mortalitas dan pendugaan populasi
Post on 29-Nov-2015
777 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam hal ini, dapat memperbanyak suatu ilmu lapangan untuk
menyelesaikan suatu penelitian. Sehingga mengetahui pengaruh mortalitas
terhadap suatu populasi ikan. Serta dapat menduga populasi terhadap satu perairan
yang akan diamati dan melihat bias metode.
Menduga populasi penting artinya dalam Biologi perikanan sebagai upaya
mengelola sumber-sumber hasil perikanan dimasa yang akan dating. Metode
pendugaan populasidapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu secara langsung, cara
ini dapat dilakukan pada suatu kolam yang luasnya terbatas, sebab kolam tersebut
dapat dikeringkan dan ikan-ikannya dapat di tangkap dan dihitung. Sedangkan
cara yang kedua yaitu secara tidak langsung, cara ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan pengurangan “Catch per unit effort” (Manda, 2011).
Penyebab tingginya rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor
kematian secra alami juga disebkan oleh faktor-faktor lain. Untuk janis-jenis ikan
yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain dapat berperan sebagai
penyumbang terbesar angka mortalitasnyua terjadi daripada kematian terjadi
secara alami (Manda, 2011).
1
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilakukannya praktikum mortalitas adalah untuk mengetahui
pencemaran mana yang lebih cepat menimbulkan kematian pada ikan. Dari
berbagai pencemar seperti deterjen, limbah industri rumah tangga, sampah dll.
Sedangkan pendugaan populasi adalah untuk belajar menduga populasi ikan
disuatu perairan dan untuk melihat bias dari masing-masing metoda.
Sedangkan manfaat yang didapatkan oleh praktikan yaitu Untuk
mempelajari penyebab kematian individu ikan. Penyebab kematian ikan dapat
juga disebabkan oleh faktor-faktor antara lain predasi, penyakit, pencemaran,
pemusnahan secara fisik oleh mesin atau manusia, dan gejala alam. Dan juga kita
dapat menduga populasi ikan disuatu perairan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air,
pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan
insang (Raharjo, 1980 dalam Lisa, 2009).
Menurut Suyanto (2001), Ikan nila diklasifikasikan kedalam filum
chordata, sub-filum vertebrata, kelas osteichthyes, sub-klas acanthoptherigii, ordo
percomorphi, sub-ordo percoidea, famili cichilidae, genus oreochromis, spesies
Oreochromis niloticus.
Pada umumnya jenis-jenis ikan dari keluarga Cichilidae mempunyai tubuh
yang bentuknya lonjong dan badannnya tinggi, kepalanya besar. Mulutnya lebar,
mempunyai bibir yang tebal. Sisiknya bear-besar dan kasar, gurat sisi terputus
dibagian tengah-tengah badan. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai
beberapa jari-jari keras yang tajam seperti duri. Ikan-ikan dari keluarga ini suka
mengaduk-aduk dasar air, terurtama pada waktu mau mijah; tergolong pada ikan-
ikan yang memeliara telur dan anak-anaknya (Djuhanda, 1981 dalam Ratnawati,
2006).
Bentuk ikan nila adalah pipih memanjang kesamping, mempunyai garis
pada sirip ekor. Pada sirip punggung terdapat duri-duri tajam, mata menonjol dan
relative besar dengan bagian tepi mata berwarna putih, garis linnea lateralis
terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak dibawah (Susanto, 1998 dalam
Immet pakpahan, 2008).
3
Dalam menentukan pendugaan populasi suatu jenis ikan digunakan dua
metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, yang dilakukan pada
suatu kolam yang luasnya terbatas sebab kolam terebut dapat dikeringkan airnya
dan ikannya dapat dihitung dan ditangkap satu persatu. Dan metode yang kedua
adalah secara tidak langsung dalam metode ini dilakukan dengan memperhatikan
pengurangan cath per unit effort (CPUE). Dalam hal pendugaan populasi ini
dilakukan metode penandaan yang funsingya adalah sebagai parameter populasi
terdiri atas kepadatan, mortalitas, recruitment dan laju ekploitas. Kecepatan dan
arah ruaya, penentuan umur dan pertumbuhan, tingkah laku dan daerah
penyebaran (Effendie, 2002).
