempunyai kelebihan, hal ini di karenakan adanya stereotip dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kadang memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan. (4-12) Yaa.. kadang-kadang saya begitu datang, melihat orangnya itu kalo nggak apa ya..kalo nggak sreg gitu ya ndilalah kalo ngak sreg itu ya kok ya tidak ngefek gitu.. tapi memang insting apa ya menurut saya kalo ketemu, ohh ya ini, kalo ketemu sudah punya rasa, itu ya kayaknya ada faktor sugesti juga disitu. (79-83) Kalau tingkat kepercayaan saya ya seperti yang saya katakan tadi, pertama-tama saya melihat dulu apaya, karena ada faktor sugesti itu lho mas, saya lihat dulu orangnya bagaimana dia itu memberikan penjelasan, memberikan solusi itu memang nalar dan memang ada..ee..ada kaitan, dan rasa saya sreg ya kepercayaan saya bisa 75%, diatas 50%. Tapi kalo saya melihat gini dan orang
masyarakat Jawa yang mempercayai bahwa adanya kekuatan spiritual yang dimiliki oleh orang tua tersebut. Kepercayaannya dipengaruhi oleh faktor sugesti. Tergantung pada orang tau atau dukun yang ditemui, jika sreg atau cocok dan sesuai nalar maka tingkat kepercayaannya bisa mencapai 75%, tetapi jika tidak sreg, atau tidak cocok maka tidak akan percaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tua itu belum-belum sudah “woo saya ini itu yang datang kesini jendral ini.” Ada yang begitu, saya malah.. wah ini ndak apa ya..saya kurang ini.. karena trus saya trus sebelumya kok sudah takabur, gitu. Tapi khan ada yang merendah, dan ini semua itu karena Tuhan yang nganu, kita khan hanya berusaha gini-gini, itu saya malah jadi sedikit-sedikit percaya, tapi lama-lama setelah saya rasakan ohh ada manfaatnya baru saya percaya, tapi kalo yang baru belum-belum sudah..apalagi sudah menjelekkan orang lain, “wah itu apa kesana?”. Saya enggak seneng, itu sudah, saya 10% aja enggak percaya. (107-121) Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. Dan itupun saya juga tidak lepas saya tetep berdoa, tetep menjalankan ibadah saya, kewajiban saya sebagai umat kepada Tuhan-nya. (123-130)
Percaya pada dukun atau orang tua dikarenakan ada stereotip dari masyarakat Jawa yang masih mempercayai adanya faktor spiritual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
5.
6.
Alasan memilih dukun Perasaan ketika bertemu dengan dukun
Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. (4-5) Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. (123-128) kalau memang saya pertamanya saya sudah memang sudah ada insting dan sudah merasakan karena dia memberikan solusi atau memberikan ee.. waktu kita datang kita omong, trus dia awal omong itu sudah enak, sudah menyejukkan ya saya sejuk dan merasakan ada sesuatu yang itu bisa membantu saya, tapi kalo sudah pertama saja ee.. apa ya..ngomong pertama saja sudah tidak mengenakkan, dari situ saya sudah ndak bakalan saya datang kesana lagi, karena saya sudah merasa tidak nyaman, sudah
Memilih pergi kedukun dikarenakan adanya kepercayaan dari orang Jawa yang masih mempercayai kelebihan dari orang tua atau dukun. Menemui dukun dikarenakan memerlukan bantuan spiritual. Tergantung pada dukun yang ditemui, jika dukun yang ditemui enak diajak omong atau bicara akan terasa menyejukkan atau menenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
7.
Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
tidak..tidak ngehh kesana, gitu. (170-178) karena dari sekian itu ada perubahan atau tidak ya memang ada yang perubahan itu cepet saya rasakan, tapi ada juga yang pakai tenggang waktu baru saya merasakan itu ada. (185-187) Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah, saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami (203-208) Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu,
Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun ada yang cepat dirasakan, tetapi ada yang lama baru terasa. Sebelum bertemu dengan dukun memiliki perasaan gelisah terhadap masalah yang dihadapi, tetapi setelah bertemu dukun menjadi merasa bisa pasrah, merasa nyaman, dan bisa menerima hidup. Sebelum bertemu dengan dukun memiliki perasaan atis atau perasaan takut untuk menghadapi hari esok, tetapi setelah menemui dukun dan mendapatkan wejangan dari dukun menjadi lebih tenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
ya berangsur bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi. (208-216)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tema Khusus Subyek Pertama
No Kategori Pernyataan Tema Umum Tema Khusus 1.
2.
3.
4.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui Tujuan menemui dukun Tingkat kepercayaan terhadap dukun
Ya… kadang–kadang, yaa.. dua bulan sekali. Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu. (1-3) Ya dari saudara, dikenalin sama saudara. Ndak, ndak mencari. Diajak. (4-5) Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal, trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho. Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu. lho.. Tujuannya ya cuma mencari ketenangan (6-14) Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya
Sering atau rutin. Diberi tahu oleh kerabat yaitu oleh saudara. Untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi, dalam hal ini berkaitan dengan dengan masalah setelah ditinggal mati oleh suaminya. Untuk mencari ketenangan. Kurang begitu percaya atau sedikit percaya
Menemui dukun secara rutin Mengenal dukun dengan cara diberi tahu oleh saudara Untuk mengatasi masalah setelah ditinggal mati suaminya Untuk mendapatkan ketenangan Kurang percaya terhadap dukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5.
6.
7.
Alasan memilih dukun Perasaan ketika bertemu dengan dukun Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
kalo saya ya.. Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat yang ngga..hehe.. (26-29) Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen, temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya.. Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan. Ya ketergantungan kalo nggak kesana kayak pingin kesana hehe… kalau ada masalah kalau nggak bilang kesana itu kok kayak belum plong gitu lho. Kalau udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho. (16-25) Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu.. (37-39) Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur.. Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya
Tergantung tingkat wejangan atau syarat yang diberikan oleh dukun Mendapat dorongan dari orang lain. Tidak memiliki alternatif lain. Mendapatkan ketenangan (ayem), seolah ada yang melindungi Menjadi lebih tenang. Menjadi lebih percaya diri.
Kepercayaannya tergantung pada syarat yang diberikan oleh dukun Memilih menemui dukun karena mendapat dorongan dari orang lain Menemui dukun karena tidak memiliki laternatif lain untuk memecahkan masalah yang dihadapi Ketika bertemu dukun merasa mendapatkan ketenangan, seolah ada yang melindungi Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun yaitu hati menjadi lebih tenang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho.. kurang percaya diri, labil banget gitu.. terus jadi tenang, semeleh. (40-45)
dan menjadi lebih percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tema Khusus Subyek Kedua
No Kategori Pernyataan Tema Umum Tema Khusus 1.
2.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui
Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat. Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter. (4-11) Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana. oo.. tidak pernah..tidak pernah.. Ada perantara lah, kira-kira begitu. Tidak,,tidak.. jadi seunpama, oh disana ada orang pinter nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu... (19-24)
Jarang Hanya pada saat darurat. Pergi ke dukun kalau mempunyai masalah. Diberi tahu oleh orang lain. Dibawa oleh orang lain / ada perantara.
Jarang menemui dukun, hanya pada saat darurat atau pada saat mempunyai masalah saja Mengenal dukun yang ditemui dengan cara dikenalkan oleh orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3.
Tujuan menemui dukun
makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga, ada orang kedua, ketiga. (41-43) Kalau saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu. (5-6) Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18) Iya kebutuhan. Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah.. Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri
Dikenalkan oleh orang. Menemui dukun untuk mencari wawasan atau menambah pengalaman Hanya sekedar sharing atau mencari pengetahuan. Untuk mencari atau menemukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Hanya sekedar sharing dengan dukun Untuk mencari pemecahan dari masalah yang sedang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4.