Metode penaandaan itu sendiri dibagi atas marking yaitu berupa penandaan
tanda pada tubuh ikan tanpa menngguanakan benda-benda asing, tnada yang
diberikan berupa pemotongan sirip dan pembuatan tato. Sedangkan tagging yaitu
pemberian tanda pada tubub ikan dengan memberikan benda-benda asing. Benda
yang digunakan adalah yang tidak mudah berkarat seperti perak, aluminium,
plastik, nikel, elbonit dan selloid. Pada tag diberikan tangggal pelepasan, nomor
seri dan kode-kode lainnya. Adapun bagian-bagian tubuh yang diberi tag adalah
bagian kepala meliputi tulang rahang bawah dan tutup insang dan bagian tubuh
yang meliputi bagian depan depan sirip punggung bagian belakang sirip
punggung, bagian tengah badan, sirip lemak dan batang ekor (Pulungan, 2001).
4
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi perikanan tentang ”Mortalitas Ikan dan Pendugaan
Populasi Ikan” ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2012 pada hari Senin
pada pukul 10.30-13.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,
tabung reaksi, toples 3 buah, gunting bedah, Stopwatch, tangguk kecil, kain lap,
laporan sementara, buku praktikum dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan larva ikan lele (Clarias batracus) dan bayclean.
3.3. Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
Pada pendugaan populasi menggunakan metode petersen dan metode Schumacher
dan Eschemeyer. Dalam hal ini, ikan yang bertanda maupun tidak bertanda harus
dapat peluang yang sama dalam penangkapan.
5
3.4. Prosedur Pratikum
Sebelum masuk ke Laboratorium praktikan terlebih dahulu diperiksa oleh
asisten mulai dari Laporan, Laporan sementara, gunting bedah, serbet, serta alat-
alat tulis yang lengkap. Setelah semuanya lengkap baru praktikan diperbolehkan
masuk ke dalam laboratorium. Setelah itu asisten memberikan respon kepada
praktikan tentang materi-materi yang akan dipraktikumkan. Setelah respon
selesai, untuk praktikum mortalitas ikan, ambillah 3 buah toples dan masing-
masing toples diisi dengan 10 ekor ikan nila. Setelah itu masukan pada toples III
larutan 3 ml, toples II larutan 2 ml dan toples I sebagai kontrol. Kemudian
catatalah tingkah laku, denyut jantung, serta warna insang dan jantung pada 5
menit pertama dan lakukuan seterusnya sampai menit 15 menit terakhir. Setelah
didapat hasilnya catat kedalam laporan sementara. Sedangkan untuk pendugaan
populasi, pertama sediakan sampel ikan nila yang akan diamati lalu ikan tersebut
diberi tanda dan dilepaskan kembali ke perairankemudian selang beberapa waktu
ikan ditangkap kembali. Terakhir catat ikan yang tertangkap baik yang bertanda
maupun tidak sebanyak 10 kali penangkapan. Sebelum meninggalkan
laboratorium, praktikan diwajibkan membersihkan laboratorium.
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Mortalitas ikan
Sedangakan pada mortalitas ikan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mortalitas Ikan
Konsentrasi WaktuTingkah
laku/pergerakan
Bukaan
Mulut
Mortalitas
dan
keterangan
Kontrol
5’ Normal60 per
menit-
5’’ Normal60 per
menit-
5’’’ Normal60 per
menit-
Bayclaen
1 ml
5’Pergerakan naik
turun
1 kali per
menit-
5’’ Normal1 kali per
menit-
5’’’ Normal1 kali per
menit-
7
Bayclean
3 ml
5’ Normal2 kali per
menit-
5’’ Normal2 kali per
menit-
5’’’ Normal3 kali per
menit3 ekor
4.1.2. Pendugaan Populasi
Tabel 2. Perhitungan Hasil Tangkapan Ikan Bertanda dan Ikan Tidak
Bertanda
Penangkapan U r u + r m m(u + r) m2(u + r)
1 5 0 5 0 0 0
2 3 1 4 3 12 36
3 2 0 2 4 8 32
4 3 1 4 5 20 100
5 3 3 6 2 12 24
Keterangan:
u : jumlah ikan tertangkap yang tidak bertanda
r : jumlah ikan yang bertanda yang tertangkap
8
m : jumlah ikan tertangkap yang sudah bertanda
4.2. Pembahasan
4.2.1. Mortalitas ikan
Dari tabel diatas didapatkan bahwa pengaruh pencemaran lingkungan
berpengaruh atas mortalitas ikan. Namun pengaruh tersebut terjadi secara
bertahap sehingga mortalitas terjadi tidak secara menyeluruh.
Individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena limbah
biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika
lingkungan hidupnya tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan dan arahnya
tidak menentu. Adakalanya pergerkan ikan itu akan membentur dinding aquarium
atau tempat dimana ikan itu berada yang akan mengakibatrkan timbul luka pada
permukaan tubuh sehinggga keadaan itu membantu mempercepat proses kametian
individu ikan didalam aqauarium, keramba atau jaring apung. Karena pada saat
itu kemampuan ikan untuk mengikat oksigen sudah semakin sulit dan sebagian
bahan pencemar sudah terbawa darah keotak dan sistem syaraf (Ridwan et al,
2011)
Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat terjadi
mulai dari telur ikan yang baru dilepas keperairan atau yang lelah di buahi, dimasa
larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami. Pemusbahan
pada masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur ikan ovipar yang
bersifat pelagis. Telur-telur yang mengalami pemusnahan itu dapat terjadi pada
telur-telur ikan yang belum ataupun yang sudah dubuahi. Angka mortalitas yang
9
tinggi selalu terjadi pada tahap tahap larva sampai individu ikan menjadi dewasa.
Adapun penyebab mortalitas atau kematian secara masal yang berada disuatu
habitat tertentu adalah predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secra fisik
oleh mesin atau manusia dan gejala alam yang berpengaruh secara langsung.
Sedbgakan pengaruh yang tidak langsung adalah dari faktor makanan, kondisi
lingkungan yang kurang menyenangkan, beberapa jenis parasit dan tekanan sosial
(Pulungan et al., 2005).
4.2.2. Pendugaan Populasi
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktikum yakni pada pendugaan
populasi yakni dengan dilakukan penangkapan ikan sebanyak 10 kali, dimana
jumlah ikan yang bertanda sebelumnya berjumla 5 ekor dan tidak yang tidak
bertanda selebihnya berbeda tergantung kepada penangkapan yang dilakukan.
Pertama-tama ikan dilepas ke dalam wadah sebanyak 30 ekor dan
dilakukan penandaan terhadap ikan yang tertangkap tersebut sebanyak tangkapan
pertama ( 7 ekor). Setelah itu ikan tersebut dilepas kembali ke air, dilakukan
penangkapan lagi, dan yang tertangkap adalah ikan yang bertanda sebanyak 1
ekor dan ikan yang tidak bertanda sebanyak 2 ekor juga dan langsung diberi
tanda, kemudian dilepas kembali sampai 10 kali penangkapan. Untuk hasilnya
sebagaimana terlampir pada tabel di atas.
Pada praktikum pendugaan populasi ini penandaan dilakukan dengan
menggunakan marking pada ikan nila. Metode yang digunakan dalam pendugaan
populasi ikan nila (Orheochromis niloticus) adalah Metode petersen
10
sertaScumecher dan Eschemeyer. Populasi ikan nila (Orheochromis niloticus)
yang disediakan adalah 50 ekor.
Setiap kali melakukan penangkapan terdapat ikan yang bertanda dan
ikan yang tidak bertanda dengan jumlah yang berbeda, ada juga pada saat
melakukan penangkapan tidak tertangkap ikan yang tidak bertanda sebanyak 1
kali. Ini akan berpengaruh kepada hasil perhitungan terhadap pendugaan populasi.
11
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penyebab tinggi rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor
kematian secara alami juga disebabkan oleh faktor-faktor yang lain. Untuk jenis-
jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain ini dapat berperan
sebagai penyumbang terbesar angka mortalitas yang terjadi dari pada kematian
yang terjadi secara alami. Apabila angka mortalitas populasi untuk setiap
tahunnya selalu semakin membesar/tinggi maka lama kelamaan dapat
menyebabkan kepunahan suatu populasi ikan yang menghuni suatu habitat
tertentu.
Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat
terjadi mulai dari telur ikan yang baru di lepas ke perairan atau yang telah di
buahi, dimasa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami.
Pemusnahan pada tahap masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur
yang bersifat pelagis.
Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam
dalam pendugaan populasi suatu ikan dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
mertode penandaan yang terdiri atas marking dan tagging.
Sedangkan dalam perhitungannya digunkan metode yaitu metode Petersen
dan metode Schumecher dan Eschmeyer. Adapun tujuan dari pelaksanan
praktikum ini adalah untuk menduga populasi ikan disuatu perairan, melihat bias
12
dari masing-masing metode dan upaya dalam mengelola sumber-sumber hasil
perikaan dimasa yang akan datang.
5.2. Saran
Untuk menjaga ketenangan di dalam Laboratorium diharapkan kepada
asisten agar tetap menegakkan disiplin bagi praktikan yang berjalan-jalan atau
main-main selama praktikum berlangsung dan agar pratikum dapat berjalan
dengan lancar dan baik dimasa yang akan datang diharapkan alat yang digunakan
cukup lengkap sehingga memudahkan dalam praktikum.
13
top related