Tingkat kepercayaan terhadap dukun
saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang sifatnya umum atau yang sifatnya keluarga, jadi bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan ee. Ketenangan dalam keluarga itu.. bagaimana itu menjadi sejahtera. (75-83) Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya (25-30) Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho. Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih
Selama pernyataan dari dukun tersebut pas atau sesuai maka percaya, tapi kalau tidak sesuai maka tidak percaya. Kalau syarat yang diberikan oleh dukun tersebut masuk akal atau bisa diterima dengan akal sehat maka akan dijalankan
Percaya hanya jika pernyataan dari dukun tersebut sesuai dengan yang sedang dialami Percaya dan menjalankan syarat dari dukun jika syarat tersebut masuk akal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
5.
Alasan memilih dukun
kambing berapa ratus, atau berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu.. (44-54) Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (64-69) jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan. Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indra keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat. (12-18)
Kembali ke sugesti, kalau merasa dengan pergi kedukun bisa sembuh maka akan sembuh. Mempercayai jika dukun tersebut mempunyai kelebihan atau indra ke enam, dalam artian bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihat.
Ada sugesti yang menyebabkan percaya pada kemampuan dari dukun Memilih dukun karena percaya bahwa dukun memiliki kelebihan atau indra keenam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
6.
7.
Perasaan ketika bertemu dengan dukun Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti. (58-63) Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya. Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya. (70-74) Ada yang ada, ada yang tidak. Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah,
Adanya sugesti jika pergi ke dukun bisa mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Perasaannya biasa – biasa saja, karena menganggap dukun tersebut sama – sama manusia. Adanya perubahan dalam hal perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata. Menjadi lebih maju, lebih tenang.
Ada sugesti jika dukun bisa membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi Tidak ada perasaan khusus ketika berhadapan dengan dukun Setelah bertemu dengan dukun menjadi lebih tenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa.. (56-63)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tema Khusus Subyek Ketiga
No Kategori Pernyataan Tema Umum Tema Khusus 1.
2.
Tingkat keseringan menemui dukun Cara mengenal dukun yang ditemui
Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual. (1-3) Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana. (66-69) Kebanyakan saya dikenalkan, jadi kebanyakan saya diajak teman atau saudara yang pernah kesitu dan sudah menghasilkan sesuatu untuk mereka. Dia bilang misalkan saya kesana itu gini-gini-gini nah saya ikut pertamanya, saya ikut trus saya kalo sudah melihat kok insting saya kayaknya memang ini bisa membantu saya, saya kesana. Kebetulan juga kalo sana membantu saya, saya baru.. Tapi kalo saya mencari-cari nggak, karena ya sebetulnya saya nggak begitu ini ya, nggak begitu tahu gitu,
Menemui dukun pada saat memerlukan bantuan spiritual, kadang dalam sebulan bisa sampai dua kali. Menemui dukun hanya saat ada kebutuhan, atau memang ada perlunya. Jadi jika tidak ada perlunya, tidak menemui dukun. Cara mengenal dukun yang ditemui dengan cara dikenalkan oleh teman atau saudara. Mencari dukun dengan bertanya kepada teman atau saudara.
Hanya saat memerlukan bantuan spiritual Jika tidak ada keperluan tidak menemui dukun Dikenalkan oleh teman atau saudara Tanya kepada teman atau saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3.
Tujuan menemui dukun
kalo enggak dikasih tahu enggak tahu. Iya, memang saya ada sesuatu itu mencari tahu itu kadang-kadang wah ngendi yo.. lha kebetulan temen saya ngasih tahu, ohh sana lho.. aku kok nduwe masalah ngene-ngene, misal gitu, saya itu nggolek piyayi sepuh mana ya? Ohh sana lho ada, itu baru kesana. (88-99) saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu (16-26) anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat
Untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di kantor, atau di tempat kerja. Untuk mengatasi permasalahan di dalam
Mengatasi masalah di kantor Mengatasi permasalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4.
Tingkat kepercayaan terhadap dukun
latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. (52-56) mungkin juga masalah kesehatan gitu, misalkan ee.. saya punya sakit kok dada saya sering sakit gitu tapi kadang-kadang trus saya dikasih tahu, ohh disana bisa memberikan obat saya pernah juga kesana ya, yaa.. disana nanti dikasih air putih, air aqua itu yang sudah diramu-ramu, gitu. (75-79) saya mungkin karena saya itu juga kerena kegiatan saya itu saya juga pegawai, saya juga bersosial dengan masyarakat banyak gitu, juga karena saya khan juga usaha kecil-kecilan, misalnya nyambi-nyambi dagang lha itu saya juga ini misalnya saya ada barang yang harus saya jual gitu lha saya piye, agar ini bisa laku itu ohh ya itu harus gini-gini-gini, ibu coba dengan srono begini mudah-mudahan bisa terjual.. ee ya sok kadang pernah begitu, gitu. (99-106) Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya kadang
keluarga. Untuk membatu mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Untuk mencari bantuan dalam hal sosial, atau interaksi sosial, dan juga mencari bantuan dalam hal bisnis, atau usaha dagang. Mempercayai bahwa orang tua / dukun tersebut mempunyai
keluarga Untuk menyembuhkan penyakit yang di derita Untuk membantu usaha bisnis, dan untuk membantu dalam hal interaksi sosial Percaya pada dukun, bahwa dukun mempunyai kelebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan. (4-12) Yaa.. kadang-kadang saya begitu datang, melihat orangnya itu kalo nggak apa ya..kalo nggak sreg gitu ya ndilalah kalo ngak sreg itu ya kok ya tidak ngefek gitu.. tapi memang insting apa ya menurut saya kalo ketemu, ohh ya ini, kalo ketemu sudah punya rasa, itu ya kayaknya ada faktor sugesti juga disitu. (79-83) Kalau tingkat kepercayaan saya ya seperti yang saya katakan tadi, pertama-tama saya melihat dulu apaya, karena ada faktor sugesti itu lho mas, saya lihat dulu orangnya bagaimana dia itu memberikan penjelasan, memberikan solusi itu memang nalar dan memang ada..ee..ada kaitan, dan rasa saya sreg ya kepercayaan saya bisa 75%, diatas 50%. Tapi kalo saya melihat gini dan orang tua itu belum-belum sudah “woo
kelebihan, hal ini di karenakan adanya stereotip dari masyarakat Jawa yang mempercayai bahwa adanya kekuatan spiritual yang dimiliki oleh orang tua tersebut. Kepercayaannya dipengaruhi oleh faktor sugesti. Tergantung pada orang tau atau dukun yang ditemui, jika sreg atau cocok dan sesuai nalar maka tingkat kepercayaannya bisa mencapai 75%, tetapi jika tidak sreg, atau tidak cocok maka tidak
atau kekuatan spiritual Percaya karena sugesti yang dimiliki Kepercayaannya tergantung pada dukun yang ditemui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
saya ini itu yang datang kesini jendral ini.” Ada yang begitu, saya malah.. wah ini ndak apa ya..saya kurang ini.. karena trus saya trus sebelumya kok sudah takabur, gitu. Tapi khan ada yang merendah, dan ini semua itu karena Tuhan yang nganu, kita khan hanya berusaha gini-gini, itu saya malah jadi sedikit-sedikit percaya, tapi lama-lama setelah saya rasakan ohh ada manfaatnya baru saya percaya, tapi kalo yang baru belum-belum sudah..apalagi sudah menjelekkan orang lain, “wah itu apa kesana?”. Saya enggak seneng, itu sudah, saya 10% aja enggak percaya. (107-121) Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. Dan itupun saya juga tidak lepas saya tetep berdoa, tetep menjalankan ibadah saya, kewajiban saya sebagai umat kepada Tuhan-nya. (123-130)
akan percaya. Percaya pada dukun atau orang tua dikarenakan ada stereotip dari masyarakat Jawa yang masih mempercayai adanya faktor spiritual.
Percaya pada dukun karena adanya stereotipe dari kepercayaan masyarakat Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
5.
6.
Alasan memilih dukun Perasaan ketika bertemu dengan dukun
Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. (4-5) Karena saya masih anu ya, khan karena saya orang Jawa gitu, jadi untuk faktor spiritual itu masih, memang saya masih percaya faktor spiritual itu. Itu yang membuat saya kesana. Disamping saya bukan..saya bukan musrik ya, maksud saya, saya juga orang beragama. Saya tetep percaya kepada Tuhan, itu yang saya percaya, saya 100% percaya, tapi khan kadang-kadang saya mencari apa ya, bantuan lain dari spiritual. (123-128) kalau memang saya pertamanya saya sudah memang sudah ada insting dan sudah merasakan karena dia memberikan solusi atau memberikan ee.. waktu kita datang kita omong, trus dia awal omong itu sudah enak, sudah menyejukkan ya saya sejuk dan merasakan ada sesuatu yang itu bisa membantu saya, tapi kalo sudah pertama saja ee.. apa ya..ngomong pertama saja sudah tidak mengenakkan, dari situ saya sudah ndak bakalan saya datang
Memilih pergi kedukun dikarenakan adanya kepercayaan dari orang Jawa yang masih mempercayai kelebihan dari orang tua atau dukun. Menemui dukun dikarenakan memerlukan bantuan spiritual. Tergantung pada dukun yang ditemui, jika dukun yang ditemui enak diajak omong atau bicara akan terasa menyejukkan atau menenangkan.
Adanya kepercayaan dari orang Jawa yang masih mempercayai kelebihan dari dukun Memerlukan bantuan spiritual Hati terasa sejuk dan tenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
7.
Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun
kesana lagi, karena saya sudah merasa tidak nyaman, sudah tidak..tidak ngehh kesana, gitu. (170-178) karena dari sekian itu ada perubahan atau tidak ya memang ada yang perubahan itu cepet saya rasakan, tapi ada juga yang pakai tenggang waktu baru saya merasakan itu ada. (185-187) Ada juga dari sekian banyak ada juga, misal saya itu gelisah, saya kayaknya itu kadang khan ya kadang namanya orang hidup ya kadang ada masalah yang anu.. saya itu gelisah, saya nanti gimana? Tapi setelah dikasih tahu gitu dan apa yang dia katakan itu saya lakukan, ee.. saya merasa..merasa apa ya..merasa pasrah, merasa nyaman, merasa ya menerima, gitu. Itu ya ternyata enak saja saya alami (203-208) Ya kadang khan punya rasa atis, tahu atis ya? Rasa takut, untuk menghadapi hari esok itu rasanya kecil hati. Tapi setelah ya diberi misalnya untuk ibu, tadi yang saya bilang orang tua tadi, itu sebaiknya jangan dilakukan itu, kamu sebaiknya gini-gini-gini, misalnya saya disuruh berdoa doa inilah, diberi doa-doa, terus diberi ini supaya ibu cepet dilakukan supaya untuk menenangkan, gitu, ya berangsur
Perubahan yang dialami setelah bertemu dengan dukun ada yang cepat dirasakan, tetapi ada yang lama baru terasa. Sebelum bertemu dengan dukun memiliki perasaan gelisah terhadap masalah yang dihadapi, tetapi setelah bertemu dukun menjadi merasa bisa pasrah, merasa nyaman, dan bisa menerima hidup. Sebelum bertemu dengan dukun memiliki perasaan atis atau perasaan takut untuk menghadapi hari esok, tetapi setelah menemui dukun dan mendapatkan wejangan dari dukun menjadi lebih tenang.
Perubahannya ada yang cepat dan ada yang lama baru bisa dirasakan Menjadi merasa bisa pasrah, merasa nyaman, dan bisa menerima hidup Menjadi lebih tenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
bisa tenang, bisa.. aslinya juga was-was, tapinya juga ya bisa menghadapinya itu ya inilah, ndak..ndak seperti.. dulu lagi. (208-216)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related